PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) PADA BAYIUMUR 0–6 BULAN DI DESA NGABENREJO Oleh Rahmawati1), Sutrisno2)
1) Staf Pengajar STIKES An Nur Purwodadi Prodi Ners 2) Staf Pengajar STIKES An Nur Purwodadi Prodi Ners ABSTRAK LatarBelakang: Makanan pendamping ASI merupakan makanan tambahan yang diberikan kepada bayi setelah bayi berusia 4-6 bulan sampai bayi berusia 24 bulan. Pemberian makanan pendamping ASI yang terlalu dini dapat menyebabkan bayi kurang selera untuk minum ASI. Berdasarkan data statistik Departemen Kesehatan RI tahun 2005 di indonesia didapatkan sebanyak 64% bayi diberikan makanan pendamping pada umur kurang dari 6 bulan. Pemberian makanan pendamping ASI yang terlalu dini lebih rentang terjadi keluhan jangka pendek seperti terserang infeksi pernapasan dan telinga, sembelit (susah buang air besar), batuk, pilek, dan panas dibandingkan dengan yang diberi ASI eksklusif.Untuk mengetahui tingkat Hubungan Pemberian Makanan Pedamping ASI dengan Keluhan Jangka Pendek pada bayi Usia 0–6 Bulan di Desa Ngabenrejo Kecamatan Grobogan Kabupaten Grobogan.Metode: KorelasidenganpendekatanCross Sectional.Teknik sampling yang digunakanadalahTotal Samplingdengan30responden.Alatukur yang digunakanlembar kuesioner.Analisisunivariatdanbivariatkemudian di ujidenganSpearman Rho denganbantuan computer program SPSS. Hasil: Pada penelitian yang ini terdapat 2 kategori dalam pemberian makanan pedamping ASI terdapat 20 responden (66,7%), dan tidak diberikan sebanyak 10 responden (33,3%), Ada keluhan sebanyak 22 responden (73,3%), dan tidak ada keluhan sebanyak 8 responden (26,7%). Hasil uji statistik nilai r = 0,533 yang berarti nilai korelasi sedang dan p value = 0,002 ada hubungan yang positif. Kesimpulan: adahubungan Pemberian Makanan Pedamping ASI dengan Keluhan Jangka Pendek pada Bayi Usia 0–6 Bulan di Desa Ngabenrejo Kecamatan Grobogan Kabupaten Grobogan. Kata kunci: Bayi, Pemberian MP-ASI dan keluhan jangka pendek
bawah dua tahun (Baduta) merupakan
PENDAHULUAN
kelompok yang rawan gizi dan akan Gizi merupakan salah satu faktor penting yang menentukan tingkat kesehatan dan kesejahteraan manusia dimana tingkat
menentukan kualitas hidup selanjutnya. Pemenuhan gizi merupakan hak dasar anak (Ferreira, A, et al, 2012).
status gizi optimal akan tercapai apabila kebutuhan zat gizi optimal terpenuhi (Sari, 2010). Keadaan status gizi anak usia di
Penjelasan
tentang
makanan
pendamping air susu ibu (MP-ASI) dan
- 48 -
status gizi balita memunculkan masalah
kebiasaan pemberian makanan bayi yang
pada aspek hubungan sebab akibat dimana
tidak tepat, antara lain : pemberian makanan
pemberian MP-ASI yang kurang tepat
yang terlalu dini atau terlambat, makanan
melahirkan status gizi kurang/status gizi
yang diberikan tidak cukup dan frekuensi
buruk (Deba, 2007). Program perbaikan gizi
yang kurang (Maseko dan Owaga, 2012).
yang bertujuan meningkatkan jumlah dan
WHO menyebutkan bahwa ada (51%) angka
mutu MP-ASI, diantaranya dapat dilakukan
kematian anak
dengan pemberian MP-ASI kepada bayi dan
pneumonia, diare, campak, dan malaria.
anak usia 6–24 bulan dari keluarga miskin
Lebih dari separuh kematian tersebut (54%)
(Fatimah,
makanan
erat hubungannya dengan masalah gizi. Oleh
pendamping ASI yang terlalu dini dapat
karena itu prioritas utama penanganan utama
menyebabkan bayi kurang selera untuk
adalah
minum ASI. Sebaliknya pemberian makanan
kepada bayi dan anak serta perbaikan gizi
pendamping
ibunya (Depkes RI, 2007).
