PEMBUATAN VIDEO KLIP PADA LAGU “PERUBAHAN” MENGGUNAKAN EDITING LINEAR DENGAN TEKNIK CUT TO CUT SEBAGAI SINGLE ALBUM BAND MONREVER
Naskah Publikasi
Diajukan oleh : Reonaldo Hasurungan Panjaitan 09.12.3985
kepada JURUSAN SISTEM INFORMASI SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA 2014
THE MAKING OF “PERUBAHAN” MUSIC VIDEO IS USING LINEAR WITH CUT TO CUT TECHNIQUE AS A SINGLE ALBUM OF MONREVER PEMBUATAN VIDEO KLIP PADA LAGU “PERUBAHAN” MENGGUNAKAN EDITING LINEAR DENGAN TEKNIK CUT TO CUT SEBAGAI SINGLE ALBUM BAND MONREVER Reonaldo Hasurungan Tonny Hidayat Jurusan Sistem Informasi STMIK AMIKOM YOGYAKARTA ABSTRACT Video-clip is a short film that accompanied with musical accompaniment. In its development, video-clips has turned into a the most powerful tool to promote a musical. The making of the video clip, cinematography elements are needed to dramatize a scene that can effectively delivered the message of the video clip. Monrever Band,
a band on the rise in the indie music scene in Yogyakarta
utilizes video clips to promote their new single “PERUBAHAN”. Therefore, Monrever need a support system the design of multimedia to making the video clip of “PERUBAHAN” Thus, the design multimedia support system is expected to produce video clips appropriate and positive impact for the Monrever to be recognized by society. Keywords : Promote a musical, Support system the design multimedia, Video Klip
1.
Pendahuluan Seiring dengan berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dan teknologi di
Indonesia saat ini dan khususnya pada perkembagan teknologi multimedia. Multimedia merupakan salah satu bentuk dari teknologi informasi, yaitu teknologi informasi yang mengabungkan gambar, teks, suara, video,dan animasi menjadi suatu system informasi yang berguna dalam menyampaikan pesan atau media promosi. Multimedia juga merupakan sebuah sistem, karena terdiri dari sekumpulan objek yang berhubungan dan berkerjasama untuk menghasilkan suatu hasil yang diinginkan. Dalam hal ini tidak terkecuali pada teknologi pengolahan sebuah video. Setiap pelaku musik,Sebuah video klip sangat membantu dalam memasarkan karyanya, tidak hanya melalui radio atau sosial media saja namun peran video klip sangat membantu pelaku music untuk dapat dikenal oleh seluruh lapisan masyarakat umum melalui sebuah karya audio visual. Secara umum alur dalam pembuatan video adalah dengan mengambil Gambar suatu kegiatan dengan menggunakan sebuah kamera video. Hasil pengambilan gambar kita masukan kedalam computer sehingga menjadi sebuah bentuk file. Kemudian file-file tersebut dapat kita edit dandapat dimanipulasi gambar. Dalam proses ini kita jugadapat membuang beberapa dengan yang tidak kita inginkan, menyambung beberapa adegan yang berbeda, memberi effect dan animasi pada video. Kita juga dapat memberikan transisi pada perpindahan antara adegan satu ke adegan yang lain sehingga terlihat lebih halus dan professional. Dalam halini menjelaskan bahwa video klip menjadi salah satu aspek pendukung sebuah music untuk dapat dikenal oleh publik. Dalam pembuatan video klip banyak tantangan tersendiri bagi seorang sutradara dan editor. Sebuah video klip yang baik tidak lepas dari multimedia dan tata visual. Dengan begitu jalan cerita dalam pembuatan sebuah video klip menjadi sangat penting jika memiliki struktur dramatik yang tepat. Sekali pun itu cerita tentang cinta, sosial, kekerasan namun jika di bangun dengan struktur dramatika yang tepat tentunya video klip tersebut akan menarik dan layak untuk ditonton dan dapat menyampaikan pesan dari sebuah lirik lagu suatu pelaku musik. Oleh karena itu penulis sebagai mahasiswa yang sedang menempuh mata kuliah skripsi pada Sekolah Tinggi Manajemen Informasi dan Komputer AMIKOM Yogyakarta, Akan mencoba menerapkan aplikasi multimedia melalui “PEMBUATAN VIDEO KLIP PADA LAGU “PERUBAHAN” MENGGUNAKAN EDITING LINEAR DENGAN TEKNIK CUT
TO CUT SEBAGAI SINGLE ALBUM BAND
MONREVER”
2.
