PEMBERIAN LAYANAN PENDIDIKAN KARAKTER DI PERGURUAN TINGGI DALAM MENINGKATKAN LULUSAN BERAHLAK MULIA
Aisyah.AR
[email protected]
Abstrak Tulisan ini bertujuan memberikan gambaran bahwa layanan pendidikan berkarakter merupakan kewajiban bagi tenaga pendidik di perguruan tinggi dalam meningkatkan lulusan berakhlak mulia. Ruang lingkup bahasan tulisan ini adalah pendidikan akademik berkarakter meliputi beberapa komponen yang terintegrasi dalam Tri darma Perguruan Tinggi, budaya organisasi di perguruan tinggi, kegiatan kemahasiswaan, kegiatan keseharian dan kegiatan budaya perguruan tinggi. Selain itu juga mengkaji beberapa pendekatan layanan yaitu 1) pendekatan penanaman nilai (inculcation approach), 2) pendekatan perkembangan moral kognitif ( cognitive moral development approach), 3) pendekatan analisis nilai (values analisys approach), 4) pendekatan klarifikasi nilai (values clarification approach), 5) pendekatan pembelajaran berbuat (action learning approach). Sedangkan metode yang digunakan dalam layanan pendidikan karakter adalah metode Lesson Study, metode Live In, metode hiwar, metode qisbah, metode uswah dan metode pembinaan. Kata kunci: model pembalajaran, pendidikan karakter
Pendahuluan Pada millenium kedua ini, Indonesia
13
memerlukan sumber daya manusia
pendidikan
dalam jumlah dan mutu yang memadai
mengembangkan
sebagai
dalam
membentuk karakter serta peradaban
pembangunan mental bangsa.. Untuk
bangsa yang bermartabat dalam rangka
memenuhi
mencerdaskan
pendukung
sumber
utama
daya
manusia
yang
menyebutkan nasional
bahwa berfungsi
kemampuan
kehidupan
bangsa.
tersebut pendidikan memiliki peran
Pendidikan
yang sangat penting. Hal ini tertuang di
berkembangnya potensi peserta didik
dalam UUD No. 20 tahun 2003 tentang
di sekolah ataupun mahasiswa agar
system pendidikan Nasional pada pasal
menjadi manusia yang beriman dan 1
nasional
dan
bertujuan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
mereka yang cerdas itu justeru tidak
Esa, berhaklak mulia, sehat, berilmu,
memiliki jiwa dan prilaku cerdas, tidak
cakap, kreatif, mandiri dan menjadi
memiliki sikap yang berlian, kurang
warga negara yang demikkratis serta
memiliki mental keperibadian yang
bertanggung jawab. Berdasarkan fungsi
tangguh, sebagaimana nilai akademik
dan tujuan pendidikan nasional, jelas
yang
bahwa pendidikan di setiap jenjang
kuliah. Hal seperti ini tentu saja akan
harus diselenggarakan secara sistematis
melahirkan kekhawatiran masyarakat
guna mencapai tujuan tersebut. Hal ini
dan bangsa. Pada hal tujuan pendidikan
berkaitan
itu bukan sekedar untuk mengejar
karakter
dengan bangsa
pembentukan
dapatkan
dibangku
mampu
nilai-nilai keilmuan melainkan agar
bersaing, beretika, bermoral, sopan
semua masyarakat Indonesia dapat
santun
bersikap baik dan bermoral sesuai
dan
sehingga
mereka
berinteraksi
dengan
masyarakat.
dengan kaidah-kaidah keilmuan yang
Mulai tahun 2010, pemerintah melalui
dipelajari. Berarti dunia pendidikan
kementerian
Nasional
kita hanya mampu melahirkan manusia
mencanangkan penerapan pendidikan
yang cerdas, namun cenderung gagal
karakter
tingkat
secara moral. Dari kenyataan inilah
dasar
munculnya gagasan-gagasan tentang
pendidikan
bagi
pendidikan,
semua
baik
sekolah
sehingga perguruan tinggi. Program ini
pentingnya
dicanangkan bukan tanpa alasan, sebab
budi pekerti atau karakter bagi genesari
selama ini dunia pendidikan kita di
penerus bangsa Indonesia yang cerdas
nilai
ilmu dan cerdas moral.
kurang
berhasil
dalam
menerapkan
pendidikan
mengantarkan generasi penerus bangsa
Karakter merupakan nilai-nilai perilaku
menjadi
manusia yang berhubungan dengan
pribadi-pribadi
yang
bermartabat.
Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri,
Pendidikan kita nampaknya hanya
sesama
mampu melahirkan lulusan dengan
kebangsaan
tingkat intelektual yang bernilai tinggi,
pikiran, sikap, perasaan, perkataan dan
namun tidak sedikit
pembuatan berdasarkan norma-norma
pula diantara 2
manusia, yang
lingkungan terwujud
dan dalam
agama, hukum, tata karma, budaya dan
setiap jalur, jenjang dan jenis satuan
adat istiadat. Layanan pendidikan yang
pendidikan. Grand design menjadi
berkarakter
rujukan konseptual dan operasional
adalah
suatu
sistem
penanaman nilai-nilai karakter kepada
pengembangan,
sivitas
penilaian pada setiap jalur dan jenjang
akademika
komponen
yang
meliputi
pengetahuan,
kesadaran
pendidikan.
pelaksanaan
Konfigurasi
karakter
atau kemauan dan tindakan untuk
dalam
melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik
psikologis dan sosial kultur tersebut
terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri
dikelompokkan dalam 1) olah hati
sendiri, sesama, lingkungan, maupun
(spiritual and emotional development),
kebangsaan sehingga menjadi manusia
2) olah raga dan kinestetik (physical
insan
pendidikan
and kinesthetic development), 3) olah
karakter di perguruan tinggi semua
rasa dan karsa (affective and creativity
komponen
(stakeholders)
harus
development).
Pengembangan
dilibatkan,
termasuk
komponen
implementasi
pendidikan
kamil.
