perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
IMPLEMENTASI AQIDAH TAUHID DALAM PEMBELAJARAN IPA FISIKA DENGAN METODE KOOPERATIF JIGSAW DAN STAD DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN KARAKTER SISWA (Studi Kasus pada Materi Fisika Bab Gaya dan Hukum Newton Kelas VIII di SMP Al-Islam 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012)
TESIS Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Magister Program Studi Pendidikan Sains Minat Utama Pendidikan Fisika
Oleh RACHMAD ABDULLAH
NIM S831002027
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012to user commit
i
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
IMPLEMENTASI AQIDAH TAUHID DALAM PEMBELAJARAN IPA FISIKA DENGAN METODE KOOPERATIF JIGSAW DAN STAD DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN KARAKTER SISWA (Studi Kasus pada Materi Fisika Bab Gaya dan Hukum Newton Kelas VIII di SMP Al-Islam 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012) TESIS
Oleh RACHMAD ABDULLAH NIM S8301002027 Komisi Pembimbing
Nama
Tanda
Tanggal
Tangan Pembimbing I
Prof. Dr. H. Widha Sunarno, M.Pd. ………… Februari 2012 NIP. 19520116 198003 1 001
Pembimbing II Drs. Cari, M.A., Ph.D.
………… Februari 2012
NIP 19520915 197603 2 001
Telah dinyatakan memenuhi syarat Pada tanggal 11 Februari 2012 Mengetahui Ketua Program Studi Pendidikan Sains
Dr. M.Masykuri, M.Pd. NIP. 19681124199403 1 001 commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
IMPLEMENTASI AQIDAH TAUHID DALAM PEMBELAJARAN IPA FISIKA DENGAN METODE KOOPERATIF JIGSAW DAN STAD DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN KARAKTER SISWA (Studi Kasus pada Materi Fisika Bab Gaya dan Hukum Newton Kelas VIII di SMP Al-Islam 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012) TESIS
Oleh RACHMAD ABDULLAH S8301002027 Tim Penguji Jabatan
Nama
Tanda Tangan
Ketua
Dr. Sarwanto, M.Si NIP. 19520116 198003 1 001
………… Agustus 2012
Sekretaris
Dra. Suparmi, MA., Ph. D. NIP. 19520116 198003 1 001
………… Agustus 2012
Anggota Penguji
Prof. Dr. H. Widha Sunarno, M.Pd. ………… Agustus 2012 NIP. 19520116 198003 1 001 Drs. Cari, M.A., Ph.D. NIP 19520915 197603 2 001
Tanggal
………… Agustus 2012
Telah dipertahankan di depan penguji dinyatakan telah memenuhi syarat pada tanggal 6 Agustus 2012 Direktur Program Pascasarjana UNS
Ketua Program Studi Pendidikan Sains
Prof. Drs. Ahmad Yunus. M.Pd.
Dr. M.Masykuri, M.Pd. NIP. 19681124199403 1 001 commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERNYATAAN ORISINILAITAS DAN PUBLIKASI ISI TESIS Saya menyatakan dengan sebenarnya bahwa : 1. Tesis yang berjudul : “IMPLEMENTASI AQIDAH TAUHID DALAM PEMBELAJARAN IPA FISIKA DENGAN METODE KOOPERATIF JIGSAW DAN STAD DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN KARAKTER SISWA (Studi Kasus pada Materi Fisika Bab Gaya dan Hukum Newton Kelas VIII di SMP Al-Islam 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012)” ini adalah karya penelitian saya sendiri dan bebas dari plagiat, serta tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik serta tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali secara tertulis digunakan sebagaimana acuan dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila dikemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam karya ilmiah ini, maka saya bersedia menerima sangksi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan (Permendiknas No 17, tahun 2010). 2. Publikasi sebagian atau keseluruhan isi Tesis pada jurnal atau forum ilmiah lain harus seijin dan menyertakan tim pembimbing sebagai author dan PPs UNS sebagai institusinya. Apabila dalam waktu sekurang-kurangnya satu semester (enam bulan sejak pengesahan Tesis) saya tidak melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesis ini, maka Program Studi Pendidikan Sains PPs UNS berhak mempublikasikannya pada jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Sains PPs UNS. Apabila saya melakukan pelanggaran dari ketentuan publikasi ini, maka saya bersedia mendapatkan sanksi akademik yang berlaku.
