PEMBUATAN DAN UJI KINERJA PASSIVE DIRECT METHANOL FUEL CELL SEBAGAI SUMBER LISTRIK PADA CHARGER TELEPON SELULER Miradha Herdini Widiatmi1, Widodo Wahyu Purwanto2 12
Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, Depok 16424, Indonesia Email:
[email protected] [email protected] Abstrak
Telepon seluler merupakan salah satu jenis alat komunikasi yang memiliki daya tahan baterai yang relatif singkat. Untuk itu dibutuhkan sumber listrik yang dapat memenuhi kebutuhan listrik pada telepon seluler. Salah satu sumber listrik yang dapat digunakan adalah Direct Methanol Fuel Cell (DMFC). Direct Methanol Fuel Cell merupakan salah satu alat yang dapat menghasilkan listik dari reaksi elektrokimia dengan bahan bakar metanol. Untuk peralatan portable, jenis DMFC yang digunakan adalah Passive DMFC, dimana oksigen didapatkan dengan menggunakan metode air breathing dan metanol disuplai tanpa menggunakan pompa. Pada penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan desain dan mengetahui uji kinerja dari Passive DMFC dan nantinya dapat digunakan sebagai charger telepon seluler. Dari hasil penelitian didapatkan satu cell stack Passive DMFC dengan ukuran kecil yaitu 5 cm x 5 cm x 2,3 cm dan dapat menghasilkan voltase 0,45 V dan densitas daya maksimal 0,65 mW/cm2 pada saat densitas arus 4,15 mA/cm2 Pada saat Passive DMFC dua cell stack disusun secara seri didapatkan voltase pada saat tanpa beban adalah 0,72 V dan densitas daya maksimal 0,88 mW/cm2 pada saat densitas arus 3,76 mA/cm2. Dari hasil kinerja yang didapatkan, Passive DMFC belum dapat digunakan sebagai charger telepon seluler.
Abstract Fabrication and Performance of Passive Direct Methanol Fuel Cell as Power Source for Cellular Phone Charger. Cellular phone is kind of communication tools that has relatively short battery life. Therefore it requires a power source that can meet the electricity needs of the cellular phone. One source of electricity that can be used is a Direct Methanol Full Cell (DMFC). DMFC is one tool that can generate electricity from the electrochemical reaction with methanol as the fuel. For portable equipment, the type of DMFC that usually be used is Passive DMFC, where oxygen is obtained by using the method of air breathing and methanol is supplied without using pump. This study is proposed to get the design and know the performance of Passive DMFC and futhet could be used as a cellular phone charger.The results obtain from Passive DMFC cell stack with small size of 5 cm x 5 cm x 2.3 cm can produce voltage of 0,45 V and a maximum power density of 0.65 mW/cm2 at a current density of 4.15 mA/cm2. When Passive DMFC cell stack is arranged in two series, it can produce voltage of 0.72 V and the maximum power density of 0.88 mW/cm2 at current density of 3.76 mA/cm2. From the performance results obtained, Passive DMFC can not be used as a cellular phone charger. Keyword : Passive DMFC, Air breathing, No pump, Cellular phone charger
1. Pendahuluan Telepon seluler merupakan alat komunikasi yang banyak digunakan oleh masyarakat. Namun telepon seluler memiliki daya tahan baterai yang rendah sekitar 4,5 jam atau bergantung dari cara pemakaian, spesifikasi baterai dan ukuran baterai [1]. Daya baterai yang rendah menjadi kendala saat berada di luar
ruangan. Untuk itu diperlukan inovasi yaitu dengan menggunakan charger portable. Di Indonesia sendiri, terdapat dua jenis charger portable yaitu dengan menggunakan sinar matahari dan charger yang dapat menyimpan daya listirik. Namun kedua alat tersebut membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menghasilkan listik. Oleh karena itu pada penelitian ini diusulkan dengan menggunakan direct methanol fuel cell (DMFC).
