PEMBELAJARAN MENULIS PETUNJUK MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATID READING COMPOSITION (CIRC)
Oleh Iwan Rumalean Dosen Fakultas Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Univesitas Pattimura
Abstrak: Pembelajaran menulis merupakan sebuah proses psykologis oleh karena itu perlu latihan terus menerus sehingga seorang siswa bisa mejadi penulis yang baik. Menulis petunjuk diusahakan tidak bertele-tele atau bahasa yang digunakan harus efektif dan efesien serta menggunakan istilah-istilah yang dapat dipahami oleh sasaran petunjuk, dengan syarat sebagai berikut: (1) harus jelas, (2) harus logis, (3) harus singkat, (4) harus menggunakan kalimat perintah. Model pembelajaran CIRC merupakan pembelajaran yang menggunakan metode pembelajaran langsung yang menjadikan siswa sebagai pusat pembelajaran (student centred approaches). Model pembelajaran CIRC juga merupakan pembelajaran yang menakankan pada psykologi kognitif yang berpandangan bahwa belajar merupakan proses. Selain itu juga dijelaskan mengenai langkahlangkah pembelajaran CIRC, Dalam tulisan ini juga berusaha memberikan contoh silabus dan RPP menulis petunjuk.
PENDAHULUAN UU RI nomor 24 tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, Lambang Negara serta Lagu Kebangsaan BAB III pasal 38 ayat 1 dinyatakan bahwa bahasa Indonesia wajib digunakan dalam rambu-rambu umum, penunjuk jalan, fasilitas umum, spanduk, dan alat-alat informasi lain yang merupakan informasi umum (Kemendiknas, 2011: 16). Dalam kedudukannya setiap UU yang telah disahkan bersifat memaksa setiap warga negara untuk taat dan melaksanakan undangundang dimaksud. Terkait dengan hal di atas, dalam dunia komunikasi banyak ditemukan informasi yang berkaitan dengan hal-hal produk seperti petunjuk pemakaian obat, penunjuk jalan, dan lain-lain, yang dalam prakteknya terkadang mengabaikan pelaksanaan UU nomor 24 tahun 2009 pasal 38 ayat 1 sebagaiman disebutkan di atas. Bahkan lebih jauh dari kasuskasus di atas, ditemui juga di instansiinstansi pemerintah maupun swasta yang malah mengabaikan perintah UU Kata-Kata Kunci: Pembelajaran nomor 24 itu, misalnya di pintu WC Menulis Petunjuk, Model Pembelajaran tertulis Gent/ Lad ”Gantelmen/ Ladys” CIRC. seharusnya jika menggunakan kata asing tersebut maka harus diikuti dengan petunjuk berbahasa Indonesia, maka pada contoh kasus di atas harus
Jurnal Pendidikan ”Jendela Pengetahuan” Vol ke-5, Cetakan ke-13
25
diikuti dengan Pria/ Wanita atau Tuan/ Nyonya. Terkait dengan permasalahan akan pengejawantahan perintah UU kebahasaan, maka dunia pendidikan sebagai ujung tombak bahkan benteng terakhir dalam membina, menjaga, dan mengembangkan penggunaan bahasa dan sastra Indonesia diharapkan dapat membekali siswa dengan pengetahuan kebahasaan yang memadai sehingga kelak nanti menjadi warga masyarakat maka dapat menggunakan bahasa secara baik dan benar. Penggunaan bahasa yang baik berdasarkan situasi dan kondisi kebahasaan setempat, dan benar berdasarkan kaidah kebahasaan, karena dunia pendidikan bertugas memanusiakan manusia Indonesia dengan berbahasa Indonesia. Berkaitan dengan pemikiran di atas, maka sejak tahun 2009 dunia pendidikan Indonesia memberlakukan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) yang telah mengakomodir penggunaan penulisan yang berisi informasi mengenai penggunaan produk, jasa, dan lain-lain yang dimasukkan ke dalam silabus atau RPP dengan istilah menulis petunjuk. Menulis petunjuk sama dengan memberitahukan, mengarahkan, membimbing pihak lain dalam hal ini pembaca atau pengguna petunjuk tersebut untuk mengikuti petunjuk yang disampaikan. Oleh karena itu bahasa yang digunakan harus bersifat efektif atau mudah dipahami, untuk itu tidak boleh bertele-tele tetapi harus singkat, padat dan jelas sehingga tidak menimbulkan multi tafsir. Sebagai contoh, dalam hal penggunaan obat, tertulis: (1) diminum dengan teh hangat