Surakarta, 6 Agustus 2012 Mahasiswa,
Rachmad Abdullah commit to user
iv
S8301002027
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Rachmad Abdullah. S83010027. 2012. Implementasi Aqidah Tauhid dalam Pembelajaran IPA Fisika dengan Metode Kooperatif Jigsaw dan STAD ditinjau dari Motivasi Belajar dan Karakter Siswa (Studi Kasus ada Materi Fisika Bab Gaya dan Hukum Newton Kelas VIII di SMP Al-Islam 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012). TESIS, Pembimbing I Prof. Dr. H. Widha Sunarno, M.Pd. dan pembimbing II : Drs. Cari, M.A., Ph.D, Program Studi Pendidikan Sains, Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) pengaruh implementasi aqidah tauhid dalam pembelajaran IPA Fisika dengan metode kooperatif Jigsaw dan STAD terhadap prestasi belajar siswa. (2) pengaruh motivasi belajar tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar siswa. (3) pengaruh karakter tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar siswa. (4) interaksi antara metode kooperatif Jigsaw dan STAD dengan motivasi belajar terhadap prestasi belajar siswa. (5) interaksi antara metode kooperatif Jigsaw dan STAD dengan karakter siswa terhadap prestasi belajar siswa. (6) interaksi motivasi belajar dengan karakter siswa terhadap prestasi belajar siswa. (7) interaksi antara metode kooperatif Jigsaw dan STAD, motivasi belajar dan karakter siswa terhadap prestasi belajar siswa. Penelitian ini menggunakan metode ekperimen dan studi literatur. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Al Islam 1 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012 sebanyak 8 kelas. Sampel penelitian ditentukan secara acak dengan teknik cluster random sampling sebanyak dua kelas. Kelas eksperimen 1 dengan metode kooperatif Jigsaw dan kelas eksperimen 2 menggunakan metode kooperatif STAD. Teknik pengumpulan data dengan metode tes untuk mendapatkan data prestasi belajar kognitif dan angket untuk mendapatkan data motivasi belajar dan karakter siswa. Uji hipotesis penelitian menggunakan ANAVA tiga jalan dengan desain faktorial 2x2x2 dan frekuensi sel tidak sama. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: (1) ada pengaruh implementasi aqidah tauhid dalam pembelajaran IPA Fisika dengan metode kooperatif Jigsaw dan STAD terhadap prestasi belajar kognitif siswa (pvalue=0,001), metode Jigsaw lebih baik daripada metode STAD; (2) ada pengaruh motivasi belajar tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar kognitif siswa (pvalue=0,000), motivasi tinggi lebih baik daripada motivasi rendah; (3) ada pengaruh karakter siswa tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar kognitif siswa (pvalue=0,002), karakter tinggi lebih baik daripada karakter rendah; (4) ada interaksi antara metode kooperatif Jigsaw dan STAD dengan motivasi belajar terhadap prestasi belajar kognitif siswa (p-value=0,017); (5) tidak ada interaksi antara metode kooperatif Jigsaw dan STAD dengan karakter siswa terhadap prestasi belajar kognitif siswa (p-value=0,468); (6) tidak ada interaksi motivasi belajar dengan karakter siswa terhadap prestasi belajar kognitif siswa (p-value=0,594); (7) tidak ada interaksi antara metode kooperatif Jigsaw dan STAD, motivasi belajar dan karakter siswa terhadap prestasi belajar kognitif siswa (p-value=0,365). Kata Kunci : Aqidah Tauhid, Gaya, Hukum Newton, Jigsaw, STAD (Student Team commit to userSiswa. Achievement Division), Motivasi Belajar, Karakter
v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Rachmad Abdullah. S83010027. 2012. Implementation of Aqidah Tauhid in physics science using Cooperative Method Jigsaw and STAD over viewed from Learning Motivation and Student Character. ( A case study on Force and Newton’s Laws for 8th Grade Student at SMP Al-Islam 1 Surakarta in 2011/2012 Academic Year). The Thesis Advisor I : Prof. Dr. H. Widha Sunarno, M.Pd. and Advisor II : Drs. Cari, M.A., Ph.D., Science Education Program of Post Graduate, Sebelas Maret University of Surakarta. ABSTRACT The purposes of these research were to know : (1) The effect of implementation of aqidah tauhid in the physics science trough cooperative methods Jigsaw and STAD toward student achievement. (2) the effect of learning motivation toward student achievement. (3) the effect of student’s character toward student achievement. (4) interaction between cooperative methods and learning motivation toward student achievement. (5) interaction between cooperative learning and student character toward student achievement. (6) interaction between learning motivation and student character toward student achievement. (7) interaction between cooperative learning, learning motivation and student character toward student achievement. This research used experiment method and literature study. The population was all VIII grade students of SMP Al Islam 1 Surakarta during 2011/2012 academic years. The research samples was taken using cluster random sampling technique in 2 group of 8 classes. The first group experiment used Jigsaw, while the second group experiment used STAD (Student Team Achievement Division). The data was collected using test for student achievement trough cooperative learning. The data was collected using questioner for learning motivation and student character. Research hypothesis was analyzed using ANAVA with 2x2x2 and factorial design with unequal cell. The research was concluded that : (1) there was an effect of implementation of aqidah tauhid in the physics science trough cooperative methods Jigsaw and STAD toward student achievement (p-value=0,001), Jigsaw methods is better than STAD methods; (2) there was an effect of learning motivation toward student achievement (p-value=0,000), high motivation is better than low motivation; (3) there was an effect of student’s character toward student achievement (pvalue=0,002), high character is better than low character; (4) there was an interaction between cooperative learning methods and learning motivation toward student achievement (p-value=0,017); (5) there was no interaction between cooperative learning methods and student character toward student achievement (p-value=0,468); (6) there was no interaction between learning motivation and student character toward student achievement (p-value=0,594). (7) there was no interaction between cooperative learning methods, learning motivation and student character toward student achievement (p-value=0,365). Key-words : aqidah tauhid, force, Newton’s laws, Jigsaw, STAD (Student Team Achievement Division), learning motivation, student character. commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO
׎|³o0 O$tRr& !$yJ¯RÎ) ö@è% ¥’n<Î) #Óyrqムö/ä3è=÷WÏiB ×m»s9Î) öNä3ßg»s9Î) !$yJ¯Rr& (#qã_ö•tƒ tb%x. `yJsù ( Ó‰Ïnºur ö@yJ÷èu‹ù=sù ¾ÏmÎn/u‘ uä!$s)Ï9 õ8ÎŽô³ç„ Ÿwur $[sÎ=»|¹ WxuKtã #J‰tnr& ÿ¾ÏmÎn/u‘ ÍoyŠ$t7ÏèÎ/ ÇÊÊÉÈ "Katakanlah: "Sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: "Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan Yang Esa". Barang siapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorang pun dalam beribadah kepada Tuhannya". (QS.Al-Kahfi: 110)
“Barang siapa yang mati lalu menghadap Allah pada hari kiamat, dalam keadaan tidakberbuat syirik kepadaNya, niscaya masuk syurga. Dan barang siapa yang mati lalu menghadap Allah pada hari kiamat dalam keadaan berbuat syirik kepadaNya, pastilah masuk neraka” (HR. Muslim)
“Betapa banyak orang yang menginginkan keberhasilan akan tetapi tidak mau menempuh jalannya. Sungguh, bahtera kapal tidak akan pernah berlayar di atas daratan”
“Sesungguhnya yang dinamakan hidup
bukanlah
sekedar
kembang
kempisnya nafas. Akan tetapi yang dinamakan hidup adalah keyakinan dan perjuangan”
commit to user
vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
Goresan pena ini kupersembahakan teruntuk: Ibuku (Suweni), Ayahku (Muharram), Kakakku (Rachmad Ramadhani), Istriku (Hany) dan putriku tercinta: ”Aisya Neiska Azzahra”.
commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang, Pencipta dan Pemelihara semesta alam dalam harmoni dan keserasian. Segala puji hanyalah bagi Allah yang telah mencurahkan tolong dan karunianya atas penulis sehingga telah selesai tesis penelitian ini dengan judul : “Implementasi Aqidah Tauhid dalam pembelajaran IPA Fisika dengan metode kooperatif Jigsaw dan STAD ditinjau dari motivasi belajar dan karakter siswa“ (Studi Kasus Pada Materi Fisika Bab Gaya dan Hukum Newton Kelas VIII di SMP Al-Islam 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012) ini dengan lancar tanpa ada halangan yang berarti. Penelitian tesis ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai Derajat Magister Program Studi Pendidikan Sains, Fakultas Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tesis ini telah selesai penyusunannya atas berkat bimbingan dan arahan dari pembimbing dan bantuan dari banyak pihak yang telah ikhlash hatinya dan telah lapang pula dadanya dalam membantu penulis. Oleh karenanya, penulis dengan segala kerendahan hati menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar besarnya kepada: 1.
Dr. M. Masykuri, M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Sains, Fakultas Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret Surakarta
yang telah memberikan
banyak kemudahan sehingga telah selasai Tesis ini tanpa halangan dan hambatan yang berarti. 2.
Prof. Dr. H. Widha Sunarno, M.Pd. sebagai pembimbing I yang telah memberikan arahan, koreksi, nasehat, motivasi dan bimbingan yang sangat berharga dalam penyusunan tesis ini.
3.
Drs. Cari, M.A., Ph.D. selaku dosen pengajar pada Fakultas Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan arahan, bimbingan dan koreksi dalam penyusunan proposal penelitian ini dan sekaligus menjadi pembimbing II penyusunan tesis ini. commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id
4.
digilib.uns.ac.id
Para Dosen Pengampu Program Studi Sains, Fakultas Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan pendalaman ilmu kepada penulis.
5.
Ibu, Ayah, kakak, istri dan putriku tercinta Aisya Neiska Azzahra, yang selalu memberi dukungan moral, material dan spiritual dari awal perkuliahan hingga selesainya tesis penelitian ini.
6.
Para karyawan Program Studi Pendidikan Sains, Fakultas Pascasarjana yang selalu memberi bantuan demi kelancaran penyelesaian tesis penelitian ini.
7.
Kepala Sekolah SMP Al Islam 1 Surakarta hingga periode 2010/2011, Drs. Nur Rokhmat yang telah memberikan dorongan dan motivasi yang kuat kepada penulis sehingga dapat menempuh kuliah S2 Program Pascasarjana di UNS ini.
8.
Kepala Sekolah SMP Al Islam 1 Surakarta periode 2011/2012, Mufti Addin, S.Pd. yang telah memberikan banyak dukungan baik moral, spiritual dan material sehingga dapat menyelesaikan studi lanjut S2 dan meraih gelar M.Pd. pada Program Pascasarjana di UNS ini.
9.
Ratnawati Kiding, S.Pd., Aminudin Furqon, Wulan Setianingsih, S.Si., Farihatul Faizah Laela, S.Pd, Ratna Wahyudati, S.Kom. serta seluruh guru dan karyawan SMP Al Islam 1 Surakarta yang tidak mungkin disebut satu persatu, penulis ucapkan syukron Jazakumullahu khairan jaza’ atas segala dukungan, kerjasama dan bantuannya selama ini.
10. Para sahabat dari kalangan mahasiswa angkatan Februari 2010 Program Studi Pendidikan Sains, Fakultas Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah banyak melakukan sharing, diskusi, bertukar informasi dan pengalaman. 11. Sahabat penulis dimanapun mereka berada yang berbaik hati dan tanpa pamrih kepada penulis, yang memberikan dukungan, pertolongan dan kerjasama yang kuat, terimakasih semuanya. 12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu terlaksananya penyusunan tesis penelitian ini.
commit to user
x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tiada gading yang tak retak, tidak ada yang sempurna kecuali Allah ‘Azza Wa Jalla Yang Maha Esa dan Maha Kuasa, oleh karenanya kritik, saran dan masukan yang konstruktif dari semua pihak sangat diharapkan penulis untuk perbaikan yang akan datang. Akhirnya, semoga tesis penelitian ini bermanfaat dalam memberikan kontribusinya bagi dunia pendidikan di Indonesia umumnya dan bagi dunia pendidikan Islam pada khususnya. Aaamiin
Surakarta, Agustus 2012
Penulis
commit to user
xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL .............................................................................................
i
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING .....................................................
ii
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ................................................................
iii
PERNYATAAN ...................................................................................................
iv
ABSTRAK
.........................................................................................................
v
ABSTRACT ...........................................................................................................
vi
MOTTO
..............................................................................................................
vii
PERSEMBAHAN ................................................................................................
viii
KATA PENGANTAR .........................................................................................
ix
DAFTAR ISI
......................................................................................................
x
DAFTAR TABEL .................................................................................................
xvii
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................
xix
DAFTAR LAMPIRAN .........................................................................................
xx
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................
