JURNAL POLITIK PEMERINTAHAN, Agustus 2016, Hlm. 131 – 139
Volume 9 No. 1, Agustus 2016
PEMBERDAYAAN INDUSTRI KECIL OLAHAN BUAH BELIMBING DI DISPERINDAGKOP DAN UMKM KABUPATEN DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH Oleh: Meylinda Putri Rahayu Fakultas Politik Pemerintahan IPDN Jatinangor E-mail:
[email protected]
ABSTRACT The purpose of this research is to analyze the empowerment of Processed Industry of Star Fruit in demak district”. Small industry of star fruit processed is very helpfull to the community as it can decrease unemployment and promote the district through creative industry. This study uses descreptive method with inductive approach. Technique of data collection included observation, documentatory study and interview. The data are analyzed through reduction technique, data presenting and the withdrawal of conclusion or verification. It is found that the implementation of star fruit processed small industry empowerment in Department of Industry Trade Cooperatives and UMKM Demak already run well but still found the constraints such as human resource problem, limitations on training, facilities and infrastructure, limitations of the institusional and market share. Based of the research the writer give some suggestions to add to the coaching activities, extention and training, improving facilities and infrastructure, facilitating market access for the industrian production, and optimizing the role as well as institusional.
Keywords: empowerment, small industry, processed of star fruit ABSTRAK Peneliti dalam kegiatan ini bertujuan untuk mengamati dan menganalisis pemberdayaan industri kecil olahan buah belimbing di Kabupaten Demak. Industri kecil olahan buah belimbing cukup membantu masyarakat dapat mengurangi jumlah pengangguran yang ada dan memperkenalkan kreativitas industri. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan induktif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, dokumentasi dan wawancara yang penulis lakukan dengan informan yang berhubungan dengan fokus penelitian penulis. Penulis menganalisis data menggunakan teknik reduksi, penyajian data dan penarikan simpulan/verifikasi.Dari hasil pengamatan menunjukkan bahwa pelaksanaan pemberdayaan industri kecil olahan buah belimbing di Disperindagkop dan UMKM Kabupaten Demak sudah berjalan dengan baik, namun masih ditemukan kendala di antaranya masalah sumber daya manusia, keterbatasan kegiatan pelatihan, sarana dan prasarana, keterbatasan pasar dan kelembagaan. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, penulis memberikan saran untuk menambah kegiatan pembinaan, penyuluhan dan pelatihan, meningkatkan sarana dan prasarana, memfasilitasi akses pasar bagi hasil produksi industri, memfasilitasi perijinan dan mengoptimalkan peran serta kelembagaan.
Kata kunci: pemberdayaan, industri kecil, olahan buah belimbing.
132
Meylinda Putri Rahayu
PENDAHULUAN
S
alah satu tujuan negara yang tercantum pada Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yang disingkat UUD’45 adalah untuk memajukan kesejahteraan umum. Negara Kesatuan Republik Indonesia harus mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui suatu pembangunan atau menuju ke arah yang lebih baik. Industri yang bergerak untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat juga menjadi kewajiban Negara dan pemerintah untuk di kembangkan, serta untuk membuka usaha lapangan kerja dan memberikan pelayanan yang luas pada masyarakat. Industri juga memiliki peranan, potensi dan kedudukan yang sangat strategis dan sangat penting dalam mencapai tujuan pembangunan ekonomi. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian menyatakan “industri adalah seluruh bentuk kegiatan ekonomi yang mengelola bahan baku dan/ atau memanfaatkan sumber daya industri sehingga menghasilkan barang yang mempunyai nilai tambah atau manfaat lebih tinggi, termasuk jasa industri.” Menurut Kementerian Perindustrian dalam Evi (2001:8), industri dapat digolongkan sebagai berikut: 1. Industri dasar (hulu), adalah industri mesin-mesin dan logam dasar dan industri kimia. Ciri industri dasar adalah teknologi tepat guna yang digunakan sudah maju dan teruji serta tidak padat karya. Contohnya adalah industri mesin dan peralatan pabrik, industri mesin alat-alat pertanian dan industri kimia dasar. 2. Industri hilir, adalah industri yang
