PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH
DINAS PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR JL. MADUKORO BLOK AA-BB TELPON : 7608201, 7608324, 7608621 FAX : 7612334 SEMARANG 50144 Website : www.psdajatengprov.go.id Email : dispsda @jawatengah.go.id, dispsda@ yahoo.com
LAPORAN RINGKAS
PEKERJAAN PERENCANAAN KONSERVASI DAS KENDAL KABUPATEN KENDAL PAKET : P.15
NO. KONTRAK : 602.1/713/2013 TANGGAL : 1 APRIL 2013 SPMK NO. : 602/742 TANGGAL : 1 APRIL 2013
TAHUN ANGGARAN 2013
LAPORAN RINGKAS “Pekerjaaan Perencanaan Konservasi DAS Kendal (Paket P-15)”
DAFTAR ISI
I.
LATAR BELAKANG .......................................................................................................
1
II.
LOKASI KEGIATAN .......................................................................................................
2
III.
MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN ............................................................................
3
IV.
PERMASALAHAN ..........................................................................................................
4
V.
TOPOGRAFI ...................................................................................................................
15
VI.
GEOLOGI ........................................................................................................................
16
VII.
HIDROLOGI ....................................................................................................................
25
VIII. UPAYA PEMECAHAN MASALAH ................................................................................
26
IX.
KESIMPULAN .................................................................................................................
29
X.
LAMPIRAN ......................................................................................................................
29
ii
LAPORAN RINGKAS “Pekerjaaan Perencanaan Konservasi DAS Kendal (Paket P-15)”
I.
LATAR BELAKANG Biasanya kalau kita mendengar kata konservasi sumber daya air yang berarti pengawetan atau pelestarian air atau sumber air terbayang suatu kegiatan dengan fokus dibagian hulu suatu system sungai dan terbayang suatu infrastruktur seperti waduk, embung, check dam dan ground sill. Akan tetapi hal tersebut tidak kita temui didalam perencanaan konservasi ini. DAS Kendal mempunyai karakteristik sungai yang landai dengan beberapa percabangan sungai, hampir sebagian besar wilayah DAS Kendal terletak di daerah yang landai. Sistem tata air di DAS Kendal selain menampung aliran permukaan di dalam DAS itu sendiri juga menerima suplesi dari saluran primer Bodri Kanan. Tujuan konservasi pada DAS Kendal sejalan dengan konservasi SDA dibagian hulu dengan lebih banyak pada upaya mengurangi puncak banjir pada tingkat tertentu sesuai kapasitas yang masih dapat ditampung oleh alur tersebut. Tingkat banjir dimaksud adalah kala ulang atau probabilitas tertentu misal debit banjir 25 tahunan yang berarti memiliki kmungkinan terlampui 4 %, sehinga dalam desain kapasitas alur akan tergantung asumsi asumsi yang digunakan ditengah dinamika perubahan DAS akibat perlakuan oleh manusia yang tinggal didalamnya. Studi mengenai kali Kendal pernah dilaksanakan tahun 2009 oleh CV.Nirmana yaitu Studi Kelayakan Sistem Pengendalian Banjir Sungai Kendal. Selain itu juga pernah dilaksanakan perencanaan normalisasi kali Kendal mulai dari ruas Bendung Trompo sampai dengan muara oleh CV. Gading Fajar di tahun 2009. Perkembangan lebih lanjut di sekitar muara sungai yang belum ditangani pada perencanaan tahun 2009, makin berkembang menjadi areal tambak, permukiman, dan industri sehingga mempunyai nilai ekonomi yang lebih tinggi dan menuntut untuk dilindungi dari bahaya banjir. Pekerjaan Perencanaan Konservasi Kali Kendal ini akan menghasilkan detail desain penanganan pertemuan Kali Kendal dengan Kali Buntu sebagai upaya dalam pemenuhan tuntutan masyarakat umum guna melindungi areal tambak, permukiman dan industri di sekitar muara Kali Kendal dari ancaman banjir. Dan hal ini dapat dipakai sebagai salah satu acuan Perencanaan Konservasi Kali Kendal saat ini, dengan beberapa aspek yang perlu ditinjau kembali antara lain :
Debit banjir yang ada di Kali Kendal (daerah studi).
Normalisasi Sungai Kendal yang terdahulu sampai muara.
1
LAPORAN RINGKAS “Pekerjaaan Perencanaan Konservasi DAS Kendal (Paket P-15)”
Perubahan alinyement tanggul, serta bangunan prasarana lainnya, terutama penyebab banjir yang selalu terjadi setiap tahun dengan memperhatikan perkembangan lingkungan sesuai kondisi terkini.
II.
LOKASI KEGIATAN Daerah Aliran Sungai (DAS) Kendal terletak di kota Kendal Provinsi Jawa Tengah berjarak + 25 km sebelah barat kota Semarang. Sungai Kendal ( panjang + 10,00 km ) mempunyai 2 anak sungai yaitu Sungai Penut ( panjang 6,40 km ) dan Sungai Bedo (panjang + 4,50 km ). DAS Kendal terletak diantara DAS besar yaitu DAS Bodri (sebelah Barat) dan DAS Blorong (sebelah Timur). Adapun kegiatan pada pekerjaan ini meliputi : -
Kali Ngancar (hulu Kali Penut)
= 0,15 Km.
-
Kali Penut
= 6,40 Km.
-
Kali Bedo
= 2,00 Km.
-
Kali Kendal (bagian hulu)
= 3,40 Km.
-
Kali Kendal (bagian hilir)
=
-
Kali Kendal (bagian muara)
= 0,70 Km.
-
Kali Buntu (bagian hulu)
= 3,90 Km. +
Total
= 16,55 Km
- Km (sudah dilakukan DED th. 2009)
Lokasi pekerjaan Pekerjaan Perencanaan Konservasi DAS Kendal Paket P-15 dapat di lihat pada gambar 1.1.
