perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN METODE DEMONSTRASI MELALUI MEDIA ANIMASI DAN KIT IPA DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA
(Studi Kasus pada Pokok Bahasan : Gerak Lurus untuk Siswa Kelas VII MTsN Taliwang Sumbawa Barat).
TESIS
Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Pendidikan Sains
Disusun Oleh : Ibnu Dwi Kustadiyono NIM : S831002046
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA TAHUN commit to2011 user
1
2 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
PERSETUJUAN
PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN METODE DEMONSTRASI MELALUI MEDIA ANIMASI DAN KIT IPA DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA
(Studi Kasus pada Pokok Bahasan : Gerak Lurus untuk Siswa Kelas VII MTsN Taliwang Sumbawa Barat).
TESIS Disusun Oleh : Ibnu Dwi Kustadiyono NIM : S831002046
Telah disetujui dan disahkan oleh Tim Pembimbing Pada Tanggal ………………..2011 Dewan Pembimbing: Jabatan
Nama
Tanda Tangan
Pembimbing I
Prof. Dr. H. Widha Sunarno, M.Pd NIP.195201161980031001
……………..
Pembimbing II
Dra. Suparmi, MA.Ph.D. NIP.195909151976032001
……………..
Mengetahui Ketua Program Studi Pendidikan Sains
Prof. Dr. H. Widha Sunarno, M.Pd. commit to user NIP. 195201161980031001
3 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
PENGESAHAN PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN METODE DEMONSTRASI MELALUI MEDIA ANIMASI DAN KIT IPA DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA (Studi Kasus pada Pokok Bahasan : Gerak Lurus untuk Siswa Kelas VII MTsN Taliwang Sumbawa Barat).
TESIS Disusun Oleh : Ibnu Dwi Kustadiyono NIM : S831002046 Telah disahkan oleh Tim Penguji Dewan Penguji Jabatan
Nama
Tanda Tangan
Ketua
: Prof. Dr. H. Ashadi NIP. 19510702 197501 1 001
..………….
Sekretaris
: Dr. H. Sarwanto, S. Pd., M.Si. NIP. 19690901 199403 1 002
..………….
Anggota
: Prof. Dr. H. Widha Sunarno, M.Pd. NIP. 19520116 198003 1 001
..………….
Anggota
: Dra. Suparmi, MA., Ph.D. . NIP. 19520915 197603 2 001
.………….
Surakarta, ...................... 2011 Mengetahui Direktur PPs UNS,
Prof. Drs. Suranto, M.Sc, Ph.D NIP. 19570820 198503 1 004
Ketua Program Pendidikan Sains
Prof. Dr. H. Widha Sunarno, M. Pd commit to user NIP. 19520116 198003 1 001
4 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya:
Nama
: Ibnu Dwi Kustadiyono
NIM
: S831002046
Menyatakan
dengan
sesungguhnya
bahwa
tesis
yang
berjudul
“Pembelajaran Fisika dengan Metode Demonstrasi melalui Media Animasi dan KIT IPA Ditinjau dari Kemampuan Awal dan Motivasi Belajar Siswa” (Studi Kasus pada Pokok Bahasan : Gerak Lurus untuk Siswa Kelas VII MTsN Taliwang Sumbawa Barat). adalah benar-benar hasil karya sendiri. Hal yang bukan karya saya dalam tesis ini diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka. Apabila dikemudian hari terbukti penyataan saya tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademis berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya peroleh dari tesis tesebut.
Surakarta,
Juli 2011
Yang membuat pernyataan
commit to user
Ibnu Dwi Kustadiyono
5 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
ABSTRAK
Ibnu Dwi Kustadiyono, S831002046, 2010. “Pembelajaran Fisika dengan Metode Demonstrasi Melalui Media Animasi dan KIT IPA Ditinjau dari Kemampuan Awal dan Motivasi Belajar Siswa” (Studi Kasus pada Pokok Bahasan : Gerak Lurus untuk Siswa Kelas VII MTsN Taliwang Sumbawa Barat). Pembimbing I: Prof. Dr. H. Widha Sunarno, M.Pd, Pembimbing II: Dra. Suparmi, MA.PhD. Program Studi Pendidikan Sains, Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui; (1) perbedaan prestasi belajar antara siswa yang diberi pembelajaran dengan menggunakan Media Animasi dan Media KIT; (2) perbedaan prestasi belajar antara siswa yang mempunyai Kemampuan Awal tinggi dan rendah; (3) perbedaan prestasi belajar antara siswa yang mempunyai Motivasi Belajar tinggi dan rendah; (4) interaksi antara metode pembelajaran dengan menggunakan Media Animasi dan Media KIT dengan Kemampuan Awal siswa; (5) interaksi antara metode pembelajaran menggunakan Media Animasi dan Media KIT dengan Motivasi belajar siswa; (6) interaksi antara Kemampuan Awal siswa dengan Motivasi Belajar; (7) interaksi antara Metode pembelajaran menggunkan Media Animasi dan Media KIT, dengan Kemampuan Awal, dan Motivasi Belajar terhadap prestasi belajar siswa. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen, sebagai populasi adalah seluruh siswa kelas 7 MTsN Taliwang Sumbawa Barat tahun 2010/2011, yang terdiri dari 4 kelas, sedangkan sampelnya diambil dengan cara cluster random sampling yang terdiri dari 2 kelas. Kelas 7C diberi pembelajaran dengan Media KIT dan kelas 7D diberi pembelajaran dengan Media Animasi. Data dikumpulkan dengan menggunakan tes prestasi belajar untuk kemampuan awal dan prestasi belajar siswa dan quisioner untuk motivasi belajar siswa. Hipotesis diuji dengan Anova 3 jalan dengan sel tak sama dengan desain faktorial 2 x 2 x 2. Berdasarkan analisis data diperoleh kesimpulan; (1) prestasi belajar dengan Media Animasi lebih tinggi dibandingkan dengan Media KIT; (2) tidak ada perbedaan prestasi belajar siswa yang mempunyai kemampuan awal tinggi dan yang mempunyai kemampuan awal rendah; (3) motivasi berprestasi tinggi prestasinya lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang motivasi berprestasi rendah; (4) tidak ada interaksi antara pembelajaran Media Animasi dan Media KIT dengan kemampuan awal siswa terhadap prestasi belajar siswa; (5) tidak ada interaksi pembelajaran Media Animasi dan Media KIT dengan motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar siswa; (6) tidak ada interaksi antara kemampuan awal dengan motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar siswa; (7) tidak ada interaksi antara Media pembelajaran menggunakan Media Animasi dan Media KIT, dengan kemampuan awal dan motivasi belajar siswa, terhadap prestasi belajar siswa. . Kata kunci: Metode Demonstrasi, Media Animasi, Media KIT, Kemampuan Awal, Siswa, Motivasi Belajar Siswa, Gerak Lurus, Prestasi Belajar Siswa. commit to user
6 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
ABSTRACT Ibnu Dwi Kustadiyono. S831002046. “Physics Learning using Demonstration Method through Animation and Science KIT Media Overviewed from the Student’s Prior Knowledge and Students' Learning Motivation ” (A case Study of Linear Motion for 7th grade Students MTs Negeri Taliwang Sumbawa Barat Academic Year of 2010/2011). Thesis. Science Education Program, Post Graduate Program, Sebelas Maret University. Advisors: 1) Prof. Dr. H. Widha Sunarno, M.Pd, 2) Dra. Suparmi, M.A, Ph.D., Surakarta, 2011. The purposes of the reseach were to know: (1) The difference of Students achievement between students who learnt using Animation and KIT Media; (2) the difference of students achievement between students who had high and low students prior knowledge; (3) the difference of students achievement between students who had high and low learning motivation; (4) the interaction between learning methods using Animation and KIT Media with students prior knowledge toward students achievement; (5) the interaction between learning methods using Animation and KIT Media with students' learning motivation toward students achievement; (6) the interaction between students' prior knowledge with students' learning motivation toward students achievement; (7) the interaction between learning methods using Animation and KIT Media, with students prior knowledge, and learning motivation toward students achievement. The method of this research used experimental method, the population was all students in 7th grade MTsN Taliwang Sumbawa Barat academic year 2010/2011, consisted of four classes, while the sample was taken using cluster random sampling consisting of 2 classes. 7C class given by the KIT media learning and classroom learning 7D given by Animation media. Data was collected using test for prior knowledge, students achievement, and questionnaire for learning Motivation. The hypothesis was tested using 3 way of Anova with unequal cell with 2 x 2 x 2 factorial design. From the data analysis could be concluded that: (1) students achievement was higher for those who learnt using Animation Media than KIT Media; (2) there was no differences in students achievement between students who had high and low students prior knowledge; (3) students achievement was higher for those who had high learning motivation than low learning motivation; (4) there was no interaction between learning Animation and KIT media with students prior knowledge toward students achievement; (5) there was no interaction between learning methods using Animation and KIT media with the students' learning motivation toward students achievement; (6) there was no interaction between students prior knowledge with the students' learning motivation toward students achievement; (7) there was no interaction between Learning methods using Animation and KIT media, with students prior knowledge and students learning motivation toward students achievement. Keywords: Demonstration Method, Animation Media, Science Kit Media, Students Prior Knowledge, Students Motivation, Linear Motion, commit toLearning user Students achievement.
7 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
MOTTO
1. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. 2. Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain. 3. Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap (QS. 94: Alam Nasyrah :7-8)
commit to user
8 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
Karya ini saya persembahkan untuk: Ibu dan Ayah (Alm) tercinta Istri tercinta Retno Suci Wulandari, SE Kelima anakku tersayang Afifah Nuri Nudhar, Barrun Muhammad Maris, Tamim Murtaja Al Faruq, Tsabit Faqih, dan Jayyid Isykariman Rekan-rekan pendidikan Sains angkatan 2010. Almamaterku tercinta
commit to user
9 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmaanirrohiim Dengan memanjatkan Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wata’alla atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulisan dapat menyelesaikan Tesis ini dengan judul “Pembelajaran Fisika dengan Metode Demonstrasi melalui Media Animasi dan KIT IPA Ditinjau dari Kemampuan Awal dan Motivasi Belajar Siswa”. Penulis sangat menyadari, karena keterbatasan dan kemampuan penulis yang masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam penyusunan tesis ini, berbagai pihak telah memberikan bantuan dorongan, motivasi, dan bimbingan sehingga dapat selesaikan Tesis ini oleh karena itu dengan kerendahan hati penulis menyampaikan terimakasih dan penghargaan yang tulus, khusus kepada yang terhormat: 1. Direktur Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarata yang telah memberikan ijin dan kesempatan untuk meminta ilmu di Universitas 2. Prof. Dr. H. Widha Sunarno, M.Pd. Selaku Ketua Program Studi Pendidikan Sains, dan Pembimbing I, Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarata, yang telah memberikan bimbingan dan arahan yang sangat berharga serta membantu mencarikan sumber-sumber bacaan. 3. Dra. Suparmi, M.A, Ph.D., selaku dosen pembimbing II yang secara khusus memberikan bimbingan dan arahan serta motivasi kepada penulis mulai dari persiapan sampai dengan selesainya tesis ini. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
10 digilib.uns.ac.id
4. Dosen Program Studi Pendidikan Sains, Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang telah memberikan pendalaman ilmu kepada penulis. 5. Kepala Dinas Dikpora Kabupaten Sumbawa Barat, yang telah memberikan ijin untuk Tugas Belajar pada Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarata. 6. Kepala SMA Al Ikhlas Taliwang Sumbawa Barat yang telah memberikan ijin untuk studi pada program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta dan membantu pelaksanaan penelitian ini. 7. Kepala SMP Al Ikhlas Taliwang Sumbawa Barat yang telah memberikan ijin untuk uji instrument penelitian ini. 8. Kepala MTsN Taliwang Sumbawa Barat yang telah memberikan ijin tempat pelaksanaan penelitian ini. 9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah banyak membantu dalam persiapan sampai selesainya tesis ini. 10. Rekan–rekan mahasiswa Pascasarjana Program pendidikan Sains Universitas Sebelas Maret Surakarta angkatan 2008 yang telah memberikan motivasi dan dorongan semangat untuk selesainya tesis ini. 11. Akhirnya kepada istri tercinta dan anak-anakku yang kusayang atas kesabaran, kesetiaan, pengertian, dan dorongannya selama penulis mengikuti pendidikan hingga selesainya penulisan tesis ini secara keseluruhan. Semoga segala amal baik Bapak/Ibu dan rekan-rekan mendapat imbalan commit userapabila dalam penyusunan tesis pahala yang setimpal dari Alloh SWT,to dan
11 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
penelitian ini banyak kekurangan dan kesalahan kami mohon maaf yang sebesar– besarnya, saran dan kritik sangat penulis harapkan.
Surakarta, Juli 2011 Penulis
Ibnu Dwi Kustadiyono
commit to user
12 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i HALAMAN PERSETUJUAN.............................................................................. ii PENGESAHAN .................................................................................................. iii PERNYATAAN .................................................................................................. iv ABSTRAK ........................................................................................................... v ABSTRACT .......................................................................................................... vi MOTTO ............................................................................................................. vii PERSEMBAHAN ............................................................................................. viii KATA PENGANTAR ....................................................................................... ix DAFTAR ISI ...................................................................................................... xi DAFTAR TABEL ............................................................................................. xv DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xviii DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xx commit to user
13 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ……………………………………………. 1 B. Identifikasi Masalah ………………………………...……………… 6 C. Pembatasan Masalah …………………………….…..………….…… 8 D. Perumusan Masalah ………………… …………….……………….. 9 E. Tujuan Penelitian ………………………..…………………………... 9 F. Manfaat Penelitian ………………………………………………..... 10 BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori ……..……..………………………….…………….. . 12 1. Pengertian Belajar …..……………………….……..………. 12 2. Teori Belajar ………..……………………………………… 13 3. Metode Pembelajaran ………… ………………………….. 20 4. Metode Demonstrasi ……..…..…….……….……………… 22 5. Media Animasi …………....………………………………
25
6. KIT IPA …..……………..…….……………………………. 27 7. Kemampuan Awal Siswa ….…………….…………………. 32 8. Motivasi Belajar Sisawa ……..………………………….. .. 33 9. Prestasi Hasil Belajar.………..…………………………….. 35 10. Hakekat Pembelajaran Fisika ………………………………. 37 11. Materi Gerak Lurus …….……………………….………… . 38 B. Penelitian yang Relevan ……….………………………..………….. 41 commit to user
14 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
C. Kerangka Berfikir ……..…………………………………………… 44 D. Hipotesis…………………………………………………………… .49 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian …………..…………………….…… 50 B. Populasi dan Sampel ………………..……………………………… 51 C. Metode Penelitian ………….……..………………………………... 52 D. Rancangan Penelitian …….………..………………………………. 52 E. Variabel Penelitian ...………………………………..……………… 54 F. Teknik Pengumpulan Data……..…………………..…………….…. 56 G. Instrumen Penelitian ………………………………………………… 58 H. Uji Coba Instrumen Penelitian ……………………..……………….. 59 I. Teknik Analisis Data ……………….……………………………..… 66 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ................................................................................... 72 1. Data Kemampuan Awal dan Motivasi belajar................................ 72 2. Data Nilai Prestasi Belajar Fisika................................................. 73 a. Prestasi Belajar Fisika Menggunkan Media KIT dan Animasi …………………………………….…. 72 b. Prestasi Belajar Fisika Berdasarkan Tingkat Kemampuan Awal Siswa .................................... 76 commit to user c. Prestasi Belajar Fisika Berdasarkan Tingkat
15 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Kemampuan Awal Siswa .................................................. 79 B. Uji Prasyarat Analisis ……………………………………………….. 81 1. Uji Normalitas ............................................................................. 81 2. Uji Homogenitas ............................................................................ 83 C. Pengujian Hipotesis ........................................................................... 84 1. Analisis Variansi ............................................................................ 85 2. Uji Lanjut Analisis Variansi Tiga Jalan ......................................... 89 D. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................................... 90 E. Keterbatasan Penelitian .................................................................... 102 BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan ...................................................................................... 103 B. Implikasi Hasil Penelitian ................................................................. 106 1. Implikasi Teoritis ....................................................................... 106 2. Implikasi Praktis ........................................................................ 106 C. Saran-saran ...................................................................................... 107 1. Saran untuk Kepala Sekolah…….. .......................................... 107 2. Saran untuk Kepala Guru ………………….............................. 108 3. Saran Untuk Siswa …………………………………………… 108 4.
Saran untuk para Peneliti ........................................................ 109 commit to user
16 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 110 LAMPIRAN..................................................................................................... 112
DAFTAR TABEL Halaman 1. Tabel 3.1 Pelaksanaan kegiatan penelitian ..................................................... 50 2. Tabel 3.2 Desain Penelitian ............................................................................ 54 3. Tabel 4.1 Diskripsi Data Kemampuan Awal dan Motivasi belajar ……..…. 72 4. Tabel 4.2. Jumlah Sebaran Siswa masing-masing kelompok ……………… 73 5. Tabel 4.3 Diskripsi Data Prestasi Hasil Belajar Fisika .................................. 74 6. Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Fisika Kelompok Menggunakan Media KIT............................................................................... 74 7. Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Fisika Kelompok Menggunakan Media animasi ........................................................................ 75 commit to user
17 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
8. Tabel 4.6 Diskripsi Data Prestasi Hasil Belajar Fisika Berdasarkan Tingkat Kemampuan Awal Siswa ............................................................................... 76 9. Tabel 4.7. Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Fisika Siswa Memiliki Kemampuan Awal Tinggi .............................................................................. 77 10. Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Fisika Siswa Memiliki Kemampuan Awal Rendah ............................................................................ 77 11. Tabel 4.9 Diskripsi Data Prestasi Belajar Fisika Tingkat Motivasi belajar Siswa .............................................................................................................. 79 12. Tabel 4.10. Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Fisika Siswa Memiliki Motivasi belajar Tinggi .................................................................................. 79 13. Tabel 4.11. Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Fisika Siswa Memiliki Motivasi belajar Rendah …………………………………………………… 80 14. Tabel 4.12 Harga Statistik Uji Normalitas Berdasakan Uji K-S …………… 82 15. Tabel 4.13 Ringkasan Hasil Uji Homogenitas …………………………….. 83 16. Tabel 4.15 Tabel 4.18 Hasil Uji Lanjut Anava Media Animasi..................... 89 17. Tabel 4.16 Tabel 4.18 Hasil Uji Lanjut Anava Media KIT............................ 89 18. Tabel 4.17 Rangkuman Hasil Uji Lanjut Anava ............................................ 89
commit to user
18 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR Halaman 1. Gambar 2.1 KIT IPA ………………………………………………………………… 31 2. Gambar 2.2. Contoh-contoh gerak …………………………………………. 39 3. Gambar 2.3. Grafik Gerak Lurus beraturan ……………………………………………… 40 4. Gambar 2.4. Gambar Grafik Gerak Lurus Berubah Beraturan …………….. 40 5. Gambar 4.1 Histogram Prestasi Belajar Siswa Menggunakan Media KIT ….75 6. Gambar 4.2 Histogram Prestasi Belajar Siswa Menggunakan Media Animasi …………………………………………………………….. 76 7. Gambar 4.3 Histogram Prestasi Belajar Siswa Memiliki Kemampuan Awal Tinggi ………………………………………………………………. 78 commit to user 8. Gambar 4.4 Histogram Prestasi Belajar Siswa Memiliki Kemampuan
19 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Awal Rendah ……………………………………………………………… 78 9. Gambar 4.6. Histogram Prestasi Belajar Siswa Memiliki Motivasi belajar Tinggi ………………………………………………………………………. 80 10. Gambar 4.6. Histogram Prestasi Belajar Siswa Memiliki Motivasi Belajar Rendah ……………………………………………………………………… 81
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman 1. Lampiran 1 RPP Media Animasi ………………………………………… 112 2. Lampiran 2 RPP Media Animasi ………………………………………… 118 3. Lampiran 3 Silabus ………………………………………………………. 121 4. Lampiran 4 Soal Uji Coba Kemampuan Awal …………………………... 123 5. Lampiran 5 Kisi-kisi Soal Uji Kemampuan Awal ……………………….. 128 6. Lampiran 6 Kisi-kisi Uji Soal Gerak Lurus ………………………………. 130 7. Lampiran 7 Soal Uji Coba Gerak Lurus ………………………………….. 132 commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
20 digilib.uns.ac.id
8. Lampiran 8 Kisi-kisi Uji Coba Soal Motivasi ……………………………. 137 9. Lampiran 9 Soal Uji Coba Motivasi Belajar Siswa ………………………. 138 10. Lampiran 10 Media Pembelajaran Animasi ………………………………. 147 11. Lampiran 11 LKS GLB dan GLBB .……………………………………
171
12. Lampiran 12 Gambar KIT IPA …………………………………………… 173 13. Lampiran 13 Soal Kemampuan Awal Siswa …………………………….. 174 14. Lampiran 14 Soal Gerak Lurus …………………………………………… 178 15. Lampiran 15 Nama-nama Siswa Kelas VIIA SMP Al Ikhlas Taliwang Sumbawa Barat …………………………………………………………… 183 16. Lampiran 16 Data Validitas Item Soal Uji Coba Gerak Lurus …………… 184 17. Lampiran 17 Data Releabilitas Soal Uji Coba Gerak Lurus ..……………. 187 18. Lampiran 18 Data Daya Beda Soal Uji Coba Gerak Lurus ………………. 190 19. Lampiran 19 Data Indeks Kesukaran Soal Uji Coba Gerak Lurus ………. 193 20. Lampiran 20 Data Validitas Item Soal Uji Coba Motivasi Belajar ……… 196 21. Lampiran 21 Data Releabilitas Soal Uji Coba Motivasi Belajar …………. 204 22. Lampiran 22 Data Validitas Item Sola Uji Coba Kemampuan Awal …….. 211 23. Lampiran 23 Data Releabilitas Soal Uji Coba Kemampuan Awal ……….. 214 24. Lampiran 24 Data Daya Beda Soal Uji Coba Kemampuan Awal …………217 25. Lampiran 25 Data Indeks Kesukaran Soal UC. Kemampuan Awal ……….220 26. Lampiran 26 Data Nilai Kemampuan Awal dan Motivasi Siswa ……… 223 27. Lampiran 27 Data Nilai Prestasi Belajar Media KIT dan Animasi...……. 227 28. Lampiran 28 Data Nilai Prestasi Belajar Kemampuan Awal …………… 229 commit to user
21 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
29. Lmpiran 29 Data Nilai Prestasi Belajar Motivai Belajar ………………… 231 30. Lampiran 30 Uji Normalitas ……………………………………………… 233 31. Lampiran 32 Uji Homogenitas ….………………………………………… 234 32. Lampiran 33 Data Tes Anava 3 jalan …………………………………….. 235 33. Lampiran 34 Data Uji Lanjut Media dan Motivasi ……………………… 236 34. Lampiran 35 Descritptive Statistik …..…………………………………… 238 35. Lampiran 36 Foto-foto Penelitian ………………………………………… 239 36. Lampiran 37 Surat ijin Penelitian ………………………………………… 243
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Peningkatan mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan dasar dan menengah merupakan salah satu usaha yang sedang commit user dilakukan oleh pemerintah Indonesia saat toini. Seperti yang tertuang dalam
perpustakaan.uns.ac.id
22 digilib.uns.ac.id
Undang-undang No. 20 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS huruf c yang berbunyi: “Bahwa sistem pendidikan nasional harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu serta relevansi dan efisiensi manajemen pendidikan untuk menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global sehingga perlu dilakukan pembaharuan pendidikan secara terencana, terarah, dan berkesinambungan” Dari Undang-undang tersebut jelas terlihat usaha pemerintah dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan diantaranya pengembangan kurikulum, peningkatan kompetensi guru, pengadaan buku dan alat peraga, sarana pendidikan serta perbaikan manajemen sekolah. Untuk menyambut hal tersebut maka peneliti berupaya memberikan umpan balik dengan memanfaatkan sarana dan prasarana disekolah yang diteliti untuk meningkatkan peran serta guru, sekolah maupun siswa sehingga diharapkan prestasi belajarnya dapat meningkat. Peran serta sekolah dalam menyambut usaha yang dilakukan pemerintah selama ini masih banyak kekurangannya, hal ini disebabkan partisipasi guru dalam pengambilan keputusan sering terabaikan padahal terjadi atau tidak terjadi perubahan di sekolah sangat bergantung pada gurunya. Guru perlu memahami bahwa setiap kegiatan yang dilakukan di ruang kelas saat pembelajaran berlangsung mempunyai pengaruh, baik positif atau negatif terhadap kualitas dan hasil pembelajaran. Di dalam menyajikan kegiatan belajar mengajar, pengelolaan kegiatan pembelajaran di kelas, serta pada saat berinteraksi dengan siswa seharusnya dilakukan oleh guru secara terencana dan berkesinambungan dengan cara perbaikan dan perubahan, baik dalam metode, strategi, media, maupun pengelolaan kelas yang terus dilakukan commit to user belajar siswa. Konsep sehingga diharapkan dapat meningkatkan pretasi
perpustakaan.uns.ac.id
23 digilib.uns.ac.id
pembelajaran menurut Firdaus (dalam Corey, 1986:195) yaitu : Suatu proses di mana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan respon khusus dari pendidikan. Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah. Mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau murid.
