PEMBUATAN BUSINESS INTELLIGENCE DASHBOARD UNTUK MENGUKUR CAPAIAN KERJA DIVISI SALES, STUDI KASUS DIVISI SALES PT.XYZ WILAYAH SIDOARJO Wiwik Anggraeni S.Si, M.Kom ,Rully Agus Hendrawan S.Kom,M.Eng, Hendy Febrianto Jurusan Sistem Informasi Fakultas Teknologi Informasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus Keputih, Sukolilo, Surabaya 60111, Indonesia Email :
[email protected] Abstrak Pada Tugas Akhir ini, Divisi Sales PT.Xyz memiliki beberapa kegiatan yang cukup kompleks dalam keseharian operasionalnya. Pada level operasional, seorang Asisten Sales Manager PT.Xyz dituntut untuk dapat mencapai target penjualan dari perusahaan. Untuk mencapainya, Asisten Sales tersebut harus mampu menganalisa pengukuran kinerja divisinya. Asisten Sales tersebut membutuhkan waktu yang cenderung lama dalam mendapatkan nilai indikator kinerjanya, karena data yang dikelola cukup banyak, tidak terstruktur, tidak terintegrasi, serta penggunaan tools Spreadsheet yang kurang optimal. Padahal data-data tersebut sangat menentukan keputusan apa yang akan dibuat oleh Asisten Sales Manager tersebut. Seharusnya data tersebut dapat digali lebih cepat, dan disajikan dengan bentuk yang mudah dibaca dan dianalisa. Solusi yang akan diberikan dalam mengatasi permasalahan tersebut adalah membuat Business Intelligence Dashboard bagi Asisten Sales Manager Divisi Sales PT. XYZ ini. Dashboard merupakan sistem yang memadai dalam mengolah data dan memberikan informasi penting terkait indikator kinerja pada sebuah divsi. Dashboard memberikan visualisasi nilai indikator kinerja yang sebelumnya berupa angka, menjadi grafik atau komponen yang mudah dibaca, dan dipahami secara singkat. Dengan adanya dashboard, permasalahan tentang pengolahan data untuk menganalisa capaian kerja divisi yang cenderung lama, dapat diselesaikan. Kata Kunci: Business Intelligence, Dashboard, Sales management system, Pengukuran capaian kerja. 1. Pendahuluan Informasi atau data sudah menjadi barang yang sangat penting, dan merupakan aset perusahaan dalam mengimplementasikan manajemen perusahaan yang baik. Begitu pula dalam perusahaan manufaktur, divisi sales. Informasi tersebut berguna sebagai bekal mengukur perkembangan kinerja bagian sales dari waktu ke waktu. Dalam prinsip manajemen pada buku Enterprise Dashboard disebutkan bahwa “It is a well-established management principle that you cannot manage what you cannot measure. It is equally true, however, that you cannot manage well what you cannot monitor.” (Malik, 2005). Hal diatas adalah prinsip utama dalam manajemen, yaitu pengukuran dan monitoring kinerja adalah kunci dari pengimplementasian manajemen yang baik.
Persoalan monitoring dan pengukuran kinerja tersebut tidaklah mudah. Salah satunya adalah bagaimana memaksimalkan sumber daya data tersebut menjadi sebuah informasi yang dapat meningkatkan nilai kinerja sebuah divisi sales pada perusahaan ini. Dalam studi kasus ini, seorang Asisten Sales Manager sebuah perusahaan manufaktur PT.Xyz hanya dapat melakukan analisa data kinerja dan histori penjualan produk perusahaan dengan tools spreadsheet. Pada kenyataanya, data-data tersebut sangat menentukan langkah keputusan apa yang akan dibuat bagi Asisten Sales Manager tersebut, dan seharusnya data tersebut dapat digali dan dianalisa lebih cepat dalam sekali lihat. Dengan hanya menggunakan tools spreadsheet tersebut, Asisten Sales Manager perlu meluangkan waktu yang lama dalam menganalisa data tersebut. Disamping itu, hasil analisa yang dilakukan juga terbatas dan tidak menyeluruh. Padahal Asisten Sales Manager saat ini dihadapkan dengan tantangan yang cukup berat, karena setiap kali bekerja mereka selalu diberi target dalam tugasnya, sehingga diperlukan sebuah tools untuk meningkatkan kinerja dan meningkatkan akurasi dari keputusan yang dibuat Asisten Sales Manager tersebut. Hal inilah yang menjadi dasar dalam pembuatan tugas akhir ini. Solusi yang akan diberikan dalam mengatasi permasalah tersebut adalah dengan cara pembuatan Business Intelligence Dashboard bagi Asisten Sales Manager Divisi Sales PT. XYZ ini. Alasan utama pemilihan BI dashboard sebagai sebuah solusi dalam tugas akhir ini adalah karena dashboard dapat memberikan visualisasi “Key Performance Indicator” yang seharusnya menjadi perhatian utama bagi Asisten Sales Manager dalam proses kerjanya. Jika sebelumnya Asisten Sales Manager mengukur KPI dengan menggunakan tools spreadsheet yang membutuhkan waktu yang lama karena harus memasukkan formula satu demi satu, maka jika menggunakan BI dashboard ini akan sangat menghemat waktu dalam mengukur KPI, karena KPI akan ditampilkan secara visual dan dapat dimonitor hanya dalam sekali lihat saja 2. Business Intelligence Dashboard Dashboard merupakan salah satu area yang terdapat pada Business Intelligence. Dashboard pada dasarnya berguna bagi seorang pengambil keputusan yang terdapat didalam organisasi perusahaan. Salah satu contohnya pada studi kasus ini, yaitu pada Asisten Sales Manager PT.Xyz Regional Surabaya. Dashboard akan 1
