PEMELIHARAAN LANSKAP PADANG GOLF KOTA ARAYA, MALANG
KARTIKA NURHAYATI
DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009
RINGKASAN
KARTIKA NURHAYATI. Pemeliharaan Lanskap Padang Golf Kota Araya, Malang (Di bawah bimbingan TATI BUDIARTI).
Kegiatan magang ini bertujuan untuk memperluas dan meningkatkan pengetahuan, wawasan, serta pengalaman keprofesian dalam bidang arsitektur lanskap pada umumnya, serta mengetahui dan menganalisis berbagai kendala dan permasalahan pada kegiatan pemeliharaan lanskap padang golf sehingga dapat diperoleh alternatif pemecahannya. Kegiatan magang dilakukan di Araya Golf and Family Club yang berada di bawah pengelolaan PT Araya Megah Abadi Golf (PT AMAG), Malang. Kegiatan magang dilakukan selama 16 minggu yang dilakukan sejak minggu pertama Bulan Maret 2009 hingga minggu ketiga Bulan Juni 2009. Magang dilakukan pada departemen pemeliharaan dengan berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan pemeliharaan fisik serta pengamatan dan wawancara dalam kegiatan administrasi. Padang golf terdiri dari area permainan dan area non permainan. Area permainan merupakan area utama yang memiliki tingkat intensitas pemeliharaan yang paling tinggi, sebab area permainan harus dapat tersedia dalam keadaan yang optimum di setiap waktu yang memungkinkan. Keadaan yang optimum di setiap waktu yang memungkinkan merupakan keadaan dimana lapangan berada pada kondisi memenuhi standar untuk dilakukannya permainan, sehingga pemain merasa nyaman dalam melakukan permainan. Hal utama yang harus dipenuhi oleh padang golf adalah tinggi pangkasan rumput yang sesuai, rumput yang tahan injakan, keseragaman rumput, dan tidak becek. Sedangkan area non permainan merupakan area dengan intensitas pemeliharaan sedang, sebab area permainan harus mampu mendukung berlangsungnya permainan dan tidak mengganggu jalannya permainan. Hal utama yang harus dipenuhi oleh area non permainan adalah kerapihan rumput sehingga rumput tidak menghalangi area jatuhnya bola. Pemeliharaan fisik area permainan terdiri dari kegiatan pemangkasan, penyiraman, pemupukan, pengendalian gulma, hama, dan penyakit tanaman,
kegiatan kultivasi, pemeliharaan bunker, serta pemeliharaan fasilitas dan utilitas. Pemeliharaan fisik area non permainan di sekitar area permainan terdiri dari kegiatan pemangkasan, penyiraman, pemupukan, pengendalian gulma, hama, dan penyakit, serta perbaikan spot tanaman. Kegiatan perawatan kolam dan pembuatan dekorasi taman dilakukan pada area non permainan di sekitar Club House. Kolam renang, lapangan tenis rumput, dan lapangan sepak bola yang menjadi tanggung jawab divisi GCM merupakan bagian dari Family Club yang dikelola secara semi-rutin. Sedangkan nursery, sebagai area persediaan tanaman, dikelola secara baik oleh tenaga kerja lanskap dengan melakukan kegiatan perawatan tanaman, penyiraman, pemupukan, serta perbanyakan tanaman. Secara umum, kegiatan pemeliharaan padang golf AGFC terbagi dalam dua jenis, yaitu kegiatan pemeliharaan rutin dan tidak rutin/insidentil. Pemeliharaan rutin merupakan kegiatan pemeliharaan yang dilakukan dengan periodik
waktu
tertentu
seperti
pemangkasan, penyiraman, pemupukan,
pemeliharaan bunker, dan pemeliharaan mesin kerja. Sedangkan kegiatan insidentil merupakan kegiatan yang dilakukan hanya pada saat dibutuhkan, seperti pengendalian
gulma,
hama
dan
penyakit
tanaman,
kegiatan
kultivasi,
pemeliharaan sistem irigasi dan drainase, pemeliharaan bangunan peneduh (gazebo) dan toilet, serta pemeliharaan carpath.
PEMELIHARAAN LANSKAP PADANG GOLF KOTA ARAYA, MALANG
KARTIKA NURHAYATI
Skripsi Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Departemen Arsitektur Lanskap
DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009
Judul
: PEMELIHARAAN LANSKAP PADANG GOLF KOTA ARAYA, MALANG
Nama
: Kartika Nurhayati
NRP
: A44053095
Menyetujui, Dosen Pembimbing
Dr.Ir. Tati Budiarti, MS NIP. 19610720 198403 02 002
Mengetahui, Ketua Departemen Arsitektur Lanskap
Dr. Ir. Siti Nurisjah, MSLA NIP. 19480912 197412 2 001
Disetujui tanggal :
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan pada tanggal 14 Maret 1987 di Kota Malang, Jawa Timur. Penulis merupakan anak kedua dari tiga bersaudara pasangan H.Mochamad Nurchayin dan Hj. Endang Tripudjiastuti. Penulis memiliki riwayat pendidikan formal pada tahun 1991 di TK Mardi Sunu Malang. Pada tahun 1993 penulis melanjutkan pendidikan sekolah dasar di SD Purwantoro IV Malang. Pada tahun 1999 penulis melanjutkan pendidikan di SLTP Negeri 3 Malang, kemudian penulis melanjutkan pendidikan di SMU Negeri 1 Malang dan lulus pada tahun 2005. Pada tahun yang sama, penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI). Penulis diterima di Departemen Arsitektur Lanskap pada tahun 2006 setelah megikuti program perkuliahan di Tingkat Persiapan Bersama (TPB). Selama masa pendidikannya di IPB, penulis aktif dalam berbagai kegiatan yang diselenggarakan baik di dalam maupun di luar Departemen Arsitektur Lanskap. Pada masa periode 2008/2009, penulis aktif dalam organisasi Himpunan Mahasiswa
Arsitektur
Kewirausahaan.
Lanskap
(HIMASKAP)
sebagai
Ketua
Divisi
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
segala
rahmat
dan
karunia-Nya
sehingga
penulis
dapat
menyelesaikan kegiatan magang dan penulisan skripsi ini dengan baik. Shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada junjungan Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat, dan umat setia beliau hingga akhir masa. Skripsi ini berjudul “Pemeliharaan Lanskap Padang Golf Kota Araya, Malang” yang merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan kelulusan dari Departemen Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Dalam penyelesaian skripsi ini penulis memperoleh bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada pihakpihak yang telah memberikan bantuan baik dari segi moral maupun material. Atas selesainya skripsi ini penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Ayah dan Bundaku, atas segala doa dan dukungannya, Mas Adi, Mbak Salis, Imam, dan si kecil Kiran, atas saran dan semangat yang diberikan. 2. Dr. Ir. Tati Budiarti, MS. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah membimbing dalam penulisan skripsi ini. Terima kasih atas segala saran, arahan dan bimbingan yang telah diberikan. 3. Dr. Ir. Nurhayati HSA, MSi. selaku dosen pembimbing akademik yang telah memberi arahan dan bimbingan selama masa studi penulis. 4. Bapak Ir. Rusdianto selaku Golf Course Superintendent Araya Golf and Family Club yang telah menerima penulis dengan baik. Mbak Rina, Pak Achid, Pak Adib, Pak Heri, dan Mas Rimbai yang telah banyak memberikan bantuan, saran, dan arahan selama kegiatan magang, serta seluruh staf GCM yang tidak dapat disebutkan satu persatu. 5. Dr. Ir. Bambang Sulistyantara, M.Agr dan Dr. Ir. Setia Hadi, MS selaku dosen penguji yang telah memberikan saran dan masukan dalam penulisan skripsi ini, serta seluruh staf kependidikan Departemen Arsitektur Lanskap. 6. Mbak Oliv’38 dan Mas Didik’39 atas saran dan arahan yang diberikan kepada penulis. Bapak Ir. Qamal Muttaqin, Bapak Fahmi, Bu Lina, Bu Fifien, Pak Bram, Bu Endang, dan Bu Yanti atas tambahan ilmu yang diberikan.
7. Rindha, eM, Iqbal, Echa, Icha, Renny. Hal terbaik ada karena kalian ada. 8. Dian dan Lia, Anya dan Nina, terima kasih atas segala bantuannya. 9. Teman-teman ARL 42 yang tidak bisa disebutkan satu persatu, atas kebersamaannya selama ini. 10. Sang Dharma, atas pengertian, semangat, dan dukungan yang diberikan kepada penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini. Serta seluruh pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan pihak lain yang berkepentingan pada umumnya. Penulis menyadari bahwa tulisan ini belum sempurna, karena itu saran dan kritik yang membangun akan diterima dengan baik.
Bogor, Desember 2009
Penulis
DAFTAR ISI DAFTAR ISI ........................................................................................................ i DAFTAR TABEL .............................................................................................. iv DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... v DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... vi PENDAHULUAN Latar Belakang .............................................................................................. 1 Tujuan Magang ............................................................................................. 2 Tujuan Umum ...................................................................................... 2 Tujuan Khusus ..................................................................................... 2 Kegunaan Magang ....................................................................................... 2 Kerangka Pikir .............................................................................................. 3 TINJAUAN PUSTAKA Golf .............................................................................................................. 4 Lapangan Golf ............................................................................................... 4 Lanskap Lapangan Golf ................................................................................ 8 Pemeliharaan ................................................................................................. 9 Pemeliharaan Lapangan Golf ...................................................................... 10 Pemeliharaan Area Permainan ........................................................... 10 Pemeliharaan Area non Permainan .................................................... 14 Prinsip Dasar Manajemen Pemeliharaan Lanskap ...................................... 14 METODOLOGI Lokasi dan Waktu Pelaksanaan Magang..................................................... 17 Batasan Studi............................................................................................... 17 Metode Pelaksanaan Magang ...................................................................... 18 KONDISI UMUM LOKASI Sejarah Perusahaan...................................................................................... 20 Konsep Dasar .............................................................................................. 21 Kondisi Fisik ............................................................................................... 22 Letak dan Luas ...................................................................................... 22 Iklim ...................................................................................................... 24 Topografi dan Struktur Geologi Tanah ................................................. 24 Flora ...................................................................................................... 25 Hidrologi ............................................................................................... 26 Fasilitas ....................................................................................................... 26 Club House ............................................................................................ 26 Driving Range ....................................................................................... 27 Bangunan Peneduh (Gazebo) dan Toilet............................................... 28 Golf Cart ............................................................................................... 29 Pengunjung.................................................................................................. 30 Tenaga Kerja ............................................................................................... 31
PENGELOLAAN ARAYA GOLF AND FAMILY CLUB Struktur Organisasi Araya Golf and Family Club....................................... 32 Program Kerja Pemeliharaan ...................................................................... 36 Tenaga Kerja Araya Golf and Family Club ................................................ 37 Peralatan dan Bahan .................................................................................... 40 Rencana Anggaran Biaya ............................................................................ 41 PEMELIHARAAN AREA PERMAINAN Pemeliharaan Fisik Pemangkasan ......................................................................................... 43 Pemangkasan Green ........................................................................ 44 Pemangkasan Tee box ..................................................................... 46 Pemangkasan Fairway .................................................................... 46 Pemangkasan Rough ....................................................................... 47 Penyiraman ............................................................................................ 47 Pemupukan ............................................................................................ 48 Pengendalian Gulma, Hama, dan Penyakit ........................................... 49 Kegiatan Kultivasi ................................................................................. 51 Coring ............................................................................................. 51 Vertidrain ........................................................................................ 51 Verticut ............................................................................................ 52 Top Dressing ................................................................................... 53 Pemeliharaan Bunker ............................................................................ 53 Pemeliharaan Fasilitas dan Utilitas ............................................................. 55 Pemeliharaan Gazebo ............................................................................ 55 Pemeliharaan Sistem Irigasi dan Saluran Drainase ............................... 55 Pemeliharaan Jalur Sirkulasi (Carpath) ................................................ 57 Pemeliharaan Mesin Kerja .................................................................... 58 PEMELIHARAAN AREA NON PERMAINAN Pemeliharaan Lanskap di Lapangan.................................................................. 59 Pemangkasan Tanaman ............................................................................... 59 Penyiraman .................................................................................................. 60 Pemupukan .................................................................................................. 61 Pengendalian Gulma, Hama, dan Penyakit ................................................. 61 Perbaikan Spot Tanaman............................................................................. 62 Pemeliharaan Lanskap di Club House .............................................................. 62 Pemangkasan Tanaman ............................................................................... 62 Penyiraman .................................................................................................. 63 Pemupukan .................................................................................................. 63 Pemeliharaan Kolam Ikan ........................................................................... 64 Pembuatan Dekorasi Taman ....................................................................... 64 Pemeliharaan Family Club ................................................................................ 64 Kolam Renang............................................................................................. 65
Lapangan Tenis Rumput ............................................................................. 65 Lapangan Sepak Bola .................................................................................. 66 Pemeliharaan Nursery ....................................................................................... 67 Perawatan Tanaman .................................................................................... 67 Penyiraman .................................................................................................. 67 Pemupukan .................................................................................................. 68 Perbanyakan Tanaman ................................................................................ 68 PEMBAHASAN Struktur Organisasi ..................................................................................... 69 Pengunjung.................................................................................................. 70 Tenaga Kerja ............................................................................................... 71 Peralatan dan Bahan .................................................................................... 72 Pemeliharaan Area Permainan .................................................................... 73 Pemeliharaan Area Non Permainan ............................................................ 86 Pemeliharaan Nursery ................................................................................. 90 Kapasitas dan Efektifitas Kerja ................................................................... 92 SIMPULAN DAN SARAN Simpulan ..................................................................................................... 95 Saran ............................................................................................................ 96 DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 97 LAMPIRAN ...................................................................................................... 99
DAFTAR TABEL No Teks Halaman 1. Kegiatan Pemeliharaan yang Diikuti Pada Saat Magang ...................................18 2. Komposisi Pengunjung Araya Golf Tahun 2006, 2007, 2008 dan 2009 ...........30 3. Komposisi Tenaga Kerja PT AMAG .................................................................31 4. Komposisi Tenaga Kerja Divisi Golf Course Maintenance AGFC ...................37 5. Komposisi Jam Kerja Tenaga Kerja Divisi GCM AGFC ..................................38 6. Anggaran Biaya PT AMAG Tahun 2008 ..........................................................41 7. Pemangkasan di AGFC ......................................................................................43 8. Jadwal Pola Pemangkasan..................................................................................45 9. Identifikasi Gulma di Lapangan .........................................................................50 10. Pestisida yang Digunakan di AGFC ................................................................50 11. Identifikasi Hama dan Penyakit pada Tanaman Lanskap ................................61 12. Kapasitas dan Efektifitas Kerja ........................................................................93
DAFTAR GAMBAR No Teks Halaman 1. Kerangka Pikir ........................................................................................................ 3 2. Kualitas Fungsional Rumput Lapangan Golf .......................................................... 6 3. Kualitas Visual Rumput Lapangan Golf ................................................................. 7 4. Tipe Lapangan Golf 18 Hole................................................................................... 8 5. Reel Mower dan Rotary Mower ............................................................................ 11 6. Peta Lokasi Magang ...............................................................................................17 7. Peta Padang Golf Kota Araya ................................................................................23 8. Taman Tepi Jalan Club House AGFC ...................................................................27 9. Driving Range AGFC ............................................................................................28 10. Gazebo Hole #1 (kiri) dan Toilet (kanan) ............................................................29 11. Golf Cart dengan Kapasitas Duduk Dua Orang...................................................29 12. Golf Cart dengan Kapasitas Duduk Enam Orang (kiri) dan Golf Cart Coffee Express (kanan) ........................................................................30 13. Struktur Organisasi PT Araya Bumi Megah Malang ...........................................32 14. Struktur Organisasi Departemen Pemeliharaan PT AMAG ................................35 15. Pemangkasan Green dengan Menggunakan Jacobsen PGM 22 ..........................44 16. Arah Pemangkasan Green ....................................................................................45 17. Pemangkasan dengan Menggunakan Greens King IV .........................................46 18. Jacobsen LF 3800 ................................................................................................47 19. Pemangkasan dengan Menggunakan Mower tipe Five Gang ..............................47 20. Penyiraman dengan Menggunakan Sprinkler ......................................................48 21. Pemupukan dengan Menggunakan Bak Vicon (kiri) dan dengan Menggunakan TORO Workman 3200 (kanan) ................................49 22. Aplikasi Pestisida Menggunakan Knapsack ........................................................50 23. Kegiatan Kultivasi (Coring) dengan Menggunakan Greens Aerator ................... 51 24. Vertidrain 7007 .................................................................................................... 52 25. Kegiatan Verticut dengan Menggunakan Greens king IV ................................... 52 26. Kegiatan Top Dressing dan Matting .................................................................... 53 27. Penggemburan Pasir Bunker dan Pemangkasan Slope Bunker ............................ 54 28. Perbaikan Saluran Drainase .................................................................................56 29. Perbaikan Carpath ............................................................................................... 57 30. Pemangkasan Tanaman Merambat (kiri) dan Pemangkasan Dahan Pohon .......................................................................... 60 31. Pedoman Pemangkasan ........................................................................................ 75 32. Tampak Samping Reel Mower dan Rotary Mower .............................................. 76 33. Sistem Perakaran Rumput .................................................................................... 78 34. Sistem Aplikasi Coring ........................................................................................ 82 35. Sistem Aplikasi Vertidrain................................................................................... 83 36. Aplikasi Verticutting ............................................................................................ 84
DAFTAR LAMPIRAN No Teks Halaman 1. Daftar Vegetasi di Area Padang Golf Araya Golf and Family Club....................... 99 2. Jarak, Par, Handycap Padang Golf AGFC ............................................................102 3. Formulir Day Off (DO) dan Day Off Payment (DP) ..............................................103 4. Formulir Pengajuan Cuti ........................................................................................104 5. Formulir Ijin Khusus ..............................................................................................105 6. Formulir Permintaan Ijin ........................................................................................106 7. Surat Perintah Kerja Lembur (SPKL) ....................................................................107 8. Formulir Permintaan Barang ..................................................................................108 9. Formulir Pengajuan Pembelian Barang .................................................................109 10. Formulir Permintaan Perbaikan Kendaraan .........................................................110 11. Formulir Work Order ...........................................................................................111 12. Ukuran Speed Green Padang Golf AGFC ...........................................................112 13. Karakteristik Tanaman Lanskap yang Digunakan pada Area Permainan Padang Golf ......................................................................114 14. Luasan Area Permainan Padang Golf AGFC.......................................................115 15. Daftar Istilah.........................................................................................................116
PENDAHULUAN
Latar Belakang Industri lanskap di Indonesia pada saat ini sudah cukup banyak mengalami perkembangan. Hal ini terlihat dari mulai munculnya beberapa perusahaan yang bergerak di bidang lanskap, baik perusahaan berskala kecil maupun besar. Perusahaan-perusahaan tersebut tidak hanya mencakup bidang perencanaan dan perancangan lanskap, namun juga bidang pengelolaan dan pembibitan tanaman lanskap. Salah satu bidang yang memerlukan perencanaan dan perancangan yang baik, serta pengelolaan yang intensif dengan dukungan dari pembibitan tanaman lanskap yang memadai adalah padang golf. Golf merupakan salah satu bentuk permainan olahraga yang bersifat rekreatif karena pemain dapat menikmati pemandangan alam di sekitar padang golf saat melakukan permainan. Padang golf dengan penataan lanskap sebagai lingkungan alami dan sebagai habitat satwa dapat menjadikan lapangan golf sebagai zona pembatas antara daerah perkotaan dan perdesaan yang menarik secara visual bagi para pemain golf. Padang golf merupakan ruang terbuka yang didominasi oleh rumput yang keberadaannya dapat memperbaiki sirkulasi udara dan mencegah timbulnya erosi. Rumput yang berkualitas baik menjadi tuntutan utama untuk meningkatkan kenyamanan dan estetika dalam memenuhi fungsi lapangan tersebut sebagai lapangan golf. Zona intensif dalam pemeliharaan lapangan golf adalah area permainan yang berupa hamparan rumput, bunker, dan pond. Menurut Beard (1982) tujuan pemeliharaan lapangan golf adalah agar lapangan tersaji dengan kondisi permainan yang optimum di setiap waktu yang memungkinkan. Keahlian dan ketrampilan serta pengalaman yang memadai sangat diperlukan dalam upaya pemeliharaan tersebut. Pengelolaan dan pemeliharaan yang dilakukan harus mampu mencakup segi teknis, tenaga kerja, maupun pembiayaan. Araya Golf and Family Club (AGFC) merupakan salah satu padang golf yang terletak di Kota Malang, Jawa Timur. Padang golf AGFC terletak pada Kompleks Permukiman Kota Araya, dengan 9 hole permainan pada luasan 45 hektar. Padang golf AGFC dilengkapi dengan berbagai macam fasilitas penunjang
antara lain golf course, driving range, mini golf, dan practice putting green. Dengan konsep keindahan alam, padang golf ini mampu memberikan suasana yang berbeda pada para pemain golf. Kegiatan pemeliharaan dilakukan oleh divisi pemeliharaan dibawah PT Araya Megah Abadi Golf. Dengan melihat kelengkapan dari fasilitas dan pemeliharaan yang sudah dilakukan, padang golf AGFC merupakan tempat yang sesuai untuk melakukan kegiatan magang, dari kegiatan administratif hingga kegiatan pemeliharaan
Tujuan Tujuan Umum Untuk mendapatkan pengetahuan, ketrampilan, pengalaman kerja, serta memperluas wawasan dan keahlian dalam bidang arsitektur lanskap untuk memahami dan mencapai profesionalisme dalam bidang arsitektur lanskap di lapang.
Tujuan Khusus Mengetahui sistem dan cara kerja dalam bidang administrasi dan pemeliharaan lanskap padang golf AGFC Mengenal dan menganalisis berbagai sarana dan prasarana yang digunakan dalam kegiatan pemeliharaan lanskap padang golf AGFC Menganalisis berbagai masalah dan kendala yang dihadapi dalam kegiatan pemeliharaan padang golf AGFC
Kegunaan Magang Memberikan pengetahuan, pengalaman, dan ketrampilan bagi penulis mengenai pemeliharaan lapangan golf di lapang Laporan magang sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi pihak pengelola dalam pemeliharaan padang golf di masa yang akan datang Memberikan alternatif pemecahan masalah dan kendala yang terdapat di lapang
Kerangka Pikir
Gambar 1. Kerangka Pikir Kegiatan Magang Kegiatan Magang didasari oleh adanya perkembangan industri lanskap di Indonesia yang berkembang cukup pesat, khususnya dalam bidang olahraga. Sebagai sarana olahraga golf, padang golf memiliki area permainan olahraga yang membutuhkan tingkat pemeliharaan yang intensif serta area non permainan dengan tingkat pemeliharaan semi intensif. Dari kegiatan magang yang dilakukan, diperoleh berbagai data yang berasal dari kegiatan partisipasi aktif, pengamatan, dan wawancara. Dari data yang telah dikumpulkan, dilakukan analisis data yang diperoleh di lapang dengan mengacu pada literatur yang diperoleh dari berbagai pustaka, sehingga muncul pemeliharaan lanskap padang golf Kota Araya sebagai hasil akhir dari kegiatan magang.
TINJAUAN PUSTAKA
Golf Golf merupakan permainan yang unik dibandingkan dengan permainanpermainan lain dari sisi keterampilan yang diperlukan untuk mengembangkan, menyiapkan dan memelihara lapangan permainan maupun dari segi-segi yang lain (Campbell dalam Beard, 1982). Sedangkan menurut Klemme (1995) golf adalah olahraga yang meningkatkan interaksi antara manusia dengan alam. Alam tidak hanya sebagai unsur tambahan dalam permainan golf tetapi juga merupakan bagian penting dalam permainan golf yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain.
Lapangan Golf Menurut Emmons (2000), area permainan suatu lapangan golf terdiri dari fairway, green, hazard, rough, dan tee box. Fairway adalah daerah rumput antara tee box dan putting green yang merupakan area yang benar untuk jatuhnya bola sebelum masuk ke green dan atau sesudah memukul dari tee. Fairway berbentuk bulat, lonjong memanjang, berpola organik atau membelok sesuai kondisi tapak dan luasan yang tersedia dengan ketinggian rumput 13-20 mm. Green merupakan daerah sasaran utama pukulan yang di dalamnya terdapat hole atau lubang tempat masuknya bola. Green biasanya berbentuk bulat atau berpola organik dengan kemiringan yang disesuaikan dengan tingkat kesulitan. Green yang baik ditumbuhi rumput yang merata, rapat, berwarna hijau segar, permukaan rumput tegak halus sehingga bola dapat menggelinding dengan baik. Jenis rumput yang digunakan adalah rumput bermuda yang bertekstur halus, berdaun kecil, cepat merapat dan tahan kekeringan, tahan terhadap kadar garam tinggi, hama dan penyakit. Ukuran green sangat bervariasi, dari 279-1.115 m2. Namun, pada umumnya ukuran green berkisar antara 465 m2 sampai 697 m2 dengan kemiringan sebesar 1-2%. Ketinggian rumput di green adalah 4-6 mm. Hazard merupakan suatu rintangan di lapangan, dapat berupa bak pasir (sand bunker), collar, vegetasi yang tumbuh di sepanjang rough dan rintangan air yang berupa danau. Rintangan berupa danau dapat diletakkan di fairway, rough
atau sekitar green, yang dapat berfungsi sebagai tempat akhir pembuangan air, drainase dan bermanfaat sebagai air irigasi. Rough adalah lapangan rumput yang memisahkan antara area permainan hole yang satu dengan hole yang bersebelahan atau merupakan area yang berada di luar area permainan. Daerah rough biasanya menggunakan rumput manila (Zoysia matrella) yang mempunyai daun lebih lebar, padat dan agak tegak jika dibandingkan dengan rumput bermuda. Ketinggian rumput sekitar 30-135 mm sehingga dari jauh penampakan rough akan berbeda dengan fairway. Pada daerah ini dibangun sirkulasi pelayanan (service road) dan ditanami pohon yang berfungsi sebagai pembatas. Rough merupakan area yang membutuhkan pemeliharaan yang relatif minimum. Tee adalah tempat memulai permainan golf atau suatu area di hole permainan golf yang khusus disiapkan untuk pemukulan pertama pada setiap hole. Tee mempunyai posisi tinggi dengan kemiringan sebesar 1-2 %. Bentuk tee bisa bulat, persegi maupun lonjong dan dibuat mengarah ke fairway. Jenis rumput yang biasanya digunakan adalah rumput bermuda dengan ketinggian 7-10 mm. Tee memerlukan tingkat pemeliharaan yang lebih tinggi dibandingkan fairway namun lebih rendah dibandingkan green. Lapangan golf yang baik harus mampu memenuhi dua jenis kualitas yang ditentukan, yaitu kualitas fungsional dan kualitas visual (Mutaqin, 2000). Kualitas fungsional terdiri dari kekakuan (rigidity), elastisitas (elasticity), kekenyalan (resiliency), ketegaran (verdure), perakaran (rooting), dan pemulihan (Gambar 2). Sedangkan kualitas visual
terdiri dari kerapatan (density), tekstur (texture),
keseragaman (uniformity), dan kehalusan (smoothness), dan warna (Gambar 3). Kekakuan merupakan kemampuan daun rumput untuk menahan beban atau tekanan yang berat diatasnya agar daun tidak robek atau patah. Elastisitas merupakan kemampuan daun rumput untuk kembali ke bentuk semula apabila tekanan sudah dipindahkan. Ketegaran merupakan jumlah tunas atau pucuk daun yang ada setelah dilakukan pemotongan pada rumput. Ketegaran rumput ini sangat dipengaruhi oleh kerapatan rumput. Perakaran merupakan jumlah dan panjang akar rumput, sedangkan pemulihan merupakan kemampuan rumput untuk
memulihkan diri terhadap kerusakan-kerusakan yang disebabkan oleh hama, penyakit, maupun traffic.