2010).
Pemberian
yang
terlambat
dapat
balita
memperbaiki
disebabkan oleh
pemberian
makan
menyebabkan bayi sulit untuk menerima makanan
pendamping
Lestariani,
(Helmyti
Data yang menunjukkan kasus
dan
kekurangan gizi menurut sensus WHO, 40%
2007). Beberapa penelitian
dari 10,4 juta kematian yang terjadi pada
menyatakan bahwa masalah gizi pada bayi
anak
dan anak disebabkan kebiasaan pemberian
dibawah
berkembang
ASI dan MP-ASI yang tidak tepat (segi
lima
berkaitan
tahun dengan
di
negara
malnutrisi
(Ariani, 2009).Data Organisasi Kesehatan
kuantitas dan kualitas). Selain itu, para ibu
Dunia (WHO) juga menunjukkan bahwa
kurang menyadari bahwa sejak bayi berusia
ada 170 anak mengalami gizi kurang
6 bulan sudah memerlukan MP-ASI dalam
diseluruh dunia, sebanyak 3 juta anak
jumlah dan mutu yang baik (Hermina dan
diantaranya meninggal tiap tahun akibat
Nurfi, 2010).
kurang gizi, 30 % dari angka kejadian Pada usia 6 bulan, selain ASI bayi
tersebut akibat dari pemberian makanan
mulai bisa diberi makanan pendamping ASI,
pendamping ASI terlalu cepat (kurang dari
karena pada usia itu bayi sudah mempunyai
6 bulan) atau terlalu terlambat (lebih dari 6
refleks mengunyah dengan pencernaan yang
bulan) (Abiyasa, 2009).
lebih kuat. Dalam pemberian makanan bayi perlu
diperhatikan
ketepatan
Berdasarkan
waktu
data
statistik
kesehatan Departemen Kesehatan RI tahun
pemberian, frekuensi, jenis, jumlah bahan
2005 dari 241.973.879 penduduk Indonesia,
makanan, dan cara pembuatannya. Adanya 49
dijelaskan bahwa 6% atau sekitar 14,5 juta
ASI secara dini terhadap keluhan yang ada.
orang menderita gizi buruk dan penderita
Maka peneliti ingin meneliti hubungan usia
gizi
anak-anak
pemberian makanan pendamping ASI secara
dibawah usia lima tahun (balita) juga
dini terhadap keluhan jangka pendek pada
didapatkan sebanyak 64% bayi diberikan
bayi (0-6 bulan) di Desa Ngabenrejo
makanan pendamping pada umur kurang
Kecamatan Grobogan.
buruk
pada
umumnya
dari 6 bulan, sedangkan bayi yang diberikan METODE PENELITIAN
ASI-eksklusif sampai umur 6 bulan hanya
Desain
36% dari seluruh bayi yang ada. Dari 64%
penelitian
merupakan
bentuk rancangan yang digunakan dalam
bayi yang diberikan makanan pendamping
melakukan
tersebut, sebanyak 14% diberi makanan
prosedur
penelitian.Desain
penelitian yang di gunakan dalam penelitian
pendamping pada usia dibawah dua bulan,
ini adalah diskriptif korelasional yaitu
sebanyak 46% diberi makanan pendamping
mencari hubungan
pada umur dua sampai tiga bulan, dan 4%
variabel-variabel
sisanya diberi makanan pendamping pada
menekankan antara penelitian
dengan
melakukan pengujian hepotesa dan survey
umur empat sampai lima bulan. Secara
ini berusaha menjelaskan bagaimana dan
umum prevalensi status gizi di Indonesia
mengapa
tahun 2008 adalah 5,4% balita dengan gizi
keadaannya
sesuatu
(Budiarto,2008).Dengan
buruk dan 13% gizi kurang (Abiyasa, 2009).
