Pemherdfxyaan -
Pendidikan Islam di Indonesia Suatu Kajian llpaya Pemherdayaan Oleh Hujair AH. Sanaky
Pendidikan, pada hakikatnya umat manusia dewasa ini, sudah mempakan suatu upaya me-
tentu tidak terlepas dari peran-pe-
wariskan nilai, yang akcin menjadi penolong dan penuntun umat ma-
ran pendidikannya. Diraihnya kemajuanilmu dan teknologi yang di-
nusia dalam menjalam kehidupan/ capai bangsa-bangsa di berbagai
dan sekaligus untuk memperbai^ belahanbumi ini, telah mempakan nasib danperadaban umat manusia. akses produk suatupendidikan, seTanpa pendidikan, maka diyakini bahwa manusia seka-
rang tidak berbeda dengan generasi ma nusia masa lampau, yang dibanding de ngan manusia sekarang, telah sangat ter-
tinggal baik kualitas kehidupan maupun proses-proses pemberdayaannya. Secara ekstrim bahkan dapat dikatakan, bahwa ma-
Pemberdayaan
ju mundur atau baik buruknya peradaban
kalipun diketahui bahwa kemajuan yang dicapai dunia pendidikanselalu di bawah kemajuan yang dicapai dunia industri yang memakai produk lembaga pendidikan. Proyeksi keberadaan dan kenyataan pendidikan, khususnya pendi dikan Islam, tentu
tidak bisa dilepas-
suatumasyarakat, suatubangsa,akan kan dari penjelangannya pada ditentukan oleh bagaimana pendi- masa lampau juga. Pendidikan (Isdikan yang dijalaniolehmasyarakat bangsa tersebut.
lam) pada periode awal (masa Nabi saw) misalnya, tampak bahwa usa-
Dalam konteks tersebut, maka kemajuan peradaban yang dicapai
ha pewarisan nilai-nilai diarahkan untuk pemenuhan kebutuhan ma-
JPl Fakultas Tarbiyah UII, 2/1/96
75
-Pemherdayaan
nusia agar terbebas dari belenggu aqidah sesat yang dianut oleh sekelompok masyarakat elite Qureisy yang banyak dimaksudkan sebagai sarana pertahanan mental untuk mencapai sffltws quo, yaitu melestarikan kekuasaan dan menindas
orang-orang darl kelompok lain yang dipandang rendah derajatnya atau menentang kemauan kekuasa an mereka.
ditunjang oleh metode yang digunakannya. Pada proses pendidikan awal itu, nabi lebih banyak meng-' gunakan metode pendekatan per sonal-individual. Dalam meraih perluasan dan kemajuannya, baru ke mudian diarahkan pada metode pendekatan keluarga, yang pada gilirannya m'eluas ke arah pendekatan masyarakat (kolektif). Pengembangan pendidikan Is
Gagasan-gagasan baru yang kemudian di bawa
dalam proses pendidikan Nabi, yaitu dengan menginternalisasikan nilai-
nilai keimanan baik secara individualis
maupun kolektif, bermaksud menghapus segala kepercayaan jahiliyah yang telah ada pada
lam yang telah ada itu, yang pada awalnya lebih tertu ju pada pemherda Dalam batas yaan aqidah, diupayangsangat yakan nabi dengan meyakinhan, menempatkan pen . pendidikan nabi didikan sebagai asdinilai sangat pek yang sangat berhasil dan
dengan pengor banan yang besar, jahiliyahisme masa
penting, yang ter-
cermin dalam usaha
