PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK BERBANTUAN MULTIMEDIA CLIENT SERVER (MCS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN KEYAKINAN MATEMATIKA Oleh : Hariyono Universitas Islam Nahdathul Ulama Jepara ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mengetahui karakteristik pembelajaran matematika model PMR berbantuan MCS, 2) mengembangkan perangkat pembelajaran matematika model PMR berbantuan MCS yang valid, 3) menguji kepraktisan dari perangkat pembelajaran matematika model PMR berbantuan MCS, dan 4) menguji keefektifan dari pembelajaran matematika model PMR berbantuan MCS. Penelitian mengacu model pengembangan Plomp: (1) Investigasi Awal, (2) desain, (3) realisasi, (4) tes, evaluasi, dan revisi. Uji coba perangkat dilakukan di MI NU TBS kelas V dan kelas V sebagai kelas uji coba. Data diambil dari lembar validasi untuk mengukur kualitas perangkat, lembar pengamatan, angket, tes, dan diolah dengan uji ketuntasan, uji pengaruh regresi, uji banding, uji peningkatan kemampuan pemecahan masalah (KPM). Hasil penelitian menunjukkan: (1) skor hasil validasi perangkat Silabus 4,12, RPP 4,16, LKS 4,11, BS 4,52, dan TKPM 4,02 dengan interval 1-5 menunjukkan kriteria valid, (2) keefektifan pelaksanaan pembelajaran ditandai dengan: (a) siswayang nilai pemecahan masalahnya lebih dari 70 (KKM) mencapai 90,24%, (b) keyakinan dan aktivitas berpengaruh sebesar 88,0% terhadap KPM (c) rata-rata KPM kelas model PMR berbantuan MCS sebesar 81,83 lebih besar dari pada rata-rata KPM kelas ekspositori 68,51, dan (d) kemampuan pemecahan masalah siswakelas PMR meningkat sebesar 45,4%. Kata Kunci: Realistik, MSC; Pemecahan Masalah dan keyakinan Matematika
A. PENDAHULUAN Matematika merupakan ilmu yang
Sebagai ilmu yang universal, matematika tidak dapat terpisahkan dari berbagai
mempunyai peranan sangat penting dalam
disiplin
berbagai aktivitas yang dilakukan manusia
kehidupan
di dalam kehidupannya. Aktivitas manusia
matematika perlu diberikan kepada semua
dalam kehidupan sehari-hari tidak terlepas
siswamulai
dari pemanfaatan dan penerapan konsep-
membekali
konsep yang ada di dalam matematika.
berpikir logis, analitis, sistematis, kritis,
Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar
ilmu
lain
manusia.
yang Mata
ada
pelajaran
dari sekolah dasar siswadengan
dalam
untuk
kemampuan
1
dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama.
berpengaruh
Kompetensi
kemampuan
tersebut
siswadapat
diperlukan
memiliki
memperoleh,
agar
kemampuan
mengelola,
terhadap
mempengaruhi
pemecahan
masalah.
Demikian juga dalam belajar matematika,
dan
sudah banyak peneliti yang mengkaji
memanfaatkan informasi untuk bertahan
pengaruh sikap, minat, dan motivasi belajar
hidup pada keadaan yang selalu berubah,
terhadap hasil belajar. Faktor lain yang
tidak pasti, dan kompetitif.
berasal dari dalam diri siswa yang juga
Kemampuan merupakan
salah
pemecahan satu
masalah
fokus
berpengaruh
terhadap
prestasi
belajar
dalam
adalah keyakinan. Penelitian Anderson et
pembelajaran matematika yang mencakup
al. (2006) dalam penelitiannya terhadap
masalah tertutup dengan solusi tunggal,
siswa
masalah terbuka dengan solusi
tidak
memperoleh hasil ada hubungan antara
tunggal, dan masalah dengan berbagai cara
keyakinan matematika siswa dengan level
penyelesaian.
meningkatkan
kemampuan
kemampuan memecahkan masalah perlu
matematika.
dikembangkan keterampilan memahami
Dalam
Untuk
SMP
dan
SMU
di
pemecahan
Kanada
masalah
setiap
mengikuti
masalah, membuat model matematika,
pembelajaran matematika, siswa tidak
menyelesaikan masalah, dan menafsirkan
hanya
solusinya. Dengan mengajukan masalah
matematik, namun mereka juga belajar
kontekstual,
bagaimana berinteraksi di dalam kelas,
dibimbing
siswasecara untuk
matematika.
