i
PEMBERIAN EKSTRAK BUAH MERAH Pandanus conoideus DALAM PAKAN TERHADAP KINERJA PERTUMBUHAN LOBSTER AIR TAWAR Cherax quadricarinatus
HIDAYAT ZULKARNAIN RIDWAN
DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014
ii
iii
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA* Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul “Pemberian Ekstrak Buah Merah Pandanus conoideus dalam Pakan terhadap Kinerja Pertumbuhan Lobster Air Tawar Cherax quadricarinatus” adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain dan telah disebutkan dalam teks serta dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Agustus 2014
Hidayat Z. Ridwan NIM C14090079
iv
Abstrak HIDAYAT ZULKARNAIN RIDWAN. Pemberian Ekstrak Buah Merah Pandanus conoideus dalam Pakan terhadap Kinerja Pertumbuhan Lobster Air Tawar Cherax quadricarinatus. Dibimbing oleh MIA SETIAWATI dan HARTON ARFAH. Lobster air tawar capit merah (Cherax quadricarinatus) merupakan jenis krustasea komoditas perikanan yang mulai dikembangkan untuk dibudidayakan sejak tahun 2002. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan sintasan lobster air tawar, salah satu diantaranya adalah keberhasilan molting yang sangat bergantung pada cadangan kalsium dalam tubuh lobster. Hingga saat ini banyak dijumpai kematian lobster yang diakibatkan oleh ketidakmampuannya dalam melakukan molting secara sempurna. Salah satu bahan alami yang mengadung kalsium tinggi adalah buah merah. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh pemberian dosis berbeda ekstrak buah merah (Pandanus conoideus) terhadap kinerja pertumbuhan lobster air tawar. Lobster yang digunakan memiliki panjang dan bobot awal 4,26+0,33 cm dan 2,18+0,50 gram. Hasil penelitian menunjukkan jumlah molting sama, mengalami peningkatan pada awal pemeliharaan dan pada pemberian hari berikutnya mengalami penurunan. Laju pertumbuhan bobot harian dan panjang mutlak 1,15–1,47% dan 0,22–0,83 cm, kelangsungan hidup lobster air tawar 93,33–100%, dan koefisien keragaman 3,60– 6,16%. (p>0,05) Penambahan ekstrak buah merah pada pakan buatan tidak memberikan efek terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup lobster air tawar. Kata kunci: lobster air tawar, molting, ekstrak buah merah, pertumbuhan
Abstract HIDAYAT ZULKARNAIN RIDWAN . The granting of red fruit (Pandanus conoideus) extracts in feed on the performance of red claws (Cherax quadricarinatus) growth. Guided by MIA SETIAWATI and HARTON ARFAH. Freshwater red claws (Cherax quadricarinatus) is a type of crustaceans food commodities which began to be developed for being cultivated since 2002. There were some factors that affected the growth and survival rate of red claws, one of them was the success of molting which depended on reserved calcium that contained in the red claw body. There were many cases about lobster death caused by its inability in doing an ideal molting. One of the natural subtances which contained high calcium was red fruit. The goal oh this research was evaluate the effect for granting different red fruit doses. Red claw that has used had a long and weight about 4.26 cm and 2.18 grams in the beginning. The research result showed the similar sum of molting, increasing in the beginning of maintenance and at the next granting are decreasing. Daily growth rate and the absolute length were 1.15% - 1.47% and 0.22 0.83 cm. The survival rate of red claw lobster was 93.33% - 100% and the coefficient of variability was 3.60% - 6.16%. (p>,05) The research result has shown the sum of molting was equal. Keywords : red claw, molting, red fruit extract, growth
v
PEMBERIAN EKSTRAK BUAH MERAH Pandanus conoideus DALAM PAKAN TERHADAP KINERJA PERTUMBUHAN LOBSTER AIR TAWAR Cherax quadricarinatus
HIDAYAT ZULKARNAIN RIDWAN
DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014
vi
vii
Judul
Nama Nomor Pokok Program Studi Departemen
: Pemberian Ekstrak Buah Merah (Pandanus conoideus) dalam Pakan terhadap Kinerja Pertumbuhan Lobster Air Tawar Cherax quadricarinatus : Hidayat Z. Ridwan : C14090079 : Teknologi dan Manajemen Perikanan Budidaya : Budidaya Perairan
Disetujui,
Dr. Ir. Mia Setiawati, M.Si Pembimbing I
Ir. Harton Arfah, M.Si Pembimbing II
Diketahui, Ketua Departemen Budidaya Perairan
Dr. Ir. Sukenda, M.Sc Ketua Departemen
Tanggal Pengesahan :
viii
PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah S.W.T atas segala karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pemberian Ekstrak Buah Merah (Pandanus conoideus) dalam Pakan Terhadap Kinerja Pertumbuhan Lobster Air Tawar Cherax quadricarinatus. Penelitian dilakukan pada bulan Februari – Maret 2014 di Laboratorium Kolam Percobaan Perikanan Babakan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Selesainya skripsi ini tidak terlepas dari peran berbagai pihak yang telah mendukung dan membantu dalam pelaksanaan penelitian hingga proses penyusunan skripsi ini. Karenaya penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Ibu (Fatimah) tercinta yang telah melahirkan dan merawat serta membesarkan penulis dengan sangat baik, Bapak (Ridwan Lego Bolan) tercinta yang telah memberikan kasih dan sayangnya pada keluarga 2. Ibu Dr. Ir. Mia Setiawati, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan arahan dan bimbingan selama masa penelitian dan penyusunan skripsi 3. Bapak Ir. Harton Arfah, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan bimbingan dan arahannya dalam menentukan tema penelitian ini hingga proses penyusunan skripsi 4. Dr. Ir. Kukuh Nirmala, M.Sc selaku dosen penguji yang telah bersedia hadir dan menguji skripsi penulis dan juga terima kasih atas saran dan masukannya 5. Dr. Dinamella Wahjuningrum S.Si., M.Si selaku komisi program studi (KPS) yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk turut serta dalam proses ujian skripsi 6. Adik-adik (Yanti dan Harun) yang selalu memberikan perhatian dan dukungan serta semangat 7. Teman-teman yang membantu dalam penelitian ini (Penghuni Babakan) 8. Hayu Lesya Putri, wanita yang mampu menjadi cahaya dan terang dalam perjalanan hidup penulis 9. Teman-teman Fisheries Diving Club dan teman-teman diklat 29. Terima kasih untuk kebersamaan kalian selama di FDC tercinta. Teruntuk FDC tercinta: “Banyak sudah yang telah kau beri kepada kami”
Penulis,
Hidayat Zulkarnain Ridwan
ix
