PEMETAAN KUALITAS VISUAL LANSKAP KAMPUS UNIVERSITAS LAMPUNG (Skripsi)
Oleh
RISKA CHAIRANI YUKA
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2017
Riska Chairani Yuka
ABSTRAK
PEMETAAN KUALITAS VISUAL LANSKAP KAMPUS UNIVERSITAS LAMPUNG
Oleh
RISKA CHAIRANI YUKA
Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui kualitas visual dan melakukan pemetaan keindahan lanskap Kampus Unila dilaksanakan pada Juni sampai Agustus 2016. Penelitian ini menggunakan metode SBE (scenic beauty estimation). Penilaian kualitas visual dilakukan dengan melibatkan 240 responden. Penelitian ini menghasilkan peta keindahan pada lanskap Kampus Unila. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa lanskap Kampus Unila memiliki kualitas visual (SBE) yang beragam. Sejumlah 13% lokasi di Kampus Unila berkualitas rendah, 80% berkualitas sedang, dan 7% berkualitas tinggi dari 38 segmen/area pengamatan. Lokasi yang memiliki kualitas visual (SBE) rendah adalah area depan kolam dan rusunawa, segmen seberang Masjid Al-wasi’i, area belakang Dekanat Fakultas Pertanian, area depan Gedung Aula Pertanian, dan area gabungan Dekanat Fakultas Teknik, Dekanat Fakultas Pertanian, dan Dekanat Fakultas MIPA;
Lokasi yang memiliki kualitas visual (SBE) tinggi
adalah area bundaran air mancur, area depan Gedung Rektorat, dan area taman
Riska Chairani Yuka tengah FMIPA; sedangkan 30 segmen/area lainnya memiliki kualitas visual sedang.
Kata kunci: Kampus Unila, kualitas visual, lanskap, SBE.
PEMETAAN KUALITAS VISUAL LANSKAP KAMPUS UNIVERSITAS LAMPUNG
Oleh RISKA CHAIRANI YUKA
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PERTANIAN pada Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Lampung
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2017
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Desa Branti Raya, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan pada 5 Juli 1994. Penulis merupakan anak kedua dari lima bersaudara pasangan Bapak Kasim dan Ibu Yuniar Tafsi.
Penulis menyelesaikan pendidikan taman kanak-kanak di TK Swadhipa, Candimas, Natar, Lampung Selatan pada 2000. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan ke sekolah dasar di SDN 2 Branti Raya, Kecamatan Natar, Lampung Selatan, dan lulus pada 2006. Kemudian, penulis melanjutkan pendidikan di SMPN 1 Natar, Lampung Selatan, dan lulus pada 2009.
Penulis menyelesaikan pendidikan sekolah menengah atas di SMAN 1 Natar, Kabupaten Lampung Selatan, pada 2012. Pada tahun yang sama, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Lampung melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Penulis melaksanakan Praktik Umum di Kelompok Tani “Dirham” Desa Bunga Cihideung, Parongpong, Bandung Barat, pada Juli–Agustus 2015. Selain itu, penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Sido Mekar, Kecamatan Gedung Aji Baru, Kabupaten Tulang Bawang, pada Januari – Maret 2016.
Selama menjadi mahasiswa, penulis pernah menjadi asisten dosen untuk beberapa mata kuliah, antara lain Kewirausahaan (2014–2015), Dasar–dasar Budidaya Tanaman (2015–2016), dan Lanskap Hortikultura (2015–2016). aktif mengikuti kegiatan organisasi kemahasiswaan.
Penulis juga
Penulis aktif sebagai
pengurus di Persatuan Mahasiswa Agroteknologi (Perma–AGT) Fakultas Pertanian, Bidang Pengembangan Minat dan Bakat pada periode kepengurusan 2013–2014 dan 2014–2015. Pada Periode 2015–2016, penulis aktif menjabat sebagai Sekretaris Umum Perma-AGT. Selain itu, penulis juga pernah mengikuti program Upaya Khusus Peningkatan Produksi Padi, Jagung, Kedelai (Upsus Pajale) pada Agustus–Oktober 2016 di Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan.
Alhamdulillahirobbilalamin Diiringi puji syukur kepada Allah SWT, aku persembahkan karya ini kepada:
Kedua orangtuaku; Ibu Yuniar Tafsi dan Bapak Kasim yang telah melahirkan; membesarkan; merawat; serta mendidik dengan penuh kesabaran dan keikhlasan. Mencurahkan segenap kasih sayang, doa, nasihat, perhatian, juga motivasi yang tak terhingga banyaknya;
Kakak dan Adik–adikku; Atas segala dukungan, perhatian, semangat, motivasi, dan doa dengan segenap cinta dan kasih sayang yang tercurah selama ini
Sahabat–sahabatku; Atas segala bantuan, dukungan, motivasi, pengorbanan, dan doa, juga selalu ada dalam suka maupun duka dengan penuh ketulusan dan keikhlasan
Saudara–saudaraku; Atas motivasi, dukungan, perhatian, dan doa yang telah diberikan selama ini
Serta almamater tercinta Universitas Lampung
Jika tidak bisa seperti Albert Einstein yang sampai mati masih dikenal karena kepintarannya, setidaknya jadilah seseorang yang ketika ia mati sekalipun masih dikenal karena kebaikannya. (Riska Chairani Yuka)
Jadilah seperti air yang pandai dalam penempatan diri, yang berbentuk sesuai apapun dimana saja ia ditempatkan. Pandai dalam menyesuaikan kemampuan diri, yang mengerti kapan harus lunak dan memberikan kenyamanan, serta kapan harus menjadi kuat dan menghancurkan. (Riska Chairani Yuka)
SANWACANA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah S.W.T., karena berkat karuniaNya penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi yang berjudul “Pemetaan Kualitas Visual Lanskap Kampus Universitas Lampung”.
Ucapan terima kasih yang tulus penulis sampaikan atas bimbingan dan kelancaran penulisan skripsi ini, yaitu kepada: 1.
