PEMUDA HUJAN By Muhlis Ali 09.11.2902
Flash Fiction "Rindu Hujan"
@maulaali, 2011
EXT.TAMAN-SIANG BGM: "Saint Agnes and Burning Train" by STING NARATTOR Ini kisah di kota pemuja hujan yang penuh kepedihan. Sepasang kekasih yang dipisahkan takdir. Kisah kota yang selalu merindukan hujan. Di sebuah hari yang cerah di taman kota duduk seorang pemuda bernama Navis(20s). Di benaknya, dia terus memutar bayangan-bayangan kejadian hampir setahun yang lalu, bayangan kekasihnya yang amat dicintainya. Kekasihnya yang pergi dengan belati emasnya. Belati untuk gadis terpilih, gadis-gadis pemanggil awan. FULL SHOT: BANGKU TAMAN, DAN NAVIS CLOSE ON: TANGANNYA YANG MEMEGANGI SEBUAH MANGKUK PLASTIK BERISI AIR SABUN DI PANGKUAN. TERDENGAR SUARA-SUARA PERCAKAPAN DI KEPALA NAVIS. NAVIS (pandangan kosong) Sinta, kau juga rindukan hujan? JUMP CUT TO: INT.KAMAR MANDI-SETAHUN YANG LALU REFLECTION SHOT: Navis sedang jatuh cinta. Sudah hampir 20 menit berada di depan cermin, bersolek. Hari ini dia akan menemui Sunni (19s) teman wanitanya. Di luar hampir hujan. Tape yang ada di kamarnya memutar lagu milik Rihanna: "You can stay under my umbrella..ella..ella e e" CUT TO: INT.KAMAR SINTA-BEBERAPA MENIT SEBELUM DIJEMPUT NAVIS SUNNI (sedikit berteriak) Ma! Payung Sinta di mana? MAMA SUNNI (V.O) (suara dari arah dapur) Mungkin dipakai adikmu. Pakailah yang lain. (CONTINUED)
CONTINUED:
2.
Sinta mengambil payung yang lain. Suara ketukan di pintu depan. Santi membukanya, Navis sudah berdiri dengan sedikit basah. Payung warna-warni di tangannya. CUT BACK TO: EXT.TAMAN-SIANG-WAKTU SEKARANG NAVIS (mengaduk-aduk air dalam mangkuk dengan gerak lambat) Kau tahu, aku, begitu merindukan kamu? DISSOLVE TO: INT. KAFE - SIANG YANG BASAH KARENA HUJAN Navis dan Sunni memesan cappucino. Mengobrol hangat. NAVIS (VO) Kita habiskan cappucino kita hingga tandas dengan obrolan-obrolan yang tak habis-habis. CUT TO: EXT. DI LUAR GEDUNG BIOSKOP - SORE Navis dan Sunni berjalan keluar gedung bioskop sembari tertawa kecil. Navis berlagak superhero, film yang baru saja ditonton mereka. NAVIS (VO) Kita menonton film berdua. CUT TO: EXT. WARUNG TENDA - MALAM Mereka saling mencuri pandang di warung tenda. NAVIS (VO) Kau menghabiskan minumanku karena terlalu bayak makan sambal. CUT TO: FULL SHOT: SUNNI
3.
CLOSE UP - SUNNI’S HAIR NAVIS (VO) Aku suka rambutnya yang tergerai. BIG CLOSE UP - SUNNI’S EYES NAVIS (VO) Aku suka matanya. BIG CLOSE UP - SUNNI’S SMILE NAVIS (VO) Aku suka senyumnya. CLOSE UP - SUNNI’S LAUGH NAVIS (VO) Dan aku jatuh cinta saat dia tertawa. OVER BLACK, PLAY "Someone Like You" by Adele. CUT BACK TO: EXT.TAMAN-SIANG-WAKTU SEKARANG BGM: "Saint Agnes and Burning Train" by STING NAVIS (masih terus mengaduk) Kau tahu, aku juga rindu hujan? DISSOLVE TO: INT. KAFE - SIANG - HUJAN DERAS Sebuah percakapan kecil tentang hujan. Navis dan Sunni memainkan cangkir kopi mereka. Musik mengalun lembut dari arah meja kasir. SUNNI (Tersenyum) Mungkin begitu rindunya langit dengan tanah. Hujannya begitu sedih hari ini.
