PEMBERDAYAAN EKONOMI ANGGOTA KOPERASI SERBA USAHA TANGERANG KUAT SEJAHTERA MELALUI (TKS) MART
Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Disusun oleh: Ahmad Septiawan Badawi NIM: 1110054000014
PRODI PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERISYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H/2016 M
ABSTRAK
AHMAD SEPTIAWAN BADAWI Pemberdayaan Ekonomi Anggota Koperasi Serba Usaha Tangerang Kuat Sejahtera melalui Tangerang Kuat Sejahtera (TKS) Mart Sebuah mini market yang juga berbasis koperasi ini ada karena keresahan warga untuk mendapatkan bahan-bahan pokok untuk keseharian yang sulit, maka dibangunlah market. tapi kalau market saja hanya menguntungkan sebelah pihak, maka akhirnya dibuatlah koperasi yang mana tidak hanya Pertokoan saja tapi terdapat pula Simpan Pinjam, Payment Point (listrik, voucher pulsa hp/listrik, telepon, WOM, FIF, BAF, OTO, PDAM) serta pelayanan jasa pembuatan SIM dan Pasport. Dana untuk membangun, dan membeli bahan-bahan pokoknya didapat dari warga yang telah bergabung dengan koperasi. Dalam hal permodalan Koperasi Serba Usaha Tangerang Kuat Sejahtera mereka tidak dibantu oleh pemerintah sama sekali. Metodelogi yang dipergunakan dalam penelitian adalah metodelogi penelitian kualitatif deskriptif. Peneliti melakukan wawancara kepada pengurus Koperasi Serba Usaha Tangerang Kuat Sejahtera, anggota yang terlibat dalam transaksi belanja di Pertokoan. Selain itu peneliti, mendapatkan data dari bahanbahan tertulis seperti: Laporan Tahunan Koperasi 2014, dan Daftar Anggota Koperasi Serba Usaha Tangerang Kuat Sejahtera. Dalam penelitian ini peneliti memeliki tujuan untuk mengetahui bagaimana proses pemberdayaan ekonomi anggota yang dilakukan KSU Tangerang Kuat sejahtera TKS Mart dan mengetahui apa saja yang menjadi faktor penghambatnya. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa KSU Tangerang Kuat Sejahtera cukup membantu ekonomi anggota dengan adanya kegiatan-kegiatan yang bisa membantu memenuhi kebutuhannya walau tidak banyak, akan tetapi kegiatan-kegiatan tersebut terkendala oleh faktor-faktor yang menghambatnya membuat kegiatan atau program yang sedang berjalan tidak efektif.
i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil ‘alamin, segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, yang telah memberi petunjuk kepada umatnya menuju kehidupan yang bahagia fiddun yaa wal aakhirat. Dengan penuh kesadaran dan kerendahan hati, penulisan skripsi ini tidak akan terselesaikan bila tanpa bantuan serta dan dukungan dari berbagai pihak, baik secara moril maupun materil. Sudah sepatutnya penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungannya, sehingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Dr. Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Ibu wati nilam sari, M.Si, Selaku Ketua Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam (PMI) Fakultas Dakwah dan Ilmu Konomunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Bapak M. Hudri MA. Selaku Sekertaris Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam (PMI) dan juga sekaligus sebagai pembimbing skripsi yang bersedia meluangkan waktu dan tenaganya untuk membimbing, memberi motivasi, semangat, arahan serta kritikan dan saran bagi penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
ii
4. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta khususnya Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam yang telah mendidik dan memberikan ilmunya kepada penulis dibangku kuliah. 5. Segenap pimpinan dan karyawan Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi dan Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah memberikan pinjaman buku kepada penulis, sehingga dapat membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi. 6. Anggota Koperasi Serba Usaha Tangerang Kuat Sejahtera yang telah bersedia di wawancarai.
Khususnya kepada bapak syaiful dan segenap
pengeurus koperasi yang telah memberikan kesempatan penulis untuk melaksanakan penelitian dan telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini. 7. Orang Tua penulis yaitu H. Muhammad Ilham dan Ibunda Hj. Muspiah serta keluarga tercinta yang senantiasa memberi semangat, do’a, cinta dan kasih sayang serta berbagai dorongan yang tak terhingga baik moril maupun materil. 8. Sahabat dekat Penulis sekaligus teman seperjuangan, Anfal, Ade Ramdhan Maghfiroh, Muhammad Iqbal Abdul Gofur, Ujang Kosasih, Adiatma, Fiqih Akbar, Annisa Fatonah, Lilis Yunengsih, Nur Handayani serta teman lainnya yang selalu memberikan semangat, do’a, keceriaan, dan bantuan dalam penyelesaian skripsi penulis. 9. Dan kepada semua pihak yang telah membantu serta memberikan dukungan kepada penulis baik secara moril maupun materil, penulis ucapkan terima
iii
kasih yang sebesar besarnya, semoga kebaikan kalian semua menjadi jalan menuju kebaikan fiddun yaa wal aakhirat.
Jakarta, September 2016
Ahmad Septiawan B
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK .........................................................................................................i KATA PENGANTAR .......................................................................................ii DAFTAR ISI ......................................................................................................v DAFTAR TABEL .............................................................................................vii
BAB I
PENDAHULUAN A. B. C. D. E. F.
BAB II
Latar Belakang Masalah ........................................................1 Batasan dan Rumusan Masalah .............................................4 Tujuan dan Manfaat Penelitian..............................................5 Metodologi Penelitian ...........................................................5 Tinjauan Pustaka ...................................................................13 Sistematika penulisan ............................................................14
TINJAUAN TEORITIS A. Pemberdayaan .......................................................................17 1. Pengertian Pemberdayaan ...............................................17 2. Strategi Pemberdayaan ....................................................21 3. Tujuan Pemberdayaan .....................................................21 4. Tahap-Tahap Pemberdayaan ...........................................22 5. Konsep Pemberdayaan ....................................................24 6. Prinsip-Prinsip Pemberdayaan ........................................25 B. Pemberdayaan Ekonomi ........................................................26 1. Pengertian Ekonomi ........................................................26 2. Pemberdayaan Ekonomi ..................................................28 C. Koperasi ................................................................................33 1. Pengertian Koperasi ........................................................33 2. Fungsi Peran Koperasi.....................................................35 3. Prinsip-Prinsip Koperasi..................................................36 4. Nilai Dasar Koperasi .......................................................37
BAB III
GAMBARAN UMUM KOPERASI A. Profil KSU Tangerang Kuat Sejahtera ..................................39 1. Sejarah Koperasi di Indonesia .........................................39 v
2. Sejarah KSU Tangerang Kuat Sejahtera..........................43 3. Visi dan Misi ...................................................................44 4. Struktur Organisasi ..........................................................44 5. Tanggung Jawab Pengawas .............................................46 6. Sejarah Organisasi Kepengurusan ...................................48 B. Keseluruhan Anggota Koperasi .............................................49 C. Hasil Temuan.........................................................................50 1. Kegiatan ...........................................................................50 2. Pendanaan Koperasi dari Usaha Koperasi .......................51 3. Usaha Koperasi ................................................................53 4. Hasil Usaha ......................................................................54 BAB IV
TEMUAN DAN ANALISIS A. Proses Pemberdayaan Ekonomi Anggota Di Koperasi Serba Usaha Tangerang Kuat Sejahtera ...............................59 B. Faktor-Faktor Penghambat dalam Pemberdayaan KSU Tangerang Kuat Sejahtera ....................................................73
BAB V
PENUTUP A. Kesimpulan ............................................................................76 B. Saran .....................................................................................77
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................78 LAMPIRAN .....................................................................................................
vi
DAFTAR TABEL 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Tabel 1 Jadwal Penelitian ............................................................................9 Tabel 2 Organisasi Kepengurusan ...............................................................49 Tabel 3 Dana Anggota .................................................................................52 Tabel 4 Pemasukan Koperasi yang diperoleh dari Mini Market .................56 Tabel 5 Pengeluaran Koperasi .....................................................................57 Tabel 6 Perbandingan Harga ........................................................................72
vii
BAB I PENDAULUAN
A. Latar Belakang Masalah Adanya
lembaga-lembaga
pemberdayaan
masyarakat
melalui
pengembangan potensi diri dengan tetap kreatif dalam berwirausaha mandiri kini sangat banyak diusung. Berbagai program pun berbeda-beda dalam pengelolannya namun tetap hanya satu tujuan yaitu pemberdayaan masyarakat dalam upaya memutus rantai kemiskinan dan memperbaiki kondisi kesejahteraan sosial ekonomi yang notabene belum didapat oleh banyak masyarakat saat ini. Lembaga-lembaga pemerintahan maupun Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) hadir bukan hanya bantuan materil tapi juga immaterial seperti, pembinaan dan pelatihan.1 Tumbuh kesadaran betapa pentingnya Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terutama dalam hal kemampuannya menyerap tenaga kerja. Dengan sifat bisnisnya yang fleksibel UKM terbukti lebih tahan terhadap gejolak ekonomi, seperti yang terjadi di Indonesia pada awal masa krisis ekonomi pada tahun 1997. Usaha yang tergolong kecil menengah relatif sangat mudah melakukan penyesuaian terhadap perubahan lingkungan. Keberadaan UKM dipandang berperan penting dalam struktur ekonomi suatu negara. Berdasarkan hal di atas maka dapat dilihat pentingnya UKM dalam perekonomian dalam mengatasi masalah krisis yang terjadi karena UKM adalah salah satu pelaku bisnis dalam
1
Sujanto, et.al, Pedoman Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan Melalui Bantuan Langsung Pemberdayaan Sosial,(BLPS)(Jakarta : Kementrian Sosial RI, 2011). Hal. 23.
1
2
domain dunia usaha.2 Dari hasil penelitian, mahasiswa sulit untuk mau dan memulai wirausaha dengan alasan mereka tidak diajar dan dirangsang untuk berusaha sendiri. Hal ini juga didukung oleh lingkungan budaya masyarat dan keluarga yang dari dulu selalu ingin anaknya menjadi orang gajian alias pegawai. Di sisi lain, para orang tua kebanyakan tidak memiliki pengalaman dan pengetahuan untuk berusaha. Oleh karena itu, mereka lebih cenderung mendorong anak-anak mereka untuk mencari pekerjaan atau menjadi karyawan. Orang tua juga merasa lebih bangga, bahkan sebagian merasa terbebas, bila anaknya yang telah selesai kuliah mampu menjadi pegawai. Dan faktor yang tidak kalah pentingnya adalah tidak ada atau sulitnya memiliki modal untuk berwirausaha.3 Program pemberdayaan terhadap masyarakat miskin merupakan suatu kewajiban lembaga pemerintah dan non pemerintah. Aktivitas dimana orangorang yang tidak berdaya menjadi berdaya atau mempunyai kehidupan yang layak, sama dengan manusia lainnya. Artinya cukup tersedianya sandang, pangan, perumahan, pendidikan, kesehatan, keadilan dan rasa aman. Mensejahterakan kehidupan bangsa dalam hidup, berarti memberdayakan setiap warga negara agar mampu berbuat dan bertindak seimbang, baik dalam pikiran, perkataan, perbuatan serta mampu menyelaraskan antara Hak dan Kewajiban, oleh karena itu pemberdayaan dan kesejahteraan dalam hidup merupakan kebutuhan masyarakat yang harus dipenuhi.4
2
Bakrie, Mengembangkan UKM Melalui Pemberdayaan Peran Pemerintah Daerah (jakarta: Gede,Diva, 2009), h. 15. 3 Kasmir, Kewirausahaan (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), h. 3- 4. 4 Kusnadi, pendidikan keaksaraan: Filsofi, strategi, implementasi (Jakarta: DEPDIKNAS, 2005), h. 219.
3
Pemberdayaan dimaksud adalah sebagai suatu proses dimana masyarakat yang tinggal pada lokasi tertentu mengembangkan prakarsa untuk melaksanakan suatu tindakan sosial (dengan atau tanpa intervensi) untuk mengubah situasi ekonomi, sosial, kultural dan atau lingkungan mereka.5 Bapak kopersi Indonesia, almarhum Dr. Mohammad Hatta dengan jelas menyebutkan bahwa koperasi tidak saja merupakan wadah ekonomi, tetapi juga merupakan sarana pendidikan bagi masyarakat Indonesia. Oleh karena koperasi bukan saja memupuk rasa solidaritas sosial antar anggota koperasi, tanpa melihat perbedaan suku, agama dan status sosial, tetapi juga mendidik para anggotanya agar menjadi manusia yang memiliki individualita(merupakan sikap positif seorang anggota koperasi, sebagai pembela dan pejuang yang giat bekerja dan berkorban untuk pengembangan koperasi), sadar atas harkatnya sebagai manusia memiliki harga diri.6 Pemberdayaan yang dilakukan oleh koperasi bermacam-macam jenisnya ada yang berupa kerajinan, pelatihan, peminjaman modal usaha, dan usaha bersama dengan berbagi keuntungan. Dan yang akan peneliti teliti di KSU Tangerang Kuat
Sejahteraadalah
tentang
usaha
bersamanya
di
bagian
pertokoannya. Karena di bagian pertokoan itu sangat menarik cara mendapatkan keuntungannya, dibandingkan belanja di tempat lain. Dan kegiatan yang lainnya yang sama dengan koperasi lainnya, seperti simpan pinjam
yang mana di koperasi
lain meminjam bisa sampai
Rp.10.000.000,- ke atas sedangkan di KSU Tangerang Kuat Sejahtera hanya bisa
5
Soetomo, Strategi-Strategi Pembangunan Masyarakat(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2006), h. 81. 6 Sri dan Edi Swasono, Mencari Bentuk, Posisi, dan Realitas Koperasi di dalam Orde Ekonomi Indonesia (Jakarta: UI Press, 1987), h. 48-49.
4
sampai Rp. 2.000.000.- dan paling besar Rp.5.000.000.- saja, tidak hanya itu saja meminjam di koperasi lain biasanya ada bunganya sedangkan di KSU Tangerang Kuat Sejahtera tidak ada sama sekali. Tidak hanya simpan pinjam dan pertokoan KSU Tangerang Kuat Sejahtera juga ada kegiatan pelatihan dan menerima jasa pembayaran. Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah dijelaskan diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian ilmiah yang akan dituangkan dalam bentuk skripsi dengan judul : “Pemberdayaaan Ekonomi Anggota Koperasi Serba Usaha Tangerang Kuat Sejahtera Melalui Tangerang Kuat Sejahtera (TKS) Mart”. B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Batasan Masalah Agar penelitian ini terarah dan tidak melebar maka penulis membatasi penelitian ini pada bagaimana proses KSU Tangerang Kuat Sejahtera melakukan pemberdayaan. 2. Rumusan Masalah a. Bagaimana proses Pemberdayaan Ekonomi Anggota Koperasi Serba Usaha Tangerang Kuat Sejahtera Melalui Tangerang Kuat Sejahtera (TKS) Mart? b. Faktor-faktor
yang
menghambat
koperasi
serba
usaha
untuk
memberdayakan anggota koperasi? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian a. Untuk mengetahui bagaimana proses pemberdayaan Ekonomi anggota
5
KSU
Tangerang Kuat Sejahtera melalui Tangerang Kuat Sejahtera
(TKS) Mart. b. Mengetahui apa saja yang menjadi faktor-faktor penghambat dalam memberdayakan masyarakat khususnya anggota koperasi di KSU TKS yang telah dilakukan oleh pengurus koperasi. 2. Manfaat Penelitian a. Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan informasi, referensi, evaluasi, atau masukan bagi siapa saja yang terkait dengan koperasi melalui UKM dan pemberdayaan ekonomi anggota koperasi. b. Menambah pengalaman penulis di bidang pemberdayaan masyarakat, khususnya perkoperasian. c. Membangun kerja sama antara mahasiswa jurusan Pengembangan Masyarakat Islam dengan Koperasi Serba Usaha Tangerang Kuat Sejahtera. D. Metodelogi Penelitian 1. Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata, tertulis atau lisan dari orang dan prilaku yang dapat diamati. Kirk dan Miller memberikan pengertian penelitian kualitatif sebagai tradisi penelitian yang tergantung pada pengamatan sesuai dengan orang-orang di sekitar objek penelitian dalam bahasa dan peristilahan sendiri.7 Penelitian kualitatif adalah meneliti informan sebagai subjek penelitian 7
Lexy J. Moeloeng, Metode Penelitian Kualitatif(Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2009), edisi revisi cet. Ke-26, h. 3
6
dalam lingkungan hidup kesehariannya. Untuk itu, para peneliti kualitatif sedapat mungkin berinteraksi secara dekat dengan informan, mengenal secara dekat dunia kehidupan mereka, mengamati dan mengikuti alur kehidupan informan secara apa adanya (wajar). Pemahaman akan simbol-simbol dan bahasa asli masyarakat menjadi salah satu kunci keberhasilan penelitian ini.8 Metode yang digunakan adalah metode deskriptif yang dimaksudkan untuk mengeksplorasi dan mengklasifikasikan suatu fenomena atau kenyataan sosial, dengan jalan mendeskripsikan sejumlah variabel yang berkenaan dengan masalah dan unit yang teliti.9 Penelitian deskriptif
(descriptive research), yang biasa disebut juga
penelitian taksonomi (taxonomic research), dimaksudkan untuk eksplorasi dan klarifikasi mengenai suatu fenomena atau kenyataan sosial, dengan jalan mendeskripsikan sejumlah variabel yang berkenaan dengan masalah dan unit yang diteliti.10 Penelitian deskriptif bertujuan untuk memberikan gambaran tentang suatu masyarakat atau suatu kelompok tertentu atau gambaran tentang suatu gejala atau hubungan antara dua gejala atau lebih. Penelitian deskriptif ini meliputi: a. Penelitian yang menggambarkan karakteristik suatu masyarakat atau suatu kelompok orang tertentu. b. Penelitian yang menggambarkan penggunaan fasilitas masyarakat.
8
Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial, (Jakarta: Erlangga, 2009), h. 23-24 Syamsir Salam, dan Jaenal Aripin, M.Ag, Metodelogi Penelitian Sosial(Jakarta: UIN Jakarta Prees, 2006), h.13 9
10
Sanapiah Faisal, Format-format Penelitian Sosial (Jakarta: Pt Raja Grafindo Persada, 2010), h. 20.
7
c. Penelitian yang memperkirakan proporsisi orang yang mempunyai pendapat, sikap, atau bertingkah laku tertentu. d. Penelitian yang berusaha untuk melakukan semacam ramalan.11 Berdasarkan beberapa definisi di atas, penulis melakukan penelitian dengan menguraikan fakta-fakta yang didapat berdasarkan hasil dari penelitian lapangan (field research) yang kemudian diolah, dikaji, dan dianalisis agar dapat menghasilkan suatu kesimpulan. 2. Subjek dan Objek Penelitian Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah orang yang dapat memberikan informasi. Adapun yang dijadikan sumber informasi dalam penelitian ini adalah pengurus koperasi yang langsung berkaitan dengan bagaimana proses pemberdayaan yang dilakukan oleh koperasi kepada anggotanya. Sesuia dengan karakteristik penelitian kualitatif, teknik penentuan subyek penelitian yang dipakai dalam penelitian yang peneliti bahas adalah purposive sampling yaitu pengambilan sampel dari populasi yang didasarkan atas tujuan atau pertimbangan-pertimbangan tertentu dari peneliti dalam sampling ini peneliti
berusaha
menguji
pertimbangan-pertimbangannya
untuk
dapat
memasukkan unsur yang dianggap khusus dari suatu populasi dimana peneliti mencari informasi.12 Yaitu dari pengurus ada pak Syaiful yang menjabat sebagai sekertaris 1 di koperasi tersebut dan pak Husni sebagai sekertaris II. Dan dari anggota ada Veronika Daryati sebagai penyedia stok keset, Wahidin sebagai penyedia stok es krim, Tamsir sebagai penyedia stok bandeng presto, dan Tedi
11
Irawan Soehartono, Metode Penelitian Sosial (Bandung: Pt Remaja Rosdakarya, 2011),
h. 35. 12
Jusuf Soewadji, Metodologi Penelitian Sosial (Jakarta: Jurusan Sosiologi, 2003), cet ke-1, h.100.