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL ................................................................................................... x DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. x DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... x PENDAHULUAN .................................................................................................. 1 Latar Belakang ................................................................................................ 1 Tujuan Penelitian ............................................................................................ 2 METODE ................................................................................................................ 2 Udang uji ......................................................................................................... 2 Wadah pemeliharaan ....................................................................................... 2 Pakan yang digunakan..................................................................................... 2 Rancangan percobaan...................................................................................... 2 ANALISIS DATA .................................................................................................. 3 Bobot Rata-rata Lobster Air Tawar................................................................. 3 Laju Pertumbuhan Bobot Harian .................................................................... 3 Panjang Rata-rata Lobster Air Tawar ............................................................. 4 Panjang Mutlak Lobster Air Tawar ................................................................ 4 Kelangsungan Hidup Lobster Air Tawar ........................................................ 4 Koefisien Keragaman Panjang Rata-rata ........................................................ 4 Jumlah Molting ............................................................................................... 5 Analisis Data ................................................................................................... 5 HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................... 5 Hasil ................................................................................................................ 5 Pembahasan ..................................................................................................... 7 KESIMPULAN ..................................................................................................... 10 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 11 LAMPIRAN .......................................................................................................... 13 RIWAYAT HIDUP ............................................................................................... 16
x
DAFTAR TABEL 1 2 3
Kualitas air media pemeliharaan lobster air tawar selama penelitian ........................................................................................................ 3 Jumlah molting lobster air tawar yang terjadi selama masa penelitian ........................................................................................................ 5 Pertumbuhan dan kelangsungan hidup lobster air tawar yang diberi pakan dengan perlakuan berbeda selama penelitian ............................ 7
DAFTAR GAMBAR 1
2
Panjang rata-rata lobster air tawar yang diberi pakan yang mengandung dosis berbeda ekstrak buah merah selama 30 hari pemeliharaan .................................................................................................. 6 Pertumbuhan bobot lobster air tawar yang diberi pakan yang mengandung dosis berbeda ekstrak buah merah selama 30 hari pemeliharaan .................................................................................................. 6
DAFTAR LAMPIRAN 1 2
Proses Peracikan Pakan ................................................................................ 13 Analisis Anova ............................................................................................. 14
1
PENDAHULUAN Latar Belakang Lobster air tawar capit merah (Cherax quadricarinatus) mulai dikembangkan untuk dibudidayakan di Indonesia sejak tahun 2002 (Darmansah 2011). Karplus et.al (2003) menyatakan bahwa red claw merupakan jenis yang mudah dikembangbiakkan dan memiliki peluang usaha yang besar karena sejauh ini masih belum dapat memenuhi permintaan pasar yang begitu tinggi (Anonim1). Hasil survey di lapangan menunjukkan bahwa usaha pembenihan lobster dihadapkan pada pertumbuhan benih yang beragam sehingga menjadi kendala dalam pemenuhan target produksi. Benih yang lambat pertumbuhannya akan membutuhkan waktu pemeliharaan yang lebih lama. (Tampubolon 2011). Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan sintasan lobster air tawar diantaranya adalah kualitas benih, jenis pakan, kualitas air, penyakit dan keberhasilan molting, yaitu pergantian kulit yang baru. Peran molting sangat penting dalam pertumbuhan lobster karena semakin sering lobster melakukan molting, maka pertumbuhannya juga semakin baik (Ahvenharju 2007). Keberhasilan molting sangat bergantung pada cadangan kalsium yang ada dalam tubuh lobster dan hingga saat ini banyak dijumpai kematian lobster yang diakibatkan oleh ketidakmampuannya dalam melakukan molting secara sempurna (Hakim 2009). Salah satu penyebab kegagalan molting adalah tidak berhasilnya lobster dalam proses gastrolisasi, yaitu penyerapan kalsium yang ada di dalam tubuhnya. Selanjutnya, dinyatakan bahwa peran kalsium sangat signifikan dalam proses pengerasan cangkang yang baru setelah lobster berhasil melepaskan cangkang yang lama. Lambatnya pertumbuhan lobster air tawar diduga karena kurangnya asupan kalsium (Ca) baik dari lingkungan tempat hidupnya ataupun dari asupan pakan yang diperoleh lobster tersebut. Kalsium yang diserap oleh lobster dapat berasal dari makanan, air, dan hasil kanibalisme atau pemangsaan cangkang yang lepas (Hakim, 2009). Terdapat banyak bahan sumber kalsium yang dapat digunakan dan salah satu bahan herbal sumber kalsium alami, yaitu buah merah (Anonim2) Berdasarkan hasil analisis pada buah merah, diketahui bahwa dalam 100 gram ekstrak buah merah mengandung 21,57 mg kalsium (Ca) (Anonim2). Selain kandungan mineral yang penting bagi kehidupan, buah merah juga mengandung senyawa-senyawa aktif seperti betakaroten, tokoferol, asam oleat, asam linoleat (omega-9), asam linolenat (omega-3), dan dekanoat (Apsari 2007). Pada upaya mengoptimalkan kegiatan produksi lobster, maka informasi mengenai kadar nutrisi dalam pakan yang tepat harus diketahui. Salah satu nutrisi yang harus tersedia adalah mineral kalsium karena sangat berperan dalam pertumbuhan, sebagai bahan utama dalam proses pengerasan eksoskeleton setelah moulting (Rostika et al. 2007). Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian untuk mengevaluasi pemberian ekstrak buah merah sebagai sumber kalsium pada kinerja pertumbuhan lobster air tawar.