DHARMA PRAJA
bahan bakunya bertumpu pada produk industri dasar. Misalnya industri pangan, tekstil, bahan bangunan dan lain-lainnya. 3. Industri kecil, adalah industri yang menggunakan teknologi madya dan teknologi sederhana serta mempunyai tenaga kerja yang banyak (padat karya). Misalnya industri pengawetan daging, industri pengolahan dan pengawetan ikan, industri pengawetan buah-buahan dan sayuran. Adapun Badan Pusat Statistik membagi industri menjadi 4 (empat) golongan: 1. Industri Besar (banyaknya tenaga kerja 100 orang atau lebih) 2. Industri Sedang (banyaknya tenaga kerja 20-99 orang) 3. Industri Kecil (banyaknya tenaga kerja 5-19 orang) 4. Industri Rumah Tangga (banyaknya tenaga kerja 1-4 orang) (Berdasarkan akses http://www. bps.go.id/menutab pada tanggal 25 Oktober 2015). Industri kecil olahan buah belimbing ini merupakan salah satu industri kecil yang ada di Kabupaten Demak, Buah Belimbing yang juga merupakan buah khas Kabupaten Demak, yang biasa buahnya sendiri disebut “Belimbing Demak”, sebelumnya belimbing hanya diolah menjadi manisan saja, itupun tidak begitu laku di pasaran, seiring berjalannya waktu, buah belimbing mulai dilirik untuk di jadikan makanan olahan lain yang lebih modern dan lebih bervariasi. Peralatan yang dipakai oleh industri pun mengalami perubahan pula sehingga hasil
DHARMA PRAJA
yang didapat dan nilai jual menjadi lebih tinggi, serta pengemasan juga lebih baik. Pemerintah belum mampu memberikan bantuan peralatan secara merata terhadap industri kecil olahan buah belimbing di Kabupaten Demak, selain itu, pemerintah juga belum memberikan pembinaan dalam bentuk pelatihan dan tidak memberikan modal keberlanjutan untuk membuka usaha. Pemerintah daerah setempat dalam mengembangkan industri kecil yang ada di daerah, agar industri tersebut dapat berkembang dan dengan harapan akan menjadi industri besar yang maju, dengan demikian juga akan mengembangkan perekonomian daerah, sehingga berdampak langsung terhadap kesejahtreraan masyarakat daerah setempat. Permasalahan industri kecil olahan buah belimbing ini adalah dari segi kuantitas, yaitu masih sedikitnya jumlah produksi olahan buah belimbing sehingga belum mampu memenuhi permintaan pasar. Ketersedian bahan baku berkualitas yang terbatas karena hasil panen belimbing asli khas Demak semakin sulit diperoleh, berikut adalah daftar potensi buah yang dihasilkan daerah Kabupaten Demak. Industri kecil olahan buah belimbing merupakan suatu industri kecil yang penting untuk dikembangkan. Buah belimbing merupakan flora khas Kabupaten Demak. Akan tetapi produksi buah belimbing di Demak mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Hal tersebut yang menyebabkan petani buah belimbing enggan untuk menanam buah belimbing dan memilih untuk beralih ke tananman buah lainnya. Pengembangan industri kecil olahan buah belimbing tidak hanya memerlukan
Meylinda Putri Rahayu
133
pembinaan berupa pelatihan, namun juga bimbingan dan pendampingan, seperti memberikan akses kemudahan dalam mendapatkan bahan baku, memberikan kesempatan untuk memasarkan produk ke masyarakat luas, memberikan bantuan peralatan atau teknologi yang dibutuhkan, serta melindungi keberlanjutan industri untuk tetap konsisten. Di dalam praktik memberdayakan dan mengembangkan industri kecil olahan buah belimbing ini masih ditemukannya berbagai macam kendala, seperti pada pengolahannya sendiri yang masih menggunakan peralatan manual karena belum adanya sarana dan prasarana yang modern untuk memproduksi. Peralatan yang masih sangat kurang, dan juga bahan baku yang cukup susah untuk didapatkan, selain itu juga dalam bidang pemasaran yang masih terbata, dan kurangnya promosi untuk mengenalkan produk olahan belimbing tersebut ke luar daerah. Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat diidentifikasikan masalahnya sebagai berikut: 1. Belum maksimalnya panen Buah belimbing dibandingkan dengan po tensi unggulan buah lainnya. 2. Masih belum optimalnya produksi bahan baku Buah Belimbing 3. Masih sederhana peralatan produksi yang digunakan industri olahan belimbing. 4. Belum meluasnya pemasaran hasil produksi. Studi ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pemberdayakan industri kecil olahan buah belimbing di Disperindagkop dan UMKM Kabupaten
134
Meylinda Putri Rahayu
Demak. Serta untuk mengetahui dan menganalisis faktor-faktor apa saja yang mendukung dan menghambat dalam pemberdayaan industri kecil olahan buah belimbing di Disperindagkop dan UMKM Kabupaten Demak. METODE
DHARMA PRAJA
atau diinterpretasikan. Analisis data ini dilakukan selama penelitian di lapangan dan setelah selesai pengumpulan data, selama pengumpulan data di lapangan ini dilakukan kegiatan: a) Data Reduction (Reduksi Data)
Metode Penelitian Menurut Mohammad Mulyadi (2014:1) bahwa “penelitian adalah sebuah proses kegiatan yang bertujuan untuk mengetahui sesuatu secara teliti dan kritis dalam mencari fakta-fakta, dengan menggunakan langkah-langkah tertentu”. Penelitian juga dapat diartikan sebagai usaha untuk menemukan, mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu pengetahuan dengan menggunakan metode ilmiah. Teknik Pengumpulan Data Keberadaan sumber data memang memegang peranan yang sangat penting dalam sebuah penelitian. Mohammad Mulyadi (2014:145) mengemukakan “teknik mengumpulkan data adalah cara atau melalui mana peneliti memperoleh data penelitian. Beberapa diantara teknik mengumpulkan data adalah: kuesioner, wawancara, dan observasi.” Teknis Analisis Data Mohammad Mulyadi (2014:184) menyatakan bahwa: “analisis data kualitatif adalah analisis yang berbasis pada kerja pengelompokan simbolsimbol selain angka”. Secara operasional analisis data kualitatif adalah proses menyusun data, agar dapat ditafsirkan
Mohammad Mulyadi (2014:192) mengatakan bahwa “reduksi data merupakan dari analisis data dengan suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang data yang tidak diperlukan, dan mengorganisasi data, sehingga simpulan final dapat diambil dan diverifikasi”. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu.
b) Data Display (Penyajian Data)
Setelah data reduksi maka langkah selanjutnya adalah menyajikan data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data biasanya dilakukan dalam bentuk uraian naratif, bagan, hubungan antar kategori, diagram alur (flow chart), dan lain sejenisnya. Dalam hal ini Mohammad Mulyadi (20414:193) menyatakan bahwa “display data adalah mengolah data yang diterima dari informan, untuk disajikan agar dapat disusun dalam sebuah kategorisasi, sesuai teme-tema yang telah digali dalam wawancara dengan informan”.
c) Verification (Verifikasi Data) Mohammad Mulyadi (2014:198) mengatakan bahwa “langkah berikut dalam proses analisis data kualitatif adalah menarik simpulan berdasarkan
DHARMA PRAJA
temuan dan melakukan verikasi data”. Simpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan buktibukti yang kuat dan mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila simpulan yang valid dan konsisten saat penulis kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka simpulan yang di kemukakan merupakan simpulan yang kredibel. Tempat dan Waktu Kegiatan Penelitian •
Tempat Penelitian
Penelitian di laksanakan di Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UMKM Kabupaten Demak.
•
Waktu Kegiatan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama 1 (satu) bulan yang berlangsung pada 02 Januari 2016 sampai 31 Januari 2016.
HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam konsep pemberdayaan, menurut Prijono dan Pranarka dalam Mardikanto (2012:47), manusia adalah subyek dari dirinya sendiri. Proses pemberdayaan yang menekankan pada proses memberikan kemampuan kepada masyarakat agar menjadi berdaya, mendorong atau memotivasi individu agar mempunyai kemampuan atau keberdayaan untuk menentukan pilihan hidupnya, lebih lanjut dikatakan bahwa pemberdayaan harus ditujukan pada kelompok atau lapisan masyarakat yang tertinggal. Konsep yang diambil untuk di operasionalisasi yaitu: memberikan kemampuan, mendorong, dan memotivasi
Meylinda Putri Rahayu
135
individu. Memberikan kemampuan adalah suatu bentuk upaya maupun usaha yang diberikan kepada seseorang untuk melakukan suatu pekerjaan berdasarkan dengan keahlian yang dimiliki (sesuai dengan batas kemampuan). Di sini pemerintah sebagai peranan penting dalam memberikan sesuatu yang dimaksudkan. 1. Memberikan kemampuan di sini seperti dengan pembinaan yaitu memberikan pengaruh yang baik dan semangat kepada individu untuk bekerja dan berkarya. Pelatihan yaitu dengan melatih sumber daya manusianya, dengan memberdayakan subjeknya. Ketrampilan yaitu dengan cara mengajarkan kreativitasnya, berinovasi dan berkembang. 2. Mendorong yaitu mengarahkan masyarakatnya untuk ke arah yang lebih baik. Pemerintah diharapkan mampu membawa energi positif yang akan berdampak pada kemajuan pembangunan. Mendorong dalam mengembangkan produksi tersebut agar laku di pasaran. 3. Memotivasi individu di sini seperti dengan upaya dalam memberikan modal. Biasanya modal tersebut dalam bentuk materiil. Karena dengan adanya modal akan membantu demi berjalannya kelancaran proses pemberdayaan tersebut. Memberikan fasilitas seperti berupa bantuan alat. dan di sini pemerintah setempat memberikan fasilitas dengan menggunakan “Hak Kekayaan Intelektual“ seperti hak perlindungan atau hak cipta. Agar produk tersebut tidak di akui oleh pihak lain yang tidak bertanggung jawab. Mengikutsertakan dalam pameran juga merupakan salah
136
Meylinda Putri Rahayu
satu bentuk memotivasi individu agar dikenal oleh masyarakat dan mengembangkan pemasaran yang ada. Menurut Lincoln (2011:174) mengatakan bahwa: “Industri kecil adalah sebagai salah satu bentuk upaya dalam meningkatkan rangka memperluas kesempatan kerja dan lapangan kerja serta meningkatkan pendapatan dan mendorong laju pertumbuhan ekonomi” Upaya dalam meningkatkan rangka adalah suatu bentuk usaha dalam meningkatkan suatu produksi yang sedang dikembangkan. Di sini industri yang sedang berjalan yaitu mengolah bahan dasar buah belimbing menjadi jenis makanan dan minuman yang siap dikonsumsi. Memperluas kesempatan kerja dan lapangan lapangan kerja adalah suatu usaha yang dimaksudkan memberi ruang yang lebih luas dalam membuka peluang masyarakatnya untuk bekerja dan mengurangi adanya pengangguran. Meningkatkan pendapatan adalah kemampuan dalam adanya peningkatan hasil keuangan yang telah didapatkan. dengan adanya industri kecil tersebut diharapkan mampu menaikkan pendapatan daerah tersebut. Mendorong laju pertumbuhan ekonomi adalah memperbaiki perekonomian yang sedang berlangsung di daerah tersebut. dengan adanya industri tersebut mampu memperbaiki kondisi perekonomian masyarakatnya. Pemberdayaan industri kecil olahan buah belimbing di Disperindagkop dan UMKM Kabupaten Demak dilakukan dengan berbagai macam upaya yang dilakukan oleh pemerintah, di antaranya: 1. Pembinaan dan Pelatihan Kepada Pengusaha dan Tenaga Kerja Industri
DHARMA PRAJA
Kecil Olahan Buah Belimbing. Pembinaan yang dilakukan oleh Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UMKM kepada pengusaha atau pemilik IKM olahan buah belimbing adalah dengan memberikan pelatihan cara produksi yang baik. Hal tersebut diberikan untuk menjaga dan meningkatkan kualitas serta kuantitas hasil produksi sehingga dapat diterima dalam kalangan masyarakat. 2. Memberikan Bantuan dan Fasilitas Alat. Untuk memudahkan proses produksi yang kualitasnya ter jaga maka Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UMKM memberikan bantuan berupa alat-alat penunjang produksi. 3. Monitoring/Kunjungan dari Pihak Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UMKM. Secara berkala, pihak dari Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UMKM melakukan kunjungan ke IKM olahan buah belimbing untuk melakukan monitoring kegiatan usaha produksi olahan buah belimbing, untuk mengetahui sejauh mana usaha tersebut berjalan dan permasalahan apa saja yang dihadapi oleh pengusaha industri kecil olahan buah belimbing. 4. Pemasaran/Promosi. Dinas Perindus trian Perdagangan Koperasi dan UMKM memberikan kesempatan kepada para pengusaha industri kecil olahan buah belimbing untuk mempromosikan dan memasarkan hasil produknya melalui acara pameran atau event-event.untuk mengenalkan produk hasil IKM olahan buah belimbing, Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UMKM