Pembuatan Dan..., Miradha Herdini W, FT UI, 2013
DMFC merupakan salah satu jenis alat yang dapat menghasilkan sumber listrik. Listrik tersebut didapatkan dari reaksi elektrokimia dimana bahan bakar yang digunakan adalah metanol yang diumpankan secara langsung ke dalam sistem sel bahan bakar. Reaksi elektrokimia yang terjadi dapat dilihat pada persamaan Anoda : CH3OH +H2O Katoda: 6H+ +6e- +1,5O2 Total: CH3OH +1,5O2
CO2 +6H+ +6e3H2O
E = 0,046 V E=1,23V
CO2 +2H2O+listrik+panas E=1,18V
Elektron yang dihasilkan anoda akan ditransfer ke katoda melalui external circuit. Aliran elektron inilah yang akan menyebabkan terjadinya listrik. DMFC sendiri hanya memerlukan waktu beberapa menit untuk mendapatkan listrik. Ini lebih cepat dibandingkan dengan jenis charger yang lain dimana membutuhkan waktu berjam-jam untuk mengisi daya listriknya [2]. Aplikasi DMFC untuk peralatan elektronik portable sudah banyak diteliti oleh sebagian orang atau beberapa perusahaan ternama. Pada tahun 2001, JPL mendemontrasikan DMFC secara mikro dengan power density yang rendah sekitar 8mW/cm2 dengan menggunakan methanol dengan cara difusi [3]. Selain itu, Antig membuat DMFC yang dapat diaplikasikan sebagai sumber listrik pada laptop dan alat elektronik portable dengan daya 16 W [4]. Shimizu (2006) membuat passive DMFC sebagai charger telepon seluler dengan daya mencapai 2 W [5]. Pada tahun 2009, Toshiba mengeluarkan suatu produk DMFC dengan air breathing yang disebut Dynario dengan voltase 5 V dengan arus 400 mA [6]. Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan desain dari Passive Direct Methanol Fuel Cell (DMFC) dalam ukuran kecil dan juga kinerja dari Passive DMFC dilihat dari voltase, densitas arus dan densitas daya yang dihasilkan yang nantinya dapat diaplikasikan sebagai charger telepon seluler.
tembaga yang difabrikasi di Bandung. Pada penelitian ini, tidak dilakukan fabrikasi MEA. MEA yang digunakan dibeli di Fuel Cell Store, Amerika Serikat dengan menggunakan membran Nafion 117. Loading katalis dari anoda adalah 4mg Pt:Ru dan loading katalis dari katoda adalah 4 mg Pt [8]. Jumlah MEA yang dibeli adalah 2 buah. Namun pembelian MEA ini tidak disertakan klaim kinerja dari Fuel Cell Store sehingga tidak dapat membandingkan kinerja dari penelitian dengan kinerja dari perusahaan pembuat MEA. Tahap selanjutnya adalah perakitan dan uji kinerja dari DMFC. Sebelum uji kinerja dilakukan uji kebocoran dulu dengan melewatkan udara tekan ke dalam fuel cell. Uji kinerja DMFC menggunakan DC Electronic Load Array 3701 A. Setelah uji kinerja selanjutnya didapatkan data kinerja dari fuel cell dalam bentuk kurva polarisasi.
3. Hasil dan Pembahasan 3.1 Desain Flowfield Pelat Bipolar Desain dari flowfield yang digunakan untuk pelat bipolar anoda adalah jenis single serpentine. Pemilihan single serpentine karena mudah difabrikasi. Sedangkan jenis flowfield yang digunakan untuk pelat bipolar katoda adalah jenis planar – circulating opening. Pemilihan jenis planar karena fraksi massa dan perpindahan massa dari oksigen lebih baik jika dibandingkan dengan jenis channel [9]. Berikut Gambar 1 menunjukkan desain dari flowfield untuk pelat bipolar anoda dan Gambar 2 menunjukkan desain dari flowfield untuk pelat bipolar katoda.
