PEMBERDAYAAN EKONOMI LOKAL MELALUI PELATIHAN PERENCANAAN BISNIS UNTUK WIRAUSAHA PEMULA8
Oleh : Risna Resnawaty, Nurliana Cipta Apsari, Budhi Wibhawa dan Sahadi Humaedi9
ABSTRAK Pembangunan masyarakat saat ini berlandaskan paradigma bottom up, sebuah pemahaman pembangunan yang tidak hanya berangkat dari bawah, namun paradigma ini juga memiliki arti bahwa masyarakatlah yang mengendalikan pembangunan. Dalam kegiatan PKM ini, tim berusaha mengajak masyarakat untuk dapat mengenali, memahami kondisi-kondisi aktual dalam masyarakat; dan merumuskan kegiatan-kegiatan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Kegiatan PKM yang diawali dengan proses assessment bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan potensi ekonomi lokal yang ada di lingkungan masyarakat, sehingga dapat memanfaatkan potensi tersebut secara maksimal, selain itu dengan adanya PKM ini juga, kapasitas masyarakat dapat ditingkatkan terutama pengetahuan dan pemahaman mengenai wirausaha kepada masyarakat. Berdasarkan hasil pemetaan/assessment diketahui bahwa Desa Sukarasa tidak hanya memiliki potensi alam yang melimpah, namun didukung pula oleh sumber daya manusia yang terampil terutama dalam kerajinan tangan dan olahan makanan. Walaupun demikian kondisi kehidupan masyarakat, terutama pada aspek ekonomi belumlah memadai, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti kondisi kualitas SDM yang masih rendah dan infrastruktur desa yang juga belum memadai. Sebagai contoh masyarakat pelaku industri kerajinan tangan dan olahan makanan belum mampu untuk menghasilkan produk yang ‘berbeda’ dan berkualitas bagus sehingga memiliki nilai jual tinggi. Dengan pertimbangan dari berbagai kondisi tersebut, maka kegiatan PKM ini diarahkan pada aspek ekonomi dengan menyelenggarakan pelatihan yang bertemakan “Pemberdayaan Ekonomi Lokal Melalui Pelatihan Perencanaan Bisnis Untuk Wirausaha Pemula”. Hasil dari kegiatan pelatihan tersebut, nampak bahwa warga lebih termotivasi untuk melakukan kegiatan wirausaha, sebab masyarakat sudah memahami mengenai strategi usaha terutama mengenai pemasaran, dan masyarakat berharap kegiatan serupa dapat dilakukan kembali di Desa Sukarasa.
8
Pengabdian Kepada Masyarakat Program KKNM-PPMD Intergratif Periode Januari – April 2014, Dibiayai dari DIPA PNBP Universitas Padjadjaran, sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Pengabdian kepada Masyarakat, No.: 01/UN6.R/KepPM/2014 9
Para Penulis adalah staf pengajar pada Jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial FISIP-UNPAD
50
PENDAHULUAN
Diharapkan dengan adanya program
Desa Sukarasa adalah salah satu dari
pelatihan bagi wirausaha pemula ini, dapat
beberapa desa yang ada di Kecamatan
membantu
meningkatkan
Salawu Kabupaten Tasikmalaya. Dari segi
masyarakat
Dusun
potensi, Desa Sukarasa merupakan tipikal
Sukarasa,
Kecamatan
desa yang memiliki sumber daya alam yang
diharapkan
warga
sangat mendukung untuk aktivitas pertanian,
mental wirausaha sehingga masyarakat tidak
maupun aktivitas lainnya seperti pembuatan
bergantung pada orang lain dan mampu
kerajinan tangan ataupun olahan makanan
memberdayakan dirinya sendiri serta orang
dengan bahan baku yang bersumber dari
lain.
alam.