Bapak Ir. Setyo Widagdo, M.Si., selaku Pembimbing Utama, yang telah mendidik, memberikan banyak arahan dan saran, motivasi, bimbingan, serta fasilitas yang diberikan selama penelitian hingga penulisan skripsi selesai;
2.
Bapak Ir. Kus Hendarto, M.S., selaku Pembimbing Kedua sekaligus Pembimbing Akademik, atas saran, nasihat, motivasi, dan bimbingan selama penulis menempuh masa studi;
3.
Ibu Ir. Rugayah, M.P., selaku Penguji, atas saran, arahan, motivasi, dan bimbingan yang telah diberikan;
4.
Ibu Prof. Dr. Ir. Sri Yusnaini, M.Si., selaku Ketua Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Lampung;
5.
Bapak Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M.Si., selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas Lampung;
6.
Seluruh Dosen Fakultas Pertanian Universitas Lampung, khususnya Program Studi Agroteknologi yang telah banyak memberikan bekal ilmu pengetahuan serta motivasi selama penulis menyelesaikan studi;
7.
Kedua orang tua penulis, Bapak Kasim dan Ibu Yuniar Tafsi, atas doa, semangat, kasih sayang, dan motivasi, yang telah diberikan kepada penulis;
8.
Kakak Penulis Muhammad Farchan Yuka dan ketiga adik penulis: Ramaita Ajizah Yuka, Yohana Laila Ashri Yuka, dan Muhammad Fachri Ramadhan Yuka, yang telah memberikan doa, dukungan, dan motivasi kepada penulis;
9.
Sahabat seperjuangan: Amichitia Wahyu Saputri dan M. Arif atas persahabatan, bantuan, dan kerjasama mereka dalam melaksanakan penelitian dan penulisan skripsi ini;
10. Sahabat terdekat penulis: Nurul Annisa Ridwan, S.P., Mercia Devana Safitri, S.P., Rizki Noviyani, Silvia Setiawati, dan Wening Tyas Aprilia atas persahabatan,
bantuan,
motivasi
dan
kebersamaan
mereka
selama
perkuliahan; 11. Sahabat terbaik penulis: Dwi Eka Safitri, Lingga Diah Rahmawati, dan Putri Arisandi A.Md., atas semangat dan dukungan yang diberikan kepada penulis; 12. Sahabat diskusi penulis: Rendy Julian Saputra, S.P., Eriza Kurnia Putri, Mesva Riza Lista, S.P., Endah Pangestuning, S.P., Wiwit Arief Putranto, S.P., Yohan Yogaswara, , Eko Pramono, Eko Pentara, A. Teguh Saputra, A. Cahyo Prabowo, Aan Rinaldi, Budi Setiawan, Dimas Santiaji, Tonny Firmansyah, dan Marcel Pandiangan;
13. Sahabat masa KKN penulis: Anissa Arrahmah, Nico Adrian Prianggoro, Aplia Eka Dewi, Kadek Sianti, Edgar David Sigarlaki, dan Oriza Arkana Putra, atas semangat, doa, dan motivasi yang diberikan kepada penulis; 14. Sahabat-sahabat Agroteknologi angkatan 2012, kakak dan adik tingkat, keluarga besar Perma-AGT, dan responden yang telah berpartisipasi dalam penelitian penulis serta teman–teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu atas bantuan, semangat dukungan, persahabatan, dan kebersamaan selama ini.
Bandar Lampung, Juni 2016 Penulis,
RISKA CHAIRANI YUKA
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI .............................................................................................
Halaman i
DAFTAR GAMBAR ................................................................................
iii
DAFTAR TABEL .....................................................................................
v
I.
PENDAHULUAN .............................................................................
1
1.1 Latar Belakang .............................................................................
1
1.2 Tujuan Penelitian .........................................................................
2
1.3 Manfaat Penelitian .......................................................................
3
1.4 Landasan Teori .............................................................................
3
1.5 Kerangka Pemikiran .....................................................................
5
II. TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................
7
2.1 Universitas Lampung ...................................................................
7
2.2 Lanskap Kampus ..........................................................................
8
2.3 Lanskap Kampus Unila ................................................................
9
2.4 Evaluasi ........................................................................................
10
2.5 Penilaian Kualitas Visual .............................................................
11
III. METODE PENELITIAN .................................................................
12
3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian .......................................................
12
3.2 Alat dan Bahan .............................................................................
12
3.3 Metode Penelitian ........................................................................
13
3.3.1 Penelitian pendahuluan ...................................................... 3.3.2 Penelitian utama ..................................................................
13 14
ii
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .........................................................
20
4.1 Hasil Penelitian ............................................................................
20
4.1.1 Penelitian pendahuluan ...................................................... 4.1.2 Penelitian utama ..................................................................
20 22
4.2 Pembahasan ...................................................................................
33
4.3. Implementasi dalam Penataan Lanskap ........................................
37
V. SIMPULAN DAN SARAN .................................................................
47
5.1 Simpulan .......................................................................................
47
5.2 Saran .............................................................................................
48
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................
49
LAMPIRAN ..............................................................................................
49
Gambar 1-28 ........................................................................................
13-46
Tabel 1-40 ............................................................................................
50-65
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
1.
Tahapan kegiatan penelitian ................................................................
13
2.
Contoh pengambilan gambar pada segmen/area .................................
14
3.
Contoh pengambilan gambar pada segmen/area pengamatan ............
15
4.
Peta Unila (titik/lokasi pengamatan) ...................................................
21
5.
Peta segmen/area penilaian Kampus Unila .........................................
22
6.
Nilai SBE lanskap Kampus Unila .......................................................
23
7.
Peta keindahan lanskap Kampus Unila ...............................................
24
8.
Pemandangan pada area Bundaran Unila ............................................
25
9.
Pemandangan pada area Gedung Rektorat ..........................................
