PEMBERDAYAAN UMKM (USAHA MIKRO KECIL MENENGGAH) BATIK PEKALONGAN DENGAN MEMBERIKAN ACCES PROFIL DI WEB Septia Lutfi Solikhin Ira Setiawati Program Studi Strata-1 Sistem Informasi STMIK HIMSYA Semarang
Abtraksi Produk batik pekalongan biasanya dilakukan dengan mengadakan pameran tingkat Kecamatan, Kabupaten, Propinsi,dan nasional, penyebaran brosur dan iklan di surat kabar. Kegiatan ini kurang efektif dan efisien, karena ada kendala kedatangan konsumen dalam pameran ataupun datang langsung mengunjungi showroom, dengan menerapkan teknologi ecomerce [web] pada internet sebagai media informasi alternatif yang cepat dan dapat menampilkan produk yang akan dipromosikan, sehingga mampu memasarkan produk kerajinan batik Pekalongan secara luas serta memberikan informasi yang berhubungan dengan produk tersebut. Keyword: UMKM, e-commerce, Web
1. PENDAHULUAN Pengembangan usaha pembatikan di Jawa Tengah, khususnya di Pekalongan, tidak bisa dilepaskan dari industri kecil menengah (IKM) dan usaha mikro kecil menengah (UMKM) yang bertambah setiap tahun. Di tengah kelesuan bisnis perbatikan, diharapkan pengembangan IKM dan UMKM terus berlangsung, apalagi terbukti usaha kecil paling ulet dan memiliki daya tahan tinggi menghadapi krisis. Hal itu diungkapkan Wakil Gubernur Jateng Ali Mufiz, Jumat (5/9), pada pembukaan Festival Batik Pekalongan 2003, 5-7 September, di kantor eks Karesidenan Pekalongan di Pekalongan. Pembukaan festival batik ini dihadiri Wali Kota Pekalongan Syamsudiat, Ketua Yayasan Batik Indonesia Widodo AS, serta perajin, kolektor, dan pecinta kain batik dari sejumlah provinsi. (Kompas, 6 September. 2003) Kota Pekalongan di Jawa Tengah memiliki potensi produk unggulan batik dan produk dari alat tenun bukan mesin (ATBM). Paling sedikit 3.000 unit setiap hari menjalankan usaha itu. Himsya-Tech, Vol.8 No.1, Januari 2012 – ISSN 1907-2074
Page 1
Perkembangan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) batik mengalami pasang surut, suatu saat berkembang pesat dan saat lain berjatuhan. Beberapa faktor yang menyebabkan tidak stabilnya perkembangan industri batik di sentra pengrajin batik adalah, kenaikan harga tarif dasar listrik, telepon dan bahan bakar minyak (BBM). Selain itu, faktor pemodalan dan pemasaran, merupakan faktor lain yang juga masih menjadi kendala para pengrajin batik di Pekalongan. (Sinar Harapan, 27, Maret , 2003) Dalam melakukan penjualan produk batik
pekalongan biasanya dilakukan dengan
mengadakan pameran tingkat Kecamatan, Kabupaten, Propinsi,dan nasional, penyebaran brosur dan iklan di surat kabar. Kegiatan ini kurang efektif dan efisien, karena ada kendala kedatangan konsumen dalam pameran ataupun datang langsung mengunjungi showroom membutuhkan waktu khusus. Hal ini menyebabkan terlambatnya penyampaian informasi terhadap konsumen, sehingga akan merugikan pengrajin batik (Pikiran Rakyat, 4 Desember 2007) Permintaan produk batik dari Amerika dan Eropa terus menyusut. Selain disebabkan turunnya permintaan dari AS dan Eropa, penurunan omzet juga disebabkan membanjirnya batik produk Vietnam dan Cina. Batik dari dua negeri pesaing ini memasang harga lebih murah ketimbang buatan Indonesia. Satu potong batik asal Vietnam misalnya, paling mahal dijajakan dengan harga US$ 2. Sementara itu, batik Pekalongan berkisar antara US$ 2,7 untuk pakaian anak-anak dan US$ 8 untuk dewasa. Di pasar lokal pengrajin Batik Pekalongan juga harus menghadapi pembatik dari Yogyakarta dan Solo. (Sinar Harapan, 27, Maret , 2003). Batik akhir-akhir ini semakin luas dikenal, sepeti pernyataan Sekretaris MenkoKesra: “ Insya Allah, UNESCO pada Mei 2009 nanti secara resmi akan mengumumkan penetapan batik sebagai warisan budaya dunia non kebendaan. Karenanya, jika penetapan tersebut terealisir