nabi dengan menggalakkan umat melalui bahasa wahyu berangsur-angsur saat itu. Dalam batas agar mencari ilmu dapat dibersihkan yang sangat meyasebanyak-banyakdari Jiwa mereka kinkan, pendidikan nya, dan setingginabi dinilai sangat tingginya. Masjidberhasil dan dengan pengorbanan masjid, pada periode awal itu, bahyang besar, jahiliyahisme masa itu se kan menjadi pusat pengembangan cara berangsur-angsur dapat diber- ilmu dan pendidikan, sekalipun sihkan dari jiwa mereka, dan kemu masih mengkhususkan pada dian menjadikan tauhid sebagai lan- menghafal Alquran, belajar hadits, dasan moral dalam kehidupan ma- dan sirah nabi. Disiplin-disiplin la nusia. in seperti filsafat, ilmu kimia, maProses pendidikan yang dilaku- tematika, dan astrologi kemudian kan Nabi, yang aksentuasinya sa juga berkembang, namim tidak dingat tertuju pada penanam nilai masukkan dalam kurikulum for aqidah (ketauhidan), keberhasilan mal. Semua disiplin ini diajarkan yang dicapainya memang sangat atas dasar kesadaran orang tua un76
itu secara
JPJ Fakultas Tarbiyah UII, 2/1/96
Petnberdayaan
tuk mencarikan guru demi kemajuan anakny'a {Aziz Talbani, terjemahan A. Sy'afii Maarif, 1996 : 2) Pada era abad ke-20 ini, pendekatan pendidikan Islam berlangsung melalui prosies operasional menuju pada tujuan yang diingin-
an" umat'manusia dewasa ini atau tidakmampumenyertak'andisiplindisiplin" ilmu lain yang relevan dengan kebutuhan masyarakat. Kehyataan yang ada ini, memasukkan pendidikan Islam dalam klasifikasi yang belum dapat dika-
kan, meijierlukan model yang kon-
takan telah berjalan dan memberi-
sisten yang dapat mendukung nilainilai moral-spiritual danintelektual yang melandasinya, sebagaimana yang pertama kaU dibangun nabi.
kan hasil secaramemuaskan. Hal ini memprmyaipengertianbelummampu mergawabarusperkembanganzaman yangsangatderas,sepertitimbulnya aspirasi dan idealit^ yang serba mul-
Nilai-nilai tersebut
dapat diaktualisasikanberdasarkantebu-
Kelemakdn'
tiohan dan perkembangan m^usia yang dipadukan dengan pengaruh lingkuhgan kultural yang ada, sehingga dapat mencapai cita-cita dan tu juan untuk mening-
pendidijdoji Islam r dilihatjustru '^
'
tefjddi pcida sektor uiamdy yaitu pddd ( kotisepi sistern, dan .huHhulumnyg^yang
•dianggap mulai ;
ragam", serta per-
kembangan teknologi yang amat pesat {Hifni Muchtar, 1992:52).
Melihat kenya-
katkan kualitas hi-
dup manusia di segala aspek kehidupannya Tetapiapaj^ang terjadi, kondisi pen-
ti interes dan berdi-
mensi nilai ganda dengan tuiitutan hidup yang amat be-
petadahari linidt \
taan ini, maka tak
nianusid dewtiawini
ayal lagi bahwa pen didikan Islam perlu mendapat perhatian
didikan Islam pada era abad ke-20,
yang serius dalam menuntut pem-
mendapat sorotan yang tajam yang berdayaan yang harus disumbangkurang menggembirakan dan dini- kannya, dehg^ usaha menata kemlai menyandang "keterbelakangan" dan julukan-julukan yang lain, yang semuanya' bermuara pada kelemahan yang dialaminya. Kelemahan pendidikan Islam dilihat justru
bali keadaannya, terutama di Indo
relevan dengan kemajuan peradab-
menghadapi perubahan zaitian.