1
A. LATAR BELAKANG ....................................................................................
1
B. IDENTIFIKASI MASALAH .........................................................................
15
C. PEMBATASAN MASALAH .......................................................................
17
D. PERUMUSAN MASALAH ..........................................................................
17
commit to user E. TUJUAN PENELITIAN ...............................................................................
18
xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
F. MANFAAT PENELITIAN ............................................................................
19
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................
20
A. KAJIAN TEORI ..........................................................................
20
1. Belajar ....................................................................................
20
a. Teori Belajar Ausubel.....................................................
20
b. Teori Belajar Piaget....................................................... .
21
c. Teori Belajar Vygotsky................................................. ..
23
2. Pembelajaran .........................................................................
24
3.
Pembalajaran antara Model, Pendekatan,Strategi, Metode dan Teknik . .............................................................
25
4. Aqidah Tauhid .......................................................................
27
a. Pengertian Aqidah Tauhid ......................................... ....
28
b. Hubungan antara Aqidah Tauhid dengan Ilmu Pengetahuan Alam ....................................................
28
5. Ilmu Pengetahuan Alam Fisika ........................................
30
6. Gaya dan Hukum Newton .............................. ....................
30
a. Gaya ....................................................................... ........
31
b. Hukum Newton ........................................................ ......
33
7. Pembelajaran Kooperatif .....................................................
35
8. Pembelajaran Kooperatif Jigsaw ................................. ........
37
9. Pembelajaran Kooperatif STAD ................................. .........
37
10. Motivasi Belajar .................................................................
38
11. Karakter .................................................................................
39
to user 12. Nilai-Nilai Karaktercommit .............................................................
41
xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
13. Prestasi Belajar ......................................................................
44
B. PENELITIAN YANG RELEVAN .............................................
45
C. KERANGKA BERFIKIR ............................................................
46
D. HIPOTESIS...................................................................................
48
BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................
49
A. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN ..................................
49
B. POPULASI DAN SAMPEL .......................................................
49
C. METODE PENELITIAN ............................................................
50
D. RANCANGAN PENELITIAN .................................................
50
F. VARIABEL PENELITIAN ........................................................
52
F. TEKNIK PENGUMPULAN DATA ..........................................
55
1. Tes .........................................................................................
55
2. Angket ....................................................................................
55
3. Dokumentasi .........................................................................
55
G. INSTRUMEN PENELITIAN .....................................................
55
1. Instrumen Pelaksanaan Pembelajaran ...................................
56
2. Instrumen Pengumpulan data ................................................
56
H. UJI COBA INSTRUMEN ..........................................................
56
1. Uji Validitas ............................................................................
57
2. Uji Reabilitas ..........................................................................
58
3. Tingkat Kesukaran ................................................................
60
4. Daya Pembeda .........................................................................
61
commit to user I. TEKNIS ANALISIS DATA .........................................................
63
xiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1. Uji prasarat Analisis ................................................................
63
a. Uji Normalitas .................................................................
63
b. Uji Homogenitas .............................................................
64
2. Uji Hipotesis ..........................................................................
65
a. Anava ......................................................................... .
65
b. Komputasi...................................................................... 67
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..............................
75
A. DESKRIPSI DATA .....................................................................
75
B. UJI PRASYARAT ANALISIS .................................................. 102 1. Uji Normalitas ......................................................................... 103 2. Uji Homogenitas ..................................................................... 105 C. PENGUJIAN HIPOTESIS ......................................................... 106 1. Uji ANAVA Tiga Jalan .......................................................... 106 2. Uji Lanjut ANAVA................................................................. 108 D. PEMBAHASAN ......................................................................... 113 1. Hipotesis Pertama ................................................................... 113 2. Hipotesis Kedua ...................................................................... 116 3. Hipotesis Ketiga ...................................................................... 117 4. Hipotesis Keempat .................................................................. 118 5. Hipotesis Kelima ..................................................................... 119 6. Hipotesis Keenam ................................................................... 120 7. Hipotesis Ketujuh.................................................................... 121 commit to user E. KELEMAHAN DAN KETERBATASAN ............................... 121
xv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN .................................. 123 A. KESIMPULAN ........................................................................... 123 B. IMPLIKASI ................................................................................ 126 1. Implikasi Toeritis .................................................................. 126 2. Implikasi Praktis .................................................................... 126 C. SARAN ....................................................................................... 127 1. Saran untuk para guru .......................................................... 127 2. Saran untuk para peneliti .................................................... 128 3. Saran untuk pengelola pendidikan ....................................... 128 4. Saran untuk para siswa ........................................................ 128
DAFTAR PUSTAKA................................................................... .. 130 LAMPIRAN-LAMPIRAN............................................................ . 133
commit to user
xvi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL Tabel 1.1. Hasil Ulangan Harian Aton, Ion dan Molekul ......................................
