PEMBENTUKAN KATA PADA MAJALAH MUSIK “TOTAL GUITAR”: Kajian Morfosemantis (Word Formation in Music Magazine “Total Guitar”: Morfosemantis Studies)
Karya Ilmiah Oleh: SIKA KARISMAN 180410060132
JURUSAN SASTRA INGGRIS FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS PADJADJARAN JATINANGOR Agustus 2012
PEMBENTUKAN KATA PADA MAJALAH MUSIK “TOTAL GUITAR”: Kajian Morfosemantis
Sika Karisman 180410060132
ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pembentukan Kata Pada Majalah Musik “Total Guitar”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan menjabarkan proses pembentukan kata yang terjadi dalam istilah-istilah musik dan untuk memahami makna yang terkandung dalam istilah tersebut sehingga menghasilkan suatu istilah baru. Data-data yang dikumpulkan untuk penelitian ini diambil dari majalah Total guitar. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif dengan berfokus pada pembentukan kata. Teori yang digunakan dalam peneltian ini adalah teori pembentukan kata oleh Lieber (2009), McMannis (1998), McCharty (2002), O’grady (1996), dan teori tentang makna oleh Saeed (1997). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa proses pembentukan kata yang terjadi adalah affixation, compounding, coinage, acronyms, dan clipping. Dari segi semantis terdapat makna istilah, makna kata, makna gramatikal, dan makna leksikal dalam istilah musik.
Kata Kunci : Pembentukan kata, Morfologi, Semantik, Musik
i
Sika Karisman, Sastra Inggris Unpad lulus pada tanggal 30 Mei 2012
Word Formation in Music Magazine “Total Guitar”: Morfosemantis Studies
Sika Karisman 180410060132
ABSTRACT This thesis is entitled “Word Formation in Music Magazine Total Guitar”. The aim of this research is to describe and to explain the word formation that occurs in music terms and to understand meaning contained in the words formation in terminological of music so as produce a new term. The data in this thesis are taken from Total Guitar Magazine. The method used in this thesis is descriptive analysis focusing on the word formation. The theories used in this research are word formation theory by Lieber (2009,) McMannis (1998), McCharty (2002), O’grady (1996), also meaning theory by Saeed (1997). The result of the research shows that the processes of word formation that occurs are affixation, compounding, coinage, acronyms, and clipping. In semantic terms, there are terminology meaning, word meaning, grammatical meaning and lexical meaning of Music terms.
Keywords : Word Formation, Morphology, Semantic, Music
ii
Sika Karisman, Sastra Inggris Unpad lulus pada tanggal 30 Mei 2012
PEMBENTUKAN KATA PADA MAJALAH MUSIK “TOTAL GUITAR”: Kajian Morfosemantis
I. PENDAHULUAN Bahasa merupakan sarana terpenting untuk berkomunikasi dalam kehidupan manusia, baik secara lisan maupun tulisan. Sebagai sarana komunikasi, bahasa terus mengalami perkembangan dari zaman ke zaman. Perkembangan tersebut terjadi karena adanya interaksi antara suatu kelompok lainnya yang menggunakan bahasa yang berbeda. Perkembangan tersebut dapat dipengaruhi oleh berbagai macam hal, salah satunya adalah perkembangan teknologi. Dari perkembangan teknologi itulah, banyak mempengaruhi di dalam berbagai bidang yang erat hubungannya dengan teknologi. Seperti halnya pada bidang telekomunikasi, kedokteran, hingga dunia hiburan (musik). Di era Globalisasi saat ini banyak sekali istilah-istilah ataupun kata-kata bahasa Inggris yang menjadi bahasa sehari-hari di Indonesia. Seperti istilah-istilah yang terdapat dalam dunia musik. Musik adalah sesuatu yang universal, sehingga istilah-istilahnya pun akan mudah dikenali meski di belahan dunia