Warga
Desa
Sukarasa
memiliki
perekonomian
Saung
Seel,
Desa
Salawu.
masyarakat
Serta memiliki
Maksud dari kegiatan yang dilakukan
keterampilan antara lain dalam membuat
adalah
aneka makanan khas daerah dan membuat
pemahaman mengenai wirausaha kepada
anyaman (seperti wajit, opak, dan ranginang,
masyarakat.
dan boboko, besek, dll). Namun selama ini
masyarakat akan potensi ekonomi lokal yang
keterampilan tersebut belum dimaksimalkan
ada di dalam masyarakat dan membantu
menjadi
masyarakat
usaha
menghasilkan penghasilan
yang
uang
potensial
sebagai
keluarga.
untuk
penambah
Pengrajin
memberikan
pengetahuan
Meningkatkan
secara
dan
kesadaran
bersama-sama
guna
mencari pemecahan masalah melalui potensi
Desa
yang ada di masyarakat itu sendiri.
Sukarasa hingga saat ini hanya mampu
Sementara itu tujuan dari kegiatan
menjual makanan atau anyamannya ketika
tersebut
ada pesanan, misalnya jika ada warga yang
masyarakat
akan
Selain
pemahaman mengenai wirausaha kepada
daripada itu komunitas pengrajin tidak pernah
masyarakat, sehingga masyarakat mampu
menggeluti usaha pembuatan makanan atau
mengembangkan
anyaman kecuali untuk dikonsumsi sendiri.
pengetahuan
menyelenggarakan
Berdasarkan tersebut,
maka
hajatan.
gambaran diperlukan
adalah
meningkatkan
terutama
pengetahuan
usaha
mengenai
kapasitas
serta cara
dan
memiliki
pemasaran
situasi
yang efektif; agar masyarakat lebih sadar
penguatan
akan potensi ekonomi lokal yang ada di
ekonomi lokal melalui pelatihan bisnis bagi
lingkungan
wirausaha pemula yang dimaksud dengan
memanfaatkan
wirausaha pemula di sini bukan hanya
maksimal dan masyarakat termotivasi untuk
terbatas pada mereka yang belum memiliki
secara bersama-sama mencari pemecahan
usaha atau pun pengangguran, tetapi mereka
masalah
yang sudah memiliki usaha namun usahanya
masyarakat itu sendiri
tersebut belum stabil pun dapat terlibat dalam kegiatan penguatan tersebut.
51
masyarakat, potensi
melalui
potensi
sehingga tersebut
yang
dapat secara
ada
di
TINJAUAN PUSTAKA A.
yakni
masyarakat
Pendekatan bagaimana
dalam meningkatkan atau menumbuhkan masyarakat.
Wibhawa
berawal
pengorganisasian
dari
masyarakat
organizing) mengorganisasikan
bermakna
B.
sebagai
awal
konsep
development
community
proses
demi mendapatkan kesejahteraannya sendiri.
pada
masyarakat
yaitu
oleh
masyarakat
merupakan
community
sumber-sumber
mengumpulkan
dan
development
dilaksanakan
berdasarkan kebutuhan masyarakat lokal. Tahap ini merupakan upaya agar intervensi
ada beberapa tahap terencana yang harus partisipasi
tahap
masyarakat karena pada dasarnya program
yang dimiliki. Untuk melakukan hal tersebut
dengan
sistem
mengidentifikasi masalah serta kebutuhan
kebutuhan
masyarakat akan kondisi yang lebih baik
dilakukan
oleh
proses community development. Assessment
community
mengoptimalkan
dibantu
tahap ini merupakan tahap penting dalam
dihargai serta didukung.
dengan
masyarakat
dengan assessment yang tepat sehingga
apapun bentuk partisipasinya harus diakui,
karena
adalah
Sebuah program yang baik diawali
orang akan membawa perubahan sehingga
hadir
development
pelaksana dan sistem kegiatan.
masalah tersebut penting dan tindakan setiap
development
community
community development harus dilakukan
harus mengetahui serta menyadari bahwa
Kesimpulannya,
terdapat beberapa tahapan
terminasi. Setiap langkah dalam proses
proses
community development untuk mendorong partisipasi
community
assessment, plan of treatment, treatment dan
Menurut Ife (2008), ada beberapa hal diperhatikan
melaksanakan
dalam
Wibhawa dkk (2010:111) langkah dalam
masyarakat agar melakukan suatu upaya
harus
agar
yang akan dijalani secara berurutan. Menurut
development bertujuan untuk mendorong
yang
masyarakat
Tahapan Assessment Community Development Dalam
dalam setting kondisi yang terus berubah. sejak
mendidik
kepada
pembangunan yang ada.
