Media Prestasi Jurnal Ilmia STKIP PGRI NGAWI Vol.12 No. 2(2013) p27-p32 Pendidikan
PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN MODEL KOOPERATIF TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION MENGGUNAKAN MEDIA MOODLE DITINJAU DARI KREATIVITAS SISWA Ridam Dwi Laksono, S.Si,. M.Pd DOSEN TETAP YAYASAN STKIP PGRI NGAWI
ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan pembelajaran kimia dengan metode TAI dengan menggunakan media Moodle, kreativitas, terhadap prestasi belajar siswa. Populasi penelitian ini seluruh siswa kelas X SMA N 2 Ngawi dengan sampel kelas XD dan XE tahun pelajaran 2011/2012. Kelas XD menggunakan media cetak dan XE menggunakan media Moodle. Pengumpulan data melalui tes prestasi kognitif, angket afektif, dan tes kreativitas verbal. Hipotesis diuji dengan anava 3 jalan. Dari analisis data diperoleh kesimpulan bahwa ada pengaruh penggunaan pembelajaran kimia dengan metode TAI dengan menggunakan media cetak dan media Moodle terhadap prestasi belajar siswa. Tidak terdapat pengaruh kreativitas siswa terhadap prestasi belajar siswa. Tidak terdapat interaksi pembelajaran kimia dengan metode TAI menggunakan media dengan kreativitas siswa terhadap prestasi belajar siswa. Hasil penelitian ini menunjukkan, dalam pembelajaran ikatan kimia menggunakan TAI dapat diajarkan menggunakan media Moodle.. Selain itu agar pembelajaran berjalan lancar tersediaan fasilitas internet dan laptop bagi siswa perlu diperhatikan. Kata Kunci : Belajar Kimia, Team Assisted Individualization, Moodle, media Cetak, Kreatvitas, Prestasi siswa, Ikatan Kimia
PENDAHULUAN Segala usaha yang diupayakan oleh pemerintah dan masyarakat dalam mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan bagian dari kegiatan pendidikan. Sekolah, Madrasah, dan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat merupakan beberapa bentuk kegiatan pendidikan yang diselenggarakan oleh Negara. Sekolah sebagai tempat berkembang dan berkumpulnya siswa merupakan pusat kegiatan pembelajaran. Pada umumnya siswa merupakan sekumpulan individu heterogen, sehingga mereka juga merupakan sekumpulan individu dengan kemampuan dalam belajar yang berbeda antara satu dan yang lain. Hal ini terjadi karena pemerintah sebagai penanggung jawab kegiatan tersebut harus dapat melayani semua warga masyarakat yang berada dalam usia belajar. Potensi setiap siswa dalam kegiatan pembelajaran secara nasional merupakan aset nasional dan merupakan sumberdaya manusia yang merupakan modal dasar pembangunan bangsa. Kondisi pembelajaran seperti umumnya sekolah jika ditinjau dari potensi yang ada, akan memberikan dampak yang sangat berbeda pada hasil proses pembelajaran. Utami Munandar (1992) menuliskan cukup banyak perserta didik berbakat yang prestasi di sekolahnya tidak mencerminkan potensi intelektual mereka yang menonjol. Salah satu penyebabnya adalah kondisi eksternal atau lingkungan belajar yang kurang menunjang, kurang menarik dan kurang