8
Palutio yang bekerja sebagai tukang jahit dan penyedia stoknya. Sedangkan objek penelitiannya adalah proses Pemberdayaan Ekonomi Anggota KSU Tangerang Kuat Sejahtera melalui TKS Mart. 3. Sumber Data Sumber data adalah tempat didapatkannya data yang diinginkan. Pengetahuan tentang sumber data merupakan hal yang sangat penting untuk diketahui agar tidak terjadi kesalahan dalam memilih sumber data yang sesuaidengan tujuan penelitian. Misalnya suatu penelitian tentang Pemberdayaan Ekonomi Anggota KSU Tangerang Kuat Sejahtera melalui TKS Mart. Sumber data terbagi menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh peneliti secara langsung (dari tangan pertama), sementara data sekunder adalah data yang diperoleh peneliti dari sumber yang sudah ada. Data primer contohnya adalah data yang diperoleh dari responden melalui kuesioner, kelompok fokus, dan panel, atau juga data hasil wawancara peneliti dengan nara sumber.13 Data sekunder misalnya catatan atau dokumentasi koperasi berupa absensi, catatan-catatan, laporan budget pengeluaran, laporan kegiatan, data yang diperoleh dari majalah, dan lain sebagainya. 4. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini berlokasi di JL. Doktor Setia Budi, No. 21 Rt. 02 Rw. 05, Kelurahan Parung Serab, Kecamatan Ciledug, Kota Tangerang, Banten. Adapun rincian jadwal penelitian dijelaskan dalam tabel berikut:
13
Choir Cornetta, sumber data, metode dan teknik pengumpulan data, pengumpulan data kualitatif dan skala ukuran, diakses dari Website http://www.academia.edu, 25 Nopember 2014 pukul 11:10.
9
Tabel 1 Jadwal Penelitian No
Hari/Tanggal
Waktu
Kegiatan
(WIB) 1.
Jum’at, 20
09.00-11.00 Perizinan untuk melakukan penelitian dan membahas apa yang akan di teliti
November 2015
peneliti. 2.
Senin, 23
09.00-11.00 Memberikan surat izin untuk penelitian dan sekaligus observasi di sekitar
November 2015
koperasi. 3.
Kamis, 26
17.00-18.00 Peneliti memulai wawancara dengan salah
November 2015
satu
pengurus
koperasi.
Membahas apa saja usaha yang ada di koperasi. 4.
Kamis, 05
09.30-11.00
Peneliti mewancarai sekertaris II. Membahas tentang mekanisme koperasi
Maret 2016
bekerja dari segala hal: simpan pinjam, TKS Mart, dan jasa. 5.
Jum’at, 06
09.00-10.00
terputus.
Maret 2016 6.
Senin, 09
08.40-10.00
Selasa, 10
19.00-20.00
Senin, 22
09.00-13.00
Selasa, 23
dokumentasi
yang
Meminta data anggota yang ada, keluar
Observasi tempat penelitian dari luar dengan panca indera.
Agustus 2016 9.
data
dan keterangan lainnya.
Mei 2016 8.
Meminta
dimiliki koperasi.
Mei 2016 7.
Melanjutkan membahas yang kemarin
13.00-14.00
Masih melanjutkan observasi.
10
Agustus 2016 10.
Rabu, 24
15.00-16.00
Masih berlanjut observasinya.
19.00-20.00
Observasinya lebih meluas di sekitar
Agustus 2016 11.
Kamis, 25
koperasi.
Agustus 2016 12.
Jum,at 26
09.00-10.30
Lanjut observasi di sekitar koperasi.
19.00-20.20
Menanyakan
Agustus 2016 13.
Rabu, 14
tentang
yang ada
di
dokumentasi yang di berikan koperasi
September 2016
kepada peneliti. 14.
Kamis, 22
10.30-12.40
Menanyakan di mana tempat tinggal yang sudah peneliti pilih untuk di
September 2016
wawancarai
dan
bertanya
kepada
pengurus diperbolehkan tidak peneliti mewancarainya. 15.
Rabu, 05
09.00-15.30
Peneliti
lanjut
mewancarai
kepada
anggotanya yaitu pak Tamsir dan pak
Oktober 2016
Tedi
Palutio
dirumahnya
masing-
masing. Membahas tentang apa saja partisipasinya di koperasi. 16.
Kamis, 06
13.30-15.00
Palutio yang tidak sempat pada hari itu.
Oktober 2016 17.
Selasa, 11
Menyambung wawancara pak Tedi
09.30-12.20
Peneliti melanjutkan wawancara ke informan
Oktober 2016
selanjutnya,
Yaitu
bu
mewawancarai
pak
Veronika Daryati. 18.
Kamis, 13
10.20-13-00
Senin, 24
lanjut
wahidin di rumahnya.
Oktober 2016 19.
Peneliti
09.00-20.00
Menanyakan
kekurangan
pertanyaan
11
Oktober 2016
kepada informan yang menjadi anggota koperasi. Sumber: Hasil Pengolahan Data
5. Teknik Pengumpulan Data dalam setiap penelitian di samping penggunaan metode yang tepat diperlukan pula kemampuan memilih dan bahkan juga menyusun teknik dan alat pengumpulan data ini sangat berpengaruh pada obyektivitas hasil penelitian. Dengan kata lain teknik dan alat pengumpulan data yang tepat dalam suatu penelitian akan memungkinkan dicapainya pemecahan masalah secara valid dan reliabel, yang pada gilirannya akan memungkinkan dirumuskannya generalisasi yang obyektif.14 Teknik pengumpulan data diperlukan untuk menjawab permasalahan penelitian ini. teknik pengumpulan data ini dilakukan dengan : a. Observasi Metode observasi, merupakan teknik untuk menambah kecermatan pengamatan seperti penggunaan stopwatch, daftar cek dan seterusnya. Pengamatan ialah proses mengenal dunia luar dengan menggunakan indera. E.C. Wragg menjelaskan bahwa observasi yaitu pengamatan secara sistematis dan analisa yang memegang peranan penting untuk meramalkan tingkah laku sosial, sehingga hubungan antara satu peristiwa dengan yang lainnya menjadi jelas.15 Yang dilakukan peneliti di sini yaitu melakukannya dengan panca indera khususnya mata, dengan melihat sekitar KSU TKS Mart kondisinya dari: jalan, akses jalan menuju koperasi, mengukur jarak antara toko yang serupa, juga 14
Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial (Yogyakarta: Gadjah Mada University Prees, 2007), h. 100 15 Nurul Hidayati, metodologi Penelitian Dakwah (Jakarta: Uin Jakarta Prees,2006), h. 8.
12
kondisi fisik koperasi itu sendiri, dan kegiatan yang sedang berlangsung di sana. b. Wawancara wawancara adalah salah satu cara untuk memperoleh data melalui informasi yang didengarnya dengan panca indera pendengaran, yang sebelumnya dintanyakan terlebih dahulu kepada responden.16 Berdasarkan definisi menurut Stewart & Cash, wawancara diartikan sebagai sebuah interaksi yang di dalamnya terdapat pertukaran atau berbagai aturan, tanggung jawab, pearasaan, kepercayaan, motif, dan informasi. Wawancara bukanlah suatu kegiatan dengan kondisi satu orang melakukan/memulai pembicaraan sementara yang lain hanya mendengarkan.17 Yaitu adanya timbal balik, dengan peneliti bertanya dan responden menjawab dan menghasilkan informasi yang diinginkan. c. Studi Dokumenasi Studi dokumentasi adalah salah satu metode pengumpulan data kualitatif dengan melihat atau menganalisis dokumen-dokumen yang dibuat oleh subjek sendiri atau oleh orang lain tentang subjek. Studi dokumentasi merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan peneliti kualitatif untuk mendapatkan gambaran dari sudut pandang subjek melalui suatu media tertulis dan dokumen lainnya yang ditulis atau dibuat langsung oleh subjek yang bersangkutan.18 Di koperasi peneliti mendapat dokumentasi berupa dokumen RAT 2014 yang diberikan kepada pengurus koperasi ke peneliti. 6. Teknik Analisis Data
16
Ibid., h. 39. Haris Herdiansyah, metodologi penelitian kualitatif untuk ilmu-ilmu sosial (Jakarta: Salemba Humanika,2012), Cet. Ketiga, h. 118 18 Ibid., h. 143. 17
13
Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, baik data dari wawancara, pengamatan yang sudah dituliskan dalam catatan lapangan di lokasi penelitian, dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar, foto, dan sebagainya.19 Di sini peneliti menggabungkan keseluruhan data yang di dapat selama berada di tempat penelitian tersebut: dari dokumentasi, data wawancara baik dari pengurus maupun dari anggota, dan dari panca indera/ pengamatan secara langsung. agar terkumpul menjadi sebuah lembaran-lembaran skripsi. 7. Teknik Keabsahan Data Dalam penelitian ini peneliti menggunakan Triangulasi sebagai teknik pemeriksaan keabsahan data. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain, di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu.20 Dalam hal ini peneliti melakukan cek terhadap data yang sudah diperoleh dalam dokumentasi, laporan-laporan, dan dokumen-dokumen yang ada di lapangan dengan hasil observasi dan wawancara yang akan peneliti lakukan nantinya untuk mendapatkan hasil yang valid. E. Tinjauan Pustaka Dalam penelitian, peneliti melakukan tinjauan pustaka agar terhindar dari kesamaan judul dan isi skripsi yang sudah ada sebelumnya. Setelah melakukan penelusuran atas skripsi pada Perpustakaan Utama Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, ada skripsi yang membahas
19
M. Djunaidi Ghony & Fauzan Almanshur, Metodologi Penelitian Kualitatif (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media,2012), h. 245 20 Lexy J Moleong , Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2008), h. 330.
14
pemberdayaan UKM, program pemberdayaan pada pesantren dan juga Peran pesantren dalam pemberdayaan. Yaitu:
Skripsi Pertama Judul
:Pengaruh Program Pemberdayaan melalui Koperasi Simpan pinjam terhadap Peningkatan Penghasilan anggota Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Kelurahan Duri Utara Kecamatan Tambora jakarta Barat
Penulis
:Irhineu Dwi Wahyu Pratiwi (109054100022)
Isi Skripsi
:Skripsi tersebut mengenai dampak program koperasi jasa keuangan simpan pinjam terhadap peningkatan penghasilan anggota di Kelurahan Duri Utara Tambora Jakarta-Barat
Universitas
:Universita Islam Negeri Jakarta, Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi Jurusan Kesejahteraan Sosial
Skripsi Kedua Judul
:Peranan Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta dalam Pengembangan Ekonomi Masyarakat Nelayan Muara Angke, Jakarta-Utara
Penulis
:Budi Astoni (104054002080)
Isi Skripsi
:Skirpsi tersebut mengenai Peranan Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta dalam Pengembangan Ekonomi Masyarakat Nelayan Muara Angke, Jakarta-Utara
Universitas
:Universita Islam Negeri Jakarta, Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam
15
Dari kedua tinjauan pustaka yang telah peneliti bandingkan dengan apa yang peneliti teliti jelas terlihat perbedaannya. Skripsi peneliti adalah hasil penelitian yang lebih mengarah kepada Pemberdayaaan Ekonomi Anggota KSU Tangerang Kuat Sejahtera melalui TKS Mart. Dan untuk penulisan dan penyusunan skripsi, penulis mengacu pada buku Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis, dan Disertasi UIN Jakarta yang diterbitkan oleh CeQDA (Center for Quality Development and Assurance) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Cetakan II tahun 2007. F. Sistematika Penulisan Penulisan skripsi ini terdiri dari lima bab, yaitu tentang pendahuluan, kerangka teori, metode penelitian, temuan dan analisis, dan penutup. Berdasarkan sistematika penulisan, yaitu sebagai berikut: BAB I
PENDAHULUAN Berisi tentang Latar Belakang Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Metodelogi Penelitian, Tinjauan Pustaka, Sistematika Penulisan.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS Tinjauan
teoritis
mencakup
aspek-aspek
sebagai
berikut
Pemberdayaan: Pengertian Pemberdayaan, Strategi Pemberdayaan, Tujuan
Pemberdayaan,
Tahap-Tahap
Pemberdayaan,
Konsep
Pemberdayaan, Prinsip-Prinsip Pemberdayaan Pemberdayaan Ekonomi: Pengertian Ekonomi, Pemberdayaan Ekonomi Koperasi: Pengertian Koperasi, Fungsi Peran Koperasi, Prinsip-
16
Prinsip Koperasi, Nilai Dasar Koperasi BAB III
GAMBARAN UMUM KOPERASI Gambaran umum mencakup Sejarah Koperasi di Indonesia, Sejarah berdirinya Koperasi Sumber Usaha Tangerang Kuat Sejahtera,Visi dan Misi, Struktur Organisasi, Tanggung Jawab Pengawas, Sejarah Organisasi Kepengurusan, Keseluruhan Anggota, dan hasil temuan.
BAB IV
TEMUAN DAN ANALISIS Temuan analisis mengenai bagaimana proses pemberdayaan yang dilakukan Koperasi Serba Usaha Tangerang Kuat Sejahtera untuk anggota, faktor-faktor pendukung dan penghambatnya.
BAB V
PENUTUP Terdiri dari Kesimpulan dan Saran
BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pemberdayaan 1. Pengertian Pemberdayaan Istilah “pemberdayaan” adalah terjemahan dari istilah asing empowerment. Secara leksikal, pemberdayaan berarti penguatan. Secara teknis, istilah pemberdayaan dapat disamakan dengan istilah pengembangan. Pemberdayaan adalah upaya memperluas horison pilihan bagi masyarakat. Ini berarti masyarakat diberdayakan untuk melihat dan memilih sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya. 21 Pengembangan masyarakat adalah komitmen dalam memberdayakan masyarakat lapis bawah sehingga mereka memiliki berbagai pilihan nyata menyangkut masa depannya. Masyarakat lapis bawah umumnya terdiri atas orang-orang lemah, tidak berdaya dan miskin karena tidak memiliki sumber daya atau tidak memiliki kemampuan untuk mengontrol sarana produksi. Mereka umumnya terdiri atas buruh, petani penggarap, petani berlahan kecil, para nelayan, masyarakat hutan, kalangan pengangguran, orang cacat, dan orang-orang yang dibuat marginal karena umur, keadaan gender, ras, dan etnis.22Pemberdayaan masyarakat didefinisikan juga sebagai proses penguatan masyarakat secara aktif dan berkelanjutan berdasarkan prinsip keadilan sosial, partisipasi dan kerja sama yang setara.
21
Nanih Machendrawaty dan Agus Ahmad Safei, Pengembangan Masyarakat Islam: dari Ideologi Strategi sampai Tradisi (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2001), h. 41-42. 22 Zubaedi, Pengembangan Masyarakat Wacana dan Praktik (Jakarta: Kencana, 2013), h. 4.
17
18
Pemberdayaan masyarakat merupakan salah satu inti setiap proses pengembangan masyarakat. Pembangunan masyarakat, baik secara teoritis konsepsional dan praktis operasional merupakan realita yang telah teruji dalam sejarah pembangunan nasional maupun internasional. Dengan kata lain, sebagai sebuah paradigma pembangunan, maka pembangunan masyarakat dibangun atas realita kehidupan masyarakat untuk menjamin terwujudnya pemberdayaan masyarakat,
peningkatan
kapasitas
menghadapi
perubahan-perubahan
masyarakat yang
untuk
senantiasa
berkembang
terjadi
serta
dan untuk
meningkatan jalinan masyarakat sebagai suatu sistem. Oleh karena itu, pemberdayaan masyarakat berintikan premis bahwa masyarakat yang menjadi intended beneficiaries memiliki potensi untuk berkembang dan mandiri dalam menghadapi berbagai tantangan dan berbagai perubahan yang terjadi. Lebih mempertajam bahwa pemberdayaan masyarakat harus dibangun di atas premis kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang meliputi: a. Premis mengenai sifat dan tingkah laku dalam masyarakat b. Premis tentang kehidupan organisasi c. Premis tentang kebutuhan manusia dan masyarakat d. Premis tentang partisipasi dalam pengambilan keputusan tentang perubahan serta, e. Premis tentang keberhasilan dan kegagalan program dan proyek pemberdayaan masyarakat.23 Pemberdayaan menunjuk pada kemampuan orang, khususnya kelompok rentan dan lemah sehingga mereka memiliki kekuatan atau kemampuan dalam 23
Jurnal LPM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, h.14-17.
19
1) memenuhi kebutuhan dasarnya sehingga mereka memiliki kebebasan (freedom), dalam arti bukan saja bebas mengemukakan pendapat, melainkan bebas dari kelaparan, bebas dari kebodohan, bebas dari kesakitan; (2) menjangkau sumber-sumber produktif yang memungkinkan mereka dapat meningkatkan pendapatannya dan memperoleh barang-barang dan jasa-jasa yang mereka perlukan; (3) berpartisipasi dalam proses pembangunan dan keputusan-keputusan yang mempengaruhi mereka. Beberapa ahli dibawah ini mengemukakan definisi pemberdayaan dilihat dari tujuan, proses, dan cara-cara pemberdayaan: a) Pemberdayaan bertujuan untuk meningkatkan kekuasaan orang-orang yang lemah atau tidak beruntung. b) Pemberdayaan adalah sebuah proses dengannya orang menjadi cukup kuat untuk berpartisipasi dalam berbagai pengontrolan atas dan mempengaruhi terhadap, kejadian serta lembaga yang mempengaruhi kehidupannya. Pemberdayaan menekankan bahwa orang memperoleh keterampilan, pengetahuan,
dan
kekuasaan
yang
cukup
untuk
mempengaruhi
kehidupannya dan kehidupan orang lain yang menjadi perhatiannya. c) Pemberdayaan menunjuk pada usaha pengalokasian kembali kekuasaan melalui pengubahan struktur sosial. d) Pemberdayaan adalah suatu cara dengan mana rakyat, organisasi, dan komunitas diarahkan agar mampu menguasai (atau berkuasa atas) kehidupannya.24
24
Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat Kajian Strategis Pembanguan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial (Bandung: PT Refika Aditama, 2005), h. 58-59.
20
Melihat pemberdayaan secara ringkas sebagai “upaya untuk meningkatkan daya (power) dari kelompok yang kurang beruntung (disadvantaged)”. Kelompok yang kurang beruntung (disadvantaged people) tersebut, dikelompokkan menjadi beberapa kelompok, yaitu: (1)Kelompok yang kurang beruntung secara struktural primer (Primary Structural Disadvantage Groups), yang dapat dilihat berdasarkan: a) Kelas: warga miskin; pengangguran; pekerja bergaji rendah (low-income workers); penerima layanan kesejahteraan (welfare beneficiaries). b) Ras/Etnisitas: komunitas adat terpencil; etnis minoritas yang kurang beruntung. c) Gender: perempuan ataupun laki-laki yang berada dalam kondisi yang kurang beruntung. (2)Kelompok yang kurang beruntung lainnya (Other Disadvantaged Groups), yaitu: a) Para lansia. b) Anak dan Remaja. c) Para penyandang cacat (baik fisik, mental maupun intelektual). d) Mereka yang terisolasi (baik secara geografis maupun secara sosial). (3)Kelompok secara personal kurang beruntung (Other Disadvantaged Groups), seperti mereka yang mengalami kesedihan dan kehilangan karena ditinggalkan orang yang dicintai, ataupun mereka yang mengalami masalah keluarga dan pribadi.25
25
Isbandi Rukminto Adi, Intervensi Komunitas dan Pengembangan Masyarakat Sebagai Upaya Pemberdayaan Masyarakat (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2013), h. 206-207.