yang berbeda. Hal yang serupa berlaku pada instrumen, dan peralatan-peralatan gitar secara khusus. Dalam hal tersebut banyak sekali menggunakan istilah-istilah atau terjemahan yang tidak sesuai dengan arti dari kata sebenarnya. Terjemahan istilah-istilah tersebut seringkali menyisakan kesulitan sendiri bagi para ahli bahasa, dikarenakan istilahistilah tersebut telah bercampur dengan bahasa Indonesia dan terus menerus berkembang dan menciptakan istilah-istilah baru yang sebelumnya tidak pernah dikenal dalam ilmu linguistik. Oleh karena itu tidak jarang terjemahan langsung suatu istilah terasa janggal untuk diucapkan maupun ditulis. Penerjemah-penerjemah harus berusaha sesetia mungkin dengan makna aslinya, dengan tidak membuat padanan 1
istilah yang tidak akan dipakai oleh pengguna-pengguna yang terbiasa dengan istilah di dalam bahasa lain. Seiring dengan perkembangan yang sangat pesat, istilah yang dipakai untuk penamaan suatu istilah pun semakin bertambah dan berkembang. Pada waktu atau kondisi tertentu, seorang bisa saja dihadapkan pada situasi dimana ia mengalami kesulitan untuk memahami makna dari istilah yang ada. Perkembangan tersebut dapat dilihat dengan semain banyaknya penggunaan istilah pada majalah-majalah yang beredar baik pada majalah lokal ataupun majalah luar negeri. Pada penulisan ini, penulis mengambil data untuk istilah-istilah musik pada majalah luar yaitu majalah Total Guitar. Setiap istilah tersebut akan terus berubah dan mempengaruhi kata-kata di dalam bahasa Indonesia, karena akan terus terbawa dalam percakapan sehari-hari. Manusia sejak awal kehidupannya selalu berusaha memperbaiki kemampuannya untuk menerima dan menyebarkan informasi tentang lingkungannya disamping meningkatkan kecepatan, kejelasan dan macam cara pengiriman informasi (Bride dalam Liliweri, 1997:59-60) II. ISI/ PEMBAHASAN 1. Morfologi Tataran linguistik memiliki beberapa cabang ilmu, salah satu cabang ilmu linguistik yang mempelajari proses pembentukan kata adalah morfologi. Kata morfologi sendiri yang dalam bahasa Inggris bertuliskan “morphology”terdiri dari dua buah morfem yaitu, morph + ology, di mana morfem –ology berarti ilmu dari atau cabang dari sebuah pengetahuan (Fromkin et al., 2003:7). Dari makna kata morfologi tersebut, secara singkat Fromkin et al, menyatakan bahwa morfologi adalah ilmu pembentukan kata atau “the science of word forms”.
2
Lieber (2009:8) “morphology is the study of word formation, including the ways new words are coined in the languages of the world, and the way forms of words are varied depending on how they’re used in sentences.”
2. Pembentukan Kata (Word Formation) Lieber (2009) berpendapat bahwa proses-proses pembentukan kata meliputi, afiksasi (affixation), pemajemukan kata (compounding), konversi (conversion), penciptaan kata (coinage), (back formation), paduan kata (blending), akronim (acronyms and intialisms), penggalan kata (clipping). 3. Semantik Istilah semantik baru muncul pada tahun 1894 yang dikenal melalui American Philological Association (Organisasi Filologi Amerika) dalam sebuah artikel yang berjudul Reflected Meaning: A Point in Semantics. Semantik dinyatakan sebagai ilmu tentang makna pada tahun 1897 dengan munculnya Essai de Semantique karya M.Breal. Semantik berasal dari kata Yunani, yaitu dari bentuk nomina sema yang berarti ‘tanda’, atau dari verba samaino yang berarti ‘menandai’, yang mengandung unsur makna to signify atau memaknai. Yang dimaksud tanda atau lambang disini adalah tanda-tanda linguistik (Perancis : signé linguistique). Menurut Saeed (1997:3) “Semantics is the study of the meanings of words and sentences.”
