Pembentukan Etika Karyawan Melalui Sistem Informasi Manajemen “Ethic Call Center” (Studi Kasus: PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk.)
Dosen Pengampu:
Dr. Ir. Arif Imam Suroso, M.Sc Disusun Oleh: Kelompok 5 – E49
A.M. Heri Saktiyanto – P056132632.49E Febrianto Arif Wibowo - P056132742.49E Fitriana Purnamasari – P056132762.49E Harya Buntala Koostanto – P056132772.49E Husnul Insan – P056132782.49E Safitri Larasati – P056132922.49E Yogi Syamriadi – P056132972.49E
Program Pascasarjana Manajemen dan Bisnis Institut Pertanian Bogor 2014
DAFTAR ISI
Daftar Isi ................................................................................................................................. 1 BAB I Pendahuluan 1.1.
Latar Belakang ................................................................................................. 2
1.2.
Rumusan Masalah ............................................................................................ 4
1.3.
Tujuan .............................................................................................................. 4
BAB II Landasan Teori 2.1. Etika Karyawan …………….................................................................................. 5 2.2. Sistem Informasi Manajemen …………................................................................. 5 2.3. Ethic Call Center ………………………………………………………………… 8 BAB III Gambaran Umum Perusahaan 3.1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan .................................................................. 9 3.2. Perkembangan Kepemilikian Perusahaan ............................................................. 11 3.3. Sumber Daya Manusia ………………………………………………………….. 11 3.4. Visi dan Misi Perusahaan ……………………………………………………….. 12 BAB IV Pembahasan 4.1. Ethic Call Center Sebagai Media Pengawasan Etika ........................................... 14 4.2. Ethic Call Center Sebagai Penerapan Good Corporate Governance ................... 15 4.3. Peta Jalan Penerapan Ethic Call Center ……........................................................ 17 4.4. Tahapan Dinamis Penerapan Ethic Call Center ………………............................ 19 4.5. Capaian Sosialisasi ……………………………………………………………… 21 4.6. Kendala Penerapan Ethic Call Center …………………………………………... 24 BAB V Penutup 5.1. Kesimpulan ........................................................................................................... 26 5.2. Saran ..................................................................................................................... 26 Daftar Pustaka ..................................................................................................................... 27
1
BAB I Pendahuluan
1.1. Latar Belakang Dalam suatu perusahaan keunggulan budi dan keunggulan karakter dari seluruh pegawai yang terlibat dalam perusahaan tersebut akan menghasilkan kerja dan kinerja yang unggul pula. Pegawai diharapkan mampu menghayati pekerjaan sebagai upaya menciptakan keunggulan tersebut.. Etika merupakan salah satu elemen yang sangat menentukan kepuasan publik sekaligus sebagai penentu keberhasilan perusahaan tersebut. Etos kerja dikatakan sebagai faktor penentu dari keberhasilan individu, kelompok, institusi dan juga yang terluas ialah bangsa dalam mencapai tujuannya. Dalam suatu perusahaan etika memiliki peran yang sangat penting untuk membentuk suatu perusahaan yang kokoh dan memiliki daya saing yang tinggi serta mempunyai kemampuan menciptakan nilai (value-creation) yang tinggi. Biasanya dimulai dari perencanaan strategis, organisasi yang baik, sistem prosedur yang transparan didukung oleh budaya perusahaan yang andal serta etika perusahaan yang dilaksanakan secara konsisten dan konsekuen oleh perusahaan tersebut. Haruslah diyakini bahwa pada dasarnya praktek etika oleh pegawai akan selalu menguntungkan perusahaan baik untuk jangka menengah maupun jangka panjang, karena mampu meningkatkan keunggulan bersaing dan tentu dapat mendukung pencapaian tujuan perusahaan. Tidak bisa dipungkiri, tindakan yang tidak etis yang dilakukan oleh pegawai
akan memancing tindakan balasan
bagi perusahaan dari
konsumen dan masyarakat dan akan sangat kontra produktif, misalnya melalui gerakan pemboikotan, larangan beredar, larangan beroperasi dan lain sebagainya. Hal ini akan dapat menurunkan nilai penjualan maupun nilai perusahaan yang tentunya berpengaruh pada citra jangka panjang perusahaan. Sedangkan perusahaan yang menjunjung tinggi nilai-nilai etika bisnis seharusnya dapat pula mendukung pegawainya untuk menjalankan etika di perusahaan. Pada umumnya perusahaan tersebut termasuk perusahaan yang memiliki peringkat kepuasan bekerja yang tinggi pula, terutama apabila perusahaan tidak mentolerir tindakan yang tidak etis, misalnya diskriminasi dalam sistem remunerasi atau jenjang karier. 2
Perlu dipahami, karyawan yang berkualitas adalah aset yang paling berharga bagi perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan harus semaksimal mungkin harus mempertahankan karyawannya namun dengan tetap memastikan bahwa etika bekerja di seluruh pegawai yang terlibat dapat terus dijalankan. Sebelum itu perusahaan harus dapat menetapkan serta mensosialisasikan dengan baik dan benar kepada pegawainya seluruh kode etik yang diterapkan serta sanksi bagi yang melanggarnya. Setelah itu untuk dapat terus memonitor serta menjaga bahwa etika pegawai di perusahaan tersebut selalu terjaga dan termonitor, maka diperlukan suatu sistem yang dapat memudahkan manajemen dalam melakukan hal tersebut. Sistem tersebut dapat merecord seluruh kegiatan – kegiatan pelanggaran dari seluruh pegawai yang terlibat dalam perusahaan yang tidak sesuai peraturan kode etik pegawai yang diterapkan diperusahaan seperti ketidakdisiplinan, menerima remunerasi dari vendor, pemalsuan dokumen dan lain sebagainya. Sistem tersebut dapat berupa aplikasi sistem informasi yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan informasi umum semua manajer dalam perusahaan atau dalam sub unit organisasional perusahaan. Sistem tersebut menyediakan informasi bagi pemakai dalam bentuk laporan dan output dari berbagai jenis out put yang diperlukan manajemen terutama mengenai catatan/record pelanggaran – pelanggaran yang dilakukan oleh pegawai. Informasi yang dihasilkan dapat dijadikan sebagai acuan bagi manajemen dalam pengambilan keputusan terkait kepegawaian seperti penerbitan surat peringatan, mutasi atau promosi pegawai serta dapat pula dijadikan sebagai salah satu pengukuran dalam pencapaian Key Performance Indicator (KPI) pegawai tersebut, dan lain sebagainya. Dari upaya pengawasan etika yang dilakukan oleh perusahaan terhadap karyawannya, tentunya dibutuhkan sebuah sistem sebagai suatu asset yang dapat dijadikan investasi jangka panjang bagi perusahaan. Sistem informasi harus dirancang menjadi sebuah sistem yang dapat bersinergi dengan tujuan utama perusahaan dalam hal pengawasan etika karyawan. Maka dari itu, dengan dukungan sistem informasi manajemen, hal tersebut dapat dengan mudah dan terinci setiap kegiatan pengawasan etika yang dijalankan oleh perusahaan.