(CONTINUED)
CONTINUED:
4.
NAVIS (Menatap dalam-dalam mata Sunni) Aku pun akan begitu jika kau pergi. Obrolan mengalir. Hujan di luar seperti memihak mereka berdua, agar lebih lama di dalam kafe. Menghangatkan suasana. Hari ini satu gadis di kota berkurang, dia pergi bertugas memanggil awan-awan. Giliran Sunni juga akan tiba CUT TO: INT. KAFE - SIANG YANG PANAS - BEBERAPA HARI SEBELUM SUNNI PERGI Kemarau panjang menimpa kota di mana mereka tinggal. Hujan tak kunjung turun. Bahkan sekedar awan abu-abu tidak ada yang mampir ke kota mereka. Kota perlu gadis perawannya lagi, untuk menggiring awan hujan, ini sudah waktunya. SUNNI (Gelisah) Navis, kamu tau kisah di kota kita, kisah para wanita pemanggil awan? NAVIS (Khawatir. Langsung menggenggam tangan Sunni) Jangan, kau tidak boleh pergi! Kau bukan perawan terakhir di kota, masih ada Nina di daftar ayahmu. Kita harus cepat... Navis mendadak terdiam, Sunni mengeluarkan belati emas dari tasnya. Itu belati untuk para gadis terpilih. Gadis-gadis pemanggil awan hujan. Tangis Navis pecah di siang yang panas. Semua sudah terlambat. CUT BACK TO: EXT. TAMAN - SIANG - WAKTU SEKARANG Sudah hampir setahun, semenjak kepergian Sunni. Kemarau panjang datang lagi di kota pemuja hujan. Navis masih dengan lamunannya. BGM: "Saint Agnes and Burning Train" by STING
(CONTINUED)
CONTINUED:
5.
NAVIS (Geram. Mengaduk lebih cepat) Kenapa, kenapa harus Sunni?! JUMP CUT TO: EXT. HALAMAN RUMAH - SIANG - SAAT NAVIS KECIL ALFA (Menarik-narik lengan baju Navis) Ayo, Vis main gelembung sabun lagi. SUNNI KECIL (Ikut menarik-narik baju Navis) Iya, ayo Vis! NAVIS KECIL (menatap iba ke arah Ibunya, meminta persetujuan) IBU NAVIS (mengangguk setuju) Jangan terlalu lama mainnya ya, nanti langit pedih kena air sabun kalian. Lalu hujan. ALFA SUNNI NAVIS (berlari senang) Iya, bu! CUT TO: EXT. TANAH LAPANG - HUJAN Gelembung-gelembung sabun beterbangan di tanah lapang. Langit mulai gelap. Terlihat mereka (Navis, Sunni, Alfa berlarian senang, bermain hujan. Hujan dari langit yang pedih. VERY WIDE SHOT: TANAH LAPANG, SUNNI, NAVIS, ALFA BERLARIAN CUT BACK TO:
6.
EXT. TAMAN - SIANG - WAKTU SEKARANG Navis terlihat lebih tenang. Digenggaman tangan kirinya ada sebuah belati emas, berkarat karena darah. BGM: "Speak Softly Love" by Nina Rota NAVIS (membentuk lingkaran kecil dengan jarinya yang penuh air sabun, lalu meniupnya pelan) Kali ini langit harus menangis. Dengan atau tanpa rindunya. CLOSE ON: GELEMBUNG-GELEMBUNG SABUN TRACK OUT SOUND EFFECT: RAIN AND THUNDER. SMASH CUT TO: THE END (CREDIT ROLE TO "Saint Agnes and Burning Train" by STING)