2
LAPORAN RINGKAS “Pekerjaaan Perencanaan Konservasi DAS Kendal (Paket P-15)”
Lokasi Pekerjaan
Gambar 1.1. Peta Lokasi Pekerjaan III. MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN Maksud : Menginventarisasi dan menganalisis data geografi, topografi, geologi, hidrologi termasuk data sedimentasi, sosio-ekonomi serta lingkungan di wilayah studi, guna menghasilkan Detail Desain Penanganan Konservasi di DAS Kendal sebagai upaya untuk mengendalikan daya rusak air dan 3
LAPORAN RINGKAS “Pekerjaaan Perencanaan Konservasi DAS Kendal (Paket P-15)”
pelestarian sumber daya air serta mengurangi debit puncak banjir pada tingkat tertentu sesuai kapasitas yang masih dapat ditampung oleh alur sungai tersebut. Tujuan : Merencanakan kegiatan perbaikan alur
dan perkuatan tebing sungai serta bangunan-
bangunan konservasi dalam upaya konservasi SDA untuk memperkecil erosi, meningkatkan debit aliran dasar, memperkecil koefesien rezim sungai pada kurun waktu tertentu, menghasilkan sinergi upaya vegetasi di sempadan sungai dan upaya struktur pada alur sungai.
Normalisasi Sungai Penut mulai dari Desa Dawungsari sampai pertemuan sungai Penut dan sungai Bedo di sungai Kendal.
Normalisasi Sungai Kendal mulai dari pertemuan sungai Bedo dan sungai Penut sampai 1 km sebelah hulu Bendung Trompo.
Penanganan Pertemuan Sungai Kendal dan Sungai Buntu di muara Sungai Kendal.
Debit banjir yang ada, Tanggul serta bangunan pelengkap yang diperlukan.
Bangunan prasarana lain dengan hasil akhir berupa Detail Desain, lengkap dengan Dokumen Pelelangan dan Engineering Estimate (EE) sampai dengan Manual Operasi dan Pemeliharaannya.
Meningkatkan kepedulian masyarakat dalam Pengelolaan Sumber Daya Alam di bidang konservasi.
Sasaran : Sasaran dari kegiatan ini adalah Terwujudnya Dokumen Desain untuk pelaksanaan bangunan konservasi berbasis partisipasi masyarakat. IV. PERMASALAHAN Permasalahan umum DAS Kendal di daerah lokasi pekerjaan adalah didominasi masalah sedimentasi yang cukup tinggi yang dapat mengakibatkan adanya bahaya banjir. Disamping itu juga bentuk morfologi sungai yang meandering dapat menciptakan daya rusak air sehingga mengakibatkan kelongsoran pada tebing-tebing sungai terutama pada tikungan luar. Hasil penelusuran dan pengkajian di lapangan menunjukkan di beberapa bagian sungai terlihat adanya erosi (longsoran) tebing sungai pada waktu banjir untuk tempat-tempat tertentu terjadi luapan sungai masuk ke permukiman penduduk dan mengancam fasilitas-fasilitas umum di sekitar sungai.
4
LAPORAN RINGKAS “Pekerjaaan Perencanaan Konservasi DAS Kendal (Paket P-15)”
Untuk mengetahui permasalahan secara lebih rinci dilakukan antara lain : Inventarisasi kondisi sungai dan bangunan-bangunan yang ada. Hasil investigasi yang diperoleh adalah : Sebenarnya DAS Kendal merupakan daerah yang kekurangan air untuk irigasi
sehingga solusinya telah diberi suplesi dari saluran primer Bodri Kanan (dari BBKa 4) lewat Kali Penut dan Kali Kenda kemudian diambil untuk irigasi dengan pengambilan Kanan seluas 777 ha dan pengambilan Kiri seluas 378 ha. Bendung trompo terletak di Kali Kendal (bagian Tengah), tidak termasuk dalam pekerjaan ini, dan sudah termasuk dalam pekerjaan DED tahun 2009. Bendung Trompo merupakan bendung gerak dengan 4 buah pintu pembilas, lebar masing-masing adalah 2,00 m. Di hulu bendung Trompo terjadi sedimentasi dan menumpuknya sampah-sampah. Karena hanya tersedia tinggi jagaan 0,70 m, pada saat banjir selalu siap membuka pintu agar tidak meluap ke kanan dan ke kiri bendung. Ketika terjadi banjir besar, maka ke-4 pintu dibuka, debit yang keluar dan bercampur sampah akan mengancam di bagian sungai yang menyempit dan kondisinya tertutup ( di kota Kendal, di sekitar Kantor Pemda). Kondisi air tanah berdasarkan pengamatan di lapangan pada saat musim kemarau, air
tanah berada 2 s/d 3 m di bawah permukaan tanah. Sedangkan pada saat musim hujan berdasarkan informasi penduduk, air tanah berada 1 ~ 1,5 m di bawah permukaan tanah, walaupun kondisi kemiringan lahan DAS Kendal, maka 1 jam setelah turun hujan di DAS (tetapi selain maksimum cekungan dan daerah-daerah kota) genangan air hujan sudah hilang. Walaupun tanah permukaan (over bounder) pada umumnya berupa lempung kelanauan, namun tidak/kurang padat, angka porositas tinggi 60% ~ 70%, sehingga masih mampu menyerap air dengan baik.
Sedimentasi Terutama di hulu bendung Trompo dan sepanjang Kali Penut di sepanjang Kali Kendal terjadi banyak sekali sedimentasi. Sedimentasi yang ada tidak mungkin hanya berasal dari DAS Kendal saja, sehingga diketahui bahwa sedimentasi banyak berasal dari suplesi dari saluran primer Bodri Kanan. Pada saluran primer Bodri Kanan sebelah hulu terjadi kerusakan DAS Bodri, tetapi setelah dibangun saluran primer Bodri Kanan, dan tidak dilengkapi bangunan siphon silang atau talang silang maka air hujan dan sedimen (hasil erosi DAS) masuk ke dalam saluran primer Bodri Kanan. Pada BBKa.4, dimana ambang 5
LAPORAN RINGKAS “Pekerjaaan Perencanaan Konservasi DAS Kendal (Paket P-15)”
didesain seperti kantong lumpur dan pengurasannya kearah saluran suplesi ke Kali Penut dan Kali Kendal sehingga menjadi masalah sedimentasi di Kali Kendal.