Gambar 2. Kualitas Fungsional Rumput Golf Selain kualitas fungsional sebagai kualitas utama yang harus dipenuhi, padang golf juga harus mampu memenuhi kulitas visual lapangan golf. Hal ini disebabkan karena adanya keterkaitan antara kualitas fungsional dan visual pada lapangan golf. Kerapatan rumput lapangan golf dipengaruhi oleh jenis rumput, lingkungan, dan faktor budidayanya. Kerapatan dan tekstur daun saling mempengaruhi. Apabila kerapatan meningkat, maka tekstur daun menjadi lebih halus, begitu pula sebaliknya. Kerapatan dapat diukur dengan menghitung jumlah tunas per satuan luas areal. Sedangkan tekstur dapat dilihat dari lebar daun rumputnya. Keseragaman rumput tidak dapat diukur secara akurat, hal ini disebabkan karena keseragaman dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain jenis rumput, warna, tinggi potongan, tektur, dan kerapatan. Kehalusan potongan dapat dicapai dengan pisau pemotong rumput yang tajam. Pisau pemotong rumput yang kurang tajam dapat menyebabkan rumput tersobek sehingga mudah terserang penyakit.
Gambar 3. Kualitas Visual Rumput Golf Beard (1982) berpendapat bahwa aspek estetis adalah hal yang utama dalam permainan golf, yang berarti keadaan alam yang sepatutnya dipertahankan sehingga apa yang dilihat oleh pemain dapat dirasakan keunikannya. Seorang arsitek lapangan golf yang baik akan mengambil keuntungan dari keindahan alam di sekitarnya agar tercipta lapangan golf yang menyenangkan untuk bermain, sehingga lapangan golf yang dirancang dengan baik akan menciptakan pengalaman yang akan selalu diingat oleh pemain. Menurut Chiara dan Koppelman (1990) terdapat lima tipe rancangan dasar untuk lapangan golf 18 hole yang dapat menampung kebutuhan-kebutuhan khusus melalui penentuan lokasi dengan cara penelaahan topografi dan sifat khas alamiah tapak (Gambar 4), yaitu : 1. Lapangan 18 lubang berjalur tunggal dengan sembilan balikan. 2. Lapangan 18 lubang dengan jalur tunggal menerus. 3. Lapangan 18 lubang berjalur ganda dengan sembilan balikan. 4. Lapangan 18 lubang dengan jalur ganda menerus. 5. Lapangan 18 yang merupakan lapangan golf inti.
(1)
(2)
(3)
(4) (5)
Gambar 4. Tipe Lapangan Golf 18 Hole
Lapangan 18 lubang berjalur tunggal dengan sembilan balikan dirancang apabila lahan yang tersedia cukup luas dengan letak club house di tengah-tengah. Hal ini akan memudahkan pemain untuk memulai permainan dari hole satu atau hole sepuluh terlebih dahulu sehingga jika terdapat banyak pemain tidak perlu mengantri terlalu lama.
Lanskap Lapangan Golf Menurut Beard (1982), lapangan golf tanpa adanya pohon akan terlihat gundul dan pemain akan merasakan pentingnya pohon dan tanaman ornamental. Keberadaan tanaman baik pohon dan ornamental dapat menaikkan kualitas lapangan golf dengan melakukan pemilihan jenis tanaman yang tepat dan mengetahui penempatan yang baik di lapang akan memperlihatkan empat fungsi utama tanaman, yaitu fungsi secara arsitektural, teknik, estetika, dan ekonomi. Fungsi pohon secara arsitektural yaitu: 1. Sebagai rintangan alami bagi pegolf dalam penempatan bola di permainan golf. 2. Sebagai alat penentu jarak yang alami. 3. Untuk referensi point saat bola mendarat pada garis area permainan.
4. Sebagai kontrol dalam penempatan bola agar tidak keluar area permainan dan menciptakan target utama yaitu daerah green serta melindungi pegolf dari sinar matahari yang menyilaukan. Fungsi pohon secara ekologis yaitu: 1. Mempengaruhi dan mengontrol aliran udara dan sirkulasi. 2. Sebagai alat konservasi seperti pengontrol erosi dan preservasi habitat satwa. 3. Memodifikasi lingkungan contohnya sebagai pemecah angin. 4. Sebagai pengaman dari pukulan yang tidak terarah bagi pegolf maupun properti lainnya. 5. Sebagai pagar dari sesuatu yang mengganggu serta pemberi rasa nyaman bagi pegolf. Fungsi pohon secara estetika yaitu: 1. Sebagai pemecah kemonotonan di sepanjang daerah permainan. 2. Memberi kesan tertentu seperti menghasilkan kontras, variasi dan menarik perhatian. 3. Sebagai pemberi tekanan (emphasis) terhadap suatu titik yang menjadi pusat perhatian. 4. Sebagai penghubung dari bentukan-bentukan yang ada di lapangan golf. Fungsi pohon secara ekonomi yaitu menghasilkan produk yang ekonomis seperti buah, kayu, kayu bakar, kompos, daun, kacang-kacangan, dan produk lainnya. Jenis tanaman yang tumbuh sesuai iklim setempat akan mempengaruhi jenis produk yang dihasilkan.
Pemeliharaan Menurut Beard (1982) tujuan pemeliharaan lapangan golf adalah agar lapangan golf tersaji dan dengan kondisi permainan optimum di setiap waktu yang memungkinkan. Menurut Arifin dan Arifin (2005), pemeliharaan merupakan kunci keberhasilan pembangunan suatu taman. Pemeliharaan taman bertujuan untuk menjaga dan merawat areal taman dengan segala fasilitas yang ada di dalamnya agar kondisinya tetap baik atau sebisa mungkin mempertahankan pada keadaan yang sesuai dengan rancangan atau desain semula. Pemeliharaan dikenal dengan
istilah pemeliharaan ideal dan pemeliharaan fisik, dimana pemeliharaan ideal adalah pemeliharaan yang mempertahankan tujuan dan desain semula, sedangkan pemeliharaan fisik meliputi pekerjaan untuk tetap menjaga keindahan, keasrian, kenyamanan, dan keamanan (Arifin dan Arifin, 2005). Selanjutnya Arifin dan Arifin (2005) menyatakan bahwa pemeliharaan ideal akan berjalan dengan baik apabila didukung oleh upaya-upaya berikut ini: 1. Perencanaan dan perancangan taman dengan desain yang sederhana. 2. Penggunaan elemen taman yang mudah dicari. 3. Pemilihan sistem struktur yang kuat dan awet serta pemilihan bahan-bahan perkerasan yang sesuai. 4. Pembuatan pola sirkulasi yang jelas dan rasional sehingga alur kegiatan di dalam taman selalu lancar. 5. Perlengkapan taman yang memadai, penerangan lampu pada malam hari dan jaringan utilitas yang ada di bawah tanah harus direncanakan dengan baik sehingga tidak terjadi bongkar pasang pada permukaan taman. Sternloff dan Warren (1984) menyebutkan bahwa dalam pemeliharaan fisik terdapat dua sistem pemeliharaan yaitu pemeliharaan korektif yang menitikberatkan pada penanganan masalah yang terjadi dan pemeliharaan preventif yang menekankan pada identifikasi dan penyelesaian masalah yang mungkin terjadi. Pemeliharaan preventif merupakan kunci sukses untuk meminimalisasi perawatan kerusakan lanskap.
Pemeliharaan Lapangan Golf Pemeliharaan Area Permainan Salah satu indikator lapangan golf dapat disebut sebagai lapangan golf yang baik adalah dengan meihat pencapaian kualitas lapangan baik secara visual maupun fungsional. Dalam upaya pencapaian kualitas lapangan yang baik, perlu dilakukan beberapa kegiatan pemeliharaan antara lain pemangkasan, penyiraman, pemupukan, top dressing, pengendalian gulma, hama, dan penyakit tanaman, serta kegiatan kultivasi (Witteven dan Bavier, 1999).
1.
Pemangkasan Pemangkasan merupakan pekerjaan utama yang menentukan baik atau
tidaknya kualitas suatu lapangan. Frekuensi dan tinggi pangkasan yang dilakukan di lapangan golf berbeda-beda pada masing-masing area. Mesin pangkas yang digunakan juga berbeda-beda, yang pada umumnya terdiri dari mesin pangkas yang dioperasikan dengan cara dikendarai dan mesin yang dioperasikan dengan cara didorong. Berdasarkan jenis pisau pangkas pada mesin pangkas, mesin pangkas dibagi dalam tiga tipe yaitu flail mower, rotary mower, dan reel mower (Gambar 5). Pada umumnya, lapangan golf menggunakan mesin pangkas baik yang dikendarai maupun yang dioperasikan dengan cara didorong dengan pisau pangkas tipe reel mower.
Gambar 5. Reel Mower dan Rotary Mower Kualitas pangkasan rumput sangat ditentukan oleh keterampilan operator yang mengoperasikan alat potong. Kualitas alat potong juga menetukan kualitas pangkasan, terutama kaitannya dengan ketajaman pisau pangkas. Pisau pangkas yang memiliki ketajaman yang kurang dapat menyebabkan terjadinya kerusakan pada rumput, yaitu terjadinya sobekan pada ujung rumput sehingga rumput berwarna kecoklatan dan mudah terserang penyakit (Beard, 1982). 2.
Penyiraman Kegiatan penyiraman pada lapangan golf tidak hanya berfungsi untuk
memberikan suplai air kepada rumput, namun juga dapat bertujuan untuk melarutkan pupuk dan pestisida, memasukkan pasir pada rongga-rongga kegiatan kultivasi, menurunkan suhu pasir pada siang hari, maupun menghilangkan embun pada pagi hari. Kegiatan penyiraman pada area pemainan dilakukan setiap hari,
pada umumnya dengan menggunakan sprinkler atau kombinasi antara sprinkler dan selang plastik. Penyiraman
secara
manual
dengan
menggunakan
selang
plastik
membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan jika menggunakan sprinkler. Selain kurang efisien dari sisi tenaga kerja, penyiraman secara manual ini dapat menyebabkan rumput kekurangan air dan mati ketika tenaga kerja terlambat melakukan kegiatan penyiraman. Sumber
air
yang
digunakan
dalam
kegiatan
penyiraman
juga
mempengaruhi kualitas lapangan golf. Saluran air yang dipasok dari sungai, danau, atau sumur harus memiliki kedalaman minimal 10 feet yang bertujuan untuk menjaga kualitas air irigasi. Kualitas air yang baik diperlukan untuk mendukung terciptanya kualitas lapangan yang optimal. 3.
Pemupukan Media tanam tidak selalu dapat memenuhi kebutuhan unsur hara tanaman
untuk tingkat pertumbuhan yang optimal. Oleh karena itu, kegiatan pemupukan mutlak dibutuhkan sebagai salah satu kegiatan pemeliharaan lapangan golf. Secara umum terdapat dua jenis pupuk yang digunakan pada lapangan golf, yaitu pupuk cair dan pupuk granul. Aplikasi pemupukan di lapangan sering menggunakan kombinasi antara kedua jenis pupuk tersebut. Program pemupukan yang dilakukan pada lapangan golf meliputi waktu, jenis pupuk, dan kapasitas pupuk untuk area dan luas tertentu. Pupuk yang akan digunakan sebaiknya diuji coba terlebih dahulu pada area rough, sehingga jika terjadi ketidakcocokan atau kesalahan penghitungan dosis, area green dan teebox sebagai area utama dalam permainan tidak mengalami kerusakan. 4.
Top Dressing Pasir merupakan media tanam utama yang digunakan pada lapangan golf.
Hal ini disebabkan karena pasir memiliki beberapa keunggulan, antara lain pasir merupakan bahan yang mudah ditaburkan, mendukung kegiatan pemupukan, dapat membuat permukaan rumput lebih lembut, tidak menyebabkan genangan, serta tidak menimbulkan kendala pada saat permainan. Namun aplikasi yang terlalu sering juga dapat mengganggu pertumbuhan rumput yang disebabkan karena lapisan pasir yang terlalu tebal.
Dalam kegiatan top dressing, pasir dapat dicampur dengan beberapa bahan lain seperti tanah, kompos, maupun pupuk. Secara tradisional, campuran ini dapat dikatakan baik jika campuran material dapat tercerai dengan mudah, sehingga memudahkan dalam aplikasinya. Top dressing yang dilakukan dengan mencampurkan beberapa bahan tambahan dapat membantu pertumbuhan rumput dengan lebih baik. 5.
Pengendalian Gulma, Hama dan Penyakit Tanaman Tingkat pemeliharaan yang tinggi dapat menimbulkan beberapa kendala
baru antara lain munculnya gulma, hama, dan penyakit tanaman, khususnya pada rumput golf. Gulma dapat tumbuh sama baik dengan rumput atau tanaman lanskap sebab gulma juga mendapatkan suplai pupuk dan air yang sama dengan rumput atau tanaman yang ada disekitarnya. Untuk itu diperlukan kegiatan pengendalian gulma, hama, dan penyakit tanaman pada lapangan golf. Aplikasi pestisida harus dilakukan dengan cermat. Operator yang mencampurkan dosis dan melakukan aplikasi di lapangan harus operator yang benar-benar mengerti mengenai aturan aplikasi pestisida tersebut. Kesalahan yang fatal dapat disebabkan karena pemberian dosis yang berlebihan atau pencampuran beberapa pestisida yang tidak tepat. Aplikasi pestisida dapat dicampurkan dengan aplikasi insektisida, namun penghitungan yang tidak tepat dapat menimbulkan panas sehingga rumput menjadi terbakar dan mati. 6.
Kegiatan Kultivasi Kegiatan kultivasi merupakan kegiatan yang menyempurnakan kegiatan
pemeliharaan rumput pada lapangan golf. Kegiatan kultivasi terdiri dari beberapa jenis kegiatan, antara lain aerating/coring, vertidrain, dan verticutting. Masingmasing kegiatan memiliki tujuan dan frekuensi aplikasi yang berbeda-beda, tergantung pada kondisi masing-masing lapangan. Kegiatan kultivasi sebaiknya dilakukan pada rumput yang berada dalam kondisi sehat, sebab kegiatan ini bertujuan untuk mempertahankan kesehatan rumput. Kegiatan kultivasi yang dilakukan pada rumput yang berada pada kondisi yang tidak sehat dapat meningkatkan stress pada rumput. Kegiatan kultivasi pada umumnya diikuti dengan kegiatan top dressing dan pemupukan. Hal tersebut bertujuan untuk mempercepat pemulihan rumput dari kegiatan kultivasi.
Pemeliharaan Area non Permainan Terdapat perbedaan antara penataan lanskap area permainan dan area non permainan. Jika pada area permainan lanskap ditata dengan mempertimbangkan lokasi green dan teebox, penataan lanskap area non permainan dilakukan dengan lebih bebas, pemilihan jenis tanaman yang digunakan lebih bervariasi, dengan tingkat pemeliharaan semi intensif maupun intensif (Najih, 2000). Lanskap memberi pengaruh yang besar terhadap lapangan golf, sehingga arsitek
lanskap
yang
berkualitas
baik
mendesain
lapangan
dengan
mempertimbangkan tingkat pemeliharaan dan program jangka panjang lapangan tersebut (Beard, 1982). Dalam mendesain area non permainan, khususnya yang berdekatan dengan area permainan, diperlukan pengetahuan yang cukup mengenai lanskap yang diikuti dengan kemampuan bermain golf, sehingga desain yang dibuat benar-benar sesuai untuk diterapkan (Witteven dan Bavier, 1999). Menurut Najih (2000), tugas memelihara lanskap tergantung pada kebijaksanaan departemen pemeliharaan di masing-masing lapangan golf. Pemeliharaan dengan intensitas yang cukup tinggi dapat ditangani oleh tenaga ahli maupun tenaga kerja yang sudah diberi pelatihan khusus. Pemeliharaan lanskap dapat berjalan dengan baik apabila : 1. Memiliki tim kerja yang baik. 2. Membuat program kerja, baik program kerja harian, mingguan, bulanan, maupun tahunan. 3. Melakukan inspeksi lapangan secara intensif. 4. Melakukan pemantauan program agar dapat segera mengatasi masalah yang ada di lapangan. 5. Melakukan dokumentasi data.
Prinsip Dasar Manajemen Pemeliharaan Lanskap Menurut Beard (1982) lanskap berpengaruh besar terhadap lapangan golf, sehingga arsitek lanskap yang berkualitas dengan pengetahuan bermain golf diperlukan untuk mengembangkan program jangka panjang dari penanaman dan pemeliharaan. Sternloff dan Warren (1984) menyatakan bahwa tujuan pemeliharaan adalah untuk menjaga taman dan area rekreasi beserta fasilitas
dalam keadaan mendekati aslinya. Untuk mencapai hasil yang diinginkan, ada tiga hal penting yang harus dilakukan oleh pihak pengelola, yaitu : 1. Menetapkan prinsip-prinsip operasi 2. Mengadakan pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan 3. Memelihara fasilitas berdasarkan standar pemeliharaan yang telah ditetapkan Ada beberapa prinsip dasar dari operasi pemeliharaan yang efektif. Menurut Arifin dan Arifin (2005), beberapa hal prinsip yang harus diperhatikan untuk mencapai efektifitas dalam pemeliharaan yaitu: 1. Penetapan tujuan dan standar pemeliharaan. 2. Pemeliharaan harus dilakukan secara ekonomis baik waktu, tenaga kerja, peralatan dan bahan. 3. Operasional pemeliharaan hendaknya didasarkan pada rencana pemeliharaan tertulis yang logis. 4. Jadwal pemeliharaan harus didasarkan pada kebijaksanaan dan prioritas yang benar. 5. Pemeliharaan pencegahan perlu ditekankan. 6. Pengelola pemeliharaan harus terorganisir dengan baik. 7. Sumber dana yang cukup perlu untuk mendukung program pemeliharaan yang telah ditetapkan. 8. Penyediaan tenaga kerja yang cukup penting untuk melaksanakan fungsifungsi pemeliharaan. 9. Program pemeliharaan harus dirancang untuk melindungi lingkungan alami. 10. Pengelola pemeliharaan harus bertanggung jawab terhadap keamanan umum dan para operator pemeliharaan. 11. Pemeliharaan dijadikan pertimbangan utama dalam perancangan. 12. Para operator pemeliharaan harus bertanggung jawab terhadap pengelola pemeliharaan. Efektifitas pekerjaan pegawai pemeliharaan sangat ditentukan oleh motivasi kerja dan tingkat keterampilan para pegawai, sistematika jadwal perencanaan pemeliharaan, ketersediaan alat dan bahan, tingkat pengawasan kerja di lapang, dan kelancaran komunikasi antara pimpinan dengan para mandor serta antara mandor dan pegawai pemeliharaan (Arifin dan Arifin, 2005).
Sternloff dan Warren (1984) berpendapat bahwa kinerja para pegawai sangat dipengaruhi oleh dua faktor yaitu kecakapan dan komitmen. Kecakapan bekerja terbentuk dengan adanya pengalaman, keahlian dan pengetahuan dasar akademiknya, sedangkan komitmen dihasilkan dari adanya motivasi. Oleh karena itu, untuk menjaga keinginan para pegawai agar tetap bekerja dan bangga dengan hasil pekerjaannya, maka sangat perlu diperhatikan penghargaan dan tingkat upah atau gaji para pegawainya (Carpenter et al., 1975). Dari segi organisasi pekerjaan pemeliharaan, terdapat tiga metode pemeliharaan (Sternloff dan Warren, 1984), yaitu : 1. Pemeliharaan Unit (Unit Maintenance) yaitu pemeliharaan yang didasarkan pada unit-unit yang ada sehingga setiap unit taman mempunyai tim pemeliharaan sendiri. 2. Tim
Pemeliharaan
Khusus
(Specializes
Maintenance
Crews)
yaitu
pemeliharaan yang didasarkan pada keahlian tertentu dari tenaga kerjanya, seperti tenaga kerja khusus pemangkas rumput atau pekerjaan khusus lainnya. Tenaga kerja berdasarkan jadwal pindah dari satu unit ke unit yang lain. 3. Pemeliharaan berdasarkan Kontrak (Maintenance by Contract) yaitu pemeliharaan taman diserahkan kepada kontraktor, sehingga seluruh pekerjaan pemeliharaan dilakukan oleh kontraktor. Pengelola sebuah taman jarang menggunakan salah satu sistem diatas secara khusus, tetapi kombinasi dari ketiga sistem tersebut merupakan cara yang paling umum dipilih oleh pengelola taman dan tempat rekreasi. Pengelola taman dan tempat rekreasi, khususnya taman dan tempat rekreasi dengan area yang cukup luas, memberikan sebagian pekerjaan pemeliharaan kepada kontraktor. Tidak menutup kemungkinan pekerjaan pemeliharaan dilakukan oleh beberapa kontraktor yang berbeda, yang dibagi pada area-area tertentu. Sebagian area yang lain dikerjakan oleh pengelola taman dan tempat rekreasi secara in-house dengan membagi tenaga kerja ke dalam beberapa divisi sesuai dengan kemampuan masing-masing yang ditempatkan pada beberapa area yang berbeda. Sistem kerja yang memadukan antara ketiga sistem kerja tersebut diatas merupakan sistem kerja yang banyak digunakan pada lapangan golf.
METODOLOGI
Lokasi dan Waktu Pelaksanaan Magang Kegiatan magang dilaksanakan di Araya Golf and Family Club (AGFC) milik PT Araya Bumi Megah Malang yang dikelola oleh PT Araya Megah Abadi Golf, yang beralamat di Jalan Rivera Golf Utama 12-16, Kompleks Kota Araya, Malang, Jawa Timur. Kegiatan magang berlangsung selama 16 minggu, dimulai pada minggu pertama Bulan Maret 2009 hingga minggu ketiga Bulan Juni 2009.
Gambar 6. Peta Lokasi Magang
Batasan Studi Ruang lingkup dari kegiatan magang ini yaitu pengelolaan lanskap padang golf, baik kegiatan administrasi maupun pemeliharaan fisik lanskap area permainan dan non permainan. Kegiatan ini dilakukan pada Departemen Pemeliharaan (Golf Course Maintenance/GCM).
Metode Pelaksanaan Magang Kegiatan magang dilakukan dengan berpartisipasi aktif maupun pasif di lapang pada aspek pemeliharaan lanskap, baik pada lanskap area permainan maupun pada lanskap area non permainan. Area non permainan terdiri dari Club House dan Family Club AGFC. Pada awal pelaksanaan magang, mahasiswa melakukan pengenalan kondisi lapang, baik pengenalan jenis pekerjaan yang akan dilakukan maupun pengenalan tenaga kerja pemeliharaan. Data yang diperoleh berupa data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan melakukan pengamatan langsung di lapang, partisipasi secara aktif, serta wawancara yang dilakukan terhadap tenaga kerja PT Araya Megah Abadi Golf, sedangkan data sekunder diperoleh dari studi literatur (Tabel 1). Tabel 1. Kegiatan Pemeliharaan yang Diikuti pada saat Magang Kegiatan
Partisipasi Aktif
Pengamatan
Pemangkasan
-
√
Penyiraman
√
√
Pemupukan
√
√
Pengendalian Gulma dan HPT
√
√
Top Dressing
√
√
Aerating/Coring
√
√
Verticutting
√
√
Vertidrain
√
√
Pemeliharaan Hazard
√
√
Pemangkasan Tanaman
√
√
Penyiraman
√
√
Pemupukan
-
√
Pengendalian HPT
-
√
Pemeliharaan Fasilitas dan Utilitas
√
√
Pemeliharaan Area Permainan
Pemeliharaan Area non Permainan
Kegiatan magang yang dilakukan di Araya Golf and Family Club secara umum meliputi : 1. Pemeliharaan lanskap, dari kegiatan administrasi yang terdiri dari administrasi tenaga kerja, serta administrasi alat dan bahan untuk kegiatan pemeliharaan lapangan, hingga pemeliharaan fisik area permainan maupun area non permainan yang terdiri dari pemangkasan, penyiraman, pemupukan, pengendalian gulma, pemberantasan hama dan penyakit, serta kegiatan kultivasi. Pemeliharaan elemen keras seperti car path, gazebo, kolam, dan lain-lain hanya dilakukan di area permainan dan Club House Araya Golf and Family Club. 2. Mengamati kegiatan organisasi atau manajemen perusahaan pada PT Araya Megah Abadi Golf (AMAG) Malang, Jawa Timur. Produktivitas kerja dan permasalahan di lapang dibahas dengan cara membandingkan teori yang dikemukakan oleh para ahli dari buku referensi, majalah ilmiah, dan lain-lain. Masalah yang ada kemudian didiskusikan dengan superintendant sehingga masalah yang dihadapi dapat diselesaikan dengan baik.
KONDISI UMUM LOKASI
Sejarah Perusahaan Pada tahun 1998 PT Araya Bumi Megah Surabaya membuka cabang atau perwakilan di Kota Malang dengan nama PT Araya Bumi Megah Malang (PT ABMM). PT ABMM adalah perusahaan yang bergerak di bidang pengembangan kawasan dan pembangunan perumahan. Perusahaan ini mengawali proyek pembangunan Kota Araya dengan pembukaan lahan seluas + 1000 hektar sebagai kelanjutan dari pengembangan kawasan perumahan Pondok Blimbing Indah seluas + 200 hektar.
