PEMBERDAYAAN MUSTAHIK ZAKAT MELALUI PROGRAM PEKAN PADA YAYASAN GRIYA YATIM DAN DHUAFA
Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy.)
Oleh: ACHMAD ROMDHONI 1111046300003
KONSENTRASI MANAJEMEN ZAKAT DAN WAKAF PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015 M/1437 H
ABSTRAK
Penelitian ini berjudul Pemberdayaan Mustahik Zakat Melalui Program PEKAN Pada Yayasan Griya Yatim dan Dhuafa. Adalah karya ilmiah Achmad Romdhoni, NIM 1111046300003, Mahasiswa Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam), Konsentrasi Manajemen Zakat dan Wakaf (ZISWAF), Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2015, di bawah bimbingan Muh. Fudhail Rahman, Lc., M.A. Penelitian berlokasi di Komplek Delations Virgin Island NA-7 De Lations, Rawa Buntu Kec. Serpong Tangsel. Penelitian ini menelusuri akan mempertanyakan pemberdayaan mustahik zakat di yayasan Griya Yatim dan Dhuafa sejak 2012-2014 (3 tahun terakhir). Penelitian bertujuan sebagai berikut, (1) Mekanisme pemberdayaan mustahik zakat melalui program PEKAN pada yayasan GriyaYatim dan Dhuafa. (2) Dampak pemberdayaan mustahik zakat terhadap peningkatan keterampilan mustahik pada yayasan Griya Yatim dan Dhuafa. Penelitian skripsi ini menggunakan metode penelitian pendekatan deskriptif kualitatif. Tehnik pengumpulan data melalui observasi dan wawancara pada lembaga terkait data primer. Sementara data sekunder diperoleh dari kepustakaan, dokumentasi, dan brosur lembaga serta official website yayasan Griya Yatim dan Dhuafa. Kesimpulan penelitian ini adalah, (1) Mekanisme dalam program pemberdayaan PEKAN yang dilakukan yayasan Griya Yatim dan Dhuafa baik dalam prosedur dan tujuan pelaksanaanya kepada mustahik sesuai dengan prosedur yang sudah terencana sehingga program dapat terlaksana dengan baik. (2) Sementara dampak dengan adanya program pemberdayaan PEKAN mustahik zakat dalam peningkatan keterampilan telah banyak dirasakan oleh penerima manfaat yakni khusunya para lulusan asrama yayasan Griya Yatim dan Dhuafa mereka mendapatkan pelatihan keterampilan dan guna bekal untuk mereka memasuki dunia kerja. Kata Kunci
:Pemberdayaan, mekanisme, Mustahik Zakat, Yayasan Griya Yatim dan Dhuafa
Pembimbing I
:Muh. Fudhail Rahman, Lc., M.A
Daftar Pustaka
: Tahun 1989 sampai 2015
v
KATA PENGANTAR
Rasa syukur serta rangkaian puji senantiasa penulis panjatkan kepada Tuhan pemelihara dan pengatur semesta alam, Allah yang maha kuasa , berkat kehendak dan kuasanya sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini. Sholawat serta salam selalu tercurahkan kepada kepada baginda Nabi Muhammad SAW, suri tauladan kita dalam setiap aktivitas kehidupan. Alhamdulillah atas ridho dan kuasa Allah SWT seta doa dan bantuan dari berbagai pihak secara langsung maupun tidak langung hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Izinkan penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1.
Bapak Dr. Asep Saepudin Jahar, M.A selaku dekan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2.
Bapak AM. Hasan Ali, M.A. dan Bapak H. Abdurrauf, Lc., M.A. selaku Ketua dan Sekertaris Program Studi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3.
Muh. Fudhail Rahman, Lc., M.A. Dosen pembimbing yang tidak kenal lelah meluangkan waktu dan memberikan sumbangan fikiran, serta arahan kepada penulisan skripsi ini.
vi
4.
Kepada pimpinan perpustakaan beserta staff, baik perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum, Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang memberikan fasilitas kepada penulis untuk mengadakan studi kepustakaan.
5.
Ibunda tercinta Royani dan Ayahanda Bahruddin yang telah mencurahkan do’a dan kasih sayang, kesabaran dan dorongan spirit maupun materi serta pengorbanan yang selalu diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat mempersembahkan sesuatu yang mudah-mudahan dapat dijadikan kebanggaan. Serta kepada adik penulis Ahmad Dicky Darmawan dan Achmad Zulfikri Rhodin yang selalu memberikan dukungan dan doa dalam penyelesaian skripsi ini.
6.
Silvia Arafah yang selalu sama-sama saling menyemangati dan memotivasi selama berjalanya skripsi ini. Sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.
7.
Bapak Roni Anto selaku Manajer HumasYayasan Griya Yatim dan Dhuafa yang telah membantu atas terselesaikannya skripsi ini.
8.
Saudara Catur Faturachman selaku Staff IT Yayasan Griya Yatim dan Dhuafa yang telah membantu dan mengorbankan waktu dan pekerjaanya atas terselesaikannya skripsi ini.
9.
Kepada pihak Yayasan Griya Yatim dan Dhuafa yang telah mengijinkan penulis dalam melakukan penelitian dan wawancara.
10. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Syariah dan Hukum yang telah memberikan ilmu dan pengetahuan yang berharga selama penulis menyelesaikan masa studi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
vii
11. Kepada sahabatku keluarga konsentrasi Manajemen Zakat dan Wakaf (ZISWAF) Angkatan 2011 yang selama ini memberikan makna dan arti dalam sebuah persahabatan. Kemudian Ainul Yakin yang suka mendengar curhatan dan keluh kesah dan saling memotivasi dalam penyelesaian skripsi ini. 12. Seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, namun telah memberikan bantuan dan kontribusi yang cukup besar sehinga penulis dapat lulus menjalani perkuliahan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Demikian ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada seluruh pihak, semoga Allah SWT memberikan kemudahan atas semuanya. Amin Ya Robbal ’Alamin.
Jakarta,06 Muharom 1437 H 19 Oktober 2015 M
PENULIS
viii
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................. ii HALAMAN PENGESAHAN PANITIA UJIAN ............................................ iii LEMBAR PERNYATAAN .............................................................................. iv ABSTRAK ......................................................................................................... v KATA PENGANTAR ....................................................................................... vi DAFTAR ISI ...................................................................................................... ix DAFTAR TABEL ........................................................................................... xii DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiii DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xiv
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1 B. Permasalahan............................................................................... 10 1. Identifikasi Masalah .............................................................. 10 2. Pembatasan Masalah ............................................................. 10 3. Perumusan Masalah .............................................................. 11 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................... 11 D. Kajian Pustaka............................................................................. 13 E. Kerangka Teori............................................................................ 19 F. Metode Penelitian........................................................................ 21 G. Sistematika Penulisan ................................................................. 24
BAB II
LANDASAN TEORITIS A. Zakat, Infaq dan Shadaqah .......................................................... 27 1. Pengertian Zakat.................................................................... 27 2. Pengertian Infaq .................................................................... 29 3. Pengertian Shadaqah ............................................................. 30 B. Landasan Hukum Zakat, Infaq dan Shadaqah............................. 32
ix
C. D.
E.
F.
1. Landasan Hukum Zakat ........................................................ 32 2. Landasan Hukum Infaq ......................................................... 33 3. Landasan Hukum Shadaqah .................................................. 34 Tujuandan Hikmah ZIS Bagi Masyarakat................................... 35 Pemberdayaan Masyarakat.......................................................... 37 1. Pengertian Pemberdayaan Masyarakat ................................. 37 2. Tahap-Tahap Pemberdayaan Masyarakat ............................. 40 3. Proses Pemberdayaan Masyarakat ........................................ 42 4. Indikator Pemberdayaan Masyarakat .................................... 43 5. Tujuan Pemberdayaan Masyarakat ....................................... 44 Keterampilan ............................................................................... 46 1. Pengertian Keterampilan ....................................................... 46 2. Jenis-Jenis Keterampilan ....................................................... 47 Mustahik Zakat............................................................................ 48 1. Pengertian Mustahik Zakat ................................................... 48 2. Standar Mustahik Zakat ........................................................ 49
BAB III
PENGELOLAAN ZAKAT PADA YAYASAN GRIYA YATIM DAN DHUAFA A. Sejarah Perkembangan dan Dasar Hukum Yayasan Griya Yatim dan Dhuafa........................................................................ 54 B. Penghimpunan, Pengelolaan dan Penyaluran Dana ZIS ............. 58 1. Penghimpunan Dana ZIS ....................................................... 58 2. Pengelolaan dan Penyaluran Dana ZIS ................................. 60 C. Program Pemberdayaan PEKAN Yayasan GriyaYatim dan Dhuafa.................................................................................. 60 1. Target Dari Program Pemberdayaan PEKAN ....................... 61 2. Indikator Yayasan Griya Yatim dan Dhuafa Dalam Pemberdayaan Program PEKAN ......................................... 62
BAB IV
PEMBERDAYAAN DAN PENINGKATAN KETERAMPILAN MUSTAHIK ZAKAT A. Mekanisme Pemberdayaan Mustahik Zakat Melalui Program PEKAN padaYayasan Griya Yatim dan Dhuafa .......... 63
x
BAB V
B. Dampak Pemberdayaan Mustahik Zakat Terhadap Peningkatan Keterampilan Mustahik Pada Yayasan Griya Yatim dan Dhuafa ..................................................................................................... 70 PENUTUP A. kesimpulan................................................................................... 78 B. saran ............................................................................................. 79
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 80
LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Study Terdahulu .................................................................................. 13 Tabel 1.2 Jumlah Penerimaan Zakat tahun 2010 – 2013 ................................... 59 Tabel 1.3 Jumlah Penyaluran Dana Yayasan Griya Yatim dan Dhuafa Pada Program Pemberdayaan Tahun 2009-2015 ....................................... 73 Tabel 1.4 Jumlah Pencapaian Kelulusan Anak asrama Yayasan Griya Yatim dan Dhuafa Tahun 2012-2014 ............................................................ 74
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Foto-Foto Kegiatan Program Pemberdayaan PEKAN ................... 68
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Keterangan Dosen Pembimbing Lampiran 2 Surat Permohonan Penelitian Di Yayasan Griya Yatim dan Dhuafa Lampiran 3 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian Di Yayasan Griya Yatim dan Dhuafa Lampiran 4 Hasil Wawancara dengan Maneger Humas Yayasan Griya Yatim dan Dhuafa Lampiran 5 Hasil Wawancara dengan Lulusan dan Anak mukim Yayasan Griya Yatim dan Dhuafa Lampiran 6 Laporan Penyaluran Program Lampiran 7 Legalitas Yayasan Griya Yatim dan Dhuafa Lampiran 8 Brosur Program-Program Yayasan Griya Yatim dan Dhuafa
xiv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Zakat adalah tumbuh atau menumbuhkan, yaitu menumbuhkan dan mengembangkan martabat manusia.Batasan ini, menegaskan keharusan zakat sebagai pemberdaya kaum lemah.Zakat harus menjadi kekuatan pendorong, perbaikan dan peningkatan keadaan penerimanya (mustahik).1 Kadar zakat disebut dengan sedekah, semua zakat adalah sedekah, akan tetapi tidak semua sedekah adalah zakat, tetapi zakat adalah sedekah wajib.2 Dengan pengelolaan yang baik zakat merupakan sumber dana potensial yang dimanfaatkan untuk memajukan kesejahteraan umum bagi seluruh masyarakat.3 Dalil diwajibkanya pemungutan zakat, Allah SWT dalam Firmanya sebagaimana dijelaskan dalam surat At- Taubah: 103:
1
Noor Aflah.Ed., Strategi Pengelolaan zakat di Indonesia, (Jakarta: Penerbit Forum Zakat,cet.Pertama Januari 2011), h.3 2 Dr. Husein Syahatah, Cara Praktis Menghitung Zakat, (Ciputat : Penerbit Kalam Pustaka, cet. Pertama Oktober 2005), h.16 3 Elsi Kartika Sari, Pengantar Hukum Zakat dan Wakaf, (Jakarta: PT. Grasindo, 2007), h.1
1
2
Artinya: “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkandan mensucikanmereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui”. (Q.s At-Taubah: 103). Pembayaran zakat bukan hanya menunjukkan kesalehan individual tetapi juga mencerminkan kesalehan sosial. Zakat dibayarkan oleh aghniya, orang yang dipandang kaya menurut aturan syara wajib membayar zakat (muzakki) kepada orang-orang miskin sesuai pedoman Syar’i (fuqoro) yang dikategorisasikan dalam 8 (delapan) golongan penerima (mustahik). Zakat merupakan sumber dana potensial dalam program pengentasan kemiskinan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat level bawah.4 Dasar pendayagunaan zakat umumnya didasarkan pada surat At-Taubah ayat 60:
Artinya: “Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orangorang miskin, pengurus-pengurus zakat, Para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang 4
Lili Bariadi, dkk, Zakat dan Wirausaha,(Jakarta: CV. Pustaka Amri, 2005, cet. 1), h. 1
3
diwajibkan Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana”. (Q.s AtTaubah: 60). Secara umum terdapat dua tujuan dari ajaran zakat, yaitu untuk kehidupan individu muzakki, meliputi pencucian jiwa dari sifat kikir, mendidik berinfak dan suka memberi, berakhlak dengan akhlak Allah, merupakan menifestasi syukur atas nikmat Allah SWT, mengobati hati dari cinta dunia, mengembangkan kekayaan batin, dan menarik rasa simpati/cinta. bagi penerima, zakat membebaskan penerima dari kebutuhan, dan menghilangkan sifat dengki dan benci. Bagi harta yang di zakati, zakat mensucikan harta dan mengembangkan harta.Tujuan kedua memiliki dampak kehidupan kemasyarakatan secara luas yaitu secara perlindungan (asuransi) dan jaminan sosial.5 Pengumpulan zakat tidak dapat melalui pemaksaan terhadap muzakki, melainkan muzakki melakukan dengan kesadaran sendiri, menghitung sendiri jumlah hartanya dan kewajiban zakatnya, muzakki dapat meminta bantuan kepada BAZ/LAZ Lembaga Pengelolaan Zakat (LPZ). Idealnya UPZ menyediakan panduan dalam penghimpunan dana, jenis dana, dan cara dana itu diterima. Organisasi pengelola menetapkan jenis dana yang diterima sebagai sumber dana. Setiap jenis dana memiliki jenis karakteristik sumber konsekuensi pembatasan perbedaan yang harus dipenuhi oleh pengelola zakat.6
5
Yusuf Al-Qaardhawi, Hukum Zakat, (Jakarta: Litera Antar Nusa,1993), cet. Ke-3, h. 847-
6
Lili Bariadi,dkk, Zakat dan Wirausaha, (Jakarta: CED, 2005), Cet. 1, h.20
885
4
Pemberdayaan masyarakat berbasis zakat adalah salah satu metode pendayagunaan dana zakat yang tujuan utamanya untuk memperbaiki kualitas hidup fakir miskin melalui pendayagunaan sumber-sumber yang ada pada mereka serta menekankan prinsip partisipasi.7 Dalam pendayagunaan, ada beberapa kegiatan yang dapat dikembangkan oleh Lembaga Amil Zakat ataupun Badan Amil Zakat.Kegiatan tersebut diantaranya yaitu pengembangan ekonomi, pembinaan sumber daya manusia (SDM), dan bantuan yang sifatnya sosial semata.8 Pendayagunaan zakat adalah inti dari seluruh kegiatan pengumpulan dana zakat. Di dalam mengoptimalkan fungsi zakat sebagai amal ibadah sosial yang mengharuskan pendayagunaan zakat diarahkan pada model produktif dari pada model komsumtif seperti ketentuan yang tercantum dalam UU No. 23 Tahun 2011 tentang pengelolaan zakat.9 Kemudian upaya pemberdayaan masyarakat telah mendapatkan perhatian besar yang meliputi aspek pemberdayaan ekonomi, sosial, dan politik. pemberdayaan masyarakat dalam hal ini adalah dengan memberikan akses kepada masyarakat, lembaga, dan organisasi masyarakat dengan memperoleh
7
Zakat dan Pemberdayaan, di akses pada tanggal 03 Februari 2015 dari http://fatkhurrochman.blogspot.com/2012/01/zakat-pemberdayaan.html 8 Sudewo, Eri. Manajemen Zakat (Tinggalkan 15 Tradisi Terapkan 4 Prinsip Dasar) Institut Manajemen Zakat. Jakarta: 2004, h.226 9 UU No 23 Tahun 2011 Tentang Pengelolahan Zakat, Bab III ( Pendayagunaan Zakat) Pasal 27.