keadaan rancangan
pendekatancross sectional merupakan suatu Data bayi yang berumur 0-6 bulan
penelitian dimana variabel-variabel yang
di Dinas Kesehatan Grobogan tahun 2013
termasuk faktor resiko dan variabel-variabel
pada bulan Juni sebanyak 567 bayi, bulan
termasuk efek diobservasi sekaligus pada
Juli sebanyak 569 bayi, bulan Agustus
waktu yang sama (Nursalam, 2003).
sebanyak 360 bayi (Dinkes Kab. Grobagan,
Populasi
merupakan
wilayah
2013). Data dari Pukesmas Grobogan data
generalisasi yang terdiri atas objek/subjek
bayi yang berumur 0-6 bulan dari bulan
yang mempunyai kuantitas dan karakteristik
Februari sampai September sebanyak 407
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
bayi yang pada bulan Juli 47 bayi, bulan
dipelejari
Agustus 38 bayi dan bulan september
kesimpulannya (Sugiyono, 2009). Populasi
sebanyak 43 bayi (Puskesmas Grobogan,
dalam penelitian ini adalah bayi umur 0-6
2013).Berdasarkan uraian di atas, mengingat
bulan
tingginya angka kejadian gizi buruk dan
tambahan yang merupakan masyarakat Desa
besarnya pengaruh makanan pendamping
Ngabenrejo Kecamatan Grobogan. 50
yang
dan
kemudian
mengkomsumsi
ditarik
makanan
Sampel
merupakan
bagian
b. Ibu yang mempunyai bayi umur
populasi yang diteliti atau sebagian jumlah dari
karakteristik
yang
dimiliki
0-6 bulan.
oleh
c. Keluarga bayi yang bersedia
populasi (Hidayat, 2009). Teknik sampling
menjadi responden
adalah teknik yang dipergunakan untuk
Kriteria
eksklusi
mengambil sampel dari populasi (Arikunto,
penelitian ini antara lain:
2006).
a. Ibu Teknik sampling yang digunakan
yang
dalam
memberikan
ASI
eksklusif kepada bayi selama 0-6
dalam penelitian ini adalah non probability
bulan.
sampling yaitu yaitu pengambilan sampel
b. Ibu yang tidak tinggal di Desa
yang tidak didasarkan atas kemungkinan
Ngabenrejo.
yang dapat diperhitungkan, tetapi semata-
Penelitian ini dilaksanakan di Desa
mata
Ngabenrejo
hanya
kepraktisan Metode sampling
berdasarkan belaka
(Arikunto,
yang digunakan yang
pada
segi 2006).
yaitu
dengan
total
merupakan
Kecamatan
pertimbangan
Grobogan
waktu
untuk
penelitian ini dilakukan pada bulan
teknik
Maret 2014.
pengambilan sampel secara keseluruhan dari anggota populasi yang digunakan sebagai
HASIL PENELITIAN
sampel. Yaitu seluruh bayi usia 0-6 bulan
A. Gambaran Umum Tempat Penelitian
yang mendapat makanan pedamping ASI di
Desa Ngabenrejo merupakan
desa Ngabenrejo.
salah satu Desa yang terdapat di
Dalam
ini
kecamatan Grobogan yang mempunyai
menggunakan kriteria inklusi dan kriteria
luas 386.500 HA dan mempunyai jumlah
eksklusi. Kriteria inklusi adalah kriteria atau
penduduk 4683 jiwa (1301 KK) yang
ciri-ciri yang perlu dipenuhi oleh setiap
terdiri dari laki-laki 2302 jiwa dan
anggota
sampel.
perempuan terdiri dari 2381 jiwa. Desa
Sedangkan kriteria eksklusi adalah ciri–ciri
Ngabenrejo terdiri dari tiga dusun yaitu
anggota populasi yang tidak dapat diambil
Dusun Ngabenrejo, Dusun Demangan
sebagai sampel (Notoadmodjo, 2010).
dan Dusun Gareh. Batas yang berada
yang
penelitian
dapat
diambil
Kriteria inklusi dalam penelitian
pada
ini antara lain:
wilayah
Utara
adalah
Desa
Karangrejo, sebelah selatan adalah Desa
a. Ibu yang sudah memberikan
Getasrejo, sebelah Barat adalah Desa
makanan pedamping ASI kepada
Temon sedangkan batas pada wilayah
bayi usia 0-6 bulan.