Pemberdayaan Masyarakat Untuk meningkatkan kepedulian masyarakat dalam pengelolaan SDA di bidang konservasi maka masyarakat perlu dilibatkan dalam pembangunan mulai perencanaan, yaitu dengan cara penjaringan usulan-usulan masyarakat yang hasilnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
6
Laporan Akhir ”Pekerjaan Perencanaan Konservasi DAS Kendal”
1. Rencana Kegiatan Masyarakat Desa Rejosari, Kecamatan Ampel. Penanggung Jawab PSDA
Waktu (th) Tahun 2014
Kategori Jk.Waktu Jangka Pendek
Pembuatan sumur air Di sebelah bersih gedung Polik Klinik Desa
Kepala Desa dan Gapoktan
Tahun 2014
Jangka Pendek
Pembuatan senderan saluran irigasi dari Pintu Sadap jatirejo sampai rejosari (500800 m) Pembuatan pintu Pintu Sadap di perbatasan Desa Rejosari Perbaikan tanggul sungai
Sepanjang Pintu Sadap jatirejo sampai rejosari.
PSDA
Tahun 2014
Jangka Pendek
Saluran irigasi di perbatasan Desa Rejosari
PSDA
Tahun 2014
Jangka Pendek
Desa Rejosari dekat Pintu Sadap.
PSDA
Tahun 2019
Jangka panjang
Pengerukan sungai mati (bagian dari kali Blorong) Pembuatan DAM
Tikungan sungai Blorong Batas desa Rejosari dan
PSDA
Tahun 2019
Jangka panjang
PSDA
Tahun 2019
Jangka Panjang
No
Permasalahan
Program
Kegiatan
Lokasi
1
Kondisi dan jumlah bronjong di kali blorong (kali yg letaknya di pinggir desa Rejosari) masih kurang, beberapa kali terjadi longsor dan mengancam beberapa rumah yang berada di dekatnya Ketersediaan air bersih sangat kurang, terutama pada musim kemarau. Warga akan mengambil air di beberapa tempat yang cukup jauh. Banyak sodetan dan pengendapan di saluran irigasi sehingga air sering habis dan tidak sampai ke lokasi yang akan dituju.
Pembangunan bronjong di sepanjang kali yang rawan longsor
Perbaikan bronjong di kali blorong
Tikungan sungai Desa Rejosari (10 titik)
Pengadaan sumur dalam untuk mengatasai kekurangan air bersih Pembangunan saluran irigasi
4
Kondisi pintu air sudah rusak dan tidak dapat berfungsi lagi
Perbaikan sarana prasarana saluran irigasi
5
Kondisi tanggul di bibir sungai banyak yg rusak, hal ini diperparah dengan banyaknya masyarakat yang membuat lubang untuk mempermudah irigasi Keberadaan sungai mati tidak dimanfaatkan dengan baik, sehingga mubazir. Kebutuhan air untuk irigasi sangat minim, namun terdapat potensi air
Perbaikan sarana prasarana saluran irigasi
2
3
6
7
Optimalisasi sumberdaya saluran irigasi Pembangunan sarana prasarana
7
Laporan Akhir ”Pekerjaan Perencanaan Konservasi DAS Kendal”
No
Permasalahan
Program irigasi
8
yang belum dimanfaatkan dengan baik Saluran irigasi kurang didukung dengan sarana prasarana pendukung
9
Kondisi sungai Bedo semakin menyempit dan terjadi pendangkalan.
Pembangunan sarana prasarana irigasi
10
Kurangnya kepedulian dalam perawatan saluran irigasi yang sudah terbangun.
Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Saluran Irigasi
Pembangunan sarana prasarana irigasi
Kegiatan
Penanggung Jawab
Waktu (th)
Kategori Jk.Waktu
Batas desa Rejosari dan Desa Jatirejo
PSDA
Tahun 2019
Jangka panjang
Sungai Bedo
PSDA
Tahun 2020
Jangka Panjang
Saluran irigasi Desa Rejosari
Kepala Desa dan Gapoktan
2014
Jangka pendek
Lokasi Desa Jatirejo
Pembuatan senderan setelah DAM, sebanyak 3 jalur (ke utara, selatan dan barat) Pelebaran sungai bedo dan pembuatan senderan sepanjang 800 meter. Pemeliharaan saluran irigasi di desa rejosari
8
Laporan Akhir ”Pekerjaan Perencanaan Konservasi DAS Kendal”
2. Rencana Kegiatan Masyarakat Desa Ampel Kulon, Kecamatan Ampel. No
Permasalahan
1.
Wilayah sawah Beran Rejo, dari lokasi depan rumah Bapak kades sampai lapangan, air setiap tahun selalu kekurangan air. Hal ini disebabkan kondisi saluran irigasi sudah tidak berfungsi optimal Kondisi tanah sawah bondo desa di RW 01 sering kekurangan air. Walaupun sudah ada irigasi, namun setiap musim tanam padi, petani harus mengeluarkan biaya yang besar untuk menyewa mesin pompa air Sering terjadi banjir, akibat sungai tidak dapat menampung debit air yang sangat besar. Hal ini karena sungainya menyempit dan dangkal. Peralatan di kabupaten sangat minim, sehingga mesin tidak bisa bekerja secara maksimal. Luapan air yang tidak dikelola dengan baik didekat rel kereta api.
2
3
4
5
Semua pertanian pada saat musim tanam padi, 60 % pakai pompa. Dan pompa dimiliki priadi, bukan milik petani.