21
Dengan demikian, pemberdayaan adalah sebuah proses dan tujuan. Sebagai proses, pemberdayan adalah serangkaian kegiatan untuk memperkuat kekuasaan atau keberdayaan kelompok lemah dalam masyarakat, termasuk individu-individu yang mengalami masalah kemiskinan. Sebagai tujuan, maka pemberdayaan menunjuk pada keadaan atau hasil yang ingin dicapai oleh sebuah perubahan sosial; yaitu masyarakat yang berdaya, memiliki kekuasaan atau mempunyai pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya baik yang bersifat fisik, ekonomi, maupun sosial seperti memiliki kepercayaan diri, mampu menyampaikan aspirasi, mempunyai mata pencaharian, berpartisipasi dalam kegiatan sosial, dan mandiri dalam melaksanakan tugas-tugas kehidupannya.26 2. Strategi Pemberdayaan Pemberdayaan dibagi menjadi tiga strategi pokok yaitu: a. Menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan berkembangnya potensi masyarakat; b. Memperkuat potensi atau daya yang ada pada masyarakat; c. Memberdayakan dalam arti melindungi dan membela kepentingan rakyat. 3. Tujuan Pemberdayaan Tujuan utama pemberdayaan masyarakat adalah memberdayakan individuindividu dan kelompok-kelompok orang melalui penguatan kapasitas (termasuk
26
Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat (Bandung: PT Refika Aditama, 2005), h. 59-60.
22
kesadaran, pengetahuan dan keterampilan-keterampilan) yang diperlukan untuk mengubah kualitas kehidupan komunitas mereka.27 Dalam beberapa kasus, pengembangan masyarakat digunakan sebagai cara untuk memperbaiki pelayanan dan fasilitas publik, menciptakan tanggung jawab pemerintah
lokal,
meningkatkan
partisipasi
masyarakat,
memperbaiki
kepemimpinan, membangun kelembagaan-kelembagaan baru, melaksanakan pembangunan ekonomi dan fisik, dan mengembangkan perencanaan fisik dan lingkungan.28 4. Tahap-TahapKegiatan Pemberdayaan Dalam tulisannya tentang perubahan yang terencana, (planned change) merinci tahapan kegiatan pemberdayaan masyarakat ke dalam tujuh kegiatan pokok yaitu: a. Penyadaran, yaitu kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk menyadarkan masyarakat tentang “keberadaannya”, baik keberadaannya sebagai individu dan anggota masyarakat, maupun kondisi lingkungannya yang menyangkut lingkungan fisik/teknis, sosio-budaya, ekonomi, dan politik; b. Menunjukkan adanya masalah, yaitu kondisi yang tidak diinginkan yang kaitannya dengan: keadaan sumberdaya (alam, manusia, sarana-prasarana, kelembagaan, budaya, dan aksesibilitas), lingkungan fisik/teknis, sosiobudaya dan politis. Termasuk dalam upaya menunjukkan masalah tersebut,
27
Edi Suharto, CSR dan COMDEV Investasi Kreatif Perusahaan di Era Globalisasi(Bandung: Alfabeta, 2010), h. 66-67. 28 Ferdian Tony Nasdian, pengembangan masyarakat (Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2014), h. 30.
23
adalah
faktor-faktor
penyebab
terjadinya
masalah,
terutama
yang
menyangkut kelemahan internal dan ancaman eksternalnya; c. Membantu pemecahan masalah, sejak analisis akar-masalah, analisis alternatif pemecahan masalah, serta pilihan alternatif pemecahan terbaik yang dapat dialakukan sesuai dengan kondisi internal (kekuatan, kelemahan) maupun kondisi eksternal (peluang dan ancaman) yang dihadapi; d. Menunjukkan pentingnya perubahan, yang sedang dan akan terjadi di lingkungannya, baik lingkungan organisasi dan masyarakat (lokal, naional, regional dan global). Karena kondisi lingkungan (internal dan eksternal) terus mengalami perubahan yang semakin cepat, maka masyarakat juga harus disiapkan untuk mengantisipasi perubahan-perubahan tersebut melalui kegiatan “perubahan yang terencana”; e. Melakukan pengujian dan demonstrasi, sebagai bagian dan implementasi perubahan terencana yang berhasil dirumuskan. Kegiatan uji-coba dan demonstrasi ini sangat diperlukan, karena karena tidak semua inovasi selalu cocok (secara: teknis, ekonomis, sosio-budaya, dan politik/kebijakan) dengan kondisi masyarakatnya. Di samping itu, ujicoba juga diperlukan untuk memperoleh gambaran tentang beragam alternatif yang paling “bermanfaat” dengan resikoatau korbanan yang terkecil; f. Memproduksi dan publikasi informasi, baik yang berasal dari “luar” (penelitian, kebijakan, produsen/pelaku bisnis, dll.) maupun yang berasal dari dalam (pengalaman, indigenous technology, maupun kearifan tradisional dan nilai-nilai adat yang lain). Sesuai dengan perkembangan
24
teknologi, produk dan media publikasi yang digunakan perlu disesuaikan dengan karakteristik (calon) penerima manfaat penyuluhannya; g. Melaksanakan
pemberdayaan/penguatan
kapasitas,
yaitu
pemberian
kesempatan kepada kelompok lapisan bawah (grassroots) untuk bersuara dan menentukan sendiri pilihan-pilihannya (voice and choice) kaitannya dengan: aksesibilitas informasi, keterlibatan dalam pemenuhan kebutuhan serta partisipasi dalam keseluruhan proses pembangunan, bertanggung gugat (akuntabilitas publik), dan penguatan kapasitas lokal.29 5. Konsep Pemberdayaan Konsep pemberdayaan ini berkaitan dengan beberapa hal. Pertama, kesadaran tentang ketergantungan dari yang lemah dan tertindas kepada yang kuat dan yang menindas dalam masyarakat. Kedua, kesan dari analisis tentang lemahnya posisi tawar menawar (bargaining position) masyarakat terhadap negara dan tekno struktur (dunia bisnis). Dan ketiga, paham tentang strategi untuk “lebih baik memberikan kail dari pada ikan” dalam membantu yang lemah; dengan perkataan lain mementingkan pembinaan keswadayaan dan kemandirian. Pemberdayaan pada dasarnya menyangkut lapisan bawah atau lapisan masyarakat yang miskin yang dinilai tertindas oleh sistem dan dalam struktur sosial. Upaya pemberdayaan ini menyangkut beberapa segi. Pertama, penyadaran tentang dan peningkatan kemampuan menemukenali (identifikasi) persoalan dan permasalahan yang menimbulkan kesulitan hidup dan penderitaan yang dialami oleh golongan itu. Kedua, penyadaran tentang kelemahan maupun potensi yang
29
Totok Mardikanto dan poerwoko Soebiato, Pemberdayaan Masyarakat dalam Perspektif Kebijakan Publik(Bandung: Alfabeta, 2013), h. 123-125.
25
dimiliki, sehingga menimbulkan dan meningkatkan kepercayaan kepada diri sendirin untuk keluar dari persoalan dan guna memecahkan permasalahan serta mengembangkan diri. Ketiga, meningkatkan kemampuan manajemen sumberdaya yang telah ditemukenali. Secara eksternal, pemberdayaan memerlukan upayaupaya advokasi kebijaksanaan ekonomi-polotik yang pada pokoknya bertujuan untuk membuka akses golongan bawah, lemah dan tertindas tersebut terhadap sumberdaya yang dikuasai oleh golongan kuat atau terkungkung oleh peraturan – peraturan pemerintah dan pranata sosial yang bias terhadap kepentingan golongan kuat.30 6. Prinsip-prinsip Pemberdayaan Muncul prinsip-prinsip pemberdayaan: a. Kesukarelaan, artinya, keterlibatan seseorang dalam kegiatan pemberdayaan tidak boleh berlangsung karena adanya pemaksaan, melainkan harus dilandasi oleh kesadaran sendiri dan motivasinya untuk memperbaikidan memecahkan masalah kehidupan yang dirasakannya; b. Otonom, yaitu kemampuannya untuk mandiri atau melepaskan diri dari ketergantungan yang dimiliki oleh setiap individu, kelompok, maupun kelembagaan yang lain; c. Keswadayaan, yaitu kemampuannya untuk merumuskan melaksanakan kegiatan
dengan
penuh
tanggung
jawab,
tanpa
menunggu
atau
menngharapkan dukungan pihak luar;
30
M. Dawam Rahardjo, Islam dan Transformasi Sosial-Ekonomi (Jakarta: Lembaga Studi Agama dan Filsafat, 1999), h. 354-355.
26
d. Partisipatif, yaitu keterlibatan semua stakeholder sejak pengambilan keputusan,
perencanaan,
pelaksanaan,
pemantauan,
evaluasi,
dan
pemanfaatan hasil-hasil kegiatan; e. Egaliter, yang menempatkan semua pemangku kepentingan (stakeholder) dalam kedudukan yang setara, sejajar, tidak ada yang ditinggikan dan tidak ada yang merasa direndahkan; f. Demokrasi, yang memberika hak kepada semua pihak untukmengemukakan pendapatnya, dan saling menghargai pendapat maupun perbedaan di antara sesema stakeholder; g. Keterbukaan, yang dilandasi kejujuran, saling percaya, dan saling mempedulikan; h. Kebersamaan,
untuk
saling
berbagi
rasa,
saling
membantu
dan
mengembangkan sinergisme; i. Akuntabilitas, yang dapat dipertanggungjawabkan dan terbuka untuk diawasi oleh siapapun; j. Desentralisasi, yang memberi kewenangan kepada setiap daerah otonom (kabupaten dan kota) untuk mengoptimalkan sumberdaya bagi sebesar-besar kemakmuran masyarakat dan kesinambungan pembangunan.31 B. Pemberdayaan Ekonomi 1. Pengertian Ekonomi Seorang ekonomi dari massachusetts institute of technology (MIT), mengumpulkan sekurang-kurangnya 6 (enam) buah definisi dari para ahli lain. Keenam definisi itu masing-masing adalah sebagai berikut: 31
Mardikanto dan Soebiato, Pemberdayaan Masyarakat h.108-109.
27
a. Ilmu ekonomi, atau ekonomi polotik (polotical economy) adalah suatu studi tentang kegiatan-kegiatan yang dengan atau tanpa menggunakan uang, mencakup atau melibatkan transaksi-transaksi pertukaran antarmanusia. b. Ilmu ekonomi adalah suatu studi mengenai bagaimana orang menjatuhkan pilihan yang tepat untuk memanfaatkan sumber-sumber produktif (tanah, tenaga kerja, barang-barang modal misalnya mesin, dan pengetahuan teknik) yang langka dan jumlahnya terbatas, untuk menghasilkan berbagai barang (misalnya gandum, daging, mantel, perahu layar, jalan raya, peasawat, dll.) serta mendistribusikannya kepada anggota masyarakat untuk mereka konsumsi. c. Ilmu ekonomi adalah studi tentang manusia dalam kegiatan hidup mereka sehaari-hari untuk mendapat dan menikmati kehidupan. d. Ilmu ekonomi adalah studi tentang bagaimana manusia bertindak untuk mengorganisasi kegiatan-kegiatan konsumsi dan produksinya. e. Ilmu ekonomi adalah suatu studi tentang kekayaan. f. Ilmu ekonomi adalah suatu studi tentang cara-cara memperbaiki masyarakat. Umumnya secara definitif, ilmu
ekonomi merupakan ilmu
yang
mempelajari perilaku manusia dalam memilih dan menciptakan kemakmuran karena inti permasalahan ekonomi adalah adanya ketidakseimbangan antara keinginan (wants) manusia yang tidak terbatas dengan alat pemuas kebutuhan yang jumlahnya terbatas.32
32
Apridar, Teori Ekonomi Sejarah dan Perkembangannya (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010), h. 5.
28
2. Pemberdayaan Ekonomi Terdapat 4 konsep pemberdayaan ekonomi, secara ringkas dapat dikemukakan sebagai berikut: a. Perekonomian rakyat adalah perekonomian yang diselenggarakan oleh
rakyat.
Perekonomian
yang
diselenggarakan
oleh
rakyat
adalah
perekonomian nasional yang berakar pada potensi dan kekuatan masyarakat secara luas untuk menjalankan roda perekonomian mereka sendiri. b. Pemberdayaan ekonomi rakyat adalah usaha untuk menjadikan ekonomi
yang kuat, besar, modern, dan berdaya saing tinggi dalam mekanisme pasar yang benar. Karena kendala pengembangan ekonomi rakyat adalah kendala struktural, maka pemberdayaan ekonomi rakyat harus dilakukan melalui perubahan struktural. c. Perubahan struktural yang dimaksud adalah perubahan dari ekonomi
tradisional ke ekonomi modern, dari ekonomi lemah ke ekonomi kuat, dari ekonomi subsisten ke ekonomi pasar, dari ketergantungan ke kemandirian. Langkah-langkah proses perubahan struktur, meliputi: 1.) pengalokasian sumber pemberdayaan sumberdaya; 2.) penguatan kelembagaan; 3.) penguasaan teknologi; dan 4.) pemberdayaan sumberdaya manusia. d. Pemberdayaan ekonomi rakyat, tidak cukup hanya dengan peningkatan
produktivitas, memberikan kesempatan berusaha yang sama, dan hanya memberikan suntikan modal sebagai stumulan, tetapi harus dijamin adanya
29
kerjasama dan kemitraan yang erat antara yang telah maju dengan yang masih lemah dan belum berkembang. e. Kebijakannya dalam pembedayaan ekonomi rakyat adalah:
1.) pemberian peluang atau akses yang lebih besar kepada aset produksi (khususnya modal); 2.) memperkuat posisi transaksi dan kemitraan usaha ekonomi rakyat, agar pelaku ekonomi rakyat bukan sekadarprice taker; 3.) pelayanan pendidikan dan kesehatan; 4.) penguatan industri kecil; 5.) mendorong munculnya wirausaha baru; dan 6.) pemerataan spasial. f. Kegiatan pemberdayaan masyarakat mencakup:
1.) peningkatan akses bantuan modal usaha; 2.) peningkatan akses pengembangan SDM; dan 3.) peningkatan akses ke sarana dan prasarana yang mendukung langsung
sosial ekonomi masyarakat lokal. Pemberdayaan ekonomi rakyat adalah “Upaya yang merupakan pengerahan sumber daya untuk mengembangkan potensi ekonomi rakyat untuk meningkatkan produktivitas rakyat sehingga, baik sumber daya manusia maupun sumber daya alam di sekitar keberadaan rakyat, dapat ditingkatkan produktivitasnya”. Dari berbagai pandangan mengenai konsep pemberdayaan, maka dapat disimpulkan, bahwa pemberdayaan ekonomi masyarakat adalah penguatan pemilikan faktorfaktor produksi, penguatan penguasaan distribusi dan pemasaran, penguatan masyarakat untuk mendapatkan gaji/upah yang memadai, dan penguatan
30
masyarakat untuk memperoleh informasi, pengetahuan dan ketrampilan, yang harus dilakukan secara multi aspek, baik dari aspek masyarakatnya sendiri, maupun aspek kebijakannya. Upaya pemberdayaan ekonomi masyarakat tidak terlepas dari perluasan kesempatan kerja dan peningkatan pendapatan masyarakat. Terkait dengan pemberdayaan
masyarakat
dalam
memperluas
kesempatan
kerja,
maka
dipengaruhi salah satunya oleh kebijakan pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Pengembangan UMKM terutama Usaha Kecil Menengah (UKM), memiliki potensi yang strategis dalam rangka pemberdayaan masyarakat, mengingat pertumbuhan dan aktifnya sektor riil yang dijalankan oleh UKM mampu memberikan nilai tambah bagi masyarakat, yaitu tersedianya lapangan kerja
dan
meningkatnya
pendapatan.
Hal
ini
menunjukkan
bahwa
kelompok UKM dapat menjadi penyeimbang pemerataan dan penyerapan tenaga kerja. Berkaitan dengan upaya pemberdayaan ekonomi masyarakat, maka beberapa kegiatan pokok yang dilakukan Kementerian Koperasi dan UKM terhadap UKM antara lain: a. Program pengembangan sistem pendukung usaha UKM - Kegiatan pokok
yang akan dilaksanakan melalui program ini, yaitu: 1.) sumber pembiayaan, khususnya skim kredit investasi dan penyediaan skim pembiayaan ekspor melalui lembaga modal ventura dan lembaga non bank lainnya, terutama yang mendukung UKM; 2.) Penguatan jaringan pasar domestik produk-produk UKM melalui pengembangan lembaga pemasaran, jaringan/kemitraan usaha, dan
31
sistem transaksi usaha yang bersifat on-line, terutama bagi komoditas unggulan berdaya saing tinggi; 3.) Penguatan infrastruktur pembiayaan bagi petani dan nelayan di perdesaan dan pengembangan skim-skim pembiayaan alternatif seperti sistem bagi hasil dana bergulir, sistem tanggung renteng atau jaminan tokoh masyarakat
setempat
sebagai
pengganti
agunan,
penyuluhan
perkoperasian kepada masyarakat luas; 4.) Fasilitasi pengembangan skim penjaminan kredit melalui kerjasama bank dan lembaga asuransi, dan fasilitasi bantuan teknis kepada BPR dan Konsultan Keuangan Mitra Bank (KKMB) untuk meningkatkan penyaluran kredit bagi sektor pertanian; 5.) Penyediaan dukungan pengembangan usaha mikro tradisional dan pengrajin, melalui pendekatan pembinaan sentra-sentra produksi/klaster disertai dengan dukungan penyediaan infrastruktur perdesaan; 6.) Bantuan perkuatan untuk KSP/USP yang masih dapat melakukan kegiatan; 7.) Memfasilitasi UKM untuk dapat berdagang di pasar darurat yang
disediakan Departemen Perdagangan. b. Pemberdayaan usaha skala mikro - Kegiatan pokok yang akan dilaksanakan
melalui program ini, yaitu: 1.) Peningkatan kesempatan dalam berusaha dengan penyediaan kemudahan dan pembinaan teknis manajemen dalam memulai usaha, perlindungan usaha, tempat berusaha wirausaha baru, dan penyediaan skim-skim pembiayaan alternatif untuk usaha;
32
2.) Penyelenggaraan pelatihan budaya usaha dan perkoperasian serta fasilitasi pembentukan wadah koperasi di daerah kantong-kantong kemiskinan; 3.) Peningkatan kapasitas kelembagaan dan kualitas layanan LKM dan KSP di sektor pertanian dan perdesaaan antara lain melalui pembentukan sistem jaringan antar LKM dan antara LKM dan bank; 4.) Pengembangan usaha mikro, kecil dan menengah melalui pendekatan klaster di sektor agribisnis dan agroindustri disertai pemberian kemudahan
dalam
pengelolaan
usaha,
termasuk
dengan
cara
meningkatkan kualitas koperasi sebagai wadah organisasi untuk meningkatkan skala ekonomi usaha dan efisiensi kolektif; 5.) Memfasilitasi sarana usaha bagi usaha skala mikro, yang berlokasi di sekitar tenda-tenda penampungan, dan pasar darurat yang pelaksanaan dikoordinasikan oleh Departemen Perdagangan; 6.) Peningkatan kredit skala mikro dan kecil serta peningkatan kapasitas dan jangkauan pelayanan KSP/USP; 7.) Peningkatan pengetahuan dan kemampuan kewirausahaan pengusaha
mikro dan kecil. Salah satu hal yang dapat mendukung berkembangnya suatu UKM agar tercipta perekonomian yang kokoh adalah faktor modal. Hingga saat ini faktor modal berupa kredit usaha masih diusahakan pemerintah dan tercantum dalam kebijakannya. Seperti yang telah disebutkan dalam kebijakan pemerintah di atas, pemerintah melakukan kegiatan pokok di bidang permodalan di antaranya adalah memperluas, memperkuat, dan memfasilitasi sumber-sumber pembiayaan serta
33
meningkatkan kredit skala mikro dan kecil. Dengan demikian, permodalan menjadi faktor yang penting bagi kemajuan UKM dalam rangka menguatkan ekonomi nasional meskipun dalam kenyataannya, beberapa pelaku UKM masih mengalami kesulitan dalam memperoleh kredit tersebut.33 C. Koperasi 1. Pengertian Koperasi Koperasi ialah suatu perkumpulan dari orang-orang yang atas dasar persamaan derajat sebagai manusia, dengan tidak memandang haluan agama dan politik secara sukarela masuk untuk sekedar memenuhi kebutuhan bersama yang bersifat kebendaan atas tanggungan bersama. Menurut Prof. Marvin, A. Schars, seorang guru besar dari University of Wisconsin, Madion USA, yang mengatakan: A Cooperative is a business voluntary owned and control led by its member patrons, and operated for them and by them on a non profi or cost basis. (koperasi adalah suatu badan usaha yang secara sukarela dimiliki dan dikendalikan oleh anggota yang adalah juga pelanggannya dan dioperasikan oleh mereka dan untuk mereka atas dasar nirlaba atau atas dasar biaya). Dalam definisi tersebut dapat kita temukan adanya unsur-unsur: a. Demokrasi; b. Keanggotaan yang sukarela;
33
Http://www.pendidikanekonomi.com/2012/12/pemberdayaan-ekonomimasyarakat.html. 15/12/2015, 14:57.
