[April 2012] JURNAL SCIENTIAE EDUCATIA VOLUME 1 EDISI 1
PEMBELAJARAN PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN PROBLEM BASE LEARNING (PBL) DAPAT MENUMBUHKAN KEMAMPUAN KERJA ILMIAH PADA SISWA SEKOLAH ADIWIYATA Yuyun Maryuningsih ABSTRAK Pembelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) menekankan pada pemberian pengalaman secara langsung pada siswa. Oleh karena itu siswa perlu dibantu untuk menumbuhkan kemampuan kerja ilmiah dan memecahkan masalah lingkungan agar mereka memiliki kepedulian terhadap lingkungan hidup. Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah pengembangan perangkat pembelajaran PLH dengan model Problem Base Learning (PBL) dapat menumbuhkan kemampuan kerja ilmiah pada siswa. Tujuan penelitian adalah untuk mengembangkan perangkat pembelajaran PLH dengan PBL dan menyelidiki keefektifannya dalam menumbuhkan kemampuan kerja ilmiah pada siswa SMA Negeri 1 Mandirancan sebagai sekolah peraih Adiwiyata. Penelitian ini adalah penelitian pengembangan (R D). Penelitian didahului dengan pengembangan perangkat pembelajaran PLH dengan PBL dan diujicobakan pada kelas kontrol dan eksperimen. Subjek penelitian adalah siswa kelas X SMA Negeri 1 Mandirancan Kuningan. Variabel yang diteliti adalah kemampuan kerja ilmiah. Data diambil dengan observasi, angket dan tes. Metode analisis data menggunakan deskriptif persentase skor untuk kemampuan kerja ilmiah kemudian dianalisis secara parametrik dengan menggunakan uji t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran PLH dengan PBL dapat menumbuhkan kemampuan kerja ilmiah. PBL sangat tepat diterapkan pada pembelajaran PLH, mengingat pembelajaran PLH mencakup beberapa domain pembelajaran dalam bentuk pengetahuan/ pengertian dan kesadaran, sikap/ nilai, keterampilan serta aksi/ partisipasi. Untuk itu disarankan agar model PBL diterapkan dalam pembelajaran PLH. Kata kunci: Pendidikan Lingkungan Hidup, PBL, kemampuan kerja ilmiah
I. PENDAHULUAN
penguasaan materi terbukti berhasil
Ada kecenderungan dewasa
dalam kompetisi mengingat jangka
ini untuk kembali pada pemikiran
pendek tetapi gagal dalam membekali
bahwa siswa akan belajar lebih baik
siswa memecahkan persoalan dalam
jika lingkungan diciptakan alamiah.
kehidupan jangka panjang.
Belajar akan lebih bermakna jika siswa
mengalami
apa
Undang-undang No. 20 Tahun
yang
2003
tentang
Sistem
dipelajarinya, bukan memgetahuinya.
Nasional
Pembelajaran yang berorientasi pada
pendidikan adalah usaha sadar dan
40
menyatakan
Pendidikan bahwa
[April 2012] JURNAL SCIENTIAE EDUCATIA VOLUME 1 EDISI 1
terencana
untuk
suasana
mewujudkan
belajar
dan
macam pengrusakan dan pencemaran
proses
(Ernawan, 2007).
pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan
potensi
Sejalan dengan harapan agar
dirinya
masyarakat
dapat
tumbuh
dan
untuk memiliki kekuatan spiritual
berkembang dalam lingkungan yang
keagamaan,
pengetahuan
diri,
ramah, harus diciptakan masyarakat
kepribadian,
kecerdasan,
akhlak
yang sadar pentingnya memelihara
mulia,
serta
diperlukan
keterampilan dirinya,
yang
lingkungan
masyarakat,
terhadap
bangsa dan Negara.
studi
memiliki
lingkungan.
etika
Penanaman
konsep dan perilaku tersebut dapat
Menurut berbagai penelitian dan
dan
bahwa
pendidikan.
peningkatan kebutuhan masyarakat
mendukung
yang tinggi banyak menimbulkan
diberlakukannya
perilaku masyarakat yang eksploitatif
Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH)
terhadap
kebutuhan
di sekolah. Pada tanggal 19 Februari
(Kementrian
2004, Kementrian Lingkungan Hidup
Lingkungan hidup, 2007). Kurangnya
bersama-sama dengan Departemen
kesadaran masyarakat dalam menata
Pendidikan
kelestarian
Agama
sumber
diyakini
dilakukan dari berbagai aspek dan
pemenuhan daya
alam
lingkungan,
dituduh
Pendidikan hal
tersebut mata
Nasional,
dan
yang adalah
pelajaran
Departemen
Departemen
Dalam
sebagai penyebab terjadinya krisis
Negeri telah menetapkan kebijakan
yang
Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH).
berkepanjangan.
Krisis
lingkungan yang terjadi akhir-akhir
PLH
merupakan
mata
ini, berakar dari kesalahan perilaku
pelajaran muatan lokal Provinsi Jawa
manusia yang berasal dari cara
Barat yang tertuang dalam peraturan
pandang
manusia
Gubernur Jawa Barat No. 25 tahun
Menciptakan
2007 (Pemprov Jawa Barat, 2007),
terhadap kesadaran
dan
perilaku
alam.
masyarakat
yang
dimana pendidikan lingkungan hidup
berwawasan lingkungan merupakan
merupakan integratif dari pendidikan
fondasi
IPA yang bidang kajiannya tidak lepas
untuk
menjaga
agar
lingkungan terhindar dari berbagai
dari
Biologi,
Fisika
dan
Kimia
memberikan kebebasan pada sekolah 41
[April 2012] JURNAL SCIENTIAE EDUCATIA VOLUME 1 EDISI 1
untuk membuat sendiri kurikulum
pembelajaran
PLH
kepedulian
yang
disesuaikan
dengan
yang
menekankan
lingkungan
hidup.