(2) contoh lain misalnya ”kami melayani obat generik”. Pada contoh nomor satu, akan menimbulkan penafsiran lain misalnya: (1a) kalimat satu (1) bermakna diminum dengan air hangat yang diseduhi teh tanpa dilaruti gula pasir, untuk itu harus ditulis ”diminum dengan air hangat” tetapi (1b) dalam kebiasaan sebagian masyarakat Indonesia bahwa teh hangat adalah air hangat yang diseduhi teh dan telah dilarutkan gula tebu atau gula putih, dengan demikian maka seharusnya kalimat 1 ditulis dengan menggunakan penegasan, misalnya ”diminum dengan teh gula hangat” artinya diminum dengan air hangat yang telah diseduhi teh dan telah dilaruti gula pasir. (2a) kalimat dua di atas dapat bermakna bahwa ”kami” menjual obat generik, tetapi kalimat tersebut bila dilihat dari sisi logika bahasa maka kalimat tersebut bermaka seperti penjelasan 2b yaitu (2b) di tempat ”kami” tersebut yang melayani objek yang bernama obat generik artinya bukan melayani pembeli tetapi obat generik itu yang dilayani oleh si ”kami” padahal yang dimaksud dalam kalimat tersebut adalah ”melayani para pembeli yang membeli obat generik” (2c) untuk itu kalimat tersebut diubah menjadi ”di sini menjual obat generik”. Berdasarkan kondisi-kondisi tersebut, maka kemampuan menulis petunjuk dengan menggunakan bahasa yang efektif merupakan suatu
Jurnal Pendidikan ”Jendela Pengetahuan” Vol ke-5, Cetakan ke-13
26
hal yang harus menjadi perhatian sungguh-sungguh baik guru maupun siswa. Oleh karena pula itu sekolah sebagai jembatan untuk mengantarkan siswa menuju ke kehidupan yang nyata harus mengambil peran dimaksud agar dapat dipercaya masyarakat. Di situlah, maka posisi guru dalam melaksanakan proses pebelajaran secara benar mutlak diperlukan dalam rangka pencapaian tujuan pembelajaran. Proses pembelajaran menulis di kelas dapat berlangsung secara memadai apabila materi pembelajaran berhubungan langsung dengan kehidupan nyata siswa. Untuk itulah maka dalam Permen Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Pendidikan Nasional pasal 26 butir ke1, ke-2 dan ke-3 dikemukan bahwa: (1) standar kelulusan pada jenjang pendidikan dasar bertujuan untuk meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri, dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. (2) standar kelulusan pada satuan pendidikan menengah umum bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut (SNP, 2006: 15). Pembelajaran menulis petunjuk diharapkan dapat membekali siswa dengan keterampilan berbahasa secara baik dan benar. Karena menulis petunjuk itu berhubungan langsung dengan kehidupan nyata, antara lain: 1. menulis resep obat; 2. menulis resep masakan; 3. menulis petunjuk penggunaan;
4. menulis tips menurunkan berat badan; 5. menulis penunjuk jalan, dan sebagainya. Dalam pelaksanaan pembelajaran menulis petunjuk, seorang guru dituntut untuk menyesuaikan pemilihan model-model pembelajaran yang tepat dengan topik yang dibelajarkan kepada siswa. Terkait dengan ketepatan pemilihan model dengan topik pembelajaran, maka pemilihan model pembelajaran dapat mempertimbangkan beberapa hal, (baca Sanjaya, 2006: 128), antara lain: (1) pertimbangan yang berkaitan dengan tujuan yang akan dicapai, maka pertanyaan yang muncul adalah: (a) apakah tujuan yang akan dicapai itu adalah pada kognitif, efektif, atau psikomotor? (b) dari kompleksitas materi pembelajaran apakah tingkat tinggi atau rendah? (c) apakah materi pembelajaran tersebut untuk pencapaian keterampilan atau akademis? (2) pertimbangan pemilihan model pembelajaran yang berkaitan dengan bahan dan materi pembelajaran, maka pertanyaan yang muncul adalah (a) apakah materi pembelajaran berupa fakta, konsep, hukum, atau teori-teori tertentu? (b) apakah materi pembelajaran tersebut memerlukan persyaratan tertentu? (c) apakah tersedia buku atau sumber belajar yang lain atau tidak? (3) Pertimbangan dari sisi kematangan siswa, maka pertanyaan yang dapat dikemukakan adalah
Jurnal Pendidikan ”Jendela Pengetahuan” Vol ke-5, Cetakan ke-13
27