34
c. Bahwa tujuan utama dari koperasi adalah memberikan pelayanan kepada anggota-anggotanya, bukan untuk mencari keuntungan. Mengatakan: “cooperative is an economic system with social content ”. (koperasi adalah suatu sistem ekonomi yang mengandung unsur sosial). Definisi ini kelihatannya sangat sederhana, tetapi sesungguhnya mencakup cakrawala yang luas. Hal ini berarti bahwa koperasi itu mengandung 2 unsur, yaitu unsur ekonomi dan unsur sosial. Jadi, dengan demikian, sesuai dengan bunyi definisi tujuan yang ingin dicapai oleh koperasi adalah tujuan ekonomi atau dengan lain perkataan bahwa koperasi harus bekerja berdasarkan motif ekonomi, sedangkan komponenkomponen atau bagian-bagian yang saling berkaitan tersebut merupakan unsurunsur ekonomi, seperti digunakannya sistem pembukuan yang baku, diadakannya pemeriksaan secara periodik, adanya cadangan, dan sebagainya.34 “Suatu organisasi koperasi adalah suatu perkumpulan dari sejumlah orang yang bergabung secara sukarela untuk mencapai suatu tujuan yang sama melalui pembentukan suatu organisasi yang diawasi secara demokratis, melalui penyetoran suatu kontribusi yang sama untuk modal yang diperlukan dan melalui pembagian risiko serta manfaat yang wajar dari usaha, di mana para anggotanya berperan secara aktif “.
34
22-25.
Hendrojogi, Koperasi: Asas-asas, Teori, dan Praktik (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), h.
35
Jika definisi tersebut di atas ditinjau dari pola strukturalnya dan diartikan menurut pengertian nominalis, maka terdapat 4 unsur yang menunjukkan ciri khusus koperasi sebagai suatu bentuk organisasi. 1. Adanya sejumlah individu yang bersatu dalam suatu kelompok yang memiliki sekurang kurangnya satu kepentingan. 2. Angan-angan individu dari kelompok koperasi antara lain bertekad mewujudkan tujuannya untuk memperbaiki situasi ekonomi dan sosial mereka melalui usaha-usaha bersama dan saling membantu (swadaya dari kelompok koperasi). 3. Sebagai suatu instrumen (sarana) untuk mencapai tujuan itu yaitu melalui pembentukan suatu perusahaan. 4. Adanya sasaran utama dari perusahaan koperasi ini yaitu melaksanakan kegiatan-kegiatan yang menunjang/memperbaiki situasi ekonomi para anggota (memperbaiki situasi ekonomi perusahaan atau rumah tangga anggota).35 2. Fungsi Peran Koperasi Fungsi dan peran koperasi adalah sebagai berikut. a. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota
pada
khususnya
dan
masyarakat
pada
umumnya
untuk
meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya. b. Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan masyarakat. 35
Titiik sartika partomo dan Abd. Rachman soejoedono, ekonomi Skala Kecil/Menengah dan Koperasi (Bogor Selatan: Ghalia Indonesia, 2002), h. 51-52.
36
c. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan katahanan perekonomian nasional dengan koperasi sebagai sokogurunya. d. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang merupakan usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.36 3. Prinsip-Prinsip Koperasi Koperasi melaksanakan prinsip koperasi sebagai berikut. a. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka. Sifat kesukarelaan dalam keanggotaan koperasi, menngandung makna bahwa menjadi anggota koperasi tidak boleh dipaksakan oleh siapapun. b. Pengelolaan dilakukan secara demokratis. Prinsip demokrasi menunjukkan bahwa pengelolaan koperasi dilakukan atas kehendak dan keputusan para anggota. c. Pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota. Pembagian sisa hasil usaha kepada anggota dilakukan tidak semata-mata berdasarkan modal yang dimiliki seseorang dalam koperasi, tetapi juga berdasarkan pertimbangan jasa usaha anggota terhadap koperasi . d. Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal. Modal dalam koperasi pada dasarnya dipergunakan untuk kemanfaatan anggota dan bukan untuk sekedar mencari keuntungan.
36
Muhammad Firdaus dan Agus Edhi Susanto, Perkoperasian Sejarah, Teori, dan Praktik(Bogor: Ghalia Indonesia, 2002), h. 43
37
e. Kemandirian. Kemandirian
mengandung
pengertian
dapat
berdiri
sendiri,
tanpa
bergantung pada pihak lain yang dilandasi oleh kepercayaan kepada pertimbangan, keputusan, dan usaha sendiri.37 4. Nilai Dasar Koperasi Koperasi memiliki tiga aspek utama yaitu ekonomi, moral, dan bisnis. Jika dicermati lebih lanjut, ketiga aspek ini merupakan sumber kekuatan untuk mengikat kerjasam antar anggota dalam koperasi. Koperasi sebagai badan usaha mempunyai ciri pemilik dan pelanggannya adalah sama. Prinsip ini disebut prinsip identitas. Kongres ICA di Stockholm pada tahun 1988 telah menyepakati empat nilai dasar utama koperasi yaitu: a. Demokrasi (democracy). Prinsip ini menekankan pada keputusan-keputusan koperasi yang diambil secara bersama yang didasarkan pada kebebasan kehendak tanpa ada pemaksaan oleh individu maupun kekuasaan dari luar koperasi. b. Partisipasi (participation). Wujud nyata prinsip ini dapat berupa pemenuhan kewajiban dalam penyerahan modal koperasi, kegiatan usaha koperasi, manajemen, simpanan-simpanan dan lain-lain. c. Kejujuran (honesty). Para penyelenggara koperasi mesti menunjukkan kejujuran dalam menyelenggarakan bisnis, manajemen umum dan personalia serta dalam aspek lainnya.
37
Ibid., h. 45-46.
38
d. Kepedulian (caring). Prinsip ini membarikan ciri khusus kepada koperasi sebagai oraganisasi yang mempunyai muatan sosial harus peduli, tanggap dan menaruh perhatian terhadap anggotanya dan masyarakat luas di sekitar wilayah kerjanya. Keempat dasar tersebut telah menjadi dasar pedoman dalam mengarahkan jalannya organisasi koperasi sebagai badan usaha yang dimiliki oleh para anggota dan dikelola secara bersama oleh mereka dan didukung oleh para anggotanya. Kemmpat nilai tersebut secara implisit dapat menjadi pengikat non ekonomis dalam usaha koperasi yang pada akhirnya akan menegakkan identitas koperasi.38
38
Y Harsoyo dkk, Ideologi Koperasi Menatap Masa Depan (Tangerang: Pustaka Widayatama, 2006), h, 150-151.
BAB III GAMBARAN UMUM LEMBAGA
A. Profil Koperasi Serba Usaha Tangerang Kuat Sejahtera 1. Sejarah Koperasi di Indonesia Perkembangan dunia saat ini telah memasauki sebuah era baru dalam berbagai bidang dan sendi kehidupan masyarakat dunia. Perkembangan yang bisa kita sebut sebagai era globalisasi, pada era ini semakin hilanglah batasan dan semakin terbukanya masyarakat untuk mendapat informasi. Salah satu ciri dari era globalisasi ini adalah munculnya istilah perdagangan bebas, dimana masing masing individu dipermudah dalam hal melakukan hubungan dagang antara satu sama lainnya tanpa adanya batasan atau halangan yang berarti. Berbagai kesepakatan, jalinan kerjasama, perjanjian multilateral, berbagai kelompok negara maju dan berkembang, penyatuan mata uang, dan lain-lain, merupakan suatu wujud dari lintas batas geografis-regional menuju pada kepentingan ekonomi internasional yang tak terhindarkan. Hal ini bisa kita lihat bahwa saat ini tidak ada satu negara pun yang dapat berdiri sendiri dan tidak menerima imbas dari era globalisasi ini baik imbas itu positif ataupun negatif terhadap negara itu sendiri. Di sini kita bisa mellihat bagaimana negara kita ini menghadapi tantangan kedepan dari imbas globalisasi ini. Khusus di bidang ekonomi, globalisasi menampilkan bentuknya dengan prinsip perdagangan bebas dan perdagangan ditingkat dunia (world trade).
39
40
Dengan demikian globalisasi ekonomi ini mengarah pada suatu aktifitas yang muItinasional. Ungkapan lain untuk proses ini dinamakan juga sebagai "universalisasi sistem ekonomi" (the universalization of the economic system), Berbagai institusi-institusi perekonomian dunia akan "dipaksa" untuk mengikuti pergulatan di dalamnya, termasuk dalam hal ini tentu saja berlaku bagi badan-badan usaha koperasi yang banyak digeluti oleh usaha ekonomi rakyat di Indonesia. Koperasi sebagai salah satu bentuk dari perekonomian kerakyatan yang bersumber dari UUD 1945 dan Pancasila yang mengandung ciri khas dari bangsa ini (gotong royong) sanggupkah menghadapi tantangan dari era globlisasi sekarang ini?. Bagi Indonesia, jelaslah bahwa implikasi dari perdagangan bebas ini adalah pentingnya upaya untuk membuka ketertutupan usaha, peluang, dan kesempatan, terutama bagi usaha koperasi yang menjadi salah satu pola usaha ekonomi rakyat. Hal ini menjadi sangat penting karena produk yang dihasilkan dari Indonesia harus berkompetisi secara terbuka tidak hanya di pasar dalam negeri, melainkan juga diluar negeri/ pasar internasional. a. Potret Koperasi di Indonesia Sampai dengan bulan November 2001, jumlah koperasi di seluruh Indonesia tercatat sebanyak 103.000 unit lebih, dengan jumlah keanggotaan ada sebanyak 26.000.000 orang. Jumlah itu jika dibanding dengan jumlah koperasi perDesember 1998 mengalami peningkatan sebanyak dua kali lipat. Jumlah koperasi aktif, juga mengalami perkembangan yang cukup menggembirakan. Jumlah koperasi aktif per-November 2001, sebanyak 96.180
41
unit (88,14 persen). Corak koperasi Indonesia adalah koperasi dengan skala sangat kecil. Satu catatan yang perlu diingat reformasi yang ditandai dengan pencabutan Inpres 4/1984 tentang KUD telah melahirkan gairah masyarakat untuk mengorganisasi kegiatan ekonomi yang melalui koperasi. Secara historis pengembangan koperasi di Indonesia yang telah digerakan melalui dukungan kuat program pemerintah yang telah dijalankan dalam waktu lama, dan tidak mudah ke luar dari kungkungan pengalaman tersebut. Jika semula ketergantungan terhadap captive market program menjadi sumber pertumbuhan, maka pergeseran ke arah peran swasta menjadi tantangan baru bagi lahirnya pesaing-pesaing usaha terutama KUD. Mengenai jumlah koperasi yang meningkat dua kali lipat dalam waktu 3 tahun 1998 –2001, pada dasarnya tumbuh sebagai tanggapan terhadap dibukanya secara luas pendirian koperasi dengan pencabutan Inpres 4/1984 dan lahirnya Inpres 18/1998. Sehingga orang bebas mendirikan koperasi pada basis pengembangan dan pada saat ini sudah lebih dari 35 basis pengorganisasian koperasi. Kesulitannya pengorganisasian koperasi tidak lagi taat pada penjenisan koperasi sesuai prinsip dasar pendirian koperasi atau insentif terhadap koperasi. Keadaan ini menimbulkan kesulitan pada pengembangan aliansi bisnis maupun pengembangan usaha koperasi kearah penyatuan vertical maupun horizontal. Oleh karena itu jenjang pengorganisasian yang lebih tinggi harus mendorong kembalinya pola spesialisasi koperasi. Di dunia masih tetap mendasarkan tiga
42
varian jenis koperasi yaitu konsumen, produsen dan kredit serta akhir-akhir ini berkembang jasa lainnya. Struktur organisasi koperasi Indonesia mirip organisasi pemerintah/ lembaga kemasyarakatan yang terstruktur dari primer sampai tingkat nasional. Hal ini telah menunjukkan kurang efektifnya peran organisasi sekunder dalam membantu koperasi primer. Tidak jarang menjadi instrumen eksploitasi sumberdaya dari daerah pengumpulan. Fenomena ini dimasa datang harus diubah karena adanya perubahan orientasi bisnis yang berkembang dengan globalisasi. Untuk mengubah arah ini hanya mampu dilakukan bila penataan mulai diletakkan pada daerah otonom. b. Kondisi Koperasi di Indonesia Tahun 2011 Bahwa jumlah koperasi di Indonesia meningkat 5,31% dibanding tahun lalu. Data Kementerian Koperasi dan UKM menyebutkan sampai Juni 2011 total koperasi di Indonesia mencapai 186.907 unit. “Kita melihat perkembangan kinerja koperasi selama setahun ini cukup mengembirakan,” terang Menteri Negara Koperasi dan UKM tersebut. Dari 186.907 unit koperasi itu, memiliki 30.472 anggota dengan volume usaha sebesar Rp.97.276 triliun serta modal sendiri mencapai Rp.30,10 triliun. Dibandingkan dengan Desember 2008 angka pertumbuhan koperasi mencapai 20,6%. Kementerian Negara Koperasi dan UKM berharap, pertumbuhan koperasi yang tinggi akan berkontribusi terhadap perekonomian negara. Terutama dalam
43
dalam penyerapan tenaga kerja dan pembayaran retribusi termasuk pajak unit-unit usaha koperasi.39 2. Sejarah KSU Tangerang Kuat Sejahtera Koperasi ada karena kebutuhan masyarakat yang mendesak diantaranya seperti kebutuhan sembako yang sulit didapatkan karena akses jalan yang sulit dilewati, kendaraan umum yang masih sulit ditemukan/ dilewati di tempat tersebut pada waktu itu. Sekitar tahun 2009 karena daerah disini jalanan masih rusak susah untuk dilewati kebetulan Pak Qori sebagai pemilik menawarkan tanahnya sebagai kantor koperasi, sekaligus tempat untuk usaha koperasi salah satunya yaitu TKS Mart. Dan tanah itu disewa bukan diberikan secara Cuma-Cuma tapi ada keringanan yang diberikan dari pihak pemilik dengan tidak membayar uang sewa diawal tahun dan membayar ditahun berikutnya seharga Rp. 1.500.000.- dan hingga sekarang masih menyewa tempat itu. Waktu itu kalau beli apa-apa itu susah harus ke ciledug harus ke pasar lembang. Ngobrol-ngobrol dengan para warga (yang sekarang menjadi pengurus) ditengah pembicaraan ada yang bilang ayo kita bikin toko, terus kenapa bikin toko sekalian aja bikin usaha bersama koperasi.40 Jadi dalam pembicaraan tersebut awalnya hanya ingin membuat toko dikarenakan jika ingin membeli bahan-bahan pokok atau alat-alat rumah tangga cukup jauh dan terlalu menyita banyak waktu. Tapi karena dari kesepakatan bersama akhirnya dibuatlah sekalian koperasi yang 39
KSU BMT Al-iqtishady (Merupakan koperasi serba usaha yang bergerak di sektor riil dan keuangan) Http://iqtishadybmt.blogspot.co.id/, 20/09/2016 21:52 40 Wawancara pribadi dengan Pak. Syaiful (sekertaris Koperasi Usaha Bersama Tangerang Kuat Sejahtera), di kantor koperasi, kamis 26 november 2015.
44
tidak hanya menguntungkan sendiri tapi orang banyak khususnya anggota koperasi. Awal mula membentuk koperasi harus ada anggota minimalnya 20 orang sedangkan baru terkumpul 10 orang akhirnya mencari kekurangan orangnya melalui teman-teman pengurus dulu biar bisa terbentuk koperasi sambil jalan mencari orang baru lagi buat gabung ke anggota koperasi untuk menambah modal usaha TKS Mart dan kegiatan yang lainnya, memudahkan dalam pembayaran listrik voucher pulsa hp/listrik, telpon, WOM, FIF, OTO, PDAM dan membantu masyarakat dalam peminjaman bakal modal usaha. Karena keinginan bersama, kepentingan bersama itulah mula-mulanya terbentuknya koperasi. 3. Visi dan Misi Visi: Tangerang harus Kuat Misi : Memberdayakan dan Meningkatkan Perekonomian Masyarakat Tangerang agar Mandiri dan Sejahtera 4. Struktur Organisasi a. Susunan Pengurus KSU Tangerang Kuat Sejahtera Tahun 2014 Ketua Umum
: Mujibu, Amd
Ketua
: Sumardjono, SE
I
Sekertaris I
: Akhmad Syaiful Anam Y
Sekertaris II
: Husni Kamal
Bendahara
: Sugiyono
b. Susunan Pengawas KSU Tangerang Kuat Sejahtera Tahun 2014
45
Ketua
: Zainudin
Anggota
: Abdul Mutamar, SPd
Anggota
: Rahmat
Anggota
: H. Tamsir
Anggota
: Ahmad Fauzi
c. Susunan Karyawan KSU Tangerang Kuat Sejahtera Tahun 2014 : Sri Rafika Azizah : Anisah Ismiatun Hasanah : sulistiati Pratiwi : Ashri Triandini Legalitas: Landasan hukum
: Undang Undang No.25 tahu 1992 dan Undang Undang.No.17 tahun 2012 Tentang Perkoperasian
Badan hukum
: No.16/BH/XI.5/INDAGKOP/2009 Tgl 30 April 2009
Akta Notaris
: SILVIA NINAWATI,SH NO.3 Tgl 16 April 2009
Keterangan Domisili Usaha
: 5017/142-Ekbang/CLG/2013
SIUP
: 0168/PM/IV/BPPT/2010
TDP
: 30.06.2.65.00227
46
NPWP
: 03.028.615.7.416.000
5. Tanggung Jawab Pengawas Untuk memenuhi tanggung jawab pengawas kami akan melaporkan hasil kerja kami kepada anggota pada tahun buku 2014 dengan isi laporan sebagai berikut: a. Dasar pengawasan 1.) Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ ART) 2.) Notulen rapat anggota tahun buku 2014 3.) Pedoman pengawas koperasi, meliputi: a) Aspek organisasi b) Aspek pengelolaan c) Aspek keungan d) Aspek permodalan b. Tujuan Pengawasan/ Pemeriksaan Tujuan pengawasan Koperasi Serba Usaha Tangerang Kuat Sejahtera dalam melakukan kegiatan antara lain: 1.) Meningkatkan citra dan kredibilitas koperasi sebagai unit usaha yang mampu mengelola dana dari anggota, berdasarkan prinsip koperasi. 2.) Menjaga dan melindungi penyelewengan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab, dari dalam maupun luar kopersi. 3.) Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas koperasi. 4.) Mendorong pengelolaan koperasi mencapai tujuannya secara efektif dan efesien yaitu dengan meningkatkan pemberdayaan ekonomi anggota.