permasalahan atau kebutuhan pada
Pembelajaran mata pelajaran muatan
sekolah tersebut atau daerahnya. Hal
lokal, yaitu PLH di sekolah tersebut
ini dengan berlandaskan pada UU No.
dengan pendekatan lingkungan tetapi
22/1999
masih bersifat konvensional yaitu
tentang
Pemerintahan
Daerah, UU No. 20/2003 tentang
dengan
Sistem Pendidikan Nasional, PP No.
pada sekolah Adiwiyata hendaknya
19/2005 tentang Standar Nasional
lebih
Pendidikan 2005 (Pemprov Jawa
menumbuhkan keterampilan siswa
Barat, 2007).
seperti
SMA Negeri 1 Mandirancan
Adiwiyata
padahal
dikembangkan
kemampuan
untuk
memecahkan
masalah lingkungan dengan melalui
Kuningan merupakan sekolah peraih penghargaan
ceramah-diskusi,
suatu proses yaitu kerja ilmiah.
dari
Menurut Pasek (2008) dan
kementerian lingkungan hidup sejak
Purnawan (2007) sikap ilmiah dan
tahun 2006 dimana sekolah tersebut
keterampilan memecahkan masalah
adalah sekolah bervisi dan berbudaya
pada
lingkungan. Sekolah Adiwiyata adalah
dengan
sekolah yang menerapkan kebijakan
masalah. PLH merupakan integratif
peduli dan berbudaya lingkungan.
dari pendidikan IPA yang bidang
Proses sekolah
pembelajaran
peraih
dalam
harus
Fisika dan Kimia dengan pendekatan
kerangka
Problem base learning (PBL) dapat
Kebijakan
telah
meningkatkan
pada
selain
menerapkan kepedulian
1
kebijakan terhadap
lingkungan
pembelajaran
terhadap
Untuk
itu
perlu
untuk
keterampilan belajar
siswa
lain yaitu
ilmiah pada siswa.
kepedulian lingkungan hidup belum dengan
hasil
wahana
menumbuhkan keterampilan kerja
hidup. Tetapi kebijakan sekolah pada
diimbangi
berbasis
kajiannya tidak lepas dari Biologi,
dijadikan
Negeri
ditumbuhkan
pembelajaran
peduli dan berbudaya lingkungan. SMA
dapat
pada
Adiwiyata
dikembangkan
siswa
Pembelajaran
proses
berbasis
masalah (Problem based learning),
siswanya.
merupakan
dikembangkan
salah
satu
model
pembelajaran inovatif yang dapat 42
[April 2012] JURNAL SCIENTIAE EDUCATIA VOLUME 1 EDISI 1
memberikan kondisi belajar aktif
2. Apakah
model
PBL
pada
kepada siswa. PBL juga merupakan
pembelajaran PLH hidup dapat
model
menumbuhkan kemampuan kerja
pembelajaran
yang
berorientasi pada kerangka kerja teoritik
konstruktivisme.
ilmiah pada siswa?
Dalam
3. Bagaimana
tanggapan
siswa
model PBL, fokus pembelajaran ada
terhadap
pada masalah yang dipilih sehingga
dengan menggunakan model PBL?
siswa tidak saja mempelajari konsep-
pembelajaran
PLH
1.2. Hipotesis
konsep yang berhubungan dengan
Hipotesis yang diajukan dalam
masalah tetapi juga metode ilmiah
penelitian ini adalah:
untuk memecahkan masalah tersebut
1. Dikembangkan
perangkat
(Dasna dan Sutrisno, 2008).
pembelajaran PLH dengan model
1.1. Rumusan masalah
PBL yang meliputi silabus, RPP,
Atas dasar uraian di atas
BBS dan LKS.
permasalahan dalam penelitian ini
2. Model PBL pada pembelajaran
adalah :
PLH
1. Bagaimana perangkat
mengembangkan pembelajaran
dapat
menumbuhkan
kemampuan kerja ilmiah siswa.
PLH
dengan model PBL?
II. METODE PENELITIAN Penelitian penelitian
ini
objek penelitian melalui observasi,
merupakan
pengembangan
terutama terhadap kondisi siswa,
dengan
guru PLH dan sumber belajar lain
rancangan Research and Development
yang ada di sekitar sekolah baik
(R and D). Pengembangan perangkat
dalam lingkungan sekolah maupun di
pembelajaran PLH dengan model PBL
luar
yang
(masyarakat).
kemudian
perangkat
lingkungan
sekolah Selanjutnya
pembelajaran tersebut diujicobakan
pengembangan pembelajaran
PLH
secara eksperimental.
dengan model pembelajaran PBL
Pengembangan pembelajaran
dilakukan sesuai dengan hakikat PLH
PLH dengan model PBL didahului
yang mencakup produk, proses, dan
dengan kajian kondisi awal terhadap
sikap. 43
[April 2012] JURNAL SCIENTIAE EDUCATIA VOLUME 1 EDISI 1
Uji coba pembelajaran PLH dengan
model
PBL
PLH model PBL yang diinginkan
dilakukan
adalah kerja ilmiah siswa baik dan
terhadap kelompok siswa dengan
siswa
jumlah
memecahkan masalah lingkungan.
terbatas,
keefektifannya
lalu dan
dianalisis
memiliki
kemampuan
kemudian
Pembelajaran PLH baik pada
dilakukan refleksi dan perbaikan.