bertahap
menguasai
mereka
belajar
konsep
dan
tentang
prosedur
serangkaian
meningkatkan
keyakinan, dan mereka belajar bagaimana
kemampuan memecahkan masalah perlu
berperilaku dalam pelajaran matematika.
dikembangkan keterampilan memahami
Keyakinan
masalah, membuat model matematika,
dalam proses pembelajaran matematika.
menyelesaikan masalah, dan menafsirkan
Goldin
dalam
Sugiman
solusinya (Wardani, 2008).
mengemukakan
bahwa
Terdapat mempengaruhi
Untuk
konsep
belajar
banyak
faktor
kemampuan
matematik
sangat
penting
(2008:
keyakinan
yang
matematik berperan utama pada saat
pemecahan
seseorang mengerjakan dan menggunakan
masalah. Faktor-faktor seperti sikap, minat,
matematika.
dan motivasi belajar seringkali dianggap Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar
8)
24
Rendahnya keyakinan matematika
diterapkan
pada
kurikulum
baru.
siswa dapat mengakibatkan siswa kurang
Pendekatan ini mengarah pada 5M yaitu
berpartisipasi dalam proses pembelajaran,
Mengamati,
rendahnya
Mengolah/Memproses,
struktur
pemahaman
dan
Menanya,
Mencoba, Menyajikan/
keterampilan matematika untuk konteks
Mempublikasikan (Kemendikbud, 2013).
sehari-hari (Clarke, Margarita, dan Fraser,
5M mulai digunakan pada kurikulum 2013
2004: 9). Eynde, Corte, dan Verschaffel
karena para siswa dinilai belum cukup aktif
(2002:
dalam proses belajar-mengajar.
15)
menjelaskan
keyakinan
matematika seorang siswa dipengaruhi oleh faktor
guru,
pembelajaran,
buku
teks,
strategi
dan
yang
utama
Model
Pendidikan
matematika
realistic (PMR) berasal dari kata Realistic Mathematis
Education
(RME)
yang
pemanfaatan masalah-masalah yang ada di
berorientasi pada pembelajaran dengan
sekitar siswa dalam kegiatan pembelajaran.
masalah nyata dalam kehidupan sehari-
Penelitian
yang
dilakukan
oleh
hari, hal itu didasari dari pandangan bahwa
Stillman dan Galbraith (Rochmad, 2004:8)
matematika
menyimpulkan
model
(Freudental, Gravemeijer, dalam Athar
pembelajaran diperlukan prosedur-prosedur
2012: 336). Menurut Freudenthal dalam
yang
siswa
Heuvel & Panhuizen (1996: 9), matematika
dalam memecahkan masalah. Untuk itu,
harus dihubungkan dengan realitas, tetap
dalam mencapai tujuan mengembangkan
dekat dengan anak dan relevan dengan
kemampuan pemecahan masalah, maka
kehidupan masyarakat. Sudut pandang ini
guru mata pelajaran matematika juga perlu
melibatkan tentang matematika bukan saja
memilih
sebagai
bahwa
memfasilitasi
model
pembelajaran
yang
dalam
penampilan
atau
pendekatan
tepat.
Penggunaan
tepat
dapat
menimbulkan
subyek,
aktivitas
manusia
melainkan
sebagai
aktivitas manusia.
model atau pendekatan pembelajaran yang kurang
sebagai
Pembelajaran PMR sangat relevan untuk
meningkatkan
kemampuan
kebosanan, kurang paham yang akhirnya
pemecahan
masalah,
menurunkan aktivitas dan keyakinan siswa
keyakinan
siswa
dalam belajar.
pembelajaran model PMR sejalan dengan
Pendekatan pendekatan
secara
saintifik ilmiah
kini
Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar
aktifitas
serta
Langkah-langkah
atau
langkah tahap pemecahan masalah yang
mulai
diusulkan oleh Polya, dijelaskan oleh 25
Treffers dan Goffree dalam Armanto (2002:
pada pelajaran TIK, padahal terdapat waktu
24) langkah-langkah model PMR, yakni: 1)
luang
Memahami
pembelajaran
realistik,
masalah 2)
kontekstual
kontekstual
Menjelaskan yang
yang
masalah
memanfaatkan
dalam
matematika.