maka masyarakat Indonesia patut bersyukur karena karya nenek moyang kita diakui dunia” (Kompas, 7 Januari, 2009). Hanya ancaman dari Luar dan pemasaran yang lemah menjadi kendala para UKM yang merupakan bagian terbesar dari Industri Batik di Indonesia. UMKM perlu mendapat dukungan untuk mampu melakukan adaptasi pada perubahan lingkungan yang didominasi oleh penggunaan teknologi komunikasi dan informasi. Karenanya, kata Guritno, dalam forum itu akan dipresentasikan pula model-model pemasaran produk UMKM melalui internet. Forum juga akan mencari pola kerjasama yang tepat antar negara agar terdapat suatu jaringan diantara pelaku UMKM. Menurut Guritno, UMKM di semua negara
Septia Lutfi - Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil Menenggah Batik Pekalongan dengan Memberikan Acces Profil di Web
memiliki masalah yang hampir sama. Yakni, dalam hal modal, pemasaran, SDM dan teknologi. (Tempo, 29, Agustus, 2007). Salah satu daerah yang di Pekalongan yang memiliki banyak UKM Batik adalah daerah Pekajangan. UKM batik meliputi produsen batik Tulis maupun Batik Cap. 2 UKM diambil sebagai sampel kerjasama pengembangan model yaitu 1 UKM Batik Tulis (Surya Batik – Pekajangan, Pekalongan) dan 1 UKM Batik Cap (Gama Art Batik – Pekajangan, Pekalongan). Pengambilan UKM ini dengan pertimbangan jumlah produksi mereka yang relatif banyak, dan keberadaan mereka sebagai UKM cukup lama. Sebagai UKM Batik produksi mereka seringkali terkendala, bukan karena teknik produksi, bahan atau sumberdaya manusia, tetapi karena pemasaran yang tergantung dari perantara yang seringkali menyebabkan ketidak stabilan harga dan jumlah permintaan produksi mereka. Usaha perluasan pasar batik Pekalongan harus dilakukan dengan cara memperkenalkan produk kepada masyarakat lebih luas dan jika memungkinkan dilakukan penjualan langsung ke konsumen. Perluasan pemasaran ini dilakukan dengan memperkenalkan produk dan cara pemesanan produk yang mudah melalui internet. Konsep ini dirasa tepat karena informasi memegang peranan penting untuk keberhasilan usaha, sedangkan internet dapat di akses dimana saja dan kapan saja. Pemecahan masalah yang ditawarkan yaitu dengan menerapkan teknologi ecomerce [web] pada internet sebagai media informasi alternatif yang cepat dan dapat menampilkan produk yang akan dipromosikan, sehingga mampu memasarkan produk kerajinan batik Pekalongan secara luas serta memberikan informasi yang berhubungan dengan produk tersebut. Penerapan teknologi ini didasarkan pada penelitian Lutfi yang berjudul ”Pemberdayaan UMKM (Usaha Mikro Kecil Menenggah) Batik Pekalongan Dengan Membuatkan portal ECommerce”. Hasil penelitian ini diterapkan secara riil dengan penyiapan jaringan internet terbatas antar UKM, pelatihan dan penyusuan web dengan data riil UKM. Manfaat yang dapat diperoleh dari e-commerce menurut DR. Richradus Eko (2007): 1. Memperluas market place hingga ke pasar nasional dan international. 2. Menurunkan
biaya
pembuatan,
pemrosesan,
pendistribusian,
penyimpanan
dan
pencarian informasi yang menggunakan kertas. 3. Memungkinkan pengurangan inventory dan overhead dengan menyederhanakan supply
chain dan management tipe “pull”. 4. Mengurangi waktu antara outlay modal dan penerimaan produk dan jasa. Himsya-Tech, Vol.8 No.1, Januari 2012 – ISSN 1907-2074
Page 3
5. Mendukung upaya-upaya business process reengineering. 6. Memperkecil biaya telekomunikasi – internet lebih murah 7. Akses informasi lebih cepat Selain mempunyai manfaat bagi perusahaan, menurut M. Suyanto (2003) ecommerce juga mempunyai manfaat bagi konsumen, yaitu : 1. Memungkinkan pelanggan untuk berbelanja atau melakukan transaksi lain selama 24 jam sehari sepanjang tahun dari hampir setiap lokasi dengan menggunakan fasilitas
2. 3. 4. 5. 6.
