ISSN 2087-6920
JURNAL TEKNOLOGI & INDUSTRI Vol. 3 No. 1; Juni 2014
PENAPISAN KANDUNGAN FITOKIMIA PADA BUAH LABU KUNING (Cucurbita moschata) *ERFANUR ADLHANI1 1Program
Studi Teknologi Industri Pertanian, Politeknik Tanah Laut
Naskah diterima: 02 Mei 2014; Naskah disetujui: 02 Juni 2014
ABSTRACT Pumpkin fruit (Cucurbita moschata) is a plant used as medicine by the community. Pumpkin can also be used to treat inflammation, renal medicine, fever, migraines, reducing the risk of osteoporosis, stroke and diarrhea. Savor the fruit is already very familiar among the public, but the proof of the various bioactive components in the fruit has not been widely publicized scientific. The purpose of this study was to determine what class of chemical compounds found in pumpkin fruits. This study used a qualitative description of the method of analysis, where the determination of the content of phytochemical compounds based on color formation, deposition and foam at the pumpkin fruit botanicals reagents used in the test. The results showed that the yellow pumpkins were used in this study only contains alkaloids and flavonoids compounds, and compounds containing saponins, tannins, steroids and triterpenoids. Keywords : fruit pumpkin, Cucurbita moschata Durch, pumpkin fruit botanicals, screening of phytochemical content
ABSTRAK Buah labu kuning (Cucurbita moschata) merupakan tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai obat oleh masyarakat. Labu kuning juga dapat digunakan untuk penyembuhan radang, pengobatan ginjal, demam, migrain, mengurangi risiko osteoporosis, stroke dan diare. Khasiat buah ini sudah sangat dikenal di masyarakat, namun pembuktian berbagai komponen bioaktif dalam buah ini belum banyak dipublikasikan secara ilmiah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi golongan senyawa kimia apa saja yang terdapat dalam buah labu kuning. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskripsi kualitatif, penentuan adanya kandungan senyawa fitokimia berdasarkan pada terbentuknya warna, endapan maupun busa pada simplisia buah labu kuning terhadap pereaksi-pereaksi yang digunakan dalam uji. Hasil penelitian menunjukkan bahwa buah labu kuning yang digunakan dalam penelitian ini hanya mengandung senyawa alkaloid dan flavonoid, dan tidak mengandung senyawa saponin, tanin, steroid serta triterpenoid. Kata Kunci: buah labu kuning, Cucurbita moschata Durch, simplisia buah labu kuning, penapisan kandungan fitokimia
PENDAHULUAN Salah satu tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai obat oleh masyarakat adalah buah labu kuning (Cucurbita moschata). Air perasan buah dipercaya dapat mengobati luka akibat racun binatang. Sekitar 500800 biji segar tanpa kulit bisa digunakan sebagai obat pembasmi cacing pita pada orang dewasa. Kadangkadang diberikan sebagai obat emulsi (diminum beserta obat pencahar), setelah dicampur dengan air. Labu kuning juga dapat digunakan untuk penyembuhan radang, pengobatan ginjal, demam, migrain, mengurangi risiko osteoporosis, stroke dan diare. Berdasarkan pemanfaatan labu kuning secara empiris dan turuntemurun untuk berbagai pengobatan, diduga komoditas ini mempunyai berbagai komponen bioaktif yang perlu dibuktikan secara ilmiah (Anonim, 2010).
*Korespondensi penulis: Telepon/nomor faks Email
: 0512-21537 :
[email protected] [11]
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti melakukan pemeriksaan penapisan kandungan fitokimia terhadap serbuk simplisia buah labu kuning untuk membuktikan adanya berbagai komponen bioaktif dalam buah labu kuning. Hasil yang diperoleh nantinya mungkin dapat digunakan oleh peneliti lain sebagai bahan acuan penelitian tingkat lanjut.
METODOLOGI
Alat dan Bahan Penelitian Peralatan yang digunakan antara lain alat-alat gelas merek Schoot Duran; Pyrex dan Iwaki, hotplate (Nuova II), cawan penguap, kertas saring (Whatman No.42), aluminum foil, dan neraca analitik (Mettler BB2400). Bahan-bahan yang digunakan antara lain: 1.