memberikan sebuah halaman berisi informasi kunci yang dibutuhkan bagi sang Manager untuk dimonitor, sehingga sang Manager dapat menemukan permasalahan secara cepat, dan memberikan aksi atau melakukan pengambilan keputusan dalam rangka membantu meningkatkan performa dari perusahaanya. Hal ini dikuatkan dengan pernyataan dari Shadan Malik pada bukunya yang berjudul Enterprise Dashboard. Dia menyatakan bahwa “The dashboard is the new face of the emerging information management field. Dashboards have become the vehicle of execution for several key initiatives being implemented among organizations worldwide” (Malik, 2005). Dashboard menjadi wajah baru dari penyatuan informasi manajemen. Dashboard juga telah menjadi sebuah kendaraan dalam menjalankan beberapa inisiatif kunci yang diimplementasikan oleh banyak organisasi didunia. Ada beberapa macam tipe dari Dashboard, menurut Rasmussen dalam bukunya Business Dashboard mengemukakan 3 buah tipe Dashboard, yaitu: • Strategical Dashboard yang berfungsi sebagai pendukung garis organisasi dengan tujuan yang strategis. • Tactical Dashboard berfungsi sebagai pendukung pengukuran progress dalam kunci atau inisiatif proyek. • Operational Dashboard yang berfungsi sebagai pendukung monitoring dari aktifitas proses bisnis yang spesifik. Dalam tugas akhir ini, Tipe Dashboard yang digunakan dan yang paling cocok pada studi kasus Asisten Sales Manager PT.Xyz adalah tipe Operational Dashboard. Karena tipe ini digunakan untuk memonitor proses bisnis, aktivitas bisnis atau kejadian yang kompleks dalam suatu divisi dalam perusahaan. Operational Dashboard sering digunakan pada level departemen, dimana kegiatan operasional berperan disitu, dan bukan pada senior executive. 3. Divisi Sales PT.Xyz PT.Xyz adalah sebuah perusahaan multi-level Nasional yang bergerak dibidang manufaktur dan memproduksi berbagai macam produk. Produk yang akan dianalisa pada penelitian ini adalah produk es krim. Produk ini mempunyai banyak variasi jenis maupun rasa, disamping itu proses distribusi yang dilakukan pun cukup rumit, sehingga menjadi pilihan yang tepat untuk dilakukan penelitian mengenai pengukuran kinerja dan membangun sebuah aplikasi mengenai proses tersebut. Secara struktur organisasi, Divisi Sales memiliki jalinan dengan organisasi diluar perusahaan, yaitu perusahaan partner yang berfungsi sebagai distributor kepada beberapa toko. Didalam Divisi sales tersebut terdapat 3 level manajerial yang ada. Mulai dari Nasional Sales Manager sebagai Kepala utama dari Divisi Sales tersebut. Pada level ini, hanya terdapat satu orang yang membawahi 2 level manajerial lainya, yaitu Area Sales Manajer yang membawahi Asisten Sales Manager. Yang bertanggung jawab dalam skala nasional, termasuk menentukan 2
kebijakan yang sifatnya nasional adalah Nasional Sales Manajer. Kemudian Area Sales Manager adalah yang bertanggung jawab dalam menentukan kebijakan dalam area yang sudah ditentukan. Contoh wilayah yang diliputi adalah wilayah Jawa dan Bali, yang di manajeri oleh Area Sales Manager Jawa dan Bali. Begitu pula wilayah-wilayah yang lain, pada level manajerial ini, ada 7 orang yang menjabat sebagai Area Sales Manager diwilayah Indonesia.Setiap Area Sales manajer memiliki Asisten yang dibagi berdasarkan wilayah yang ditangani setiap ASM (Area Sales Manager). Asisten area Sales Manager bertanggung jawab dalam menganalisa kontribusi, dan trend penjualan berdasarkan indikator-indikator yang telah ditentukan. Asisten Area Sales Manager dalam kedudukan struktural organisasi, setara dengan kepala distributor sebagai partner dari PT.Xyz, dan peran dari Asisten ASM bagi kepala distributor adalah sebagai konsultan. Struktur organisasi dari Distributor partner dari PT.Xyz adalah Kepala Distributor/ Owner berada sebagai pejabat tertinggi, diikuti oleh Operasional Manajer yang membawahi beberapa salesman. Struktur Organisasi Divisi Sales dalam prosesnya dapat dilihat pada gambar dibawah.