sebuah sistem untuk melayani warganya
Artinya,
memfokuskan
dapat terintegrasi kepada program-program
(community
masyarakat
ini
secara mandiri kemudian dengan sendirinya
konsep
yang
dapat
berdaya dalam memecahkan permasalahan
dkk
(2009:108) menjelaskan bahwa community development
ini
dapat terlibat dalam pemecahan masalah.
atau
Community development merupakan proses
kemandirian
proses
meningkatkan kapasitas masyarakat agar
Pengembangan Masyarakat Pengembangan
bagaimana
berjalan efektif dan tepat sasaran dalam
masyarakat
mencapai tujuan.
sebagai pihak yang paling memahami kondisi
Menurut Tropman dkk (1996), proses
mereka sendiri. Community development
ini terdiri dari beberapa kegiatan yakni
lebih menekankan kepada tujuan proses
assessment kebutuhan (need assessment),
52
identifikasi kebutuhan (need identification),
kemampuan seseorang, suatu organisasi
dan
atau suatu sistem untuk mencapai tujuan-
analisis
(convergent
masalah analysis).
yang
memusat
Kebutuhan
dalam
tujuan yang telah ditetapkan. Sementara itu,
konteks ini ialah kesenjangan antara kondisi
Katty Sensions berpendapat bahwa : “Capacity building usually is understood to mean helping governments, communities and individuals to develop the skills and expertise needed to achieve their goals. Often designed to strengthen participant’s to abilities to evaluate their policy choices and implement decisions effectively, may included education and training, instutional and legal reforms, as well as scientific, technological and financial assistance”
yang seharusnya tercipta di masyarakat dan realitas yang terjadi. Need assessment ialah strategi yang dirancang untuk menyediakan data-data yang memungkinkan perencana untuk menentukan prioritas kebutuhan yang ada
di
masyarakat
serta
mengevaluasi
sumber daya yang ada secara sistematis. Dalam
melakukan
need
assessment,
diperlukan dua langkah operasional yakni need identification dan convergent analysis. C.
Dalam menjalankan capacity building, perlu
Capacity Building
mempengaruhi
Secara umum, kapasitas diartikan sebagai
kemampuan
menjalankan
peran
dan
individu
dimaksudkan
untuk
tertentu
berikut: 1. Membangun
yang
peningkatan
mengembangkan
(1977;6-22) berpendapat
pengembangan
dalam pengembangan kapasitas sebagai
penelitian
kemampuan individu dalam bidang tertentu. Grindle
proses
yang
(2003) menyebutkan lima elemen utama
menyelesaikan
building secara singkat diartikan sebagai strategi
elemen-elemen
kapasitas tersebut. Garlick dalam McGinty
dalam
masalah yang dihadapi. Sedangkan capacity
penerapan
diperhatikan
pengetahuan, keterampilan, dan
meliputi mewadahi
pengembangan,
dan
bantuan belajar.
bahwa
2. Kepemimpinan.
“capacity building is intented to encompass a
3. Membangun
variety of strategies that have to do with
jaringan,
meliputi
usaha
untuk membentuk kerjasama dan aliansi.
increasing the efficiency, effectiveness, and
4. Menghargai
responsiveness of government performance”.
komunitas
dan
mengajak
komunitas untuk bersama-sama mencapai
Dari pendapat tersebut, dapat kita
tujuan.
lihat bahwa ada 3 aspek yang penting di
5. Dukungan informasi, meliputi kapasitas
dalam sebuah pengembangan kapasitas,
untuk mengumpulkan, mengakses dan
yaitu efisiensi, efektifitas, dan bagaimana kita
mengelola informasi yang bermanfaat.
