PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA MATERI KELILING DAN LUAS PERSEGI PANJANG DENGAN METODE POWER TEACHING Oleh : Nila Ubaidah, Hevy Risqi Maharani Universitas Islam Sultan Agung Semarang
ABSTRAK Matematika sebagai salah satu ilmu dasar telah berkembang pesat, baik materi maupun kegunaannya. Pendidikan matematika diharapkan mampu menumbuh kembangkan kemampuan dan membentuk pribadi peserta didik dalam menyampaikan pelajari berbagai ilmu pengetahuan. Berhasilnya suatu pendidikan tidak lepas dari kegiatan belajar mengajar di sekolah, peran guru dalam melaksanakan pengajaran sangat menentukan berhasil tidaknya suatu pendidikan. Guru diharapkan dapat memilih salah satu metode pembelajaran yang juga merupakan fokus kajian penelitian ini adalah power taeching. Penelitian ini mengkaji sebagai berikut. (1) bagaimana menerapkan langkah-langkah metode power teaching dalam pembelajaran matematika yang dapat meningkatkan kemampuan peserta didik memahami materi keliling dan luas persegi panjang? (2) Apakah pendekatan power teaching dalam pembelajaran matematika efektif digunakan untuk mengajarkan materi keliling dan luas persegi panjang? Untuk menjawab masalah ini, penelitian ini dirancang dengan rancangan penelitian tindakan kelas serta dilaksanakan pada peserta didik kelas III SD N 1 Bulak Kecamatan Rowosari Kabupaten Kendal. Penelitian ini menggunakan observasi, angket, hasil tes belajar sebagai instrumen dalam pengumpulan data. Dari hasil penelitian ini ditemukan bahwa (1) penerapan langkah-langkah metode power teaching dalam pembelajaran matematika dapat membantu peserta didik memahami materi keliling dan luas persegi panjang. Hal ini dapat dilihat pada rata-rata hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik. Pada siklus I, rata-rata hasil yang dicapai yaitu 68, 43. Pada siklus II, rata-rata hasil belajar yang dicapai yaitu 72,31. Rata-rata ketuntasan hasil belajar peserta didik secara klasikal pada siklus I yaitu 66,67% dan pada siklus II yaitu 86,67%. Rata-rata kinerja guru pada siklus I sebesar 2,65 dan pada siklus II sebesar 3,35 juga mengalami peningkatan sebesar 0,7. Rata-rata kinerja peserta didik pada siklus I sebesar 2,7 dan pada siklus II sebesar 3,2. (2) Karena kinerja guru dan kinerja peserta didik, aktivitas peserta didik dalam proses pembelajaran termasuk dalam kategori efektif, respon peserta didik terhadap pembelajaran adalah positip dan ketuntasan secara klasikal tercapai maka pendekatan power teaching efektif digunakan untuk mengajarkan materi keliling dan luas persegi panjang. Berdasarkan temuan penelitian ini, diberikan beberapa saran sebagai berikut; (1) bagi guru mata pelajaran matematika agar menerapkan metode power taching pada materi keliling dan luas persegi panjang yang dapat meningkatkan hasil belajar matematika dan
Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar
9
aktivitas siswa. (2) Guru hendaknya menciptakan suasana pembelajaran matematika yang menyenangkan, dialogis dan demokratis. Kata kunci : power teaching,keliling dan luas, persegi panjang.
(2001: 1) berpendapat bahwa penyebab
A. PENDAHULUAN Matematika
dasar
kesulitan belajar peserta didik dapat
memegang peranan yang sangat penting
bersumber dari diri peserta didik juga dari
dalam pengembangan sains dan teknologi,
luar diri peserta didik, misalnya cara
karena matematika merupakan sarana
penyajian materi pelajaran atau suasana
berpikir
pembelajaran yang dilaksanakan.
untuk
sebagai
ilmu
menumbuhkembangkan
daya nalar, cara berpikir logis, sistimatis
Soedjadi
(2001:
3)
mengatakan
dan kritis. Peranan matematika ini tidak
untuk memilih suatu strategi yang dapat
hanya terasa dalam bidang matematika
mengaktifkan peserta didik dalam belajar
tetapi aplikasinya juga pada bidang lain.
dapat diwujudkan dengan dua cara yaitu
Usaha
1. mengoptimalkan keikutsertaan unsur-
untuk
meningkatkan
pendidikan, matematika
khususnya
pendidikan
2. mengoptimalkan keikutsertaan seluruh
bahkan terus menerus diupayakan. Upaya
sense (seluruh indra, emosi, karsa,
peningkatan proses pembelajaran terus
karya dan nalar) peserta didik.