Dari konsep pembelajaran tersebut siswa akan mudah menerima pelajaran jika bukan hanya sekedar mendengar informasi dari guru, tetapi guru senantiasa berinteraksi langsung dengan siswa, dan terjadi umpan balik antara guru dan siswa. Untuk itu peranan seorang guru sangatlah besar dalam mewujudkan tujuan dari pendidikan sehingga pembelajaran yang terjadi tidak hanya satu arah dan guru menjadi satu satunya sumber ilmu, sehingga dapat memberikan suatu dampak bagi prestasi belajar yang dicapai siswa. Mata pelajaran fisika adalah salah satu mata pelajaran dalam rumpun sains. Hakikat sains adalah ilmu pengetahuan yang objek pengamatannya adalah alam dengan segala isinya termasuk bumi, tumbuhan, hewan, serta manusia. Sains adalah ilmu pengetahuan yang diperoleh dengan menggunakan metode-metode berdasarkan observasi. Menurut Rochani (dalam Depdiknas 2003:1) “Sains berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga sains bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsepkonsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan”. Hakikat fisika menurut Sudarwanto (dalam Beiser 1962: v), “Physics, like any other science, involves the active of pursuit of knowledge, and it contains many elements besides its basics concepts”. Dan dalam Karso (1993: 71), “fisika commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
24 digilib.uns.ac.id
merupakan ilmu yang lahir dan dikembangkan melalui langkah-langkah observasi, perumusan masalah, pengujian hipotesis lewat eksperimen, pengajuan kesimpulan, dan pengajuan teori atau konsep”. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa fisika merupakan bagian dari sains yang memungkinkan manusia memperoleh kebenaran ilmiah dari fenomenafenomena alam sehingga memudahkan menggambarkan dan mengatur alam. Selain itu, mata pelajaran fisika merupakan mata pelajaran yang berfungsi mengembangkan semua aspek belajar yang dimiliki peserta didik (afektif, kognitif, dan psikomotor) sehingga mempunyai sikap percaya diri untuk bekal hidup di masyarakat. Di dalam fisika materi yang dipelajari meliputi Besaran dan Satuan, Vektor, Gerak Lurus, Hukum Newton, Gaya Grafitasi, Dinamika Rotasi, Usaha dan Energi, Elastisitas, serta Hukum Kekekalan Energi Mekanik, serta Impuls dan Momentum yang terangkum dalam materi Mekanika. Gerak Lurus dipelajari di awal bab karena materi tersebut sangat berpengaruh sekali dalam memahami konsep konsep fisika yang lain yang saling berkaitan seperti: Hukum Newton Gaya, dan Dinamika Rotasi. Gerak Lurus dapat diamati secara nyata melalui eksperimen ataupun demonstrasi. Dalam penelitian ini pengamatan gerak lurus melalui metode demonstrasi sehingga dapat membantu siswa dalam menemukan konsep tentang gerak lurus. Metode demonstrasi digunakan dalam penelitian ini mengingat keterbatasan alat di sekolah MTsN Taliwang Sumbawa Barat, sedangkan media yang digunakan adalah Animasi dan KIT. Dari kedua media commit user lebih berengaruh dalam prestasi tersebut nantinya akan dibandingkan manatoyang
perpustakaan.uns.ac.id
25 digilib.uns.ac.id
hasil belajar siswa khususnya materi Gerak Lurus. Perkembangan teknologi yang sangat pesat ini, harus selaras dengan peningkatan mutu SDM agar arah perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dapat menuju sasaran yang tepat.. Kami sebagai guru,perhatian yang seksama dalam peningkatan mutu SDM., khususnya dalam melihat permasalahanpermasalahan dan perkembangan di dalam proses pembelajaran, siswa maupun bahan ajar yang kami ajarkan. Pembelajaran fisika di MTsN Taliwang Sumbawa Barat pada tahun 2009 khususnya di kelas VII agaknya aktivitas dan hasil belajarnya mengalami penurunan, hal ini ditandai pada kemampuan dalam pencapaian standar ketuntasan belajar minimal masih kurang dari target yang sudah ditetapkan serta semangat belajar siswa yang kendor. Secara umum aktivitas dan hasil belajar tidak sesuai yang diharapkan. Pada mata pelajaran fisika dianggap masih belum memadai. Disisi lain tinjauan terhadap guru sendiri biasanya ada materi yang susah diajarakan, artinya disamping materinya agak susah juga media pembelajaran yang masih kurang memadai. Waktu yang tersedia terasa masih kurang, misalnya pada materi Gerak Lurus. Pada materi ini dalam RPP tertera 2 x pertemuan, akan tetapi karena materi agak susah dimengerti siswa maka, pertemuan ditambah menjadi 3 kali atau 4 kali, itupun perolehan yang dicapai belum maksimal. Di samping itu juga dalam silabus materi fisika pada umumnya dianggap sangat padat, sementara jumlah pertemuan sangat terbatas, indikatornya dapat dilihat pada nilai ulangan harian pada semester I. commit user siswa seperti: gaya belajar, Adanya faktor-faktor internal yangtodimiliki
perpustakaan.uns.ac.id
26 digilib.uns.ac.id
kemampuan awal, gaya berfikir, motivasi berprestasi, kemampuan abstrak, sikap ilmiah dan gaya belajar yang dimiliki siswa belum diperhatikan oleh guru. Padahal kesemua faktor tersebut seharusnya mendapat perhatian dari guru sehingga guru secara psikologis dapat mengetahui keadaan anak dalam menerima pembelajaran dan faktor-faktor tersebut diharapkan dapat mempengaruhi pula proses penerimaan anak dalam menerima pembelajaran fisika dan akhirnya dapat pula mempengaruhi prestasi belajar siswa. Permasalahan disikapi dengan memberikan rangsangan dengan mencoba menggunakan metode pembelajaran yang berupa metode demonstrasi. Metode demonstrasi melalui media animasi pada satu kelas eksperimen dan kelas yang lain menggunakan KIT. Metode demonstrasi dengan media Animasi diharapkan siswa akan lebih termotivasi, tertantang, asyik dan menjadi menyenangkan dalam belajar fisika sehingga prestasi belajarnyapun diharapkan akan meningkat, sebagaimana penelitian yang telah dilakukan Aleksandriya Aleksandrova, 2007, dan Nadezhda Nancheva dengan judul “E-test with physics video demonstrations Department of Physics, University of Rousse”, (www.mptl12.ifd.uni.wroc.pl diakses 5 Desember 2010) diterangkan bahwa siswa harus belajar tidak hanya aplikasi hukum, prinsip-prinsip dan fakta tetapi juga, yang paling penting, mereka harus belajar untuk berpikir, untuk memahami dan menjelaskan fenomena. Dalam kasus lain hal yang serupa dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui media pernah juga dilakukan oleh Ricardo Trumper, 2003, dengan judul “The Physics Laboratory – A Historical Overview and Future Perspectives” commit to user (www.oranim.ac.il/sites/heb/SiteCollectionImages/personal/ricardo/ S_E2003.pdf,
27 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
diakses 12 Desember 2010) diterangkan bahwa pengajaran fisika yang berhubungan dengan konstruktivis mungkin tidak hanya memotivasi peserta didik, tetapi menyediakan cara mudah bagi siswa untuk mengembangkan pemahaman intuitif dari fenomena fisika abstrak sehingga pada penelitian tersebut berkeyakinan bahwa dengan dibantu media viasualisasi dengan komputer merupakan perspektif yang menjanjikan dalam mengajar fisika. Dari latar belakang dan berbagai sumber yang pernah dilakukan oleh beberapa peneliti di Negara lain penulis mengangkat judul pada Penelitian tesis ini “Pembelajaran Fisika dengan Metode Demonstrasi melalui Media Animasi dan KIT IPA Ditinjau dari Kemampuan Awal dan Motivasi Belajar Siswa” (Studi Kasus pada Pokok Bahasan: Gerak Lurus untuk Siswa Kelas VII MTsN Taliwang Sumbawa Barat tahun 2010/2011).
B. Identifikasi Masalah Setelah melihat latar belakang di atas, dapat diidentifikasi beberapa permasalahan sebagai berikut : 1. Prestasi belajar fisika MTsN Taliwang Sumbawa Barat rata-ratanya masih belum memadai dikarenakan pembelajarannya masih belum memenuhi karakteristik fisika. 2. Kurang adanya variasi metode pembelajaran yang digunakan guru, padahal ada berbagai metode yang biasa digunakan dalam pembelajaran seperti metode eksperimen, metode demonstrasi, metode diskusi, metode discovery dan metode inkuiri, metode pear teaching, metode drill, metode karyawisata, commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
28 digilib.uns.ac.id
dan metode perancangan sehingga mata pelajaran fisika menjadi terasa membosankan. 3. Kualitas pembelajaran fisika yang perlu ditingkatkan dengan berbagai media seperti media visual (animasi), media kartun, media kuis, media hasil teknologi cetak, media audio visual (VCD), media tiga dimensi (KIT) dan media serbaneka yang dapat membantu proses belajar mengajar namun selama ini guru belum menggunakannya. 4. Adanya factor internal seperti kemampuan awal, gaya berfikir, motivasi berprestasi, kemampuan abstrak, sikap ilmiah dan gaya belajar yang dimiliki siswa belum diperhatikan oleh guru sehingga mempengaruhi pula proses dalam pembelajaran fisika. 5. Prestasi yang dinilai hanya aspek kognitif yang sering digunakan, padahal ada aspek afektif dan aspek psikomotor yang juga harus diperhatikan, tetapi belum mendapatkan perhatian guru. 6. Guru belum menunjukkan keterkaitan antara konsep-konsep fisika yang akan diajarkan dengan konsep-konsep fisika sebelumnya sehingga materi fisika seolah-olah tidak saling berhubungan satu dengan yang lainnya. Konsepkonsep sebelum Gerak Lurus yang harus dikuasai adalah: Besaran dan Satuan, Pengukuran, serta Jarak dan Perpindahan. 7. Sarana dan prasarana yang ada belum optimal digunakan oleh guru sehingga pembelajaran fisika masih kurang menarik.
C. Pembatasan Masalah commitini to adalah user : Pembatasan masalah dalam penelitian
29 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
1. Pembelajaran fisika dibatasi pada penggunaan metode demonstrasi dengan media Animasi Gerak Lurus yang diprogram dengan macromedia flash 8 untuk kelas eksperimen 1 dan KIT untuk kelas eksperimen 2. 2. Kemampuan awal siswa dibatasi pada kemampuan awal tinggi dan rendah dalam memahami konsep fisika pada materi sebelumnya dengan tes awal. 3. Motivasi berprestasi siswa dibatasi pada motivasi tinggi dan motivasi rendah yang dimiliki oleh siswa MTsN Taliwang Sumbawa Barat dengan pemberian angket motivasi belajar sebelum penelitian dilakukan. 4. Prestasi belajar dibatasi pada
aspek kognitif dan afektif pada pokok
bahasan gerak lurus. 5. Materi fisika yang dipilih dalam penelitian ini adalah Gerak Lurus materi kelas VII pada semester dua di MTsN Taliwang Sumbawa Barat. 6. Subyek yang diteliti adalah siswa kelas VII MTsN Taliwang Sumbawa Barat semester II tahun pelajaran 2010/2011.
D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah dijelaskan di atas dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut: 1. Adakah perbedaan prestasi belajar antara siswa yang diberi pembelajaran dengan metode demonstrasi menggunakan media Animasi dan media KIT. 2. Adakah
perbedaan prestasi belajar antara siswa yang mempunyai
kemampuan awal tinggi dengan siswa yang mempunyai kemampuan awal rendah.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
30 digilib.uns.ac.id
3. Adakah perbedaan prestasi belajar antara siswa yang mempunyai motivasi belajar tinggi dengan siswa yang mempunyai motivasi rendah. 4. Adakah interaksi antara metode demonstrasi menggunakan media Animasi dan media KIT dengan tingkat kemampuan awal siswa terhadap prestasi belajar siswa. 5. Adakah interaksi antara metode demonstrasi menggunakan media Animasi dan media KIT dengan tingkat Motivasi Belajar siswa terhadap prestasi belajar siswa. 6. Adakah interaksi antara tingkat kemampuan awal dengan tingkat motivasi belajar terhadap prestasi belajar siswa. 7. Adakah interaksi antara metode demonstrasi menggunakan media Animasi dan media KIT dengan tingkat kemampuan awal dan tingkat motivasi belajar terhadap prestasi hasil belajar siswa.
E. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1.
Perbedaan prestasi belajar antara siswa yang diberi pelajaran dengan metode demonstrasi menggunakan Animasi dan media KIT
terhadap
prestasi belajar siswa. 2.
Perbedaan prestasi belajar antara siswa yang mempunyai kemampuan awal tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar siswa.
3.
Perbedaan prestasi belajar antara siswa yang mempunyai motivasi belajar tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar siswa.
4.
commit to user Interaksi antara metode demonstrasi menggunkan media Animasi dan
31 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
media KIT dengan tingkat kemampuan awal terhadap prestasi hasil belajar siswa. 5.
Interaksi antara antara metode demonstrasi menggunkan media Animasi dan media KIT dengan tingkat motivasi belajar terhadap prestasi hasil belajar siswa.
6.
Interaksi antara antara tingkat kemampuan awal dengan tingkat motivasi belajar terhadap prestasi hasil belajar siswa.
7.
Interaksi antara antara metode demonstrasi menggunkan media Animasi dan media KIT dengan tingkat kemampuan awal dan tingkat motivasi belajar terhadap prestasi hasil belajar siswa.
F. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan berguna untuk : 1. Bagi siswa : a. Mendorong siswa untuk dapat meningkatkan kemampuan berfikir tentang fisika khususnya gerak lurus. b. Membuat siswa untuk lebih termotivasi dalam belajar fisika sehingga fiska menjadi lebih menarik, asyik, dan menyenangkan. c. Mengusahakan siswa dapat mengaplikasikan
manfaat
gerak lurus
dalam kehidupan sehari-hari. 2. Bagi Guru a. Memberikan gambaran tentang pengelolaan,
perencanaan
dan
pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi commit to user
32 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
menggunakan animasi sehingga belajar fisika menjadi lebih menarik, asyik dan menyenangkan. b. Memberikan
motivasi
kepada guru
pembaharuan-pembaharuan
dalam
untuk
terus
melakukan
melakukan
kegiatan
mengajar dengan metode-metode pembelajaran yang ada
belajar dan
membantu memperlancar tugas profesinya. 3. Bagi Lembaga a. Memberikan kontribusi dalam memotivasi siswa untuk belajar fisika sehingg prestasi hasil belajar siswa dapat meningkat. b. Dapat dijadikan sebagai salah satu metode pembelajaran fisika yang relevan dengan permasalahan yang terjadi di sekolah. c. Untuk kelas
mengetahui VII tentang
gambaran
peningkatan
gerak lurus
dengan
hasil
belajar
siswa
metode demonstrasi
menggunakan Animasi dan KIT di kelas VII MTsN Taliwang Sumbawa Barat.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id i
BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS
A. Kajian Teori 1. Pengertian Belajar Menurut berbagai sudut pandang belajar dapat didefinisikan beraneka ragam. Menurut Slameto (2003:2), “Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”. Menurut M. Sobry Sutikno (2007:5) mengemukakan “Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan yang baru sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”. Menurut Thursan Hakim (2005:1), “Belajar adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir, dan lain-lain kemampuan”. Menurut Slameto (dalam R. Gagne, 2003:13) memberikan dua definisi belajar, yaitu: “(1). Belajar ialah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, dan tingkah laku. (2). Belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang diperoleh daricommit instruksi”. to user
i
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id ii
Atas dasar pendapat-pendapat tersebut dapatlah disimpulkan bahwa belajar adalah perubahan serta peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seseorang diberbagai bidang yang terjadi akibat melakukan interaksi terus menerus dengan lingkungannya. Jika di dalam proses belajar tidak mendapatkan peningkatan kualitas dan kuantitas kemampuan, dapat dikatakan bahwa orang tersebut mengalami kegagalan di dalam proses belajar. Dalam membelajarkan siswa guru dapat menggunakan berbagai metoda pembelajaran namun perlu diperhatikan bahwa belajar yang efektif dimulai dari lingkungan belajar yang berpusat pada siswa, siswa aktif dan guru sebagai fasilitator. 2. Teori Belajar Proses pembelajaran yang akan disiapkan oleh seorang guru hendaknya terlebih dahulu harus memperhatikan teori-teori yang melandasinya, dan bagaimana implikasinya dalam proses pembelajaran. Dalam penelitian ini hanya akan dibahas beberapa teori belajar yang erat kaitannya dengan masalah yang dihadapi diantaranya: Teori Belajar Gagne, Teori Belajar Pieget, Teori Belajar Bruner, dan Teori Belajar Ausubel. a. Teori Gagne Asumsi yang mendasari teori Gagne adalah bahwa pembelajaran merupakan faktor yang sangat penting dalam perkembangan. Perkembangan merupakan hasil kumulatif dari pembelajaran. Menurut Gagne bahwa dalam pembelajaran terjadi proses penerimaan informasi, untuk kemudian diolah sehingga menghasilkan keluaran commit dalam bentuk to user hasil belajar. Dalam pemrosesan
ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id iii
informasi terjadi adanya interaksi antara kondisi-kondisi internal dan kondisikondisi eksternal individu. Kondisi internal yaitu keadaan dalam diri individu yang diperlukan untuk mencapai hasil belajar dan proses kognitif yang terjadi dalam individu. Sedangkan kondisi eksternal adalah rangsangan dari lingkungan yang mempengaruhi individu dalam proses pembelajaran. Gagne beranggapan bahwa hirarki belajar itu ada, sehingga penting bagi guru untuk menentukan urutan materi belajar yang harus diberikan. Materimateri yang berfungsi prasyarat harus diberikan terlebih dahulu. Keberhasilan siswa belajar kemampuan yang lebih tinggi, ditentukan oleh apakah siswa itu memiliki kemampuan belajar yang lebih rendah atau tidak. Menurut Gagne tahapan proses pembelajaran meliputi delapan fase yaitu, (1) motivasi; (2) pemahaman; (3) pemerolehan; (4) penyimpanan; (5) ingatan kembali; (6) generalisasi; (7) perlakuan dan (8) umpan balik, sedangkan kemampuan manusia sebagai tujuan belajar menurut Gagne dibedakan menjadi 5 kategori, yaitu : (a) keterampilan intelektual; (b) informasi verbal; (c) strategi kognitif; (d) keterampilan motorik; dan (e) sikap. Untuk mencapai hasil belajar yang demikian maka implikasi teori belajar Gagne dalam proses belajar mengajar harus memperhatikan
kejadian
instruksional yang meliputi (1) menarik perhatian, (2) menjelaskan tujuan, (3) mengingat kembali apa yang telah dipelajari, (4) memberikan materi pelajaran, (5) memberi bimbingan belajar, (6) memberi kesempatan, (7) memberi umpan commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id iv
balik tentang benar tidaknya tindakan yang dilakukan, (8) menilai hasil belajar, dan (9) mempertinggi retensi dan transfer. Sehingga dengan metode demonstrasi melalui media Animasi dan KIT diharapkan pemahaman terhadap konsep tentang gerak lurus akan lebih baik karena dengan metode demonstrasi melalui media Animasi dan KIT memungkinkan adanya keterampilan intelektual, informasi verbal, strategi kognitif, keterampilan motorik, serta sikap yang dimiliki siswa yang dapat mempegaruhi siswa dalam belajar. b. Teori Piaget Prinsip teori Piaget, (a) manusia tumbuh beradaptasi, dan berubah melalui perkembangan fisik, kepribadian, sosioemosional, kognitif, dan bahasa; (b) pengetahuan datang melalui tindakan; (c) perkembangan kognitif sebagian besar tergantung seberapa jauh anak aktif memanipulasi dan berinteraksi dengan lingkungan. Menurut Piaget perkembangan kognitif pada anak secara garis besar sebagai berikut: (a) priode sensori motor (0-2 tahun); (b) priode praoperasional (2-7 tahun); (c) priode operasional konkrit (7-11 tahun); (d) priode operasi formal (11-15 tahun). Konsep-konsep dasar proses organisasi dan adaptasi intelektual menurut Piaget meliputi : 1. skemata, dipandang sebagai sekumpulan konsep, 2. Asimilasi, peristiwa mencocokkan informasi baru dengan informasi lama yang sudah dimiliki oleh seseorang, 3. Akomodasi, terjadi apabila antara informasi baru dan lama yang semula tidak cocok kemudian commit todibandingkan user dan disesuaikan dengan
iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id v
informasi lama, dan 4. Equilibrium (keseimbangan), bila keseimbangan tercapai maka siswa mengenal informasi baru. Implikasi teori Piaget dalam Proses Pembelajaran adalah: (a). Memusatkan perhatian kepada berfikir atau proses mental anak, tidak sekedar kepada hasilnya tetapi juga prosesnya, (b). Mengutamakan peran siswa dalam berinisiatif sendiri, keterlibatan aktif dalam pembelajaran, penyajian pengetahuan jadi tidak mendapat tekanan. (c). Memaklumi adanya perbedaan individual, maka kegiatan pembelajaran diatur dalam bentuk kelompok kecil, (d). Peran guru sebagai seorang yang mempersiapkan lingkungan yang memungkinkan siswa dapat memperoleh pengalaman yang luas. Dari teori perkembangan belajar Piaget di atas pembelajaran menggunakan metode demonstrasi melalui media Animasi dan KIT dapat digunakan karena telah ada proses belajar yang berlangsung dengan insiatif dan keterlibatan aktif tanpa tekanan serta adanya kelompok kecil yang digunakan dan guru berperan dalam menyiapkan lingkungannya. c. Teori Bruner Teori Bruner hampir serupa dengan teori Piaget, Di dalam teorinya Bruner mengemukakan bahwa perkembangan intelektual anak mengikuti 3 tahap representasi yang berurutan, yaitu: (a)enactive representation, segala pengertian anak tergantung kepada responnya; (b) iconic representation, pola berfikir anak tergantung kepada organisasi visual (benda-benda yang konkrit) commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id vi
dan organisasi sensorisnya; dan (c) simbolic reprentation, anak telah memiliki pengertian yang utuh tentang sesuatu hal, pada priode ini anak telah mampu mengutarakan pendapatnya dengan bahasa. Berbeda dengan Piaget, Bruner memiliki pandangan yang lain tentang peranan bahasa dalam perkembangan intelektual anak. Bruner berpendapat meskipun bahasa dan pikiran berhubungan, tetapi merupakan dua sistem yang berbeda. Bahasa merupakan alat berfikir dalam yang berbentuk pikiran. Dengan kata lain proses berfikir adalah akibat bahasa dalam yang berlangsung dalam benak siswa.Bruner juga berpendapat bahwa kesiapan adalah penguasaan keterampilan
sederhana
yang
memungkinkan
seseorang
menguasai
keterampilan lebih tinggi. Menurut Bruner kita tidak boleh menunggu datangnya kesiapan, tetapi harus membantu tercapainya kesiapan itu. Tugas orang dewasalah mengajarkan kesiapan itu pada anak. Berhubungan dengan proses belajar Bruner dikenal dengan belajar penemuannya (discovery learning). Implikasi Teori Bruner dalam proses pembelajaran adalah : (a) menghadapkan anak pada suatu situasi yang membingungkan atau suatu masalah; (b) anak akan berusaha membandingkan realita di luar dirinya dengan model mental yang telah dimilikinya; dan (c) dengan pengalamannya anak akan mencoba menyesuaikan atau mengorganisasikan kembali struktur-struktur idenya dalam rangka untuk mencapai keseimbangan di dadalam benaknya. Untuk itu siswa akan mencoba melakukan sintesis, analisis, menemukan informasi baru dan menyingkirkancommit informasi to user yang tak perlu.
vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id vii
Maka
melalui
pembelajaran
menggunakan
metode
demonstrasi
menggunakan media Animasi dan KIT, diharapkan ada masalah yang dihadapi siswa dalam proses belajar hingga ada situasi yang membingungkan yang akhirnya siswa akan berusaha membandingkan realita di luar dirinya dan siswa akan lebih berpengalaman dan penanaman konsep akan dapat lebih mudah untuk diterima siswa. Pembelajaran dengan Media Animasi dan KIT memberikan adanya kesempatan kepada siswa untuk lebih aktif dan kreatif dalam belajar baik untuk dirinya sendiri maupun demi kelompoknya.
d. Teori Ausubel Ausubel berpendapat bahwa belajar penemuan itu penting, tetapi dalam beberapa situasi tidak efisien, ia lebih menekankan guru sentral, sehingga Ausubel kurang menekankan belajar aktif. Penekanannya pada ekpositorik .Ausubel menekankan pengajaran verbal yang bermakna (meaningful verbal instruction). Menurut Ausubel, setiap ilmu mempunyai struktur konsep-konsep yang membentuk dasar sistem informasi ilmu tersebut. Semua konsep berhubungan satu sama lain (organiser). Struktur konsep dari setiap bidang dapat diidentifikasi dan diajarkan kepada semua siswa dan menjadi sitem proses informasi mereka yang disebut dengan peta intelektual. Peta intelektual ini dapat digunakan untuk menganalisa domain tertentu dan untuk memecahkan masalah-masalah yang berhubungan erat dengan aktivitas domain tersebut. Belajar adalah mencocokkan konsep dalam suatu pokok bahasan ke dalam sistem yang dimilikinya untuk kemudian menjadi milikinya dan
commit to user berguna baginya. Belajar dapat diklasifikasikan kedalam dua dimensi. Dimensi pertama
vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id viii
berhubungan dengan cara informasi atau materi pelajaran itu disajikan kepada siswa melalui penerimaan atau penemuan. Selanjutnya dimensi kedua menyangkut bagaimana siswa dapat mengaitkan informasi itu pada struktur kognitif yang telah ada. Jika siswa hanya mencoba menghafalkan informasi baru itu tanpa menghubungkan dengan struktur kognitifnya, maka terjadilah belajar dengan hafalan. Sebaliknya jika siswa menghubungkan atau mengaitkan informasi baru itu dengan struktur kognitifnya maka yang terjadi adalah belajar bermakna. Dari teori belajar Ausubel tersebut pembelajaran yang
disampaikan pada siswa diharapkan bukan hanya sekedar
penyampaian pesan dan memberikan siswa suatu contoh seperti yang telah disebutkan oleh guru, tetapi pesan yang diterima siswa diharapkan dapat menumbuhkan segala kemampuan yang ada pada siswa sampai siswa dapat memberikan contoh berupa aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari berdasarkan konsep yang ada. Sehingga penyampaian materi dengan Media Animasi dan KIT dapat lebih bermakna karena dapat mengaitkan konsep-konsep sebelumnya, dan pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa. Sedangkan dalam pelaksanaannya Media Animasi disampaikan secara berulang-ulang sampai permasalahan yang ada muncul dari siswa sebagai bahan kajian, sehingga akan menumbuhkan adanya keingin tauhan siswa yang lebih dalam dan pembangunan konsep pada diri siswa akan terjadi yaitu melalui pemberian soal latihan serta pemberikan contoh dalam kehidupan sehari-hari. Selaras dengan teori belajar Ausubel, maka pembelajaran dengan metode demonstrasi melalui media Animasi dan KIT siswa akan menerima berbagai penjelasan atas konsep- konsep pada Gerak Lurus yang mendorongnya untuk melakukan atau mencoba dan akan lebih bermakna ketika pelaksanaan demonstrasi.
commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id ix
Dari berbagai teori belajar di atas maka dapatlah disimpulkan bahwa belajar itu merupakan suatu proses untuk menuju suatu perubahan dalam diri seseorang dimulai dari menerima dan mengolah informasi baik secara sadar ataupun tak sadar secara menetap hingga memperoleh suatu kecakapan atau keberhasilan. Agar keberhasilan dapat dicapai maka pelaksanaan pembelajaran tidak satu arah tetapi dua arah, yaitu dilaksanakan dengan melibatkan siswa, adapun langkah-langkahnya dilaksanakan secara jelas dan dengan metode atau pemilihan media yang sesuai agar anak dengan mudah di dalam menerima dan melakukan pengembangan ilmu sesuai yang ia pelajari. Metode demonstrasi dengan Animasi dan KIT merupakan contoh penggunaan metode pembelajaran yang disampaikan dalam situasi alamiah sehingga siswa dapat mengamatinya secara langsung dengan caranya sendiri dan dengan penuh kepastian hal ini menumbuhkan adanya sifat percaya diri siswa dalam mengambil keputusan sehingga dari pengalaman yang ia pelajari
kemungkinan besar dapat
menguatkan konsep sehingga prestasi belajar meningkat. 3. Metode Pembelajaran Metode adalah “suatu cara yang dipergunakan guru untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan”, untuk itu pemilihan metode di dalam mengajar sangat perlu untuk diperhatikan karena tidak semua metode akan baik untuk digunakan pada setiap penyampaikan materi pelajaran. Antara metode dengan model sebenarnya tidak jauh berbeda, perbedaannya hanyalah terletak commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id x
pada tekanannya saja, pada metode tekannya bagai mana untuk mendapatkan fakta awal yang digunakan untuk memunculkan masalah, sedangkan pada model tekanannya terletak pada tehnik, strategi atau kegiatan yang lainnya yang dipandang sebagai pokok pembelajaran. Pada pembelajaran ilmu IPA khususnya ilmu fisika teori dan praktek dalam pembelajaran tak dapat untuk dipisahkan, pembelajaran fisika akan bermakna apabila terjadi interaksi yang harmonis dan komunikatif antara guru dan siswa. Pengertian dari metode sebenarnya adalah tergantung dari yang memberikan jawaban, ada yang berpendapat bahwa metode adalah “penentuan bahan yang akan diajarkan”, ada pula yang berpendapat bahwa metode itu adalah “cara-cara di dalam menyajikan bahan”, sedangkan untuk setiap metode sebenarnya memiliki keunggulan dan kelemahan-kelemahannya. Ada banyak cara-cara atau metode-metode pembelajaran, tetapi seorang guru harus mampu menentukan metode apa yang paling tepat digunakan dalam pembelajaran karena tidak semua metode pembelajaran cocok diterapkan untuk materi pembelajaran yang sama. Menurut Akhmat Sudrajat, (2008) dalam situs (http://akhmadsudrajat.wordpress.com, diakses 12 September 2008) “Metode pembelajaran
dapat
diartikan
sebagai
cara
yang
digunakan
untuk
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran”. Terdapat beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran, diantaranya: (1)commit ceramah; to user (2) demonstrasi; (3) diskusi; (4)
x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id xi
simulasi; (5) laboratorium; (6) pengalaman lapangan; (7) brainstorming; (8) debat, (9) simposium, dan sebagainya. Selanjutnya metode pembelajaran dijabarkan ke dalam teknik dan gaya pembelajaran. Dengan demikian, teknik pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. Misalkan, penggunaan metode ceramah pada kelas dengan jumlah siswa yang relatif banyak membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya secara teknis akan berbeda dengan penggunaan metode ceramah pada kelas yang jumlah siswanya terbatas. Demikian pula, dengan penggunaan metode diskusi, perlu digunakan teknik yang berbeda pada kelas yang siswanya tergolong aktif dengan kelas yang siswanya tergolong pasif. Dalam hal ini, guru pun dapat berganti-ganti teknik meskipun dalam koridor metode yang sama. Dari pengertian metode pembelajaran menurut Akhmad Sudrajat tersebut sangat penting bagi seorang guru untuk dapat menentukan metode pembelajaran yang tepat sesuai dengan materi pembelajaran yang akan dilakukan di dalam kelas supaya pembelajaran dapat mencapai tujuan pembelajaran dengan maksimal. Metode pembelajaran ini harus dipilih oleh guru dengan
cermat
dan seksama
ketika
sedang mempersiapkan rencana
pembelajaran. 4. Metode Demonstrasi Salah satu metode pembelajaran adalah metode demonstrasi. Metode ini sangat
commit to user
cocok diterapkan di awal pembelajaran maupun di tengah pembelajaran untuk xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id xii
menjelaskan suatu barang atau proses kepada siswa secara visual. Metode ini membuat siswa melihat suatu prinsip atau cara kerja suatu alat secara langsung dan tidak hanya melalui gambar atau penjelasan saja. Menurut Umiyanti (dalam Muhibbin Syah, 2000:23) pada situs (http://umiyanti28.wordpress.com/2008 /12/20/macam-macammetode-pembelajaran/, diakses 2 Desember 2010) “metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan”. Dalam situs yang sama disebutkan bahwa metode demonstrasi adalah metode yang digunakan untuk memperlihatkan sesuatu proses atau cara kerja suatu benda yang berkenaan dengan bahan pelajaran. Dengan demikian secara umum dapat dikatakan bahwa ciri metode demonstrasi adalah guru melakukan sesuatu di depan kelas untuk diperhatikan oleh murid-muridnya. Manfaat psikologis pedagogis dari metode demonstrasi adalah : Perhatian siswa dapat lebih dipusatkan, Proses belajar siswa lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari, dan Pengalaman serta kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam diri siswa.
a. Kelebihan metode demonstrasi Kelebihan metode demonstrasi sebagai berikut : Membantu anak didik memahami dengan jelas jalannya suatu proses atu kerja suatu benda, memudahkan berbagai jenis penjelasan, dan kesalahan-kesalahan yeng terjadi dari hasil ceramah dapat diperbaiki melaui pengamatan dan contoh konkret, dengan menghadirkan obyek sebenarnya.
commit to user
xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id xiii
b. Kelemahan metode demonstrasi Kelemahan metode demonstrasi sebagai berikut : Anak didik terkadang sukar melihat dengan jelas benda yang akan dipertunjukkan, tidak semua benda dapat didemonstrasikan, sukar dimengerti bila didemonstrasikan oleh guru yang kurang menguasai apa yang didemonstrasikan. Jadi metode demonstrai ini harus dipersiapkan secara matang oleh guru jauh sebelum pembelajaran dimulai, baik dari segi persiapan alat-alat sampai waktu yang diperlukan untuk melaksanakan metode demonstrasi juga harus diperhitungkan. Meskipun cukup banyak persiapan yang harus dilakukan, tetapi jika diterapkan dengan benar, maka perhatian peserta didik pada pembelajaran dapat terfokus dengan baik. Hal ini sangat menolong untuk masuk ke dalam pembelajaran yang lebih dalam dan untuk lebih mengetahui efisiensi waktu yang akan dipergunakan selama proses kegiatan belajar mengajar berlangsung.
c. Langkah-langkah Menggunakan Metode Demonstrasi 1) Tahap Persiapan Pada tahap persiapan ada beberapa hal yang harus dilakukan yaitu: umuskan tujuan yang harus dicapai oleh siswa setelah proses demonstrasi berakhir, mempersiapkan garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan dilakukan, dan melakukan uji coba demonstrasi. 2) Tahap Pelaksanaan, tahap pelaksanaan meliputi a) Langkah pembukaan, sebelum demonstrasi dilakukan ada beberapa commit to user hal yang harus diperhatikan, di antaranya: mengatur tempat duduk yang xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id xiv
memungkinkan semua siswa dapat memperhatikan dengan jelas apa yang didemonstrasikan, mengemukakan tujuan apa yang harus dicapai oleh siswa, dan mengemukakan tugas-tugas apa yang harus dilakukan oleh siswa, misalnya siswa ditugaskan untuk mencatat hal-hal yang dianggap penting dari pelaksanaan demonstrasi. b) Langkah pelaksanaan demonstrasi yaitu:
memulai demonstrasi
dengan kegiatan-kegiatan yang merangsang siswa untuk berpikir, misalnya melalui
pertanyaanpertanyaan
yang
mengandung
teka-teki
sehingga
mendorong siswa untuk tertarik memperhatikan demonstrasi, menciptakan suasana yang menyejukkan dengan menghindari suasana yang menegangkan, meyakinkan bahwa semua siswa mengikuti jalannya demonstrasi dengan memerhatikan reaksi seluruh siswa, memberikan kesempatan kepada siswa untuk secara aktif memikirkan lebih lanjut sesuai dengan apa yang dilihat dari proses demonstrasi itu. c)
Langkah mengakhiri demonstrasi. Apabila demonstrasi selesai
dilakukan, proses pembelajaran perlu diakhiri dengan memberikan tugas-tugas tertentu yang ada kaitannya dengan pelaksanaan demonstrasi dan proses pencapaian tujuan pembelajaran. Hal ini diperlukan untuk meyakinkan apakah siswa memahami proses demonstrasi itu atau tidak. Selain memberikan tugas yang relevan, ada baiknya guru dan siswa melakukan evaluasi bersama tentang jalannya
proses
demonstrasi
itu
untuk
commit to user
xiv
perbaikan
selanjutnya.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id xv
(http://education-mantap.blogspot.com/2010/05/metode-demonstrasi.html, diakses 18 Mei 2010) 5. Media Animasi Suatu medium (jamak: media) adalah perantara/pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Dalam kaitannya dengan pengajaran-pembelajaran, media adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima pesan sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa sehingga terjadi proses belajar. Contoh-contohnya termasuk video, televisi, computer, diagram, bahan-bahan tercetak, itu semua dapat dipandang media jika medium itu membawa pesan yang berisi tujuan pengajaran. Istilah media pengajaran dalam kegiatan belajar mengajar sering disinonimkan dengan istilah media pendidikan. Media pendidikan adalah media yang penggunaannya diintegrasikan dengan tujuan dan isi pengajaran dan dimaksudkan untuk mempertinggi mutu mengajar dan belajar. Pemakaian media pengajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar dan bahkan membawa pengaruh psikologis terhadap siswa. Menurut Kamiantri Ramli (dalam Wikipedia, 2009), animasi atau lebih akrab disebut dengan film animasi adalah: Film yang merupakan hasil dari pengolahan gambar tangan sehingga menjadi gambar yang bergerak, dengan bantuan computer dan grafika computer, pembuatan film animasi menjadi sangat mudah dan cepat. Flash adalah alat untuk membuat web site yang interaktif dan web site yang dianimasikan. Animasi flash adalah gambar bergerak yang dibuatdengan menggunakan alat untuk membuat web site yang interaktif dan web yang dianimasikan.
commit to user
xv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id xvi
Pendapat lain Menurut Kamiantri Ramli (dalam Artawan, 2010), ada tiga jenis format animasi yaitu animasi tanpa sistem control misalnya untuk pause, memperlambat kecepatan pergantian frame, zoom in, zoom out dan lain sebagainya, animasi dengan sistem kontrol dan animasi manipulasi langsung, dimana guru dapat berinteraksi langsung dengan kontrol navigasi. Media Animasi menurut Kamiantri Ramli (dalam Artawan, 2010) mempunyai kelebihan dan kelemahan yaitu:
a. Keunggulan media Animasi Keunggulan Media Animasi yaitu: 1) Memudahkan guru untuk menyajikan informasi mengenai proses yang cukup kompleks dalam kehidupan, misalnya siklus nitrogen, respirasi aerob, sistem peredaran darah dan proses lainnya. Memperkecil ukuran objek yang cukup besar dan sebaliknya seperti hewan dan mikroba. 2) Memotivasi siswa untuk memperhatikan karena menghadirkan daya tarik bagi siswa terutama animasi yang dilengkapi dengan suara. 3) Memiliki lebih dari satu media yang konvergen, misalnya menggabungkan unsur audio dan visual. 4) Bersifat interaktif, dalam pengertian memiliki kemampuan untuk mengakomodasi respon pengguna. 5. Bersifat mandiri, dalam pengertian memberi kemudahan dan kelengkapan isi sedemikian rupa sehingga pengguna bisa menggunakan tanpa bimbingan orang lain.
b. Kelemahan media Animasi Adapun kelemahan dari
Media Animasi adalah: 1) Memerlukan
kreatifitas dan ketrampilan yang cukup memadai untuk mendesain animasi yang dapat secara efektif digunakan commit sebagaitomedia user pembelajaran. 2) Memerlukan
xvi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id xvii
software khusus untuk membukanya. 3) Guru sebagai komunikator dan fasilitator
harus
memiliki
kemampuan
memahami
siswanya,
bukan
memanjakannya dengan berbagai animasi pembelajaran yang cukup jelas tanpa adanya usaha belajar dari mereka atau penyajian informasi yang terlalu banyak dalam satu frame cenderung akan sulit dicerna siswa 6. KIT IPA Alat peraga KIT Ilmu Pengetahuan Alam adalah peralatan IPA yang diproduksi dan dikemas dalam kotak unit pengajaran, yang menyerupai rangkaian peralatan uji coba keterampilan proses pada bidang studi IPA serta dilengkapi dengan buku pedoman penggunaannya. Wibawa dan Mukti (1992: 52) mengatakan bahwa “Media/alat peraga KIT Ilmu Pengetahuan Alam atau loan boxes merupakan salah satu dari media tiga dimensi”. Media tiga dimensi dapat memberi pengalaman yang mendalam dan pemahaman yang lengkap akan benda-benda nyata. Loan boxes adalah kotak yang mempunyai bentuk dan besarnya sesuai dengan keperluan. Kotak ini diisi dengan itemitem yang berhubungan dengan unit pelajaran. Menurut Berta (1996: 17), media Kit IPA adalah peralatan IPA yang diproduksi dan dikemas dalam bentuk kotak unit pengajaran, yang menyerupai rangkaian peralatan uji coba keterampilan proses pada bidang studi IPA dan dilengkapi dengan buku pedoman penggunaannya. Dari pengertian yang dikemukakan di atas KIT IPA adalah kotak yang berisi alatalat IPA. Seperangkat peralatan Ilmu Pengetahuan Alam tersebut mengarah pada kegiatan yang berkesinambungan atau berkelanjutan. Peralatan Ilmu Pengetahuan Alam yang dirancang dan dibuat ini menyerupai rangkaian peralatan uji coba ketrampilan
commit to user
xvii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id xviii
proses pada bidang studi Ilmu Pengetahuan Alam. Sebagai alat yang dirancang dan dibuat secara khusus, maka dapat diartikan bahwa KIT Ilmu Pengetahuan Alam merupakan suatu sistem yang didesain atau dirancang secara khusus untuk suatu tujuan tertentu. KIT IPA dibagi menjadi beberapa jenis antara lain: 1) KIT IPA untuk siswa yang dibutuhkan oleh kelompok-kelompok siswa untuk percobaan; 2) KIT IPA untuk guru yang dibutuhkan oleh guru untuk percobaan; 3) KIT IPA daftar nama benda-benda dan bahanbahan dari lingkungan yang diperlukan untuk percobaan tertentu. KIT IPA sangat diperlukan dalam pembelajaran IPA karena dengan menggunakan alat peraga guru dapat terbantu dalam menjelaskan fenomena, fakta mengenai alam. Menurut winata putra (1999 : 272) “Alat peraga dapat membantu siswa untuk berfikir logis dan sistematis sehingga mereka pada akhirnya mempunyai pola pikiran yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari”. Alat peraga berfungsi membantu guru dalam memberikan penjelasan konsep, merumuskan dan membentuk konsep, melatih siswa dalam keterampilan memberi/percobaan, penguatan konsep pada siswa, melatih siswa dalam pemecahan masalah, dan mendorong siswa berfikir kritis. Sebagai langkah awal dalam menggunakan Alat peraga KIT IPA, guru harus meyakinkan diri bahwa siswa mengetahui nama dari bagian-bagian peralatan yang berbeda dengan benar. Siswa juga harus mengetahui cara merakit peralatan sesuai dengan petunjuk dari buku/guru serta memperagakan cara merakit peralatan. Selain itu, siswa juga diminta untuk mengamati dengan teliti sehingga dapat menunjukkan bagaimana teknik yang digunakan dalam mengamati hasil percobaan serta fokus perhatian. Dari hasil pengamatan, siswa menuliskan commit to user kedalam buku catatan atau lembar
xviii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id xix
pengamatan yang telah disediakan. Sehingga siswa termotivasi dalam belajar menggunakan KIT IPA ini seoptimal mungkin.
a. Keunggulan Media KIT KIT Ilmu Pengetahuan Alam mempunyai keunggulan dalam pembelajaran IPA, yaitu: 1) Membantu pengembangan konsep-konsep Ilmu Pengetahuan Alam; 2) Media dapat memberi dasar yang konkrit untuk berpikir sehingga dapat mengurangi terjadinya verbalisme; 3) Memberikan pengalaman yang nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan sendiri; dan 4) Menimbulkan pemikiran yang teratur dan berkesinambungan. Menurut Budiningsih dalam Jurnal Teknologi Pendidikan (1996: 51) mengemukakan bahwa “media yang diproduksi dan dikemas dalam bentuk kotak unit pengajaran (KIT) yang dilengkapi dengan buku petunjuk penggunaannya adalah untuk menanamkan konsep atau pemahaman siswa terhadap suatu objek atau peristiwa-peristiwa pembelajaran secara utuh”.
b. Kelemahan Media KIT Media KIT IPA dalam penggunaannya memerlukan biaya yang tidak sedikit sehingga tidak setiap sekolah mempunyai peralatan KIT IPA, Penggunaan KIT IPA memerlukan waktu yang lebih banyak untuk melakukan persiapan, media KIT IPA memerlukan tempat dan perawatan khusus sehingga perlu penambahan ruang khusus untuk laboratorium. Pemakaian atau penggunaan alat peraga Komponen Instrumen Terpadu commit to user Ilmu Pengetahuan Alam tersebut disesuaikan dengan jenis percobaan yang akan xix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id xx
diajarkan guru di Sekolah. Agar dalam menggunakan alat-alat pengajaran dalam suatu pengajaran dapat mencapai keberhasilan dan daya guna yang tinggi maka guru harus dapat memilih alat-alat pengajaran yang tepat. Hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam memilih atau menentukan alat-alat pengajaran dari KIT IPA yang akan digunakan pada waktu mengajar, diantaranya adalah: 1) materi yang akan diajarkan; 2) tujuan pembelajaran; 3) spesifikasi alat yang akan digunakan; 4) proses urutan mendemonstasikan alat; serta (5) validitas alat. Ciri-ciri keberhasilan siswa dalam penggunaan KIT IPA adalah siswa menyadari arah yang dituju dalam proses pembelajaran, siswa merasa mendapat tanggung jawab pada beban yang diberikan, siswa merasa tidak bosan, mengantuk, dan berkonsentrasi terhadap materi yang diberikan guru, motivasi siswa banyak tumbuh dari dalam diri siswa, dan kreatifitas siswa berkembang dengan baik.
commit to user
xx
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id xxi
Gambar 2.1 KIT IPA
Jadi, kit IPA yang digunakan dalam penelitian ini dimaksudkan sebagai salah satu bentuk media pembelajaran yang diharapkan bisa membantu siswa memahami materi pelajaran IPA. Dalam pelaksanaannya alat-alat yang digunakan dalam mengamati gerak lurus diantaranya : statif, trolly, stopwact, tiker timer, power supply, mobil-mobilan, kertas karbon dan kertas pencatat waktu, rell (jalan). Untuk melengkapi media Animasi dan KIT diperlukan Lembar Kerja Siswa (LKS) merupakan salah satu jenis alat bantu pembelajaran (Hidayah dan Sugiarto, 2006: 8). Secara umum LKS merupakan perangkat pembelajaran sebagai pelengkap/ sarana pendukung pelaksanaan Rencana Pembelajaran (RP). Lembar Kerja Siswa berupa lembaran kertas yang berupa informasi maupun soal-soal (pertanyaanpertanyaan yang harus dijawab oleh siswa). LKS mandiri yang digunakan dalam penelitian ini adalah LKS yang didesain oleh peneliti, dimana siswa akan menemukan sendiri konsep gerak lurus.