2
Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh pemberian dosis berbeda ekstrak buah merah (Pandanus conoideus) yang mengandung kalsium terhadap kinerja pertumbuhan lobster air tawar, melalui pengamatan jumlah molting, pertumbuhan dan kelangsungan hidupnya.
METODE Udang uji yang digunakan pada penelitian ini adalah lobster air tawar (cherax quadricarinatus) berumur kurang lebih satu bulan dengan panjang ratarata adalah 4,26+0,33 cm dan bobot rata-rata adalah 2,18+0,50 gram. Jumlah lobster air tawar yang digunakan sebanyak 60 ekor dan berasal dari satu pemijahan yang sama dan seumur. Benih dipelihara pada 12 akuarium berukuran (60x45x30) cm dengan volume air 40,5 liter dan kepadatan 5 individu per akuarium. Pada setiap akuarium dimasukkan pipa paralon berukuran ½ inchi dan ¾ inchi dengan panjang 15 cm yang berfungsi sebagai shelter. Masing-masing akuarium diisi dengan 5 shelter. Wadah pemeliharaan disusun secara berjajar dengan dilengkapi instalasi aerasi berupa selang dan batu aerasi yang dihubungkan dengan pipa 1 inchi pada blower utama di laboratorium. Sebelum lobster tersebut disebar ke masing-masing akuarium, lobster tersebut terlebih dahulu dipelihara selama 3 hari pada akuarium yang telah disediakan untuk proses adaptasi lingkungan. Lobster air tawar ini kemudian disebar dan dipelihara selama 30 hari dengan memberikan perlakuan pakan yang diberi ekstrak buah merah sebagai sumber kalsium dengan dosis berbeda. Pakan yang digunakan pada penelitian ini berupa pakan udang komersil yang dibagi menjadi empat perlakuan dengan konsentrasi ekstrak buah merah yang berbeda tiap perlakuannya. Peracikan pakan bertujuan untuk menambahkan ekstrak buah merah ke dalam masing-masing kelompok pakan yang berbeda konsentrasi menggunakan putih telur bebek sebagai bahan perekat (Lampiran 1). Rancangan percobaan pemberian ekstrak buah merah terhadap kinerja pertumbuhan lobster air tawar, yaitu sebanyak 4 perlakuan dengan masing-masing 3 ulangan. Rancangan percobaan tersebut, yaitu pemberian ekstrak buah merah dengan dosis atau kandungan Ca dalam buah merah sebanyak: a. K = 0 ml/kg (pakan kontrol) b. A = 50 ml/kg pakan (1% Ca) c. B = 100 ml/kg pakan (3% Ca) d. C = 250 ml/kg pakan (5% Ca) Pakan udang komersil tersebut memiliki kadar protein minimal 40%, lemak minimal 6%, serat kasar maksimal 3%, kadar abu maksimal 15%, dan kadar air maksimal 10%. Lobster air tawar yang dipelihara diberi pakan dengan feeding rate (FR) sebesar 5% dari biomassa per akuarium dengan frekuensi pemberian pakan 2 kali, yaitu pada pagi (pukul 09:00 WIB) 25% dan malam hari (pukul 20.00 WIB) 75% (Lengka et al 2013). Pengamatan pertumbuhan lobster air tawar dilakukan dengan melakukan sampling bobot dan panjang setiap 10 hari, selama 30 hari pemeliharaan.
3
Jumlah molting diamati dengan cara melakukan pemeriksaan terhadap individu lobster air tawar yang melakukan proses pergantian kulit secara sempurna. Survival rate/sintasan merupakan perbandingan lobster yang hidup pada akhir penelitian dengan lobster pada awal penelitian. Selama pemeliharaan dilakukan monitoring kualitas air (DO dan pH) sebanyak 4 kali selama penelitian dan pengamatan suhu dilakukan setiap hari. Berikut merupakan data hasil analisis kualitas air selama proses pemeliharaan lobster air tawar (Tabel 1). Tabel 1 Kualitas air media pemeliharaan lobster air tawar selama penelitian Perlakuan K (0 ml buah merah) A (50 ml/kg pakan / 1 % Ca) B (150 ml/kg pakan / 3 % Ca) C (250 ml/kg pakan / 5 % Ca)
PP No. 82 Tahun 2001
Suhu (oC) pagi siang Malam 27.5 28 28 27.5 28 28 27.5 28 28 27.5 28 28 o *Deviasi 3 (26 – 32 C)
pH
DO (mg/l)
7.97-8.29 7.99-8.33 8.17-8.34 8.19-8.42 6-9
5.8-7.6 5.3-7.3 6.7-7.2 6.5-7.7 4
Berdasarkan Tabel 1, kualitas air pada pemeliharaan lobster air tawar pada setiap perlakuan selama 30 hari memiliki nilai suhu 27,5oC – 28oC, nilai pH 7,97 – 8,42, dan nilai DO 5,3 mg/l – 7,7 mg/l, berada pada kondisi yang layak (PP No. 82, 2001).