dan
banyak
unsur proses mengajar belajar dan
dilakukan,
dilakukan
telah
kualitas
dikembangkan
untuk
Salah
satu
faktor
yang
mencapai tujuan pendidikan matematika.
mempengaruhi cara belajar anak adalah
Namun, materi matematika sampai saat ini
persepsi,
masih dirasakan sulit dalam memahaminya
memperoleh
oleh sebagian besar peserta didik atau ada
Persepsi
beberapa peserta didik yang merasa takut
mendengar, melihat, mengecap, mencium
mempelajari
dan merasa. Modalitas visual menyangkut
sekolah
dasar
matematika (SD)
mulai
sampai
dari
sekolah
yaitu
dan
lanjutan. Hal ini dapat disebabkan oleh
modalitas
karena matematika yang abstrak. Soedjadi
pendengaran
Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar
makna
diawali
penglihatan
bagaimana dari
lima
dan
lingkungan.
indera
bayangan
pendengaran
anak
yaitu:
mental,
merujuk
pada
pembicaraan,
dan 10
modalitas kinestik merujuk gerakan besar
(Depdiknas, 2004). Namun pembelajaran
dan kecil (Istiadi, 2006). Sementara itu,
matematika selama ini kurang memberikan
menurut Slameto (2003) hasil belajar
perhatian
dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik
kemampuan berpikir tingkat tinggi seperti
faktor dari dalam (internal) atau faktor dari
kemampuan berpikir kreatif matematis.
luar (eksternal). Faktor internal antara lain
Padahal, kemampuan ini sangat penting,
faktor fisiologis dan psikologis (misalnya
karena dalam kehidupan sehari-hari setiap
kecerdasan,
dan
orang selalu dihadapkan pada masalah-
kemampuan kognitif), sedangkan faktor
masalah yang harus dipecahkan dan
eksternal antara lain faktor lingkungan dan
menuntut
instrumental (misalnya guru, kurikulum,
menemukan
termasuk
permasalahan yang dihadapi.
motivasi,
di
prestasi,
dalamnya
perangkat
pembelajaran dan media pembelajaran). Permasalahan
lain
dalam
terhadap
pengembangan
pemikiran
kreatif
berbagai
solusi
untuk dari
Pelaksanaan proses belajar mengajar guru
matematika
pada
umumnya
pembelajaran di sekolah menurut Pretorius
menggunakan metode pembelajaran yang
(2010) adalah mengabaikan pembelajaran
berpusat
yang merangsang kedua belah otak yaitu
konvensional.
otak kanan dan otak kiri untuk berpikir
pembelajaran yang berpusat pada aktivitas
dan
Pretorius
guru menyebabkan peserta didik cepat
menyatakan bahwa banyak peserta didik,
jenuh dan kurang tertarik mengikutinya
terutama peserta didik yang dominan
secara sunguh-sunguh.
menggunakan otak kanan untuk belajar,
menyebabkan sikap peserta didik terhadap
tidak efektif, tidak efisien dan kadang-
mata pelajaran matematika sangat rendah.
kadang
Rendahnya sikap peserta didik berdampak
belajar.
Lebih
gagal
lanjut
dalam
cara
mereka
pada
guru
seperti
Penggunaan
metode
Hal ini dapat
memperoleh atau mengerti pengetahuan
terhadap
baru.
menjadi berkurang, karena pembelajaran Melalui pembelajaran matematika,
peserta
didik
kemampuan
diharapkan
berpikir
sistematis,
kritis,
dan
memiliki
kemampuan
memiliki
logis,
analitis,
kreatif,
pemahaman
metode
peserta
didik
tidak berjalan secara efektif. Gambaran negatif terhadap pelajaran matematika
sebenarnya
dapat
serta
diminimalkan yaitu dengan penggunaan
bekerjasama
metode dan media yang sesuai dengan
Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar
10
kondisi peserta didik (Zaenuddin, 2010).
Amerika Utara sejak 1999 oleh Biffle.