7. Kemampuan Awal Siswa Setiap individu mempunyai kemampuan belajar yang berlainan. Kemampuan
commit to user
awal siswa adalah kemampuan yang telah dipunyai oleh siswa sebelum mengikuti xxi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id xxii
pembelajaran yang akan diberikan. Kemampuan awal ini menggambarkan kesiapan siswa dalam menerima pelajaran yang akan disampaikan oleh guru. Kemampuan awal siswa penting untuk diketahui guru sebelum ia memulai dengan pembelajarannya, karena dengan demikian dapat di ketahui apakah siswa telah mempunyai
atau
pengetahuan
yang
merupakan
prasyarat
untuk
mengikuti
pembelajaran. Sejauh mana siswa telah mengetahui materi apa yang akan di sajikan. Dengan mengetahui hal tersebut, guru akan dapat merancang pembelajaran dengan lebih baik. Sebab apabila siswa di beri materi yang telah diketahui maka akan merasa cepat bosan. Kemampuan awal siswa dapat diukur melalui tes awal, interview atau cara2 lain yang cukup sederhana seperti melontarkan pertanyaan2 secara acak dengan distribusi perwakilan siswa yang representative, kemampuan awal dalam penelitian ini menggunakan tes, sebelum pemberian materi gerak lurus kemampuan awal yang harus dikuasai adalah pengukuran,
besaran dan satuan, alat ukur, pengukuran besaran
turunan. Dengan mengetahui kemampun awal sebelumnya diharapkan siswa dapat mengaitkan materi yang akan diberikan (gerak lurus) dengan materi sebelumnya sehingga hasil prestasi belajar siswa diharapkan dapat meningkat.
8. Motivasi Belajar Siswa Motivasi adalah dorongan yang menyebabkan terjadinya suatu perbuatan atau tindakan. Perbuatan belajar pada siswa terjadi karena adanya motivasi untuk melakukan perbuatan belajar. Motivasi dipandang berperan dalam belajar karena motivasi
commit to user
mengandung nilai-nilai sebagai berikut :1. Motivasi menentukan tingkat berhasil atau
xxii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id xxiii
kegagalan perbuatan belajar siswa. Belajar tanpa motivasi kiranya sulit untuk berhasil. 2. Pengajaran yang bermotivasi pada hakikatnya adalah pengajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan, dorongan, motif, minat yang dimiliki oleh siswa. 3. Pengajaran yang bermotivasi membentuk aktivitas dan imaginitas pada guru untuk berusaha secara sungguh-sungguh mencari cara-cara yang sesuai dan serasi guna membangkitkan dan memelihara motivasi belajar siswa. Guru senantiasa berusaha agar siswa-siswa pada akhirnya memiliki (self motivation) yang baik. 4. Berhasil atau tidak berhasilnya dalam membangkitkan penggunaan motivasi dalam pengajaran sangat erat hubungan dengan aturan disiplin dalam kelas. Ketidakberhasilan dalam hal ini mengakibatkan timbulnya masalah disiplin dalam kelas. 5. Azas motivasi menjadi salah satu bagian yang integral dari asas-asas mengajar. Penggunaan motivasi dalam mengajar bukan saja melengkapi prosedur mengajar, tetapi juga menjadi faktor yang menentukan pengajaran yang efektif. Demikian pengajaran yang berasaskan motivasi adalah sangat penting dalam proses belajar dan mengajar. (http://pakdesofa.blog2.plasa.com/archives/50, diakses 2 Desember 2010) Siswa dalam belajar hendaknya merasakan adanya kebutuhan psikologis yang normatif. Siswa yang termotivasi dalam belajarnya dapat dilihat dari karakteristik tingkah laku yang menyangkut minat, ketajaman, perhatian, konsentrasi, dan ketekunan. Siswa yang memiliki motivasi rendah dalam belajarnya menampakkan keengganan, cepat bosan, dan berusaha menghindar dari kegiatan belajar. Disimpulkan bahwa motivasi menentukan tingkat berrhasil tidaknya kegiatan belajar siswa. Motivasi menjadi salah satu faktor yang menentukan belajar yang efektif.
commit to user
xxiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id xxiv
Motivasi dalam penelitian ini merupakan suatu daya atau kekuatan yang timbul dari dalam diri siswa untuk memberikan kesiapan agar tujuan yang telah ditetapkan tercapai. Sedangkan belajar dalam penelitian ini merupakan suatu proses yang dilakukan siswa untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang lebih baik dan sebelumnya sebagai hasil pengalaman siswa dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Berdasarkan pengertian di atas, maka secara operasional motivasi belajar dalam penelitian ini adalah respon siswa Kelas VII MTsN Taliwang Sumbawa Barat, tahun pelajaran 2010/2011 terhadap sejumlah pernyataan mengenai keseluruhan usaha yang timbul dari dalam diri siswa agar tumbuh dorongan untuk belajar dan tujuan yang dikehendaki oleh siswa tercapai, yang diungkap melalui instrumen angket, yaitu: 1. Ketekunan dalam belajar, meliputi : Kehadiran di kelas, Mengikuti proses belajar mengajar di kelas, dan Belajar di rumah. 2. Ulet dalam menghadapi kesulitan belajar, meliputi: Sikap terhadap kesulitan dan Usaha mengatasi kesulitan. 3. Minat dan ketajaman perhatian dalam belajar, meliputi: Kebiasaan dalam mengikuti pelajaran dan Semangat dalam mengikuti proses belajar mengajar. 4. Prestasi dalam belajar, meliputi: Keinginan untuk berprestasi, dan kualifikasi hasil. 5. Mandiri dalam belajar, meliputi : Penyelesaian tugas-tugas/PR, dan menggunakan kesempatan diluar jam pelajaran.
9. Prestasi Hasil Belajar Prestasi belajar fisika adalah suatu hasil yang diperoleh setelah siswa belajar dan dinyatakan dengan nilai yang diberikan oleh gurunya. Prestasi belajar fisika yang dicapai oleh seorang siswa tentu berbeda dengan hasil yang dicapai oleh siswa yang lainnya. Adanya perbedaan ini disebabkan commit oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor to user
xxiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id xxv
internal merupakan faktor yang berasal dari dalam pribadi siswa sendiri, misalnya tingkat kecerdasan, tingkat kerajinan, minat, motivasi internal, kondisi fisik, psikologis siswa dan lain sebagainya. Sedangkan faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar diri siswa, misalnya lingkungan belajar, kondisi keluarga, dan sarana prasarana yang tersedia. Prestasi belajar menurut Bloom (Dimyati, 1990:25-29) dapat dikelompokkan menjadi tiga ranah, yaitu ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik. Ranah kognitif secara hierarki dapat diurutkan sebagai berikut: 1. Pengetahuan, 2. pemahaman, 3. penerapan, 4. analisis, 5. sintesis, dan 6. evaluasi. Untuk ranah afektif, urutan hierarkinya adalah sebagai berikut : 1. Penerimaan, 2. partisipasi, 3. penilaian dan penentuan sikap. 4. organisasi, dan 5. pembentukan pola hidup. Sedangkan ranah psikomotorik secara hierarki urutannya adalah sebagai berikut: 1. Persepsi, 2. kesiapan, 3. gerakan terbimbing, 4. gerakan terbiasa, 5. gerakan kompleks, 6. penyesuaian, dan 7. kreativitas. Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar. Perolehan aspek-aspek perubahan
perilaku
tergantung apa yang dipelajari oleh pembelajar. Oleh karena itu apabila pembelajar mempelajari pengetahuan tentang konsep, diperoleh
adalah
maka
perubahan
perilaku
yang
berupa penguasaan konsep. Dalam pembelajaran, perubahan
perilaku yang harus dicapai oleh pembelajar setelah melaksanakan aktivitas belajar dirumuskan dalam tujuan pembelajaran (Anni, 2005: 4). Hasil belajar fisika, berarti kemampuan seseorang untuk mempelajari fisika dengan hasil yang diperoleh secara
user yang diberikan oleh guru. Dalam maksimal, ditunjukan dengan nilai commit tes atauto angka
xxv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id xxvi
penelitian ini hasil belajar yang dimaksud adalah nilai yang diperoleh siswa setelah melaksanakan tes penelitian.
10. Hakekat Pembelajaran Fisika Mata pelajaran fisika adalah salah satu mata pelajaran dalam rumpun sains. Hakikat sains adalah ilmu pengetahuan yang objek pengamatannya adalah alam dengan segala isinya termasuk bumi, tumbuhan, hewan, serta manusia. Sains adalah ilmu pengetahuan yang diperoleh dengan menggunakan metode-metode berdasarkan observasi. Sains berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga sains bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa faktafakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan, menurut Sudarwanto (Carin, 1980: 2) menyebutkan: … science is human activity that has evolved as an intellectual tool to facilitate describing and ordering the environment. Once one accepts the idea that science does not exist in any other realm but the mind, it ceases to be a “thing”, an entity with its own existence. Though scientific truth or fact is ideally objective, it is subject to human perception and logic …. As a method, science is relatively stable and universally applied, while as body of knowledge, it is constantly changing. (http://www.mansaba.sch.id/web_saba/artikel-guru/195-hakikat-pelajaranfisika.html, diakses 16 April 2011)
Artinya, sains adalah aktivitas manusia yang telah berkembang sebagai sebuah perangkat intelektual untuk memudahkan menggambarkan dan mengatur lingkungan. Sesekali diterima akal bahwa sains tidak terdapat dalam realm yang lain kecuali ingatan
commitkesatuan to user yang muncul dengan eksistensinya. yang mengendap menjadi sesuatu, sebuah
xxvi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id xxvii
Kebenaran ilmiah atau fakta adalah sasaran yang diharapkan, yang merupakan dasar bagi persepsi dan logika manusia. Sebagai metode, sains relatif stabil dan berlaku universal, sementara sebagai kumpulan (bangunan) pengetahuan, sains mengalami perubahan secara terus menerus. Menurut Karso (1993: 71), fisika merupakan ilmu yang lahir dan dikembangkan melalui langkah-langkah observasi, perumusan masalah, pengujian hipotesis lewat eksperimen, pengajuan kesimpulan, dan pengajuan teori atau konsep. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa fisika merupakan bagian dari sains yang memungkinkan manusia memperoleh kebenaran ilmiah dari fenomena-fenomena alam sehingga memudahkan menggambarkan dan mengatur alam. Selain itu, mata pelajaran fisika merupakan mata pelajaran yang berfungsi mengembangkan semua aspek belajar yang dimiliki peserta didik (afektif, kognitif, dan psikomotor) sehingga mempunyai sikap percaya diri untuk bekal hidup di masyarakat.
11. Materi Gerak Lurus Materi pembelajaran dalam peneltian ini adalah Gerak
Lurus, di dalam
kehidupan sehari-hari kita sering melihat gerak benda dengan berbagai lintasan. Ada gerak benda dengan lintasan lurus (a), contohnya gerak buah yang jatuh dari tangkainya atau gerak benda yang kita lempar vertikal ke atas. Ada gerak benda dengan lintasan melengkung yang disebut gerak parabola (b), contohnya gerak peluru yang ditembakkan atau gerak bola setelah ditendang oleh penjaga gawang. Ada juga gerak dengan lintasan melingkar (c), contohnya gerak ujung jarum jam atau gerak bola yang diikat dengan tali
commit to user
kemudian diputar seperti pada gambar 2. Pada bagian ini siswa hanya akan diajak
xxvii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id xxviii
diskusikan tentang konsep gerak lurus. Gerak parabola dan gerak melingkar akan di pelajari di SMA dan Perguruan Tinggi. Untuk itulah penggunaan media Animasi dalam penelitian ini di harapkan dapat membantu siswa dalam melihat sesuatu yang nyata tetapi perlu divisualisasikan melalui animasi sehingga lebih memperjelas pemahaman siswa tentang konsep gerak lurus. Gerakan-gerakan yang diamati terlalu cepat dapat di nikmati melalui gerakan-gerakan yang contohkan pada media animasi sehingga menjadi lambat dan mudah diamati. Jadi karakteristik materi gerak lurus sesuai dengan media pembelajaran yang akan digunakan. Contoh-contoh gerak lurus seperti yang nampak dalam kehidupan seharihari adalah : gerak benda jatuh dari ketingian tertentu maka benda akan mengalami gerak lurus dipercepat, gerak benda yang dilempar vertical ke atas, maka benda akan mengalami gerak diperlambat dan gerak mobil yang mempunyai kecepatan tetap, seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.2.
(a)
(b)
c)
Gambar 2.2. Contoh-contoh gerak lurus. Gerak lurus dengan kecepatan selalu tetap disebut gerak lurus beraturan. Gerak
commit to user lurus beraturan tidak mengalami percepatan. Contohnya: gerak mobil mainan yang
xxviii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id xxix
dijalankan dengan baterai atau gerak mobil di jalan tol yang penunjukan speedometer nya tetap Gerak lurus yang mengalami percepatan, kecepatannya akan berubah-ubah. Bila besar percepatannya tetap disebut gerak lurus berubah beraturan. Contohnya: gerak benda yang jatuh bebas atau gerak benda yang kita lempar vertical ke atas. Gerak jatuh bebas mengalami percepatan oleh gravitasi sehingga kecepatannya semakin besar. Gerak vertikal ke atas mengalami perlambatan oleh gravitasi, karena itu kecepatannya semakin kecil. Beberapa peristiwa gerak lurus beraturan dalam kehidupan sehari-hari antara lain, sebagai berikut : Gerak mobil yang dipercepat dengan cara menekan pedal gas. Gerak mobil yang diperlambat dengan cara menekan pedal rem. Gerak jatuh bebas buah mangga dari tangkainya. Grafik hubungan antara kecepatan dan waktu serta jarak dengan waktu pada gerak lurus beraturan digambarkan seperti pada gambar 2.3.
v V
S
S
t
t
Gambar 2.3. Grafik Gerak Lurus beraturan Secara matematis hubungan antara kecepatan, waktu dan jarak dapat dirumuskan sebagai berikut :
commit to user
xxix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id xxx
v = s/t
V= kecepatan (meter/detik)
t = s/v
t = waktu (detik)
s=v.t
s = jarak (meter)
Sedangkan grafik hubungan antara jarak terhadap waktu, kecepatan terhadap waktu dan percepatan terhadap waktu dapat digambarkan seperti pada gambar 2.4. Jarak (s)
Kec.(v)
Percepatan (a)
Waktu (t)
Waktu (t)
Waktu (t)
Gambar 2.4. Gambar Grafik Gerak Lurus Berubah Beraturan Rumus GLBB S = vot + ½ at2 ; vt = vo +at
;
a = (vo- vt )/t
Keterangan : V = kecepatan (meter/detik) t = waktu (detik) s = jarak (meter) a = percepatan (m/s) commit to user
xxx
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id xxxi
B. Penelitian yang Relevan 1.
Pembelajaran fisika dengan metode demontrasi disertai modul dan lks termodifikasi dengan memperhatikan kemampuan awal siswa (studi kasus pada pokok materi gelombang dan ciri-ciri gelombang kelas XII IPA di SMA Negeri Kebakkramat KabupatenKaranganyar Tahun 2008/2009. Penelitian ini dilaksanakan oleh Agus Muhammad Sodiq, 2007. Penelitian yang dilakukan oleh Agus Muhhammd Sodiq sama-sama menggunakan
metode
demonstrasi sebagai pelaksanaan pembelajaran fisika, tetapi perbedaannya pada media yang digunakan yaitu peneliti menggunakan media Animasi dan Kit serta tinjauan yang digunakan yaitu kemampuan awal siswa juga dilakukan oleh peneliti, tetapi juga meninjau motivasi belajar siswa. 2.
Efektivitas Penerapan Pendekatan Kontekstual Bermedia VCD Terhadap Pencapaian Kompetensi Belajar Fisika Ditinjau dari Minat Belajar Siswa SMP Kabupaten Karanganyar tahun 2008/2009. Penelitian ini dilaksanakan oleh Wahyu Wijayanti,2007, Dengan tujuan : Penelitian yang dilakukan oleh Wahyu Wijayanti menggunakan media VCD yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa, dalam hal ini peneliti juga menggunakan media Animasi yang di buat di perangkat computer untuk membantu proses belajar siswa. Kesamaan yang ada pada penelitian ini terletak pada media yang digunakan, sedangkan perbedaannya pada tinjauan yang digunakan pada siswa. commit to user
xxxi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id xxxii
3.
Observational learning from animated models: effects of studying–practicing alternation and illusion of control on transfer. Pieter Wouters, Fred Paas and Jeroen J. G. van Merriënboer, 2008, Penelitian ini sama-sama menggunakan media animasi sebagai media dalam pengajaran namun berbeda perlakuan yang diberikan kepada yang diteliti. Pieter W. dkk menggunkan media animasi secara berulang dan yang lain hanya diberikan satu kali pemberian, ternyata yang diberikan berulang-ulang menghasilkan prestasi yang lebih baik dan harapan yang sama dengan media animasi dalam pembelajaran ternyata membangkitkan semangat belajar siswa.
4.
Redundancy and expertise reversal effects when using educational technology to learn primary school science, Kimberley Crompton Leslie, Renae Low, Putai Jin and John Sweller, 2011, Penelitian ini juga mengamati keadaan siswa yang sebelumnya telah memilki kemampuan awal siswa pada topic magnet, selain itu juga diperlakukan perbandingan metode audio dan metode audio-visual, perbedaanya pada tinjauan yang lain, yaitu motivasi belajar siswa tidak diteliti oleh Kimberley dkk. ternyata dari hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan antara siswa yang sebelumnya memilki kemampuan awal dan yang belum memiliki kemampuan awal sebelumnya. Selain itu hasil penggunaan audio dan audio-visual juga memberikan hasil yang berbeda.
commit to user
xxxii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id xxxiii
5.
E-test with physics video demonstrations Department of Physics, University of Rousse.
Aleksandriya Aleksandrova, dan Nadezhda Nancheva, 2007.
Dalam penelitiannya siswa harus belajar tidak hanya aplikasi hukum, prinsipprinsip dan fakta tetapi juga, yang paling penting, mereka harus belajar untuk berpikir, untuk memahami dan menjelaskan fenomena melalui demonstrasi dengan video. Pada penelitian tersebut penggunaan Video sangat penting dalam membantu pengunkapan konsep-konsep fisika sehingga mendorong peneliti juga turut menggunakan media visual sebagai alat bantu dalam proses pengungkapan konsep-konsep fisika. 6.
The Physics Laboratory – A Historical Overview and Future Perspectives, Ricardo Trumper, 2003, Pada penelitian tersebut berkeyakinan bahwa dengan dibantu media viaualisasi dengan komputer merupakan perspektif yang menjanjikan dalam mengajar fisika disebabkan dapat mengungkapkan hal-hal yang tidak bias diamati langsung dapat divisualkan melalui media laboratorium visual. Dari penelitian tersebut sama-sama menggunakan perangkat komputer sebagai media bantu untuk memvisualisasikan materi pembelajaran fisika untuk menemukan konsep-konsep fisika
7.
The digital video database: A virtual learning community for teacher education. Winnie Wing-mui So, Vincent Hing-keung Hung and Walker Yeewing Yip, 2008. Pada penelitian ini penggunaan video digital sebagai bahan ajar dalam mengunkapkan konsep-konsep fisika oleh guru yang dilakukan commit to user
xxxiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id xxxiv
secara berkelanjutan akan memberikan pengaruh yang baik terhadap prestasi belajar fisika. Peneliti juga berharap dengan media Animasi yang dilakukan secara berkelanjutan akan membawa pengaruh terhadap hasil belajar siswa khususnya materi Gerak Lurus.
C. Kerangka Berfikir 1.
Perbedaan prestasi belajar fisika pada materi gerak lurus dengan metode demonstrasi melalui media Animasi dan media KIT IPA. Melalui Animasi sebagai salah satu cara dalam pelaksanaan metode demonstrasi
dalam pembelajaran fisika sangatlah menguntungkan, hal ini dikarenakan dengan media animasi hal-hal yang bersifat nyata namun pengamatannya agak rumit dapat mudah divisualkan melalui animasi, sehingga siswa menjadi lebih tertarik dalam mempelajari konsep-konsep fisika dan melalui media animasi dapat lebih mudah untuk mengingat sesuatu tentang konsep-konsep fisika tersebut khususnya dalam penelitian ini materi yang disajikan adalah gerak lurus, maka penyajian melalui animasi sangat tepat untuk diberikan. Selain itu dengan keterbatasan sarana laboratorium pemberian materi pelajaran yang disajikan lewat media animasi dapat membantu kekurangan tersebut. Dengan media KIT digunakan dalam penelitian ini dimaksudkan sebagai salah satu bentuk media pembelajaran yang diharapkan bisa membantu siswa memahami materi
pelajaran
IPA melalui kerja ilmiah sehingga membantu menyelesaiakan
masalah-masalah dalam menemukan konsep-konsep fisika khususnya gerak lurus. Maka dengan melihat penjelasan metode demonstrasi melalui media Animasi dan KIT dapat
commit to user
xxxiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id xxxv
diduga bahwa pemberian materi pelajaran Gerak Lurus yang disajikan dengan Animasi akan lebih baik bagi siswa dan dapat menghasilkan prestasi yang lebih baik pula.
2.