5
atau memanfaatkan hak masyarakat bagi peningkatan kualitas kehidupannya, karena penyebab ketidakberdayaan masyarakat disebabkan oleh keterbatasan akses, kurangnya pengetahuan dan keterampilan, serta adanya kondisi kemiskinan yang dialami sebagian masyarakat.10 Hal utama yang masih melandasi pendayagunaan zakat pada umumnya, baru sebatas transparansi dan kepatutan mustahik yang menjadi sasaran penyaluran zakat. Audit pendayagunaan, masih melandaskan diri pada pandangan bahwa amil berperan dengan baik jika tidak keliru menetapkan mustahik dan bisa mempertangungjawabkan dana yang diamanahkan melalui lembaga zakat yang dikelolanya.11 Selain itu pendayagunaan zakat oleh beberapa lembaga pengumpul zakat masih banyak yang bersifat konvensial, berjangka pendek, dan didasari motivasi untuk menyelesaikan masalah sesaat. Zakat yang diberikan secara cuma-cuma dalam bentuk karitas (kebaikan hati), padahal mustahik mampu berusaha, selamanya tidak akan pernah mengubah mustahik menjadi muzakki. Bukan mengentaskan kemiskinan tetapi melestarikan kemiskinan.12
10
Rr.Suhartini dan A. Halim.Model-model Pemberdayaan Masyarakat (yogyakarta): pustaka pesatren, 2005), h. 211. 11 Hadi Wahyudi, Optimalisai Pendayagunaan ZIS Bidang Kesehatan Pada LAZ PKPU (Studi Kasus Lembaga Amil Zakat Nasional PKPU),”(Skripsi SI Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013) 12 Abdul Alim,”Pemberdayaan Ekonomi Mustahik Zakat Perusahaan Pada Baitulmaal Muamalat,”(Skripsi SI Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010)
6
Dari pada itu harta pengumpulan zakat dari masyarakat (umat Islam) itu kemudian didayagunakan untuk kepentingan masyarakat yang tidak mampu dan berhak mendapatkan bagian dari harta zakat (mustahik).Pendayagunaan tersebut harus didasarkan pada skala prioritas kebutuhan mustahik.Selain itu, khusus bagi zakat harta (mal), pendayagunaan zakat harus pula diorientasikan pada usahausaha yang bersifat produktif. Hal ini terlebih-lebih dari hasil pengumpulan infaq dan shadaqah harus lebih diorientasikan pada usaha-usaha yang bersifat produktif.13 Dengan adanya program-program lembaga zakat yang mendukung untuk mengembangan potensi mustahik, salah satunya dari aspek sosial untuk menunjang masa depan. Maka mustahik tidak perlu mengkhawatirkan berapa banyak pengeluaran yang harus dikeluarkan sedangkan pendapatan belum tentu memenuhi kebutuhan hidupnya.Kemudahan adanya program-program yang mendukung mustahik ini, dapat mengurangi beban mustahik. Indonesia memiliki persoalan kemiskinan dan pengangguran.kemiskinan di Indonesia dapat dilihat dari tiga pendekatan yaitu kemiskinan alamiah, kemiskinan struktural, dan kesenjangan antar wilayah. Kemiskinan alamiah terjadi antara lain karena sumber daya alam yang terbatas, penggunaan teknologi yang rendah, dan bencana alam. Sedangkan kemiskinan buatan terjadi karena
13
H.A. Djazuli, Yadi Janwari, Lembaga-Lembaga Perekonomian Umat, (Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 2002) h. 48
7
lembaga-lembaga yang ada di masyarakat membuat sebagian dari anggota masyarakat tidak mampu menguasai sarana ekonomi dan berbagai fasilitas lain yang tersedia, hingga mereka tetap hidup dalam kemiskinan. Persoalan pengangguran lebih dipicu oleh rendahnya kesempatan dan peluang kerja bagi angkatan kerja di pedesaan.Upaya untuk menanggulanginya harus menggunakan pendekatan multi disiplin yang berdimensi pemberdayaan.Pemberdayaan yang tepat harus memadukan aspek-aspek penyadaran, peningkatan kapasitas, dan pendayagunaan.14 Salah satu lembaga pengelolaan zakat yang mempunyai program dan konsen terhadap pemberdayaan masyarakat atau mustahik adalah yayasan Griya Yatim dan Dhuafa (GYD). GYD sebagai sebuah organisasi sosial yang fokus pada aspek sosial, GYD melakukan kegiatan pengumpulan, pengadministrasian dan pendistribusian atau pendayagunaan zakat, infak shadaqah. Dari hasil pengumpulan yang dilakukan oleh GYD, maka GYD melakukan pembuatan program- program
salah satunya dalam pemberdayaan masyarakat yang
bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan mustahik. Oleh karena itu, yayasan Griya Yatim dan Dhuafa membangun sebuah program pemberdayaan yang dilakukan baik secara reguler setiap bulan maupun yang bersifat insidentil, program diantaranya berbentuk pelatihan keterampilan,
14
kemiskinan dan pengangguran di Indonesia, di akses pada tanggal 01 Maret 2015 dari http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21219/5/Chapter%20I.pdf
8
pemberian modal usaha kepada pengusaha kecil, ataupun pengembangan sumber daya manusia. Tujuanya untuk membantu masyarakat miskin khusunya para yatim dan dhuafa agar mandiri. Ada 3 pemberdayaan yaitu PEKAN (Pelatihan Keterampilan untuk Anak Yatim dan Dhuafa), SIMANTAP (Santunan Peduli anak Yatim dan Dhuafa non Panti), SMART Leadership Center (pelatihan dan pengembangan SDM remaja-remaja dhuafa dari umur 13 tahun). Program PEKAN yaitu Pelatihan Keterampilan untuk Anak Yatim dan Dhuafa merupakan program pemberdayaan yayasan Griya Yatim dan Dhuafa. Program ini dibentuk sejak tahun 2010, dikarenakan melihat kondisi masyarakat khususnya anak-anak banyak yang putus sekolah kemudian banyak tidak mempunyai keahlian apapun.Program PEKAN berbentuk pembinaan dalam bentuk pelatihan life skill.Biasanya program PEKAN diadakan di asrama-asrama GYD yang terletak disetiap wilayah seperti di Jakarta timur. Program PEKAN berupa Teknisi komputer, Handphone , sepeda motor, kursus menjahit, merangkai bunga, dan lain-lain. Program ini diperuntukkan bagi anak-anak yatim maupun dhuafa yang sudah remaja baik yang tinggal di asrama maupun yang tidak (non mukim).Kemudian Program ini dilakukan baik secara reguler setiap bulan maupun yang bersifat insidentil, program ini berbentuk pelatihan keterampilan dan keahlian.Program ini merupakan pemberdayaan yang dilakukan oleh yayasan Griya Yatim dan Dhuafa untuk meningkatkan kesejahteraan mustahik dalam menjalankan kehidupanya setelah memasuki dunia
9
kerjanya nanti. Dengan adanya memberdayakan
mustahik zakat
pelatihan keterampilan dari GYD, dapat sehingga
mereka menjadi terampil dan
mempunyai peluang selain bekerja mereka bisa membuka usaha jasa atas pelatihan yang mereka telah miliki dari pelatihan-pelatihan program PEKAN. Berawal dari rasa galau beberapa founding father yayasan Griya Yatim dan Dhuafa melihat kondisi anak-anak yang terpaksa putus sekolah atau tidak sekolah sama sekali karena harus bekerja untuk menyambung hidupnya di daerah Kampung Dadap, pemukiman kumuh persis ditengah-tengah megahnya perumahan Bumi Serpong Damai. Setelah beberapa kali mengadakan pertemuan, dibentuklah lembaga sosial yang konsen pada masalah sosial khususnya anak-anak.Dengan menempati sebuah rumah di Jl. Magnolia 1 Sektor 1.2 BSD yang digunakan juga sebagaiasrama yatim dan dhuafa terbentuklah organisasi sosial yang bernama Yayasan Griya Yatim dan Dhuafa pada tahun 2009.15Hampir setiap tahunnya penghimpunan dana Zakat di yayasan Griya Yatim dan Dhuafa mengalami peningkatan. Jumlah dana yang terhimpun pada tahun 2013 meningkat (Rp.4.51 miliyar) di bandingkan 2012 (Rp 3,11 milyar) dan tahun 2011 (Rp 1,6 miliyar) kemudian 2010 (Rp 695 juta) sehingga total
15
Griya Yatim & Dhuafa (GYD) “ Sejarah Terbentuknya Griya Yatim & Dhuafa” di akses pada tanggal 02 Desember 2014 dari http://id.griyayatim.com/profil/sejarah-gyd.html
10
penghimpunan sejak tahun 2010 sampai dengan tahun 2013 sejumlah Rp. 9,91 milyar.16 Dari sinilah maka penulis tertarik membuat karya tulis dalam bentuk skripsi yang berjudul “Pemberdayaan Mustahik Zakat Melalui Program PEKAN Pada Yayasan Griya Yatim Dan Dhuafa” . B. Permasalahan 1. Identifikasi Masalah Terkait dengan latar belakng tersebut, maka penulis mengidentifikasi masalah sebagai berikut: a. Bagaimana mekanisme pemberdayaan mustahik zakat melalui program PEKAN pada Yayasan Griya Yatim & Dhuafa? b. Bagaimana dampak pemberdayaan mustahik zakat dalam peningkatan keterampilan oleh yayasan Griya Yatim dan Dhuafa c. Bagaimana hasil program PEKAN Tersebut apakah anak yatim dan dhuafa mandiri atau tidak? 2. Pembatasan Masalah Agar permasalahan dalam penelitian ini tidak meluas dan fokus pada penulisan skripsi, maka penulis menganggap perlu untuk menyajikan penulisan skripsi ini hanya sebatas pada penekanan sebagai berikut :
16
Griya Yatim & Dhuafa (GYD) “ Laporan Auditor Independen dan Laporan Keuangan Tahun 2010-2012” (Tanggerang: Griya Yatim & Dhuafa,2012) h. 2
11
a. Yayasan Griya Yatim dan Dhuafa dalam pemberdayaan mustahik zakat melalui program PEKAN. b. Mustahik zakat mandiri atau tidak setelah mendapatkan program PEKAN. c. Tempat penelitian di Yayasan Griya Yatim & Dhuafa dan di asrama yayasan Griya Yatim dan Dhuafa. d. Penelitian dilakukan pada tahun 2015. e. Penelitian ini menelusuri akan mempertanyakan pemberdayaan mustahik zakat di Yayasan Griya Yatim & Dhuafa sejak 2012-2014 (3 tahun terakhir). 3. Perumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka dapat penulis rumuskan sebagai berikut: a. Bagaimana mekanisme pemberdayaan mustahik zakat melalui program PEKAN pada Yayasan Griya Yatim & Dhuafa? b. Bagaimana dampak pemberdayaan mustahik zakat terhadap peningkatan keterampilan mustahik pada Yayasan Griya Yatim & Dhuafa?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari pembuatan skripsi ini adalah : a. Untuk mengetahui mekanisme pemberdayaan mustahik zakat melalui program PEKAN yang dilakukan Griya Yatim & Dhuafa.
12
b. Untuk mengetahui dampak pemberdayaan mustahik zakat terhadap keterampilansetelah mendapatkan program PEKAN pada Yayasan Griya Yatim & Dhuafa. 2. Manfaat Penelitian Dengan adanya penelitian ini, dapat membuat pencerahan bagi pihakpihak terkait : a. Bagi Akademisi Diharapkan hasil penelitian ini mampu memberikan pengetahuan tentang zakat dan ekonomi syariah di tempat penulis menuntut ilmu.Sehingga penulis bisa memberikan manfaat bagi para pencari ilmu. b. Bagi Praktisi Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan bagi GYD atau pihak terkait yang di dalamnya untuk meningkatkan mutu yang lebih baik, demi kesejahteraan masyarakat sehingga tidak ada lagi kemiskinan dan bisa meningkatkan perekonomian negara. c. Bagi Masyarakat Diharapkan dapat memberikan tambahan nilai kesejahteraan agar selalu menyadari kewajiban untuk berzakat dari harta yang kita dapatkan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan meningkatkan aktivitas perekonomian serta pendidikan.
13
D. Tinjauan (Review) Kajian Pustaka Kajian pustaka adalah untuk mendapatkan gambaran hubungan topik yang akan diteliti dengan peneliti sejenis yang pernah dilakukan oleh penelitian sebelumnya sehingga tidak ada pengulangan yang tidak perlu. Uraian berikut akan memaparkan beberapa penelitian yang sudah dilakukan, sehingga menjadi jelas bagaimana penelitian ini penting dilakukan.
Table 1.1 Study Terdahulu No
Nama Peneliti,
Keterangan dan Isi
Perbedaan dengan
Judul
Penelitian
Penulis
Penelitian 1.
Amelia “Pemberdayan n
Masyarakat
Melalui Pelatihan Keterampilan Teknisi HandphoneDi Institut
Skripsi ini membahas
Sedangkan penelitian
tentang bagaimana
skripsi ini membahas
pemberdayaan masyarakat melalui pelatihan teknisi handphone di Institute
mengenai “Pemberdayaan Mustahik Zakat Melalui Program PEKAN Pada Yayasan Griya Yatim dan
Kemandirian Dompet Dhuafa”. Penelitian ini
Dhuafa dilaksanakan. untuk mengetahui
Kemudian bagaimana pelatihan keterampilan
bagaimana mekanisme pemberdayaan mustahik
14
Kemandirian
teknisi handphone di
zakat melalui program
Dompet
Institut Kemandirian
PEKAN pada Yayasan
Dhuafa”.Konse
Dompet Dhuafa dan
Griya Yatim & Dhuafa dan
ntrasi
apakah memberikan
Pengembangan
kontribusi kepada
Masyarakat
semangat kemandirian
bagaimana dampak pemberdayaan mustahik zakat terhadap peningkatan keterampilan mustahik
Islam, Fakultas pada pelakunya. pada Yayasan Griya Yatim
Dakwah
dan
& Dhuafa. Metode yang
Komunikasi, UIN
digunakan adalah dengan
Jakarta,
menggunakan pendekatan
Tahun 2009.
kualitatif. Dengan pengumpulan data berupa kepustakaan dan penelitian lapangan.
2.
Aceng
Skripsi ini membahas
Sedangkan penelitian
Taryana“Peran
tentang membahas
skripsi ini membahas
an Zakat
mengenai pemberdayaan
Dalam
masyarakat melalui
Pemberdayaan
program ketahanan
Masyarakat
pangan ubi. Tujuan
mengenai “Pemberdayaan Mustahik Zakat Melalui Program PEKAN Pada Yayasan Griya Yatim dan Dhuafa”. Penelitian ini
Melalui
penelitian ini untuk untuk mengetahui
15
Program
mengetahui mekanisme,
bagaimana mekanisme
Ketahanan
aplikasi dan sejauh mana
pemberdayaan mustahik
Pangan Ubi”.
efektifitas penyaluran
zakat melalui program
(studi kasus
dana zakat yang
masyarakat
dilakukan Masyarakat
mandiri Dompet
Mandiri Dompet Dhuafa
PEKAN pada Yayasan Griya Yatim & Dhuafa dan bagaimana dampak pemberdayaan mustahik
Dhuafa di
dalam mengembangkan zakat terhadap peningkatan
Kabupaten
program ketahan pangan
Kuningan Jawa
ubi. Metode yang
Barat).
digunakan adalah
& Dhuafa. Metode yang
Konsentrasi
penelitian kualitatif
digunakan adalah dengan
Perbankan
dengan mendapatkan data
menggunakan pendekatan
Syariah,
atau informasi melalui
kualitatif. Dengan
Fakultas Syariah
observasi, wawancara,
pengumpulan data berupa
dan Hukum,
kamera dan dokumentasi.
UIN Jakarta, Tahun 2011.
keterampilan mustahik pada Yayasan Griya Yatim
kepustakaan dan penelitian lapangan.
16
3.
Aditya
Penelitian membahas
Sedangkan penelitian
Ramadhan
penyaluran dana zakat
skripsi ini membahas
“Analisa
melalui pemberdayaan
Pemberdayaan
masyarakat . Tujuan
Zakat Dalam
penelitian ini untuk
Mensejahterak
mengetahui pengaruh dari
mengenai “Pemberdayaan Mustahik Zakat Melalui Program PEKAN Pada Yayasan Griya Yatim dan Dhuafa”. Penelitian ini
an
zakat dalam untuk mengetahui
Perekonomian
mengingkatkan
Mustahik”.(stu
kesejahteraan mustahik
di kasus pada
dan seberapa besar tingkat zakat melalui program
lembaga amil
keberhasilan dari program PEKAN pada Yayasan
zakat Sejahtera
yang telah dilakukan oleh
Griya Yatim & Dhuafa dan
Ummat Pondok
Lembaga Amil Zakat
bagaimana dampak
Aren-
Sejahtera Ummat. Metode pemberdayaan mustahik
Tanggerang).
yang digunakan adalah
Konsentrasi
penelitian kualitatif
Perbankan
dengan mendapatkan data
bagaimana mekanisme pemberdayaan mustahik
zakat terhadap peningkatan keterampilan mustahik pada Yayasan Griya Yatim & Dhuafa. Metode yang
Syariah,
atau informasih melalui digunakan adalah dengan
Fakultas Syariah
observasi, wawancara dan
dan Hukum,
studi documenter.
UIN Jakarta,
menggunakan pendekatan kualitatif. Dengan pengumpulan data berupa
17
kepustakaan dan penelitian
Tahun 2013
lapangan.
4.
Abdul Alim
Penelitian membahas
Sedangkan penelitian
“Pemberdayaa
pemberdayaan ekonomi
skripsi ini membahas
n Ekonomi
mustahik dengan zakat
mengenai “Pemberdayaan
perusahaan.Tujuan penelitian
Mustahik Zakat Melalui
ini untuk mengetahui
Program PEKAN Pada
pendistribusian dan
Yayasan Griya Yatim dan
pencapaian memberdayakan
Dhuafa”. Penelitian ini
ekonomi mustahik melalui
untuk mengetahui
zakat perusahaa secara
bagaimana mekanisme
produktif oleh Baitull
pemberdayaan mustahik
Konsentrasi
Muamalat selaku lembaga
zakat melalui program
Perbankan
zakat. Metode yang
PEKAN pada Yayasan
Syariah,
digunakan adalah penelitian
Griya Yatim & Dhuafa dan
Mustahik Zakat Perusahaan Pada Baitulmall Muamalat”
Fakultas Syariah kualitatif dengan dan Hukum,
bagaimana dampak
mendapatkan data atau
pemberdayaan mustahik
informasih melalui
zakat terhadap peningkatan
18
UIN Jakarta,
wawancara dan studi
keterampilan mustahik
Tahun 2010.
documenter.
pada Yayasan Griya Yatim & Dhuafa. Metode yang
. digunakan adalah dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Dengan pengumpulan data berupa kepustakaan dan penelitian lapangan.
Sementara itu, penelitian yang ingin penulis bahas yaitu tentang “Pemberdayaan Mustahik Zakat Melalui Program PEKAN Pada Yayasan Griya Yatim dan Dhuafa”. Dalam penelitian ini difokuskan mengenai Bagai mana mekanisme pemberdayaan mustahik zakat melalui program PEKAN pada Yayasan Griya Yatim & Dhuafa dan Bagaimana dampak pemberdayaan mustahik zakat terhadap peningkatan keterampilan mustahik pada Yayasan Griya Yatim & Dhuafa dengan menggunakan metode Kualitatif dan pendekatan Deskriptif.