(a) apakah model pembelajaran sesuai dengan tingkat kematangan siswa atau tidak? (b) apakah model pembelajaran yang digunakan sesuai dengan minat dan bakat siswa atau tidak? (c) apakah penggunaan model pembelajaran tersebut efektif dan efesien atau tidak?. Terkait dengan pertimbanganpertimbangan yang dikemukakan, maka untuk melaksanakan pembelajaran menulis petunjuk, maka salah satu model pembelajaran yang tepat untuk mencapai tujuan pembelajaran menulis petunjuk adalah cooperative integratid reading composition (CIRC). Model pembelajaran CIRC adalah pembelajaran yang pelaksanaanya terintegrasi (terpadu) antara keterampilan menulis dan membaca, karena antara membaca dan menulis merupakan dua keterampilan berbahasa yang berkaitan. Dengan demikian di dalam proses pembelajaran, diharapkan akan terjadi proses yang dapat memerkaya akan informasi, karena terjadi interaksi face to-face, eye to-eye, atau knee to-knee. Selain itu, model pembelajaran CIRC bisa memberikan kesempatan kepada siswa untuk berkreasi, berkolaborasi pendapat dengan sesama anggota kelompok maupun antar kelompok, terutama pada saat memublikasikan gagasan yang disampaikan. Dengan demikian siswa merasa dihargai sebagai individu. Tulisan ini berusaha untuk memberikan beberapa contoh bagaimana penggunaan model dan bagaiman penerapan dalam bentuk RPP maupun implementasi di kelas.
Tulisan ini bukan merupakan satu-satunya bentuk implementasi yang baku, tetapi sekali lagi sebagai contoh, oleh karena itu setiap guru maupun calon guru yang ingin menggunakan informasi dalam tulisan ini agar dapat menyesuaikan dengan topik pembelajaran, konteks pembelajaran, dan sebagainya. PEMBAHASAN Menulis merupakan proses menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambanglambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan grafik tersebut (Faidah, 2007). Menurut Hasni (2009) menulis merupakan keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung. Selain menulis merupakan kegiatan yang produktif dan ekspresif, sehingga penulis harus mampu memanfaatkan kemampuan dalam menggunakan tata tulis, struktur bahasa, dan kosakata. Prinsip Pembelajaran Bahasa Yulianto (2008: 2) mengatakan bahwa prinsip pembelajaran bahasa secara umum harus tetap menekankan pada pembelajaran berbahasa, bukan pembelajaran bahasa. Hal tersebut sejalan dengan petunjuk sejak diberlakukan kurikulum 1994, kemudian dipertahankan dalam kurikulum 2004 (KBK), dan selanjutnya diganti dengan kurikulum 2006 (KTSP) masih tetap dipertahankan. Terkait dengan pemikiran di atas, maka delapan prinsip yang mendasari
Jurnal Pendidikan ”Jendela Pengetahuan” Vol ke-5, Cetakan ke-13
28
pembelajaran berbahasa, adalah sebagai berikut: (1) pembelajaran berbahasa harus diarahkan lebih banyak kepada latihan berbahasa yang nyata; (2) aspek ketatabahasaan hanya untuk membetulkan kesalahan ujaran siswa; (3) keterampilan berbahasa siswa menjadi tujuan utama; (4) membaca sebagai alat untuk belajara (reading for learning). (5) menulis dan berbicara sebagai alat berekspresi dan menyampaikan gagasan; (6) kelas sebagai tempat kegiatan berlatih menulis, membaca, dan berbicara dalam bahasa; (7) penekaran membaca pada membaca sastra sebanyakbanyaknya; (8) pengajaran kosa kata diarahkan untuk menambah kosa kata siswa. Berdasarkan delapan prinsip di atas, maka guru di dalam pembelajaran berbahasa harus mengondisikan siswa ke dalam situasi berbahasa yang nyata misalnya berdiskusi, maupun tidak nyata seperti bermain peran. Pendekatan Pembelajaran Bahasa Istilah pendekatan digunakan secara bergantian dengan istilah strategi, namun sebenarnya pendekatan berbeda dengan strategi maupun metode (baca Sanjaya, 2006: 125). Pendekatan merupakan sudut pandang atau titik tolak seseorang terhadap proses pembelajaran, artinya pendekatan bersifat umum, dengan demikian strategi dan metode yang digunakan dalam proses pembelajaran bahasa, mestinya tergantung dari pendekatan yang digunakan.
