PEMODELAN PERSAMAAN STRUKTURAL STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN JENJANG SEKOLAH DASAR
DEA RAHMA
DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pemodelan Persamaan Struktural Standar Nasional Pendidikan Jenjang Sekolah Dasar adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.
Bogor, Juli 2016 Dea Rahma NIM G14120063
ABSTRAK DEA RAHMA. Pemodelan Persamaan Struktural Standar Nasional Pendidikan Jenjang Sekolah Dasar. Dibimbing oleh BUDI SUSETYO dan PIKA SILVIANTI. Standar Nasional Pendidikan (SNP) terdiri dari delapan kriteria minimal dalam pelaksanaan sistem pendidikan di Indonesia yaitu Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Standar Isi (SI), Standar Proses (SPR), Standar Pendidikan dan Tenaga Kependidikan (SPT), Standar Sarana dan Prasarana (SSP), Standar Pengelolaan (SPL), Standar Pembiayaan (SB) dan Standar Penilaian Pendidikan (SPN). Delapan SNP tersebut merupakan peubah laten yang dapat diukur oleh peubah indikatornya masing-masing menggunakan Model Persamaan Struktural (MPS). Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah (BAN-S/M) yang menggunakan delapan SNP sebagai acuan akreditasi pada jenjang sekolah dasar (SD/MI). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan indikator terhadap Standar Nasional Pendidikan SD/MI dan keterkaitan antar Standar Nasional Pendidikan. Peubah indikator yang dianggap paling andal dalam mengukur peubah latennya yaitu peubah indikator pada SPR dan SB. Pengaruh antar standar yang paling tinggi diberikan oleh peubah SPN terhadap SKL yang berarti bahwa kompetensi lulusan siswa sangat dipengaruhi oleh penilaian guru terhadap hasil belajar siswa. Sedangkan, pengaruh antar standar yang paling rendah yaitu SPR terhadap SSP. Artinya, standar proses dapat mempengaruhi sarana dan prasarana sekolah namun hubungannya sangat lemah. Kata kunci: model persamaan struktural, peubah laten, Standar Nasional Pendidikan
ABSTRACT DEA RAHMA. Structural Equation Modeling for National Education Standards of Elementary School Level. Supervised by BUDI SUSETYO and PIKA SILVIANTI. National Education Standards (NES) consists of eight minimum criteria in the implementation of the education system in Indonesia, namely Standard of Graduates Competency (SKL), Standard of Content (SI), Standard of Process (SPR), Standard of Education Staff (SPT), Standard of Infrastructure (SSP), Standard of Management (SPL), Standard of Funding (SB) and the Standard of Education Assessment (SPN). The Eight of NES are latent variables that can be measured by the indicator variables, each using Structural Equation Model (SEM). The data used in this study was obtained from the National Accreditation Board of School / Madrasah (BAN- S/M), which uses the eight of NES as a reference of accreditation in the elementary school level (SD/MI). The purposes of this study are to analyze the relationship between indicators of the NES and linkages between the National Education Standards. The indicator variables that are considered the most reliable for measuring the latent variables are the indicator variables of SPR and SB. The highest influence between the standards awarded by SPN to the SKL which means that the competence of graduate students is strongly influenced by teacher assessment to student learning outcomes. Meanwhile, the lowest influence between the standards are SPR to the SSP. That is, Standard of Process can affect school facilities and Infrastructures, but the relations are weak. Keywords: structural equation modeling, latent variables, National Education Standards
PEMODELAN PERSAMAAN STRUKTURAL STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN JENJANG SEKOLAH DASAR
DEA RAHMA
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Statistika pada Departemen Statistika
DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016
PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul ”Pemodelan Persamaan Struktural Standar Nasional Pendidikan Jenjang Sekolah Dasar” dalam memenuhi syarat untuk menyelesaikan pendidikan S1 Departemen Statistika dan untuk mendapatkan gelar Sarjana Statistika. Selama penyusunan dan penyelesaian penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis dengan senang hati menyampaikan terima kasih kepada yang terhormat: 1. Dr Ir Budi Susetyo, MS dan Pika Silvianti, SSi, MSi selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis dengan sabar dan tulus 2. Seluruh dosen dan staf Departemen Statistika IPB yang banyak membantu penulis dalam penyelesaian skripsi di bidang akademik maupun urusan administrasi dan lain-lain 3. Keluarga besar Statistika angkatan 49 terutama keluarga Ancova atas kebersamaan dan bantuan yang sangat berarti bagi penulis 4. Keluarga tercinta yang mendukung penuh penulis dalam menyelesaikan skripsi 5. Egi Julian, serta sahabat-sahabat semasa sekolah dulu yang selalu memberikan kasih sayang penuh dan menyemangati penulis dalam menyelesaikan skripsi Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi penelitian yang lebih baik. Semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda bagi semua pihak yang telah mendukung penulis. Sehingga pada akhirnya skripsi ini dapat bermanfaat bagi siapapun yang membacanya.
Bogor, 13 Juli 2016 Dea Rahma
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL.............................................................................................................. vi DAFTAR GAMBAR ......................................................................................................... vi DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................................... vi PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1 Latar Belakang ................................................................................................................ 1 Tujuan ............................................................................................................................. 1 TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................................................... 2 Analisis Faktor ................................................................................................................ 2 Model Persamaan Struktural (MPS) ............................................................................... 4 Standar Nasional Pendidikan (SNP) ............................................................................... 2 METODE ............................................................................................................................ 9 Data ................................................................................................................................. 9 Prosedur Analisis Data .................................................................................................... 9 HASIL DAN PEMBAHASAN......................................................................................... 10 Analisis Deskriptif ........................................................................................................ 10 Analisis Faktor .............................................................................................................. 11 Spesifikasi Model.......................................................................................................... 12 Identifikasi Model ......................................................................................................... 13 Pendugaan terhadap Model ........................................................................................... 13 KESIMPULAN ................................................................................................................. 18 DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 19 LAMPIRAN...................................................................................................................... 20 RIWAYAT HIDUP .......................................................................................................... 37
DAFTAR TABEL 1 2 3 4 5 6
Jumlah butir pernyataan setiap standar ................................................................ 3 Peubah indikator dan peubah laten setelah dianalisis faktor ............................. 12 Evaluasi reliabilitas komposit masing-masing model pengukuran ................... 14 Evaluasi uji kebaikan model .............................................................................. 15 Evaluasi reliabilitas komposit model pengukuran setelah respesifikasi ............ 16 Evaluasi uji kebaikan model .............................................................................. 18
DAFTAR GAMBAR 1 2 3 4 5 6 7
Hubungan antara peubah laten dan indikatornya serta hubungan antar peubah laten ..... 5 Konstruksi diagram lintasan dengan semua indikator ................................................... 10 Rata-rata skor per standar .............................................................................................. 10 Proporsi akreditasi sekolah dasar di Indonesia.............................................................. 11 Konstruksi diagram lintasan pada model persamaan struktural .................................... 12 Model struktural sebelum respesifikasi ......................................................................... 15 Model struktural setelah respesifikasi ........................................................................... 17
DAFTAR LAMPIRAN 1 2 3 4
Daftar butir pertanyaan setiap Standar Nasional Pendidikan ............................ 21 Analisis faktor peubah indikator........................................................................ 29 Hasil uji model pengukuran dan model struktural............................................. 30 Pengaruh langsung dan tidak langsung antar peubah laten ............................... 36
1
PENDAHULUAN Latar Belakang Menurut Undang-Undang RI No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, pemerintah melakukan akreditasi pada setiap jenjang dan satuan pendidikan untuk menentukan kelayakan program dan / atau satuan pendidikan. Akreditasi merupakan bentuk akuntabilitas publik yang dilakukan secara obyektif, adil, transparan, dan komprehensif dengan menggunakan instrumen dan kriteria yang mengacu kepada Standar Nasional Pendidikan (SNP). SNP terdiri dari 8 standar dalam pelaksanaan sistem pendidikan di Indonesia yaitu: 1) Standar Isi, 2) Standar Proses, 3) Standar Kompetensi Lulusan, 4) Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan, 5) Standar Sarana dan Prasarana, 6) Standar Pengelolaan, 7) Standar Pembiayaan, dan 8) Standar Penilaian Pendidikan. Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah (BAN-S/M) menggunakan 8 standar tersebut sebagai acuan akreditasi pada SD/MI. Dalam proses akreditasi SD/MI, terdapat 157 butir pernyataan yang disebut sebagai peubah indikator yang dapat diukur secara langsung untuk memberikan penilaian terhadap 8 standar (Lampiran 1). Standar tersebut disebut peubah laten karena tidak dapat diukur secara langsung. Butir-butir pertanyaan ini disusun berdasarkan peraturan perundangan, misalnya peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Berdasarkan teori pendidikan dari Kemendiknas dan Kemenag (2010), terdapat pola hubungan kausal antar peubah laten atau adanya hubungan sebab akibat antar standar. Selain itu, dari 157 butir pernyataan yang menjelaskan 8 standar tersebut, hanya sebagian yang memiliki pengaruh secara signifikan terhadap peubah latennya sehingga perlu diteliti lebih lanjut. Penelitian mengenai pola hubungan antar standar dan butir-butir yang mempengaruhi standar dapat dilakukan dengan Model Persamaan Struktural (MPS). MPS merupakan teknik analisis statistika yang mengombinasikan beberapa aspek yang terdapat pada analisis jalur dan analisis faktor konfirmatori untuk menduga beberapa persamaan secara simultan yang terdapat pada SNP. Sebagai contoh, Ferezagia (2015) telah menerapkan MPS dengan metode generelized structured component analysis untuk melihat hubungan antar delapan SNP pada jenjang sekolah menengah.
Tujuan Tujuan penelitian ini adalah menganalisis hubungan indikator akreditasi terhadap Standar Nasional Pendidikan jenjang sekolah dasar (SD/MI) dan menganalisis keterkaitan antar Standar Nasional Pendidikan menggunakan Model Persamaan Struktural.
2
TINJAUAN PUSTAKA Standar Nasional Pendidikan (SNP) Pemerintah melakukan akreditasi sekolah untuk menilai kelayakan program atau satuan pendidikan dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan nasional secara bertahap, terencana dan terukur sesuai Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional BAB XVI Bagian Kedua Pasal 60 tentang Akreditasi. Akreditasi sekolah merupakan kegiatan penilaian yang dilakukan oleh pemerintah dan/atau lembaga mandiri yang berwenang untuk menentukan kelayakan program dan/atau satuan pendidikan pada jalur pendidikan formal dan non-formal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan, berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan (Kementrian Pendidikan Nasional RI 2009). Tujuan diadakannya kegiatan akreditasi sekolah/madrasah antara lain memberikan informasi tentang kelayakan sekolah/madrasah atau program yang dilaksanakannya berdasarkan Standar Nasional Pendidikan (SNP), memberikan pengakuan peringkat kelayakan, memberikan rekomendasi tentang penjaminan mutu pendidikan kepada program dan atau satuan pendidikan yang diakreditasi dan pihak terkait. Ada beberapa prinsip yang dikemukakan oleh Kementrian Pendidikan Nasional RI untuk melaksanakan akreditasi sekolah/madrasah yaitu objektif, komprehensif, adil, transparan, dan akuntabel. Berdasarkan PP Nomor 19 Tahun 2005, SNP adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. SNP disempurnakan secara terencana, terarah, dan berkelanjutan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global. SNP meliputi : 1. Standar Isi (SI) adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan dalam kriteria tentang kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian, kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. 2. Standar Proses (SPR) adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan. 3. Standar Kompetensi Lulusan (SKL) adalah kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. 4. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan (SPT) adalah kriteria pendidikan prajabatan dan kelayakan fisik maupun mental, serta pendidikan dalam jabatan. 5. Standar Sarana dan Prasarana (SSP) adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan kriteria minimal tentang ruang belajar, tempat berolahraga, tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat berkreasi dan berekreasi, serta sumber belajar lain, yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran, termasuk penggunaan teknologi informasi dan komunikasi. 6. Standar Pengelolaan (SPL) adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan, kabupaten/kota, provinsi, atau nasional agar tercapai efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan.