3.1 Grammatical Meaning Saeed (1997:55) mendefinisikan grammatical meanings sebagai “It is clear that grammatical categories like noun, verb, preposition, etc though defined in modern linguistics at the level of syntax and morphology,
3
do reflect semantic differences: different categories of words must be given different semantic descriptions.” Contoh: a. He walks like a duck. b. He’s walking like a duck. c. He walked like a duck. 3.2 Lexical Meaning Menurut Saeed (1997:50) “lexical meaning is the study of word meaning.” Makna leksikal ini bertujuan untuk menggambarkan setiap makna kata yang terdapat di dalam bahasa, untuk menunjukan bahwasanya tiap makna dari sebuah kata yang terdapat di dalam bahasa saling berhubungan. Contoh: Kata mother yang sesuai dengan referennya yaitu, sebagai woman. Makna leksikal ini muncul sesuai dengan oservasi alat indera kita, atau makna yang sungguhsungguh nyata dalam kehidupan kita. Berdasarkan dari bahasan pokok kajian semantik sebelumnya, penulis menganalisis data mengenai istilah musik berdasarkan jenis maknanya, yaitu berdasarkan makna leksikal dan gramatikal, serta berdasarkan ketepatan maknanya, yaitu makna istilah.
4. Istilah Istilah atau dikenal juga dengan nama terminology adalah suatu kata atau gabungan kata yang dengan cermat mengungkapkan suatu makna konsep, proses, keadaan atau sifat yang khas dalam bidang ilmu tertentu.
Bauer (1987:45) menyatakan bahwa:
4
“terminology will be suggested here which seems to fit with majority usage, at least to the extent that the terms used in the literature are given precise definitions or have definitions which may be deduced with precision from the context”.
Definisi terminology pun dikemukakan Aitchison (2001:61) ,“terminology is the set of words covering certain area in language is unlikely to correspond to those in any other language, even when the speakers similar cultures”.
Dapat disimpulkan bahwa terminology biasanya digunakan pada bidang tertentu di mana terminology tersebut mempunyai makna tersendiri atau khusus. Terminology atau istilah adalah ilmu penggunaan kata atau istilah yang tepat, biasanya digunakan dalam bidang tertentu. 5. Analisis Pemajemukan (Compounding) 1. N+N=N Under the musical stave, tab is an aid to show you where your fingers on the fingerboard. (TG, Winter 2010: 69) Secara morfologis compound “fingerboard” dibentuk melalui penggabungan dua buah kata berkelas nomina (N) yaitu kata morfem bebas finger yang memiliki arti ‘jari’ dan morfem bebas board yang memiliki arti ‘papan’, di mana kata board menjadi head dari compound tersebut. Hal ini membuat compound “fingerboard” termasuk ke dalam right-headed compound karena kata yang menjadi head dari compound tersebut terletak disebelah kanan dan menentukan kelas kata compound
5
yang terbentuk. Hasil dari penggabungan dua buah kata berkelas tersebut menghasilkan compound word berkelas kata nomina baru dengan pola N+N=N. Fingerboard N N (morfem bebas) Finger
N board (morfem bebas)
Berdasarkan analisis di atas maka kata “fingerboard” termasuk ke dalam jenis compound noun yang merupakan proses compounding pembentuk compound nomina dan dibentuk melalui penggabungan dua morfem bebas. Secara semantis, kata “fingerboard” mempunyai makna leksikal berbeda, yaitu kata finger yang berkmakna leksikal “each of the four slender jointed parts attached to either hand (or five, if the thumb is included)” dan kata board yang bermakna leksikal “a long, thin, flat piece of wood or other hard material, used for floors or other building”. Setelah melalui proses compounding menjadi kata “fingerboard”, makna yang terbentuk adalah “a flat strip on the neck of a stringed instrument, against which the strings are pressed to shorten the vibrating length and produce notes of higher pitches”. Fingerboard adalah sebuah papan yang terletak pada leher gitar, yang digunakan jari untuk menekan string. Umumnya papan tersebut digunakn untuk mengatur tinggi rendahnya not yang dihasilkan dengan proses yang dinamakan fingering. Proses fingering tersebut meliputi jari kiri dan kanan, yang akan membantu pemain memainkan phrasing serta memperoleh warna suara yang tepat. Jika dilihat pada makna yang terbentuk maka compound “fingerboard” dikategorikan ke dalam endocentric compound di mana makna kata board mengidentifikasi makna keseluruhan compound yang terbentuk. Makna compound yang terbentuk tersebut juga membuat compound “fingerboard” termasuk ke dalam 6