nesia; Keharusan ini, tentu dengan melihat keterkaitan dan peranan-
nya di dalam usaha pendidikan
bangsa Indonesia yang mayofitas terjadi pada sektorutama,yaitu pa- muslim, sehingga perlu ada teroda konsep, sistem, dan kurikulum- bosan seperti perubahan model dan nya, yang dianggap mulai kurang strategi pelaksanaannya dalam
TPl Fakultas Tarbiyah UII, 2/1/96
77
-Pemberdayaan Usaha penataan kembali akan memperoleh keuntungan majemuk, karena, pertama, pendidikan
mereka yang non Islam. Bahkan, pendidikan yang apabila.diberi embel-embel Islam, juga dianggap
Islam sebagai subsistem pendidik
berkonotasi kemunduran dan
an nasional di Indonesia, akan da-
keterbelakangan, meskipun sekapat memperoleh dukungan dan rang secara berangsur-angsur bapengalaman yang positif. Kedua, nyak diantara lembaga pendidikan pendidikan Islam dapat mem- Islam yang telah menunjukkan berikan sumbangan dan altematif kemajuan {Soeroyo) 1991 : 77). bagi pembenahan sistem pendi Pandangan ini sangat berdikan di Indonesia dengan ragam pengaruh terhadap sistem pen kekurangan, masalah, dan kelema- didikan Islam, yang akhimya dipanhannya. Ketiga, sis dang selalu berada tem pendidikan Is pada posisi deretan Pendidikan Islam\ lam yang dapat dikedua dalam konsbqhkan diamdti dan rumuskan akan metelasi sistem pendi disimpulkqh miliki akar yang ledikan di Indonesia, terkukiihg daldm bih kokoh dalam walaupun dalam kemunduran) realitas kehidupan undang-undang ' kehalqhan, ^ kemasyarakatan. sistem pendidikan keterhelqkangan. {Suyata, 1992; 23) nasional menyebutkan pendidikan Is perpecahqnj dan Pendidikan Islam lam merupakan dan Masalahnya sub-sistem pendi Pendidikan Is
lam yang bermakna
yang dialami oleh
. sehagian hesar}
dikan nasional. Te-
tapi predikat keter belakangan dan keniaeyarahat Islam mundiuran tetap mebudaya Islam kepalekat padanya, bah da generasi mudanya, masih diha- kan pendidikan Islam sering "dinodapkanpada persoalan dikhotomis bat" hanya untuk. kepentingan ordalam sistem pendidikannya. Pen ang-orang yang tidak mampu atau usaha untuk mentransfer nilai-nilai
,< negara dan ~
didikan Islam bahkan diamati dan
disimpulkan terkukung dalam
miskin.
Dalam hal ini, maka pendi
kemunduran, kekalahan, keterbe-
dikan Islam di Indonesia dewasa ini
lakangan, ketidakberdayaan, perpecahan, dan kemiskinan, sebagai-
memberi kesan yang tidak menggembirakan. Meskiprm, kata Mochtar Buchori, tidak dapat dipandang sebagai evidensi yang kongklusif
mana pula yang dieilami oleh sebagian besar negara dan masyarakat
Islam dibandingkan dengan 78
dalam penglihatannya ialah kenya-
JFl Fakultas Tarbiyah UII, 2/1/96
"Pemherdayaan
taan, bahwa setiap kali ada muridmurid dari suatu lembaga pendi-
sangatlah kecil porsinya^ padahal masysirakat Indonesia selalu diha-
dikan Islam yang turutserta dalam rapl^ agar tetap berada dalamlinglembaga cerdas tangkas atau lomba" karan masyarakat yang sosialistis cepat-tepatdiTVRI^makabiasanya religius {Muslih Usa, 1991; 11). Dari kelompok ini mendapatkan nilai sinilah maka timbul pertanyaan, terendah.Evidensikeduaialahbah-- bagaimanakah pendidikan Islam
wa partisipasi siswa-siswi dari dunia pendidikan Islam dalam ke-
mengatasi dan menyelesaikan problem-problem yang demikian ?
giatan nasional seperti lomba
Realitas pendidikan Islam pada
Karya Ilmiah Remaja menurut kesan saya sangat rendah, dan se-
umumnya memang diakui mengalami kemunduran dan keterbela-
panjang pengetahuan saya belum pernah ada juara lomba ini yang berasal dari lembaga pendidikan Islam {Soeroyo, 1991 : 77). Ini merupakan suatu
kangan, walaupun akhir-akhir ini sePendidikan Islam di
cara berangsur-ang-
Indonesia merupakan
sur mulai terasa ke-
salah satu variasi dari
konfigurasi. sistem pendidikan nasionaly
majuannya. Ini terbukti dengan berdirinya lembagalembaga pendidik
pendidikan Islam tidak
an Islam dan bebe-
kenyataan
yang selama ini dihadapi oleh lembaga pendidikan Islam di Indonesia.