Landasan Teori
2.1
Pengertian Film Pengertian film dapat diartikan banyak arti, ada beberapa pengertian film.
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, terbitan balai pustaka (1990 : 242), film film adalah selaput tipis yang dibuat dari seluloid untuk tempat gambar negatif ( yang akan
1
dibuat potret) atau untuk tempat gambar positif ( yang dimainkan di bioskop). Film juga diartikan sebagai lakon (cerita) gambar hidup. Film diartikan sebagai lakon artinya adalah film tersebut merepresentasikan sebuah cerita dari tokoh tertentu secara utuh dan berstruktur. Istilah kedua ini pula yang sering dikaitkan dengan drama, yakni sebuah seni peran yang divisualkan. Film juga sangat erat kaitanya dengan broadcasting telivisi karena film merupakan konten siarannya. 2.2
Jenis-Jenis Film Jenis film berdasarkan bahan pembuatanya dibedakan menjadi beberapa jenis
film 8 mm, 16 mm, 35 mm, 70 mm. Jenis film 8 mm dan 16 mm banyak digunakan untuk memproduksi film-film pendidikan dan penerangan serta dokumentasi pada zamannya. Untuk kepentingan rumah tangga banyak menggunakan film 8 mm. sedangakn film yang di putar di gedung-gedung bioskop menggunakan film jenis 35 mm dan 70 mm.
1
Sedangakn film berdasarkan proses produksinya, Heru Effendy dalam bukunya Mari membuat Film (konfiden, 2002) membagi jenis film menjadi 4 yaitu : 1. Film documenter 2. Film cerita pendek (short film) 3. Film cerita panjang (feature-length films) 4. Film-film jenis lainnya : Profil perusahaan (corporate profile), iklan televisi (tv commercial/tvc), program televisi (tv programme), dan video klip (music video). 2.3
2
Pengertian Multimedia Istilah multimedia bearawal dari teater, bukan komputer. Pertunjukan yang
memanfaatkan lebih dari satu medium sering disebut pertunjukan multimedia. 2.4
3
Objek-Objek Multimedia Dalam hal ini pentingnya peran yang dimainkan oleh link dalam menyediakan
jalan bagi pengguna untuk berinteraksi dan melakukan navigasi. Objek multimedia memiliki peran masing-masing dalam keseluruhan multimedia. 2.5
4
Konsep Dasar Video Video
adalah
teknologi
untuk
menangkap,
merekam,
memproses,
mentransmisikan dan menata ulang gambar bergerak. Biasanya menggunakan film seluloid, sinyal elektronik, atau media digital. Video juga dapat diartikan sebagi gabungan dari beberapa gambar mati yang dibaca berurutan dalam suatu waktu kecepatan tertentu. Dari beberapa gambar yang digabungkan tersebut dinamakan frame dan
1
Anton Mabruri Kn,Manajemen Produksi Program Tv Format Acara Drama, Hlm 3 Anton Mabruri Kn,Manajemen Produksi Program Tv Format Acara Drama, Hlm 4 3 M. Suyanto, Multimedia Alat Untuk Meningkatkan Keunggulan Bersaing, Hlm19 4 M. Suyanto, Multimedia Alat Untuk Meningkatkan Keunggulan Bersaing, Hlm 255 2
2
kecepatan pembacaan gambar disebut dengan frame rate dengan satu fps (frame per second). 2.6
5
Pengertian Video Editing Pada dasarnya sinematografi adalah salah satu elemen terpenting yang tidak
dapat terpisahkan dalam dunia broadcasting pada proses editing. Video editing adalah salah satu proses memilih atau menyuting
gambar dari hasil shooting dengan cara
memotong gambar (cut to cut) dengan menyisipkan transisi atau penyusunan gambar menjadi suatu rangkain cerita yang utuh. 2.7
6
Konsep Dasar Editing Video Pada dasarnya, editing suatu film dengan video hampir sama. Hal yang dapat
membedakan antara editing suatu film dan video yakni pada aspek teknologinya. Karena dalam perkembangannya muncul teknologi digital, untuk lebih jelasnya dapat dibedakan antara analog dan digital. 2.7.1
Linear Editing Linear Editing adalah proses editing yang dalam penyusunan gambar dilakukan
secara berurutan, Jadi urutan gambar yang diinginkan sesuai dengan urutan pada naskah, mulai dari adegan pertama hingga adegan terakhir secara berkesinambungan. 2.7.2
Non Linear Editing Non Linear Editing adalah proses editing yang dalam penyusunan gambarnya
dapat dilakukan secara random atau acak tanpa harus disusun secara berurutan atau alfabetis, dan tetapi pada proses akhir harus diurutkan kembali sesuai dengan alur cerita dari naskah. 2.8