PT.Xyz (Divisi Sales Produk Es-Krim)
National Sales Manager
Area Sales Manager
Asisten Area Sales Manager
Owner Distributor
PT.Xyz
Operational Manager
Sales Supervisor
Salesman
Distributor/Partner
Gambar 1 Struktur Organisasi Divisi Sales PT.Xyz
Proses bisnis utama dari divisi Sales adalah menjual produk dari pabrik sampai kepada customer. Proses tersebut berawal dari proses produksi yang dihasilkan dari pabrik PT.Xyz yang terletak di Propinsi Jawa Barat, setelah produk tersebut disimpan di gudang beku, maka produk eskrim selanjutnya dikirimkan ke
distributor-distributor yang tersebar di wilayah Indonesia. Jika barang telah tiba pada distributor, barang selanjutnya disimpan di gudang beku distributor, yang selanjutnya akan didistribusikan kepada toko-toko melalui penjualan yang dilakukan oleh salesman distributor, sesampainya barang ditoko, produk es-krim ditempatkan di fixed cabinet atau lemari pendingin yang telah disediakan oleh prusahaan untuk toko-toko. Dan dari fixed cabinet tersebut, barang sampai ketangan costumer akhir. Tahapan-tahapan proses tersebut dapat dilihat dari bagan dibawah ini:
4. (%) Prosentase total target omset penjualan yang tercapai. Target penjualan merupakan sesuatu yang sangat vital bagi departemen sales PT.Xyz ini. Bahkan tingkat kesuksesan dari divisi ini secara garis besar diukur dari pencapaian target Omset penjualan yang dicapai. Tuntutan perusahaan adalah, setiap divisi minimal harus mencapai target. Akan ada reward dan punishment tersendiri bagi penanggung jawab divisi ini. Maka dari itu dibutuhkan suatu kerja sama tim yang baik dari level atas sampai level bawah. KPI ini bertujuan untuk membantu pengguna (Asisten Sales Manager PT.Xyz) dalam mengevaluasi pencapaian target sampai saat update terakhir data. KPI ditampilkan dalam bentuk prosentase, karena jumlah total target pertahun telah ditentukan dari Nasional Sales Manager kepada tiap territory di Indonesia. Prosentase yang ditampilkan mencakup keseluruhan pencapaian yang dikumpulkan dari setiap salesman yang dibawahi oleh Asisten ASM. Formula untuk Indikator ini adalah: 𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃 𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡 𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝 𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡 (𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜 − 𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃 𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜 𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝) = 𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂 𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠 𝑡𝑡𝑡𝑡ℎ𝑢𝑢𝑢𝑢 × 100%
5. (Rupiah)Jumlah total omset penjualan perbulan. Gambar 2 Proses Bisnis Divisi Sales PT.Xyz
3.1. KPI Divisi Sales Key Performance Indicator (KPI) merupakan ukuran finansial atau non finansial yang digunakan untuk membantu suatu organisasi dalam mendefinisikan dan mengukur proses bisnis agar pencapaian tujuan organisasi dapat lebih tepat dan cepat diraih. KPI merupakan suatu ukuran yang sangat penting bagi perusahaan atau organisasi, sehingga KPI menjadi suatu konten yang sangat bernilai didalam dashboard. Proses menentukan KPI bagi departemen Sales PT.Xyz ini dilakakukan melalui beberapa cara tempuh, antara lain: wawancara, analisa proses bisnis, analisa dokumen, serta analisa data mentah yang digunakan dalam aktifitas departemen sales PT.Xyz ini. Setelah dilakukan kegiatan analisa, beberapa point mengenai tujuan bisnis perusahaan dari departemen sales telah ditemukan dan menjadi bahan utama dalam penentuan KPI departemen. Fakta lain yang ditemukan dari analisa data mentah adalah data yang digunakan dalam departemen ini tidak terintegrasi antara satu dengan yang lain serta cenderung terpencar-pencar dan tidak memiliki susunan format yang siap untuk tahap pemrosesan data. Hal tersebut menyebabkan informasi sangat sulit untuk digali dan ditampilkan secara komprehensif, dan cepat. Daftar KPI yang telah didapatkan melalui metode yang dipaparkan sebelumnya antara lain:
Pencapaian total target omset perbulan sangat mempengaruhi pencapaian total. Maka dari itu, hal ini harus dianalisa untuk menemukan ketidaktercapaian target tiap bulanya. Ukuran ini adalah bentuk detail dari KPI pada nomor satu. Indikator ini merupakan salah satu ukuran untuk mencapai tujuan bisnis departemen dalam mengevaluasi total pencapaian target tiap bulan. KPI ini ditampilkan dalam total omset penjualan tiap bulan. Formula untuk indikator ini adalah: 𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽ℎ 𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡 𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜 𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝
= � 𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂 𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑎𝑎𝑎𝑎 𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡 𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠 𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝
6. (Rupiah) Rata-rata total penjualan perpekan.