19
E. Kerangka Teori Untuk memudahkan penulis dalam penyusunan skripsi, maka penulis perlu menjelaskan beberapa istilah yang terkait dengan judul skripsi ini, diantaranya, Yayasan Griya Yatim & Dhuafa, pendayagunaan dan pemberdayaan. Yayasan Griya Yatim & Dhuafa sebagai sebuah organisasi sosial yang fokus
pada
aspek
sosial,
GYD
melakukan
kegiatan
pengumpulan,
pengadministrasian dan pendistribusian atau pendayagunaan zakat, infak shadaqah.Dari hasil pengumpulan yang dilakukan oleh GYD, maka GYD melakukan pembuatan program- program pemberdayaan dalam meningkatkan kesejahteraan mustahik. Pendayagunaanzakat, menurut Pedoman Pelaksanaan Zakat di DKI Jaya itu ditentukan sebagai berikut : 1. Bersifat edukatif, produktif, agar penerima zakat pada suatu masa tidak memerlukan zakat lagi dan diharapkan menjadi orang yang membayar zakat. 2. Untuk fakir miskin, muallaf, dan ibnussabil, pembagian zakat itu dititikberatkan pada pribadinya bukan pada lembaga hukum yang mengurusnya. Kebijaksanaa ini dilakukan agar unsure pendidikan yang dikandung dalam pembagian zakat itu lebih kentara dan terasa
20
3. Bagi kelompok amil, gharimin, dan sabilillah, pembagian dititikberatkan pada badan hukumny atau kepada lembaga yang mengurus atau melakukan aktivitas-aktivitas keislaman. 17 Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia kata Pemberdayaan diterjemahkan sebagai upaya pendayagunaan, pemanfaatan yang sebaik-baiknya dengan hasil yang memuaskan. Kemudian istilah Pemberdayaan diartikan sebagai upaya memperluas horison
pilihan
bagi
masyarakat,
dengan
upaya
pendayagunaan
potensial,pemanfaatan yang sebaik-baiknya dengan hasil yang memuaskan. Ini berarti masyarakat diberdayakan untuk melihat dan memilih sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya, dapat dikatakan bahwa masyarakat yang berdaya adalah yang dapat memilih dan mempunyai kesempatan untuk mendapatkan pilihanpilihan.18 Sedangkan tujuannya pemberdayaan Masyarakat adalah terwujudnya kemandirian masyarakat dalam berusaha dengan kelembagaan yang tangguh sehingga masyarakat sejahtera.19 Dalam kegiatan program pemberdayaan PEKAN, Yayasan Griya Yatim dan Dhuafa melakukan pelatihan life skill seperti, yaitu Teknisi computer, HP, sepeda motor, kursus menjahit, merangkai bunga dan lain-lain. 17
Mohammad Daud Ali, Sistem Ekonomi Islam Zakat Dan Wakaf, (Jakarta: Universitas Indonesia (UI Press), 1988, cet.1), h,68-69 18 Lili Bariadi, dkk, Zakat dan Wirausaha,(Jakarta: CV. Pustaka Amri, 2005, cet. 1),h, 53-54 19 Tujuan Pemberdayaan Masyarkat, di akses pada tanggal 08 Desember 2014 dari http://munabarakati.blogspot.com/2014/02/makalah-pemberdayaan-masyarakat-pesisir.htm
21
Berdasarkan penjelasan diatas bahwa pemberdayaan kepada Yatim dan Dhuafa yang dikhususkan kepada remaja yang dilakukan Yayasan Griya Yatim dan Dhuafa sangat membantu bagi anak-anak Yatim dan Dhuafa setelah mereka dewasa dalam menghadapi tantangan didunia pekerjaan nantinya.
F. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode analisis deskriptif, yaitu pengumpulan data yang berupa kata-kata, gambaran dan bukan angka-angka.20Adapun data yang bersifat angka hanya dijadikan sebagai data pelengkap penelitian.Data yang sudah dikumpulkan, diolah dan dijelaskan sesuai dengan kebutuhan penelitian. Dengan demikian penelitian ini dapat memberikan gambaran sistematis dan akurat mengenai fenomena yang diteliti. Penelitian analisis merupakan penelitian yang ditujukan untuk meneliti secara terperinci suatu aktifitas atau kejadian, dan hasil dari penelitian tersebut dapat memberikan rekomendasirekomendasi untuk keperluan masa yang akan datang.
20
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2009), cet.kedua, h. 11
22
2. Jenis dan Sumber Data Dalam penelitian ini digunakan dua metode pengambilan data, yaitu : a. Data Primer Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama baik dari individu atau perseorangan seperti hasil dari wawancara atau hasil pengisian kuesioner yang biasa dilakukan oleh peneliti. 21Data yang dipeoleh adalah data penerima pemberdayaan program PEKAN, data penyaluran zakat dan data yang berhubungan dengan GRIYA YATIM & DHUAFA. b.Data Sekunder Data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer atau oleh pihak lain misalnya dalam bentuk tabel-tabel atau diagram-diagram. 22 3. Teknik Pengumpulan Data a. Kepustakaan Penelitian ini dilakukan untuk mengumpulkan data dan informasi yang akan membantu pengetahuan dengan bantuan berupa buku- buku, majalah, catatan, dokumen- dokumen atau website yang memang perlu diketahui si peneliti.
21
Husein Umar, Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis (Jakarta, PT Raja Grafindo Persada, 2004), h. 42. 22 Husein Umar, Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis (Jakarta, PT Raja Grafindo Persada, 2004), h. 42.
23
b. Penelitian Lapangan Penelitian ini dilakukan langsung ke lapangan dengan mendatangi kantor pusat Griya Yatim & Dhuafa (GYD) yang terletak di Jl. Virgin Island NA-7 De Latinos, BSD Rawa Buntu Kec. Serpong Tanggerang Selatan. Serta langsung bertemu dengan sebagian penerima pemberdayaan untuk melakukan wawancara dan observasi langsung. Dari hasil penelitian, penulis mendapatkan data dengan cara berikut: 1) Dokumenter Untuk melakukan penelitian ini dibutuhkan dokumen-dokumen GYD yang berhubungan dengan program PEKAN, dan data penerimapemberdayaan untuk dipelajari agar memudahkan penelitian. 2) Wawancara Wawancara adalah Tanya jawab secara tatap muka yang dilakukan oleh pewawancara dengan orang yang diwawancarai untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan. Dalam hal ini peneliti melakukan tanya jawab langsung kepada pihak pertama pelaksana program PEKAN GYD di kantor pusat GYD. Sedangkan Pihak kedua penerima pemberdayaan. 3) Observasi Observasi yaitu alat pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati langsung dan mencatat secara sistematis terhadap gejala-gejala
24
yang diselidiki.23Dalam hal ini penulis melakukan penelitian dengan cara mengamati langsung di Griya Yatim & Dhuafa. 4. Pedoman Penulisan Pedoman skripsi ini menggunakan buku “Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, UIN Press, 2012”. G. Sistematika Penulisan Untuk keserasian dan ketertiban pembahasan serta untuk mempermudah analisa materi dan penulisan skripsi ini, maka penulis menjelaskan dalam sistematika penulisan. Secara garis besar, skripsi ini terdiri dari lima bab yang dibagi dalam sub bab dan setiap sub bab mempunyai pembatasan masing-masing yang akan saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya, yaitu sebagai berikut: BAB I:
PENDAHULUAN Dalam bab ini, penulis menguraikan dan menjelaskan mengenai latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan (review) kajian terdahulu, kerangka teori, metode penelitian, sistematika penulisan.
BAB II: LANDASAN TEORI Dalam bab ini, penulis menguraikan dan menjelaskan teori mengenai pengertian Zakat, Infaq,Shadaqah beserta landasan hukumnya, fungsi 23
Cholid dkk, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2003, cet. 5), h. 70
25
dan peran ZIS bagi masyarakat, pengertian pemberdayaan masyarakat, tahap-tahap masyarakat, pemberdayaan
pemberdayaan indikator
masyarakat, pemberdayaan
masyarakat,pengertian
proses
pemberdayaan
masyarakat,
keterampilan,
tujuan jenis-jenis
keterampilan, pengertian mustahik zakat, standar mustahik zakat BAB III: PENGELOLAAN ZAKAT PADA YAYASAN GRIYA YATIM & DHUAFA Dalam bab ini, penulis memuat tentang, sejarah dan perkembangan Yayasan Griya Yatim dan Dhuafa, Dasar Hukum Yayasan Griya Yatim dan Dhuafa, Penghimpunan Zakat, Pengelolaan Zakat, Penyaluran Dana Zakat dan Program Pemberdayaan PEKAN Yayasan Griya Yatim dan Dhuafa. BABIV: PEMBERDAYAAN DAN PENINGKATAN KETERAMPILAN MUSTAHIK ZAKAT Dalam bab ini, penulis menguraikan dan menjelaskan mengenai , program PEKAN, Bagaimana mekanisme pemberdayaan mustahik zakat melalui program PEKAN pada yayasan Griya Yatim dan Dhuafa, Bagaimana dampak pemberdayaan mustahik zakat terhadap peningkatan keterampilan mustahik pada yayasan Griya Yatim dan Dhuafa. Dari data-data yang diperoleh dari penelitian hingga diketahui hasilnya, yang kemudian dilakukan analisis terhadap hasil guna dan mendapatkan kesimpulan.
26
BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN Bab penutup ini mencakup kesimpulan dari keseluruhan pembahasan yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya serta saran-saran yang dapat penulis sampaikan dalam penulisan skripsi ini.
BAB II LANDASAN TEORITIS A. Zakat, Infaq dan Shadaqah 1. Pengertian Zakat Zakat adalah isim masdar dari kata zaka-yazku-zakah.Oleh karena kata dasar zakat adalah zaka yang berarti berkah, tumbuh, bersih, baik, dan bertambah. Dengan makna tersebut, orang yang telah mengelurkan zakat diharapkan hati dan jiwanya akan menjadi besih, 1 sebagaimana firman Allah swt dalam surt al-ataubah: 103,
Artinya: ”ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui”.(Q.S At-Taubah:103)
Disamping itu, selain hati dan jiwanya bersih, kekayaannya akan bersih pula. Dari ayat di atas tergambar bahwa zakat yang dikeluarkan para Muzakki
1
Fakhruddin,M.HI., Fiqih & Manajemen zakat di Indonesia, (Malang: UIN-Malang Press, 2008, cet.1), h.13-14
27
28
dapat membersihkan dan mensucikan hati manusia, tidak lagi mempunyai sifat yang tercela terhadap harta, seperti rakus dan kikir. Wahbah Al-Zuhayly mengungkapkan beberapa pendapat ulama mazhab tentang definisi Zakat:2 a.
Menurut Mazhab Maliki, zakat adalah mengeluarkan sebagian yang khusus dari harta yang khusus pula yang telah mencapai nisab (batas kuantitas yang mewajibkan zakat) kepada orang-orang yang berhak menerimanya (mustahiq)-nya jika harta kepemilikan itu penuh dan mencapai haul (setahun), bukan barang tambang dan bukan pertanian.
b.
Menurut Mazhab Hanafi, zakat adalah menjadikan sebagian harta yang khusus dari harta yang khusus sebagai milik orang yang khusus, yang ditentukan oleh syari‟at karena Allah swt. Dikeluarkan hanya untuk mengharapkan ridha Allah SWT semata.
c.
Menurut Mazhab Syafi‟i, zakat adalah sebuah ungkapan untuk keluarnya harta atau tubuh sesuai cara khusus.
d.
Sedangkan Menurut Mazhab Hanbali, zakat adalah hak yang wajib (dikeluarkan) dari harta yang khusus untuk kelompok yang khusus pula.
2
Wahbah Al-Zuhayly, Zakat: Kajian Berbagai Mazhab, Penerjemah Agus Efendi, dkk (Bandung: Remaja Rosada,2008) h.83
29
Dari keempat pendapat tersebut dapat penulis simpulkan bahwa zakat suatu kewajiban yang ditentukan terhadap harta tertentu dalam waktu tertentu dan batasan tertentu yang diberikan kepada orang-orang tertentu. Didin Hafidhuddin mengutip Majma’ al-Lughah al-Arabiyyah, alMu’jam al-Wasith bahwa ditunjukan dari segi bahasa, kata zakat mempunyai beberapa arti, yaitu al-barakah (keberkahan), al-nama (petumbuhan dan perkembangan), al-thaharah (kesucian), dan al-shalah (keberesan).3
2. Pengertian Infaq Dijelaskan dalam surat Ali-Imran ayat 134:
Artinya: “(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan”.(Q.S Ali Imran:134)
3
Didin Hafidhuddin, Zakat dalam Perekonomian Modern, (Jakarta: Gema Insani Press,
2004), h.7
30
Jika zakat diberikan kepada mustahik tertentu maka infak boleh diberikan kepada siapapun juga, misalnya untuk kedua orang tua, kerabat, tetangga dan lain sebagainya.4 Hal ini dijelaskan dalam firman Allah surat Al-Baqarah ayat 215:
Artinya: “mereka bertanya tentang apa yang mereka nafkahkan. Jawablah: "Apa saja harta yang kamu nafkahkan hendaklah diberikan kepada ibu-bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan." dan apa saja kebaikan yang kamu buat, Maka Sesungguhnya Allah Maha mengetahuinya”.(Q.S Al-Baqarah:215)
3. Pengertian Shadaqah Sedekah secara semantik lafal “shadaqah” berasal dari “shadaqa” yang bermakna benar, atau lawan berdusta. Kemudian lafal tersebut digunakan sebagai sebua tern dalam syari‟ah islam, yang mengungkapkan “harta yang dikeluarkan setiap manusia untuk mendekatkan diri kepada Allah”. Dan digunakan lafal tersebut untuk kepentingan ungkapan makna di atas, karena mengeluarkan harta untuk kepentingan taqarrub kepada Allah merupakan 4
Didin Hafiduddin, Panduan Praktis Tentang Zakat Infak Sedekah, (Jakarta: PT.Gema Insani press, 1998), h. 14-15
31
suatu sikap dan perbuatan benar untuk dilakukan setiap muslim, dalam upaya membangun citra keislaman dan ketaqwaannya.5 Kemudian sedekah adalah pemberian sukarela yang dilkukan oleh seseorang kepada orang lain, terutama kepada orang-orang miskin, setiap kesempatan terbuka yang tidak ditentukan baik jenis, jumlah maupun waktunya. Lembaga sedekah sangat digalakan oleh ajaran islam untuk menanamkan jiwa sosial dan mengurangi penderitaan orang lain. Sedekah tidak terbatas pada pemberian yang bersifat material saja, tetapi juga dapat berupa jasa yang bermanfaat bagi orang lain. Bahkan senyuman yang dilakukan dengan ikhlas untuk menyenangkan orang lain, terutama dalam kategori sedekah.6Banyak ayat al-Qur‟an yang berhubungan dengan sedekah di antaranya salah satunya:
Artinya: “Allah memusnahkan Riba dan menyuburkan sedekah dan Allah tidak menyukai Setiap orang yang tetap dalam kekafiran, dan selalu berbuat dosa”.(Q.S Al-Baqarah:276)
5
Dr. H. Abudin Nata, dkk, Mengenal Hukum Zakat dan Infak/Sedekah,(Jakarta: Badan Amil Zakat dan Infak/Sedekah (BAZIS) Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta, 1999), h. 5-6 6 Mohammad Daud Ali, Sistem Ekonomi Islam Zakat dan Wakaf, (Jakarta: UI-Press, cet.pertama 1988), h.23
32
B. Landasan Hukum Zakat, Infak dan Shadaqah 1. Landasan Hukum Zakat Zakat diwajibkan di Madinah pada bulan Syawal tahun kedua Hijriyah.Pewajibnya terjadi setelah pewajiban puasa bulan Ramadhan dan zakat fitrah.Tetapi, zakat tidak diwajibkan atas para Nabi.Pendapat yang terakhir ini disepakati para ulama karena zakat dimaksudkan sebagai penyucian untuk orang-orang yang berdosa, sedangkan para Nabi terbebas dari hal demikian.Lagi pula, mereka mengemban titipan-titipan Allah swt dan disamping itu pula mereka tidak memiliki harta dan tidak diwarisi. Dalam Al-Qur‟an, zakat digandengkan dengan kata “Shalat” dalam delapan puluh dua tempat. Hal ini menunjukkan bahwa keduanya memiliki keterkaitan yang sangat erat. Zakat diwajibkan dalam Al-Qur‟an, sunnah dan ijma‟ulama.7 a) Adapun dasar hukum kewajiban zakat diantaranya dalam surat AlBaqarah:43:
Artinya: “Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orangorang yang rukuk”.(Qs. Al-Baqarah: 43) 7
Wahbah Al-Zuhayly, Zakat: Kajian Berbagai Mazhab, Penerjemah Agus Efendi, dkk (Bandung: Remaja Rosada,2008) h.89
33
b) Dalil Sunnah Dalam hadits Rasulullah SAW disebutkan antara lain: yaitu dalam hadits riwayat Ibnu Umar ra. Rasulullah SAW bersabda:
ًَعل ُ ع ْي اِب ِْي ُ ع ْن ُه َوا قَا َل َر َ ي االٍ ْسالَ ُم َ ُصلًَ هللا َ ُي هللا ِ ع َو َر َر َ َ علَ ْي ِو َو َ ِس ْى ُل هللا َ س َ ِ بُن:لن َ ض َ :خ َْو ٍس ِص َالةِ َواِ ْيت َا ُء الزَ َكاة ُ ش َهادَة ُ ا َ ْى الَ اِلوَ ا َِال هللاُ وأَىَ ُه َح َوذًا َر َ َوأِقَا ُم ال,ِس ْى ُل هللا 8 )ضاىَ (روه البخاري َ ص ْى ُم َر َه َ َو ْال َح ُج َو “Dari Ibnu Umar, Rasulullah bersabda: Islam dibangun di atas lima perkara. Mengakui bahwasanya tiada Tuhan selain Allah dan mengakui bahwasanya Muhammad Rasul Allah, mendirikan sholat, menunaikan zakat, melaksanakan haji, dan puasa di bulan Ramadhan. (Riwayat Imam AlBukhori 2:2)
c) Ijma‟ Ulama‟ Para ulama baik salaf (klasik) maupun khalaf (kontemporer) telah sepakat tentang adanya kewajiban zakat dan merupakan salah satu rukun Islam serta menghukumi kafir bagi yang mengingkari kewajibannya.9
2. Landasan Hukum Infaq Bahwa Allah mengemukakan anjurannya kepada umat islam agar membangun citra keislaman dan ketaqwaannya melalui amal harta, yakni menginfakkan sebagian dari yang dimiliki dan disukainya dalam jalur-jalur 8
Al-Imam al Hafidz ibnu Hajra al-Asqalani, Fathul Al- Bahari, Penerjemah: Team Azzam. Amiruddin, Lc (Jakarta : Pustaka „Azzam, 2004), h 57 9 Fakhruddin, Fiqh & Manajemen Zakat di Indonesia.( Malang: UIN Malang Press, 2008) h.23
34
yang diperintahkan, yakni sabilillah, fakir dan miskin sera jalur-jalur lainya.10 Kemudian Infak hukumnya sunat dan dianjurkan Allah melalui firmanya dalam surat Ali-Imran ayat 92:
Artinya: ”Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai. dan apa saja yang kamu nafkahkan Maka Sesungguhnya Allah mengetahuinya”. (Q.S AlImran:92)
3. Landasan Hukum Shadaqah Hukum dan ketentuan shadaqah dalam hal ini sama dengan ketentuan infak. Hanya saja kalau infak berkaitan dengan materi, sedangkan shadaqah memiliki arti yang lebih luas, termasuk pemberian yang sifatnya non materi, seperti memberikan jasa, mengajarkan ilmu pengetahuan, mendo‟akan orang lain dan sebagainya juga masuk dalam kategori shadaqah.11 Dijelaskan dalam firman Allah surat Al-Baqarah ayat 261:
10
Dr. H. Abudin Nata, dkk, Mengenal Hukum Zakat dan Infak/Sedekah,(Jakarta: Badan Amil Zakat dan Infak/Sedekah (BAZIS) Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta, 1999), h. 10 11 Hadi Wahyudi, Optimalisai Pendayagunaan ZIS Bidang Kesehatan Pada LAZ PKPU (Studi Kasus Lembaga Amil Zakat Nasional PKPU),”(Skripsi SI Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013)
35
Artinya: “perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allahmelipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki.danAllah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha mengetahui”. (Q.S Al-Baqarah:261) C. Tujuan dan Hikmah ZIS bagi Masyarakat Tujuan disyariatkanya ibadah zakat yaitu, membangun kemaslahatan hidup orang yang membayar zakat itu sendiri, serta membangun kemaslahatan orang yang menerima zakat. Orang yang membayara zakat akan semakin kuat akumulasi pahalanya, dan akan semakin mempunyai rasa aman dalam lingkungan sosialnya. Sedangkan orang yang menerima zakat, akan terbantu dalam menyelesaikan berbagai problema kehidupannya yang terus dililit berbagai kesulitan ekonomi. Dengan zakat, di samping terbantu untuk memenuhi kebutuhan konsumtifnya, juga akan terbantu dalam meningkatkan taraf hidup mereka, dengan menjadikan harta zakat sebagai modal usaha produktif. Demikian pula dengan tujuan infak/sedekah.12
12
Dr. H. Abudin Nata, dkk, Mengenal Hukum Zakat dan Infak/Sedekah,(Jakarta: Badan Amil Zakat dan Infak/Sedekah (BAZIS) Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta, 1999), h. 13
36
Inilah tujuan syar‟I dari penetapan zakat sebagai salah satu kewajiban dalam syari‟ah islam, serta penetapan infak/sedekah sebagai salah satu perbuatan baik yang sangat dianjurkan dalam syaria‟ah islam. Sedangkan hikmahhikmahnya: 1. Dengan zakat dan infak/sedekah seseorang akan terpelihara dirinya dari berbagai perbuatan dosa, karena harta adalah cobaan. Berbagai perbuatan maksiat justru lahir dari harta. Orang yang memiliki kelebihan harta, akan muncul sikap hedinisme yang merupakan kecendrungan natural dari susunan biologisnya sebagai manusia. Sikap hedonis inilah yang merupakan pangkal berbagai perbuatan maksiat. 2. Denagn zakat dan infak/sedekah orang-orang fakir miskin, khusunya fakir miskin potensial, bisa terangkat derajat kehidupanya, dan bias terbebas dari jerat-jerat kemiskinan, dengan memberikan zakat sebagai modal usaha mereka. 3. Dengan zakat dan infak/sedekah seseorang juga bias membina sikap kepribadian hidupnya untuk menjadi orang-orang humanis yang memiliki kepedulian terhadap kesulitan kehidupan orang lain. Dia akan menjadi orang-orang pemurah dan pengasih, dan terjauh dari sikap kikir yang tidak disukai oleh masyarakat lemah. Jika mereka menjadi orang baik, maka akan dicintai oleh masyarakat kecil, dan kian kecil ancaman-ancaman kekerasan sosialnya yang timbul akibat kesenjangan kaya-miskin.