Dengan
memanfaatkan jaringan komputer yang
3)
telah ada bisa digunakan aplikasi client
Menyelesaikan masalah kontekstual yang
srever dimana pembelajaran multimedia
realistik,
dan
yang interaktif akan mempunyai nilai lebih
mendiskusikan jawaban kontekstual yang
karena dalam penggunaanya bisa terekam
realistik, 5) Menyimpulkan.
dalam databse server yang tentunya data
4)
realistik,
untuk
Membandingkan
Sulitnya materi bangun ruang bagi siswa, salah satu penyebabnya karena
tersebut dapat sangaat bermanfaat dalam proses pembelajaran.
materi bangun ruang disampaikan guru
Berdasarkan uraian di atas, pada
kepada siswa dengan pendekatan yang
penelitian ini akan dikembangan suatu
abstrak. Konsep-konsep abstrak seharusnya
perangkat
bisa disajikan secara lebih nyata dengan
berbantuan MCS
bantuan multimedia pembelajaran untuk
keyakinan dan kemampuan pemecahan
memudahkan siswa memahaminya dan
masalah.
siswa
pembelajaran
akan
belajar
secara
aktif
dan
pembelajaran untuk
model
meningkatkan
Pengembangan ini
PMR
perangkat
diharapkan
mampu
menyenangkan sehingga dapat memperbaiki
menghantarkan siswauntuk mencapai nilai
hasil belajarnya. Dale mengatakan dalam
ketuntasan
teorinya bahwa semakin banyak indera yang
ditetapkan, meningkatkan hasil belajar
digunakan siswa dalam belajar semakin
siswa
baik retensi/daya ingat siswa sebagaimana
pemecahan
yang
aktivitas dan meningkatkan keyakinan
digambarkan
dalam
kerucut
pengalaman belajar (Stephen et al., 2011). Di MI NU Tasywiqut Thullab
belajar
dalam
hal
minimum
ini
masalah,
yang
kemampuan menumbuhkan
siswa selama pembelajaran matematika khususnya pada materi .
Salafiyyah (TBS) telah dilengkapi dengan
Tujuan penelitian ini adalah untuk
fasilitas laboratorium komputer, bahkan
(1) mengetahui karakteristik pembelajaran
mempunyai dua lokal dan dilengkapi
matematika model PMR berbantuan MCS,
dengan
(2)
jaringan
komputer.
Namun
penggunaanya selama ini hanya terbatas Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar
mengembangkan
perangkat
pembelajaran matematika model PMR 26
berbantuan MCS yang valid, (3) menguji
banding, regresi, dan uji ternormalisasi
kepraktisan dari perangkat pembelajaran
gain.
matematika model PMR berbantuan MCS,
mengetahui pencapain kriteria Ketuntasan
dan
dari
Minimal (KKM) yang telah ditentukan
pembelajaran matematika PMR berbantuan
yaitu sebesar 70. Uji proporsi untuk
MCS.
mengetahui
(4)
menguji
keefektifan
Penelitian ini masuk dalam jenis
Uji
ketuntasan
rata-rata
pencapaian
siswamendapat
untuk
minimal
nilai
75%
kemampuan
penelitian pengembangan, yaitu penelitian
pemecahan masalah minimal 70. Uji beda
pengembangan
rata-rata
perangkat
pembelajaran
untuk
membandingkan
matematika. Perangkat pembelajaran yang
kemampuan
dikembangkan meliputi silabus, RPP, LKS,
siswayang diajarkan dengan model PMR
bahan ajar, dan tes kemampuan pemecahan
berbantuan
masalah.
menggunakan
diajarkan model ekspositori. Uji normalitas
desian model pengembangan perangkat
dan homogenitas dilakukan sebagai uji
pembelajaran Plomp dengan 4 tahap, yaitu
prasyarat. Uji regresi untuk mengetahui
: 1) tahap investigasi awal, 2) tahap
pengaruh keyakinan dan aktivitas
perencanaan (desain), 3) tahap realisasi
terhadap kemampuan pemecahan masalah.