26
10. Pemandangan pada area taman tengah FMIPA ..................................
27
11. Pemandangan pada segmen/area depan Tugu Unila ...........................
28
12. Pemandangan pada segmen/area belakang Tugu Unila ......................
29
13. Pemandangan pada area samping Fakultas Hukum ............................
29
14. Pemandangan 1 pada segmen sebrang Masjid Al-wasi’i ....................
30
15. Pemandangan 2 pada segmen sebrang Masjid Al-wasi’i ....................
30
16. Pemandangan 1 pada area depan kolam renang dan rusunawa ..............................................................................................
31
17. Pemandangan 2 pada area depan kolam renang dan rusunawa .............................................................................................
32
iv
18. Pemandangan 3 pada area depan kolam renang dan rusunawa .............................................................................................
32
19. Pemandangan pada area belakang Gedung Dekanat Fakultas Pertanian ...............................................................................
33
20. Pemandangan pada area depan Aula Pertanian ...................................
33
21. Segmen seberang Masjid Al-wasi’i: (a) kondisi eksisting dan (b) Ilustrasi setelah penataan ...............................................................
38
22. Area depan kolam renang dan rusunawa: (a) kondisi eksisting dan (b) ilustrasi setelah penataan .........................................................
39
23. Area belakang Gedung Dekanat F. Pertanian: (a) kondisi eksisting dan (b) ilustrasi setelah penataan .........................................
40
24. Area depan Gedung Aula Pertanian: (a) kondisi eksisting dan (b) ilustrasi setelah penataan ...............................................................
41
25. Area Dekanat FMIPA: (a) kondisi eksisting dan (b) ilustrasi setelah penataan ..................................................................................
42
26. Area depan Tugu Unila: (a) kondisi eksisting dan (b) ilustrasi setelah penataan .................................................................................
43
27. Segmen belakang Tugu Unila: (a) kondisi eksisting dan (b) ilustrasi setelah penataan ...............................................................
44
28. Area samping Fakultas Hukum: (a) kondisi eksisting dan (b) ilustrasi setelah penataan ...............................................................
46
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
1.
Lembar kuisioner kualitas estetika lanskap ........................................
50
2.
Area depan Tugu Unila .......................................................................
54
3.
Segmen belakang Tugu Unila .............................................................
54
4.
Segmen Indomaret ..............................................................................
54
5.
Segmen BNI ........................................................................................
54
6.
Segmen Masjid Al-Wasi’i ..................................................................
55
7.
Segmen Halte Unila .............................................................................
55
8.
Segmen barat bundaran .......................................................................
55
9.
Segmen depan ATM ...........................................................................
55
10. Segmen samping F. Pertanian dan F. Teknik ......................................
56
11. Segmen samping kandang rusa ...........................................................
56
12. Segmen depan GSG ............................................................................
56
13. Segmen belakang gapura ....................................................................
56
14. Area gerbang belakang ........................................................................
57
15. Segmen F. Teknik-F. Ekonomi ...........................................................
57
16. Segmen depan F. Hukum ....................................................................
57
17. Segmen samping F. Hukum dan SMK ...............................................
57
18. Segmen beringin FKIP ........................................................................
58
19. Segmen depan FMIPA ........................................................................
58
20. Segmen F. Kedokteran ........................................................................
58
21. Area Bundaran Unila ..........................................................................
58
22. Area Gedung Rektorat ........................................................................
59
23. Area GSG ............................................................................................
59
24. Area kolam rusun ................................................................................
59
25. Area lapangan bola .............................................................................
59
26. Area Gedung Perpustakaan .................................................................
60
27. Area belakang Dekanat FP ..................................................................
60
28. Area depan Gedung Hortikultura ........................................................
60
29. Area depan Gedung Aula FP ..............................................................
60
30. Area depan Gedung AGT ...................................................................
61
31. Area F. Teknik-F. Ekonomi ................................................................
61
32. Area FISIP-F.Hukum ..........................................................................
61
33. Area FKIP ...........................................................................................
61
34. Area taman tengah F. MIPA ...............................................................
62
35. Area Teknik belakang Perpustakaan ...................................................
62
36. Area Teknik Mesin .............................................................................
62
37. Area gabungan Dekanat FISIP, FEB, dan FH ....................................
62
38. Area gabungan Dekanat FP, FT, dan FMIPA .....................................
63
39. Area gabungan Dekanat FKIP, FK, dan LTPD ..................................
63
40. Nilai SBE dan kategori lanskap Kampus Unila ..................................
65
1
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Universitas Lampung (Unila) merupakan perguruan tinggi negeri tertua dan pertama di Lampung. (Unila 2012).
Perguruan tinggi tersebut didirikan pada tahun 1965
Kampus Unila semula berlokasi di tiga tempat yang berbeda,
kemudian pada tahun 1973 seluruh fakultas berada di lokasi yang sama yaitu di Jalan Soemantri Brojonegoro Gedung Meneng Bandar Lampung. Kampus Unila memiliki keanekaragaman vegetasi yang cukup tinggi, yaitu lebih dari 100 spesies pohon, sehingga dijuluki sebagai “Kampus Hijau” atau Green Campus (Unila, 2007).
Kampus merupakan suatu lingkungan kehidupan yang lengkap dan merupakan “sebuah kota” yang mempunyai corak tersendiri, yaitu suatu bentuk kehidupan dengan corak kehidupan ilmiah.
Dengan demikian, pada lanskap kampus
diperlukan nilai estetis, ilmiah, budaya, dan kesehatan lingkungan yang memadai (Widhiyani, 2015). Lingkungan kampus yang digunakan untuk menimba ilmu idealnya tertata dengan baik, bersih, dan asri, agar dapat mewujudkan kenyamanan para sivitas akademika.
Kampus Unila memiliki beberapa titik lingkungan yang secara visual tampak beragam kualitasnya. Pada lokasi tertentu, terdapat lingkungan yang memberikan
2
nuansa bagus. Namun pada lokasi lainnya, terdapat kawasan yang terkesan belum baik.