3
7. Standar Pembiayaan (SB) adalah standar yang mengatur komponen dan besarnya biaya operasi satuan pendidikan yang berlaku selama satu tahun; dan 8. Standar Penilaian Pendidikan (SPN) adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik. Instrumen akreditasi SD/MI memuat 157 butir pernyataan dengan masingmasing memiliki bobot butir yang berbeda-beda tergantung dukungannya terhadap pembelajaran bermutu (Kementrian Pendidikan Nasional 2009). Bobot butir pernyataan terendah adalah 1, dan bobot butir pernyataan tertinggi adalah 4. Seluruh butir pernyataan Instrumen Akreditasi SD/MI merupakan pernyataan tertutup dengan lima opsi jawaban yaitu A, B, C, D, dan E masing-masing dengan skor 4, 3, 2, 1, dan 0. Jumlah butir pernyataan dengan bobotnya pada setiap komponen dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1 Jumlah butir pernyataan setiap standar Komponen akreditasi Standar Isi Standar Proses Standar Kompetensi Lulusan Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan Standar Sarana dan Prasarana Standar Pengelolaan Standar Pembiayaan Standar Penilaian Pendidikan
Nomor butir 1 — 18 19 — 29 30 — 46 47 — 65
Jumlah butir 18 11 17 19
Bobot komponen 15 15 13 15
66 — 90 91 — 110 111 — 135 136 — 157
25 20 25 22
11 10 10 11
Penentuan nilai akhir akreditasi dihitung dengan mempertimbangkan skor dan bobot masing-masing butir pertanyaan pada setiap standar. SD/MI dinyatakan terakreditasi jika memenuhi seluruh kriteria berikut: 1. Memperoleh nilai akhir akreditasi sekurang-kurangnya 56. 2. Tidak lebih dari dua nilai komponen akreditasi skala ratusan kurang dari 56. 3. Tidak ada nilai komponen akreditasi skala ratusan kurang dari 40. SD/MI dinyatakan tidak terakreditasi jika sekolah/madrasah tidak memenuhi kriteria di atas. SD/MI memperoleh peringkat akreditasi sebagai berikut. 1. Peringkat akreditasi A (Sangat Baik) jika sekolah/madrasah memperoleh Nilai Akhir Akreditasi (NA) sebesar 86 sampai dengan 100 (86 < NA < 100). 2. Peringkat akreditasi B (Baik) jika sekolah/madrasah memperoleh Nilai Akhir Akreditasi sebesar 71 sampai dengan 85 (71 < NA < 85). 3. Peringkat akreditasi C (Cukup Baik) jika sekolah/madrasah memperoleh Nilai Akhir Akreditasi sebesar 56 sampai dengan 70 (56 < NA < 70).
Analisis Faktor Perhatian utama pada analisis faktor adalah menemukan hubungan internal antar segugus peubah acak. Tujuan utamanya adalah untuk menjelaskan struktur
4
hubungan di antara banyak peubah dalam bentuk faktor atau peubah laten. Faktor yang terbentuk merupakan besaran acak yang sebelumnya tidak dapat diamati atau diukur atau ditentukan secara langsung. Factor loading atau bobot faktor pada setiap peubah merupakan korelasi antara setiap peubah dan faktornya. Peubah-peubah dengan korelasi tinggi pada setiap faktor dikelompokkan menjadi satu faktor dan diberi nama sesuai dengan karakteristik peubah-peubah dalam faktor tersebut. Namun, ketika mengevaluasi bobot faktor hasil dugaan terdapat ketidakunikan solusi atau ada peubah-peubah yang berkorelasi kuat dengan lebih dari satu faktor, sehingga sulit untuk menginterpretasikan faktor tersebut. Dalam hal ini, bobot faktor perlu dirotasi agar masing-masing peubah berkorelasi kuat hanya pada satu faktor dan memiliki korelasi yang lemah pada faktor yang lain (Hair et al. 2010). Data yang digunakan dalam analisis faktor pada umumnya data kuantitatif (skala interval dan ratio). Akan tetapi menurut penelitian yang dilakukan oleh Tormanen (2012) mengenai kekekaran analisis faktor pada data ordinal dengan peubah diskret menunjukkan bahwa analisis faktor dengan data berskala likert memberikan hasil uji kesesuaian model yang cukup baik. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan dalam penelitiannya, dapat disimpulkan bahwa metode analisis faktor dapat digunakan untuk data ordinal seperti data hasil akreditasi yang digunakan dalam penelitian ini. Analisis faktor pada dasarnya dibedakan menjadi 2 macam yaitu analisis faktor eksploratori dan analisis faktor konfirmatori. Analisis faktor eksploratori yaitu suatu teknik analisis faktor dengan beberapa faktor yang akan terbentuk berupa peubah laten belum ditentukan sebelumnya. Sedangkan analisis faktor konfirmatori yaitu suatu teknik analisis faktor berdasarkan teori dan konsep yang sudah ditentukan sebelumnya, maka dibuat sejumlah faktor yang akan dibentuk, kemudian diidentifikasi hubungan antar peubah dengan melakukan uji korelasi dan diuji validitas serta reliabilitasnya.
Model Persamaan Struktural (MPS) Model Persamaan Struktural adalah teknik peubah ganda yang dapat menganalisis secara simultan hubungan beberapa peubah laten (Bollen 1989). MPS merupakan metode pemodelan persamaan sruktural yang terbagi menjadi dua yaitu model pengukuran dan model struktural. Model pengukuran dikembangkan berdasarkan teori dan kemudian diuji dengan analisis faktor konfirmatori. Model ini berfungsi menganalisis pola hubungan antara peubah laten dan indikatornya sedangkan model sruktural menjelaskan keterkaitan peubah laten yang satu dengan yang lainnya (Hair et al. 2010). Peubah laten merupakan konsep abstrak yang hanya dapat diamati secara tidak langsung dan tidak sempurna melalui efeknya pada peubah indikator atau teramati. MPS memiliki 2 jenis peubah laten yaitu eksogen dan endogen. Peubah laten eksogen berperan sebagai peubah bebas pada semua persamaan yang ada dalam model. Peubah indikator eksogen merupakan peubah terukur yang dapat diamati langsung untuk mengukur peubah laten eksogen, sedangkan peubah laten endogen merupakan peubah terikat pada paling sedikit satu persamaan dalam
5
model dan diukur oleh peubah indikator endogen yang dapat diamati secara langsung (Kline 2011). Hubungan kausal antara peubah-peubah penelitian dalam MPS dijelaskan pada Gambar 1. Segi empat digunakan untuk menunjukkan peubah indikator sedangkan elips digunakan untuk menunjukkan peubah laten. Peubah laten eksogen ditandai sebagai peubah yang tidak ada panah tunggal yang menuju ke arahnya, sedangkan peubah laten endogen ditandai oleh anak panah yang menuju ke arahnya dan dapat mempengaruhi peubah laten endogen yang lain (Hoyle 1995). Endogen (𝜼)
Y
Eksogen (𝝃)
X
Eksogen (𝝃)
Endogen (η)
Endogen(η)
Gambar 1 Hubungan antara peubah laten dan indikatornya serta hubungan antar peubah laten Misal terdapat sebanyak m peubah laten endogen (η), n peubah laten eksogen (ξ), p peubah indikator endogen (Y), dan q peubah indikator eksogen (X), menggunakan notasi yang dibuat oleh Jöreskog dan Sörbom (1993), model lengkap (hybrid) MPS dijelaskan dengan persamaan (1), (2), dan (3). Persamaan model sruktural:
ζ Keterangan: η (eta) (ksi) ζ (zeta) (gamma) B (beta)
(1)
= vektor peubah laten endogen berukuran mx1 = vektor peubah laten eksogen berukuran nx1 = vektor peluang galat model berukuran mx1 = matriks koefisien pengaruh peubah laten eksogen terhadap peubah laten endogen berukuran mxn = matriks koefisien pengaruh peubah laten endogen terhadap peubah laten endogen berukuran mxm
Persamaan model pengukuran: y x
(2) (3)
Keterangan: = vektor peubah indikator bagi peubah laten endogen berukuran pxl = vektor peubah indikator bagi peubah laten eksogen berukuran qxl = matriks koefisien regresi terhadap berukuran pxm y = matriks koefisien regresi terhadap berukuran qxn x = vektor kesalahan pengukuran dari y berukuran pxl = vektor kesalahan pengukuran dari x berukuran qxl
6
Pada penelitian ini, persamaan (1) menjelaskan keterkaitan antar semua komponen akreditasi (Standar Nasional Pendidikan) yang diamati langsung oleh peubah indikatornya berupa butir pertanyaan dalam instrumen akreditasi. Hubungan antara butir pertanyaan terhadap standarnya dijelaskan oleh persamaan (2) dan (3). Pemilihan matriks input dalam menduga parameter dapat berupa matriks korelasi atau matriks kovarian. Matriks korelasi digunakan untuk memperoleh kejelasan tentang pola hubungan kausal antar peubah laten. Sedangkan, matriks kovarians digunakan apabila tujuannya menguji model hipotetik secara teoritis sudah layak dan serupa dengan analisis regresi dan model yang diperoleh dapat digunakan untuk prediksi dan menjelaskan fenomena yang dikaji (Mattjik dan Sumertajaya 2011). Sebelum melakukan pendugaan parameter, perlu dilakukan identifikasi model untuk menjamin varian-kovarian dari peubah indikator mempunyai cukup informasi untuk menduga parameter yang tidak diketahui (Ramadiani 2010). Bollen (1989) menjelaskan, suatu model persamaan struktural dapat dikategorikan menjadi tiga yaitu : 1. Just identified model Model just identified disebut juga saturated model, artinya model mampu menduga semua parameter model yang nilainya cenderung sama dengan statistik data contoh (Jöreskog dan Sörbom 1993). Model ini secara ilmiah tidak menarik untuk diteliti karena tidak memiliki derajat bebas sehingga tidak pernah dapat ditolak. 2. Over identified model Model yang over identified adalah model dengan jumlah parameter yang diduga lebih kecil dari persamaan yang ada sehingga menghasilkan derajat bebas positif. Hair et al. (2010) menjelaskan bahwa model ini memungkinkan untuk dievaluasi secara utuh oleh berbagai statistik uji. 3. Under identified model Model yang under identified adalah model dengan jumlah parameter yang diduga lebih besar daripada persamaan yang ada sehingga derajat bebas negatif. Sehingga parameter dalam model ini tidak dapat diduga. Rumusan yang digunakan untuk menghitung derajat bebas (db) dijelaskan pada persamaan 4. db p qp q 1 t (4) dengan : db = derajat bebas p = banyaknya indikator peubah endogen = banyaknya indikator peubah eksogen q t = banyaknya koefisien parameter yang diduga Model teridentifikasi jika parameter yang ada dalam model dapat diduga dengan data contoh. Apabila suatu parameter tidak dapat teridentifikasi (db sama dengan nol), maka tidak dapat ditentukan penduga yang konsisten untuk parameter tersebut (Jöreskog dan Sörbom 1993). Peneliti biasanya lebih menyukai model yang overidentified, karena hasil dugaannya dapat dibandingkan dengan model lain yang dianggap relevan. Metode pendugaan parameter yang digunakan adalah Penduga Kemungkinan Maksimum. Metode ini konsisten dalam menduga parameter model
7
dari data yang menyebar normal ganda pada semua ukuran contoh (La Mbau 2008). Bollen (1989) menjelaskan misalkan X peubah acak dengan sebaran peluang f(x,) dan parameter tidak diketahui, maka fungsi kemungkinan maksimum adalah : FML (θ) = log |∑
)| + tr (s
-1
(θ)) – log | | – (p+q) (5)