ANALISIS DATA Bobot Rata-rata Lobster Air Tawar Bobot lobster air tawar ditimbang dengan menggunakan timbangan digital dengan ketelitian 0,001. Rumus yang digunakan untuk menghitung bobot rata-rata sebagai berikut ̅ Keterangan ̅ = Bobot rata-rata lobster (g) bi = Biomasa lobster (g) n = Jumlah lobster yang ditimbang (ekor) Laju Pertumbuhan Bobot Harian Laju pertumbuhan bobot harian menggunakkan rumus menurut Huisman (1987) : (√
)
4
Keterangan : α = Laju pertumbuhan bobot harian (%) ̅t = Bobot rata-rata individu pada hari ke-t (g) ̅ 0 = Bobot rata-rata individu pada hari ke-0 (g) t = Lama waktu pemeliharaan (hari) Panjang Rata-rata Lobster Air Tawar Panjang rata-rata merupakan jumlah panjang total lobster air tawar (pengukuran dari ujung rostrum sampai dengan ujung telson) dibagi dengan banyaknya lobster yang diukur. Rumus yang digunakan sebagai berikut :
Keterangan: Pr = Panjang rata-rata (cm) Pa = Jumlah panjang total (cm) J = Jumlah lobster yang diukur (ekor) Panjang Mutlak Lobster Air Tawar Panjang mutlak lobster air tawar diukur dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Keterangan : Pt = Pertumbuhan panjang mutlak Lt = Rata-rata panjang individu pada hari ke-t (cm) Lo = Rata-rata panjang individu pada hari ke-0 (cm) Kelangsungan Hidup Lobster Air Tawar Tingkat kelangsungan hidup adalah perbandingan antara jumlah lobster air tawar yang hidup pada akhir dan awal penelitian. Rumus yang digunakan adalah: SR =
Nt × 100% No
Keterangan : SR = Tingkat kelangsungan hidup (%) Nt = Jumlah ikan yang dihasilkan pada waktu t (ekor) No = Jumlah ikan awal tebar (ekor) Koefisien Keragaman Panjang Rata-rata Koefisien keragaman (KK) digunakan untuk melihat perbandingan keragaman dua populasi atau lebih. Koefisien keragaman panjang rata-rata diperoleh dengan cara membagi nilai simpangan baku dengan rataan panjang ratarata pada populasi. Rumus digunakan menurut Steel dan Torrie (1980) sebagai berikut :
5
Keterangan : KK = Koefisien keragaman (%) SD = Standar deviasi X = Rerata Populasi Jumlah Molting Jumlah molting lobster air tawar diketahui dari hasil pengamatan secara langsung terhadap jumlah individu lobster air tawar yang melakukan molting. Analisis Data Data yang telah diperoleh kemudian ditabulasi dan dianalisis secara statistik anova menggunakan program MS. Excel 2010 dan SPSS 17.0.
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Aktifitas molting memiliki peranan yang sangat penting bagi kelangsungan hidup dan juga pertumbuhan lobster air tawar. Keberhasilan molting yang dicapai oleh lobster air tawar akan membuat lobster tersebut mengalami pertambahan volume dan juga ukuran tubuh. Berikut pada Tabel 2 disajikan total Jumlah molting yang terjadi pada lobster air tawar selama penelitian: Tabel 2 Jumlah molting lobster air tawar yang terjadi selama masa pemeliharaan 30 hari dengan perlakuan pemberian ekstrak buah merah dosis berbeda Perlakuan K A B C
10 4 4 5 5
Waktu (hari) 20 6 7 7 6
30 3 2 1 2
Jumlah molting 13 13 13 13
Berdasarkan Tabel 2, jumlah molting lobster air tawar pada setiap perlakuan yang terjadi setiap selang 10 hari memiliki jumlah yang berbeda, namun, pada akhir penelitian total jumlah molting yang terjadi pada semua perlakuan pemberian ekstrak buah merah dengan dosis berbeda pada pakan memiliki jumlah yang sama. Pengamatan pertumbuhan terhadap lobster air tawar dengan melakukan pengukuran panjang dan bobot dilakukan pada setiap selang 10 hari masa penelitian. Berikut Gambar 1 dan Gambar 2 adalah hasil pengukuran bobot dan panjang yang ditampilkan dalam bentuk grafik:
6
Panjang rata-rata (cm)
6.000 5.000 4.000 K (Kontrol)
3.000
A (1 % Ca)
2.000
B (3 % Ca) C (5% Ca)
1.000 .000 H0
H10
H20
H30
waktu (hari ke-)
Gambar 1 Panjang rata-rata lobster air tawar yang diberi pakan yang mengandung dosis berbeda ekstrak buah merah selama 30 hari pemeliharaan Berdasarkan Gambar 1, panjang lobster air tawar pada setiap perlakuan meningkat. Perlakuan A (pemberian ekstrak buah merah 50 ml/kg pakan) memiliki pertumbuhan panjang yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan kontrol maupun perlakuan lainnya.
4.500
bobot rata-rata (g)
4.000 3.500 3.000 2.500
K (Kontrol)
2.000
A (1 % Ca)
1.500
B (3% Ca)
1.000
C (5% Ca)
.500 .000 H0
H10
H20
H30
waktu (hari ke-)
Gambar 2 Pertumbuhan bobot lobster air tawar yang diberi pakan yang mengandung dosis berbeda ekstrak buah merah selama 30 hari pemeliharaan Demikian pula dengan bobot lobster berdasarkan Gambar 2, bobot pada masingmasing perlakuan meningkat setiap sempling 10 hari. Perlakuan A (pemberian ekstrak buah merah 50 ml/kg pakan) memiliki pertumbuhan bobot rata-rata yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan kontrol maupun perlakuan lainnya.