Gambar 1. Desain Pelat Bipolar untuk Anoda [10]
2. Metode Penelitian Pada penelitian ini, jenis DMFC yang digunakan adalah Passive DMFC dimana metanol diinput ke dalam DMFC dengan gaya gravitasi dan oksigen didapatkan dengan metode air breathing. Oksigen dapat masuk ke dalam DMFC karena adanya konveksi alami yang terjadi [7]. Konveksi alami dapat terjadi karena adanya perbedaan suhu antara DMFC dengan suhu lingkungan. Tahapan awal penelitian ini adalah mendesain dari cell stack. sedangkan Setelah mendapatkan desain cell stack, tahap selanjutnya adalah fabrikasi dari cell stack. Untuk pelat bipolar difabrikasi di PT. Buana Merdeka sedangkan untuk current collector menggunakan pelat
Gambar 2. Desain Pelat Bipolar untuk Katoda [10]
Pembuatan Dan..., Miradha Herdini W, FT UI, 2013
0.8
MEA 1 MEA 2 0.6
0.5 Voltase (V)
0.4 0.3
0.4
0.2
0.2
0.1 0
0 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Densitas Daya (mW/cm2)
0.6
Densitas Arus (mA/cm2) Gambar 3. Kurva Polarisasi MEA 1 dan MEA 2 dengan metanaol 2 M dan laju alir 0,037 ml/s.
3.2 Kinerja Passive DMFC Kinerja Passive DMFC ditunjukkan pada Gambar 3. Dapat dilihat pada Gambar 3 terdapat MEA 1 dan MEA 2. Maksud dari MEA 1 adalah MEA pertama yang diuji sedangkan MEA 2 adalah MEA kedua yang diuji. Dari pengujian kedua MEA didapatkan perbedaan hasil kinerja antara keduanya. Performa dari fuel cell didapatkan voltase awal tanpa beban (Open Circuit Voltage) dari MEA 1 adalah 0,45 V sedangkan voltase MEA 2 adalah 0,48 V. Untuk densitas daya maksimum dari MEA 1 adalah 0,65 mW/cm2 sedangkan MEA 2 adalah 0,49 mW/cm2 dimana densitas arus dari MEA 1 adalah 4,15 mA/cm2 sedangkan densitas arus dari MEA 2 adalah 3,75 mA/cm2. Untuk voltase yang dihasilkan antara MEA 1 dan MEA 2 hampir sama, namun densitas arus dan densitas daya yang dihasilkan berbeda. MEA 2 memiliki densitas arus dan densitas daya yang lebih kecil dibandingkan dengan MEA 1. Jika dilihat dari kurva polarisasi, perbedaan ini disebabkan adanya perbedaan hambatan pada MEA 1 dan MEA 2. Perbedaan hambatan ini akan dijelaskan lebih lanjut dalam analisis ohmic losses.
kedua MEA relatif kecil, namun hambatan pada MEA 2 lebih besar jika dibandingkan dengan hambatan pada MEA 1. Hambatan dari MEA 2 disebabkan hambatan pada saat mentransportasikan proton. Hambatan pada saat mentransportasikan elektron tidak terlalu berpengaruh pada penelitian ini karena cell stack yang digunakan memiliki ukuran yang sama dan jenis bahan yang sama juga. Hambatan pada saat mentransportasikan proton dianalisis karena adanya perbedaan ketebalan katalis. Jika katalis pada suatu MEA tersebut terlalu tebal maka akan memperjauh jarak yang harus proton lewati. 3.3 Perbandingan dengan cell stack komersial Perbandingan dengan cell stack komersial bertujuan untuk mengetahui kinerja dari MEA yang sesungguhnya. Percobaan dengan menggunakan MEA yang sama dan konsentrasi metanol yang sama namun oksigen yang digunakan berbeda yaitu oksigen dari tabung gas dengan kemurnian 99,9% dan cell stack yang digunakan juga berbeda dengan menggunakan cell stack komersial dari Electrochem. Pada Gambar 4 didapatkan hasil voltase yang sebelum pembebanan mencapai 0,48 V dan densitas daya maksimal yang dihasilkan mencapai 3 mW/cm2 dimana densitas arus yang dihasilkan mencapai 15,8 mA/cm2. Hasil ini dibandingkan dengan kinerja DMFC dengan menggunakan oksigen dari udara yang hanya mencapai 0,65 mW/cm2 pada saat densitas arus 4,15 mA/cm2. Perbandingan densitas arus antara DMFC dan Passive DMFC berbanding 4 : 1. Perbandingan ini sesuai dengan konsentrasi oksigen pada fuel cell. Pada DMFC, konsentrasi oksigen mencapai 99,9% sedangkan pada passive DMFC konsentrasi oksigen yang digunakan sekitar 21% karena didapatkan dari udara. Perbandingan antara konsentrasi oksigen antara DMFC dan Passive DMFC adalah 4 : 1. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja MEA paling baik untuk densitas arus mencapai 15,8 mA/cm2.