∑ ) = matriks kovarian yang diturunkan dari model S = matriks kovarian contoh yang diobservasi p+q = banyaknya peubah indikator Tidak ada uji statistik tunggal dalam melakukan analisis MPS untuk mengukur atau menguji hipotesis mengenai kebaikan model. Berikut ini adalah beberapa ukuran kebaikan model untuk pengujian kebaikan model: 1. Khi Kuadrat (χ2) Statistik uji yang paling sensitif terhadap ukuran contoh adalah Khi Kuadrat (χ2). Berikut hipotesis mengenai kebaikan model yang merupakan kesesuaian antara matriks kovariansi data contoh dengan matriks kovariansi populasi yang diduga. H0: S = Σ (tidak ada perbedaan antara matriks kovariansi contoh dengan matriks kovariansi populasi) H1: S ≠ Σ (ada perbedaan antara matriks kovariansi contoh dengan matriks kovariansi populasi). Uji keseluruhan model fit diharapkan dapat menerima H0. Model dikatakan baik jika nilai χ2 yang diperoleh mampu menghasilkan nilai p hitung lebih besar atau sama dengan tingkat kesalahan yang ditolerir yaitu sebesar 0.05 (Jöreskog dan Sörbom 1993). 2. RMSEA (Root Mean Square Error Of Approximation) RMSEA merupakan ukuran kecocokan model yang mencoba memperbaiki kecenderungan statistik uji Khi Kuadrat yang menolak model dengan jumlah contoh besar (Hair et al. 2010). Nilai RMSEA ≤ 0.08 merupakan ukuran diterimanya model yang menunjukkan good fit (model yang baik) dari sebuah model berdasarkan derajat bebas. 3. RMSR (Root Mean Square Residuan) RMSR merupakan residuan rata-rata antara matriks input teramati dan hasil dugaannya. Model dikatakan good fit jika nilai Standardized RMSR lebih kecil dari 0.05 (Hair et al. 2010). 4. GFI (Goodness Of Fit Index) Nilai GFI berkisar antara 0 (poor fit) sampai 1 (perfect fit) dan nilai GFI ≥ 0.90 merupakan good fit (sebesar 90% model memiliki kesesuaian dengan data), sedangkan 0.8 ≤ GFI ≤ 0,90 sering disebut sebagai marginal fit (Hair et al. 2010). 5. AGFI (Adjusted Goodness of Fit Index) AGFI merupakan pengembangan dari GFI yang disesuaikan dengan derajat bebas. Tingkat penerimaan yang direkomendasikan adalah bila AGFI mempunyai nilai ≥ 0.9 (Hair et al. 2010). 6. CFI (Comparative Fit Index) CFI merupakan ukuran komparatif yang sangat dianjurkan untuk digunakan sebagai uji overall model fit. Alasannya adalah karena CFI
8
tidak sensitif terhadap ukuran contoh dan kurang dipengaruhi oleh jumlah parameter model yang akan diduga. Nilai CFI berkisar antara 0 dan 1. Semakin mendekati 1, dapat dikatakan bahwa model sangat baik (Kline 2011). Jika hasil evaluasi uji kebaikan model masih menunjukkan nilai yang belum memenuhi cut off value, maka dilakukan respesifikasi model untuk memperbaiki kesesuaian model terhadap data. Respesifikasi model dilakukan dengan memanfaatkan modification indices yaitu penambahan jalur antara peubah laten dengan peubah indikatornya atau penambahan kovarians di antara dua kesalahan pengukuran (error covariance) (Bollen 1989). Modification Indices menginformasikan penurunan Khi-Kuadrat jika parameter yang sebelumnya merupakan fixed parameter berubah menjadi free parameter (parameter yang diduga), dengan demikian modification indices yang paling besar menginformasikan parameter mana yang harus dijadikan free untuk meningkatkan model fit dengan maksimal (Fernandes et al. 2010). Evaluasi model pengukuran dilakukan apabila uji kebaikan model secara keseluruhan telah selesai. Evaluasi ini dilakukan terhadap validitas dan reliabilitasnya. Evaluasi terhadap validitas dilakukan dengan memeriksa nilai t dari bobot faktor atau koefisien yang ada dalam model. Evaluasi reliabilitas keseluruhan pada model pengukuran dinyatakan sebagai reliabilitas komposit atau reliabilitas konstruk. Untuk mengevaluasi reliabilitas konstruk digunakan koefisien Construct Reliability (CR) dan Variance Extracted (VE). Secara teoritis, koefisien reliabilitas konstruk dan atau variance extracted memiliki nilai 0 sampai 1. Semakin tinggi nilai koefisien tersebut mengindikasikan model pengukuran semakin reliabel (Hair et al. 2010). Hal ini menunjukkan bahwa peubah indikator semakin andal dalam mengukur peubah latennya. Nilai reliabilitas konstruk yang disarankan adalah lebih besar dari 0.70 serta nilai Variance extracted yang disarankan adalah lebih besar dari 0.50. Contruct Reliability (CR) atau reliabilitas konstruk dan Variance extracted (VE) diukur melalui persamaan berikut: ∑ ∑ ∑
) ∑
) )
)
(6)
(7)
dengan λi = koefisien bobot faktor yang distandarkan untuk setiap peubah indikator dari i sampai k ei = koefisien kesalahan pengukuran untuk setiap peubah indikator dari i sampai k k = banyaknya indikator dalam model pengukuran
9
METODE Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder hasil akreditasi jenjang sekolah dasar tahun 2014 yang diperoleh dari Badan Akreditasi Nasional - Sekolah/Madrasah sebanyak 14872 SD/MI dari 33 provinsi di Indonesia. Data terdiri dari 157 peubah indikator yang menyusun 8 peubah laten. Peubah indikator menggunakan skala likert dari nilai 0 hingga 4.
Prosedur Analisis Data Prosedur analisis pada penelitian ini adalah: 1. Mengeksplorasi data dengan statistika deskriptif untuk mengetahui gambaran pendidikan di Indonesia yang dilihat dari status akreditasi jenjang sekolah dasar. 2. Membuat model menjadi lebih ringkas dan sederhana yaitu dengan menyeleksi peubah indikator yang paling signifikan terhadap peubah latennya pada masing-masing standar menggunakan analisis faktor eksploratori. 3. Pemodelan persamaan struktural. a. Merepresentasikan hipotesis dalam bentuk model persamaan struktural yang terdiri dari peubah indikator dan peubah laten yang dihipotesiskan berdasarkan teori yang kuat (spesifikasi model). b. Mengidentifikasi model dengan menghitung derajat bebas. Penelitian kali ini diharapkan sebuah model yang overidentified dengan derajat bebas lebih dari nol atau jumlah unit matriks masukan lebih dari jumlah parameter yang diduga (Bollen 1989). Apabila model tidak teridentifikasi, maka kembali ke langkah a. c. Membuat diagram lintasan dengan menghubungkan antar peubah laten dan menghubungkan peubah laten dengan peubah indikatornya. Diagram lintasan mengenai Standar Nasional Pendidikan dijelaskan pada Gambar 2. Berdasarkan teori pendidikan dari Kemendiknas dan Kemenag (2010), SKL dipengaruhi oleh 7 SNP lainnya yaitu SPN, SPT, SI, SPR, SSP, SPL dan SB dengan total keseluruhan indikator sebanyak 157 buah (B1 - B157). d. Melakukan pendugaan terhadap model: i. Analisis model pengukuran dan model struktural ii. Evaluasi goodness of fit test e. Merespesifikasi model untuk memperbaiki kinerja model dan mendapatkan nilai evaluasi kebaikan model yang lebih baik dengan mengkorelasikan error covariance (kembali ke langkah d). f. Menginterpretasi hasil pendugaan terhadap model dilakukan terhadap koefisien lintas, bobot faktor yang terstandarisasi, serta validitas dan reliabilitas peubah indikator.
10
Gambar 2 Konstruksi diagram lintasan dengan semua indikator
HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Deskriptif
Rata-rata skor
Gambar 3 menjelaskan rata-rata skor untuk setiap standar. Standar pembiayaan merupakan standar yang memiliki rata-rata paling tinggi, diikuti oleh Standar Penilaian, Standar Isi, dan Standar Proses. Sedangkan Standar Kompetensi Lulusan, Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan, dan Standar Sarana Prasarana memiliki rata-rata skor dibawah 3. 3.5 3.4 3.3 3.2 3.1 3 2.9 2.8 2.7 2.6 SI
SPR SKL SPT SSP SPL
SB
SPN
Gambar 3 Rata-rata skor per standar Rata-rata dan simpangan baku setiap butir pernyataan terdapat pada lampiran 1. Dari 157 butir pernyataan, terdapat 6 butir yang rata-rata skor di
11
bawah 2 yang menunjukkan kinerja yang kurang, antara lain rendahnya jiwa kewirausahaan kepala sekolah (butir 58), ketidaksesuaian latar belakang tenaga administrasi (butir 62), rendahnya kualifikasi tenaga perpustakaan (butir 63), tidak adanya tenaga layanan khusus di sekolah (butir 65), tidak dimilikinya ruang UKS yang memadai (butir 86), dan tidak memilikinya ruang gudang yang memadai (butir 88). Terakreditasi C 14%
Tidak Terakreditasi 2% Terakreditasi A 24%
Terakreditasi B 60%
Gambar 4 Proporsi akreditasi sekolah dasar di Indonesia Berdasarkan pada Gambar 4, dapat kita lihat bahwa dari sebanyak 14872 sekolah yang dianalisis pada penelitian ini terdapat sebesar 24% sekolah terakreditasi A, 60% sekolah terakreditasi B, 14% sekolah terakreditasi C, dan 2% sekolah tidak terakreditasi. Hal ini menunjukkan bahwa, jenjang sekolah dasar di Indonesia memiliki akreditasi yang sudah cukup baik dilihat dari banyaknya sekolah yang terakreditasi A dan B lebih dari 80% namun masih tetap harus diperbaiki lagi sistemnya karena tidak sedikit juga sekolah yang masih terakreditasi C dan belum terakreditasi.
Analisis Faktor Metode yang digunakan dalam mendapatkan skor faktor adalah Metode Komponen Utama. Dugaan awal komunalitas berdasarkan pada korelasi berganda kuadrat antar tiap peubah yang diamati yaitu dilakukan dengan metode SMC (Squared Multiple Correlation). Selanjutnya akan diperoleh akar ciri dari matriks korelasi yang diinterpretasikan sebagai ragam dari faktor yang berpadanan dengannya. Hasil pengolahan data melalui program SAS 9.0 menunjukkan faktor pertama pada setiap Standar Nasional Pendidikan menerangkan persentase keragaman terbesar yaitu berkisar antara 70% sampai 80%, hal ini menunjukkan bahwa faktor pertama pada setiap standar merupakan faktor yang paling dominan dalam menjelaskan Standar Nasional Pendidikan. Untuk menginterpretasikan hasil analisis faktor, bobot faktor perlu dirotasi agar berkorelasi kuat hanya pada satu faktor. Dalam penelitian ini menggunakan rotasi varimax untuk meminimalisasi jumlah indikator yang memiliki bobot faktor tinggi pada setiap faktornya. Besarnya bobot faktor yang sudah dirotasi untuk setiap standarnya dapat dilihat pada Lampiran 2. Peubah indikator dengan bobot faktor terbesar (korelasi yang paling kuat) pada faktor pertama untuk setiap standarnya dapat dilihat pada Tabel 2. Sebanyak 62 peubah indikator tersebut yang akan diolah selanjutnya dengan analisis model persamaan struktural.
12
Tabel 2 Peubah indikator dan peubah laten setelah dianalisis faktor Komponen standar Standar Isi (SI) Standar Proses (SPR) Standar Kompetensi Lulusan (SKL) Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan (SPT) Standar Sarana dan Prasarana (SSP) Standar Pengelolaan (SPL) Standar Pembiayaan (SB) Standar Penilaian Pendidikan (SPN)
Butir pernyataan B1, B2, B3, B4, B5, B6, B7, B8 B25, B26, B27, B28, B29 B31, B33, B36, B38, B41, B44, B45 B61, B62, B63, B64, B65
Jumlah peubah 8 5 7
B77, B79, B82, B83, B84, B85, B86, B88 B95, B97, B98, B100, B101, B103, B105, B107, B108, B109 B116, B117, B118, B119, B120, B121, B122, B123, B124, B125 B136, B137, B138, B139, B140, B141, B142, B144, B145
8
5
10 10 9
Spesifikasi Model Model Standar Nasional Pendidikan ini berdasarkan pada teori pendidikan dari Kemendiknas dan Kemenag (2010). SB memengaruhi SPL secara langsung dan memengaruhi 6 Standar lainnya secara tidak langsung yaitu SPT, SI, SPR, SSP, SPN dan SKL. Delapan peubah laten tersebut dijelaskan oleh 62 peubah indikator. Gambar 5 merupakan diagram model persamaan struktural setelah dilakukan seleksi dengan menggunakan analisis faktor.
Gambar 5 Konstruksi diagram lintasan pada model persamaan struktural
13
Identifikasi Model Model teridentifikasi jika parameter yang diduga memiliki solusi yang unik. Penelitian kali ini diharapkan sebuah model yang overidentified. Jumlah unit matriks masukan harus lebih dari jumlah parameter yang diduga. Jadi, untuk model akreditasi sekolah dasar dapat dihitung bahwa jumlah seluruh parameter yang diduga ada 137 buah, yaitu: 62 buah koefisien bobot faktor (λx dan λy) 62 buah koefisien kesalahan pengukuran (ε dan δ) 13 buah koefisien jalur antar peubah laten (β dan γ) Jumlah unit matriks masukan yang dimiliki model dapat ditentukan sebagai berikut: ) ) ) ) Dengan demikian, dapat kita lihat bahwa jumlah unit matriks masukan lebih besar daripada jumlah parameter yang diduga, sehingga model dalam penelitian ini memiliki derajat bebas positif. Maka, terbukti bahwa model Standar Nasional Pendidikan pada penelitian ini dikatakan teridentifikasi.