3
1.2. Rumusan Masalah Dari latar belakang diatas, maka dapat masalah yang dapat dirumuskan dari penulisan makalah ini adalah: “Bagaimanakah PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk melakukan pengawasan etika terhadap karyawannya dengan basis sistem informasi manajemen?”
1.3. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah: 1. Mengetahui bagaimana PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk dalam melakukan pengawasan etika karyawan. 2. Memahami peranan sistem informasi dalam melakukan pengawasan etika karyawan.
4
BAB II Tinjauan Pustaka 2.1. Etika Karyawan Menurut Drs. H. Burhanudin Salam etika merupakan cabang filsafat yang berbicara mengenai nilai dan norma yang menentukan perilaku manusia dalam hidupnya. 1 Menurut teori para etika profesi dalam pekerjaan adalah bagaimana seseorang dapat melakukan penyesuaian terhadap norma yang telah terbentuk. Etika merupakan karir yang dilakukan sepanjang hayat
serta
Memerlukan
latihan
khusus
dalam
jangka
waktu
yang
lama.
maka
mengatakan bahwa etika profesi seorang pegawai adalah suatu jabatan yang memiliki fungsi dan signifikan yang menentukan.2
Dalam pengertian yang lebih luas etika adalah sesuatu dimana dan bagaimana cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi mengenai standard an penilaian moral. Etika mencakup analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab.3 Etika dimulai ketika manusia merefleksikan unsur-unsur etis dalam pendapat-pendapat spontan kita. Kebutuhan akan refleksi tersebut akan dapat dirasakan, antara lain karena pendapat etis kita tidak jarang menjadi pendapat yang berbeda dengan orang lain. Maka itulah etika diperlukan, yaitu untuk mencari apa yang seharusnya dilakukan oleh seorang karyawan atau pegawai. Secara metodologis, tidak semua hal dapat dikatakan sebagai etika. Etika memerlukan sikap kritis, metodis, dan sistematis dalam melakukan refleksi, karena itulah etika dikatakan sebagai suatu ilmu. Sebagai sebuah ilmu, objek dari etika adalah tingkah laku manusia. Namun, berbeda dengan pendekatan ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia lainnya, pembelajaran tentang etika lebih bersifat normatif.
1.2. Sistem Informasi Manajemen Sistem informasi merupakan suatu tatanan yang terorganisasi dalam pengaturan sumber daya yang ada yang meliputi pengumpulan data lalu mengolahnya sehingga dapat dengan mudah untuk dikonsumsi dan lebih mudah dalam hal
1
http://yogapermana094.blogspot.com/ Ibid 3 http://muaramasad.blogspot.com/2013/03/pengertian-etika-profesi-dan.html 2
5
penyebarannya. Lebih jauh yang meliputi sumber daya meliputi: manusia, hardware, software, data dan jaringan yang terdapat didalamnya (O’Brien, 2005). Sedangkan, menurut Ricky W. Griffin, manajemen adalah sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran (goals) secara efektif dan efisien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal.4 Banyak juga para ahli yang menyatakan bahwa manajemen adalah sebuah seni dalam menyelesaikan suatu pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini berarti bahwa terdapat seorang manajer yang bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi. Jadi, berdasarkan definisi diatas, dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa sistem informasi manajemen memiliki sebuah definisi sebagai bagian dari pengendalian internal suatu bisnis yang meliputi pemanfaatan manusia, dokumen, teknologi, dan prosedur oleh akuntansi manajemen untuk memecahkan masalah bisnis seperti biaya produk, layanan, atau sebuah strategi bisnis. Sistem informasi manajemen merupakan sebuah sistem yang cukup kompleks, dimana sistem ini dapat berjalan dengan baik apabila semua proses didukung dengan teknologi yang baik, sumber daya yang berkualitas, dan yang paling penting adalah sebuah komitmen perusahaan. Sistem informasi manajemen berguna untuk mendukung fungsi operasi, manajemen, dan pengambilan keputusan dalam sebuah organisasi. Sistem informasi sendiri bertujuan menghasilkan informasi yang berguna untuk perusahaan. Kegiatan ini mendukung proses bisnis perusahaan dan yang paling penting adalah kelanjutan perusahaan. Oleh karena itu, komitmen perusahaan untuk menjalankan sistem informasi manajemen haruslah sangat tinggi agar proses yang terjadio dilantai produksi menjadi menguntungkan bagi perusahaan.