3.2 Ohmic losses
Voltase (V)
3.5
Oksigen murni
3
Oksigen dari udara
0.5
2.5
0.4
2
0.3
1.5
0.2
1
0.1
0.5
0
0 0
5
10 15 20 25 Densitas Arus (mA/cm2)
30
Densitas Daya (mW/cm2)
0.6
Ohmic losses merupakan salah satu penyebab terjadinya penurunan voltase pada Fuel Cell. Pada kurva polarisasi Ohmic losses ditunjukkan dengan penurunan voltase berbanding linear dengan kenaikan arus. Ohmic losses disebabkan oleh terjadinya hambatan pada elektroda dan hambatan pada saat proton mengalir di elektrolit [11]. Persamaan yang digunakan untuk menghitung berapa hambatan yang digunakan dengan menggunakan persamaan V = ir, dimana V merupakan voltase (V), i merupakan densitas arus (mA/cm2) dan r merupakan hambatan pada area spesifik (kΩ.cm2). Dari persamaan tersebut didapatkan hambatan untuk MEA 1 adalah 6,005 mOhm dan untuk MEA 2 adalah 8,612 mOhm. Jika dilihat hambatan yang terjadi di
35
Gambar 4. Perbandingan Kurva Polarisasi menggunakan oksigen murni dan menggunakan oksigen dari udara
Pembuatan Dan..., Miradha Herdini W, FT UI, 2013
3.4 Perbandingan dengan Penelitian Internasional Dari Tabel 1 didapatkan hasil kinerja DMFC dari Gou et al (2006) lebih baik dibandingkan dengan data hasil penelitian karena loading dari katalis pada Gou et al (2006) lebih banyak dibandingkan dengan penelitian yang lain yang ditampilkan pada tabel 2. Loading katalis tersebut memiliki loading sebesar 7 mg untuk Pt:Ru dan 6,5 mg untuk Pt. Loading katalis yang banyak akan memperbanyak luas permukaan katalis sehingga reaksi akan berjalan lebih cepat dibandingkan dengan loading katalis yang lebih rendah sehingga hasil dari performa Passive DMFC lebih baik. [2] Jika dibandingkan dengan Zhang et al (2010 Tabel 1, voltase yang dihasilkan nilainya sudah mendekati. Namun, densitas arus yang dihasilkan pada penelitian 9 kali dibandingkan dengan Zhang et al (2010). Hal ini dianalisis karena MEA yang digunakan pada penelitian memiliki kualitas yang kurang baik. Jika dibandingkan antara hasil kinerja fuel cell dengan oksigen murni dengan hasil kinerja fuel cell Zhang et al (2010) didapatkan perbandingan 2 : 1. Hasil kinerja fuel cell dengan oksigen murni seharusnya lebih baik daripada Zhang et al (2010) karena konsentrasi oksigen pada oksigen murni lebih tinggi dibandingkan dengan konsentrasi oksigen yang digunakan oleh Zhang et al (2010). Namun ternyata hasil kinerja fuel cell Zhang et al lebih baik dibandingkan dengan hasil kinerja fuel cell dengan menggunakan oksigen murni. Densitas arus pada penelitian lebih kecil dibandingkan dengan densitas arus pada Zhang et al (2010). Densitas arus pada fuel cell menunjukan bagaimana kecepatan dari reaksi kimia yang terjadi. Kecepatan dari reaksi kimia tersebut dapat disebabkan oleh beberapa hal yaitu dari konsentrasi reaktan, suhu, luas permukaan kontak dan katalis. [12] Dari keempat faktor ini, hanya konsentrasi reaktan yang dapat diuji coba untuk mendapatkan kenaikan densitas arus pada Passive DMFC di penelitian ini. Tabel 1. Perbandingan dengan data penelitian internasional [13,14]