Pendugaan terhadap Model Model persamaan struktural pada penelitian ini digunakan untuk menguji model hipotetik yang secara teoritis sudah layak dan serupa dengan analisis regresi serta model yang diperoleh dapat digunakan untuk prediksi dan menjelaskan fenomena yang dikaji, sehingga matriks masukan yang digunakan adalah matriks kovarian. Penelitian ini menggunakan metode pendugaan parameter MLE (Maximum Likelihood Estimator) atau penduga kemungkinan maksimum. Pendugaan parameter terhadap model persamaan struktural dilakukan dengan menganalisis model pengukuran dan model struktural kemudian mengevaluasi uji kebaikan model secara keseluruhan. Analisis Model Persamaan Struktural Tahap Awal Analisis terhadap model pengukuran yang dilakukan pada setiap konstruk atau peubah laten yaitu validitas, reliabilitas, serta kontribusi yang diberikan peubah indikator dalam mengukur peubah latennya (Ramadiani 2010). Evaluasi terhadap validitas konstruk dilakukan dengan memeriksa nilai-t dari bobot faktor yang ada di dalam model (λx dan λy). Hasil uji masing-masing koefisien bobot faktor yang terstandarisasi model pengukuran pada Lampiran 3 menunjukkan seluruhnya signifikan dengan semua nilai-t yang lebih besar dari 1.96. Peubah-peubah dalam model ini dikatakan mempunyai validitas terhadap peubah laten yang baik dengan bobot faktornya lebih besar dari cut-off value yang disyaratkan yaitu sebesar 0.50 dan tidak ada error variance yang negatif (Hair et al. 2010). Reliabilitas model pengukuran dilihat dari nilai R2 masing-masing peubah indikatornya. B119 (Sekolah/Madrasah membelanjakan biaya pengadaan bahan habis pakai untuk kegiatan pembelajaran selama satu tahun terakhir) memiliki R2 tertinggi yaitu sebesar 0.81. Artinya, kekonsistenan B119 dalam
14
mengukur Standar Pembiayaan sebesar 81% atau dapat dikatakan peubah indikator tersebut dominan dalam mengukur peubah latennya. Setelah model pengukuran diuji, langkah berikutnya adalah mengevaluasi reliabilitas konstruk masing-masing model pengukuran atau kontribusi peubah indikator dalam mengukur peubah latennya. Maka ditentukan nilai Construct Reliability (CR) dan Variance Extrated (VE). Tabel 3 di bawah ini menunjukkan bahwa peubah indikator dari masingmasing peubah laten SPR, SPT dan SB andal dalam mengukur secara bersamasama peubah latennya. Hal ini didasarkan pada nilai Construct Reliability (CR) yang lebih besar dari 0.7. Kemudian, untuk setiap peubah indikator dari masingmasing peubah laten SPR, SPT, dan SB andal dalam mengukur setiap peubah latennya. Hal ini didasarkan pada nilai variance extracted (VE) yang lebih besar dari 0.5. Tabel 3 Evaluasi reliabilitas komposit masing-masing model pengukuran Peubah laten SI (Standar Isi) SPR (Standar Proses) SKL (Standar Kompetensi Lulusan) SPT (Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan) SSP (Standar Sarana dan Prasarana) SPL (Standar Pengelolaan) SB (Standar Pembiayaan) SPN (Standar Penilaian Pendidikan)
CR 0.531 0.710* 0.568 0.759* 0.566 0.524 0.816* 0.529
VE 0.406 0.534* 0.431 0.575* 0.429 0.393 0.625* 0.403
* Reliabel
Ramadiani (2010) menjelaskan bahwa pemeriksaan model struktural mencakup pemeriksaan signifikasi dugaan bobot faktor. Evaluasi ini dilakukan dengan memeriksa nilai-t dari dugaan bobot faktor yang harus lebih besar dari 1.96. Selain itu, nilai maksimum faktor loading pada solusi standar tidak boleh lebih dari satu. Hasil uji pada Lampiran 3 menunjukkan bahwa koefisien pada peubah laten SPT dengan SPN yang distandarkan memiliki memiliki nilai-t yang berada di bawah nilai yang disyaratkan yaitu sebesar 0.39 dan koefisiennya sebesar 0.0031. Hal ini menandakan bahwa SPT tidak mempengaruhi SPN secara signifikan pada taraf nyata 5%. Selain itu terdapat beberapa jalur yang berpengaruh secara signifikan namun korelasinya sangat rendah yaitu SI dengan SPT dan SSP dengan SPR dengan nilai-t masing-masing 6.15 dan 3.3 serta nilai koefisiennya sebesar 0.053 dan 0.036. Diagram pada Gambar 6 menunjukkan nilai koefisien jalur (γ dan β) yang merupakan pengaruh antar peubah laten dan koefisien determinasi (R2) yang menggambarkan seberapa besar kemampuan suatu peubah laten dalam menjelaskan keragaman peubah laten lainnya. R2 tertinggi yaitu pada peubah SPT, SI, SPR, dan SSP terhadap SPN sebesar 0.57. Artinya, variansi/keragaman yang terjadi pada Standar Penilaian Pendidikan sebesar 57% dapat dijelaskan secara bersama oleh peubah Standar Sarana dan Prasarana, Standar Proses, Standar Isi,
15
dan Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan. Koefisien jalur antar peubah laten tertinggi yaitu antara SKL dengan SPN, SPT dengan SPL, dan SPL dengan SB yaitu masing-masing sebesar 0.59, 0.77, dan 0.82.
Gambar 6 Model struktural sebelum respesifikasi Pengujian kebaikan model secara keseluruhan (overall model fit test) erat hubunganya dengan persoalan generalisasi yaitu mengukur besarnya hasil pendugaan parameter model yang dapat diberlakukan terhadap populasi. Tabel 4 merupakan tabel evaluasi uji kebaikan model. Tabel 4 Evaluasi uji kebaikan model Kriteria kebaikan model χ2 (nilai p ≥ 0.05) RMSEA Standardized RMSR GFI AGFI CFI
Cut-off value semakin kecil semakin baik ≤ 0.080 ≤ 0.050 ≥ 0.900 ≥ 0.900 ≥ 0.900
Nilai 74611.27* (P=0.00) 0.056 0.074* 0.840* 0.830* 0.970
*tidak memenuhi batas kebaikan model
Tabel 4 merupakan hasil evaluasi uji kebaikan model persamaan struktural atau Goodness of Fit Test (GFT) pada tahap pertama. Nilai statistik χ2 merupakan kriteria kebaikan model yang sangat sensitif terhadap ukuran contoh. Data yang digunakan pada penelitian ini sangat besar sehingga statistik χ2 yang diperoleh akan semakin besar dengan nilai p hitung yang relatif rendah dan cenderung menolak model. Maka, untuk meningkatkan keakuratan hasil pengujian, digunakan RMSEA dan Standardized RMSR yang dapat memperbaiki karakteristik χ2 yang menolak model. RMSEA yang diperoleh yaitu sebesar 0.056
16
dan standardized RMR yang diperoleh sebesar 0.074. GFI sebesar 0.84 mengandung arti bahwa 84% model memiliki kesesuaian (fit) dengan data. Selain itu, terdapat ukuran yang menginformasikan kemampuan model yang diusulkan bila dibandingkan dengan baseline model (saturated model). Ukuran ini terdiri atas AGFI dan CFI. Tabel tersebut menujukkan bahwa CFI mendekati perfect fit (good fit). Maka dapat dikatakan model lebih baik jika dibandingkan baseline model. Tetapi nilai AGFI hanya 0.83 yang berarti bahwa hanya sebesar 83% model memiliki kesesuaian (fit) dengan data. Analisis Model Persamaan Struktural Setelah Respesifikasi Tabel 4 menunjukkan bahwa ada beberapa ukuran kebaikan model persamaan struktural atau Goodness of Fit Test (GFT) yang masih belum fit, sehingga dilakukan respesifikasi model. Merespesifikasi model pada penelitian ini dilakukan dengan cara mengkorelasikan error covariance antar peubah indikator dalam suatu peubah laten yang dapat menurunkan nilai χ2 yang besar. Hal ini dilakukan untuk memperbaiki kinerja model dan mendapatkan nilai evaluasi kebaikan model yang lebih baik. Hasil uji masing-masing koefisien bobot faktor yang terstandarisasi model pengukuran pada Lampiran 3 setelah direspesifikasi menunjukkan seluruhnya signifikan dengan semua nilai-t yang lebih besar dari 1.96, bobot faktornya lebih besar dari cut-off value yang disyaratkan yaitu sebesar 0.50, dan tidak ada error variance yang negatif. Reliabilitas model pengukuran dilihat dari nilai R2 masingmasing peubah indikatornya. B119 (Sekolah/Madrasah membelanjakan biaya pengadaan bahan habis pakai untuk kegiatan pembelajaran selama satu tahun terakhir) dan B120 (Sekolah/Madrasah membelanjakan biaya pengadaan alat habis pakai untuk kegiatan pembelajaran selama satu tahun terakhir) memiliki R2 tertinggi yaitu sebesar 0.77. Artinya, kekonsistenan B119 dan B120 dalam mengukur Standar Pembiayaan sebesar 77% atau dapat dikatakan peubah indikator tersebut dominan dalam mengukur peubah latennya. Selanjutnya mengevaluasi reliabilitas konstruk masing-masing model pengukuran atau kontribusi peubah indikator dalam mengukur peubah latennya. Tabel 5 menunjukkan nilai Construct Reliability (CR) dan Variance Extrated (VE) setelah model direspesifikasi. Tabel 5 Evaluasi reliabilitas komposit model pengukuran setelah respesifikasi Peubah laten SI (Standar Isi) SPR (Standar Proses) SKL (Standar Kompetensi Lulusan) SPT (Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan) SSP (Standar Sarana dan Prasarana) SPL (Standar Pengelolaan) SB (Standar Pembiayaan) SPN (Standar Penilaian Pendidikan) *Reliabel
CR 0.5265 0.7006* 0.5324 0.6024 0.5661 0.5231 0.8045* 0.4713
VE 0.4010 0.5240* 0.4058 0.4527 0.4290 0.3921 0.6165* 0.3638
17
Tabel 5 menunjukkan bahwa peubah indikator dari masing-masing peubah laten SPR dan SB andal dalam mengukur secara bersama-sama peubah latennya. Hal ini didasarkan pada nilai Construct Reliability (CR) yang lebih besar dari 0.7. Kemudian, untuk setiap peubah indikator dari masing-masing peubah laten SPR dan SB andal dalam mengukur setiap peubah latennya. Hal ini didasarkan pada nilai variance extracted (VE) yang lebih besar dari 0.5. Evaluasi terhadap model struktural dilakukan dengan memeriksa nilai-t dari dugaan bobot faktor yang harus lebih besar dari 1.96. Selain itu, nilai maksimum faktor loading pada solusi standar tidak boleh lebih dari satu. Hasil uji pada Lampiran 3 menunjukkan bahwa setelah direspesifikasi, SPT mempengaruhi SPN secara signifikan dengan nilai-t sebesar 8.71 dan korelasinya sebesar 0.081. Selain itu terdapat beberapa jalur yang berpengaruh secara signifikan namun korelasinya sangat rendah yaitu SI dengan SPT dan SSP dengan SPR dengan nilai-t masing-masing 5.60 dan 2.06 serta nilai koefisiennya sebesar 0.059 dan 0.022.