Kampus Unila memiliki keragaman vegetasi yang tinggi.
Namun,
keragaman yang tinggi tersebut belum didukung oleh penataan yang baik sehingga terkesan belum tertata. Oleh karena itu, diperlukan perbaikan untuk penataan lingkungan agar lebih baik. Penataan untuk perbaikan perlu diawali dengan evaluasi.
Evaluasi adalah kegiatan menilai, menaksir, dan mengkaji. Kegiatan evaluasi bertujuan untuk menyeleksi dan menampilkan informasi yang diperlukan dalam pengambilan keputusan tentang suatu nilai serta nilainya. Evaluasi dilakukan dengan menggunakan perbandingan hasil perencanaan dengan tujuan yang ditetapkan. Salah satu evaluasi lanskap adalah dengan menggunakan metode SBE (scenic beauty estimation) yaitu menilai keindahan suatu tapak berdasarkan pendugaan kualitas estetika melalui perbandingan (Daniel dan Boster, 1976). Hal tersebut dimaksudkan untuk menghasilkan nilai kuantitatif estetika suatu kondisi. Dari nilai tersebut kemudian dilakukan pemetan yang dapat digunakan untuk perbaikan dan penataan kampus.
1.2 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah: (1) Melakukan penilaian kualitas visual lanskap Kampus Unila dengan metode SBE (scenic beauty estimation); (2) Melakukan pemetaan lanskap Kampus Unila berdasarkan nilai SBE (scenic beauty estimation).
3
1.3 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah memberikan masukan kepada pihak yang terkait dan sebagai pedoman dalam penataan lanskap Kampus Unila.
1.4 Landasan Teori
Kampus Unila memiliki keanekaragaman tanaman yang tinggi. Keanekaragaman tanaman di kampus tersebut terdapat di sepanjang tepi dan median jalan utama, taman–taman gedung utama, misalnya seperti Gedung Rektorat, Gedung Serba Guna, dan Perpustakaan. Tanaman pelindung dan tanaman hias tersebar di sekitar lapangan parkir dan halaman gedung di masing–masing fakultas.
Tanaman
khusus yang merupakan koleksi pohon terdapat di Arboretum Unila (Unila, 2007). Hal tersebut menegaskan bahwa sebagian besar area Kampus Unila seluas 65 hektar ditumbuhi beragam vegetasi, sehingga Unila dijuluki “Kampus Hijau” atau Green Campus (Unila, 2012). Kampus merupakan “sebuah kota” tersendiri. Kampus sebagai suatu lingkungan kehidupan yang lengkap dan mempunyai corak tersendiri, yaitu suatu bentuk kehidupan dengan corak kehidupan ilmiah. Dengan demikian, dalam perencanaan kampus akan lebih baik jika kelengkapan nilai-nilai estetis, ilmiah, budaya, dan kesehatan lingkungannya memadai (Widhiyani, 2015).
Penciptaan kehidupan
ilmiah dan kehidupan sivitas akademik merupakan hal utama. Dengan demikian, perancangan lanskap kampus diharapkan mampu menciptakan suasana fungsional ilmiah dan suasana sosial dengan segala kegiatannya.
4
Kampus secara keseluruhan dibagi dalam beberapa zone, yaitu lingkungan pendidikan (academic zone), kegiatan (activity zone), dan perumahan (residental zone).
Lingkungan pendidikan (academic zone) adalah lingkungan tempat
berlangsungnya proses pendidikan ilmiah termasuk kegiatan laboratorium. Suasana yang perlu diciptakan dalam zone ini adalah suasana teduh, tenang, dan segar, agar proses belajar dan mengajar berlangsung baik (Widhiyani, 2015).
Penciptaan kehidupan ilmiah di dalam Kampus Unila saat ini belum sepenuhnya tercapai. Pada sisi kiri jalan Soemantri Brojonegoro terdapat area pembangunan rumah sakit pendidikan yang belum nampak bentuknya, keadaan tersebut menjadi pemandangan awal memasuki area kampus. Selanjutnya, terlihat pemandangan deretan kantin di sepanjang sisi jalan utama, sehingga menimbulkan kesan semrawut.
Selain itu, terdapat banyak area lainnya yang terkesan kumuh,
berantakan, dan tidak tertata (Teknokra, 2015).
Perbaikan diperlukan untuk mengatasi permasalahan tersebut Salah satu tahap untuk perbaikan adalah dengan melakukan evaluasi. Menurut Desianti (2011), evaluasi adalah kegiatan menilai, menaksir, dan mengkaji. Evaluasi adalah suatu tindakan untuk menelaah hal–hal yang sudah diputuskan, untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan keputusan tersebut, untuk selanjutnya ditentukan langkah–langkah alternatif perbaikannya.
Evaluasi perlu dilakukan untuk
mengetahui apakah tujuan telah tercapai dan peningkatan yang perlu dilakukan.
Kegiatan evaluasi bertujuan untuk menyeleksi dan menampilkan informasi yang diperlukan dalam pengambilan keputusan tentang suatu nilai serta nilainya. Evaluasi dilakukan dengan menggunakan perbandingan hasil perencanaan dengan
5
tujuan yang ditetapkan. Hasil evaluasi digunakan untuk membantu memutuskan suatu program akan dilanjutkan atau dihentikan dan cara pengembangannya (Desianti, 2011).
Salah satu metode yang digunakan dalam melakukan evaluasi lanskap adalah metode SBE (scenic beauty estimation). Menurut Sare dkk, (2015), metode SBE adalah metode yang digunakan untuk menduga nilai keindahan lanskap berdasarkan panorama tertentu.
Hasil dari nilai pendugaan tersebut dapat
digunakan sebagai acuan atau dasar pertimbangan untuk melakukan perbaikan.