Program
Penanggung Jawab PSDA
Waktu (th) Tahun 2013
Kategori Jk.Waktu Jangka Pendek
Pengadaan pompa RW . 01 air untuk untuk tanah sawah bondo deso (3 unit 12 PK)
PSDA
Tahun 2014
Jangka Pendek
Pelebaran sungai dan pengerukan dengan alat berat (eskavator)
Sungai di Ampel Kulon
PSDA
Tahun 2014
Jangka Pedek
Pengerukan sungai di selatan rel kereta api di sungai sembodo. Pengadaan mesin pompa air untuk kelompok tani di Pakis dan Sembodo (12 PK)
Sawah sungai sembodo
PSDA
Tahun 2014
Jangka pendek
Pakis Sembodo
PSDA
Tahun 2016
Jangka menengah
Kegiatan
Lokasi
Pembuatan senderan Pintu air air 1 (sisi saja) talang saluran sepanjang 1,5 km. irigasi sawah Beran Rejo
9
Laporan Akhir ”Pekerjaan Perencanaan Konservasi DAS Kendal”
6
Saluran air dari dawung sari Desa Jatirejo, muaranya untuk sawah Sembodo dan Beran Rejo hanya bisa mengairi waktu tanam.
Pengerukan sungai dengan alat berat (Lebar 2 meter)
7
Kondisi tanggul pada saluruan irigasi Jatirejo mengalami kerusakan
7
Tanggul di jatirejo sering jebol. Saluran sudah rata dengan jalan
Perbaikan Tanggul di desa Jatirejo (panjang 10 m dan tinggi 1,5 m Pengerukan sungai (sepanjang 4 km) dengan bantuan mesin eskavator
8
Tahun 2011 pengajuan embung di kali mati (Kali Blorong), disetujui oleh provinsi. Namun pelaksanaannya terdapat kendala pembebasan tanah 8 orang pemilik di rejosari. Kondisi saluruan irigasi disebelah aspol kurang terawat, dan tidak memiliki senderan.
9
10
Saluran sungai Juwero, mengalir ke dawung sari, ada pintu bendungan untuk pembagian ke ngampel dan desa lainnya. Sawah Pakis Sari Kelompok Tani Pakis Sari. Dahulu terdapat aliran sungai, tetapi tidak dipelihara.
Pembuatan Embung.
Pembangunan senderan permanen kali panjang 150 meter, lebar 1 meter Normalisasi atau pemulihan alur yg dulu pernah ada. Sepanjang 2 km Pintu air sudah ada.
Dari jatirejo, PSDA rejosari, ngampel kulon,ngampel wetan sudi payung dan ngampel kulon Sungai di PSDA Jatirejo
Tahun 2014
Jangka Pendek
Tahun 2014
Jangka Pendek
Dari ngampel wetan, sudipayung ngampel kulon. Perbatasan desa Rejosari dan Ampel Kulon di Lokasi di Kalimati Sebelah selatan Asrama Polisi Dusun Krajan Desa Kebon agung, Karang Mulyo dan ngampel kulon
PSDA
Tahun 2014
Jangka Pendek
PSDA
Tahun 2016
Jangka Menengah
PSDA
Tahun 2016
Jangka Menengah
PSDA
Tahun 2016
Jangka menengah
10
Laporan Akhir ”Pekerjaan Perencanaan Konservasi DAS Kendal”
3. Rencana Kegiatan Masyarakat Desa Kebon Agung, Kecamatan Ampel. No
Permasalahan
1.
2
Program
Kegiatan
Lokasi
Sungai Kebon Agung sungai Bedo sebagai penampung banjir tidak maksimal sehingga sering banjir di wilayah Kebon Agung. Sungai kebon agung-sungai bedo 1,5 km
Pengerukan dan pelebaran sungai dengan alat berat eskavator.
Mulai sungi depan balaidesa sampai sungai Bedo
Pembuatan senderisasi sungai
Setiap musim tanam padi, pengairan dari Bodri kanan debit airnya sedikit, hampir 60 ha sawah sangat kesulitan air.
Pembuatan embung
Mulai sungai depan balai desa sampai sungai Bedo Dusun 2 RT.3 RW.2 (sebelah selatan desa)
Sumur Bor 2 titik kedalaman 50-100 m 3
4
Kondisi DAM di beberapa titik rusak. Terdapat 2 DAM yaitu di Desa Dawung Sari Kecamatan Pegandon dan Desa Sumbersari kec. Ampel. Kondisi saluran irigasi di wilayah sawah blok Jembangan rusak sehingga wilayah persawahan sering kekurangan air.
Perbaikan DAM
Desa Dawung Sari dan Sumbersari
Pembuatan senderan Dari ujung pada saluran irigasi blok sawah Jembangan sampai kali Bedo Pembuatan Dam Wilayah blok seluas 250 m3 sawah jembangan
Penanggung Jawab PSDA
Waktu (th) Tahun 2014
Kategori Jk.Waktu Jangka Pendek
PSDA
Tahun 2014
Jangka Pendek
PSDA
Tahun 2016
Jangka Menengah
PSDA
Tahun 2014
Jangka Pendek
PSDA
Tahun 2014
Jangka Pendek
PSDA
Tahun 2014
Jangka Pendek
PSDA
Tahun 2017
Jangka Panjang
11
Laporan Akhir ”Pekerjaan Perencanaan Konservasi DAS Kendal”
5
Ketersediaan air yang ada pada saluran irigasi sangat kurang sehingga petani harus menggunakan mesin pompa air untuk mendapatkan air guna mengairi persawahan, dengan biaya sewa yang relatif mahal
Pengadaan mesin pompa air (18 pk)
Kelompok Tani di Desa Kebon Agung
PSDA
Tahun 2014
Jangka Pendek
12
Laporan Akhir ”Pekerjaan Perencanaan Konservasi DAS Kendal”
4. Rencana Kegiatan Masyarakat Kelurahan Bandengan, Kecamatan Kendal Kota. No
Permasalahan
1.