7
Lobster air tawar yang dipelihara selama 30 hari dan diberi pakan dengan perlakuan yang berbeda memiliki pertumbuhan panjang dan bobot serta kelangsungan hidup seperti pada Tabel 3 dibawah ini: Tabel 3 Pertumbuhan dan kelangsungan hidup lobster air tawar yang diberi pakan yang mengandung dosis berbeda ekstrak buah merah selama 30 hari pemeliharaan parameter uji Panjang mutlak (cm) Koefisien keragaman panjang (%) Laju Pertumbuhan Bobot Harian (%) Kelangsungan hidup (%)
perlakuan/pertambahan ekstrak buah merah (ml/kg) K (0)
A (50)
B (150)
C (250)
0,75+0,06a 6,16+2,32a 1,47+0,62a 100+0,00a
1,06+0,62a 4,24+1,51a 1,24+0,05a 93,33+11.5a
0,60+0,03a 4,49+0,61a 1,42+0,30a 100+0,00a
0,65+0,60a 3.60+2,47a 1,15+0,21a 93,33+11,5a
K = pakan kontrol (tanpa tambahan kalsium buah merah) A (50) = (1 % Ca) B (150) = (3 % Ca) C (250) = (5 % Ca) Huruf yang sama pada baris yang sama menyatakan tidak berbeda nyata (p>0,05) (Lampiran 2). Nilai panjang mutlak lobster air tawar yang diberi pakan dengan penambahan kalsium buah merah dosis berbeda selama 30 hari, yaitu 0,60-1,06 cm dan laju pertumbuhan rata2 bobot harian 1,15-1,47 % (p>0,05). Nilai koefisien keragaman panjang rata-rata lobster air tawar yang diberi pakan mengandung ekstrak buah merah dosis berbeda, yaitu 3,6-6,16 % (p>0,05). Kelangsungan hidup lobster air tawar selama pemeliharaan sangat tinggi, yaitu 93,33 – 100 %. Pembahasan Setelah dilakukan pemberian pakan yang mengandung dosis buah merah selama 30 hari pada lobster air tawar, didapatkan bahwa jumlah molting yang terjadi sebanyak 13 kali, sama untuk setiap perlakuan. Namun, ketika dilakukan pengamatan per 10 hari, jumlah molting lobster air tawar tertinggi terjadi pada 10 hari kedua dan mengalami penurunan pada 10 hari ketiga. Molting merupakan proses pergantian cangkang pada lobster air tawar. Proses ini merupakan proses yang dapat menjadi penentu pertumbuhan dan keberlangsungan hidup dari lobster air tawar tersebut. Proses pergantian cangkang yang tidak sempurna akan berakibat pada matinya lobster air tawar tersebut (Hakim 2009). Salah satu yang menjadi faktor penentu dalam keberhasilan proses pergantian cangkang adalah adanya kandungan kalsium yang cukup untuk menunjang proses molting. Kandungan kalsium dapat ditemui pada lapisan gastrolith pada lobster air tawar, yang bersumber dari air yang menjadi media hidup lobster air tawar maupun pakan yang diperoleh (Hakim 2009). Pemberian kalsium ini dilakukan dengan menambahkan ekstrak buah merah yang mengandung kalsium dengan konsentrasi yang berbeda-beda ke dalam pakan. Penambahan kalsium yang berbeda dari ekstrak buah merah ke dalam pakan tidak memberikan hasil yang berbeda pada setiap perlakuan (p>0,05). Pada 10 hari ketiga masa penelitian ini ditemukan
8
bahwa jumlah molting yang terjadi pada lobster air tawar tersebut mengalami penurunan. Rendahnya jumlah molting yang terjadi pada 10 hari ketiga masa penelitian ini diduga karena jumlah kalsium yang disuplai selama 20 hari pertama telah melebihi kebutuhan kalsium yang dibutuhkan oleh lobster air tawar sehingga tidak lagi mampu memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan lobster tersebut. Hal ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Hadie et al. (2010) yang menyatakan bahwa penambahan kalsium untuk meningkatkan pertumbuhan lobster sebaiknya tidak melebihi kebutuhan yang optimal bagi lobster tersebut karena memberikan efek negatif pada pertumbuhan lobster tersebut. Pada proses pertumbuhan lobster dibutuhkan mineral kalsium yang dapat dicukupi dari makanan dan lingkungan (Hadie et al 2010). Pertumbuhan lobster dapat berlangsung secara optimal jika kalsium yang masuk ke dalam tubuhnya memenuhi konsentrasi yang dibutuhkan. Pada fase pengerasan kulit diperlukan kalsium yang cukup tinggi sehingga kandungan kalsium yang terdapat di dalam hemolimf saja dinilai tidak mampu untuk menunjang proses molting. Hal ini dikarenakan hemolimf hanya dapat memenuhi kebutuhan kalsium sebesar 10% dari kebutuhan dan sisanya diperoleh dari dalam air (Hadie et al. 2010). Hasil pengamatan menunjukkan bahwa selama proses pemeliharaan tidak ditemukan individu yang mengalami kematian akibat kegagalan saat proses molting berlangsung. Total jumlah molting yang tejadi selama penelitian memberikan hasil yang sama. Pertumbuhan bobot dan panjang lobster air tawar pada penelitian ini menunjukkan pertumbuhan yang positif. Laju pertumbuhan bobot lobster air tawar yang diperoleh, yaitu berkisar dari 1,15–1,47 %, meningkat maksimal hanya 27,83 %. Sedangkan panjang mutlak lobster yang diperoleh selama masa penelitian berkisar 0,60 –1,06 cm, meningkat maksimal 76,67 %. Berdasarkan hasil tersebut terlihat bahwa peningkatan pertumbuhan panjang lobster yang tinggi tidak disertai dengan pertumbuhan bobotnya. Hal ini menggambarkan bahwa pertumbuhan lobster tersebut bersifat allometric (Hadie et al. 2010) yang mengartikan bahwa pertumbuhan bobot tidak selalu disertai dengan pertumbuhan panjang. Selain itu, perbedaan nilai koefisien keragaman yang dijumpai pada tiap perlakuan mengindikasikan tingkat pertumbuhan antar individu yang berbeda. Walaupun koefisien keragaman sama antar perlakuan, namun sangat penting untuk kegiatan budidaya udang untuk melihat perbedaan nilai anatar perlakuan. Hasil koefisien keragaman tampak tertinggi