Kawasan Kota Araya didesain oleh Peddle-Thorp and
Gillespie dari Brisbane, Australia. Kota Araya merupakan satu-satunya perumahan berskala kota di Kota Malang yang bernuansakan alam dan memiliki fasilitas padang golf berskala internasional, klub keluarga, dan pusat perbelanjaan modern. Pada tahun 2004, Kota Araya tahap I seluas + 200 hektar telah selesai dibangun. Kemudian, pengembangan tahap kedua dilakukan dengan membuka + 200 hektar untuk pembangunan Kota Araya, untuk kemudian diperluas sebesar + 400 hektar dengan lokasi di Desa Tirtomoyo. Perusahaan ini tergabung dalam keanggotaan Real Estate Indonesia (REI). Pemilik PT Araya Bumi Megah Malang adalah Bapak Ismono Jossianto yang merupakan putra dari pemilik PT Araya Bumi Megah Surabaya yaitu Bapak Didi Rudianto, yang sekaligus bertindak sebagai pemilik dari Araya Grup. Araya Grup Malang terbagi dalam 3 anak perusahaan yaitu : 1. PT Araya Bumi Megah yang bergerak dalam bidang pemasaran pembangunan perumahan, 2. PT Araya Megah Abadi Golf yang bergerak dalam bidang jasa, yang khususnya berupa jasa permainan golf, fitness, restaurant, dan area rekreasi, 3. PT Plaza Araya Sentral Niaga yang bergerak dalam bidang pengelolaan Plaza Araya, yaitu sebuah lokasi perbelanjaan modern yang terletak di pintu masuk Kota Araya. PT Araya Megah Abadi Golf didirikan pada tanggal 24 Agustus 2002 dan dikenal dengan nama Araya Golf and Family Club. Araya Golf adalah sebuah
padang golf bertaraf internasional yang didesain oleh J. Michael Poellot, seorang arsitek perancang lapangan golf yang berasal dari California, Amerika Serikat. Dibangun dengan konsep Single Fairways, walaupun saat ini baru diselesaikan 9 dari 18 hole yang direncanakan, menyebabkan Araya Golf menjadi salah satu padang golf yang menarik, yang dilengkapi dengan driving range modern yang terdiri dari 40 lajur latihan yang dapat digunakan pada siang dan malam hari. Family Club Kota Araya merupakan wahana bagi warga Kota Araya untuk dapat menikmati sarana olahraga dan rekreasi, dengan dua buah kolam renang yang dilengkapi dengan kolam air panas, jacuzzi, sauna, fitness center, children playground, lapangan basket, lapangan bola voli, lapangan tenis keras, lapangan tenis rumput, lapangan sepak bola, dan lapangan badminton indoor. PT Plaza Araya Sentra Niaga didirikan untuk mengelola Plaza Araya, sebuah pusat perbelanjaan modern yang berada di gerbang utama Kota Araya. Plaza Araya I seluas 6000 meter persegi merupakan salah satu landmark Kota Araya Malang. Plaza Araya II sedang berada dalam tahap perencanaan dan akan dikembangkan dengan luas 30.000 meter persegi.
Konsep Dasar Lapangan golf Kota Araya merupakan bagian dari pengembangan Kota Araya Malang yang meliputi sarana perumahan, pendidikan, niaga, dan rekreasi. Lapangan golf ini termasuk dari bagian Araya Golf and Family Club Malang, yang memiliki total area sebanyak 18 hole, dengan 9 hole pertama sudah selesai dan 9 hole berikutnya masih dalam tahap perencanaan. Untuk 9 hole pertama lapangan golf dibuat dengan mengelilingi perumahan Kota Araya, sedangkan 9 hole yang kedua, akan dibuat dengan dikelilingi oleh perumahan kota Araya. Lapangan Golf Araya ini berlokasi di Malang Utara, tepatnya di kelurahan Tirtomoyo, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang, Propinsi Jawa Timur. Tujuan pembangunan Padang Golf Araya Golf and Family Club ini adalah untuk menyediakan sarana olahraga golf bertaraf internasional. Manfaat utama yang diharapkan dapat diperoleh dari kegiatan padang golf tersebut adalah memberikan kontribusi dalam bidang ekonomi dan pariwisata.
Padang golf AGFC merupakan padang golf dengan konsep lapangan Bali. Pada kawasan welcome area (Club House) banyak digunakan patung yang dikombinasikan dengan batu-batuan dan tanaman kamboja. Sedangkan pada area permainan, banyak digunakan pohon bintaro, dadap merah dan sengon. Pemilihan tanaman yang digunakan pada area permainan dilakukan berdasar bentuk tajuk dan tekstur daun, yaitu yang cukup menaungi namun tidak menghasilkan banyak sampah yang berasal dari daun dan bunga yang berguguran. Selain itu, pada area permainan khususnya rough, banyak digunakan tanaman kelapa dan palem yang mencerminkan kawasan tropis. Pemeliharaan yang mudah serta jumlah sampah yang dihasilkan cukup sedikit dari tanaman kelapa dan palem menyebabkan area rough didominasi oleh kedua jenis tanaman tersebut.
Kondisi Fisik Letak dan Luas Padang Golf Araya and Family Club merupakan salah satu lapangan golf yang berada di Malang, Jawa Timur. Padang Golf AGFC ini berlokasi di Malang Utara, tepatnya di Kelurahan Tirtomoyo, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang, Propinsi Jawa Timur. Luas lahan secara keseluruhan adalah 45 hektar, termasuk lahan terbangun. Batas-batas Kota Araya : -
Batas Utara
: Jl. Raden Intan dan Terminal Arjosari
-
Batas Timur
: Sungai Bangau
-
Batas Selatan
: Jl. LA Sucipto
-
Batas Barat
: Jl. Panji Suroso
Bagian selatan Kota Malang merupakan daerah dataran tinggi yang cukup luas sehingga cocok untuk menjadi daerah industri. Sedangkan Kota Araya yang terletak di bagian utara merupakan daerah dataran tinggi yang subur yang cocok untuk dijadikan daerah pertanian. Bagian timur Kota Malang merupakan dataran tinggi dengan keadaan kurang kurang subur, sedangkan bagian barat merupakan dataran tinggi yang menjadi daerah pendidikan.
Gambar 7. Peta Padang Golf Kota Araya
Iklim Salah satu faktor alam yang berpengaruh terhadap eksistensi padang golf adalah iklim, baik secara makro maupun mikro. Kota Malang merupakan kota yang dikelilingi oleh pegunungan antara lain Gunung Arjuno di sebelah utara, Gunung Semeru di sebelah timur, Gunung Kawi dan Gunung Panderman di sebelah barat, serta Gunung Kelud di sebelah selatan. Kota Malang terletak pada 112,06° - 112,07° Bujur Timur dan 7,06° - 8,02° Lintang Selatan dengan iklim pada daerah studi adalah : ketinggian tanah 440-667 meter di atas permukaan laut dengan curah hujan per tahun 1500-2000 mm, dengan sebaran hujan tidak merata. Pada umumnya bulan kering dengan curah hujan <75 mm terjadi pada Bulan Juni – Oktober. Adanya bulan kering sepanjang 6 bulan menyebabkan kawasan ini tergolong daerah sesuai marginal (sesuai bersyarat), yaitu diperlukan sumber air atau input – output tertentu untuk mengatasi kekurangan air pada bulan-bulan kering. Upaya yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan air irigasi adalah dengan menampung air aliran irigasi sawah ke dalam danau buatan yang terdapat di hole #4 dan hole #5. Suhu rata-rata per tahun 23° C dengan suhu maksimum 30° C dan minimum 18° C dengan kelembaban udara rata-rata 73 % (Sumber : Golf Course Maintenance, 2008). Berdasarkan Diskominfo Pemerintah Kota Malang (2009) kondisi iklim Kota Malang selama tahun 2006 tercatat rata-rata suhu udara berkisar antara 22,2°C - 24,5°C dengan suhu maksimum mencapai 32,3°C dan suhu minimum 17,8°C. Rata kelembaban udara berkisar 74% - 82%. dengan kelembaban maksimum 97% dan minimum mencapai 37%. Seperti umumnya daerah lain di Indonesia, Kota Malang mengikuti perubahan putaran 2 iklim, musim hujan, dan musim kemarau. Dari hasil pengamatan Stasiun Klimatologi Karangploso, curah hujan yang relatif tinggi terjadi pada bulan Januari, Februari, Maret, April, dan Desember. Sedangkan pada bulan Juni, Agustus, dan Nopember curah hujan relatif rendah.
Topografi dan Struktur Geologi Tanah Kondisi topografi pada daerah studi relatif datar karena sebelumnya lahan merupakan areal persawahan dan tegalan dengan tingkat kemiringan 0-25% yang
melintasi Sungai Bangau tepat disamping beberapa titik sebagai batas areal permainan. Kemiringan tanah yang curam sangat berpengaruh terjadinya erosi tanah yang berlebihan, oleh karenanya untuk membentuk desain dengan bentuk yang sesuai yaitu dengan cara cut and fill dengan rata-rata elevasi lahan sebesar 4% untuk di hole #1 - #3 sedangkan sebesar 2 % untuk hole #4 - #9. Pada daerah yang terletak di daerah pinggiran sungai, dibangun rock wall untuk mencegah terjadinya longsor atau erosi. Tanah yang terdapat pada lokasi merupakan tanah berjenis Vertisol, yang mempunyai ciri utama adalah rekahan sedalam lebih dari 50 cm dengan lebar rekahan lebih dari 1 cm. tanah ini merupakan tanah liat berwarna gelap yang memiliki kemampuan mengembang dan mengerut sejalan dengan adanya perubahan kadar air tanah sehingga menciptakan rekahan vertikal yang cukup dalam pada waktu kering. Sifat fisik lain dari tanah Vertisol yang tidak menguntungkan adalah pada saat suasana basah, tanah ini menjadi masif dan bersifat kedap air, sehingga terjadi air limpasan yang pada daerah berlereng dan menyebabkan genangan pada daerah cekungan.
Flora Vegetasi yang terdapat di padang golf dikelompokkan dalam tiga jenis, yaitu vegetasi yang berfungsi sebagai ground cover, vegetasi yang berfungsi sebagai tanaman hias, dan vegetasi yang berfungsi sebagai tanaman pelindung. Ground cover yang terdapat pada area padang golf tersebut antara lain adalah kacang-kacangan (Arachis pintoii), love grass (Eragrotis trichodes), dan bachia grass (Bachia grass). Rumput yang digunakan pada padang golf merupakan rumput jenis bermuda grass (Cynodon dactilon) dan beberapa kultivarnya. Untuk area fairway, dan rough digunakan kultivar Tifway 419, sedangkan pada area green, teebox, dan putting green digunakan kultivar Tifdwarf. Dadap merah (Erythrina crystagalli) dominan digunakan di sepanjang carpath dengan tujuan estetika. Sedangkan jenis tanaman pelindung yang banyak digunakan adalah sengon (Paraserianthes falcataria) dan sengon buto (Enterolobium eyelocarpum). Hasil inventarisasi tanaman di area padang golf terdapat pada Lampiran 1.
Hidrologi Sumber air untuk irigasi berasal dari danau yang terdapat pada area padang golf khususnya hole #4 dan hole #5. Selain berfungsi secara fungsional, yaitu sebagai tempat penampungan air yang kemudian digunakan sebagai sumber irigasi, danau yang terdapat pada hole #4 dan hole #5 ini juga berfungsi secara estetika yang sekaligus menjadi rintangan dalam permainan golf. Sebagai suatu area padang golf yang pada awalnya berupa lahan persawahan, area padang golf Kota Araya mendapatkan aliran irigasi sawah yang kemudian ditampung dalam danau hole #4 dan hole #5. Kedalaman danau rata-rata adalah 4 meter. Air bersih untuk keperluan domestik Club House dan Family Club diperoleh dari mata air artesis. Air bersih tersebut ditampung dalam tangki air yang kemudian dialirkan dengan menggunakan pompa air.
Fasilitas Padang golf AGFC merupakan padang golf hasil rancangan J. Michael Poellot, seorang arsitek perancang lapangan golf yang berasal dari California, Amerika Serikat. Sebagai padang golf bertaraf internasional, masing-masing hole dilengkapi dengan empat macam teebox, yaitu hitam untuk professional, biru untuk amatir, putih untuk pemula, dan merah untuk wanita. Jarak antara green dengan masing-masing teebox terdapat pada Lampiran 2. Padang golf AGFC dilengkapi dengan berbagai fasilitas yang menunjang sehingga memberikan kemudahan bagi para pemain. Fasilitas utama meliputi club house, driving range, practice putting green, gazebo, dan restaurant. Fasilitas penunjang lainnya yaitu kolam renang, lapangan badminton indoor, lapangan tenis keras, lapangan tenis rumput, lapangan basket, lapangan voli, lapangan sepakbola, dan fitness centre yang terletak di Family Club AGFC.
Club House Club House merupakan bangunan besar yang merupakan bangunan utama pada kawasan padang golf. Pada bangunan ini terdapat kantor utama PT Araya Megah Abadi Golf, pro shop, loker dan ruang ganti, serta ruang administrasi bagi
para pemain. Bangunan ini terletak pada bagian depan yang difungsikan sebagai welcome area. Pada sisi kanan kiri gerbang utama Club House, diletakkan patung yang berukuran 3-4 meter. Sedangkan pada area kiri kanan jalan, terdapat kolam ikan dengan desain minimalis (Gambar 8). Area parkir Club House terletak tepat di depan bangunan itu sendiri. Pada area parkir, terdapat kolam ikan dan gazebo. Gazebo dibangun dengan tujuan untuk memfasilitasi tamu yang datang, baik sebagai tempat untuk bersantai, maupun sebagai tempat untuk menunggu. Tanaman dalam pot maupun planter box, banyak digunakan sebagai penghias di dalam ruangan.
Gambar 8. Taman Tepi Jalan Club House AGFC
Driving Range Driving range merupakan tempat untuk berlatih bagi para pemain, khususnya para pemula. Namun tempat ini juga banyak dimanfaatkan sebagai tempat untuk melakukan pemanasan sebelum melakukan permainan, maupun sebagai tempat untuk menunggu pada saat hari hujan. Pukulan bola pada driving range mengarah pada lapangan rumput yang didesain sebagai area fairway seperti pada area permainan (Gambar 9). Pada titik tertentu, terdapat papan keterangan jarak yang bertujuan untuk menunjukkan jarak pukulan yang dilakukan oleh pemain. Papan tersebut dimulai dengan angka 50 meter, 100 meter, 150 meter, dan 200 meter sebagai jarak terjauh.
Gambar 9. Driving Range AGFC Di samping area driving range terdapat area practice putting green. Area practice putting green merupakan lapangan rumput dengan desain menyerupai green, dengan beberapa lubang (hole) sebagai sarana untuk melakukan latihan pukulan jarak pendek. Selain itu terdapat kios minuman yang terletak bersebelahan dengan meja registrasi driving range.
Bangunan Peneduh (Gazebo) dan Toilet Pada area permainan, gazebo hanya terdapat pada hole #1 (Gambar 10). Gazebo terletak di belakang area teebox di tepi carpath. Gazebo ini berfungsi sebagai tempat untuk menunggu dimulainya permainan, ketika masih ada pemain dari flight sebelumnya yang belum menyelesaikan permainan pada hole #1. Pada setiap hole berikutnya, terdapat bangku kayu dengan panjang 1,2 meter yang berada di bawah naungan pohon. Pada setiap hole, terdapat hole sign yang terletak di tepi carpath. Hole sign memuat informasi peta lapangan, nilai par dan handicap, serta jarak antara masing-masing teebox dengan green. Sedangkan toilet pada area permainan hanya terdapat pada area perbatasan antara hole #5 dan hole #6. Toilet ini terletak di samping pos keamanan utama (Gambar 10). Padang golf AGFC tidak memiliki kantin/kios pada area permainan, hal ini disebabkan karena pihak restaurant menyediakan golf cart coffee express yang memberikan layanan pesan antar kepada para tamu yang berada di lapangan.
Gambar 10. Gazebo Hole #1 (kiri) dan Toilet pada Area Permainan (kanan)
Golf Cart Golf cart merupakan kendaraan kecil berkanopi dengan ukuran panjang 264 cm, lebar 120 cm, dan tinggi 180 cm dengan tenaga baterai sebagai tenaga penggerak (Gambar 11). Kendaraan ini dikemudikan dengan setir, pedal gas, pedal rem, dan tombol pengatur arah maju dan mundur. Pada umumnya, golf cart merupakan kendaraan kecil dengan kapasitas duduk dua orang yang dilengkapi dengan tempat untuk meletakkan golf bag dan cooling box.
Gambar 11. Golf Cart dengan Kapasitas Duduk Dua Orang Terdapat tiga jenis golf cart yang dimiliki Araya Golf and Family Club, yaitu golf cart dengan kapasitas duduk dua orang, golf cart dengan kapasitas duduk enam orang, dan golf cart coffee express yang digunakan untuk mengantar makanan dan minuman kepada tamu yang berada di lapangan. AGFC memiliki 1 unit golf cart coffee express, 1 unit golf cart dengan kapasitas duduk enam orang, dan 34 unit golf cart dengan kapasitas duduk dua orang, dengan perincian 14 unit EZGO golf cart dan 20 unit Club Car golf cart. Gambar 12 memperlihatkan golf cart dengan kapasitas duduk enam orang dan golf cart coffe express.
Gambar 8. Golf Cart dengan Kapasitas Duduk Enam Orang (Kiri) dan Golf Cart Coffee Express (Kanan)
Pengunjung Salah satu indikator pengukur keberhasilan kegiatan pemeliharaan yang dilakukan di suatu padang golf adalah dengan melihat banyaknya jumlah pengunjung atau tamu pada padang golf tersebut. Tabel 2 menunjukkan jumlah pengunjung Araya Golf pada tahun 2006, 2007, 2008, dan 2009. Tabel 2. Komposisi Pengunjung Araya Golf Tahun 2006, 2007, 2008, dan 2009 Bulan 2006 2007 2008 666 923 985 Januari 599 840 1.007 Februari 649 1028 922 Maret 1011 1084 1.142 April 874 904 1.119 Mei 693 1084 1.035 Juni 889 1124 1.162 Juli 1190 1191 1.373 Agustus 994 1110 886 September 1118 979 955 Oktober 921 909 940 November 1142 1097 1.122 Desember Jumlah 10.746 12.273 12.648 Sumber : Divisi Golf Course Maintenance AGFC (2009)
2009 895 621 755 1033 810 812 4926
Pengunjung merupakan salah satu indikator keberhasilan kegiatan pemeliharaan karena pengunjung merupakan salah satu sumber pendapatan utama padang golf sehingga kegiatan pemeliharaan padang golf yang dilakukan juga
harus berorientasi pada kenyamanan pengunjung. Peningkatan atau penurunan jumlah pengunjung pada padang golf dapat menunjukkan peningkatan atau penurunan kualitas lapangan golf, meskipun penurunan atau peningkatan pengunjung juga dapat disebabkan oleh beberapa faktor yang lain. Data jumlah pengunjung Araya Golf tahun 2009 terbatas sampai Bulan Juni karena kegiatan magang dilakukan hanya sampai dengan Bulan Juni 2009.
Tenaga Kerja Padang golf AGFC terletak berdampingan dengan kawasan permukiman masyarakat menengah kebawah. Hal ini menyebabkan jumlah tenaga kerja, khususnya tenaga kerja harian, berasal dari kawasan sekitar AGFC. Tenaga kerja PT Araya Megah Abadi Golf (PT AMAG) berjumlah 250 orang yang terdiri dari 205 orang tenaga kerja pria dan 45 orang tenaga kerja wanita. Komposisi tenaga kerja harian PT AMAG dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Komposisi Tenaga Kerja PT AMAG Jenis Tenaga Kerja
Pria
Wanita
Jumlah
Tenaga Kerja Tetap
115
28
143
Tenaga Kerja Kontrak
90
17
107
205
45
250
Jumlah Tenaga Kerja
Sumber : Divisi Golf Course Maintenance AGFC (2009) Sebagian besar tenaga kerja yang bekerja di PT AMAG, terutama pada departemen pemeliharaan (Golf Course Maintenance/GCM) merupakan penduduk yang tinggal di sekitar padang golf AGFC. Namun tidak sedikit juga jumlah tenaga kerja yang berasal dari kota lain. Tingkat pendidikan tenaga kerja PT AMAG sangat bervariasi. Tingkat pendidikan tertinggi yang bekerja pada divisi GCM adalah sarjana, sedangkan pendidikan terendah adalah SD. Tenaga kerja divisi GCM dengan tingkat pendidikan tertinggi berperan sebagai Golf Course Superintendent, sedangkan sebagian besar tenaga kerja harian merupakan tenaga kerja dengan tingkat pendidikan SD
PENGELOLAAN ARAYA GOLF AND FAMILY CLUB KOTA ARAYA, MALANG
Struktur Organisasi Araya Golf and Family Club Araya Golf and Family Club (AGFC) berada di bawah pengelolaan PT Araya Megah Abadi Golf (AMAG), yang merupakan anak cabang dari PT Araya Bumi Megah Malang (ABMM). General Manager PT AMAG bertanggung jawab langsung kepada direktur utama PT ABMM yang sekaligus bertindak sebagai pemilik PT ABMM. Secara garis besar, susunan organisasi PT ABMM dapat dilihat pada Gambar 13.
Gambar 13. Struktur Organisasi PT Araya Bumi Megah Malang General Manager PT AMAG membawahi beberapa departemen yang terdiri dari House Maintenance and Mechanical Enginering, Golf Operasional and Golf Course Maintenance, Restaurant and Food Beverages, Family Club, Marketing, dan Human and Resources Development. Pada saat ini Golf Operational dan Golf Course Maintenance AGFC berada di bawah satu departemen. Divisi Golf Course Maintenance/ GCM dipimpin oleh seorang Golf Course Superintendent (GCS) yang bertanggung jawab dalam pemeliharaan lapangan golf secara keseluruhan. GCS, dibantu oleh seorang sekretaris, supervisor mekanik, dan supervisor lapangan membawahi beberapa bagian yang terdiri dari bagian mekanik, lanskap, rumput, irigasi, dan operator. Berikut adalah peran, tugas dan tanggung jawab karyawan PT AMAG :
1. General Manager, merupakan orang yang bertanggung jawab atas seluruh kegiatan yang berlangsung di dalam Araya Golf and Family Club kepada General Manager Group dan Direktur Utama PT AMAG. General manager berfungsi untuk merencanakan, mengkoordinasikan, serta mengawasi setiap kegiatan yang akan dan sedang dilaksanakan. 2. Golf Course Superintendent, merupakan orang yang bertanggung jawab atas seluruh kegiatan yang berlangsung di dalam Araya Golf, baik kegiatan operasional yang berlangsung di lapangan, Club House, maupun kegiatan administrasi di kantor GCM. Golf Course Superintendent berfungsi untuk merencanakan, mengkoordinasikan, serta mengawasi seluruh kegiatan pemeliharaan lapangan golf dan Club House agar kegiatan berlangsung secara efektif dan efisien. 3. Sekretaris dan Administrator, merupakan orang yang bertanggung jawab atas kegiatan administrasi yang dilakukan dalam upaya mendukung kelancaran kegiatan pemeliharaan di lapangan. Seluruh kegiatan administrasi, pengarsipan, pembuatan memo, surat-menyurat, penjadwalan kerja, serta transaksi jual beli harus diketahui oleh sekretaris dan administrator. 4. Supervisor Mekanik, merupakan orang yang bertanggung jawab atas pemeliharaan peralatan dan mesin yang digunakan untuk melakukan kegiatan pemeliharaan dan operasional di lapangan. Pemeliharaan peralatan dan mesin dilaksanakan di dalam bengkel pemeliharaan. Bersama dengan chief rumput dan chief operator, supervisor mekanik dapat melakukan analisa kerusakan rumput yang disebabkan oleh kerusakan mesin. 5. Supervisor Lapangan, merupakan orang yang bertanggung jawab atas seluruh kegiatan yang berlangsung di lapangan, pada khususnya dalam bidang lanskap, rumput, irigasi, maupun operator. Supervisor lapangan berfungsi untuk membuat perencanaan pemeliharaan sesuai dengan kebutuhan di lapangan, yang kemudian dirumuskan bersama dengan Golf Course Superintendent. Supervisor lapangan wajib mengetahui seluruh
kegiatan yang berlangsung di lapangan, baik kegiatan yang sudah terencana maupun kegiatan yang tidak terencana. 6. Chief Lanskap, merupakan orang yang bertanggung jawab untuk melakukan kegiatan pemeliharaan dalam bidang lanskap, agar lanskap lapangan dan Club House berada dalam kondisi yang baik secara estetika maupun fungsional. Chief lanskap juga bertanggung jawab atas berlangsungnya kegiatan pemeliharaan serta perbanyakan tanaman di nursery, untuk menunjang kegiatan pemeliharaan lanskap di lapangan dan Club House. 7. Chief Rumput, merupakan orang yang bertanggung jawab atas pemeliharaan rumput di lapangan golf. Chief rumput bertugas untuk membuat perencanaan serta melakukan pengawasan pemeliharaan rumput, yang
mencakup
penggunaan
pupuk,
penggunaan
pestisida,
dan
penggunaan mesin dalam kegiatan pemangkasan. Chief rumput harus memiliki koordinasi yang baik dengan seluruh supervisor dan chief, terutama chief irigasi dan chief operator. 8. Chief Irigasi, merupakan orang yang bertanggung jawab atas seluruh kegiatan irigasi dan drainase di lapangan. Chief irigasi, berkoordinasi dengan Chief rumput dan operator bertugas untuk membuat perencanaan penyiraman rumput, yang meliputi waktu dan lama penyiraman. Selain itu, Chief irigasi juga bertugas untuk melakukan pengawasan terhadap pompa air, saluran penyiraman, dan saluran drainase agar tidak menyebabkan kerusakan pada lapangan. 9. Chief Operator, merupakan orang yang bertanggung jawab atas seluruh kegiatan pemeliharaan yang menggunakan mesin pemeliharaan. Chief operator berfungsi untuk membuat perencanaan, jadwal, dan sistem kerja operator. Chief operator bertugas melakukan pengawasan terhadap berlangsungnya kegiatan pemeliharaan, memeriksa kerusakan lapangan yang disebabkan oleh mesin pemeliharaan, serta melaporkan kerusakan kepada supervisor mesin dan Golf Course Superintendent. Gambar 10 menunjukkan susunan organisasi PT Araya Megah Abadi Golf.