Perbedaan prestasi belajar ditinjau dari kemampuan awal siswa yang mempunyai kemampuan awal tinggi kemampuan awal rendah
dan siswa yang mempunyai
juga merupakan salah satu faktor yang
menentukan dalam proses belajar dengan baik. Dengan memperhatikan kemampuan awal yang dimiliki siswa seorang guru dapat menentukan langkah-langkah
dalam penyajian materi yang akan diberikan,
sehingga diharapkan akan mempengaruhi prestasi belajar siswa pula. kemampuan awal dalam penelitian ini menggunakan tes, sebelum pemberian materi gerak lurus kemampuan awal yang harus dikuasai adalah pengukuran, besaran dan satuan, alat ukur, pengukuran besaran turunan. Dengan mengetahui kemampun awal sebelumnya diharapkan siswa dapat mengaitkan materi yang akan diberikan (gerak lurus) dengan materi sebelumnya, siswa yang mempunyai kemampuan awal yang tinggi tentunya akan lebih menguasai konsep-konsep fisika tentang Gerak Lurus dan diduga akan memiliki prestasi yang lebih baik dibanding siswa yang mempunyai kemampuan awal rendah.
3.
Perbedaan prestasi belajar dari siswa yang mempunyai motivasi belajar yang dimiliki siswa baik motivasi tinggi dan rendah juga merupakan faktor penting dalam proses untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Motivasi adalah keinginan yang kuat untuk mencapai keberhasilan dalam belajar
yang dapat dilihat dari upaya siswa dalam kepeduliannya mempelajari materi yang akan
commit tobiasanya user mempunyai sifat rasa ingin tahu diberikan. Siswa yang memiliki motivasi tinggi
xxxv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id xxxvi
yang lebih, sering bertanya, tekun dalam belajar, tidak putus asa, suka menerima tantangan, suka menempati tempat duduk yang depan dan juga suka berlatih terhadap soal-soal yang berkaitan dengan materi yang diberikan. Dengan memperhatikan motivasi belajar yang ada pada siswa seorang guru dapat menentukan pula langkahlangkah dalam persiapan penyajian materi yang akan disampaikan. Siswa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi tentunya akan memberikan pengaruh pada hasil prestasi belajarnya dan diharapkan akan menghasilkan prestasi yang lebih baik dibanding siswa yang mempunyai motivasi belajar rendah.
4.
Interaksi antara metode pembelajaran dengan metode demonstrasi melalui media Animasi dan KIT IPA dengan kemampuan awal tinggi dan rendah yang dimiliki siswa terhadap prestasi belajar siswa. Seorang siswa yang memiliki kemampuan awal tinggi tentunya tidak akan
menemui kendala dalam belajar tetapi bagi siswa yang memiliki kemampuan awal rendah akan memiliki masalah dalam belajarnya apalagi ketika metode pembelajaran yang digunakan adalah monoton dan tidak menarik perhatiannya. Untuk itu perlu ada penggunaan metode pembelajaran yang mampu menarik perhatian siswa sangat diharapkan dalam penelitian ini. Dengan mengetahui kemampuan awal tinggi dan rendah siswa akan dapat mengetahui pemilihan metode yang tepat dalam mengajar, maka berdasarkan keterangan tersebut diatas kemampuan awal tinggi dan rendah memilik interaksi terhadap metode pembelajaran yang digunakan terhadap peningkatan prestasi belajar siswa.
commit to user
xxxvi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id xxxvii
5.
Interaksi antara metode pembelajaran dengan metode demonstrasi melalui media Animasi dan KIT IPA dengan motivasi belajar tinggi dan rendah yang dimiliki siswa dalam peningkatan prestasi belajar siswa. Seorang siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi tentunya tidak akan
menemui kendala dalam belajar tetapi bagi siswa yang memiliki motivasi belajar rendah akan memiliki masalah dalam belajarnya apalagi ketika metode pembelajarannya yang digunakan tidak menarik perhatiannya. Untuk itu perlu ada pembelajaran yang mampu membangkitkan semangat atau motivasi siswa terutama motivasi untuk berprestasi sehingga siswa akan dapat memperoleh prestasi yang setinggi-tingginya. Melalui metode demonstrasi pada materi gerak lurus diharapkan mampu membangkitkan semangat belajar siswa, karena di dalam pelaksanaanya siswa dapat melihat langsung dan sekaligus mempraktekannya. Sehingga dengan pengamatan langsung tersebut siswa menjadi lebih tertarik dan diharapkan prestasi belajarnya dapat meningkat. Maka berdasarkan pengertian tersebut motivasi belajar memiliki interaksi terhadap metode pembelajaran yang digunakan.
6.
Interaksi antara tingkat kemampuan awal yang dimiliki siswa dengan tingkat motivasi belajar yang dimiliki siswa terhadap prestasi belajar. Dengan memperhatikan kemampuan awal dan motivasi belajar seorang guru
dapat menentukan langkah-langkah dalam proses pembelajaran, sehingga pemilihan metode dalam pembelajaranpun dapat disesuaikan. Siswa yang memiliki kemampuan awal tinggi dalam pelaksaannya bergabung dengan siswa yang mempunyai kemampuan awal rendah diharapkan selama proses belajar berlangsung dapat saling berinteraksi,
commit to user
xxxvii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id xxxviii
demikian juga dengan motivasi belajar yang dimiliki siswa. Siswa yang memiliki motivasi tinggi tentunya akan lebih berupaya dalam mengejar prestasi belajanya, oleh karena itu dengan melihat kondisi tersebut guru sangat berperan penting dalam menumbuhkan semangat untuk memperoleh prestasi yang diharapkan. Maka siswa yang mempunyai tingkat kemampuan awal mempunyai interaksi terhadap tingkat motivasi belajar siswa.
7.
Interaksi antara metode demonstrasi melalui media Animasi dan media KIT terhadap tingkat kemampuan awal yang dimiliki siswa dan tingkat motivasi belajar yang dimiliki siswa terhadap prestasi belajar. Pada penggunaan metode demonstrasi dengan media Animasi dan KIT memiliki
cirri tersendiri yaitu adanya interaksi langsung antara guru dan siswa sehingga diharapkan siswa yang memiliki kemampuan awal tinggi akan mudah menangkap materi yang disajikan dan siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi akan lebih terdorong dalam belajarnya dan memberikan semangat bagi siswa yang lain yang mempunyai kemampuan awal rendah dan motivasi belajar rendah. Dengan demikian prestasi belajar dapat meningkat dari pelaksanaan metode demonstrasi melalui media Animasi dan KIT. Maka dapat diduga ada interaksi antara penggunaan metode pembelajaran dengan metode demonstrasi melalui media Animasi dan KIT terhadap tingkat kemampuan awal dan tingkat motivasi belajar siswa.
D. Hipotesis Berdasarkan kajian teori di atas, maka hipótesis pada penelitian ini adalah:
commit to user
xxxviii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id xxxix
8.
Ada perbedaan prestasi belajar antara siswa yang diberi pelajaran dengan metode demonstrasi menggunakan media Animasi dan media KIT terhadap prestasi belajar siswa pada pokok bahasan Gerak Lurus.
9.
Ada perbedaan prestasi belajar antara siswa yang mempunyai kemampuan awal tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar siswa pada pokok bahasan Gerak Lurus.
10. Ada perbedaan prestasi belajar antara siswa yang mempunyai motivasi belajar tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar siswa pada pokok bahasan Gerak Lurus. 11. Ada interaksi antara metode demonstrasi menggunakan media Animasi dan media KIT dengan tingkat kemampuan awal siswa terhadap prestasi belajar siswa pada pokok bahasan Gerak Lurus. 12. Ada interaksi antara metode demonstrasi menggunakan media Animasi dan media KIT dengan tingkat Motivasi Belajar siswa terhadap prestasi belajar siswa pada pokok bahasan Gerak Lurus. 13. Ada interaksi antara tingkat kemampuan awal dengan tingkat motivasi belajar terhadap prestasi belajar siswa pada pokok bahasan Gerak Lurus. 14. Ada interaksi antara metode demonstrasi menggunakan media Animasi dan media KIT dengan tingkat kemampuan awal dan tingkat motivasi belajar terhadap prestasi hasil belajar siswa pada pokok bahasan Gerak Lurus.
commit to user
xxxix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id xl
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di MTsN Taliwang, Kabupaten Sumbawa Barat, Provinsi Nusatenggara Barat tahun pelajaran 2010/2011, dan waktu penelitian pada awal semester II tahun 2011 dengan mengacu pada KTSP 2006 yang diterapkan di MTsN Taliwang Sumbawa Barat. Tabel 3.1 Pelaksanaan kegiatan penelitian Bulan (Tahun 2010-2011) No
Kegiatan Nop.
1
Proposal
2
Penelitian
3
Analisa Data
4
Des.
Jan.
Penulisan Laporan
commit to user
xl
Peb.
Maret
April
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id xli
B. Populasi dan Sampel 1. Populasi Penelitian
Menurut Sutrisno Hadi (1993 : 70) populasi adalah seluruh penduduk atau individu yang paling sedikit mempunyai satu sifat yang sama. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII MTsN Taliwang Sumbawa Barat sebanyak empat kelas paralel yaitu kelas VIIa, VIIb, VIIc, dan VIId yang berjumlah 120 orang. 2. Penarikan Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2002:109). Sedangkan menurut Sudjana (2002: 6) sampel adalah sebagian yang diambil dari populasi. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah proporsional random sampling yaitu dari jumlah populasi ditentukan jumlah sampel sebagai obyek penelitian, pengambilan sampel dilakukan secara merata ke setiap kelas sehingga semua responden mempunyai kesempatan yang sama sebagai sampel penelitian. Pada penelitian ini hasil undian diambil dari empat kelas paralel yang semuanya memiliki perlakuan yang sama, karena keempat kelas menggunakan kurikulum dan materi yang sama, serta memiliki kemampuan yang sama pula, dari undian hanya diambil dua kelas yang mana kelas pertama digunakan sebagai kelas eksperimen 1 dan kelas kedua sebagai kelas eksperimen 2 . Kedua kelas dilakukan oleh peneliti dalam pelaksanaan pembelajaran IPA pada materi Gerak Lurus.
commit to user
xli
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id xlii
C. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen dengan dua perlakuan. Perlakuan pertama diberikan pada kelas eksperimen 1 dengan metode demonstrasi melalui media animasi dan perlakuan kedua diberikan pada kelas eksperimen 2 dengan metode demonstrasi melalui media KIT IPA. Kedua kelompok diberi tes prestasi belajar setelah diberi perlakuan. Hasil tes prestasi belajar kedua kelompok dibandingkan untuk menentukan media yang tepat pada pembelajaran fisika materi gerak lurus sesuai karakteristik siswa. D. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang telah dilaksanakan dimulai dari pembuatan proposal penelitian, persiapan, analisis data, hingga menarik kesimpulan. Tahapan atau prosedur yang telah dilaksanakan tersebut meliputi : 1. Tahap Persiapan, pada tahap ini meliputi pembuatan rancangan pembelajaran, pembuatan instrumen, pengumpulan data dokumen, pembuatan angket motivasi belajar, serta pembuatan tes setelah eksperimen, dan konsultasi. 2. Tahap Pelaksanaan, pada tahap ini meliputi pelaksanaan pembelajaran (eksperimen) dengan menggunakan media animasi dan media kit. 3. Tahap Analisis Data, meliputi pengumpulan/pensekoran, analisis, dan menarik kesimpulan.
Secara lengkap prosedur penelitian yang telah dilaksanakan, tertuang dalam gambar 3.1. berikut ini : commit to user
xlii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id xliii
Pembuatan proposal
Seminar proposal
PERSIAPAN
Pembuatan rancangan pembelajaran
PELAKSANAAN PENELITIAN
Pembelajaran dengan Media Animasi dan KIT
Pembuata n instrument Soal Uji Coba Kemampua n Awal dan Angket Konsultasi Soal Uji Coba tes K. Awal dan Soal Anget Motivasi
ANALISIS DATA kesimpulan
Gambar 3.1. Prosedur Penelitian
commit to user
Tabel 3.2. Desain Penelitian xliii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id xliv
Demostrasi Pembelajaran
Motivasi Belajar
Media Animasi
Media KIT
(A1)
(A2)
A1B1C1
A2B1C1
A1B2C1
A2B2C1
A1B2C2
A2B1C2
A1B2C2
A2B2C2
Kemampuan Awal
Tinggi (C1)
Tinggi (B1) Kemampuan Awal Rendah (B2)
Motivasi Belajar
Kemampuan Awal
Rendah (C2)
Tinggi (B1) Kemampuan Awal Rendah (B2)
E. Variabel Penelitian Berdasarkan landasan teori yang ada serta rumusan hipotesis penelitian maka yang menjadi variabel dalam penelitian ini adalah :
1.
Variabel bebas
commit to user
xliv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id xlv
Variabel bebas pada penelitian ini adalah metode pembelajaran dengan media Animasi dan media KIT Media Animasi a.
Definisi operasional: Metode pembelajaran adalah metode yang dipakai dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan yang diharapkan dalam hal ini dengan media Animasi yaitu pembelajaran yang disajikan melalui program dengan macromedia flash player 8 dan Media KIT IPA yaitu pembelajaran yang dilakukan oleh guru melalui alat KIT mekanik tentang gerak lurus secara demonstrasi dengan dibantu oleh beberapa siswa di depan kelas.
b.
Skala pengukuran: Skala Nominal
c.
Indikator: Metode pembelajaran dengan media animasi untuk kelas eksperimen 1 dan media KIT IPA untuk kelas eksperimen 2.
d.
Simbol: A1 untuk media Animasi dan A2 untuk media KIT IPA
2.
Variabel Moderator
:
Ada dua jenis variabel moderator dalam penelitian ini yaitu Kemampuan Awal dan Motivasi Belajar. a.
Definisi operasional: Kemampuan awal adalah pengusaan konsep-konsep awal yang dimiliki siswa sebelum penguasaan konsep Gerak Lurus, sedangkan Motivasi Belajar adalah dorongan yang muncul dalam diri seseorang untuk melakukan serangkaian kegiatan yang berkaitan dengan tujuan dan hasil maksimal yang ingin dicapai.
b.
Skala pengukuran : skala ordinal commit to user
xlv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id xlvi
c.
Indikator: Kemampuan awal terdiri atas kemampuan awal tinggi dan rendah, motivasi belajar terdiri atas motivasi belajar tinggi dan rendah.
d.
Simbol: B1: kemampuan awal tinggi; B2: Kemampuan awal rendah; C1: Motivasi belajar tinggi; C2: Motivasi belajar rendah.
3.
Variabel terikat : Prestasi Belajar
a.
Definisi operasional: prestasi belajar fisika adalah hasil belajar siswa sebagai akibat selama mengikuti kegiatan belajar mengajar fisika.
b.
Skala pengukuran: Skala interval.
c.
Kategori: nilai tes prestasi belajar fisika pada materi Gerak Lurus.
F. Teknik Pengumpulan Data Pada penelitian ini untuk memperoleh data yang dapat dipertanggungjawabkan, maka diperlukan instrument pengumpulan data yang akurat. Adapun teknik pengumpulan data meliputi: Angket, Dokumentasi dan Tes. 1. Angket Angket merupakan sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau halhal yang diketahui (Arikunto, 1998: 140). Angket dalam penelitian ini terdiri dari daftar butir-butir pertanyaan yang dibagikan kepada responden dan dipergunakan untuk mengumpulkan data yang berkaitan dengan variabel motivasi, metode pembelajaran, dan prestasi belajar. Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup atau disebut juga close from questioner yaitu kuesioner yang disusun dengan menyediakan pilihan
commit to user
xlvi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id xlvii
jawaban yang lengkap, sehingga pengisi atau responden hanya memberikan jawaban silang pada jawaban yang telah disediakan. Alternatif jawaban berupa pilihan ganda butir a, b, c, dan d. Data penggolongan motivasi belajar siswa dengan tigkatan kriteria sebagai berikut: Rentang
= Nilai maksimum – Nilai Minimum
Kelas
= 2 (motivasi tinggi dan motivasi rendah
Lebar kelas
= Rentang kelas/2
Berdasarkan lebar kelas maka interpretasi kriteria motivasi dapat dinyatakan sebagai berikut : - Jika skor > rentang kelas/2 maka motivasi tinggi : - Jika skor < rentang kelas/2 maka motivasi rendah
2. Dokumentasi Metode dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengumpulkan nama-nama siswa kelas I yang ada dalam populasi siswa kelas VII tahun ajaran 2010/2011.
3. Tes Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan serta intekegensi dan kemampuan yang dimilki individu atau kelompok. Pengumpulan data dengan metode tes digunakan untuk mendapatkan informasi tentang kemampuan intelektual siswa setelah mendapatkan pembelajaran. Pada penelitian ini menggunakan tes pilihan ganda.
G. Instrumen Penelitian 1. Instrumen Pelaksanaan Pembelajaran
commit to user
xlvii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id xlviii
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini meliputi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Silabus, Media Animasi, Media KIT dan LKS yang dirancang khusus pada materi Gerak Lurus. 2. Instrumen Pengambilan Data Instrumen Pengambilan data pada penelitian ini berupa tes kemampuan awal, tes hasil belajar fisika materi gerak lurus, dan angket motivasi belajar. Adapun instrument pengambilan data dengan metode tes agar dapat dikatakan baik apabila soal tes tersebut memenuhi kriteria sebagai berikut: a. Valid (sahih), yaitu jika soal tersebut mampu mengevaluasi apa yang seharusnya dievaluasi. Validitas isi dari soal tes telah diusahakan ketercapaiannya sejak saat penyusunan, yaitu dengan memperhatikan materi dan tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Sedangkan untuk menilai validitas butir soal (empiris) dilakukan melalui ujicoba. b. Reliabel, yaitu jika soal tes tersebut dapat memberikan hasil yang relative tetap sama (konsisten) jika soal tes tersebut diberikan pada subjek yang sama, meskipun soal tes tersebut diberikan oleh orang, waktu, dan tempat yang berbeda. c. Memiliki Daya Beda, yaitu jika soal tes tersebut dapat membedakan antara siswa yang
pandai
(berkemampuan
tinggi)
dengan
siswa
yang
tidak
pandai
(berkemampuan rendah). Suatu soal yang dapat dijawab benar oleh siswa pandai maupun siswa tidak pandai, maka soal itu tidak baik karena tidak memiliki daya beda. Demikian pula jika semua siswa baik pandai maupun tidak pandai tidak dapat menjawab dengan benar.
commit to user
xlviii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id xlix
d. Indeks kesukaran soal, yaitu soal tes tersebut tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha memecahkannya.
Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa
menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi menyelesaikannya.
H. Uji Coba Instrumen Penelitian Sebelum soal tes dipergunakan dalam penelitian, soal tes tersebut diujicobakan terlebih dahulu pada siswa yang telah memperoleh materi fisika sebelumnya seperti : besaran dan satuan, pengukuran. Ujicoba tes dilaksanakan di SMP Al-Ikhlas Taliwang Sumbawa Barat, yang diikuti oleh 40 siswa. Ujicoba ini dimaksudkan untuk mengetahui atau melihat validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan indeks kesukaran dari soal tes tersebut. Dengan demikian soal tes yang digunakan dalam penelitian ini telah diketahui validitas, reliabilitas, dan memiliki daya pembeda serta indeks kesukaran. 1. Validitas Tes Validitas isi dari tes dapat diketahui dari kesesuaian antara tujuan pembelajaran dan ruang lingkup materi yang telah diberikan dengan butir-butir tes yang menyusunnya. Tes tersebut dikatakan valid jika tes tersebut tepat mengukur apa yang hendak diukur.
Untuk mengetahui validitas butir soal (empiris), dilakukan dengan
mengkorelasikan skor butir soal tersebut dengan skor total yang diperoleh. Koefisien korelasi dihitung dengan rumus korelasi product moment dari Pearson (Suharsimi Arikunto, 2002 : 72) sebagai berikut :
rxy =
n(SXY ) - (SX )(SY ) commit to user {n(SX 2 ) - (SX ) 2 }{n(SY 2 ) - (SY ) 2 } xlix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id l
Keterangan : rxy = koefisien korelasi X = skor butir soal Y = skor total n = banyak subjek (teste) Setelah diperoleh harga, kemudian dikonsultasikan dengan r kritik product moment dengan taraf signifikan α =5%, jika rxy > rtabel maka soal dikatakan valid dan sebaliknya. Seluruh butir soal valid dengan tingkat validitas yang tinggi. Hal ini ditunjukkan oleh setiap butir soal mempunyai koefisien korelasi yang tinggi dengan skor total. Dapat dikatakan seluruh butir soal mempunyai dukungan yang besar terhadap skor total. Dengan kata lain dapat dikemukakan bahwa setiap butir soal mempunyai kesejajaran dengan skor total. Pada tes uji coba kemampuan awal kepada 40 siswa kelas VII SMP Al Ikhlas Sumbawa Barat dengan jumlah item soal 30 pilihan ganda dengan taraf signifikansi α =5% didapat rtabel sebesar 0.361. Dari hasil perhitungan ternyata dari 30 item soal ada 5 item soal yang tidak valid, yaitu item soal nomor 1,4, 7, 12, dan 15. Item soal tidak valid dikarenakan rhitung < dari pada rtabel. Untuk tes uji coba soal angket motivasi belajar kepada 40 siswa kelas VII SMP Al Ikhlas Sumbawa Barat dengan jumlah item soal angket 90 pilihan ganda dengan taraf signifikansi α =5% didapat rtabel sebesar 0.207. Dari hasil perhitungan ternyata dari 90 item soal ada 20 item soal yang tidak valid, yaitu
item soal nomor
1,4,8,14,15,17,22,28,32,41,44,49,57,60,65,68,73,78,83, dan 86 Item soal tidak valid dikarenakan rhitung < dari pada rtabel.
commit to user
l
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id li
Pada tes uji coba soal Gerak Lurus kepada 40 siswa kelas VII SMP Al Ikhlas Sumbawa Barat dengan jumlah item soal 30 pilihan ganda dengan taraf signifikansi α =5% didapat rtabel sebesar 0.361. Dari hasil perhitungan ternyata dari 30 item soal ada 4 item soal yang tidak valid, yaitu item soal nomor 1,5, 9, dan 21. Item soal tidak valid dikarenakan rhitung < dari pada rtabel.
2. Reliabilitas Tes Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui apakah soal yang dibuat sudah dapat dipercaya atau belum. Artinya soal itu dapat memberikan hasil yang tetap apabila diteskan berkali-kali atau tidak. Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan (reliabilitas) yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Atau seandainya terjadi perubahan maka 60 perubahannya sangat kecil, sehingga perubahan tersebut tidak berarti. Untuk mengetahui ketetapan ini dapat dilihat dari kesejajaran hasil, yaitu dengan menggunakan korelasi. Oleh karena itu untuk menghitung reliabilitas tes yang skornya 1 dan 0 digunakan rumus Kudher Richardson 20 (KR-20).