4
http://www.karodalnet.blogspot.com/2013/02/pengertian/manajemen/menurut/para/ahli
6
Dari paparan definisi sistem informasi manajemen diatas, selanjutnya dapat kita lihat beberapa kegunaan atau fungsi sistem informasi manajemen, diantaranya adalah sebagai berikut: 5 1. Meningkatkan aksesibilitas data yang tersaji secara tepat waktu dan akurat bagi pemakai, tanpa mengharuskan adanya perantara sistem informasi. 2. Menjamin tersedianya kualitas dan keterampilan dalam memanfaatkan sistem informasi secara kritis. 3. Mengembangkan proses perencanaan yang efektif 4. Mengidentifikasi
kebutuhan-kebutuhan
akan
keterampilan
pendukung
sistem
informasi. 5. Menetapkan investasi yang diarahkan kepada sistem informasi. 6. Mengantisipasi dan memahami konsekuensi-konsekuensi ekonomis dari sistem informasi dan teknologi baru. 7. Memperbaiki produktifitas dalam aplikasi pengembangan dan pemeliharaan sistem 8. Organisasi merupakan sistem informasi untuk mengolah transaksi-transaksi, mengurangi biaya dan menghasilkan pendapatan sebagai salah satu produk atau pelayanan perusahaan. 9. Perusahaan menggunakan sistem informasi untuk mempertahankan persediaan pada tingkat paling rendah agar konsisten dengan jenis barang yang tersedia. 10. Sistem informasi manajemen untuk mendukung pengambilan keputusan. 11. Sistem informasi manajemen berdasarkan kegiatan manajemen. 12. Sistem informasi untuk pengendalian operasional. 13. Sistem informasi untuk pengendalian manajemen. 14. Sistem informasi untuk perencanaan strategis. 15. Sistem informasi manajemen berdasarkan fungsi organisasi. Kegunaan-kegunaan dari sistem informasi manajemen, pada dasarnya adalah untuk menjawab berbagai tujuan dari sistem informasi manajemen itu sendiri. Adapun, tujuan umum dari sistem informasi manajemen, adalah:
Menyediakan informasi yang dipergunakan di dalam perhitungan harga pokok jasa, produk, dan tujuan lain yang diinginkan manajemen
5
http://nda-aping.blogspot.com
7
Menyediakan
informasi
yang
dipergunakan
di
dalam
perencanaan,
pengendalian, pengevaluasian, dan perbaikan berkelanjutan
Menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan
Menyediakan informaasi yang efektif dan efisien terkait hal-hal yang bisa membantu percepatan tanpa meningkatkan keakuratan, sehingga bisa meningkatkan nilai jual perusahaan sehingga dapat memenangkan persaingan di pasar. Keempat tujuan tersebut menunjukkan bahwa manajer dan pengguna lainnya
perlu memiliki akses ke informasi akuntansi manajemen dan mengetahui bagaimana cara menggunakannya. Semua sistem informasi memiliki tiga kegiatan utama, yaitu (Ismail, 2004):
Menerima data sebagai masukan (input)
Memproses data dengan melakukan perhitungan, penggabungan unsur data, pemutakhiran perkiraan dan lain-lain
Memperoleh informasi sebagai keluaran (output) Secara
sederhana
dapat
dikatakan
bahwa
sebuah
sistem
informasi
menghasilkan hasil keluaran (output) dengan menggunakan masukan (input) dan berbagai proses yang diperlukan untuk memenuhi tujuan terterntu dalam suatu kegiatan manajemen. Menurut O’Brien (2007) sistem informasi manajemen merupakan kombinasi yang teratur antara people, hardware, software, communication network, dan data resources. Dapat kita katakan bahwa nilai sebuah informasi lebih berharga dari sebuah nilai investasi. Maka dari itu dalam alur perencanaan pembuatan jaringan sistem informasi dibutuhkan sebuah proses yang hati-hati agar informasi-informasi yang dihasilkan menjadi tepat dan akurat yang dapat menguntungkan perusahaan.
1.3. Ethic Call Center Ethic Call Center adalah sebuah divisi yang khusus mengatur etika karyawan atau pegawai. Hal ini diperlukan dikarenakannya harus terdapat sebuah kontrol terhadap karyawan agar kegiatan operasional sehari-hari yang mereka jalankan tetap berada dalam koridor yang benar dan penuh asas 8
dasar etika yang benar. Ethic Call Center diciptakan oleh manajemen PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk berbeda dengan fungsi tugas yang dijalankan oleh divisi Human Resources Department (HRD). Secara khusus Ethic Call Center bertugas mengawasi seluruh perilaku karyawan yang bersinggungan dengan etika.
Mekanisme Ethic Call Center berkaitan dengan bentuk konflik negatif yang terjadi dalam perusahaan. Bentuk konflik pada awal mulanya terjadi karena terdapat penyelewenganpenyelewengan yang dilakukan oleh segelintir karyawan perusahaan. Hal tersebut merupakan awal pengembangan pendekatan etis yang sampai saat ini berkembang secara teoritis maupun empiris.
9
BAB III Gambaran Umum Perusahaan 3.1.
Sejarah dan Perkembangan Perusahaan PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk didirikan pada tanggal 7 Desember 1976 dengan nama CV. Berkat dan berkedudukan di Jakarta dengan lokasi pabrik di Tangerang, Provinsi Banten dengan Akta Notaris Ridwan Susilo S.H. No. 68 yang disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Keputusan No. Y.A.5/50/2 tanggal 9 Februari 1978, dan didaftarkan di Kantor Pengadilan Negeri Jakarta No. 525 tanggal 14 Februari 1978, serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 18 tanggal 3 Maret 1978 Tambahan No. 172, dengan status Perusahaan Penanaman Modal Asing. Nama Perusahaan kemudian diubah menjadi PT. Berkat Indah Agung. Pada tahun 1986, nama Perusahaan diganti menjadi PT. Indah Kiat Pulp & Paper Corporation dan selanjutnya pada tahun 1996 menjadi PT. Indah Kiat Pulp & Paper Corporation Tbk. Sejak tahun 1998, nama Perusahaan menjadi PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. Pada tahun 1990, Perusahaan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya (keduanya sekarang bergabung menjadi Bursa Efek Indonesia). Perusahaan mulai melakukan usahanya secara komersial dengan memproduksi kertas woodfree sejak tahun 1978. Dengan semakin meningkatnya permintaan atas produk kertas, Perusahaan mengantisipasinya dengan meningkatkan kapasitas produksi, termasuk
perluasan/pendirian
fasilitas
pabrik
baru
serta
peningkatan
dalam
memproduksi berbagai macam kertas. Saat ini, Perusahaan memiliki fasilitas produksi di tiga lokasi yaitu Perawang Riau, Tangerang dan Serang - Banten. Perusahaan memproduksi bubur kertas (pulp), berbagai jenis produk kertas yang terdiri dari kertas untuk keperluan tulis dan cetak (berlapis dan tidak berlapis), kertas fotokopi, kertas industri seperti kertas kemasan yang mencakup containerboard (linerboard dan corrugated medium), corrugated shipping containers (konversi dari containerboard), boxboard dan kertas berwarna. Kapasitas produksi saat ini adalah 2.300.000 ton/tahun untuk pulp, 800.000 ton/tahun untuk kertas dan 1.500.000 ton/tahun untuk kertas industri.