Rata-rata penjualan perpekan atau lebih sering disebut sebagai RPP di departemen Sales ini, merupakan suatu ukuran yang digunakan untuk mengukur tingkat ratarata omset penjualan tiap minggu dalam satu bulan. KPI ini juga merupakan salah satu indikator untuk mengukur pencapaian tujuan bisnis departemen dalam mengevaluasi total pencapaian target tiap bulanya. Setiap bulan, RPP mempunyai nilai dan ukuran berbeda-beda. Pada Bulan pertama kuartal seperti Januari, April, Juli, OKtober mempunyai patokan minggu sebanyak 5 pada tiap bulanya, selain bulan pertama tiap kuartal, bulan lain mempunyai jumlah minggu sebanyak 4. Formula untuk indikator ini adalah: 3
𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅 𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑡𝑡 𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝 𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏 𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝 𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘 (𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽, 𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴, 𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽, 𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂) = 5 𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅 =
𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂 𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝 𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠 𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏 𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝 𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘 4
7. (Rupiah) Jumlah omset penjualan tiap salesman.
Salah satu obyek yang sangat penting untuk dimonitor adalah kinerja salesman. Ujung tombak departemen ini berada pada kinerja salesman dalam mencapai target yang telah ditentukan. Semakin baik kinerja salesma akan berbanding lurus pada prestasi departemen. Semua omset penjualan diperoleh dari upaya salesman mengatarkan produk kepada outlet-outlet untuk dijual. Tujuan indikator ini adalah membantu mengukur kinerja dan mengevaluasi pencapaian target salesman.
8. (Rupiah) Jumlah target omset penjualan tiap salesman. Indikator ini berhubungan dengan indikator sebelumnya yaitu jumlah omset penjualan tiap salesman. Dengan adanya pembagian target tiap salesman, maka hal ini menjadi patokan kerja tiap individu dalam mencapai target omset penjualan. Tujuan dari indikator ini juga membantu mengukur kinerja, dan mengevaluasi pencapaian target salesman dengan membandingkan dengan pencapaian omset penjualan tiap salesman. 𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃 𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾 𝑋𝑋 =
𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜
𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅 13 𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃 𝑥𝑥 𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅 13 𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝
= (𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃 𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾 𝑋𝑋) × (𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡 𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏 𝑋𝑋 ) × 100 %
9. (Rupiah) Rata-rata penjualan perpekan tiap salesman.
Rata-rata penjualan perpekan tiap salesman merupakan indikator dalam membantu mengukur kinerja dan mengevaluasi pencapaian target salesman. Dengan mengukur rata-rata penjualan perpekan Asisten ASM dapat mengetahui tingkat penjualan tiap minggu tiap salesman. Setiap bulan, RPP mempunyai nilai dan ukuran berbeda-beda. Pada Bulan pertama kuartal seperti Januari, April, Juli, OKtober mempunyai patokan minggu sebanyak 5 pada tiap bulanya, selain bulan pertama tiap kuartal, bulan lain mempunyai jumlah minggu sebanyak 4 minggu. Formula untuk indikator ini adalah: 𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅 = 𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅 =
𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂 𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑎𝑎𝑎𝑎 𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏 𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝 𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘 5
𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂 𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝 𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠 𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏 𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝 𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘 4
10. (%) Prosentase Kontribusi tiap salesman
Untuk mengukur kontribusi tiap salesman diperlukan perbandingan perolehan pencapaian total omset penjualan tiap salesman dengan Total jumlah omset penjualan dari seluruh unit salesman yang bertugas. Tujuan dari indikator ini adalah sebagai masukan dalam pertimbangan evaluasi setiap salesman. Formula untuk indikator ini adalah: 𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾 𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠
𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃 𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜 𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆1 𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃 𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜 𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡 𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠 × 100% =
11. (Rupiah) Jumlah omset penjualan tiap produk.
Produk merupakan salah satu obyek penting untuk dievaluasi, karena pada departemen Sales, produk yang dijual terdapat bermacam-macam variasi dan rasa. Maka dari itu, jumlah omset penjualan detail tiap produk harus bisa diketahui dan dianalisa. Dengan demikian Asisten ASM dapat mengetahui produk mana saja yang berpengaruh pada departemen dan paling banyak meraup keuntungan maupun produk yang kurang memberikan kontribusi besar. Dengan paparan indikator ini pengguna dapat mengambil tindakan tertentu dalam menangani setiap produknya.