kelas eksperimen maupun pada kelas
Pembelajaran PLH model PBL hasil
kontrol, dijabarkan pada tabel 1. di
uji coba diterapkan pada kelompok
bawah ini:
eksperimen. Kriteria pembelajaran Tabel 1. Pembelajaran PLH pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas Eksperimen Kelas Kontrol 1. Penyelidikan di dalam dan luar lingkungan sekolah 2. Praktikum 3. Pembuatan produk daur ulang
1. Diskusi 2. Praktikum 3. Pembuatan produk daur ulang
Pengambilan data dilakukan dengan
melakukan penyelidikan atau diskusi
metode
observasi
atas permasalahan yang diangkat
(pengamatan) yang
meliputi 10
siswa dan praktikum. Instumen dan
aspek kemampuan kerja ilmiah. Cara
cara
pengumpulan data dilakukan dengan
dijabarkan dalam tabel 2 di bawah
observasi
ini:
langsung
ketika
siswa
pengumpulan
data
dapat
Tabel 2. Instrumen dan cara pengumpulan data Data Sumber Data 1. Kerja ilmiah Siswa
2. Tanggapan Siswa
Siswa
Cara Observasi a Penilaian produk daur ulang b Tes ulangan harian Angket
) IKI: Instrumen kerja ilmiah
Instrumen) I KI I PML 1
Waktu Pembelajaran Pembelajaran
I PML 2
Pembelajaran
A1
Akhir pembelajaran
A 1: angket siswa
1
[April 2012] JURNAL SCIENTIAE EDUCATIA VOLUME 1 EDISI 1
I PML 1: instrumen pembuatan produk daur ulang essay ulangan harian Data yang diperoleh kemudian dianalisis
untuk
Sesuai
I PML 2: lembar soal
dengan
KKM
(kriteria
mengetahui
ketuntasan minimal) PLH pada SMA
kontribusi PBL dalam pembelajaran
Negeri 1 Mandirancan, yaitu 6 maka
PLH pada kemampuan kerja ilmiah,
kriteria kemampuan memecahkan
tanggapan
terhadap
masalah lingkungan, dengan kriteria
pembelajaran PLH dengan model PBL
sebagai berikut: < 6: Kurang, 6,1 –
dan tanggapan guru PLH terhadap
7,5: Cukup, > 7,5: Baik.
siswa
perangkat pembelajaran PLH dengan
Data kemampuan kerja ilmiah
model PBL.
dan
memecahkan
masalah
Data rerata siswa dari masing-
lingkungan pada kelas Eksperimen
masing aspek kerja ilmiah siswa
dan kontrol kemudian dilakukan uji t
dianalisa untuk mencari persentase
untuk
jumlah
memiliki
perangkat pembelajaran PLH yang
masing-masing
telah dikembangkan dengan model
siswa
keterampilan
yang
dari
mengukur
aspek tersebut. Data kemampuan
PBL
memecahkan
kemampuan
kerja
pada siswa diambil dari rerata nilai
memecahkan
masalah
dua aspek, yaitu produk daur ulang
pada siswa.
masalah
lingkungan
dapat
keefektifan
menumbuhkan ilmiah
dan
lingkungan
sampah dan nilai ulangan harian. III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Hasil Data kemampuan kerja ilmiah
kelas kontrol ditunjukkan pada tabel
siswa pada kelas eksperimen maupun
4 dibawah ini:
Tabel 4. Data kerja ilmiah siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol Kelas
Eksperimen (E) Kontrol (K)
Kerja ilmiah siswa skor Kriteria 28,15 18,90 1
B K
[April 2012] JURNAL SCIENTIAE EDUCATIA VOLUME 1 EDISI 1
Tabel 5. Data uji t kemampuan kerja ilmiah siswa dengan 0,05 Kelas
n
rerata
SD
t hit
t tabel
E K
40 40
28,15 18,90
1,89 1,91
21,51
1,66
Dari perhitungan diperoleh
rerata nilai kerja ilmiah siswa yang
bahwa t hitung (21.51) lebih besar
ditinjau
dari
aspek-aspek
dari t tabel (1.66) maka berarti PBL
penilaiannya ditunjukkan pada tabel
dapat menumbuhkan kerja ilmiah
6 di bawah ini:
dengan taraf nyata (α) = 0,05. Data
Tabel 6. Nilai rerata dari 10 aspek kemampuan kerja ilmiah siswa Aspek Kerja ilmiah
Kelas Eksperimen rerata n(3) %
1. Ketajaman dalam 2,92 37 merumuskan masalah 2. Ketepatan menyusun 2,57 24 hipótesis 3. Kualitas disain 2,77 32 observasi/penyelidikan 4. Keterampilan 2,92 37 berkomunikasi dalam kelompok 5. Keterampilan kerjasama 2,87 35 dalam kelompok 6. Kecermatan dalam 2,75 30 mengamati dan mengolah data 7. Keterampilan dalam 2,75 30 mengambil kesimpulan 8. Keterampilan pemecahan 2,82 33 masalah 9. Penyusunan laporan 2,82 33 observasi/ penyelidikan 10. Keterampilan dalam diskusi 2,87 35 panel (diskusi kelas) n(3) : Jumlah siswa yang mendapat skor 3 % : Persentasi siswa yang mendapat skor 3 (%)
1
Kelas kontrol rerat n(3) a
%
92, 5 60
1,9
2
5
1,2
0
0
80
1,2
0
0
92, 5
2,2
9
22,5
87, 5 75
2,2
8
20
1,7
0
0
75
1,4
1
2,5
82, 5 82, 5 87, 5
2
0
0
1,9
0
0
2,2
8
20
Data memecahkan pada
siswa
kemampuan
eksperimen maupun kelas kontrol,
lingkungan
ditunjukkan dalam tabel 7 di bawah
