Ke Daftar Isi
PEMBUATAN RECEIVER NMR PULSA Tono Wibowo, Yunanto Pusat Peneliti~n Nuklir Yogyakarta ABSTRAK Suatu re~eiver NMR pulsa dengan sistem pengurangan 2 frekuensi telah dibuat. Hasil pengurangan antara 2 frekuensi yaitu frekuensi osilator dan sinyal peluruhan induksi bebas adalah 0,5 MHz. Sistem pengurangan 2 frekuensi ini digunakan untuk mempermudah penguatan sinyal yang berorde hanya ratusan mikrovolt dan tenggelam dalam derau. Dengan' menggunakan sistem ini sinyal peluruhan induksi bebas setelah melalui pen~ampur dapat diamati walaupun masih ke~il sekitar 30 mV. Keluaran dari pen=ampur ini, selain tergantung pada sinyal yang diperkuat tergantung juga pada keluaran dari osilator yang tingginya 400 mV. Untuk ~uplikan 011 keluaran dari penguat tegangan terakhir sekitar 3 V dengan derajat modulasi 30%, sedangkan keluaran setelah detektor yang sudah diperkuat dengan penguat audio keluarannya 5 V. Untuk ~uplikan ka~ang keluarannya hanya 2 V. Di~oba pula untuk sinyal spin-e~ho pada ~uplikan olio ABSTRACT A re~eiver of pulsed NMR with subtra~tion system of two frequen~ies have been ~onstru~ted. The result of subtra~tion system between the two frequen~ies, i.e. os~illator frequen~y to that of free indu~tion de~ay signal is 0.5 MHz. The subtra~tion system of two frequen~ies is used to simplity the amplifi~ation of low signal of the of order 100 mi~rovolt lost by noise. By using this system the free indu~tion de~ay after mixer ~an be observed although still small of about 30 mV. The output from the mixer beside depends on the amplified signal also depends on the os~illator output whi~h is about 400 mV. The final amplifier output is about 3 V for oil sample with degree of modulation of about 307.while the output after dete~tor is 5 V after amplified by audio amplifier. For sample of peanut seeds the output is only 2 V. The spin e~ho signal are also tried for oil sample.
130
131 I.
PENDAHULUAN Spektroskcpi NMR adalah suatu metode spektroskopi
yang
sangat tepat dan peka untuk mempelajari sifat-sifat bahan baik dalam fase cair maupun padat dengan tidak perlu merusak bahan dan sistem deteksinya cepat. Dalam NMR pulsa RF diberikan secara pulsa dengan yang cukup besar, supaya dalam waktu singkat oleh mcmen magnet dapat segera terputar. Setelah RF
daya
karenanya dimatikan
momen magnet akan menyebar ke seluruh ruang dan akhirnya sampai pada tenaga rendah menimbulkan gaya gerak listrik yang sebanding dengan pengurangan momen magnet. Gaya gerak listrik ini diamati sebagai sinyal peluruhan induksi bebas. Sinyal peluruhan induksi bebas ordenya hanya ratusan mikrovclt sehingga tidak dapat langsung di-amati dengan csiloskop(1). Dengan demikian untuk dapat mendeteksi .inyal peluruhan induksi bebas, diperlukan receiver yang berfungsi untuk memperkuat gelombang pembawa sinyal dan gelombang yang dibawa sampai orde volt, baru kemudian dideteksi, sehingga RFnya hilang dan tinggal sinyal peluruhan induksi bebas. Sistem pendeteksian di atas adalah cara yang
digunakan
pada NMR pulsa buatan pabrik Bruker Jerman Barat, yang dalam pe- laksanaannya sukar dikerjakan karena sinyal dalam orde ratusan mikrovolt tenggelam dalam derau. Untuk mengatasi semua ini dibuat prinsip s~perti menerima sinyal
receiver
dengan
penerima radio. Penerima radio dapat suara yang dibawa oleh gelombang pembawa
yang hanya ratusan mikrovolt. gelombang pembawa di- tala
Sinyal suara yang dibawa oleh oleh rangkaian penala dan
dicampur dengan gelombang sinus dari osilator yang frekuensinya lebih tinggi 0,5 MHz, sehingga mempunyai frekuensi 0,5 MHz. Rangkaian penala dan osilator setelah pencampur dibuat sinkron dengan selisih frekuensi 0,5 MHz, kemudian diperkuat oleh penguat pemilih yang hanya memperkuat pada frekuensi 0,5 MHz. Setelah penguat pemilih kemudian dideteksi sehingga RFnya hilang dan tinggal sinyal peluruhan induksi bebas. Cara ini tidak begitu sulit pelaksanaannya, karena keluaran
dari
pencampur
hanya
tergantung
pada
keluaran
132
osilator, akan
sehingga
walaupun
tetap dapat diperkuat.