Gambar 7 Model struktural setelah respesifikasi Diagram pada Gambar 7 menunjukkan nilai koefisien jalur (γ dan β) dan koefisien determinasi (R2) setelah model direspesifikasi. R2 tertinggi yaitu pada peubah SPT, SI, SPR, dan SSP terhadap SPN 0.64 setelah respesifikasi. Artinya, variansi/keragaman yang terjadi pada Standar Penilaian Pendidikan 64% dapat dijelaskan secara bersama oleh peubah Standar Sarana dan Prasarana, Standar Proses, Standar Isi, dan Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan. Koefisien jalur antarpeubah laten tertinggi yaitu pada jalur SKL dengan SPN, SI dengan SPL, dan SSP dengan SPL yaitu masing-masing sebesar 0.72, 0.71, dan 0.64. Tabel 6 merupakan tabel evaluasi uji kebaikan model setelah dilakukan respesifikasi. Data yang digunakan pada penelitian ini sangat besar sehingga statistik χ2 yang diperoleh akan semakin besar dengan nilai p hitung yang relatif rendah dan cenderung menolak model walaupun model telah direspesifikasi. RMSEA yang diperoleh sebesar 0.042 dan standardized RMR yang diperoleh sebesar 0.65 setelah model direspesifikasi. GFI meningkat menjadi 0.90 mengandung arti bahwa 90% model setelah respesifikasi memiliki kesesuaian (fit) dengan data. Tabel 6 menujukkan bahwa CFI meningkat menjadi 0.98 dan AGFI
18
meningkat menjadi 0.89 yang berarti bahwa sebesar 89% model memiliki kesesuaian (fit) dengan data. Berdasarkan Tabel 6 dapat dilihat bahwa ada 4 ukuran kebaikan model yang menunjukkan kecocokan yang baik, sehingga dapat disimpulkan bahwa kecocokan keseluruhan model adalah baik Tabel 6 Evaluasi uji kebaikan model Kriteria kebaikan model χ2 (nilai p ≥ 0.05) RMSEA Standardized RMSR GFI AGFI CFI
Cut-off value semakin kecil semakin baik ≤ 0.080 ≤ 0.050 ≥ 0.900 ≥ 0.900 ≥ 0.900
Nilai 41527.67* (P=0.00) 0.042 0.065* 0.900 0.890 0.980
*tidak memenuhi batas kebaikan model
Berdasarkan pengaruh langsung dan tidak langsung yang terdapat pada Lampiran 4 diketahui bahwa ada beberapa jalur yang hanya memiliki pengaruh secara langsung yaitu SPL dengan SB, SPT dengan SPL, SI dengan SPT, SPR dengan SI, SSP dengan SPR, SPN dengan SSP, dam SKL dengan SPN. Ada juga jalur-jalur yang hanya memiliki pengaruh tidak langsung tetapi tidak memiliki pengaruh langsung. Pengaruh ini menunjukkan pengaruh suatu peubah terhadap peubah lain melalui satu atau beberapa peubah antara seperti SI dengan SB, SPR dengan SB, SKL dengan SB, SPT dengan SB, SSP dengan SB, SPN dengan SB, SKL dengan SPL, SPR dengan SPT, SKL dengan SPT, SSP dengan SI, SKL dengan SI, SKL dengan SPR, dan SKL dengan SSP. Selain itu, ada jalur-jalur yang memiliki pengaruh langsung dan tidak langsung yaitu SI dengan SPL, SPR dengan SPL, SSP dengan SPL, SPN dengan SPT, SPN dengan SI, dan SPN dengan SPR dengan pengaruh totalnya masing-masing yaitu sebesar 0.74, 0.61, 0.65, 0.11, 0.53, dan 0.26.
KESIMPULAN Terdapat 62 indikator dari total 157 indikator dengan nilai bobot faktornya yang paling besar dalam menyusun peubah latennya. Peubah indikator yang dianggap paling reliabel atau andal dalam mengukur peubah latennya yaitu peubah indikator pada Standar Proses dan Standar Pembiayaan. Pengaruh antar standar yang paling tinggi diberikan oleh peubah Standar Penilaian terhadap Standar Kompetensi Lulusan yang berarti bahwa kompetensi lulusan siswa sangat dipengaruhi oleh penilaian guru terhadap hasil belajar siswa, sedangkan pengaruh antar standar yang paling rendah yaitu Standar Proses terhadap Standar Sarana dan Prasarana. Artinya, proses pelaksanaan pembelajaran dapat mempengaruhi sarana dan prasarana sekolah namun hubungannya sangat lemah.
19
DAFTAR PUSTAKA Bollen KA. 1989. Structural Equation Modelling with Latent Variables. New York (US): John Willey & Sons. Ferezagia DV. 2015. Model Persamaan Struktural Delapan Standar Nasional Pendidikan dengan Metode Generalized Structured Component Analysis. Bogor (ID): Departemen Statistika, Institut Pertanian Bogor. Fernandes AAR, Solimun, Prina E. 2010. Kajian Korelasi Antar Measurement Error Pada Analisis SEM [disajikan dalam Seminar Nasional Basic Science]. Malang (ID): Universitas Brawijaya Hair JF, Anderson RF, Tatham RL, Black WC. 2010. Multivariate Data Analysis 7th ed. New Jersey (US): Prentice Hall, inc. Hoyle RH. 1995. Structural Equation Modeling: Concepts, Issues, and Applications. London (UK): SAGE Publications. Jöreskog KG, Sörbom D. 1993. LISREL 8: Structural Equation Modeling with the SIMPLIS Command Language. Chicago (US): Scientific Software International. Kementrian Pendidikan Nasional dan Kementrian Agama. 2010. Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan : Panduan Teknis Evaluasi Diri Sekolah (EDS). Jakarta (ID). Kementerian Pendidikan Nasional. 2009. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kriteria dan Perangkat Akreditasi Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI). Jakarta(ID): Kemdiknas. Kline RB. 2011. Principles and Practice of Structural Equation Modeling. New York (US): THE GuILFORD PRESS. La Mbau. 2008. Perbandingan Metode Pendugaan Parameter dalam Pemodelan Persamaan Struktural [tesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Mattjik AA, Sumertajaya IM. 2011. Sidik Peubah Ganda. Bogor (ID): Departemen Statistika, Institut Pertanian Bogor. Pemerintah Republik Indonesia. 2003. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta (ID): Sekretariat Negara. Pemerintah Republik Indonesia. 2005. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Jakarta (ID): Sekretariat Negara. Ramadiani. 2010. SEM dan LISREL untuk Analisis Multivariat. Jurnal Sistem Informasi. 2(1):179-188 Tormanen, Juha. 2012. Robustness of factor analysis in analysis of data with discrete variables. Espoo (FI): Aalto University.
20
LAMPIRAN
21
Lampiran 1 Daftar butir pertanyaan setiap Standar Nasional Pendidikan Peubah Laten
Butir
Peubah Indikator
1
Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Sekolah/Madrasah mengembangkan kurikulum dengan melibatkan pihak terkait berpedoman pada panduan penyusunan kurikulum yang disusun oleh BSNP Sekolah/Madrasah mengembangkan kurikulum dengan menggunakan prinsip pengembangan KTSP Sekolah/Madrasah melaksanakan pengembangan kurikulum melalui mekanisme penyusunan KTSP Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum dalam bentuk pengajaran berdasarkan prinsip pelaksanaan kurikulum Sekolah/Madrasah menyusun silabus mata pelajaran muatan lokal dengan melibatkan pihak: (1) kepala sekolah/madrasah, (2) guru, (3)komite sekolah/madrasah atau penyelenggara lembaga pendidikan, (4) dinas pendidikan kabupaten/kota atau Kandepag, dan (5) instansi terkait di daerah Sekolah/Madrasah melaksanakan program pengembangan diri dalam bentuk kegiatan konseling Sekolah/Madrasah melaksanakan program pengembangan diri dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler Sekolah/Madrasah menjabarkan standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) ke dalam indikator-indikator untuk setiap mata pelajaran Sekolah/Madrasah menerapkan kegiatan pembelajaran sesuai dengan ketentuan yang tertuang pada lampiran Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 Guru mengalokasikan waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur kepada siswa maksimal 40% dari alokasi waktu tiap mata pelajaran Pengembangan KTSP dilaksanakan dengan mengacu kepada: (1) Standar Isi, (2) Standar Kompetensi Lulusan, (3) berpedoman pada panduan penyusunan kurikulum yang disusun oleh BSNP, serta (4) memperhatikan pertimbangan komite sekolah/madrasah Sekolah/Madrasah mengembangan silabus mata pelajaran dengan menggunakan 7 langkah pada Panduan Penyusunan KTSP Dalam mengembangkan KTSP, guru menyusun silabus setiap mata pelajaran yang diajarkan Sekolah/Madrasah memiliki silabus untuk setiap mata pelajaran sesuai dengan panduan penyusunan KTSP Sekolah/Madrasah menentukan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) setiap mata pelajaran melalui rapat dewan guru Sekolah/Madrasah menentukan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dengan memperhatikan unsur: (1) karakteristik siswa, (2) karakteristik mata pelajaran, dan (3) kondisi satuan pendidikan Sekolah/Madrasah menjadwalkan awal tahun pelajaran, minggu efektif, pembelajaran efektif, dan hari libur pada kalender akademik yang dimiliki
2
3 4 5 6
7 8 9
10 SI 11
12
13 14 15 16 17
18
̅
S
3.4
0.8
3.2
0.7
3.5
0.7
3.1
0.8
3.3
0.7
2.8
1.0
2.7
0.9
2.9
0.9
3.5
0.6
3.7
0.6
3.0
0.8
3.5
0.7
3.3
0.8
3.1
0.9
3.6
0.6
2.3
1.4
3.5
0.8
3.7
0.6
22
Peubah Laten
Butir
Peubah Indikator
̅
S
19 20 21