Gambar 14. Susunan Organisasi Divisi Golf Course Maintenance PT AMAG
Program Kerja Pemeliharaan Program kerja kegiatan pemeliharaan meliputi tujuan, jenis dan kondisi pekerjaan, pembuatan rencana kerja, prosedur pelaksanaan, dan standar pekerjaan. Pembuatan program kerja kegiatan pemeliharaan harus selalu disesuaikan dengan kondisi fisik lapangan, anggaran biaya pemeliharaan, dan tenaga kerja yang kompeten sehingga menciptakan program kerja pemeliharaan yang ideal dan dapat dilaksanakan dengan baik. Program kerja pemeliharaan secara umum dibagi menjadi dua, yaitu program kerja pemeliharaan rutin dan pemeliharaan tidak rutin/insidentil. Program kerja pemeliharaan rutin merupakan kegiatan pemeliharaan yang dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang sudah dibuat. Pada umumnya kegiatan pemeliharaan rutin merupakan kegiatan pemeliharaan utama yang menentukan kualitas lapangan golf. Kegiatan pemeliharaan rutin dapat berupa kegiatan pemeliharaan harian, mingguan, bulanan, atau tahunan. Sedangkan kegiatan pemeliharaan insidentil merupakan kegiatan pemeliharaan yang dilakukan hanya pada waktu tertentu. Setiap kegiatan pemeliharaan berada di bawah pengawasan masingmasing supervisor dan chief. Pengawasan yang dilakukan meliputi pengawasan persiapan pelaksanaan pekerjaan, pengawasan pelaksanaan pekerjaan, serta pengawasan pasca pelaksanaan pekerjaan. Pengawasan persiapan pelaksanaan pekerjaan mencakup persiapan alat dan bahan pemeliharaan serta tenaga kerja pelaksana, pengawasan pelaksanaan pekerjaan meliputi prosedur dan standar pelaksanaan pekerjaan, sedangkan pengawasan pasca pelaksanaan pekerjaan meliputi evaluasi hasil pekerjaan dan penyimpanan kembali alat pelaksaan pekerjaan. Kegiatan administrasi dapat dilakukan pada tahap persiapan pekerjaan maupun tahap pasca pelaksanaan pekerjaan. Namun, kegiatan administrasi yang dilakukan pada tahap persiapan dan dilaporkan kembali pada tahap pasca pelaksaan pekerjaan merupakan kegiatan administrasi yang ideal.
Tenaga Kerja Araya Golf and Family Club Jumlah tenaga kerja Araya Golf and Family Club berjumlah 250 orang yang tersebar dalam enam departemen, yaitu House Maintenance & Mechanical Enginering, Human Resources Development, Golf Operational & Golf Course Maintenance, Restaurant & Food Beverages, Family Club, dan Marketing Departement. Dalam departemen Golf Operational & Golf Course Maintenance, terdapat 126 tenaga kerja yang terbagi dalam dua divisi yaitu divisi Golf Operational (GO) dan divisi Golf Course Maintenance (GCM). Tenaga kerja divisi GO terbagi dalam dua jenis, yaitu tenaga kerja tetap dan tenaga kerja kontrak. Tenaga kerja kontrak pada umumnya bekerja sebagai caddy, dengan jumlah saat ini sebanyak 55 orang. Sedangkan tenaga kerja tetap berjumlah 7 orang. Secara keseluruhan, dalam divisi GCM terdapat 57 orang tenaga kerja. Sebanyak 16 orang bekerja sebagai tenaga kerja tetap, dan 41 orang bekerja sebagai tenaga kerja harian. Sebagian besar merupakan tenaga kerja harian wanita yang bekerja sebagai tenaga kerja weeder atau yang sering disebut tenaga kerja pencabut rumput. Komposisi tenaga kerja pada divisi GCM secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Komposisi Tenaga Kerja Divisi Golf Course Maintenance AGFC Tenaga Kerja
TK Tetap
TK Harian
Jumlah
Pria
15
17
32
Wanita
1
24
25
Jumlah
16
41
57
Sumber : Divisi Golf Course Maintenance AGFC
Tenaga kerja divisi GCM bekerja selama 7-8 jam/hari. Tenaga kerja tetap bekerja sebanyak 6 hari dalam satu minggu, sedangkan tenaga kerja harian bekerja 4-6 hari dalam seminggu. Jumlah hari kerja tenaga kerja harian tergantung dari kebutuhan tenaga kerja yang ada di lapangan pada minggu tersebut. Jam kerja weeder dimulai sejak pukul 05.00-12.00 tanpa jam istirahat. Selain weeder, dalam satu hari, tenaga kerja memperoleh jam istirahat selama 1 jam, kecuali pada Hari Jumat yaitu selama 2 jam. Jam istirahat bagi tenaga kerja tetap yaitu pada pukul
12.00-13.00. Sedangkan bagi tenaga kerja harian, jam istirahat diberikan pada pukul 9.00-10.00 dan pukul 11.00-12.00 pada Hari Jumat. Berikut adalah tabel jam kerja tenaga kerja Araya Golf and Family Club. Tabel 5. Komposisi Jam Kerja Divisi GCM Tenaga Kerja AGFC Tenaga Kerja Tetap
Hari
Shift
Waktu
Senin – Jumat
-
08.00 – 16.00
Sabtu
-
08.00 – 13.00
Senin - Jumat
-
05.00 – 12.00
Sabtu
-
05.00 – 10.00
Pagi
05.00 – 13.00
Siang
10.00 – 18.00
Jumat
Pagi
05.00 – 14.00
Sabtu & Minggu
Pagi
05.00 – 10.00
Harian Weeder
Mekanik
Lanskap
Senin - Kamis & Sabtu
Senin - Kamis
05.00 – 13.00
Jumat
05.00 – 14.00 Pagi
05.00 – 10.00
Siang
06.00 – 11.00
Pagi
05.00 – 13.00
Siang
09.00 – 17.00
Pagi
05.00 – 10.00
Siang
13.00 – 21.00
Pagi
05.00 – 10.00
Siang
13.00 – 18.00
Pagi
05.00 – 13.00
Siang
08.00 – 16.00
Sore
10.00 – 18.00
Jumat
Pagi
05.00 – 14.00
Sabtu & Minggu
Pagi
05.00 – 10.00
Siang
13.00 – 18.00
Sabtu
Irigasi
Senin - Kamis
Jumat
Sabtu & Minggu
Operator
Senin - Kamis
Sumber : Divisi Golf Course Maintenance AGFC (2009)
Jadwal kerja masing-masing sub divisi dibuat oleh masing-masing chief. Namun jika ada tenaga kerja yang berhalangan hadir pada hari kerja yang telah ditentukan, maka tenaga kerja tersebut dapat mengajukan pertukaran jadwal dengan mengisi formulir pertukaran jadwal kerja (day off) dan harus mengganti jam kerjanya di hari yang lain dengan mengisi formulir penggantian jadwal kerja (day off payment) (Lampiran 3). Formulir pertukaran jadwal kerja harus diajukan tiga hari sebelumnya dari hari yang ditentukan agar chief/supervisor dapat mencari pengganti tenaga kerja sehingga pekerjaan pemeliharaan dapat tetap berjalan dengan baik. Setiap tenaga kerja juga memiliki hak cuti sebanyak 12 hari per tahun yang dapat diajukan dengan mengisi formulir pengajuan cuti (Lampiran 4) minimal satu minggu sebelumnya. Selain itu tenaga kerja juga memiliki hak cuti khusus yang dapat digunakan ketika tenaga kerja memiliki keperluan yang berkaitan dengan perkawinan, pengkhitanan, pembaptisan, kelahiran, dan kematian, yang dapat diajukan selambat-lambatnya pada hari itu juga. Pengajuan hak cuti khusus dapat dilakukan dengan mengisi formulir pengajuan ijin khusus (Lampiran 5) yang diketahui oleh supervisor/chief masing-masing divisi. Absensi tenaga kerja dilakukan dengan menggunakan kartu absensi. Baik tenaga kerja bulanan maupun tenaga kerja harian, harus mampu mengikuti jam kerja sesuai dengan yang telah ditentukan. Namun, jika tenaga kerja memiliki keperluan tertentu yang mengakibatkan tenaga kerja tersebut datang terlambat atau pulang lebih awal, tenaga kerja dapat melakukan permohonan dengan mengisi formulir permintaan ijin (Lampiran 6) yang dilakukan pada hari itu juga. Pengurangan jam kerja dapat dipertimbangkan sebagai hak cuti tenaga kerja bila telah melebihi rentang waktu yang diijinkan. Penambahan jam kerja tenaga kerja (lembur) dapat dilakukan sesuai dengan kebutuhan di lapangan. Rentang jam kerja pada saat lembur adalah 3,5 jam sehari dengan upah kerja satu hari penuh. Sistem kerja lembur, dilakukan secara rotasi pada masing-masing tenaga kerja agar tidak terjadi dominansi pada sebagian tenaga kerja saja. Kegiatan penambahan jam kerja (lembur) dibuat oleh Golf Course Superintendent dengan membuat surat perintah kerja lembur (Lampiran 7) yang disetujui oleh General Manager dan diketahui oleh staf HRD.
Masing-masing supervisor wajib menyampaikan perintah lembur kepada masingmasing tenaga kerja pada divisinya. Sistem pembagian upah tenaga kerja dibagi dalam dua jenis. Upah tenaga kerja tetap dibayarkan melalui rekening bank pada awal bulan, sedangkan upah tenaga kerja harian dibayarkan secara langsung kepada masing-masing tenaga kerja, yang dilakukan oleh sekretaris GCM dan staf HRD setiap dua minggu sekali pada Hari Jumat. Upah yang diterima tenaga kerja harian disesuaikan dengan hari kerja yang dilaksanakan pada dua minggu tersebut. Upah tenaga kerja harian pria per hari adalah Rp 29.000,- sedangkan upah tenaga kerja harian wanita per hari adalah Rp 28.000,-. Uang makan sebesar Rp 4.000,- per hari, beserta tunjangan kesehatan sebesar Rp 10.000,- dan upah lembur sebesar Rp 27.000,- per hari dibayarkan bersamaan dengan pembayaran upah dua mingguan tenaga kerja.
Peralatan dan Bahan Peralatan pekerjaan pemeliharaan terdiri dari peralatan besar (mesin) dan peralatan manual. Mesin pemeliharaan berada di bawah pengelolaan bagian mekanik dan selalu berada pada kondisi siap pakai sesuai jam kerja tenaga kerja operator. Peralatan manual seperti cangkul, golok, gergaji, dan beberapa jenis perlatan manual lainnya, pada awalnya disediakan oleh divisi pemeliharaan. Namun karena kurangnya tanggung jawab tenaga kerja terhadap peralatan tersebut, maka pada saat ini peralatan manual disediakan sendiri oleh masingmasing tenaga kerja. Sebelum penggunaan perlatan (mesin) pemeliharaan, masing-masing operator wajib memeriksa ulang kondisi mesin yang akan digunakan. Pemeriksaan ulang yang umum dilakukan adalah pemeriksaan bahan bakar, oli mesin, air radiator, dan tekanan angin ban. Seluruh kegiatan pemeriksaan ulang dilakukan sendiri oleh operator. Setelah penggunaan, mesin pemeliharaan harus dicuci oleh operator, dan dimasukkan kembali ke dalam bengkel pemeliharaan. Jika terjadi kerusakan pada saat penggunaan, operator wajib melaporkan kepada mekanik agar kerusakan dapat segera diatasi sehingga kerusakan tidak menghambat pekerjaan berikutnya.
Bahan-bahan untuk kegiatan pemeliharaan yang meliputi bahan kimia dan spare part mesin pemelihaan diajukan oleh masing-masing chief melalui supervisor atau melalui sekretaris. Pengajuan dilakukan kepada pihak gudang dengan mengunakan formulir pengajuan barang (Lampiran 8) atau formulir permintaan pemesanan barang (Lampiran 9). Setiap penggunaan dicatat dalam buku transaksi untuk memudahkan sekretaris membuat laporan dan pengajuan barang berikutnya.
Rencana Anggaran Biaya Golf Course Maintenance memiliki Rencana Anggaran Biaya (RAB) per tahun yang dibuat oleh Golf Course Superintendent. RAB dibuat dengan tujuan untuk mengetahui perkiraan dana yang dibutuhkan untuk melaksanakan kegiatan pemeliharaan selama satu tahun yang meliputi biaya tenaga kerja, biaya operasional pemeliharaan, dan biaya lain seperti biaya transportasi, perjalanan dinas, keperluan kantor, pelatihan, dan lain-lain. Sumber dana RAB diperoleh dari pendapatan family club, pendapatan pro shop, pendapatan turnamen, biaya membership, biaya permainan, restoran pada club house, dan sponsorship. Biaya operasional pemeliharaan padang golf AGFC tahun 2008 sebesar Rp 1.926.567.935,- dengan pendapatan PT AMAG sebesar Rp 9.339.661.128,-. Anggaran biaya PT AMAG tahun 2008 ditunjukkan pada Tabel 6. Tabel 6. Anggaran Biaya PT AMAG Tahun 2008 Keterangan
Jumlah (Rp)
Pendapatan
9.339.661.128
Golf Course
3.127.303.250
Family Club
1.809.879.500
Restaurant
2.840.228.378
Banquet
1.562.250.000
HPP
5.426.130.908
Golf Course
1.926.567.935
Family Club
911.870.623
Restaurant
Jumlah (Rp)
2.103.339.777
Banquet
484.352.573
Biaya Umum dan Administrasi Biaya Pegawai Biaya Kantor Biaya Pemasaran Biaya Umum Biaya Bank
2.953.856.885 1.479.778.761 146.615.000 70.071.500 793.441.568 57.501.752
Biaya Penyusutan
209.168.304
Biaya Pemeliharaan
197.280.000
Laba Sumber : Divisi Golf Course Maintenance AGFC (2009)
959.673.335
PEMELIHARAAN AREA PERMAINAN
Golf merupakan olahraga yang sangat mengandalkan kondisi rumput yang baik di lapangan. Untuk menjaga kondisi rumput agar tetap berada dalam kondisi yang baik, perlu dilakukan beberapa jenis teknik pemeliharaan, antara lain pemangkasan, penyiraman, pemupukan, pengendalian gulma, hama dan penyakit tanaman, serta kegiatan kultivasi.
Pemangkasan Pemangkasan rumput dilaksanakan setiap hari, dimulai sejak pukul 05.00 WIB sampai pukul 12.30 WIB. Mesin pangkas rumput yang digunakan terdiri dari dua jenis peralatan, yaitu walking behind mower dan riding mower. Mesin walking behind mower digunakan dengan cara didorong, sedangkan mesin riding mower digunakan dengan cara dikendarai. Pemangkasan pada setiap area permainan dilakukan dengan frekuensi dan ketinggian yang berbeda-beda. Ketinggian rumput juga disesuaikan dengan fungsi dari masing-masing area. Selain itu, arah pemangkasan rumput, atau pola pemangkasan rumput, diubah secara rutin setiap hari. Tabel 7 menunjukkan frekuensi, tinggi pemangkasan, dan alat yang digunakan dalam pemangkasan. Tabel 7. Pemangkasan di AGFC Area Pemangkasan
Frekuensi per minggu Tinggi pangkasan (mm) Alat
Green
Collar & Apron
Fairway
Tee box
Rough
7 kali
3 kali
3 kali
3 kali
1 kali
3,2 – 4,5
8-10
14-18
8-10
27-35
Green Mower atau Greens King IV
Greens King IV
LF 3400 atau LF 3800
Greens King IV
Tri King 1900 D atau Five Gang Mower
Sumber : Divisi Golf Course Maintenance (2009) dan Pengamatan (2009)
Pemangkasan Green Pemangkasan rumput pada area green dilakukan setiap hari. Pemangkasan dilakukan dengan menggunakan mesin walking behind green mower Jacobsen PGM 22 atau mesin riding mower Jacobsen Greens King IV plus. Mesin PGM 22 dijalankan dengan menggunakan bahan bakar bensin. Alat ini dioperasikan dengan cara didorong pada kecepatan yang konstan. Pada bagian depan alat ini, terdapat box penampung hasil pemangkasan rumput yang disebut dengan catcher. Catcher merupakan box yang terbuat dari bahan plastik, yang dapat dipasang dan dilepas sesuai kebutuhan. Catcher dipasang ketika alat akan digunakan untuk memotong, sedangkan ketika catcher sudah menampung cukup banyak hasil pemangkasan rumput, catcher dapat dilepas untuk kemudian dibuang hasil pemangkasannya. Pemangkasan rumput dengan menggunakan PGM 22 yang menghasilkan potongan setinggi 3,5 mm ditunjukkan pada Gambar 15.
Gambar 15. Pemangkasan Green dengan Menggunakan Jacobsen PGM 22 Greens King IV plus produksi Jacobsen merupakan alat pemangkas rumput yang dioperasikan dengan cara dikendarai. Alat ini memiliki reel mower sebanyak tiga buah, dua buah terletak di bagian depan alat, dan satu buah terletak di bagian tengah alat. Alat ini memiliki tuas pengatur kecepatan rendah, sedang, atau tinggi. Kecepatan rendah atau sedang digunakan pada saat alat digunakan untuk proses pemangkasan. Sedangkan kecepatan tinggi digunakan pada saat mengendarai alat untuk dipindahkan dari satu lokasi ke lokasi lainnya. Greens King IV plus memiliki catcher yang dapat menampung hasil pemangkasan rumput yang dapat dipasang maupun dilepaskan. Pada umumnya, catcher tidak
digunakan ketika area yang akan dipangkas baru mengalami pemupukan atau aplikasi pengendalian gulma.
Gambar 16. Arah Pemangkasan Green Arah pemangkasan rumput pada area green mengikuti pola arah jarum jam, yaitu arah 6-12 pada Hari Senin, arah 1-7 pada Hari Selasa, arah 2-8 pada Hari Rabu, arah 3-9 pada Hari Kamis, arah 4-10 pada Hari Jumat, arah 5-11 pada Hari Sabtu, dan arah 6-12 pada Hari Minggu. Pengubahan arah pemangkasan rumput dilakukan untuk menghindari terjadinya pemadatan tanah serta untuk mempertahankan agar rumput tetap tumbuh tegak, tidak rebah kearah tertentu. Tabel 8. Jadwal Pola Pemangkasan Hari
Arah Pangkasan
Senin
6-12
Selasa
1-7
Rabu
2-8
Kamis
3-9
Jumat
4-10
Sabtu
5-11
Minggu
6-12
Sumber : Divisi Golf Course Maintenance AGFC (2009)
Pemangkasan Tee box Pemangkasan area tee box dilakukan sebanyak tiga kali dalam satu minggu, yaitu pada Hari Senin, Rabu, dan Jumat, dengan menggunakan Greens King IV plus produksi Jacobsen (Gambar 17). Pemangkasan rumput pada area tee box dipertahankan pada ketinggian rumput 10 mm. Arah pemangkasan rumput tee box, menggunakan arah 6-12 pada Hari Senin, arah 2-8 pada hari Rabu, dan arah 4-10 pada Hari Jumat. Namun pada kondisi tertentu, seperti pada saat musim kemarau dimana pertumbuhan rumput lebih lambat, pemangkasan dapat dilakukan hanya sebanyak dua kali dalam satu minggu, yaitu pada Hari Senin dan Jumat.
Gambar 17. Pemangkasan dengan Menggunakan Greens King IV
Pemangkasan Fairway Pemangkasan area fairway dilakukan sebanyak tiga kali dalam satu minggu, yaitu pada Hari Senin, Rabu, dan Jumat, dengan menggunakan LF 3400 atau LF 3800 (Gambar 18). Pemangkasan rumput pada area fairway dipertahankan pada ketinggian rumput 14-18 mm. Arah pemangkasan rumput fairway, menggunakan arah 6-12 pada Hari Senin, arah 2-8 pada hari Rabu, dan arah 4-10 pada Hari Jumat. Namun pada kondisi tertentu, pemangkasan dapat dilakukan hanya sebanyak dua kali dalam satu minggu, yaitu pada Hari Senin dan Jumat.
Gambar 18. Jacobsen LF 3800 Pemangkasan Rough Pemangkasan area rough dilakukan setiap hari dengan menggunakan Tri King 1900 D atau mower tipe five gang yang dioperasikan dengan ditarik menggunakan traktor. Pemangkasan dilakukan setiap hari secara memutar dan bertemu pada satu titik awal dalam jangka waktu satu minggu. Tri King 1900 D digunakan untuk memangkas rumput pada area yang luasannya kecil dan miring, seperti area di sekitar tee box. Sedangkan mower tipe five gang (Gambar 19) digunakan untuk memangkas rumput pada area yang lebih luas dan datar. Selain itu, mower gendong juga digunakan untuk memangkas rumput pada area sekitar pohon. Pemangkasan rumput pada area rough dipertahankan pada ketinggian rumput 27-35 mm.
Gambar 19. Pemangkasan dengan Menggunakan Mower Tipe Five Gang
Penyiraman Sistem irigasi di Araya Golf and Family Club (AGFC) menggunakan sprinkler yang dioperasikan secara manual. Sprinkler yang digunakan untuk irigasi lapangan golf Araya terdiri dari berbagai tipe, yaitu “Eagle 900 rotor
series” dan “Eagle 500 Rotor Series”, pada daerah green, fairway, dan tee box, sedangkan pada daerah rough sprinkler yang digunakan yaitu “Eagle 950 Rotor Series” yang mempunyai sistem part circle (rotasi tidak berputar penuh -360○-). Sprinkler “Eagle 900 Rotor Series” mempunyai radius penyiraman 70 ft (21 meter) dari titik sprinkler pada tekanan lebih besar atau sama dengan 60 psi dengan rata-rata debit tercurah lebih besar atau sama dengan 774l/menit. Dan pada daerah tee box yang memiliki luas area lebih sempit, digunakan sprinkler “Eagle 500 Rotor Series” yang mempunyai radius penyiraman lebih kecil atau sama dengan 35 ft (10 meter) dan debit tercurah 278,6 l/menit pada tekanan lebih besar atau sama dengan 60 psi. Lama penyiraman dilakukan antara 7-12 menit atau sesuai kebutuhan. Penyiraman area permainan dengan menggunakan sprinkler ditunjukkan pada Gambar 20.
Gambar 20. Penyiraman dengan Menggunakan Sprinkler
Pemupukan Pemupukan diperlukan untuk mencukupi kebutuhan hara bagi tanaman. Jenis pupuk, dosis, dan waktu aplikasi disesuaikan dengan kebutuhan di lapangan. Pemupukan green dilakukan satu kali dalam satu minggu. Jenis pupuk yang digunakan adalah pupuk granul yang terdiri dari NPK femoscub 14-14-17, NPK 15-15-15, urea, dan pupuk cair yang terdiri dari OTO (olah tanah otomatis), antidol, dan adaptor.
Gambar 21. Pemupukan dengan Menggunakan Bak Vicon (Kiri) dan dengan Menggunakan TORO Workman 3200 (Kanan) Pupuk dalam bentuk granul (butiran) diaplikasikan dengan menggunakan walking scott spreader untuk area green dan teebox atau menggunakan traktor dengan bak ”vicon” (Gambar 21) untuk aplikasi pada area fairway, sedangkan pupuk dalam bentuk cair diaplikasikan dengan menggunakan knapsack atau workman TORO 3200 boom sprayer (Gambar 21). Dosis pemupukan ideal adalah sebesar 0,75-1 g N/m2. Namun dosis pemupukan yang sering digunakan pada green dan teebox dengan menggunakan pupuk granul adalah 14-15 g/m2, sedangkan pemupukan pada area fairway menggunakan dosis pupuk sebesar 1518,5 g/m2.
Pengendalian Gulma, Hama dan Penyakit Tanaman Kegiatan pengendalian gulma, hama dan penyakit dilakukan untuk menekan pertumbuhan populasi gulma, hama, dan penyakit yang terjadi di lapangan. Pengendalian gulma di AGFC dilakukan secara manual dan kimiawi. Pengendalian secara manual dilakukan oleh weeder yang bekerja sejak pukul 5 pagi hingga pukul 12 siang. Sedangkan pengendalian secara kimiawi, dilakukan oleh 3 orang staf bagian rumput dengan menggunakan knapsack (Gambar 22) atau boomsprayer. Dosis herbisida atau pestisida yang digunakan sangat bervariasi, tergantung dari kondisi dari masing-masing area. Pengendalian gulma secara kimiawi dilakukan setiap 2-3 minggu sekali pada area green dan teebox. Sedangkan pada area fairway, pengendalian gulma secara kimiawi dilakukan secara insidentil. Penggunaan zat kimiawi untuk pemberantasan gulma dan penyakit dapat diaplikasikan bersama dengan penggunaan pupuk.
Gambar 22. Aplikasi Pestisida Menggunakan Knapsack
Tabel 9. Identifikasi Gulma di Lapangan Gulma
Gulma
Putri malu (Mimosa pudica)
Rumput torpedo (Panicum repens)
Rumput gajah (Axonophus compressus)
Brobosan (Alysicarpus longifolius)
Teki (Cyperus rotundus)
Lamuran (Dicantium caricosum)
Alang – alang (Imperata cylindrical)
Krokot cina (Dentela Repens)
Sumber : Pengamatan di Lapang (2009)
Tabel 10. Pestisida yang digunakan di AGFC Nama / Jenis
Konsentrasi
INSEKTISIDA Akodani 200 EC
1,5 – 3 ml/l
Decis 2,5 EC
0,5 – 1 ml/l
Dursban 200 EC
2 – 3 ml/l
HERBISIDA Ally 20 WDG
100 – 200 g/450 l air/ha
Krismat
5 – 15 g/l
Round up
200 ml/15 l air/600 m2
FUNGISIDA Dithane M45
3-6 g/l atau 1-2 kg/ha
Daconil 70 WP
3-6 g/l atau 1-2 kg/ha
Sumber : Divisi Golf Course Maintenance AGFC (2009)
Kegiatan Kultivasi Injakan pemain maupun caddie dapat menyebabkan pemadatan pada area green. Kegiatan kultivasi merupakan salah satu cara yang mampu memperbaiki pertukaran udara dan air di dalam tanah. Kegunaan lain dari kultivasi adalah merusak dan menghancurkan lapisan tanah yang tidak sesuai, memperbaiki resiliensi tanah, dan merangsang pelapukan thatch. Kegiatan kultivasi yang dilakukan di AGFC antara lain adalah coring, vertidrain, dan verticut.
Coring Coring merupakan kegiatan kultivasi yang bertujuan untuk mengangkat media tanah, akar, batang, dan daun dengan kedalaman tertentu, pada umumnya 3-5 cm. Kegiatan ini bertujuan untuk memperbaiki lapisan tanah serta mengurangi kepadatan tanah, sehingga pertukaran air dan udara dapat berlangsung dengan baik dan tidak terjadi genangan air. Selain itu, kegiatan ini juga umum dilakukan ketika area tertentu membutuhkan bibit rumput untuk kegiatan penanaman.
Gambar 23. Kegiatan Kultivasi (Coring) dengan Menggunakan Greens Aerator Coring pada area green dilakukan sesuai kebutuhan. Alat yang digunakan dalam kegiatan ini adalah ”Greens Aerator” (Gambar 23). Setelah kegiatan coring dilaksanakan, pada umumnya dilakukan kegiatan top dressing, rolling, dan pemupukan untuk mempercepat proses pemulihan.