DHARMA PRAJA
selalu menjadikan produk hasil olahan buah belimbing menjadi unggulan disetiap acara pameran. Di sisi lain setelah adanya beberapa upaya yang dilakukan oleh disperindagkop dan UMKM Kabupaten Demak. Ada juga faktor-faktor yang ditemui dalam pelaksanaannya baik faktor penghambat maupun faktor pendukung. Berikut adalah faktor-faktor yang menghambat dan memengaruhi usaha industri kecil olahan buah belimbing di Kelurahan Mangunjiwan Kecamatan Demak Kabupaten Demak: 1. Sarana dan Prasarana.Minimnya sarana dan prasarana yang mendukung dalam peningkatan produktivitas industri kecil olahan buah belimbing menjadikan salah satu faktor penghambat dalam mengembangkan usaha industri. Sarana dan prasarana yang dimaksud ialah sarana dan prasarana produksi serta pemasaran produk industri kecil olahan buah belimbing. Sarana yang kurang adalah adanya peralatan yang masih sederhana dan kurangnya jumalah peralatan yang digunakan. Kekurangan tersebut dikarenakan harga peralatan yang mahal dan biaya perawatan peralatan yang tidak murah. Pengusaha saat ini belum mampu untuk membeli peralatan tersebut. 2. Pemasaran/Promosi. Minimnya promosi atau pemasaran yang dilakukan juga menjadi faktor penghambat dalam industri kecil olahan buah belimbing ini. Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UMKM selalu mengikutsertakan industri kecil olahan buah belimbing ini dalam hal pemasaran. Khususnya jika ada event atau pameran baik dalam daerah maupun di luar daerah.
Meylinda Putri Rahayu
137
3. Bahan Baku.Kabupaten Demak memiliki perkebunan buah belimbing yang produktif. Karena buah belimbing merupakan buah khas dan icon dari Kabupaten Demak. Namun, produksi buah belimbing mulai terancam merosot dikarenakan susahnya perawatan buah belimbing oleh petani belimbing. Selain itu juga dengan munculnya buah lainnya yang lebih unggul daripada buah belimbing. 4. Tenaga Penyuluh dan Tenaga Pembina IKM. Mereka cepat merasa puas dengan hasil yang telah mereka capai. Selain itu kurangnya inovatif mereka dalam menampilkan produksi yang baru sehingga terkesan monoton. Untuk pengusaha sendiri mereka kurang dalam tantangan berwirausaha. Hal ini di takutkan apabila mereka telah merambah dalam indsutri besar mereka kurang akan pengalaman. Untuk konsistensi produk juga mereka harus mampu mempertahankan. Selain faktor-faktor penghambat yang memengaruhi suatu usaha dalam hal ini adalah industri kecil olahan buah belimbing, ada juga faktor-faktor pendukung dalam menjalankan usaha. Berikut adalah faktor-faktor yang mendukung dalam peranan pemberdayaan industri kecil olahan buah belimbing: 1. Kemitraan Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kemitraan adalah nomina (kata benda) perihal hubungan (jalinan kerjasama dan sebagainya) sebagai mitra. Hubungan kerjasama yang dimaksud di sini yaitu hubungan kerjasama yang terjalin antara pengusaha industri kecil olahan buah
138
Meylinda Putri Rahayu
belimbing, pemasok bahan baku, bakul, pedagang, dan pelanggan serta konsumen. 2. Tenaga Kerja Industri
Dengan adanya industri kecil olahan buah belimbing di Kelurahan Mangunjiwan Kecamatan Demak Kabupaten Demak maka terbuka pula lapangan kerja bagi masyarakat yang berada di daerah sekitar industri kecil olahan buah belimbing, sehingga dapat menyerap tenaga kerja. Banyaknya orang disekitaran industri yang dapat direkrut menjadi tenaga kerja industri kecil olahan buah belimbing menjadikan salah satu faktor pendukung dalam proses pemberdayaan yang dilakukan oleh Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UMKM.
3. Dukungan dari Pemerintah
Adanya dukungan dari pemerintah sangat membantu dalam pengem bangan industri. Yang pertama, pemerintah ikut andil dalam promosi pasar dan pengenalan produk olahan buah belimbing melalui berbagai macam kegiatan pameran agar produk yang dihasilkan lebih dikenal oleh masyarakat luas. Pameran yang diada kan tidak hanya dalam skala lokal saja.
Pengenalan dan promosi produk industri olahan buah belimbing tidak hanya melalui acara atau event pa meran saja. Pemerintah juga menge nalkan dan mempromosikan melalui web media on line lebih mudah dan tidak banyak memakan biaya serta dapat diakses oleh siapa saja.