masalah baik
pada
kelas
ini:
Tabel 7. Tanggapan siswa terhadap pembelajaran PLH dengan PBL Aspek Tanggapan Siswa
1. Dengan PBL, pembelajaran PLH menjadi bermakna 2. Dalam PBL, permasalahan berangkat dari masalah yang ada di sekitar kita. 3. Dengan PBL, saya menemukan sendiri konsep-konsep dan contoh-contoh dalam memecahkan masalah yang dihadapi. 4. Dengan PBL, melatih kemampuan saya untuk bertanya 5. Dengan PBL, melatih kemampuan saya untuk bicara di depan forum 6. Dengan PBL, melatih kemampuan saya untuk bicara di depan forum. 7. PBL membuat saya lebih mudah memahami materi sumber daya air karena dihubungkan dengan masalahmasalah dan dicontohkan riil di masyarakat. 8. PBL dengan observasi kerja secara metode ilmiah menantang saya untuk menjawab permasalahan lain dalam PLH 9. Lebih antusias dalam pembelajaran 10. Suasana belajar sangat menggembirakan dan menyenangkan 3.2. Pembahasan Paidi bahwa
(2008)
meningkatkan
model
Rerata skor
0
3 (7,5)
1,93
0
6 (15)
37 (92,5) 34 (85)
0
7 (17,5)
33 (82,5)
1,83
0
7 (17,5) 7 (17,5) 9 (22,5) 9 (22,5)
33 (82,5) 33 (82,5) 31 (77,5) 31 (77,5)
1,83
0
10 (25)
30 (75)
1,79
0 0
4 (10) 3 (7)
36 (90) 37 (93)
1,79 1,93
0 0 0
1,85
1,83 1,80 1,80
penguasaan konsep dan kemampuan mengatakan
pembelajaran
menggunakan
Jumlah siswa TS S (%) SS (%)
bekerjasama
pada
siswa.
dengan
Pembelajaran PLH dengan model PBL
dapat
menuntun siswa untuk menyadari
kemampuan
adanya masalah lingkungan, adanya
PBL
metakognitif, pemecahan masalah,
kesadaran
terhadap
keberadaan
[April 2012] JURNAL SCIENTIAE EDUCATIA VOLUME 1 EDISI 1
masalah yang harus dipecahkan oleh
Setelah
mereka.
Dalam
peralatan
masalah,
siswa
pengetahuannya
merumuskan memanfaatkan
siswa
menetapkan
dan
instrumen
penyelidikan, langkah-langkah kerja
mengkaji,
serta teknik/cara pengumpulan data
memerinci dan menganalisis masalah
yang siswa perlukan dalam kegiatan
sehingga
observasi/penyelidikan
pada
untuk
itu
akhirnya
muncul
rumusan masalah yang jelas, spesifik
penelitian
Keterampilan
siswa
dalam
telah
membuat desain penyelidikan yang
dilaporkan oleh Gackowski (2003)
meliputi kemampuan siswa dalam
bahwa pembelajaran dengan PBL,
menetapkan tujuan, manfaat dan
siswa dapat menemukan masalah.
perangkat yang dibutuhkan dalam
Implementasi PLH
yang
telah
yang
di
lapangan.
dan dapat dipecahkan. Hal ini sesuai dengan
siswa
pembelajaran
kegiatan
dikembangkan
siswa
observasi merupakan
penyelidikan keterampilan
dengan model PBL menumbuhkan
proses science (Keil etc, 2009). Hal ini
kemampuan
siswa
dalam
berlaku bila dalam pembelajaran PLH
masalah
kemudian
dengan model PBL menuntut siswa
menyusun hipotesis yang merupakan
untuk menyelesaikan masalah yang
proses berpikir ilmiah, perpaduan
diangkatnya
dari berpikir deduktif dan induktif.
kebenaran hipotesis mereka dengan
Kemampuan
cara
merumuskan
menentukan masalah
yang
siswa sebab
dalam
akibat
akan
dari
diselesaikan
dengan
pembuktian
uji
laboratorium
secara
praktikum.
Investigasi
atau
penyelidikan yang disertai dengan
menuntun siswa untuk menentukan
eksperimen
penyelesaian
masalah
yang
meningkatkan keterampilan proses
dirumuskan
bentuk
disain
science menurut Myer dan Dyer
observasi/penyelidikan. Kemampuan siswa
dalam
membuat
laboratorium
dapat
(2006).
disain
Siswa
penyelidikan meliputi merumuskan
kemampuan
tujuan
manfaat
dalam kelompok penyelidikan yang
observasi/penyelidikan yang sesuai
meliputi kemampuan siswa dalam
dengan masalah yang diangkat siswa.
berkomunikasi dan bekerja sama.
dan
1
mempunyai berinteraksi
sosial
[April 2012] JURNAL SCIENTIAE EDUCATIA VOLUME 1 EDISI 1
Siswa
bekerjasama
dalam
menggunakan pengetahuannya untuk
mengerjakan penyelidikan, berperan
memecahkan masalah yang dihadapi
secara aktif dan berbagi peran/tugas
(Wood, 2004) sehingga implementasi
dengan rekan sekelompoknya. Hal ini
pembelajaran
sesuai dengan penelitian yang telah
dikembangkan dengan model PBL
dilakukan oleh Ward dan Lee (2002),
melatih siswa untuk mengidentifikasi,
Wood (2004) dan Turgut (2008)
menganalisis
bahwa PBL dapat menumbuhkan
permasalahan
belajar
sehingga
bersama,
berinteraksi
bekerja sosial,
sama, dan
PLH
dan
secara
Sanjaya (2008) mengatakan
masalah yang dihadapi, membuat
cara penyelesaian masalah sesuai
pemecahan masalah.