Dalam
kontek
dan
totalitas
proses
dan
karakter
pendidikan itu sendiri, yaitu kurikulum,
perlu dilakukan dengan mengacu pada
proses pembelajaran dan penilaian,
grand design tersebut.
kualitas hubungan, pengamanan atau pengelolaan
materi
pengelolaan
pembelajaran,
perguruan
Pengertian Pendidikan karakter
tinggi,
Pengertian
karakter
bahasa
Depdiknas
menurut
pelaksanaan aktivitas kampus, atau
pusat
kegiatan kokurikuler, pemberdayaan
bawaan, hati, jiwa, keperibadian, budi
sarana prasarana, pembiayaan dan
pekerti, perilaku, personalitas, sifat,
ethos
tabiat,
kerja
seluruh
warga
di
temperamen
dan
watak.
lingkungan kampus.
Sedangkan
Sebagai upaya untuk meningkatkan
(dalam Aunillah, 2011) karakter adalah
mutu
karakter,
mengacu serangkaian sikap (attitudes),
Nasional
perilaku
pendidikan
Kementerian sebenarnya
Pendidikan telah
Tadzkiroatun
adalah
(behaviors),
Musfiroh
motivasi
mengembangkan
(motivations) dan keterampilan (skills).
grand sesign pendidikan karakter untuk
Simon Philip (dalam Gunawan, 2012) 3
karakter merupakan kumpulan tata
Menurut
dokumen
Desain
nilai yang menuju pada suatu sistem
Induk Pendidikan Karakter terbitan
yang melandasi pemikiran, sikap dan
Kementerian
perilaku yang ditampilkan. Lain halnya
pendidikan
dengan Aunillah (2011) seseorang
sebagai pendidikan nilai, pendidikan
yang
budi
dianggap
memiliki
karakter
Pendidikan karakter
pekerti,
Nasional,
didefinisikan
pendidikan
(mulia) dalam sikap dan tingkah
pendidikan
lakunya,
yang
mengembangkan kemampuan peserta
mempunyai pengetahuan serta mampu
didik untuk mengambil keputusan yang
mewujudkan potensi itu, adapun cirri-
baik, memelihara apa yang baik, dan
cirinya mampu memanfaatkan potensi
mewujudkan
kebaikan
dirinya, terpupuknya sikap terpuji,
kehidupan
sehari-hari
seperti penuh refleksi, percaya diri,
sepenuhnya.
apabila
seseorang
rasional, logis, kritis, analitis, kreatifinovatif,
mandiri,
yang
bertujuan
itu
dalam dengan
Dengan demikian para peserta
sehat,
didik yang disebut berkarakter baik
bertanggung jawab, cinta ilmu, sabar,
atau unggul adalah mereka yang selalu
berhati-hati, rela berkorban, berani,
berusaha
dapat dipercaya,, tekun, ulet, gigih,
terbaik terhadap Tuhan Yang Maha
teliti,
Esa, diri sendiri, sesama manusia,
berinisiatif,
hidup
watak,
moral,
berpikir
positif,
melakukan
hal-hal
disiplin, antisipatif, inisiatif, visioner,
lingkungan,
bersahaja,
masyarakat dunia internasional pada
bersemangat,
dinamis,
hemat, efisien, menghargai waktu,
umumnya
penuh pengabdian
potensi
berhati lembut,
negara,
yang
dengan dirinya
bangsa
dan
mengoptimalkan disertai
dengan
setia, bekerja keras, jujur, menepati
kesadaran emosi dan motivasi yang
janji, adil, rendah hati, malu berbuat
tinggi.
salah,
pemaaf,
dedikatif,
mampu
mengendalikan diri, produktif, ramah,
Penerapan Pendidikan Karakter di
cinta keindahan, sportif, tabah, terbuka
Perguruan Tinggi
dan tertib.
Pendidikan diintegrasikan 4
karakter dalam
dapat
pembelajaran
pada setiap mata kuliah. Semua materi
potensi dan profesi mahasiswa yang
perkuliahan yang berkaitan dengan
tangguh dan cemerlang.
norma atau nilai-nilai perlu dan harus
Pendidikan
dikembangkan,
pendidikan tinggi juga terkait dengan
dieksperesikan,
karakter
di
dikaitkan dengan konteks kehidupan
manajemen
sehari-hari.
universitas dan fakultas dan bimbingan
Pembelajaran
nilai-nilai
atau
lembaga
karakter tidak hanya pada tatanan
serta
koknitif,
Pengelolaan yang dimaksud adalah
tetapi
menyentuh
pada
layanan
pengelolaan
kepada
mahasiswa.
internalisasi dan pengamalan nyata
begaimana
dalam kehidupan mahasiswa sehari-
direncanakan,
hari di masyarakat. Salah satu bagian
dikendalikan dalam kegiatan-kegiatan
nyata adalah kegiatan kemahasiswaan
pendidikan di universitas dan fakultas
yang
diselenggarakan
secara memadai . Pengelolaan tersebut
merupakan salah satu media yang
antara lain meliputi nilai-nilai yang
potensial untuk pembinaan karakter
perlu
dan
kurikulum, pembelajaran, penilaian,
selama
ini
peningkatan
mutu
akademik
pendidikan
karakter
dilaksanakan
ditanamkan
dalam
muatan
mahasiswa. Kegiatan kemahasiswaan
tenaga
merupakan kegiatan pendidikan di luar
komponen terkait lainnya. Dengan
mata
demikian,
kuliah
perkembangan
untuk
membantu
(dosen)
manajemen
dan
lembaga
sesuai
pendidikan tinggi merupakan salah satu
dengan kebutuhan, potensi, bakat dan
media yang terkait dalam pendidikan
minat mahasiswa melalui kegiatan
karakter di universitas. Sedangkan
yang secara khusus diselenggarakan
layanan berkarakter adalah tugas dari
oleh bidang kemahasiswaan, layanan
para
dosen ataupun tenaga kependidikan
layanan yang berkarakter artinya ramah
yang
kampus.
tamah, disiplin, jujur, cerdas, tangguh
kegiatan
layanan
dan peduli.