Perinsip-Prinsip Editing Tujuan dari editing itu sendiri bukan hanya pada kesinambungan cerita saja,
tetapi dari nilai dramatis yang tidak boleh diabaikan. 2.8.1
Pemotongan Gambar Ada dua jenis dalam editing, yaitu cut dan transisi. Cut dapat diartikan
perpindahan dari satu shot ke shot berikutnya dilakukan secara langsung, tanpa ada menggunakan transisi. Sedangkan transisi atau effect transition, jenis sambungan yang menggunakan transisi dari satu shot ke shot berikutnya. 2.8.2
Penyambungan Pada editing tidak boleh membingungkan penonton, ini sebuah prinsip dasar
yang harus dimiliki oleh seorang editor, ketika shot disambungkan satu sama lain sehingga menjadi satu rangkain, maka rangkain shot tersebut harus dipahami oleh penonton. Sebaiknya seorang editor terlebih dahulu memahami tentang prinsip penyambungan shot,yang terdiri dari atas : sequence shot, cutting to continuity, classical cutting, thematic montage, dan abstract cutting 5 6
http://www.anneahira.com/video-dan-fotografi.htm http://dotcomcell.com/kumpulan-artikel/2010/11/pengertian-video-editing.html
3
3.
Analisi dan Perancangan Video Klip
3.1
Tinjauan Umum
3.1.1
Editing Linear Pada dasarnya penerapan editing linear menggunakan peralatan yang
berkualitas yang hanya dimiliki oleh stasiun tv dan produksi house bersekala besar. Dikarenakan seperti hal yang saya lihat di sebuah stasiun tv atau produksi memiliki biaya produksi yang cukup besar 3.1.2
Teknik Cut to Cut
Penggabungan gambar pada video klip ini menggunakan teknik editing cut to cut, atau penyusunan gambar supaya menjadi rangkain cerita yang utuh. Untuk menciptakan kontinuity editing akan dilakukan penyambungan shot secara grafis dan ritmis sehingga persepsi penonton tidak merasakan gambar-gambar tersebut terpotong. 3.2
Sejarah Band Monrever
Gambar 3.3 Band Monrever Band Monrever adalah salah satu band indie yang berada di kota Yogyakarta. Band ini berawal dari sebuah band sekolah. Dari beberapa personel merupakan pelajar sekolah menengah musik di yogyakarta (kecuali vokalis). Monrever yang berdiri sejak 23 Agustus 2004 yang terdiri dari Lambertus Bima Patria Putera (vokalis 1), Danang Agung Satriyo (vokalis 2), Stevanus Novan Hardiyanto (gitar), Sapta Rendra Widi (Bass), Yuan Probo Krido P (keyboard), Romello Armando Purba (Violin), Dwi Joko Yulianto (drum). Nama Monrever sendiri diambil dari bahasa Perancis yang mempunyai arti Mon = aku, Rever = impian jika digabungkan menjadi Impianku. Bagi monrever sendiri mimpi itu bukan hanya pecahan angan saja, melainkan suatu keajaiban nyata dari proses dan perjalanan hidup yang sungguh luar biasa. Karena monrever adalah sebuah keluarga yang mewujudkan mimpi, yang terangkai menjadi sebuah komitmen untuk berkarya dalam bermusik. Musik monrever sendiri mengusung
4
genre rock alternatif dengan
kolaborasi dengan biola. Sehingga orang yang mendengarkan musik ini mendapatkan nuansa rock yang berbeda dengan musik rock lainnya. 3.3
Analis Sistem Multimedia Analisis sistem dibutuhkan untuk memecahkan masalah dalam pembuatan
aplikasi multimedia dalam hal ini adalah pembuatan video klip. Analisis dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu mengidentifikasi masalah sistem, menganalisis kebutuhan sistem pada aplikasi multimedia dan melakukan study kelayakan. 3.3.1
Analisis Pieces Untuk mengidentifikasi masalah, maka harus melakukan analisis terhadap
kinerja, informasi, ekonomis, effiensi, dan pelayan pelanggan. Analisis ini dikenal dengan PIECES Analysis (Performance, Information, Economis, Control, Eficiency and Service). 3.3.2
Analisis Kebutuhan Sistem Analisis kebutuhan merupakan indentifikasi faktor-faktor kebutuhan dalam proses
pembuatan video klip. Dalam proses pembuatan video klip tidak lepas dari kebutuhan sumber daya manusia (Brainware), kebutuhan perangkat keras (Hardware), dan kebutuhan perangkat lunak yang digunakan (Software). Analisis ini sangat dibutuhkan untuk memberikan gambaran seberapa besar daya dukung dalam pembuatan video klip 4.