Pendidikan Islam di Indonesia meru
rapa model pendi dikan yang ditawarkan. Tetapi taiitangan yang dihadapi tetap sangat kom• pleks, sehingga menuntut inovasi pendidikan Islam itu sendiri dan ini tentu merupakan pekerjaan yang besar dan sulit. A. Mukti Ali, memproyeksikcin bahwa kelemahan-kelemahan pendidikan
. memiliki kesempatah ydhg luas untuk . > bersaing dalam membangun umat' yanghesar ini
pakan salah satu variasi dari konfigurasi sistem pendi dikan nasional, tetapl kenyataannya pendidikan Islam tidak me-
miliki kesempatari yang luas untuk bersaing dalam membangun umat yang besar ini. Memang terasa janggal, bahwa dalam suatu komunitas masyarakat Muslim, pendidikan Is lam tidak mendapat kesampatan yang luas untuk bersaing dalam membangun umat yang besar ini. Apalagi perhatian pemerintah yang
Islam dewasa ini disebabkan oleh
dicurahkan pada pendidikan Islam
(orgahisasi), ilmu dan teknologi.
JFl Fakultas Tarbiyah UII, 2/1/96
faktor-faktor seperti, kelemahan dalam penguasaan sistem dan metode, bahasa sebagai alat untuk memperkaya persepsi, dan ketajaman interpretasi (insight), dan kelemahan dalam hal kelembagaan
79
-Pemberdayaan
Maka dari itu, pendidikan Islam didesak untuk melakukan inovasi
tidakhanya yangbersangkutan dengan kurikulum dan perangkat manajemen, tetapi juga strategi dan taktik operasionalnya. Strategi dan taktik itu, bahkan sampai menuntut perombakan model-model sam
pai dengan institusi-institusinya sehingga lebih efektif dan efisien, dalam arti paedagogis, sosiologis dan kultural dalam menunjukkan perannya {H.M. Arifin, 1991:3) Penataan Pendidikan
Islam di Indonesia
Krisis pendidik an di Indonesia, oleh
H.A. Tilaar (1991) secara umum, diidentifikasi dalam
empat krisis pokok, yaitu menyangkut
Strategi pengembangan pendidikan Islam hendakhya dipilih dari kegiatan pendidikan yang paling mendesak, berpoaisi aentral yang akan menjadi modal
masalah kualitas, relevansi, elitisme
daaar untuk uaaha
pengembangan aelanjutnya
dan manajemen. Berbagai indikator kuantitatif dikemukakan ber^
kenaan dengan keempat masalah di atas, antara lain analisis kom-
paratif yang membandingkan situasi pendidikan antara negara di kawasan Asia. Memang disadari b^wa keempat masalah tersebut merupakan masalah besar, menda-
sar, dan multidimensional, sehing ga sulit dicari ujung pangkal pemecahannya {Sukamto, 1992).
Krisis ini terjadi pada pendidik an secara umum, termasuk pendi-
80
dikan Islam yang dinilai justru lebih besar problematikanya. Karena itu, menurut A.Syafii Maarif, bahwa situasi pendidikan Islam di Indone sia sampai awal abad ini tidak banyak berbeda dengan perhitungan kasar di atas. Sistem pesantren yang berkembang di nusantra dengan segala kelebihannya, juga tidak disiapkan untuk membangun peradaban {A. Syafii Maarif, 1996 : 5) Melihat kondisi yang dihadapi, maka penataan mo del pendidikan Is lam di Indonesia
adalah suatu yang tidak terelakkan.