kemahasiswaan inilah
diharapkan
Melalui
dapat
mahasiswa
kependidikan
dan
berkewenangan
mengembangkan
di
tenaga
pengajar
memberikan
Seorang mahasiswa dianggap memiliki
kemampuan
karakter
dan rasa tanggung jawab sosial serta
mempunyai 5
apabila
individu
pengetahuan
itu yang
mendalam tentang potensi dirinya,
dan peduli. Secara kejiwaan dan sosial
sehat, mampu mewujudkan potensi itu
budaya pembentukan karakter dalam
dalam bersikap dan bertingkah laku.
diri seseorang merupakan fungsi dari
Jelas bahwa layanan untuk penerapan
seluruh potensi individu (kognitif,
pendidikan
afektif,
karakter
dikembangkan
selayaknya
dengan pendekatan
dan
psikomotorik)
dalam
konteks interaksi, sosiokultural dalam
terpadu dan menyeluruh. Efektivitas
keluarga,
pendidikan karakter tidak selalu harus
masyarakat)
dengan menambah program tersendiri,
sepanjang hayat.
melainkan bisa melalui transformasi
satuan
pendidikan,
dan
Konfigurasi
dan
berlangsung
karakter
budaya dan kehidupan di lingkungan
dikelompokan
perguruan
tinggi.
(spiritual and emotional development),
akademik
pendidikan
Dalam
naskah
olah
hati
di
olah pikir (intellectual development),
mengemukakan
olah raga dan kinestetik (physical
bahwa dalam implementasi pendidikan
and kinestetic development), serta olah
karakter
budaya
rasa dan karsa (affective, attitude and
tidak ditempatkan berdiri
social development). Ke empat proses
sendiri , namun ditempatkan asimilatif,
psikososial tersebut secara terpadu
artinya
ini
saling berkait dan saling melengkapi,
pendidikan
yang bermuara pada pembentukan
(keilmuan/keterampilan)
karakter yang menjadi perwujudan dari
perguruan
tinggi
dalam
akademik
karakter
dalam
dapat
perspektif
pendidikan
digabungkan akademik kemudian
karakter
dengan
memberikan
pemahaman
nilai-nilai luhur. Hubungan keempat
baru dengan menggunakan layanan
proses itu digambarkan dalam gambar
yang
berikut:
berkarakter.
Adapun
yang
dimaksud dengan pemahaman baru yaitu jika lulusan perguruan tinggi di tempatkan
dalam
kemampuan bertumpu
dunia
kerja,
intelektualitasnya pada
nilai-nilai
dasar
karakter yaitu jujur, cerdas, tangguh 6
CERDAS: kritis, kreatif, inovatif, ingin tahu, berpikir terbuka, produktif, berorientasi iptek dan reflektif
OLAH PIKIR
JUJUR: beriman & bertaqwa, amanah, adil, bertanggug jawab, berempati, berani mengambil resiko, pantang menyerah, rela berkorban dan berjiwa patriot
OLAH HATI
Perilaku Berkarakter TANGGUH: bersih, sehat, disiplin, sportif, andal, berdaya tahan, bersahabat, kooperatif, determinative, kompotitip, ceria, gigih
PEDULI: ramah, santun, rapi, yaman, saling menghargai, toleran, suka me-nolong, gotong royong, mengutamakan, kepentingan umum, bangga mengguna-kan bahasa & produk Indonesia, dinamis, kerja keras & beretos kerja
OLAH RAGA
OLAH RASA
Gambar 1 Nilai-nilai Luhur
Masing-masing lingkaran terkandung
loving, and doing the good,”
nilai-nilai pokok karakter yang hendak dikembangkan.
Saya yakin bahwa para pendidik
Masing-masing
bangsa ini dahulu mendirikan lembaga
kelompok nilai luhur tersebut tidak
pendidikan bertujuan agar mahasiswa
terpisah, namun saling bersinggungan
mereka mengetahui dan mencintai
satu sama lain. Empat lingkaran nilai-
yang baik serta
nilai tersebut berpotongan dan bertemu dalam
satu
kristalisasi perilaku
bidang,
maka
nilai-nilai berkarakter
baik.
itulah
luhur yang
mengamalkan yang
dan
Ruang lingkup pendidikan karakter
dicita-
di perguruan tinggi
citakan bersama, inilah hal yang sangat penting
untuk
pengembangan
Membentuk
pendidikan karakter. Melalui proses
yang
berkarakter perlu adanya pendidikan
pembelajaran keempatnya terintegrasi
yang mendasar baik dalam keluarga,
dalam diri mahasiswa. Seperti dikatakan
manusia
sekolah ataupun di masyarakat. Berarti Thomas
pendidikan karakter bangsa ini harus
Lickona (dalam Aunillah, 2011) “The
dimulai
dimensions of character are knowing,
individu, 7
dari
membangun
karakter
dilanjutkan
dalam
pendidikan keluarga dan berikutnya
Budaya
berada di dunia akademis, dalam arti
keseluruhan dari suatu kebenaran dan
individu dididik untuk dapat menjadi
unggul dalam budaya luhur dan ilmiah,
individu yang bersifat ilmiah, bersifat
seperti yang didefinisikan Kementerian
teori, bersifat ilmu pengetahuan dan
Pendidikan Nasional, Dirjen Dikti,
keterampilan. Hal ini tidak mudah
(2011:42) bahwa budaya akademik
untuk diwujudkan, karena membangun
adalah totalitas dari kehidupan dan
sistem berpikir ilmiah pada individu
kegiatan
membutuhkan
dimaknai dan diamalkan oleh warga
waktu
yang
sangat
akademik
akademik
merupakan
yang
panjang atau disebut dengan budaya
masyarakat
akademik. dan kesederajatan.