37
4. Dengan zakat dan infak/sedekah juga, seseorang dapat memperlihatkan
sikap syukur terhadap nikmat-nikmat dan karunia Allah yang telah diterimanya. Dan Allah menjamin orang yang pandai mensyukuri nikmat yang telah diterimanya serta akan memperoleh nikmat yang jauh lebih besar dari pada yang dikeluarkan. 13 Jadi zakat, infaq dan shadaqah mempunyai landasan hukumnya. Zakat yang di wajibkan menurut dalil Al-Quransunah dan ijma ulama. Kemudian infaq dan shadaqah juga begitu dalam Al Qur‟an banyak di sebutkan dalil yang memerintahkanya.
D. Pemberdayaan Masyarakat 1. Pengertian Pemberdayaan Masyarakat Pemberdayaan (empowerment) merupakan suatu konsep dalam upaya menjadikan adanya kekuatan atau kekuasaan (power) pada seseorang/individu atau kelompok.Pemberdayaan berhubungan dengan upaya untuk merubah kemampuan seseorang, keluarga, atau kelompok dari keadaan tidak memiliki
kemampuan/kekuatan/keberdayaan menuju keadaan yang lebih baik.14 Menurut Habiyullah Jabbar pemberdayaan merupakan proses kerja sama antara pihak yang memberdayakan dan pihak yang diberdayakan. Keduanya
13
Ibid, h. 13-14 Dr.N.Oneng Nurul Bariyah, M.Ag, Total Quality Managemen Zakat Prinsip dan Praktek Pemberdayaan Ekonomi, (Ciputat: Wahana Kardofa FAI UMJ, cet. Pertama Maret 2012), h.223 14
38
merupakan suatu-kesatuan yang integral untuk mewujudkan kesejahteraan dan kemandirian. Kerja sama ini lazim dalam bentuk program yang dikelola bersama oleh semua pihak yang terjadi dari: pihak pemerintah, swasta, dan Masyarakat.15 Menurut
Gunawan
Sumadiningrat
pemberdayaan
diarah
guna
meningkatkan ekonomi masyarakat secara produktif sehingga mampu menghasilkan nilai tambah yang tinggi dan pendapatan yang lebih besar.Upaya peningkatan kemampuan untuk menghasilkan niai tambah paling tidak harus ada perbaikan akses terhadap empat hal.Yaitu akses terhadap sumberdaya, akses terhadap teknologi, akses terhadap permintaan.16 Pemberdayaan juga adalah suatu proses dan tujuan. Sebagai proses pemberdayaan adalah serangkaian kegiatan untuk memperkuat kekuasaan atau keberdayaan kelompok lemah dalam masyarakat, termasuk individu-individu yang mengalami masalah kemiskinan. Pemberdayaan sebagai suatu proses merupakan suatu yang berkesinambungan dimana komunitas atau kelompok masih ingin melakukan perubahan serta perbaikan dan tidak hanya terpaku pada suatu program saja. Sedangkan sebagai tujuan, maka pemberdayaan menunjukan pada keberadaan atau hasil yang ingin dicapai oleh sebuah perubahan sosial yaitu masyarakat miskin yang berdaya, memiliki kekuasaan 15
Habiullah Jabbar, (ed). Keadilan, Pemberdayaan, dan Penanggulangan Kemiskinan, (Jakarta: Balntika, Cet. Pertama, 2004), h.99 16 Erna erawati cholitim dan Juni Tamrin, Pemberdayaan dan Refleksi Finansial Usaha Kecil di Indonesia, (Bandung: Yayasan Akita, 1997), h.238
39
atau mempunyai pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi hidupnya baik yang bersifat fisik, ekonomi maupun sosial seperti memiliki kepercayaan diri, berpartisipasi dalam kegiatan sosial, dan mandiri dalam melaksanakan tigas-tugas kehidupannya. Pengertian pemberdayaan sebagai tujuan sering kali digunakan sebagai indikator keberhasilan pemberdayaan sebagai sebuah proses.17 Adapun pola-pola pemberdayaan ekonomi masyarakat mempunyai cirriciri atau unsur-unsur pokok sebagai berikut: a. Mempunyai tujuan yang hendak dicapai b. Mempunyai wadah yang terorganisir c. Aktivitas yang dilakukan terencana, berlanjut, serta harus sesuai dengan kebutuhan dan sumber daya setempat. d. Ada tindakan bersama dan keterpaduan dari berbagai aspek yang terkait e. Ada perubahan sikap pada masyarakat sasaran selama tahap-tahap
pemberdayaan18 Kemudian upaya untuk memberdayakan masyarakat dapat dilakukan dengan cara, yaitu:
17
Edi Suharto, Ph.D, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, (Bandung: PT. Refika Aditama, 2005), h.59-60 18 Lili Bariadi, Muhamad Zen, Zakat dan Wirausaha (Jakarta: CV. Pustaka Amri, 2005), h.47
40
a.
Menumbuhkan keinginan masyarakat untuk berwiraswasta, bergelut dalam aspek ekonomi, bertindak dengan merancang munculnya diskusi tentang apa yang menjadi masalah dalam masyarakat.
b.
Memberikan informasi tentang pengalaman kelompok lain yang telah sukses dan sejahtera.
c.
Membantu masyarakat utuk membuat analisis situasi usaha yang prospektif secara sistematik tentang hakekat dan penyebab dari masalah berbisnis.
d.
Menghubungkan masyarakat dengan sumber yang dapat dimanfaatkan19
2. Tahap-tahap Pemberdayaan Masyarakat Dalam pemberdayaan tidak langsung tebentuk atau terjadi secara langsung maupun tiba-tiba, tetapi melalui beberapa proses tahapan yakni: a. Tahapan persiapan Tahapan ini meliputi penyiapan petugas (community development), dimana tujuan utama ini adalah untuk menyamakan persepsi antar anggota agen perubah mengenai pendekatan apa yang akan dipilih dalam melakukan pengembangan masyarakat. Sedangkan pada tahap penyiapan lapangan, petugas melakukan studi kelayakan terhadap daerah yang akan dijadikan sasaran. Pada tahap inilah terjadi kontak dan kontrak awal dengan kelompok sasaran. 19
Isbandi Rukminto Adi, Pemikiran-pemikiran dalam Pembangunan Kesejahteraan Sosial (Jakarta: UI-Press, 2003), h.237 -238
41
b. Tahap Assessment Proses assessment yang dilakukan disini adalah dengan mengidentifikasi masalah (kebutuhan yang dirasakan) dan juga sumber daya manusia yang dimiliki klien. Dalam proses penilaian ini dapat pula digunakan teknik SWOT, dengan melihat kekuatan, kelemahan, kesempatan dan ancaman. c. Tahap Perencanaan Alternatif Program atau Kegiatan Pada tahap ini agen perubah (agen of change) secara partisifatif mencoba melibatkan warga untuk berfikir tentang masalah yang mereka hadapi dan bagaimana cara mengatasinya. d. Tahapan Pemformulasikan Rencana Aksi Pada tahap ini agen membantu masing-masing kelompok untuk merumuskan dan menentukan program dan kegiatan apa yang akan mereka lakukan untuk mengatasi permasalahan yang ada. e. Tahap Pelaksanaan (Implementasi) Program Tahap pelaksaan ini merupakan salah satu tahap yang paling krusial (penting) dalam proses pengembangan masyarakat, karena sesuatau yang sudah direncanakan dengan baik akan dapat melenceng dalam pelaksaan dilapangan bila tidak ada kerja sama antar warga. f. Tahap Evaluasi Tahap ini sebagai proses pengawasan dari warga dan petugas terhadap program yag sedang berjalan pada pengembangan masyarakat sebaiknya dilakuan dengan melibatkan warga.
42
g. Tahap Terminasi Tahap ini merupakan tahap pemutusan hubungan secara formal dengan komunitas
sasaran.Terminasi
dilakukan
seringkali
bukan
karena
masyarakat sudah dapat dianggap mandiri. Tetapi tidak jarang terjadi karena proyek sudah harus dihentikan karena sudah melibihi jangka waktu yang ditetapkan sebelumnya, atau karena sudah melibihi jangka waktu yang ditetapkan sebelumnya, atau karena anggaran sudah selesai dan tidak ada penyandang dana yang dapat dan mau meneruskan.20 3. Proses Pemberdyaan Masyarakat Pemberdayaan sebagai suatu proses merupakan sesuatau yang berkesinambungan dimana komunitas atau kelompok masih ingin melakukan perubahan serta perbikan dan tidak hanya terpaku pada satu program saja.21Proses pemberdayaan masyarakat terdiri dari lima tahap: 1. Menghadirkan kembali pengalaman yang dapat memberdaya guna dan tidak memberdayakan. 2. Mendiskusikan
alasan
mengapa
terjadi
pemberdayaan
dan
tidak
pemberdayaan. 3. Mengidentifikasi masalah. 4. Mengidentifikasi basis daya yang bermakna. 20
Amelia, Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pelatihan Keterampilan Teknisi Handphone Di Institut Kemandirian Dompet Dhuafa”(Skripsi SI Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009) 21 Isbandi Rukminto Adi, Pemikiran-pemikiran Dalam Kesejahteraan Sosial (Jakarta: Penerbit Fakultas Ekonomi UI, seri II 2002), h.173
43
5. Mengembangkan rencana-rencana aksi dan mengimplementasikan.22
4. Indikatr Pemberdayaan Masyarakat Indikator keberhasilan pemberdayaan masyarakat sebagai sebuah proses sering kali diambil dari tujuan sebuah pemberdayaan yang menunjukan kepada keadaan atau hasil yang ingin dicapai oleh sebuah perubahan sosial, yaitu: masyarakat miskin yang berdaya memiliki kekuasaan atau memiliki pengetahuan dan kemampuan memenuhi kebutuhan baik yang bersifat fisik, ekonomi, maupun sosial seperti memiliki kepercayaan diri, maupun menyampaikan aspirasi, mempunyai mata pencarian, berpartisipasi dalam kegiatan sosial, dan mandiri dalam melaksanakan tugas-tugas kehidupan.23 sedangkan indikator keberhasilan program yang dipakai untuk mengukur pelaksanaan program-program dari sebuah pemberdayaan masyarakat adalah sebagai berikut:24 a. Berkurangya penduduk miskin b. Berkembangnya usaha peningkatan pendapatan yang dilakukan oleh penduduk miskin dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia. c. Meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap upaya peningkatan kesejahteraan keluarga miskin dilingkunganya.
22
Nanich Machendra dan Agus Ahmad Syafe‟I, pengembangan Masyarakat Islam (Bandung: Rosdakarya, cet.pertama 2001), h.25 23 Achmad Subianto, Ringkasan dan Bagaimana Membayar Zakat, (Yayasan Bermula Dari Kanan: Jakarta, 2004), h.40. 24 Gunawan Sumodiningrat, Pemberdayaan Masyarakat dan Jaringan Pengamat Sosial, (Gramedia Pustaka Utama: Jakarta, 1999), h.29.
44
d. Meningkatkan kemandirian kelompok yang ditandai dengan semakin berkembangnya usaha produktif anggota dan kelompok, semakin kuatnya permodalan kelompok, semakin rapih sistem administrasi kelompok, serta semakin luasnya interaksi kelompok dengan kelompok lain didalam masyarakat. e. Meningkatkan kepastian masyarakat dan pemerataan pendapatan yang oleh peningkatan pendapatan keluarga miskin yang mampu memenuhi kebutuhan pokok dan kebutuhan sosial dasarnya. 5. Tujuan Pemberdayaan Masyarakat Tujuan Pemberdayaan adalah memperkuat kekuasaan masyarakat, khususnya kelompok lemah yang memiliki ketidakberdayaan, baik karena kondisi internal (misalnya persepsi mereka sendiri), maupun karena kondisi eksternal (misalnya ditindas oleh struktur sosial yang tidak adil).25 Kemudian Tujuan pemberdayaan juga adalah mendirikan manusia atau membangun kemampuan untuk memajukan diri ke arah yang lebih baik secara berkesinambungan.Oleh karenanya, pemberdayaan atau pengembangan masyarakat adalah upaya untuk memperluas pilihan bagi masyarakat.Ini berarti masyarakat diberdayakan untuk melihat dan memilih sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya.Untuk itu setiap pemberdayaan diarahkan untuk
25
Edi Suharto, Ph.D, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, (Bandung: PT. Refika Aditama, 2005), h.60
45
peningkatan martabat manusia sehingga menjadikan masyarakat maju dalam berbagai aspek.26 Namun, pemberdayaan duafa yang berbasiskan zakat infaq shadaqah memiliki tujuan lebih luas bukan sekedar aspek materi melainkan ada tujuan lain, sebagai berikut: 1. Memperteguh Keimanan Memperkuat keimanan merupakan landasan utama dari pendayagunaan zakat bukan hanya pembangunan apek ekonomi.Pembangunan sumber daya manusia (human resource) memiliki pengaruh yang sangat penting terhadap pembangunan berbagai aspek. Karena, kekuatan sumber daya manusia akan memberikan motivasi kuat bagi seseorang untuk berusaha atau meningkatkan kehidapan dalam segala aspek. Nilai keimanan berupa sifat sabar, tawakal dan keinginan kuat untuk berusaha merupakan energy yang mampu membangkitkan semangat kaum dhuafa. 2. Meningkatkan Kualitas Hidup yang terdiri dari aspek ekonomi sehingga keluar dari perangkap kemiskinan (pover trap). Begitu pula aspek kesehatan agar menjadi manusia yang sehat dan kuat terhindar dari berbagai penyakit. Tak kalah penting dari aspek ekonomi dan kesehatan yaitu bidang pendidikan. Dengan keunggulan dalam pendidikan dapat 26
Deden Fajar Badruzzaman, Pemberdayaan Kewirausahaan Terhadap Santri Di Pondok Pesantren (Studi Kasus Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul Iman Parung, Bogor),”(Skripsi SI Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009)
46
melahirkan manusia yang unggul keluar dari ketertinggalan dan kebodohan. 3. Menumbuhkan jiwa enterprenuership agar dapat mandiri Kemandirian merupakan sesuatu yang sangat penting, bahkan lebih bernilai dari materi. Menumbuhkan kemandirian berwirausaha dalam jiwa seseorang untuk akan lebih mendorong keberhsilan sehingga tercapai tujuan yang dicita-citakan. Hal demikian menjadi prinsip dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat. E. Keterampilan 1. Pengertian Keterampilan Menurut Kamus Besar Indonesia, Keterampilan berasal dari kata terampil yang berarti kecakapan dalam menyelesaikan tugas. 27Menurut W. Gulo keterampilan tidak mungkin berkembang kalau tidak didukung oleh sikap, kemauan dan pengetahuan.Manusia merupakan pribadi yang unik, dimana aspek rohaniah, mental intelektual dan fisik merupakan satuan kesatuan yang utuh.28 Keterampilan sangat erat kaitanya dengan sumber daya manusia. The Liang Gie mengemukakan pengertian keterampilan sebagai berikut:
27
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2007), Cet Ke-4 Ed. Ke-3, h. 1180. 28 W. Gulo, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Grafindo, 2002), h. 51.
47
keterampilan adalah kegiatan menguasai sesuatu keterampilan dengan tambahan bahwa mempelajari keterampilan harus dibarengi dengan kegiatan praktik, berlatih, dan mengulang-ulang suatu kerja. Seseorang yang memahami semua asas, metode pengetahuan dan teori dan mampu melaksanakan praktis adalah orang yang memiliki keterampilan.29 Menurut Littre didalam buku Maurice Duvenger, bahwa pengertian keterampilan adalah sebagai proses kolektif dari suatu kemahiran atau manufaktur khusus.30 Dengan demikian dapat dirumuskan bahwa pendidikan
ketarmpilan
merupakan upaya atau usaha untuk meningkatkan pengetahuan dalam hal keterampilan kemudian sikap dan kemampuan dengan tujuan peserta dapat belajar hidup mandiri dalam melaksanakan 1. Jenis-Jenis Keterampilan Mengenai keterampilan menurut Sardiman A.M dalam Ari Kurniawan ada dua jenis keterampilan umumnya meliputi: a. Keterampilan Jasmani, yaitu keterampilan yang dapat dilihat dan diamati, sehingga akan menitikberatkan pada keterampian gerak atau penampilan dari anggota tubuh seseorang yang sedang belajar. 29
Drs. Syarif Makmur, Pemberdayaan Sumber Daya Manusia dan Efektifitas Organisasi: Kajian Penyelenggaraan Pemerintah Desa (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2008), h. 70. 30 Maurice Duvenger, Sosiologi Politik, Penerjemah Daniel Dhakide (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007), h. 79.