1.5 Keragka Pemikiran
Universitas Lampung merupakan institusi perguruan tinggi di Lampung yang didirikan tahun 1965. Universitas tersebut memiliki delapan fakultas pada area seluas 65 hektar.
Institusi tersebut terletak di Jalan Soemantri Brojonegoro
Gedung Meneng Bandar Lampung. Kampus Unila dijuluki sebagai “Kampus Hijau” atau Green Campus karena hampir seluruh area kampus ditumbuhi berbagai vegetasi.
Kampus sebagai wahana pendidikan, penelitian, pengabdian, pengembangan kerjasama, dan pencetak kader bangsa akan lebih baik jika ditunjang fasilitas dan kenyamananya. Kampus juga sebaiknya memiliki corak kehidupan ilmiah yang kondusif dan edukatif. Namun, Kampus Unila tersebut hanya terlihat rindang pada area tertentu dan tak sedikit yang terlihat gersang di area lainnya. Area yang rindang sekalipun masih jauh dari kesan nyaman dan banyak yang belum tertata.
6
Kondisi tersebut dapat diatasi dengan perbaikan yang diawali dengan tahapan evaluasi.
Evaluasi merupakan suatu upaya untuk menilai, mentaksir, atau
mengkaji suatu area atau tapak tertentu, untuk selanjutnya dipertimbangkan keberadaanya. Salah satu metode yang digunakan dalam melakukan evaluasi lanskap adalah metode SBE (scenic beauty estimation).
Metode SBE dapat
digunakan untuk menilai keindahan suatu tapak dengan melakukan pendugaan melalui perbandingan.
Melalui metode SBE tersebut didapatkan pendugaan
hasil perbandingan antarlokasi pada lanskap Kampus Unila. Hasilnya adalah berupa pemetaan lanskap Kampus Unila, yang dapat digunakan sebagai acuan dalam melakukan perbaikan.
7
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Universitas Lampung
Universitas Lampung merupakan institusi perguruan tinggi negeri yang diresmikan pada tahun 1965. Pada awalnya, Kampus Unila berada di tiga lokasi, yaitu Jalan Hasanudin Nomor 34 Tanjungkarang; Kompleks Jalan Jendral Suprapto Nomor 61 Tanjungkarang; dan Kompleks Jalan Sorong Cimeng Telukbetung. Kemudian, sejak tahun 1973/1974 Kampus Unila berada di Jalan Soemantri Brojonegoro Gedung Meneng Bandar Lampung. Saat ini, semua fakultas sudah berada di dalam kampus tersebut. Unila memiliki delapan fakultas yang terdiri dari Fakultas Teknik, Fakultas Hukum, Fakultas Pertanian, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, serta Fakultas Kedokteran (Unila, 2012).
Kampus Unila Gedung Meneng memiliki area seluas 65 hektar (Unila, 2007). Semula, kampus tersebut merupakan kebun masyarakat yang dibebaskan oleh pemerintah daerah Provinsi Lampung sehingga didominasi oleh tanaman kelapa dan tangkil.
Dalam konsep penataan, Kampus Unila sedapat mungkin tidak
menebang pohon–pohon yang sudah ada, bahkan menambah berbagai jenis pohon baru, sehingga dideklarasikan sebagai “Kampus Hijau” atau Green Campus Gedung Meneng (Unila, 2007).
8
2.2 Lanskap Kampus
Arsitektur lanskap adalah ilmu dan seni perencanaan (planning) dan perancangan (design) serta pengaturan lahan, penyusunan elemen-elemen alam dan buatan melalui aplikasi ilmu pengetahuan dan budaya, dengan memperhatikan keseimbangan kebutuhan pelayanan dan pemeliharaan sumber daya, yang pada akhirnya dapat tersajikan suatu lingkungan yang fungsional dan estetis (Hakim dan Utomo, 2008).
Lanskap adalah wajah dan karakter lahan atau tapak dan bagian dari muka bumi ini dengan segala sesuatu dan apa saja yang ada di dalamnya baik bersifat alami dan buatan manusia, yang merupakan total dari bagian hidup manusia beserta makhluk hidup lainnya, sejauh mata memandang sejauh indra dapat menangkap dan sejauh imajinasi dapat menangkap serta membayangkan obyek yang menjadi bidang pengamatan, bidang lanskap adalah kota, jalan, lapangan golf, sungai, pantai, pemukiman, sekolah, kampus, dan lain-lain (Rachman, 1984).
Kampus sebagai suatu lingkungan kehidupan yang lengkap dan merupakan “sebuah kota” yang mempunyai corak tersendiri, yaitu suatu bentuk kehidupan dengan corak kehidupan ilmiah. Penciptaan kehidupan ilmiah dan kehidupan sivitas akademik merupakan hal utama.
Dengan demikian, dalam penataan
lanskap kampus diperlukan kelengkapan nilai-nilai estetis, ilmiah, budaya, dan kesehatan lingkungan yang memadai serta mampu menciptakan suasana fungsional,
ilmiah,
(Widhiyani, 2015).
dan
suasana
sosial
dengan
segala
kegiatannya
9
Ruang dalam kampus dibagi ke dalam ruang akademik dan nonakademik. Ruang akademik merupakan tempat berlangsungnya proses pendidikan dan administrasi. Ruang ini meliputi gedung perkuliahan, Gedung Rektorat sekaligus Gedung Administrasi, Gedung Perpustakaan, dan Gedung Auditorium.
Suasana yang
diciptakan dalam ruang ini adalah suasana teduh, tenang, dan segar agar proses belajar mengajar berlangsung dengan baik. Ruang nonakademik adalah tempat yang memiliki kegiatan sosial, budaya, keagamaan, dan olahraga. Ruang ini meliputi tempat parkir kendaraan, kantin, tempat duduk dengan teduhan pohon, tempat rekreasi berupa plaza dan taman kampus. Suasana yang diciptakan adalah menyenangkan, indah, segar, dan dinamis (Heryani, 2008).