14
Tabel 3.1. Jadwal Penelitian ....................................................................................
49
Tabel 3.2. Rancangan Desain Penelitian .................................................................
51
Tabel 3.3. Hasil Uji Validitas ..................................................................................
58
Tabel 3.4. Klasifikasi Validitas Soal berdasarkan Nilai Alpha .............................
58
Tabel 3.5. Tingkat Reliabilitas Soal berdasarkan Nilai Alpha ..............................
60
Tabel 3.6. Intrepetasi Indeks Kesukaran Soal ........................................................
61
Tabel 3.7. Hasil Uji Derajat Kesukaran ..................................................................
61
Tabel 3.8. Intrepetasi Daya Pembeda Soal .............................................................
62
Tabel 3.9. Hasil Uji Daya Pembeda .......................................................................
62
Tabel 3.10. Rangkuman ANAVA tiga jalan ...........................................................
71
Tabel 4.1. Data Prestasi Belajar Metode Jigsaw dan STAD ................................
76
Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Prestasi Metode Jigsaw ......................................
77
Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Prestasi Metode STAD .......................................
77
Tabel 4.4. Deskripsi Data Prestasi Fisika berdasarkan Motivasi belajar .............
80
Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Prestasi Motivasi Tinggi ....................................
81
Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Prestasi Motivasi Rendah ...................................
81
Tabel 4.7. Data Prestasi Belajar Karakter Tinggi dan Rendah .............................
85
Tabel 4.8. Distribusi Frekuensi Prestasi Karakter Tinggi .....................................
86
Tabel 4.9. Distribusi Frekuensi Prestasi Karakter Rendah .................................... commit to user
86
xvii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.9. Data Prestasi Motivasi belajar pada metode Jigsaw dan STAD ........
90
Tabel 4.10. Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar pada Metode Jigsaw ............
91
Tabel 4.11. Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar pada Metode STAD ..............
91
Tabel 4.12. Data Prestasi Karakter Siswa pada Metode Jigsaw dan STAD ..........
94
Tabel 4.13. Distribusi Frekuensi Karakter Siswa pada Metode Jigsaw ................
96
Tabel 4.14. Distribusi Frekuensi Karakter Siswa pada Metode STAD ................
97
Tabel 4.15. Prestasi Belajar Kognitif Motivasi Belajar dan Karakter Siswa .......
99
Tabel 4.16. Prestasi Belajar Kognitif pada Metode, Motivasi dan Karakter ..... . 101 Tabel 4.17. Hasil Uji Normalitas Data Prestasi Kognitif ..................................... . 103 Tabel 4.18. Hasil Uji Homogenitas Data Prestasi Kognitif .................................... 105 Tabel 4.20. Hasil Analisa Rerata Prestasi Kognitif ................................................ 106
commit to user
xviii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Hubungan Model, Pendekatan, Strategi, Metode dan Teknik ..........
26
Gambar 2.2. Kerangka Berfikir ................................................................................
47
Gambar 4.1. Histogram Kemampuan Kognitif pada Metode Jigsaw ....................
78
Gambar 4.2. Histogram Kemampuan Kognitif pada Metode STAD .....................
79
Gambar 4.3. Histogram Kemampuan Kognitif pada Motivasi Belajar Tinggi .....
83
Gambar 4.4. Histogram Kemampuan Kognitif pada Motivasi Belajar Rendah ....
83
Gambar 4.5. Histogram Kemampuan Kognitif pada Karakter Tinggi ...................
88
Gambar 4.6. Histogram Kemampuan Kognitif pada Karakter Rendah .................
88
Gambar 4.7. Histogram Motivasi Belajar pada Metode Jigsaw .............................
93
Gambar 4.8. Histogram Motivasi Belajar pada Metode STAD .............................
93
Gambar 4.9. Histogram Karakter Siswa pada Metode Jigsaw ...............................
98
Gambar 4.10. Histogram Karakter Siswa pada Metode STAD..............................