Wi-Fi. Memberikan lebih banyak pilihan kepada pelanggan. Pengiriman menjadi sangat cepat. Pelanggan bisa menerima informasi yang relevan secara detail dalam hitungan detik, bukan lagi hari atau minggu. Memberi tempat bagi para pelanggan lain di electronic community dan bertukar pikiran serta pengalaman. Memudahkan persaingan yang ada pada akhirnya akan menghasilkan diskon secara substansial.
2. PERUMUSAN MASALAH Batik adalah industry yang telah lama ada di Pekalongan khususnya Pekajangan. Selama ini mereka menghadapi pasang surut perkembangan insdustri batik. Kendala penjualan yang dihadapi UKM Batik Pekalongan karena ketergantungan dengan pasar lokal dan atau pedagang bermodal besar yang menjadi perantara untuk menjual keluar daerah. Berhubungan dengan pasar atau konsumen langsung menjadi kendala karena butuh biaya besar, seperti ikiut pameran diluar daerah, promosi langsung keluar daerah atau iklan dengan jangkauan luas. Media atau alat komunikasi untuk memasarkan dengan biaya murah sangat mereka butuhkan. Media dengan basis internet tersedia dan cukup banyak dipergunakan oleh para produsen yang memiliki modal besar karena biaya operasional rendah tetapi biaya investasi yang relatif mahal. Biaya operasional hanya butuh biaya koneksi internet, pemeliharaan web dan tenaga kerja sebagai web master. Biaya investasi awal cukup tinggi karena butuh perangkat keras, pengembangan system, pembuatan web dan penguasaan teknologi. UKM bisa mengadop teknologi internet untuk melakukan pemasaran mereka, tetapi kendala banyak dihadapi. Utama adalah penguasaan teknologi yang masih sangat rendah. Kedua
Septia Lutfi - Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil Menenggah Batik Pekalongan dengan Memberikan Acces Profil di Web
investasi awal yang relative tinggi sulit untuk dipenuhi karena keterbatasan modal dan ketiga operasional yang meskipun biaya rendah tetapi kemampuan SDM yang rendah. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa masalah utama yang dihadapi adalah bagaimana memasarkan Batik yang diproduksi UKM dengan jangkauan luas tetapi berbiaya rendah. Teknologi Internet dalam Pengajuan kegiatan ini dibangun dari mulai penyediaan perangkat keras yang relative murah dengan system jaringan bersama, penyediaan web yang memiliki fasilitas transaksi penjualan langsung yang bisa dikelola bersama dan pelatihan SDM untuk pengelolaan system agar mampu berjalan secara berkelanjutan. 3. TUJUAN Penerapan teknologi terapan terpadu diharapkan -
Membantu memperkenalkan Industri kecil Batik Pekalongan ke Pasar Dunia
-
Meningkatkan nilai jual produk industri kecil batik pekalongan
-
Meningkatkan kemampuan akses informasi industri kecil Batik Pekalongan
-
Meningkatkan keuntungan UKM
4. LUARAN DAN MANFAAT A. Luaran - Tercipta Jaringan Komputer antar industri kecil batik yang terkoneksi internet secara bersama. (komputer terpasang di tiap UKM, terkoneksi melalui wireless/kabel utp, server terkoneksi intenet, koneksi lewat speedy) - Tercipta website bersama untuk promosi dan transaksi penjualan produk industri kecil batik pekalongan (1 domain name, kapasitas webhosting 100 MB, website 1 index + 5 page / ukm, transaksi online melalui fasilitas pembayaran kartu kredit, auto respond e-mail) - Kemampuan SDM untuk mengakses data dan mengupload data lewat internet.