merespon performa yang dilakukan oleh pemerintah. Selanjutnya, Brown (2001:25)
MATERI DAN METODE PELAKSANAAN
mendefinisikan capacity building sebagai
A. Kerangka Pemecahan Masalah
suatu proses yang dapat meningkatkan
53
Pengabdian
kepada
masyarakat
building secara singkat diartikan sebagai
melalui program KKNM-PPMD Integratif ini
penerapan
diharapkan
dimaksudkan
memberikan
masyarakat
manfaat
terutama
pada
menyelesaikan
strategi
tertentu
untuk
mengembangkan
kemampuan individu dalam bidang tertentu.
permasalahan yang dihadapi. Syarat dari
Dalam
manfaat
diperhatikan
elemen-elemen
program yang tepat, baik tepat sasaran dan
mempengaruhi
proses
tepat
kapasitas tersebut.
suatu
jenis
tersebut
program
bantuan,
dapat
adalah
suatu
sehingga
program
berkelanjutan.
Dengan
arah,
dan
masyarakat
pelatihan, kegiatan ini melibatkan masyarakat
proses
terutama pelaku industri olahan makanan
masyarakat
dan kerajinan tangan sebagai peserta. Pada
menjadi lebih mandiri dan berkembang.
kegiatan pelatihan ini diharapkan masyarakat
Proses tersebut dapat di awali dengan
mampu
pengkajian kondisi potensi dan masalah
intervensi/pelaksanaan
serta
mengenai
cara
C. Khalayak Sasaran
program. Pada kegiatan PKM ini disepakati
Awalnya sasaran pelatihan ini adalah
bahwa tahapan intervensi ditujukan guna
kelompok-kelompok
pengembangan kapasitas melalui kegiatan
masyarakat
yang
menggeluti aktivitas industri kerajinan tangan
pelatihan.
dan olahan makanan, namun dengan seiring
Secara umum, kapasitas diartikan sebagai
pengetahuan
usaha
pemasaran yang efektif.
penting sebab akan menentukan tahapan yaitu
mengembangkan
memiliki
(assessment), tahap assessment ini amat
berikutnya
ditentukan
Kegiatan selanjutnya adalah kegiatan
atau pemberdayaan masyarakat merupakan
agar
dapat
dapat dimanfaatkan.
Kegiatan pengembangan masyarakat
akhir
sehingga
pada sumber daya lokal yang tersedia dan
dan permasalahan yang dimiliki masyarakat.
tujuan
Kepada
kegiatan selanjutnya dengan tetap merujuk
masyarakat dengan berdasar pada potensi
dengan
Pengabdian
kondisi potensi dan masalah di lingkungan
pada penyelesaian masalah yang dihadapi
proses,
pengembangan
Assessment ini bertujuan untuk mengkaji
suatu rencana intervensi untuk mendukung
sebuah
yang
assessment dan kegiatan pelatihan. Kegiatan
assessment yang akurat maka dapat disusun
dari
perlu
kegiatan, yaitu kegiatan kajian kondisi atau
lingkup
intervensinya terkendali. Setelah dilakukan
rangkaian
building,
Masyarakat ini dilakukan dengan 2 tahapan
profesi, assessment merupakan proses yang sifat,
capacity
Kegiatan
perlu dilakukan assesment. Dalam semua
ideal
proses
B. Realisasi Pemecahan Masalah
demikian sebelum dilaksanakannya program
secara
yang
kemampuan
menjalankan
peran
dan
individu
waktu
dalam
berjalan
sosialisasi
menyelesaikan
selama
rencana
persiapan
kegiatan
dan
nampaknya
banyak masyarakat yang ingin terlibat dalam
masalah yang dihadapi. Sedangkan capacity
54
sebagai peserta dalam pelatihan ini terutama
bertindak; (2) PRA lebih cocok disebut
warga
metode-metode
yang
kelontong,
memilki dengan
usaha/warung/toko
pendekatan-
khalayak
pendekatan (bersifat jamak) daripada metode
sasaran dalam kegiatan pelatihan ini tidak
dan pendekatan (bersifat tunggal); dan (3)
hanya masyarakat yang memiliki usaha
PRA memiliki beberapa teknik yang bisa kita
kerajinan tangan seperti anyaman (bilik,
pilih, sifatnya selalu terbuka untuk menerima
boboko,
cara-cara dan metode-metode baru yang
besek,
demikian
atau
dll) dan usaha olahan
makanan (wajit, opak, dan ranginang) juga masyarakat dirumah
yang
memiliki
masing-masing.