2.3 Lanskap Kampus Unila
Suasana yang tercipta ketika memasuki kawasan Kampus Unila, yaitu dari Tugu Unila yang merupakan pintu utama terkesan tidak tertata. Pada sisi kiri dari jalan Soemantri Brojonegoro, terdapat pembangunan rumah sakit yang belum terlihat bentuknya menjadi pemandangan awal saat memasuki kampus. Selanjutnya, di sisi jalan utama terdapat warung–warung yang menambah tidak tertatanya kampus tersebut. Pada lokasi lebih dalam, terdapat air mancur yang menjadi icon kampus yang masih belum tertata dengan baik, selanjutnya dari icon tersebut di seberang jalan terdapat dua buah pohon beringin besar yang rindang namun terlihat sangat kumuh (Teknokra, 2015).
Hal tersebut menegaskan bahwa Kampus Unila memiliki kondisi lanskap yang belum tertata dan jauh dari kesan nyaman serta edukatif seperti kampus pada umumnya. Untuk itu, diperlukan perbaikan penataan lanskap kampus tersebut.
10
Salah satu cara atau upaya untuk memperbaiki kampus tersebut yaitu dengan melakukan evaluasi.
2.4 Evaluasi
Evaluasi dapat diartikan sebagai proses yang sistematis untuk menilai sesuatu baik berupa ketentuan, kegiatan, keputusan, unjuk kerja, proses, orang, dan obyek berdasarkan kriteria tertentu melalui penilaian. Evaluasi adalah penerapan prosedur ilmiah yang sistematis untuk menilai rancangan, selanjutnya menyajikan informasi dalam rangka pengambilan keputusan terhadap implementasi dan efektifitas suatu program (Sabaruddin, 2013).
Evaluasi lanskap merupakan salah satu metode lanskap kuantitatif yang menyertakan ahli. Dasar pemikiran evaluasi adalah bahwa seseorang dapat melakukan penilaian estetika lanskap yang berharga, fungsional, dan dapat diterima umum. Evaluasi melibatkan penjelasan sejumlah faktor yang mungkin mempengaruhi variasi kualitas lanskap, skala untuk mengukur faktor tersebut, dan mengembangkan suatu sistem pembobotan untuk menentukan bermacam-macam penekanan pada faktor yang berbeda-beda (Porteous, 1983).
Kegiatan evaluasi dilakukan berdasarkan suatu standar dengan diikuti pemberian saran untuk perbaikan dalam kegiatan selanjutnya.
Lanskap yang berbeda,
menyebabkan perbedaan kesan visual yang ditimbulkan. Evaluasi visual suatu lanskap didasarkan pada standar-standar estetik yang merupakan fungsi dari nilainilai sosial, moral, dan ekologi dari kelompok yang membuat evaluasi tersebut (Sabaruddin, 2013).
11
2.5 Penilaian Kualitas Visual
Salah satu metode yang dapat digunakan dalam kegiatan evaluasi lanskap yaitu metode SBE (scenic beauty estimation).
Metode SBE merupakan metode
eksperimental untuk menilai estetika lanskap berdasarkan persepsi.
SBE
merupakan metode pendugaan kualitas estetika melalui perbandingan (Daniel dan Boster, 1976). Konsep SBE merupakan konsep yang interaktif dan penilaian meliputi kondisi yang dirasakan dari suatu lanskap dan kriteria penilaian dari penilai (Budiyono, 2015).
Penilaian suatu lokasi dengan metode SBE dapat
menghasilkan nilai kuantitas estetika (Porteous, 1977).
Tujuan dari metode SBE ini adalah memaparkan aspek sentral dari visual quality, scenic quality, atau visual esthethic value dari lanskap. Metodelogi dasar SBE adalah fleksibel, dapat digunakan dalam beberapa cara pengambilan keputusan yang diperlukan untuk designer, planner, dan pembuat keputusan. Metode SBE diperoleh dengan menujukkan contoh yang representatif dari tapak kepada responden dengan slide warna dan meminta mereka untuk menilai slide tersebut berdasarkan “natural scenic beauty” dalam skala 1-10. Rentang nilai ini lalu ditransformasikan secara statistik ke dalam scenic beauty estimation, untuk menduga feature tapak dan menciptakan model kuantitatif scenic beauty prediction (Daniel dan Boster, 1976).
12
III. METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada Juni hingga Agustus 2016.
Penelitian ini
berlokasi di Kampus Unila, Jalan Soemantri Brojonegoro, Gedung Meneng, Bandar Lampung.
3.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kamera, peta Kampus Unila, komputer/laptop, alat tulis, dan kuisioner. Beberapa aplikasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu, windows movie maker, photoshop, coreldraw, autocad, dan google scetch up.
3.3 Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode SBE (scenic beauty estimation) yang berkaitan dengan pemilihan lokasi, responden, analisis data, dan evaluasi visual lanskap (Daniel dan Boster, 1976). Penelitian dilaksanakan dalam dua tahap, yaitu penelitian pendahuluan dan penelitian utama.
Tahap kegiatan dan
keterkaitan data penelitian pendahuluan dan penelitian utama disajikan pada Gambar 1.
13
Survey Lokasi
Pemotretan Kelompok Vegetasi
Evaluasi dan Pengelompokan Vegetasi
Penetapan Kelompok Vegetasi Penelitian Pendahuluan
Penelitian Utama Pemotretan Kelompok Vegetasi
Penilaian (SBE) Analisis Pemetaan Lanskap Kampus Unila Gambar 1. Tahapan kegiatan penelitian.
3.3.1 Penelitian pendahuluan
3.3.1.1 Jenis dan komposisi vegetasi
Penentuan jenis vegetasi dilakukan dengan tahapan sebagai berikut: (1) Survey tentang kondisi dan jenis vegetasi pada lanskap Kampus Unila dan pemotretan terhadap seluruh kelompok vegetasi; (2) Evaluasi dan pengelompokkan vegetasi antara lain berdasarkan jenis tanaman dan bentuk kelompok vegetasi;
14
(3) Penetapan kelompok–kelompok vegetasi dan penentuan lokasi pengamatan, yang kemudian ditetapkan sebagai vegetasi perlakuan yang diamati pada penelitian utama.