12. (%) Prosentase pertumbuhan penjualan tiap produk. Dalam departemen sales, indikator ini sering disebut sebagai sales growth. Tujuan dari indikator ini adalah mengevaluasi penjualan tiap produk. Pertumbuhan penjualan produk sangat menentukan persiapan dalam menangani setiap permintaan produk. Semakin tinggi prosentase peningkatan pertumbuhan produk, harus diimbangi dengan persiapan dalam memenuhi kebutuhan permintaan produk tersebut. Formula dari Sales growth ini adalah: 𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆 𝐺𝐺𝐺𝐺𝐺𝐺𝐺𝐺𝐺𝐺ℎ 𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝 𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜 𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝 𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠 𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖 = × 100% 𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝 𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜 𝑡𝑡𝑡𝑡ℎ𝑢𝑢𝑢𝑢 𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙
13. (Rupiah) Rata-rata pembelian perpekan tiap outlet tiap salesman. Rata-rata pembelian perpekan tiap outlet yang dimiliki setiap salesman berfungsi sebagai indikator untuk mengukur, memonitor dan mengevaluasi tiap outlet pada tiap salesman. Dengan mengetahui RPP tiap outlet, maka Asisten ASM dapat memetakan potensi yang dimiliki setiap outletnya. Lebih jauh dari itu, Asisten ASM dapat langsung menentukan dan meningkatkan RPP kepada toko yang dibawah standart RPP dengan cara-cara tersendiri. Formula dari RPP tiap outlet adalah: 𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅 𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡 𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡 =
𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃 𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜 𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗ℎ 𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚
14. (Unit) Jumlah kabinet tiap distrik. 4
Dalam mengevaluasi persebaran kabinet dan target coverage area penempatan kabinet, tentunya dibutuhkan beberapa analisa tentang persebaran kabinet yang telah ditempatkan pada beberapa distrik tertentu. Tujuan indikator ini adalah membantu mengevaluasi daerah potensial yang akan ditempati kabinet.
15. (%) Prosentase Throughput/ THP tiap distrik. THP merupakan salah satu ukuran target yang telah ditentukan sebelumnya, target THP adalah target pembelian perpekan dengan batas 250.000 rupiah tiap pekan. Hal ini digunakan untuk mengetahui tingkat potensi dari setiap distrik dan mengevaluasinya. Formula dari THP ini adalah : 𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 =
𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽ℎ 𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜 𝑑𝑑𝑑𝑑 𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅 > 200𝑟𝑟𝑟𝑟 × 100% 𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗ℎ 𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜
16. (%) Prosentase Throughput/THP tiap salesman.
THP merupakan salah satu ukuran target yang telah ditentukan sebelumnya, target THP adalah target pembelian perpekan dengan batas 200.000 rupiah tiap pekan. Hal ini digunakan untuk mengetahui tingkat potensi dari setiap salesman dan mengevaluasinya. Formula dari THP ini adalah : 𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 =
𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽ℎ 𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑒𝑒𝑒𝑒 𝑑𝑑𝑑𝑑 𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅 > 200𝑟𝑟𝑟𝑟 × 100% 𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗ℎ 𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜
17. (Rupiah) Jumlah omset penjualan tiap outlet
18.
19.
persalesman. Dengan mengetahui jumlah omset penjualan tiap outlet pada tiap salesman, Asisten ASM dapat mempersiapkan dan menyusun perencanaan dalam memfokuskan produk-produk apa saja yang sering diminta pada tiap outlet tersebut, sehingga briefing pada tiap salesman bisa lebih tepat. Prosentase selisih pencapaian omset dengan target omset. Prosentase diatas digunakan dalam membandingkan ketercapaian target atau tidak tercapainya target dengan pegawai yang lain. Hal ini digunakan untuk lebih memudahkan pengetahuan pengguna dalam menentukan salesman mana yang seharusnya lebih dalam dianalisa. Formula dari indikator ini adalah: 𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖 𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜 − 𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡 × 100% 𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀 = 𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡 Target BP (Bon Penjualan/Faktur Penjualan) Target ini digunakan sebagai bahan evaluasi setiap salesman. Bon penjualan berfungsi untuk mengukur standart kerja setiap salesman, apabila target THP tidak dipenuhi, biasanya ada 2 faktor yang menyebabkanya, pertama dari salesman, kedua dari setiap outlet. Untuk
membuktikan kecondongan factor tersebut, maka digunakan Target BP. 𝐵𝐵𝐵𝐵 = 85% × 𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗ℎ 𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜 × 4 4. Pembuatan Komponen Dashboard Pada fase ini, dibuat design utama View atau Dashboard yang telah diilustrasikan pada fase design prototype sebelumnya. Disitu telah tercantum KPI dengan beberapa tampilan presentasi. Halaman Dashboard telah ditentukan menjadi 2 yaitu Dashboard1, Dashboard2. Kedua halaman saling terhubung. Dan pada halaman tersebut terdapat beberapa komponen presentasi KPI yang tersusun didalamnya. Berikut ini adalah komponen-komponen dashboard yang dibuat : Halaman Dashboard1: • Komponen Tabel Omset Produk • Komponen Thermometer chart • Komponen table selisih omset dan target tiap salesman • Komponen Map tiap Distrik • • • • • •
Halaman Dashboard2: Komponen line chart target vs omset tiap salesman Komponen column chart RPP Komponen Gauge Kontribusi Komponen Gauge THP Komponen RPP tiap outlet Komponen daftar produk tiap outlet
4.1. Komponen Halaman Dashboard1 Halaman Dashboard1 ditujukan untuk memberikan informasi mengenai progress target setiap bulan, informasi mengenai pertumbuhan penjualan produk, informasi tentang ketercapaian target setiap salesman dan setiap distrik.