48
b. Keterampilan Rohani, yaitu keterampilan yang menyangkut persoalanpersoalan penghayatan, keterampilan berfikir serta kreatifitas untuk menyelesaikan dan merumuskan masalah atau konsep.31 F. Mustahik zakat 1. Pengertian Mustahik Zakat Mustahik zakat ialah orang-orang yang berhak menrima zakat. Pada ayat 60 surat Al-Taubah, dijelaskan kelompok-kelompok yang berhak menerima zakat, yaitu Allah SWT berfirman:
Artinya: “Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, Para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk
31
Ari Kurniawan, Peran Yayasan Kumala Dalam Pemberdayaan Anak Jalanan Melalui Pendidikan Keterampilan di Kelurahan Rawa Badak Utara Kecamatan Koja Jakarta Utara, (Skripsi SI Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu KOmunikasi, Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010), h. 53.
49
jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana”.(Q.S At-Taubah:60) Seperti yang tertera dalam Al-qur‟an surat at-taubah ayat 60 mustahik zakat terbagi menjadi delapan golongan, yang berhak atas hasil zakat terbagi menjadi dua bagian, diantaranya: a. Golongan yang
mengambil hak zakat untuk memenuhi kebutuhan
mereka, seperti: fakir, miskin, hamba sahaya dan ibnu sabil. b. Golongan yang mengambilhak zakat untuk memanfaatkan harta
tersebut, seperti pegawai zakat (amil), muallaf, orangyang mempunyai banyak hutang untuk kepentingan yang berpiutang dan orang yang berperang di jalan allah.32 2. Standar Mustahik Zakat Orang-orang yang berhak menerima zakat ditentukan dalam Al-Qur‟an surat At-Taubah ayat 60, dari ayat tersebut sudah ditetapkan bahwa mustahik zakat dibagi menjadi delapan ashnaf, kedelapan golongan tersebut adalah: 1. Fakir Orang fakir adalah orang yang sangat miskin dan hidupnya menderita, tidak memiliki apa-apa untuk hidup atau orang-orang yang sehat dan
32
Dr. Abdul Al-Hamid Mahmud Al-Ba‟ly,ekonomi zakat, (Jakarta:Pt Raja Grafindo Persada
2006), h.68
50
jujur tetapi tidak mempunyai pekerjaan sehingga tidak mempunyai penghasilan. 2. Miskin Orang miskin adalah orang yang mempunyai mata pencarian atau berpengasilan tetap, tetapi penghasilanya belum mencukupi standar hidup bagi diri dan keluarganya.Orang miskin disebut juga orang yang memiliki pekerjaan, tetapi penghasilnya tidak dapat dipakai untuk memenuhi hajat hidupnya.Orang fakir, menurut mazhab Syafi‟I dan Hambali, lebih sengsara dibandingkan orang miskin.Orang fakir ialah orang yang tidak memiliki harta benda dan tidak memiliki pekerjaan atau dia memiliki sesuatu dan juga bekerja, tetapi pengahasilanya tidak melebihi dari pada setengah keperluanya sendiri dan orang-orang yang berada dibawah tanggung jawabnya.33 3. Amil Amil (pengelola) zakat adalah, orang-orang yang mengurus pelaksanaan zakat, memilih-milih, meneliti orang-orang yang membutuhkan, kemudian
membagi-bagikannya
kepada
orang
yang
berhak
menerimanya..Menurut pendapat Abu Hanifah dan Imam Malik, mereka diberikan haknya sesuai dengan pekerjaan dan dicukupi kebutuhankebutuhnya
secara
pejabat.Sedangkan 33
makruf, Menurut
seperti Imam
halnya
hakim,
jaksa
dan
Syafi‟I, mereka mendapat
Rahman Al-Zahrul, Dokrin Ekonomi Islam, (Jakarta: Dana Bakti Wakaf, 1995), h. 295
51
seperdelapan. Oleh karenya kerja pengurus zakat mendapat imbalan yang sudah maklum atas pekerjaan yang dilakukan amil da;am kedudukanya sebagai pekerja, maka ia berhak mengambil imbalan meskipun dia orang kaya, memiliki harta satu nisab.34 4. Mu‟allaf Yang temasuk dalam kelompok ini antra lain orang-orang yang lemah niatnya untuk masuk islam, mereka diberikan bagian dari zakat agar niat mereka masuk islam menjadi kuat dan kelompok ini diharapkan kecendrungan hati dan keyakinany untuk beriman kepada Allah SWT. Mencegah agar mereka tidak berbuat jahat bahkan diharapkan mereka akan mereka akan membela atau menolong kaum muslimin sehingga orang-orang yang baru memeluk islam yang mungkin kehilangan hartanya sangat terbantu untuk keperluan peningkatan keimanan dan kehidupannya. 5. Riqab Riqab artinya mengeluarkan zakat untuk memerdekakan budak sehingga terbebas dari dunia perbudakan.35Tetapi perbudakan dalamdalam bentuk
34
Prof. Muhammad Abu Zahrah, Zakat Dalam Perspektif Sosial, (Jakarta: PT. Pustaka Fir,daus, 1995) h.151-152 35 Wahbah Al-Zahayly, Zakat Kajian Berbagai Mazhab, terjemah oleh Agus Efendi dan Bahruddin Fannany, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1995), h. 285
52
lain masih banyak. Misalnya, masyarakat Islam yang tertindas baik oleh penjajahan atau dominasi golongan lain.36 6. Gharim Gharimin adalah orang-orang yang berhutang dalam kebaikan dan mengalami kesukaran pengembalian hutangnya itu, sehingga perlu dibantu untuk meringankan beban pembayaran hutangnya itu, baik berhutang karena dirinya sendiri, maupun karena perbuatan orang lain. Jika seseorang berhutang karena perbuatan dirinya sendiri, harus diberi bagian dari zakat jika fakir. Tapi jika hutang karena perbuatan orang lain, dia berhak menerima zakat, walaupun dia dalam keadaan kaya. Demikian pandangan ulama Syafi‟iyah.Sedangkan para ulam Hanafiyah berpendapat, bahwa seseorang yang punya hutang dan tidak memiliki cukup uang untuk membayarnya.Termasuk gharim yang wajib dibantu dengan zakat.Demikian pula menurut ulama Malikiyah dengan pembatasan bahwa hutangnya itu bukan sebagai akibat dari perbuatan maksiat. 7. Sabilillah Sabilillah pada awalnya bermakna biaya perang dijalan Allah, karena dakwah ke Islaman pada zaman permulaan lahirnya Islam itu senantiasa diikuti dengan peperangan.Akan tetapi, kini dakwah tersebut sudah berkembang modus dan pendekatanya, sehingga makna sabilillah 36
A. Nawawi Rambe, Fiqh Islam, (Jakarta: PT. AKA, 1994), h.221
53
berkembang terus.Namun yang paling pokok dari makna sabilillah adalah perjuangan menegakkan agama Allah.37 8. Ibnu Sabil Orang-orang yang sedang melakukan perjalanan adalah orang-orang yang berpegian (musafir) untuk melaksanakan suatu hal yang baik tidak termasuk maksiat.38Syarat-syarat Ibnu Sabil yang berhak menerima zakat adalah: a. Dalam keadaan membutuhkan b. Perjalanya bukan perjalanan maksiat c. Pada saat membutuhkan tidak ada orang yang memberi pinjaman.
37
Dr. H. Abudin Nata, dkk, Mengenal Hukum Zakat dan Infak/Sedekah,(Jakarta: Badan Amil Zakat dan Infak/Sedekah (BAZIS) Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta, 1999), h. 60 38 Wahbah Al-Zuhayly, Zakat Kajian Berbagai Mazhab, terjemah oleh Agus Efendi dan Bahruddin Fannany, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1995), h. 289
BAB III PENGELOLAAN ZAKAT PADA YAYASAN GRIYA YATIM DAN DHUAFA A. Sejarah Perkembangan dan Dasar Hukum Yayasan Griya Yatim dan Dhuafa Berawal dari rasa galau pada saat tahun 2009 beberapa founding father yayasan GYD melihat kondisi anak-anak yang terpaksa putus sekolah atau tidak sekolah sama sekali karena harus bekerja untuk menyambung hidupnya di daerah kampung Dadap, pemukiman kumuh persis ditengah-tengah megahnya perumahan Bumi
Serpong
Damai.
Setelah
beberapa
kali
mengadakan
pertemuan, dibentuklah lembaga sosial yang concern pada masalah sosial khususnya anak-anak.Dengan menempati sebuah rumah di Jl. Magnolia 1 Sektor 1.2 BSD yang digunakan juga sebagai asrama yatim dan dhuafa terbentuklah organisasi sosial yang bernama Yayasan Griya Yatim dan Dhuafa. Pada saat awal berdirinya, GYD dengan 6 orang karyawan menampung 9 orang anak yang tinggal diasrama dan membina sekitar 15-an anak yang semuanya berasal dari kampung Dadap. Karena dukungan masyarakat yang terus meluas mendorong dilakukannya pengelolaan organisasi ini lebih baik dirintislah program beasiswa pendidikan yatim dan dhuafa, santunan kesehatan, layanan donasi barang layak pakai dan lain-lain.
54
55
Animo masyarakat pada perlunya organisasi kemanusiaan ternyata cukup besar.Masyarakat memandang penting misi sosial ini diteruskan bahkan untuk kiprah yang lebih luas.Hanya berselang beberapa bulan, tepatnya bulan Agustus 2009 asrama kedua di Jl. Elang Raya – Bintaro Jaya dibuka.Pada akhir tahun 2009 GYD telah membina lebih dari 100 anak asuh. kemudian di tahun 2010 Pertumbuhan asrama meningkat. Kantor pelayanan dibuka didaerah Bintaro.Ekspansi mulai melebar ke Jakarta dan Bekasi dengan dibukanya asrama ketiga di Cibubur – Jakarta Timur dan asrama keempat di Kranggan – Bekasi.Dimulainya pembangunan sistem Teknologi Informasi untuk peningkatan mutu pelayanan. Hampir seluruh kantor cabang telah tersambung secara online. Website www.griyayatim.com dirilis dan disempurnakan, menggantikan alamat situs sebelumnya di www.griyayatim.org. Menjelang akhir tahun 2010, regenerasi puncak pimpinan diestafetkan dari Adi Prabowo beralih ke Haryono.Babak sejarah baru dimulai.GYD melakukan serangkaian adaptasi dan perubahan terkait visi, misi dan value yang menjadi budaya di GYD.Pembelajaran untuk menjadi organisasi yang amanah dan profesional terus dilakukan, salah satunya dengan penguatan program-program peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui pelatihan, training, seminar dan lain-lain.
56
Pada akhir tahun 2010 GYD membina lebih dari 800 binaan yang terdiri dari anak yatim dan dhuafa, janda dan lansia serta mengasuh 50an anak yang tinggal diseluruh asrama yatim dan dhuafanya. masuk di tahun 2011 Implementasi program GYD mulai difokuskan hingga mengerucut pada enam induk yaitu Pendidikan, Sosial, Pemberdayaan, Kemanusiaan, Lingkungan dan Wakaf. Daerah yang ada disekitar asrama GYD difokuskan untuk penyaluran yang terintegrasi dibidang pendidikan, sosial, kesehatan,
pelatihan
keterampilan
dan
pemberdayaan
ekonomi
secara
terpadu.Dengan bantuan koordinator mustahik sebagai pendamping, KBA (Komunitas berbasis asrama) menjadi pusat penyaluran program sehingga lebih terukur dan terkontrol. Pada peringatan Milad Dhuafa
melaunching
logo
kedua tanggal 9 Juni 2011, Griya Yatim dan dan
identitas
barunya
menggantikan
logo
sebelumnya.“Dengan keyakinan kuat untuk bisa memberikan manfaat yang semakin besar, GYD berdaya upaya untuk menjadi organisasi terdepan di indonesia yang dapat menghantarkan anak yatim dan dhuafa meraih masa depannya yang lebih baik.” Pada tahun 2012 Atas inovasi yang dilakukan dalam pola mengasuh dan memberdayakan anak yatim dan dhuafa, GYD mendapat pengakuan dari Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai lembaga sosial pertama di dunia yang
57
menggunakan kartu ATM dalam menyalurkan bantuan kepada penerima manfaat-nya. Sebagai lembaga yang mengusung misi amanah dan profesional, atas inisiatif sendiri GYD juga telah diaudit oleh institusi akuntan publik dan pada audit perdananya ini GYD berhasil memperoleh predikat “Wajar Tanpa Pengecualian”. Yayasan Griya Yatim dan Dhuafa bertekad agar ditahun ini keberadaan GYD dapat dirasakan oleh semakin banyak orang Indonesia termasuk dengan pembukaan jaringan atau asrama dan kantor pelayanan di 10 propinsi. “Dengan keyakinan kuat untuk bisa memberikan manfaat yang semakin besar, GYD berdaya upaya untuk menjadi organisasi terdepan di indonesia yang dapat menghantarkan anak yatim dan dhuafa meraih masa depannya yang lebih baik.” 1 1. Dasar HukumYayasan Griya Yatim dan Dhuafa Atas inovasi yang dilakukan dalam pola mengasuh dan memberdayakan anak yatim dan dhuafa, GYD mendapat pengakuan dari Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai lembaga sosial pertama di dunia yang menggunakan kartu ATM dalam menyalurkan bantuan kepada penerima manfaat-nya.
1
Griya Yatim & Dhuafa (GYD) “ Sejarah Terbentuknya Griya Yatim & Dhuafa” di akses pada tanggal 15 April 2015 dari http://id.griyayatim.com/profil/sejarah-gyd.html
58
Sebagai lembaga yang mengusung misi amanah dan profesional, atas inisiatif sendiri GYD juga telah diaudit oleh institusi akuntan publik dan pada audit perdananya ini GYD berhasil memperoleh predikat “Wajar Tanpa Pengecualian”. Kemudian GYD mendapatkan Keputusan Menteri Hukum dan HAM Republik Indonesua Nomor AHU-2494.AH.01.04.Th tentang Pengesahan Akta Pendirian Yayasan Griya Yatim & Dhuafa.kemudian surat keterangan terdaftar pajak Republik Indonesia. Dan Akte Notaris SK. Mentri Kehakiman RI No. 230.HT.03.01. TH.1998, Tgl 1 Oktober 1998. B. Penghimpunan, Pengelolaan, Penyaluran Dana Zakat 1. Penghimpunan Dana Zakat Menghimpun dana adalah merupakan tujuan fundraising yang paling mendasar. Termasuk dalam pengertian dana adalah barang atau jasa yang memiliki nilai material. Tujuan inilah yang paling pertama dan utama dalam pengelolaan zakat dan ini pula yang menyebabkan mengapa dalam pengelolaan zakat fundraising harus dilakukan.2 Dalam rangka fundraising maka organisasi pengelola zakat harus terus melakukan
2
edukasi,
sosialisasi,
promosi
dan
transfer
informasi
Direktorat Pemberdayaan Zakat, Direktorat Jendral Bimbingan Masyarakat Islam Departemen Agama RI Manajemen Pengelolaan Zakat, h.66
59
sehinggamenciptakan kesadaran dan kebutuhan pada masyarakat donatur (Muzakki) untuk melakukan donasi harta sesuai tuntutan ajaran Islam.3 Dari metode fundraising yang dilakukan oleh Yayasan Griya Yatim & Dhuafa untuk menghimpun dana Zakat, Infak dan Shadaqah dari para Donatur (Muzakki) trus meningkat setiap tahunnya. Berikut jumlah penerimaan dana yang didapat : Tabel 1.2 Jumlah Penerimaan Zakat tahun 2010 – 2013 Tahun
Jumlah Penghimpunan Zakat
2010
Rp.
695.000.000,-
2011
Rp. 1.598.385.679,-
2012
Rp. 3.113.409.105,-
2013
Rp. 4.511.343.391,-
Sumber: Laporan keuangan Yayasan Griya Yatim & Dhuafa Dari
data
penghimpunan
diatas
bahwa
dana
ZIS
yang
dihimpunYayasan Griya Yatim & Dhuafa pada tahun 2009-2013 mengalami peningkatan karena banyak program yang berjalan dengan baik sehingga banyak donatur tertarik dengan program-program yang dijalankan. Terlebih di tahun 2013 mengalami peningkatan yang signifikan.
3
Ibid, h.66-67
60
2. Pengelolaan dan Penyaluran Dana ZIS Pengelolaan ialah suatu bentuk tindakan menjalankan aktivitas yang meliputi unsur perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan dalam suatu bentuk kegiatan yang akan maupun yang sedang dilakukan.4 Mengenai hal pendayagunaan dana ZIS, Yayasan Griya Yatim & Dhuafa memiliki konsep pengelolaan dana ZIS dalam bentuk pemberdayaan jangka panjang pada masyarakat dan pemenuhan hak-hak masyarakat kecil. GYD membagi 4 program utama diantaranya yaitu: 1. Pendidikan 2. Sosial 3. pemberdayaan 4. kemanusiaan C. Program Pemberdayaan PEKAN Yayasan Griya Yatim dan Dhuafa Program PEKAN (Pelatihan Keterampilan untuk Anak Yatim dan Dhuafa) merupakan program pemberdayaan Yayasan Griya Yatim & Dhuafa. Program ini dibentuk sejak tahun 2009, dikarenakan melihat kondisi masyarakat khususnya anak-anak banyak yang putus sekolah kemudian banyak tidak mempunyai keahlian apapun.Program PEKAN berbentuk pembinaan dalam 4
Departemen pendidikan dan kebudayan, kamus besar bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,1989),h.411
61
bentuk pelatihan life skill.Biasanya program PEKAN diadakan di asrama-asrama GYD yang terletetak disetiap wilayah seperti di Jakarta timur. Program PEKAN berupa Teknisi komputer, Handphone, sepeda motor, kursus menjahit, merangkai bunga, dan lain-lain. Program ini diperuntuhkan bagi anak-anak yatim maupun dhuafa yang sudah remaja baik yang tinggal di asrama maupun yang tidak (non mukim).Kemudian Program ini dilakukan baik secara reguler setiap bulan maupun yang bersifat insidentil, program ini berbentuk pelatihan ketererampilan dan keahlian.Program ini merupakan pemberdayaan yang dilakukan oleh Yayasan Griya Yatim & Dhuafa untuk meningkatkan kesejahteraan mustahik dalam menjalankan kehidupanya setelah memasuki dunia kerjanya nanti. Dengan adanya
pelatihan keterampilan dari GYD, dapat memberdayakan
mustahik
zakat sehingga mereka menjadi terampil dan mempunyai peluang selain bekerja mereka bisa membuka usaha jasa atas pelatihan yang mereka telah miliki dari pelatihan-pelatihan program PEKAN. 5 1. Target dari pemberdayaan program PEKAN Yayasan Griya Yatim dan Dhuafa menargetkan untuk mengikuti pelatihan keterampilan program PEKAN sebanyak 20-50 orang pertahunya dari seluruh cabang asrama yayasan Griya Yatim dan Dhuafa Nasional.