B. Manfaat a. Potensi ekonomi dan komersial Penerapan pemasaran melalui internet diharapkan mampu meningkatkan jangkauan market sehingga penjualan meningkat. Disamping jumlah penjualan yang meningkat juga diharapkan dapat dilakukan penjualan secara langsung Himsya-Tech, Vol.8 No.1, Januari 2012 – ISSN 1907-2074
Page 5
dengan konsumen dan juga meningkatan image UKM sehingga penjualan dapat dilakukan dengan harga lebih tinggi. Karena penjualan naik, harga naik diharapkan diperoleh keuntungan lebih besar. Akses informasi lebih luas dimungkinkan pelaku UKM batik mendapatkan oinformasi design batik maupun design produk yang baru atau yang disukai konsumen, sehingga daya saing produk naik, penjualan naik pada akhirnya laba naik. b. Nilai tambah dari sisi IPTEKS Penyediaan jaringan internet yang mengkoneksikan komputer di masing-masing UKM meningkatkan pemahaman teknologi dan penerapan teknologi komputer tidak hanya sekedar sebagai alat tulis dan hitung tetapi juga sebagai pusat informasi, counter penjualan, penghasil uang. Sebagai pusat informasi memberi kesempatan luas UKM untuk memperoleh ide pengembangan pola-pola batik baru dan yang disukai konsumen, teknologi baru peningkatan produksi, informasi sumber pendanaan dan kerjasama dan banyak lainnya. Sebagai counter penjualan mendekatkan UKM dengan konsumen langsung sehingga mengurangi perantara dan meningkatkan harga jual produk. Dengan peningkatan harga jual dan harapan jumlah peningkatan penjualan berarti peningkatan pendapatan. c. Dampak lingkungan Dampak penerapan teknologi ini adalah positip. Pemahaman dan kemampuan pengguanaan internet khususnya dan teknologi komputer akan menjadi meningkat. Pemanfaatan internet yang tersedia sebagai sampingan dari program marketing UKM ini, bisa dimanfaatkan oleh pelaku UKM maupun orang0orang dekat mereka untuk mengakses informasi dari seluruh dunia sehingga ketertinggalan informasi dapat diatasi. Dampak negatif dari teknologi ini secara teknis hampir tidak ada, hanya ada potensi negatif atas perilaku pengguna untuk mengakses informasi yang tidak baik, hal ini dapat diatasi dengan penumbuhan kesadaran dari pengguna 5. TINJAUAN PUSTAKA
Septia Lutfi - Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil Menenggah Batik Pekalongan dengan Memberikan Acces Profil di Web
Sistem informasi pada awalnya dibangun masih disekitar pengolahan data-data sekunderdan untuk proses administrasi (seperti akuntansi). Semenjak ditemukannya Internet, proses-proses yang bersifat lebih utama dan langsung dikelola melalui sistem informasi seperti pengorderan, penagihan dan pembayaran tagihan. Untuk membangun system informasi yang mampu beradaptasi dengan kebutuhan dan lebih efisien dengan pendekatan tradisionil dimana pembuatan system dibangun berdasarkan tahapan-tahapan SDLC (system Development Life Cycle) dan tiap tahapan dibentuk tim khusus yang berbeda satu sama lain tidak mampu lagi. Hal ini terjadi karena keberlanjutan antar tahapan menjadi penting dan seringkali tidak terjadi kecocokan antar tim. Untuk itu perlu pengembangan system terintegrasi. Konsep system yang dikembangkan mengambil salah satu contoh model yang dikemukakan oleh Aryya Gangopadhyay (Aryya, 2002) dimana system berisi database terpusat yang berisi informasi mengenai Customer, orders, item produk dan lainnya. Seluruh aplikasi menggunakan database ini. Aplikasi eksternal dapat diakses oleh Customer potensial, yang mana aplikasi ini tersedia dan dapat diakses melalui broser internet customer.