3.3.2 Penelitian utama
3.3.2.1 Penilaian kualitas visual
Penilaian keindahan dilakukan dengan metode Scenic Beauty Estimation (SBE). Untuk kepentingan penilaian kualitas visual dengan metode SBE, dilakukan pemotretan terhadap vegetasi lanskap sepanjang jalur hijau Kampus Unila. Dari penelitian pendahuluan diperoleh titik pengamatan (vantage point). Pengambilan titik pengamatan didasarkan pada keragaman vegetasi di sepanjang jalur Kampus Unila. Titik awal pemotretan adalah pintu utama, kemudian titik pengamatan selanjutnya bergeser sesuai dengan perbedaan vegetasi pada tapak tersebut. Sudut pengambilan gambar untuk satu tapak titik pengamatan adalah 300 ke arah kiri, serta 300 ke arah kanan, dan 300 ke arah kanan dari arah sebaliknya (Gambar 2a). Sudut pengambilan gambar pada titik pengamatan pada suatu area diambil berdasarkan sudut pandang pengguna masing-masing tapak tersebut (Ganbar 2b). Dengan demikian, satu daerah pengamatan diperoleh tiga gambar (Gambar 3).
(a)
(b)
Gambar 2. Contoh sudut pengambilan gambar pada segmen/area: (a) segmen dan (b) area.
15
Gambar 3. Contoh pengambilan gambar pada segmen/area pengamatan.
16
Penilaian kulitas visual lanskap Kampus Unila dilakukan dengan melibatkan warga Kampus Unila sebagai responden.
Responden tersebut terdiri dari
perwakilan mahasiswa dari delapan fakultas dan dosen. Jumlah responden yang terdiri dari mahasiswa (S1) sebanyak 230 orang, dan dosen sebanyak 10 orang perwakilan dari Fakultas Pertanian. Total seluruh responden dalam penelitian ini berjumlah 240 orang.
Foto vegetasi lanskap ditampilkan pada responden dalam bentuk tayangan slide dari komputer atau laptop dengan menggunakan software windows movie maker. Setiap foto ditampilkan kepada responden selama 5 detik. Responden diminta menilai pemandangan yang ditampilkan pada foto slide tersebut.
Penilaian
menggunakan skala 9 (nilai skor 1-10). Skor 1 adalah nilai untuk pemandangan yang dianggap terburuk, sedangkan 10 adalah nilai untuk pemandangan yang dianggap terindah.
Pemandangan yang mendapat skor 5 berarti dianggap memiliki keindahan relatif sedang. Masing–masing nilai skor merupakan nilai keindahan pemandangan pada satu foto slide relatif terhadap pemandangan pada foto slide lainnya. Misalnya, jika suatu foto pemandangan dinilai 7 berarti dianggap lebih indah daripada foto pemandangan lain yang mendapat nilai 6. Demikian halnya foto pemandangan yang dinilai 3 berarti dianggap lebih buruk daripada foto pemandangan lainnya yang mendapat nilai 4.
Untuk mengkondisikan responden terhadap kisaran
penilaian dan pemandangan yang akan dinilai, maka sebelum penelitian dilakukan, foto–foto slide terlebih dahulu ditampilkan kepada responden secara cepat.
17
Data kuisioner selanjutnya diolah dengan prosedur Scenic Beauty Estimation (SBE). Pengolahan data menggunakan nilai z. Rumus umum nilai z adalah: Zij= (Rij – Rj ) / sj
Keterangan: Zij = Standar nilai z untuk penilaian ke-i dari pengamat ke-j Rij = Rata-rata seluruh penilaian pengamat ke-j Rj = Nilai ke-i dari pengamat ke-j sj = Standar deviasi dari seluruh nilai pengamat ke-j
Penghitungan nilai z dilakukan secara tabulasi. Pada masing-masing lanskap dihitung frekuensi (f), frekuensi kumulatif (cf), peluang kumulatif (cp) dan nilai z untuk setiap pringkat skor penilaian. Nilai rata–rata z suatu lanskap adalah hasil dari rata–rata nilai z tiga pemandangan/sudut pemotretan.
Lanskap yang
ditetapkan sebagai lanskap pembanding dalam perhitungan nilai SBE adalah lanskap yang memiliki rata-rata nilai z mendekati 0.
Nilai SBE suatu lanskap dihitung dengan rumus: SBEX = (ZLS-x – ZLS-p) X 100
Keteragan: SBEX = Nilai penduganan keindahan pemandangan lanskap ke-x ZLS-x = Rata-rata nilai z untuk lanskap ke-x ZLS-p = Rata-rata nilai z untuk lanskap pembanding
18
Hasil akhir SBE adalah nilai kuantitatif dari keindahan pemandangan untuk masing–masing lanskap. Selanjutnya, keindahan lanskap dikelompokkan menjadi tiga tingkat keindahan yaitu tingkat keindahan tinggi, sedang, dan rendah dengan standar deviasi.
Rumus umum nilai tengah: ∑𝑛𝑖 Ȳ𝑖 Ȳ= 𝑛 Keterangan: Ȳ = Nilai Tengah Ȳ𝑖= Nilai Pengamatan ke-i 𝑛 = Jumlah Pengamatan Rumus umum standar deviasi:
∑𝑖(𝑌𝑖 − Ȳ)2 𝑠=√ 𝑛−1 Keterangan: 𝑠 = Standar deviasi Ȳ = Nilai tengah 𝑌𝑖= Nilai pengamatan ke i 𝑛= Jumlah pengamatan Lanskap yang memiliki nilai SBE > (Ȳ + s) dikategorikan memiliki keindahan tinggi, lanskap dengan nilai SBE setara antara (Ȳ + s) dan (Ȳ + s) memiliki keindahan sedang, dan SBE < (Ȳ + s) termasuk memiiki keindahan rendah. Selanjutnya, masing–masing nilai SBE dipadukan dengan data posisi lokasi
19
lanskap sehingga dapat diperoleh peta lanskap Kampus Unila berdasarkan tingkat kaindahannya.