Vertidrain Vertidrain merupakan kegiatan yang bertujuan untuk memperbaiki aerasi tanah dan memperbaiki sirkulasi udara dengan kedalaman tertentu. Vertidrain
dilakukan 1-2 bulan sekali tergantung kebutuhan di lapangan. Alat yang digunakan dalam kegiatan ini adalah Vertidrain 7007 dengan 12 pin, sudut 75○, dan kedalaman 8-12 cm. Kegiatan yang umum dilakukan setelah kegiatan vertidrain adalah rolling. Top dressing tidak selalu dilakukan, tergantung pada kebutuhan. Gambar 24 menunjukkan gambar mesin vertidrain 7007.
Gambar 24. Vertidrain 7007 Verticut Kegiatan verticut merupakan kegiatan pemangkasan secara vertikal yang dilakukan untuk mengurangi kepadatan batang dan daun yang berada di atas permukaan tanah. Kegiatan ini juga bertujuan untuk mengurangi kepadatan thatch dan memberikan ruang untuk pertumbuhan rumput yang baru. Alat yang digunakan adalah Greens King IV plus dengan menggunakan pisau verticutting yang ditunjukkan pada Gambar 25.
Gambar 25. Kegiatan Verticut dengan Menggunakan Greens King IV Rumput hasil kegiatan verticut dibersihkan secara manual. Kegiatan pembersihan diikuti dengan kegiatan pemangkasan yang bertujuan untuk
memangkas rumput yang sudah terangkat. Pada umumnya kegiatan verticut diakhiri dengan kegiatan top dressing dan penyiraman, yang bertujuan untuk menambah media, khususnya pasir.
Top Dressing Top dressing merupakan salah satu aspek penting dalam pemeliharaan padang golf. Top dressing dapat dilakukan di seluruh area padang golf, namun frekuensi tertinggi dilakukan di area green. Top dressing di AGFC dilakukan secara insidentil, dengan melihat kondisi green pada saat itu. Pada umumnya, top dressing dilakukan dengan mengikuti kegiatan kultivasi yang dilakukan. Top dressing merupakan kegiatan penambahan media yang berupa pasir. Pasir yang digunakan di AGFC adalah pasir hitam Lumajang dengan diameter 1-3 mm untuk area green, dan 3-5 mm untuk area tee box, fairway, dan rough. Aplikasi top dressing dilakukan secara manual dengan menggunakan sekop. Kegiatan ini dilakukan oleh 3-4 orang. Setelah itu dilakukan matting secara manual dengan menggunakan sapu lidi. Kegiatan matting dilakukan oleh 4-5 orang weeder. Gambar 26 menunjukkan kegiatan top dressing dan matting.
Gambar 26. Kegiatan Top Dressing dan Matting
Pemeliharaan Bunker Hazard (rintangan) yang terdapat di Araya Golf and Family Club berupa bunker dan danau. Bunker merupakan rintangan berupa cekungan yang berisi pasir berwarna putih. Pada umumnya bunker terletak di tepi fairway, rough, maupun di sekitar green. Bentuk dan ukuran bunker sangat bervariasi, dengan
tujuan untuk memberikan kesan visual dan kesulitan yang berbeda-beda bagi para pemain. Pemeliharaan bunker bertujuan untuk menjaga kerapian, kebersihan, dan keindahan bunker, selain untuk menjaga agar bunker tetap berada pada kondisi yang sesuai untuk permainan. Pemeliharaan bunker yang dilakukan di Araya Golf and Family Club terdiri dari kegiatan penggemburan pasir, penambahan pasir, dan pemangkasan slope bunker (Gambar 27).
Gambar 27. Penggemburan Pasir Bunker (Kiri) dan Pemangkasan Slope Bunker (Kanan) Penggemburan pasir dilakukan setiap hari secara manual menggunakan hand rake. Penggemburan pasir meliputi pembersihan pasir dari gulma, penggemburan, dan pembentukan alur pasir. Pada umumnya, setelah terjadi hujan lebat, sebagian pasir dalam bunker akan terbawa oleh aliran air dan menumpuk pada bagian tengah bunker, sehingga perlu dilakukan penggemburan untuk merapikan pasir dan mencegah terjadinya genangan. Penambahan pasir bunker dilakukan untuk menjaga kuantitas pasir dalam bunker, sebab hujan, angin, dan pukulan bola pemain dapat mengurangi kuantitas pasir dalam bunker. Sama halnya dengan penambahan pasir yang dilakukan satu minggu sekali, pemangkasan slope bunker juga dilakukan satu minggu sekali. Pemangkasan slope bunker dilakukan dengan menggunakan mower gendong. Pemangkasan slope bunker bertujuan untuk mempertahankan ketinggian rumput yang tidak dapat dijangkau oleh mesin pemangkasan seperti Greens King IV atau mower tipe five gang.
Pemeliharaan Fasilitas dan Utilitas Kegiatan
pemeliharaan
fasilitas
dan
utilitas
bertujuan
untuk
mempertahankan kondisi fasilitas dan utilitas, sehingga penggunaan fasilitas dan utilitas sebagai sarana penunjang permainan, tidak mengganggu berjalannya permainan. Kegiatan ini meliputi kegiatan pemeliharaan gazebo, sistem irigasi dan drainase, jalur sirkulasi (car path), dan pemeliharaan mesin kerja.
Pemeliharaan Gazebo Pemeliharaan rutin yang dilakukan adalah kegiatan pembersihan dari sampah, baik sampah dedaunan maupun sampah yang ditinggalkan oleh pemain pada saat berisitirahat di gazebo. Kegiatan ini dilakukan oleh weeder sebelum melakukan kegiatan pembersihan (penyapuan) lapangan dan weeding. Weeder yang bertanggung jawab atas kebersihan gazebo adalah weeder yang bertugas di lapangan pada hole tersebut. Selain kegiatan pembersihan yang rutin dilakukan, ada pula kegiatan yang dilakukan secara insidentil (tidak rutin). Salah satunya adalah kegiatan perbaikan gazebo. Kegiatan perbaikan yang dilakukan antara lain adalah kegiatan perbaikan atau penggantian atap gazebo yang terbuat dari alang-alang. Selain itu, dilakukan juga kegiatan perbaikan elemen yang berada di dalam gazebo seperti perbaikan meja dan bangku kayu. Kegiatan perbaikan tersebut dilakukan oleh tenaga kerja yang berada dalam bidang lanskap.
Pemeliharaan Sistem Irigasi dan Saluran Drainase Pemeliharaan sistem irigasi dan saluran drainase dilakukan untuk menjaga kondisi sistem irigasi dan saluran drainase agar tetap berfungsi secara optimal sehingga tidak mengganggu kegiatan pemeliharaan yang pada akhirnya dapat mengganggu kondisi lapangan dan kegiatan permainan (Gambar 28). Kegiatan pemeliharaan sistem irigasi lebih dominan pada kegiatan pemeliharaan yang rutin dilakukan, yang meliputi : 1. Rumah Pompa, meliputi kegiatan pemeliharaan kebersihan dan fungsi kerja dari rumah pompa.
2. Pompa, meliputi kegiatan pengecekan dan pengaturan distribusi air dari danau menuju sprinkler. 3. Saluran Air, meliputi kegiatan pembersihan filter dari daun-daun serta sampah yang terjaring dan menempel pada filter saluran air. 4. Pipa-pipa penyambung, meliputi kegiatan pengecekan rutin terhadap jaringan pipa dari kebocoran dan kerusakan lain serta perbaikan tuas pada pipa. 5. Sprinkler, meliputi kegiatan pemangkasan rumput disekitar sprinkler, pembersihan dari sisa top dress, serta melakukan pengecekan terhadap kondisi sprinkler. 6. Control valve, meliputi kegiatan pembersihan dan kegiatan pengecekan terhadap kondisi tuas valve.
Gambar 28. Perbaikan Saluran Drainase Kegiatan pemeliharaan rutin yang dilakukan, secara umum bertujuan untuk mengetahui kondisi seluruh elemen yang ada di lapangan. Kerusakan yang diketahui pada saat dilakukannya pemeliharaan rutin, dapat segera diperbaiki atau dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan di lapangan. Kegiatan perbaikan ini tergolong dalam kegiatan pemeliharaan insidentil. Selain kegiatan pemeliharaan sistem irigasi, kegiatan pemeliharaan saluran drainase juga dilakukan secara rutin. Kegiatan pemeliharaan yang rutin dilakukan adalah kegiatan pemeliharaan bak kontrol yang meliputi kegiatan pemangkasan rumput di sekitar bak kontrol, membersihkan saluran bak kontrol, serta pengecekan kondisi tutup saluran bak kontrol. Sedangkan kegiatan yang tidak
rutin dilakukan adalah pengecekan kondisi lapisan tanah, yang hanya dilakukan jika terlihat adanya genangan air di lapangan.
Pemeliharaan Jalur Sirkulasi (carpath) Sebagai jalur sirkulasi dalam area permainan lapangan golf, carpath memerlukan tingkat pemeliharaan yang cukup tinggi. Hal ini disebabkan karena pengguna lapangan golf yang terdiri dari pemain, pemelihara, maupun tenaga kerja lainnya menggunakan jalur sirkulasi ini sebagai jalur sirkulasi utama. Pemeliharaan yang dilakukan bertujuan untuk menjaga keamanan dan kenyamanan pengguna. Pemeliharaan yang dilakukan pada jalur sirkulasi antara lain adalah penyapuan jalur sirkulasi dari sampah, terutama sampah dedaunan. Penyapuan jalur sirkulasi dilakukan setiap hari oleh weeder, sesuai dengan lokasi kerja masing-masing. Pada kondisi tertentu, misalnya pada saat pekerjaan weeding cukup banyak maupun pada saat jalur sirkulasi tidak terlalu banyak sampah, pekerjaan penyapuan dapat dilakukan satu kali dalam dua hari. Selain pekerjaan penyapuan jalur sirkulasi, pekerjaan pemeliharaan yang dilakukan adalah perbaikan elemen carpath (Gambar 29). Pohon yang terletak terlalu dekat dengan carpath pada umumnya akan memiliki akar pohon yang merusak carpath. Akar pohon menyebabkan conblock carpath terangkat dan membentuk timbunan. Selain mengganggu secara visual, timbunan tersebut menimbulkan gangguan keamanan dan kenyamanan bagi pengguna. Kegiatan perbaikan dilakukan hanya pada titik-titik yang mengalami kerusakan.
Gambar 29. Perbaikan Carpath
Pemeliharaan Mesin Kerja Kegiatan pemeliharaan mesin kerja dilakukan untuk menjaga kondisi mesin kerja sehingga mesin kerja selalu berada dalam kondisi siap untuk digunakan. Selain untuk menjaga kualitas mesin kerja, hal ini juga dilakukan untuk efisiensi waktu kerja bagi operator. Kegiatan pemeliharaan terdiri dari kegiatan pemeliharaan rutin dan kegiatan pemeliharaan insidentil. Kegiatan pemeliharaan rutin yang dilakukan antara lain : 1.
Mengasah pisau mesin pemangkas rumput.
2.
Memeriksa kondisi mesin sebelum dan sesudah digunakan.
3.
Memeriksa kondisi pelumas dan ketersediaan air radiator.
4.
Melakukan penggantian spare part secara teratur.
5.
Melakukan penggantian oli secara teratur.
6.
Mengisi bahan bakar sebelum digunakan.
7.
Mencuci mesin setelah digunakan. Kegiatan pemeliharaan mesin kerja ini dilakukan oleh tenaga kerja bagian
mekanik yang terdiri dari satu orang kepala mekanik dan tiga orang tenaga kerja mekanik. Jam kerja bagian mekanik disesuaikan dengan kebutuhan di lapangan, sehingga tenaga kerja memiliki jam kerja yang berubah-ubah, kecuali bagi kepala mekanik yang memiliki jam kerja tetap yaitu pukul 08.00-16.00. Kegiatan pemeliharaan mesin kerja rutin dilakukan di dalam bengkel kerja mekanik, sedangkan pemeliharaan mesin kerja insidentil dapat dilakukan di dalam bengkel maupun dilakukan langsung di lapangan. Jika terjadi kerusakan mesin kerja yang tidak dapat diperbaiki oleh tenaga kerja mekanik, tenaga kerja mekanik dapat mengajukan surat pengajuan perbaikan kendaraan (Lampiran 10).
PEMELIHARAAN AREA NON PERMAINAN
Pemeliharaan Lanskap di Lapangan Pemangkasan Tanaman Pemangkasan
merupakan
suatu
kegiatan
yang
bertujuan
untuk
mempertahankan bentuk dan ukuran tanaman, sesuai dengan desain awal penanaman. Selain itu, dengan pemangkasan dapat dilakukan juga pengubahan bentuk dan ukuran sesuai dengan keinginan pemilik dan pengelola, sehingga terbentuk perubahan dinamika dalam kurun waktu tertentu. Pemangkasan dilakukan pada semua tanaman yang ada di sekitar area non permainan, seperti pohon, semak, perdu, dan tanaman penutup tanah sesuai dengan tujuan masingmasing. Pemangkasan tanaman penutup tanah merupakan kegiatan pemangkasan yang rutin dilakukan di area non permainan. Hal ini disebabkan karena tanaman penutup tanah merupakan tanaman yang memiliki tingkat pertumbuhan yang cukup tinggi, sehingga dalam jangka waktu tertentu tanaman penutup tanah sudah tidak terlihat indah secara estetika dan dapat mengganggu secara fungsional. Pemangkasan tanaman penutup tanah di area non permainan dilakukan 1 bulan sekali. Pemangkasan diawali pada area non permainan yang dekat atau berada di sekitar area permainan, khususnya pada area jatuhnya bola. Area jatuhnya bola adalah area yang berada di tepi kanan-kiri area permainan, dengan jarak 100-200 meter dari teebox. Selain pemangkasan tanaman penutup tanah, pemangkasan juga dilakukan pada tanaman merambat, semak, perdu, dan pohon. Pemangkasan semak, perdu, dan pohon, dilaksanakan 1-2 bulan sekali, tergantung pada kecepatan pertumbuhan masing-masing tanaman. Pemangkasan yang rutin dilakukan adalah pemangkasan semak yang berfungsi sebagai tanaman pagar dan tanaman merambat yang tumbuh pada pergola, sedangkan pemangkasan perdu dan pohon dilakukan secara insidentil. Pemangkasan perdu dan pohon di Araya Golf and Family Club bertujuan untuk mengurangi tajuk-tajuk yang menyebabkan adanya
naungan pada area permainan, khususnya green dan teebox. Hal ini disebabkan karena adanya naungan pada area green dan teebox dapat menyebabkan rumput pada area tersebut tumbuh tidak sempurna sehingga terjadi kebotakan rumput. Kegiatan pemangkasan tanaman merambat dan dahan pohon ditunjukkan pada Gambar 30.
Gambar 30. Pemangkasan Tanaman Merambat (Kiri) dan Pemangkasan Dahan Pohon (Kanan) Kegiatan pemangkasan dilakukan oleh tenaga kerja dari bagian lanskap. Pemangkasan area tanaman penutup tanah dilakukan oleh dua orang tenaga kerja dengan menggunakan mower gendong. Pemangkasan tanaman merambat dan semak dilakukan oleh dua orang tenaga kerja dengan menggunakan sabit. Sedangkan pemangkasan pohon dilakukan oleh dua orang tenaga kerja dengan menggunakan gergaji dan golok.
Penyiraman Area non permainan tidak menjadi fokus utama dalam pemeliharaan lapangan golf, namun kegiatan pemeliharaan tetap harus dilaksanakan untuk menjaga agar lanskap lapangan golf tetap terlihat indah secara estetika dan fungsional. Salah satu kegiatan pemeliharaan yang mudah dan rutin dilakukan adalah penyiraman. Penyiraman area non permainan dilakukan satu kali dalam satu hari dan tidak dilakukan pada saat hari hujan. Penyiraman dilakukan oleh satu orang tenaga kerja bagian lanskap dengan menggunakan selang plastik berukuran panjang 50 meter dan diameter 3/4”. Sumber air berasal dari sprinkler yang terdapat disekitar area permainan. Untuk
tanaman yang dekat dengan sprinkler, penyiraman dilakukan bersamaan dengan kegiatan penyiraman area permainan.
Pemupukan Kegiatan pemupukan di area non permainan merupakan kegiatan yang tidak rutin dilakukan. Pada umumnya, kegiatan pemupukan hanya dilakukan pada saat penanaman tanaman baru dengan menggunakan pupuk kandang. Hal ini disebabkan karena adanya keterbatasan biaya untuk melaksanakan kegiatan pemupukan ini. Selain itu, terbatasnya jumlah tenaga kerja dan banyaknya jumlah tanaman yang ada di AGFC juga menjadi bahan pertimbangan ketika akan dilaksanakan kegiatan pemupukan.
Pengendalian Gulma, Hama, dan Penyakit Tanaman Pengendalian gulma, hama, dan penyakit tanaman dilakukan secara manual dan kimiawi. Pengendalian secara manual pada umumnya diterapkan untuk melakukan pengendalian gulma, sedangkan pengendalian hama dan penyakit tanaman dilakukan secara kimiawi. Beberapa jenis hama dan penyakit tanaman dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11. Identifikasi Hama dan Penyakit pada Tanaman Lanskap Jenis HPT Hama Tanaman Ulat Daun Ulat Bulu Rayap Penyakit Tanaman Busuk Pangkal Batang Bercak Daun Sumber : Pengamatan (2009)
Jenis Tanaman yang Diserang
Pestisida yang Digunakan
Dadap merah Sengon Kelapa
Dursban Dursban Furadan 3G
Palem Iris (Iris sp.)
Dithane M 45 Daconil
Pengendalian gulma secara manual dilakukan oleh weeder satu kali dalam satu bulan. Kegiatan ini dilakukan dengan menggunakan pisau kape, sapu lidi, serta karung goni sebagai tempat sampah. Sedangkan pengendalian hama dan penyakit tanaman yang dilakukan secara kimiawi, diaplikasikan dengan
menggunakan knapsack hand sprayer oleh dua orang tenaga kerja. Aplikasi pestisida dilakukan hanya pada saat tanaman sudah mulai terserang. Aplikasi pestisida secara preventif tidak rutin dilakukan.
Kegiatan Perbaikan Spot Tanaman Pada kurun waktu tertentu, tanaman dapat mengalami kerusakan hingga kematian yang menyebabkan kualitas estetika dan fungsional menjadi berkurang. Untuk mengatasi hal tersebut, maka dilakukan kegiatan perbaikan tanaman pada titik-titik tertentu sesuai dengan kebutuhan pada area tersebut. Namun selain kegiatan perbaikan yang dilakukan karena adanya kerusakan maupun kematian tanaman, perbaikan spot tanaman juga dapat dilakukan untuk mengganti tanaman yang lama dengan tanaman yang baru ketika tanaman yang lama dianggap sudah tidak sesuai dengan kebutuhan di lapangan. Sebagian besar tanaman yang digunakan dalam kegiatan perbaikan merupakan tanaman yang dibudidayakan di nursery AGFC.
Pemeliharaan Lanskap di Club House Club House merupakan area penunjang bagi lapangan golf Araya Golf and Family Club. Hal ini disebabkan karena Club House berfungsi sebagai area penerimaan sebelum pengunjung masuk ke area permainan golf. Sebagai area penunjang, pemeliharaan lanskap Club House mutlak diperlukan. Pemeliharaan yang dilakukan terdiri dari pemeliharaan yang rutin dilakukan dan pemeliharaan yang dilakukan hanya pada saat dibutuhkan (insidentil). Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan antara lain adalah pemangkasan, penyiraman, pemupukan, pengendalian gulma, hama, dan penyakit tanaman, dan pemeliharaan kolam.
Pemangkasan Tanaman Kegiatan pemangkasan merupakan kegiatan yang tidak rutin dilakukan. Kegiatan ini meliputi pemangkasan rumput, ground cover, semak, perdu, tanaman merambat, tanaman air, dan pohon. Penataan dan desain taman dengan konsep Bali menyebabkan tanaman pada area ini tidak memerlukan tingkat pemangkasan yang tinggi, selain disebabkan juga karena banyaknya jenis dan jumlah tanaman
yang ditanam. Kegiatan pemangkasan masing-masing jenis tanaman dilakukan sesuai dengan kecepatan tumbuh masing-masing tanaman. Peralatan kerja yang digunakan juga tergantung pada tujuan pemangkasan. Pemangkasan rumput dilakukan oleh satu orang tenaga kerja dengan menggunakan walking behind mower. Pada umumnya, pemangkasan dilakukan satu kali dalam satu minggu. Namun pada saat tenaga kerja dibutuhkan untuk mengerjakan pekerjaan yang lain, pemangkasan dapat dilakukan satu kali dalam dua minggu. Pemangkasan ground cover, tanaman merambat, semak, perdu, tanaman air, dan pohon hanya dilakukan pada saat pertumbuhan tanaman sudah mulai mengganggu sirkulasi manusia maupun kendaraan, dan mengganggu secara visual. Peralatan yang digunakan dalam kegiatan pemangkasan dapat berupa gunting tanaman, sabit, golok, maupun gergaji. Kegiatan ini dapat dilakukan oleh 1-2 orang tenaga kerja.
Penyiraman Penyiraman tanaman di area Club House dilakukan dua kali dalam satu minggu, yaitu pada hari Selasa dan Sabtu. Penyiraman yang dilakukan meliputi penyiraman tanaman indoor dan tanaman outdoor. Penyiraman tanaman outdoor dilakukan dengan menggunakan selang plastik berukuran panjang 50 meter dan diameter ¾”. Sedangkan penyiraman tanaman indoor dilakukan dengan menggunakan embrat.
Pemupukan Kegiatan pemupukan dilakukan setiap 3-4 bulan sekali yang dikerjakan oleh 2-3 orang tenaga kerja. Jenis pupuk yang digunakan adalah pupuk kandang yang dicampur dengan sekam. Perbandingan pupuk kandang dan sekam yang digunakan adalah 1 : 4, hal ini disebabkan karena pemupukan yang dilakukan dengan kadar pupuk kandang yang tinggi menyebabkan banyaknya gangguan hama tanaman, khususnya white grubs. Metode pemupukan yang digunakan adalah dengan cara menebar langsung ke permukaan tanah. Kegiatan pemupukan
diikuti dengan kegiatan penyiraman untuk membantu meratakan pupuk dan memadatkan pupuk di atas permukaan tanah.
Pemeliharaan Kolam Ikan Pada halaman depan Club House AGFC terdapat kolam ikan berbentuk persegi dengan ukuran 3x7 meter. Kolam ini terbuat dari susunan batu candi dengan air mancur pada bagian tengah. Pemeliharaan kolam dilakukan dengan pemeliharaan tanaman air, pemeliharaan ikan, dan pemeliharaan elemen kolam. Elemen kolam dibersihkan satu kali dalam tiga bulan yang dilakukan secara manual oleh 2-3 orang tenaga kerja bagian lanskap. Tanaman air dapat ditambah, dikurangi, maupun diganti sesuai dengan tatanan yang diinginkan.
Pembuatan Dekorasi Taman Club House Araya Golf and Family Club memiliki beberapa ruangan baik indoor maupun outdoor yang dapat disewa oleh pihak umum untuk menyelenggarakan acara tertentu seperti rapat, gathering, pesta ulang tahun, maupun pesta pernikahan. Selain acara yang diselenggarakan oleh pihak umum, turnamen golf yang sering diadakan juga menggunakan club house, khususnya lokasi yang dekat dengan restoran. Pembuatan dekorasi acara-acara tersebut menjadi tanggung jawab divisi Golf Course Maintenance AGFC. Pembuatan dekorasi ini bersifat insidentil dan dilakukan satu hari sebelum acara diselenggarakan. Permintaan kegiatan pembuatan dekorasi ini dapat dilakukan dengan menggunakan form work order (Lampiran 10). Kegiatan ini dilaksanakan oleh 4-5 orang tenaga kerja bagian lanskap dibawah pengawasan langsung dari landscape supervisor. Pada umumnya, pembuatan dekorasi dilaksanakan dengan koordinasi dengan departemen Mechanical Engineering.
Pemeliharaan Family Club Family Club merupakan area terpisah dari lapangan golf AGFC yang terletak berdampingan dengan Club House AGFC. Family Club (FC) merupakan gabungan dari beberapa jenis sarana olahraga yang juga berfungsi sebagai area rekreasi dan relaksasi. Beberapa jenis sarana olahraga yang terdapat di family club
antara lain adalah kolam renang, lapangan tenis keras, lapangan tenis rumput, lapangan sepak bola, lapangan basket, lapangan bulutangkis indoor, lapangan voli, dan fitness centre. Dari berbagai sarana olehraga yang terdapat di FC-AGFC, hanya kolam renang, lapangan tenis rumput, dan lapangan sepak bola yang berada di bawah pemeliharaan divisi Golf Course Maintenance (GCM).
Kolam Renang Pada area kolam renang FC-AGFC, divisi GCM hanya bertanggung jawab terhadap tanaman yang ada, baik tanaman indoor maupun tanaman outdoor. Pemeliharaan elemen kolam tidak berada dibawah pemeliharaan divisi GCM. Pemeliharaan yang dilakukan antara lain adalah pemangkasan, penyiraman, pemupukan, pengendalian gulma, hama, dan penyakit tanaman, serta penggantian tanaman. Pemangkasan tidak dilakukan secara rutin. Pemangkasan dilakukan ketika ranting sudah mulai terlihat menaungi kolam. Pemangkasan perlu dilakukan untuk mencegah rontoknya daun dan bunga yang dapat menyebabkan kebersihan kolam terganggu. Selain itu ranting yang terlihat menjulur dan mengganggu sirkulasi juga harus segera dipangkas. Kegiatan penyiraman dilakukan dua kali dalam satu minggu, yaitu pada hari Selasa dan Sabtu. Kegiatan penyiraman dan pemupukan juga dapat dilakukan bersamaan dengan kegiatan penyiraman dan pemupukan di area Club House. Penyiraman dilakukan oleh 1-2 orang tenaga kerja bagian lanskap dengan menggunakan selang berukuran panjang 50 meter dan diameter ¾”. Sedangkan kegiatan pemupukan dilakukan oleh 3-4 orang dengan menggunakan pupuk kandang yang dicampur sekam dengan perbandingan 1 : 4. Pemupukan dilakukan 3-4 bulan sekali dengan cara ditebar langsung diatas permukaan tanah.