(konstruksi), dan 4) tahap tes, evaluasi, dan
Untuk
revisi. Uji coba penelitian ini dilakukan
kemampuan
pada siswakelas V MI NU TBS Kudus
peningkatan keyakinan kelas eksperimen
semester
dan kontrol dengan berdasarkan nilai
Penelitian
genap
2013/2014. siswaakan
ini
Tahun
Pelajaran
Pada
kelas
eksperimen
diminta
untuk
memberikan
respon terhadap perangkat pembelajaran
memperoleh
rata-rata
kevalidan
untuk
perangkat
pembelajaran sebelum diimplementasikan. Analisis
keefektifan
menggunakan
uji
dengan
masalah
siswayang
peningkatan
dengan
menggunakan
rumus
ternormalisasi gain (g) (Hake, 1998). B. PEMBAHASAN validasi
perangkat
pembelajaran yang dikembangkan dengan model PMR berbantuan MCS sebagai berikut: Perang
Validator
kat 1
2
3
4
Rata-
Kri-
rata
teria
5
ketuntasan rata-rata, uji proporsi, uji Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar
siswa
pemecahan masalah dan
Hasil
Analisis data validasi ahli dan menggunakan
MCS
mengetahui
dihitung
yang telah diujicobakan.
praktisi
pemecahan
27
Silabus
4,6
3,9
3,8
4,0
4,1
4,12
Baik
berasal dari kelas yang homogen dengan
RPP
4,8
3,9
3,8
4,1
4,0
4,16
Baik
nilai sig = 0,810.
Buku
4,3
3,8
3,8
4,4
4,2
4,12
Baik
LKS
4,8
3,7
3,9
4,0
4,0
4,11
Baik
TKPM
4,3
3,8
3,8
4,2
4,0
4,02
Baik
4,11
Baik
Rata2
Uji
ketuntasan
rata-rata
kelas
eksperimen dengan KKM 70, uji proporsi, dan uji banding disajikan pada Tabel berikut:
Uji
validitas
butir
soal
tes
kemampuan pemecahan masalah yang terdiri dari 8 soal valid, tingkat reliabilitas tinggi
yaitu
r11 0,818, dengan
No
1
tingkat
2
kesukaran 1 soal dengan tingkat kesukaran
3
Uji
Nilai
Nilai
Statistik
hitung
Tabel
Uji rata-rata
8,81
1,68
Tolak H0
2,25
1,64
Tolak H0
6,43
1,99
Tolak H0
Uji Proporsi Uji banding
Keputusan
mudah, 2 soal dengan katagori sukar, dan 5 Berdasarkan Tabel di atas secara
soal dengan tingkat kesukaran sedang. Kemampuan guru mengelola pembelajaran yang diamati oleh dua pengamat, secara keseluruhan nilai rata-rata kemampuan guru mengelola pembelajaran adalah 4,07 termasuk katagori baik. Rata-rata respon siswa terhadap perangkat pembelajaran yang
dikembangkan
dan
model
pembelajaran yang digunakan adalah 4,23 dan termasuk pada katagori baik, artinya dapat dikatakan respon siswaadalah positif. Hasil uji normalitas kelas yang diajarkan dengan model PMR berbantuan MCS dan kelas yang diajarkan dengan model normal
ekspositori dengan
dalah
nilai
berdistribusi
sig
=
0,200.
Berdasarkan uji homogenitas kedua kelas
Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar
berturut-turut dapat disimpulkan, 1) ratarata hasil TKPM siswa kelas PMR berbantuan MCS telah melampaui KKM, 2) lebih dari 75% siswa kelas eksperimen yang
mendapat
nilai
kemampuan
pemecahan masalah minimal 70, dan 3) kemampuan
pemecahan
masalah
siswayang diajarkan dengan model PMR berbantuan MCS lebih baik dari siswayang diajarkan dengan model ekspositori. Berdasarkan hasil perhitungan uji pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat diperoleh R2 = 0,880 = 88,0 % sedangkan diperoleh
persamaan adalah
regresi
yang
𝑌 = −23.520 +
0,653 X1 + 0,624X 2 variabel
X1
menyatakan
X2
aktivitas,
variabel
28
menyatakan keyakinan, dan variabel Y menyatakan
kemampuan
pemecahan
Hasil
perhitungan
uji
banding
peningkatan diperoleh nilai thitung = 6,63.
masalah. Arti dari persamaan regresi
Nilai
thitung
tersebut bahwa setiap penambahan variabel
thitung
= 1,99 , diperoleh thitung > ttabel.