menantang mereka untuk mewujudkan kemampuan mereka secara optimal. Kondisi ini telah terjadi di sekolah – sekolah umum dan berlangsung lama. Di lain hal pembelajaran dengan upaya pemerataan untuk mencapai keunggulan akan mengakibatkan konsekuensi yang tidak menguntungkan ( dana, tenaga dan sarana). Oleh karena itu perlu adanya strategi baru yang dapat mendorong pengembangan pembelajaran untuk menghasilkan peserta didik yang unggul dengan pemberian perhatian, perlakuan dan layanan berdasar atas potensi masing masing siswa. Pemanfaatan teknologi informasi pada proses pembelajaran sudah banyak dilakukan. Walaupun masih banyak variabel yang dapat mempengaruhi kesuksesan penggunaan IT dalam pembelajaran (David Slyskhuis, 2006:147). Sekarang pembelajaran yang inovatif dapat diciptakan melalui kolaborasi penggunaan teknologi informasi dan model pembelajaran. Kemudahan teknologi informasi juga dapat membantu siswa dalam mempresentasikan hasil labotatorium, sehingga terwujud suatu visualisasi yang dapat memudahkan pemahaman hasil penelitian. Teknologi informasi juga memudahkan interaksi antar pengguna, sehingga tukar pendapat dan diskusi dapat dilakukan dengan mudah walaupun dipisahkan oleh jarak dan waktu antar pengguna. Jika kemudahan – kemudahan tadi digunakan secara kontinu dan 27
Media Prestasi Jurnal Ilmia STKIP PGRI NGAWI Vol.12 No. 2(2013) p27-p32 Pendidikan dibimbing dengan baik, pembelajaran dengan basis heterogen potensi peserta didik dapat dilakukan. Pada dasarnya siswa ketika mendapat materi yang sulit dipahami akan saling bertanya dengan sesamanya. Ini merupakan modal dasar terbentuknya komunikasi ke arah diskusi untuk memahami materi. Dengan media cetak siswa akan melakukan diskusi atau belajar kelompok dengan komunitasnya. Disadari ataupun tidak akan muncul salah satu siswa dengan potensi lebih yang akan membimbing teman lainnya sehingga muncul suatu kondisi tutor teman sebaya tanpa disadari. Kondisi yang sama akan terjadi dengan pembelajaran online. Setiap siswa yang tergabung dalam kelompok belajar online akan melakukan diskusi melalui forum – forum yang difasilitasi oleh pembuat materi atau pengajar itu sendiri. Hingga kini pembelajaran seperti diatas masih belum banyak dilakukan. Pembelajaran dengan memperhatikan aspek potensi siswa yang heterogen dan upaya penggunaan media sebagai solusi keberagaman potensi masih belum dikembangkan. SMA N 2 Ngawi juga salah satu sekolah yang memiliki keberagaman potensi siswa. Walaupun pemanfaatan teknologi telah nampak namun penggunaannya untuk
menitikberatkan atas perbedaan potensi siswa belum nampak. Hal ini bertolak belakang dengan tujuan sekolah sebagai tempat mengembangkan potensi siswa. Walaupun fasilitas yang telah tersedia di sekolah sudah lengkap, namun masih menunjukkan pusat kegiatan pembelajaran bergantung pada inisiatif guru. Ide untuk penggunaan IT dan memanfaatkan modul pembelajaran yang ada masih minim sekali. Siswa masih menunggu instruksi guru dan jarang sekali merujuk sumber – sumber bahan ajar yang tersedia baik cetak ataupun di internet sebagai referensi dalam belajar. Kimia merupakan matapelajaran yang baru bagi siswa kelas X di tingkat SMA. Sebagai pelajaran yang mempelajari hakikat, perubahan dan energi yang menyertai perubahan materi, sangat dekat sekali kaitan antara kimia dengan pelajaran IPA (sains) yang diperoleh siswa di tingkat SMP. Namun demikian masih banyak siswa yang mengalami kesulitan belajar kimia, salah satu kesulitan belajar yaitu pada pokok bahasan ikatan kimia. Kesulitan belajar kimia khususnya pada pokok bahasan ikatan kimia ini dapat dilihat dari nilai rata-rata ulangan harian siswa dua kelas di SMA N 2 Ngawi yang cenderung rendah pada tahun ini.