47
c. Hasil Pemeriksaan 1.) Bidang Organisasi a.) Keangotaan Pertumbuhan keanggotaan mengalami pasang surut sehubungan dengan adanya perpindahan kediaman tempat tinggal anggota, meninggal dunia dan lainnya, dari total keseluruhan anggota mulai berdirinya koperasi sampai akhir tahun buku 2014 yang pernah jadi anggota KSU TKS adalah 760 orang dengan keterangan keluar 62 wafat 5 sehingga total anggota sampai dengan akhir 2014: 693 anggota. b.) Kepengurusan Pengurus adalah badan yang dibentuk oleh rapat anggota dan diserahi mandat untuk melaksanakan kepemimpinan koperasi, baik dibidang organisasi maupun usaha. Anggota pengurus dipilih dari dan oleh anggota koperasi dalam rapat anggota. Dalam menjalankan tugasnya, pengurus bertanggung jawab kepada rapat anggota. Yang mana struktur pengurus ada di halaman sebelumnya. 2.) Bidang Admistrasi Administrasi
merupakan
cermin
tertib
dalam
bekerja.
Dalam
melaksanakan kegiatannya pengurus sudah melengkapi administrasi untuk menunjang perjalanan usahanya berupa. a.) Buku Pinjaman Anggota/ Piutang Nasabah b.) Buku Simpanan Anggota/ Tabungan Anggota
48
c.) Buku Daftar Anggota d.) Buku Notulen Rapat Anggota Koperasi dan Keputusannya e.) Buku Notulen Rapat Pengurus dan beberapa berkas pelengkap admistrasi lainnya. 3.) Bidang Keuangan a.) Buku Kas Umum Buku Kas Umum (BKU) adalah buku untuk mencatat dan mengetahui jumlah-jumlah yang diterima, dikeluarkan dan sisa yang ada di bawah pengurusan bendahara yang dapat dipertanggungjawabkan setiap saat. Dari hasil pengawasan, ditemui perbaikan tulisan namun setelah di cek dengan bukti pembukuan dan dikonfirmasikan kepada bendahara maka pengawas berkesimpulan bahwa nilai tersebut adalah benar adanya. b.) Aliran Kas Aliran kas adalah pencatatan kegiatan akuntansi yang berhubungan dengan penerimaan dan pengeluaran pada tahun berjalan. Dalam pemeriksaan aliran kas tampak pada buku pembantu kas, buku pinjaman dan pengurus anggota. Aliran kas cukup lancar dan aman, adapun pemasukan simpanan wajib yang tidak sesuai atau kurang kendalanya pada setoran anggota.41 6. Sejarah Organisasi Kepengurusan Pergantian kepengurusan dilakukan dalam kurun waktu 3 tahun tapi karena dalam kurun waktu tersebut tidak ada yang mau menggantikan pengurus jadi
41
Laporan Rapat Anggota Tahun Buku 2014
49
masa jabatannya ditambah menjadi 5 tahun tapi tetap saja tidak ada yang mau menggantikan pengurus yang lama hanya beberapa saja yang digantikan dan yang lainnya tetap sama yaitu seperti tabel di bawah ini: Tabel 2 Organisasi Kepengurusan 1999-2012
2012-2016
Ketua Umum Mujibu, Amd
Mujibu, Amd
Ketua I
Sumarjono, SE
Sumarjono, SE
Ketua II
Qoribriadi
Qoribriadi
Sekertaris I
Akhmad Syaiful Anam Y Akhmad Syaiful Anam Y
Sekertaris II
Agustiawan
Husni Kamal
Bendahara I
Sugiyono
Sugiyono
Bendahara II
M. Lutfi
M.Lutfi
Sumber: wawancara dengan pak Syaiful B. Keseluruhan Anggota Koperasi Koperasi Serba Usaha Tangerang Kuat Sejahtera yang didirikan pada tanggal 16 April 2009 dan sampai akhir tahun 2014. Pertumbuhan keanggotaan mengalami pasang surut sehubungan dengan adanya perpindahan kediaman tempat tinggal anggota, meninggla dunia dan lainnya, dengan jumlah anggota 693 orang. Dari total keseluruhan anggota mulai berdirinya koperasi sampai akhir tahun 2014 (yang pernah jadi anggota KSU TKS) adalah 760 orang dengan keterangan
50
keluar 62 wafat 5. Dan yang aktif dalam TKS Mart yaitu ada 137 orang, aktif disini adalah yang sering melakukan belanja atau transaksi di TKS Mart, itu akan membuat anggota koperasi mendapat keuntungan berupa uang yang bisa diambil atau untuk membelanjakannya kembali diakhir tahun tutup buku. C. Hasil Temuan 1. Kegiatan Kegiatan yang ada di koperasi ini tidak di adakan oleh pihak koperasi sendiri tapi dari pihak lain. Karena anggaran yang terbatas. Koperasi Serba Usaha Tangerang Kuat Sejahtera pada tahun buku 2014 kegiatan-kegiatan yang diadakan diantaranya mengikuti pelatihan, pelatihan yang diadakan baik di Kementrian Koperasi, Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Banten, Dekopin wilayah Banten, Indagkop kota Tangerang maupun Dekoppinda kota Tangerang. Koperasi Serba Usaha Tangerang Kuat Sejahtera mempunyai tujuan
“Memberdayakan
dan
Meningkatkan
Perekonomian
Masyarakat
Tangerang agar mandiri dan sejahtera” sebagaimana telah menjadi Visi dan Misi kita. Dari hasil observasi di lapangan, KSU Tangeang Kuat Sejahtera yang bertempat di JL. Doktor Setia Budi, No. 21 Rt. 02 Rw. 05, Kelurahan Parung Serab, Kecamatan Ciledug, Kota Tangerang, Banten. Koperasi tersebut terletak tepat di pinggir jalan walaupun bukan jalan utama, tapi di tempat itu sudah banyak yang berjualan yang tidak jauh dari koperasi seperti mini market, toko kecil, bengkel, dan pelaku UKM lainnya. Sedangkan kondisi jalan disana sudah bagus dibandingkan sebelumnya berlubang dan bergelombang di mana-mana karena sudah diperbaiki jalannya.
51
Dan kondisi fisik TKS Mart seperti halnya mini market lainnya dari struktur pembangunan dan material pembangunannya seperti, dari pintu masuk materialnya terbuat dari kaca dan alumunium. Kantor koperasi tersebut sendiri berada didalam menjadi satu dengan TKS Mart dengan menyekatnya dengan tembok, untuk masuk kedalam kantor koperasi harus melewati dulu mini marketnya setelah berjalan kira-kira 150 meter dari pintu masuk. Koperasi Serba Usaha Tangerang Kuat Sejahtera selalu berupaya mencari inovasi dan mencari terobosan guna tercapai tujuan tersebut. 2. Pendanaan Koperasi Dari Usaha Koperasi Pendanaan koperasi biasanya didapat bisa dari instansi pemerintah, swasta, dan juga dana sendiri yang didapat dari pungutan setiap anggota. Koperasi Serba Usaha Tangerang Kuat Sejahtera sampai akhir tahun buku 2014 masih sangat mandiri sebab sampai saat ini Koperasi Serba Usaha Tangerang Kuat Sejahtera belum pernah mendapatkan pendanaan dari pihak luar baik dari instansi pemerintah maupun swasta. Pengurus sudah berupaya dalam rangka pecarian dana dari pihak luar tersebut dengan berbagai macam cara apapun telah ditempuh baik secara langsung ke dinas maupun ke instansi perbankkan pemerintah maupun swasta yang ada. Tetapi sekali lagi sampai sekarang belum memperoleh hasil yang diharapkan. Tetapi mengingat kebutuhan yang sangat besar masalah keuangan ini, pengurus beserta dewan pembina, penasehat, pengawas berupaya dengan maksimal mencari terobosan langsung kepada individu-individu anggota yang dengan pemahaman kebersamaan terhadap kemajuan Koperasi Serba Usaha Tangerang Kuat Sejahtera yang sangat membutuhkan penambahan modal.
52
Sehingga sampai tutup buku Koperasi Serba Usaha Tangerang Kuat Sejahtera hanya mampu mengumpulkan dana sebagai berikut: Tabel 3 Dana Anggota a.
Simpanan Pokok
Rp.72.050.00
b.
Simpanan Wajib
Rp.173.084.000
c.
Simpanan Sukarela
Rp.121.439.086
d.
Investasi
Rp.44.500.000
Jumlah
Rp.411.073.086
Sumber: Laporan RAT VI KSU Tangerang Kuat Sejahtera TB.2014 Sehingga sampai akhir tahun buku 2014 Koperasi Serba Usaha Tangerang Kuat Sejahtera berhasil mengumpulkan dana yang murni dari anggota sebesar Rp.411.073.086, Secara menyeluruh pada tahun buku 2014 ada pemasukan simpanan anggota senilai Rp.48.313.000, Namun pada tahun ini pula ada pengambilan simpanan sebesar Rp.56.681.000, sehingga ditahun buku ini ada minus dari simpanan sebesar Rp.8.368.000, dari dana yang ada di alokasikan untuk unit usaha sebesar Rp.403.340.500
53
Sebagai catatan yang sangat mendasar bahwa ada simpanan wajib anggota yang sangat besar sekali yang mestinya dibayarkan anggota sebagai modal utama yaitu sebesar Rp.482.855.000 3. Usaha Koperasi Usaha yang dilakukan oleh Koperasi Serba Usaha Tangerang Kuat Sejahtera ini tidak hanya transaksi simpan pinjam saja, yang mana banyak membuat koperasi yang tertuju hanya pada itu saja, demi membantu masyarakat khususnya anggota koperasi. Tapi di KSU TKS tidak hanya itu saja tapi ada yang lainnya juga seperti yang satu ini. yaitu; mini market (TKS Mart) yang mana di dalamnya terdapat transaksi jual-beli antar anggota maupun masyarakat, tidak hanya itu saja namun ada lagi yang bisa di lakukan anggota koperasi dengan menitipkan barang atau makanan yang di buat sendiri oleh anggota yang terlibat agar lebih mudah dalam memasarkannya. Macam-macam barang atau makanan yang dititipkan oleh anggota kepada mini market koperasi adalah: ”Yang nitip barang ada tapi hanya berupa makanan seperti kue-kue itu juga tidak sering. Ada kain perca, keset, es krim, dan bandeng presto”42 Ada juga Payment Point (listrik, voucher pulsa hp/listrik, telephone, WOM, FIF, BAF, OTO, PDAM, penjualan voucher pulsa) dan simpanan yang terdiri dari pinjaman internal dan jangka pendek serta pelayanan jasa pembuatan SIM dan Pasport.
42
Wawancara pribadi dengan Pak. Husni. di kantor koperasi, kamis 05 maret 2016.
54
4. Hasil Usaha Prinsip dasar koperasi adalah ekonomi kebersamaan dan tidak mencari keuntungan semata-mata. Namun dalam menjalankan usaha Koperasi Serba Usaha Tangerang Kuat Sejahtera membentuk unit usaha yang diharapkan akan memperoleh manfaat secara langsung sehingga disamping melayani kebutuhan anggota namun juga akan memperoleh hasil usaha. Koperasi Serba Usaha Tangerang Kuat Sejahtera pada tahun buku 2014 memperoleh keuntungan dari hasil usaha sebagai berikut : Dari unit usaha yang ada yakni Mini Market memperoleh Rp. 40.639.363, dari hasil ini keuntungannya dibagi untuk hal lain yaitu; “untuk dana cadangan 20% dan sisanya dibagikan kepada aktifitas anggota 25%, pemodal 25%, pendidikan dan pelatihan 5%, dan pengurus 25%”.43 Dari Rp.40.000.000 dana cadangan mendapatkan Rp.8.000.000 aktifitas anggota Rp.10.000.000 pemodal Rp.10.000.000 pendidikan dan pelatihan Rp.2.000.000 dan pengurus Rp.10.000.000 Yang mana dana cadangan sejumlah uang yang tidak dibagikan kepada anggota tujuannya adalah untuk mengumpulkan modal sendiri yang sewaktuwaktu akan digunakan jika dalam keadaan yang mendesak atau untuk menutup kerugian dalam usaha. Aktifitas yang dilakukan adalah tingkat berpartisipasinya anggota dalam transaksi. Pemodal adalah sumber dana yang diperoleh koperasi dari anggota. Pendidikan dan pelatihan di KSU Tangerang Kuat Sejahtera hanya transport dari koperasi ketempat pendidikan dan pelatihan. Sedangkan pengurus
43
Laporan Rapat Anggota Tahun Buku 2014
55
yang dimaksudkan disini untuk gaji para pengurus yang mengelola koperasi tersebut. “Yang dibelanjakan non anggota dan anggota yaitu hanya selisih Rp.1.639.363 ya kalau non anggota Rp.19.000.000 dan anggota Rp.21.639.363”44 Pernyataan di atas bahwa anggota masih lebih banyak dari pada yang non anggota atau masyarakat, tapi sayangnya belanja yang di lakukan anggota selesih tidak terlalu jauh dengan non anggota berarti anggota kurang berpartisipasi dalam transaksi di TKS Mart. Yang didapat anggota dari hasil menitipkan barangnya di koperasi berkisar 10 ribu-200 ribuan per bulan. Yang paling kecil yang didapat oleh pak Tedi Palutio yang menjual kain perca hasil sisaan jahitan, dia membuka vermak pakaian dan menjahit pakaian di rumahnya. “ga nentu de kadang 10 ribu paling rendahnya yang paling tinggi ya kirakira mah cuma 30 ribu”45 Dan paling terbesar adalah pak Tamsir yang menjual bandeng presto yang berharga 12 ribu dan dijual koperasi ke masyarakat khususnya anggota Rp.12.500 “100- 200 an itu juga ga nentu”46 Dan mereka semua merasa terbantu dengan menjual barangnya ke koperasi karena jika dijual di toko kecil belum tentu selaku di koperasi dan kalau menjual ke mini market lain susah memasukkan barang karena ada persyaratan yang harus
44
Wawancara pribadi dengan Pak. Husni. di kantor koperasi, kamis 06 oktober 2016. Wawancara pribadi dengan Pak Tedi Palutio. di rumahnya, rabu 05 oktober 2016. 46 Wawancara pribadi dengan Pak Tamsir. di rumahnya, rabu 05 oktober 2016. 45
56
dilalui untuk itu. Sedangkan koperasi hanya menjadi anggota saja bisa menjual barang dan juga pastinya diperiksa kelayakan barang tersebut seperti masa berlaku untuk makanan dan melihat kualitas barangnya ada cacat tidak dan juga kerapian membungkus barangnya. Tabel 4 Pemasukan koperasi yang diperoleh dari Mini Market Pemasukan Mini Market Januari
Rp.3.665.821
Februari
Rp.3.280.410
Maret
Rp.4.085.675
April
Rp.3.554.710
Mei
Rp.3.840.216
Juni
Rp.4.624.944
Juli
Rp.4.013.102
Agustus
Rp.2.783.455
September
Rp.2.757.738
Oktober
Rp.3.200.749
November
Rp.2.577.142
Desember
Rp.2.255.410
Jumlah
Rp.40.639.363
Sumber: Laporan RAT VI KSU Tangerang Kuat Sejahtera TB.2014
57
Bahwa pendapatan dari TKS Mart dari tiap bulannya mengalami naik turun tidak stabil dari yang paling kecil yaitu sekitar Rp.2.255.410 di bulan desember sampai dengan yang paling besar mencapai Rp.4.624.944 di bulan juni. Tabel 5 Pengeluaran koperasi
Pengeluaran
Operasional Rp.4.380.325 Mini Market Gaji Rp.35.611.500 Karyawan Listrik
Rp.22.469.000
Sewa Gedung
Rp.13.000.000
ATK
Rp.1.736.100
Kebutuhan Rp.60.000 Motor Pemeliharaan Rp.85.500 Gedung Transport Rp.50.000 Dinas Jumlah
Rp. 77.292.425
Sumber: Laporan RAT VI KSU Tangerang Kuat Sejahtera TB.2014
58
Dari total pengeluaran akhir tahun Rp.77.292.425 sedangkan pendapatan yang diperoleh dari pertokoan adalah Rp.40.639.363 belum bisa mencukupi dari pengeluaran yang dikeluarkan oleh koperasi, jadi masih kurang Rp.36.653.062 kekurangan itu dicukupi dari usaha lainnya yaitu payment point dan jasa.