10
Indah Kiat merupakan salah satu perusahaan yang berada di Sinar Mas – Divisi Pulp & Paper (Selanjutnya disebut dengan Sinar Mas Pulp & Paper Products). Kepemilikan saham Perusahaan secara mayoritas dimiliki oleh Sinar Mas (milik Keluarga Eka Tjipta Widjaja) melalui PT Purinusa Ekapersada dengan induk perusahaannya Asia Pulp & Paper Co. Ltd. (“APP”). Sinar Mas itu sendiri merupakan suatu group usaha yang memiliki 5 (lima) unit usaha, yaitu pulp & paper, agribisnis, properti, jasa keuangan dan bisnis lainnya yang baru berkembang (seperti telekomunikasi, pertambangan, rumah sakit, sekolah).
3.2.
Perkembangan Kepemilikan Perusahaan Kepemilikan saham Perusahaan sejak Perusahaan melakukan penawaran saham kepada masyarakat (Tahun 1990) terus mengalami perubahan, terutama adanya peningkatan porsi saham yang dimiliki masyarakat/publik dan disisi lain terjadi penurunan porsi saham yang dimiliki oleh Pemegang Saham Pendiri dan Pengendali. Berdasarkan catatan Biro Administrasi Efek, PT. Sinartama Gunita, komposisi pemegang saham Perusahaan per tanggal 31 Desember 2009 adalah sebagai berikut:
1. PT. Purinusa Ekapersada (Sinar Mas Group) 52,72% 2. Masyarakat
47,28% 100,00%
3.3. Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia adalah aset terpenting bagi PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (“Indah Kiat” atau “Perusahaan”). Perusahaan menyadari bahwa pengembangan sumber daya manusia memiliki korelasi langsung terhadap pengembangan perusahaan. Perusahaan menerapkan sistem sumber daya manusia yang terintegrasi, dimulai dari perekrutan dan memberikan program pendidikan dan pelatihan baik internal maupun eksternal. Saat ini, Perusahaan mempekerjakan secara langsung sekitar 15.500 karyawan dengan perencanaan karir yang terprogram. Program-program pengembangan yang dilakukan antara lain, melalui: 1.
Executive Development
2. Senior Manager Development 3. Management Development 11
4. Supervisory Development Selain program pengembangan karyawan, untuk regenerasi sumber daya manusia dan kesinambungan kepemimpinan di tingkat manajemen menengah, Perusahaan menjalankan program Management Trainee, Talent Management dan Program Beasiswa. Program beasiswa ini meliputi: 1. Tjipta Ahli Kertas yaitu program beasiswa yang diberikan kepada karyawan dan masyarakat luas yang potensial untuk melanjutkan studi di bidang teknologi pulp & kertas. 2. Tjipta Magister yaitu program beasiswa yang diberikan kepada karyawan yang potensial untuk melanjutkan studi Strata Dua. 3. Tjipta Sarjana Bhakti Karyawan adalah program beasiswa yang diberikan kepada anak karyawan yang potensial untuk melanjutkan studinya pada tingkat Strata Satu. Untuk memotivasi karyawan dan membangun semangat dan budaya kompetisi yang sehat di lingkungan perusahaan, Perusahaan juga mengadakan kegiatan-kegiatan dalam lingkungan Perusahaan yang meliputi: 1. Employee Forum 2. Family Gathering 3. Pemilihan Best Employee 4. Counseling Center 5. Sosialisasi Good Corporate Governance 6. Pelayanan Kesehatan Melalui kegiatan-kegiatan tersebut diharapkan dapat menumbuhkan semangat kebersamaan dan menciptakan suasana kerja dan iklim produktivitas yang lebih kondusif. Untuk memastikan tersedianya tenaga kerja yang berkualitas, Perusahaan bekerja sama dengan Perguruan Tinggi Negeri maupun Swasta di dalam: 1. Career Day / Job Fair 2. Beasiswa Tjipta Sarjana Bangun Desa 3. Internship / Praktek Kerja Lapangan 4. Kuliah Umum
3.4. Visi dan Misi Perusahaan Visi Perusahaan adalah menjadi produsen bubur kertas (pulp) dan kertas nomor satu di dunia dengan standar internasional pada abad ke-21 yang berdedikasi
12
memberikan yang terbaik bagi para pelanggan, pemegang saham, karyawan dan masyarakat. Sedangkan, Perusahaan merumuskan misinya sebagai berikut: 1. Meningkatkan pangsa pasar di dunia. 2. Menggunakan teknologi mutakhir dalam pengembangan produk baru serta penerapan efisiensi pabrik. 3. Meningkatkan sumber daya manusia melalui pelatihan. 4. Mewujudkan komitmen usaha berkelanjutan di semua kegiatan operasional.