5
Griya Yatim & Dhuafa (GYD) “ Laporan Auditor Independen dan Laporan Keuangan Tahun 2010-2012” (Tanggerang: Griya Yatim & Dhuafa,2012) h. 6-7
62
2. Indikator Yayasan Griya Yatim dan Dhuafa dalam pemberdayaan program PEKAN Indikator yayasan Griya Yatim dan Dhuafa dalam memberdayakan binaanya yaitu anak yatim dan dhuafa adalah, ketika dia telah sukses kemudian dia yang tadinya mustahik beralih pungsi menjadi muzakki. Kalo mustahik itu orang yang menerima bantuan kalo muzakki adalah orang yang menyalurkan bantuanya.6
6
Wawancara pribadi dengan Bpk. Roni Anto, Maneger Humas yayasan Griya Yatim dan Dhuafa. Selasa, 04 Agustus 2015 di kantor yayasan Griya Yatim dan Dhuafa.
BAB IV PEMBERDAYAAN DAN PENINGKATAN KETERAMPILAN MUSTAHIK ZAKAT Yayasan Griya Yatim dan dhuafa merupakan lembaga sosial ataupun lembaga nirlaba yang ingin menjadi organisasi terbaik dan fokus terhadap pengasuhan dan pemberdayaan anak yatim dan dhuafa. Yayasan Griya Yatim dan Dhuafa menjembatani kepedulian dari para donatur yang ikut andil dalam kepedulian terhadap anak yatim dan dhuafa. Yayasan Griya Yatim dan Dhuafa mempunyai ciri khas dari lembaga-lembaga zakat lainya dalam mendidik dan melatih perkembagan life skillnya, dalam Yayasan Griya Yatim dan Dhuafa menempatkan anak binaanya yaitu anak yatim dan dhuafanya dalam runag lingkup
asrama-asrama.
Kemudian
dengan
tujuan
guna
meningkatkan
kemampuan dan memunculkan bakat terhadap diri anak asuh binaanya yayasan Griya Yatim dan Dhuafa meluncurkan program pemberdayaan salah satunya adalah program PEKAN. Kemudian program tersebut akan di analisis dari hasil observasi oleh penulis sebagai berikut. A. Mekanisme pemberdayaan mustahik zakat melalui program PEKAN pada Yayasan Griya Yatim dan Dhuafa Dalam pembahasan ini penulis akan memaparkan tentang mekanisme yang digunakan oleh yayasan Griya Yatim dan Dhuafa dalam pemberdayaan mustahik
63
64
zakat melalui program PEKAN. Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa dana zakat, infak dan shadaqah tidak hanya bersifat konsumtif tetapi juga harus bersifat produktif. 1. Pengertian dan landasan berdirinya program PEKAN. PEKAN adalah pelatihan keterampilan untuk anak yatim dan dhuafa.program ini berdsarkan kesepakatan dari manegemen Yayasan Griya Yatim dan Dhuafa dan diluncurkan melalui program Humas pada tahun 2010. Program pemberdayaan PEKAN diberikan kepada anak asuh asrama Yayasan Griya Yatim dan Dhuafa yang di fokuskan terhadap anak-anak asuh yang sebentar lagi lulus SMA, yang mereka sendiri tidak ada kemampuan untuk kuliah secara prestasi mereka di bawah rata-rata, sehingga mereka sebelum lulus itu harus dibekali dengan keterampilan salah satunya munculah program PEKAN.1
2. Syarat untuk mendapatkan program pemberdayaan PEKAN Untuk mendapatkan program PEKAN pada anak binaan yatim dan dhuafa, asrama yayasan Griya Yatim dan Dhuafa tidak ada mekanisme didalamnya, tetapi disyaratkan untuk mendaptkan Program PEKAN anakanak yatim dan dhuafa sebelum masuk keasrama yayasan Griya Yatim dan Dhuafa Adapun mekanisme yang digunakan oleh Yayasan Griya Yatim dan 1
Hasil wawancara dengan Bpk. Roni Anto, Maneger Humas yayasan Griya Yatim dan Dhuafa. Selasa, 04 Agustus 2015 di kantor yayasan Griya Yatim dan Dhuafa.
65
Dhuafa sebelum memasuki asrama perlu melakukan langkah-langkah sebagai berikut: a. yaitu dengan mengisi formulir dilengkapi dengan foto copy KTP orang tua, Akte Kelahiran, KK dan surat keterangan tidak mampu. b. kemudian dari pihak Yayasan Griya Yatim dan Dhuafa memasukan dalam data best yayasan Griya Yatim dan Dhuafa. c. lalu ada tim yang menyurpai ke rumah tersebut apakah layak nantinya tinggal di asrama yayasan Griya Yatim dan Dhuafa.
3. Mitra dari program pemberdayaan PEKAN Hasil yang didapat dari penelitian di Yayasan Griya Yatim dan Dhuafa, bahwa yayasan Griya Yatim dan Dhuafa tidak bisa bekerja sendiri tanpa adanya bantuan dari pihak-pihak dan mitra. Biasanya mitra yang biasa membantu ada kebanyakn dari para donator, kemudian dari sekitar asrama contohnya memasak dari ibu-ibu dan juga pernah saat itu bekerja sama dengan AHAS Honda solo.
4. Tingkatan Umur pelatihan dari program pemberdayaan PEKAN Untuk mengikuti program PEKAN tidak hanya untuk anak-anak SMA saja. Lebih spesifik seperti bengkel motor dan service HP dan komputer di usahakan yang mau lulus SMA. Tetapi untuk keterampilan seperti komputer, menjahit menyulam (memanfaatkan barang-barang bekas menjadi barang-
66
barang beharga) dan tambal sulam itu usia SD,SMP harus sudah dibekali seperti itu.
5. Konsep pemberdayaan yayasan Griya Yatim dan Dhuafa Dalam konsep pemberdayaan mustahik yang dilakukan yayasan Griya Yatim dan Dhuafa adalah kuminitas diasrama. Artinya, jadi diutamakan adalah warga sekitar asrama yang diberdayakan atau singkatanya Komunitas Berbasis Asrama (KBA).
6. Tahapan-tahapan dalam memberdayakan anak yatim dan dhuafa Yayasan Griya Yatim dan Dhuafa dalam memberdayakan
binaanya
yaitu anak yatim dan dhuafa mempunyai tahapan-tahapan di dalamnya yaitu: a. Mengkordinir anak asuh mukim yang sudah mau lulus dan masih SMA ataupun kelas 1-3 tingkat SMA. b. Yang laki-laki biasanya pelatihan merakit
komputer, service
Handphone Jadi Handphone yang telah rusak dikumpulkan, kemudian anal-anak tersebut dikumpulkan pihak yayasan Griya Yatim dan Dhufa. Tidak hanya itu anak-anak itu juga di dampingi oleh tutor yang mengajarinya. Kemudian juga pernah keterampilan seperti bengkel sepeda motor yang waktu itu kerja sama dengan AHAS Honda di Solo. c. Para putrinya biasanya pelatihan menjahit, memasak dan merangkai bunga ataupun menyulam.
67
d. Sedangkan anak-anak SD,SMP yang selama ini pernah dijalankan seperti pelatihan komputer, menjahit, menyulam, memanfaatkan barang-barang bekas menjadi beharga seperti tambal sulam itu dari usia SD,SMP harus sudah dibekali seperti itu.2
7. Diadakanya program pemberdayaan PEKAN Hasil penelitian yang didapatkan penulis bahwa dalam setahun biasanya program PEKAN di adakan idealnya setahun dua kali diadakan setiap liburan sekolah dan setelah kenaikan kelas.Paling sering liburan semester.Biasanya diadakan selama satu hari tetapi ada foloupnya biasanya tidak hanya hari itu saja. Yang paling sering mengikuti pelatihan adalah asrama Jabodetabek. Dipusatkan biasanya sering di Cibubur Bumi Perkemahanya.
2
Hasil wawancara dengan Bpk. Roni Anto, Maneger Humas yayasan Griya Yatim dan Dhuafa. Selasa, 04 Agustus 2015 di kantor yayasan Griya Yatim dan Dhuafa.
68
Gambar 2.1 foto-foto kegiatan program pembedayaan PEKAN
Sumber: Majalah yayasan Griya Yatim dan Dhuafa 8. Tujuan program pemberdayaan PEKAN Tujuan yayasan Griya Yatim dan Dhuafa dalam pemberdayaan mustahik seperti program PEKAN dalam pemberdayaan anak-anak yatim dan
69
dhuafa ini mengarahuh terhadap kemandirian, sebab pemberdayaan kalau tidak sampai kepada tingkat kemandirian, maka tidak berhasil disebut sebagai pemberdayaan seperti yang dipaparkan oleh Manger Humas yayasan GYD, Bapak Roni Anto yaitu, “Pemberdayaan masyarakat adalah, mengentaskan masyarakat khusunya bagi warga kaum yatim dan dhuafa kita bekali sebuah ilmu sehingga kedepanya mereka itu sudah siap. artinya idealnya GYD tidak memberikan dalam bentuk uang, kalo bentu uang akan habis dimakan pada saat itu, tetapi yang kita berikan adalah ilmu. Ibarat seperti ini kalo ingin memberikan masyarakat itu agar kelangsungan pemberdayaan masyarakat terus berjalan antara ikan sama pancing yang kita berikan adalah pancingnya. Kalo GYD berikan ikan habis hari itu, tetapi kalo GYD berikan pancing bisa setiap saat dia bisa memancing sampai tidak terbatas seperti itu”.3 Dari hasil penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa mekanisme pemberdayaan yang dilakukan yayasan Griya Yatim dan Dhuafa baik dalam prosedur dan tujuanya pelaksanaan kepada mustahik sesuai dengan prosedur yang sudah terencana sehingga program dapat terlaksana dengan baik.
3
Hasil wawancara dengan Bpk. Roni Anto, Maneger Humas yayasan Griya Yatim dan Dhuafa. Selasa, 04 Agustus 2015 di kantor yayasan Griya Yatim dan Dhuafa.
70
B. Dampak
pemberdayaan
mustahik
zakat
terhadap
peningkatan
keterampilan mustahik pada Yayasan Griya Yatim dan Dhuafa Setiap kegiatan akan mempunyai hasil yang selalu ingin dicapainya, hasil tersebut bisa berdampak positif maupun negatif. Tetapi pada umumnya dampak yang diinginkan dari setiap kegiatan mempunyai dampak yang positif karena tujuan yang direncanakan berhasil atau berjalan sesuai dengan rencana. Seperti halnya program PEKAN, dampak pemberdayaan mustahik zakat terhadap peningkatan keterampilan mustahik pada yayasan Griya Yatim dan Dhuafa yang dilaksanakan oleh yayasan tersebut mempunyai dampak yang baik terhadap binaan anak yatim dan dhuafanya. Dalam hal ini penulis menguraikan hasil wawancara dengan maneger humas mengenai dampak pemberdayaan mustahik zakat terhadap peningkatan keterampilan mustahik pada yayasan Griya Yatim dan Dhuafa.Selain itu data dampak program ini didapatkan dari anak binaan lulusan asrama yayasan griya Yatim dan Dhuafa terkait program pemberdayaan yang dijalankan, serta dari anak asrama penerima manfaat program tersebut. Oleh karena itu, yayasan Griya Yatim dan Dhuafa bersama supporter membangun sebuah program pemberdayaan PEKAN yang selama ini pernah dijalankan seperti pelatihan komputer, service Handphone, pelatihan memasak yang bekerja sama dengan ibu-ibu sekitar asrama, pelatiha menyulam memanfaatkan barang-barang bekas menjadi barang-barang beharga yang
71
nantinya akan diberikan sebagai bingkisan untuk para donatur, serta pelatihan menjahit. Dari setiap program pemberdayaan PEKAN tersebut mempunyai dampak terhadap lembaga dan terutama pada diri anak binaan yatim dan dhufa asrama yayasan Griya Yatim dan Dhuafa. 1. Realisasi dari pemberdayaan program PEKAN dari target yang di harapkan Hasil dari penelitian yang didapat penulis,bahwa di Yayasan Griya Yatim dan Dhuafa realisasinya yang dicapai mencapai 75% dari 100% yang ditargetkan seluruh cabang asrama yayasan Griya Yatim dan Dhuafa. a. Hasil wawancara dengan lulusan asrama Catur Faturachman di yayasan Griya Yatim dan Dhuafa. Pelatihanya yang pernah di ikutinya adalah merakit komputer dan service Handphone. Merakit komputer dari merakit hardwer masang, kipas prosesor, seperti itu. Service Handphone seperti menganalisa kerusakan dari Handphone tersebut. Kemudian biasanya program itu di adakan selama sehari dari pagi hingga sore hari. Kemudian awalnya
mendengarkan arahan pembimbing lalu setelah itu langsung
peraktek.4 b. Kemudian hasil wawancara dengan Azizah Nasution.Pelatihan yang pernah di ikutinya yaitu menjahit, memasak, merangkai bunga, kemudian diwajiban kepada anak asrama darikelas 1-3 tingkat SMA dan biasanya
4
Hasil wawancara dengan lulusan Asrama Catur Faturachman, Staff IT yayasan Griya Yatim dan Dhuafa. Selasa, 25 Agustus 2015 di kantor yayasan Griya Yatim dan Dhuafa.
72
pada saat itu diadakan sebulan sekali. Ada hambatan setiap kegiatan berlangsug seperti waktu yang kurang pas kadang bentrok sama kegiatan sekolah.5
2. Dampak dari program pemberdayaan PEKAN Data hasil wawancara yang didapat penulis dari maneger humas yayasan Griya Yatim dan Dhuafa. a. Dampak terhadap yayasan Griya Yatim dan Dhuafa merasa legah dan
bersyukur dengan adanya program PEKAN itu membantu anak-anak asuh membekali dirinya ketika nanti sudah dewasa dengan keterampilan yang telah di berikan. b. Kemudian anak-anak yang telah lulus dari asrama yayasan Griya
Yatim dan Dhuafa dan telah mendaptkan pelatihan keterampilan Alhamdulillah rata-rata terpakai semua tenaganya untuk mereka bekerja di instansi-instansi dan lainya kemudian ada juga yang kuliah.6 Kemudian Dari seluruh program pemberdayaan yang ada di yayasan Griya Yatim dan Dhuafa membutuhkan dana yang besar. Berikut jumlah dana yang dikeluarkan untuk program pemberdayaan:
5
Hasil wawancara dengan lulusan Asrama Azizah Nasution, Customer Service asrama yayasan Griya Yatim dan Dhuafa. Selasa, 11 September 2015 di asrama Depok yayasan Griya Yatim dan Dhuafa 6 Ibid,
73
Tabel 1.3 Jumlah Penyaluran Dana Yayasan Griya Yatim dan Dhuafa Pada Program PemberdayaanTahun 2009-2015
TAHUN
JUMLAH PENYALURAN PROGRAM PEMBERDAYAAN
2009
Rp. 2.500.000,-
2010
Rp. 31.100.000,-
2011
Rp. 24.135.300,-
2012
Rp. 118.308.949,-
2013
Rp. 181.384.324,-
2014
Rp. 220.864.800,-
2015
Rp. 26.538.000,-
Sumber: Laporan Keuangan Yayasan Griya Yatim dan Dhuafa Dengan demikian jumlah penyaluran dalam program pemberdayaan setiap tahunya mengalami kenaikan khusunya di tahun 2012 Rp. 118.308.949,- dan pada tahun 2013 Rp. 181.384.324,- kemudian di tahun 2014 Rp. 220.864.800,-. Dari hasil penyaluran menyeluruh setiap tahunya yayasan Griya Yatim dan Dhuafa mengalami kenaikan yang tinggi ini berakibat progres untuk setiap program-program di dalamnya dari setiap tahunya.
74
Tabel 1.4 Jumlah Pencapaian Kelulusan Anak Asrama Yayasan Griya Yatim dan Dhuafa Tahun 2012-2014
3.5 3 2.5 2
2012
1.5
2013 2014
1 0.5 0 2012
2013
2014
Sumber: lulusan asrama yayasan Griya Yatim dan Dhuafa7 Saat ini, yayasan Griya Yatim dan Dhuafa terhitung tahun 2012-2014 yang telah lulus tingkat SMA anak binaanya di tahun 2012 belum ada yang lulus sedangkan ditahun 2013 terhitung hanya 1 yang lulus yaitu laki-laki dia sekarang bekerja di kantor pusat yayasan Griya Yatim dan Dhuafa sebagai staff IT. bedasrkan data yang didapat sebenarnya ada 3 orang yang seharusnya lulus ditahun 2013 tetapi sebelum kelas 3 SMA, 2 orang anak binaan yayasan Griya Yatim dan Dhuafa sudah mengundurkan diri dan keluar dari asrama. Kemudian ditahun 2014 terhitung ada 3 orang yang lulus yaitu semuanya
7
Wawancara pribadi dengan lulusan Asrama Catur Faturachman, Staff IT yayasan Griya Yatim dan Dhuafa. Selasa, 25 Agustus 2015 di kantor yayasan Griya Yatim dan Dhuafa.
75
perempuan dan salah satunya bekerja diasrama cabang Depok sebagai Customer service dan kuliah di UMJ. Hasil
wawancara
dengan
lulusan
asrama
Griya
Yatim
dan
Dhuafa.”Awal-awal lulus diasrama tahun 2013 saya bekerja di bagian humas griya yatim dan dhuafa selama 3 bulan karena saya mempunyai keahlian lebih di bidang komputer akhirnya saya di pindahkan di bagian IT hingga sekang. Kemudian saya kuliah di UMPAM jurusan Tehnik Informatika. Kemudian saya sekarang membuka service computer bekerja sama bersama teman kelas di kampus bertiga membuat usaha sendiri”.8
3. Faktor pengahmbat dalam program pemberdayaan PEKAN Maneger humas yayasan Griya Yatim dan Dhuafa mengatakan yang menjadi faktor penghambat yaitu: a.
dari kemauan anak yang masih kurang memahami maksut dan tujuan dari memberikan pelatihan kepada anak-anak,
b. Kemudian faktor dari pengajar program PEKAN ini ada yang gratis mereka menyumbangkan pikiran apa yang di punya. Berbagai faktor banyak, pelajaran geratis terkadang juga susah walaupun ada juga tetapi tidak semuanya kadang diasrama itu ada yang satunya belum 8
ada
Wawancara pribadi dengan lulusan Asrama Catur Faturachman, Staff IT yayasan Griya Yatim dan Dhuafa. Selasa, 25 Agustus 2015 di kantor yayasan Griya Yatim dan Dhuafa.