Kondisi seperti di atas mengakibatkan siswa dengan kemampuan yang berbeda akan mengalami pencapaian materi yang berbeda pula. Sehingga pembelajaran dengan konvensional tidak efisien. Akan banyak siswa yang pasif karena kesulitan pemahaman, hafalan dan menggunakan logika sifat unsur dalam golongan. Selain itu kebiasaan menghafal dalam mempelajari ikatan kimia mengakibatkn siswa hanya menguasai gejala – gejala ikatan secara terbatas. Gejala pembentukan senyawa dari unsur yang muncul oleh siswa tidak lagi didasari atas konsep dasar dari sifat unsur yang muncul dalam sistem periodik menjadi karakter. Keadaan ini didukung oleh konsep pengajaran yang konvensional tanpa adanya dukungan dari pengajar untuk mengubah strategi dan konsep penyampaian materi. Siswa kesulitan dalam menguasai materi karena pencapaian materi sebelumnya tidak mendukung ketika memasuki materi ikatan kimia. Heterogenitas yang terjadi pada potensi siswa akan memberikan hasil belajar yang akan jauh dari sasaran dan waktu terget penyelesaian materi. Oleh karena itu pola pembelajaran kooperatif yang bisa
memungkinkan terjadinya belajar kelompok dan pembimbingan teman sebaya atau tutor teman sebaya hendaknya menjadi pendekatan yang paling efektif bisa di ambil. Namun demikian sikap pengajar hendaknya lebih arif dengan menata dan menyesuaikan kondisi siswa heterogen di atas dengan mengukur terlebih dahulu siapa saja yang menjadi asisten pengajar atau tutor sebaya sehingga kegiatan tersebut dapat terkendali. Dengan memperhatikan kondisi di atas dapat disimpulkan suatu penyelesaian masalah dengan memperhatikan potensi siswa yang berbeda yaitu dengan menggunakan metode kooperatif. Metode kooperatif yang diusulkan untuk permasalahan di atas yaitu menggunakan metode kooperatif Team Assisted Individualization (TAI). Pada metode ini guru cukup menciptakan kondisi lingkungan belajar yang kondusif bagi peserta didiknya (Slavin, 1995:4). Konsep Team Assisted Individualization menekankan pada peran asisten guru yang tidak lain adalah teman sebaya siswa yang memiliki potensi lebih. Siswa tersebut bersama teman sekelompoknya 28
Media Prestasi Jurnal Ilmia STKIP PGRI NGAWI Vol.12 No. 2(2013) p27-p32 Pendidikan Tabel 1 Kreativitas Siswa
kemudian diberi serangkaian kegiatan baik melalui media ataupun secara langsung dengan menugaskan asisten guru sebagai pendamping, ketika asisten mengalami kesulitan maka mereka bersama dengan yang lain dapat mengkonsultasikanya dengan guru.
Tinggi
METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 2 Ngawi, Kabupaten Ngawi Propinsi Jawa Timur. Penelitian ini dilaksanakan pada Tahun Pelajaran 2011/2012. Populasi pada penelitin ini adalah siswa kelas X SMA N 2 Ngawi Tahun pelajaran 2011/2012.Populasi pada penelitin ini adalah siswa kelas X SMA N 2 Ngawi Tahun pelajaran 2011/2012. Sampel yang digunakan adalah 2 kelas dari 9 kelas yang ada. Pemilihan kelas sampel yang akan digunakan melalui informasi dari kurikulum tentang kesetaraan kelas yang ada. Hasil akhirnya adalah digunakan dua kelas mendasar informasi dari Kurikulum dari sembilan kelas yang ada. Kelas pertama yang digunakan untuk eksperimen metode TAI dengan media Cetak adalah kelas XD. Sedangkan kelas eksperimen Kelas kedua dengan metode sama menggunakan media Moodle digunakan kelas XE. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen, dengan menggunakan anava. Pengumpulan data digunakan metode tes dan angket. Tes yang dilakukan sebanyak dua kali. Tes pertama untuk mengukur kreativitas siswa kelas X Semester 1 SMA Negeri 2 Ngawi tahun pelajaran 2011/2012. Kedua dilakukan untuk memperoleh data prestasi belajar kognitif siswa pada materi ikatan kimia kelas X Semester 1 SMA Negeri 2 Ngawi tahun pelajaran 2011/2012, tes ini dilakukan pada pertemuan terakhir kegiatan setelah pelaksanaan pembelajaran. Untuk angket afektif pengambilan data dilakukan setelah tes kognitif dilaksanakan. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi data dari penelitian ini di tampilkan dalam tabel berikut ini:
Kelas XD dengan media Cetak Frekwensi % 15 50%
Rendah
15
50%
Jumlah
30
100%
Kelas XE dengan media Moodle Frekwensi % 14 48,18% 51,72 15 % 29 100%
Data pada tabel 1 di atas menunjukkan bahwa jumlah siswa dengan kreativitas tinggi sama dengan siswa dengan kreativitas rendah. Selanjutnya dilakukan pembelajaran dengan metode Team Asissted Individualization menggunakan media Moodle dan media Cetak. Di akhir proses penelitian dilakukan pengambilan data prestasi kognitif dan afektif. Hasilnya ditampilkan dalam tabel berikut ini. Tabel 2 Hasil Prestasi Kognitif Kelas XD (Media Cetak) Interval
Kelas XE (Media Moodle)
Frekuensi
(%)
Frekuensi
(%)
< 60
4
13,3%
4
10,3%
61-70
11
36,7%
71-80
6
20%
9
31,0%
81-90
7
23,3%
7
24,1%
91-100
2
6,7%
6
20,7%
Jumlah
30
100 %
29
100 %
3
13,8%
Hasil diatas menunjukkan bahwa tingkat prestasi kelas yang menggunakan media Moodle lebih baik dari pada media Cetak. Hal ini dapat dilihat dari jumlah siswa yang memiliki nilai 91 – 100 lebih banyak dari kelompok siiswa yangbelajar menggunakan media Moodle dari pada siswa yang belajar dengan media cetak. Setelah data terkumpul maka dilakukan uji GLM Univarian dengan menggunakan SPSS. Diperoleh hasil pada Tabel berikut : Tabel 3 Uji Anava Prestasi Kognitif Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable:prestasi_kognitif
Tabel 1 Kemampuan Kreativitas Siswa Source
Dari tabel dapat kita lihat bahwa kelas XD memiliki siswa dengan kemampuan memori lebih banyak dibandingkan dengan siswa kelas XE.
Type III Sum of Squares a
Corrected Model
2406.562
Intercept
329710.936
Df 7
Mean Square
F
Sig.
343.795
2.54 4
.025
1 329710.936
244.
.000
Media
585.151
1
585.151
4.33
.042
media * kreativitas
533.316
1
533.316
3.94
.052
a. R Squared = ,259 (Adjusted R Squared = ,157)
29
Media Prestasi Jurnal Ilmia STKIP PGRI NGAWI Vol.12 No. 2(2013) p27-p32 Pendidikan Dari tabel di atas . dapat diketahui bahwa hipotesis satu dan tiga memiliki nilai sig<0,05. Sehingga secara signifikan terbukti terdapat pengaruh.