13
BAB IV Pembahasan
4.1. Ethic Call Center Sebagai Media Pengawasan Etika Manajemen PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk merasa dibutuhkannya sebuah divisi yang khusus mengatur etika karyawan atau pegawai. Hal ini diperlukan dikarenakannya harus terdapat sebuah kontrol terhadap karyawan agar kegiatan operasional sehari-hari yang mereka jalankan tetap berada dalam koridor yang benar dan penuh atas kejujuran. Divisi Ethic call center ini diciptakan dengan fungsi tugas yang berbeda dengan bagian Human Resources Development (HRD) dan tidak mengurus sesuatu hal yang berhubungan dengan sistem kepegawaian. Divisi ini terbentuk guna membentuk karakter seluruh pegawai melalui pengawasan etika yang diperhatikan secara ketat agar karyawan memiliki karakter yang kuat terutama dalam hal kejujuran yang pada muaranya tidak akan merugikan perusahaan. Ethic Call Center ini dibentuk dengan sebuah sistem informasi manajemen dimana didalamnya terdapat reward and punishment yang telah dirancang untuk memberikan semangat karyawan untuk berbuat jujur. Cara kerja Ethic call center ini adalah dengan menggunakan sistem scoring, dimana seluruh kegiatan sehari-hari karyawan dipantau manual oleh officer Ethic call center untuk selanjutnya dilakukan pencatatan melalui sistem informasi manajemen yang akan disimpan dalam sebuah database yang mencakup seluruh karyawan PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk. Pengembangan sistem informasi manajemen dapat berarti menyusun suatu sistem yang baru untuk menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki sistem yang telah ada. Tahapan utama dalam siklus hidup Pengembangan Sistem informasi manajemen di divisi ethic call center terdiri dari :
1. Perencanaan Sistem (Systems Planning) 2. Analisis Sistem (System Analysis) 3. Perancangan Sistem (Systems Design) 4. Seleksi Sistem (System Selection) 5. Perancangan Sistem (Systems Design) 6. Implementasi dan Pemeliharaan Sistem (System Implementation and Maintenance)
14
4.2. Ethic Call Center Sebagai Penerapan Good Corporate Governance (GCG) Pada dasarnya, Ethic call center terbentuk sebagai sebuah komitmen kuat perusahaan dalam menerapkan sistem Good Corporate Governance, dimana seluruh sistem yang dijalankan di perusahaan harus terintegrasi secara baik dan tidak ada celah sedikitpun untuk melakukan sebuah tindakan tindakan tidak wajar yang dapat merugikan perusahaan secara keseluruhan. Diawali dengan Forum Group Discussion (FGD) pada awal tahun 2008 yang dihadiri manajemen perusahaan, Komisaris Independen, Komite Audit dan Internal Audit, FGD membuahkan kesepakatan bahwa implementasi good corporate governance harus dikembangkan dan mendasari semua pertimbangan dalam proses produksi di PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk. FGD ini
ditindaklanjuti dengan workshop internal mengenai pengembangan good corporate governance di Sinar Mas. Workshop internal ini perlu dilakukan untuk secara efektif menyamakan persepsi tentang good corporate governance dan menggalang komitmen untuk melaksanakan good corporate governance secara konsisten di perusahaan. Workshop ini diikuti dari manajemen puncak, corporate secretary dan internal audit. Elemen-elemen ini dipandang penting untuk menyebarkan gagasan good corporate governance. Salah satu hasil pembahasan yang ditindaklanjuti dengan segera adalah pembentukan Ethic call center ini, dimana Penerapan Ethic call center tersebut dengan menganut prinsip-prinsip TARIF yaitu transparency, accountability, responsibility, independency dan fairness diyakini mampu mengakomodasi antara manajemen, budaya kerja, etika, sistem dan proses untuk mencapai kinerja yang maksimal. Pelaksanaan operasional Ethic call center ini didasarkan pada penggunaan sistem informasi manajemen yang terintegritas antar cabang dengan menggunakan berbagai piranti keras atau piranti lunak yang dapat menghubungkan sistem-sistem yang harus terjalin diantara anak usaha. Dasar sistem informasi manajemen ini diterapkan dengan tujuan untuk menghindari kesalahan data serta adanya unsur subjektifitas yang dapat timbul antar individu yang memiliki kepentingannya masing-masing. Sistem informasi merupakan suatu tatanan yang terorganisasi dalam pengaturan sumber daya yang ada yang meliputi pengumpulan data lalu mengolahnya sehingga dapat dengan mudah untuk dikonsumsi dan lebih mudah dalam hal penyebarannya. Lebih jauh yang meliputi sumber daya meliputi: manusia, hardware, software, data dan jaringan yang terdapat didalamnya (O’Brien, 2005). Semua komponen tersebut saling berinteraksi satu dengan yang lain membentuk suatu kesatuan untuk mencapai sasaran. 15
Komponen Input Input mewakili data yang masuk kedalam sistem informasi. Input disini termasuk metode dan media untuk menangkap data yang akan dimasukkan, yang dapat berupa dokumendokumen dasar. Komponen Model Komponen ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika, dan model matematik yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data dengan cara yag sudah ditentukan untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan. Komponen Output Hasil dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua pemakai sistem. Komponen Teknologi Teknologi merupakan “tool box” dalam sistem informasi, Teknologi digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data, neghasilkan dan mengirimkan keluaran, dan membantu pengendalian dari sistem secara keseluruhan. Komponen Hardware Hardware berperan penting sebagai suatu media penyimpanan vital bagi sistem informasi.Yang berfungsi sebagai tempat untuk menampung database atau lebih mudah dikatakan sebagai sumber data dan informasi untuk memperlancar dan mempermudah kerja dari sistem informasi. Komponen Software Software berfungsi sebagai tempat untuk mengolah,menghitung dan memanipulasi data yang diambil dari hardware untuk menciptakan suatu informasi. Komponen Basis Data Basis data (database) merupakan kumpulan data yang saling berkaitan dan berhubungan satu dengan yang lain, tersimpan di pernagkat keras komputer dan menggunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya. Data perlu disimpan dalam basis data untuk keperluan penyediaan informasi lebih lanjut. Data di dalam basis data perlu diorganisasikan sedemikian rupa supaya informasi yang dihasilkan berkualitas. Organisasi basis data yang baik juga berguna untuk efisiensi kapasitas penyimpanannya. Basis data diakses atau dimanipulasi menggunakan perangkat lunak paket yang disebut DBMS (Database Management System). Komponen Kontrol Banyak hal yang dapat merusak sistem informasi, seperti bencana alam, api, te,peratur, air, debu, kecurangan-kecurangan, kegagalan-kegagalan sistem itu sendiri, ketidak efisienan, sabotase dan lain sebagainya. Beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem dapat dicegah ataupun bila terlanjur terjadi kesalahan-kesalahan dapat langsung cepat diatasi. 16
Komponen Jaringan Untuk menghubungkan komputer-komputer perangkat keras dalam sebuah kesatuan diperlukan media untuk menghubungi antara hardware dan software sistem informasi yang digunakan di suatu perusahaan. Komponen jaringan terdiri dari hardware dan software jaringan. Hardware komponen jaringan berupa kartu penghubung jaringan (Network Interface Card), media penghubung jaringan, HUB (konsentrator), repeater, bridge, dan router. Komponen software jaringan berupa sistem operasi jaringan, network adapter drive, dan protokol jaringan.