IMPLEMENTASI DAN PEMBAHASAN
4.1
Tahapan Produksi Pada pembuatan video klip band Monrever menggunakan tiga tahapan yaitu
proses pra produksi, proses produksi dan proses pasca produksi. Adapun dalam proses produksi sebagai berikut:
Cek Storyboard, Crew dan Jadwal
Take (Shooting) Tidak Puas
Video
Cek Hasil Puas Editing Gambar 4.1 Proses Produksi
5
4.2
Proses Pasca Produksi Proses pasca produksi merupakan proses dimana semua hasil dari proses
produksi mulai di olah. Pada proses ini mulai dilakukan editing gambar yang di peroleh dan disusun sedemikian rupa agar urutan dan hasil sesuai konsep-konsep yang sudah dibuat sebelumnya. Berikut ini tahapan produksi video klip band Monrever.
Proses
Editing Tidak Puas
Editing On
Cek List
Cek Hasil Puas Mastering Gambar 4.2 Proses Pasca Produksi 5.
Penutup
5.1
Kesimpulan Dari uraian keseluruhan mengenai pembuatan video klip Band Monrever dapat
disimpulkan sebagi berikut, yaitu: 1. Dalam pembuatan video klip sudah memiliki tema dan konsep matang yang dipersiapkan pada proses pra produksi dan didukung peran penting SDM didalamnya sehingga pada proses produksi dan paska produksi dapat berjalan lancar. 2. Dengan editing linear pada proses produksi sampai pasca produksi dapat diselesaikan sesuai dengan jadwal yang telah di tentukan. 3. Diperlukan pemahaman tempo music sehingga dalam penggunaan teknik cut to cut perpindahan antara shoot satu dengan shoot yang lain lebih halus dan disinkronisasikan dengan iringan musik. 5.2
Saran 1. Dalam merancang sebuah video klip harus benar-benar memperhatikan tata cara perfilman
1
2. Pembuatan video klip membutuhkan tim yang kompak dan bertanggung jawab pada setiap bidangnya 3. Perhatikan dalam pembentukan kru saat pembuatan video klip. Agar dapat sesuai dengan apa yang kita inginkan. 4. Perhatikan teknik dalam pengambilan gambar keseluruhan saat proses produksi. 5. Laporan dari tiap divisi sangat dibutuhkan pada pembuatan film. Ini berguna untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan sebagai tolak ukur untuk produksi berikutnya.
2
DAFTAR PUSTAKA Lutters, Elizabeth. 2010. Kunci Sukses Menulis Skenario, PT Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta Maburi Kn Anton. 2013. Manajemen Produksi Program Tv Format Acara Drama, PT Grasindo, Jakarta Naratama. 2004. Menjadi Sutradara Televisi, PT.Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta Sunaryo, RM. 2004, Programma Televisi, Jakarta: IKJ Press Suyanto, M. 2005. Multimedia Alat untuk Meningkatkan Keunggulan Bersaing, Andi Offset, Yogyakarta Vinsensius Sitepu. 2005. Membuat Animasi Alam dengan Corel Bryce, PT Elex Media Komputindo, Jakarta Widagdo, Bayu, M & S, Gora, Winastwan. 2004. Bikin Sendiri Film Kamu, PD.Anindya, Yogyakarta
1