Himsya-Tech, Vol.8 No.1, Januari 2012 – ISSN 1907-2074
Page 7
Konsep ini lebih disederhanakan dan dikembangkan untuk diterapkan di industri kecil khususnya batik melalui penelitian oleh Lutfi dengan gambar konsep seperti berikut (lutfi, 2008) : Dunia Maya
1 2
5 Costumer Costomer UMKM Batik pekalongan
7
6 3
4
Bank Garansi Bank garansi
Gambar Struktur System Portal Batik Kota Pekalongan Implementasi Pengembangan system informasi harus memperhatikan tiga aspek utama yaitu Hardware, Software dan Sumberdaya Manusia (Bockhold, 2005). Ketiga aspek tersebut secara simultan dikembangkan sehingga terjadi kecocokan dantara ketiganya. Hasil integrasi ketiga komponen ini mempengaruhi kesuksesan implementasi sistem informasi. 6. METODE Pengembangan Teknologi Tepat Terpadu ini menggunakan pola kerja sebagai berikut :
Septia Lutfi - Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil Menenggah Batik Pekalongan dengan Memberikan Acces Profil di Web
Pengumpulan data UKM
Perancangan Sistem Pemasaran melalui Internet
Perancangan Jaringan
Perancangan Web
Pengadaan alat dan instalasi Pelatihan Penggunaan Internet
Koneksi Speedy
Pelatihan Pembaharuan data
Upload dan pengiisian data awal ke web
Penyiapan data oleh UKM
Pelatihan Pengelolaan Web
Upload data lengkap UKM
Uji coba transaksi
Operasional
Himsya-Tech, Vol.8 No.1, Januari 2012 – ISSN 1907-2074
Page 9
Rancangan model yang dikembangkan Nampak dalam gambar berikut : internet
Computer Customer
Jaringan Komputer UKM Mitra
Bank penjamin Gambar System Portal UKM Mitra
Gambar deploymen portal yang berisi detail spesifikasi alat sebagai berikut :
Gambar Deployment diagram Portal Septia Lutfi - Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil Menenggah Batik Pekalongan dengan Memberikan Acces Profil di Web
Rancangan Jaringan computer yang menghubungkan computer di masing-masing UKM dan hubungan ke Server yang terhubung ke Internet :
Internet
Modem
UKM
client
UKM server
hub
Gambar Jaringan Komputer di UKM Mitra
client
Gambaran tampilan muka web bersama Nampak seperti contoh berikut :
Desain Layout web Portal Batik Pekalongan
Himsya-Tech, Vol.8 No.1, Januari 2012 – ISSN 1907-2074
Page 11
Pola Kerjasama antara tim pengembang dengan UKM Batik. UKM berpartisipasi menyediakan computer client dan kesediaan membuka informasi serta bekerja keras mengikuti pelatihan dan menerapkan kemampuan untuk mengelola web. Tim pengembang menyiapkan konsep, menyediaakan dan menseting hardware, membangun web, dan melatih UKM. Implementasi awal dilakukan oleh tim, pengisian data, pemeliharaan dan melengkapi data serta mengoperasikan transaksi dilakukan oleh UKM Mitra didampingi Tim. Masa selanjutnya Tim menyediakan diri untuk konsultasi jarak jauh menggunakan media chating internet, milist maupun komunikasi lainnya dan jika diperlukan mengunjungi UKM untuk mendiskusikan dan memecahkan masalah yang dihadapi. Ujicoba Produk Penerapan dan Pengembangan Produk hasil rancangan, utamanya hardware diseting dan ditempatkan di UKM Mitra, web dan database dikembangkan di STMIK HIMSYA dan diupload di internet. Pelatihan dilakukan dilokasi UKM Mitra dengan menggunakan fasilitas yang sudah diset sebagai ujicoba penerapan Koneksi Jaringan. Perbaikan data base dilakukan oleh UKM Mitra didampingi oleh TIM sampai diyakini UKM Mitra mampu melakukan secara mandiri. Transaksi penjulan lewat Internet diujicoba melalui transaksi Internet menggunakan fasilitas TIM di Polines dan secara bersamaan dipantau oleh UKM Mitra didampingi oleh sebagian Tim lainnya. Keyakinan keandalan system diperoleh dengan melakukan simulasi berbagai model transaksi dan percobaan-percobaan gangguan oleh Tim.