Tanaman uji : buah labu kuning (Cucurbita moschata Durch) diperoleh di daerah Hambuku, kecamatan Sungai Pandan, kabupaten Hulu Sungai Utara. Bagian yang digunakan adalah buah labu kuning yang tingkat kematangannya cukup.
2.
Reagensia : HCl pekat, pereaksi Meyer, pereaksi Wagner, pereaksi Dragendorff, etanol absolut, metanol, NaOH 10%, serbuk MgSO4, besi (III) klorida, petroleum eter, asam asetat anhidrat, dan akuades.
Pengolahan Bahan Tumbuhan Buah segar dicuci bersih dari pengotoran kemudian diiris tipis-tipis, dikeringkan di bawah sinar matahari selama ± 7 hari. Buah dianggap kering apabila dipegang terasa kesat dan sudah tidak liat, kemudian simplisia kulit buah kering dipotong kecil-kecil dan disimpan dalam wadah plastik.
Penapisan Fitokimia Identifikasi alkaloid Simplisia ditimbang sebanyak 0,5 g kemudian ditambahkan 1 ml HCl 2 N dan 9 ml akuades, dipanaskan di atas penangas air selama 2 menit. Didinginkan dan disaring. Filtrat dipakai untuk percobaan berikut : a. Sebanyak 3 tetes filtrat ditambah dengan 2 tetes larutan pereaksi Meyer, akan terbentuk endapan menggumpal berwarna putih atau kuning b. Sebanyak 3 tetes filtrat ditambah dengan 2 tetes larutan pereaksi Wagner, akan terbentuk endapan berwarna coklat sampai hitam c. Sebanyak 3 tetes filtrat ditambah dengan 2 tetes larutan pereaksi Dragendorff, akan terbentuk endapan kekeruhan (Depkes RI, 1989).
Identifikasi flavanoid Sebanyak 1 g simplisia buah labu kuning dimasukkan dalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan etanol, dikocok dan dipanaskan dalam penangas selama 10 menit. Setelah itu dikocok kembali kemudian disaring dan ditambahkan 0,2 g serbuk magnesium serta 3 tetes HCl pekat pada filtrat. Campuran dikocok
[12]
dan didiamkan hingga memisah. Flavonoid positif jika terjadi warna merah, kuning atau jingga pada lapisan etanol (Depkes RI, 1989).
Identifikasi saponin (uji busa) Sebanyak 0,5 g simplisia dimasukkan ke dalam tabung reaksi, ditambahkan 10 ml air panas, didinginkan kemudian dikocok selama 10 detik. Jika terbentuk busa setinggi 1 sampai 10 cm yang stabil tidak kurang dari 10 menit dan tidak hilang dengan penambahan 1 tetes HCl 2 N menunjukkan adanya saponin (Depkes RI, 1989).
Identifikasi tanin Sebanyak 0,5 g simplisia disari dengan 10 ml akuades kemudian disaring, filtratnya diencerkan dengan air sampai tidak berwarna. Larutan diambil sebanyak 2 ml dan ditambahkan 2 tetes pereaksi besi (III) klorida 1%. Jika terjadi warna hijau, biru atau kehitaman menunjukkan adanya tanin (Harborne, 1983).
Identifikasi steroid dan triterpenoid Sebanyak 1 g simplisia dimaserasi dengan 20 ml petroleum eter selama 2 jam, disaring kemudian filtrat diuapkan dalam cawan penguap dan pada sisanya ditambahkan 10 tetes asam asetat anhidrat dan 1 tetes asam sulfat pekat (pereaksi Liebermann-Burchard). Apabila terbentuk warna ungu atau merah yang berubah menjadi biru hijau menunjukkan adanya steroid/triterpenoid (Harborne, 1983).