0,5 MHz dalam pelaksanaannya dengan memperkuat digunakan
sinyal sangat
keeil,
Selain itu
memperkuat
penguat
sinyal
lebih mudah dan murah dibanding
dengan frekuensi
komponen
keluaran
20 MHz, hanya saja
yang mempunyai
ke~epatan
harus
memintas
tinggi. Untuk karena
receiver
transmiter
dan re~eiver
jalur 1/4 gelombang yang
ordenya
sinyal yang
peluruhan tepat
transmiter
A.
0,5
langsung
volt,
diteruskan.
MHz
dengan
pulsa
sehingga
frekuensi terhadap
pulsa ini telah di~oba pada ~uplikan
ka~ang yang sinyalnya
beba& dan spin-echo II.
ratusan
adalah dengan mengatur tinggi
diperlukan
sebagai peredam
induksi bebas yang
lebih
tidak
RF
hanya
Penalaan osilator frekuensi
NMR pulsa Bruker.
Re~eiver dan
penala
dihubungkan
yang berfungsi
bisa men~apai
dilakukan
supaya
ini rangkaian
berupa sinyal
untuk resonansi
proton.
TATA KERJA DAN PERCOBAAN
NMR pulsa pada dasarnva
terdiri
1. Medan magnet 2. Transmiter 3. Receiver 4. Jalur
1/4 gelombang
5. Program
pulsa
6. Duplexer 7. Rangkaian
lilitan tunggal saklar
peluruhan
dari
oli,
air
induksi
133 B.
DiaQram
kotak dan ~
PROGRAM PULSA
kerja NMR pulsa
RANGKAIAN SAKLAR
JALUR 1/4 GELOMBANG
DUPLEXER
TRANSMITER
RECEIVER KUMPARAN CUPLIKAN OSILOSKOP
Gambar Keluaran
Diagram
digunakan
saklar,
untuk menghidup
sehingga
keluaran
gelombang
RF yang dimodulasi
Kumparan
cuplikan
pulsa.
Kumparan
transmiter
kumparan
receiver
saklar
hidup
medan
pulsa.
timbul
tegangan
ini
RF hidup dan berfungsi
sebagai
ini
berfungsi
tidak merusak
sehingga
seolah-olah
sering
disebut
untuk peredam
receiver
atau
RF
dan hanya
kemudian
permanen
ditampilkan
yang digunakan
4,7 k gauss, pada kondisi ini momen dengan
frekuensi
sama
ke
duplexer sewaktu
meneruskan
induksi bebas, sinyal ini di receiver
magnet
dari
sebagai
semacam
dan dideteksi
berpresesi
sekitar
berfungsi
pada saat RF mati,
1/4 gelombang
sinyal peluruhan Medan
oleh pulsa dari program
yang .memindahkan aliran ke transmiter
sehingga
perkuat
berupa
cuplikan
sewaktu
receiver. Kumparan lilitan tunggal. Jalur
transistor
pulsa, sesuai dengan bentuk keluaran
kumparan ada
matikan
dari transmiter
ditala sehingga
100 volt berbentuk program
kotak NMR pulsa
pulsa berupa pulsa yang dapat diatur lebar dan
jarak pulsanya, rangkaian
1.