pendidikan tinggi untuk mewujudkan
lingkup
pendidikan
berkarakter
meliputi
Ruang
akademik,
kebenaran
dan
di
dihayati,
akademik
suatu
beberapa
ilmiah, budaya dan peradaban,
lembaga
keunggulan
komponen, seperti tergambar di bawah ini:
Integrasi ke dalam kegiatan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat
Tri Darma PT
Budaya PT (budaya organisasi)
Kehidupan keseharian di Perguruan Tinggi
Kegiatan Kemahasiswaan
Integrasi dalam kegiatan kemahasiswaan antara lain: pramuka, olah raga, karya tulis, seni
Kegiatan Keseharian
Penerapan pembiasaan kehidupan keseharian di lingkungan kampus dan asrama
8
Budaya PT
Persefektif nilai karakter dalam totalitas budaya Perguruan Tinggi
Gambar 2 Ruang Lingkup Pendiikan Karakter di Perguruan Tinggi Sumber: Kemeterian Pendidikan Nasional: Dirjen Pendidikan Tinggi
pencerdasan kehidupan luhur;
dan
dan
berbudaya
kebenaran
dan
keadilan,
kebebasan
keterbukaan, pelestarian
hak
Layanan yang diberikan
Layanan yang diberikan
pengembangan
bangsa
demokratis,
Kelembagaan
asasi
lingkungan
Sterategi Penerapan pendidikan karakter di PT
dan manusia,
hidup
dan
penerapan
nonkurikuler
Layanan yang diberikan
kebhinekaan, pengamalan kemitraan
Strategi
Pengembangan
Pengembangan Kurikuler
layanan
Gambar 3 Komponen Implementasi layanan pendidikan karakter di PT
pendidikan karakter di perguruan tinggi Secara
luas
penerapan
1. Pengembangan kelembagaan
layanan
Pengembangan
pendidikan karakter di perguruan tinggi
psikologi. Mahasiswa dalam suatu
pemberian layanan yaitu; 1) dalam kelembagaan
ini
dapat berupa pusat pengembangan
di kelompokkan dalam tiga kegiatan
pengembangan
kelembagaan
perguruan
dalam
tinggi
terdiri
dari
bernacam daerah dan suku bahkan
pembelajaran disetiap mata kuliah, 2)
bangsa dengan latar belakang yang
dalam pengembangan kurikuler dalam
sangat berbeda, sedangkan semua
kegiatan kemahasiswaan dan dosen, 3)
mahasiswa
dalam pengembangan non-kurikuler
akan
mentransformasikan perilaku dan
yaitu pengembangan budaya perguruan
tindakannya
tinggi. Dapat digambarkan sebagai
ke
dalam
satu
perguruan tinggi, yang mempunyai
berikut:
nilai tersendiri. yang mungkin nilainilai itu berbeda dengan nilai-nilai yang dimilki sebelumnya. Maka pusat layanan pengembangan ini 9
berfungsi untuk
mambantu
dapat
dengan
menyesuaikan
lingkungan
berupa
mahasiswa
baru
penyaluran
penyesuaian,
dibuat mata kuliah pengembangan
diri
karakter.
yang
a. Penetapan muatan ke dalam
inspirasi,
setiap mata kuliah: Pendidikan
perbaikan
karakter harus melekat pada
pengembangan perspektif persoalan
setiap
mahasiswa dalam bentuk layanan
menanamkan unsur-unsur yang
pendidikan,
runtun
pengembangan
mata
kuliah
dimulai
dari
unsur
individu, penyesuaian diri, masalah
tersetruktur,
belajar dan prilaku-prilaku yang
analitik dan dapat digunakan
menyimpang.
dalam kekuatan berpikir atau
Selain dari hal di atas dapat
memiliki pola pikir seperti apa
dilakukan
yang
beasiswa
dengan yang
membantu
pemberian
cenderung
mahasiswa
logis,
dengan
termuat
runtut,
dalam
mata
akan
pelajaran itu sendiri. Sehingga
dalam
hal ini akan mampu mengisi
menghadapi kesulitan dana dalam
perilaku
mahasiswa
untuk
perkuliahan yang dirahkan untuk
berpikir
terstruktur,
logis,
kemartabatan dalam hal kejujuran,
sistimatis, runtut, analitik dan
kecerdasan,
dapat
ketangguhan
dan
kepedulian anak bangsa.
digunakan
dalam
kehidupan sehari-hari.
2. Pengembangan kurikuler
b. Gerakan anti menyontek: Bagi
Maksud
dari
pengembangan
mahasiswa
kurikuler
adalah
pengembangan
perlu mendapatkan sangsi yang
akademik
yang
ada
di
dalam
yang
menyontek
tegas, misalnya dalam ujian
kurikulum berupa jujur, tangguh,
kenaikan
cerdas dan peduli. Kesemuanya
ujian program sarjana ataupun
terintegrasi
dalam
ke
dalam
kegiatan
tingkat/semesteran,
bentuk
muatan karakter dalam setiap mata
Kejujuran
kuliah, gerakan anti menyontek,
dengan
gerakan anti plagiat, dan khusus
program, 10
tes
perlu tegas
lainnya. ditegakkan
dalam
jurusan
suatu ataupun
fakultas dan perguruan tinggi,
mata
ini merupakan kunci keunggulan
kemahasiswaan
sebuah universitas.
kelembagaan,
c. Gerakan anti plagiat: Plagiat merupakan
hal
kuliah,
mahaisiswa
berbentuk
dengan
kegaitan dan
kegiatan
maka
karakter
akan
baik.
terbentuk
(jujur,
cerdas,
menyalin karya orang lain atau
tangguh dan peduli).
karya orang lain diakui sebagai
3. Pengembangan non-kurikuler
karyanya
sendiri.
mahasiswa program tinggi
Seorang
dalam studi
di
akan
Berbagai kegiatan dapat dijadikan
suatu
sumber
perguruan
menyelesaikan
dalam
pengemabangan
kegiatan
non-kurikuler
lingkungan
pendidikan
kegiatan
ilmiah
ekstrakurikuler, ko-kurikler atau
skripsi,
tesis
berupa
tinggi,
studinya dan akan menulis karya berupa
ini
di
ataupun desertasi, hal ini sangat
dalam
perlu dipertanyaan hasil tulisan
baik yang mendapat pendanaan
dari
akan
dari DIKTI maupun pendanaan
menyusun atau menyelesaikan
yang usahakan mahasiswa sendiri.
studinya. Bila ternyata hal ini
Kesemua kegiatan ini diwajibkan
terjadi
karya
untuk
wajib
dasar karakter.
mahasiswa
yang
plagiat
mahasiswa,
pada maka
kegiatan
kegiatan
kemahasiswaan
memasukkan
nilai-nilai
mahasiswa tersebut dikeluarkan dari perguruan tinggi. d. Mata
Tipe
kuliah
khusus
apabila
Pembelajaran
pendidikan karakter
pengembangan karakter: Kita yakin
Pendekatan
Berbagai
pendekatan
pengembangan
pendidikan karakter yang diuraikan
karakter dengan rincian yang
adalah pendekatan yang telah dikaji
terjabar
dalam
dan dirumuskan dengan jelas oleh
karkter
diformalkan
diprioritaskan
pendidikan atau
Suparka
dalam
(dalam
Muslich
(2011).