partisipasi
masyarakat
warung
kecil
Peran
atau
dalam
dianggap cocok. Jadi
pengertian
kegiatan
mendorong
masyarakat
desa/wilayah/lokalitas meningkatkan
D. Metode yang Digunakan
untuk
dan
di
suatu
turut
serta
menganalisis
pengetahuan mereka mengenai hidup dan
pelaksanaan
melalui
kondisi mereka sendiri agar mereka dapat
Pelatihan yang terbagi atas 2 kegiatan,
membuat rencana dan tindakan.Teknik PRA
antara lain: 1.
adalah
sekumpulan pendekatan dan metode yang
pelatihan ini adalah sebagai peserta.
Metode
PRA
yang akan digunakan yaitu: Diagram Sehari,
Assessment
(KajianAwal/Analisis
Peta Desa, Diagram Venn, Matriks Ranking,
Situasi).
dan FGD.
Salah
satu
metode
dalam
Assessment
adalah
PRA.
Waktu
Pelaksanaan
bulan
Januari
2014.
2. Pelatihan Perencanaan Bisnis untuk Wirausaha Pemula
Participatory Rural Appraisal (PRA) adalah penilaian/pengkajian/
penelitiaan
Metode pelaksanaan kegiatan yaitu
keadaan
menggunakan metode pelatihan, dengan
desa secara partisipatif. Maka dari itu,
dilengkapi alat bantu seperti papan tulis,
metode PRA adalah cara yang digunakan
kertas plano dan spidol whitboard. Dalam
dalam
melakukan
kegiatan pelatihan ini dipimpin oleh sorang
untuk
fasilitator dari Kota Tasikmalaya yaitu Bapak
atau
kondisi
Muhammad Fauzan Wahyu Noor, beliau
tertentu
dengan
adalah pendiri Paguyuban Pengusaha Muda
pengkajian/penilaian/penelitian memahami
keadaa
desa/wilayah/lokalitas
melibatkan partisipasi masyarakat. PRA
merupakan
metode
Tasikmalaya (PPMT) dengan dibantu satu dan
orang asistennya.
pendekatan pembelajaran mengenai kondisi
Pada kegiatan pelatihan ini fasilitator
dan kehidupan desa/wilayah/lokalitas dari,
memberikan materi dengan menjelaskan dan
dengan dan oleh masyarakat sendiri dengan
memberikan
catatan : (1) Pengertian belajar, meliputi
mengenai
kegiatan
mengenai strategi-strategi dalam pemasaran
menganalisis,
merancang
dan
55
contoh-contoh
sederhana
kewirausahaan
terutama
produk.
Selain itu dalam
ini,
terbiasanya untuk BAB di MCK. Sementara
fasilitator juga memberikan sesi tanya jawab
itu penyaluran air bersih masih terkendala
kepada
mengenai
oleh kemampuan warga dalam pengadaan
peluang
pipa air bersih. Kondisi Pertanian, Desa
para
pelatihan
peserta
permasalahan-permasalahan
dan
usaha.
Sukarasa merupakan wilayah desa dengan kondisi tanah yang subur, curah hujan yang
HASIL DAN PEMBAHASAN
cukup, dan lahan/areal pertanian yang cukup
A. Hasil Assessment Berdasarkan pemetaan
yang
Sukarasa,
aspek
dari
kegiatan
dilaksanakan
terutama
berbagai
luas. Di Desa Sukarasa juga berpotensi
hasil
di
mengenai
kehidupan
untuk dikembangkan sektor peternakan dan
Desa
perikanan air tawar, namun dengan kondisi
kondisi
potensi
masyarakat.