Setiap mata pelajaran memiliki RPP yang dijabarkan dari silabus RPP disusun dengan memperhatikan 6 prinsip penyusunan Sekolah/Madrasah melaksanakan proses pembelajaran dengan memenuhi persyaratan yang ditentukan Proses pembelajaran di sekolah/madrasah dilaksanakan sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran Sekolah/Madrasah melaksanakan pembelajaran melalui pendekatan tematik untuk kelas I — III Sekolah/Madrasah melaksanakan pembelajaran melalui pendekatan mata pelajaran untuk kelas IV — VI Pemantauan proses pembelajaran dilakukan oleh kepala sekolah/madrasah mencakup tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, dan tahap penilaian hasil pembelajaran Supervisi proses pembelajaran dilakukan oleh kepala sekolah/madrasah dengan cara pemberian contoh, diskusi, pelatihan, dan konsultasi Evaluasi terhadap guru dalam proses pembelajaran dilakukan oleh kepala sekolah/madrasah dengan memperhatikan 4 aspek, yaitu: (1) persiapan, (2) pelaksanaan, (3) evaluasi pembelajaran, dan (4) rencana tindak lanjut Kepala sekolah/madrasah menyampaikan hasil pengawasan proses pembelajaran kepada pemangku kepentingan Kepala sekolah/madrasah melakukan tindak lanjut terhadap hasil pengawasan proses pembelajaran Siswa memperoleh pengalaman belajar untuk menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif dalam pengambilan keputusan Siswa memperoleh pengalaman belajar yang menunjukkan rasa keingintahuan yang tinggi dan menyadari potensinya Siswa memperoleh pengalaman belajar yang menunjukkan kemampuan mengenali gejala alam dan social Siswa memperoleh pengalaman belajar menggunakan informasi tentang lingkungan sekitar secara logis, kritis, dan kreatif melalui pemanfaatan sumber belajar berupa; (1) bahan ajar, (2) buku teks, (3) perpustakaan, (4) laboratorium, dan (5) internet Siswa memperoleh pengalaman belajar yang menunjukkan kegemaran membaca dan menulis Siswa memperoleh pengalaman belajar yang menunjukkan kecintaan dan kepedulian terhadap lingkungan sosial dan fisik Siswa memperoleh pengalaman belajar yang menunjukkan kemampuan untuk melakukan kegiatan seni dan budaya local Dalam satu tahun terakhir, siswa memperoleh pengalaman belajar untuk dapat mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku di lingkungannya Dalam setahun terakhir siswa memperoleh pengalaman belajar yang dapat menunjukkan kecintaan dan kebanggaan terhadap bangsa, Negara dan tanah air Indonesia
3.3 3.2 3.3
0.7 0.7 0.7
3.3
0.7
3.7
0.6
3.8
0.6
3.1
0.9
2.8
0.8
3.1
0.9
2.8
0.9
2.7
0.9
2.8
0.9
2.6
0.8
3.0
0.8
2.6
0.8
3.2
0.7
3.1
0.8
2.6
1.0
3.1
0.6
3.0
0.8
22 23 SPR
24 25
26
27
28 29 30
31 32 33
SKL
34 35 36 37
38
23
Peubah Laten
Butir
Peubah Indikator
̅
S
39
Siswa memperoleh pengalaman belajar yang menunjukkan kebiasaan hidup bersih, sehat, bugar, aman dan memanfaatkan waktu luang Siswa memperoleh pengalaman belajar untuk dapat menjalankan ajaran agama yang dianut sesuai dengan tahap perkembangan anak Siswa memperoleh pengalaman belajar untuk menghargai keberagaman agama, bangsa, suku, ras, dan golongan sosial ekonomi Siswa memperoleh pengalaman belajar bekerjasama dalam kelompok, tolong-menolong dan menjaga diri sendiri dalam lingkungan keluarga dan teman sebaya Siswa memperoleh pengalaman belajar yang menunjukkan kemampuan memecahkan masalah sederhana dalam kehidupan sehari-hari Siswa memperoleh pengalaman belajar dalam berkomunikasi baik lisan maupun tulisan Siswa memperoleh pengalaman belajar yang menunjukkan keterampilan menyimak, berbicara, membaca, menulis, dan berhitung Sekolah/Madrasah memiliki prestasi yang ditunjukkan dengan rata-rata hasil UASBN Guru memiliki kualifikasi akademik minimum Guru agama, guru pendidikan jasmani, dan guru kesenian mengajar sesuai dengan latar belakang pendidikannya Guru memiliki kompetensi pedagogik sesuai dengan prinsipprinsip pembelajaran Guru memiliki kompetensi kepribadian sebagai agen pembelajaran Guru berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua, dan masyarakat Guru memiliki kesehatan jasmani dan rohani untuk menjalankan tugas mengajar dan tugas lainnya Kepala sekolah/madrasah berstatus sebagai guru, memiliki sertifikat pendidik, dan Surat Keputusan (SK) sebagai kepala sekolah/madrasah Kepala sekolah/madrasah memiliki kualifikasi akademik minimum Sarjana (S1) atau Diploma Empat (D-IV) Kepala sekolah/madrasah memiliki pengalaman mengajar sekurangkurangnya 5 tahun Kepala sekolah/madrasah memiliki kompetensi kepribadian Kepala sekolah/madrasah memiliki kemampuan manajerial yang ditunjukkan dengan keberhasilan mengelola siswa Kepala sekolah/madrasah memiliki kemampuan kewirausahaan yang ditunjukkan antara lain dengan adanya naluri kewirausahaan dalam mengelola kegiatan produksi/jasa sebagai sumber belajar siswa
3.6
0.7
3.3
0.8
3.0
0.9
2.9
0.8
2.7
0.8
2.4
1.1
2.7
1.1
2.7
0.8
2.9 2.8
1.2 0.8
3.3
0.7
3.6
0.6
3.6
0.6
3.6
0.6
3.8
0.6
3.6
1.0
3.9
0.4
3.7 3.3
0.5 0.8
1.9
1.2
40
41
42 SKL 43
44 45
46 47 48 49 50 51
SPT
52 53
54 55 56 57 58
24
Peubah Laten
SPT
Butir
Peubah Indikator
̅
s
59
Kepala sekolah/madrasah memiliki kemampuan bekerjasama dengan pihak lain untuk kepentingan sekolah/madrasah,berpartisipasi dalam kegiatan sosial kemasyarakatan, dan memiliki kepekaan sosial terhadap orang atau kelompok lain Kepala sekolah/madrasah melakukan supervisi dan monitoring Tenaga administrasi minimum memiliki kualifikasi akademik pendidikan menengah atau yang sederajat Tenaga administrasi memiliki latar belakang pendidikan sesuai dengan tugasnya Tenaga perpustakaan minimum memiliki kualifikasi akademik pendidikan menengah atau yang sederajat Tenaga perpustakaan memiliki surat penugasan sebagai penanggung jawab perpustakaan Sekolah/Madrasah memiliki tenaga layanan khusus, yaitu: (1) penjaga sekolah/madrasah, (2) tukang kebun, (3) tenaga kebersihan, (4) pengemudi, dan (5) pesuruh Lahan sekolah/madrasah memenuhi ketentuan luas minimal sesuai dengan rasio jumlah siswa Lahan sekolah/madrasah berada di lokasi yang aman, terhindar dari potensi bahaya yang mengancam kesehatan, keselamatan jiwa, dan memiliki akses untuk penyelamatan dalam keadaan darurat Lahan sekolah/madrasah berada di lokasi yang terhindar dari gangguan pencemaran air, pencemaran udara, pencemaran tanah, dan kebisingan Sekolah/Madrasah berada di lokasi yang sesuai dengan peruntukan, memiliki status hak atas tanah, ijin pemanfaatan dari pemegang hak atas tanah, dan ijin mendirikan bangunan Lantai sekolah/madrasah memenuhi ketentuan luas minimal sesuai dengan rasio jumlah siswa dan lantai gedung Bangunan sekolah/madrasah memiliki struktur yang stabil dan kokoh serta dilengkapi dengan sistem pencegahan bahaya kebakaran dan petir Sekolah/Madrasah memiliki sanitasi di dalam dan di luar bangunan yang dapat memenuhi kebutuhan: (1) air bersih, (2) saluran air kotor dan/atau air limbah, (3) tempat sampah, dan (4) saluran air hujan Bangunan sekolah/madrasah memiliki ventilasi udara dan pencahayaan yang memadai Bangunan sekolah/madrasah memiliki instalasi listrik dengan daya minimum 900 watt Sekolah/Madrasah memiliki izin mendirikan bangunan dan izin penggunaan bangunan sesuai dengan peruntukannya Sekolah/Madrasah melakukan pemeliharaan secara berkala baik pemeliharaan ringan maupun berat terhadap bangunan sekolah/madrasah
2.7
1.1
2.9 2.3
1.0 1.3
1.9
1.2
1.9
1.3
2.0
1.3
1.6
1.2
3.4
0.8
3.5
0.7
3.6
0.7
3.3
0.8
3.4
0.7
2.8
0.8
3.3
0.9
3.8
0.5
3.4
1.0
2.8
1.3
3.3
0.9
60 61 62 63 64 65
66 67
68
69
70 71 SSP 72
73 74 75 76
25
Peubah Laten
Butir 77
78 79 80 81 82 SSP
83 84 85
86
87 88 89 90 91 92 93 SPL
94 95
96 97 98
Peubah Indikator Sekolah/Madrasah memiliki prasarana sesuai dengan ketentuan: (1) ruang kelas, (2) ruang perpustakaan, (3) laboratorium IPA, (4) ruang pimpinan, (5) ruang guru, (6) tempat beribadah, (7) ruang UKS, (8) jamban, (9) gudang, dan (10) ruang sirkulasi Sekolah/Madrasah memiliki ruang kelas dengan jumlah, ukuran, dan sarana sesuai ketentuan Sekolah/Madrasah memiliki ruang perpustakaan dengan luas dan sarana sesuai ketentuan Sekolah/Madrasah memiliki buku teks pelajaran yang telah ditetapkan dengan Permendiknas Sekolah/Madrasah memanfaatkan buku teks pelajaran yang telah ditetapkan dengan Permendiknas Sekolah/Madrasah memiliki laboratorium Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dengan sarana laboratorium IPA lengkap Sekolah/Madrasah memiliki ruang pimpinan dengan luas dan sarana sesuai ketentuan Sekolah/Madrasah memiliki ruang guru dengan luas dan sarana sesuai ketentuan Sekolah/madrasah memiliki tempat beribadah bagi warga sekolah/madrasah dengan luas dan perlengkapan sesuai ketentuan Sekolah/Madrasah memiliki ruang Unit Kesehatan Sekolah/Madrasah (UKS/M) dengan luas dan sarana sesuai ketentuan Sekolah/Madrasah memiliki jamban dengan jumlah, ukuran, dan sarana sesuai ketentuan Sekolah/Madrasah memiliki gudang dengan luas dan sarana sesuai ketentuan Sekolah/Madrasah memiliki ruang sirkulasi dengan luas dan kualitas sesuai ketentuan Sekolah/Madrasah memiliki tempat bermain/berolahraga dengan luas dan sarana sesuai ketentuan Sekolah/Madrasah telah merumuskan dan menetapkan visi lembaga Sekolah/Madrasah telah merumuskan dan menetapkan misi lembaga Sekolah/Madrasah telah merumuskan dan menetapkan tujuan lembaga Sekolah/Madrasah memiliki rencana kerja jangka menengah (empat tahunan) dan rencana kerja tahunan Sekolah/Madrasah memiliki pedoman yang mengatur berbagai aspek pengelolaan secara tertulis yang mudah dipahami oleh pihak-pihak terkait Sekolah/Madrasah memiliki struktur organisasi dengan kejelasan uraian tugas Sekolah/Madrasah melaksanakan kegiatan sesuai dengan rencana kerja tahunan Sekolah/Madrasah melaksanakan kegiatan kesiswaan
̅
s
2.7
1.0
3.4
0.8
2.5
1.3
3.4
0.7
3.3
0.8
2.0
1.4
2.5
1.3
2.7
1.1
2.0
1.5
1.9
1.3
2.7
1.1
1.8
1.3
2.3
1.5
3.0
1.0
3.3
0.7
3.3
0.7
3.2
0.7
3.0
1.0
3.3
0.8
3.4
0.9
3.1
0.8
2.9
0.8
26
Peubah Laten
Butir
Peubah Indikator
̅
s
99