yang
nalarnya
untuk memecahkan
simpulan
hipotesis
dapat
daya
berpikir empiris yaitu menentukan
dengan
cermat
siswa
kritis
telah
mengevaluasi
dengan
mengembangkan
berkomunikasi.
yang
diajukan,
dan
Siswa
rekomendasi
menyusun
dan
dimana pemecahan masalah harus
membuat
sesuai
ada.
observasi/penyelidikan dari masalah
yang
yang
dengan
Kebenaran
data
yang
hipotesis
laporan
mereka
angkat
kemudian
dirumuskan siswa dan dibuktikan
mengkomunikasikan
dengan praktikum, menuntun siswa
penyelidikannya dalam suatu forum
untuk
diskusi
mengamati,
mengukur,
kelas.
laporan
Siswa
menyusun
mengolah dan menganalisa data.
laporan observasi/penyelidikan yang
Kemampuan siswa ini merupakan
merupakan keterampilan komunikasi
keterampilan berpikir empiris yang
ilmiah,
dilanjutkan dengan siswa mengambil
secara tertulis hasil observasinya dan
simpulan atas permasalahan yang
menyajikan hasil pengolahan data
mereka
dalam bentuk tabel atau grafik atau
angkat
dan
membuat
yaitu
siswa
rekomendasi pemecahan atau solusi
diagram
atas masalah tersebut. Pembelajaran
penyelidikan yang mereka peroleh.
dengan
siswa
Afcariono (2009) mengatakan bahwa
menganalisis
pembelajaran dengan menggunakan
2009)
PBL sebagai model pembelajaran
PBL
mengorganisasi data
(Keil
melatih dan etc,
dan 2
sesuai
melaporkan
dengan
data
[April 2012] JURNAL SCIENTIAE EDUCATIA VOLUME 1 EDISI 1
dapat
memunculkan
menyampaikan
kemampuan
pertanyaan
lingkungan
dan
hidup.
Pada
kegiatan
Sabtu kreatif, siswa dituntun untuk
jawaban pada saat penyajian hasil
melakukan
laporan atau presentasi hasil laporan.
dalam rangka kepedulian terhadap
Pembelajaran menggunakan
dengan PBL
meningkatkan interpersonal
pada
bekerja
partisipatif
lingkungan seperti kebersihan kelas
dapat
dan
sekolah,
penanaman
pohon,
keterampilan
membuat kompos, dan membuat
siswa
produk daur ulang sampah.
yang
meliputi kemampuan memecahkan masalah,
aktivitas
sama
Hasil
analisis
beda
rerata
dan
dengan uji t pada kelas eksperimen
komunikasi ilmiah (Teo and Wong,
dan kelas kontrol diperoleh t hitung
2001)
implementasi
sebesar
yang
kebebasan
sehingga
pembelajaran
PLH
telah
2.114
dengan
0,05
derajat
menunjukkan
t
dikembangkan dapat menumbuhkan
hitung lebih besar dari t tabel 1,66
kerja ilmiah siswa yang meliputi
sehingga
kemampuan
pembelajaran
siswa
dalam
merumuskan
masalah,
menyusun
hipotesis,
membuat
desain
model
PBL PLH
menumbuhkan memecahkan
dalam dapat
kemampuan masalah
lingkungan
penyelidikan, berkomunikasi, bekerja
pada siswa. Hal ini berlaku untuk
sama, mengamati dan mengolah data,
penelitian pengembangan perangkat
mengambil simpulan, memecahkan
pembelajaran PLH dengan model PBL
masalah,
pada
membuat
laporan
penyelidikan, dan berdiskusi.
sekolah
Adiwiyata
dengan
implementasi penggunaan perangkat
SMA Negeri 1 Mandirancan,
pembelajaran PLH yang terdiri dari
sebagai sekolah peraih Adiwiyata
silabus, RPP, BBS dan LKS yang telah
telah
pengembangan
dikembangkan.
kegiatan berbasis partisipatif dimana
Dengan
melakukan
implementasi
pada sekolah tersebut menerapkan
pembelajaran
hari
dikembangkan dengan model PBL,
sabtu
pengembangan
kreatif, kegiatan
untuk meningkatkan dan
kesadaran
yaitu kurikuler
siswa
pengetahuan
siswa
memiliki
memecahkan
tentang
PLH
masalah
yang
telah
kemampuan lingkungan
dan kepekaan terhadap lingkungan 3
[April 2012] JURNAL SCIENTIAE EDUCATIA VOLUME 1 EDISI 1
yang
diwujudkan
dengan
lebih antusias dalam pembelajaran
pemanfaatan kembali barang-barang
dan suasana belajar menjadi sangat
bekas.
menggembirakan dan menyenangkan Stack (2009) dan Spronken
dalam pembelajaran.
dan Smith (2009) mengatakan bahwa
Dalam
PBL,
memilih
siswa
mendemonstrasikan
menarik untuk dipecahkan sehingga
pemecahan masalah dalam suatu
mereka terdorong untuk berperan
produk. Pembelajaran dengan PBL,
aktif dalam belajar. Masalah yang
menuntun
dijadikan fokus pembelajaran dapat
untuk
yang
dapat
pembelajaran dengan PBL menuntun
siswa
masalah
siswa
mendemontrasikan apa yang telah
diselesaikan
siswa pelajari dalam bentuk suatu
kelompok sehingga dapat memberi
produk atau kerja (Woods, 2006).
pengalaman belajar yang beragam
Implementasi
pada siswa. Hal ini yang membuat
pembelajaran
PLH
siswa
dianggap
melalui
yang telah dikembangkan dengan
pembelajaran
model PBL menuntun siswa membuat
menggunakan model PBL menjadi
dan
pembelajaran yang bermakna dimana
menghasilkan
produk
yaitu
PLH
kerja
produk daur ulang sampah sebagai
siswa
wujud rekomendasi permasalahan
pengetahuan yang dimilikinya (Lieux,
yang diangkat siswa.
