BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Standar Nasional Pendidikan dijadikan acuan dalam pengembangan mutu pendidikan di Sekolah Dasar. Standar Nasional Pendidikan “berfungsi sebagai dasar dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan dalam rangka mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu”. Standar Nasional Pendidikan terdiri atas 8 (delapan) standar, salah satunya adalah Standar Penilaian yang bertujuan untuk menjamin: a. Perencanaan penilaian peserta didik sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai dan berdasarkan prinsip-prinsip penilaian; b. Pelaksanaan penilaian peserta didik secara profesional, terbuka, edukatif, efektif, efisien, dan sesuai dengan konteks sosial budaya; dan c. Pelaporan hasil penilaian peserta didik secara objektif, akuntabel, dan informatif. Standar penilaian pendidikan ini disusun sebagai acuan evaluasi bagi pendidik, satuan pendidikan, dan pemerintah pada satuan pendidikan untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah (dalam peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan no. 66 tahun 2013 tentang Standar Penilaian, 2013). Standar penilaian ini dapat dijadikan pedoman guru dalam menentukan hasil belajar siswa. Pelaksanaan penilaian juga tidak terlepas dari penerapan kurikulum. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu ( UU. No. 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1 ayat 19). Berdasarkan pengertian tersebut, ada dua dimensi kurikulum, yang pertama adalah rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran, sedangkan yang kedua
1
2
adalah cara yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran. Kurikulum 2013 yang diberlakukan mulai tahun ajaran 2013/2014 memenuhi kedua dimensi tersebut. Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang dikembangkan dengan berbasis pada pencapaian kompetensi sangat diperlukan sebagai instrumen untuk mengarahkan peserta didik menjadi: (1) manusia berkualitas yang mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah; dan (2) manusia terdidik yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri; dan (3) warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Pengembangan dan pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi merupakan salah satu strategi dalam pembangunan pendidikan nasional sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Kemendikbud, 2012a). Kurikulum SD/MI menggunakan pendekatan pembelajaran tematik integratif merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke dalam berbagai tema (Kemendikbud, 2013). Pentingnya tematik terpadu yaitu: 1) Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak melihat dunia sebagai suatu keutuhan yang terhubung, bukannya penggalanpenggalan lepas dan terpisah. 2) Mata pelajaran-mata pelajaran sekolah dasar dengan definisi kompetensi yang berbeda menghasilkan banyak keluaran yang sama. 3) Keterkaitan satu sama lain antar mapel-mapel sekolah dasar menyebabkan keterpaduan konten pada berbagai mapel dan arahan bagi siswa untuk mengaitkan antar mapel akan meningkatkan hasil pembelajaran siswa (Kemdikbud, 2013a).
3
Pembelajaran tematik tentunya berbeda dalam proses pembelajarannya karena memiliki karakteristik yaitu mengintegrasikan berbagai mata pelajaran lainnya yang sesuai dan berkesinambungan. Menurut kemendikbud (2013:6) pengintegrasian tersebut dilakukan dalam 2 (dua) hal, yaitu integrasi sikap, kemampuan/keterampilan dan pengetahuan dalam proses pembelajaran serta pengintegrasian berbagai konsep dasar yang berkaitan. Tema merajut makna berbagai konsep dasar sehingga peserta didik tidak belajar konsep dasar secara parsial. Dengan demikian pembelajarannya memberikan makna yang utuh kepada peserta didik seperti tercermin pada berbagai tema yang tersedia. Pembelajaran tematik disesuaikan dengan tema yang ada di dalam kurikulum 2013. Pada pelaksanaan penilaian pembelajaran tematik di SD Purwantoro 1 Malang, para guru mengalami kesulitan dalam penilaian pembelajaran tematik dengan menggunakan kurikulum 2013. Kendala yang dihadapi guru dalam memberikan penilaian meliputi 3 aspek antara lain penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan dengan menggunakan rapor khusus sesuai dengan kurikulum 2013 sehingga guru mengalami kebingungan dalam memberikan penilaian tersebut karena nilai harus dikonversi dan disusun dalam bentuk deskriptif. Penyebab kendala yang dialami oleh guru kelas I dan kelas IV dikarenakan kurangnya kesiapan guru dalam menerapkan kurikulum 2013. Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti tertarik untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan penilaian pembelajaran tematik di SDN Purwantoro 1 Malang. Peneliti mencoba untuk menggali informasi dari guru sekolah tersebut terkait dengan implementasi kurikulum 2013.
4
1.2 Rumusan Masalah Dari latar belakang di atas, masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut. 1. Bagaimanakah penyusunan instrumen penilaian dalam pembelajaran tematik di kelas I dan IV SDN Purwantoro 1 Malang? 2. Bagaimanakah pelaksanaan penilaian dalam pembelajaran tematik di kelas I dan IV SDN Purwantoro 1 Malang? 3. Bagaimanakah pelaporan penilaian dalam pembelajaran tematik di kelas I dan IV SDN Purwantoro 1 Malang? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini sesuai dengan rumusan masalah yang telah ditentukan. Tujuan penelitian ini adalah untuk, 1. Menjelaskan penyusunan instrumen penilaian dalam pembelajaran tematik di kelas I dan IV SDN Purwantoro 1 Malang. 2. Menganalisis pelaksanaan penilaian dalam pembelajaran tematik di kelas I dan IV SDN Purwantoro 1 Malang. 3. Mendeskripsikan pelaporan penilaian dalam pembelajaran tematik di kelas I dan IV SDN Purwantoro 1 Malang. 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang penilaian pembelajaran tematik di SDN Purwantoro 1 Malang. Informasi yang diberikan yaitu sebagai berikut :
5
1. Bagi Kepala Sekolah Memberikan gambaran tentang kondisi pelaksanaan penilaian pembelajaran tematik di kelas I dan IV berdasarkan standar penilaian pendidikan yang akan dijadikan bahan evaluasi untuk meningkatkan pelaksanaan penilaian tematik. 2. Bagi Guru Hasil penelitian ini dapat dijadikan evaluasi guru dalam memperbaiki sistem penilaian pembelajaran tematik khususnya bagi guru kelas I dan kelas IV. 3. Bagi Peneliti Hasil penelitian ini dapat dijadikan wawasan pengetahuan khususnya dalam pelaksanaan penilaian pembelajaran tematik berdasarkan standar penilaian. 1.5 Definisi Istilah Untuk menghindari terjadi kesalahan dalam menafsirkan penelitian ini, maka dianggap perlu dikemukakan tentang definisi istilah. 1. Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang dikembangkan dengan berbasis pada pencapaian
kompetensi
sangat
diperlukan
sebagai
instrumen
untuk
mengarahkan peserta didik menjadi: (1) manusia berkualitas yang mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah; dan (2) manusia terdidik yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri; dan (3) warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Pengembangan dan pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi merupakan salah satu strategi dalam pembangunan pendidikan nasional sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Kemendikbud, 2012a).
6
2. Pembelajaran tematik terpadu merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke dalam berbagai tema (Kemendikbud, 2013: 6). 3. Penilaian adalah proses mengumpulkan informasi/bukti melalui pengukuran, menafsirkan,
mendeskripsikan,
dan
pengukuran (Permendikbud, 2013: 368).
menginterpretasi
bukti-bukti
hasil