Gambar 3 Halaman Dashboard1
4.1.1. Komponen Tabel Produk Pada komponen ini, KPI yang ditampilkan adalah omset tiap produk, serta prosentase Growth tiap produk. Pada KPI omset keseluruhan, dan KPI Prosentase growth terdapat Bar chart yang merepresentasikan nilai omset, ataupun 5
prosentase growth setiap produk. Disamping itu terdapat pula traffic light icon yang berguna untuk menarik perhatian pada informasi tertentu. Warna hijau diberikan apabila prosentase berada diatas 110%, warna kuning bila prosentase diantara 100%-50%, sedangkan warna merah berada dibawah 50%.
Gambar 6 Komponen Prosentase Capaian Omset Salesman
Gambar 4 Komponen Tabel produk
4.1.4. Komponen capaian target pertahun Komponen ini memberikan informasi progress pencapaian pada saat data terakhir diperbarui. Evaluasi yang dilaksanakan setelah menerima informasi KPI ini adalah mengevaluasi target pada bulan terakhir. Setelah itu, dilanjutkan pada evaluasi target setiap salesman
4.1.2. Komponen Map distrik Komponen ini bertujuan untuk memberikan informasi potensi perkembangan daerah pada bulan tertentu. Dengan menggunakan map, akan mempermudah pengguna dalam memahami ukuran capaian lokasi geografis dari setiap distrik. Informasi yang ditampilkan antara lain THP tiap distrik, serta jumlah outlet tiap distrik.
Gambar 5 Komponen Map Distrik
4.1.3. Komponen Prosentase capaian salesman Komponen ini menampilkan KPI prosentase capaian target tiap salesman. Informasi yang diberikan pada pengguna adalah tingkat ketercapaian setiap salesman pada setiap bulan. Pengguna dapat mengetahui tingkat pencapaian target melalui threshold icon yang terdapat pada setiap nilai prosentase. Interaksi yang dapat dilakukan pengguna antara lain scroll down/up, dan scroll left/right untuk fokus menganalisa setiap bulan atau 2 bulanan. Bentuk evaluasi setelah mengetahui informasi ini adalah mengevaluasi target faktur penjualan, dan target THP pada halaman berikutnya.
6
4.1.5. Komponen capaian target perbulan Komponen ini memberikan informasi progress pencapaian pada saat data terakhir dierbaharui. Evaluasi yang dilaksanakan setelah menerima informasi adalah mengevaluasi target pada bulan terakhir. Setelah itu, dilanjutkan pada evaluasi target setiap salesman.
4.2. Komponen Halaman Dashboard2
Dipilih komponen gauge karena menyediakan komparasi dan jangkauan kualitatif yang dapat mendeklarasikan nilai sebagai sesuatu yang baik, buruk atau sebagainya. Pada komponen ini prosentase THP mempunyai batas target sebanyak 75%. Setiap nilai mempunyai status sendiri. Bila dibawah target maka status yang muncul akan memberikan saran untuk memfokuskan pada relokasi toko, bila berada diatas target, status akan memberikan saran untuk memfokuskan pada memaksimalkan potensi outlet yang berada dithreshold 2 atau yang RPP toko yang berada pada jangkauan 200 sampai 250 ribu.
Fokus utama halaman ini adalah analisa target (omset, BP, THP), serta potensi outlet. Informasi pada halaman ini ditujukan untuk memonitor dan menganalisa update capaian pada bulan terakhir. Dari halaman ini, pengguna dapat mengambil kesimpulan dalam menentukan keputusan. Halaman ini menggunakan interaksi slice and dice untuk memilih setiap salesman yang akan dianalisa. Komponen-komponen yang terdapat pada halaman ini antara lain: 4.2.1.
Komponen Target vs Omset Salesman
4.2.3. Komponen Kontribusi Komponen ini berfungsi untuk memberikan informasi mengenai tingkat kontribusi dari segi omset setiap salesman dibandingkan dengan total jumlah omset. Dengan mengetahui kontribusi setiap salesman pengguna dapat menentukan kebijakan dalam pemfokusan pekerjaan pada tiap salesman.