Terkait dengan hal tersebut, Killen (1998) mengakan bahwa terdapat dua pendekatan dalam pembelajaran, yaitu: (1) pendekatan yang berpusat pada guru (teacher centred approaches), dan (2) pendekatan yang berpusat pada siswa (student centred approaches). Teacher centred approaches menurunkan strategi antara lain: (1) strategi pembelajaran langsung (direct instruction), (2) pembelajaran deduktif atau pembelajara ekspositori. Sedangkan student centred approaches menurunkan strategi antara lain: (1) strategi discoveri, (2) strategi inkuiri, dan (3) strategi induktif. Sejalan dengan Killen di atas, Yulianto (2008) mengatakan bahwa pendekatan yang tepat dalam pelaksanaan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia adalah pendekatan yang menekankan pada terjadi proses komunikasi, oleh karena itu pendekatan yang tepat adalah pendekatan komunikatif yang menjadikan siswa sebagai student centred approaches. Pendekatan komunikatif yang dianjurkan oleh kurikulum 2004 dan 2006, karena memiliki ciri-ciri sebagai berikut: (1) mengutamakan pemahaman dan penggunaan bahasa secara nyata dan alami, (2) menggunakan model latihan berbahasa (model kalimat) yang hidup dan terpakai, (3) memperhatikan variasi berbahasa, (4) mendorong siswa berkomunikasi dengan bahasa Indonesia dalam berbagai situasi, (5) aktifitas belajar berpusat pada siswa, (6) tuturan guru dan buku pelajaran hanyalah sampel.
Jurnal Pendidikan ”Jendela Pengetahuan” Vol ke-5, Cetakan ke-13
29
Metode Pembelajaran Bahasa Metode merupakan cara yang digunakan untuk melaksanakan strategi pembelajaran yang telah disusun. Dengan kata lain metode merupakan upaya untuk bagaimana melaksanakan atau mengimplementasikan rencana dan tujuan pembelajaran yang telah disusun agar pembelajaran dapat tercapai secara optimal. Logan (dalam Yulianto 2008: 9) mengatakan bahwa metode yang tepat digunakan di dalam pembelajaran bahasa adalah metode langsung (direct instruction), karena metode ini melibatkan siswa dalam proses berbahasa siswa yang dipelajari yaitu bahasa Indonesia, dengan menggunakan pendekatan pembelajaran student centred approaches. Terkait dengan pendapat di atas, maka model pembelajaran CIRC merupakan pembelajaran yang menggunakan metode pembelajaran langsung yang menjadikan siswa sebagai pusat pembelajaran (student centred approaches). Lebih lanjut Yulianto (2008) menjelaskan bahwa metode pembelajaran langsung melibatkan siswa dalam proses berbahasa siswa “nyata se nyatanyatanya” atau situasi alami. Bila situasi alami tertentu tidak dapat memungkinkan dilakukan maka dapat dilakukan peniruannya yaitu melalui kegiatan bermain peran. Selain itu Sanjaya (2006: 124) mengatakan bahwa untuk melaksanakan strategi ekspositori maka dapat digunakan metode ceramah, tanya jawab, diskusi (cerdas).