Strategi pengem bangan pendidikan Islam hendaknya dipilih dari kegi atan pendidikan yang paling mendesak, berposisi sentral yang akan menjadi modal dasar untuk
usaha pengembang an selanjutnya. Seperti kita ketahui, bahwa lembagalembaga pendidikan seperti keluarga, sekolah, dan madrasah, masjid, pondok pesantren, dan pendidikan luar sekolah lainnya tetap dipertahankan keberadaannya. Untuk penataan kembali pendi dikan Islam, tampaknya perlu kita menoleh sejarah perkembangan pendidikan Islam pada abad ke-9,
dinama dunia Islam mulai mengenal sistem madrasah yang ternyata JPJ Fakultas Tarbiyah UII, 2/1/96
Pemherdayaan
telah. menimbulkan perubahan radikal dalam sistem pendidikan Is-
an IslamdiletakanjauhlebiHberat tanggungjawabnya dibandmgkan
lam. Sistem madrasah yang diorga-
fungsi pendidikan' pada umum-
nisasikan secara formal, secara ber-
nya. Sebab, fungsi dan tujuan pen-
angsur-mgsurmengalahkan pusat- didikanIslam harus memberdayapusat pendidikanyanglebihliberal, kan atau berusaha ihenolong maInti kurikulum madrasah terpusat
nusiaimtukmencapaikebahagiaan
pada Alquran,hadits, fiqh, dan Ba-
dunia dan akhirat. Olehkarenanya,
hasa Arab. Bentuk-bentuk penge-
maka konsep dasamya bertujuan
tahuan yang tidak diperoleh di madrasah seperti filsafat, kimia, astronomi, dan matemafika, dipelajari
untuk melahirkan manusiamanusia yang bermutu yang akan mengelola dah memanfaatkan bu-
secara individual dan
dalam lingkungan yang terbatas. Bahkan disiplin-disiplin ini ditempatkan di
fiingai dan tujuan pendidikan Islam
bawah payung disi-
diletdkanjauh
plin lain seperti ilmu perubatan {Ge orge Makdisi, terje-
:lehih herat •-•••:
mahan A.Syafii Maan/, 1996: 3). . Keberadaan
tanggungja-
wabnycCldibandinglidn fungsi
pendidi^n pada
-mi ini dengan ilmu pengetahuan untuk kebahagiaannya, yang dilandasi pada konsep spiritual imtuk mencapai kebahagian akhiratnya. Sebagaimana dikatakan para ahli, bahwa pendidikan Islam bempaya un tuk mengembangkan semua aspek dalam kehidupan manusia yang meli-
lembaga pendidikan umumnya Islam yang disebutkan di atas cukup puti spiritual, intevariatif, sekalipun mungkin peran dan fungsinya ma- lektual, imajinasi, keilmiyahan; sih dipertanyakan dalam kon- baik individu maupun kelompok, figurasi pendidikan nasional. Untuk dan memberi dorongan bagi dinaitu fungsi pendidikan Islam dari mika aspek-aspek di atas menuju lembaga atau tempat pendidikan kebaikan dan pencapaiah kesemtersebut, perlu dirumuskan secara purnaan hidup baik dalam hulebih spesifik, efektif, dan bermutu bungarmya dengan Al-Khaliq, setinggi, agar dapat menjawab tan- sama manusia, maupun dengan alam (H.M. Arifin, 1987 :15); Akan tangan yang dihadapi. tetapi pada dataran operasional, Kalau kita telaah literatur dalam pendidikan Islam, maka diketahui rumusan-rumusan ideal yang bahwa fungsi dan tujuan pendidik- dikemukan diatas belum terjawab. JPl Fakultas Tarbiyah UII. 2/1/96
81
'Pemberdayaan
sedangkan lembaga pendidikan Is perhatikan pula dunia kerja. Sebab, lam cukup variatif dalam berusaha dunia keija mempimyai andil dan melendingkan konsep-konsep ter- rentang waktu yang cukup besar sebut, namim beliun berdaya d^ dalam jangka kehidupan pribadi posisi pendidikan Islam sendiri ma- dan kolektif. Pembeiiahan pendi sih terlihat begitu lemah. dikan Islam dapat memilih sasaran Melihat kenyataan ini^ maka model pendidik^ bagi kelompok inovasi atau penataan fungsi pen masyarakat yang kurang berundidikan Islam, terutama pada sis- tung di kalangan orang dewasa. tem pendidikan persekolcihan, ha Perbaikan wawasan, sikap, pengems diupayakan secara terns mene- tahuan, ketrampilan, diharapkan