di-
di osiloskop(2). mempunyai magnet
dengan
kuat
cuplikan frekuensi
transmiter. Momen magnet dapat berputar kembali setelah RF mati. Hal ini akan gerak listrik receiver.
pada kumparan
cuplikan
dan
(resonansi) menimbulkan
yang
gaya oleh
dideteksi
--.-
dari Qulsa Detektor c. K Jalur DiaQram audio kotak dan cara kerja terdiri receiver Pencampur Osilator 1/4 gelombang 20,5 umparan cuplikan Receiver pulsaMHz padadasarnya Penguat pemilih
7. 6. 5. 2. 8. 4.
3. D.
PENCAMPUR OSILATOR GELOMBANG JALUR 1/4
KUMPARAN CUPLIKAN
PENGUAT AUDIO
DETEKTOR
Gambar 2. Kumparan sehingga
Antara dipasang
berfungsi tersebut
cuplikan
menutup
aliran
Bila transmiter
ada dan RF diteruskan
tegangan
Apabila
setelah
pulsa
transmiter
untuk penalaan
yang tinggi transmiter saat
timbul tegangan
penal a receiver
kumparan
silang
gelombang. tanah
kumparan
PENGUAT PEMILIH
kotak dan cara kerja receiver
dan
pada jalur
diode silang seri, yang apabila
gelombang. tidak
cuplikan
pada kumparan
dan sebagai mati.
diode
Diagram
PENGUAT TEGANGAN
derau
1/4
gelombang
transmiter
menuju
jalur
hidup diode silang tetapi diredam melalui
jalur
oleh 1/4
pulsa RF masih tinggi maka akan dihubung
oleh diode silang jajar setelah
jalur
mati,
1/4
1/4
seolah-olah jalur
1/4
gelombang singkat
ke
gelombang.
135 Untuk einyal peluruhan induksi bebas yang tegangannya ratusan mikrovol~ diteruekan ke re~eiver. Keluaran hanya
dari
ratusan
osilator Dari
1/4
jalur
mikrovolt
gelombang
ini di~ampur
20 MHz dengan tegangan
rangkaian
frekuensinya
pen~ampur
0,5
MHz
dengan
keluaran
ini
dengan demikian pen~ampur
penguat
2 tingkat
dengan tujuan
frekuensi.
masih
ke~il maka perlu diperkuat
Karena keluaran
dapat diatur penguatannya, keluaran
pembawa.
~ukup besar, dan
tidak
penguat E.
layangan
yang untuk
diperkuat
oleh
memperbaiki
daya
lagi dengan
pemilih
ini
IC LM733
dideteksi
yang
sehingga
induksi bebas
ini untuk ~uplikan
tanpa sudah
tetapi untuk ~plikan padat masih terlalu
ke~il
sehingga
audio yang mempunyai
Pembahasan
1.
volt.
~air
teramati,
Sinyal
0,5
dari penguat
baru kemudian
dari
mudah
ini
akhir berupa sinyal peluruhan
gelombang
eekitar lebih
Keluaran
pilah
tegangannya
keluaran
keluar
memperkuatnya. pemilih
yang
hanya
perlu diperkuat
ke~epatan
lagi
memintas
dengan
tinggi.
ranQkaian
Kumparan
~uplikan
1/4
dan jalur
gelombang
RG 58
500 pF ~-: 1N914
Gambar 3.
Kumparan
~uplikan
Pulsa RF yang berasal tegangannya transmiter
sekitar
30
dan jalur
1/4
gelombang
dari penguat terakhir volt
pun~ak
ke
transmiter
pun~ak,
bila
hidup maka diode silang akan hubung singkat
pulsa RF langsung
memberikan
sudah diresonansikan. pulsa RF ke tanah<1>.