1996; Omari dan Oliver, 1999).
Implementasi PLH
yang
telah
pembelajaran
dapat
dengan
mengkolaborasikan
Pembelajaran
PLH
dengan
dikembangkan
menggunakan model PBL menuntun
dengan model PBL, pembelajaran
siswa secara berkelompok untuk
menjadi lebih bermakna menurut
melakukan
siswa. Hamalik (2007) mengatakan
untuk mencari penyelesaian nyata
bahwa lingkungan adalah sesuatu
terhadap masalah lingkungan yang
yang ada di alam sekitar yang
mereka angkat. Dengan PBL, siswa
memiliki makna dan/atau pengaruh
harus
tertentu kepada individu. Hakekat
mendefinisikan
PBL yang memberikan kronfontasi
mengembangkan
kepada
mengumpulkan
siswa
dengan
masalah-
masalah praktis, membuat siswa
penyelidikan
menganalisis
autentik
dan masalah, hipotesis,
dan
menganalisis
informasi, melakukan eksperimen, 4
[April 2012] JURNAL SCIENTIAE EDUCATIA VOLUME 1 EDISI 1
membuat inferensi, dan merumuskan
itu, siswa tidak saja harus memahami
simpulan (Wianti dkk, 2008 dan
konsep yang relevan dengan masalah
Gackowski,
ini,
yang menjadi pusat perhatian tetapi
antusias
juga memperoleh pengalaman belajar
2003).
menjadikan
siswa
Hal
lebih
dalam pembelajaran dan suasana
yang
pembelajaran PLH menjadi sangat
keterampilan menerapkan metode
menyenangkan
ilmiah dalam pemecahan masalah
dan
menggembirakan.
berhubungan
dengan
dan menumbuhkan pola berpikir
Pembelajaran
PLH
menggunakan
PBL,
pembelajaran
dari
dengan
yaitu
kritis (Dasna dan Sutrisno, 2008 dan
fokus
Purnawan, 2007).
permasalahan
Menurut Dasna dan Sutrisno
yang diangkat berasal dari masalah
(2008), pembelajaran dengan PBL
yang ada di sekitar siswa, sekolah
merupakan
atau
pembelajaran
dimana
siswa
mengerjakan
permasalahan
yang
lingkungan.
lingkungan
yang
Permasalahan diangkat
siswa,
suatu
menjadikan siswa untuk mencari
otentik
jawaban atas permasalahan tersebut.
menyusun
Pencarian jawaban dilakukan dengan
sendiri, mengembangkan inkuiri dan
observasi
secara
ketrampilan berpikir tingkat tinggi,
berkelompok dengan menggunakan
mengembangkan kemandirian dan
metode ilmiah.
percaya
diri.
dengan
model
kerja
Dalam
ilmiah
model
PBL,
fokus
dengan
pendekatan
maksud
pengetahuan
untuk mereka
Pembelajaran PBL,
PLH
memberikan
pembelajaran ada pada masalah yang
kesempatan pada siswa berperan
dipilih sehingga siswa tidak saja
aktif dalam mempelajari, mencari dan
mempelajari
yang
menemukan sendiri informasi / data
berhubungan dengan masalah tetapi
untuk diolah menjadi konsep, prinsip,
juga
teori
konsep-konsep
metode
memecahkan
ilmiah masalah
untuk
atau
kesimpulan.
Hal
ini
tersebut.
membuat siswa dapat menemukan
Metode ilmiah sangat efektif untuk
sendiri konsep-konsep dan contoh-
memperoleh,
contoh dalam memecahkan masalah
mengorganisasi,
dan
menerapkan pengetahuan baru bagi
lingkungan yang mereka hadapi.
siswa (Darmawan, 2008). Oleh sebab 5
[April 2012] JURNAL SCIENTIAE EDUCATIA VOLUME 1 EDISI 1
Pembelajaran menggunakan
PLH
model
dengan
PBL,
pengalaman belajar yang beragam
tidak
pada
siswa seperti
keterampilan
dirancang untuk guru memberikan
kerjasama
dan
informasi
kelompok,
disamping
sebanyak-banyaknya
interaksi
dalam
pengalaman
kepada siswa. Guru berperan sebagai
belajar yang berhubungan dengan
fasilisator,
PLH
pemecahan masalah. Spronken dan
untuk
Smith (2009), mengatakan bahwa
kemampuan
pembelajaran dengan menggunakan
berpikir, pemecahan masalah, dan
model PBL dapat membangun team
keterampilan
belajar
work, research skill, communication
berbagai peran sebagai orang dewasa
skill, technical skill, demonstration
melalui
product,
dimana
membantu
guru
siswa
mengembangkan
intelektual,
pelibatan
mereka
dalam
pengalaman nyata dalam observasi kerja
secara
berkelompok,
critical thinking skill dan
leadership skill.
dan
Afcariono (2009) mengatakan
menjadikan siswa belajar mandiri.
bahwa
Hal ini membuat siswa lebih mudah
menggunakan PBL sebagai model
memahami
pembelajaran dapat memunculkan
materi
karena
pembelajaran
dengan
dihubungkan dengan contoh-contoh
kemampuan
masalah lingkungan riil yang terdapat
pertanyaan dan jawaban pada saat
di masyarakat atau lingkungannya.