rus, berkesinambungan, dan ber- akan memperbaiki kehidupan kelanjutan, sehingga sosio-kultural dan nanti usahanya daekonomi .mereka. uaaha untuk, . pat menjamah pada Pilihan sasaran benielakukan inovasi ^ perluasan dan perikutnya dapat ditidak hanya:sekadar ngembangan sistem tujukan bagi pen tambal auldni, tetapi pendidikan Islam didikan terhadap hams secara luar sekolah. Disamanak. Konsumsi pen mendasar dan ping inovasi pada didikan dan hiburmenyeluruh, Ttiulai sisi kelembagaan, an imtuk kelompok dari fungsi dan faktor tenaga pendiini, belum tampak t^juan, metodfii rnateri dik juga hams ditingsangat berkembang, (kurikulum)ftemVaga katkan aspek etos kecuali usaha-usaha pendidikanfdan kerja dan profesioyang secara nalurinalismenya, perbaiah telah diwariskan kan materi (kurikudari waktu ke wak lum) yang pendetu {Suyata, 1992:28). katan metodologi masih berorienPerbaikan fungsi perididik^ Is tasi pada sistem tradisional, dan lam pada tahap lanjut, hams dilaperbaikan manajemen pendidikan kukan menjadi-satu kesatuan de itu sendiri. Untuk itu, maka usaha ngan lembaga pendidikan Islam launtuk melakukan inovasi tidak ha- innya yang terkait erat sekali, sepernya sekadar tambal sulam, tetapi ti masjid dengan kesatuan jamaah-
hams secara mendasar dan menyeluruh, mulai dari fungsi dan tujuan,
muslim, masyarakat muslim di su-
metode, materi (kurikulum), lem
atu kesatuan teritorial, dan lain
baga pendidikan, dan pengelola-
sebagainya. Dalam konteks tersebut, maka sekurang-kurangnya ada empat jenis lembaga pendidikan Is-
nya. Penataan pada fungsi pendi dikan Islam, tentu dengan mem82
nya, madrasah/sekolah, keluarga
SP\Fakultas Tarhiyah UU,2/1/96
Pemberdayaan
lam yang dapat mengambil peran Adapim peranan jenis pendidikan ini/yaitu pendidikan Pondok Pe- yang ketiga dan keempat, yaitu santren, Masjid, Madrasah, pendi- pendidikan Madrasah dan! Pendi dikan umum yang bemafaskan'Is- dikan umum,'adalah dalam lipaya lam.
"'
menemukan pembaruan dalam-
Dalam hal ini, Soeroyo,mehem- sistem pendidikan-formal yang
patkan jenis lembaga pendidikan meliputi metode pengajaran baik yang disebutkan pertama" dan- kedua, seba'gai lembaga pendidikan Islam yangdapat m'engembangkan atau memperluas sistem p'endidikan non formalnya pada pelayanan
agama meupun umum yangefektif. Inov^idibidangki;uikuliim,alat-alat pelajarah, lingkungan yang mendidik, giiru yang kreatif dan penuh dedikasi dan sebagainya {Soeroyo,
pendidikan yang me
1991: 77-78)
liputi berbagai jenis bidang misalnya, seperti bidang pertanian, perternakan,
Sebenarnya sudah ada lembaga
elektronik, kesehat-
an, kesenian, kepramukaan," kemajuan
IPTEK, pelbagai ketrampilan, kesenian dan sebagainya.
Sedangkan Pon dok pesantren, seharusnya memperluas
^Se^narnya suduh . adaflemhagapen-' didikan^^Islam yang.
nienjadi sekoldh' y favorit dan hanyak diminatiy namun secara umum
aspirasi m^yara-
pendidikan Islam yang menjadi sekolah favorit dan ba-
nyak diminati, na m u n secara u m u m
aspirasi masyarakat terhadap seko-
, kat terhi^apjseko-
lah-sekolah Islam masih rendah. Da
lah'sekotah Islam
lam banyak hal, ini
maaiH i^ndah '
pelayanan pendidik
kembali berkorelasi
dengan ketidakberdayaan lembaga-
an kepada masyarakat secara wajar dan sistematis, se- lembaga pendidikan Islam dalam
hingga apa yang disajikan kepada memenuhi logika persaingan damasyarakat, akan tetap terasa ber- lam memenuhi tuntutan perkemmuara pada pandangan-serta sikap bangan zaman'(H.M Arifin, 1991 : Islami, dan terasa manfaatnya bagi 99). Atau mimculnya MadrasahAli-
kehidupan sehari-hari. Begitu juga yah Khusus(MAK) yang bisa dikamengenai aktivitas masjidnya: tegorikan sebagai fenomena sekoPondok Pesantren dan Masjidperlu lah unggulan Islam, dan betul-betul