Ketika Suparka menyelesaikan studi
penerapannya melalui kegiatan 11
doctor di University of California,
mahasiswa
Berkeley
dirinya dan juga sadar terhadap
tahun
1973,
Suparka
untuk
orang
pendidikan karakter yang berkembang
mahasiswa mampu berkomunikasi
dan
secara terbuka dan jujur kepada
dalam
dunia
2)
akan
mengkaji tentang berbagai pendekatan
digunakan
lain,
sadar
pendidikan. Dalam kajiannya dibahas
orang
delapan pendekatan pendidikan nilai
mahasiswa untuk dapat berpikir
berdasarkan berbagai literatur dalam
rasional
dan
bidang psikologi, sosiologi, filosofi dan
emosional,
mampu
pendidikan yang berhubungan dengan
perasaan,
nilai. Pendekatan tersebut disimpulkan
tingkah laku mereka sendiri.
penanaman
nilai
perkembangan
kognitif
cognitive
moral
berkesadaran memahami dan
pola
kognitif: Pendekatan
kognitif
membantu
nilai-nilai
(inculcation approach), 2) pendekatan moral
3)
2. Pendekatan perkembangan moral
menjadi lima pendekatan yaitu 1) pendekatan
lain,
membantu
(
perkembangan
moral
merupakan pendekatan
development
yang telah banyak di uji, terutama
approach), 3) pendekatan analisis nilai
oleh pakar psikologi perkembangan
(values
seperti
analisys
approach),
4)
teori
dari
Piaget
dan
pendekatan klarifikasi nilai (values
Kohlberg. Pendekatan ini bertujuan
clarification approach), 5) pendekatan
membimbing
pembelajaran berbuat (action learning
mengembangkan
approach).
berdasarkan pada suatu pola yang
1. Pendekatan penanaman nilai
disebut dengan peringkat. Artinya
seseorang
moralnya
Pendekatan ini member penekanan
dengan
pada usaha membantu mahasiswa
diketahui
bahwa
dalam
peraturan
moral
mengkaji
perbuatannya
perasaan sendiri
meningkatkan
dan untuk
karena
kesadarannya
pendekatan
takut
selanjutnya
dalam
ini
ia
dapat
mematuhi
(yang
semula
hukuman,
namun
karena
memiliki
tentang nilai-nilai mereka sendiri.
kesadaran moral yang berasaskan
Tujuannya
prinsip moral universal, maka ia
1)
membantu 12
sadar). Pendekatan ini dilaksanakan
pemikirannya mengenai moral itu
dengan merujuk pada suatu keadaan
sendiri.
yang mengandung konflik nilai dan 3. Pendekatan Analisis Nilai
memerlukan seseorang yang mampu membuat pilihan nilai berdasarkan
Fokus utama dalam pendekatan ini
kesadarannya.
adalah
Adapun
cara
perkembangan
melaksanakan moral
kognitif
sistematis
yang
satu
untuk masalah
berkaitan
pelanggaran, memintanya
untuk
Pendekatan
ini
memerlukan
orang-orang
yang
dengan
mampu
mengumpulkan
sekagus
persoalan
berpikir
karena itu dosen perlu merumuskan sustu
dapat
keputusan
sebagai
jalan
penyelesaian. b) Meminta
satu
aktivitas
yang
system
focus
relevan.
bersama,
sepihak,
Oleh
bukan sehingga
mahasiswa dapat mentaati moral
mahasiswa
memilih
menyelesaikan
nilai-nilai.
tentang beberapa alternatif yang diambil
dalam
suatu masalah yang mengandung
mahasiswa
mengemukakan
mahasiswa
agar dapat berpikir logis dan
contohnya sebagai berikut: a) Meminta
membimbing
di
untuk
antara
moral
bukan
dua
karena
dosennya,
sekaligus
system
takut
terhadap
melainkan
lantaran
memang
menghendaki
memintanya untuk memberikan
demikian.
alasan atas pilihannya.
Adapun cara yang kiranya dapat
c) Meminta
mahasiswa
untuk
dilakukan
dalam
meberikan informasi tambahan
analisis nilai adalah:
tentang
a) Memperkenalkan
beberapa
informasi
tambahan
aktivitas
pendekatan
dan
tentang
menjelaskan kepada mahasiswa
beberapa aktivitas yang bermoral
tentang masalah-masalah nilai
dan tidak bermoral, sehingga hal
seperti menjelaskan mengenai
itu
korupsi,
bias
meningkatkan
pencurian,
dan
sebaginya. Semakin jelas dosen 13
memberikan informasi maka
bisa tergerak untuk memberikan
akan semakin kuat pemahaman
bentuk penyikapan atas sesuatu
mahasiswa terhadap persoalan
yang ia hadapi. Contoh dosen
itu.
mengajak mahasiswa mengunjungi
b) Membuat penilaian atas fakta-
panti asuhan, panti jompo dan
fakta itu, kemudian membuat
lainnya.
keputusan
sebagai
mengamati respons mahasiswa atas
atas
realitas yang ia hadapi. Jika is
sebuah
bersama penyikapan
Selanjutnya
jukkan
dosen
masalah tersebut, Pendekatan
menun
ini harus melibatkan mahasiswa
seperti tergerak untuk membantu,
secara aktif, terutama dalam
maka dosen harus memberikan
proses menganalisis nilai secara
dorongan
objektif yang berasakan fakta
dapat membuat responnya menjadi
yang relevan.
mengakar kuat di dalam dirinya.
dan
respons
penjelasan
5. Pendekatan 4. Pendekatan klarifikasi nilai
positif,
yang
pembelajaran
berbuat
Pendekatan ini merupakan respon
Pendekatan
pembelajaran
atas stimulus. Secara sederhana
membiasakan
pendekatan ini dapat digambarkan
melakukan perbuatan moral baik
dengan model S-R atau suatu
secara
kaitan antara stimus dan respon.
berkelompok.