penyajian
Penggunaan
hasil
laporan
atau
dalam
presentasi hasil laporan. Hal itu
pembelajaran PLH, terutama dengan
terjadi pula pada pembelajaran PLH
cara
dengan
observasi
mampu
PBL
menyampaikan
secara
melatih
komunikasi,
yang
kelompok, kemampuan
terdiri
kemampuan mengemukakan
pendapat
PBL
dimana
dalam
pembelajaran yang berfokus pada
dari
masalah
menuntun
siswa
untuk
bertanya,
menyelesaikan permasalahan yang
sendiri,
diangkatnya melalui kerja kelompok
menghargai pendapat teman, dan
dan
melatih kemampuan untuk berbicara
observasinya dalam suatu forum
di depan forum, terutama dalam
diskusi kelas, sehingga melatih siswa
forum diskusi. Pembelajaran PLH
untuk
dengan
dan
model
PBL
memberi 6
pengkomunikasian
menyampaikan melatih
hasil
pertanyaan,
kemampuan
untuk
[April 2012] JURNAL SCIENTIAE EDUCATIA VOLUME 1 EDISI 1
berbicara di depan forum serta dapat
komunikasi
mengemukaan
kemampuan
pendapat
dan
menghargai pendapat teman.
yang
meliputi
untuk
bertanya,
mengemukakan
Dengan demikian, maka tujuan
pendapat,
menghargai perbedaan pendapat dan
PLH mencakup beberapa domain pembelajaran
siswa
dapat berbicara di depan forum.
dalam
bentuk
Siswa juga dapat melakukan
pengetahuan/pengertian
dan
aksi dan partisipasi dalam rangka
kesadaran, sikap/nilai, keterampilan
kepedulian mereka pada lingkungan
serta
(1)
hidup dengan kemampuan mereka
dan
dalam membuat produk daur ulang
aksi/partisipasi
pengetahuan/pengertian
kesadaran (2) sikap dan nilai (3)
yang
keterampilan/skill
bentuk
usaha
dan
penyelamatan
lingkungan
dari
partisipasi (Kementrian Lingkungan
permasalahan
lingkungan
yang
Hidup, 2007), dapat dicapai dengan
komplek. Pembelajaran PLH dengan
menggunakan model PBL.
menggunakan model PBL, menjadi
Pembelajaran
(4)
aksi
PLH,
dengan
merupakan
pembelajaran yang bermakna dan
fokus pembelajaran terletak pada
siswa
masalah dan siswa secara kelompok
pembelajaran
melakukan
menjadi sangat menggembirakan dan
observasi
untuk
memecahkan masalah tersebut, dapat meningkatkan secara
pengetahuan
mandiri
antusias serta
dalam
pembelajaran
menyenangkan bagi siswa.
siswa
Guru
memberi
tanggapan
siswa
perangkat pembelajaran PLH yang
berusaha menemukan jawaban atas
telah dikembangkan dengan model
permasalahan yang mereka angkat.
PBL yang terdiri dari RPP, LKS, dan
Pembelajaran PLH dengan model PBL
BBS
juga
pembelajaran
dapat
keterampilan/
karena
lebih
menumbuhkan skill,
kemampuan
kerja
memecahkan
masalah
pada
siswa,
meningkatkan
yaitu
ilmiah
PLH
dan
lingkungan
serta
dapat
baik
digunakan PLH.
untuk
dalam
Pembelajaran menumbuhkan
kemampuan
kerja
memecahkan
masalah
ilmiah
dan
lingkungan
adalah dengan menggunakan model
keterampilan
PBL.
7
KESIMPULAN
membimbing
Penelitian
pengembangan
siswa
untuk
membuat produk daur ulang
perangkat pembelajaran PLH dengan
sampah
model PBL ini didapat simpulan
pemecahan masalah lingkungan.
sebagai berikut:
sebagai
rekomendasi
2. Pembelajaran PLH dengan model
1. Telah dikembangkan perangkat
PBL
dapat
menumbuhkan
pembelajaran PLH dengan model
kemampuan kerja ilmiah pada
PBL yang meliputi RPP, BBS dan
siswa
LKS.
kemampuan
Model
PBL
pengembangan pembelajaran
dalam
yaitu
siswa
memiliki
yang
meliputi
perangkat
merumuskan masalah, menyusun
dengan
hipotesis, mendisain observasi
PLH
karakteristik sebagai beriku: a)
penyelidikan,
Pembelajaran
dalam kelompok, bekerja sama
berfokus
pada
berkomunikasi
masalah yang diangkat siswa dan
dalam
disertai penugasan siswa secara
mengukur dan mengolah data,
berkelompok untuk melakukan
mengambil
observasi
memecahkan
penyelidikan
permasalahan siswa,
yang
atas
diangkat
b)
Siswa
melakukan
praktikum
untuk
menjawab
kelompok,
mengamati,
simpulan, masalah,
dan
mengkomunikasikan hasil. 3. Siswa
menanggapi
bahwa
pembelajaran PLH dengan model
permasalahan tersebut, c) Data
PBL,
yang diperoleh dari observasi
menggembirakan
dan
menyenangkan sehingga siswa
praktikum
diolah
dan
pembelajaran
dan
dianalisis untuk dibuat simpulan
lebih
oleh siswa, d) Siswa menyusun
pembelajaran yang menjadikan
laporan observasi penyelidikan,
pembelajaran PLH menjadi lebih
kemudian
bermakna.
mengkomunikasikan
antusias
menjadi
dalam
dalam diskusi kelas, e) Guru
DAFTAR PUSTAKA Afcariono, M. 2009. Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Siswa pada Mata Pelajaran Biologi.