istilah musik karena mendeskripsikan bagian pada gitar dan di gunakan khusus dalam bidang musik. 2. V+N=N Find the sweet spots on your fretboard and get squealing. (TG, January 2011: 14) Secara morfologis compound “fretboard” dibentuk melalui penggabungan dua buah morfem bebas yaitu morfem bebas fret yang memiliki arti ‘cerewet’ dan morfem bebas board yang memiliki arti ‘papan’, dimana kata board menjadi head dari compound tersebut. Hal ini membuat compound “fretboard” termasuk ke dalam right-headed compound karena kata yang menjadi head dari compound tersebut terletak disebelah kanan dan menentukan kelas kata compound yang terbentuk. Kata fret berkelas kata verba dan kata board berkelas kata nomina. Hasil dari penggabungan dua buah kata berkelas tersebut menghasilkan compound word berkelas kata nomina baru dengan pola V+N=N. Fretboard N V (morfem bebas) Fret
N board (morfem bebas)
Berdasarkan analisis di atas maka kata “fretboard” termasuk ke dalam jenis compound noun yang merupakan proses compounding pembentuk compound nomina dan dibentuk melalui penggabungan dua morfem bebas. Secara semantis, kata “fretboard” mempunyai makna leksikal berbeda, yaitu kata fret yang berkmakna leksikal “be constantly or visibly anxious” dan kata board yang bermakna leksikal “a long, thin, flat piece of wood or other hard material, used for floors or other building”. Setelah melalui proses compounding menjadi kata “fretboard” makna yang terbentuk adalah “a fretted fingerboard on a guitar or other musical 7
instrument”. Fretboard adalah deretan bilah logam tipis yang berada pada leher gitar, dan digunakan untuk mengatur panjang pendeknya senar agar dapat menghasilkan not yang berbeda-beda. Jarak satu fret pada satu senar menghasilkan satu semitone atau setengah nada. Jika dilihat pada makna yang terbentuk maka compound “fretboard” dikategorikan ke dalam endocentric compound di mana makna kata board mengidentifikasi makna keseluruhan compound yang terbentuk. Makna compound yang terbentuk tersebut juga membuat compound “fretboard” termasuk ke dalam istilah musik karena mendeskripsikan bagian pada gitar dan di gunakan khusus dalam bidang musik. 3. N+Adj=Adj The hardwire HT-6 Polyphonic Tuner takes you from tuning to tuned faster, with the player-intuitive display that shows the status of each string with one strum. (TG, March 2012: 56) Secara morfologis compound “polyphonic” dibentuk melalui penggabungan antara kata poly berkelas kata nomina dan kata phonic berkelas kata adjektiva (kata phonic sendiri terbentuk melalui proses afiksasi antara kata phone berkelas kata nomina + sufiks –ic, dimana sufiks –ic merupakan morfem terikat derivasional sehingga kata phone yang berkategori nomina setelah mengalami afiksasi dengan sufiks –ic berubah kategori menjadi adjektiva). Dimana kata phonic menjadi head dari compound tersebut. Hal ini membuat compound “polyphonic” termasuk ke dalam right-headed compound karena kata yang menjadi head dari compound tersebut terletak disebelah kanan dan menentukan kelas kata compound yang terbentuk. Kata poly berkelas kata nomina dan kata phonic berkelas kata adjektiva. Hasil dari penggabungan dua buah kata berkelas tersebut menghasilkan compound word berkelas kata nomina baru dengan pola N+Adj=Adj. 8
Polyphonic Adj N
Adj
(morfem bebas) Poly
phonic (morfem bebas) N
suffix
Phone
-ic