Artinya tingkah laku seperti reflex
diharapkan adalah 1) kompetensi
tanpa kerja. mental sama sekali.
fisik yang dapat memberikan nilai
Contoh:
tertentu
dosen
membawa berbagai
melibatkan/
mahasiswa kegiatan
memancing
yang
responnya
mahasiswa
perorangan
untuk
maupun
Kompetensi
terhadap
suatu
yang
objek,
dalam
membangun sebuah rumah dsb. 2)
dapat
kompetensi
terhadap
peribadi
hubungan
yang
dapat
member
kegiatan, dengan kata lain dosen
pengaruh
harus selalu menciptakan suatu
melalui hubungan anatar sesama. 3)
kondisi yang membuat mahasiswa
kompetensi kewarganegaraan yang 14
kepada
antar
orang-orang
dapat member pengaruh kepada
menjadi
unsur-unsur
sekaligus suatu pemahaman dan
masyarakat
Pendekatan kesempatan
ini
umum.
memberikan
kepada
pengalaman
pengetahuan
mahasiswa
mental
yang
berharga
baginya. Menurut Piaget (dalam
untuk berpartisipasi aktif dalam
Muslich,
kehidupan demokratis.
mahasiswa (umur 18 tahun ketas)
Pendapat lain mengatakan
2011)
karakteristik
ada
ialah adanya kemampuan berpikir
beberapa pendekatan lain yang
secara abstrak, menalar secara logis
dapat
dan
digunakan
misalnya
pendekatan kognitif, pendekatan
menarik
kesimpulan
dari
informasi yang tersedia.
afektif dan pendekatan perilaku. 2. Pendekatan Afektif 1. pendekatan kognitif
Pendektaan
Pendekatan kognitif menekankan
pendekatan sikap yang digunakan
pada
sebagai
tingkah
laku
merupakan
afektif
salah
merupakan
satu
pendekatan
proses mental, yang menunjukkan
pendidikan karakter di perguruan
bahwa individu (organisme) aktif
tinggi
dalam
menjelaskan
menangkap,
menilai,
yang
memiliki
konsep
bahwa
belajar
membandingkan dan menanggapi
dipandang sebagai upaya sadar
stimulus.
seseorang
Sebelum
melakukan
individu
untuk
reaksi. Individu menerima stimulus
memperoleh perubahan perilaku
lalu
mental
secara keseluruhan, baik perubahan
sebelum memberikan reaksi atau
dalam aspek kognitif, afektif dan
stimulus yang ada.
psikomotorik. Pendekatan afektif
melakukan
proses
Pendidikan
karakter yang dilakukan dengan
berbeda
cara
mahasiswa
;lainnya. Hal ini disebabkan aspek
dengan kanyataan yang ada di alam
afektif sangat bersifat subjektif,
sekitar, kemudian diarahkan agar
lebih mudah berubah dan tidak
mampu
mencari
menghadapkan
menganalisnya.
Selanjutnya hasil analisnya akan 15
dengan
khusus
pendekatan
yang
dapat
dijadikan sebagai bahan baku untuk
menganalisa yang ia hadapi
dipelajari.
untuk
Dosen yang akan menggunakan
isyarat yang tersembunyi yang
bimbingan
berkenaan
dan
layanan
dalam
menemukan
dengan
isyarat-
perasaan,
penerapan pendekatan afektif ini
kebutuhan, kepentingan orang
dituntut bisa membaca sikap dan
lain. 3) mahasiswa melakukan
keperibadian
responya
mahasiswa
secara
masing-masing,
4)
tepat, berarti pendekatan afektif
mahasiswa
tidak dapat dirumuskan secara pasti
mahasiswa lainnya, 5) mengajak
masalah
mahasiswa
apa,
maka
menyelenggarakan
dalam
pendidikan
merespon
melihat
konsekwensinya,dari
setiap
karakter diperlukan pembelajaran
tindakan 6) meminta mahasiswa
dengan menggunakan model-model
menetukan pilihannya sendiri
pembelajaran afektif, diantara lain:
b) Model pembentukan rasional:
a) Model konsiderensi:
Contoh:
Model layanan ini didasarkan
bila ada seorang mahasiswa
pada
yang egois, maka dosen berbuat
kehidupan seseorang senantiasa
dengan cara mendekati dan
berpegang
membimbing serta mendorong
tertentu
mahasiswa tersebut agar lebih
aktivitasnya. Model layanan ini
peduli
dapat
dan
memperhatikan
asumsi
bahwa
pada dalam
dalam
nilai-nilai menjalankan
dilakukan
dengan
orang lain, sehingga ia dapat
beberapa langkah: 1) mahasiswa
bergaul, bekerja sama dan hidup
diminta
harmonis. Cara yang digunakan
mengidentifikasikan
dosen:
situasi
1)
mahasiswa
menghadapkan itu
konsiderensi yang
pada
atau
dapat
untuk
yang
situasi
terjadinya
nilai-nilai
tindakan,
memancing
berbagai
menyebabkan penyimpangan 2)
menghimpun
Mahasiswa informasi
kepedulian, perhatian dsb, 2)
tambahan,
meminta
situasi dengan berpegang pada
kepada
mahasiswa 16
3)
Menganalisis
norma, prinsip, ketentuan yang
dengan
berlaku, 4) Mencari alternatif
mengulangi pada hal yang lain.
tindakan dengan memikirkan akibatnya,
5)
f.
Mengambil
pilihannya
Model pengembangan moral kognitif: Model ini bertujuan
keputusan dengan memegang
mambantu
prinsip dan ketentuan yang legal
mengembangkan
di masyarakat.
kemampuannya
c) Model klarifikasi nilai: Model klarifikasi
nilai
pendekatan
mahasiswa
untuk
dalam
mempertimbangkan
merupakan
mengajar
dan
kemampuannya
yang
dalam
mempertimbangkan nilai moral
dilakukan dengan menggunakan
secara
pertanyaan atau proses menilai
langkahnya: 1) Menghadapkan
(valuing process) dan membatu
mahasiswa pada suatu situasi
mahaiswa
yang
menguasai
keterampilan
menilai
kognitif.