ditunjukkan pada kontrol. Ini berarti bahwa tingkat keberagaman lobster air tawar yang ada pada kontrol cukup tinggi jika dibandingkan dengan perlakuan penambahan ekstrak buah merah. Tingkat keberagaman lobster yang tinggi akan mempengaruhi perilaku hidup lobster air tawar terkait dengan pemangsaan ataupun persaingan dalam mencari makan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa panjang dan bobot lobster air tawar mengalami peningkatan yang berbeda-beda ukuran rata-rata pada setiap perlakuan (Gambar 1 dan 2). Perlakuan dengan pemberian ekstrak buah merah 50 ml/kg pakan menghasilkan panjang akhir lebih tinggi dibanding kontrol atau perlakuan lainnya. Hal ini berlaku sama untuk bobot lobster air tawar, bobot akhir tertinggi masih dimiliki oleh pemberian 50 ml ekstrak buah merah pada pakan. Hal tersebut diduga karena pakan buatan dengan penambahan ekstrak buah merah 50 ml/kg pakan diduga memiliki komposisi nutrien yang lebih seimbang dibandingkan
9
komposisi dari perlakuan lainnya, sehingga memberikan efek pertumbuhan yang lebih baik. Kandungan nutrisi dan mineral pada ekstrak buah merah juga diduga ikut berpengaruh pada proses pertumbuhan lobster tersebut. Buah merah mengandung senyawa-senyawa aktif seperti betakaroten, tokoferol, asam oleat, asam linoleat (omega-9), asam linolenat (omega-3), dan dekanoat (Apsari 2007). Sehingga apabila dilakukan waktu pemeliharaan lebih lama lagi, maka diduga akan tampak perbedaan antar perlakuan terhadap pertumbuhan. Kelangsungan hidup lobster air tawar pada penelitian ini menunjukkan hasil yang baik. Kelangsungan hidup lobster air tawar yang diperoleh selama proses penelitian, yakni sebesar 93,33 – 100 %. Hasil ini menunjukkan bahwa pakan yang diberikan sudah cukup untuk mendukung kebutuhan pokok lobster air tawar untuk hidup dan tumbuh, sesuai dengan pernyataan Serang (2006) yang melakukan penelitian terhadap rajungan. Faktor-faktor yang mendukung kelangsungan hidup lobster air tawar selain pakan dan lingkungan adalah kanibalisme. Menurut Rouse (1997) pada fase jouvenil sering menunjukkan sifat agresif yang tinggi dan berperilaku kanibal. Pada penelitian ini, tingkat kanibalisme pada lobster dapat ditekan dengan cara menyediakan shelter sesuai dengan kebutuhan lobster tersebut sehingga tingkat kelangsungan hidup yang dihasilkanpun tinggi. Pada penelitian ini juga didapat bahwa penggunaan ekstrak buah merah pada pakan memberikan efek kecerahan terhadap warna karapas lobster air tawar yang lebih baik bila dibandingkan dengan kontrol. Kecerahan karapas ini diduga karena efek betakaroten yang terkandung di dalam ekstrak buah merah tersebut. Aslianti dan Nasukha (2012) melaporkan bahwa buah merah banyak mengandung beta-karoten (700 ppm), karoten (12.000 ppm) dan tokoferol (11.000 ppm) yang berfungsi sebagai antioksidan dan diungkapkan bahwa beta-karoten di dalam tubuh oleh glukosa akan diubah menjadi vitamin A yang berfungsi meningkatkan pigmentasi. Diketahui bahwa vitamin A tidak dapat diproduksi dalam tubuh. Oleh karena itu, vitamin A yang berasal dari beta-karoten harus ditambahkan dalam pakan buatan. Beta-karoten termasuk golongan senyawa karotenoid yang memiliki pigmen merah, orange, dan kuning, dapat dimanfaatkan sebagai suplemen yang ditambahkan dalam pakan guna meningkatkan kualitas warna. Halver dan Hardy (2002) menyatakan bahwa terdapat suatu hubungan yang saling mempengaruhi antara suatu mineral dengan mineral lain yang terkandung di dalam pakan. Kalsium dan fosfor merupakan mineral yang dibutuhkan untuk pembentukan struktur kerangka tubuh. Tacon (1986) menyebutkan kebutuhan kalsium pada yuwana udang maksimum 2,5% dan fosfor minimum 1,2%. Pada spesies udang yang sama diketahui kadar kalsium dalam pakan sebesar 2% tidak meningkatkan laju pertumbuhan. Pada udang vanamei agar pertumbuhan tidak terganggu kadar kalsium dalam pakan tidak dianjurkan melebihi 3%. Sedangkan pada udang laut Panaeus monodon kadar kalsium dan fosfor dalam pakan sebesar 1% menyebabkan penurunan bobot badan. Pada udang laut Panaeus californiensis kadar kalsium sebesar 3% dalam pakan mengakibatkan penurunan laju pertumbuhan dan kadar kalsium sebesar 2,06% 2,42% pada pakan mengakibatkan laju pertumbuhan normal, semua pakan tersebut mengandung 1% fosfor. Selanjutnya disebutkan bahwa pemberian pakan dengan kadar kalsium dan fosfor masing-masing sebesar 0,26%; 1,18%; 2,12%;
10
1,22%; dan 3,98%; 2,14% pada post larva udang galah (udang air tawar) menghasilkan laju pertumbuhan yang relatif sama (Rostika et al 2007). Pada penelitian ini diduga kebutuhan nutrisi dan juga mineral, termasuk kalsium telah mencukupi kebutuhan optimal untuk pertumbuhan lobster air tawar sehingaa pemberian estrak buah merah yang mengandung kalsium tidak memberikan perubahan pada pertumbuhan dan juga kelangsungan hidup lobster air tawar yang diteliti. Selain itu, sifat kalsium yang sinergis dengan mineral fosfor dinilai memberikan pengaruh terhadap kinerja pertumbuhan lobster tersebut, sehingga penambahan kalsium dalam upaya peningkatan kinerja pertumbuhan lobster tersebut perlu diimbangi dengan penambahan fosfor.
KESIMPULAN Penambahan ekstrak buah merah pada pakan buatan tidak memberikan efek terhadap jumlah molting, pertumbuhan panjang mutlak, laju pertumbuhan harian dan kelangsungan hidup lobster air tawar.