Pada komponen target vs omset ini, KPI yang ditampilkan adalah Pencapaian omset dengan target. Dipilih line chart karena chart ini tepat dalam menyajikan perkembangan capaian atau tren dalam dimensi waktu, dalam hal ini bulan. Selain itu, dengan adanya perbandingan dua nilai yang terdapat dalam komponen, akan memudahkan pengguna untuk mengetahui tingkat ketercapaian target pada tiap bulan.
4.2.2.
Komponen Target THP 7
4.2.4. Komponen Target BP Target BP dipresentasikan dengan 2 series column chart , series pertama menampilkan omset, series kedua menampilkan target. Dengan presentasi ini, pengguna dapat mengetahui apakah target BP tercapai, dan seberapa banyak target tersebut tercapai/ tidak tercapai. Komponen ini berfungsi sebagai faktor penentu seorang salesman tersebut telah memberikan usaha maksimal atau belum. 4.2.6. Komponen Detail produk dan Outlet Komponen ini mendukung analisa yang sebelumnya dilakukan pada komponen RPP tiap outlet. Komponen Detail produk menampilkan daftar produk, jumlah barang tiap produk, dan jumlah NetSales tiap produk didalam tabel. Informasi yang diberikan dari komponen ini mendukung bentuk keputusan yang akan diambil dalam melakukan Nurturing ataupun Relokasi.
4.2.5. Komponen RPP tiap Outlet Komponen ini adalah bentuk evaluasi lanjutan dalam analisa THP setiap salesman. THP salesman ditentukan dari jumlah outlet, dan jumlah outlet yang memiliki THP diatas 250ribu. Pada komponen ini, atribut yang ditampilkan adalah Nama outlet, kode outlet, tipe outlet serta RPP tiap outlet. Icon traffic light digunakan dalam penarik perhatian pada nilai RPP tertentu, seperti nilai RPP diatas 250 ribu, diantara 200-250 ribu, dan dibawah 200 ribu. Ada 2 keputusan yang diambil saat evaluasi setiap outlet. Evaluasi itu antara lain: •
•
4.2.7. Komponen Kesimpulan Pendukung Keputusan
dan
Nurturing : adalah upaya yang dilakukan dalam meningkatkan jumlah RPP pada outlet yang nilai RPP nya masih dibawah 250 ribu. Cara yang dipakai seperti penempatan kabinet ditata agar terlihat dari luar outlet, peremajaan kabinet, dan semacam itu. Relokasi : adalah upaya yang dilakukan untuk memindahkan kabinet dari outlet yang tidak potensial. Outlet yang tidak potensial biasanya berciri-ciri nilai RPPnya dibawah 100ribu.
Analisa yang dapat dilakukan untuk memperkuat keputusan diatas adalah dengan memfokuskan pada komponen dibawahnya, yaitu detail produk tiap outlet. Komponen tersebut akan dibahas pada poin selanjutnya
Komponen terakhir adalah sebuah kesimpulan yang didapat pada analisa kerja Salesman. Kesimpulan 8
tersebut berdasarkan dari kalkulasi tiga nilai target yaitu target omset, target BP, dan target THP. Setiap target memiliki bobot pada setiap kondisi yang memungkinkan. Bobot yang ditentukan pada masing-masing kondisi di jumlahkan, dan pada akhirnya mencapai sebuah nilai yang dapat menjadi sebuah acuan dalam menentukan keputusan apa yang akan diambil. Berikut ini beberapa kalkulasi pembobotan yang dilakukan pada setiap target: - Target BP : Diberikan bobot 8 apabila target tercapai lebih dari 110%, bobot 5 bila target diantara 100%110%, dan diberi bobot 1 bila kurang dari 100%. - Target Omset : Diberikan bobot 1 bila target tercapai diatas 100%, dan 0 bila dibawah 100%. - Target THP : Diberikan bobot 5 bila target tercapai 90%, dan 1 bila dibawah 90%. - Penentuan Bonus : bila total bobot dari ketiga nilai diatas dibawah 5, maka Tidak mendapatkan bonus, total bobot diantara 5-13 maka pemberian bonus sedang, diatas itu, maka diberikan bonus kategori tinggi. 5.