Timur adalah Desa Teguhan. 51
Terdapat empat tempat posyandu
kader setiap dusun. Kegiatan rutinnya
yang ada di Desa Ngabenrejo yaitu
antara lain adalah pemberian imunisasi,
berada di rumah kadus setiap dusun dan
penimbangan
satunya berada di salah satu rumah
penyuluhan
warga
penyakit-penyakit menular pada anak,
di
dusun
Gareh.
Kegiatan
dilakukan oleh bidan (terdapat dua
berat
badan
kesehatan,
bayi,
pengenalan
serta penyuluhan tentang gizi balita.
Bidan di Desa Ngabenrejo) dan kaderB. Analisa Bivariat Tabel 5.2 Korelasi Spearman RhoHubungan Pemberian MP-ASI Dengan Keluhan Jangka Pendek Pada Bayi Usia 0-6 Bulan Di Desa Ngabenrejo Kecamatan Grobogan Kabupaten Grobogan. Pemberian MP-ASI Pemberian MP-ASI
Diberikan Tidak diberikan
Total
Keluhan Jangka Pendek Ada
Tidak ada
total
P
12
8
20
0,002
10
0
10
22
8
30
Sesuai dengan hasil uji spearman signifikasi pemberian
dengan (α
0,05)
MP-ASI
R 0,533
Kecamatan Grobogan Kabupaten
tingkat
Grobogan.
antara
C. Pembahasan Penelitian
dengan
Hubungan Pemberian MP-
keluhan jangka pendek didapatkan
ASI
hasil analisis menunjukan nilai r =
Pendek Pada Bayi Usia 0-6 Bulan
0,533 dan nilai p = 0,002. Hal ini
Di Desa Ngabenrejo Kecamatan
menunjukkan perbandingan antara
Grobogan Kabupaten Grobogan.
nilai p dengan nilai α yaitu nilai p
Dengan
Keluhan
Berdasarkan
Jangka
hasil
kurang dari α ( p< α) yang berarti
penelitian
didapatkananalisis
ada
Sig.(2-tailed)
dengan
antara pemberian MP-ASI dengan
signifikasi
=
keluhan jangka pendek pada bayi
pemberian
usia 0-6 bulan di Desa Ngabenrejo
keluhan jangka pendek didapatkan
hubungan
yang
bermakna
(α
0,05)
MP-ASI
tingkat antara dengan
hasil analisis menunjukan nilai r = 52
0,533 dan p < alfa yaitu 0,002
berikan setelah usia enam bulan.
yang berarti ada Hubungan yang
Selain cukup jumlah dan mutunya,
bermakna Antara Pemberian MP-
pemberian MP-ASI juga perlu
ASI
memperhatikan
Dengan
Pendek
Keluhan
Pada
Bayi
Jangka
Grobogan
kebersihan
makanan agar anak terhindar dari
dengan kekuatan sedang.
infeksi
Saat bayi berusia 6 bulan
kuman
gangguan
atau lebih, sistem pencernaannya
yang
membuat
pencernaan
(Siahaan,
2005).
sudah mulai relatif sempurna dan
Anshori
(2002)
dalam
siap menerima MP-ASI. Beberapa
Utami (2011) melaporkan bahwa
enzim pemecah protein seperti
bayi yang mendapat MP-ASI <
asam
empat
lambung,
amilase
baru
pepsin, akan
lipase,
diproduksi
bulan
akan
mengalami
resiko gizi kurang lima kali lebih
sempurna. Saat bayi berusia kurang
besar
dari 6 bulan, sel-sel disekitar usus
mendapatkan MP-ASI pada umur
belum siap menerima kandungan
empat-enam
dalam makanan, sehingga makanan
kontrol oleh asupan energi dan
yang masuk dapat menyebabkan
melakukan
reaksi imun dan terjadi alergi.