11
DAFTAR PUSTAKA [Anonim]1. 2010. Lobster Air Tawar: Punya Peluang tapi Enggan Berkembang. http://trobos.com/show_article.php?rid=12&aid=2185. Diakses tanggal 13 Juni 2014. [Anonim]2. 2004. Minyak Sari Buah Merah Asli Papua. http://www.buahmerah.org/minyak-buah-merah/. Diakses tanggal 19 Mei 2014. Ahvenharju, T., 2007. Food Intake, Growth and Social Interactions of Signal Crayfish, Pacifastacus leniusculus (Dana). Academic dissertation in Fishery Science, Finnish Game and Fisheries Research Institute, Evo Game and Fisheries Research, Helsinki. Apsari. 2007. Pengaruh Pemberian Minyak Buah Merah (Pandanus conoideus) sebagai Anti-Inflamasi pada Tikus (Rattus norvegicus) Strain Wistar. Fakultas Kedokteran. Malang (ID): Universitas Brawijaya. Aslamsyah, S dan Fujaya, Y. 2010. Stimulasi Molting danPertumbuhan Kepiting Bakau (Scylla sp.) Melalui Aplikasi Pakan Buatan Berbahan Dasar Limbah Pangan yang Diperkaya dengan Ekstrak Bayam. IlmuKelautan, 15 (3): 170-178. Aslianti T dan Nasukha A. 2012. Peningkatan Kualitas Warna Benih Ikan Kakap merah Lutjanus sebae melalui pakan yang diperkaya dengan Minyak Buah Merah pandanus conoideus sebagai Sumber Beta-Karoten. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Budidaya Laut, Gondol. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis. Hal.: 171-181. Darmansah M. A. 2011. Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Lobster Air Tawar (Cherax quadricarinatus) pada Pendederan di Dalam Bak dengan Padat Penebaran 100 hingga 175 Ekor/m2 [Skripsi]. Departemen Budidaya Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Hadie, Hadie, dan Kusmini. 2010. Kajian Efektivitas Kalsium untuk Pengembangan Teknologi Intensif pada Budidaya Lobster Air Tawar (Cherax quadricarinatus). Pusat Riset Perikanan Budidaya. Jurnal Akuakultur Indonesia hal.: 221 – 228. Hakim R. R. 2009. Penambahan Kalsium pada Pakan untuk Meningkatkan Frekuensi Molting Lobster Air Tawar (Cherax quadricarinatus) [Tesis]. Fakultas PeternakanPerikanan. Malang (ID): Universitas Muhammadiyah Malang. Halver J. E and Hardy W. R. 2002. Fish Nutrition (III). Academic Press, USA, pp 260-266
12
Huisman EA. 1987. The Principles of fish culture production. Departemen of Aquaculture. Netherland (ID) : Wageningen University Jouaville, L. S., Paolo P., Carlo B., Guy A. R., & RosarioR. 1999. Regulation of mitochondrial ATP synthesis bycalcium: Evidence for a long-term metabolic priming .PNAS, 96 ( 24): 13807–13812. Karplus, Gideon, and Barki. 2003. Shifting the natural spring–summer breeding season of the Australian freshwater crayfish Cherax quadricarinatus into the winter by environmental manipulations. Jurnal of aquacultur, 220: 277–286. Lengka,
Kolopita, dan Asma. 2013. Teknik Budidaya Lobster (Cherax quadricarinatus) Air Tawar di Balai Budidaya Air Tawar (BBAT) Tatelu. BBAT Tatelu. Jurnal Akuakultur Indonesia hal.: 15 – 21.
PP Nomor 82. 2001. Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. Diterbitkan: Presiden Republik Indonesia. Rostika, Insan, dan Subakti. 2007. Peran Kalsium Pakan terhadap Pertumbuhan Lobster Air Tawar Red Claw (Cherax quadricarinatus). Program Studi Perikanan dan Ilmu Kelautan. Bandung (ID): Universitas Padjajaran Bandung. Rouse, D. B.,1997. Production of Australian Red Claw Crayfish. Auburn University. Alabama. USA
Serang A. M. 2006. Pengaruh Kadar Protein dan Rasio Energi Protein Pakan Berbeda terhadap Kinerja Pertumbuhan Benih Rajungan (Portunus pelagicus) [Tesis]. Sekolah Pascasarjana. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Spaziani, E., Thomas C.J., Wenan L.W., Jeffrey A.B.,Shannon M.C., Corey C. C., Matt J.D., ChristopherM.S., Danice K.S., & Rex M. 1999. Further Studieson Signaling Pathways for Ecdysteroidogenesis inCrustacean YOrgans. American Zoologist, 41:418-429. Steel, GD, and Torrie. 1980. Principles and Procedures of Statistics. McGrawHill Inc. Tacon, A.G.J. 1986. The Nutritional of Feeding of Farmed Fish and Shrimp. FAO of The United Nation. Brazil, 117 pp. Tampubolon R. R. 2011. Produksi Benih dari Induk Lobster Air Tawar Cherax quadricarinatus dengan Bobot yang Berbeda [Skripsi]. Departemen Budidaya Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
13
LAMPIRAN Lampiran 1: Proses Peracikan Pakan
Pengambilan ekstrak buah merah menggunakan shiring
Pengadukan dan pencampuran ekstrak buah merah + putih telur
Ekstrak bua merah dimasukan ke dalam wadah pencampuran
Campuran dimasukkan ke dalam wadah berisi pakan udang buatan
Pengeringan pakan *penggunaan lampu bohlam karena cuaca hujan dan kondisi ruangan lembab
Putih telur bebek diambil dan dicampurkan bersama ekstrak buah merah
Pengadukan ekstrak buah merah + putih telur + pakan udang
Tampilan campuran pakan dengan ekstrak buah merah
14
Lampiran 2 Analisis Anova
Descriptives 95% Selang Kepercayaan untuk N
Rataan
Std. Deviasi
Std. Error
Rataan Batas Bawah