Keterangan : r11
: reliabilitas tes secara keseluruhan
n
: banyaknya item pertanyaan
p
: proporsi subyek yang menjawab item dengan benar
q
: proporsi subyek yang menjawab item dengan salah (q = 1-p)
S
: standar deviasi dari tes (standar deviasi adalah akar varians)
Σpq : jumlah hasil perkaliancommit antara ptodan q user
li
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id lii
(Suharsimi Arikunto, 2001 : 96) soal dikatakan reliabel jika r 11 = r hitung ≥ rtabel Adapun kriteria reliabilitas (r11) adalah : 0,00 ≤ r11 < 0,20 : reliabilitas sangat rendah 0,20 ≤ r11 < 0,40 : reliabilitas rendah 0,40 ≤ r11 < 0,60 : reliabilitas cukup 0,60 ≤ r11 < 0,80 : reliabilitas tinggi 0,80 ≤ r11 < 1,00 : reliabilitas sangat tinggi atau sempurna Sedangkan untuk mengetahui reliabilitas tes kuisioner digunakan rumus Alpha Cronbach, sebagai berikut : 2 æ n öæç SS i ö÷ r11 = ç ÷ 1- 2 ÷ St ø è n - 1 øçè
Keterangan :
r11
= koefisien reliabilitas tes
SS i2 = jumlah varians skor tiap butir soal S t2
= varian skor total
Kuisioner dinyatakan mempunyai reliabilitas tinggi jika mempunyai nilai koefisien alpha yang lebih besar dari 0.6 (Imam Ghozali, 2002:133). Setelah diadakan tes uji coba kemampuan awal kepada 40 siswa kelas VII SMP Al Ikhlas Sumbawa Barat dengan jumlah item soal 30 pilihan ganda dihitung dengan rumus KR-20, diperoleh r11 = 0.832 > r
table
= 0.361. Dapat disimpulkan bahwa reliabilitas butir
soal sangat tinggi. Hasil perhitungan dapat dilihat pada lampiran. Pada tes uji coba soal angket motivasi belajar kepada 40 siswa kelas VII SMP Al
commit to user
Ikhlas Sumbawa Barat dengan jumlah item soal angket 90 pilihan ganda dihitung
lii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id liii
dengan rumus Alpha Cronbach, diperoleh r11 = 0.874 > Koefisien Alpha = 0.6. sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil tes kuesioner reliabilitas tinggi. Hasil perhitungan dapat dilihat pada lampiran. Sedangkan untuk tes uji coba soal gerak lurus kepada 40 siswa kelas VII SMP Al Ikhlas Sumbawa Barat dengan jumlah item soal 30 pilihan ganda dihitung dengan rumus KR-20, diperoleh r11 = 0.880 > r table = 0.361. Dapat disimpulkan bahwa reliabilitas butir soal sangat tinggi. Hasil perhitungan dapat dilihat pada lampiran. 3. Daya Pembeda Daya pembeda soal, adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang tidak pandai (berkemampuan rendah). Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut juga dengan indeks deskriminasi (daya pembeda). Untuk menghitung daya pembeda (DP) digunakan rumus :
DP =
JB A - JB B JS A
(Suharsimi Arikunto,2002:213).
Di mana, DP
= daya pembeda
JBA
= jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok atas
JBB
= jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok bawah
JSA
= Banyaknya siswa pada kelompok atas
Kriteria indeks daya pembeda yang digunakan adalah kriteria yang dikemukakan Suherman dan Sukjaya (1990 : 202) sebagai berikut : DP £ 0,00 Sangat jelek
commit to user
liii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id liv
0,00 < DP £ 0,20 Jelek 0,20 < DP £ 0,40 Cukup 0,40 < DP £ 0,70 baik 0,70 < DP £ 1,00 Sangat baik
Dari hasil perhitungan daya beda soal kemampuan awal siswa yang berjumlah 30 soal pilihan ganda didapat 2 Item baik (soal nomor : 3,13) 17 item cukup (soal nomor: 2,5,6,8,10,11,16,17,19,20,21,22,24,26,27,28, dan 29) dan 11 item jelek (soal nomor: 1,4,7,9,12,14,15,18,23,25, dan 30). Hasil perhitungan dapat dilihat pada lampiran. Dari hasil perhitungan daya beda soal Gerak Lurus yang berjumlah 30 soal pilihan ganda didapat 12 item baik (soal nomor : 3,4,6,8,12,15,17,18,20,24,27, dan 30), 12 item cukup (soal nomor: 2,7,10,13,14,16,19,23,25,26,28, dan 29), 3 item jelek (soal nomor : 1,11, dan 22) dan 3 item sangat jelek (soal nomor: 5,9, dan 21). Hasil perhitungan dapat dilihat pada lampiran. 4.
Indeks Kesukaran Indeks atau taraf kesukaran suatu butir soal, menunjukkan apakah butir soal
tersebut tergolong butir soal yang sukar, sedang, atau mudah. Butir soal yang baik adalah butir soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Untuk menghitung Indeks kesukaran (IK) butir soal bentuk essai, digunakan rumus yang dikemukakan Karnoto (1996 : 16) sebagai berikut :
commit to user
liv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id lv
IK =
JB A + JBB JS A + JS B
di mana, IK = indeks kesukaran JBA
= jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok atas
JBB
= jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok bawah
JSA = Banyaknya siswa apda kelompok atas JSB = Banyaknya siswa apda kelompok bawah (Suharsimi Arikunto,2002:208 ). Kriteria indeks kesukaran butir soal yang digunakan seperti yang dikemukakan oleh Suherman dan Sukjaya (1990 : 213) yaitu : IK = 0,00 terlalu sukar 0,00 < IK £ 0,30 sukar 0,30 < IK £ 0,70 sedang 0,70 < IK < 1,00 mudah IK = 1,00 terlalu mudah
Dari hasil perhitungan indeks kesukaran soal kemampuan awal siswa yang berjumlah 30 soal pilihan ganda didapat 16 Item sedang (soal nomor : 1,2,3,5,8,10,11,13,20,21,22,24,26,27,28, dan 29), 14 item mudah (soal nomor:
commit to user
lv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id lvi
4,6,7,9,12,14,15,16,17,18,19,23,25, dan 30) dst. Hasil perhitungan dapat dilihat pada lampiran. Untuk hasil perhitungan indeks kesukaran soal Gerak Lurus, siswa yang berjumlah 30 soal pilihan ganda didapat 17 item sedang (soal nomor : 2,3,4,6,7,8,11,12,13,15,16,17,19,20,22,27, dan 30), 13 item mudah (soal nomor: 1,5,9,10,14,18,21,23,24,25,26,28, dan 29). Hasil perhitungan dapat dilihat pada lampiran.
I. Teknik Analisis Data 1. Uji Prasyarat Analisis Data hasil belajar merupakan data dari tes hasil belajar yang dipergunakan untuk mengetahui kemampuan pemecahan masalah dalam materi gerak lurus. Sebelumnya telah diuji cobakan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas tes, serta analisis butir soal yang meliputi daya beda dan tingkat kesukarann. Untuk keperluan pertama akan dilakukan analisis menggunakan rumus statistik menguji kesamaan beberapa rataan atau analisis varians (ANAVA) dan kesamaan dua rataan (uji t). Sebelumnya terlebih dahulu peneliti harus menentukan skor rataan dan simpangan baku dari skor tersebut. Karena pengujian hipotesis menggunakan rumus statistik yang disyaratkan berdistribusi normal serta diketahui keadaan variansnya, maka perlu dilakukan pengujian normalitas data dan homogenitas varians. a. Uji Normalitas Uji normalitas data ini, bertujuan untuk mengetahui apakah data berasal dari populasi berdistribusi normal.
Uji Normalitas dengan Metode Kolmogorov-Smirnov
commit to user
tidak jauh beda dengan metode Lilliefors. Langkah-langkah penyelesaian dan lvi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id lvii
penggunaan rumus sama, namun pada signifikansi yang berbeda. Signifikansi metode Kolmogorov-Smirnov menggunakan tabel pembanding Kolmogorov-Smirnov, sedangkan metode Lilliefors menggunakan tabel pembanding metode Lilliefors. Rumus
Keterangan : Xi = Angka pada data Z = Transformasi dari angka ke notasi pada distribusi normal FT = Probabilitas komulatif normal FS = Probabilitas komulatif empiris FT = komulatif proporsi luasan kurva normal berdasarkan notasi Zi, dihitung dari luasan kurva mulai dari ujung kiri kurva sampai dengan titik Z. Persyaratan a. Data berskala interval atau ratio (kuantitatif) b. Data tunggal / belum dikelompokkan pada tabel distribusi frekuensi c. Dapat untuk n besar maupun n kecil. Siginifikansi Signifikansi uji, nilai | FT – FS | terbesar dibandingkan dengan nilai tabel Kolmogorov Smirnov. Jika nilai | FT – FS | terbesar kurang dari nilai tabel Kolmogorov
commit user| FT – FS | terbesar lebih besar dari Smirnov, maka Ho diterima ; H1 ditolak. Jikatonilai
lvii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id lviii
nilai tabel Kolmogorov Smirnov, maka Ho ditolak ; H1 diterima. Tabel Nilai Quantil Statistik Kolmogorov Distribusi Normal. Untuk perhitungannya menggunakan program SPSS. b. Uji Homogenitas Uji homogenitas varians ini bertujuan untuk mengetahui apakah varians kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2 homogen ataukah tidak. Uji homogenitas varians ini dilakukan terhadap hasil tes awal (pretes) maupun tes akhir (postes).
Karena
terdapat satu kelas eksperimen 1 dan satu kelas eksperimen 2, maka uji homogenitas varians menggunakan uji Bartlett dengan pasangan hipotesis : Ho : s 12 = s 22 (varians homogen) Ha : paling sedikit satu tanda sama dengan tidak berlaku (varians tidak homogen) Rumus statistik yang digunakan seperti yang dikemukakan Sudjana (1996 : 263) sebagai berikut :
c 2 = (ln 10){B - S(ni - 1) log S i2 } dengan rumus :
B = (log S 2 )S( ni - 1) dan S 2 = (S( ni - 1) S i2 / S( ni - 1) Keterangan : ni
= Jumlah sampel kelompok i
Si2 = Varians kelompok i
commit to user
lviii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id lix
S2 = Varians gabungan 2 2 Kriteria uji adalah tolak hipotesis Ho jika c hitung ³ c tabel .
tabel dengan peluang (1 - a ),
2 c tabel didapat dari
a adalah taraf nyata atau taraf kepercayaan dan
derajad kebebasan (dk) = (k – 1) dengan k merupakan banyaknya kelas atau kelompok sampel.
2. Uji Hipotesis a. Analisis Varians (ANAVA) Analisis Varian (ANAVA) dilaksanakan untuk mengetahui kesamaan beberapa rataan. Yaitu untuk mengetahui apakah rataan kemampuan pemecahan masalah materi gerak lurus dari kelas eksperimen 1 maupun kelas ekspermen 2. Pasangan hipotesis yang diuji : Ho : m
1
= m
2
Ha : paling sedikit satu tanda sama dengan tidak berlaku. Rumus statistik yang digunakan dikemukakan oleh Sudjana (1996 : 304-305) sebagai berikut :
F =
Ay /(k - 1) D y / S(ni - 1)
Ay / (k-1) disebut juga varians antar kelompok Dy / S (ni – 1) disebut varians dalam kelompok
commit to user
lix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id lx
Ay = S (Ji2/ni) - Ry Ry = J2 / S ni dengan J = J1 + J2 + J3 dan Ji adalah jumlah skor kelompok i Dy = S Y2 – Ry – Ay
S Y2 = jumlah kuadrat-kuadrat (JK) dari semua skor Kriteria uji adalah tolak Ho jika Fhitung ³ Ftabel dengan Ftabel adalah nilai yang didapat dari daftar distribusi F dengan taraf nyata a dengan peluang 1 - a dan dk pembilang (k – 1) serta dk penyebut (n1 + n2 + n3). b. Uji Lanjut Anava Jika dalam analisis varians Ho ditolak maka dilakukan analisis beda rerata berupa komparasi ganda dengan metode Scheffe. Metode ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan setiap pasangan baris dan setiap pasangan kolom yang hipotesisnya (Ho) ditolak. Untuk perhitungannya menggunakan program SPSS.
commit to user
lx
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id lxi
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Data yang terkumpul dalam penelitian ini terdiri atas data kemampuan awal siswa, data motivasi belajar siswa, dan nilai hasil prestasi belajar aspek kognitif pada pokok bahasan Gerak Lurus. 1. Data Kemampuan Awal dan Motivasi belajar Pada penelitian ini data kemampuan awal diperoleh dari hasil tes kemampuan awal dengan menggunakan instrumen tes kemampuan awal. Sedangkan data motivasi belajar siswa diperoleh dari isian angket tertulis motivasi belajar responden dengan menggunakan instrumen angket motivasi belajar. Kedua instrumen tersebut telah diuji cobakan di SMP Al-Ikhlas Taliwang Sumbawa Barat dan hasilnya valid dan reliabel (dapat dilihat pada lampiran 21-25). Deskripsi data kemampuan awal dan motivasi belajar tersebut dapat ditunjukkan pada tabel 4.1. Tabel 4.1 Diskripsi Data Kemampuan Awal dan Motivasi belajar
Kemampuan awal tinggi
Kemampuan awal Rendah
Jumlah Data
Nilai Tertinggi
Nilai Terenda h
Ratarata
SD
39
96
38
65.29
14.46
37 100 commit to user
35
64.03
14.31
lxi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id lxii
Motivasi belajar tinggi
40
100
35
67.21
15.63
Motivasi belajar rendah
36
85
38
61.22
11.61
Responden sejumlah 76 dari kelas demonstrasi 1 dan kelas demonstrasi 2 dikelompokkan kedalam kategori kemampuan awal tinggi bagi siswa yang memperoleh nilai kemampuan awal diatas nilai rata-rata dan kategori siswa memiliki kemampuan awal rendah bagi siswa yang memperoleh nilai dibawah nilai rata-rata. Selain itu juga dikelompokkan kedalam kategori siswa memiliki motivasi belajar tinggi bagi siswa yang memiliki nilai motivasi belajar di atas nilai rata-rata dan kategori siswa memiliki motivasi belajar rendah bagi siswa yang memiliki nilai motivasi belajar dibawah nilai rata-rata. Deskripsi data jumlah siswa masing-masing kelompok disajikan pada tabel 4.2. Tabel 4.2. Jumlah Sebaran Siswa masing-masing kelompok
Kelas
Kemampuan awal Tinggi Motivasi Motivasi belajar belajar Tinggi Rendah
Kemampuan Awal Rendah Motivasi Motivasi belajar belajar Tinggi Rendah
Jumlah
Media KIT
20,19
19
18,19
19
38
Media animasi
19,21
17
19,21
17
38
Jumlah
39,40
36
37,40
36
76
Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 26 : Data Induk Kemampuan Awal, Motivasi belajar, dan Prestasi Belajar Fisika. 2. Data Nilai Prestasi Belajar Fisika
commit to user
a. Prestasi Belajar Fisika Kelas Menggunakan Media KIT dan Media animasi
lxii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id lxiii
Sebaran nilai prestasi hasil penelitian dari masing-masing kelompok berdasarkan kelompok siswa menggunakan media KIT dan kelompok siswa menggunakan media animasi disajikan dalam tabel 4.3. Tabel 4.3 Diskripsi Data Prestasi Hasil Belajar Fisika Kelas
Jumlah Data
Nilai Tertinggi
Nilai Terendah
Rata-rata
SD
Variansi
Media KIT
38
96
35
60.63
13.78
189.96
Media animasi
38
100
38
69.23
13.02
169.52
Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 27 : Data Induk Kemampuan Awal, Motivasi belajar, dan Prestasi Belajar Fisika Distribusi frekuensi prestasi hasil belajar fisika pada kelompok siswa menggunakan media KIT disajikan pada tabel 4.4, sedangkan distribusi frekuensi prestasi hasil belajar fisika pada kelompok siswa menggunakan media animasi disajikan pada tabel 4.5. Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Fisika Kelompok Menggunakan Media KIT Frekuensi No
Nilai Mutlak
Relatif (%)
1
35-45
4
10.53
2
46-56
13
34.21
3
57-67
10
26.32
4
68-78
7
18.42
commit to user
lxiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id lxiv
5
79-89
3
7.89
6
90-100
1
2.63
Jumlah
38
100 %
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Fisika Kelompok Menggunakan Media animasi Frekuensi No
Skor
1
35-45
2
46-56
3
57-67
4
68-78
5
79-89
6
90-100
Mutlak
Relatif (%)
1
2.63
3
7.89
15
39.47
11
28.95
7
18.42
1 38
2.63 100 %
Jumlah
Untuk lebih jelasnya nilai prestasi belajar dari kedua kelompok tersebut disajikan histogram pada gambar 4.1 dan gambar 4.2.
commit to user
lxiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id lxv
Histogram Prestasi Belajar Dengan Media KIT 14
Frekuensi (siswa)
12 10 8 6
Prestasi Belajar Dengan Media KIT
4 2 0 45 35
56
67
78
89
46 57 68 79 Rentang Nilai Prestasi Belajar
100 90
Gambar 4.1 Histogram Prestasi Belajar Siswa Menggunakan Media KIT
Frekuensi (siswa)
Histogram Prestasi Belajar Dengan Animasi 16 14 12 10 8 6 4 2 0
Prestasi Belajar Dengan Animasi 45
56
67
78
89
100
35
46 57 68 79 Rentang Nilai Prestasi Belajar
90
Gambar 4.2 Histogram Prestasi Belajar Siswa Menggunakan Media Animasi
b. Prestasi Belajar Fisika Berdasarkan Tingkat Awal Siswa commit to Kemampuan user
lxv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id lxvi
Sebaran nilai prestasi hasil penelitian dari masing-masing kelompok berdasarkan kelompok siswa memiliki kemampuan awal tinggi dan kelompok siswa memiliki kemampuan awal rendah disajikan dalam tabel 4.6. Tabel 4.6 Diskripsi Data Prestasi Hasil Belajar Fisika Berdasarkan Tingkat Kemampuan Awal Siswa
Kelas
Jumlah Data
Nilai Tertinggi
Nilai Terendah
Rata-rata
SD
Variansi
Kemampuan Awal Tinggi
39
96
38
65.29
14.46
209.04
Kemampuan Awal Rendah
36
100
35
64.03
14.31
204.81
Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 28 : Data Induk Kemampuan Awal, Motivasi belajar, dan Prestasi Belajar Fisika Distribusi frekuensi prestasi hasil belajar fisika pada kelompok siswa memiliki kemampuan awal tinggi disajikan pada tabel 4.7, sedangkan distribusi frekuensi prestasi hasil belajar fisika pada kelompok siswa memiliki kemampuan awal rendah disajikan pada tabel 4.8. Tabel 4.7. Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Fisika Siswa Memiliki Kemampuan Awal Tinggi No
Skor
1
Frekuensi Mutlak
Relatif (%)
35-45
3
7.69
2
46-56
8
20.51
3
57-67 commit to user 11
28.21
lxvi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id lxvii
4
68-78
10
25.64
5
79-89
6
15.38
6
90-100
1
2.56
Jumlah
39
100 %
Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Fisika Siswa Memiliki Kemampuan Awal Rendah No
Skor
1
Frekuensi Mutlak
Relatif (%)
35-45
3
8.11
2
46-56
8
21.62
3
57-67
13
35.14
4
68-78
8
21.62
5
79-89
4
10.81
6
90-100
1
2.70
Jumlah
37
100 %
Untuk lebih jelasnya nilai prestasi belajar dari kedua kelompok tersebut disajikan histogram pada gambar 4.3 dan gambar 4.4.
commit to user
lxvii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id lxviii
Histogram Kemampuan Awal Tinggi 12
Frekuensi
10 8 6 Kemampuan Awal Tinggi
4 2 0 45
56
67
78
89
100
35 46 57 68 79 90 Rentang Nilai Kemampuan Awal Tinggi
Gambar 4.3 Histogram Prestasi Belajar Siswa Memiliki Kemampuan Awal Tinggi
Histogram Kemampuan Awal Rendah 14
Frekuensi
12 10 8 6 Kemampuan Awal Rendah
4 2 0 45 35
56
67
78
89
46 57 68 79 Rentang Nilai Kemampuan Awal
commit to user
lxviii
100 90
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id lxix
Gambar 4.4 Histogram Prestasi Belajar Siswa Memiliki Kemampuan Awal Rendah
c. Prestasi Belajar Fisika Berdasarkan Tingkat Motivasi belajar Siswa Sebaran nilai prestasi hasil penelitian dari masing-masing kelompok berdasarkan kelompok siswa memiliki motivasi belajar tinggi dan kelompok siswa memiliki motivasi belajar rendah disajikan dalam tabel 4.9. Tabel 4.9 Diskripsi Data Prestasi Belajar Fisika Tingkat Motivasi belajar Siswa Kelompok
Jumlah Data
Nilai Tertinggi
Nilai Terendah
Rata-rata
SD
Varia nsi
Motivasi belajar Tinggi
40
100
35
67.21
15.63
244.2 6
Motivasi belajar Rendah
36
85
38
61.22
11.61
134.7 2
Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 29
Distribusi frekuensi prestasi hasil belajar fisika pada kelompok siswa memiliki motivasi belajar tinggi disajikan pada tabel 4.10, sedangkan distribusi frekuensi prestasi hasil belajar fisika pada kelompok siswa memiliki motivasi belajar rendah disajikan pada tabel 4.11.
commit to user
lxix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id lxx
Tabel 4.10. Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Fisika Siswa Memiliki Motivasi belajar Tinggi No
Skor
1
Frekuensi Mutlak
Relatif (%)
35-45
4
10.00
2
46-56
6
15.00
3
57-67
10
25.00
4
68-78
11
27.50
5
79-89
7
17.50
6
90-100
2
5.00
Jumlah
40
100 %
Tabel 4.11. Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Fisika Siswa Memiliki Motivasi belajar Rendah
No
Skor
1
Frekuensi Mutlak
Relatif (%)
35-45
2
5.56
2
46-56
6
16.67
3
57-67
10
27.78
4
68-78
9
25.00
5
79-89
7
19.44
6
90-100
2
5.56
Jumlah
36
100 %
Untuk lebih jelasnya nilai prestasi belajar dari kedua kelompok tersebut disajikan histogram pada gambar 4.5 dan gambar 4.6.
commit to user
lxx
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id lxxi
Histogram Motivasi tinggi 12
Frekuensi
10 8 6 4
Motivasi tinggi
2 0 45
56
67
78
89
100
35
46 57 68 79 Rentang Nilai Motivasi Tinggi
90
Gambar 4.5. Histogram Prestasi Belajar Siswa Memiliki Motivasi belajar Tinggi
Histogram Motivasi Rendah 12
Frekuensi
10 8 6 4
Motivasi Rendah
2 0 43
52
61
70
79
88
35
44 53 62 71 Rentang Nilai Motivasi Rendah
80
commit to user
lxxi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id lxxii
Gambar 4.6. Histogram Prestasi Belajar Siswa Memiliki Motivasi Belajar Rendah
B. Uji Prasyarat Analisis 1.
Uji Normalitas Uji Normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah sample berasal dari
populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Hasil uji normalitas pada data nilai prestasi belajar fisika tiap-tiap kelas atau kelompok perlakuan dengan metode Lilliefors dengan program SPSS for Windows berdasarkan pada uji Kolmogorov-Smirnov dan Shapiro-Wilk. Hipotesis yang diuji adalah: Ho : Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal H1 : Sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal Dengan demikian, normalitas dipenuhi jika hasil uji tidak signifikan untuk suatu taraf signifikansi (α) tertentu (biasanya α=0,05 atau α=0,01). Sebaliknya, jika hasil uji signifikan maka normalitas data tidak terpenuhi. Cara mengetahui signifikan atau tidak signifikan hasil uji normalitas adalah dengan memperhatikan bilangan pada kolom signifikansi (Sig.) untuk menetapkan kenormalan, kriteria yang berlaku adalah untuk taraf signifikansi uji α=0.05, Jika signifikansi yang diperoleh > α, maka sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal
dan Jika signifikansi yang diperoleh < α, maka
sampel bukan berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Berdasarkan Uji K-S dapat dirangkum seperti pada tabel 4.12 berikut ini. Tabel 4.12 Harga Statistik Uji Normalitas Berdasakan Uji K-S
commit to user
lxxii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id lxxiii
No
Kelompok Siswa
Sig.