Tabel 2. Spesifikasi MEA [13,14]
3.5 Perbandingan dengan variasi konsentrasi reaktan Dari Gambar 5 densitas arus yang dihasilkan saat mencapai densitas daya maksimal paling besar terjadi pada saat metanol dengan konsentrasi 3 M dengan densitas arus sebesar 5,92 mA/cm2 pada saat densitas daya maksimal sebesar 0,89 mW/cm2. Hal ini dikarenakan metanol 3 M memiliki konsentrasi lebih tinggi dari 2 M sehingga semakin banyak methanol yang ada dan semakin banyak metanol yang bereaksi maka semakin cepat reaksi yang berlangsung. Namun penambahan metanol juga dapat menurunkan kinerja dari fuel cell. Dapat dilihat pada Gambar 5 saat menggunakan metanol 4 M dan metanol 5 M terjadi penurunan kinerja fuel cell. Pada saat menggunakan metanol 4 M, terjadi penurunan densitas arus menjadi 3,95 mA/cm2 pada densitas daya maksimal yaitu 0,79 mW/cm2 sedangkan pada saat menggunakan metanol 5 M terjadi penurunan densitas arus menjadi 2,57 mA/cm2 dengan densitas daya maksimal 0,32 mW/cm2. Penurunan kinerja metanol pada konsentrasi 4 M dan 5 M disebabkan terjadinya crossover pada metanol. Metanol pada saat konsentrasi 4 M dan 5 M mengalami difusi dari anoda ke katoda melalui membran. Metanol ini akan bereaksi langsung dengan oksigen di katoda sehingga elektron tidak mengalir melalui pelat tembaga tetapi mengalir bersama metanol sehingga menyebabkan adanya hubungan arus pendek internal di katoda dan hal ini akan mengurangi arus yang terjadi pada fuel cell. Hal ini sesuai dengan penelitian Zhang et al (2010) dimana saat konsentrasi metanol lebih dari 3 M maka terjadi crossover. Perpindahan metanol ini akan menyebabkan metanol hanya bereaksi di katoda, dan hal ini akan menyebabkan perpindahan elektron hanya terjadi di katoda saja [15].
Pembuatan Dan..., Miradha Herdini W, FT UI, 2013
2 M 3 M 4 M 5 M
0.5 Voltase (V)
0.4 0.3
1 0.8 0.6 0.4
0.2
0.2
0.1 0
0
Densitas Daya (mW/cm2)
0.6
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Densitas Arus (mA/cm2)
Gambar 5. Perbandingan Kurva Polarisasi dengan Variasi Konsentrasi Reaktan
Dengan menggunakan pompa peristaltik, terbentuknya gelembung CO2 dapat teratasi. Pompa peristaltik memiliki tekanan yang konstan dalam mendorong laju metanol yang masuk. Dengan tekanan yang konstan ini, metanol mampu mendorong gelembung dari CO2 lebih cepat dibandingkan dengan tanpa pompa. Namun penggunakan pompa peristaltik ini tidak dapat dinamakan dengan Passive DMFC. Oleh karena itu perlu adanya inovasi yang dapat dilakukan untuk mengurangi diamnya gelembung CO2 yang terperangkap pada flowfield anoda. Salah satu inovasi yang telah dilakukan adalah dengan memodifikasi membran yang digunakan [16]. Membran dimodifikasi sehingga CO2 dapat berdifusi melalui membran tersebut, sehingga akan mengurangi terbentuknya gelembung pada pelat bipolar di anoda.