Strategi Pembelajaran Bahasa Yulianto (2008: 9) mengatakan bahwa strategi pembelajaran yang dapat dipilih untuk mendukung metode langsung tersebut adalah strategi tanya jawab, strategi ceramah, strategi disukusi, strategi bermainperan (sosiodrama) atau karya wisata, penugasan, dll. Melalui ceramah siswa dapat melakukan kegiatan menyimak (keterampilan berbahasa reseptif). Tetapi perlu diingat bahwa untuk melaksanakan proses pembelajaran berbahasa, maka kegiatan berbahasa dapat dilakukan melalui baik kegiatan berbahasa reseptif maupun produktif. Jika pembaca memerhatikan pendapat Yulianto mengenai penggunaan istilah strategi-strategi pembelajaran di atas, maka sedikit berbeda dengan kebiasaan penggunaannya di dalam penyusunanpenyusunan RPP pada keumuman, mengapa?, karena di sekolah-sekolah atau dalam referensi yang junsteru ceramah, tanya jawab, bermain peran dan lain-lain merupakan metode pembelajaran. Sanajaya (2006: 124-125) mengemukakan bahwa, strategi pembelajaran diartikan perencanaan yang berisi rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Keemp (dalam Sanjaya, 2006) mengemukakan bahwa strategi adalah kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara efektif dan efesien. Menurut Dick and Carey (dalam Sanjaya, 2006: 124) mengatakan bahwa strategi mengandung suatu set materi dan prosedur yang digunakan
Jurnal Pendidikan ”Jendela Pengetahuan” Vol ke-5, Cetakan ke-13
30
secara bersama-sama untuk membedakan antara langkah menimbulkan hasil belajar pada siswa. yang satu dengan langkah Dengan demikain strategi berikut. berada pada tataran perencanaan 2. harus logis yang besifat menyeluruh, sedangkan Logis dalam ini berkaitan metode berada pada tataran dengan urutan kejelasan, artinya implementasi atau mengaktualisasikan harus sitematis atau tersusun secara apa yang telah direncanakan secara terstruktur mulai dari langkah matang pada tataran strategi. pertam, kedua, ketiga dan seterusnya, dengan kata lain jangan Pembelajaran Menulis Petunjuk sampai urutan petunjuk tersebut Pembelajaran menulis merupakan tumpang tindih, yang berakibat sebuah proses, karena di dalam membingungkan. proses menulis, apapun jenis menulis 3. harus singkat yang ditulis tidak akan sekali jadi. Menulis petunjuk jangan Namun bila dilihat dari jumlah dan menggunakan kata-kata yang tidak penting (mubazir), jadi singkat dalam isi menulis petunjuk, memang tidak sebanyak isi dalam jenis-jenis tulisan hal ini artinya menuliskan hal-hal yang lain seperti menulis cerita yang penting saja. pendek, menulis puisi, menulis artikel, 4. menggunakan kalimat perintah dan sebaginya. Menulis petunjuk harus Menulis petunjuk diusahakan menggunakan kalimat perintah, artinya tidak bertele-tele (efektif dan efesien), harus berisi ketegasan, tidak berupa jumlah kata-kata perlu dibatasi agar anjuran, apalagi petunjuk tersebut bisa langsung ke petunjuk yang berhubungan dengan kesehatan dan disampaikan, menggunakan istilah- keselamatan jiwa seseorang. istilah yang dapat dipahami oleh sasaran petunjuk. Pengertian Petunjuk Terkait dengan pemikiran di atas, Trianingsi (2009: 39) mengatakan maka proses menulis petunjuk memiliki bahwa petunjuk adalah ketentuan beberapa syarat, antara lain: dalam mengarahkan, membimbing proses agar pihak lain melakukan 1. harus jelas sesuatu sesuai dengan dengan apa Jelas dalam hal ini berarti tidak yang diarahkan atau dibimbing. membingunkan, artinya langsung Terkait dengan di atas, maka dipahami. Oleh karena itu menulis menurut Parwito (2006: 37) bahwa petunjuk sebaiknya menggunakan petunjuk yang buat dapat berupa beberapa pertimbangan sebagai kalimat, gambar, atau gabungan antara berikut: kalimat dan gambar. Dengan demikian, (a) pemilihan kata (diksi) dan istilah maka dapat dikatakan bahwa petunjuk harus sesuai dengan kelompok adalah pengarahan dan pembimbingan sasaran, dalam wujud kata-kata maupun (b) diksi dan istilah yang digunakan gambar, sehingga petunjuk sebaiknya runtut, dan memberikan kemudahan kepada (c) sebaiknya menggunakan nomor pengguna petunjuk, dan oleh karena urut, agar pembaca dapat itu harus mewakili pemikiran pihak
Jurnal Pendidikan ”Jendela Pengetahuan” Vol ke-5, Cetakan ke-13
31
pembuat petunjuk dan pengguna petunjuk, sehingga tidak terjadi miscommunications antara kedua belah pihak. Misalnya, dalam hal petunjuk jalan disalah satu belokan jalan di kawasan Desa Passo kota Ambon, tertulis “Unpatti, dan Bandara Pattimura” yang diikuti dengan gambar anak panah yang menunjukkan belok kiri, serta “Netsepa, Desa Tulehu, dan Pantai Liang” yang diikuti dengan gambar anak panah lurus yang menunjukkan jalan terus apabila pengguna jalan datang dari arah barat menuju ke timur atau datang dari arah kota Ambon. Untuk memperjelas petunjuk jalan tersebut, lihat gambar dan kalimat seperti berikut: Nastsepa Tulehu Pantai Liang Unpatti Bandara Pattimura
Gambar 1, Petunjuk Jalan dari arah Barat ke Timur (dari arah kota Ambon).