α
Keterangan
1
K.Awal dng Media Animasi
0.200
0.05
Normal
2
K.Awal dng Media KIT
0.200
0.05
Normal
3
Motivasi dng Media Animasi
0.200
0.05
Normal
4
Motivasi dng Media KIT
0.186
0.05
Normal
5
Kemampuan Awal Tinggi
0.200
0.05
Normal
6
Kemampuan Awal Rendah
0.158
0.05
Normal
7
Motivasi belajar Tinggi
0.200
0.05
Normal
8
Motivasi belajar Rendah
0.200
0.05
Normal
9
Prestasi Media KIT
0.074
0.05
Normal
10
Prestasi Media animasi
0.200
0.05
Normal
11
Prestasi K.Awal Tinggi
0.200
0.05
Normal
12
Prestasi K.Awal Rendah
0.200
0.05
Normal
13
Prestasi Motivasi Tinggi
0.200
0.05
Normal
14
Prestasi Motivasi Rendah
0.200
0.05
Normal
Dari tabel 4.12 di atas tampak bahwa harga Signifikansi p > dari masingmasing kelompok tidak melebihi harga α. Dengan demikian diperoleh keputusan bahwa Ho diterima. Ini berarti bahwa data sampel-sampel dalam penelitian berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Normalitas dari populasi juga terlihat pada gambar 4.1, 4.2, 4.3, 4.4, 4.5, dan 4.6, masing-masing histogram terlihat normal. Untuk data uji normalitas selengkapnya pada lampiran 30, 31, 32.
2. Uji Homogenitas Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah sampel penelitian berasal dari populasi yang homogen atau tidak. Uji homogenitas pada penelitian ini menggunakan Uji Bartlett dengan taraf signifikansi α = 0,05 atau taraf kepercayaan 95 %.
commit to user
lxxiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id lxxiv
Dengan program SPSS for windows Ringkasan hasil uji homogenitas pada table 4.13 dibawah ini , dan data selengkapnya pada lampiran 30, dan 31. Tabel 4.13. Ringkasan Hasil Uji Homogenitas No
Respon
Faktor
1 2 3
Prestasi Prestasi Prestasi
4
Prestasi
Media Pembelajaran Kemampuan Awal Motivasi Belajar Media Pembelajaran, Kemampuan Awal dan Motivasi
p-value p-volue α 0.873 0,05 0.497 0,05 0.121 0,05 0.190
0,05
Keputusan Homogen Homogen Homogen Homogen
Dari data penelitian prestasi belajar fisika materi Gerak Lurus kelompok siswa dengan penerapan media KIT dan media Animasi diperoleh harga Signifikansi = 0.873, Kemampuan Awal siswa tinggi dan rendah
harga Signifikansi = 0.497, dan Motivasi
Belajar siswa tinggi dan rendah harga Signifikansi = 0.121 kesemuanya mempunyai harga signifikansi jauh lebih besar dari taraf signifikansi α = 0.05 sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 diterima, dengan demikian data penelitian adalah homogen.
C. Pengujian Hipotesis Penelitian 1. Analisis Variansi Tiga Jalan Isi Sel Tidak Sama Analisis penelitian ini mengguanakan teknik analisis variansi (Anava) tiga jalan sel tidak sama dengan taraf signifikansi a = 0,05 dilanjutkan uji Scheffe untuk H0 yang ditolak. Hasil dari pengujian hipotesis dengan anava tiga jalan pada lampiran 33, dengan menggunakan Program SPSS 17, didapatkan harga-harga seperti yang terangkum dalam tabel di bawah ini Tabel 4.14 Rangkuman Anava Tiga Jalan Isi Sel Tidak Sama commit to user
lxxiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id lxxv
df
Fhitung
Ftabel
p-volue
a
Keputusan
Penggunaan Media (A)
1
8.721
4.00
0.004
0.05
Ditolak
Kemampuan Awal (B)
1
0.078
4.00
0.781
0.05
Diterima
Motivasi belajar Siswa ( C )
1
4.831
4.00
0.031
0.05
Ditolak
AB
1
0.327
4.00
0.569
0.05
Diterima
AC
1
1.066
4.00
0.306
0.05
Diterima
BC
1
0.148
4.00
0.701
0.05
Diterima
ABC
1
2.079
4.00
0.154
0.05
Diterima
Galat (G)
68
11866.087
Total (T)
75
335054.137
Sumber Efek Utama
Interaksi
Berdasarkan tabel 4.14 analisis variansi tiga jalan di atas didapatkan hasil-hasil sebagai berikut: a. Hipotesis 1 Fhitung = 8.721 > Ftabel = 4.00, p-volue = 0.004; α = 0,05 p-volue < α , dengan demikian H01 ditolak dan H11 diterima. b. Hipotesis 2 Fhitung = 0.078 < Ftabel = 4.00, p-volue = 0.781; α = 0,05 p-volue > α , dengan demikian H02 diterima dan H12 ditolak.
commit to user
lxxv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id lxxvi
c. Hipotesis 3 Fhitung = 4.831 > Ftabel = 4.00, p-volue = 0.031, α = 0,05 p-volue < α , dengan demikian H03 ditolak dan H13 diterima. d. Hipotesis 4 Fhitung = 0.327 < Ftabel = 4.00, p-volue = 0.569; α = 0,05 p-volue > α , dengan demikian H04 diterima dan H14 ditolak. e. Hipotesis 5 Fhitung = 1.066 < Ftabel = 4.00, p-volue = 0.306; α = 0,05 p-volue > α , dengan demikian H05diterima dan H15 ditolak. f.
Hipotesis 6 Fhitung = 0.148 < Ftabel = 4.00, p-volue = 0.701; α = 0,05 p-volue > α , dengan demikian H06 diterima dan H16 ditolak.
g. Hipotesis 7 Fhitung = 2.079 < Ftabel = 4.00, p-volue = 153; α = 0,05 p-volue > α , dengan demikian H07 diterima dan H17 ditolak. Hasil perhitungan analisis variansi tiga jalan yang terdiri dari tiga efek utama dan 4 interaksi dapat disimpulkan bahwa : a. Efek Utama Efek utama yang berupa penggunaan media pembelajaran dengan Media Kit dan Media Animasi diperoleh harga Fhitung =to8.721 commit user > Ftabel = 4.00 dan p-volue = 0.004
lxxvi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id lxxvii
lebih kecil dari harga α = 0,05 pada taraf signifikansi 5 % yang berarti ada perbedaan prestasi belajar fisika bagi siswa kelas VII MTs Negeri Taliwang Sumbawa Barat tahun pelajaran 2010/2011 jika proses pembelajarannya melalui demonstrasi menggunakan media KIT dan media Animasi. Efek utama yang berupa Kemampuan Awal Tinggi dan Rendah diperoleh harga Fhitung = 0.078 < Ftabel = 4.00 dan p-volue = 0.781 lebih besar dari harga α = 0,05 pada taraf signifikansi 5 %, yang berarti tidak ada perbedaan prestasi belajar fisika bagi siswa kelas VII MTs Negeri Taliwang Sumbawa Barat tahun pelajaran 2010/2011 yang memiliki tingkat kemampuan awal tinggi dan rendah. Efek utama yang berupa Motivasi Belajar Tinggi dan Rendah diperoleh harga Fhitung = 4.831 > Ftabel = 4.00 dan p-volue = 0.031 lebih kecil dari harga α = 0,05 pada taraf signifikansi 5 %, yang berarti ada perbedaan prestasi belajar fisika bagi siswa kelas VII MTs Negeri Taliwang Sumbawa Barat tahun pelajaran 2010/2011 yang memiliki motivasi belajar tinggi dan rendah. b. Interaksi Berdasarkan data diperoleh harga Fhitung = 0.327 < Ftabel = 4.00 dan p-volue = 0,569 lebih besar dari harga α = 0,05 pada taraf signifikansi 5 % yang berarti bahwa faktor AB (penggunaan media pembelajaran dan kemampuan awal siswa) tidak mempunyai interaksi terhadap prestasi belajar fisika pokok bahasan gerak lurus lurus bagi siswa kelas VII MTs Negeri Taliwang Sumbawa Barat tahun pelajaran 2010/2011. Berdasarkan data diperoleh harga Fhitung = 1.066 < Ftabel = 4.00 dan p-volue = 0,306 lebih besar dari harga α = 0,05 padatotaraf commit usersignifikansi 5 % yang berarti bahwa
lxxvii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id lxxviii
faktor AC (penggunaan media pembelajaran dan motivasi belajar siswa) tidak mempunyai interaksi terhadap prestasi belajar fisika pokok bahasan gerak lurus lurus bagi siswa kelas VII MTs Negeri Taliwang Sumbawa Barat tahun pelajaran 2010/2011. Berdasarkan data diperoleh harga Fhitung = 0.148 < Ftabel = 4.00 dan p-volue = 0,701 lebih besar dari harga α = 0,05 pada taraf signifikansi 5 % yang berarti bahwa faktor BC (kemampuan awal siswa dan motivasi belajar siswa) tidak mempunyai interaksi terhadap prestasi belajar fisika pokok bahasan gerak lurus lurus bagi siswa kelas VII MTs Negeri Taliwang Sumbawa Barat tahun pelajaran 2010/2011. Berdasarkan data diperoleh harga Fhitung = 2.079 < Ftabel = 4.00 dan p-volue = 0,154 lebih besar dari harga α = 0,05 pada taraf signifikansi 5 %yang berarti bahwa faktor ABC (penggunaan media pembelajaran, kemampuan awal dan motivasi belajar siswa) tidak mempunyai interaksi terhadap prestasi belajar fisika pokok bahasan gerak lurus lurus bagi siswa kelas VII MTs Negeri Taliwang Sumbawa Barat tahun pelajaran 2010/2011.
Berdasarkan hasil uji hipotesis di atas, dapat dikemukakan bahwa : 15. Ada perbedaan prestasi belajar antara siswa yang diberi pelajaran dengan metode demonstrasi menggunakan media Animasi dan media KIT terhadap prestasi belajar siswa pada pokok bahasan Gerak Lurus. 16. Tidak ada
perbedaan prestasi belajar antara siswa yang mempunyai
kemampuan awal tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar siswa pada pokok bahasan Gerak Lurus. commit to user
lxxviii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id lxxix
17. Ada perbedaan prestasi belajar antara siswa yang mempunyai motivasi belajar tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar siswa pada pokok bahasan Gerak Lurus. 18. Tidak ada interaksi antara metode demonstrasi menggunakan media Animasi dan media KIT dengan tingkat kemampuan awal siswa terhadap prestasi belajar siswa pada pokok bahasan Gerak Lurus. 19. Tidak ada interaksi antara metode demonstrasi menggunakan media Animasi dan media KIT dengan tingkat Motivasi Belajar siswa terhadap prestasi belajar siswa pada pokok bahasan Gerak Lurus. 20. Tidak ada interaksi antara tingkat kemampuan awal dengan tingkat motivasi belajar terhadap prestasi belajar siswa pada pokok bahasan Gerak Lurus. 21. Tidak ada interaksi antara metode demonstrasi menggunakan media Animasi dan media KIT dengan tingkat kemampuan awal dan tingkat motivasi belajar terhadap prestasi hasil belajar siswa pada pokok bahasan Gerak Lurus.
2. Uji Lanjut Anava Untuk mengetahui lebih lanjut tentang perbedaan rerata pada faktor A (pembelajaran melalui demonstrasi menggunakan media KIT dan media animasi), dan factor C (motivasi belajar tinggi dan rendah) di atas, maka dilakukan uji
commit to user
lxxix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id lxxx
komparasi ganda dengan metode Scheffe. Melalui program SPSS 17 seperti pada tabel 4.15
Tabel 4.15 Hasil Uji Lanjut Anava Media Animasi dan Media KIT ANOVA prestasi
Sum of Squares
Between Groups
df
Mean Square
F
1402.232
1
1402.232
Within Groups
13301.567
74
179.751
Total
14703.799
75
Sig.
7.801
.007
Tabel 4.16 Hasil Uji Lanjut Anava Motivasi Tinggi dan Motivasi Rendah ANOVA prestasi
Sum of Squares
Between Groups
df
Mean Square
F
939.729
1
939.729
Within Groups
13764.070
74
186.001
Total
14703.799
75
Sig.
5.052
.028
Tabel 4.17 Ringkasan Hasil Uji Lanjut Anava p-value No
Respon
1
Prestasi
2
Prestasi
Faktor
F
Ftabel
Media 7.801 4.00 Pembelajaran commit to user Motivasi 5.052 4.00
lxxx
pvolue
α
Keputusan Ho
0.007
0,05
Ditolak
0.028
0,05
Ditolak
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id lxxxi
Belajar
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa Media pembelajaran dengan menggunakan Kit dan Animasi ternyata memiliki Fhitung = 7.801 > Ftabel = 4.0 dan p-volue = 0.007 yang lebih kecil dari α = 0.05 sehinga Ho di tolak dan H1 diterima, sehingga ada perbedaan prestasi belajar antara penggunaan media belajar dengan KIT dan dengan Animasi. Demikian juga dengan Motivasi belajar siswa memiliki Fhitung = 5.052 > Ftabel = 4.00 dan p-volue = 0.028 yang lebih kecil dari α = 0.05, sehingga Ho di tolak dan H1 diterima, sehingga ada perbedaan prestasi belajar antara siswa yang memiliki motivasi tinggi dengan siswa yang memiliki motivasi belajar rendah.
D. Pembahasan Hasil Penelitian 1. Hipotesis Pertama H0,A : Tidak ada perbedaan prestasi belajar fisika bagi siswa jika proses pembelajarannya melalui demonstrasi menggunakan media KIT
dan media
animasi. H1,A : Ada perbedaan prestasi belajar fisika bagi siswa jika proses pembelajarannya melalui demonstrasi menggunakan media KIT dan media animasi. Berdasarkan perhitungan analisis varians tiga jalan sel tak sama pada baris (A) penerapan laboratorium diperoleh Fhitung = 8.721. Hal ini menunjukkan bahwa Fhitung lebih besar dari pada Ftabel = 4.00 dengan derajat kebebasan 1 dan taraf signifikan a = 0,05, sehingga H0A ditolak. Ini berarti ada perbedaan antara demonstrasi menggunakan media
commit to user
lxxxi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id lxxxii
KIT dan demonstrasi menggunakan media animasi terhadap prestasi belajar fisika pada materi pokok gerak lurus. Hasil perhitungan komparansi ganda dengan metode Scheffe diperoleh Fhitung = 7.801 > Ftabel = 4.0 dengan derajat kebebasan 1 dan taraf signifikan a = 0,05. Ini artinya ada beda rerata yang signifikan antara siswa yang belajar dengan menggunakan media KIT dengan siswa yang belajar dengan menggunakan media animasi. Data analisis variansi menunjukkan bahwa siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan metode demonstrasi menggunakan media animasi memperoleh prestasi belajar fisika lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan metode demonstrasi menggunakan media KIT. Hal ini terjadi karena dengan menggunakan media animasi siswa lebih tertarik, termotivasi, merasa senang sehingga mudah dalam mempelajari dan memahami konsep-konsep pada pokok bahasan gerak lurus. Temuan ini sejalan dengan hasil penelitian oleh Wahyu Wijayanti, 2007 . Peran penggunaan laboraorium media animasi yang dipandu menggunakan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) dapat memudahkan siswa dalam menangkap dan mengolah informasi berupa konsep dan prinsip fisika yang diajarkan. Selama belajar menggunakan media animasi, siswa menjadi termotivasi untuk lebih menekuni materi yang disajikan serta dengan adanya variasi gerak dari beberapa instrumen gerak lurus. Dalam pembelajaran ini siswa akan lebih tertarik untuk belajar, siswa belajar secara mandiri, bukan sekedar menerima informasi dari guru semata, tetapi siswa dapat mengamati langsung melalui animasi pada media animasi. Kemudahan ini didukung dengan jaminan tidak adanya resiko yang
commit to user
membahayakan seperti rusaknya alat-alat peraga pada KIT akibat salah hubung atau
lxxxii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id lxxxiii
salah rangkai. Jaminan kemudahan tersebut merangsang siswa untuk memunculkan sikap berani mencoba dengan tanpa ada rasa khawatir takut berbuat kesalahan. Media animasi yang dikemas secara interaktif ini lebih mempercepat kerja laboratorium, sehingga tiap-tiap pertemuan dalam pembelajaran dengan durasi antara 1 jam (40 menit) sampai 2 jam (2 x 40 menit), hampir semua kelompok kerja dapat menyelesaikan diskusinya sesuai alokasi waktu yang disediakan pada skenario pembelajaran. Sehingga tiap-tiap pertemuan dapat melakukan diskusi kelas untuk menarik kesimpulan yang berupa isi dari konsep yang sedang dipelajari. Dan apabila terdapat salah satu atau beberapa siswa anggota kelompok tertentu yang masih belum dapat menuntaskan pekerjaannya di kelas, mereka dapat melanjutkan sendiri di rumah khususnya bagi siswa yang memiliki fasilitas personal komputer (PC), karena program animasi dalam media animasi ini bebas dikopi (free softcopy) oleh siswa. Dengan demikian mereka dapat mengulang-ulang hingga mendapatkan konsep ilmu yang sedang dipelajari. Pada media media animasi dapat terlihat jelas jalannya gerak benda yang bergerak dipercepat maupun diperlambat pada GLB dab GLBB. Selain itu dengan media animasi, untuk menentukan hubungan jarak , kecepaan dan waktu dapat dilakukan oleh siswa secara cepat, karena data yang diperoleh lebih akurat. Dengan demikian media animasi merupakan suatu alternatif yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran efektif di kelas. Sedangkan pada pembelajaran dengan metode demonstrasi yang berlangsung menggunakan media media KIT (kit mekanika) yang sama-sama dipandu menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS), sebenarnya juga dapat memudahkan siswa dalam memahami dan menemukan konsep fisika yang sedang dipelajari dibandingkan dengan tanpa commit to user
lxxxiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id lxxxiv
bantuan media alat laboratorium. Namun pada pelaksanaan pembelajaran banyak ditemukan hambatan atau kendala-kendala, diantaranya (1) siswa masih banyak mengalami kesulitan dalam merangkai alat-alat mekanika atau gerak lurus secara manual meskipun sudah ada petunjuk, sehingga guru masih banyak menerangkan cara merangkai alat; (2) ketersediaan peralatan laboratorium yang terbatas jumlahnya, memaksa siswa hanya dapat menggunakan alat-alat tersebut di laboratorium sekolah dan tidak bisa diulang sendiri di rumah; (3) Demonstrasi dilakukan dengan cara demonstrasi sehingga masih ada beberapa anak yang kurang aktif dalam melakukan percobaan. Beberapa kendala tersebut di atas mengakibatkan proses pembelajaran dengan metode demonstrasi menggunakan Media KIT pada materi pokok bahasan gerak lurus memiliki beberapa kelemahan diantaranya memerlukan waktu yang relatif lama sehingga kurang efektif, sering terjadi tiap pertemuan dalam pembelajaran tidak dapat menyisakan waktu untuk diskusi kelas dalam menarik kesimpulan, dan bahkan beberapa kelompok kerja tertentu belum berhasil menjawab beberapa pertanyaan dalam LKS yang disediakan. Hal ini terjadi dikarenakan kelompok kerja mereka belum berhasil memperoleh data yang tepat. Beberapa kelemahan di atas itulah yang barangkali menghambat proses pembuktian konsep atau prinsip fisika yang sedang dipelajari sehingga prestasi hasil belajar yang dihasilkan lebih rendah dibandingkan dengan kelompok yang menggunakan media animasi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pembelajaran fisika metode demonstrasi menggunakan media animasi lebih baik dari pada metode demonstrasi menggunakan media KIT terhadap prestasi commitbelajar to userfisika pada materi pokok gerak lurus.
lxxxiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id lxxxv
2. Hipotesis Kedua H0,B :
Tidak ada perbedaan prestasi belajar fisika bagi siswa yang memiliki tingkat kemampuan awal tinggi dan rendah.
H1,B :
Ada perbedaan prestasi belajar fisika bagi siswa yang memiliki tingkat kemampuan awal tinggi dan rendah. Hasil perhitungan uji analisis varians tiga jalan sel tak sama diperoleh Fhitung =
0.078 lebih kecil dari Ftabel = 4.00 dengan derajad kebebasan 1 dan taraf signifikan a = 0,05 sehingga H0B diterima, artinya tidak ada perbedaan prestasi belajar fisika bagi siswa yang memiliki tingkat kemampuan awal tinggi dan rendah. Data analisis variansi tersebut ditemukan bahwa siswa yang memiliki kemampuan awal tinggi memperoleh prestasi belajar fisika lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang memiliki kemampuan awal rendah, tetapi tidak terlalu signifikan bahkan hampir sama, hal ini dimungkinkan siswa yang memilki kemampuan awal tinggi dan rendah sama-sama dalam menangkap proses pembelajaran dengan demonstrasi . Siswa yang memiliki kemampuan awal tinggi dan rendah memiliki kesamaan dalam menangkap petunjuk yang tertulis dalam Lembar Kegiatan Siswa (LKS) dan sama-sama mampu menangkap dan mengolah informasi berupa konsep dan prinsip fisika yang diajarkan. Pada penelitian ini siswa yang memiliki kemampuan awal Tinggi dan siswa yang memiliki kemampuan awal rendah membaur menjadi satu. Pembagian kelompok demonstrasi juga secara acak, sehingga siswa yang memiliki kemampuan awal tinggi commit to user
lxxxv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id lxxxvi
bercampur dengan siswa yang memiliki kemampuan awal rendah. Hal ini akan mempempersulit siswa yang memiliki kemampuan awal rendah dalam mengikuti kegiatan demonstrasi. Dalam mengamati, memahami dan mengolah hasil demonstrasi untuk memantapkan konsep fisika yang dipelajari, siswa yang memiliki kemampuan awal rendah dan siswa yang memiliki tingkat kemampuan awal tinggi hampir memiliki kesamaan. Pada penelitian ini, tingkat kemampuan awal tinggi memberikan pengaruh yang lebih baik dari pada tingkat kemampuan awal rendah tetapi tidak terlalu signifikan.
3. Hipotesis Ketiga H0,C
:
Tidak ada perbedaan prestasi belajar fisika bagi siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi dan rendah.
H1,C
:
Ada perbedaan prestasi belajar fisika bagi siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi dan rendah.
Hasil perhitungan uji analisis varians tiga jalan sel tak sama diperoleh Fhitung = 4.831 > Ftabel = 4.00 dengan derajad kebebasan 1 dan taraf signifikan a = 0,05 sehingga H0,C ditolak, artinya ada perbedaan prestasi belajar fisika bagi siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi dan rendah. Hasil uji komparasi ganda dengan uji Scheffe menghasilkan Fhitung = 5.052 > Ftabel = 4.00 artinya bahwa motivasi belajar memberikan pengaruh yang signifikan terhadap prestasi belajar fisika pada materi pokok bahasan gerak lurus. Siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi memperoleh prestasi belajar fisika pokok bahasan gerak lurus lebih commit tinggi dibandingkan dengan siswa yang memiliki to user
lxxxvi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id lxxxvii
motivasi belajar rendah. Temuan ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Nicolaus Dolly Simon Kusdwiutomo bahwa ” siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi memiliki prestasi fisika lebih baik dari pada siswa yang memiliki motivasi belajar rendah”. Fakta ini disebabkan oleh siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi lebih cepat mengiterpretasikan kode-kode atau icon-icon yang diterima dibandingkan siswa yang memiliki motivasi belajar rendah. Motivasi belajar
siswa memiliki peran yang sangat penting dalam
menginterpretasikan perintah-perintah dalam LKS untuk melakukan demonstrasi. Siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi dapat merangkai alat-alat mekanika sesuai dengan petunjuk yang tertulis dalam LKS dengan cepat. Dalam melakukan kegiatan demonstrasi untuk membuktikan konsep-konsep sinar istimewa maupun pembentukan bayangan pada gerak lurus dapat dilakukan dengan cepat, sehingga cepat memperoleh data-data yang dibutuhkan. Hal ini disebabakan oleh siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi memiliki rasa inggin tahu dan suka terhadap hal-hal yang baru serta senang menghadapi tantangan.