Dalam era globalisasi seperti sekarang ini dimana persaingan usaha menjadi sangat terbuka dan tidak lagi terhambat oleh faktor waktu serta jarak, mau tidak mau dan senang tidak senang, sebuah perusahaan diharuskan melakukan pengelolaan sebuah sistem informasi yang baik. Hal ini dimaksudkan agar sebuah perusahaan dapat mengelola usaha mereka menjadi sebuah aktifitas yang efektif dan efisien sehingga dapat mempermudah perusahaan dalam pelaksaan aktifitas produksi, distribusi, kontrol, dan penjualan produk akhirnya. Asumsinya adalah, jika sistem informasi dari sebuah perusahaan tidak berjalan dengan baik, maka perusahaan akan tidak dapat bersaing dan tertinggal jauh oleh perusahaan kompetitornya yang berasal dari satu negara atau negara lainnya dan tidak memiliki daya saing yang kompetitif dalam penjualan produk akhir mereka. Pengelolaan sitem informasi manajemen yang dilaksanakan oleh sebuah perusahaan dijalankan dengan melakukan pemanfaatan berbagai sumber daya, baik dari sisi sumber daya manusia, material produksi, dan kelengkapan data yang dapat mendukung berjalannya sebuah sistem yang dijalankan oleh sebuah perusahaan. Keseluruhan sumber daya yang dimiliki oleh sebuah perusahaan harus saling terkait dan menjadi sebuah sinergi yang positif yang saling mendukung dalam aktifitas perusahaan.
4.3. Peta Jalan Penerapan Ethic Call Center Kick off untuk memulai pengembangan Ethic call center di Sinar Mas dilakukan pada bulan Juli 2008 dengan mengikutsertakan semua unit bisnis di bawah Asia Pulp and Paper yaitu PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk (tiga mills di: Perawang, Serang dan Tengerang), Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk, PT Lontar Papyrus Pulp and Paper Industry dan PT Pindo Deli (terdiri dari dua mills, Pindo Deli 1 dan Pindo Deli 2). Total karyawan dari unit bisnis pulp dan paper ini mencapai hampir 43.000. Jumlah yang cukup besar untuk mengembangkan sebuah divisi Ethic call center sebagai rangkaian pelengkap dari sistem good corporate governance demi usaha yang berkelanjutan. 17
Pada tahap awal, penyamaan persepsi ini dilakukan untuk para eksekutif di perusahaan karena top manajemen ini akan berperanan banyak dalam pengambilan keputusan sehingga harus memahami benar prinsip-prinsip good corporate governance dan implementasinya dalam rangkaian bisnis. Sebagai perusahaan yang sebagian dananya dimiliki publik, transparansi pengelolaan bisnis menjadi salah satu keharusan. Mengacu pada salah satu kerangka konseptual penerapan sistem ethic call center sebagai bagian dari good corporate governance yang dikeluarkan oleh Lembaga Komisaris dan Direksi Indonesia, disepakati skema sederhana penerapannya di Sinar Mas sebagai berikut ini:
Roadmap Penerapan GCG Kerangka konseptual : Kinerja saat ini
Kepatuhan
Kebijakan Manajemen
Etika Korporasi
Budaya GCG
Kinerja Perusahaan yang lebih baik
1.1. Good GoodBusiness Businesstercapai tercapaibila bilaGCG GCGtelah telahmenjadi menjadiPerilaku Perilakuyang yangmembudaya membudaya 2.2. Pembentukan PembentukanPerilaku PerilakuGCG GCGmelalui melaluipendekatan pendekatanKEPATUHAN KEPATUHAN&&ETIKA ETIKA 3.3. Praktek PraktekKepatuhan Kepatuhan&&Panutan PanutanEtika Etikasangat sangatdiditentukan tentukanoleh olehTop TopManagemet Managemet
ROAD ROADMAP MAPOF OFGCG GCG
SISTEM SISTEMDAN DANMETODOLOGI METODOLOGI Lembaga Komisaris dan Direktur Indonesia
Mengevaluasi kinerja atau melakukan penilaian di ethic call center saat ini bukan hal mudah untuk dilakukan. Tarik ulur berbagai kepentingan tetap sarat terjadi. Resistensi juga muncul, karena meyakini bahwa Standar Operating Prosedur (SOP) yang dilakukan masing-masing departemen atau bahkan masing-masing individu adalah yang terbaik saat ini memerlukan cukup banyak waktu untuk mengevaluasi masing-masing SOP apakah sudah sesuai dengan prinsip TARIF atau belum.
18
4.4. Tahapan Dinamis Penerapan Ethic Call Center Pada tahap persiapan pengembangan ethic call center, evaluasi secara menyeluruh dilakukan
untuk
memenuhi
kriteria-kriteria dasar
penerapan dan
pengembangan ethic call center di perusahaan. Dari evaluasi ini, disepakati untuk membagi tiga tahapan besar yaitu: Tahap Persiapan:
Inventarisasi kelengkapan Struktural ethic call center Sinar Mas Uraian Dewan Komisaris Uraian Direksi Komite Audit Komite – komite pendukung good corporate governance Uraian tugas dan fungsi Sekretaris Perusahaan Uraian mengenai pengawasan dan pengendalian intern Uraian mengenai manajemen risiko perusahaan Uraian mengenai aktivitas dan biaya yang dikeluarkan berkaitan dengan tanggung jawab sosial perusahaan terhadap masyarakat dan lingkungan Akses informasi dan data perusahaan Etika perusahaan
Sosialisasi ethic call center untuk kesamaan pandangan dan melihat tingkat kepentingan pelaksanaan pengawasan etika
Sosialisasi dilakukan melalui dilakukan melalui workshop, seminar dan diskusi kelompok di masing-masing unit bisnis dan departemen
Membuat self assesment
Analisa self assesment
Menyiapkan struktur ethic call center untuk Sinar Mas
Tahap Pelaksanaan :
Pernyataan integritas oleh owner, direksi, komisaris dan seluruh karyawan
Pembuatan panduan pedoman umum ethic call center Sinar Mas
Pembuatan manual untuk organ perusahaan maupun semua anggota perusahaan seperti kebijakan ethic call center perusahaan, perilaku pegawai, komite audit, internal audit dan sebagainya 19
Pembentukan komite-komite pendukung yang diperlukan
Sinkronisasi peraturan-peraturan dengan asas dasar good corporate governance
Pembuatan Standart Operating Procedure (SOP)
Penyusunan Key Performance Indicator (KPI) ethic call center bersama tim HRD perusahaan
Menentukan mekanisme whistleblowing di perusahaan
Tahap Evaluasi: Tahap awal,
dilalui dengan penelusuran sejumlah dokumen mengenai
kewenangan organ-organ perusahaan dan kewenangan masing-masing. Penelusuran dokumen ini memerlukan waktu panjang karena dokumen yang berserak di banyak departemen, serta harus melakukan klasifikasi sesuai pengelompokan yang dibuat. Pembagian kewenangan ini merupakan prinsip dasar bagi pengelolaan perusahaan terbuka, supaya jelas kewenangan masing-masing organ. Berlandaskan pada tiga prinsip berikut ini, ethic call center di PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk berusaha untuk diterapkan. Dengan struktur yang jelas, maka diharapkan akan efektif pengendalian perusahaan dalam kesehariannya serta ada mekanisme pengecekan yang seimbang. Sementara itu dalam proses yang transparan, diharapkan semua unit bisnis mengacu pada prinsip-prinsip Good Corporate Governance. Dengan langkah-langkah ini maka akan didapatkan keuntungan dan keberlanjutan yang seimbang di masa depannya.