Lapangan Tenis Rumput Pemeliharaan rumput pada lapangan tenis rumput FC-AGFC berada di bawah tanggung jawab divisi Golf Course Maintenance (GCM). Sedangkan pemeliharaan elemen lainnya berada di bawah departemen Mechanical Enginering (ME). Pemeliharaan yang dilakukan oleh divisi GCM antara lain
adalah pemangkasan rumput, penyiraman, pemupukan, dan pengendalian gulma, hama, dan penyakit tanaman. Pemangkasan rumput lapangan tenis dilakukan satu kali dalam satu minggu yaitu pada hari Kamis. Pemangkasan dilakukan oleh satu orang tenaga kerja operator dengan menggunakan Jacobsen Greens King IV atau Jacobsen PGM 22. Pemangkasan area permainan yang dilakukan dengan menggunakan Jacobsen Greens King IV menghasilkan tinggi potongan 4,7 mm. Sedangkan pemangkasan area non permainan (area diluar garis batas permainan) yang dilakukan dengan menggunakan Jacobsen PGM 22 menghasilkan tinggi potongan 6,5 mm. Pemangkasan rumput yang dilakukan diikuti dengan pengecatan batas lapangan dengan menggunakan cat maxilite super white. Penyiraman rumput lapangan tenis dilakukan tiga kali dalam satu minggu, yaitu pada hari Senin, Rabu, dan Sabtu. Penyiraman dilakukan oleh satu orang tenaga kerja dengan menggunakan selang plastik berukuran panjang 50 meter dan diameter 1”. Kegiatan pemupukan dilakukan satu kali dalam satu minggu, bersamaan dengan kegiatan pemupukan yang dilakukan di area green. Jenis pupuk yang digunakan juga mengikuti jenis pupuk yang digunakan pada area green.
Lapangan Sepak Bola Lapangan sepak bola FC-AGFC terletak tepat di depan gedung pemeliharaan GCM. Pemeliharaan lapangan yang dilakukan divisi GCM hanya berupa kegiatan pemangkasan yang dilakukan satu kali dalam satu minggu, yaitu pada hari Kamis. Pemangkasan dilakukan oleh satu orang tenaga kerja operator dengan menggunakan traktor five gang mower dengan ketinggian pangkasan 35 mm. Kegiatan pemeliharaan lain seperti pemupukan dan pengendalian gulma, hama, dan penyakit tanaman tidak dilakukan pada area ini. Hal ini disebabkan karena adanya keterbatasan biaya dan tenaga kerja pemeliharaan, disamping karena lapangan ini memang tidak terlalu sering digunakan.
Pemeliharaan Nursery Nursery merupakan tempat untuk melakukan kegiatan budidaya atau perbanyakan tanaman, baik berupa tanaman lanskap maupun rumput golf. Dalam industri lapangan golf, nursery dibutuhkan untuk dapat menyediakan kebutuhan rumput dan tanaman lanskap sesuai dengan jenis tanaman yang ada di lapangan. Nursery merupakan unsur penunjang bagi kegiatan pemeliharaan. Lapangan golf AGFC memiliki satu buah nursery yang khusus membudidayakan beberapa jenis tanaman lanskap. Pada saat kegiatan magang dilaksanakan, lapangan golf AGFC sedang membuat satu nursery baru yang akan dikhususkan untuk membudidayakan jenis rumput golf. Kegiatan pemeliharaan nursery tanaman lanskap yang sudah dilakukan antara lain adalah perawatan tanaman, penyiraman, pemupukan, perbanyakan tanaman, serta pengendalian gulma, hama, dan penyakit tanaman.
Perawatan Tanaman Kegiatan pemeliharaan yang rutin dilakukan di dalam nursery salah satunya adalah kegiatan perawatan tanaman. Perawatan tanaman merupakan kegiatan yang bertujuan agar tanaman yang berada di nursery selalu berada dalam kondisi yang baik sehingga dapat langsung digunakan ketika tanaman tersebut dibutuhkan. Kegiatan perawatan tanaman yang rutin dilakukan meliputi memeriksa kondisi tanaman, membuang daun-daun yang layu dan kering, membuang rumput liar yang tumbuh di sekitar tanaman, dan menambahkan media tanah jika media sudah terlihat berkurang. Kegiatan perawatan tanaman ini dilakukan oleh satu orang tenaga kerja lanskap satu kali dalam satu minggu.
Penyiraman Penyiraman diperlukan untuk menjaga agar kondisi media tanam selalu dapat menyediakan kebutuhan air bagi tanaman. Penyiraman di dalam nursery dilakukan setiap hari pada pagi hari oleh satu orang tenaga kerja bagian lanskap. Namun jika hari hujan atau kondisi media tanam masih terlihat basah, penyiraman dapat tidak dilakukan. Penyiraman dilakukan dengan menggunakan selang plastik dengan sumber air yang berasal dari bagian depan nursery.
Pemupukan Pupuk yang digunakan pada tanaman di dalam nursery merupakan campuran antara pupuk kandang dan sekam dengan komposisi 1 : 4. Pemupukan dilakukan setiap dua minggu sekali dengan cara ditebar langsung diatas permukaan tanah. Kegiatan pemupukan dilakukan oleh satu orang tenaga kerja bagian lanskap, yang juga bertanggung jawab atas seluruh kegiatan yang dilakukan di dalam nursery.
Perbanyakan Tanaman Perbanyakan tanaman bertujuan untuk dapat menyediakan kebutuhan tanaman dalam jumlah maksimal. Kegiatan perbanyakan tanaman dilakukan satu kali dalam satu minggu oleh 1-2 orang tenaga kerja. Tanaman diperbanyak dengan cara memisahkan anakannya maupun dengan cara stek. Tanaman yang diperbanyak dipindahkan ke dalam polybag dengan media tanam tanah yang dicampur dengan sekam dan pupuk kandang. Selain dengan cara stek maupun memisahkan anakannya, perbanyakan tanaman juga dapat dilakukan dengan cara mengambil anakan beberapa jenis tanaman seperti sengon dan daun bunga kupu-kupu yang tumbuh di sekitar nursery dan lapangan. Anakan-anakan inilah yang kemudian dipelihara di dalam nursery dan kemudian digunakan untuk menyulam beberapa jenis tanaman di lapangan yang dianggap sudah tidak sesuai dengan kebutuhan di lapangan.
PEMBAHASAN
Struktur Organisasi Araya Golf and Family Club sudah memiliki struktur organisasi yang tersusun dengan baik. Adanya struktur organisasi mengakibatkan adanya susunan kewenangan dan tanggung jawab yang cukup jelas. Setiap divisi dan bagian telah mengetahui setiap hak, tugas, dan kewajiban masing-masing, sehingga diharapkan tidak terjadi adanya ketumpang tindihan dan pelemparan tanggung jawab dari setiap bagian. Struktur organisasi PT AMAG, khususnya pada divisi Golf Course Maintenance (GCM) sudah tersusun dengan baik. Hal ini terlihat dengan adanya Golf Course Superintendent (GCS) selaku penanggung jawab dari seluruh kegiatan yang ada di lapangan golf, yang dibantu oleh satu orang administrator yang bertanggung jawab atas seluruh kegiatan administrasi yang berkaitan dengan kegiatan operasional pemeliharaan lapangan golf dan tenaga kerja dalam divisi GCM . Departemen GCM membagi kewenangan kedalam dua sub divisi, yaitu divisi lapangan dan divisi mekanik yang masing-masing dikepalai oleh satu orang supervisor. Dalam divisi lapangan, kewenangan dibagi lagi ke dalam beberapa bagian, yaitu bagian rumput, lanskap, irigasi, dan operator. Masing-masing bagian dikepalai oleh satu orang chief yang bertugas untuk membuat jadwal kerja dan alokasi tenaga kerja bagi setiap pekerjaan. Pada umumnya, alur pekerjaan diawali dari General Manager yang memberikan pekerjaan kepada GCS untuk kemudian disampaikan kepada masingmasing supervisor. Supervisor memiliki kewajiban untuk menyampaikan informasi pekerjaan secara detail kepada masing-masing chief sehingga diharapkan tidak terjadi kekeliruan di dalam pelaksanaan pekerjaan. Chief bertugas untuk menyesuaikan pekerjaan tambahan dengan jadwal kerja yang sudah dibuat, serta mengalokasikan tenaga kerja secara efektif dan efisien agar tidak ada pekerjaan yang terbengkalai. Chief berhak untuk mengajukan lembur bagi tenaga kerja didalam bagiannya jika memang diperlukan. Permasalahan dapat terjadi ketika tidak diperoleh kesepakatan mengenai prioritas pekerjaan yang harus dilaksanakan. Pengambilan keputusan yang harus
dilakukan secara cepat juga seringkali menjadi permasalahan. Salah satu penyebab terjadinya permasalahan seperti ini adalah pengalihan tenaga kerja ke dalam suatu pekerjaan yang bukan menjadi kewajibannya. Seluruh tenaga kerja di departemen GCM sudah mengetahui tugas dan kewajiban masing-masing. Namun adanya pekerjaan insidentil yang tidak terkoordinasi dengan baik, dapat menimbulkan ketumpang-tindihan pekerjaan antara pekerjaan insidentil dengan pekerjaan rutin. Pekerjaan insidentil yang membutuhkan banyak tenaga kerja terkadang menggunakan tenaga kerja dari bagian lain, sehingga pekerjaan dalam bagian tertentu tidak berjalan dengan baik. Hal ini dapat menimbulkan tindakan saling melempar tanggung jawab ketika GCS mengevaluasi hasil kerja dari masing-masing bagian. Selain itu, tidak adanya Assistant Superintendent juga memberikan dampak yang kurang baik bagi kegiatan pemeliharaan. Hal ini disebabkan karena tidak adanya pihak yang mampu memberikan keputusan ketika Superintendent sedang memiliki kepentingan lain diluar kantor. Tenaga kerja lapangan bekerja sejak pukul 05.00 pagi, sedangkan jam kerja Superintendent dimulai pada pukul 08.00. Perbedaan jam kerja antara Superintendent dan tenaga kerja lapangan ini juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi efisiensi dan efektivitas kerja. Hal ini terlihat ketika terjadi permasalahan di lapangan pada pagi hari, namun supervisor lapangan tidak berani mengambil keputusan sebelum mendapat persetujuan dari Superintendent.
Pengunjung Sebagai salah satu indikator pengukur keberhasilan kegiatan pemeliharaan yang dilakukan di suatu padang golf, jumlah pengunjung per tahun dapat menentukan nilai dari kualitas padang golf itu sendiri. Mengacu pada tabel 2 mengenai komposisi pengunjung Araya Golf tahun 2006, 2007, 2008, dan 2009, dapat dilihat bahwa penurunan pengunjung terjadi dari tahun 2008 ke tahun 2009. Dalam 1 semester awal (Januari-Juni) jumlah pengunjung pada tahun 2006 berjumlah 4492 pengunjung, tahun 2007 sebanyak 5863 pengunjung, tahun 2008 sebanyak 6210 pengunjung, dan tahun 2009 sebanyak 4926 pengunjung. Terjadi penurunan sebanyak 20,7% dari tahun 2008 ke tahun 2009. Jika dibandingkan
dengan kenaikan pengunjung sebesar 30,5% dari tahun 2006 ke tahun 2007 dan kenaikan sebesar 6% dari tahun 2007 ke tahun 2008, maka penurunan yang terjadi menunjukkan bahwa kualitas lapangan mengalami penurunan. Kenaikan jumlah pengunjung sebesar 6% dari tahun 2007 ke tahun 2008 juga dapat menunjukkan bahwa sudah mulai terjadi penurunan kualitas lapangan golf sehingga peningkatan jumlah pengunjung menjadi lebih kecil dari tahun sebelumnya. Berdasarkan pengamatan di lapang, banyaknya gulma dan aliran drainase yang kurang baik dapat menjadi penyebab utama terjadinya penurunan kualitas lapangan. Namun, pada saat kegiatan magang dilakukan, kegiatan perbaikan drainase dan kegiatan pengendalian gulma sudah mulai dilakukan. Dalam industri lapangan golf, tidak hanya faktor lapangan yang dapat mempengaruhi terjadinya penurunan pengunjung. Namun faktor lain seperti marketing, restaurant, tempat parkir, pelayanan, dan kenyaman sejak pengunjung datang sampai pengunjung meninggalkan Araya Golf and Family Club juga mempengaruhi minat pengunjung untuk melakukan kunjungan berikutnya.
Tenaga Kerja Seluruh tenaga kerja divisi GCM sudah mengetahui tugas dan kewajiban masing-masing.
Pekerjaan
masing-masing
langsung
dilaksanakan
tanpa
menunggu adanya instruksi dari masing-masing chief atau supervisor. Selain efisiensi waktu kerja, salah satu nilai positifnya adalah adanya tanggung jawab masing-masing tenaga kerja terhadap pekerjaannya. Namun selain nilai positif, tipe pelaksanaan pekerjaan seperti ini juga memiliki beberapa nilai negatif. Salah satu contoh nilai negatifnya terjadi ketika adanya perubahan prioritas kerja di lapangan (Muttaqin, 2000). Sebagai contoh, kegiatan pemupukan maupun aplikasi pestisida pada area fairway jarang dilakukan. Namun ketika kegiatan pemupukan maupun aplikasi pestisida dilakukan, karena tidak adanya instruksi yang jelas dari supervisor lapangan kepada seluruh chief bagian, seluruh tenaga kerja tetap mengerjakan pekerjaannya. Sehingga area yang baru saja dipupuk atau diaplikasi dengan pestisida, dapat mengalami pemangkasan maupun penyiraman yang menyebabkan pupuk dan pestisida tidak dapat berfungsi secara optimum. Kondisi ini
tidak
selalu
terjadi,
namun
dapat
terjadi
ketika
instruksi
tidak
terkomunikasikan dengan baik. Adanya penjelasan singkat (briefing) dari supervisor kepada seluruh tenaga kerja sebelum pelaksanaan pekerjaan diperlukan untuk mengatasi hal semacam ini. Sebagian besar tenaga kerja AGFC merupakan penduduk yang tinggal di sekitar lapangan golf, khususnya tenaga kerja harian. Tingkat pendidikan tenaga kerja harian ini juga tergolong cukup rendah, sebagian merupakan lulusan SMP, lulusan SD, dan bahkan sebagian (khususnya tenaga kerja harian wanita) merupakan tenaga kerja yang tidak sampai lulus SD. Tingkat pendidikan yang cukup rendah ini memberikan kesulitan tersendiri, khususnya dalam hal komunikasi dan interaksi. Sebagai contoh, hasil penyapuan lapangan oleh weeder diminta untuk dikumpulkan di dalam karung untuk kemudian dibakar di tempat yang jauh dari area permainan. Namun, weeder menganggap menyimpan sampah terlebih dahulu merupakan tindakan yang kurang efisien, sehingga weeder sering terlihat membakar sampah di samping area permainan. Peringatan yang diberikan hanya dijalankan ketika chief atau supervisor berada di sekitar lokasi kerja mereka, namun ketika tidak ada yang mengawasi kebiasaan weeder kembali berulang. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk memperbaiki kebiasaan kerja yang kurang baik adalah dengan cara training. Training dilakukan dengan tujuan memberikan pelatihan cara kerja yang baik serta memberikan pengertian kepada masing-masing tenaga kerja mengenai peraturan-peraturan yang telah dibuat. Selain itu training juga dapat digunakan sebagai sarana untuk melatih komunikasi interaktif dari tenaga kerja tetap kepada tenaga kerja harian, sehingga tidak tercipta kecanggungan ketika komunikasi berlangsung di lapangan.
Peralatan dan Bahan Sebagian besar peralatan kerja non mesin seperti cangkul, golok, dan gergaji yang digunakan dalam kegiatan pemeliharaan lapangan golf AGFC merupakan inventarisasi pribadi dari masing-masing tenaga kerja. Hal ini disebabkan karena peminjaman inventarisasi milik perusahaan yang disediakan, tidak terdata dengan baik sehingga banyak peralatan yang hilang.
Administrator selaku pihak yang bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan administrasi, hanya melakukan pencatatan terhadap penggunaan bahan kimia dan bahan bakar untuk pelaksanaan pemeliharaan. Pencatatan penggunaan peralatan kerja tidak pernah dilakukan, padahal setiap hari peralatan kerja digunakan oleh tenaga kerja yang berbeda-beda. Selain untuk kebutuhan inventarisasi peralatan, pencatatan penggunaan alat kerja sebaiknya juga diperlukan untuk melatih tanggung jawab masing-masing tenaga kerja terhadap peralatan yang digunakan. Sistem penggunaan satu peralatan oleh satu orang juga dapat diterapkan untuk mempermudah kegiatan inventarisasi.
Pemeliharaan Area Permainan Sebagai area dengan tingkat penggunaan paling intensif, area permainan memerlukan tingkat pemeliharaan yang sangat tinggi. Pemeliharaan dilakukan dengan cara pemangkasan, penyiraman, pemupukan, pengendalian gulma, hama, dan penyakit, serta melakukan kegiatan kultivasi. Selain itu, bunker yang menjadi rintangan bagi permainan golf juga memerlukan pemeliharaan yang cukup intensif agar tidak mengganggu berjalannya permainan. Seluruh kegiatan pemeliharaan bertujuan agar kondisi lapangan selalu berada dalam kondisi yang optimum. Kegiatan pemeliharaan terdiri dari kegiatan rutin dan kegiatan insidentil. Kegiatan rutin merupakan kegiatan yang sudah terjadwal, baik berupa kegiatan harian, mingguan, bulanan, maupun tahunan. Araya Golf and Family Club memiliki program kerja harian, mingguan, bulanan, dan tahunan. Namun kegiatan-kegiatan tersebut tidak tertulis dalam suatu susunan jadwal kerja dan hanya dipahami secara lisan. Hal seperti ini terkadang membawa kesulitan, sehingga tidak seluruh program kerja dapat terlaksana sesuai dengan yang sudah dijadwalkan.
Pemeliharaan Fisik Area permainan padang golf terdiri dari green, teebox, fairway, rough, dan hazard. Masing-masing area memiliki fungsi yang berbeda yang didukung dengan
penggunaan beberapa jenis varietas rumput bermuda (Cynodon L.C. Rich) yang berbeda. Sebagai area dengan intensitas penggunaan yang paing tinggi, green dan teebox menggunakan jenis rumput bermuda varietas Tifdwarf (Cynodon dactylon var tifdwarf), sedangkan fairway dan rough menggunakan jenis rumput bermuda varietas Tifway (Cynodon dactylon var tifway). Kedua jenis rumput tersebut merupakan jenis rumput hasil persilangan antara Cynodon dactylon dan Cynodon transvaalensis. Menurut Tjahjono (2008) secara umum Cynodon L.C. Rich merupakan jenis rumput yang dapat tumbuh pada berbagai jenis media tanam, memiliki ketahanan yang cukup terhadap keasaman, namun kurang baik berada di bawah naungan serta media yang becek. Namun secara khusus, Cynodon dactylon var Tifway merupakan jenis rumput yang berdaun kaku, tahan terhadap penyakit, tahan terhadap gulma, tahan injakan, serta memiliki daya pemulihan dan daya tumbuh yang tinggi. Sedangkan Cynodon dactylon var Tifdwarf merupakan jenis rumput yang memiliki daun, batang, dan malai berukuran kecil, tahan terhadap pemangkasan pendek, memiliki tajuk yang rapat, memiliki daya pemulihan yang cepat, serta memiliki ketahanan terhadap pemadatan tanah. Perbedaan penggunaan varietas rumput dan fungsi yang berbeda pada masing-masing area menyebabkan adanya perbedaan perlakuan pada kegiatan pemeliharaan yang meliputi pemangkasan, penyiraman, pemupukan, pengendalian gulma, hama, dan penyakit, serta kegiatan kultivasi.
Pemangkasan Rumput merupakan elemen utama pada lapangan golf, sebab seluruh kegiatan permainan dilakukan diatas permukaan rumput. Rumput yang digunakan untuk permainan golf harus memiliki kualitas yang baik, baik kualitas secara fungsional maupun kualitas secara visual. Kualitas fungsional dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain elastisitas, resiliensi, ketegaran, perakaran, kekakuan, serta kemampuan untuk melakukan pemulihan. Sedangkan kualitas visual dipengaruhi oleh kerapatan, tekstur, keseragaman, warna, dan kehalusan. Secara umum, faktor yang mempengaruhi kualitas fungsional dan kualitas visual saling
berkaitan. Namun, untuk menunjang berjalannya permainan, kualitas fungsional merupakan kualitas yang diutamakan tercapai. Pencapaian kualitas visual dan fungsional yang paling diutamakan adalah pencapaian kualitas pada area green yang salah satunya dapat diukur dengan mengetahui speed green. Speed green merupakan kecepatan laju bola pada permukaan green yang diukur dengan menggunakan Stimpmeter. Nilai speed green yang baik berkisar antara 7-8 inch dalam kondisi area permainan normal dan 9-10 inch untuk kondisi area permainan turnamen. Nilai speed green padang golf AGFC terdapat pada Lampiran 12. Pemangkasan rumput merupakan perlakuan budidaya yang sangat mendasar yang berpengaruh terhadap pengelolaan rumput di padang golf. Untuk memperoleh
kualitas
visual
dan
fungsional
sesuai
dengan
kebutuhan,
pemangkasan rumput padang golf dilakukan secara rutin. Pemangkasan secara rutin dengan tingkat intensitas yang tinggi dapat membawa dampak yang kurang baik bagi rumput. Menurut Fahmy (2002) pemangkasan yang terlalu sering dapat menyebabkan penurunan cadangan dan produksi karbohidrat, yang dapat menurunkan tingkat pertumbuhan akar, sehingga rumput lebih rentan terhadap penyakit. Pedoman pemangkasan rumput yang baik yaitu pemangkasan tidak dilakukan lebih dari 40% pertumbuhan secara vertikalnya pada setiap kali pemangkasan (Gambar 31). Namun pemangkasan dengan frekuensi yang tidak teratur juga dapat membawa dampak yang kurang baik, antara lain menimbulkan kontur yang tidak beraturan dan mempertebal thatch.
Gambar 31. Pedoman Pemangkasan Selain frekuensi dan tinggi pangkasan, pola pemangkasan juga merupakan salah satu kriteria pemangkasan yang mempengaruhi kualitas visual dan
fungsional lapangan golf. Tujuan utama pengubahan pola pemangkasan pada setiap kegiatan pemangkasan adalah mempertahankan agar pertumbuhan rumput tidak condong ke salah satu sisi. Rumput yang tidak tumbuh dengan tegak dapat mengganggu gelinding bola pada rumput sehingga mengganggu permainan secara fungsional. Selain itu, pengubahan pola pemangkasan juga bertujuan untuk mengendalikan persebaran biji, mengurangi kerusakan pada rumput, dan meningkatkan kualitas estetika rumput. Pola gelap-terang pada rumput dapat dicapai dengan perbedaan arah pemangkasan. Perbedaan arah pemangkasan rumput dilakukan hampir pada seluruh area permainan. Menurut Emmons (2000) beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas fungsional rumput pada padang golf dipengaruhi oleh kualitas alat potong rumput. Secara umum, alat potong rumput dibagi kedalam tiga tipe, yaitu flail mower, rotary mower, dan reel mower (Gambar 32).
Gambar 32. Tampak Samping Reel Mower dan Rotary Mower Flail mower merupakan alat yang memangkas rumput berdasarkan pisau yang berputar secara vertikal. Alat pangkas dengan tipe ini biasanya digunakan pada daerah permukaan tanah yang keras atau berbatu. Rotary mower merupakan alat yang memangkas rumput berdasarkan pisau yang berputar secara horizontal.
Sedangkan reel mower merupakan alat pangkas yang terdiri dari pisau silinder dan bedknife. Prinsip pemangkasan dengan menggunakan reel mower hampir sama dengan prinsip pemangkasan dengan menggunakan gunting. Pisau silinder berputar sedangkan bedknife bersifat statis. Seluruh alat pangkas rumput AGFC menggunakan alat dengan tipe reel mower. Hal ini disebabkan karena reel mower dapat melakukan pemangkasan dengan hasil pemangkasan yang cukup pendek. Ketajaman pisau merupakan faktor utama yang mempengaruhi kualitas hasil pangkasan. Pisau yang kurang tajam akan menyebabkan potongan rumput seperti tersobek sehingga menyebabkan pertumbuhan terhambat serta mudah terserang penyakit. Tenaga kerja mekanik bertanggungjawab untuk memastikan pisau pada alat potong sudah memiliki ketajaman yang cukup. Beberapa jenis alat pangkas perlu diasah setiap hari, seperti green mower PGM 22 yang digunakan untuk memangkas rumput pada green. Namun pisau alat pangkas jenis riding mower cukup diasah satu kali dalam satu minggu.
Penyiraman Penyiraman padang golf AGFC dilakukan sesuai dengan keadaan cuaca di lapangan. Penyiraman dapat dilakukan 1-2 kali dalam satu hari jika kondisi sangat kering, sedangkan penyiraman tidak dilakukan pada saat hari hujan. Waktu penyiraman pada umumnya dilakukan pada pukul 05.00 hingga selesai, kendala yang dihadapi pada penyiraman pagi hari adalah kedatangan pengunjung yang dimulai pada pukul 06.00. Penyiraman yang dilakukan pada pagi hari bertujuan untuk menghilangkan embun pada rumput, sebab embun pada rumput dapat menyebabkan berkembangnya beberapa jenis penyakit. Sedangkan penyiraman sore hari dilakukan untuk menambah ketersediaan air di dalam tanah setelah mengalami proses penguapan pada siang hari. Sebagai area dengan frekuensi pemangkasan yang tinggi, green dan teebox merupakan area yang memiliki sistem perakaran yang dangkal (Gambar 33). Sistem perakaran yang dangkal memerlukan air dalam jumlah sedikit, namun dengan frekuensi yang cukup tinggi. Hal ini menyebabkan area green dan teebox merupakan area yang memiliki intensitas penyiraman yang lebih tinggi dibandingkan area fairway maupun rough.
Gambar 33. Sistem Perakaran Rumput Menurut Mintaharja dan Alyasa (2000), waktu penyiraman yang tepat adalah sebelum terjadi kelayuan daun. Adanya bekas jejak kaki pada rumput menunjukkan bahwa kelayuan daun sudah mulai terjadi. Lapisan tanah pada kedalaman 15-20 cm yang kurang mengandung air juga menunjukkan waktu penyiraman harus segera dilakukan. Pengamatan lapisan tanah dapat dilakukan pada hole yang terdapat di green.