Dengan
Power
demikian
peneliti
dapat
teaching
adalah
menciptakan suasana yang menyenangkan
pembelajaran
di kelas sehingga membuat peserta didik
sistem manajemen kelas yang efektif
mampu menangkap konsep materi yang
dengan pendekatan pembelajaran yang
disampaikan guru dengan baik dan peserta
menekankan cara otak belajar yang terbaik
didik tidak hanya membayangkan konsep-
(Biffle:
konsep materi yang mereka pelajari. Atas
mengajarkan metode pembelajaran yang
dasar kenyataan inilah, guru matematika
menekankan pembelajaran aktif dengan
sebagai salah satu faktor penentu dalam
cara mengenali prinsip belajar peserta
keberhasilan
pembelajaran
didik yang dibagi menjadi tiga bagian
mengelola
yaitu visual, verbal, dan body/kinestetic.
pembelajaran matematika dengan baik
Strategi inti dari power teaching adalah
sehingga pembelajaran dapat berjalan
bagaimana
efektif dan menyenangkan. Proses belajar
audience dalam hal ini adalah peserta didik
yang menyenangkan bisa meningkatkan
sehingga mereka lebih terfokus pada
motivasi belajar yang tinggi bagi peserta
materi
didik guna menghasilkan produk belajar
suasana
yang berkualitas (Fuady: 2010). Guru
Pembelajaran power teaching dimulai
sebagai
dalam
dengan menarik perhatian peserta didik
mengembangkan
dengan memberikan seruan sapaan kepada
matematika
dalam harus
dapat
penanggung
pembelajaran
untuk
jawab
yang
metode
1999).
yang
cara
mengintegrasikan
Konsep
menarik
diberikan yang
perhatian
guru
dengan
menyenangkan.
proses berpikir peserta didik sehingga
kelas,
peserta didik memiliki kemampuan untuk
gerakan-gerakan simbolik yang bermakna,
menjadi
selalu
saling mengajarkan pada peserta didik,
serta
pemberian skor penilaian terhadap aktifitas
mengembangkan potensi peserta didik
kelas, tangan terkatup dan memeriksa
untuk
pemahaman peserta didik atas pelajaran.
mandiri
tergantung
dapat
dan
pada
tidak guru
menggunakan
seluruh
potensinya yang dimiliki guna mengikuti pembelajaran tersebut. Pembelajaran power teaching adalah metode pembelajaran yang dikenalkan di Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar
mengajar
tersebut
sambil
melakukan
Guru di sekolah bukanlah satusatunya
sumber
pengetahuan,
tetapi
merupakan bagian integral dalam sistem pembelajaran.
Berkaitan
dengan 11
diberlakukannya Satuan
Kurikulum
Pendidikan
Tingkat
materi yang diberikan guru. Harus ada
memberikan
interaksi, karena metode pembelajaran
kewenangan kepada sekolah dan guru
yang
untuk
menyusun
ada
selama
ini
cenderung
sendiri
kurikulum
menimbulkan kebosanan pada peserta
akan
diajarkan,
didik.
pembelajaran
yang
prinsip-prinsip
tentu dapat menjadi roh
Buzan
dalam
Palasigue
(2009)
dari setiap silabus yang disusunnya serta
berpendapat bahwa power teaching adalah
melaksanakan dalam pembelajaran.
pendekatan pembelajaran yang berasal dari deskripsi
1.
dalam
Palasigue
fungsi
hemisphere otak kiri dan otak kanan.
Pembelajaran Power Teaching Buzan
neurolinguistic
(2009)
Schuster and Vincent dalam Palasigue
berpendapat bahwa power teaching adalah
(2009) menambahkan bahwa aspek lain
pendekatan pembelajaran yang berasal dari
dari power teaching adalah mengelola
deskripsi
seluruh sistem iklim emosional, untuk
neurolinguistic
fungsi
hemisphere otak kiri dan otak kanan.
mengurangi
Selanjutnya Buzan menyatakan bahwa
thinking yang terjadi selama keadaan yang
power
proses
sukar. Lebih lanjut Buzan dalam Palasigue
membuat
(2009) menyatakan bahwa power teaching
teaching
pembelajaran
menekankan
aktif,
dimana
downshifting
atau
primal
koneksi antara kedua hemisphere otak.
merupakan imaging
Pembelajaran
sebagai dasar pemahaman. Untuk alasan
power
teaching
dikembangkan oleh Biffle, Vanderfin dan
ini
Rektad (1999) di Amerika Utara sejak
memvisualisasikan
1999.
untuk
Konsep
pembelajaran
tersebut
peserta
didik
yang dipandang
didorong dan
mengembangkan
untuk
menggambar ide-ide
baru.
mengajarkan metode pembelajaran dengan
Biffle, Vanderfin dan Rektad (1999)
cara mengenali prinsip belajar peserta
berpendapat bahwa metode pembelajaran
didik yang dibagi menjadi tiga bagian
dalam sistem ini membuat daya ingat yang
yaitu visual, verbal, dan body/kinestetic.