Governance Structure
• Effective Board Structure • Check & Balance Mechanism • Dual Board System
Governance Process
All business process should be complied to GCG principles.
Governance Outcome
Profitability & Sustainability in ballance
20
Pelaksanaan tugas Direktur dan Komisaris dengan penuh tanggung jawab dan itikad baik untuk kepentingan perseroan, hal ini mengandung 3 faktor penting: a. merujuk pada kemampuan dan kehati-hatian, b. merujuk pada itikad baik demi tujuan PT, c. tidak mengambil keuntungan pribadi atas kesempatan milik perseroan. Dalam jabarannya, kriteria ini diterjemahkan secara lebih rinci lagi termasuk struktur, wewenang, tugas dan kewajiban, mekanisme pengangkatan dan pemberhentian, penyelenggaraan rapat-rapat, kompetensi dan kapabilitas serta etika jabatan, yang dituangkan dalam buku putih penerapan ethic call center di Sinar Mas. Buku putih ini berisi segala sesuatu yang terkait dengan penyelenggaraan ethic call center dan digunakan sebagai pedoman bagi unit-unit bisnis di bawah Sinar Mas untuk implementasi good corporate governance. PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk meyakini bahwa penerapan ethic call center merupakan salah satu prasyarat meningkatkan daya saing perusahaan dalam menghadapi era global. Komite pendukung yang saat ini ada di Sinar Mas yaitu Komite Audit yang sudah berperanan aktif untuk mengontrol kinerja. Komite Audit pula yang memiliki peranan besar mendorong pengembangan ethic call center di setiap langkah perusahaan. Ke depan, perusahaan mempertimbangkan untuk mengembangkan komite lain yang mendukung jalannya bisnis seperti komite manajemen resiko.
4.5. Capaian Sosialisasi Terkait dengan sosialisasi ethic call center, hingga saat ini sudah mencapai kurang lebih 21.686 karyawan di bawah APP dengan berbagai level, dari top manajemen hingga ke frontliner, dari target 43.000 karyawan.
PT Indah Kiat Pulp and Paper sendiri
melakukan sosialisasi sebanyak 7072 karyawan, dari total 14. 667 karyawan. Masih ada separuh karyawan dari berbagai level perlu untuk mendapatkan sosialisasi ethic call center. Seperti dalam tabel berikut ini:
21
Jumlah Karyawan yang telah mengikuti Sosialisasi Good Corporate Governance, Whistle Blowing Program dan Corporate Social Responsibility
10000
9185
9000 8000 7000 6000 5000
4123
4000
3015
3000
2030
2000 1000
1301
919
395
283
435
0 Tjiwi LPPPI IKPrw IKSrg IKTgr PINDO HQ
EMF BU 17
Perbandingan Peserta Sosialisasi VS Jumlah Karyawan 3468 14000 12000
6494
10000 8000 6000 4000
3730 914
9185 1755
2000 0
2030 395
4123
187 3015 919
Tjiw i LPPPI IKPrw IKSrg IKTgr PINDO
240
492
1301
283
HQ
1389 435
EMF BU 17
Karyawan Belum Sosialisasi Karyawan Sudah Sosialisasi
Dari skala 1-4 tingkat kepuasan karyawan terhadap penyelenggaraan sosialisasi rata-rata mendapatkan angka di atas 3 bahkan untuk Indah Kiat Perawang indeksnya cukup tinggi dibandingkan mills lain yaitu 3,81. Hal ini menunjukkan keseriusan dan minat karyawan untuk mengetahui dan menerapkan etika yang sesuai dengan semangat perusahaan ini cukup tinggi. 22
Tingkat Kepuasan Peserta terhadap pelaksanaan Sosialisasi dan Penyampaian Materi oleh Fasilitator
3.90
3.81
3.81
3.80 3.70 3.60
3.5
3.40 3.30
3.5
3.48
3.50
3.37 3.27
3.25
3.26
3.20 3.10 3.00 2.90 Tjiwi LPPPI IKPrw IKSrg
IKTgr PINDO
HQ
EMF BU 17
Sedangkan di kantor pusat sendiri sudah dilakukan sosialisasi terhadap 1301 karyawan dan masih menyisakan 246 yang perlu mendapatkan sosialisasi. Tingkat kepuasan sosialisasi di kantor pusat mencapai 3,81, sama dengan hasil yang didapat di Indah Kiat Perawang. Dari workshop awal sosialisasi pengawasan etika ini mendapatkan banyak masukan antara lain seperti: • Perlunya memperbanyak contoh-contoh di lapangan •
Membuat kasus-kasus yang melibatkan peserta untuk mencari jalan keluarnya
• Penting dan bermanfaat diterapkan dalam pekerjaan • Meminta pembicara dihadirkan lagi • Perlu pendalaman untuk komite audit dan internal audit • Perlu intesifkan komunikasi dua arah • Masih terlalu sulit diterapkan dalam praktek • Perlu transfer ilmu di lingkungan praktik kerja • Mendapat informasi yang terus diperbaharui • Perlu diimplemantasikan oleh Corporate Secretary • Perlu diimplemantasikan oleh Sinar Mas • Topik lebih banyak diarahkan pada top manajemen, padahal harusnya semua karyawan. 23
Penyelenggaraan sosialisasi ini dilakukan dalam satu paket untuk tidak menyita waktu efektif bekerja terlalu banyak. Paket sosialisasi terdiri dari sosialisasi ethic call center, sosialisasi Corporate Social Responsibility (CSR) dan Whistle Blowing Programme (WBP). Khusus mengenai WBP, pengembangannya hampir serempak dengan pengembangan ethic call center di Sinar Mas, yang ditangani langsung oleh Internal Control Audit. Pembahasan mengenai WBP ini akan dilakukan tersendiri.