2
3
4
5
Program
Kegiatan
Lokasi
Muara Sungai besar (kali kendal) terlalu dangkal.
Pengerukan dan penyenderan muara kali kendal (Panjang 2 km, tingginya 2 m dan pada sisi kanan dan kiri )
perbatasan Ngilir dan Bandengan sampai TPI.
Wilayah pertanian barat desa bandengan sekitar antara balok ada 30 ha. Beberapa kali sangat kekurangan air, lebih-lebih pada musim kemarau. Aliran air untuk irigasi kurang maksimal karena beberapa saluran irigasi belum memiliki senderan Bandengan menampung air dari beberapa desa, namun daya tampung sangat kurang sehingga sering terjadi banjir di wilayah RW.2.
Pembuatan senderisasi (sepanjang 1,5 km. Lebar 1 m, tinggi 1 m dan pada sisi kanan dan kiri )
Normalisasi sungai dari kelurahan Ngilir sampai perbatasan Bandengan (Panjang 2 km timur)
Limpahan air laut masuk ke wilayah perkampungan sehingga rawan tercampurnya air laut dengan air yang sering dipakai masyarakat Pada saat curah hujan tinggi, sungai tidak mampu menampung debit air yang sangat besar sehingga sering meluap, maka perlu dibuatkan sudetan.
Pembuatan Dam asin di Bandengan RT.3 RW. 2
Penyudetan saluran air dari timur ke barat, menuju ke kali kendal (sepanjang 15 m)
Penanggung Jawab PSDA
Waktu (th) Tahun 2018
Kategori Jk.Waktu Jangka panjang
Mulai dari ngilir sampai Bandengan
PSDA
Tahun 2014
Jangka pendek
Saluran irigasi Gedegan, Kemuning.
PSDA
Tahun 2014
Jangka pendek
PSDA
Tahun 2014
Jangka pendek
PSDA
Tahun 2014
Jangka pendek
Saluran air dari belakang kelurahan (menuju ke Kali Kendal)
13
Laporan Akhir ”Pekerjaan Perencanaan Konservasi DAS Kendal”
6
7
8
9
Saluran didepan rumah sakit kondisinya tertutup sehingga kesulitan jika akan dilakukan pembersihan saluran Depan puskesmas ada got saluran ke utara, tapi tertputus dipuskesmas, dan depan SDIT dibangun saluran dan tidak berfungsi. Di depan puskesmas terdapat saluran (got) menuju timur, tapi kondisinya terputus dipuskesmas. Potensi ketersediaan air untuk irigasi kurang optimal karena kondisi saluran air dari DAM Asin tidak memiliki senderan.
Pembuatan senderan Saluran air pada sisi kanan dan dari belakang kiri kelurahan (menuju ke Kali Kendal) Pembuatan pintu Bagian barat kendali air di bagian di pertemuan barat dengan Kali Kendal Pembuatan saluran Sebelah utara di sebelah utara stadion stadion. Kendal
PSDA
Tahun 2014
Jangka pendek
PSDA
Tahun 2014
Jangka pendek
PSDA
Tahun 2017
Jangka menengah
Penyambungan saluran air.
Dari puskesmas sampai ke utara
PSDA
Tahun 2017
Jangka menengah
Pembuatan saluran dan senderan dari puskesmas sampai SDIT Pembuatan senderan dari Dam Asin sampai pembuangan kali kendal
Dari Puskesma sampai SDIT
PSDA
Tahun 2017
Jangka menengah
Dam Asin sampai Pembuangan Kali Kendal (lokasi kampung kobong)
PSDA
Tahun 2014
Jangka pendek
14
Laporan Akhir ”Pekerjaan Perencanaan Konservasi DAS Kendal”
V.
TOPOGRAFI Survey lapangan topografi diperlukan guna mendapatkan gambar penampang memanjang sungai dan penampang melintang serta gambar situasi detail untuk bangunan-bangunan antara lain :
Pertemuan sungai Ngancar, saluran suplesi dari saluran primer Bodri Kanan dan Kali Penut.
Pertemuan Kali Penut, Kali Bodri dan Kali Kendal.
Dan pertemuan Kali Buntu dan Kali Kendal di daerah muara.