selama empat bulan melaporkan
Menunda
MP-ASI
bahwa pemberian MP-ASI secara
selama enam bulan melindungi
dini (< empat bulan) berpengaruh
bayi dari obesitas di kemudian hari,
pada gangguan pertambahan berat
bahkan
badan
pemberian
dalam
kasus
ekstrim
dibandingkan
bulan
bayi
setelah
penelitian
bayi,
pemberian MP-ASI dini dapat
berpengaruh
menyebabkan
pertambahan panjang bayi.
penyumbatan
di
kohort
meskipun pada
yang
tidak
gangguan
saluran cerna dan harus dilakukan
Pada usia > enam bulan
pembedahan (Gibney, MJ et al,
harus sudah di perkenalkan dan
2009).
diberi makanan pedamping ASI Pemberian MP-ASI terlalu
mulai menurun dan tidak lagi
juga
mengurangi
mencukupi kebutuhan fisiologis
konsumsi ASI, dan bila terlambat
untuk tumbuh kembang anak. MP-
akan menyebabkan bayi kurang
ASI
gizi. Sebenarnya mengkomsumsi
memperhatikan
ASI, makanan tambahan dapat di
bayi, waktu pemberian, frekuensi,
dini
akan
53
yang
diberikan kebutuhan
harus gizi
porsi, pemilihan bahan makanan, cara
pembuatan
dan
B. Saran
cara
Bertitik tolak dari kesimpulan
pemberiannya (Moehji 1988 dalam
yang sudah dikembangkan di atas
Elvi 2007).
maka dapat dikemukakan beberapa
KESIMPULAN DAN SARAN
saran sebagai berikut:
A. Simpulan
1. Berdasrakan hasil penelitian
dan
pembahasan
yang
Bagi orang tua Bayi Bagi orang tua yang mempunyai
dilakukan
bayi
usia
0-6
bulan
tentang Hubungan Pemberian MP-ASI
mengetahui
Dengan Keluhan Jangka Pendek Pada
MP-ASI yang benar agar lebih
Bayi
meningkatkan
Usia
0-6
Bulan
Di
Desa
tentang
dapat
pemberian
pengetahuan
Ngabenrejo
Kecamatan
Grobogan
mengenai keluhan jangka pendek
Kabupaten
Grobogan
diperoleh
bila
kesimpulan sebagai berikut:
pemberian
makanan
pedamping ASI terlalu dini.
1. Bayi usia 0-6 bulan yang diberikan
2.
Bagi peneliti selanjutnya
MP-ASI sejumlah 20 responden
Diharapkan
dapat
(66,7%) dan yang tidak diberikan
pertimbangan
masukan
dalam
MP-ASI sejumlah 10 responden
penelitian
selanjutnya
yang
(33,3%).
meneliti tentang pemberian MP-
2. Keluhan jangka pendek pada bayi
menjadi
ASI yang berhubungan dengan
terdapat sejumlah 22 responden
keluhan
(73,3%) yang mengalami keluhan,
diberikan secara dini.
dan tidak ada keluhan sebanyak 8
jangka
pendek
bila
3. Bagi perawat
responden (26,7%).
Supaya dijadikan bahan untuk
3. Ada hubungan yang bermakna
melakukan penyuluhan tentang
antara Pemberian MP-ASI Dengan
pemberian MP-ASI agar orang tua
Keluhan Jangka Pendek Pada Bayi
mendapatkan
Usia
tentangpemberian MP-ASI yang
0-6
Bulan
Di
Desa
Ngabenrejo Kecamatan Grobogan
benar pada bayi.
Kabupaten Grobogan dibuktikan dengan nilai r = 0,533 yang berarti
REFERENSI
nilai korelasi sedang dan p value = 0,002 yang berarti ada korelasi sedang.