daya ke kumparan
~uplikan
Diode silang jajar menghubung
dan yang
singkat
136
Seperti diketahui bila induktor L dan kapasitor C diseri, kemudian pada rangkaian itu diberikan frekuensi tinggi pada ni1ai tertentu maka akan terjadi kondisi resonansi. Impedannya akan sama dengan tahanan keseluruhan rangkaian LC. Pada keadaan ini dalam rangkaian tersebut akan mengalir arus yang ditentukan oleh tahanan, sehingga pada L yang mempunyai reaktan besar (karena frekuensi 20 MHz) akan terjadi jatuh tegangan yang besar pada L jauh melebihi tegangan masukan dari keluaran penguat akhir transmit~r. Besar jatuh tegangan ini tergantung pada faktor kualitas rangkaian LC. Sedangkan bila RF mati, derau dari transmiter tidak diteruskan ke kumparan cuplikan. Derau dari transmiter tidak diterima oleh receiver. Selain itu diode silang jajar terbuka menyebabkan induksi bebas tidak terhubung singkat diteruskan ke receiver(3). Jalur
1/4
sinyal peluruhan ke tanah tetapi
gelombang selain. berfungsi
untuk
meredam
pulsa RF juga sebagai penyesuai impedansi rangkaian berikutnya. Untuk kabel koaksial penentuan panjang berdasarkan rumus(1) : gelombangnya
A di mana:
=
300
X 10b/f(E)1/2
~= panjang gelombang da1am meter f = frekuensi dalam Hz E = konstanta die1ektrika bahan kabel koaksial
Dengan demikia~untuk frekuensi transmiter 20 MHz maka perlu kabel koaksial sepanjang 2,5 meter. 2. Osilator
i 10 Ie 2SA10J JK5
Gambar 4.
Osilator
Osilator yang digunakan merupakan osilator variabel seperti terlihat pada gambar 4, sebenarnya lebih baik digunakan osilator yang menggunakan kristal, tetapi kristal 20,5 MHz sulit dicari di pasaran. Frekuensi osilator ditentukan 20,5 MHz sehingga jika dengan frekuensi resonansi 20 MHz pada pencampur menjadi 0,5 MHz. Adapun terjadinya osilasi pada osilator ini karena aliran kolektor yang keluar dari transistor yang mempunyai kumparan permulaan
L3
diteruskan ke kutub negatif. Pada saat arus kolektor mengalir pada kumparan L3
menimbulkan garis gaya magnet yang kemudian menginduksi kumparan L1 dan L2 sehingga kapasitas variabel dialiri arus pengisian dan terjadilah getaran listrik yang frekuensinya dapat diatur dengan kapasitor variabel. Getaran listrik ini diumpankan ke emitor melalui kapasitor kopling yang mengakibatkan arus basis berubah-ubah sesuai dengan getaran yang diumpankan, sehingga arus basis mempengaruhi arus kolektor dan menginduksi kumparan L1 dan L2 serta kapasitor variabel. Keluaran dari osilator ini masih 80 mV perlu
diperkuat
sehingga lagi dengan satu tingkat penguat transistor, keluarannya menjadi 400 mV. Dengan menambah satu tingkat penguat maka jangkauan frekuensi bertambah lebar.
\
138 3. Penc:ampur
6SK
10K 1K
OSILATOR
10u +
Sambar 5. Pencampur Bila
2
sumber frekuensi
linier maka keluaran kedua
frekuensi
a~au
pencampur
ini
frekuensi,
frekuensi
diumpankan peluruhan
pengua~ 5)
satu
osilator
rangkaian
MHz,
sehingga
LC maksimum
dibuat 0,5 MHz pencampur.
selisih
Untuk kedua
lebih
Sedangkan
tinggi sinyal
20 MHz diumpankan
antara kedua
tangki LC diresonansikan impedansi
dan tegangan
pada frekuensi
luar frekuensi
pengurangan.
ke
pencampur.
dapat meloloskan
maka
~idak
pengurangan
induksi bebas dari transmiter
Untuk
pengua~
frekuensinya.
dipilih
ke emitor transistor
basis ~ransis~or
ke
adalah penjumlahan,
salah
(gambar
dimasukkan
~ersebut,
frekuensi
pada frekuensi
pada rangkaian sedangkan
0,5 MHz tidak diperkuat.