3.6 Fenomena Pada Passive Direct Methanol Fuel Cell
0.6
Dengan Pompa 1 Tanpa pompa 0.8
Voltase (V)
0.5 0.4
0.6
0.3
0.4
0.2
0.2
0.1 0
0 0
5 10 Densitas Arus (mA/cm2)
15
3.7 Passive DMFC secara seri Kinerja Passive DMFC secara seri dapat dilihat pada Gambar 7. Voltase tanpa beban mencapai 0,72 V, sedangkan densitas daya maksimal yang dihasilkan adalah 0,88 mW/cm2 dengan densitas arus 3,76 mA/cm2. Jika dilihat ada penurunan voltase pada saat Passive DMFC disusun secara seri. Seharusnya voltase yang dihasilkan dapat mencapai 0,8 V, namun yang dihasilkan hanyalah 0,72 V. Hal ini dianalisis karena kualitas MEA sudah mulai menurun. Penurunan kualitas MEA dibuktikan saat mengecek satu per satu voltase yang dihasilkan dari masing-masing fuel cell. Passive DMFC yang pertama hanya didapatkan 0,4 V saja sedangkan Passive DMFC yang kedua didapatkan 0,34 V. Hal ini berbeda dengan kinerja dari MEA awal. Untuk dapat diaplikasikan sebagai charger telepon seluler, perlu ditambahkan lagi cell stack. Charger telepon seluler membutuhkan voltase sebesar 3,7 V. Dengan mengasumsikan kinerja dari dua Passive DMFC yang disusun secara seri adalah 0,72 V, maka kebutuhan cell stack untuk dapat diaplikasikan sebagai charger telepon seluler dibutuhkan 12 cell stack dengan spesifikasi MEA dan desain cell stack yang sama dengan penelitian ini.
Densitas Daya (mW/cm2)
Pada penelitian terjadi fenomena dimana terdapat CO2 yang terjebak pada flowfield anoda. Hal ini dibuktikan dengan melakukan penelitian dengan menambahkan pompa peristaltik dalam memasukkan metanol ke dalam fuel cell. Dari Gambar 6 dapat dilihat dengan pompa peristaltik, kinerja dari DMFC lebih baik dibandingkan tanpa pompa dengan melihat densitas arus dan densitas daya yang dihasilkan dengan menggunakan pompa lebih besar dibandingkan dengan tanpa pompa. Densitas daya maksimal yang dihasilkan dengan menggunakan pompa mencapai 0,86 mW/cm2 dengan densitas arus 5,33 mA/cm2. Dapat dibuktikan bahwa tidak keluarnya metanol pada keluaran fuel cell disebabkan karena terbentuknya gelembung CO2 pada flowfield. Arah aliran gelembung CO2 ini akan berlawanan dengan arah aliran metanol. Arah aliran gelembung CO2 akan bergerak naik ke atas sedangkan arah gravitasi dari metanol akan bergerak turun ke bawah. Karena pada DMFC dengan air breathing, aliran metanol hanya dapat mendorong gelembung CO2 secara perlahan. Terbentuknya gelembung CO2 pada anoda ini akan mengurangi luas kontak antara metanol dengan katalis. Hal ini menyebabkan kinerja dari Passive DMFC akan menurun.
Gambar 6 Kurva Polarisasi perbandingan antara DMFC dengan pompa dan DMFC tanpa pompa
Pembuatan Dan..., Miradha Herdini W, FT UI, 2013
single cell stack Series cell stack
1 0.8 0.6 0.4 0.2
Densitas daya (mW/cm2)
Voltase (V)
0.8 0.7 0.6 0.5 0.4 0.3 0.2 0.1 0
[3]
[4]
0 0
2
4
6
8
10
12
Densitas arus (mA/cm2)
Gambar 7.
Perbandingan Kurva Polarisasi untuk Passive DMFC secara satu cell stack dan Passive DMFC secara seri.