X1
akan
Berdasarkan kriteria penerimaan dan
menambah nilai TKPM sebesar 0,653 dan
penolakan hipotesis yakni thitung > ttabel.,
setiap penambahan variabel X2 sebesar satu
maka tolak H0 dan terima H1 yang
satuan maka akan terjadi penambahan nilai
artinya
TKPM sebesar 0,624.
kemampuan pemecahan masalah siswa
sebesar
Hasil
satu
satuan,
analisis
uji
maka
peningkatan
yang
jika dibandingkan dengan
rata-rata
diajarkan
peningkatan
dengan
model
PMR
materi pada kelas PMR berbantuan MCS
berbantuan MCS lebih baik dari siswa yang
diperoleh nilai rata-rata yaitu 0,454, artinya
diajarkan dengan model ekspositori. Ketercapaian
peningkatan pemecahan masalah siswa
kemampuan
kelas eksperimen berada pada katagori
pemecahan masalah siswa ini tidak terlepas
sedang dan hasil analisis uji peningkatan
dari
kelas ekspositori diperoleh nilai rata-rata
dikembangkan serta model pembelajaran
yaitu
peningkatan
yang digunakan. Rata-rata pencapaian nilai
masalah
kemampuan pemecahan masalah kelas
0,191,
kemampuan
artinya pemecahan
perangkat
pembelajaran
yang
siswakelas kontrol berada pada katagori
eksperimen pada materi
rendah. Berdasarkan kriteria peningkatan
88,71 secara deskriptif dapat dikatakan
Gain, tes kemampuan pemecahan masalah
bahwa kemampuan pemecahan masalah
siswa dikatakan meningkat, jika kriteria
kelas eksperimen lebih baik dibanding
nilai Gain berada pada katagori minimal
dengan kelas ekspositori yang secara
sedang. kualitas peningkatan keyakinan
empirik
siswa kelas PMR berbantuan MCS sebesar
73,46. Perbedaan rata-rata kemampuan
45,4% dan kelas ekspositori sebesar 19,1%.
pemecahan masalah siswa kelas PMR dan
Dan jika berdasarkan Kriteria interpretasi
kelas ekspositori terjadi karena adanya
indeks gain yang dikemukakan oleh Hake,
perlakuan yang berbeda dalam proses
maka indeks gain keyakinan siswa kelas
pembelajaran.
PMR berbantuan MCS sedang dan kelas
eksperimen
Ekspositori rendah.
model PMR berbantuan MCS, dimana
Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar
memperoleh
yaitu sebesar
rata-rata
Pembelajaran menggunkan
di
sebesar
kelas
pembelajaran
29
model pembelajaran ini lebih menekankan
tidak
keaktifan
proses
berpartisipasi dalam proses pembelajaran,
meningkatkan
dan melibatkan masalah yang kontekstual
keyakinan matematika siswa dan dapat
realistik dalam kehidupan sehari-hari. Hal
mendorong
ini sejalan dengan penelitian Clarke,
siswa
pembelajaran,
dalam
serta
peningkatan
kemampuan
pemecahan masalah.
selalu
abstrak
dan
siswa
ikut
Margarita, dan Fraser (2004: 9) Rendahnya
Temuan ini tidaklah mengherankan,
keyakinan
matematika
siswa
dapat
jika diingat bahwa model Model PMR
mengakibatkan siswa kurang berpartisipasi
berorientasi pada pembelajaran dengan
dalam proses pembelajaran, rendahnya
masalah nyata dalam kehidupan sehari-
struktur pemahaman dan keterampilan
hari, hal itu didasari dari pandangan bahwa
matematika untuk konteks sehari-hari.
matematika sebagai aktivitas manusia.
Kelinearan regresi menunjukkan
Pembelajaran PMR sangat relevan untuk
ada pengaruh signifikan dari keyakinan
meningkatkan
pemecahan
dan aktivitas siswa terhadap kemampuan
masalah, aktifitas serta keyakinan siswa
pemecahan masalah. Jika aktivitas tinggi
Langkah-langkah pembelajaran model PMR
maka prestasi belajar juga akan tinggi. Hal
sejalan dengan langkah tahap pemecahan
ini sejalan dengan penelitian dari Nataria
masalah
Polya,
(2010) yang menyatakan bahwa adanya
dijelaskan oleh Treffers dan Goffree dalam
pengaruh positif antara aktivitas siswa
Armanto (2002: 24) langkah-langkah model
dengan prestasi belajar mereka. Begitu juga
PMR,
masalah
dengan siswa yang memiliki keyakinan
kontekstual yang realistik, 2) Menjelaskan
matematika yang kuat cenderung memiliki
masalah kontekstual yang realistik, 3)
hasil belajar yang tinggi pula. Keyakinan
Menyelesaikan masalah kontekstual yang
belajar siswa juga memiliki pengaruh
realistik,
dan
terhadap kemampuan pemecahan masalah
mendiskusikan jawaban kontekstual yang
siswa. Hal ini sejalan dengan hasil .
realistik, 5) Menyimpulkan.