Untuk keperluan survey topografi telah dipasang 7 buah BM (Bench Mark) baru dan 16 buah patok CP (Control Point) seperti dapat di lihat pada tabel dibawah ini. NAMA
KOORDINAT
LOKASI
ELEVASI
NO BM / CP
X (m)
Y (m)
Z (m)
DESA
KECAMATAN KABUPATEN
I
KALI PENUT
1
BM.KDL.01
406,795.505
9,227,041.911
17.646
Dawungsari
Pegandon
Kendal
2
BM.KDL.02
407,992.690
9,228,716.333
12.005
Pesawahan
Ngampel
Kendal
3
CP.02
408,221.551
9,229,403.921
10.384
Karangmulyo
Ngampel
Kendal
4
CP.03
408,437.618
9,229,542.553
10.577
Karangmulyo
Ngampel
Kendal
5
CP.04
408,813.220
9,229,611.541
10.609
Karangmulyo
Ngampel
Kendal
6
CP.05
409,108.490
9,229,664.919
10.384
Banyuurip
Ngampel
Kendal
7
CP.06
409,494.190
9,229,671.215
9.732 Banyuurip
Ngampel
Kendal
8
CP.07
409,758.841
9,229,523.375
9.333 Banyuurip
Ngampel
Kendal
9
CP.08
410,029.750
9,229,415.535
8.780 Banyuurip
Ngampel
Kendal
10
CP.09
410,266.417
9,229,366.565
9.205 Ngampel Kulon
Ngampel
Kendal
II
KALI KENDAL
1
BM.KDL.03
410,300.292
9,229,358.638
8.873 Ngampel Kulon
Ngampel
Kendal
2
BM.KDL.04
410,836.425
9,230,974.077
7.206 Dempelrejo
Ngampel
Kendal
3
CP.10
410,387.472
9,229,605.252
9.106 Banyuurip
Ngampel
Kendal
4
CP.11
410,600.732
9,229,755.332
8.500 Banyuurip
Ngampel
Kendal
5
CP.12
410,663.547
9,229,998.725
8.730 Banyuurip
Ngampel
Kendal
6
CP.13
410,663.256
9,230,213.430
8.233 Dempelrejo
Ngampel
Kendal
III
KALI NGANCAR
1
CP.01
406,777.473
9,226,987.669
16.414
Dawungsari
Pegandon
Kendal
IV
KALI BEDO
1
BM.KDL.05
410,397.021
9,227,948.911
10.709
Ngampel Kulon
Ngampel
Kendal
V
KALI BUNTU
1
BM.BNT.01
411,011.000
9,234,965.000
3.099 Langenharjo
Kendal
Kendal
2
BM.BNT.02
411,116.314
9,236,570.392
2.914 Langenharjo
Kendal
Kendal
3
CP.14
414,877.860
9,238,572.339
1.670 Bandengan
Kendal
Kendal
4
CP.15
414,789.787
9,238,595.226
1.746 Kalibuntu Wetan Kendal
Kendal
5
CP.16
414,788.000
9,238,662.000
1.888 Kalibuntu Wetan Kendal
Kendal
15
Laporan Akhir ”Pekerjaan Perencanaan Konservasi DAS Kendal”
VI.
GEOLOGI 6.1. Geologi Regional Di wilayah Kabupaten Kendal khususnya di Daerah Aliran Sungai Kendal, secara geologi dapat dikategorikan ke dalam satuan – satuan sebagai berikut : 1. Satuan morfologi pantai. Satuan ini terdapat setempat-setempat di bagian utara termasuk di bagian muara Kali Kendal. Satuan ini dibentuk oleh pasir dengan penyebaran memanjang, sejajar, atau hampir sejajar dengan garis pantai. 2. Satuan morfologi bekas alur sungai. Satuan ini terdapat setempat-setempat dan terutama terdapat di bagian barat dan tengah, Satuan ini dibentuk oleh pasir halus hingga sedang, pasir kelanauan, dan lanau kepasiran. 3. Satuan morfologi dataran. Satuan ini menempati areal yang paling luas dan dibentuk oleh lempung, lempung kepasiran, lempung organik, pasir lempungan dan pasir. 4. Satuan morfologi delta tua, yang dibentuk oleh pasir, lanau, dan lempung. Satuan ini mengandung lensa-lensa kerikil hingga kerakal. 5. Satuan morfologi perbukitan dengan penyebaran memanjang Barat Laut – Tenggara. Satuan ini terbentuk dari batuan berumur tersier dan berupa napal, serpih, batu lempung, batu pasir, breksi, konglomerat, dan diorit. Penyebarannya banyak dijumpai di daerah hulu (perbukitan) dari DAS Kali Kendal. Berdasarkan kesamaan sifat fisik dari satuan-satuan di atas, maka dapat dikelompokkan ke dalam 7 satuan tanah/batuan yang terdapat di wilayah Kabupaten Kendal, khususnya di areal wilayah sungai Kendal. Satuan tersebut adalah : a. Satuan lanau lempung b. Satuan pasir c. Satuan pasir, lempung-lempung kepasiran d. Satuan lempung pasiran-lempung e. Satuan lempung pasiran berbongkah-lempung berbongkah f.
Satuan lempung pasiran-lempung bersisipan dengan pasir-pasir lempungan
g. Satuan konglomerat Khusus pada alur Kali Kendal, secara geologi dasar sungai terletak pada endapan lempung alluvium (Qa), yang dapat terdiri dari lempung, pasir lempung, dan pasir lempung, serta 16
Laporan Akhir ”Pekerjaan Perencanaan Konservasi DAS Kendal”
mengandung pasir endapan limpah banjir yang tersebar dominan di permukaan serta berwarna coklat tua sampai abu-abu kecoklatan, dengan konsistensi lunak plastisitas sedang-tinggi, dan dengan tebal lapisan sampai 5 - 25 m. Selain itu, di sepanjang Kali Kendal juga terdapat pasir lempungan yang merupakan bahan endapan sungai, berwarna coklat muda, berbutir lepas sampai sangat lepas. Di wilayah studi, secara umum jarang ditemukan jenis batuan konglomerat, mengingat bahwa lapisan tanah di wilayah studi terletak di dataran rendah dan merupakan endapan alluvium sampai kedalaman 20 - 30 m.
Gambar 3.6. Bahan Lapisan di Kali Kendal berupa Alluvium Muda (Kwarter)
Keterangan : = Breksi Volkanik (Qtv) = Formasi Damar (Qts) = Aluvial (Qa)
17
Laporan Akhir ”Pekerjaan Perencanaan Konservasi DAS Kendal”
Gambar 3.7. Geologi Regional Keterangan : = Endapan Aluvial = Formasi Damar = Breksi Volkanik = Lapisan Marin = Aliran lava Gunung Ungaran = Lahar Gunung Ungaran = Batuan Intrusi
18
Laporan Akhir ”Pekerjaan Perencanaan Konservasi DAS Kendal”
6.2. Kondisi Geologi Secara khusus, kondisi geologi di lokasi Sungai Kendal terdiri dari endapan alluvium yang tersebar di daerah muara sampai di alur sungai dengan umur tingkat kwarter. Lapisan jenis ini belum sempat mengalami pemadatan yang signifikan sehingga tidak akan yang terbentuk sebagai batuan.