oleh siswa sebagai hasil belajarnya bersama kelompok. Keterbatasan media cetak adalah isi materinya yang terbatas. Kedalaman materi belajar hanya sesuai materi yang diketahui oleh guru dan hasil diskusi kelompok saja. Hal ini membatasi siswa dalam memperkaya pengetahuan. Asisten sering mengajukan pertanyaan di luar kelas kepada guru sehingga materi yang di dapat terbatas pada kemampuan kelompok, asisten dan guru. Keterbatasan ini tidak dialami oleh siswa dengan media Moodle. Karena kemudahan akses dan dapat langsung di baca, siswa mengacuhkan dalam penggunaan media ini. Ini terlihat dari seringnya siswa ketika berdiskusi atau mengerjakan soal belajar masih sering membuka atau membaca kembali apa yang sudah di kerjakan dan kesimpulan yang sudah di buat pada pertemuan sebelumnya. Bahkan ada juga yang tidak membawa lembar media cetak pertemuan sebelumnya. Akibatnya coretan hasil diskusi pertemuan sebelumnya dan ringkasan yang dibuat pada pertemuan selanjutnya tidak terarsipkan dengan baik oleh siswa. Bahkan karena media yang diberikan memiliki ruang kosong yang terbatas, berjubelnya tulisan tangan siswa tak jarang malah menjadi masalah. Karena siswa menjadi bingung urutan penulisan yang mereka buat sendiri, bahkan ada yang tidak sama dalam menyimpulkan hasil diskusi kelompok. Sehingga dalam belajar siswa mengalami kesulitan dalam pembacaan kembali hasil belajar mereka di media cetak karena tulisan dan catatan yang tidak baik. Kondisi pembelajaran seperti ini menurut Marc Loudon (Journal of College Science Teaching : 2006) menerangkan keadaan siswa seperti ini menjadi masalah bagi mereka dalam belajar, karena catatan dan bagaimana mereka belajar menjadi hal yang penting untuk menyimpan informasi hasil pembelajaran. Selain itu kualitas catatan pencatatan menjadi penting karena bergantung pada perhatian siswa selama mencatat, kemampuan siswa dalam mengingat, dan media yang digunakan dalam mencatat. Keterbatasan lain dalam media cetak yaitu ilustrasi dalam menunjukkan proses kimia pada materi. Keterbatasan ini hanya bisa di dukung oleh ilustrasi deskripsi materi yang di berikan oleh guru. Sehingga jika terjadi transfer pengetahuan dari guru ke asisten bisa saja terjadi bias, atau beda interprestasi. Sehingga di
Pembahasan Hasil uji hipotesis pertama menunjukkan adanya signifikasi dengan nilai sig. 0,042. Angka ini kurang dari nilai 0,050 sehingga uji hipotesis H0A ditolak. Hal ini menujukkan bahwa penggunaan media cetak dan media Moodle terdapat perbedaan yang signifikan dalam mencapai prestasi belajar kimia. Kemudian menggunakan SPSS dilakukan uji Estimate Marginal Means. Dari uji ini diketahui bahwa rata – rata pretasi kognitif antara media cetak dan media Moodle lebih baik medai Moodle dari pada media cetak. Hasil uji ini dapat dilihat pada Tabel berikut ini. Tabel 4 Estimate Marginal Means Media Dependent Variable:prestasi_kognitif 95% Confidence Interval media
Mean
Std. Error
Lower Bound
Upper Bound
Cetak
73.998 2.288
69.417
78.580
Moodle
78.850 2.327
74.190
83.510
Pada kegiatan pembelajaran dengan metode Team Assisted Idividuaization, siswa di bagi menjadi kelompok – kelompok kecil. Setiap kelompok kecil ini di pimpin oleh seorang siswa yang memiliki informasi/ kemampuan kimia yang lebih dari yang lain berdasar hasil pembelajaran sub – bab sebelumnya. Siswa ini kemudian berperan sebagai asisten guru dalam kelompok. Metode pembelajaran Team Assisted Individualization yang di dalamnya terdapat penghargaan bagi kelompok terbaik memacu siswa untuk belajar lebih giat. Namun dengan media belajar yang dibatasi hanya pada media cetak dan media Moodle mengakibatkan perubahan perilaku siswa dalam belajar di kelas. Media cetak dalam metode pembelajaran ini memiliki keunggulan karena untuk menggunakanya siswa dapat secara langsung membaca, keterangan dari asisten atau hasil diskusi dalam kelompok dalam membahas materi sering kali di tulis pada media cetak tersebut sehingga banyak media cetak dipegang oleh siswa menjadi media yang di coret – coret 30