Septia Lutfi - Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil Menenggah Batik Pekalongan dengan Memberikan Acces Profil di Web
KELAYAKAN MITRA a. Nama Usaha
: SURYA BATIK
Nama Pemilik
: Cholid AR
Bidang Usaha
: Batik Tulis / Batik tradisional
Lokasi
: Ambokembang V No 2 Pekajangan Pekalongan
Spesifikasi Industri
: Merupakan pengrajin batik tradisional batik tulis, dimana proses-proses
produksi
masih
menggunkan
alat-alat
tradisional, misal masih membuat motif batik dengan tangan, memberi pewarnaan dan pemakaian malam/lilin secara tradisional, menggunakan warna-warna dari bahan alami. Kemampuan Produksi
: 8 Kodi (160 potong)
Tenaga Kerja
: 10 orang
Keterangan Ukuran
Kain Menengah
Kain Sutra
2,4 m
2,4 m
Biaya produksi 1 potong kain
Rp. 50.000,-
Rp. 140.000,-
Harga Jual (grosir / tengkulak)
Rp. 60.000,-
Rp. 160.000,-
Harga
Rp. 80.000,-
Rp. 190.000,-
Jual
konsumen
Langsung
Kesulitan yang dihadapi : Harga jual ke tengkulak yang rendah. Jika pesanan banyak tidak bisa dengan cepat terpenuhi dalam jangka pendek, karena terbatasnya pada SDM yang dimiliki serta proses produksi yang memang manual. b. Nama Usaha
: GAMA ART BATIK
Nama Pemilik
: Rusdiyanto
Bidang Usaha
: Batik Cap
Lokasi
: Kradenan X No 12 Pekadjangan Pekalongan
Spesiifikasi Industri
: Pengrajin batik cap, dimana proses-proses produksi masih menggunkan alat-alat tradisional, dan dibantu oleh alat cap batik dengan pemberian warna-warna modern. Dengan
Himsya-Tech, Vol.8 No.1, Januari 2012 – ISSN 1907-2074
Page 13
pengalaman memperoleh 3 rekor MURI, yaitu pengrajin batik dengan karya batik cap terbesar. Kemampuan Produksi
: 50 Kodi (1000 lembar kain)
Tenaga Kerja
: 7 Orang
Keterangan Ukuran
Kain Menengah
Kain Sutra
2,4 m
2,4 mf
Biaya produksi 1 potong kain
Rp. 30.000,-
Rp. 140.000,-
Harga Jual (grosir / tengkulak)
Rp. 40.000,-
Rp. 160.000,-
Kesulitan yang dihadapi : tidak stabilnya harga batik antar pengrajin sendiri. Dan tidak adanya asosiasi / organisasi batik di Pekalongan yang bisa menstabilkan harga batik diantara para pengrajin. SDM para pengrajin batik cap masih berpikir yang penting dapat pesanan walau harga jauh dari harga rata-rata pengrajin yg lain. Dalam pengembangan pemasaran lewat internet ini mitra UKM sangat antusias dan bersedia berpartisipasi aktif melalui : a) Kesediaan menyediakan perangkat komputer dengan harga 2 juta rupiah. b) Kesediaan mitra untuk belajar c) Kesediaan memberikan akses data selebar-lebarnya untuk disusun bersama menghasilkan informasi yang hendak ditampilkan di web.’ d) Kesediaan untuk melakukan hubungan-hubungan bisnis yang dibutuhkan seperti pembukaan rekening bank maupun penggunaan kartu kredit. Teknologi internet yang dimanfaatkan sebenarnya bukan barang yang asing, karena mereka sudah tahu (walaupun jarang menggunakan). Kesadaran bahwa teknologi ini dapat dimanfaatkan membantu mereka adalah sangat menggembirakan mereka. Modal ini sangat membantu integrasi kebutuhan mereka dengan teknologi yang tersedia.
Septia Lutfi - Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil Menenggah Batik Pekalongan dengan Memberikan Acces Profil di Web
DAFTAR PUSTAKA Aryya Gangopadhyay, (2002), Managing Business withElectronic Commerce:Issues and Trends, Idea Group Publishing, London. DR. Richardus Eko Indradjit, (2007), E-Comerce, Kiat dan Strategi Bisnis di Dunia Maya, www.indrajit.org, e-book. M. Suyanto (2003), Sistem Informasi Manajemen, Elekmedia Komputindo, Jakarta. Septia Luthfi, (2008), Pemberdayaan UMKM ( Usaha Mikro Kecil Menenggah ) Batik Pekalongan Dengan Membuatkan portal E-Commerce. Thesis S2, Universitas Dian Nuswantoro, Semarang. Wilkinson Joseph, Cerullo, Wing On Wong, (2003), Accounting Information Systemessensial concept and application, Willey Publisher, New York.
Himsya-Tech, Vol.8 No.1, Januari 2012 – ISSN 1907-2074
Page 15