0,5
tangki
frekuensi
di
139 4. penguat
pemilih
22K 10K
1
1K
0,1
0,2
Gambar 6. Penguat Penguat tingkat hanya yang
penguat,
mempunyai
sehingga
pemilih
dapat menambah
frekuensi
0,5 MHz.
satu rangkaian
mempunyai
dua rangkaian
a. Daya
frekuensi pilah
terlampau
selisih
sulit
daya
Jadi
tangki LC
dari
pilah
pada
tangki LC dan
tangki LC dapat ditala pada frekuensi Dipilih
0,01
pemilih pada gambar 6 di atas disusun
memperkuat
pemilih
1
0,2
1K
dan
pencampur
pada tiap
penguat rangkaian
0,5 MHz.
sebesar 0,5 MHz karena
dibuat
2
bila
frekuensi
: selisih
tinggi.
b. Akan timbul frekuensi
cermin, bila frekuensi
selisih
ter- lampau rendah. c. Untuk
frekuensi
osilator
selisih
rendah
memerlukan
yang mantab.
d. Untuk frekuensi
selisih
daya pilah, sehingga tinggi.
yang
yang rendah akan mempertajam
mengurangi
frekuensi
audio yang
140 5. Penguat
tegangan
+8
0,1 100
IT 1
100 -,§
~ 1K
Gambar 7. Untuk bekerja
penguat
diketahui
merupakan
sinyal
walaupun
frekuensi
dapat diperkuat Besarnya dengan
tegangan
sampai frekuensi
Seperti
6. Detektor
sinyal
radionya
IC LM733
peluruhan dengan
hanya 0,5
memakai penguat
menghubungkan tegangan
digunakan
RF yang identik
penguatan
tegangan yang
200 MHz dan dapat memperkuat
bahwa
frekuensi
induksi pulsa,
MHz~
SO kali.
dan penguat audio 100K
Detektor
bebas tidak
10, 100 atau 400
dapat dilihat pada gambar 7.
Gambar 8.
pulsa.
rendah.
IC LM733 ini diatur maksimum~hanya
dapat
sehingga
tetapi
kaki 4 dan 11, 3 dan 12 atau
tetapi dalam kenyataannya penguat
Penguat
dan penguat
audio
terbuka, Rangkaian
5 4726
141 Detektor pembawa
dan
berfungsi
sebagai pemisah
gelombang yang dibawa,
kontak OA 70 yang kapasitasnya digunakan untuk frekuensi tinggi.
antara
digunakan
sangat
kecil
gelombang
diode
tipe
dan
cocok
Sinyal peluruhan induksi bebas yang berada di dalam °gelombang pembawa setelah melalui diode, bagian positifnya diteruskan. Sedangkan gelombang pembawa yang frekuensinya 0,5 MHz akan dihubung singkat oleh kapasitor pertama ke tanah. Selain itu ditahan juga oleh tahanan serio Kapasitor kedua akan menghubung singkat frekuensi tinggi yang tersisa, sehingga keluaran dari detektor benar-benar tinggal frekuensi rendah. Sinyal peluruhan induksi bebas dari detektor ini termasuk frekuensi rendah, tetapi bentuknya pulsa meluruh, penguatnya harus mempunyai karakteristik kecepatan memintas yang cepat. Di sini menggunakan IC LM318 yang mampu memintas 50 volt/uS, sedangkan untuk mengatur besar penguatan dari IC ini dengan mengubah tahanan umpan balik. Sebenarnya untuk cuplikan cair -sinyal setelah detektor sudah dapat diamati dengan osiloskop, tetapi untuk cuplikan padat masih perlu diperkuat lagi dengan penguat audio seperti pada gambar 8. III.
HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel
pengukuran besar tegangan tiap
cuplikan olio No. 1
Rangkaian
E(mV)
3000 300 120 I 5000 30 Osilator 400 Detektor 500 tegangan Penguat Pencampur audio pemilih II
rangkaian
untuk
142 Dari hasil pengukuran seperti tabel di atas dapat dilihat bahwa keluaran dari pencampur 5udah cukup besar yaitu 30 mV. Ini semua bila dibandingkan dengan sinyal peluruhan induksi bebas pada kumparan cuplikan yang besarnya diperkirakan 0,3 mV. Hasil ini dianggap cukup memuaskan bila dibandingkan dengan bila langsung memperkuat sinyal 20 MHz yang deraunya juga ikut dikuatkan. Sedangkan penguat pemilih I dan penguat pemilih II hanya memperkuat tegangan sinyal tetapi tidak begitu besar, dan hanya menambah daya pilah penguat. Keluaran LM733
dari
penguat tegangan
yang
ini 3 V tetapi masih terdiri dari
menggunakan
gelombang
IC
pembawa
0,5 MHz dan gelombang yang dibawa berupa sinyal peluruhan induksi bebas, dengan derajat modulasi sekitar 30k. Dengan demikian keluaran dari detektor tinggi sinyal adalah 500 mV, baru kemudian diperkuat lagi dengan penguat audio, sehingga Sedangtinggi sinyal peluruhan induksi bebas menjadi 5 V. kan gambar sinyal termodulasi dan sinyal peluruhan induksi bebas untuk cuplikan cair dan cuplikan padat serta spin-echo dari cuplikan cairan dapat dilihat pada berikut.
Gambar 9.
~inyal
sinyal gambar
peluruhan induksi bebas yang dibawa
gelombang
pembawa 0,5 MHz~
oleh
143
Gambar 10.
Sinyal
peluruhan induksi bebas
untuk
cuplikan
untuk
cuplikan
oli •.
Gambar 11. Sinyal kacang
peluruhan
induksi bebas
144
Gambar 12. Sinya1 spin echo untuk c"up1ikan
oli,
,
I I I:
Gambar 1B.
Sinyal spin-echo untuk cuplikan mengguna-kan receiver Bruke~
olf
dengan
Pada gambar 9 dapat dilihat untuk gelombang pembawa yang frekuensinya 0,5 MHz pada time/div 1 mS dan volt/div 0,5 V pada bagian frekuensi tinggi tidak. terlihat nyala penuh dan pada sinyal peluruhan induksi bebas terlihat deraunya, hal ini tidak akan terjadi bila diperkuat dengan frekuensi 20 MHz.
sinyal
langsung
Pada gambar 10 dan 11 dapat dilihat sinyal peluruhan induksi bebas untuk cuplikan oli dan kacang yang terlihat cukup tinggi, tetapi demikian juga deraunya. Hal ini makin terlihat lagi pada gambar 11 yang volt/div nya pada 0,5 V. Untuk mengurangi besarnya derau masih perlu dipasang tapis
145 pembuang
derau.
Pada gambar e~ho
pada
~uplikan
re~eiver antara
buatan 2
oli dengan re~eiver
Bruker.
lengkungan
deraunya
masih
.transmiter 2
12 dan 13 adalah perbandingan
terdapat
besar.
lengkungan
spin-
yang
dibuat
Pada gambar
12
terlihat
lengkungan
ke~il
Hal ini karena
belum ~o~ok.
sinyal
Sedangkan
lebar
baru pulsa
pada gambar
dan di dan pada
13 di antara
hanya ada derau yang ke~il, selain
itu
tidak
ada deraunya. IV.