Sekolah/Madrasah melaksanakan kegiatan pengembangan kurikulum dan pembelajaran Sekolah/Madrasah melaksanakan pendayagunaan pendidik dan tenaga kependidikan Sekolah/Madrasah mengelola sarana dan prasarana pembelajaran Sekolah/Madrasah mengelola pembiayaan pendidikan Sekolah/Madrasah menciptakan suasana, iklim, dan lingkungan pembelajaran yang kondusif Sekolah/Madrasah melibatkan masyarakat dan membangun kemitraan dengan lembaga lain yang relevan dalam pengelolaan pendidikan Sekolah/Madrasah memiliki program pengawasan yang disosialisasikan kepada pendidik dan tenaga kependidikan Sekolah/Madrasah melaksanakan kegiatan evaluasi diri Sekolah/Madrasah melaksanakan evaluasi kinerja pendidik dan tenaga kependidikan Sekolah/Madrasah mempersiapkan unsur-unsur pelaksanaan akreditasi Kepala Sekolah/Madrasah melaksanakan tugas pokok dan fungsi (Tupoksi) kepemimpinan sesuai dengan standar yang telah ditentukan Sekolah/Madrasah memiliki sistem informasi manajemen untuk mendukung administrasi pendidikan Sekolah/Madrasah memiliki catatan tahunan berupa dokumen investasi sarana dan prasarana secara menyeluruh Sekolah/Madrasah membelanjakan biaya untuk pengembangan pendidik dan tenaga kependidikan berdasarkan Rencana Kerja dan Anggaran Sekolah/Madrasah (RKA-S/M) Sekolah/Madrasah memiliki modal kerja sebesar yang tertuang dalam RKA-S/M untuk membiayai seluruh kebutuhan pendidikan Sekolah/Madrasah membayar gaji, honor kegiatan-kegiatan sekolah, insentif, dan tunjangan lain pendidik pada tahun berjalan Sekolah/Madrasah membayar gaji, honor kegiatan-kegiatan sekolah, insentif, dan tunjangan lain tenaga kependidikan pada tahun berjalan Sekolah/Madrasah membelanjakan biaya untuk menunjang pelaksanaan kegiatan pembelajaran untuk satu tahun terakhir Sekolah/Madrasah membelanjakan dana untuk kegiatan kesiswaan selama satu tahun terakhir Sekolah/Madrasah membelanjakan biaya pengadaan alat tulis untuk kegiatan pembelajaran selama satu tahun terakhir Sekolah/Madrasah membelanjakan biaya pengadaan bahan habis pakai untuk kegiatan pembelajaran selama satu tahun terakhir
3.5
0.7
3.0
0.8
3.2
0.8
3.6 3.3
0.7 0.8
2.5
1.1
2.8
1.0
3.0 3.0
0.9 0.9
3.6
0.7
3.2
0.8
2.9
1.1
3.2
0.9
3.5
0.8
3.5
0.7
3.5
0.7
3.4
0.8
3.5
0.7
3.5
0.8
3.5
0.8
3.5
0.8
100 101 102 103 104
105
SPL
106 107 108 109
110 111 112
113
114 SB 115
116 117 118 119
27
Peubah Laten
Butir
Peubah Indikator
̅
S
120
Sekolah/Madrasah membelanjakan biaya pengadaan alat habis pakai untuk kegiatan pembelajaran selama satu tahun terakhir Sekolah/Madrasah membelanjakan biaya pengadaan kegiatan rapat selama satu tahun terakhir Sekolah/Madrasah membelanjakan biaya pengadaan transport dan perjalanan dinas selama satu tahun terakhir Sekolah/Madrasah membelanjakan biaya penggandaan soalsoal ulangan/ujian selama satu tahun terakhir Sekolah/Madrasah membelanjakan biaya pengadaan daya dan jasa selama satu tahun terakhir Sekolah/Madrasah membelanjakan anggaran untuk mendukung kegiatan operasi tidak langsung untuk satu tahun terakhir Biaya operasi sekolah digunakan untuk: (1) kesejahteraan warga sekolah/madrasah, (2) pengembangan guru dan tenaga kependidikan, (3) sarana prasarana, (4) pengembangan kurikulum dan kegiatan pembelajaran, dan (5) kegiatan ketatausahaan Sekolah/Madrasah memungut biaya pendidikan Siswa dikenakan biaya pendaftaran ulang setiap awal tahun pelajaran Sekolah/Madrasah melaksanakan subsidi silang untuk membantu siswa kurang mampu Sekolah/Madrasah melakukan pungutan biaya personal lain di samping uang sekolah/madrasah Pengambilan keputusan sekolah/madrasah untuk menarik atau tidak menarik dana dari masyarakat dilakukan dengan melibatkan unsur: (1) penyelenggara pendidikan/ yayasan, (2) kepala sekolah/madrasah, (3) komite sekolah/madrasah, (4) perwakilan guru, dan (5) perwakilan tenaga kependidikan Pengelolaan dana dilakukan secara sistematis, transparan, efisien, dan akuntabel Sekolah/Madrasah memiliki pedoman pengelolaan keuangan sebagai dasar dalam penyusunan RKA-S/M Sekolah/Madrasah memiliki pembukuan biaya operasional Sekolah/Madrasah membuat laporan pertanggungjawaban pengelolaan keuangan dan menyampaikannya kepada pemerintah atau yayasan Guru menginformasikan rancangan dan kriteria penilaian yang ada dalam silabus mata pelajaran kepada siswa pada semester yang berjalan Teknik penilaian yang ada pada silabus telah sesuai dengan indikator pencapaian kompetensi dasar (KD) Guru mengembangkan instrumen dan pedoman penilaian sesuai dengan bentuk dan teknik penilaian Guru menggunakan berbagai teknik penilaian
3.5
0.8
3.3
1.0
3.2
1.1
3.6
0.8
3.4
1.0
3.1
1.1
3.6
0.6
3.7 3.8
0.8 0.6
2.4
1.5
3.7
0.6
3.5
0.7
3.7
0.8
3.3
0.9
3.6 3.5
0.7 0.8
3.1
0.9
3.2
0.8
3.1
0.8
3.1
0.7
121 122 123 124 125 126
SB
127 128 129 130 131
132 133 134 135
136
SPN
137 138 139
28
Peubah Laten
Butir 140 141 142 143
144
145 146 147 148
SPN
149
150 151 152 153 154
155
156 157
Peubah Indikator Guru mengolah hasil penilaian untuk mengetahui kemajuan hasil belajar dan kesulitan belajar siswa Guru mengembalikan hasil pemeriksaan pekerjaan siswa disertai balikan/ komentar yang mendidik Guru memanfaatkan hasil penilaian untuk perbaikan pembelajaran Guru melaporkan hasil penilaian mata pelajaran pada setiap akhir semester kepada kepala sekolah/madrasah dalam bentuk laporan prestasi belajar siswa Guru melaporkan hasil penilaian akhlak siswa kepada guru Pendidikan Agama sebagai informasi untuk menentukan nilai akhir semester Guru melaporkan hasil penilaian kepribadian siswa kepada guru Pendidikan Kewarganegaraan sebagai informasi untuk menentukan nilai akhir semester Sekolah/Madrasah mengkoordinasikan ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas Sekolah/Madrasah menentukan kriteria kenaikan kelas melalui rapat Sekolah/madrasah menentukan nilai akhir kelompok mata pelajaran estetika dan kelompok mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan Sekolah/Madrasah menentukan nilai akhir kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kewarganegaraan dan kepribadian Sekolah/Madrasah melaporkan hasil penilaian setiap akhir semester kepada orang tua/wali siswa dalam bentuk buku laporan pendidikan Sekolah/Madrasah melaporkan pencapaian hasil belajar siswa kepada Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota Sekolah/Madrasah menentukan kelulusan siswa dari satuan pendidikan Sekolah/Madrasah menentukan nilai rata-rata sebagai kriteria kelulusan UASBN Sekolah/Madrasah menentukan nilai minimal mata pelajaran sebagai kriteria kelulusan UASBN Sekolah/Madrasah menerbitkan dan menyerahkan Surat Keterangan Hasil Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional (SKHUASBN) setiap siswa yang mengikuti Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional (UASBN) Sekolah/Madrasah menyerahkan ijazah kepada setiap siswa yang telah lulus Sekolah/Madrasah menerima siswa baru dengan menggunakan berbagai pertimbangan
̅
s
3.1
0.9
3.0
0.9
3.1
0.9
3.6
0.7
3.1
1.0
3.1
1.0
3.6
0.6
3.7
0.6
3.5
0.9
3.5
0.9
3.6
0.7
3.5
0.8
3.8
0.6
3.1
0.9
3.2
0.9
3.3
0.9
3.1
0.9
3.5
0.9
29
Lampiran 2 Analisis faktor peubah indikator Peubah Laten
Standar Isi
Standar Proses
Standar Kompetensi Lulusan
Peubah Indikator Faktor 1
Faktor 2
BUTIR1
0.44063
0.28065
BUTIR2
0.55339
0.26567
BUTIR3
0.40565
0.43014
BUTIR4
0.57084
0.25000
BUTIR5
0.45169
0.39699
BUTIR6
0.50955
0.14393
BUTIR7
0.54051
0.14471
BUTIR8
0.52474
0.23597
BUTIR9
0.21236
0.57496
BUTIR10
0.08680
0.52370
BUTIR11
0.38506
0.29181
BUTIR12
0.26259
0.49444
BUTIR13
0.29877
0.53324
BUTIR14
0.38915
0.30358
BUTIR15
0.17465
0.58938
BUTIR16
0.32951
0.02215
BUTIR17
0.22685
0.37719
BUTIR18
0.09004
0.40855
BUTIR19
0.20444
0.44377
BUTIR20
0.23789
0.54066
BUTIR21
0.16832
0.44750
BUTIR22
0.22995
0.53164
BUTIR23
0.00772
0.48154
BUTIR24
-0.01790
0.49330
BUTIR25
0.64695
0.14725
BUTIR26
0.70528
0.14738
BUTIR27
0.69150
0.13230
BUTIR28
0.63849
0.12069
BUTIR29
0.63712
0.16063
BUTIR30
0.37918
0.30159
BUTIR31
0.61050
0.23398
BUTIR32
0.32782
0.54070
BUTIR33
0.61673
0.24105
BUTIR34
0.20788
0.59607
Faktor 3
Faktor 4
30
Peubah Laten
Standar Kompetensi Lulusan
Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Standar Sarana dan Prasarana
Peubah Indikator Faktor 1
Faktor 2
Faktor 3
BUTIR35
0.23607
0.62616
BUTIR36
0.58013
0.26373
BUTIR37
0.18611
0.27357
BUTIR38
0.49835
0.27810
BUTIR39
0.15763
0.22134
BUTIR40
0.32375
0.28871
BUTIR41
0.50177
0.26800
BUTIR42
0.26090
0.61098
BUTIR43
0.27824
0.58207
BUTIR44
0.58881
0.27533
BUTIR45
0.51307
0.20427
BUTIR46
0.38358
0.23721
BUTIR47
0.08925
0.15795
0.53392
BUTIR48
0.19716
0.14121
0.37153
BUTIR49
0.09176
0.43065
0.34140
BUTIR50
0.06912
0.55715
0.13503
BUTIR51
0.06803
0.45275
0.10983
BUTIR52
0.06820
0.53507
0.13791
BUTIR53
-0.04384
0.41152
0.19605
BUTIR54
0.01064
0.25097
0.36301
BUTIR55
-0.06999
0.42680
-0.08514
BUTIR56
0.05777
0.51396
0.05154
BUTIR57
0.13659
0.30124
0.17140
BUTIR58
0.30015
-0.00778
0.45389
BUTIR59
0.24309
0.04266
0.32927
BUTIR60
0.25715
0.25346
0.37688
BUTIR61
0.73338
0.07732
0.10928
BUTIR62
0.75441
0.02671
0.13865
BUTIR63
0.76491
0.06618
0.14382
BUTIR64
0.73052
0.10077
0.16972
BUTIR65
0.52547
-0.01667
0.31695
BUTIR66
0.11044
0.49951
-0.04665
BUTIR67
0.15271
0.43629
0.12664
BUTIR68
0.01797
0.43897
0.06005
BUTIR69
0.05021
0.14988
0.57704
Faktor 4
31
Peubah Laten
Standar Sarana dan Prasarana
Standar Pengelolaan
Peubah Indikator Faktor 1
Faktor 2
Faktor 3
BUTIR70
0.08405
0.56310
0.01802
BUTIR71