BAB IV ANALISIS A. Proses Pemberdayaan Ekonomi Anggota Di Koperasi Serba Usaha Tangerang Kuat Sejahtera Bab ini membahas data-data yang sudah diperoleh dari turun langsung ke lapangan, yang mana data tersebut didapat melalui observasi, wawancara dan dari dokumen-dokumen terkait koperasi dalam memberdayakan masyarakat khususnya anggota koperasi. Koperasi merupakan organisasi yang berbentuk badan usaha, yang di dalamnya tidak hanya bertujuan untuk mencari laba melainkan kegiatan koperasi diharapkan untuk meningkatkan aktivitas dan kesejahteraan ekonomi anggotanya. Dengan jalan menjalankan usaha bersama, untuk kepentingan bersama, diurus secara
kekeluargaan
sehingga
memberikan
dasar
bekerja
yang
saling
menguntungkan. KSU
Tangerang
masyarakat
khususnya
Kuat
Sejahtera
anggota,
tujuan
dalam awal
melakukan mulanya
pemberdayaan adalah
untuk
memberdayakan dan meningkatkan perekonomian masyarakat Tangerang agar mandiri dan sejahtera. Dan hingga saat ini pun masih berusaha terus untuk mewujudkan tujuan awal yang telah disepakati oleh seluruh anggota, pengurus dan pihak-pihak yang terkait lainnya. Maka dari itu demi keberlangsungannya koperasi peran aktif anggota dalam keasadaran berkoperasi seluruh anggota merupakan kunci dari suksesnya koperasi. Banyak kerjasama yang bisa dijalin antara anggota koperasi, dengan kerja sama antar anggota koperasi jika anggota mempunyai usaha dan 59
60
membutuhkan finansial. Kerjasama dengan rekan-rekan anggota yang sudah menjadi satu wadah koperasi ini akan menjadikan perputaran perekonomian diantara anggota dan merupakan kekuatan perekonomian koperasi. Koperasi itu adalah usaha bersama masyarakat yang mana dari yang membuat, membentuk, dan menjaganya adalah dari masyarakat itu sendiri dan bahkan pengorganisasiannya pun dari mereka tidak ada pemerintah yang ikut campur di dalamnya. walaupun ada, hanya sekedar membantu dari luar tidak dari dalam. Menurut Prof. Marvin, A. Schars yang ada di BAB II, seorang guru besar dari University of Wisconsin, Madion USA, yang mengatakan: koperasi adalah suatu badan usaha yang secara sukarela dimiliki dan dikendalikan oleh anggota yang adalah juga pelanggannya dan dioperasikan oleh mereka dan untuk mereka atas dasar nirlaba atau atas dasar biaya. Dari pengertian di atas bahwa koperasi yang membuat dan yang mengendalikan adalah masyarakat itu sendiri jadi sebuah koperasi akan maju tidaknya semua tergantung keaktifan para anggotanya, semakin sedikit yang aktif semakin tidak berjalannya sebuah koperasi tersebut. Di sini maka anggota adalah kunci
kesuksesan
koperasi
dalam
mengembangkan
usahanya
demi
keberlangsungan anggota itu sendiri, untuk menuju hidup yang lebih baik. Kopersai merupakan lembaga di mana orang-orang yang memeliki kepentingan relatif homogen berhimpun untuk meningkatkan kesejahteraannya. Konsepsi demikian mendudukkan koperasi sebagai badan usaha yang cukup
61
strategis bagi anggotanya dalam mencapai tujuan-tujuan ekonomis yang pada gilirannya berdampak kepada masyarakat secara luas. Pada umumnya koperasi dikendalikan bersama oleh seluruh anggotanya, di mana setiap anggota memiliki hak suara sama disetiap pengambilan keputusan koperasi. Pembagian sisa hasil usaha (SHU) biasanya dihitung berdasarkan andil anggota tersebut dalam koperasi, misalnya dengan melakukan pembagian dividen berdasarkan besar pembelian atau penjualan yang dilakukan oleh anggota, seperti TKS Mart yang di kelola oleh KSU Tangerng Kuat Sejahtera yang mana menyediakan kebutuhan para konsumen sama seperti supermarket atau toko-toko kecil, bila melakukan transaksi seperti membeli atau menjual barang yang di lakukan anggota nantinya akan mendapatkan keuntungan dikemudian harinya pada saat RAT (Rapat Anggota Tahunan) dilangsungkan. Berbeda dengan membeli di supermarket ataupun di toko-toko kecil lain yang hanya menguntungkan pihak penjual saja, walaupun harganya tidak terlalu berbeda dengan supermarket dan toko kecil. Di toko KSU Tangerang Kuat Sejahtera tidak hanya memesan barang-barang dari distributor saja tapi ada juga barang yang dibuat oleh para anggota bisa makanan maupun peralatan rumah tangga. Tidak hanya menyediakan TKS Mart tapi juga melayani simpan pinjam sama dengan kebanyakan koperasi lainnya, tapi sayangnya pinjaman di KSU Tangerang Kuat Sejahtera nominal uang yang didapat tidak terlau besar jadi tidak bisa untuk membesarkan usaha yang ingin dikembangkan menjadi lebih besar, hanya bisa membantu melengkapi barang usaha yang kurang.
62
Dan ada satu lagi setelah ada TKS Mart dan simpan pinjam, koperasi melakukan penambahan kegiatan koperasi yaitu dalam bidang jasa diantaranya ada melayani pembayaran listrik, kredit kendaraan dan pembuatan SIM (Surat Ijin Mengemudi). Koperasi melakukan perekrutan anggota tidak ada persyaratan yang terlalu rumit hanya dengan berdomisili di tempat yang di tentukan yaitu di Tangerang kota, foto copy data diri, mengisi data-data yang diperlukan dan selain itu hanya dengan membayar; Simpanan pokok sebesar Rp. 100.000,- simpanan yang hanya ada diawal saja saat masuk untuk bergabung dengan koperasi saja. Simpanan wajib simpanan yang wajib jumlahnya Rp.10.000,- pada setiap awal bulan pada tanggal 10 paling lambat dan sifatnya wajib. Simpanan sukarela simpanan yang tidak wajib, tidak ditentukan besar uangnya dan yang tidak bisa diambil seenaknya hanya bisa setahun sekali saat pelaksanaan RAT (Rapat Anggota Tahunan), dan Investasi sejumlah uang yang ditanam atau dipergunakan untuk pengadaan sarana operasional suatu perusahaan, yang bersifat tidak mudah di uangkan seperti tanah, mesin, bangunan, peralatan kantor, dan lain-lain. Tanpa adanya suatu ikatan atau perjanjian untuk mengembalikannya, dan ini tidak wajib hanya kehendak para anggota tidak ada unsur paksaan. Dana-dana di atas adalah sumber modal koperasi yang utama karena tidak ada bantuan dari pihak lain kecuali dari dana anggota koperasi. Yang mana pinjaman dari koperasi berikan ke anggota hanya cukup memberikan pinjaman sebesar Rp. 2.000.000.- jika ingin meminjam di atas Rp. 2.000.000.- itu akan di larikan ke bank dengan rekomendasi dari koperasi dan tidak ada bunga sama seperti pinjam dengan koperasi. Pinjamannya pun tidak besar hanya maksimal
63
sebesar Rp. 5.000.000.- dan tidak bisa lebih karena sudah perjanjian antara pihak koperasi dengan bank. Kenapa pinjaman tidak dinaikkan karena ada beberapa hal yang menyebabkannya yaitu: 1. Sudah kesepakatan rapat 2. Karena tidak adanya jaminan dan, 3. Dana yang tidak mencukupi jika dinaikkan ke nominal yang lebih tinggi. “Mekanisme pinjaman yaitu; anggota yang meminjam dilihat dulu cacatan peminjamannya yang sebelumnya apakah anggota ada tunggakkan pinjaman yang sebelumnya yang belum di bayar, maka harus dibayar terlebih dahulu, sebelum membayar uang yang dipinjam sebelumnya maka tidak bisa meminjam lagi.”47 Modal pinjaman di dapatkan dari; yang pertama, melalui anggota dan calon anggota, yang kedua, melalui Bank dengan rekomendasi dari koperasi dan yang khusus meminjam uang lebih dari Rp. 2.000.000.- dikarenakan koperasi tidak sanggup meminjamkan lebih dari itu sebab dana yang kurang. Koperasi disebut sebagai perkumpulan otonom dari orang-orang yang bersatu secara sukarela, guna memenuhi kebutuhan-kebutuhan dan aspirasi ekonomi, sosial, dan budaya bersama melalui perusahaan yang dimiliki bersama dan dikendalikan secara demokratis. Koperasi bekerja berdasarkan nilai-nilai swadaya, swa tanggung jawab, demokrasi, kebersamaan, keadilan dan kesetiakawanan. Di samping itu koperasi juga percaya pada nilai-nilai etis dari kejujuran, keterbukaan, tanggung jawab sosial dan peduli terhadap orang lain. Koperasi berdiri dengan prinsip keanggotaan terbuka dan sukarela, pengendalian oleh anggota secara demokratis, partisipasi ekonomi anggota, otonomi dan
47
Wawancara pribadi dengan Pak. Syaiful. di kantor koperasi, kamis04 maret 2016.
64
kebebasan, diklat dan informasi, kerjasama antar koperasi dan prinsip kepedulian terhadap komunitas. Koperasi juga memiliki karakteristik khusus koperasi sebagai sistem sosial ekonomi yang membedakannya dengan pelaku ekonomi lain. Menyebut karakteristik tersebut yaitu adanya sejumlah indivu yang membentuk kelompok dan memiliki tujuan yang sama, swadaya, perusahaan yang dibina bersama, dan bertujuan untuk menunjang kepentingan kelompok.
Karakteristik koperasi
sebagai sistem sosial ekonomi ini menunjukan bahwa koperasi sesungguhnya merupakan entitas bisnis yang memiliki misi sosial dalam meningkatkan kesejahteraan sosial ekonomi anggotanya. Kedudukan koperasi sebagai salah satu entitas bisnis ini dipertegas
dalam pasal 1 UU No. 25 Tahun 1992 tentang
Perkoperasian, yang menyatakan bahwa koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan. Dengan pemahaman sebagimana yang diuraikan di atas maka berdasarkan rasa kebersamaan dalam berkiprah atas kepedulian terhadap pemberdayaan masyarakat
dalam
pemberantasan
kemiskinan,
peningkatan
pendidikan
masyarakat dan kepedulian terhadap nilai-nilai serta pelestarian kearifan budaya lokal maka terwujudlah48 KSU TKS (Koperasi Sumber Usaha Tangerang Kuat Sejahtera) Dalam buku Edi Suharto yang berjudul Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat Kajian Strategis Pembanguan Kesejahteraan Sosial dan
48
Http://ksumptp.blogspot.co.id/2012/01/tentang-ksu-mptp.html, 20/09/2016 20:48
65
Pekerjaan Sosial halaman 57-58. Yang terdapat pada bab II. Ini mengatakan bahwa pemberdayaan adalah sebuah proses dengan mana orang menjadi cukup kuat untuk berpartisipasi dalam berbagai pengontrolan atas dan mempengaruhi terhadap
kejadian-kejadian
kehidupannya.
serta
Pemberdayaan
lembaga-lembaga
menekankan
bahwa
yang
mempengaruhi
orang
memperoleh
keterampilan, pengetahuan, dan kekuasaan yang cukup untuk mempengaruhi kehidupannya dan kehidupan orang lain yang menjadi perhatiannya. Pengertian di atas koperasi berupaya untuk melakukan yang terbaik untuk membantu perekonomian dan memberikan wawasan akan hal-hal yang berkaitan dengan pelatihan kewirausaan untuk menambah ilmu akan bidang berbagai macam usaha. Bagimana membuat usaha yang sedang dijalani bisa maju pesat dan menghasilkan uang untuk kesejahteraan mereka. Tapi pelatihan ini yang mengadakan bukan dari pihak koperasi tapi dari pihak Dinas Indagkop (Perindustrian,
Perdagangan
dan
Koperasi)
kota
Tangerang
yang
menyelenggarakannya. Dan bukan hanya anggota yang mendapatkan pelatihan tapi para pengurus pun dapat pelatihan juga demi menata koperasi yang lebih baik yang mengadakannya adalah dari pihak dinas koperasi dan UMKM prov. Banten, Dekopinda (Dewan Koperasi Indonesia Daerah) kota Tangerang, Indagkop (Perindustrian Perdangan dan Koperasi) kota Tangerang, dan Dekopinwil (Dewan Koperasi Indonesia Wilayah) prov. Banten. Dalam proses pemberdayaan ekonomi anggota koperasi melalui mini market membaginya ke dalam beberapa tahapan, yaitu sebagai berikut:
66
1. Tahap Perencanaan Dalam tahap ini bagaimana anggota dalam mengambil keputusan, yang diwujudkan dengan keikutsertaan anggota dalam Rapat Akhir Tahun (RAT). Dalam RAT ini anggota akan didata siapa saja yang akan menitipkan barangnya kekoperasi untuk dipasarkan di TKS Mart, menetapkan harga jual, produk/ barang apa saja yang akan dipasarkan, dan menetapkan berapa persen pembagian hasil usaha yang diperoleh. Menurut Bornby dalam buku Pemberdayaan Masyarakat dalam Perspektif kebijakan publik halaman 81-82. Mengartikan partisipasi sebagai tindakan untuk “mengambil bagian” yaitu kegiatan atau pernyataan untuk mengambil bagian dari kegiatan dengan maksud memperoleh manfaat. Sedang di dalam kamus sosiologi disebutkan bahwa, parisipasi merupakan keikutsertaan seseorang di dalam kelompok sosial untuk mengambil bagian dari kegiatan masyarakat, di luar pekerjaan atau profesinya sendiri. Dalam
kegiatan
pembangunan,
partisipasi
masyarakat
merupakan
perwujudan dari kesadaran dan kepedulian serta tanggung jawab masyarakat terhadap pentingnya pembangunan yang bertujuan untuk memperbaiki mutu hidup mereka, artinya melalui partisipasi yang diberikan berarti benar-benar menyadari bahwa kegiatan pembangunan bukanlah sekedar kewajiban yang harus dilaksanakan oleh aparat pemerintah sendiri, tetapi juga menuntut keterlibatan masyarakat yang akan diperbaiki mutu hidupnya. Partisipasi anggota dalam RAT ini sangat penting karena jika tidak terlibat di dalamnya maka yang rugi adalah anggota itu sendiri, jika ada pendapat yang
67
ingin diutarakan atau ingin mendapatkan informasi tentang koperasi lengkapnya hanya ada di RAT itu jadi jika tidak ikutserta dalam RAT tidak tahu apa-apa. Partisipasi anggota sangatlah penting, maka dari itu keterlibatan anggota dalam kegiatan koperasi bisa berbentuk: a. melakukan transaksi dengan koperasi (membeli barang/jasa dari koperasi). Dengan melakukan transaksi melalui koperasi untuk membeli suatu barang dan jasa di koperasi berarti sudah membantu koperasi dalam hal pendanaan, untuk diputar uangnya dengan kebutuhan yang lain seperti modal usaha dan pinjaman bagi anggota yang membutuhkan. Karena sebagian besar dana di dapat dari anggota seperti simpanan pokok, simpanan wajib, simpanan sukarela dan investasi. b. ikut serta dalam pengambilan keputusan (hadir dalam RAT). Ikut serta dalam pengambilan keputusan sangat penting bagi seluruh anggota hadir, karena setelah RAT selesai maka setelah itu jika ada anggota yang protes tidak akan dihiraukan, sebab sudah keputusan RAT/. c. ikut serta dalam pemupukan modal (simpanan pokok, wajib, sukarela dan investasi). Akif dalam membayar simpanan berarti membantu koperasi agar mampu melakukan perubahan dalam perlengkapan untuk pertokoan dan alat-alat kantor. Supaya koperasi bisa lebih maksimal dalam pelayanannya. d. ikut serta dalam pengawasan. Tidak hanya pengurus, anggota pun ada andil penting dalam hal pengawasan. Jika dirasa pelayanan dan perlengkapan kurang dan harus ada
68
bisa di ungkapkan saat RAT ataupun kepada pengurus agar nantinya bisa di pertimbangkan. e. ikut serta dalam menanggulangi resiko. Anggota koperasi bisa ikut serta dengan mengutarakan pendapatnya, agar meminimalisir resiko yang akan dihadapi nantinya. Dilihat dari tingakatan atau tahapan partisipasi, mengemukakan adanya 5 tingkatan, yaitu: 1.) Memberikan informasi (information): yaitu berupa hal baru yang bisa ditukar antar anggota 2.) Konsultasi (consultation): yaitu menawarkan pendapat, sebagai pendengar yang baik untuk memberikan umpan balik, tetapi tidak terlibat dalam implementasi ide dan gagasan tersebut 3.) Pengambilan
keputusan
bersama
(deciding
together),
dalam
arti
memberikan dukungan terhadap ide, gagasan, pilihan-pilihan serta, mengembangkan peluang yang diperlukan guna pengambilan keputusan 4.) Bertindak bersama (acting together), dalam arti tidak sekedar ikut dalam pengambilan keputusan, tetapi juga terlibat dan menjalin kemitraan dalam pelaksanaan kegiatannya 5.) Memberikan dukungan (supporting independent community interest) di mana kelompok-kelompok lokal menawarkan pendanaan, nasehat, dan dukungan lain untuk mengembangkan agenda kegiatan. Telah dikemukakan bahwa, kata kunci dari pengertian partisipasi masyarakat
dalam pembangunan adalah adanya kesukarelaan (anggota)
masyarakat untuk terlibat dan atau melibatkan diri dalam kegiatan pembangunan.
69
Berkaitan dengan tingkat kesukarelaan masyarakat untuk berpartisipasi, menurut Dusseldrop dalam buku Pemberdayaan Masyarakat yang dikarang Totok dan Poerwoko dihalaman 87. membedakan adanya beberapa jenjang kesukarelaan sebagai berikut: a) Partisipasi spontan, yaitu peranserta yang tumbuh karena motivasi intrinsik berupa pemahaman, penghayatan, dan keyakinannya sendiri b) Partisipasi terinduksi, yaitu peranserta yang tumbuh karena terinduksi oleh adanya motivasi ekstrinsik (berupa bujukan, pengaruh, dorongan) dari luar. Meskipun yang bersangkutan tetap memiliki kebebasan penuh untuk berpartisipasi c) Partisipasi tertekan oleh kebiasaan, yaitu peran serta yang tumbuh karena adanya tekanan yang dirasakan sebagaimana layaknya warga masyarakat pada umumnya, atau peran serta yang dilakukan untuk mematuhi kebiasaan, nilai-nilai, atau norma yang dianut oleh masyarakat setempat. Jika tidak berperan serta khawatir akan tersisih atau dikucilkan masyarakatnya d) Partisipasi tertekan oleh alasan sosial-ekonomi, yaitu peran serta yang dilakukan karena takut akan kehilangan status sosial atau menderita kerugian atau tidak memperoleh bagian manfaat dari kegiatan yang dilaksanakan e) Partisipasi tertekan oleh peraturan, yaitu peran serta yang dilakukan karena takut menerima hukuman dari peraturan atau ketentuan-ketentuan yang sudah diberlakukan.
70
Dibeberapa jenjang kesukarelaan tersebut pasti anggota pernah mengalami salah satunya walupun begitu tetap saja berpartisipasi hanya saja motivasinya yang berbeda dan hasil yang akan didapatnya. 2. Tahap Pelaksanaan Pelaksanaan pemberdayaan masyarakat pada tingkat penentu kebijakan akan meningkatkan efektifitas dan efesiensi penggunaan sumberdaya pembangunan yang semakin terbatas. Hal ini akan meningkatkan kesesuaian program pembangunan dengan kenyataan setempat dan memperkuat keberlanjutan program karena masyarakat mempunyai rasa memiliki dan tanggung jawab.49 Tahap ini yang merupakan tahap terpenting dalam suatu program, sebab inti dari program adalah pelaksanaanya. Pengurus menyiapkan barang yang sudah disepakati dalam RAT yang dibutuhkan oleh anggota dengan memesannya melalui distributor dan juga anggota, pegawai membereskan barang-barang yang sudah ada pada tempat yang sudah disediakan oleh pengurus. Dari 144 yang aktif dalam pertokoan hanya ada beberapa orang yang menjual barang atau makanannya ke koperasi dan yang lainnya hanya transaksi beli saja. Sedangkan monitoring hanya dilakukan paling lama 1 bulan, tapi tidak perlu waktu 1 bulan jika stock habis tergantung ketersediaan. 3. Pemasaran Produksi Dalam buku Pemberdayaan Masyarakat dalam Perspektif Kebijakan Publik karangan Totok Mardikanto dan Poerwoko Soebiato halaman 76. Pemberdayaan masyarakat merupakan proses untuk memfasilitasi dan mendorong masyarakat agar mampu menempatkan diri secara proporsional dan menjadi pelaku utama 49
Mardikanto dan Soebiato, Pemberdayaan Masyarakat (Bandung: Alfabeta, 2013), h.
62.