98
Gambar 4.11.Analisis Rata-rata Antara A1 (Jigsaw) dengan A2 (STAD) ............ 110 Gambar 4.12.Analisis Rata-rata Antara B1 (MT) dengan B2 (MR) ...................... 111 Gambar 4.13.Analisis Rata-rata Antara C1 (KT) dengan C2 (KR) ....................... 112 Gambar 4.14.Gafik Interaksi Antara A (Metode) dengan B (Motivasi) ................ 112
commit to user
xix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Silabus IPA Fisika Kelas VIII Semester I ........................................ 133 Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelalajaran (RPP) Jigsaw ...................... 136 Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelalajaran (RPP) STAD ........................ 143 Lampiran 4. Lembar Kerja Siswa (LKS) Gaya dan Hukum Newton ................... 155 Lampiran 5. Data Pembagian Kelompok Jigsaw (VIII D) .................................... 165 Lampiran 6. Data Pembagian Kelompok STAD (VIII C) ..................................... 166 Lampiran 7. Kisi-Kisi Instrumentasi Prestasi ........................................................ 167 Lampiran 8. Instrumentasi Prestasi ......................................................................... 170 Lampiran 9. Lembar Jawaban Tes Prestasi ............................................................ 179 Lampiran 10. Kunci Jawaban Tes Prestasi ............................................................. 180 Lampiran 11. Kisi-Kisi Angket Motivasi Belajar ................................................... 181 Lampiran 12. Angket Motivasi Belajar.................................................................... 182 Lampiran 13. Kisi-Kisi Angket Karakter Siswa .................................................... 188 Lampiran 14. Angket Karakter Siswa ...................................................................... 190 Lampiran 15. Data Induk Penelitian Gabungan ...................................................... 197 Lampiran 16. Data Induk Penelitian Metode Jigsaw .............................................. 199 Lampiran 17. Data Induk Penelitian Metode STAD ............................................... 201 Lampiran 18. Uji Konsistensi, Reliabilitas, Derajat Kesukaran, Daya pembeda... 203 Lampiran 19. Deskripsi Data Kemampuan Kognitif .............................................. 209 Lampiran 20. Uji Normalitas dan Uji Homogenitas ............................................... 220 commit to user
xx
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Lampiran 21. Uji ANAVA Tiga Jalan ..................................................................... 229 Lampiran 22. Uji Lanjut ANAVA .......................................................................... 230 Lampiran 23. Analisis Rata-Rata ............................................................................ 233 Lampiran 24. Foto Dokumentasi Pembelajaran Metode Jigsaw ............................ 237 Lampiran 25. Foto Dokumentasi Pembelajaran Metode STAD ............................ 238 Lampiran 26. Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian ....................................... 239
commit to user
xxi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
IMPLEMENTASI AQIDAH TAUHID DALAM PEMBELAJARAN IPA FISIKA DENGAN METODE KOOPERATIF JIGSAW DAN STAD DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN KARAKTER SISWA (Studi Kasus Pada Materi Fisika Bab Gaya dan Hukum Newton Kelas VIII di SMP Al-Islam 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012)
TESIS Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Magister Program Studi Pendidikan Sains Minat Utama Pendidikan Fisika
Oleh: RACHMAD ABDULLAH
S831002027
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit to user 2012 i
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
LEMBAR PERSETUJUAN IMPLEMENTASI AQIDAH TAUHID DALAM PEMBELAJARAN IPA FISIKA DENGAN METODE KOOPERATIF JIGSAW DAN STAD DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN KARAKTER SISWA (Studi Kasus Pada Materi Fisika Bab Gaya dan Hukum Newton Kelas VIII di SMP Al-Islam 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012) Disusun oleh :
RACHMAD ABDULLAH NIM : S8301002027
Telah disetujui oleh Tim Pembimbing
Dosen Pembimbing Jabatan
Nama
Tanda Tangan
Tanggal
Pembimbing 1 : Prof. Dr. H. Widha Sunarno, M.Pd. …………
………..
NIP. 19520116 198003 1 001
Pembimbing 2 : Drs. Cari, M.A., Ph.D.
…………
NIP 19520915 197603 2 001 Mengetahui Ketua Program Studi Pendidikan Sains
Prof. Dr. H. Widha Sunarno, M.Pd. NIP. 19520116 198003 1 001 commit to user
ii
...……..
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
LEMBAR PENGESAHAN IMPLEMENTASI AQIDAH TAUHID DALAM PEMBELAJARAN IPA FISIKA DENGAN METODE KOOPERATIF JIGSAW DAN STAD DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN KARAKTER SISWA (Studi Kasus Pada Materi Fisika Bab Gaya dan Hukum Newton Kelas VIII di SMP Al-Islam 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012) Disusun oleh :
RACHMAD ABDULLAH NIM : S8301002027
Telah Disahkan oleh Tim Penguji Pada tanggal …………………….. Jabatan
Nama
Ketua
:
…………...
Sekretaris
:
…………...
Anggota Penguji :
Tanda Tangan
1. Prof. Dr. H. Widha Sunarno, M.Pd.
…………...
2. Drs. Cari, M.A., Ph.D.
….....……..
Mengetahui
Surakarta,
Ketua Program Pascasarjana UNS
Prof. Drs. Suranto, M.Sc, Ph.D NIP 19570820 198503 1 004
2011
Ketua Program Studi Pendidikan Sains
Prof. Dr. H. Widha Sunarno, M.Pd. NIP. 19520116 198003 1 001 commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya : Nama
: RACHMAD ABDULLAH
NIM
: S8301002027
Menyatakan
dengan
sesungguhnya
bahwa
tesis
yang
berjudul
”IMPLEMENTASI AQIDAH TAUHID DALAM PEMBELAJARAN IPA FISIKA DENGAN METODE KOOPERATIF JIGSAW
DAN STAD DITINJAU DARI
MOTIVASI BELAJAR DAN KARAKTER SISWA” (Studi Kasus Pada Materi Fisika Bab Gaya dan Hukum Newton Kelas VIII di SMP Al-Islam 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012) adalah benar benar hasil karya sendiri. Hal hal yang bukan karya saya dalam tesis ini diberi tanda citasi dan di tunjukkan dalam daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademis berupa pencabutan tesis dan gelar ang saya peroleh dari tesis tersebut.