Pantai Liang Tulehu Natsepa
Jenis-Jenis Petunjuk Petunjuk yang buat dapat bermacam-macam jenis, terpegantung tujuan yang ingin dicapai oleh pembuat petunjuk, dan berdasarkan tujuan maka bentuk petunjuk juga berbedabeda. Dengan demikian maka dalam menulis petunjuk, terdapat lima jenis petunjuk. Sebagai contoh untuk dapat digunakan dalam pembelajaran menulis petunjuk sebagai berikut: 1. menulis resep obat a. Resep obat minyak gosok cap Tawon contok: gosok atau tempelkan kapas yang dibasahi dengan minyak gosok ini pada tempat yang sakit. b. Khasiat dan kegunaan minyak gosok cap Tawon Contoh: membantu meredakan nyeri sendi, sakit gigi, bisul, sakit kepala, kudis, panu, gatalgatal akibat digigit serangga, muntah, sakit perut dan batuk. c. Resep obat tradisional (asam jawa) Contoh: ambil asam jawa secukupnya (1/2 bola tenis meja), air, sebutir garam, kemudian campurkan hingga merata dan mencair, gosok tipis di kepala, dahi (testa), perut, dan punggung belakang penderita. d. Khasiat: dapat menurunkan panas dan demam tinggi.
Halong Kota Ambon Gambar 2, petunjuk jalan dari utara ke selatan, anak panah ke kiri berbelok ke timur (tulehu), dan anak panah ke kanan berbelok ke barat (kota Ambon)
e. Peringatan: apabila lebih dari 24 jam bila panas dan demam belum turun segera bawa penderita ke dokter.
Jurnal Pendidikan ”Jendela Pengetahuan” Vol ke-5, Cetakan ke-13
32
2. menulis resep masakan
memiliki berikut:
kelibihan-kelibihan
sebagai
3. menulis petunjuk penggunaan; 4. menulis tips menurunkan berat (1) pengalaman dan kegiatan akan badan dan lain-lain; selalu relefan dengan tingkat perkembangan peserta didik; 5. menulis penunjuk jalan, dan (2) kegiatan yang dipilih sesuai sebagainya dengan dan bertolak dari minat dan kebutuhan peserta didik; (3) seluruh kegiatan lebih bermakna Pengertian Model Pembelajaran sehingga hasil belajar bertahan CIRC lama; Merupakan pengembangan dari (4) menumbuh kembangkan model pembelajaran kooperatif, yang keterampilan berpikir; banyak dipengaruhi oleh psikologi (5) menyajikan kegiatan yang bersifat belajar khususnya psikologi kognitif pragmatis (bermanfaat sesuai holistik yang berpandangan bahwa dengan lingkungan); belajar merupakan proses berpikir. (6) bersifat dinamis, optimis, dan tepat Sejalan dengan hal itu, Fogarty guna; (1991) mengatakan bahwa model (7) menekankan pada interaksi pembelajaran CIRC dikategorikan ke (kerjasama, toleransi, komunikasi, dalam pembelajaran terpadu, dan respek terhadap gagasan orang berdasarkan sifat keterpadun tersebut lain); maka dapat kelompokkan menjadi: (1) (8) memotofasi peserta didik, model dalam satu disiplin ilmu yang memperluas wawasan dan aspirasi meliputi model connected wawasan guru dalam (keterhubungan), dan model nested pembelajaran. (keterangkaian), (2) model antar bidang studi meliputi model sequenced LangkahLangkah Model (keberurutan),, model shared Pembelajaran CIRC (perpaduan), model webbed fiaring Langkah-langkah Model (laba-laba), model theaded (bergalur), Pembelajaran CIRC adalah sebagai dan model integrated (terpadu), dan (3) berikut: model dalam lintas siswa. (1) guru membantu siswa membentuk Berdasarkan pendapat di atas, kelompok beranggotakan 3 atau maka dapat dikatakan bahwa model empat orang; pembelajaran CIRC memberikan (2) anggota diusakan bersifat penekanan pada keterpaduan dalam heterogen; kerjasama antar siswa dengan (3) guru memberikan materi sesuai mengintegrasikan kemampuan topik pembelajaran; membaca dan menulis. (4) siswa bekerjasama saling membacakan dan menemukan Kelebihan Model Pembelajaran CIRC judul dan memberikan tanggapan Saifollah (2003) mengemukakan terhadap materi, kemudian bahwa model pembelajaran CIRC dituliskan pada lembar kertas;
Jurnal Pendidikan ”Jendela Pengetahuan” Vol ke-5, Cetakan ke-13
33
(5) mempresesntasikan atau membacakan hasil diskusi kelompok; (6) guru dan siswa menyimpulkan materi pembelajaran; (7) menutup pembelajaran (http:// id. Wikepedia.com). Silabus dan Beberapa Contoh RPP menulis petujuk menggunakan model pembelajaran CIRC SILABUS Sekolah Mata Pelajaran Kelas/ Semester Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
Materi Pembelajaran
Menulis sebuah Petunjuk secara benar berdasar syaratsyarat petunjuk
Menulis Petunjuk
: SMP/ M.Ts......................................... : Bahasa dan Sastra Inesia : VIII/ I : Menulis, Mengungkapkan Informasi melalui Menulis Petunjuk
Kegiatan Pembelajaran 1. Membaca sebuah petunjuk sebagai contoh 2. Mmenulis sebuah petunjuk berdasarkan syarat-syarat petunjuk.
Indikator
Penilaian
Siswa mampu menulis petunjuk berdasarkan syarat-syarat petunjuk
Teknis
Bentuk Instrumen
Tes Tulis
Tes Uraian
Contoh Instrumen 1.kemukak an satu informasi dalam petnjuk 2. Tuliskan satu petunjuk jalan.
Alokasi Waktu
Sumber / Bahan
2x45 m
Perpustakaan Buku Teks LCD
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Sekolah : SMP/MTs ................. Mata Pelajaran : Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas
: VIII/ I
Standar Kompentensi: Menulis Mengungkapkan Informasi dalam bentuk menulis petunjuk Kompetensi Dasar: Siswa mampu menulis petunjuk berdasarkan syarat-syarat petunjuk yang dipelajari
Jurnal Pendidikan ”Jendela Pengetahuan” Vol ke-5, Cetakan ke-13
34
Indikator: Siswa mampu menulis petunjuk berdasark-an syarat-syarat petunjuk Alokasi Waktu: 2 X 45 menit Tujuan Pembelajaran: Siswa mampu menulis petunjuk dengan menggunakan model pembelajaran CIRC Materi Pembelajaran Menulis Petunjuk Metode Pembelajaran Penugasan Inkuiri Ceramah Tanya Jawab
e. Ketua atau Sekretaris diminta untuk mengambil salah satu guntingan kertas dalam amplop; f. Siswa bekerjasama dalam kelompok untuk menulis sebuah petunjuk berdasarkan tema yang tertulis dalam kertas yang diambil; g. Siswa mempersentasikan hasil diskusi kelompok. h. Siswa kelompok yang lain menanggapi petunjuk yang dikerjakan oleh kelompok presentasi; i. Guru memboboti hasil hasil diskusi kelompok; j. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan pertanyaan; k. Guru menjawab pertanyaan siswa; l. Guru memberitahukan topik yang akan dipelajari pada pertemuan berikut.