4. Hipotesis Keempat H0,AB
: Tidak ada interaksi antara penerapan media pembelajaran
dengan
kemampuan tingkat awal terhadap prestasi belajar fisika. H1,AB
: Ada interaksi antara penerapan media pembelajaran dengan kemampuan tingkat awal terhadap prestasi belajar fisika.
commit to user
lxxxvii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id lxxxviii
Hasil perhitungan uji analisis varians tiga jalan sel tak sama diperoleh Fhitung = 0.327 < Ftabel = 4.00 dengan derajad kebebasan 1 dan taraf signifikan a = 0,05 sehingga H0,AB tidak ditolak, artinya tidak ada interaksi antara metode demonstrasi menggunakan media animasi dan media KIT dengan kemampuan awal terhadap prestasi belajar fisika pada materi pokok bahasan gerak lurus. Dengan kata lain antara penggunaan media KIT dan media Animasi dan kemampuan awal tidak memberikan pengaruh secara bersamaan terhadap prestasi belajar. Tidak ditolaknya hipotesis nol ini dimungkinkan karena semua kelas proses pembelajarannya dengan metode demonstrasi menggunakan media animasi maupun media KIT terdiri dari siswa yang memiliki tingkat kemampuan awal tinggi maupun tingkat kemampuan awal rendah. Siswa yang memiliki tingkat kemampuan awal rendah tetap akan memperoleh prestasi yang sama meskipun diberikan pembelajaran dengan media media animasi maupun media KIT. Demikian juga siswa yang memiliki tingkat kemampuan awal rendah juga akan tetap memperoleh prestasi yang sama meskipun diberikan pembelajaran menggunakan media media animasi maupun media KIT . 5. Hipotesis Kelima H0,AC
: Tidak ada interaksi antara penerapan laboratorium dengan motivasi belajar terhadap prestasi belajar fisika.
H1,AC
: Ada interaksi antara penerapan laboratorium dengan terhadap prestasi belajar fisika.
commit to user
lxxxviii
motivasi belajar
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id lxxxix
Hasil perhitungan uji analisis varians tiga jalan sel tak sama diperoleh Fhitung = 1.066 < Ftabel = 4.00 dengan derajad kebebasan 1 dan taraf signifikan a = 0,05 sehingga H0,AC tidak ditolak, artinya tidak ada interaksi antara metode demonstrasi menggunakan media animasi dan media KIT dengan motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar fisika pada materi pokok bahasan gerak lurus. Dengan kata lain antara penggunaan media KIT dan media Animasi dan motivasi belajar siswa tidak memberikan pengaruh secara bersamaan terhadap prestasi belajar. Tidak ditolaknya hipotesis nol ini dimungkinkan siswa cenderung melakukan demonstrasi sesuai dengan petunjuk yang ditulis pada LKS. Siswa tidak melakukan kegiatan-kegiatan selain sesuai petunjuk, karena mengejar target agar tugas yang dibebankan cepat selesai. Dengan demikian siswa yang motivasi belajarnya tinggi maupun rendah melakukan kegiatan yang sama. Hal ini juga dimungkinkan karena anggota kelompok demonstrasi hiterogen, yaitu siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi bercampur dengan siswa yang motivasi belajarnya rendah, maka kegiatan yang dilakukan setiap anak sama dengan yang dilakukan dalam kelompok tersebut. Siswa yang memiliki tingkat motivasi belajar tinggi tetap akan memperoleh prestasi yang sama meskipun diberikan pembelajaran dengan media media animasi maupun media KIT. Demikian juga siswa yang memiliki tingkat motivasi belajar rendah juga akan tetap memperoleh prestasi yang sama meskipun diberikan pembelajaran menggunakan media animasi maupun media KIT.
6. Hipotesis Keenam
commit to user
lxxxix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id xc
H0,BC
: Tidak ada interaksi antara kemampuan tingkat awal dengan motivasi belajar terhadap prestasi belajar fisik.
H1,BC
: Ada interaksi antara kemampuan tingkat awal dengan motivasi belajar terhadap prestasi belajar fisik. Hasil perhitungan uji analisis varians tiga jalan sel tak sama diperoleh Fhitung =
0.148 < Ftabel = 4.00 dengan derajad kebebasan 1 dan taraf signifikan a = 0,05 sehingga H0,BC tidak ditolak, artinya tidak ada interaksi antara kemampuan awal dengan motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar fisika pada materi pokok bahasan gerak lurus. Dengan kata lain antara kemampuan awal dan motivasi belajar siswa tidak memberikan pengaruh secara bersamaan terhadap prestasi belajar. Tidak ditolaknya hipotesis nol ini mungkin disebabkan oleh beberapa hal, antara lain : (1) Proses pembelajarannya menggunakan petunjuk LKS, semua siswa baik yang
memiliki
kemampuan awal tinggi, rendah, motivasi belajar tinggi dan rendah cenderung melakukan kegiatan yang sama. (2) Anggota kelompok hiterogen, artinya siswa yang memiliki kemampuan awal tinggi, rendah, motivasi belajar tinggi maupun memiliki motivasi belajar rendah membaur jadi satu, sehingga siswa melakukan demonstrasi sesuai dengan kerja tim. Siswa hanya melakukan demonstrasi sesuai dengan petunjuk LKS. Dengan demikian semua siswa baik yang motivasi belajarnya tinggi maupun siswa yang motivasi belajarnya rendah melakukan kegiatan yang sama, sehingga kemampuan awal
dan motivasi belajar siswa
tidak memberikan pengaruh secara bersamaan
terhadap prestasi belajar. 7. Hipotesis Ketujuh
commit to user
xc
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id xci
H0,ABC
: Tidak ada interaksi antara penerapan laboratorium, kemampuan tingkat awal, dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar fisika.
H1,ABC
: Ada interaksi antara penerapan laboratorium, kemampuan tingkat awal, dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar fisika. Hasil perhitungan uji analisis varians tiga jalan sel tak sama diperoleh Fhitung =
2.079 < Ftabel = 4.00 dengan taraf signifikan a = 0,05 sehingga H0,ABC tidak ditolak, artinya tidak ada interaksi antara penerapan laboratorium, kemampuan awal, dan motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar fisika pada materi pokok bahasan gerak lurus. Dengan kata lain antara penggunaan media KIT dan media Animasi, kemampuan awal, dan motivasi belajar siswa
tidak memberikan pengaruh secara
bersamaan terhadap prestasi belajar. Berarti demonstrasi menggunakan media animasi diterapkan pada siswa yang memiliki tingkat kemampaun awal tinggi mamupun siswa yang memiliki tingkat kemampuan awal rendah, tetap diperoleh prestasi fisika lebih tinggi daripada demonstrasi menggunakan media KIT. Demikian juga demonstrasi menggunakan media Animasi diterapkan pada siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi mamupun siswa yang memiliki motivasi belajar rendah, tetap diperoleh prestasi fisika lebih tinggi daripada demonstrasi menggunakan media KIT. Sebaliknya siswa yang memiliki tingkat kemampuan awal tinggi melakukan demonstrasi menggunakan media animasi maupun media KIT , tetap memperoleh prestasi fisika lebih tinggi daripada siswa yang memiliki tingkat kemampuan awal rendah. Demikian juga siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi melakukan demonstrasi menggunakan media animasi maupun
commit to user
xci
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id xcii
media KIT , tetap memperoleh prestasi fisika lebih tinggi daripada siswa yang memiliki motivasi belajar rendah.
E. Keterbatasan Penelitian Pada pelaksanaan penelitian ini sudah diupayakan secara maksimal untuk mendapatkan hasil penelitian yang optimal sebagaimana yang dituangkan pada pembahasan, dengan meminimalisir kekurangan atau kesalahan yang mungkin terjadi. Namun demikian penulis menyadari ada kekurangan yang menyebabkan hasil penelitian kurang sempurna. Kekurangan yang dimaksud antara lain meliputi: 1. Instrumen penelitian yang digunakan untuk pengambilan data berupa tes kemampuan awal, angket motivasi belajar, tes prestasi belajar (kognitif), dan media animasi semuanya belum merupakan instrumen standar. Karena instrumen tersebut di atas disusun dan dikembangkan oleh peneliti sendiri dan baru diujicobakan satu kali sehingga masih memerlukan uji coba dan analisa yang lebih banyak agar benarbenar standar. 2. Media pembelejaran yang dibuat dengan macromedia flash 8 masih terdapat kekurangan yang perlu disempurnakan lagi sehingga dalam pelaksaannya masih memerlukan pengulangan-pengulangan. 3. Waktu pelaksanaan penelitian yang terbatas menyesuaikan dengan jam pelajaran sesuai aturan akademik pada standar isi kurikulum KTSP, yaitu untuk mapel IPA fisika kelas VII hanya 3 jam pertemuan (120 menit) tiap minggu. Sehingga ada kemungkinan pengaruh perlakuan yang diberikan belum membawa dampak.
commit to user
xcii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id xciii
4. Sampel penelitian ini hanya sebagian siswa kelas VII MTs Negeri Taliwang Sumbawa Barat tahun pelajaran 2010/2011 sebagai kelompok demonstrasi. Peneliti berasumsi bahwa jika demonstrasi sejenis ini dilakukan pada subyek di sekolah lain kemungkinan memiliki hasil yang berbeda. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain karakteristik siswa, kondisi geografis, kondisi sekolah, kesiapan guru dan faktor pendukung lainnya dari masing-masing sampel. Sehubungan dengan hal tersebut, maka hasil penelitian ini belum dapat digeneralisasikan untuk umum dan hanya belaku untuk kelas VII MTs Negeri Taliwang Sumbawa Barat.
commit to user
xciii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id xciv
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan latar belakang massalah, rumusan masalah, hipotesis hingga uji hipotesis maka hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran fisika dengan metode demonstrasi melalui media Animasi dan KIT IPA ditinjau dari kemampuan awal dan motivasi belajar siswa di kelas II MTsN Taliwang Sumbawa Barat tahun pelajaran 2010/2011 dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Pembelajaran fisika melalui media
Animasi lebih baik prestasi belajarnya
dibandingkan dengan media KIT pada pokok bahasan Gerak Lurus bagi siswa kelas VII MTs Negeri Taliwang Sumbawa Barat tahun pelajaran 2010/2011. Hal ini ditunjukkan dengan hasil uji statistik Fhitung = 8.721 > Ftabel = 4.00. Demikian juga dari hasil analisis uji lanjut didapatkan: Fhitung = 7.821 > Ftabel = 4.00. Rerata prestasi belajar siswa yang pembelajarannya menggunakan Media KIT IPA
x A 2 = 60.63
lebih rendah dibanding rerata prestasi belajar siswa yang pembelajarannya menggunakan Media Animasi x A 2 = 69.23. 2. Kemampuan awal siswa ternyata tidak memberikan pengaruh terhadap prestasi belajar fisika pada pokok bahasan Gerak Lurus bagi siswa kelas VII MTs Negeri Taliwang Sumbawa Barat tahun pelajaran 2010/2011. Hal ini ditunjukkan dengan hasil uji statistik Fhitung = 0.078 < Ftabel = 4.00. Dari hasil uji statistik menunjukkan
commit to user
bahwa Fhitung < Ftabel, Rerata prestasi fisika pokok bahasan Gerak Lurus peserta didik xciv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id xcv
yang mempunyai Kemampuan awal tinggi dan rendah masing-masing x B1 = 65.29 dan x B 2 = 64.03. Dari data tersebut rerata prestasi belajar tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan sehingga secara keseluruhan dapat dijelaskan bahwa siswa yang meiliki Kemampuan awal tinggi dan rendah prestasinya hampir sama. 3. Motivasi belajar siswa memberikan pengaruh terhadap prestasi belajar fisika pada pokok bahasan Gerak Lurusbagi siswa kelas VII MTs Negeri Taliwang Sumbawa Barat tahun pelajaran 2010/2011. Hal ini ditunjukkan dengan hasil uji statistik Fhitung = 4.831 > Ftabel = 4.00. Dari hasil uji statistik menunjukkan bahwa Fhitung > Ftabel, demikian juga hasil analisis uji lanjut yang didapatkan : Fhitung = 5.052 > Ftabel = 4.00. Rerata prestasi fisika pokok bahasan Gerak Lurus siswa yang mempunyai motivasi belajar tinggi x C1 = 67,21, lebih
besar dari pada rerata prestasi fisika pokok
bahasan Gerak Lurus siswa yang mempunyai Motivasi belajar rendah xC 2 = 61,22. Dari data tersebut secara keseluruhan dapat dijelaskan bahwa siswa yang meiliki motivasi belajar tinggi memperoleh prestasi belajar lebih baik dibanding dengan siswa yang memiliki motivasi belajar rendah. 4. Dari hasil analisis data menunjukkan bahwa tidak ada interaksi antara penggunaan Media dengan Kemampuan awal terhadap prestasi belajar fisika pada pokok bahasan Gerak Lurus. Hal ini ditunjukkan dengan hasil uji statistik Fhitung = 0.327 < Ftabel = 4.00. Pada uji statistik menunjukkan bahwa Fhitung < Ftabel, hal ini memberikan arti bahwa tidak ada kombinasi efek antara penggunaan media Animasi dan KIT IPA dengan kemampuan awal siswa terhadap prestasi belajar yang diperoleh. Gabungan antara penggunaan media Animasi dan KIT IPA dengan Kemampuan awal siswa tidak
commit to user
xcv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id xcvi
memberikan pengaruh yang signifikan terhadap prestasi belajar yang diperoleh siswa. 5. Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat interaksi antara penggunaan media Animasi dan KIT IPA dengan Motivasi belajar terhadap prestasi belajar fisika pada pokok bahasan Gerak Lurus. Hal ini ditunjukkan dengan hasil uji statistik = 1.06 < Ftabel = 4.00. Dari hasil uji statistik menunjukkan bahwa Fhitung < Ftabel, hal ini memberikan arti bahwa tidak ada kombinasi efek antara penggunaan media Animasi dan KIT IPA dengan Motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar yang diperoleh. Gabungan antara penggunaan media Animasi dan KIT IPA dengan Motivasi belajar siswa tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap prestasi belajar yang diperoleh siswa. 6. Dari hasil analisis menunjukkan bahwa tidak terdapat interaksi antara tingkat Kemampuan awal dengan Motivasi belajar terhadap prestasi belajar fisika pada pokok bahasan Gerak Lurus. Hal ini ditunjukkan dengan hasil uji statistik Fhitung = 0.148 < Ftabel = 4.00. Dari hasil uji statistik menunjukkan bahwa Fhitung < Ftabel, hal ini memberikan arti bahwa tidak ada kombinasi efek antara Kemampuan awal dengan Motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar yang diperoleh. Gabungan antara Kemampuan awal dengan Motivasi belajar siswa tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap prestasi belajar yang diperoleh siswa. 7. Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat interaksi antara penggunaan Animasi dan KIT IPA, tingkat Kemampuan awal dan Motivasi belajar siswaterhadap prestasi belajar fisika pada pokok bahasan Gerak Lurusbagi siswa kelas VII MTs Negeri Taliwang Sumbawa Barat tahun pelajaran 2010/2011. Hal ini ditunjukkan dengan
commit to user
xcvi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id xcvii
hasil uji statistik Fhitung = 2.079 < Ftabel = 4.00. Dari hasil uji statistik menunjukkan bahwa Fhitung < Ftabel, hal ini memberikan arti bahwa tidak ada kombinasi efek antara penggunaan media laboraratorium, Kemampuan awal, dan Motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar yang diperoleh. Gabungan antara penggunaan media Animasi dan KIT IPA, Kemampuan awal, dan Motivasi belajar siswa tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap prestasi belajar yang diperoleh siswa.
B.
Implikasi Hasil Penelitian
1. Implikasi Teoritis Secara teoritis dari penelitian ini dihasilkan temuan bahwa penggunaan Media Animasi dan KIT IPA, berpengaruh terhadap hasil belajar fisika pada pokok bahasan Gerak Lurus pada jenjang pendidikan SMP. Selain media Animasi dan KIT IPA tersebut, Motivasi belajar siswa juga berpengaruh terhadap hasil belajar fisika pada pokok bahasan Gerak Lurus bagi siswa pada jenjang pendidikan SMP. 2. Implikasi Praktis Penggunaan media belajar berbasis teknologi informasi saat sekarang masih terbatas pada mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi, perlu dikembangkan penggunaannya ke mata pelajaran lain. Banyak materi pelajaran fisika yang dapat diajarkan dengan metode eksperimen menggunakan Media Animasi. Media Animasi dapat diterapkan dalam pembalajaran fisika pokok bahasan Gerak Lurus pada siswa tingkat SMP. Bahkan menggunakan Media Animasi memberikan hasil yang lebih baik daripada menggunakan Media KIT IPA. Penggunaan komputer sebagai media pembelajaran dapat mempertajam commit pemahaman siswa, mengurangi kebingunan siswa to user
xcvii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id xcviii
terhadap contoh obyek yang sebenarnya dan secara ekonomis lebih murah karena bahan dan alatnya dapat digunakan kapan dan dimana saja. Mengingat hasil temuan yang lain bahwa tingkat Motivasi belajar siswa berpengaruh terhadap hasil belajar fisika pada pokok bahasan Gerak Lurus bagi siswa kelas VII MTs Negeri Taliwang Sumbawa Barat, maka diupayakan peningkatan kemampuan guru-guru fisika untuk dapat membangkitkan Motivasi belajar belajar siswa. Dalam pembelajaran, guru diharapkan selalu memperhatikan karakteristik siswa khususnya tingkat Motivasi belajar siswa. Dengan memperhatikan karakteristik siswa guru dapat memilih metode dan media pembelajaran yang tepat.
C.
Saran Berdasarkan kesimpulan dan implikasi dari penelitian maka penulis mengajukan saran-saran sebagai berikut :
1. Bagi Kepada Sekolah: a. Karena media Animasi memberikan pengaruh bagi prestasi belajar siswa khususnya materi Gerak Lurus diharapkan kepala sekolah dapat menyediakan sarana penunjang pada media tersebut terutama kelengkapan alat laboratorium virtual. b. Selalu mendorong guru untuk dapat mengasah kemampuan dibidang penguasaan laboratorium virtual guna meningkatkan potensi guru fisika untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. 2. Bagi Guru, khususnya guru Fisika :
commit to user
xcviii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id xcix
a. Guru agar selalu meningkatkan potensi yang dimilikinya dalam menyajikan materi yang tepat dalam tiap pembelajaran, khususnya di materi Gerak Lurus diharapkan mampu dapat menguasai penggunaan Laboratorium Virtual untuk tiap penyampaian materi Gerak Lurus. b. Guru mampu menggunakan media yang ada dalam pelaksanaan metode pembelajaran untuk memudahkan menyampaikan materi pelajaran fisika dan khususnya materi Gerak Lurus Guru dapat belajar menjalankan Program Animasi di Laboratorium Virtual. c. Guru hendaknya melihat faktor-faktor internal yang dimiliki siswa seperti kemampuan awal dan motivasi belajar siswa, sehingga dalam pelaksanaan pembelajaran lebih maksimal dan dapat menentukan langkah-langkah dalam pemilihan metode belajar berikutnya. 3. Bagi Siswa, a. Siswa hendaknya terdorong untuk dapat lebih
menguasai penggunaan
computer untuk memudahkan menerima materi pelajaran yang diberikan oleh guru melalui media Animasi khususnya materi Gerak Lurus. b. Siswa mampu termotivasi dengan adanya metode pembelajaran yang diterapkan oleh guru
melalui media Animasi sehingga lebih giat dalam
belajarnya. 4. Kepada peneliti, untuk kesempurnaan penelitian ini, disarankan kepada peneliti untuk mengadakan penelitian lanjutan dengan menerapkan Media Animasi pada pokok bahasan yang lain atau mata pelajaran lain, sehingga semakin banyak media Animasi yang dimanfaatkan dalam pembelajaran.
commit to user
xcix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id c
DAFTAR PUSTAKA
Aleksandrova dan Nancheva. 2007. E-test with physics video demonstrations Department of Physics, University of Rousse. (Online), (http://www.mptl12.ifd.uni.wroc.pl/papers/13.pdf, diakses 5 Desember 2010) Akhmad Sudrajat, 2008. Pengertian Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik, dan Model Pembelajaran. (http://akhmadsudrajat.wordpress.com, diakses 12 September 2008). Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakrta: Rineka Cipta. Depdiknas. 2003. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta. Dimyati dan Mudjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta. Firdaus, Tarman. 2010. Istilah Penting dalam Teknologi Pembelajaran. (Online), (http://ftaman.wordpress.com/2010/01/page/2/, diakses 10 Nopember 2010). Hadi, Sutrisno. 1998. Metodologi Research.Yogyakarta: Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi UGM.
Ibrahim, R. 2003. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Imam Ghozali, 2002, Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program SPSS, Semarang: Badan Penerbit Universitas Dipenogoro. Kamiantri Ramli, 2011. Media Animasi untuk Siswa. (Online), (http://kamriantiramli.wordpress.com/2011/02/28/pengaruh-penggunaanmedia-animasi-sebagai-strategi-pembelajaran-aktif-pada-konsepmetabolisme-di-kelas-xii-man-negeri-2-sinjai/, diakses 28 Februari 2011) Muhibin Syah. 1995. Psikologi Pendidikan suatu Pendekatan Baru. Bandung: Penerbit Remaja Rosda Karya. Natawijaya, Rohman. 1979. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Prindo Jaya. Ngalim Purwanto. 1996. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Remaja Rosdakarya. Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry Sutikno. 2007. Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islami, Jakarta: PT Refika Aditama.
commit to user
c
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id ci
Ratna Willis Dakar. 1989. Teori-teori Belajar. Bandung: Erlangga. Ricardo Trumper,2003, The Physics Laboratory – A Historical Overview and Future Perspectives. (Online), (http://www.oranim.ac.il/sites/heb/SiteCollectionImages/personal/ricardo/S_E2 003.pdf, diakses 12 Desember 2010) Rochani, Wasih. 2010. Jurnal Riset Ilmiah. Studi Pelaksanaan Kerja Ilmiah dalam Pembelajaran Sains SD Kelas IV di Kota Blitar. (Online), (http://veghamoylov.blogspot.com/2010/03/jurnal-riset-imiah.html,/ di-akses 5 Desember 2010) Sudarwanto, 2011. Artikel Guru. Hakekat Pelajaran Fisika. (Online), (http://mansaba.sch.id/web_saba/artikel-guru/195-hakikat-pelajaran-%20 fisika.html, diakses 16 April 2011). Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Supriyanto. 2006. Fisika Untuk SMP Kelas VII Semester 1 dan 2. Yogyakarta: Erlangga. Teguh Wahyono. 2006. Animasi Dengan Macromedia Fleash 8. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo. Thursan Hakim. 2005. Belajar Secara Efektif, Jakarta: Puspa Swara. Team Penyusun. 2008. Perangkat Penilaian Kurikulum tingkat Satuan pendidikan KTSP SMP. Jakarta: Depdikbud. Umiyanti, 2008. Macam-macam Metode Pembelajaran, (Online), (http://umiyanti28.wordpress.com/2008/12/20/macam-macam-metodepembelajaran/, diakses 2 Desember 2010). Wingkel, W. S. 1996. Psychologi Pengajaran. Jakarta: Gramedia. Zainal Aqib Elham Rohmanto. 2007. Membangun Profesionalisme Guru Dan Pengawas. Bandung, Yrama Widya. Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta.
commit to user
ci
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id cii
commit to user
cii