Pemupukan Tanah secara normal mengandung 1-4%, atau 8% bahan organik yang berasal dari dekomposisi akar, serangga, cacing, dan modifikasi tanah. Keuntungan dari adanya bahan organik terhadap tanah adalah meningkatnya aerasi, retensi air, pergerakan air, ketersediaan hara, dan struktur tanah. Selain mengurai dan membentuk bahan organik dalam tanah, organisme tanah juga berperan sebagai penambat nitrogen, pengubah sulfur dan nitrogen, serta meningkatkan drainase dan aerasi tanah (Mintaharja dan Alyasa, 2000). Padang golf merupakan area yang menggunakan pasir sebagai media tanamnya. Pasir yang digunakan berdiameter 0,05 - 2
mm. Pasir memiliki
kekurangan dalam kemampuan menahan air dan minimal dalam melakukan aktifitas kimia sehingga tidak mengandung bahan organik. Namun, pasir memiliki kelebihan dalam mengurangi permasalahan pemadatan tanah. Pemupukan padang golf dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan bahan organik bagi rumput. Penggunaan pasir sebagai media tanam menyebabkan pemupukan dibutuhkan secara intensif. Masing-masing area memiliki ketentuan
pemupukan yang berbeda-beda. Perbedaan dipengaruhi oleh faktor intensitas penggunaan masing-masing area. Pemupukan green dilakukan satu kali dalam satu minggu. Sedangkan pemupukan teebox dilakukan satu kali dalam dua minggu. Jenis pupuk yang digunakan adalah pupuk granul yang terdiri dari NPK Femoscub 14-14-17, NPK 15-15-15, serta urea dan pupuk cair yang terdiri dari OTO (Olah Tanah Otomatis), antidol, serta adaptor. Aplikasi pupuk granul pada area sempit seperti green dan teebox dilakukan dengan menggunakan walking scott spreader, sedangkan aplikasi pupuk cair dilakukan dengan menggunakan knapsack (hand sprayer). Dosis pupuk granul yang digunakan pada area green dan teebox sebesar 14-15 gr/m2 atau 0,75-1 gr N/m2. Area fairway dan rough merupakan area yang memiliki luasan yang cukup besar. Aplikasi pupuk granul pada area yang luas seperti fairway dan rough menggunakan spreader vicon dengan bak kapasitas 1 ton yang ditarik dengan menggunakan traktor. Pada umumnya hanya pupuk NPK saja yang diaplikasikan dalam bentuk granul, sedangkan pupuk urea diaplikasikan dengan cara dilarutkan dalam air. Aplikasi pupuk cair dilakukan dengan menggunakan Workman TORO 3200 boom sprayer. Dosis aplikasi pupuk yang disarankan adalah sebesar 0,75-1 gr N/m2, namun dalam pengaplikasian di lapangan dosis dapat berubah-ubah tergantung pada cara operator mengendarai mesin yang digunakan.
Pengendalian Gulma, Hama, dan Penyakit Tanaman Gulma merupakan tumbuhan yang tidak diharapkan keberadaannya pada lapangan golf karena selain dapat merusak kualitas estetika, gulma juga dapat menyebabkan penurunan kualitas fungsional untuk berlangsungnya permainan. Pengendalian gulma padang golf AGFC dilakukan secara mekanik dan kimiawi. Pengendalian gulma secara mekanik dilakukan setiap hari oleh tenaga kerja weeder yang bekerja sejak pukul 05.00 hingga pukul 12.00. Teknik pengendalian gulma secara manual yang dilakukan oleh weeder adalah dengan cara mencongkel gulma dari bagian akar dengan menggunakan alat congkel yang menyerupai obeng kemudian meratakan tanah dengan menggunakan pasir. Cara pengendalian gulma secara manual ini dilakukan hampir pada seluruh bagian area permainan,
khususnya pada area fairway. Pada area green dan teebox dilakukan pengendalian gulma hanya untuk jenis rumput teki, sebab rumput teki merupakan jenis gulma yang memiliki ketahanan cukup tinggi terhadap herbisida. Selain pengendalian gulma secara manual, pengendalian gulma juga dapat dilakukan secara kimiawi. Pengendalian gulma secara kimiawi dilakukan dengan pengaplikasian bahan-bahan kimia sesuai jenis gulma sasaran dengan dosis sesuai kebutuhan. Pengendalian gulma secara kimiawi pada area sempit seperti green dan teebox dilakukan dengan menggunakan hand sprayer (knapsack) 2-3 minggu sekali, sedangkan pengendalian gulma pada area luas seperti fairway dilakukan dengan menggunakan Workman TORO 3200 boom sprayer secara insidentil. Pengendalian gulma secara kimiawi memiliki kelebihan dalam efisiensi waktu dan tenaga kerja, sebab dalam dua hari kerja aplikasi pestisida pada 9 hole green dan teebox dapat diselesaikan oleh 2 orang tenaga kerja. Namun aplikasi pestisida dengan dosis yang kurang tepat dapat menyebabkan rumput berwarna kuning karena stres dan rumput dapat pulih dalam waktu 3-4 minggu. Selain pengendalian gulma, pengendalian hama dan penyakit juga dilakukan namun hanya secara kimiawi. Aplikasi insektisida dilakukan setelah terlihat adanya serangan pada rumput. Hama yang terdapat pada lapangan golf antara lain adalah semut, cacing tanah, ulat grayak, whitegrubs, dan orong-orong. Semut dan cacing tanah menjadi hama pada lapangan golf karena semut dan cacing tanah membuat lubang-lubang pada permukaan tanah serta bertelur dan membuang kotoran di atas permukaan tanah yang menyebabkan berkurangnya kualitas visual lapangan. Ulat grayak, whitegrubs, dan orong-orong merupakan hama yang memakan akar rumput sehingga menyebabkan kematian pada rumput. Aplikasi insektisida dilakukan berselang-seling antara Decis, Furadan, dan Dursban untuk mencegah adanya resistensi pada hama. Pada umumnya lapangan golf dapat terbebas dari hama setelah tiga kali aplikasi berturut-turut dengan selang waktu masing-masing kurang lebih 10 hari. Selain gulma dan hama, salah satu permasalahan lain yang timbul pada lapangan golf adalah munculnya beberapa jenis penyakit. Menurut Tjahjono (2008) penyakit dapat disebabkan oleh faktor lingkungan dan faktor budidaya. Suhu, kelembaban, aerasi, drainase, cahaya matahari, angin, dan keasaman
merupakan beberapa faktor lingkungan yang mempengaruhi timbulnya penyakit. Selain itu faktor budidaya seperti dilakukannya pemangkasan yang pendek, aplikasi pupuk yang kurang tepat, serta intensitas kegiatan kultivasi yang tidak sesuai dapat mempermudah masuknya patogen kedalam jaringan rumput. Beberapa jenis penyakit yang timbul di padang golf AGFC antara lain adalah brown spot, fairy ring, dan dolar spot. Brown spot merupakan penyakit yang ditimbulkan oleh bakteri Rhizoctonia solani yang tumbuh menyerupai lumut yang menyebabkan terlihat adanya bercak-bercak berwarna kecoklatan pada rumput. Penyakit ini merupakan penyakit yang timbul pada musim kemarau yang diakibatkan oleh penggunaan pisau pangkas yang tumpul, adanya pemadatan tanah, serta kelebihan nitrogen pada suhu udara 27°-32°C dan suhu malam hari diatas 21°C (Nick, 2004). Fairy ring merupakan serangan jamur yang berwarna putih yang tumbuh secara melingkar dengan diameter 0,5-3 meter yang disebabkan karena adanya peningkatan kelembaban tanah. Sedangkan dollar spot merupakan serangan jamur Phytium sp. yang timbul pada kondisi kelembaban tinggi sehingga membentuk miselium berwarna putih dengan diameter 2,5 -15 cm. Pada umumnya serangan ini muncul pada padang rumput dengan perlakuan yang tinggi serta berkembang mengikuti pola irigasi dan drainase. Serangan dollar spot dapat diatasi secara manual dengan cara mengatur sistem irigasi dan drainase, menghindari terjadinya kelebihan air, tidak memangkas rumput pada saat kondisi rumput basah, serta menghindari terjadinya kelebihan aplikasi nitrogen. Sedangkan serangan brown spot dan fairy ring, lebih mudah diatasi secara kimiawi, sebab serangan dapat diatasi secara manual dengan cara mengganti media dengan kedalaman + 1 meter dan memastikan tidak adanya tumpahan dari rumput dan media yang sudah terserang. Penanganan secara kimiawi dilakukan dengan aplikasi fungisida yang dapat dilakukan baik pada saat rumput sudah mulai terserang maupun sebelum terlihat adanya serangan. Sebelum terlihat adanya serangan pada rumput, dilakukan aplikasi EM-4 dengan tujuan untuk mencegah berkembangnya pathogen. Sedangkan setelah terlihat adanya serangan, digunakan Dithane M-45 atau Daconil 70 WP untuk membunuh penyakit. Aplikasi fungisida pasca serangan dilakukan dengan interval dua hari sekali. Aplikasi fungisida diikuti
dengan
kegiatan
perbaikan
lingkungan
seperti
pengaturan
penyiraman,
kelembaban, aerasi kepadatan tanah, dan pemupukan.
Kegiatan Kultivasi Kegiatan kultivasi diperlukan untuk mendukung keberhasilan kegiatan pemeliharaan padang golf. Kegiatan kultivasi dilakukan dengan beberapa tujuan antara lain mengurangi kepadatan tanah, aerasi tanah, mengurangi thatch, dan memberi ruang untuk pertumbuhan rumput baru. Injakan pemain dan caddy merupakan salah satu penyebab diperlukannya kegiatan kultivasi. Area green dan teebox merupakan area yang membutuhkan kultivasi dengan intensitas paling tinggi dibanding area fairway maupun rough. Coring merupakan kegiatan kultivasi yang secara umum bertujuan untuk mengurangi media tanam, akar, batang, daun, dan thatch sehingga terdapat ruang gerak untuk pertumbuhan rumput baru (Gambar 34). Selain itu, coring juga bertujuan untuk memberi ruang sirkulasi udara dalam tanah, mengurangi kepadatan media tanam, mempercepat resapan air pada permukaan, dan mempercepat reaksi pada kegiatan pemupukan.
Gambar 34. Sistem Aplikasi Coring Coring dilakukan secara insidentil dengan kedalaman 3-5 cm dengan menggunakan TORO Greens Aerator. Kegiatan kultivasi ini dilakukan secara insidentil, namun tidak lebih dari 3 kali dalam satu tahun. Hal ini disebabkan
karena proses pemulihan rumput dari kegiatan coring memerlukan waktu 3-4 minggu sampai rumput dapat rapat sempurna. Selain itu, kegiatan coring yang terlalu sering dilakukan juga dapat meningkatkan intensitas serangan hama whitegrubs di dalam media tanam (Turgeon, 2005). Menurut Witteveen dan Bavier (1999), vertidrain merupakan kegiatan membuat saluran air dan udara secara vertikal dari permukaan menuju ke dalam tanah (Gambar 35). Vertidrain pada padang golf AGFC dilakukan 1-2 bulan sekali dengan kedalaman 8-12 cm. Alat yang digunakan dalam kegiatan ini adalah Vertidrain 7007. Vertidrain 7007 merupakan mesin kultivasi yang dioperasikan dengan cara dikendarai dengan 12 buah pin metal padat yang diaplikasikan pada sudut 75○. Kegiatan vertidrain dilakukan lebih sering dibandingkan coring karena hasil kegiatan vertidrain membutuhkan waktu pemulihan yang relatif lebih pendek dibandingkan coring dengan hasil yang sama baiknya. Selain itu kegiatan top dressing juga tidak selalu dilakukan setelah kegiatan vertidrain, sehingga kegiatan vertidrain memiliki nilai efisiensi yang lebih tinggi dalam hal penggunaan bahan, waktu, dan tenaga kerja.
Gambar 35. Sistem Aplikasi Vertidrain Verticut merupakan kegiatan pemangkasan secara vertikal yang bertujuan untuk mengurangi batang, daun, dan thatch yang berada di atas permukaan tanah (Gambar 36). Pengurangan batang, daun, dan thatch ini berfungsi untuk memberikan ruang gerak bagi pertumbuhan tunas baru. Kegiatan verticut dilakukan 3-4 kali dalam satu tahun. Dibandingkan dengan kegiatan vertidrain atau coring, verticut memiliki kelebihan dalam meningkatkan kecepatan laju bola
pada green (speed green). Aplikasi pupuk dan penyiraman pasca verticut dilakukan untuk mempercepat proses pemulihan rumput.
Gambar 36. Aplikasi Verticutting Pada umumnya pasca kegiatan coring, vertidrain, dan verticut, lapangan memerlukan top dressing untuk mengisi ruang-ruang yang kosong sehingga rumput memiliki media untuk tumbuh dengan baik. Terdapat dua jenis top dressing yang dapat diaplikasikan pada lapangan golf yaitu light top dressing (pemasiran ringan) dan weight top dressing (pemasiran berat). Weight top dressing merupakan kegiatan pemasiran yang memerlukan pasir dalam jumlah besar untuk menutup seluruh rongga yang terbuka akibat kegiatan kultivasi. Coring dan vertidrain dapat menggunakan jenis weight top dressing sebagai finishing dari kegiatan kultivasi yang dilakukan. Sedangkan light top dressing biasanya digunakan sebagai finishing dari kegiatan verticut maupun vertidrain sebab top dressing yang dilakukan hanya bertujuan untuk meratakan permukaan tanah akibat kegiatan kultivasi.
Pemeliharaan Bunker Bunker merupakan salah satu jenis rintangan yang penting dalam permainan golf. Bunker bisa terdapat di sekitar green maupun di sepanjang fairway. Bunker yang terletak di sekitar green pada umumnya memiliki kecekungan yang cukup dalam dan tepian bunker yang lebih tinggi dibandingkan bunker yang terletak di sepanjang fairway dengan tujuan memberikan tingkat kesulitan yang lebih tinggi untuk mencapai permukaan area permainan (Witteveen dan Bavier, 1999).
Sebagai salah satu jenis rintangan dalam permainan golf, bunker harus selalu berada pada kondisi yang baik secara visual dan fungsional. Tepian bunker harus selalu berada dalam keadaan terpangkas rapi. Pemangkasan tepian bunker tidak dapat dilakukan dengan menggunakan riding mower, sebab kemiringan tepian bunker terkadang melebihi kapasitas kemiringan yang dapat dicapai oleh riding mower. Pemangkasan dapat dilakukan dengan menggunakan walking behind mower atau mower gendong, namun padang golf AGFC lebih sering menggunakan mower gendong untuk alasan efisiensi kerja. Pasir bunker harus digemburkan dan dirapikan (raked) setiap hari. Setelah hari hujan, raked bunker juga harus dilakukan karena hujan dapat menyebabkan pasir pada tepi bunker menjadi longsor dan menumpuk pada bagian dasar bunker. Raked bunker bertujuan untuk menghaluskan, menghilangkan jejak kaki, dan membentuk pola pada pasir. Raked bunker dilakukan dengan menggunakan handrake yang menyerupai garpu, dan dilakukan oleh 1-3 orang untuk 9 hole bunker.
Pemeliharaan Fasilitas dan Utilitas Fasilitas dan utilitas pada lapangan golf merupakan sarana untuk menunjang kegiatan permainan sehingga permainan dapat berlangsung dalam keadaan optimum. Pemeliharaan fasilitas dan utilitas yang dilakukan di padang golf AGFC antara lain adalah pemeliharaan bangunan peneduh (gazebo), sistem irigasi dan drainase, jalur sirkulasi (car path), dan pemeliharaan mesin kerja. Bangunan peneduh (gazebo) yang berada pada kondisi yang baik mencerminkan bahwa kegiatan pemeliharaan sudah berjalan cukup baik. Pemeliharaan rutin yang meliputi pembersihan sampah dan penyapuan dilakukan setiap hari oleh tenaga kerja weeder untuk menjaga kebersihan dan kenyamanan gazebo. Sedangkan pemeliharaan insidentil yang meliputi penggantian alangalang pada atap gazebo dapat dilakukan dengan mengikuti kegiatan pasca panen padi yang terdapat di sekitar padang golf AGFC. Secara umum pemeliharaan sistem irigasi dan drainase pada padang golf AGFC juga sudah berjalan dengan cukup baik. Genangan air jarang terjadi kecuali setelah terjadi hujan lebat dalam jangka waktu yang cukup lama. Genangan air terjadi pada area fairway, terutama pada bagian tengah yang berupa cekungan.
Sedangkan area green dan teebox merupakan area yang terbebas dari genangan air. Genangan air yang terjadi di area fairway berlangsung antara 10-20 menit, hal itu terjadi karena debit air hujan melebihi kapasitas alir pipa drainase. Pada beberapa area, perbaikan dan penambahan pipa drainase sudah mulai dilakukan untuk mempercepat penyerapan air. Jalur sirkulasi (carpath) golf cart berada pada kondisi yang cukup baik. Seluruh jalur sirkulasi menggunakan konblok dengan kemampuan menyerap air yang cukup tinggi sehingga tidak pernah terjadi genangan meskipun jalur sirkulasi terkena siraman air dari kegiatan penyiraman maupun hujan. Pada beberapa titik yang mengalami kerusakan seperti timbulnya gundukan akibat akar pohon segera dilakukan perbaikan untuk menjaga kenyamanan dan keamanan pengguna jalur sirkulasi. Selain kegiatan pemeliharaan bangunan peneduh, sistem irigasi dan drainase, serta jalur sirkulasi, pemeliharaan mesin kerja juga harus dilakukan untuk mendukung kelancaran kegiatan pemeliharaan. Kegiatan pemeliharaan mesin kerja meliputi kegiatan pemeliharaan rutin dan kegiatan pemeliharaan insidentil. Kegiatan pemeliharaan rutin yang dilakukan antara lain adalah pengecekan air radiator dan bahan bakar, pengasahan pisau mesin pangkas, penggantian oli dan pelumas, penggantian baterai golf cart, penggantian cutting unit, dan penggantian bedknife mesin pangkas. Sedangkan kegiatan pemeliharaan insidentil dapat berupa penggantian elemen-elemen mesin kerja yang rusak sebelum waktunya serta penggantian elemen-elemen mesin yang dilakukan hanya pada saat mesin akan dipergunakan.
Pemeliharaan Area Non Permainan Area non permainan merupakan area penunjang dari area permainan. Kegiatan pemeliharaan lanskap area non permainan bertujuan untuk menjaga agar kondisi lanskap tetap berada pada kondisi yang baik secara visual dan fungsional sehingga dapat mendukung berlangsungnya permainan. Area non permainan padang golf AGFC terdiri dari lanskap sekitar area permainan, lanskap club house, lanskap family club, serta nursery tanaman hias.
Sebagian besar kegiatan pemeliharaan area non permainan dilakukan oleh tenaga kerja bagian lanskap, namun beberapa jenis pekerjaan seperti pemangkasan dengan menggunakan mower gendong dilakukan oleh tenaga kerja operator.
Pemeliharaan Fisik Pemeliharaan fisik merupakan kegiatan pemeliharaan yang bertujuan untuk menjaga agar masing-masing elemen lanskap tetap berfungsi sesuai dengan tujuan awal pembangunannya. Kegiatan pemeliharaan fisik lanskap AGFC yang dilakukan di lanskap sekitar area permainan, lanskap club house, lanskap family club, serta nursery terdiri dari pemangkasan, penyiraman, pemupukan, pengendalian gulma, hama, dan penyakit tanaman, serta pemeliharaan kolam ikan.
Pemangkasan Pohon, semak, dan ground cover yang ditanam di sekitar area permainan golf memiliki kriteria yang berbeda-beda (Lampiran 13). Beberapa kriteria secara umum antara lain memiliki tajuk tanaman yang tidak terlalu lebar, memiliki percabangan yang tinggi, tidak banyak menggugurkan daun, serta mudah dalam pemeliharaannya. Beberapa jenis tanaman yang tidak memenuhi kriteria, memerlukan tingkat pemeliharaan yang lebih intensif, salah satunya dalam hal pemangkasan. Kegiatan pemangkasan tanaman lanskap pada daerah sekitar area permainan pada umumnya merupakan kegiatan yang bertujuan untuk memangkas batang/ranting yang mengganggu permainan serta untuk mendapatkan bentuk tanaman yang diinginkan (Najih, 2000). Pohon merupakan tanaman yang berfungsi sebagai tanaman penaung. Namun pada padang golf, naungan pohon diharapkan tidak masuk ke dalam area permainan khususnya green dan teebox. Pemangkasan ranting pohon merupakan kegiatan pemangkasan yang bersifat insidentil, sebab hanya dilakukan ketika ada ranting pohon yang menyebabkan naungan. Ranting pohon yang menyebabkan adanya naungan pada area green dan teebox menyebabkan ranting tersebut harus segera dipangkas. Hal ini bertujuan agar rumput pada area green dan teebox tidak ternaungi dan dapat tumbuh secara optimal.
Kegiatan pemangkasan ranting pohon dilakukan oleh tenaga kerja operator. Pada beberapa kegiatan pemangkasan, pemangkasan dilakukan tanpa membuat pangkasan pada bagian bawah dahan/ranting terlebih dahulu. Hal ini menyebabkan kulit pohon menjadi terkelupas dan mudah terserang penyakit. Kendala ini terjadi karena kurangnya pengetahuan tenaga kerja mengenai cara pemangkasan ranting/dahan pohon yang benar. Sebaiknya sebelum pekerjaan pemangkasan dimulai, dilakukan pelatihan terlebih dahulu mengenai tata cara pemangkasan yang benar. Selain itu, tenaga kerja yang melakukan kegiatan pemangkasan seharusnya menggunakan perangkat keamanan untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja. Selain pemangkasan pohon, pemangkasan semak dan ground cover juga dilakukan untuk menjaga kualitas lanskap padang golf. Pemangkasan semak dan ground cover meupakan pemangkasan yang lebih menekankan pada kualitas visual dibandingkan kualitas fungsional. Pemangkasan semak dan ground cover dilakukan satu kali dalam dua minggu dengan cara rotasi. Operator berpindah ke area yang lain setelah pemangkasan pada satu area sudah selesai. Kecepatan kerja dan kecepatan pertumbuhan tanaman seringkali tidak seimbang. Pada beberapa area, kecepatan pertumbuhan tanaman lebih besar dibanding kecepatan kerja operator. Hal ini menyebabkan area tersebut selalu terlihat kurang rapi dibandingkan area yang lainnya.
Penyiraman Air merupakan salah satu unsur penting yang dibutuhkan oleh tanaman. Oleh sebab itu kegiatan penyiraman merupakan kegiatan yang penting dilakukan untuk menjaga agar tanaman tetap berada dalam keadaan yang baik. Penyiraman tanaman lanskap padang golf AGFC dilakukan secara semi intensif. Pada beberapa area yang dekat dengan sprinkler, penyiraman tanaman lanskap dilakukan bersamaan dengan penyiraman rumput. Sedangkan pada area yang tidak terjangkau oleh sprinkler, penyiraman dilakukan dengan menggunakan selang plastik. Penyiraman tidak dilakukan pada hari hujan, namun pada hari tidak hujan tanaman hanya disiram satu kali dalam satu minggu atau jika media tanam sudah terlihat sangat kering. Hal ini berdampak kurang baik terhadap tanaman
lanskap, khususnya tanaman yang tidak tahan terhadap kekeringan. Pada beberapa taman kecil, desain tampak sudah berubah yang disebabkan karena tanaman tidak tumbuh secara optimal.
Pemupukan Pemupukan merupakan kegiatan yang bertujuan untuk memberikan suplai unsur hara bagi tanaman. Menurut jenis aplikasinya pupuk yang digunakan dapat berupa pupuk akar maupun pupuk daun. Pupuk yang diaplikasikan melalui akar antara lain adalah pupuk urea dan NPK, sedangkan pupuk yang diaplikasikan melalui daun antara lain adalah Vitabloom dan Hyponex. Meskipun rumput di area padang golf memiliki intensitas pemupukan yang cukup tinggi, tanaman lanskap yang berada di sekitar area padang golf tetap memerlukan tambahan unsur hara yang cukup banyak. Hal ini disebabkan karena perbedaan kedalaman akar yang mampu menyerap suplai unsur hara tambahan antara tanaman lanskap dan rumput di area permainan. Selain itu tanaman lanskap di sekitar area padang golf tidak dapat memperoleh unsur hara alami yang seharusnya dapat diperoleh melalui dekomposisi daun-daun yang jatuh sebab kebersihan area padang golf selalu dijaga dengan baik. Pemupukan tanaman lanskap padang golf AGFC dilakukan dengan menggunakan campuran pupuk kandang dan sekam dengan komposisi 1 : 4. Pemupukan dengan menggunakan pupuk kandang bertujuan untuk memperbaiki sifat kimia dan biologi tanah, sehingga tanah mampu mengolah dan menyediakan unsur hara bagi tanaman. Kendala yang dihadapi ketika dilakukan pemupukan dengan menggunakan pupuk kandang adalah munculnya banyak gulma, hama, dan penyakit yang dapat menyerang dan menyebabkan kematian bagi tanaman itu sendiri, sehingga pemupukan dengan menggunakan pupuk kandang memerlukan penyeimbang yaitu penggunaan beberapa jenis pestisida untuk memberantas gulma, hama, dan penyakit yang ditimbulkan oleh penggunaan pupuk kandang.
Pengendalian Gulma, Hama, dan Penyakit Pengendalian gulma, hama, dan penyakit dilakukan secara manual dan kimiawi. Pengendalian secara manual merupakan bagian dari kegiatan
pemeliharaan yang dilakukan secara rutin oleh tenaga kerja weeder. Pengendalian gulma, hama, dan penyakit tanaman secara kimiawi dilakukan hanya setelah terlihat adanya serangan pada tanaman. Hal ini menyebabkan beberapa jenis tanaman sudah mati sebelum aplikasi pestisida dilaksanakan. Tenaga kerja bagian lanskap terlihat kurang memperhatikan gejala adanya serangan hama dan penyakit pada tanaman. Supervisor lanskap juga lebih cenderung memperhatikan rumput pada area permainan dibandingkan dengan tanaman lanskap yang berada disekitar area permainan. Keterlambatan identifikasi serangan menyebabkan penyebaran gulma, hama, dan penyakit tanaman meluas dengan cepat. Dengan meluasnya penyebaran gulma, hama, dan penyakit menyebabkan aplikasi pestisida dibutuhkan dalam jumlah yang lebih banyak dan jangka waktu pemberantasan yang lebih lama.
Pemeliharaan Nursery Nursery merupakan area budidaya untuk menyediakan kebutuhan tanaman lanskap di lapangan maupun di club house dan family club. Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan di nursery meliputi kegiatan perawatan tanaman, penyiraman, pemupukan, dan perbanyakan tanaman. Meskipun hanya terdapat tiga orang tenaga kerja yang bekerja di dalam nursery, namun nursery mampu memenuhi fungsinya sebagai penyedia tanaman lanskap bagi kebutuhan di lapangan, club house, serta family club.