kuat dan berlangsung pembelajaran yang
Strategi inti dari power teaching adalah
efektif.
bagaimana
cara
menarik
perhatian
Ada
enam
teknik
pembelajaran
audience dalam hal ini adalah peserta didik
dalam power teaching menurut Biffle
sehingga mereka lebih terfokus pada
(2010) yaitu: (1) Class – Yes, (2) The
Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar
12
Scoreboard, (3) Teach-Okay, (4) Hands
gerakan-gerakan, kurang serius, dan
and Eyes, (5) Switch dan (6) Mirror.
lain-lain), guru akan memberikan
Keenam
skor 1 atau tanda centang pada
teknik
tersebut
dijelaskan
kolom "kurang memuaskan". Ketika
sebagai berikut. 1.
2.
Class-Yes
guru memberikan skor pada kolom
Teknik ini digunakan untuk menarik
"memuaskan", peserta didik akan
perhatian
Guru
berseru "bagus !" sambil membuat
memberikan sapaan “Class” dan
"gesture" gembira. Tetapi bila guru
peserta didik menjawab “Yes”. Kalau
memberikan
guru
"kurang memuaskan", peserta didik
peserta
berseru
didik.
dengan
kecepatan,
skor
pada
kolom
gerakan, dan irama tertentu, “Class-
akan
Class”, peserta didik menjawa “Yes-
membuat "gesture" kecewa. Dalam
Yes” dengan kecepatan, gerakan dan
hal masih "kurang memuaskan",
irama meniru guru.
guru dapat menawarkan kepada para
The Scroreboard
peserta
Guru membuat kolom penilaian di
kegiatan.
papan tulis, yang terdiri dari 2
3.
berseru
didik
"waaah..."
untuk
sambil
mengulang
Teach-Okay
kolom: "memuaskan" dan "kurang
Kalau guru berseru, "Teach!" Peserta
memuaskan" (bisa diganti dengan
didik menjawab, "Okay!" , lalu
gambar emotikon "gembira" dan
peserta didik menghadap ke teman
"kecewa").
guru
sebelahnya dan mengajarkan apa
memberitahukan kepada para peserta
yang diminta. Kegiatan berlangsung
didik bahwa bila para peserta didik
sampai guru berseru, "Class..!", dan
dapat
peserta
melakukan
Lalu
dengan
baik
didik
langsung
berhenti
aktivitas "saling mengajarkan" yang
mengajar teman dan menghadap lagi
diminta oleh guru, maka guru akan
ke guru sambil berseru, "Yes...".
memberikan skor 1
Kalau
atau tanda
guru
berseru
centang pada kolom "memuaskan".
kecepatan,
Tetapi bila sebaliknya (atau kurang
tertentu, "Class...!"
baik, misalnya ada peserta didik
Peserta
yang belum terlibat, belum memakai
kecepatan,
Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar
gerakan,
didik
dan
menjawab
gerakan,
dan
dengan irama
dengan irama 13
meniru
4.
guru,
"Yes..."
Lalu
menghadap ke teman sebelahnya dan
pembicara
mengajarkan apa yang diminta.
mendengarkan dan pendengar belajar
Kegiatan berlangsung sampai guru
untuk
berseru, "Class..!", dan peserta didik
kelompok pertama mengajarkan pada
langsung berhenti mengajar teman
kelompok kedua dan guru berkata,
dan menghadap lagi ke guru sambil
“switch”
berseru, "Yes..".
menjawab
Hands and Eyes
kelompok pertama mengajarkan pada
Teknik ini digunakan untuk ajakan
kelompok
agar peserta didik menaruh perhatian
mengajarkan harus disertai gerakan
penuh pada guru dan apa yang
yang bermakna.
diajarkan Ketika guru bicara, kadang
6.
belajar
berbicara.
untuk
Guru
maka
meminta
peserta
switch,
didik
kemudian
kedua.
Dalam
Mirror
perhatian anak tersita pada aktivitas
Jika
lain. Untuk membantu peserta didik
maka
memfokuskan perhatian, maka guru
“Mirror” kemudian peserta didik
meminta peserta didik mengatupkan
menirukan gerak tubuh guru sambil
kedua tangan dan meletakkannya di
memperhatikan guru.
depan,
sambil
guru
mengatakan
peserta
didik
“Mirror” menjawab
mengarahkan
perhatian penuh kepada guru. Seruan
Pembelajaran
guru, "Hands and Eyes..!", akan
Metode Power Teaching
dijawab oleh peserta didik dengan
5.