[5] [6]
4. Kesimpulan Dari penelitian ini dapat disimpulkan telah didapatkan Passive DMFC dengan ukuran 5 cm x 5 cm dengan ketebalan 2,3 cm untuk satu cell stack dan ketebalan 5 cm untuk Passive DMFC secara seri. Kinerja yang didapatkan dari Passive DMFC satu cell stack adalah 0,45 V untuk voltase sebelum pembebanan dengan densitas daya maksimal 0,65 mW/cm2 pada saat densitas arus 4,15 mA/cm2. Sedangkan hasil kinerja dari Passive DMFC secara seri adalah 0,72 V untuk voltase sebelum pembebanan dengan densitas daya maksimal 0,88 mW/cm2 pada saat densitas arus 3,76 mA/cm2. Hasil densitas arus dari Passive Direct Methanol Fuel Cell masih relatif kecil dibandingkan dengan densitas arus yang dihasilkan pada jurnal penelitian internasional. Hal ini dianalisis disebabkan karena kualitas MEA yang kurang baik. Tidak adanya klaim dari perusahan, membuat tidak dapat mengetahui secara pasti, penyebab sebenarnya dari kecilnya kinerja dari DMFC. Kedepannya, perlu mencari vendor yang menjual MEA dan memberikan klaim bagaimana kinerja dari MEA tersebut. Pada penelitian ini, Passive DMFC yang dihasilkan belum dapat diaplikasikan sebagai charger telepon seluler. Untuk dapat diaplikasikan, diperlukan 12 cell stack yang disusun secara seri jika diasumsikan kinerja dari fuel cell sama dengan kinerja fuel cell pada penelitian ini. Daftar Pustaka [1]
[2]
[7]
[8]
[9]
[10] [11] [12] [13]
[14]
[15]
Susilawati, R. (2011). Analysis Of Factors Affecting The Consumer Buying Nokia Handphone. Gunadarma University Library: Gunadarma University. Kamarudin, S. K., Achmad, F. and Dauda, W. R. W. (2009). Overview On The Application Of Direct Methanol Fuel Cell (DMFC) For Portable
[16]
Electronic Devices. International Journal of Hydrogen energy, 34 : 6902-6916. Bostaph, J., Koripella, R., Fisher, A., Zindel, D., and Hallmark, J. in: Proceedings of the 199th Meeting on Direct Methanol Fuel Cell, Electrochemical Society, Washington, DC, USA, 25–29 March 2001. Sundarrajan, S., Allakhverdiev, S. I. & Ramakrishna, S. (2011). Progress and Prespectives in Micro Direct Methanol Fuel Cell Internasional Journal of Hydrogen energy, 37, 8765-8786. Shimizu, T. (2006). A Study on Passive Direct Methanol Fuel Cells for Portable Electronic Devices. Thesis, Waseda University. Toshiba. (2009). Toshiba Launches Direct Methanol Fuel Cell in Japan as External Power Source for Mobile Electronic Devices. Retrieved 24 May 2013, from http://www.toshiba.co.jp/about/press/2009_10/pr 2201.htm Zhao, T.S, Chen R, Yang, W.W., and Xu, C. (2009). Small Direct Methanol Fuel Cells with Passive Supply of Reactants. Journal of Power Sources 191 : 185-202. Fuel Cell Store. (2012). 5L SP-DMFC MEA 5cm2. Retrieved 10 June 2013, from http://www.fuelcellstore.com/en/pc/viewPrd.asp? idproduct=527&idcategory=80 Kumar, P. M., and Kolar, A. K. (2010). Effect of Cathode Design on The Performance of An Air Breathing PEM Fuel Cell. International Journal of Hydrogen Energy 35 : 671-681. PT. Buana Merdeka Jaya, Tangerang, 2013. Larminie, J. and Dicks. (2000). Fuel Cell System Explained Handbook, Baffins Lane, Chichester, England, John Wiley & Sons, Ltd. Chang, R. (2003) General Chemistry : The Essential Concepts Handbook. McGraw-Hill Companies. Guo, Z., and Amir, F. (2006). Development of Planar Air Breathing Direct Methanol Fuel Cell Stacks. Journal of Power Sources 160 : 11831194 Zhang, Y., Wang, L., Leng, J., Sun, T., Liu, X. (2010). Design, Fabrication and Testing of a Polymer-based Micro Direct Methanol Fuel Cell. MEMMS Center. Harbin Institutie of Technology. Liu, J.G., Zhao, T.S., Chen, R., and Wong, C.W. (2005).The Effect of Methanol Concentration on the Performance of a Passive DMFC. Electrochemistry Communications 7 : 288 -294 Prakash, S., Mustain, W., Kohl, Paul A. (2008). Carbon dioxide vent for direct methanol fuel cells. Journal of Power Sources 185; 392-400.
Pembuatan Dan..., Miradha Herdini W, FT UI, 2013