Langkah-
mengandung
dilemma
dalam
moral, 2) mahasiswa diminta
bidang kehidupan yang kaya
memilih salah satu tindakan
nilai.
yang menagndung nilai moral,
Tujuannya
agar
mahasiswa menyadari nilai-nilai
3)
yang
mendiskusikan
dimilikinya
dapat
kemudian
merefleksikannya.
Langkah-langkahnya: pilihan:
mahasiswa
Mahasiswa
menganalisis
1)
diminta dan
kebaikan
dan
keburukannya, 4) mahaiaswa
diminta
didorong
untuk
mencari
mengadakan pemilihan tindakan
tindakan-tindakan yang lebih
secara bebas dan diminta ken
baik, 5) Mahasiswa diminta
pertimbangan baik-buruknya, 2)
menetapkan
menghargai pilihan: mahasiswa
aspek lainnya.
menghargai dan memperkuat pilihannya,
3)
mahasiswa perbuatan
yang
d) Model
tindakan
Nondirektif:
dalam
Model
ini
berbuat:
dikembangkan berdasarkan asumsi
melakukan
bahwa mahasiswa memiliki potensi
berkaitan
dan kemampuan untuk berkembang 17
sendiri. yang
Perkembangan utuh
peribadi
berlangsung
potensinya (kognitif, sfektif dan
dalam
psikomotorik)
dalam
kontek
suasana permisif dan kondusif.
interaksi sosial kultur (keluarga,
Dosen harus menghargai potensi
sekolah, masyarakat). Pendekatan
mahasiswa dan berperan sebagai
ini tercantum dalam oleh hati
fasilitator.
Langkah-langkah
(spiritual
penggunaanya:
1)
development),
menciptakan ekspresi
Mahasiswa
sesuatu
bebas,
2)
and
emotional olah
pikir
melalui
(intellectual development), olah
Mahasiswa
raga dan kinestetik (physical and
diminta mengemukakan perasaan,
kinesthetic development),
pemikiran,
rasa dan karsa (affective and
dan
masalah
yang
dihadapinya, dosen menerima dan mengklasifikasi, diminta
3)
untuk
masalah,
creativity).
mahasiswa
Metode
mendiskusikan
dosen
keputusan,
dan
klarifikasi,
dosen
dengan
mahasiswa
mahasiswa
berkelompok
merancang
yang positif.
mengajar
kegiatan yang
sehingga 3. Pendekatan Perilaku
kepada tentang
ini
grand
Kemendiknas
(2010)
artinya
pembentukan
karakter
dalam
diri
hasil
dapat belajar.
bersama dosen lain dengan diskusi
yang
dikembangkan
belajar
Disamping itu dilakukan refleksi
mahasiswa
design
untuk
menyenangkan
diharapkan
meningkatkan
berlandaskan
memahami
membentuk
memecahkan suatu masalah, dosen
mengembangkan kegiatan-kegiatan
Pendekatan
bimbingan
Bentuk kegiatan yang dilakukan
memberikan
5)
dan
1) Metode Lesson Study
menentukan
dosen
layanan
pendidikan karakter
memberikan
dorongan, 4) mahasiswa diminta merencanakan
olah
para
dosen
sebagai
pengamat
dengan tujuan menyempurnakan proses pembelajaran, titik berat
individu
pembahasan terletak pada jenis
merupakan fungsi diri seluruh 18
pengamatan pihak yang terlibat
melakukan
dalam bekerja sama mengenai cara
mungkin?
tugas
seoptimal
belajar mahasiswa, waktu belajar,
b) Pertanyan terbuka: merupakan
saat mahasiswa bosan mendapatkan
pertanyaan sikap dosen dalam
pelajaran,
pergaulannya dengan orang lain
ketika
mampu
is
menjelaskan kepada teman lainya.
atau
Selain
merupakan
itu
dosen
menyaksikan
mahasiswa,
dan
pertanyaan
ini yang
praktek pembelajaran di kelas dan
dilakukan dosen demi menilai
dapat mengembangkan pemahaman
mampu atau tidaknya dalam
tentang
pengetian
pembelajaran
memposisikan dirinya sebagai
efektif
dengan
mahasiswa.
peribadi yang terbuka, dosen
Akhirnya
mahasiswa
dapat
harus jujur dengan jawaban atas
memahami, mengerti dan dapat
pertanyaan
melakukan
menghargai, dosen harus berani
yang
pendidikan
baik,
karakter,
inilah artinya
dan
menerima
dan
saling
menghargai
mahasiswa bukan hanya diarahkan
pendapat orang lain, dosen
untuk sekedar memahami pelajaran
jangan merasa bahwa pendapat
tetapi
dialah yang benar.
juga
dapat
mengaplikasikannya
dalam
c) Pertanyaan toleran: pertanyaan
tindakan yang nyata.
yang dapat membantu dosen
Beberapa pertanyaan yang dapat
menumbuhkan
dilakukan dosen:
dalam menghadapi perbedaan
a) Pertanyaan pertanyaan
introspektif: yang
toleran
yang ada. Dosen harus jujur
harus
menjawab semua pertanyaan,
dimunculkan oleh dosen demi mendapatkan
sikap
jangan berpura-pura.
nilai-nilai
2) Metode Live In
intrispeksi yaitu apakah saya
Metode yang digunakan dengan
sudah
tugas
melibatkan
menmgajar
kehidupan
mendidik
melakukan dan
dengan baik?, apakah saya telah
mahasiswa nyata
di
dalam lapangan,
mahasiswa diberikan kesempatan 19
untuk hidup bersama masysrakat
merupakan penelusuran terhadap
dalam tempo waktu cukup lama
kejadian masa lalu. Pelaksanaan
(KKN),
pendidikan karakter di perguruan
sehingga
merasakan
kehidupan
masyarakat.