perintah switch sangat berguna agar
Metode
Matematika
pembelajaran
dengan
yang
seruan yang sama, "Hands and
digunakan dalam penelitian ini adalah
Eyes", lalu peserta didik meletakan
metode pembelajaran power teaching yang
tangannya
dikembangkan oleh peneliti. Beberapa
diatas
meja
dan
memperhatikan guru.
modifikasi yang dilakukan peneliti dalam
Switch
pembelajaran metode pembelajaran power
Ketika menggunakan Teach-Okay,
teaching
mungkin ada beberapa peserta didik
scoreboard dan hand and eyes serta
yang berbicara terus atau yang hanya
menambah teknik discuss-okay.
yaitu
menghilangkan
teknik
mendengarkan terus. Dalam hal ini Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar
14
Teknik ”discuss-okay” digunakan agar peserta didik dapat berdiskusi dengan teman
dalam
kelompoknya
untuk
menirukan apa yang dikatakan dan dilakukan oleh guru. 3. Teknik mirror
menyelesaikan tugas. Jika guru berkata
Guru tepuk tangan dua kali dan
discuss, maka peserta didik menjawab
mengatakan mirror, kemudian guru
okay, lalu membentuk kelompok dan
menjelaskan materi atau menguatkan
menyelesaikan tugas. Kegiatan diskusi ini
kesimpulan
peserta didik dituntut dapat bekerja sama
gesture
dan dapat saling mengajarkan sesama
bermakna)
teman dalam kelompok. Modifikasi dalam
memperhatikan
metode pembelajaran power teaching yang
gerakan guru tanpa bersuara.
digunakan dalam penelitian ini sebagai
Guru
1. Teknik class yes
peserta
memberikan
(gerakan dan
disertai
tubuh
yang
peserta
didik
serta
menirukan
menjelaskan didik
dan
menyuruh
menjelaskan
atau
kepada
mempresentasikan materi kembali atau
mengatakan
guru langsung menyuruh peserta didik
class, peserta didik menjawab yes.
menjelaskan/mempresentasikan materi
Teknik ini digunakan agar peserta
kepada
didik
kelompok/teman satu kelas dan peserta
peserta
didik
sapaan
diskusi
4. Teknik switch
berikut.
Guru
hasil
dengan
memperhatikan
guru
atau
pasangannya/teman
dalam
menghentikan kegiatan yang sedang
didik yang lain harus mendengarkan.
dilakukan.
1. Jika
mengatakan
switch
”nama peserta didik” maka peserta
2. Teknik teach okay Guru
guru
menjelaskan
materi
atau
didik
yang
disebut
namanya
menguatkan kesimpulan hasil diskusi
menjawab okay dan maju ke depan
dengan disertai gesture (gerakan tubuh
untuk presentasi atau menjelaskan
yang bermakna), guru tepuk tangan
di depan kelas.
dua kali dan mengatakan teach, peserta
2. Jika guru mengatakan switch one
didik membalas tepuk tangan dua kali
artinya peserta didik dengan nomor
dan
satu
menjawab
mengajar
okay
pasangannya
kemudian dengan
(duduk
sebelah
kanan)
menjawab okay dan menjelaskan materi kepada pasangannya dan
Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar
15
jika guru mengatakan switch two
3. Menyampaikan standart kompetensi,
artinya peserta didik dengan nomor
kompetensi
dua
pencapaian, dan tujuan pembelajaran
(duduk
sebelah
kiri)
menjawab okay dan menjelaskan materi kepada pasangannya.
dengan teknik class yes.
akan dipelajari atau hubungan materi
menyuruh
berdiskusi
indikator
4. Menyampaikan kegunaan materi yang
5. Teknik discuss okay Guru
dasar,
peserta
(menyelesaikan
didik LKPD)
dengan
materi
lain
menggunakan
teknik class yes.
dalam kelompok dengan cara tepuk
5. Mengungkap apersepsi dengan teknik
tangan dua kali dan mengatakan
tanya jawab, selanjutnya disimpulkan
discuss,
guru dengan menggunakan teach okay,
peserta
didik
membalas
dengan tepuk tangan dua kali dan menjawab
okay
mendiskusikan
kemudian
kegiatan
yang
diberikan guru secara berkelompok.
swicth atau mirror. Kegiatan Inti Tahap
ini
merupakan
merestukturisasi
ide
yang
proses meliputi
Berdasarkan metode pembelajaran
klarifikasi terhadap ide, mengkonstruksi
power teaching dan teori pembelajaran
ide dan mengevaluasi ide yang baru.
dibuatlah modifikasi sintaks pembelajaran
Kegiatan yang dilakukan sebagai berikut.
metode power teaching sebagai berikut.