Media Prestasi Jurnal Ilmia STKIP PGRI NGAWI Vol.12 No. 2(2013) p27-p32 Pendidikan akhir informasi yang disampaikan ke siswa berbeda. Berbeda dengan media Moodle, dalam mengunakan media ini siswa mengalami kesulitan. Karena media ini berupa website yang terintegrasi dan keleluasaan dalam menggunakannya memerlukan jaringan internet. Sehingga siswa benar – benar memanfaatkan waktu akses mereka ke internet. Selama pembelajaran dan kegiatan sepanjang hari siswa di lokasi penelitian (SMA N 2 Ngawi) seluruh siswa kelas XE disediakan koneksi internet berupa hotspot. Sehingga siswa juga memiliki kesempatan yang sama melakukan akses internet untuk membuka media Moodle. Terlihat dalam diskusi hasil diskusi siswa nampak pada posting – posting aktivitas pembelajaran. Siswa benar benar memanfaatkan media ini dalam belajar. Ini terlihat pada pengerjaan soal berkelompok, siswa sering memasukkan tautan alamat website Moodle. Siswa juga sering memberikan support dan memperbaiki posting teman dengan masuk dalam diskusi, baik satu kelompok atau bukan dalam mengerjakan tugas. Selain itu terdapat kelebihan pada media Moodle yang merupakan salah satu bentuk aplikasi ICT (Internet – Based Information and Technology) dalam proses pembelajaran di dalam atau di luar kelas. Yaitu dapat membatu dalam menyampaikan berbagai jenis informasi dan media yang di bagikan ke seluruh siswa baik satu anggota ataupun lain anggota. Hal ini sesuai dengan kajian teori di depan bahwa kolaborasi dalam belajar dapat dilakukan pada media ICT. Dalam pembahasan materi media Moodle memungkinkan pemberian materi berupa ilustrasi, tautan halaman website atau hasil rekaman baik suara ataupun gambar yang langsung di unggah oleh siswa dalam menyelesaikan tugas. Ini membuat siswa menjadi tertarik untuk membaca dan menganalisa hasil deskripsi materi dengan ilustrasi animasi atau rekaman yang di berikan. Ini kemudian memberikan motivasi siswa dalam belajar untuk lebih sering membuka media Moodle dan lebih sering menghafal secara tidak langsung. Disamping itu posting – posting yang di tulis oleh siswa membuat siswa tertarik untuk memberikan komentar. Sehingga siswa pada kelas yang menggunakan media Moodle dapat terpacu untuk sering menggunakan dan mudah teringat.
Dari penjelasan di atas menunjukkan mengapa media Moodle memiliki daya dukung dalam belajar mencapai prestasi kognitif lebih baik dari media cetak. Sehingga peranan jenis media sebagai wahana untuk membantu siswa dalam belajar memiliki bagian penting dalam mencapai prestasi belajar kimia pada sub pokok bahasan ikatan kimia. Pada pelaksanaan kegiatan pembelajaran ini siswa dengan media cetak dapat dengan mudah membaca dan menghafal hasil belajar karena dapat mengakses langsung media. Namun karena keterbatasan bentuk dan isi yang dihafal oleh siswa adalah pengetahuan pengetahuan yang memang sudah dipelajarai dan di bahas di kelas. Karena sudah dilaksanakan dan sudah di alami oleh siswa maka proses pengkodean informasi berupa pengetahuan saat belajar tadi mudah untuk di ingat kembali oleh siswa. Sedangkan pada siswa dengan media Moodle hal ini agak susah digunakan secara mudah media karena membutuhkan media internet untuk mengkoneksikan Moodle dengan siswa. Sehingga dalam belajar siswa benar – benar memanfaatkan waktu koneksi internet untuk belajar. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Kesimpulan Sesuai dengan tujuan penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Prestasi belajar kognitif siswa pada matapelajaran kimia untuk pokok bahasan ikatan kimia dipengaruhi oleh media pembelajaran yang digunakan oleh siswa kelas X D dan XE SMA N 2 Ngawi pada semester ganjil. Siswa yang belajar dengan media moodle memiliki rata – rata lebih tinggi dari pada siswa yang belajar dengan media cetak. 2. Siswa yang memiliki kreativitas tinggi memiliki prestasi belajar rata – rata lebih tinggi dengan nilai 77,356. Sedangkan siswa yang memiliki kreativits rendah memiliki prestasi dengan nilai 75,442. Namun pada hasil uji hipotesa tidak ada pengaruh dalam prestasi belajar kimia untuk pokok bahasan ikatan kimia. Rekomendasi Hasil penelitian ini memberikan gambaran yang jelas bahwa pembelajaran kimia pada pokok bahasan ikatan kimia dapat dilakukan dengan 31
Media Prestasi Jurnal Ilmia STKIP PGRI NGAWI Vol.12 No. 2(2013) p27-p32 Pendidikan menggunakan media Moodle. Terdapat keterkaita kemampuan memori dalam belajar ikatan kimia agar mencapai prestasi yang baik utamanya kemampuan memori tinggi. Implikasi yang muncul dari hasil penelitia ini yaitu : Pembelajaran Ikatan Kimia dapat dilakukan dengan media Moodle. DAFTAR PUSTAKA Asyhar, Rayandra. 2011. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta : Gaung Persada Press Donovan, William. dan Mary Nakhleh, 2007. Student Use of Web-Based Tutorial Materials and Understanding of Chemistry Concepts. The Journal of Computers in Mathematics and Science Teaching; 2007; 26, 4;ProQuest Education Journals pg. 291. Santrock John W. 2009. Psikologi Pendidikan (Educational Psychology) Edisi 2.(diterjemahkan oleh : Tri Wibowo B.S ) Kencana, Jakarta. Schunk. Dale H. 2012. LEARNING THEORIES AN EDUCATIONAL PERSCPECTIVE 6th EDITION (diterjemahkan oleh : Eva Hamdiyah dan Rahmat Fajar), Pustaka Pelajar, Jogjakarta. Schunk. Dale H. 2012. LEARNING THEORIES AN EDUCATIONAL PERSCPECTIVE 6th EDITION (diterjemahkan oleh : Eva Hamdiyah dan Rahmat Fajar), Pustaka Pelajar, Jogjakarta. Slavin, Robert E. 2005. Cooperative Learning Theory Research and Practice.
Hergenhahn. B. R. dan Matthew H. Olson. 2008 THEORIES OF LEARNING, 7th Edition, (diterjemahkan oleh : Tri Wibowo B.S) Kencana, Jakarta. Loudon, Marc. dan Mark Sharp. 2006. Online Class Review using Streaming – Media technology. Journal of College Science Teaching; Nov/Dec 2006; 36, 3; ProQuest Education Journals pg. 39. Martín-Blas, Teresa. dan Ana SerranoFernández. 2009. The role of new technologies in the learning process: Moodle as a teaching tool in Physics. www.elsevier.com, computer & education 52 (2009) p.35-44. Myung-Ah Lee dan Molly K Hare, 2007. A Webbased Learning Portfolio System. Journal of Physical Education Recreation & Dance; Nov/Dec 2007; 78, 9; ProQuest Education Journals pg. 45. (diterjemahkan oleh : Narulita Yusron) Penerbit Nusa Media, Bandung. Slavin dan Cyntia Lake, 2007. Effective Reading Programs for Middle and High Schools: A Best-evidence Synthesis from the Best Evidence Encyclopedia (www.bestevidence.org) Slyskhuis, David dan John Park, 2006 Correlater Of Achievement with online and classroom based MBL physic activities. The Journal of Computer in Mathematics and Science Teaching,2006; 25, 2; Research Library pg. 147
32