4.6. Kendala Penerapan Ethic Call Center Kendala utama implemantasi ethic call center di perusahaan ini adalah meyakinkan top manajemen bahwa penerapan pengawasan etika kerja dalam proses bisnis merupakan keharusan yang tidak bisa ditunda lagi. Implementasi prinsip-prinsip good corporate governance menjadi tuntutan pemangku kepentingan yang harus dipenuhi.
Daniri (2008) menyatakan: secara global, penerapan good corporate
governance merupakan salah satu prasyarat meningkatkan daya saing Indonesia. Pertanyaan yang jamak ketika berhadapan dengan top manajemen yaitu besaran investasi agar dapat mengimplemantasikan ethic call center secara menyeluruh di Sinar Mas. Hal ini seolah juga menjadi momok secara umum dalam hal investasi sistem informasi manajemen di dalam suatu perusahaan yang berbiaya cukup besar. Hingga akhirnya dicapai kesepakatan bahwa investasi ethic call center merupakan investasi sosial yang nilainya tidak semata terdiri dari besaran nominal yang dikeluarkan. Senada dengan corporate social responsibility, investasi nilai ini diharapkan dapat menjembatani hal-hal yang dapat dinilai dengan uang. Dengan komitmen manajemen yang kuat terhadap penerapan pengawasan etika, hal ini menjadi landasan kuat bahwa manajemen berkeinginan kuat untuk melaksanakan dan memberikan contoh implemantasi etika yang baik dalam praktik bisnis keseharian. Sebagai perusahaan besar, praktik-praktik pelaksanaan ethic call center sebenarnya sudah dilakukan seperti misalnya penerapan electronic system dalam banyak hal seperti perizinan, administrasi karyawan, mekanisme pembayaran dan lain sebagainya. Pelaksanaan sistem elektronik ini merupakan salah satu penerapan dari transparansi yang menjadi prinsip ethic call center.
24
Selain itu penerapan Key Performance Indicator untuk menilai kinerja karyawan juga sudah lama diberlakukan di perusahaan untuk mengukur kinerja karyawan secara transparan dan konsisten. Demikian juga dengan Employee Opinion Survey. Pelaksanaan dan pembuatan Code of Conduct ethic call center yang berisi prinsip-prinsip berkelanjutan, pedoman Direksi dan Komisaris, Pedoman Etika Bisnis dan Etika Kerja, Sistem Audit dan Manajemen Resiko, Whistle Blowing Programme, Procurement System, Pelestarian Lingkungan dan Tanggung Jawab Sosial ini memerlukan kesungguhan dan kerja keras dalam pelaksanaannya. Harus disadari pemahaman dan kelengkapan ethic call center di PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk pada awalnya merupakan ketaatan terhadap regulasi yang diterapkan oleh pemerintah. Tetapi perlahan penerapan ethic call center ini memberikan nilai lebih pada efisiensi dan daya saing yang pada gilirannya akan menjadikan perusahaan sebagai sustainable company.
25
BAB V Penutup 5.1. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan diatas, dapat diketahui bahwa sistem informasi manajemen yang dijalankan oleh PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk terutama dalam divisi Ethic Call Center dirasa telah berhasil dalam mengendalikan etika serta pemikiran dari karyawannya. Sistem informasi manajemen dalam Ethic Call Center merupakan sebuah investasi besar yang pada awalnya diragukan oleh top manajemen perusahaan. Namun pada akhirnya investasi ini disetujui dan dikategorikan sebagai investasi sosial yang tidak disetarakan dengan keuntungan materi yang dapat diperoleh oleh perusahaan. Investasi yang dikategorikan sebagai investasi sosial inilah yang dirasa penting sebagai investasi jangka panjang terhadap karyawan sebagai salah satu komponen aset penting yang dimiliki oleh perusahaan, dimana etika dan perilaku karyawan harus dapat terkontrol oleh manajemen yang pada ujungnya tidak merugikan perusahaan secara keseluruhan.
5.2. Saran Dalam hal ini saran yang dapat diberikan kepada manajemen PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk adalah untuk tidak ragu dalam melakukan investasi di bidang sistem informasi manajemen. Hal ini merupakan bentuk investasi jangka panjang yang akan menguntungkan perusahaan secara inventaris. Sifat sistem informasi manajemen yang tidak mudah termakan waktu dan dapat terus diperbaharui menjadi sebuah nilai tambah untuk dipertimbangkan sebagai ajang investasi.
26
DAFTAR PUSTAKA Indrajit, R.E. 2000. Pengantar Konsep Dasar Manajemen Sistem Informasi dan Teknologi Informasi. Elex Media Komputindo, Jakarta. Ismail, M. 2004. Konsep Sistem Informasi Manajemen. http://www.library.usu.ac.id. Diakses pada tanggal 8 November 2013, 23:30. O’Brien, James A. 1999. Management Informasyion System: Managing Information Technology In The Internet-Worked Enterprise. Edisi ke-4. McGraw Hill, New York. O’Brien, James A. 2005. Pengantar Sistem Informasi, Perspektif Bisnis dan Manajerial. Edisi 12. Terjemahan: Introduction to Information System, 12th ed. Salemba Empat, Jakarta. O’Brien, James A. 2007. Introduction to Information System. McGraw Hill, Boston. http://karodalnet.blogspot.com/2013/02/pengertian/manajemen/menurut/para/ahli http://muaramasad.blogspot.com/2013/03/pengertian-etika-profesi-dan.html
http://nda-aping.blogspot.com http://yogapermana094.blogspot.com/
27