1. Peserta
didik
berdiskusi
sampai
Pendahuluan
menemukan konsep dengan teknik
Tahap ini merupakan proses memotivasi
discuss okay.
peserta
didik
pembelajaran,
mengawali
proses
penyampaian
tujuan
pembelajaran, dan mengungkap konsepsi awal meliputi kegiatan sebagai berikut. 1. Memberikan salam dan mengecek kehadiran peserta didik.
teaching
beserta
mainnya.
Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar
didik
menjelaskan
materi/konsep yang ditemukan kepada temannya dengan teknik switch. 3. Guru
menguatkan/menyimpulkan
materi/konsep dengan teknik teach okay, switch atau mirror.
2. Menyampaikan metode pembelajaran power
2. Peserta
aturan
Tahap
ini
merupakan
pengembangan
materi dan aplikasi konsep. Pada tahap ini peserta didik diberi permasalahan yang
16
harus
diselesaikan
dengan
kegiatan
sebagai berikut. 1. Peserta
dilaksanakan di SD N Bulak 1 Kecatan Rowosari Kabupaten Kendal.
didik
berdiskusi
pada
Subjek penelitian ini adalah siswa
kelompoknya untuk mengerjakan soal
kelas III SD N Bulak 1 Kecatan Rowosari
dalam lembar kegiatan peserta didik
Kabupaten Kendal yang berjumlah 30
dengan teknik discuss okay.
siswa yang terdiri dari 12 siswa putra dan
2. Peserta didik presentasi/menjelaskan
18 siswa putri.
penyelesaian soal kepada temannya
Jenis Data
dengan teknik switch.
a. Data mengenai hasil belajar
3. Guru
menguatkan/menyimpulkan
b. Data mengenai kinerja guru dalam
penyelesaian soal dengan teknik teach okay, switch atau mirror.
pembelajaran c. Data mengenai kinerja siswa dalam pembelajaran
Penutup Tahap ini merupakan tahap konfirmasi. Peserta
didik
diarahkan
d. Data mengenai aktivitas siswa dalam
membuat
diskusi kelompok
rangkuman sebagai review pembelajaran yang
dilakukan.
Guru
memperjelas
Alat Pengumpulan Data
kesimpulan menggunakan teknik teach
a.
Tes Formatif
okay, switch atau mirror.
b.
Lembar obsevasi guru
Evaluasi
c.
Lembar observasi siswa
1. Peserta didik diberikan tes lisan dan
d.
Lembar observasi aktivitas diskusi
atau tes tertulis.
kelompok
2. Peserta didik diberikan tugas rumah, yang harus diselesaikan di rumah dan dievaluasi pada pertemuan berikutnya.
1.
Prosedur Penelitian Penelitian ini merupakan Penelitian
Tidakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam 2 (dua) siklus, masing-masing
Penelitian
yang
siklus dilaksanakan dalam 4 (empat) tahap,
berjudul “Pembelajaran matematika pada
yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan,
materi keliling dan luas persegi panjang
dan refleksi. Prosedur kerja tersebut secara
dengan
garis besar dapat dijelaskan pada bagan di
metode
tindakan
power
kelas
teaching”
ini
bawah ini. Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar
17
target dalam peningkatan kemampuan Rev. Perencanaan
Tindakan
Pengamatan
Perencanaa n
Tindakan
Pengama tan
penalaran matematika, jadi perlu diadakan siklus 2 untuk mencapai target yang diinginkan. Berdasarkan hasil tes siklus 2, diperoleh rata-rata siswa sebesar 72,31. Banyaknya siswa yang memperoleh nilai lebih dari atau sama dengan 70 ( 70)
Refleksi Refleksi
atau dapat dikatakan tuntas sebanyak 26 siswa atau 86,67%. Jumlah tersebut telah
Gambar 3.1 Prosedur Penelitian
mencapai
target
dari
indikator
Keterangan
:
keberhasilan
pembelajaran
yaitu
Siklus 1
=
banyaknya siswa yang yang memperoleh
Siklus 2
= ----------------------
nilai lebih dari atau sama dengan 70 ( 70) atau dapat dikatakan tuntas minimal 75% dari banyaknya siswa kelas III dan tidak perlu diadakan tindakan lebih lanjut.
B. PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil observasi kinerja
Pembahasan siklus 1 dan siklus 2 Pembahasan dalam penelitian ini meliputi
pembahasan
tentang
guru pada siklus 1 dan 2, yaitu pada siklus 1
hasil
penilaian
observasi
terhadap
pembelajaran matematika pada materi
kinerja guru diperoleh skor rata-rata 2,65
keliling dan luas persegi panjang untuk
dengan
meningkatkan kemampuan siswa kelas III
pembelajaran
SD N Bulak 1 Kecamatan Rowosari
tersebut belum mencapai target, jadi perlu
Kabupaten
diadakan siklus 2 untuk mencapai target
Kendal
tahun
2013/2014.
kriteria
kinerja
baik.
Hasil
dalam
penilaian
Berdasarkan hasil tes formatif pada siklus
yang
1 dan 2 yaitu pada siklus 1 diperoleh rata-
observasi kinerja guru pada siklus 2, hasil
rata siswa sebesar 68,43. Banyaknya siswa
penilaian observasi terhadap kinerja guru
yang memperoleh nilai lebih dari atau
diperoleh skor rata-rata 3,35 dengan
sama dengan 70
( 70) atau
diinginkan.
guru
Berdasarkan
hasil
dapat
kriteria kinerja guru dalam pembelajaran
dikatakan tuntas sebanyak 20 siswa atau
sangat baik. Hasil penilaian tersebut telah
66,67%. Jumlah tersebut belum mencapai
mencapai
Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar
target
dari
indikator 18
keberhasilan
pembelajaran
jadi
dapat
diskusi kelompok pada siklus 2, hasil
dikatakan tuntas dan tidak perlu diadakan
penilaian
observasi
terhadap
aktivitas
tindakan lebih lanjut.
diskusi kelompok diperoleh skor rata-rata
Berdasarkan hasil observasi kinerja
3,10 dengan kriteria aktivitas diskusi
siswa pada siklus 1 dan 2 yaitu pada siklus
kelompok baik. Hasil penilaian tersebut
1
telah
hasil
penilaian
observasi
terhadap
mencapai
target
dari
kinerja siswa diperoleh skor rata-rata 2,7
keberhasilan
dengan
dikatakan tuntas dan tidak perlu diadakan
kriteria
pembelajaran
kinerja
baik.
siswa
Hasil
dalam
penilaian
pembelajaran
indikator
jadi
dapat
tindakan lebih lanjut.
tersebut belum mencapai target, jadi perlu
Secara umum proses pembelajaran
diadakan siklus 2 untuk mencapai target
yang berlangsung disetiap siklus sudah
yang
hasil
berjalan dengan baik, hal ini ditunjukkan
observasi kinerja siswa pada siklus 2 hasil
dengan semua tahapan yang ada dalam
penilaian observasi terhadap kinerja siswa
pembelajaran
diperoleh skor rata-rata 3,2 dengan kriteria
teaching sudah dilaksanakan dengan baik.
diinginkan.
Berdasarkan
kinerja siswa dalam pembelajaran sangat baik.
Hasil
penilaian
tersebut
mencapai
target
dari
keberhasilan
pembelajaran
telah
indikator
pembahasan
menunjukkan keberhasilan
metode
di
bahwa telah
power
atas
indikator
tercapai.
Ada
dapat
peningkatan hasil belajar dan aktivitas
dikatakan tuntas dan tidak perlu diadakan
siswa dalam kegiatan belajar melalui
tindakan lebih lanjut.
metode power teaching pada materi
Berdasarkan
jadi
Dari
melalui
observasi
keliling dan luas persegi panjang siswa
aktivitas dikusi kelompok pada siklus 1
kelas III SD N Bulak 1 Kecamatan
dan 2, yaitu pada siklus 1 hasil penilaian
Rowosari Kabupaten Kendal.
observasi
terhadap
hasil
aktivitas
diskusi
kelompok diperoleh skor rata-rata 2,50 dengan kriteria aktivitas diskusi kelompok
C. SIMPULAN
cukup baik. Hasil penilaian tersebut belum
Berdasarkan
penelitian
dan
mencapai target, jadi perlu diadakan siklus
pembahasan yang disajikan sebelumnya,
2 untuk mencapai target yang diinginkan.
dapat ditarik simpulan bahwa melalui
Berdasarkan
implementasi
hasil
observasi
Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar
aktivitas
metode
power
teaching 19
dapat meningkatkan hasil belajar dan
matics.pdf. (diunduh 27 Desember
aktivitas siswa kelas III SD N Bulak 1
2011).
Kecamatan Rowosari Kabupaten Kendal
Depdiknas.
2004.
Kurikulum
2004.
pada materi keliling dan luas persegi
Standar
Kompetensi
Mata
panjang.