Analisa data Analisa data dilakukan secara deskripsi kualitatif berdasarkan pada terbentuknya warna, endapan maupun busa pada simplisia buah labu kuning terhadap pereaksi-pereaksi yang digunakan dalam uji.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Identifikasi alkaloid Alkaloid adalah senyawa amino aktif yang dihasilkan tumbuhan atau bahan tumbuhan yang mengandung nitrogen dan larut dalam air. Alkaloid biasanya tanwarna, sering kali bersifat optis aktif, dan kebanyakan berbentuk kristal tetapi hanya sedikit yang berupa cairan (misalnya nikotina) pada suhu kamar. Pada identifikasi alkaloid diperoleh hasil positif, dimana filtrat dari simplisia buah labu kuning yang dilarutkan dalam HCl 2 N dan akuades menghasilkan endapan menggumpal berwarna keputihan ketika ditambahkan pereaksi Meyer dan menghasilkan endapan berwarna kuning kecoklatan ketika ditambahkan pereaksi Wagner serta menghasilkan endapan kekeruhan ketika ditambahkan pereaksi Dragendorff. Hasil identifikasi alkaloid dapat dilihat pada Gambar 1.
[13]
Gambar 1. Hasil Identifikasi Alkaloid Keterangan : a). Uji dengan pereaksi Meyer, b). Uji dengan pereaksi Wagner, c). Uji dengan pereaksi Dragendorff Dari hasil yang diperoleh dapat dikatakan bahwa buah labu kuning memiliki kandungan senyawa alkaloid. Manfaat alkaloid dalam bidang kesehatan antara lain adalah untuk memacu sistem saraf, menaikkan atau menurunkan tekanan darah, dan melawan infeksi mikrobia (Widi dan Indriati, 2007).
Identifikasi flavonoid Identifikasi flavonoid dalam penelitian ini dilakukan menggunakan dua metode. Pada metode yang pertama dilakukan sesuai dengan prosedur penelitian, dimana filtrat simplisia buah labu kuning dalam etanol absolut diuji menggunakan serbuk magnesium dan HCl pekat. Pada metode pertama ini, hasil dinyatakan positif apabila setelah ditambahkan serbuk magnesium dan HCl pekat maka akan terbentuk lapisan dan pada lapisan etanol terbentuk warna merah, kuning atau jingga. Namun berdasarkan hasil yang diperoleh warna larutan menjadi putih kekuningan, agak keruh dan tidak terbentuk lapisan. Hasil negatif dari uji dengan metode yang pertama kemungkinan disebabkan karena serbuk magnesium yang digunakan masih dalam senyawa garam, yaitu MgSO4. Seharusnya digunakan serbuk magnesium murni, bukan berupa senyawa garam. Oleh karena itu kemudian dicobakan metode yang kedua. Pada metode kedua, simplisia buah labu kuning direndam dalam metanol kemudian dipanaskan dan setelah dingin ditambahkan NaOH 10% kedalamnya. Hasil dinyatakan positif apabila terbentuk warna merah pada campuran larutan. Dalam penelitian menggunakan metode kedua, campuran yang semula berwarna kekuningan kemudian secara perlahan mulai menunjukkan perubahan warna menjadi kemerahan setelah didiamkan beberapa saat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa buah labu kuning mengandung senyawa flavonoid. Hasil uji flavonoid dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2. Hasil Identifikasi Flavonoid
[14]
Flavonoid termasuk senyawa fenolik alam yang potensial sebagai antioksidan dan mempunyai bioaktivitas sebagai obat. Senyawa-senyawa ini dapat ditemukan pada batang, daun, bunga, dan buah. Flavonoid dalam tubuh manusia berfungsi sebagai antioksidan sehingga sangat baik untuk pencegahan kanker. Manfaat flavonoid antara lain adalah untuk melindungi struktur sel, meningkatkan efektivitas vitamin C, anti-inflamasi, mencegah keropos tulang, dan sebagai antibiotik (Waji dan Sugrani, 2009).
Identifikasi saponin (uji busa) Saponin adalah glikosida triterpenoid dan sterol. Saponin merupakan senyawa aktif permukaan dan bersifat seperti sabun serta dapat dideteksi berdasarkan kemampuannya dalam membentuk busa dan menghemolisis darah.