Penelitian Anderson et al. (2006) dalam
yang
yakni:
4)
Dengan
kemampuan
diusulkan
1)
oleh
Memahami
Membandingkan
pembelajaran
PMR
penelitiannya terhadap siswa SMP dan
berbantuan MCS keyakinan siswa akan
SMU di Kanada memperoleh hasil ada
semakin
hubungan antara keyakinan matematika
meningkat,
karena
dalam
pembelajaran PMR materi pembelajaran Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar
30
siswa dengan level kemampuan pemecahan
PMR berbantuan MCS. Hal ini sesuai
masalah matematika.
dengan pendapat Munandar (2004: 12)
Hasil analisis uji pengaruh secara
bahwa
perkembangan
optimal
bersama-sama karakter keyakinan siswa
kemampuan
dan aktivitas siswa terhadap kemampuan
berhubungan erat dengan cara mengajar.
pemecahan masalah siswa menunjukkan bahwa karakter keyakinan dan aktivitas siswa secara bersama-sama mempengaruhi secara
positif
pemecahan
terhadap
masalah.
kemampuan
Pengaruh
positif
tersebut terjadi karena keyakinan yang optimal meningkatkan kualitas belajar siswa (Suryanto, 2001:7) dan aktivitas siswa secara optimal juga meningkatkan kemampuan belajar siswa (Mulyasa, 2008: 88)
sehingga
akan
meningkatkan
kemampuan pemecahan masalah. Jadi keyakinan
siswa
dan
aktivitas
siswa
merupakan dua hal yang saling berkaitan dan
saling
meningkatkan
memperkuat kemampuan
untuk
pemecahan
masalah secara optimal Hasil
perhitungan
uji
Gain
menunjukkan bahwa kedua kelas terjadi peningkatan, pemecahan
peningkatan masalah
kemampuan
kelas
eksperimen
dengan rata-rata 0,454 dan kelas kontrol dengan
peningkatan
rata-rata
0,191.
Perbedaan peningkatan ini terjadi karena kelas eksperimen mendapat
perlakuan
dengan menggunakan model pembelajaran Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar
pemecahan
dari
masalah
. C. SIMPULAN Perangkat dikembangkan
pembelajaran dengan
model
yang PMR
berbantuan MCS adalah valid. Validnya perangkat
pembelajaran
yang
telah
dikembangkan didukung oleh data hasil penelitian validasi dari validator ahli dan praktisi. Perangkat pembelajaran yang dikembangkan adalah praktis, hal ini terlihat
pada
kemampuan
respon guru
postif dalam
pembelajaran
dengan
berbantuan
MCS.
siswadan mengelola
model
PMR
Pembelajaran
matematika dengan menerapkan model PMR berbantuan MCS adalah efektif, karena memenuhi kriteria: (1) diperolehnya rata-rata
skor
kemampuan
pemecahan
masalah siswayang melampaui nilai KKM 70 dan lebih dari 75% dari seluruh siswadi kelas eksperimen mencapai nilai KKM, (2) terdapat perbedaan yang signifikan antara kelas yang diajarkan dengan model PMR berbantuan MCS dan kelas yang diajarkan dengan model ekspositori, artinya hasil
31
TKPM , (3) terdapat pengaruh antara
www.doc.utwente.nl/58710/1/thesis_
keyakinan dan aktivitas siswa secara
Armanto.pdf (diunduh 27 Desember
bersama-sama
2013 )
pemecahan
terhadap
masalah,
peningkatan
kemampuan
dan
kemampuan
(4)
terjadi
Athar. 2012. “Pengembangan Pembelajaran
pemecahan
Matematika
dengan
Pendekatan
masalah siswa pada kelas PMR berbantuan
Pendidikan
MCS dengan kriteria peningkatan sedang
(PMR)
Berbasis
dan peningkatan kemampuan pemecahan
Rakyat
Melayu
masalah siswa pada kelas ekspositori
Seminar Nasional Matematika dan
dengan kritiria peningkatan rendah .