0.33981
0.18549
0.17496
BUTIR72
0.44331
0.30765
0.12724
BUTIR73
0.04111
0.44535
0.06326
BUTIR74
0.39102
0.21950
0.11526
BUTIR75
0.10936
0.02790
0.58309
BUTIR76
0.32581
0.28719
0.16165
BUTIR77
0.61954
0.17002
0.05946
BUTIR78
0.23208
0.44624
0.07421
BUTIR79
0.55091
0.16462
0.04354
BUTIR80
0.26451
0.29016
0.13799
BUTIR81
0.24920
0.25350
0.16952
BUTIR82
0.56863
0.06510
-0.00473
BUTIR83
0.60876
0.13381
0.06667
BUTIR84
0.51668
0.19686
0.04498
BUTIR85
0.65776
0.00431
0.03758
BUTIR86
0.71411
0.05624
0.03287
BUTIR87
0.46265
0.26294
0.05341
BUTIR88
0.60723
0.06083
0.06885
BUTIR89
0.40877
0.08845
0.15640
BUTIR90
0.35734
0.32421
0.01967
BUTIR91
0.19361
0.80963
BUTIR92
0.20870
0.84805
BUTIR93
0.27051
0.67966
BUTIR94
0.47041
0.29115
BUTIR95
0.53972
0.21707
BUTIR96
0.37336
0.21170
BUTIR97
0.52991
0.20312
BUTIR98
0.51667
0.20692
BUTIR99
0.49650
0.14820
BUTIR100
0.56115
0.14780
BUTIR101
0.56116
0.14122
BUTIR102
0.47199
0.11980
BUTIR103
0.52151
0.16699
BUTIR104
0.49239
0.14272
BUTIR105
0.58230
0.15407
BUTIR106
0.40680
0.12183
Faktor 4
32
Peubah Laten Standar Pengelolaan
Standar Pembiayaan
Standar Penilaian
Peubah Indikator Faktor 1
Faktor 2
Faktor 3
Faktor 4
BUTIR107
0.59720
0.13367
BUTIR108
0.50607
0.16526
BUTIR109
0.55034
0.15483
BUTIR110
0.46219
0.14573
BUTIR111
0.12242
0.39284
0.11767
-0.05166
BUTIR112
0.37138
0.22033
0.20111
0.01398
BUTIR113
0.32415
0.29483
0.23716
0.05492
BUTIR114
0.14076
0.13187
0.68756
0.00015
BUTIR115
0.15340
0.12613
0.68776
0.00007
BUTIR116
0.53953
0.19885
0.23215
0.05096
BUTIR117
0.65523
0.17776
0.14673
0.04085
BUTIR118
0.76506
0.14049
0.08773
0.04753
BUTIR119
0.79736
0.11938
0.06344
0.05285
BUTIR120
0.78386
0.12898
0.05152
0.04362
BUTIR121
0.70812
0.13506
0.07301
0.00696
BUTIR122
0.63599
0.08982
0.07056
-0.01559
BUTIR123
0.69128
0.15501
0.06393
0.06131
BUTIR124
0.61614
0.19850
0.05863
-0.00516
BUTIR125
0.53577
0.13465
0.08924
-0.02049
BUTIR126
0.22152
0.29209
0.17392
0.14452
BUTIR127
-0.00360
0.01979
-0.04364
0.65387
BUTIR128
0.04049
0.05811
-0.00431
0.63356
BUTIR129
0.11103
0.12958
0.09961
-0.01643
BUTIR130
0.01738
0.07860
0.04617
0.56726
BUTIR131
0.08555
0.30846
0.11548
0.14098
BUTIR132
0.08591
0.29815
0.09022
0.12621
BUTIR133
0.11975
0.66033
0.01747
-0.01253
BUTIR134
0.16164
0.69608
0.01187
0.04566
BUTIR135
0.14777
0.66945
-0.00311
0.01480
BUTIR136
0.54376
0.12386
0.09323
0.06674
BUTIR137
0.56088
0.05988
0.19568
0.05348
BUTIR138
0.63707
0.05379
0.15959
0.02115
BUTIR139
0.61827
0.07808
0.15481
0.03563
BUTIR140
0.60014
0.09602
0.12663
0.05637
BUTIR141
0.51539
0.18664
0.05720
0.05100
33
Peubah Laten
Standar Penilaian
Peubah Indikator Faktor 1
Faktor 2
Faktor 3
Faktor 4
BUTIR142
0.59242
0.14739
0.10271
0.05364
BUTIR143
0.32121
0.20165
0.31800
-0.03620
BUTIR144
0.41459
0.44128
-0.05043
0.13662
BUTIR145
0.41243
0.41579
-0.02527
0.14827
BUTIR146
0.21907
0.38286
0.36210
-0.10914
BUTIR147
0.12759
0.44467
0.35118
-0.12511
BUTIR148
0.10601
0.74422
0.10665
0.05489
BUTIR149
0.11824
0.74234
0.10652
0.07559
BUTIR150
0.16174
0.29632
0.32316
0.01209
BUTIR151
0.19254
0.17846
0.29258
0.05200
BUTIR152
0.10879
0.30927
0.39999
-0.03590
BUTIR153
0.09127
0.04416
0.11265
0.61960
BUTIR154
0.07796
0.04093
0.10127
0.60980
BUTIR155
0.11859
-0.01624
0.44308
0.19312
BUTIR156
0.10969
-0.03575
0.42875
0.20174
BUTIR157
0.01218
0.03754
0.26775
0.02069
34
Lampiran 3 Hasil uji model pengukuran dan model struktural MODEL Model Pengukuran B1 ← SI B2 ← SI B3 ← SI B4 ← SI B5 ← SI B6 ← SI B7 ← SI B8 ← SI B25 ← SPR B26 ← SPR B27 ← SPR B28 ← SPR B29 ← SPR B31 ← SKL B33 ← SKL B36 ← SKL B38 ← SKL B41 ← SKL B44 ← SKL B45 ← SKL B61 ← SPT B62 ← SPT B63 ← SPT B64 ← SPT B65 ← SPT B77 ← SSP B79 ← SSP B82 ← SSP B83 ← SSP B84 ← SSP B85 ← SSP B86 ← SSP B88 ← SSP B95 ← SPL B97 ← SPL B98 ← SPL B100 ← SPL B101 ← SPL B103 ← SPL B105 ← SPL B107 ← SPL B108 ← SPL B109 ← SPL B116 ← SB B117 ← SB B118 ← SB B119 ← SB B120 ← SB
Bobot faktor terstandarisasi
0.62 0.69 0.67 0.69 0.68 0.56 0.57 0.60 0.73 0.77 0.76 0.70 0.69 0.67 0.69 0.69 0.63 0.62 0.69 0.60 0.74 0.75 0.85 0.81 0.62 0.68 0.6 0.62 0.66 0.57 0.70 0.76 0.63 0.62 0.61 0.62 0.64 0.63 0.61 0.64 0.65 0.61 0.64 0.69 0.78 0.88 0.90 0.89
Sebelum respesikasi Kesalahan Nilai-t pengukuran
0.62 0.53 0.55 0.52 0.54 0.69 0.68 0.64 0.47 0.40 0.42 0.52 0.52 0.55 0.52 0.53 0.60 0.62 0.53 0.65 0.45 0.44 0.27 0.34 0.62 0.54 0.64 0.62 0.56 0.68 0.51 0.42 0.60 0.62 0.63 0.61 0.59 0.61 0.62 0.60 0.58 0.62 0.59 0.52 0.39 0.22 0.19 0.21
68.06 66.74 68.58 67.32 57.73 58.40 61.24 87.52 86.29 79.06 78.82 71.52 71.36 66.32 65.30 71.38 63.15 88.58 100.49 96.18 72.17 66.00 67.29 71.81 62.18 75.19 80.79 68.86 62.60 63.67 65.40 63.97 62.94 64.73 65.90 62.91 65.24 95.51 113.13 135.86 141.25 137.36
2
R
0.38 0.47 0.45 0.48 0.46 0.31 0.32 0.36 0.53 0.60 0.58 0.48 0.48 0.45 0.48 0.47 0.40 0.38 0.47 0.35 0.55 0.56 0.73 0.66 0.38 0.46 0.36 0.38 0.44 0.32 0.49 0.58 0.40 0.38 0.37 0.39 0.41 0.39 0.38 0.40 0.42 0.38 0.41 0.48 0.61 0.78 0.81 0.79
Sesudah respesifikasi Bobot faktor Kesalahan Nilai-t terstandarisasi pengukuran
0.62 0.69 0.68 0.70 0.69 0.55 0.54 0.57 0.74 0.78 0.77 0.66 0.66 0.60 0.63 0.71 0.63 0.61 0.68 0.59 0.63 0.64 0.69 0.68 0.72 0.68 0.60 0.62 0.66 0.57 0.70 0.76 0.63 0.61 0.61 0.62 0.64 0.63 0.61 0.64 0.65 0.61 0.64 0.69 0.78 0.87 0.88 0.88
0.61 0.52 0.54 0.51 0.53 0.69 0.71 0.67 0.45 0.39 0.40 0.56 0.56 0.64 0.61 0.50 0.60 0.63 0.54 0.65 0.60 0.59 0.53 0.53 0.48 0.54 0.64 0.62 0.56 0.68 0.51 0.42 0.60 0.62 0.63 0.61 0.59 0.61 0.62 0.60 0.58 0.63 0.59 0.53 0.39 0.24 0.23 0.23
68.81 67.90 69.56 68.26 57.72 56.02 59.21 89.39 88.17 75.63 75.32 84.97 63.24 58.32 57.02 61.22 55.30 96.49 66.89 62.43 47.26 65.94 67.31 71.82 62.18 75.23 80.78 68.89 62.55 63.70 65.37 63.93 62.90 64.72 65.87 62.78 65.20 92.90 112.14 132.70 132.45 133.00
R2
0.39 0.48 0.46 0.49 0.47 0.31 0.29 0.33 0.55 0.61 0.60 0.44 0.44 0.36 0.39 0.50 0.40 0.37 0.46 0.35 0.4 0.41 0.47 0.47 0.52 0.46 0.36 0.38 0.44 0.32 0.49 0.58 0.40 0.38 0.37 0.39 0.41 0.39 0.38 0.40 0.42 0.37 0.41 0.47 0.61 0.76 0.77 0.77
35
MODEL Model Pengukuran B121 ← SB B122 ← SB B123 ← SB B124 ← SB B125 ← SB B136 ← SPN B137 ← SPN B138 ← SPN B139 ← SPN B140 ← SPN B141 ← SPN B142 ← SPN B144 ← SPN B145 ← SPN Model Struktural SKL ← SPN SPN ← SPT SPN ← SI SPN ← SPR SPN ← SSP SPT ← SPL SI ← SPL SPR ← SPL SSP ← SPL SSP ← SPR SPR ← SI SI ← SPT SPL ← SB
Sebelum respesikasi Bobot faktor Kesalahan Nilai-t terstandarisasi pengukuran
Sesudah respesifikasi Kesalahan Nilai-t pengukuran
R
Bobot faktor terstandarisasi
0.81 0.73 0.81 0.73 0.63 0.61 0.60 0.64 0.64 0.65 0.60 0.64 0.51 0.52
0.35 0.47 0.34 0.46 0.61 0.63 0.64 0.59 0.59 0.58 0.64 0.59 0.74 0.73
116.89 100.55 118.30 101.71 82.70 67.22 62.40 62.38 62.60 59.65 62.17 51.99 52.67
0.65 0.53 0.66 0.54 0.39 0.37 0.36 0.41 0.41 0.42 0.36 0.41 0.26 0.27
0.72 0.081 0.42 0.26 0.23 0.56 0.71 0.29 0.64 0.022 0.42 0.059 0.43
0.48 0.36 0.36 0.36 0.36 0.69 0.45 0.55 0.58 0.58 0.55 0.45 0.81
50.60 8.71 32.41 23.80 24.80 42.95 48.96 21.09 46.01 2.06 29.09 5.60 44.33
0.52 0.64 0.64 0.64 0.64 0.31 0.55 0.45 0.42 0.42 0.45 0.55 0.19
2
0.81 0.73 0.81 0.74 0.63 0.63 0.64 0.70 0.68 0.68 0.61 0.67 0.54 0.54
0.35 0.46 0.34 0.45 0.60 0.60 0.59 0.51 0.53 0.54 0.63 0.55 0.71 0.71
117.98 102.95 119.10 104.35 84.05 66.08 70.60 69.54 69.08 63.11 68.39 56.93 57.40
0.65 0.54 0.66 0.55 0.40 0.40 0.41 0.49 0.47 0.46 0.37 0.45 0.29 0.29
0.64 0.0031 0.43 0.24 0.22 0.48 0.72 0.27 0.63 0.036 0.45 0.053 0.43
0.59 0.43 0.43 0.43 0.43 0.77 0.44 0.53 0.58 0.58 0.53 0.44 0.82
53.40 0.39 32.96 21.86 24.67 45.43 51.91 19.65 45.41 3.30 30.69 6.15 44.2
0.41 0.57 0.57 0.57 0.57 0.23 0.56 0.47 0.42 0.42 0.47 0.56 0.18
R2
36
Lampiran 4 Pengaruh langsung dan tidak langsung antar peubah laten Hubungan Antar Peubah Laten SI ← SB SPR ← SB SKL ← SB SPT ← SB SSP ← SB SPL ← SB SPN ← SB SI ← SPL SPR ← SPL SKL ← SPL SPT ← SPL SSP ← SPL SPN ← SPL SI ← SPT SPR ← SPT SKL ← SPT SSP ← SPT SPN ← SPT SPR ← SI SSP ←SI SPN ← SI SKL ← SI SSP ← SPR SPN ← SPR SKL ← SPR SPN ← SSP SKL ← SSP SKL ← SPN
Pengaruh Langsung Tidak Langsung 0 0 0 0 0 0.43 0 0.71 0.30 0 0.56 0.64 0 0.06 0 0 0 0.08 0.42 0 0.42 0 0.02 0.25 0 0.23 0 0.72
0.32 0.26 0.21 0.24 0.28 0 0.29 0.03 0.31 0.48 0 0.01 0.66 0 0.03 0.08 0 0.03 0 0.01 0.11 0.38 0 0.01 0.19 0 0.16 0
Total 0.32 0.26 0.21 0.24 0.28 0.43 0.29 0.74 0.61 0.48 0.56 0.65 0.66 0.06 0.03 0.08 0 0.11 0.42 0.01 0.53 0.38 0.02 0.26 0.19 0.23 0.16 0.72
37
RIWAYAT HIDUP Penulis yang bernama lengkap Dea Rahma lahir di Jakarta tanggal 19 April 1994 sebagai putri pertama dari 2 bersaudara dari pasangan Slamet Setiono dan Rosidah. Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar tahun 2006 di SDN Kaliabang Tengah III, kemudian masuk ke SMPN 5 Bekasi tanpa tes dan lulus tahun 2009, kemudian melanjutkan pendidikan di SMAN 1 Bekasi dan lulus pada tahun 2012. Tahun yang sama, penulis diterima melalui jalur undangan di Institut Pertanian Bogor, Departemen Statistika, dengan minor Matematika Keuangan dan Aktuaria dari Departemen Matematika. Selama masa perkuliahan, penulis beberapa kali mengikuti acara kepanitiaan, seperti Explo Science, Statistika Ria, Pesta Sains Nasional, dan lainlain. Selain itu, penulis juga aktif di berbagai organisasi yaitu Rumah Harapan oleh BEM KM IPB 2013, BEM FMIPA IPB 2014, serta BEM FMIPA IPB 2015.