Langkah-Langkah Pembelajaran 1. Kegiatan Awal a. Guru menyampaikan beberapa pertanyaan awal mengenai pemahaman siswa tentang bahasa 3. Kegiatan Akhir petnjuk; a. Siswa dan Guru mengadakan b. Siswa menjawab pertanyaan yang refleksi; disampaikan guru; b. Guru menutup pembelajaran. c. Guru menjelaskan SK, KD, dan 4. Penilaian tujuan pembelajaran; d. Siswa mendengarkan dan mencatat a. Teknik : Penugasan mencatat penjelasan dari guru. b. Bentuk Instrumen : Tes Uraian dan Tugas 2. Kegiatan Inti c. Soal/ Instrumen : a. Siswa dikelompokkan berdasarkan 1. Kemukakan dua informasi dalam nomor urut dalam absen; petunjuk yang penggunaan Asan Skor b. Setiap kelompok terdiri atas tiga Jawa obat alternatif? atau empat orang (disesuaikan a. Siswa mengemukakan satu 1 informasi secara benar dengan jumlah siswa dalam kelas b. Siswa mengemukakan dua 2 dan diusahakan kelompok bersifat informasi secara benar heterogen); c. Siswa tidak mengemukakan satupun/ menyebutkan yang 0 c. Kelompok menentukan sendiri bukan informasi dalam petunjuk ketua dan sekretaris kelompok dengan kriteria usia tertua dan 2. Tulislah satu contoh petunjuk. termudah atau dapat menggunakan kriteria yang lain; No Aspek Deskripsi Skor Skor d. Guru memberikan sebuh amplop . maksimal Kejelasan (a) diksi dan istilah yang berisi guntingan kertas yang 1 sesuai dengan 1 3 kelompok memuat tema tertentu kepada sasaran, siswa; (b) diksi dan istilah 1 yang digunakan
Jurnal Pendidikan ”Jendela Pengetahuan” Vol ke-5, Cetakan ke-13
35
runtut, dan (c) menggunakan nomor urut. 2 3 4
NA =
kelogisan singkat
1 1 1
Kalimat perintah
perolehan skor skor maksimum
1
1 1 1
x Skor Ideal 100 = .............. ............., .............201...
Mengetahui Kepala Sekolah
Guru Mata Pelajaran
.................................. NIP.
................................... NIP.
KESIMPULAN Menulis merupakan sebuah keterampilan yang harus dikuasai oleh siswa berdasarkan tuntutan standar isi kurikulum KTSP, hal tersebut seperti yang disaratkan oleh Permen Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Pendidikan Nasional pasal 26 butir ke1, ke-2 dan ke-3 tentang standar kelulusan. Implementasi dari tuntutan kurikulum dan Permen 19 2005 tersebut, maka dalam pelaksanaan pembelajaran di sekolah diakomodir menjadi menulis petunjuk. Pelaksanaan pembelajaran menulis petunjuk di sekolah harus menjadi perhatian serius dari guru bahasa Indonesia, karena keterampilan menulis petunjuk ini berkaitan dengan kehidupan nyata senyata siswa, antara lain: Karena menulis petunjuk itu berhubungan langsung dengan kehidupan nyata, antara lain: (1) menulis resep obat; (2) menulis resep masakan; (3) menulis petunjuk penggunaan; (4) menulis tips menurunkan berat badan; (5) menulis penunjuk jalan, dan sebagainya. Untuk melaksanakan pembelajaran menulis secara baik, menarik, efektif maka diperlukan
model pembelajaran yang relefan, yaitu model pembelajaran Cooperative Integratid Reading Composition (CIRC). CIRC merupakan model pembelajaran psikologi khususnya psikologi kognitif holistik yang berpandangan bahwa belajar merupakan proses berpikir.
SUMBER RUJUKAN Asa, Mandiri. 2006. Standar Pendidikan Nasional. Jakarta: Asa Mandiri. Faidah. 2007. (http:// www. infoplease. com/ homework/ wsbiography. html). “Menulis itu Mudah”. Diakses pada tanggal 28 Agustus 2010. Hasni. 2009. (http:// www. agupenajateng. net/ 2009/ 04/ 0b) “Peningkatan Keterampilan Menulis Paragraf Deskripsi dengan Teknik Objek Langsung Melalui Pendekatan Kontekstual”. (Diakses pada tanggal 25 Agustus 2010). Kemendiknas. 2011. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara serta Lagu Kebangsaan. Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendiknas. Sanjaya, Wina. 2006. (edisi 1, cet, 1) Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Fajar Interpratama Offset. Yulianto, Bambang. 2008. Aspek Kebahasaan dan Pembelajarannya. Surabaya: Unesa University Press.
Jurnal Pendidikan ”Jendela Pengetahuan” Vol ke-5, Cetakan ke-13
36