76
peralatan keterampilanya dan tentu ada di asrama yang satunya ada, dan tidak semuanya merata. c. Dari barang-barangnya seperti komputer hanya memakai computer asrama kadang-kadang tidak semua anak satu komputer tetapi satu komputer untuk bersama-sama.9
4. Faktor pendukungnya dalam program pemberdayaan program PEKAN a. adanya donatur GYD yang sanggup menyumbangkan apa yang di punya walaupun hanya memebrikan pola pikiranya dan tenaganya mereka juga tidak meminta dibayar. b. ada juga masih adanya perusahaan-perusahaan besar yang sanggup untuk membantu program PEKAN contohnya Honda AHAS Solo. dan juga pelatihan-pelatihan keterampian yang lainya seperti donator-donatur yang menyumbangkan seperti mengajarkan anak-anak dari menyulam pakaian barang-barang bekas menjadi barang-barang yang ada nilainya. Biasanya setelah itu barang-barangya menjadi bingkisan ke donator. 10 Dengan demikian dampak pemberdayaan mustahik zakat terhadap peningkatan keterampilan mustahik pada yayasan Griya Yatim dan Dhuafa telah banyak dirasakan oleh penerima manfaat yakni khusunya para lulusan
9
Hasil wawancara dengan Bpk. Roni Anto, Maneger Humas yayasan Griya Yatim dan Dhuafa. Selasa, 04 Agustus 2015 di kantor yayasan Griya Yatim dan Dhuafa. 10 Ibid,
77
asrama Griya Yatim dan Dhuafa mereka mendapatkan pelatihan keterampian. Dampaknya setelah anak binaan setelah lulus rata-rata langsung bekerja di antaranya bekerja di kantor Griya Yatim dan Dhuafa dan di instansi lainya kemudian rata-rata ada yang kuliah.
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 1. Mekanisme pemberdayaan program PEKAN untuk mendapatknya di dalamnya tidak ada mekanisme untuk anak asrama yayasan Griya Yatim dan Dhuafa, tetapi untuk memasuki atau tinggal di asrama yayasan Griya Yatim dan Dhuafa harus melengkapi dengan persyaratan-pesyaratan seperti mengisi formulir dilengkapi dengan foto copy KTP orang tua, Akte Kelahiran, KK dan surat keterangan tidak mampu dan untuk anak yatim di tambah surat keterangan kematian orang tua. 2. Pemberdayaan pada program PEKAN yayasan Griya Yatim dan Dhuafa telah berdampak signifikan pada jumlah penerima manfaat program pemberdayaan bagi mustahik zakat. Faktanya semenjak dibuatnya program PEKAN semenjak lulus di tahun 2013 tingkat SMA ada 1 orang kemudian di tahun 2014 yang lulus tingkat SMA ada 3 orang. Walaupun sedikit yang lulus di tahun tersebut di sebabkan karena yayasan Griya Yatim dan Dhuafa baru berdiri pada tahun 2009 sementara itu anak-anak asuhnya masih rata-rata sekolah tingkat SD, SMP, dan SMA. Kemudian anak asuh dari lulusan asrama Griya Yatim dan Dhuafa rata-rata bekerja dan di antaranya ada juga yang kuliah. Sementara itu lulusan asrama ada salah satunya yang membuka usaha di temapat kuliahnya yaitu service komputer.
78
79
B. Saran-saran Saran untuk pemberdayan program PEKAN yayasan Griya Yatim dan Dhuafa 1. Seharusnya Melakukan monitoring dan evaluasi harus lebih rutin kembali karena dengan monitoring dan evaluasi program yang dilaksanakan semakin baik dan efektif pemberdayaan program PEKAN kedepannya. 2. Harus lebih sering lagi di adakanyap emberdayaan program PEKAN tidak hanya setahun dua kali di adakanya dan tidak hanya sehari saja dalam di adakanya program tersebut. 3. Sebaiknya yayasan GriyaYatim dan Dhuafa dalam menjalankan program PEKAN harus di tingktkan lagi seharusnya pelatihan dalam satu bidang lebih di tekanakan dan tidak hanya anak-anak mukimnya saja tetapi non mukimnya juga harus di ikutkan dalam program PEKAN. 4. Sebaiknya anak-anak yang setelah lulus yang ingin membuka usaha seharusnya bisa diberi bantuan ataupun modal untuk mengembangka nketerampilan yang telah dibekali keterampilan dari program PEKAN. 5. Agar yayasan Griya Yatim dan Dhuafa lebih mengoptimalkan dana ZIS, sehingga lebih banyak lagi penerima manfaatnya dan lebih meningkatkan fasilitas alat keperluan untuk mendukung pemberdayaan program PEKAN dan lainya yang ada sehingga kegiatan berjalan lancar dan optimal untuk penerima manfaat.
DAFTAR PUSTAKA Al- Qur’an
Adi, Rukminto, Isbandi. Pemikiran-Pemikiran Dalam Pembangunan Kesejahteraan Sosial, UI-Press, Jakarta: 2003.
Aflah.Ed, Noor. Strategei Pengelolaan Zakat Di Indonesia, Penerbit Forum Zakat, Jakarta: 2011. Al- Asqalani, Ibnu Hajar, Al- Imam, Al. Fathul Bahari, Penerjemmah Team Azzam Amiruddin, Lc. Jakarta: 2004 Al-Ba’ly, Mahmud, Al-Hamid, Abdul, Dr, Ekonomi Zakat,PT.Raja Grafindo Persada, Jakarta: 2006.
A.Halim, Rr.Suhartini. Model-model Pemberdayaan Masyarakat, Pustaka Pesatren, Yogyakarta: 2005. Alim, Abdul. ”Pemberdayaan Ekonomi Mustahik Zakat Perusahaan Pada Baitulmall Muamalat”. Skripsi SI Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010. Amelia.”Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pelatihan Keterampilan Teknisi Handphone Di Institut Kemandirian Dompet Dhuafa”. Skripsi SI Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta 2009. Badruzzaman, Fajar, Deden,” Pemberdayaan Kewirausahaan Terhadap Santri Di Pondok Pesantren(Studi Kasus Pondok Pesantren Al-Ashariyyah Nurul Iman Parung, Bogor)”, Skripsi SI Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009. Bariadi, Lili, dkk. Zakat dan Wirausaha, CV. Pustaka Amri, Jakarta: 2005.
80
81
Fakhruddin, M.Hi. Fiqih & Manajemen Zakat di Indonesia, UIN-Malang Press, Yogyakarta: 2008. Bariyah, Nurul, Dr.N. Oneng. Total Quality Managemen Zakat Prinsip dan Praktek Pemberdayaan Ekonomi, Wahana Kardofa FAI UMJ, Ciputat: 2012. Cholid, dkk. Metodologi Penelitian, PT. Bumi Aksara, Jakarta: 2003. Daud Ali, Mohammad, Sistem Ekonomi Islam Zakat Dan Wakaf, Universitas Indonesia (UI Press), Jakarta: 1988. Duvenger, Maurice, Sosiologi Politik, Penerjemah Daniel Dhakide, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta: 2007.
Gulo, W, Strategi Belajar Mengajar, Grafindo, Jakarta: 2002.
H.A. Djazuli, Janwari, Yadi. Lembaga-Lembaga Perekonomian Umat, PT.Raja Grafindo Persada, Jakarta: 2002.
Hafidhuddin, Didin. Zakat dalam Perekonomian Modrn, Gema Insani Press, Jakarta: 2004.
Hafidhuddin, Didin. Panduan Praktis Tentang Zakat Infak Sedekah, Gema Insani Press, Jakarta: 1998. Jabaar, Habiullah. Keadilan, Pemberdayaan, dan Penanggulangan Kemiskinan, Balantika, Jakarta: 2004. Kartika Sari, Elsi. Pengantar Hukum Zakat dan Wakaf, PT. Grasindo, Jakarta: 2007. Kurniawan, Ari, ”Peran Yayasan Kumala Dalam Pemberdayaan Anak Jalanan Melalui Pendidikan Keterampilan di Kelurahan Rawa Badak Utara Kecamatan Koja Jakarta Utara”, Skripsi SI Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010.
82
Makmur, Syarif, Drs, Pemberdayaan Sumber Daya Manusia dan Efektifitas Organisasi: Kajian Penyelengaraan Pemerintah Desa, PT. Raja Grafindo, Jakarta: 2008. M.HI., Fakhruddin. Fiqih & Manajemen zakat di Indonesia, UIN-Malang Press, Malang : 2008.
Moleong ,Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif, PT Remaja Rosdakarya, Bandung : 2009. Nata, Dr.H. Abudin. Mengenal Hukum Zakat dan Infak/Sedekah, BAZIS Jakarta, Jakarta: 1999. Ph.D, Suharto, Edi. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, PT. Refika Aditama, Bandung: 2005.
Qardawi,Al. Yusuf, Hukum Zakat, Litera Antar Nusa, Jakarta: 1993. Ramadhan, Aditya.”Analisis Pemberdayaan Zakat Dalam Mensejahterakan Perekonomian Mustahik”. Skripsi SI Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013. Syafe’I, Ahmad, Agus, Machendra, Nanich. Pengembangan Masyarakat Islam, Rosdakarya, Bandung: 2001.
Syahata, Dr. Husein. Cara Praktis Menghitung Zakat, Ciputat: 2005. Subianto, Achmad. Ringkasan dan Bagaimana Membayar Zakat, Yayasan Bermula Dari Kanan, Jakarta: 2004. Sudewo, Eri, Manajemen Zakat (Tinggalkan 15 Tradisi Terapkan 4 Prinsip Dasar) Institut Manajemen Zakat, Ciputat: 2004. Sumodiningrat, Gunawan, Pemberdayaan Masyarakat dan Jaringan Pengamat Sosial, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta: 1999.
83
Tamrin, juni, Cholitim erawati, erna. Pemberdayaan dan Refleksi Finansial Usaha Kecil diIndonesia, Yayasan Akita, Bandung: 1997. Taryana, Aceng.”Peran Zakat Dalam Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Ketahan Pangan Ubi”. Skripsi SI Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011. Umar, Husein, Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta: 2004. Wahyudi, Hadi. “Optimalisai Pendayagunaan ZIS Bidang Kesehatan Pada LAZ PKPU”. Skripsi SI Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013.
Zahrah, Abu, prof. Muhammad, Zakat Dalam Prospektif Islam, PT.Pustaka Firdaus, Jakarta: 1995.
Zahrul,Al. Rahman, Dokrin Ekonomi Islam, Dana Bakti Wakaf, Jakarta: 1995.
Zuhayly,Al. Wahbah, zakat: Kajian Berbagai Mazhab, Penerjemah Agus Efendi, dkk, Remaja Rosada, Bandung: 2008. MAJALAH Yayasan Griya Yatim & Dhuafa (GYD). Laporan Auditor Independen dan Laporan Keuangan Tahun 2010-2012. Tanggerang: GYD, 2012.
INTERNET http://fatkhurrochman.blogspot.com/2012/01/zakat-pemberdayaan.html Diakses pada tanggal 03 Februari 2015. http://id.griyayatim.com/profil/sejarah-gyd.html Diakses pada tanggal 02 Desember 2014.
84
http://munabarakati.blogspot.com/2014/02/makalah-pemberdayaan-masyarakatpesisir.html Diakses pada tanggal 08 Desember 2014. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21219/5/Chapter%20I.pdf Diakses pada tanggal 01 Maret 2015 dari.
SUMBER LAIN Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta:1989.
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta: 2007. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat.
85
LAMPIRAN
Instrument Wawancara Dengan Maneger Humas Yayasan Griya Yatim & Dhuafa
Nama
: Bpk. Roni Anto
Jabatan
: Maneger Humas Griya Yatim dan Dhuafa
Tgl/hari/tempat wawancara
: 04 Agustus 2015/ Kantor Griya Yatim dan Dhuafa
1. Apa yang menjadi landasan berdirinya program PEKAN? PEKAN adalah singkatan pelatihan keterampilan. Ini kita berikan kepada anak asuh kita biasanya yang sudah lulus SMA, yang meraka sendiri tidak ada kemampuan untuk kuliah secara prestasinya mereka di bawah rata-rata, sehingga mereka sebelum lulus itu harus kita bekali dengan keterampilanketerampilan, salah satunya munculah program PEKAN.
2. Siapa yang mencetuskan terbentunya program PEKAN? Itu memang berdasarkan kesepakatan dari manegemen yayasan griya yatim dan dhuafa dan diluncurkan melalui program humas. Dasarnya dari manegemen yayasan griya yatim dan dhuafa.
3. Bagaimana mekanisme yang dilakukan griya yatim dan dhuafa untuk mengikuti program PEKAN? Syarat-syaratnya awal untuk masuk asrama griya yatim dan dhuafa adalah, mengisi formulir terus melengkapi dengan foto copy KTP, Akte kelahiran, KK dan surat keterangan tidak mampu, lalu kemudian kita masukan dalam data best terus kita survai. Nanti apakah dia layak mendapatkan program PEKAN atau tidak. Setelah nanti mendapatan program PEKAN, baru nanti kita sampaikan kepada yang bersangkutan nanti kita panggil untuk mengikuti program PEKAN yang telah kita tentukan.
4. Kapan dan dimana saja griya yatim dan dhuafa biasanya melaksanakan program PEKAN? Biasanya program PEKAN ini kita laksanakan yang selama ini sedang berjalan itu di wilayah jabodetabek dan tempat keterampilanya juga pernah di jawah tengah saat itu pernah kerja sama dengan AHS Honda Solo baru berjalan sekali. Tetapi yang rutin adalah biasanya computer sering berbagai macam donator itu mengajarkan dan menyumbangkan ilmunya sering sekali.
5. Berapa kali biasanya dalam setahun di adakanya program PEKAN? Idealnya setahun 2 kali di adakanya setiap liburan sekolah dan setelah kenaikan kelas. Paling sering liburan semester. Biasanya selama satu hari tetapi ada foloupnya biasanya tidak hanya hari itu saja. Yang paling sering mengikuti pelatihan adalah arama jabodetabek. Di pusatkan pernah di Cibubur kadang pernah di tanah tinggal tetapi yang sering diadakan berlokasi di Cibubur bumi perkemahanya.
6. Adakah tingkatan umur atau sekolah untuk mendapatkan program PEKAN? Kalo program PEKAN tidak harus SMA, artinya kalo memang lebih sepesifik seperti bengkel motor sama service HP ini di usahakan yang sudah lulus. Tapi kalo untuk keterampilan seperti computer, menjahit, menyulam (memanfaatkan barang-barang bekas menjadi barang-barang beharga) seperti tambal sulam, itu dari usia SD, SMP harus sudah di bekali seperti itu.
7. Dari mana saja asal mustahik kebanyakan
yang mendapatkan program
PEKAN? Mustahik paling banyak dari wilayah jabodetabek karena domisili kita paling banyak Jabodetabek. Kemudian Biasanya anak-anak yang mau masuk asrama adalah anak-anak yang sekitar lingkungan asrama kita misalkan, cabang BSD berarti anak-anak sekitar cabang BSD kalo semenjak tahun
2009 kita berdiri rata-rata masyarakat sekitar sudah tau kalo anak-anak yang tidak mampu itu yayasan griya yatim dan dhuafa suka menampung mereka suka datang sendiri. Sehingga kita tinggal mengajukkan formulir mereka melengkapi formulirnya setelah kita survai susuai dengan poin yang telah disepakati dia sanggup tinggal di asrama ya bersama orang tuanya harus mengantar keasrama.
8. Apa yang dimaksut dengan pemberdayaan masyarakat menurut bapak? Pemberdayaan masyarakat adalah, mengentaskan masyarakat khususnya bagi warga kaum yatim dan dhuafa kita bekali sebuah ilmu sehingga kedepanya mereka itu sudah siap. Artinya idealnya kita tidak memberikan dalam bentuk uang, kalo bentuk uang akan habis di makan pada saat itu, tapi yang kita berikan adalah ilmu. Ibarat seperti ini kalo kita ingin memeberikan masyarakat itu agar kelangsungan pemberdayaan masyarakat terus berjalan antara ikan sama pancing yang kita berikan adalah pancingnya. Kalo kita berikan ikan habis hari itu, tapi kalo kita berikan pancing bisa setiap saat dia bisa memancing sampai tidak terbatas seperti itu.
9. Bagaimana konsep pemberdayaan mustahik yang dilakukan griya yatim dan dhuafa? Konsepnya adalah komunitas di asrama. Jadi kita utamakan adalah warga sekitar asrama, komunitas berbasis asrama atau singkatanya (KBA)
10. Apa saja tahapan-tahapan griya yatim dan dhuafa dalam memberdayakan mustahik? Jadi kita kordinir anak asuh mukim yang sudah lulus SMA, itu yang laki-laki biasanya pelatihan keterampilan seperti bengkel sepeda motor yang waktu itu kerja sama dengan Ahas di Solo dan juga kalo yang putri itu pelatihan menjahit atau mungkin juga pelatihan memasak dan kita juga pernah untuk
yang putra itu pelatihan service HP. Jadi Hp-Hp yang sudah rusak itu kita kumpulkan lalu kita panggil anak-anak kemudian kita panggilkan seorang tutornya sehingga mereka sampai bisa memperbaiki Hp tersebut seperti itu.
11. Selain ketrampilan program PEKAN selama di asrama keterampilan/kegiatan apa saja yang diterapkan? Keterampilan di asrama tidak hanya keterampilan, tetapi banyk kegiatan di asrama menunjang keterampilan seperti baca tulis aqur’an sebagai tujuan utama ada jga tilawahnya dan juga nanti juga darihafalan hadits dan ayat suci aqur’an kemudian nilai-nilai rukiah dan juga ada kemampuan membaca puisi ada kemapuan memain robana. Jadi masing-masing asrama mempunyai ciri khasnya masing-maing. Kemudian tutornya dari donator-donatur dari sekitar asram biasanya.
12. Apa tujuan dengan adanya pemberdayaaan mustahik khusunya program PEKAN? Tujuanya adalah untuk membantu masyarakat yatim dan dhuafa dengan harapan ini muda-mudahan kedepanya ini bisa menjadi mustahik yang tadinya dia mendapatkan bantuan tetapi setelah suskes dia memberikan bantuan ke yayasan griya yatim dan dhuafa.
13. Apa indikator griya yatim dan dhuafa untuk mengukur keberhasilan dari pemberdayaan mustahik khusnya program PEKAN? Indikatornya adalah ketika dia telah sukses dan dia yang tadinya mustahik beralih pungsih menjadi muzakki. Kalo mustahik itu orang yang menerima bantuan kalo muzakki adalah orang yang menyalurkan bantuanya.
14. Berapa target Griya Yatim dan Dhuafa setiap tahunya dari program PEKAN? Target orangya di angka kisaran 20-50 orang pertahunya dari seluruh cabang Nasional. Target keberhasilan yang sudah selama ini kalo untuk berhasil sukses dia sampai punya usaha sendiri kita belum ada laporan masuk, tapi yang jelas kalo laporan terakhir anak-anak yang telah kita kursuskan bengkel sepeda motor itu mereka tidak ada yang menganggur. Alhamdulillah meraka terpakai semua tenaganya untuk mereka bekerja di instansi ada juga beberapa kali yang coba membuka usaha namun juga belum suskes nah ini masih perlu proses tapi yang jelas info terakhir belum ada sampai yang benar-benar dia sudah sukses seperti itu.