pertanian,
Desa Sukarasa adalah pemeluk Agama
warga
dan Jumat siang. Masalah yang muncul
mengenai
pengelolaan
pertanian,
sebagai pakan ternak, sementara warga
Kondisi
belum mampu untuk membuat pakan ternak
Pendidikan, sarana sekolah/gedung sudah
alternatif.
ada mulai dari pendidikan usia dini (PUAD)
Kondisi Ekonomi, warga memilki
hingga tingkat SLTA. Masalah yang muncul
keterampilan
adalah masih tingginya penduduk dengan
dalam
membuat
kerajinan
tangan berbahan bambu dan kayu, juga
latar belakang pendidikan dasar. Selain itu bangunan atau gedung sekolah masih ada yang perlu perbaikan.
membuat
beragam
tradisional
dengan
olahan bahan
makanan baku
yang
melimpah dari alam. Di Desa Sukarasa
Kondisi Kesehatan, Desa Sukarasa layanan-layanan
sudah ada kelompok simpan pinjam baik dari
kesehatan
hasil bentukan PNPM maupun swadaya yang
berupa Posyandu dan Puskesmas, sumber
dapat berfungsi sebagai lembaga keuangan
air bersih tersedia cukup, terdapat program
mikro di masyarakat. Sedangkan masalah
Jamkesmas untuk RTM dan RTSM. Masalah
yang muncul adalah pemasaran yang kurang
yang muncul adalah warga belum memahami manfaat
pertanian
makin sulitnya untuk mendapatkan rumput
dan ada juga beberapa mesjid/mushola yang
tentang
hasil
Kendala dalam sektor peternakan adalah
untuk mendapatkan air bersih untuk wudhu,
ada
diantaranya
harga pupuk yang mahal dan hama tanaman.
adalah masih ada mesjid yang kesulitan
sudah
ada
disebabkan masih minimnya pengetahuan
dilaksanakan secara rutin yaitu malam Jumat
perbaikan.
masih
terutama padi dirasakan masih kurang, hal
Islam, saat ini sudah ada pengajian yang
perlu
ternyata
beberapa masalah terkait dengan aspek
Kondisi Keagamaan, umumnya penduduk
kondisinya
tersebut
dari
Posyandu
maksimal untuk produk kerjinan tangan dan
dan
olahan makanan, sehingga usaha ini tidak
Puskesmas, warga juga belum memiliki
berkembang walaupun sudah ada lokasi-
perilaku hidup yang sehat, seperti belum
lokasi stretegis untuk memasarkan produk
56
tersebut. Warga juga belum memahami
disebabkan
secara mendalam mengenai strategi usaha
terbatas dan kurang sesuainya keterampilan
terutama
dengan lapangan pekerjaan.
pemasaran.
Kondisi
Sarana/Prasarana, keadaan sarana dan
oleh
Kondisi
lapangan
kerja
yang
Kelembagaan,
prasarana Desa Sukarasa memang sudah
pemetaan
ada akses untuk menuju Kantor Desa
kelembagaan pemerintah desa baik dari segi
maupun wilayah pemukiman warga, hanya
SDM
saja kondisi jalan yang kurang memadai,
memadai,
sebagian besar jalan sudah rusak, berlubang,
peningkatan kaulitas demikian juga dengan
belum
memiliki parit
kondisi bangunan memerlukan perbaikan-
(saluran air) sehingga ketika musim hujan
perbaikan sehingga dapat menimngkatkan
datang akan terjadi genangan air dan kotor
kualitas
oleh tanah. Sedangkan untuk sarana irigasi
sementara itu untuk kelompok tani/ternak
umumnya adalah irigasi non teknis yang
(Gapoktan) saat ini masih banyak warga
masih
sehingga
terutama petani dan peternak yang belum
mudah terjadi penyempitan dan longsor.
mengetahui manfaat adanya kelompok ini
Kondisi bangunan balai desa dan balai dusun
sehingga masih banyak warga yang belum
juga sudah banyak yang rusak, sehingga
tergabung
dengan
kelompok
tani/ternak
memerlukan perbaikan agar memadai untuk
tersebut.