Manfaat saponin antara lain melawan kolesterol di usus besar sebelum terserap
kedalam aliran darah, dan sebagai pembersih sekaligus antiseptik. Pada identifikasi saponin diperoleh hasil negatif, dimana simplisia buah labu kuning tidak menghasilkan busa stabil. Uji kandungan saponin positif apabila setelah simplisia buah labu kuning ditambahkan 10 ml air panas terbentuk busa stabil setinggi 1 – 10 cm selama ± 10 menit dan tidak hilang apabila ditambahkan HCl 2 N. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini, ketika dilakukan pengocokan hanya terlihat sedikit busa yang tingginya tidak sampai 1 cm. Busa ini juga tidak bertahan sampai 10 menit sudah hilang. Maka dapat disimpulkan bahwa kemungkinan buah labu kuning tidak mengandung senyawa saponin, atau kandungannya sangat sedikit.
Identifikasi tanin Identifikasi adanya kandungan tanin ditandai dengan terbentuknya warna hijau atau biru hingga kehitaman pada filtrat buah labu kuning dalam akuades ketika dicampurkan dengan pereaksi besi (III) klorida 1%. Pada penelitian ini diperoleh hasil negatif, dimana setelah dicampurkan dengan pereaksi besi (III) klorida warna tetap putih atau tidak berwarna dan tidak berubah menjadi hijau maupun biru kehitaman. Dari hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa buah labu kuning tidak mengandung senyawa tanin. Salah satu fungsi utama tanin dalam tumbuhan adalah untuk menolak hewan pemakan tumbuhan (Harborne, 1983).
Identifikasi steroid dan triterpenoid Identifikasi adanya kandungan steroid dan triterpenoid positif apabila filtrat buah labu kuning yang dimaserasi dalam eter menghasilkan warna ungu atau merah yang berubah menjadi warna biru kehijauan apabila dicampurkan dengan asam asetat anhidrat dan asam sulfat pekat. Dalam penelitian ini diperoleh hasil negatif, dimana setelah diteteskan asam asetat anhidrat dan asam sulfat pekat warna tidak berubah, tetap putih bening. Senyawa triterpenoid/steroid merupakan salah satu kandungan metabolit sekunder yang banyak digunakan sebagai obat antara lain untuk mengobati gangguan kulit, diabetes, gangguan menstruasi, malaria dan antiinflamasi.
[15]
KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa buah labu kuning yang digunakan dalam penelitian ini hanya mengandung senyawa alkaloid dan flavonoid, dan tidak mengandung senyawa saponin, tanin, steroid serta triterpenoid.
UCAPAN TERIMAKASIH Proyek penelitian ini didukung secara finansial oleh Kopertis Wilayah XI, Kalimantan. Dana penelitian berasal dari Hibah Penelitian Tahunan Kopertis, dengan dana sebesar Rp 3.500.000,-.
DAFTAR PUSTAKA Anonima. 2010. Labu Kuning (Cucurbita moschata Durch) http://ccrcfarmasiugm.wordpress.com/ Diakses tanggal 16 September 2011 Djauhariya, E dan Hermani. 2004. Gulma berkhasiat obat. Cetakan I. Jakarta: Penebar Swadaya. 1- 4. Depkes RI. (1989). Materia Medika Indonesia. Jilid V. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Hal. 516, 518 – 519, 522. Harborne, J, B. 1967. Metode Fitokimia. Penerbit : ITB, Bandung. Hart, Harold. 1983. Kimia Organik, Suatu Kuliah Singkat. Erlangga. Jakarta. Hutapea, R, J. 1994. Inventaris Tanaman Obat Indonesia. Jilid III. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. 245-246. Riawan, S. 1990. Kimia Organik. Binarupa Aksara. Jakarta. Waji, R.A, dan A. Sugrani. 2009. Flavonoid (Quercetin). Makalah Kimia Organik Bahan Alam. Program S2Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin. Widi, R.K, dan T. Indriati. 2007. Penjaringan dan Identifikasi Senyawa Alkaloid dalam Batang Kayu Kuning (Arcangelisia Flava Merr). Jurnal ILMU DASAR 8 (1) : 24-29.
[16]