15. Ada berapakah mustahik yang sudah diberdayakan dari program PEKAN ? Yang sedang mukim di asrama ada 342 dari usia SD,SMP,SMA itu kita bekali dengan ketarampilan semuanya.
16. Apa
saja
yang
menjadi
faktor
penghambat
pelaksanaan
program
pemberdayaan mustahik melalui program PEKAN? Ada juga dari kemauan anak yang kurang ada juga yang masih kurang memahami maksut dan tujuan kita memberikan pelatihan kepada anak-anak juga ada juga factor dari pengajar PEKAN ini ada yang free grati dia menyumbngkan pikiran menyumbangkan apa yang dia punya berbagai macam factor banyak, pelajarnya gratis terkadang juga susah walaupun ada juga tetapi tidak semuanya kadang di asrama itu ada yang satunya belum tentu ada di asrama yang satunya ada dan di tadak semuanya merata. Dari barang-barangya seperti computer kita hanya memakai computer asrama kadang-kadang tidak semua anak satu computer, kita masih satu kompuetr satu anak satu computer untuk sama-sama. Kecuali service HP memang kita fasilitasi semua, jadi perangkat pendukung untuk service HP itu
kita belikan semua sampai nanti juara satu, dua dan tiga itu kita berikan fasilitas alat lengkap sampai dia itu bisa usaha seperti itu.
17. Dan apa saja yang menjadi faktor pendukung pelaksanaan program pemberdayaan kaum dhuafa khusunya program PEKAN? Factor pendukung artinya masih adanya donator kita yng sanggup menyumbangkan apa yang dia punya walaupun dia hanya memberikan pola pikrnya walaupun hanya tenaganya mereka juga tidak minta di bayar dan juga masih ada perusahaan-perusahaan besar yang sanggup untuk membantu program PEKAN contohnya Honda Astra yang di Solo dan juga pelatihanpelatihan
keterampian
yang
lainya
seperti
donator-donatur
yang
menyumbangkan seperti mengajarkan anak-anak dari menyulam pakaian barang-barang bekas menjadi barang-barang yang ada nilainya. Biasanya setelah itu barang-barangya menjadi bingkisan ke donator.
18. Apa yang dilakukan Griya Yatim dan Dhuafa dalam mengembangkan program PEKAN? Setelah kita sudah berani mengasuh anak yatim dan dhuafa kita mukimkan di arama kita punya ke wajiban selain menyekolahkna mereka juga harus di bekali dengan pendidikan keterampilan. Biasanya semuanya mengikuti program PEKAN.
19. Adakah Mitra dalam pelaksanaan program PEKAN? Pernah kita pelatihan menjait dari donator tahun awal-awal griya yatim dan dhuafa berdiri tahun 2010. Ada juga pelatihan memasak dari ibu-ibu sekitar asrama di adakan untuk anak-anak asrama. juga pernah di jawah tengah saat itu pernah kerja sama dengan AHS Honda Solo baru berjalan sekali.
20. Apa dampak untuk griya yatim dan dhuafa setelah adanya program PEKAN? Kita merasa legah dan merasa bersyukur dengan adanya program PEKAN itu membantu anak-anak asuh kita membekali dirinya ketika nanti sudah dewasa dengan keterampilan yang telah kita berikan. Muda-mudahan anak-anak asuh kita menjadi orang yang suskses yang tadinya mustahik menjadi muzakki target impia kita seperti itu.
21. Berapa jumlah mustahik yg telah mengikuti program PEKAN dari 3 tahun terakhir ini? 300 orang dari tingkat SD,SMP,SMA.
22. Berapa persentase keberhasilan
program PEKAN dari target yang di
harapkan dan hasil yang di capai Griya Yatim dan Dhuafa? Target pencapaiaan 100% dan target keberhasilan 75%
23. Apa alasan/ penyebab belum berjalanya kembali pemberdayaan mustahik pada program PEKAN? Untuk tahun 2015 sebentar lgi karena ini sudah masa kelulusan sekolah mungkin antara bulan September atau oktober nanti kita akan coba. Biasanya PEKAN itu untuk pelatihan-pelatihan itu yang sudah lulus SMA ini berjalan biasanya setelah kenaikan kululusan sejkolah. Terakhir tahun 2014 pelatihan robotik, pelatihan menyablon 2013, pelatihn merangkai bunga pelastik 2013, setiap tahun ada selalu. Setiap tahun berbeda pelatihan berbeda, berdasarkan rapat divisi humas dengan direksi yang akan kita berikan untuk program pecan ini apa kepada anak asuh kita. 2014 pelatihan computer dan robotic banyak yang sudah lulus langsung kerja ada lisensi dari kita kalo anak-anak sudah mengikuti pelatian computer seperti itu.
Instrument Wawancara Dengan Anak Binaan program pemberdayaan PEKAN
Nama
: Sofian
Jabatan
: Anak Asuh Yayasan Griya Yatim dan Dhuafa
Tgl/hari/tempat wawancara
: 26 Agustus 2015/ Yayasan Griya Yatim dan Dhuafa
1. Sudah berapa lama kamu tinggal disini? Kurang lebih tinggal di asrama 5 tahun
2. sebelumnya tau yayasan dari siapa? Tau yayasan dari teman almarhum ayah
3. Kamu asalnya dari mana? Asal dari Jakarta di tanah abang tetapi besarnya di tanggerang
4. Orang tuamu masih ada? Dan tinggal dimana? Ibu Alhamdulillah masih ada dan tinggal di tanggerang
5. Kamu sebelum tinggal di yayasan tinggalnya dimana? Tinggalnya di tanggerang sama ibu
6. Apa kegiatan kamu sebelum di yayasan? Biasanya sekolah kemudian pulangya langsung main setiap hari, dan mengaji
7. Pada tahun berapa kamu masuk asrama griya yatim dan dhuafa? Tahun 2010 mulai masuk asrama kelas 1 SMP
8. Bagaimana mekanisme untuk masuk asrama griya yatim dan dhuafa dan mendapatkan program pemberdayaan PEKAN? Ada seperti menyerahkan surat tanda kematian ayah, SKTM, kemudian ada tim survai. Kemudian persaratan mengikuti program PEKAN hanya selama terdaftar sebagai anak asuh griya yatim
9. Apa alasan kamu tinggal di Griya Yatim dan Dhuafa? Untuk melanjutkan sekolah karena kesian sama ibu yang menanggung semuanya. Kemudian biasanya kalo di rumah keseringan main.
10. Bagaimana menurut kamu dengan adanya program pemberdayaan PEKAN? Membantu bangat khusunya untuk anak-anak yang punya keinginan untuk terampil Cuma tidak ada fasilitas
11. Menurut pendapat kamu, bagaimana adanya program pemberdayaan PEKAN?
12. Berapa kali dalam sebulan kamu mengikuti program pemberdayaan PEKAN? Pertiga bulan sekali di adakanya program PEKAN. Kemudian pertama kali mengikuti pelatihan service HP seminggu sekali selama 3 bulan di adakanya
13. Kemudian berapa kali dalam setahun kamu mengikuti program pemberdayaan PEKAN? Setahun di adakanya sekali setiap minggu, selama 3 bulan.
14. Kapan terakhir kali kamu mengikuti program pemberdayaan PEKAN? Terakhir kali mengikuti program PEKAN tahun 2014 seminar tentang keterampilan jadi penulis. Pertengahan tahun pada saat libur semester
selama satu hari di pusatkan seasrama sejabodetabek. Selama di asrama saya mengikuti pelatihan service HP dan seminar menulis
15. Apa saja yang menjadi faktor penghambat dalam mengikuti kegiatan? Kalo tidak mengerti seperti materi yang di kasih di atas level kita. Jadi kita harus focus memperhatiinya.
16. Dan apa saja yang menjadi faktor pendukung dalam mengikuti kegiatan? Saranaya lengkap, materi yang di sampaikan mudah di mengerti
17. Selama kamu tinggal diyayasan ada kemajuan/perubahan tidak terhadap diri kamu? jadi tau tentang sofwer-sofwer HP, perangkat-perangkat HP jadi lebih minat untuk memperdalam itu.
18. Apa hasil yang kamu dapatkan setelah kamu mengikuti program tersebut?
19. Apa rencana kamu setelah keluar dari sisni? Rencanya ingin kuliah sembari bekerja dan kuliah ingin mengambil jurusan computer.
20. Apa saran kamu untuk program pemberdayaan PEKAN? Saranya lebih sering-sering lagi di adakanya. Inginya setahun 3 kali
Instrument Wawancara Dengan Anak Binaan program pemberdayaan PEKAN
Nama
: Aan
Jabatan
: Anak Asuh Yayasan Griya Yatim dan Dhuafa
Tgl/hari/tempat wawancara
: 27 Agustus 2015/ Yayasan Griya Yatim dan Dhuafa
1. Sudah berapa lama kamu tinggal disini? Sudah 4 tahun 2. sebelumnya tau yayasan dari siapa? Awalnya tahu yayasan dari kemauan orang tua 3. Kamu asalnya dari mana? Asal dari tanggerang selatan 4. Orang tuamu masih ada? Dan tinggal dimana? Orang tua masih ada dan tinggal di tanggerang selatan 5. Kamu sebelum tinggal di yayasan tinggalnya dimana? Tinggal di tanggerang selatan bersama orang tua 6. Apa kegiatan kamu sebelum di yayasan? Kebanyakn kegiatan sekolah seperti eskul pramuka 7. Pada tahun berapa kamu masuk asrama griya yatim dan dhuafa? Masuk asrama griya yatim dan dhuafa tahun 2012 8. Bagaimana mekanisme untuk masuk asrama griya yatim dan dhuafa dan mendapatkan program pemberdayaan PEKAN? SKTM kemudian di survai ke rumah 9. Apa alasan kamu tinggal di Griya Yatim dan Dhuafa? Pertama ingin mewujudkan cita-cita, kemudian ingin belajar sungguhsungguh soalnya kalo di rumah belum bisa serius belajarnya. 10. Bagaimana menurut kamu dengan adanya program pemberdayaan PEKAN? Untuk membantu kita lebih terampil dan mendalami
11. Menurut pendapat kamu, bagaimana adanya program pemberdayaan PEKAN? Agar kita bisa buat usaha seperti yang saya pernah ikuti kain fanel kalo kita sudah ada keahlian kita bisa membuat sendiri. 12. Berapa kali dalam sebulan kamu mengikuti program pemberdayaan PEKAN?
13. Kemudian berapa kali dalam setahun kamu mengikuti program pemberdayaan PEKAN? Tergantung dari pusatnya biasanya setahun sekali 14. Kapan terakhir kali kamu mengikuti program pemberdayaan PEKAN? tahun 2014 mengikuti pelatihan dan motivasi 15. Apa saja yang menjadi faktor penghambat dalam mengikuti kegiatan? Tahap-tahapanya seperti merangkai bunga kemudian yang lebih sulit lagi merangkainya. 16. Dan apa saja yang menjadi faktor pendukung dalam mengikuti kegiatan? saranya lengkap, barang-brangya lengkap 17. Selama kamu tinggal diyayasan ada kemajuan/perubahan tidak terhadap diri kamu? Dulu tidak bisa apa-apa sekarang jadi bisa, jadi lebih mudah untuk membuat sesuatu. 18. Apa hasil yang kamu dapatkan setelah kamu mengikuti program tersebut? 19. Apa rencana kamu setelah keluar dari sisni? Kerja sekalian kuliah dan mengabdi di asrama 20. Apa saran kamu untuk program pemberdayaan PEKAN? Saranya lebih di tingkatkan dan di lanjutkan lagi agar bisa rutin dan kalo bisa setiap sebulan sekali.
Instrument Wawancara Dengan Lulusan Program Pemberdayaan PEKAN
Nama
: Catur Faturachman
Jabatan
: Staff IT
Tgl/hari/tempat wawancara
: 25 Agustus 2015/ Kantor Griya Yatim dan Dhuafa
1. Saat itu berapa lama kamu tinggal di yayasan griya yatim dan dhuafa? Saya baru masuk tu masih SMA kelas 1, sampai sekarng lulus semester 4 2. sebelumnya tau yayasan dari siapa? Dari saudra punya teman kerja di yayasan 3. Kamu asalnya dari mana? Asal saya kelahiran bekasi, tinggal di rawamangun kemudian kampong di kuningan jawa barat. 4. Pada saat di yayasan orang tuamu masih ada? Dan tinggal dimana? Ibu uda tidak ada, bpk sudah pergi dan dari dulu tinggal sama nene 5. Kamu sebelum tinggal di yayasan tinggalnya dimana?
6. Apa kegiatan kamu sebelum di yayasan? Biasa kegiatan saya sebelum di yayasan kaya anak-anak lainya
7. Bagaimana mekanisme untuk mendapatkan program pemberdayaan PEKAN? Saya cuma mengajukan SKTM kemudian surat keterangan meningalnya orang tua terus di survai. 8. Bagaimana menurut kamu dengan adanya program pemberdayaan PEKAN? Banyak si yang dapatkan ilmu dari program ini mendapatkan ilmu secara Cuma-Cuma dan menghasilkan juga 9.
Sejak umur berapa kamu mengikuti program pemberdayaan PEKAN?
Sekitar umur 16 tahun saya masuk yayasan 10. Berapa kali sekali saat itu kamu mengikuti program pemberdayaan PEKAN? PEKAN itu biasanya diadakan semenjak saya kelas 3 SMA tahun 2011 11. Kelas berapa biasanya di haruskan mengikuti program pemberdayaan PEKAN? Saya baru mulai ikut semenjak kelas 3 SMK. 12. Pelatihan apa saja yang kamu dapat dari program pemerdayaan PEKAN? Pelatihanya adalah merakit computer sama service HP. Merakit computer dari merakit hardwer masang main boat kipas prosesor seperti itu, service HP kita menganalisa kerusakan. Kemudian biasanya program itu di adakan selama sehari dari pagi hingga sore hari. Pertama kita mendengarkan arahan pembimbing lalu setelah itu langsung peraktek. 13. kapan terakhir kali kamu mengikuti program pemberdayaan PEKAN? Terakhir mengikuti program PEKAN kelas 3 SMK, sebelum lulus di tempatkan di jombag 14. Apa saja yang menjadi faktor penghambat dalam mengikuti kegiatan? Hambatanya paling mengumpulkan anaknya yang ingin di latih. 15. Dan apa saja yang menjadi faktor pendukung dalam mengikuti kegiatan? Peraktek langsung kemudian kita di tes satu persatu sampai bisa. 16. Apa hasil yang didapatkan setelah kamu mengikuti program pemberdayaan PEKAN? Pasti ada jadi banyak taulah yang tadinya todak bisa jadi bisa 17. Apakah bermanfaat dari pelatihan-pelatihan yang di dapat setelah kamu lulus dari asrama GYD? Alhamdulillah itu sangat bermanfaat bangat buat saya 18. Awal kamu keluar dari yayasan apakah kamu langsung bekerja atau kegiatan apa yang kamu lakukan setelahnya?
Awal-awal lulus diasrama saya kerja di bagian humas griya yatim dan dhuafa selama 3 bulan karena saya rumayan bisa di computer akhirnya saya di pindahkan di bagian IT. 19. Adakah perubahan yang kamu rasakan setelah lulus dari Griya Yatim dan Dhuafa? Lebih nambah ilmu pastinya, lebih tau bagaimna dunia pekerjaan. Semnjak lulus tahun 2013 saya kuliah di UMPAM jurusan Tehnik Informatika. Kemudian saya sekarang membuka service computer kerja sama bersama teman kampus ber3 bikin usaha sendiri. 20. Apa saran anda untuk program pemberdayaan PEKAN? Agar lebih di perbanyak dan di perluas untuk pelaksanaan pemberdayaan PEKAN ini agar sekang ini sudah tercangkup sama teknologi jadi agar orang-orang yang belum tau teknologi jadi bisa tau.
Instrument Wawancara Dengan Lulusan Program Pemberdayaan PEKAN
Nama
: Azizah Nasution
Jabatan
: Customer Service
Tgl/hari/tempat wawancara
: 27 Agustus 2015/ Yayasan Griya Yatim dan Dhuafa
1. Saat itu berapa lama kamu tinggal di yayasan griya yatim dan dhuafa? 5 Tahun dari 2009-2014 2. sebelumnya tau yayasan dari siapa? Dari teman almarhum Abi 3. Kamu asalnya dari mana? Asal dari Depok 4. Pada saat di yayasan orang tuamu masih ada? Dan tinggal dimana? Tinggal di Depok 5. Kamu sebelum tinggal di yayasan tinggalnya dimana? Tinggal di Depok 6. Apa kegiatan kamu sebelum di yayasan? sekolah 7. Bagaimana mekanisme untuk mendapatkan program pemberdayaan PEKAN? Mengisi formulir untuk menjadi anak asuh mukim, melampirkan akte kelahiran, KK dan surat kematian orang tua. 8. Bagaimana menurut kamu dengan adanya program pemberdayaan PEKAN? Bagus, mengajarkan kita menjadi manusia produktif, mandiri dan berwawasan. 9.
Sejak umur berapa kamu mengikuti program pemberdayaan PEKAN? 16 tahun kelas 1 SMK
10. Berapa kali sekali saat itu kamu mengikuti program pemberdayaan PEKAN?
Satu bulan sekali 11. Kelas berapa biasanya di haruskan mengikuti program pemberdayaan PEKAN? Kelas 1-3 SMA 12. Pelatihan apa saja yang kamu dapat dari program pemerdayaan PEKAN? Menjahit, memasak, merangkai bunga 13. kapan terakhir kali kamu mengikuti program pemberdayaan PEKAN? Kelas 3 SMK 14. Apa saja yang menjadi faktor penghambat dalam mengikuti kegiatan? Waktu yang kurang pas 15. Dan apa saja yang menjadi faktor pendukung dalam mengikuti kegiatan? Pelatihan, tempat dan akomondasi 16. Apa hasil yang didapatkan setelah kamu mengikuti program pemberdayaan PEKAN? Bisa lebih mandiri 17. Apakah bermanfaat dari pelatihan-pelatihan yang di dapat setelah kamu lulus dari asrama GYD? Sangat bermanfaat 18. Awal kamu keluar dari yayasan apakah kamu langsung bekerja atau kegiatan apa yang kamu lakukan setelahnya? Bekerja di yayasan Griya Yatim dan Dhuafa sebagai Customer Servive 19. Adakah perubahan yang kamu rasakan setelah lulus dari Griya Yatim dan Dhuafa? ada 20. Apa saran anda untuk program pemberdayaan PEKAN? Untuk program PEKAN agar lebih sering diadakan dan pesertanya kalau bisa bukan hanya anak SMP ataupun SMA tapi mahasiswa yang belum bekerja agar selain memiliki kemampuan akademis tapi mereka juga mempunyai skill.