Pelajaran
Matematika
Sekolah
Berdasarkan simpulan disarankan bagi guru mata pelajaran matematika agar
Menengah Pertama dan Madrasah Tsanawiyah. Jakarta: Depdiknas.
menerapkan metode power taching pada materi keliling dan luas persegi panjang
. 2004. Pedoman Penggunaan
yang dapat meningkatkan hasil belajar
Lembar Kegiatan Peserta didik dan
matematika dan aktivitas siswa, serta Guru
Skenario Pembelajaran Sekolah
hendaknya
suasana
Menengah Atas (SMA). Jakarta:
yang
Direktorat Pendidikan Menengah
pembelajaran
menciptakan matematika
menyenangkan, dialogis dan demokratis.
Umum. Hamzah. 2001. Pembelajaran Matematika Menurut
Teori
Belajar
.
Departemen Pendidikan Nasional. DAFTAR PUSTAKA
www.depdiknas.go.id. (diunduh 4
Arends, R. 2008. Learning To Teach.
Maret 2010).
Jogjakarta: Pustaka Pelajar. Biffle, C., Vandervin, J., Rektad, C. 1999. Power
Teaching
Background.
Error! Hyperlink reference not valid..
De Boer, A., dan Bothma JD. T . 2008. Thingking styles and their role in teaching and learning.
Hudojo, H. 1990. Strategi Mengajar Belajar Matematika. Malang: IKIP Malang. Istiadi, I. 2006. Prinsip Pengembangan Media
Pendidikan-Sebuah
Pengantar. Jurnal Pendidikan. Palasigue, J. 2009. Integrating Power
http://www.google.co.id/url?sa=t&
Teaching Strategies to Create a
rct=j&q=journal%20international%
More
20education%20of%20whole%20b
Environment. Marygrove College.
rain%20teaching%20in%20mathe
Detroit.
Engaged
Learning
http://eric.ed.gov/ERICWebPortal/s Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar
20
earch/detailmini.jsp?_nfpb=true&_
Power
Teaching
&ERICExtSearch_SearchValue_0=
Pretoria:
ED507407&ERICExtSearch_Searc
Informatika University of Petroria.
hType_0=no&accno=ED507407.
http://web.up.ac.za/ecis/SACLA201
(diunduh 10 Desember 2010).
0PR/SACLA2010/Papers/SACLA0
Pangkalan Ide. 2010. Power Training for
17.pdf.
Social Intellegent. Jakarta: Elex
2010).
Media Komputindo. Plomp,
Tj.
Philosohy.
Departement
(diunduh
2
of
Nopember
Rochmad, 2009. Pengembangan Model
1997. Educational Design:
Pembelajaran
Matematika
Introduction. From Tjeerd Plomp
Beracuan
(eds).
Educational
& Training
Penggunaan Pola Pikir Induktif-
System
Design:
Introduction.
Deduktif (Model PMBK-ID) untuk
Design of Education and Training
Peserta didik SMP/MTs. Disertasi.
(in
(the
Surabaya:
Netherlands): Lemma. Netherland.
Surabaya.
Dutch).
Faculty of
Utrecht
Educational
Science
yang
Melibatkan
Universitas
Negeri
Soedjadi, R. 2001. Miskonsepsi dalam
and Technology, University of
Pengajaran Matematika
(Pokok-
Twente.
pokok Tinjauan Dikaitkan dengan ). Surabaya: IKIP Surabaya.
Plomp, Tj dan Wolde, J. van den. 1992. The
General
Systematical
Model
Problem
for
Solving.
From Tjeerd Plomp (Eds.). Design
Sudrajat, A. 2010. Teori Belajar . Error! Hyperlink
reference
not
valid.
September 2010). Suherman,
E.,
dkk.
2003.
Strategi
of Educational and Training (in
Pembelajaran
Dutch). Utrecht (the Netherlands):
Kontemporer.
Lemma. Netherland. Faculty of
IMSTEP Universitas Pendidikan
Educational
Indonesia.
Science
and
Technology, University of Twente. Enschede the Netherlands. Pretorius,
HW. 2010.
Using General
Matematika Bandung:
JICA
Winataputra, at al. 2007. Teori Belajar dan
Pembelajaran.
Jakarta:
Universitas Terbuka.
System Theory fo a Conceptual Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar
21
Zaenuddin. Garis
2010. pada
Penggunaan
Balok
Pendidikan Batang Barkembang.
Operasi
Hitung
Error! Hyperlink reference not valid.
Bilangan Bulat Bilangan Jurnal
Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar
Agustus
2010)
22