Berdasarkan analisis di atas maka kata “polyphonic” termasuk ke dalam jenis compound adjective yang merupakan proses compounding pembentuk compound adjective dan dibentuk melalui penggabungan dua morfem bebas. Secara semantis, kata “polyphonic” mempunyai makna leksikal berbeda, yaitu kata poly yang berkmakna leksikal “many” dan kata phonic yang bermakna leksikal “relating to sound; connected with an instrument that uses or makes sound”. Setelah melalui proses compounding menjadi kata “polyphonic”, makna yang terbentuk adalah “the combination of several different pattern of musical notes sung together to form a single piece of music. Jika dilihat pada makna yang terbentuk maka compound “polyphonic” dikategorikan ke dalam endocentric compound di mana makna kata phonic mengidentifikasi makna keseluruhan compound yang terbentuk. Makna compound yang terbentuk tersebut juga membuat compound “polyphonic” termasuk ke dalam istilah musik dan di gunakan khusus dalam bidang musik. 4. Prep+N=N Individual distortion and overdrive sections can be use independently or stacked. (TG, November 2010: 34)
9
Secara morfologis compound “overdrive” dibentuk melalui penggabungan dua buah kata morfem bebas yaitu morfem bebas over yang memiliki arti ‘lebih dari’ dan morfem bebas drive yang memiliki arti ‘mengendarai’, dimana kata drive menjadi head dari compound tersebut. Hal ini membuat compound “overdrive” termasuk ke dalam right-headed compound karena kata yang menjadi head dari compound tersebut terletak disebelah kanan dan menentukan kelas kata compound yang terbentuk. Kata over berkelas kata preposisi dan kata drive berkelas kata nomina. Hasil dari penggabungan dua buah kata berkelas tersebut menghasilkan compound word berkelas kata nomina baru dengan pola Prep+N=N. Overdrive N Prep (morfem bebas) Over
N drive (morfem bebas)
Berdasarkan analisis di atas maka kata “overdrive” termasuk ke dalam jenis compound noun yang merupakan proses compounding pembentuk compound nomina dan dibentuk melalui penggabungan dua morfem bebas. Secara semantis, kata “overdrive” mempunyai makna leksikal berbeda, yaitu kata over yang berkmakna leksikal “extending upwards from or above” dan kata drive yang bermakna leksikal “a journey in a car or other vehicle”. Setelah melalui proses compounding menjadi kata “overdrive”, makna yang terbentuk adalah “warm, fuzzy and sounds by compressing the peaks of a musical instrument’s sound wave and adding overtones”. Jika dilihat pada makna yang terbentuk maka compound “overdrive” dikategorikan ke dalam endocentric compound di mana makna kata box mengidentifikasi makna keseluruhan compound yang terbentuk. Makna compound yang terbentuk tersebut juga membuat compound “overdrive” termasuk ke dalam 10
istilah musik karena mendeskripsikan pada peralatan gitar dan di gunakan khusus dalam bidang musik. III. SIMPULAN Dari hasil pembahasan bab-bab sebelumnya mengenai pembentukan kata pada istilah musik dalam majalah Total Guitar yang telah dilakukan penulis secara menyeluruh, dapat diambil beberapa simpulan sebagai berikut: 1. a. Dalam penelitian karya ilmiah ini penulis hanya memasukan satu proses pembentukan kata yaitu compounding. Pada keseluluran data yang diperoleh, pemajemukan (compounding) memiliki proses pembentukan kata istilah musik yang paling banyak digunakan. b. Pada proses pemajemukan (compounding) terdapat 4 data yang di temukan antara lain data pada bentuk N + N = N, V + N = N, N + Adj = Adj, dan Prep + N = N.
2. Berdasarkan
ketetapan
maknanya.
Makna
yang
terkandung
dalam
pembentukan kata pada majalah Total Guitar yaitu terdapat makna gramatikal, makna leksikal, dan makna istilah.
11
DAFTAR SUMBER
Hornby, A. S. 2000. Oxford Advanced Learner's Dictionary. London : Oxford University Press. Kristianto, Jubing. 2007. Gitarpedia. PT Gramedia Pustaka Utama. Lieber, Rochelle. 2009. Introducing Morphology. Cambrige: Cambridge University Press. Saeed, John. 1997. Semantics (Introducing Linguistics). United States. Blackwell Publishing. http://downmagaz.com/music_magazine/ http://storemags.com/
12