Perawatan Tanaman Tanaman di dalam nursery merupakan tanaman-tanaman yang baru ditanam atau dipisahkan dari tanaman induknya. Tanaman baru ini membutuhkan perawatan yang lebih intensif dibanding tanaman yang sudah lebih dewasa. Sebagai tanaman pengganggu, gulma berperan sebagai pesaing dalam memperoleh unsur hara bagi kebutuhan tanaman. Persaingan antara gulma dan tanaman baru dapat menyebabkan tanaman mati karena gulma memiliki daya adaptasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan tanaman yang baru ditanam.
Perawatan tanaman dilakukan oleh satu orang tenaga kerja bidang lanskap yang juga bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan yang berlangsung di nursery. Perawatan tanaman ini dilakukan satu kali dalam satu minggu. Kegiatan perawatan tanaman terlihat sudah berjalan dengan cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari keberhasilan nursery melakukan perbanyakan pada berbagai jenis tanaman lanskap.
Penyiraman Penyiraman dilakukan setiap pagi oleh tenaga kerja bidang lanskap dengan menggunakan selang plastik berdiameter ¾”. Setelah hari hujan penyiraman tidak dilakukan untuk menjaga agar media tanah tidak terlalu basah agar tidak menyebabkan timbulnya berbagai jenis penyakit. Sumber air yang digunakan adalah sumber air yang berasal dari bak penyimpanan air yang terletak di depan area nursery. Debit air yang tercurah dari selang air cukup besar. Hal ini dapat menyebabkan tanaman-tanaman yang baru ditanam menjadi rusak karena adanya tekanan dari curahan air yang cukup kencang. Sebaiknya penyiraman tanaman yang baru ditanam dilakukan dengan menggunakan embrat atau alat penyiram tangan. Selain untuk menghindarkan tanaman dari kerusakan, penyiraman dengan menggunakan embrat dapat membantu tenaga kerja untuk mengawasi tingkat kelembaban media tanam masing-masing tanaman.
Pemupukan Kegiatan pemupukan dilakukan pada saat awal penanaman dengan mencampukan pupuk kandang dan sekam pada komposisi 1 : 4. Komposisi pencampuran ini terus dilakukan untuk melakukan kegiatan pemupukan yang dilakukan satu kali dalam dua minggu. Pemupukan dilakukan dengan cara menaburkan pupuk langsung diatas permukaan tanah. Kegiatan ini dilakukan tidak hanya untuk menambahkan unsur hara bagi tanaman, namun juga untuk menambahkan media tanam bagi tanaman-tanaman yang media tanamnya sudah berkurang.
Kegiatan pemupukan dengan menggunakan pupuk kandang menyebabkan munculnya gulma, hama, dan penyakit tanaman yang dapat menyebabkan kematian pada tanaman muda. Namun pemupukan dengan menggunakan pupuk kandang ini terus dilakukan dengan alasan perbaikan kondisi media tanam dan efisiensi biaya pemeliharaan.
Perbanyakan Tanaman Perbanyakan tanaman dilakukan satu kali dalam satu minggu oleh 1-2 orang tenaga kerja. Kegiatan perbanyakan tanaman ini bertujuan agar nursery mampu menyediakan tanaman dalam jumlah maksimum. Perbanyakan dilakukan dengan cara stek maupun tunas. Pemindahan tunas pada kantong-kantong polybag tidak hanya dilakukan pada jenis tanaman yang sudah ada di nursery namun juga dapat diambil dari tunas tanaman-tanaman yang tumbuh disekitar padang golf. Kegiatan perbanyakan tanaman ini sudah berjalan dengan cukup baik. Hal ini terlihat dari tercukupinya kebutuhan tanaman di lapangan, club house, dan family club untuk melakukan kegiatan penyulaman maupun kegiatan penanaman baru. Jenis tanaman yang dibudidayakan juga cukup bervariasi. Tenaga kerja memiliki
motivasi
yang cukup
besar
untuk
menambahkan
jenis
dan
membudidayakan beberapa jenis tanaman yang belum terdapat di nursery AGFC.
Kapasitas dan Efektifitas Kerja Kapasitas kerja merupakan penghitungan kemampuan tenaga kerja dalam menyelesaikan suatu kegiatan pemeliharaan yang pada umumnya dihitung pada tiap satuan waktu (jam). Penghitungan kapasitas kerja dilakukan dengan melakukan pendataan luas dan waktu pengerjaan suatu program pemeliharaan yang kemudian dikonversi dalam kapasitas kerja/jam. Data luas area yang digunakan dalam penghitungan kapasitas kerja merupakan data luas area permainan yang terdapat pada Lampiran 14. Sedangkan efektifitas kerja merupakan perbandingan hasil antara penghitungan kapasitas kerja/jam dengan kapasitas kerja/jam yang terdapat dalam Arifin dan Arifin (2005). Hasil penghitungan kapasitas dan efektifitas kerja terdapat pada Tabel 12.
Tabel 12. Kapasitas dan Efektifitas Kerja Kapasitas Kerja/Jam Jenis pekerjaan pemeliharaan AGFC* Pustaka** Satuan Pembersihan/ 325 400 m2 penyapuan rumput Pembersihan/ penyapuan 1200 800 m2 perkerasan Pemangkasan rumput dengan 533 500 m2 mesin dorong Pemangkasan rumput dengan 720 m2 riding mower Pemangkasan rumput dengan 175 250 m2 mesin gendong Pemangkasan ranting 8 Pohon Pemupukan rumput dengan 480 m2 sprayer gendong Pemupukan rumput dengan 685 m2 Walking Spreader Penyemprotan pestisida pada tanaman penutup tanah 440 500 m2 dengan sprayer gendong Penyikatan perkerasan 8 9 m2 Sumber : * Pengamatan di Lapang (2009)
Efektifitas Kerja (%) 81,25 % 150 % 107 % 87,5 % 77 % 88,89 %
** (Arifin dan Arifin, 2005) Secara umum, kapasitas kerja tenaga kerja AGFC sudah cukup baik. Hal ini terlihat dari nilai kapasitas kerja yang tidak berbeda jauh dengan nilai kapasitas kerja dalam Arifin dan Arifin (2005). Kegiatan pembersihan/penyapuan rumput yang dilakukan di Araya Golf and Family Club memiliki nilai efektifitas kerja dibawah nilai efektifitas kerja dalam Arifin dan Arifin (2005) yang disebabkan karena kegiatan penyapuan rumput dilakukan bersamaan dengan kegiatan pembersihan gazebo maupun kegiatan pengumpulan dan pembakaran sampah yang pada umumnya dilakukan di area non permainan. Sedangkan kegiatan pembersihan/penyapuan perkerasan memiliki nilai efektifitas kerja diatas nilai efektifitas kerja dalam Arifin dan Arifin (2005) karena sampah yang dihasilkan di padang golf AGFC tidak terlalu banyak, sehingga kegiatan penyapuan hanya dilakukan di titik-titik tertentu dimana terdapat banyak sampah.
Pemangkasan dengan menggunakan mesin dorong memiliki nilai efektifitas kerja yang lebih tinggi yang dapat disebabkan oleh perbedaan kecepatan dorong operator antara tenaga kerja pada AGFC dan pada pustaka. Pemangkasan rumput dengan menggunakan mesin gendong memiliki nilai efektifitas kerja dibawah nilai efektifitas kerja dalam Arifin dan Arifin (2005). Berdasarkan pengamatan di lapang, beberapa mesin gendong mengalami permasalahan pada saat aplikasi di lapang, seperti mata pisau yang lepas dari mesin dan mata pisau yang harus diasah kembali karena sudah tidak terlalu tajam. Penyemprotan pestisida pada tanaman penutup tanah memiliki nilai efektifitas kerja dibawah nilai efektifitas kerja dalam Arifin dan Arifin (2005) dapat disebabkan oleh perbedaan kecepatan aplikasi di lapang. Sedangkan penyikatan perkerasan yang dilakukan pada hole sign memiliki nilai efektifitas kerja dibawah nilai efektifitas kerja dalam Arifin dan Arifin (2005) sebab pada saat pengerjaan, tenaga kerja beberapa kali terhenti karena adanya pemain golf yang sedang melakukan permainan. Selain hal-hal tersebut diatas, beberapa nilai kapasitas kerja yang berada di bawah nilai kapasitas kerja dalam Arifin dan Arifin (2005) dapat disebabkan antara lain karena kurangnya pengawasan kerja maupun tenaga kerja bekerja kurang optimal.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan Kegiatan magang di Araya Golf and Family Club ini telah memberikan pengetahuan, ketrampilan, serta pengalaman kerja dalam bidang pemeliharaan lanskap padang golf. Kegiatan yang diikuti berupa kegiatan administrasi dan kegiatan pemeliharaan fisik di lapang yang terdiri dari kegiatan pemangkasan, pemupukan, penyiraman, pengendalian hama dan penyakit tanaman, pemeliharaan bunker, pemeliharaan fasilitas dan utilitas, pemeliharaan club house, family club, dan nursery. Pemeliharaan padang golf AGFC dilakukan melalui struktur organisasi yang menggambarkan aliran wewenang, hak, dan kewajiban dari masing-masing tenaga kerja. Dari setiap aspek pemeliharaan yang ada di padang golf AGFC, dapat dilihat bahwa secara umum kegiatan pemeliharaan yang dilakukan sudah berjalan dengan cukup baik. Adanya aliran informasi yang sistematis dapat membantu kelancaran kegiatan pemeliharaan dengan hasil yang lebih baik. Pemeliharaan fisik area permainan terdiri dari kegiatan pemangkasan, penyiraman, pemupukan, pengendalian gulma, hama, dan penyakit tanaman, kegiatan kultivasi, pemeliharaan bunker, serta pemeliharaan fasilitas dan utilitas. Dalam kegiatan pemangkasan, setiap area memiliki kriteria pangkasan yang berbeda-beda, dilihat dari sisi ketinggian pangkasan rumput. Sedangkan untuk kegiatan penyiraman, pemupukan, pengendalian gulma, hama, dan penyakit tanaman, serta kegiatan kultivasi, seluruh area tidak menunjukkan adanya perbedaan perlakuan yang terlalu signifikan. Pemeliharaan bunker dilakukan untuk menjaga kenyamanan bagi pemain golf, sedangkan pemeliharaan fasilitas dan utilitas dilakukan untuk menjaga kenyamanan dan keamanan bagi seluruh pengguna padang golf, termasuk para tenaga kerja pemeliharaan padang golf. Pemeliharaan fisik area non permainan di sekitar area permainan terdiri dari kegiatan pemangkasan, penyiraman, pemupukan, pengendalian gulma, hama, dan penyakit, serta perbaikan spot tanaman. Kegiatan perawatan kolam dan pembuatan dekorasi taman juga dilakukan pada area non permainan di sekitar Club House. Kolam renang, lapangan tenis rumput, dan lapangan sepak bola yang
menjadi tanggung jawab divisi GCM merupakan bagian dari Family Club yang dikelola secara semi-rutin. Sedangkan nursery, sebagai area persediaan tanaman, dikelola secara baik oleh tenaga kerja lanskap dengan melakukan kegiatan perawatan tanaman, penyiraman, pemupukan, serta perbanyakan tanaman.
Saran Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan selama kegiatan magang berlangsung, maka beberapa saran dalam pemeliharaan lanskap padang golf AGFC yang dapat dipertimbangkan antara lain : 1. Penambahan tenaga kerja, khususnya yang berperan sebagai assistant superintendent untuk dapat menyempurnakan sistem kerja dan menjadi penanggung jawab ketika Golf Course Superintendent tidak berada di AGFC. 2. Pembuatan jadwal kegiatan pemeliharaan secara tertulis yang dipahami, disetujui, dan disosialisasikan kepada masing-masing tenaga kerja 3. Dilakukannya briefing sebelum pelaksanaan kerja agar tidak terjadi kesalahan pada saat aplikasi di lapangan serta adanya evaluasi setelah pekerjaan selesai dilaksanakan. 4. Perlu adanya pelatihan-pelatihan (training) untuk meningkatkan pengetahuan dan menambah keterampilan tenaga kerja lapangan, sehingga kapasitas dan efektifitas kerja dapat lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA Arifin, H. S. dan N. H. S. Arifin. 2005. Pemeliharaan Taman (Edisi Revisi). Penebar Swadaya. Jakarta. 167 hal. Beard, J. B. 1982. Turf Management for Golf Course. Burgess Publishing Company. San Fransisco. 468 p. Carpenter, P. L., T. D. Walker, and F. O. Lanphear. 1975. Plants in the Landscape. W. H. Freeman. San Francisco. 468 p. Chiara, J. D. dan L. E. Koppelmen. 1990. Standar Perencanaan Tapak (Terjemahan). Airlangga. Jakarta. 380 hal. Emmons, R. 2000. Turfgrass Science and Management (Third Edition). Thomson Learning Inc. New York. 528 p. Fahmy, M. 2002. Fisiologi Rumput dan Penerapannya. Asosiasi Superintendent Padang Golf Indonesia. Tidak Dipublikasikan. 42 hal. Klemme, M. 1995. A View from the Rough. Sleeping Bears Press. Michigan. 135 p. Kusreal, S. 2005. Pengelolaan Lanskap Lapangan Golf Damai Indah Golf And Country Club, Bumi Serpong Damai, Tangerang (Skripsi). Bogor. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Mintaharja, L. dan C. Alyasa. 2000. Turfgrass Science I & II. Asosiasi Superintendent Padang Golf Indonesia. Bogor. 18 hal. Mutaqin, Q. 2000. General Golf Course Management. Asosiasi Superintendent Padang Golf Indonesia. Tidak Dipublikasikan. 9 hal. Najih, N. A. 2000. Golf Course Landscape. Asosiasi Superintendent Padang Golf Indonesia. Tidak Dipublikasikan. 41 hal. Nick, C. 2004. Fundamentals of Turfgrass Management (Second Edition). John Willey. New Jersey. 359 p. Sugianto. What’s Golf All About. Karunia Mandiri Publisher. 231 hal. Sternloff, R.E and R. Warren. 1984. Park and Recreation Maintenance Management (Second Edition). John Wiley and Sons Inc. New York. 326 p.
Tjahjono, B. 2008. Jenis-jenis Rumput dan Kriteria Pemilihannya. http://medhabaskara.blogspot.com/2008/11/jenis-jenis-rumput-dankriteria.html. [31 Agustus 2009] Tjahjono, B. 2008. Rumput Bermuda yang Populer. http://medhabaskara.blogspot.com/2008/11/rumput-bermuda-yangpopuler.html. [31 Agustus 2009] Witteveen, G and M. Bavier. 1999. Practical Golf Course Maintenance : The Magic of Greenkeeping (Terjemahan). Asosiasi Superintendent Padang Golf Indonesia. Jakarta. 154 hal.
Lampiran 1. Daftar Vegetasi di Area Padang Golf Araya Golf and Family Club Kelompok Tanaman Pohon
Nama Lokal Akasia Angsana Asam londo Bambu jepang Bambu Kuning Beringin Biola cantik Buton Cemara balon Dadap merah Damar Eboni Gayam Glodogan Gmelina Jati Karet Kamboja merah Kamboja putih Kantil Kenanga Kesumba Ki acret Kupu-kupu hybrida Kiputri Kisireum Locust Mahoni Melinjo Meranti Merbau Mindi Nagasari Nyatoh Pinus Pterigota Pule Rasamala
Nama Latin Accasia mangium Pterocarpus indica Pithecolobium dulce Bambusa sp Bambusa vulgaris Ficus benjamina Ficus lyrata Barringtonia asiatica Casuarina sumatrana Erithtina crystagalli Agathis alba Diospyros celebica Inocarpus fagiferus Polyalthea longifolia Gmelina arborea Tectona grandis Hevea baziliensis Plumeria rubra Plumeria alba Michelia alba Canangium odoratum Bixa orellana Spatodea campanulata Bauhinia purpurea Podocarpus neriifolius Eugenia cymosa Hymenaea courbaril Swietenia mahagoni Gnetum gnemon Shorea selanica Intsia bijuga Melia azedarach Mesua ferrea Palaquium javanse Pinus mercusii Pterigota alata Alstonia scholaris Altingia exelsa
Lampiran 1. (lanjutan)
Semak dan Perdu
Palmae
Sapu tangan Sempur Sengon Sengon buto Sono keling Sungkai Suren Tanjung Trembesi Walisongo Acalypha Angsiao Bougenville Bunga Pagoda Dracaena Jakaranda Kaca Piring Kamboja Kembang merak Kembang sepatu Kemuning Kol Banda Kopi Kupu-kupu Nusa Indah Oleander Pakis haji Pakis monyet Pandan Pandan Bali Pisang kipas Rumput putih Sikat botol Walisongo Yucca Alexander Aren Bismarkia Caryota
Maniltoa gemmipara Dillenia indica Paraseriantes falcataria Enterolobium eyelocarpum Dalbergia latifolia Peronema canescens Toona sureni Mimusops elengi Samanea saman Schefflera elliptica Acalypha spp Michelia figo Bougenvillea spp Clerodendron spp Dracaena spp Jacaranda mimosifo Gardenia jasminoid Plumeria sp Caesalpinia pulcher Hibiscis rosasinensi Murraya peniculata Pisonia alba Coffea arabica Bauhinia purpurea Muasenda sp Nerium oleander Cycas rumpii Cyathea sp Pandanus tectorius Ravenala madagaso Arundo donax Callistemon vimina Scheffelera sp Yucca gloriosa Alexandrae Arrenga pinnata Bixmackia Caryota mytis
Lampiran 1. (lanjutan) Ekor tupai Kelapa Kelapa sawit Kurma Phoenix Pinang Pinang merah Putri Raja Ravenia Sadeng Sadeng chinensis Segitiga
Woeditya bifurcata Cocos nucifera Elaeis guineensis Phoenix dactylifera Phoenix rubellnii Cyrcostachys lakka Cyrtostachis lakka Veitchia merillia Oreodoxo regia Ravenia Phoenix sp Livistona chinensis Neodipsis
Sumber : Divisi Golf Course Maintenance AGFC dan Pengamatan (2009)
Lampiran 2. Jarak, Par, Handycap Padang Golf AGFC Jarak (Meter) Hole
Par
Handycap
127
3
8
318
269
4
10
154
134
98
3
9
445
430
405
278
4
11
5
370
332
299
266
4
14
6
584
539
471
430
5
5
7
525
500
448
404
5
2
8
217
184
166
141
3
12
9
529
500
463
407
5
6
Total
3394
3162
2870
2420
36
77
Wanita
170
Pemula dan Junior 166
377
353
3
170
4
Turnamen
Amatir
1
177
2
Sumber : Divisi Golf Course Maintenance AGFC (2009)
Lampiran 3. Formulir Day Off (DO) dan Day Off Payment (DP)
Formulir Day Off
Formulir Day Off Payment (DP)
Sumber : Divisi Golf Course Maintenance AGFC (2009)
Lampiran 4. Formulir Pengajuan Cuti
Sumber : Divisi Golf Course Maintenance AGFC (2009)
Lampiran 5. Formulir Ijin Khusus
Sumber : Divisi Golf Course Maintenance AGFC (2009)
Lampiran 6. Formulir Permintaan Ijin
Sumber : Divisi Golf Course Maintenance AGFC (2009)
Lampiran 7. Surat Perintah Kerja Lembur (SPKL)
Sumber : Divisi Golf Course Maintenance AGFC (2009)
Lampiran 8. Formulir Permintaan Barang
Sumber : Divisi Golf Course Maintenance AGFC (2009)
Lampiran 9. Formulir Pengajuan Pembelian Barang
Sumber : Divisi Golf Course Maintenance AGFC (2009)
Lampiran 10. Formulir Permintaan Perbaikan Kendaraan
Sumber : Divisi Golf Course Maintenance AGFC (2009)
Lampiran 11. Formulir Work Order
Sumber : Divisi Golf Course Maintenance AGFC (2009)
Lampiran 12. Ukuran Speed Green Padang Golf AGFC Hari, tgl
Senin, 30 Maret 2009
Hari, tgl
Jumat, 10 April 2009
Hari, tgl
Jumat, 17 April 2009
Tinggi potongan
Cuaca
3,5 mm
Cerah
Tinggi potongan
Cuaca
3 mm
Cerah
Tinggi potongan
Cuaca
3,2 mm
Cerah
Hole
Waktu
1 8.15 2 8.20 3 9.10 4 9.20 5 9.30 6 10.00 7 10.10 8 10.15 9 10.25 Rata-rata
Hole
Waktu
1 8.15 2 8.20 3 8.30 4 8.45 5 8.55 6 9.15 7 9.25 8 9.35 9 9.55 Rata-rata
Hole
Waktu
1 8.20 2 8.30 3 8.37 4 8.45 5 8.55 6 9.05 7 9.20 8 9.30 9 9.45 Rata-rata
Speed Green (Inch) 7’ 6” 7’ 1” 7’ 4,5” 7’ 7,5” 8’ 7’ 9” 7’ 1,5” 8’ 3,5” 8’ 7” 7’ 8,4” Speed Green (Inch) 8’ 8” 8’ 3” 8’ 3” 8’ 2” 8’ 8” 8’ 5” 7’ 10” 8’ 7’ 1” 8’ 3” Speed Green (Inch) 8’ 2” 8’ 3” 8’ 8’ 9” 8’ 2” 7’ 8” 7’ 8” 8’ 6“ 8’ 11” 8’ 3”
Lampiran 12. (lanjutan) Hari, tgl
Selasa, 21 April 2009
Tinggi potongan
3,2 mm
Cuaca
Cerah
Sumber : Inventarisasi di Lapang (2009)
Hole
Waktu
1 8.10 2 8.17 3 8.25 4 8.35 5 8.43 6 8.50 7 9.05 8 9.15 9 9.35 Rata-rata
Speed Green (Inch) 9’ 6” 8’ 2” 7’ 9” 8’ 9” 8’ 5” 8’ 8” 8’ 8’ 9” 7’ 9” 8’ 5”
Lampiran 13. Karakteristik Tanaman Lanskap yang Digunakan pada Area Permainan Padang Golf Karakteristik Tanaman Lanskap secara umum berdasarkan Jenis Tanaman : 1. Pohon Perakaran tanaman tidak timbul ke atas (contoh : beringin). Tidak banyak menggugurkan daun, bunga, maupun buah, sehingga tidak menimbulkan banyak sampah. Memiliki batang dan cabang yang kuat, sehingga tahan terhadap tiupan angin yang kencang. Minimum peneduhan, khususnya pada areal green. Tahan terhadap hama dan penyakit tanaman. Memiliki percabangan yang tinggi sehingga memungkinkan sinar matahari masuk ke permukaan tanah. 2. Semak dan Perdu Perakaran tanaman tidak timbul ke atas. Tidak banyak menggugurkan daun, bunga, maupun buah. Memiliki kerapatan daun yang rendah, kecuali semak yang berfungsi sebagai tanaman pagar. Tahan terhadap hama dan penyakit tanaman. 3. Ground Cover Kerapatan tajuk tinggi, sehingga dapat mencegah longsor dan pertumbuhan rumput liar. Toleransi terhadap naungan. Tahan terhadap hama dan penyakit tanaman.
Lampiran 14. Luasan Area Permainan Padang Golf AGFC Hole
Luas Area (m2)
Total (m2)
Teebox
Green
Fairway
1
494.61
577.58
1941.80
3013.99
2
652.46
466.21
3832.82
4951.49
3
427.92
435.12
1009.92
1872.96
4
447.02
453.73
8298.96
9199.71
5
631.89
540.29
6735.88
7908.06
6
859.68
420.28
11424.66
12704.62
7
907.63
665.96
9133.29
10706.88
8
560.90
654.96
1599.66
2815.52
9
778.77
585.12
8748.74
10112.63
Total
5760.88
4799.25
52725.73
63285.86
Sumber : Inventarisasi di Lapang (2009)
Lampiran 15. Daftar Istilah
Amatir : Sebutan bagi pemain yang bertanding, tapi tidak bermain untuk mendapatkan hadiah uang. Bukan profesional. Apron : Area rumput yang dipotong lebih tinggi sedikit dibanding green yang terletak antara green dan fairway. Bunker : Daerah rintangan yang dipenuhi oleh pasir, biasanya dekat dengan green atau fairway. Caddie : Orang yang bertugas untuk membawakan golf club dan menyertai pemain di lapangan selama permainan berlangsung. Caddie juga memberikan saran di lapangan dan bagaimana cara bermain golf. Club House : Biasanya berupa ruangan di dalam yang luas, terletak di golf course yang memiliki restoran, pro shop, kamar istirahat, dan ruang pertemuan. Collar : Jalur berumput yang memisahkan green dari rough atau fairway. Cup : Lubang pada lapangan golf. Divot : Sebongkah kecil rumput dan kotoran yang terangkat dari golf course setelah bola dipukul. Driving Range : Fasilitas yang dibangun secara khusus untuk pemain golf melatih gerakan ayunannya. Setiap driving range memiliki area seperti kompartemen yang terpisah dimana pemain bisa memukul bola sejauh yang diinginkan, pada umumnya sampai jarak 200 meter. Fairway : Area rumput yang dipotong lebih pendek dibandingkan dengan rough yang terbentang dari tee menuju green. Green : Area rumput yang dipotong lebih pendek dibandingkan dengan area yang lainnya. Green merupakan tempat akhir jatuhnya bola. Handycap : Nilai angka potensi dari formula perhitungan yang disesuaikan dengan tingkat kemahiran seorang pegolf. Hole : Tujuan akhir dari bola golf saat menggelinding masuk. Ladies tee : Area pegolf wanita untuk memulai pukulan pertama pada hole yang sedang dimainkan.
Par : Angka pukulan yang direkomendasikan khusus untuk hole tertentu. Sebuah round juga bisa dinilai sama dengan “par” sebagaiman skor akhir merupakan total round pemain. Pro shop : Toko utama dalam kelompok golf dimana pemain memeriksa dan membeli peralatan golf. Beberapa pro shop juga menawarkan pelajaran golf. Professional golf player : Pemain golf yang bermain golf secara professional dan dibayar mahal untuk melakukannya. Range : Area yang dipakai untuk latihan memukul. Rough : Bagian yang sama dengan fairway tetapi rumput tumbuh lebih panjang. Round : Seluruh lapangan bermain, bisa terdiri dari 18 hole atau 9 hole. Sand Bunker : Area rintangan yang berisi pasir yang ada di samping fairway atau green. Speed Green : Kecepatan laju gelinding bola pada area green yang diukur dengan menggunakan stimpmeter. Pengukuran kecepatan dilakukan secara berulang sebanyak tiga kali dan hasil akhir diperoleh dari penghitungan rata-rata kecepatan masing-masing geliding bola. Teebox : Area dimana pemain golf mengawali atau memukul bola pertama kali pada setiap hole yang dimainkan. Tournament : Sebuah pertandingan yang dimainkan untuk memperoleh pemain terbaik.