[April 2012] JURNAL SCIENTIAE EDUCATIA VOLUME 1 EDISI 1
Laporan PTK. http://jurnaljpi.wordpress.com/2009/01/01/muchamadafcariono/# more-430. (15 juni 2009) Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta. Barrett, T., and Mac Labhrain, I. 2005. Hand book of Inquiry and Problem Based Learning: Designing a Hybrid Problem Based Learning (PBL) course: A Case Study of First Year Computer Science in NUI May Noth. Galwa: Celt, Released under Creative Commons Licence. Darmawan, Y. 2008. Kerja Ilmiah. Artikel. http://sma-pgri-cianjur.blogspot.com/. (21 September 2009). Dasna, I. W dan Sutrisno. 2008. Problem Base Learning. Artikel. http://www. wordpress.com. (21 September 2008). Ernawan, E. 2007. Pemberlakuan Mulok LH Menuju ”Good Enviroment”. Artikel. http://www.pikiran-rakyat.com. (21 September 2008). Gackowski, Z. 2005. Case/Real-Life Problem Based Learning with Information System Projects. Journal of Information Technology Education. Volume 2. California State University Stanisland Turlock, California USA. Hamalik, O. 2007. Proses Belajar Mengajar. PT Bumi aksara. Liex. E. M. 1999. A Comparative Study of Learning in Lecture vs. Problem-Based Format. Australian Journal of Educational Technology. "http://www.udel. edu/pbl/ cte/ spr96-nutr.html" (21 Maret 2009). Keil C, J. Hanney, and J Zoffel. 2009. Improvement in Student Achivement and Science Process Skill using Environmental health Science Problem Based Learning Curricula. Electronic Journal of Science Education. 13 (1) Southwesttern University. Kementrian Lingkungan Hidup. 2007. Pendidikan Lingkungan Hidup. Artikel. http://www.kementrianlingkunganhidup.go.id. (15 Oktober 2008) Myers BE and Dyer JE. 2006. Effect of Investigative Laboratory Instruction on Content Knowledge and Science Process Skill achievement across Learning Style. Journal of Agricultural Education. 47(4). Newstetter, and Wendy C. 2005. Creative Cognitive Apprenticeship for Undergraduated Learning. Fostering Achivement seminar in the Biomedical Engineering at Georgia Institute of Technology. Omari. A and Oliver. R. 1999. Using online technologies to support problem based learning: Learners' responses and perceptions. Journal of Edith Cowan
1
[April 2012] JURNAL SCIENTIAE EDUCATIA VOLUME 1 EDISI 1
University http: //www.ascilite.org.au/ajet/ajet15/oliver.html (21 Maret 2009). Pasek, I, N. 2008. Pembelajaran berbasis masalah : Problem Base Learning. Artikel. http://www.elearning.com. (14 November 2008). Paidi. 2008. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Biologi yang Mengimplementasikan PBL dan Strategi Metakognitif serta Efektivitasnya terhadap Kemampuan Metakognitif, Pemecahan Masalah, dan Penguasaan Konsep Biologi Siswa SMA di Sleman-Yogyakarta. Desertasi. http://karyailmiah.um.ac.id/index.php/disertasi/article/view/ 997. (15 Juni 2009) Pemerintah provinsi Jawa Barat, 2007. Peraturan Gubernur Jawa Barat no. 25 tahun 2007 tentang Pedoman Pelaksanaan kurikulum muatan lokal Pendidikan Lingkungan Hidup. Dinas Pendidikan Sanjaya, W. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Kencana Media Group. Spronken, R., and Smith. 2009. Problem Based Learning Challenging but Empowering. Journal of University of Otago Dunedin. New Zealand. Stack A. 2009. A Report on The Dual Learning Outcomes of Implementing a Problem Based Learning Approach within the Multimedia Application Classroom. Department of Computing Math and Physics. Waterford Institute of Technology Ireland. Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung : Tarsito Sugiyono. 2003. Statistika untuk Penelitian. Bandung : CV. Alfabeta. Sukmadinata, N S. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosda Karya dan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Sumampouw., and Marlee. 2008. Peningkatan Kualitas Pembelajaran Penelitian Pengajaran bahasa Perancis dengan Pendekatan konstruktivistik melalui PBL. Laporan PTK Dosen. Universitas Negeri Manado. http://www.apfipppsi.com/cadence18/ pedagog18-4.html. (16 Juni 2009). Ward, J D., and Lee, ICL. 2002. A Review of Problem based Learning. Journal of family and consumer sciences Education. 20 (1) Wianti, A, Desnera, Y dan Amelia, R. 2008. Pembelajaran Melalui PBL dalam upaya meningkatkan mutu Pendidikan.: http://www.colourofislam.com. (21 September 2008)
2
[April 2012] JURNAL SCIENTIAE EDUCATIA VOLUME 1 EDISI 1
Wood E.J. 2004. Problem Based Learning: Exploiting Knowledge of how People Learn to Promote effective Learning. BEE-J journal. Volume 3. School of Biotechnology and Molecular Biology and Learning and Teaching Support Network (LTSN) for Bioscience. University of Leads. Leads. UK Woods, D, R. 2006. "Problem-based Learning: helping your students gain the most from PBL". http:// chemeng. mcmaster. ca/ pbl/ chap1. pdf. (14 November 2008) Teo R and A. Wong. 2001. Does Problem Based Learning create a Better Student: A Reflection. Temasek Polytechnics Singapore. Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta : Prestasi Pustaka Publisher. Turgut, H. (2008). Prospective Science Teachers Conseptualization about Project Based Learning. International Journal. I (1). Http: www.e-iji.net (2 Juli 2009)
3