DHARMA PRAJA
Simpulan Secara umum hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis dapat disimpulkan yaitu Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UMKM dalam memberdayakan industri kecil pengolahan buah belimbing Kabupaten Demak, dengan cara pembinaan dan pelatihan, penerapan standarisasi industri untuk mendorong daya saing industri kecil olahan belimbing seperti (PIRT,barkot,HAKI,Sertifikat Halal), penyediaan sarana prasarana terkait klaster industri aneka makanan seperti: Memberikan bantuan dan fisilitas alat untuk membantu pengusaha industri kecil dalam meningkatkan produksi olahan buah belimbing. Monitoring/ kunjungan dilakukan secara rutin dan berkala tergantung permintaan pengusaha IKM. Pemasaran/Promosi dilakukan melalui media sosial, dari orang ke orang dan pemasaran melalui pameran expo, website, counter. Sedangkan untuk faktor pendukung dan faktor penghambat dalam Pemberdayaan Industri kecil Olahan Buah Belimbing di Disperindagkop dan UMKM Kabupaten Demak, yaitu meliputi (untuk faktor pendukung): pengusaha industri telah memiliki pemasok tetap bahan baku buah belimbing. di Kabupaten Demak terdapat perkebunan buah belimbing yang produktif. Dari segi penjualan dan pemasaran, masing-masing pengusaha industri kecil olahan buah belimbing sudah mempunyai bakul, pedagang dan pelanggan tetap. Tenaga kerja yang dimiliki oleh industri kecil olahan buah belimbing di Kelurahan Mangunjiwan Kecamatan Demak Kabupaten Demak semuanya bertempat tinggal di sekitaran tempat IKM. Selain aksesnya dekat,
DHARMA PRAJA
ketika ingin penambahan tenaga kerja, maka dapat merekrut masyarakat sekitar dan pelatihan bisa diberikan dari para tenaga kerja yang terdahulu. Pemasaran media sosial yang lebih mudah dan tidak banyak memakan biaya. Pemerintah ikut andil dalam promosi pasar dan pengenalan produk olahan buah belimbing melalui berbagai macam kegiatan pameran agar produk yang dihasilkan lebih dikenal oleh masyarakat luas. Sehinga para pemilik dan tenaga kerja industri mulai antusias dalam mengikuti sosialisasi dan pelatihan serta penyuluhan mengenai pengembangan sumber daya manusia, teknologi dan informasi dalam meningkatkan produksi dan terus menngkatkan kualitas produk dari industri kecil olahan buah belimbing. Sedangkan untuk faktor penghambatnya yaitu: Minimnya teknologi dan alat yang menunjang produktivitas karena harganya mahal. Minimnya usaha untuk memperkenalkan (promosi) dan pemasaran produk industri Kabupaten Demak. Produk yang dihasilkan masih banyak yang bersifat monoton yang dikarenakan kurangnya pengetahuan tentang diversifikasi produk olahan buah belimbing. Industri kecil olahan buah belimbing di Demak masih
Meylinda Putri Rahayu
139
belum mempunyai catatan pembukuan yang lengkap. Tempat produksi masih bergabung dengan tempat tinggal dan menyatu dengan dapur rumah pemilik IKM.Tempat pengolahan atau tempat produksi menyatu dengan tempat penyimpanan produk. Produk yang dihasilkan masih banyak yang bersifat monoton karena kurangnya pengetahuan tentang diversifikasi produk olahan buah belimbing. DAFTAR PUSTAKA Arsyad, Lincoln.2011. Pengantar Perencanaan Pembangunan Daerah, edisi kedua. Yogyakarta: BPFE. Evy, Ratna. 2001. Usaha Industri dan Kerajinan di Indonesia. Jakarta: Mutiara Sumber Widya. Mardikanto, Totok dan Poerwoko Soebiato. 2012. Pemberdayaan masyarakat Dalam Prespektif Kebijakan Publik. Badung: Alfabeta. http://www.bps.go.id/menutab, diunduh pada 25 Oktober 2015 http://berita.suaramerdeka.com//petani-enggantanam-belimbing-demak-terancampunah, diunduh pada 16 Oktober 2015 http://Inovasi Pengolahan Buah Belimbing Khas Demak//di unduh pada 9 Oktober 2015
140
Meylinda Putri Rahayu
DHARMA PRAJA