KESIMPULAN Dari
hasil
dilakukan, menangkap
per~obaan
maka re~eiver
Hal
dilengkapi
ini
telah
yang
yang dibuat dapat digunakan
untuk
induksi bebas maupun sinyal spinmasih buatan Bruker, walaupun deraunya
disebabkan
peluruhan
yang dibuat
pralon
pleksiglas,
dan
masih
dalam derau.
dapat
dapat
ditangkap
padat, misalnya
dideteksi
ke~il, sehingga
deraupun
Dalam per~obaan danmedan
magnet
permanen.
sangat
diperlukan
menggunakan
belum
sinyal pralon dan pleksiglas
sehi~gga
belum
derau.
ini untuk ~uplikan
terlalu
dibuat
sinyal
karena tenggelam
NMR pulsa buatan Bruker dapat digunakan
mendeteksi
transmiter
yang
induksi bebas yang
oleh re~eiver sinyalnya
re~eiver
dengan tapis pembuang
Sinyal
sekali,
pengukuran
sinyal peluruhan
e~ho dari transmiter besar.
dan
tetapi hanya
untuk kecil
kelihatan.
untuk re~eiver
ini diambil
sinyal
dari
magnet yang sangat stabil ataupun medan Medan magnet yang sangat stabil karena
osilator
osilator
dalam
di
re~eiver
sini tidak
kristal.
DAFTAR PUSTAKA 1. R.S. Chaugule, 2. D.J. Fast
Addu~i, Re~overy
S~ientifi~ 1976.
"Pulse NMR Instrumentation", P.A. Hornung Time
and D.R. Torgeson,
Re~eiver
Instrumentation,
Diktat
for
Pulsed
"Extremely
NMR" ,
volume 47, No. 12,
1985. Review
De~ember
146 ~. D.l.
Hoult,
"Fast Re=ove~y,
and Pre Amplifier Instrument-
for Low Frequen~ies",
ation, 50(2), February
Pertanyaan-pertanyaan
1.
High Sensitivity
NMR
P~obe
Review S=ientifi=
1979.
dan Jawabannya
Dewita Mengapa
re~eiver
ini
dibuat,
rangkaian
pembuatan
suatu NMR?
dalam
apakah
rangka
Tono Wibowo Va,
re~eiver
pem~uatan
teknik
penguasaan dilakukan (11H) yang
ini dibuat dalam rangka
suatu NMR proton
berkesinambungan
se~ara
bagian per bagian.
2. Kosiyanto a. Berapa
besar frekuensi
faktor-faktor besarnya
apa
osilator
saja yang
yang
diinginkan
menentukan
dan
batas-batas
frekuensi?
b. Bagaimana
pengaruh
bentuk signal bila digunakan
zat-
zat paramagnet? Tono Wibowo a. Frekuensi frekuensi Untuk
itu
resonansi
yang diinginkan 0,5 MHz terhadap besar kecilnya magnet
pemulihan
perubahan
besar frekuensi tergantung
pada
selisih
resonansi4 frekuensi
inti.
b. Zat-zat paramagnet bentuk
yakni yang mempunyai
akan mengubah magnetisasi
waktu relaksasi
amplitudo yang
sinyal
dan
dicirikan
oleh
keluar
dari
(T1).
3. Budiono Bagaimana
bentuk
sinyal
output
setelah
detektor? Apakah tidak Ada kecacatan, dioda biasCi.?
karena
menggunakan
147 Tono Wibowo Bentuk
sinyal keluaran dari detektor
tergantung
bentuk
pulsa RF. Bila diberikan pulsa RF90~ bentuk sinyal keluaran adalah peluruhan induksi bebas, sedangkan bila diberikan pulsa RF 90~-180~-180~- ••• sinyal keluarannya .adalah berbentuk spin-e~ho. menggunakan dioda biasa bentuk sinyal untuk padat ada ~a~atnya.
Dengan ~uplikan
4. Tjutju R.L. Persyaratan
apa
pada kumparan
cuplikan
sehingga
bila
transmiter hidup dioda-dioda silangnya hubung singkat sedangkan daya harus diberikan ke rangkaian ~uplikan? Tono Wibowo Pada
kumparan
cuplikan harus
dalam
keadaan
resonansi
dengan kapasitor sehingga pada kumparan ~uplikan akan terjadi pelantingan tegangan yang jauh lebih besar dibanding tegangan keluaran pada penguat daya transmiter. Keluaran penguat daya transmiter jauh lebih besar dibanding tegangan diode yang menghantar pada 0,6 V.
Ke Daftar Isi