54
pengetahuan
Arikunto. (2010). Prosedur penelitian uatu
Hidayat, A. (2009).
pendekatan praktis. Jakarta: Rineka
Keperawatan
cipta
Salemba Medika
Boediharjo,
S.D.
Makanan
(1994).
untuk
Pengantar Ilmu
Anak
1.
Jakarta:
Pemberian
Bayi.
Jakarta:
Jahari,A.B.,Sandjaya,H.Sudirman, Soekirman ,I. Juss”at, D. Latief &
Perinasia Deba, U. (2007). Perbedaan Status Gizi
Atmarita.2000. Status Gizi Balita di
Antara Bayi Yang Diberi ASI
Indonesia sebelum & sesudah krisis
Eksklusif Dengan Bayi Yang Diberi
(analisa data antropometri susenas
MP-ASI
1989 s/d 1999). Jakarta : Widya
Dini
Di
Puskesmas
Perumnas Kota Kendari. Jurnal
Karya Pangan dan Gizi
SELAMI IPS. 2007. 02(21): ISSN
Krisnatuti,
1410-2323.
berumur
0-6
Bulan
di
Swara Moehji, S. (1988). Pemeliharaan Gizi Bayi
Dinas Kesehatan (2010).
Dan Balita. Jakarta : Bharata Karya Dan
Aksara
Praktek Keluarga Sadar Gizi Ibu
Notoatmodjo,
Balita.
Makanan
Pedamping ASI. Jakarta: Puspa
Kabupaten Grobogan. Purwodadi:
Fatimah.
&Yenrina,
R.(2008).Menyiapkan
Dinkes Kab. Grobagan. (2013).Data Bayi yang
D.
Pengetahuan
Jurnal
Kesehatan
S.
(2010).
Metodologi
Penelitian Kesehatan-Ed, Revisi.
Masyarakat
Jakarta: Rineka Cipta.
Ferreira, A, et al. (2012). Nutritional
Nursalam,
S.
(2011).
Konsep
dan
Status And Growth Of Indigenous
penerapan Metodologi Penelitian
Xavante Children, Central Brazil.
Ilmu
Nutrition Jurnal
Skripsi,
Gibson, RS, Ferguson EL., & Lehrfeld, J. 2008. Complementary
Foods For
Infant
Developing
Feeding
In
Keperawatan, Tesis
dan
Pedoman Instrument
Penelitian Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Pudjiadi, S. (2000).
Sifat-Sifat dan
Countries: Their Nutrient Adequacy
Kegunaan Berbagai Jenis Formulu
And Improvement. European Journal
Bayi dan Makanan Padat
Of Clinical Nutrition
Beredar di Indonesia. Jakarta :
Hidayat, A. (2007). Riset Keperawatan &
yang
FKUI
Tehnik Penulisan Ilmiah. Jakarta:
Puskesmas Grobogan. (2013).Data Bayi
Salemba Medika.
yang berumur 0-6 Bulan di Desa
55
Ngabenrejo. Grobogan: Puskesmas
Setiadi. (2007). Konsep dan Penulisan
Grobogan Riwidikdo,
H.(2010).
Riset Statistik
untuk
Keperawatan.
Yogyakarta:
Graha Ilmu
Penelitian Kesehatan. Yogyakarta:
Siahaan, Rinto. 2005. Pedamping ASI
Rihana Pustaka
Cegah Kekurangan Gizi. Retrieved
Roesli U. (2005). Mengenal ASI Eksklusif.
april28,
Jakarta: Trubus Agriwidya
2011,
from
http://
www.humanmedicine.net
Saryono. (2009). Metodologi Penelitian.
Sugiyono. (2010). Metodologi Penelitian
Yogyakarta: Mitra Cendaka Press.
Kuantitatif, Kualitatif dan R & D.
Satyanegara, S. (2004). Panduan Lengkap
Bandung: Alfabeta.
Perawatan Bayi dan Balita. Jakarta:
Suyanto. (2011). Metodologi dan Aplikasi
Arcan
Penelitian
Sembiring, T. (2009). Ragam Pediatrik
keperawatan.Yogyakarta:
Praktis. Medan: USU Press
Medika
56
Nuha