Hasil tersebut kemudian diimpementasikan ke dalam peta Kampus Unila yang diberi simbol berdasarkan hasil penilaian kualitas visual. Dari analisis data dapat ditarik kesimpulan dan dirumuskan rekomendasi yang ditujukan untuk perbaikan Kampus Unila.
47
V. SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Simpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Lanskap Kampus Unila memiliki kualitas visual (SBE) yang beragam, sejumlah 13% lanskap Kampus Unila berkualitas rendah, 80% berkualitas sedang, dan 7% berkualitas tinggi dari 38 total segmen/area pengamatan. (2) Lokasi yang memiliki kualitas visual (SBE) rendah adalah area depan kolam dan rusunawa, area seberang Masjid Al-wasi’i, area belakang Dekanat Fakultas Pertanian, area depan Gedung Aula Pertanian, dan gabungan area Dekanat Fakultas Teknik, Dekanat Fakultas Pertanian, dan Dekanat Fakultas MIPA; lokasi yang memiliki kualitas visual (SBE) tinggi adalah area bundaran air mancur, area depan Gedung Rektorat, dan area taman tengah MIPA; sedangkan, 30 segmen/area lainnya memiliki kualitas visual sedang. (3) Lanskap yang memiliki kualitas visual rendah perlu diperbaiki dengan karakter kualitas visual tinggi yaitu adanya kombinasi vegetasi, jenjangan bentuk dan paduan warna, penanaman yang rapat dan teratur, serta keadaan lingkungan sekitar yang rapih dan bersih.
48
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, maka disarankan perlu dilakukan penelitian sejenis dengan jumlah titik pengamatan yang lebih banyak/detail. Hal tersebut dimaksudkan untuk medapatkan identifikasi lokasi yang lebih teliti.
49
DAFTAR PUSTAKA
Budiyono, D. 2015. Evaluasi Estetika Lingkungan Berdasarkan Persepsi di Welcome Area Kampus Institut Pertanian Bogor [jurnal]. Bogor. Buana Sains. 15 (1). 19-28. Daniel, T.C and R.S. Boster. 1976. Measuring Landscape Esthetich: The Scenic Beauty stimation Methode. USDA Forest Service Research Paper. RM-167. 66 p. Heryani, D. 2008. Pra Desain Lanskap Universitas Mathla’ul Anwar sebagai Botanical Garden [Skripsi]. Bogor: Fakultas Pertaanian, Institut Pertanian Bogor. Hakim, R., dan H. Utomo. 2008. Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap: Prinsip-Unsur dan Aplikasi Desain. PT. Bumi Aksara. Jakarta. 126 hlm. Hakim, R. 1991. Unsur Perancangan dalam Perancangan Arsitektur Lanskap. Bumi Aksara. Jakarta. 176 hal. Harimbawa, P. IW., I.M. Sukewijaya., dan N.W.F. Utami. 2015. Pengaruh Alih Fungsi “Telajakan” Depan Rumah Menjadi “Artshop” terhadap kenyamanan dan Estetika Lansekap Desa Tegallalang. E-Jurnal Arsitektur Lanskap. 1 (1). 10 Lestari, G., dan A. Gunawan. 2010. Pengaruh Bentuk Kanopi Pohon Terhadap Kualitas Estetika Lanskap Jalan. Jurnal Lanskap Indonesia. 2 (1). 35. Peraturan Mentri Pekerjaan Umum Nomor: 05/PRT/M/2008. Pedoman Penyediaan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan. Direktorat Jendral Penataan Ruang Departemen Pekerjaan Umum. 63 hal. Porteous, J. D. 1983. Enviromental Aesthetich: Idea, Politics and Planning. Cambridge University Press. New York. 529p. (Terjemahan). Porteous, J. D. 1977. Environment and Behavior:Planningand Everyday Urban Life. New York. AddisonWesley.
50
Rachman Z. 1984. Proses Berpikir Lengkap Merencana dan Melaksana dalam Arsitektur Lanskap. Bogor: Makalah dalam Festival Tanaman VI-Himagron. 20p Sabarrudin, 2013. Evaluasi Aspek Fungsi dan Estetika Tanaman Lanskap Universitas Hasanuddin Tamalanrea Makasar [Skripsi]. Makasar: Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin. Sare, M., R. Djoko., dan P. Ameliawati. 2015. Analisis Kualitas Visual pada Lanskap Alun – alun Tugu Balai Kota Malang. Jurnal Tribhuwana Tunggadewi. 3 (1). 7 hal. Sarwono, S.W. 1992. Psikologi Lingkungan. Grasindo. Jakarta. 151 hal. Simond, J.Q. 1983. Landscape Architecture. McGraw-Hill. New York. 331p. Teknokra, 2015. Penampakan Kampus Unila. Bandar Lampung. Edisi 365. Unila, 2007. Keanekaragaman Pohon dan Kampus Hijau Unila. Bandar Lampung. Universitas Lampung. 36 hal. Unila, 2012. Panduan Umum Universitas Lampung. Bandar Lampung. Universitas Lampung. 85 hal. Widagdo, S. 1998. Reduksi Kebisingan Menggunakan Vegetasi dan Kualitas Visual Lanskap Jalan Tol Jagorawi [Tesis]. Bogor: Fakultas Pertaniasn, Institut Pertanian Bogor. Widhiyani, C. 2015. Landsekap Kampus. https://www.academia.edu/9519 528/Landsekap kampus Diakses Pada Tanggal 15 Mei 2016 Pukul 11.00 WIB.