Tujuan
mahasiswa
mampu
mahasiswa nyata lain
di
tinggi, “kisah” merupakan metode
agar
pendukung yang sangat penting
mengatasi
dalam
pelaksanaan
pendidikan,
berbagai persoalan secara mandiri
karena dalam kisah-kisah inilah
dalam kondisi yang terbatas, dan
terdapat berbagai keteladanan dan
mampu
edukasi.
memproyeksi
mimpi
dikemudian hari dan sekaligus
5) Metode Uswah
tumbuh menjadi manusia yang
Uswah
artinya
keteladanan.
berkarakter positif. Ditambahkan
Keteladanan
Gunawan (2012:87) ragam metode
yang efektif dan efisien, karena
pendidikan karakter adalah:
mahasiswa cenderung meneladani
3) Metode Hiwar
/meniru
merupakan
dosenya.
metode
Selain
itu
Metode Hiwar (dialog) adalah
keteladanan juga dapat ditunjukan
percakapan silih berganti antara
dalam prilaku dan sikap dosen dan
dua pihak atau lebih melalui
tenaga
Tanya jawab mengenai satu
memberikan
ropik dan dengan sengaja di
tindakan yang cepat. Metode uswah
arahkan kepada satu tujuan
harus
yang dikehendaki.
pendukung
4) Metode Qisbah
kependidikan
dalam
contoh,
tindakan-
dikondisikan dalam
sebagai
setiap
mata
pelajaran.
Di dalam kamus Manzur (1200 H)
6) Metode pembinaan Pembinaan adalah sesuatu yang
kisah berasal dari kata qashshayaqushshu-qishshatan,
disengaja dilakukan dan berulang-
mengandung arti potongan berita
ulang
yang diikuti dan pelacak jejak.
menjadi
Sedangkan
pembiasaan
menurut
al-Razzi
agar
berintikan
(1985:87) qisbah adalah “kisah” ini 20
sesuatu
itu
kebiasaan.
dapat Metode
(habituation) pengalaman,
ini
karena
yang dibiasakan itu adalah sesuatu
Tumbuh dan kembangnya karakter
yang diamalkan. Inti dari kebiasaan
yang baik akan mendorong mahasiswa
adalah pengalaman. Pembiasaan
tumbuh
menempatkan
sebagai
komitmen untuk melakukan berbagai
sesuatu yang istimewa.. Metode ini
hal yang baik dan akan melakukan
sangat
segalanya
individu
efektif
dalam
rangka
dengan
dengan
benar.
dan
Ruang
membina karakter dan keperibadian
lingkup layanan pendidikan karakter di
untuk menjadi mahasiswa yang
perguruan tinggi adalah 1) tri darma PT
terpuji, jujur, disiplin, tanggung
yang Integrasi ke dalam kegiatan
jawab, bekerja keras, ihlas dan
pendidikan, penelitian dan pengabdian
berahlak mulia.
kepada masyarakat, 2) budaya PT terintegrasi
terencana
untuk
3)
kegiatan
terintegrasi
dalam
kegiatan keseharian yang penerapan
mahasiswa guna membangun karakter
melalui
pribadi dan budi pekerti yang luhur.
pembiasaan
kehidupan
keseharian di lingkungan kampus dan
layanan
asrama, 5) budaya PT merupakan
pendidikan karakter di perguruan tinggi
persefektif
merupakan suatu kesatuan dan program peningkatan
PT,
pramuka, olah raga, karya tulis, seni, 4)
suasana serta proses pemberdayaan
menajemen
kehidupan
kegiatan kemahasiswaan antara lain:
mewujudkan
pelaksanaan
di
kemahasiswaan
Pendidikan karakter adalah usaha sadar
Strategi
dalam
keseharian
Kesimpulan
dan
kapasitas
nilai
karakter
dalam
totalitas budaya Perguruan Tinggi
mutu
Pelaksanaan
perguruan tinggi yang terimplementasi
layanan
pendidikan
karakter di perguruan tinggi hendaknya
dari pengembangan, pelaksanaan dan
mengandung tiga komponen yang baik
evaluasi kurikulum di setiap bidang
(components of good character) yaitu
studi dan mata kuliah. Tujuan layanan
pengetahuan tentang moral (moral
pendidikan karakter di perguruan tinggi
knowing), pengetahuan tentang emosi
pada dasarnya mendorong lahirnya
atau
mahasiswa yang baik (insan kamil).
moral
(moral
feeling)
dan
perbuatan bermoral (moral action). Ini 21
akan membentuk mahasiswa menjadi
Perundang-Undangan Republik Indonesia Bidang Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta: Sekjen Depdikbud
berakhlak mulia. Strategi penerapannya layanan
dilakukan
pengembangan
dalam
kelembagaan
1) dalam
Gunawan, Heri. Of 2012. Pendidikan Karakter. Bandung: Alfabeta.
pembelajaran disetiap mata kuliah, 2) pengembangan
kurikuler
dalam
kegiatan kemahasiswaan dan dosen, 3) pengembangan
non-kurikuler
pengembangan
budaya
Hamalik, Oemar. 2007. Dasar-dasar pengembangan Kurikulum. Bandung: Remaja Rosda Karya.
yaitu
perguruan
tinggi. Sedangkan pendekatan layanan dalam
proses
pelaksanaan
Hidayatullah, M. Furqon. 2010. Guru Sejati: Membangun Berkarakter Kuat dan Cerdas. Surakarta: Yuma Pustaka.
dapat
disimpulkan menjadi lima pendekatan yaitu 1) pendekatan penanaman nilai (inculcation approach), 2) pendekatan perkembangan (cognitive
moral moral
Mustakim Bagus. 2011. Pendidikan Karakter: membangun delapan Karakter Emas Menuju Indonesia bermartabat. Jogjakarta: Samudra Biru
kognitif development
approach), 3) pendekatan analisis nilai (values
analisys
approach),
4)
pendekatan klarifikasi nilai (values clarification approach), 5) pendekatan pembelajaran berbuat (action learning approach). Daftar pustaka Aunillah, Nuria Isna, 2011. Panduan Menerapkan Pendidikan Karakter di Sekolah. Jogjakarta: Laksana
Departeman Pendidikan 2008. Himpunan
Nasional. Peraturan 22