PR
5.0067
.33724
.19471
4.1689
5.8444
4.62
5.24
A
3
4.8667
.85049
.49103
2.7539
6.9794
4.00
5.70
B
3
4.8533
.08083
.04667
4.6525
5.0541
4.78
4.94
C
3
4.5867
.72590
.41910
2.7834
6.3899
3.76
5.12
12
4.8283
.52379
.15121
4.4955
5.1611
3.76
5.70
K
3
3.3600
.63663
.36756
1.7785
4.9415
2.63
3.80
A
3
3.6800
.88357
.51013
1.4851
5.8749
3.15
4.70
B
3
2.9500
.23896
.13796
2.3564
3.5436
2.69
3.16
C
3
2.7867
.53780
.31050
1.4507
4.1226
2.22
3.29
12
3.1942
.64189
.18530
2.7863
3.6020
2.22
4.70
K
3
25.1367
2.72298
1.57211
18.3724
31.9009
23.50
28.28
A
3
36.4267
4.84871
2.79941
24.3818
48.4715
33.10
41.99
B
3
25.3300
5.22616
3.01732
12.3475
38.3125
19.30
28.55
C
3
21.7833
3.07867
1.77747
14.1355
29.4312
18.58
24.72
12
27.1692
6.75613
1.95033
22.8765
31.4618
18.58
41.99
K
3
.3033
.09074
.05239
.0779
.5287
.22
.40
A
3
.9367
1.27845
.73811
-2.2392
4.1125
.12
2.41
B
3
.2167
.03055
.01764
.1408
.2926
.19
.25
C
3
.7600
1.17779
.68000
-2.1658
3.6858
.08
2.12
12
.5542
.80668
.23287
.0416
1.0667
.08
2.41
K
3
.5067
.15535
.08969
.1208
.8926
.38
.68
A
3
.9300
.75664
.43684
-.9496
2.8096
.33
1.78
B
3
.3067
.17616
.10171
-.1309
.7443
.11
.45
C
3
.5267
.68734
.39683
-1.1808
2.2341
.11
1.32
12
.5675
.50584
.14602
.2461
.8889
.11
1.78
K
3
6.1567
2.31940
1.33911
.3949
11.9184
4.18
8.71
A
3
22.5733
32.66078
18.85671
-58.5605
103.7072
2.50
60.26
Total SDP
Total SDB
Total KKP
Batas Atas
3
Total EP
Maksimum
K
Total BR
Minimum
15
B
3
4.4900
.60918
.35171
2.9767
6.0033
4.08
5.19
C
3
19.8733
31.52912
18.20335
-58.4494
98.1960
1.63
56.28
12
13.2733
21.12013
6.09686
-.1458
26.6924
1.63
60.26
K
3
16.1533
8.52531
4.92209
-5.0247
37.3314
9.88
25.86
A
3
27.1400
25.48112
14.71153
-36.1586
90.4386
10.45
56.47
B
3
10.0733
5.42098
3.12980
-3.3931
23.5398
3.95
14.26
C
3
22.5800
31.82820
18.37602
-56.4856
101.6456
3.87
59.33
12
18.9867
19.13913
5.52499
6.8262
31.1471
3.87
59.33
K
3
100.0000
.00000
.00000
100.0000
100.0000
100.00
100.00
A
3
93.3333
11.54701
6.66667
64.6490
122.0177
80.00
100.00
B
3
100.0000
.00000
.00000
100.0000
100.0000
100.00
100.00
C
3
93.3333
11.54701
6.66667
64.6490
122.0177
80.00
100.00
12
96.6667
7.78499
2.24733
91.7203
101.6130
80.00
100.00
Total KKB
Total SR
Total
Keterangan: PR
= Panjang Rata-rata
BR
= Bobot Rata-rata
EP
= Efisiensi Pakan
SDP
= Standar Deviasi Panjang
SDB
= Standar Deviasi Bobot
KKP = Koefisien Keragaman Panjang KKB = Koefisien Keragaman Bobot SR
= Survival Rate
K
= Pakan Kontrol
A
= 50 ml/kg pakan
B
= 150 ml/kg pakan
C
= 250 ml/kg pakan
16
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Desa Solor, Tanah Werang, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur pada tanggal 26 Agustus 1990 sebagai putra sulung dari pasangan Ridwan Lego Bolan dan Fatimah. Penulis menjalani Pendidikan Menengah Atas di SMA N 1 Muting tahun 2005 – 2008, diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Beasiswa Utusan Daerah (BUD) pada Agustus 2008 pada Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB. Selama masa perkuliahan, penulis aktif di organisasi beladiri Tae Kwon Do IPB tahun 2008 – 2009. Selanjutnya penulis aktif menjadi anggota, mentor dan pengurus di Fisheries Diving Club (FDC) IPB sejak Oktober 2010 hingga lulus. Penulis pernah menjadi tim pengambil data terumbu karang dan dokumentasi pada kegiatan Ekspedisi Zooxanthellae XII FDC IPB di Desa Temajuk, Kecamatan Paloh, Sambas, Kalimantan Barat tahun 2012. Penulis menjadi ketua FDC IPB pada periode kepungurusan tahun 2013/2014. Penulis juga aktif pada kegiatan-kegiatan olahraga pada tingkat persiapan bersama (TPB) dan juga mewakili departemen dan juga fakultas serta tingkat IPB. Kegiatan-kegiatan tersebut diataranya: a) juara III lari estafet 4 x 400 meter putra TPB tahun 2010 b) juara II lari estafet putra 4 x 400 meter tingkat fakultas tahun 2011 c) juara II lari estafet 4 x 400 meter tingkat fakultas tahun 2012 d) juara II renang estafet 4 x 40 meter tahun 2013 e) perwakilan jambore penyelam mahasiswa Indonesia (jambore FoPMI III) di Makassar dari IPB tahun 2012. Selain kegiatan olahraga, penulis juga tergabung dalam kegiatan-kegiatan lain, diantaranya: a) tim rescue dive pencarian mahasiswa D3 IPB yang hilang di sungai Ciliwung tahun 2012 b) pembicara pada acara OMBAK 2013 di auditorium Sumardi sastrakusuma tahun 2013 c) volunteer pada kegiatan Kalbe Sains Junior di Ancol – Jakarta bersama yayasan TERANGI tahun 2013 d) volunteer pada kegiatan Penyu untuk Indonesia di Pulau Panggang dan Pramuka bersama yayasan TERANGI tahun 2014 e) survey lokasi transplantasi karang dan daerah perlindungan laut (DPL) di Kep. Seribu Jakarta tahun 2014. Pada bidang ilmiah, penulis bersama tim menyusun karya ilmiah berupa gagasan tertulis dengan judul “Pemanfaatan Ekstrak Minyak Buah Merah Pandanus conoideus sebagai Salah Satu Alternatif dalam Proses Pematangan Kembali Gonad (Rematurasi) Ikan Patin Pangasius sp.