Uji Coba. Setelah aplikasi dibuat, maka diperlukan sebuah uji coba aplikasi yang menentukan aplikasi tersebut sudah sesuai dengan kebutuhan atau belum. 5.1. Tujuan Uji Coba Tujuan uji coba aplikasi antara lain: 1. Memastikan apakah KPI yang ditampilkan telah merepresentasikan indikator kinerja divisi sales operasional 2. Mengetahui apakah fungsi interaksi dan data yang ditampilkan sudah benar. 3. Mengetahui apakah aplikasi yang dibuat telah memenuhi kebutuhan pengguna atau belum. 5.2. Bentuk Uji Bentuk uji coba yang dilakukan adalah menguji coba fungsi interaksi setiap halaman dashboard dan memeriksa apakah data yang ditampilkan sesuai dengan raw data. Uji lain adalah uji validasi aplikasi apakah aplikasi yang dibuat telah memenuhi kebutuhan bagi pengguna. Yang melakukan uji coba tahap ini adalah pengguna. Uji ini dilakukan dengan menggunakan checklist beberapa pertanyaan seputar sistem kepada pengguna. 5.1.1. Uji Kebenaran Fungsi (Verfikasi) Uji coba verifikasi berfungsi untuk menunjukkan kebenaran dari fungsi yang sudah dibuat. Pada subbab ini akan dijelaskan langkah uji coba yang telah dilakukan pada sistem yang dibuat. 5.1.2. Uji Kebenaran Komponen dan sistem (Validasi)
Uji coba validasi berfungsi untuk menunjukkan kebenaran dari komponen yang telah dikembangkan. Uji coba validasi dilaksanakan dengan pembuatan Checklist Pemenuhan Kebutuhan Asisten Sales Manager. Checklist akan diisi oleh Asisten Sales Manager saat proses validasi dilakukan.
6. Kesimpulan Kesimpulan yang didapat dari penelitian pada tugas akhir ini antara lain: 1. Berdasarkan hasil uji validasi berupa checklist pada pengguna, dashboard yang dibangun telah memberikan informasi dan menampilkan nilai indikator yang mudah dilihat dan dipahami secara cepat bagi pengguna. 2. Pembuatan Dashboard pada penelitian ini dilakukan pada lingkungan Business to Business Sales, dan diimplementasikan kepada pejabat yang berada di level Operasional. 3. Dashboard pada tugas akhir ini bersifat operasional, dan jangka waktu update data adalah satu bulanan. 4. Dashboard menjadi sebuah sistem pendukung keputusan bagi penggunanya, yaitu Asisten Sales Manager. 5. Implementasi Dashboard dilakukan dengan software spreadsheet Excel karena mudah dipelajari bagi pengguna 6. Update dan integrasi data dilakukan dengan metode semi otomatis melalui copy and paste dan formula. 7. Halaman Dashboard1 memberikan overview pencapaian target total, daftar omset penjualan tiap produk, map potensi tiap distrik dan prosentase pencapaian target bagi setiap salesman. Hal ini untuk mendukung ASM untuk melakukan analisa lanjutan bagi setiap salesman yang terindikasi kurang mencapai target. 8. Halaman Dashboard2 memberikan analisa detail mengenai capaian kinerja setiap salesman. Halaman ini menjadi sebuah pendukung keputusan bagi ASM, untuk menentukan reward and punishment bagi setiap salesman, menentukan outlet mana yang harus direlokasi, atau dipelihara. 7. Saran Beberapa hal yang seharusnya dilakukan pada penelitian, namun masih belum dapat dilakukan, akan menjadi saran bagi penelitian dengan topik dashboard selanjutnya: 1. Menggunakan komponen thermometer chart pada model KPI yang bersifat analisa target. 9
2. Membuat
sebuah sistem Dashboard yang terotomatisasi tanpa melakukan update secara manual seperti pada penelitian ini. 3. Membuat sistem dashboard pada level kerja yang lebih tinggi. Sebagai informasi, dashboard pada penelitian ini bersifat operasional, dan keputusan yang didukung juga bersifat operasional. Perlu dilakukan penelitian pada level Taktis atau Strategis untuk mengetahui bentuk keputusan apa yang bisa dibuat pada kedua level tersebut.
Daftar Pustaka
[1] Alexander, M. (2010). Excel Dashboard & Report. Hoboken: Wiley. [2] Basics of business intelligence. (2003). Retrieved February 2011, from IBM: www03.ibm.com/systems/.../systems_storage_solut ions_business_intelligence_pdf_businessintel.pdf [3] Few, S. (2006). Information Dashboard Design. Italy: Oreilly. [4] Jobbe, D., & Lancaster., G. (2009). Selling and sales management — 8th ed. Edinburgh Gate: Pearson Education Limited. [5] Malik, S. (2005). Enterprise dashboards : design and best practices for IT. Hoboken, New Jersey.: John Wiley & Sons, Inc. [6] Moss, L. T., & Atre, S. (2003). Business Intelligence Roadmap: The Complete Project Lifecycle for Decision-Support Applications. Addison Wesley. [7] Rasmussen, N. H., & Chen, C. Y. (2009). Business dashboards : a visual catalog for design and deployment. Hoboken, New Jersey: John Wiley & Sons, Inc. [8] Spitzer, D. R. (2007). Transforming Performance Measurement. New York: Amacom. [9] Turban, E. (2007). Decision Support and Business Intelligence System. Eight Edition. . Pearson Educational International : Prentice Hall.
10