6.3. Penyelidikan Geologi Penyelidikan geologi di lapangan pada pekerjaan ini terdiri dari 2 titik sondir di muara Kali Kendal (titik S1 dan S2) dengan kedalaman masing-masing 21,80 m dan pengemboran menggunakan bor tangan, titik B1 di daerah muara dekat S1, dan 5 buah titik di Kali Kendal dan Kali Penut bagian hulu. Total kedalaman pengemboran adalah 30 m atau masing-masing titik sedalam 5 m. Setiap titik pengeboran diambil 2 buah sampel tidak terganggu kemudian dilakukan uji laboratorium untuk engineering propertiesnya. 6.3.1. Pekerjaan Bor Manual (Bor Tangah) Tujuan pekerjaan bor tangan adalah :
Untuk mengetahui struktur tanah / lapisan tanah
Untuk mengetahui tinggi mukai air tanah
Untuk mengambil contoh tanah untuk diselidiki di laboratorium mekanika tanah.
Peralatan yang digunakan adalah bor tangan type Iwan Auger dengan diameter 6 inchi. Dari deskripsi diperoleh gambaran struktur tanah pada titik B1 (di muara) :
Pada bagian atas (0 ~ 0,5 m) berupa lanau, lunak,
Pada bagian tengah (0,5 ~ 42,75 m) berupa lempung saiygan lunak warna abu-abu.
Pada bagian blok (0,70 ~ 5,00 m) berupa lempeng kelanauan, lunak berwarna abuabu.
6.3.2. Pengujian Laboratorium Maksud dari pengujian laboratorium adalah untuk melakukan pengujian contoh tanah yang diperoleh dari lapangan (contoh tanah tidak terganggu / undisturb sample), dan untuk mengetahui parameter teknik (engineering properties). Pengujian laboratorium terdiri dari beberapa macam yaitu a. Pengujian Index Properties 1. Kadar air / water content (w) 2. Berat jenis / spesific gravity (Gs)
19
Laporan Akhir ”Pekerjaan Perencanaan Konservasi DAS Kendal”
3. Berat isi tanah / natural density () 4. Batas attenberg / attenberg limit (LL, PL, PI) 5. Analisa butiran / gransize analysis dan hidrometer. b. Pengujian Engineering Properties 1. Geser langsung / direct shear test (, c) 2. Pengujian rembesan / permeability test (K) 6.3.3. Hasil Pengujian Laboratorium Hasil pengujian laboratorium dapat di lihat pada tabel di bawah ini.
20
Laporan Akhir ”Pekerjaan Perencanaan Konservasi DAS Kendal”
6.3.4. Pekerjaan Sondir Manual Pada pekerjaan ini digunakan alat sondir manual (sondir ringan) dengan tipe Gouda / Dutch Core Penetro (Conus Resistance) gl = 250 Kg/cm2. Hasil pekerjaan sondir manual pada titik S1 dan S2 dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
21
Laporan Akhir ”Pekerjaan Perencanaan Konservasi DAS Kendal”
22
Laporan Akhir ”Pekerjaan Perencanaan Konservasi DAS Kendal”
23
Laporan Akhir ”Pekerjaan Perencanaan Konservasi DAS Kendal”
6.3.5. Daya Dukung Tanah Berdasarkan data sondir kemudian selanjutnya dapat dihitung daya dukung tanah (qall) dengan rumus untuk tanah dan lempung. qall = (5 + 0,3 + c) / Fk ... qall
= daya dukung tanah (11kg/cm2)
qc
= tahanan konus
Fk
= faktor keamanan = 3
Hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel berikut ini
Sedangkan berdasarkan hasil pengujian direct shear test ( dan c) dapat dihitung menggunakan rumus tersaghi. qall = q ult / FK qult
= C NC + 2 Ng + 0,5 B.N
Fk
= faktor keamanan = 3
Hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel berikut ini
24
Laporan Akhir ”Pekerjaan Perencanaan Konservasi DAS Kendal”
VII.
HIDROLOGI Data curah hujan yang digunakan adalah dari stasiun curah hujan terdekat yang dikelola oleh PSDA Provinsi Jawa Tengah yaitu :
Stasiun Hujan Karang Tengah (Sta, No, 33F), tahun 2000 ~ 2012
Stasiun Hujan Sedayu (Sta, No, 29A), tahun 2000 ~ 2012
Stasiun Hujan Bojonggede (Sta, No, 23), tahun 2000 ~ 2012
Setelah dilakukan pengisian data kosong, uji konsistensi pembobot thiessen kemudian dilakukan kualitas statistik, hasil yang diperoleh adalah berupa hujan rencana seperti dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel Curah Hujan Rencana Periode Ulang (ts)
Curah Hujan Rencana (mm)
2
85,49
5
117,45
10
138,69
25
165,57
50
185,64
Berdasarkan curah huan rencana unutk kala ulang 20 tahun dan menggunakan metode perhitungan debit banjir / metode rational, maka diperoleh hasil seperti dapat di lihat pada tabel di bawah ini.
25
Laporan Akhir ”Pekerjaan Perencanaan Konservasi DAS Kendal”
Tabel Hasil Perhitungan Debit Banjir Lokasi
Luas DAS (km2)
Debit Banjir Tahunan Rencana (m3/det)
13,094
42,70
3,528
11,77
19,20
83,72
Sungai Penut (pada pertemuan dengan Kali Bedo) Sungai Bedo (pada pertemuan dengan Kali Penut) Kali Kendal (Bendung Trompo)
VIII. UPAYA PEMECAHAN MASALAH Upaya penanganan masalah yang ada di DAS Kendal berkaitan dengan masalah banjir, sedimentasi dan konservasi air diperoleh pula penanganan rencana keseluruhan (overall plan) sebagai berikut :
Normalisasi Kali Penut K0 ~ K64
Normalisasi Kali Bedo B0 ~ B20
Normalisasi Kali Kendal K0 ~ K34
Perlindungan dan perkuatan tebing (Revetment) pada Kali Penut, Kali Bedo dan Kali Kendal pada lokasi-lokasi yang tergerus (misalnya pada tikungan luar). Demikian pula pada jembatan-jembatan yaitu akibat dinormalisasi, maka elevasi dasar sungai diturunkan, sehingga diperlukan perkuatan sandaran.