71
dalam memanfaatkan lingkungan strategisnya untuk mencapai suatu keberlanjutan dalam jangka panjang. Pemberdayaan masyarakat memiliki keterkaitan erat dengan sustainable development dimana pemberdayaan masyarakat merupakan suatu prasyarat utama serta dapat diibaratkan sebagai gerbong yang akan membawa masyarakat menuju suatu keberlanjutan secara ekonomi, sosial dan ekologi yang dinamis. Lingkungan strategis yang dimiliki oleh masyarakat lokal antara lain mencangkup lingkungan produksi, ekonomi, sosial dan ekologi. Melalui upaya pemberdayaan, warga masyarakat didorong agar memiliki kemampuan untuk memanfaatkan sumberdaya yang dimilikinya secara optimal serta terlibat secara penuh dalam mekanisme produksi, ekonomi, sosial dan ekologinya. Dalam hal mekanisme produksi, masyarakat memiliki sumberdaya produksi yang antara lain mencakup lahan, ternak, modal, peralatan usaha serta tenaga kerja. Maka dari itu peningkatan sumberdaya produksi menjadi sangat dibutuhkan untuk meningkatkan suatu koperasi, tapi nyatanya produk yang dihasilkan oleh para anggota sendiri tergolong sangat sedikit sekali yang berpartisipasi dalam hal memproduksi barang/ makanan yang dihasilkan. Itu dikarenakan kurangnya perhatian para pengurus KSU Tangerang Kuat Sejahtera dalam hal pelatihan yang diberikan kepada anggota dalam bidang kerajinan dan tataboga untuk menaikkan taraf ekonomi anggota dan meningkatkan sumberdaya manusianya. Proses dalam pemasaran hasil buatan anggota koperasi dari makanan atau kerajinan yaitu hanya melalui pertokoan koperasi saja tidak dari bazaar ataupun
72
pameran-pameran, mempromosikan kepada teman-teman anggota yang bukan bagiannya (masyarakat biasa) menyampaikannya dari mulut kemulut. Dalam hal ini, barang-barang yang di buat oleh anggota tidak ada pelatihan khusus untuk hal kerajinan dan makanan, jadi kurangnya kreatifitas yang di buat untuk menarik pembeli. Harga yang di jual di koperasi harganya tidak terpaut jauh dibandingkan dengan mini market yang lainnya, diantaranya: Tabel 6 Perbandingan Harga nan
Nama Barang mini Harga market lain Biskuit Roma
Rp.9.700
Indomie
Rp. 2.200
Aqua Sedang
Rp. 3.500
Nama Barang di Koperasi
Harga
Biskuit Roma
Rp.9.500
Indomie
Rp.2.000
Aqua Sedang
Rp.3.500
Sumber: Hasil Pengamatan Dari beberapa item tersebut bahwa harga yang di jual lebih murah sedikit selesihnya hanya 200 dan 300 rupiah saja dan juga ada satu item yang sama.
73
B. Faktor-Faktor Penghambat dalam Pemberdayaan KSU Tangearang Kuat Sejahtera Pembangunan koperasi sendiri dapat diartikan sebagai proses perubahan yang
menyangkut
kehidupan
perkoperasian
Indonesia
guna
mencapai
kesejahteraan anggotanya. Jika suatu koperasi mengalami hambatan maka tertundalah pencapain tersebut. Dalam proses pemberdayaan terkadang memang tidak selalu berjalan dengan mulus dan lancar. Ada saja hambatan yang akan dihadapi oleh koperasi yang ingin berkembang seperti halnya KSU Tangerang Kuat Sejahtera, di antaranya sebagai berikut: 1. Partisipasi anggota dalam koperasi Banyak dari anggota yang tidak terlalu aktif dalam koperasi seperti transaksi jual/ beli, jasa perkreditan kendaraan dan pembayaran listrik, simpanan, dan hadir dalam RAT. Semua itu ada alasannya yaitu karena: a. Tempat tinggal yang jauh dari koperasi atau pindah ke tempat yang jauh b. Sebagian dari anggota belum mengetahui hak dan kewajiban mereka sebagai anggota, yang menyebabkan anggota hanya bergabung saja ke koperasi dan setelah itu tidak ada kabarnya lagi (tidak aktif). c. Jarak antara toko koperasi dengan jarak mini market yang lebih dekat dengan rumah dan kelengkapannya lebih lengkap dari koperasi menjadikan masyarakat khususnya anggota lebih memilih mini market dibanding koperasi. 2. Banyaknya badan usaha lain yang bergerak pada bidang yang sama dengan koperasi.
74
Banyaknya badan usaha lain adalah salah satu pesaing berat koperasi, seperti mini market yang menjamur hampir di sudut kota dan desa. KSU Tangerang Kuat Sejahtera pun mengalami hal yang sama dimana di tempat koperasi membangun usahanya tidak jauh dari sana ada mini market sekitar 100 meter. Walaupun usaha koperasi ini sudah mendekati seperti halnya mini market yang lain, sudah ada ac, tampilan depan seperti mini market. Tapi sayangnya hanya kelengkapan barangnya saja yang kurang dan tempatnya tidak terlalu besar, karena kantor koperasi ada di dalam toko. Dalam menanggapi pesaing kita harus mempunyai trik-trik khusus, triktrik/ langkah khusus tersebut dapat kita lakukan dengan cara melalui harga barang/ jasa, sistem kredit dan pelayanan yang maksimum. Mungkin koperasi sulit untuk bermain dalam harga, tapi hal ini dapat dilakukan dengan cara sistem kredit, yang pembayarannya dapat dilakukan dalam waktu mingguan ataupun bulanan tergantung perjanjian. Dengan adanya hal seperti ini diharapkan dapat menarik perhatian masyarakat untuk menjadi anggota. 3. Kualitas Sumber Daya yang terbatas Koperasi sulit berkembang disebabkan oleh banyak faktor, yaitu bisa disebabkan Sumber Daya Manusia yang kurang. Sumber daya manusia yang dimaksud adalah pengurus koperasi. Seperti yang sering dijumpai, pengurus koperasi biasanya merupakan tokoh masyarakat sehingga dapat dikatakan rangkap jabatan, kondisi seperti inilah yang menyebabkan ketidakfokusan terhadap pengelolaan koperasi itu sendiri. Selain rangkap jabatan biasanya pengurus koperasi sudah lanjut usia sehingga kapasitasnya terbatas.
75
Perlu dilakukan pengarahan tentang koperasi kepada generasi muda melalui pendidikan agar mereka dadat berpartisipasi dalam koperasi. Partisipasi merupakan faktor yang penting dalam mendukung perkembangan koperasi. Partisipasi akan meningkatkan rasa tanggung jawab sehingga dapat bekerja secara efisien dan efektif. 4. Perhatian pemerintah Pemerintah harus bisa mengawasi jalannya kegiatan koperasi sehingga bila koperasi mengalami kesulitan, koperasi bisa mendapat bantuan dari pemerintah, misalnya saja membantu penyaluran dana untuk koperasi.Akan tetapi pemerintah juga jangan terlalu mencampuri kehidupan koperasi terutama hal-hal yang bersifat menghambat pertumbuhan koperasi. Pemerintah hendaknya membuat kenijakankebijakan yang dapat membantu perkembangan koperasi. 5. Kurangnya fasilitas-fasilitas yang dapat menarik perhatian masyarakat khususnya anggota. Kurangnya fasilitas pun menjadi sesuatu yang fital dalam perdagangan karena kelengkapan menjadi nilai tambah bagi usaha yang sedang berjalan demi keberlangsungan usahanya. KSU Tangerang Kuat Sejahtera mengalami itu karena modal yang kurang mendukung membuat KSU Tangerang Kuat Sejahtera menjadi bingung untuk memenuhi kebutuhan tokonya. Upaya yang sudah dilakukan oleh koperasi adalah dengan memberikan pengarahan melalui RAT (Rapat Anggota Tahunan) dan selebihnya melalui pelatihan-pelatihan yang diadakan Dinas, dan juga koperasi berupaya selalu meningkatkan kinerja pengurus agar mendapatkan hasil yang terbaik dengan memberikan pelatihan kepada pengurus.
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang sudah diteliti oleh peneliti melalui pengumpulan data yang didapat dari observasi dan wawancara kepada pengurus kopersi KSU Tangerang Kuat Sejahtera, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Proses dari perancanaan yang dilakukan KSU Tangerang Kuat Sejahtera yaitu Dalam RAT ini anggota akan didata siapa saja yang akan menitipkan barangnya kekoperasi untuk dipasarkan di TKS Mart, menetapkan harga jual, produk/ barang apa saja yang akan dipasarkan, dan menetapkan berapa persen pembagian hasil usaha yang diperoleh. 2. Pelaksanaannya yaitu Pengurus menyiapkan barang yang sudah disepakati dalam RAT yang dibutuhkan oleh anggota dengan memesannya melalui distributor, pegawai membereskan barang-barang yang sudah ada pada tempat yang sudah disediakan oleh pengurus. 3. Kurangnya partisipasi anggota dalam memajukan koperasinya seperti aktif dalam membayar Simpanan Wajib, Simpanan Sukarela, dan Investasi juga aktif dalam transaksi jual beli pertokoan dan jasa. 4. Faktor penghambat pertama, Partisipasi anggota dalam koperasi meliputi: Tempat tinggal yang jauh dari koperasi atau pindah ke tempat yang jauh, kurangnya tanggung jawab dari anggota untuk memajukan koperasi, jaraknya yang lebih dekat dengan toko lain dibandingkan dengan toko koperasi. Kedua, adanya usaha yang serupa dengan TKS Mart di daerah 76
77
tersebut yang keadaan tokonya lebih baik dari TKS Mart dan juga lebih lengkap barang-barangnya. B. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang sudah diperoleh, maka peneliti mengemukakan beberapa saran yang diharapkan bisa miningkatkan serta memotivasi Koperasi Serba Usaha Tangerang Kuat Sejahtera. Saran-saran yang dapat dikemukakan anatara lain : 1. Koperasi berusaha meningkatkan kelengkapan barang yang ada di toko agar bisa menarik perhatian lebih banyak, dan memperawat bangunannya agar terlihat lebih bagus. 2. Pengurus koperasi lebih memperhatikan anggotanya dengan cara memonitor anggotanya. Apa saja yang diperlukan dan yang bisa koperasi bantu, diusahakan koperasi bisa lebih dekat dengan anggotanya. 3. Diharapkan pengurus bisa memberikan pelatihan khususnya dalam bidang kerajinan untuk memvariasikan hasil kerajinannya, menambah produksi kerajinan, dan menarik anggota yang tadinya tidak bisa apa-apa menjadi mempunyai keterampilan untuk meningkatkan taraf hidupnya.
78
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Bacaan Buku Adi. Isbandi, Rukminto. Intervensi Komunitas dan Pengembangan Masyarakat Sebagai Upaya Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2013. Apridar. Teori Ekonomi Sejarah dan Perkembangannya.Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010. Bakrie. Mengembangkan UKM Melalui Pemberdayaan Peran Pemerintah Daerah. Jakarta: Gede Diva, 2009. Dawam. Rahardjo, M. Islam dan Transformasi Sosial-Ekonomi. Jakarta: Lembaga Studi Agama dan Filsafat, 1999. Djunaidi Ghony, M. Almanshur, Fauzan. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012. ET.AL, Sujanto. Pedoman Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan Melalui Bantuan Langsung Pemberdayaan Sosial (BLPS). Jakarta: Kementrian Sosial RI, 2011. Faisal, Sanapiah. Format-format Penelitian Sosial.Jakarta: Pt Raja Grafindo Persada, 2010. Firdaus, Muhammad. Edhi. Susanto, Agus. Perkoperasian Sejarah, Teori, dan Praktik. Bogor: Ghalia Indonesia, 2002. Harsoyo, Y. Dkk. Ideologi Koperasi Menatap Masa Depan. Tangerang: Pustaka Widayatama, 2006. Hendrojogi. Koperasi: Asas-asas, Teori, dan Praktik. Jakarta: Rajawali Pers, 2010. Herdiansyah, Haris. metodologi penelitian kualitatif untuk ilmu-ilmu sosial, 3th ed. Jakarta: Salemba Humanika. 2012. Hidayati, Nurul. metodologi Penelitian Dakwah.Jakarta: Uin Jakarta Prees, 2006. Idrus, Muhammad. Metode Penelitian Ilmu Sosial. Jakarta: Erlangga, 2009. J Moeloeng, Lexy. Metode Penelitian Kualitatif, 26thed.Bandung: PT. Remaja Rosda Karya. 2009. J Moeloeng, Lexy. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2008. Jurnal. LPM UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.
79
Kasmir. Kewirausahaan. Jakarta: Rajawali Pers, 2012. Kusnadi. pendidikan keaksaraan: Filsofi, strategi, implementasi. Jakarta: DEPDIKNAS, 2005. Machendrawaty, Nanih. Ahmad. Safei, Agus. Pengembangan Masyarakat Islam: dari Ideologi Strategi sampai Tradisi.Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2001. Mardikanto, Totok. Soebiato, poerwoko. Pemberdayaan Masyarakat dalam Perspektif Kebijakan Publik. Bandung: Alfabeta, 2013. Nawawi, Hadari. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada University Prees, 2007. Salam, Syamsir. Aripin, Jaenal. Metodelogi Penelitian Sosia.Jakarta: UIN Jakarta Prees, 2006. Sartika. Partomo, Titiik. Rachman. soejoedono, Abd. ekonomi Skala Kecil/Menengah dan Koperasi. Bogor Selatan: Ghalia Indonesia, 2002. Soehartono, Irawan. Metode Penelitian Sosial.Bandung: Pt Remaja Rosdakarya, 2011. Soetomo. Strategi-Strategi Pembangunan Masyarakat. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2006. Soewadji. Jusuf. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: Jurusan Sosiologi, 2003. Sri. Swasono,Edi. Mencari Bentuk, Posisi, dan Realitas Koperasi di dalam Orde Ekonomi Indonesia. Jakarta: UI Press, 1987. Suharto, Edi. CSR dan COMDEV Investasi Kreatif Perusahaan di Era Globalisasi. Bandung: Alfabeta, 2010. Suharto, Edi. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat Kajian Strategis Pembanguan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial.Bandung: PT Refika Aditama, 2005. Tony. Nasdian, Ferdian. pengembangan masyarakat. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2014. Zubaedi. Pengembangan Masyarakat Wacana dan Praktik. Jakarta: Kencana, 2013. Sumber Bacaan Internet Cornetta, Choir. sumber data, metode dan teknik pengumpulan data, pengumpulan datakualitatif dan skala ukuran, diakses dari Website http://www.academia.edu, 25 Nopember 2014 pukul 11:10.
80
Http://ksumptp.blogspot.co.id/2012/01/tentang-ksu-mptp.html, 20/09/2016 20:48 Http://www.pendidikanekonomi.com/2012/12/pemberdayaan-ekonomi masyarakat.html, 15/12/2015 14:57. KSU BMT Al-iqtishady. Merupakan koperasi serba usaha yang bergerak di sektor riil dan keuangan. Http://iqtishadybmt.blogspot.co.id/, 20/09/2016 21:52
Sumber Wawancara Wawancara pribadi dengan Pak Tamsir. di rumahnya, rabu 05 oktober 2016. Wawancara pribadi dengan Pak Tedi Palutio. di rumahnya, rabu 05 oktober 2016. Wawancara pribadi dengan Pak. Husni. di kantor koperasi, kamis 05 maret 2016 Wawancara pribadi dengan Pak.Syaiful. di kantor koperasi, kamis 26 november 2015.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Rekapitulasi Hasil Wawancara 1. Wawancara dengan Pak Syaiful selaku sekertaris koperasi Peneliti: permisi pak saya yang datang kemaren mau penelitian di koperasi tempat bapak. Pak Syaiful: oh iya silakan masuk sini apa yang mau ditanyain maaf ya saya sekalian ngetik. Peneliti: oh iya pak ga apa apa....gini loh pak kenapa koperasi ini terbentuk awal mulanya? Pak Syaiful: tahun 2009....... di tahun 2009 pada waktu itu masih........mau pemilu lah karena daerah sinikan jalannya masih susah yah kondidinya masih sangat minim sekali jalan aja susah... susah dilewatin tahun 2009 itu. kebetulan pak kori sebagai owner pemiliki lokasi waktu itu yah kerjaan lagi banyak karyawannya ada 100 orang kalau mau beli apa-apa susah harus ke ciledug harus ke pasar lembang akhirnya ngomong ngomong ngomong yuk kita bikin toko ngapain bikin toko sekalian saja bikin usaha koperasi. Keinginan bersama kepentingan bersama itulah mula-mulanya terbentuknya koperasi. Peneliti: kalau pelopornya sendiri siapa pak? Pak Syaiful: ya..... temen-temen semuanya temen-temen yang ada di lingkungan sini yang sudah berkoperasi koperasi kan minimal 20 orang temen punya temen akhirnya kumpul lingkungan sini ternyata kurang jadi yang kenal aja semuanya makannya kebetulan wilayahnya masih tangerang kita juga ga memahami waktu itu sudah secara administrasi sudah masuk tangerang selatan cuman karena bedirinya koperasi waktu itu kan kita belum tau sejauh itu yang penting kita jalan aja dulu akhirnya dari berbagai unsur-unsur akhirnya tementemen yang ada di Tangerang Selatan ada yang dari Tangerang Kabupaten, Tangerang Kota minimal 20 orang mengundang Dinas Koperasi langkah pertama rancangan undang-undang koperasi. Kalau bicara propor semuanya dulu sempet pemula yang kasa kusuk kemari itu. Bukan individu-individu tapi bareng-bareng. Peneliti: awal mula terbentuk berapa orang yang ikut di dalamnya? Pak Syaiful: ya persyaratan koperasi kan 20 orang tadi ga bisa kurang dari 20 persyaratan terbentuknya koperasi wajib minimal 20 orang sampai hari ini juga
sama tetep 19 aja ga boleh karena domisilinya ada di kota Tangerang tutorialnya maka kita ijinnya di tingkat kota Tangerang maka waktu berdirinya itu harus orang kota tangerang semua meskipun kepengurusan dan sebagainya ada luar karena tadi masih baru banget ya berjalan aja. Peneliti: itu yang kasih ide itu sapa pak? Pak Syaiful: ya bareng-bareng semuany ya karen kepentingan tadi,
mau
belanja mau bayar listrik. dulu bayar listrik tahun 2009 kan susah akhirnya setelah terbentuknya koperasi akhirnya dibikin divisi usaha siapa divisi ini siapa-siapa akhirnya musyawarah bareng-bareng akhirnya langsung saya itu nyari ke PLN mau bayar listrik ga bisa waktu itu gada akhirnya nyari kesana kemari akhirnya dapet dibantu kita kerjasama sama cipta raya pembayaran listrik saya kejar ke daerah Jakarta belum boleh sampe Tangerang Kota pun pusatnya PLN, di kantor pos pun juga ga bisa waktu itu 2009 kenapa memang prioritas masih tetep bisa kalo koperasi karyawan yang boleh. Kalo secara individu ada pak Kori, pak Maryono, pak Mujibu ya kita orang-orang ini semua pengurus-pengurusnya Itu orang-orang yang pertama-tama itu. Peneliti: kalau yang aktif dan tidak aktif ada berapa pak? Pak Syaiful: ya kan disitu ada yang aktif nya tertulis ini yang belanja, simpan pinjam payment point ada di sebelahnya di datanya kalo yang ada SHU nya berarti aktif gitu aja. Peneliti: keadaan koperasi seperti apa pak? Pak Syaiful: kalo belakangan kondisi koperasi memang semua koperasi, koperasi KSU berbeda dengan koperasi Karyawan. koperasi KSU itu masyarakat umum ya maka ada simpanan wajib, simpanan pokok, dan simpanan sukarela itu ga bisa kita maksain padahal disitu disebut wajib kenapa supaya bener-bener wajib bayar karena banyak dari mana-mana dan sebagainya akhirnya ga semuanya trus simpanan sukarela di ambil-ambilin jadi omset yang ada itu aset yang ada itu harusnya dikembangin belum-belum sudah diambil-abilin makin lama makin lama kayak gitu kondisinya, trus sekarang ini aga-aga turun drastis karena pada akhir tahun kemaren itu pengambilan dana besar-besaran biasa orang kebutuhannya tapi sekarang kita belum bisa nyari yang lain.