menggalang kerjasama denganpara merupakan aset-pendidikan Islam ulama dan para cendekiawanMus- yang turiit berpartisipasi dalam lim yang tergabung dalam Pergu- dimia pendidikan dengan sekolahruan Tinggi yang ada di sekitamya. SP\Fakultds Tarbiyah UU, 2/1/96
sekolah umiun lainnya. Tetapi juga 83
-Remberdayaati
belum mendapatkan posisi yang direvisi secara berani dan membe menguntungkan dalam konfigurasi nahi keorganisasiannya (kelemha pendidikan nasional. gaan), sehingga menarik minat Pada sisi lain, muncul pula pen manusia didik tanpa mengurangi didikan luar sekolah bagi anak- prinsip-prinsip ajaran dari sumber anak muslim seperti TPA (Taman pokok Islam. Dengan demikian, Pendidikan Alquran) sebagai keku- maka pendidikan akan kembali atan pendidikan Islam baru yang solid dalam memberdayakan umat muncul dengan metode dan teknik Islam di Indonesia yang sedang mebaru yang dapat menghasil output nuju pada masyarakat industrial de yang mampu membaca Alquran ngan berbagai tantangan etos kerja, dalam waktu yang relatif singkat. profesionalisme, dan moralitas. Dapat kita saksikan Bagaimanapun juga produk TPA dengan kedekatan dengan bangga diwisuda kebenaran, dan alTujuan dan fungsi oleh seorang MenKhaliq yang dimiliki pendidikan Islam, teri bahkan tidak
tanggung-tanggung
oleh Presiden. Tetapi sampai saat ini be lum terpikirkan tindak lanjut dari usaha pendidikan ini, karena setelah wisuda
selesailah usaha pen didikan tersebut.
pendidikan Islam , keimggulannya harus tetap diraih dengan
dikoreksi dan direvisi secara
usaha. Atau, kita akan
herani dan
menerima kemarah-
membenahi
an Allah karena
"membengkalaikan" pendidikan Islam, yang dinilai oleh para ahli sebagai satu-satunya lembaga pendi dikanyang dapatmenghidupkan keseimbangan perkembangandalam setiap
keorganisasiannya (kelemhagaan)
Kepincangankepincangan pendi dikan Islam yang dikemukakan di atas, semestinya tidak kita biarkan berlarut-larut. Tetapi kita harus berusaha untuk mengoreksi secara cermat program-program pendidikan yang sedang dijalankan, sehingga pemisah antara pendidikan Islam dengan pendidikan umum dalam konfigurasi pendidikan nasional dapat diatasi. Tujuan dan fungsi pendidikan Islam, metode, materi (kurikulum) harus dikoreksi dan
84
oleh ruh dan nafas
metode, materi (kurikulum) harus
diri manusia.***
Drs. Hujair AH. Sanaky, Dekan dan Dosen Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Indonesia Yogyakarta. Kepustakaan
Ahmad Syafii Maarif, Keutiihan dan Kebersamaan dalam Pengelolaan Pendidikan Sebagai Wawasan PendiJPI Fakultas Tarbiyah UII, 2/1/96
Peniberdayaan
dikan Muhammadiyah, Makalah pada Rakernas Pendidikan Mu hammadiyah di Pondok Gede Ja karta, 1996.
didikan Islam pada Era Kemajuan Ilmn dan Teknologi, UNISIA No.12. Th.Xm,un Yogyakarta,1992. Soeroyo,.Berbfl^fli Persoalan
didikan , PT.Bina Aksara, Jakarta,
Pendidikan, Pendidikan Nasional dan Pendidikan Islam di Indonesia,Jumal
1991.
Ilmu Pendidikan Islam, Kajian Ten-
Hifni Muchtar. Fakta dan CitaCita Sistem Pendidikan Islam di Indo
tang, Konsep Pendidikan Islam,Problem dan Prospeknya,Vo lume I,1991,Fak.Tarbiyah IAIN Suka.
Arifin,HM. Kapita Selekta Pen-
nesia, UNISIA.No.12 Th.XIII,UII
Yogyakarta, 1992.
Tilaar, H.A.R. Sistem Pendidikan
Muslih Usa, Pendidikan Islam di Indonesia, Antara Cita dan Fakta
Nasional yang Kondusif bagi Pembangunan Masyarakat Indiistri Mod
(Suatu Pengantar), Tiara Wacana, Yogyakarta, 1991. Suyata, Penataan Kembali Pen
em Berdasarkan Pancasila, 1991. (Ma
JPJ Fakultas Tarbiyah UII, 2/1/96
kalah Utama Kongres Ilmu Pengetahuan Nasional V)
85