Pendidikan Matematika di Jurusan
Matematika
Realistik
Budaya Riau”.
Cerita
Makalah.
Pendidikan
Matematika
Univerisitas
Negeri
FMIPA
Yogyakarta.
Yogyakarta, 10 November 2012.
DAFTAR PUSTAKA
Clarke, D., Margarita, B., dan Freser, S. Anderson, J., et al. 2006. “Student and
2004.
“The
Consequences
of
a
School Correlates Of Mathematics
Problem-Based
Achievement: Models Of School
Curriculum”.
Performance Based On Pancanadian
Educator. Vol. 14 No. 2. Hal. 7–16.
Student
http://www.merga.net.au (diunduh 12
Assessment”.
Canadian
Journal Of Education, Vol. 29 No. 3. Hal.
706-730.
Factors-in-math-and-science-EN.pdf .
Related
D.
Multiplication
2002. and
Student’s Beliefs:
Conceptual
“Teaching
Mathematics
Eynde, Corte, dan Verschaffel, L. 2002. “Framing
Armanto,
The
Oktober 2013).
www.cmec.ca/.../PCAP-13-2007-
( diunduh 27 Desember 2013 )
Mathematics
Mathematics-
A
Quest
for
Clarity
and
a
Comprehensive
Categorization”.
Division
Dalam G.C., Pehkonen, W., dan
Realistically in Indonesian Primary
Torner (Eds.), Beliefs; A Hidden
Schools:
Variable in Mathematics Education?
A
Prototype
Instructional
Theory”.
of
Local
Doctoral
Dissertation. Enschede: University of
London:
Kluwer
Academics
Publisher. Hal. 13-37.
Twente. Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar
32
Hake, R. 1998. “Interactive-Engagement
Masalah
Versus Traditional Methods: A Six-
Seminar
Thousand-Student
Of
Matematika dalam Pengembangan
Mechanics Test Data For Introductory
Potensi Daerah: Pendidikan, Industri
Physics
dan Sistem Informasi di UNSUD
Survey
Courses”.
American
Association of Physics Teachers, Vol. 66
No.
1.
Hal.
64-74.
Matematika”.
Makalah.
Nasional
Konstribusi
Purwokerto. Stephen, M., W. Franklin, A. Elizabeth, K.
http://web.mit.edu/rsi/www/2005/mis
Juma, & O. Patrick. 2011. Teaching
c/minipaper/papers/Hake.pdf
Computer Programming in the 21st
(diunduh 23 Oktober 2013).
Century.
International
Journal
of
Science and Technology (IJST), 1(6): Heuvel & Panhuizen. 1996. Assessment and Realistic
Mathematics
Education.
247-252.Sudjana.
2005.
Metoda
Statistika. Bandung: Tarsito.
Utrecht: Freudenthal Institute. Heuvel & Panhuizen. 2003. “The Didactical Use
Of
Models
In
Realistic
Sugiman. 2008. Peningkatan Keyakinan Matematik
melalui
Pembelajaran
Mathematics Education: An Example
Matematika Realistik. Yogyakarta:
From A Longitudinal Trajectory On
Universitas Negeri Yogyakarta.
Percentage”. Educational Studies In
Suryanto,
dkk.
2010.
Pendidikan
Mathematics. Vol 54. Hal. 9–35.
Matematika
www.fisme.science.uu.nl/staff/marjah
(PMRI). Jakarta: IP-PMRI
/.../3_vdHeuvel-Panhuizen.pdf
Mata Pelajaran Matematika SMP/MI
Mulyasa, E. 2008. Standar Kompetensi dan
untuk
Optimalisasi
Sertifikasi Guru. Bandung: Remaja
Pelajaran
Rosdakarya.
P4TK
2004.
“Faktor-Faktor
Indonesia
Wardhani, S. 2008. Analisis SI dan SKL
.(diunduh 3 Mei 2013).
Rochmad.
realitik
Tujuan
Matematika. Yogyakarta: Matematika.
yang
Mempengaruhi dalam Memecahkan
Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar
Mata
33
Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar
34