Peneliti: kalo dari anggotanya terbantu ga sih pak khususnya TKS Mart? Pak Syaiful: ya tergantung kan disitu ada datanya dari SHU yang di dapat anggota ada yang dapet sedekit juga ada yang dapat banyak ya kalo diem ja ga aktif ya ga dapet hasil nya. Peneliti: kalo dijual harganya ada perbedaan dengan anggota dan yang bukan anggota tidak pak? Pak syaiful: hampir sama hampir sama. Kalau orang luar yang bukan anggota misalnya itu ga dapet keuntungan kan gitu aja bedanya kalo beli di alfa itu sama tapi kalo di koperasi beda nya kalo anggota dapet keuntungannya kan buat dia-dia juga. Peneliti: ada kerjasama tidak dari pihak luar dari segi modalnya? Pak Syaiful: kalo modal itu kita memang masih murni dari anggota untuk peminjaman diatas 2 juta kita arahkan ke bank mandiri, tapi kalo masih di bawah 2 juta masih kita layani kalau sudah diatasnya 2 juta 2 juta 500 kita arahkan kemandiri.nanti kita bantu.tapi kesepakatan ketentuannya dari perbankan cumankan atas ajuan dari koperasi. Peneliti: oh yaudah pak segitu dulu ya pak paling entar. Pak Syaiful: ya.......ya..... 2. Wawancara dengan Pak Husni selaku bendahara koperasi Peneliti: permisi pak? Pak Husni: iya silahkan masuk. Peneliti: Kalo sekarang ada yang nitipin barang-barang ga pak? Pak Husni: Kadang-kadang Peneliti: Apa itu pak makanan atau? Pak Husni: Kuekuean Peneliti: Kalo dari simpan pinjam itu sendiri ada yang telat-telat bayar gitu pak Pak Husni: Ada-ada ya ga semuanya. kalo koperasi ini kan tempat hutang ya tetep aja ada yang telat, hal seperti itu sudah pasti terjadi
Peneliti: Itu kalo misalnya paling lama itu berapa lama pak kira-kira? Pak Husni: Ada yang dari pertama.......minjem kepada koperasi terus hilang orangnya hilang dengan ini itu dan sebagainya ilang sampai sekarang ga kelacak ada. Peneliti: Tapi kalo dari simpan pinjam itu ada yang sukses juga ga pak yang minjem terus? Pak Husni: Bukan ini kan simpan pinjam kan kecil bukan simpan pinjam besar ga bisa buat sebagai ukuran kan Cuma 2jt loh bukan bukan gede usaha 2jt apa sih gitu loh jadi hanya sebagai pelengkap-pelangkap aja. Yah kalo kaya gini lagi pas kekurang dana buat belanja warung minjem ke kita bukan sebagai usaha.... kalo di bank kan usaha penambahan modal 10-20jt kalo 2jt bukan penambahan modal. Kadang-kadang anak sekolah kekurangan duit buat bayar baru minjem kaya gitu-gitu aja. Peneliti: Kalo yang nitip sama yang beli itu keuntungannya sama apa beda pak Ada keuntungankan jadi saya nitip harga 5rb saya jula 7500rb kan udah bisa dapet nanti tapi secara menyeluruh yang belanja itu dapet potongan dari pembagiannya apa-apa dari usaha, usaha semuanya kumulatifnya. Peneliti: Biasanya anggota itu keuntungannya ini dipakai buat belanja lagi apa buat diambil sendiri pak? Pak Husni: Rata-rata diambil, kalo akhir tahun pokoknya pas lagi RAT itu kan dibagi pas RAT itu dibagi ada yang dapet gede ada yang dapet kecil sesuai dengan aktifitas dia. Peneliti: Kalo koperasi sendiri ngadain pelatihan ga sih pak kaya misalnya warteg minjem, apa dikasih pengarahan dulu apa gimana? Pak Husni: Jadi mekanismenya sih ya tapi kalo masalah pendidikan dan pelatihan itu kita dari dinas koperasi itu kan ada berapa bulan sekali itu kan ada, ada undangan sering undangan kaya gitu.
Peneliti: Oh jadi dari luar koperasi ja ya pak? Pak Husni: Dari dinas sering dari dinas Peneliti: Sebulan sekali ya pak? Pak Husni: Sebulan sekali gantian kan kita gantian siapa aja pertama siapa, sesuai dengan usaha dia. Misal di dinas ada pelatihan jahit siapa UKM kita yang jahit kita arahkan kesana terus, di dinas ada pelatihan apa namanya makanan halal gitu ya kita kirim siapa yang siap kita umumin siapa yang siap kita berangkat gitu jadi ga bisa tapi kan ada juga yang karyawan kan ga dapet ga dapet ga ada usaha ya ga ga bisa ikut. Peneliti: Yang didapat oleh anggota saat membeli barang di koperasi berapa persen? Pak Husni: Jadi gini nanti secara kumulatif per kumulatif yaitu belanja berapa persen dari jumlah keuntungan itu berapa persen. Habis belanja misalnya dari total belanja dia itu 5% dari jumlah total yang ada dari situ nanti keuntungan kita kita berapa, dari keuntungan itu kita bagi lagi oh dia dapet 5% dari keuntungan sisi keuntungan gitu kaya gitu ngitungnya. Jadi kumulatif bukan ini berapa perak bukan bukan langsung diitung kaya gitu bukan. Peneliti: Kalo minjem yang buat nambah modal ada pak? Pak Husni: Jarang karena sedikit angkanya kenapa ga dinaikkin ya karena kesepakatan rapat Cuma segitu yang kedua memang kita ga pake jaminan yang ketiga kaitannya masalah modal kalo modalnya gede banget baru kita naikkan. Paling banyak itu untuk kebutuhan sekolah juni-juli selain itu ada tapi ga banyak. Peneliti: Kalo sewa tempatnya berapa sekarang pak? Pak Husni: Kalo bicara soal tempat sekarang itu Rp.1.500.000 setiap bulannya. Peneliti: Kalo buat bayar sewanya dari mana pak? Pak Husni: Ya dari operasional koperasi
Peneliti: Yang bayarnya cepat juga ada pak simpan pinjam? Pak Husni: Sering, jadikan yang mau pinjem lagi kita lihat take recordnya dia bagaimana. Ada yang sampe satu tahun itu 3x pinjem ada lunas pinjem lagi lunas pinjem lagi terus ada yang kaya gitu, Artinya kalo dia bayarnya lancar lancar dan sebagainya kita yang butuh-butuh kita kasih. Tapi kalo ini udah pernah nunggak sekali kita kasih tanda merah nunggak 2x tanda hijau kaya gitu-gitu kita bikin kaya gitu. Sama di bank juga samakan apalagi udah sekali di bank dicatet diblack list kita juga sama. 3. Wawancara dengan Veronika Daryati selaku anggota koperasi Peneliti: assalamu’aikum bu Ibu: wa’alaikumussalam, siapa ya Peneliti: saya wawan bu yang sedang penelitian untuk keperluan skripsi dan saya kesini disuruh pak syaiful sebagai salah satu orang yang di tunjuk oleh koperasi untuk saya wawancara Ibu: oh gitu ya sudah silahkan masuk apa yang mau ditanya langsung saja Peneliti: ibu di koperasi nitip barang juga ga bu? Ibu: iya nitip barang tapi ga banyak Cuma beberapa aja Peneliti: kalau boleh tau apa yang dititipkan ibu ke koperasi? Ibu: kalo saya mah nitipnya berupa kerajinan keset aja Peneliti: itu berapa ibu dapet perbulan keuntungannya? Ibu: didapat perbulannya sekitar 50-100Rb perbulannya tapi yah gitu namanya juga usaha emang sih ga begitu besar dibanding dulu padahal sudah ramai dibanding dulu tapi juga banyak mini market yang nongol dimana-mana juga. Peneliti: apa ibu pernah terlambat membayarkan simpanan wajib ke koperasi? Ibu: alhamdulillah sampai sekarang mah ibu ga pernah telat bayar simpanan wajib selalu tepat waktu, paling kalo pinjaman baru aga telat soalnya kan kadang-kadang duitnya belom ada. Peneliti: apa ada pelatihan yang diberikan koperasi oleh anggotanya bu? Ibu: oh iya ada tapi itu yang ikut dipilih koperasi soalnya terbatas. Trus juga kan yang ngadain juga bukan dari koperasi tapi dari dinas gitu. Peneliti: enakan transaksi aja apa nitip barang juga?
Ibu: ya enakan saya nitipin hasilnya tidak nunggu lama. Peneliti: keuntungan yang didapat bisa buat apa saja? Ibu: ya paling juga cuman buat nambah-nambah uang belanja aja itu juga ga nutup semua. Peneliti: terimakasih bu permisi Ibu: iya de sama-sama 4. Wawancara dengan Tedi Palutio selaku anggota koperasi Peneliti: assalamualaikum pak. Pak: ya ada apa Peneliti: saya mahisiswa UIN yang sedang melakukan penelitian skripsi pak, yang kebetulan saya meneliti di tempat koperasi yang bapak ikuti. Pak: oh gitu tapi udah bilang kepada pengurusnyakan? Peneliti: oh kalau itu sudah pak makannya saya ke sini saya disuruh pak syaiful untuk ketemu bapak selaku sumber saya Pak: gini...gini saya ga bisa kalo sekarang kalo kamu mau hari ini nanti aga maleman saja gimana tapi kalo besok bisa siang saya. Gimana? Peneliti: yaudah pak besok siang saja kalo tidak mengganggu. Pak: ....... Peneliti: pak kalo pendapat yang diterima bapak selama bapak menitipkan barang di koperasi biasanya dapat berapa? Pak: yah.... kalo sebulan bisa sampai sekitar 10-30ribuan lah. Namanya juga kain perca tau sendiri ga seberapa harganya. Peneliti: enakan transaksi aja apa nitip barang juga? Pak: yah de kalo itu mah saya lebih banyak dapetnya dari ngejual barang yang saya titipin ke koperasi dari pada transaksi aja dikit dapetnya. Peneliti: keuntungan yang didapat bisa buat apa saja? Pak: paling bisa buat jajan anak ma bisa lah buat beli bahan-bahan jahit yang kecil-kecil aja itu juga de. Peneliti: maaf ya pak kalo sudah mengganggu istirahat bapak, saya permisi dulu asslamu’alaikum. Pak: oh iya de gapapa ga menggangu kok, iya wa’alaikumussalam.
5. Wawancara dengan Tamsir selaku anggota koperasi Peneliti: asslamualaikum pak Pak: siapa ya? Peneliti: saya mau tanya-tanya tentang koperasi sumber usaha tangerang kuat sejahtera. Benar bapak di sana sebagai anggota? Pak: benar mang sudah ijin ke pengurus nya? Peneliti: sudah pak, saya ditunjuk kemari untuk wawancara bapak sebentar aja kok pak ga lama. Gimana pak bisa tidak? Pak: oh bisa-bisa silahkan mau tanya apa? Peneliti: bapak berpa keuntungan yang didapat dari menitipkan barang di koperasi? Pak: lumayanlah de sebulan bisa dapat antara 100-200rb, bisalah buat nambahnambah kebutuhan pokok. Peneliti: enakan transaksi aja apa nitip barang juga? Pak: duit yang didapetin sedikit kalo transaksi doang mah, mending juga jual barang aja lumayanlah. Peneliti: keuntungan yang didapat bisa buat apa saja? Pak: ya lumayanlah
untuk kebutuhan sehari-hari ga banyak sih tapi bisa
terbantu buat tambahan. Peneliti: makasih ya pak sudah mau diganggu sama saya. Pak: hehehe iya gapapa santai aja sama saya mah. Peneliti: assalamu’alaikum pak Pak: wa’alaikumsalam 6. Wawancara dengan Wahidin selaku anggota koperasi Peneliti: assalamualaikum pak? Pak: iya silahkan ada keperluan apa? Peneliti: gini pak saya mau wawancara untuk keperluan penelitian skripsi saya boleh pak? Pak: oooh yang dari UIN itu ya? Peneliti: iya pak kok tau bapak?
Pak: iya saya tadi ketemu sama pak syaiful dia bilang katanya nanti ada masiswa yang mau mewancarai bapak gitu katanya. Bisa sekarang juga gapapa tapi saya ga bisa lama-lama ya. Peneliti: oh iya pak saya ga lama kok pak ga sape 1 jam lah. Pak: ok siip apa yang mau ditanya. Peneliti: kalo dapat keuntungannya berapa itu pak kalo misalnya sebulanan? Pak: ya kira-kira mah 20-50rb kalo lagi banyak yang beli mah kalo sedikit yah paling nombok jadinya. Peneliti: enakan transaksi aja apa nitip barang juga? Pak: enakan nitip lah duitnya langsung dikasih kalo kejual. Ga pake nunggu RAT dulu, kaya transaksi di koperasi. Peneliti: keuntungan yang didapat bisa buat apa saja? Pak: cuman buat tambahan uang belanja aja soalnya dapetnya juga ga banyakbanyak amat. Peneliti: segitu aja pak makasih ya pak atas waktunya. Pak: iya sama-sama. Peneliti: assalamu’alaikum pak Pak: iya wa’alaikumsalam hati-hati Peneliti: iya pak.
Data nama-nama anggota KSU Tangrang Kuat Sejahtera yang Aktif No
NAK
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41
9030001 9030003 9030005 9030008 9030014 9030017 9030020 9030021 9030022 9030023 9030024 9030026 9030032 9030033 9030036 9030052 9030057 9030058 9030060 9030070 9030073 9030076 9030085 9030088 9030089 9030095 9030100 9040104 9040117 9040119 9040120 9040121 900127 9040135 9040141 9040142 9040145 9040155 9040156 9040157 9040161
Nama Lengkap Mujibu Kori Priadi Rahmat Mukdi Agustiawan Nur Hasanah Tasuah Hassa Abu Bakar Junaidi Samsul Rijal Arief Adi M Sukarni Akhmad Syaiful Anam Y Sugiyono Toyib Marjuki Sadirin Tupan Dedi Sudirman Abdul Rahman Asep Saiful Agus Setiawan Mulyadi Abdul Kholis Komarudin Rohman Adi Candra Siti Iftika Syamsudin Eni Mulyani Amirudin Husni Kamal Nurudin Suryono Supriyadi Mustadi Setya Atmadja Abdul Mutamar Sulaiman Tedi Palutio Udin Mahpudin Darmawan
SHU Belanja Rp.1.518 Rp.6.323 Rp.984 Rp.1.123 Rp.1.062 Rp.348 Rp.50 Rp.1.407 Rp.6.250 Rp.131 Rp.132 Rp.25.177 Rp.3.790 Rp.417 Rp.2.604 Rp.7 Rp.1.921 Rp.34 Rp.524 Rp.12 Rp.746 Rp.3.441 Rp.946 Rp.260 Rp.112 Rp.45 Rp.59 Rp.22 Rp.735 Rp.369 Rp.677 Rp.5.706 Rp.9 Rp.95 Rp.5.125 Rp.35 Rp.2.101 Rp.52 Rp.18.483 Rp.140 Rp.9
42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87
9040162 9050167 9050177 9050179 9050180 9050183 9050185 9050186 9050187 9050189 9060196 9060197 9060201 9060208 9060210 9060213 9060217 9060219 9070224 9070225 9070226 9070228 9070234 9080248 9080255 9090262 9090264 9090270 9090282 9030283 9100300 9110312 9120324 10010329 10020332 10020333 10040359 10040360 10040361 10040362 10040364 10040369 10040372 10050376 10050385 10050389
Ani Partisani Muhammad Luthfi Darsono Sukirman Dadang Tamsir Indra Patriase Fatimah Susilo Hadi Sukadi Suryadi Suhardih Kardi Acmad Kosasih Ani Dwi Oktavia Wawan Kartiwa Samsudin Irwan Siswandi Nur Nikmat Eva Holis M Sholeh Jaka Perkasa Sairi Jahari Asiyah Siti Hasunah Wahyudi Moch Dedi Nurjamansyah Udin Mahfudin Irawan Tarmidzi Udin Jayadih H Yahya Akim Supriyadi Slamet Gunawan Emma Berlia Wahyu Setiadi Wahidin Suwandi Sri Afikah Azizah Binet Zulzula Zamani Anisah Ismiatun Hasanah Mursai Kartawijaya Abur Jaman Ahmad Ojrat Mugiyono
Rp.555 Rp.933 Rp.61 Rp.415 Rp.2.280 Rp.13.095 Rp.198 Rp.86 Rp.2.331 Rp.141 Rp.83 Rp.5 Rp.52 Rp.1.940 Rp.53 Rp.1.059 Rp.53 Rp.28 Rp.11 Rp.1.045 Rp.82 Rp.65 Rp.132 Rp.303 Rp.630 Rp.16 Rp.844 Rp.1.073 Rp.1.676 Rp.489 Rp.68 Rp.152 Rp.608 Rp.97 Rp.5.005 Rp.149 Rp.21.546 Rp.200 Rp.3.012 Rp.555 Rp.1.704 Rp.1.391 Rp.136 Rp.336 Rp.644 Rp.1.871
88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118 119 120 121 122 123 124 125 126 127 128 129 130 131 132 133
10050395 10050418 10060452 10060456 10060458 10060461 10080500 10090519 10100524 10100525 10100529 10100532 10110547 10110553 10120558 11010565 11010570 11010571 11010573 11020588 11020590 11030598 11030599 11060630 11060631 11060644 11060647 11090664 11100665 11100666 11100673 11100677 11110681 12020698 12020702 12040709 12100722 12100723 12110728 12110729 13010734 13030736 13030737 13040740 13050743 13060747
Tabrani Puji Lestari Mudin Maulana Ruswanto Anwar Syatiri Yulfitri Andayani Anna Nurjannah Suhartini H Rosandi Dessi Yanti Suardiman Dinata Asep Manan Supriadi Siti Aminah Sunita Tuwandi Yuyun Wiharyuni Sumino Imam Ramdani H A Samsudin Suyatno Nur Apriyanti Maryanih Susanto Agus Junaidi Budiono Irfan Juarsa Farida Winarti Ayanih Makmuri M Ismet Pramana Jainal Abidin Lamiyah Turimin Sisman Ahmad Ringgo Saleh Ade Sakri Jasimun Naahfiah Leginah Maemunah Dalyani Veronika Daryati Syaiful Azmi Sriatun Samsutiah
Rp.25 Rp.117 Rp.11 Rp.339 Rp.463 Rp.127 Rp.130 Rp.4.610 Rp.1.906 Rp.359 Rp.592 Rp.119 Rp.830 Rp.2.332 Rp.840 Rp.20 Rp.491 Rp.670 Rp.1.720 Rp.15 Rp.46 Rp.259 Rp.5.101 Rp.5.024 Rp.41 Rp.56 Rp.249 Rp.500 Rp.126 Rp.528 Rp.1.864 Rp.7 Rp.3.050 Rp.12 Rp.180 Rp.409 Rp.340 Rp.1.891 Rp.36 Rp.5.233 Rp.2.227 Rp.1.843 Rp.26.207 Rp.15 Rp.936 Rp.23
134 13080751 Sukur Rp.914 135 14080758 Yusnani Rp.73 136 14090759 Sulis Tiati Pratiwi Rp.1.925 137 14120760 Sri Rejeki Rp.103 Sumber: Laporan RAT VI KSU Tangerang Kuat Sejahtera TB.2014