Kondisi
lembaga
kesehatan
digunakan.
memang
sudah
diaspal dan tidak
berupa
Kondisi
selokan
tanah,
sarana
kondisi
bangunan
SDM
layanan
kondisi
perlu
kepada
ada
belum ada
masyarakat,
Posyandu
dan
Puskesmas, namun warga menilai bahwa
peranan
keberdaan posyandu dan puskesmas ini
penting dalam kehidupan bermasyarakat.
belum maksimal, hal ini disebabkan kualitas
Sementara nilai-nilai yang dianut oleh warga
SDM dari dua lembaga tersebut yang belum
antara lain saling membantu sesama, saling
memadai.
menolong,
masih
peduli,
posisi
maupun
bahwa
tokoh
masyarakat
Sosial,
menunjukan
hasil
memegang
dan
saling
percaya,
demikian juga dengan budaya gotong royong atau
kerjasama.
Seiring
B. Hasil Pelatihan
dengan
Hasil dari pelatihan ini masyarakat
perkembangan jaman, kondisi ini lambat laun terus
berubah
terutama
pada
menjadi lebih mengetahui tentang masalah-
kalangan
masalah
remaja dan pemuda. Pengaruh budaya luar
pemasaran,
dinilai dapat menggeser nilai-nilai budaya asli masyarakat
seperti
kenakalan
ini
diperparah
lagi
oleh
selain
modal itu
usaha
dan
masyarakat
juga
sangat antusias dengan acara pelatihan, hal
remaja,
ini dibuktikan dengan banyaknya pertanyaan
pergaulan bebas, konflik dan sebagainya. Kondisi
seputar
yang di tujuakan kepada fasilitator seputar
makin
materi
tingginya anggka pengangguran terutama pada kalangan remaja dan pemuda yang
57
yang
telah
diberikan
tersebut,
masyarakat juga berharap agar diadakan
Cary, Lee. 1970. Community Development As A Process. Missouri. Univerity of Missouri Press. Hikmat, Harry. 2006. Strategi Pemberdayaan Masyarakat. Bandung : Humaniora Utama Press. Ife, Jim. 2008. Community Development : Alternatif Pengembangan Masyarakat di Era Globalisasi. Jogjakarta. Pustaka Pelajar. Kartasasmita, Ginandjar. 1996. Pembangunan untuk rakyat: memadukan pertumbuhan dan pemerataan. Jakarta. CIDES Lewis, Judith A., 1991, Management of Human Services Programs. California Brooks/Cole Publishing Company Parsons, Ruth J., James D. Jorgensen, Santos H. Hernandez, 1994. The Integration of Social Work Practice. Wadsworth, Inc., California Rappaport, J., 1984. Studies in Empowerment: Introduction to the Issue, Prevention In Human Issue. USA. Skidmore, Rex A. Social Work Administration, Dcnamic Management and Human Relatiobship. Allyn and Bacon. A Simon & Schuster Company. USA. Suharto, Edi. Pembangunan, Kebijakan Sosial dan Pekerjaan Sosial, Spektrum Pemikiran. Lembaga Studi Pembangunan LSP-STKS Bandung.
kembali acara serupa di Desa Sukarasa. C. Rencana Keberlanjutan Program Merujuk pada hasil-hasil kegiatan PKM yang telah dilakukan, terutama kegiatan pelatihan
mengenai
kewirausahaan
nampaknya perlu diadakan kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan kreatifitas baik dalam
jenis
kemasan
produksi
hasil/produk
maupun tersebut,
dalam dengan
memanfaatkan sumber-sumber yang tersedia dari alam. Sehingga produk yang dihasilkan lebih ramah lingkungan. Kegiatan pelatihan tersebut dapat dibarengi
dengan
kelompok
usaha
kegiatan yang
telah
penguatan ada
atau
pembentukan kelompok baru dan dapat dilanjutkan dengan kegiatan pendampingan guna
melihat
perkembangan
kelompok,
terutama usaha ekonomi kelompok. DAFTAR PUSTAKA Adi, Isbandi Rukminto. 2001. Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan Intervensi Komunitas (Pengantar Pada Pemikiran dan Pendekatan Praktis). FE UI. Jakarta.
58