Pembuatan bangunan pertemuan sungai yaitu :
Pertemuan Kali Penut dan Kali Bedo,
Pertemuan Kali Ngancar dan Saluran Suplesi
Bangunan ini sangat bermanfaat untuk menahan degradasi tebing dan dasar sungai serta air menjadi semakin lancar.
Pembuatan sabuk pantai di muara Kali Kendal dan Kali Buntu.
Perlu modifikasi pada bangunan bagi sadap BBKa.4 yaitu dengan ditambah satu pintu ke arah suplesi ke Kali Penut.
26
Laporan Akhir ”Pekerjaan Perencanaan Konservasi DAS Kendal”
sal. primer Bodri Kanan
(
pintu air usulan baru) untuk suplesi sal. tersier sal. sekunder winong sal. suplesi ke Kali Penut
Dengan adanya pintu suplesi baru ini maka pintu penguras (pintu suplesi lama ke Kali Penut) lebih sering ditutup. Hal ini dilakukan dengan maksud sedimen yang mengendap di saluran primer (atau di depan pintu-pintu tersebut) akan dilakukan pergerakan secara periodik untuk dibuang ke tempat pembuangan yang lokasinya perlu disurvei dan disediakan sebelumnya. Sehingga dengan demikian sedimen yang masuk ke Kali Penut dan Kali Kendal bisa jauh berkurang. Secara otomatis pengerukan akan lebih mudah dilaksanakan, lebih mudah, lebih murah, lebih cepat, relatif tidak ada problem sosial.
Perlu adanya partisipasi seluruh masyarakat agar tidak membuang sampah rumah tangga atau sampah hasil pertanian, hasil penebangan pohon-pohon atau ranting pohon ke dalam sungai sehingga tidak mengganggu aliran sungai dan aliran sungai menjadi lancar.
Laju sedimentasi pada Kali Penut, Kali Bedo dan Kali Kendal akan jauh berkurang sehingga program normalisasi sungai (pengerukan) bisa secara periodik, mungkin bisa 10 tahun atau 20 tahun sekali tergantung pengendalian dan pengamatan-pengamatan pada program selanjutnya. Hal tersebut dapat dibandingkan manfaatnya bahwa pada masalah yang ada saat ini, Kali Kendal dan Kali Penut baru 2 tahun dikeruk namun penuh kembali.
Konservasi dan perlindungan daerah tangkapan air di wilayah hulu sungai perlu dilakukan secara intensif mengingat daya dukung lingkungan dan daya tampung sudah tidak memadai lagi. Untuk mengatasi banjir di musim penghujan dan kekeringan di musim kemarau, didaerah hulu perlu dibangun percontohan-percontohan bangunan-bangunan untuk konservasi misal sumur resapan, dam-dam parit baik dari trucuk maupun bronjong. Untuk itu keterlibatan dan peran serta masyarakat sangat diperlukan.
27
Laporan Akhir ”Pekerjaan Perencanaan Konservasi DAS Kendal”
Salah satu solusi untuk menahan air adalah dengan membangun sumur resapan pada tiaptiap rumah, untuk itu perlu percontohan sumur resapan.
IX.
KESIMPULAN 1. Perlu penataan pada alur sungai agar memiliki kemiringan ideal, dengan membuat beberapa bangunan konservasi baru, untuk mengurangi energi aliran pada alur sungai. 2. Meningkatkan kemampuan lembaga pengelolaan sumber daya air (capacity building) serta meningkatkan tingkat kesadaran serta peran serta masyarakat, swasta dan LSM dalam upaya memelihara dan melindungi sempadan sungai. 3. Perlunya mempercepat munculnya perda mengenai SDA yang dapat mengantisipasi pelanggaran pemanfaatan SDA (Perda Sungai, Perda Irigasi, dst) dengan melibatkan peranserta masyarakat. 4. Mata air yang ada di lokasi kegiatan perlu adanya perlindungan agar tetap lestari. 5. Untuk menahan laju air permukaan langsung ke sungai, perlu adanya bangunan sumur resapan. 6. Perlu adanya usaha mengurangi pencemaran terhadap air bawah tanah dan aliran permukaan. 7. Perlu adanya perbaikan dan perlindungan bangunan-bangunan yang ada agar tidak mengalami kerusakan serta. mengendalikannya agar tidak terjadi kerusakan pada tempat lain. 8. Perlu dilakukan operasi dan pemeliharaan terhadap bangunan-bangunan yang masih bisa berfungsi dengan baik. 9. Perlu adanya pemberdayaan masyarakat tentang konservasi pada Daerah Aliran Sungai. Untuk itu dalam pelaksanaan sosialisasi dan pemberdayaan diperlukan bahasa-bahasa atau istilah-istilah yang mudah dipahami masyarakat, sehingga masyarakat dapat memahami apa itu Konservasi DAS? 10. Dalam tahap pelaksanaan pembangunan bangunan-bangunan konservasi sangat perlu melibatkan masyarakat, minimal dilibatkan sebagai tenaga kerja. Atau kalau memungkinkan pelaksanaanannya dilakukan secara swakelola dengan melibatkan peran aktif masyarakat. 11. Untuk mengendalikan aliran dasar yang lebih dominan dapat dilakukan dengan rekayasa teknis seperti pembuatan biopori, sumur resapan, penghijauan dengan tanaman budidaya (buah-buahan, tanaman hias).
28
Laporan Akhir ”Pekerjaan Perencanaan Konservasi DAS Kendal”
12. Perlu peran serta masyarakat untuk ikut menjaga kelestarian sumber air yang ada dengan tetap menjaga keseimbangan lingkungannya, atau memperbaikinya dengan penanaman tumbuhan budidaya.
29