Surakarta, November 2011 Yang membuat pernyataan
RACHMAD ABDULLAH
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK Rachmad Abdullah. S8301002027. 2011. Implementasi Aqidah Tauhid dalam Pembelajaran IPA Fisika dengan Metode Kooperatif Jigsaw dan STAD ditinjau dari Motivasi Belajar dan Karakter Siswa” (Studi Kasus Pada Materi Fisika Bab Gaya dan Hukum Newton Kelas VIII di SMP Al-Islam 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012). Tesis pembimbing I Prof. Dr. H. Widha Sunarno, M.Pd. dan pembimbing II : Drs. Cari, M.A., Ph.D, Program Studi Pendidikan Sains, Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2011. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) pengaruh implementasi aqidah tauhid dalam pembelajaran IPA Fisika dengan metode kooperatif Jigsaw dan STAD terhadap prestasi belajar siswa. (2) pengaruh motivasi belajar tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar siswa. (3) pengaruh karakter tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar siswa. (4) interaksi antara metode kooperatif Jigsaw dan STAD dengan motivasi belajar terhadap prestasi belajar siswa. (5) interaksi antara metode kooperatif Jigsaw dan STAD dengan karakter siswa terhadap prestasi belajar siswa. (6) interaksi motivasi belajar dengan karakter siswa terhadap prestasi belajar siswa. (7) interaksi antara metode kooperatif Jigsaw dan STAD, motivasi belajar dan karakter siswa terhadap prestasi belajar siswa. Penelitian ini menggunakan metode ekperimen dan studi literatur. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Al Islam 1 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012 sebanyak 8 kelas. Sampel penelitian ditentukan secara acak dengan teknik cluster random sampling sebanyak dua kelas. Kelas eksperimen 1 dengan metode kooperatif Jigsaw dan kelas eksperimen 2 menggunakan metode kooperatif STAD. Teknik oengumpulan data menggunakan metode tes untuk mendapatkan data prestasi belajar kognitif siswa dan angket untuk mendapatkan data motivasi belajar dan karakter siswa. Uji hipotesis penelitian menggunakan ANAVA tiga jalan dengan desain faktorial 2x2x2 dan frekuensi sel tidak sama. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: (1) ada pengaruh implementasi aqidah tauhid dalam pembelajaran IPA Fisika dengan metode kooperatif Jigsaw dan STAD terhadap prestasi belajar kognitif siswa (pvalue=0,001), metode Jigsaw lebih baik daripada metode STAD. (2) ada pengaruh motivasi belajar tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar kognitif siswa (pvalue=0,000), motivasi tinggi lebih baik daripada motivasi rendah. (3) ada pengaruh karakter siswa tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar kognitif siswa (pvalue=0,002), karakter tinggi lebih baik daripada karakter rendah. (4) ada interaksi antara metode kooperatif Jigsaw dan STAD dengan motivasi belajar terhadap prestasi belajar kognitif siswa (p-value=0,017). (5) tidak ada interaksi antara metode kooperatif Jigsaw dan STAD dengan karakter siswa terhadap prestasi belajar kognitif siswa (p-value=0,468). (6) tidak ada interaksi motivasi belajar dengan karakter siswa terhadap prestasi belajar kognitif siswa (p-value=0,594). (7) tidak ada interaksi antara metode kooperatif Jigsaw dan STAD, motivasi belajar dan karakter siswa terhadap prestasi belajar kognitif siswa (p-value=0,365). Kata Kunci : Aqidah Tauhid, Gaya, Hukum Newton, Jigsaw, STAD (Student commit to user Team Achievement Division), Motivasi Belajar, Karakter Siswa
v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT
Rachmad Abdullah. S8301002027. 2011. Implementation of Aqidah Tauhid in physics science using Cooperative Method Jigsaw and STAD over viewed from Learning Motivation and Student Character. ( A case study on Force and Newton’s Laws for 8th Grade Student at SMP Al-Islam 1 Surakarta in 2011/2012 Academic Year). The Thesis Advisor I : Prof. Dr. H. Widha Sunarno, M.Pd. and Advisor II : Drs. Cari, M.A., Ph.D., Science Education Program of Post Graduate, Sebelas Maret University of Surakarta, 2011. The purpose of this research were to know : (1) The effect of implementation of aqidah tauhid in the physics science trough cooperative methods Jigsaw and STAD toward student achievement. (2) the effect of learning motivation toward student achievement. (3) the effect of student’s character toward student achievement. (4) interaction between cooperative methods and learning motivation toward student achievement. (5) interaction between cooperative learning and student character toward student achievement. (6) interaction between learning motivation and student character toward student achievement. (7) interaction between cooperative learning, learning motivation and student character toward student achievement. This research used experiment methods and literature study. The population was all VIII grade students of SMP Al Islam 1 Surakarta during 2011/2012 academic years. The research samples was taken using cluster random sampling technique in 2 group of 8 classes. The first group experiment used Jigsaw, while the second group experiment used STAD (Student Team Achievement Division). The data was collected using test for student achievement trough cooperative learning. The data was collected using questioner for learning motivation and student character. Research hypothesis was analyzed using ANAVA with 2x2x2 and factorial design with unequal cell. The research was concluded that : (1) There was an effect of implementation of aqidah tauhid in the physics science trough cooperative methods Jigsaw and STAD toward student achievement (p-value=0,001), Jigsaw methods is better than STAD methods. (2) there was an effect of learning motivation toward student achievement (p-value=0,000), high motivation is better than low motivation. (3) there was an effect of student’s character toward student achievement (pvalue=0,002), high character is better than low character. (4) there was an interaction between cooperative learning methods and learning motivation toward student achievement (p-value=0,017). (5) there was no interaction between cooperative learning methods and student character toward student achievement (p-value=0,468). (6) there was no interaction between learning motivation and student character toward student achievement (p-value=0,594). (7) there was no interaction between cooperative learning methods, learning motivation and student character toward student achievement (p-value=0,365). Key-words : aqidah tauhid, force, Newton’s laws, Jigsaw, STAD (Student Team commit to user Achievement Division), learning motivation, student character.
vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO Dan telah Kami wahyukan kepadamu dan kepada orang orang sebelummu. Sungguh bila kamu berbuat syirik kepada Allah, niscaya hapuslah seluruh amalanmu dan di akhirat termasuk orang yang merugi”. Wahai Abu Dzar, tahukah kamu hak Allah atas para hamba dan hak hamba atas Allah?. “Barang siapa yang mati lalu menghadap Allah pada hari kiamat, niscaya masuk syurga. Dan barang siapa yang mati lalu menghadap Allah pada hari kiamat dalam keadaan berbuat syirik kepadaNya, pastilah masuk neraka” “Sesungguhnya yang dinamakan hidup bukanlah sekedar kembang kempisnya nafas. Akan tetapi yang dinamakan hidup adalah keyakinan dan perjuangan”
commit to user
vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN Kepada kalian wahai para pengajar … yang masih ragu dalam dalam keadaan bimbang akan kembalinya Islam…. Kepada kalian wahai
Goresan pena ini teruntuk ibuku, ayahku, istriku dan putriku tercinta,”Aisya Neiska Azzahra”.
commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang, Pencipta dan Pemelihara semesta alam dalam harmoni dan keserasian. Segala puji hanyalah bagi Allah yang telah mencurahkan tolong dan karunianya atas penulis sehingga telah selesai tesis penelitian ini dengan judul : “Implementasi Aqidah Tauhid dalam pembelajaran IPA Fisika dengan metode kooperatif Jigsaw dan STAD ditinjau dari motivasi belajar dan karakter siswa“ (Studi Kasus Pada Materi Fisika Bab Gaya dan Hukum Newton Kelas VIII di SMP Al-Islam 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012) ini dengan lancar tanpa ada halangan yang berarti. Penelitian tesis ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai Derajat Magister Program Studi Pendidikan Sains, Fakultas Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tesis ini telah selesai penyusunannya atas berkat bimbingan dan arahan dari pembimbing dan bantuan dari banyak pihak yang telah ikhlash hatinya dan telah lapang pula dadanya dalam membantu penulis. Oleh karenanya, penulis dengan segala kerendahan hati menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar besarnya kepada: 1.
Prof. Dr. H. Widha Sunarno, M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Sains, Fakultas Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan arahan dan bimbingan yang sangat berharga dan sekaligus menjadi pembimbing I penyusunan tesis ini.
2.
Drs. Cari, M.A., Ph.D. selaku dosen pengajar pada Fakultas Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan arahan, bimbingan dan koreksi dalam penyusunan proposal penelitian ini dan sekaligus menjadi pembimbing II penyusunan tesis ini.
3.
Para Dosen Pengampu Program Studi Sains, Fakultas Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan pendalaman ilmu kepada penulis. commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id
4.
digilib.uns.ac.id
Ayah, Ibu, kakak, istri dan putriku tercinta Aisya Neiska Azzahra, yang selalu memberi dukungan moral, material dan spiritual dari awal perkuliahan hingga selesainya tesis penelitian ini.
5.
Para karyawan Program Studi Pendidikan Sains, Fakultas Pascasarjana yang selalu memberi bantuan demi kelancaran penyelesaian tesis penelitian ini.
6.
Kepala Sekolah SMP Al Islam 1 Surakarta hingga periode 2010/2011, Drs. Nur Rokhmat yang telah memberikan dorongan dan motivasi yang kuat kepada penulis sehingga dapat menempuh kuliah S2 Program Pascasarjana di UNS ini.
7.
Kepala Sekolah SMP Al Islam 1 Surakarta periode 2011/2012, Mufti Addin, S.Pd. yang telah memberikan banyak dukungan baik moral, spiritual dan material sehingga dapat menyelesaikan studi lanjut S2 dan meraih gelar M.Pd. pada Program Pascasarjana di UNS ini.
8.
Ratnawati Kiding, S.Pd., Aminudin Furqon, Wulan Setianingsih, S.Si., Farihatul Faizah Laela, S.Pd, Ratna Wahyudati, S.Kom. serta seluruh guru dan karyawan SMP Al Islam 1 Surakarta yang tidak mungkin disebut satu persatu, penulis ucapkan syukron Jazakumullahu khairan jaza ” atas segala dukungan, kerjasama dan bantuannya selama ini.
9.
Para sahabat dari kalangan mahasiswa angkatan Februari 2010 Program Studi Pendidikan Sains, Fakultas Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah banyak melakukan sharing, diskusi, bertukar informasi dan pengalaman.
10. Sahabat penulis dimanapun mereka berada yang berbaik hati dan tanpa pamrih kepada penulis, yang memberikan dukungan, pertolongan dan kerjasama yang kuat, terimakasih semuanya. 11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu terlaksananya penyusunan tesis penelitian ini.
commit to user
x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tiada gading yang tak retak, tidak ada yang sempurna kecuali Allah ‘Azza Wa Jalla Yang Maha Esa dan Maha Kuasa, oleh karenanya kritik, saran dan masukan yang konstruktif dari semua pihak sangat diharapkan penulis untuk perbaikan yang akan datang. Akhirnya, semoga tesis penelitian ini bermanfaat dalam memberikan kontribusinya bagi dunia pendidikan di Indonesia. Aaamiin
Surakarta, November 2011
Penulis
commit to user
xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL .............................................................................................
i
LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................................
ii
PERNYATAAN ...................................................................................................
iii
ABSTRAK
.........................................................................................................
iv
ABSTRACT ...........................................................................................................
vi
MOTTO
..............................................................................................................
vii
PERSEMBAHAN ................................................................................................
viii
KATA PENGANTAR .........................................................................................
ix
DAFTAR ISI
x
......................................................................................................
DAFTAR TABEL .................................................................................................
xii
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................
xiii
DAFTAR LAMPIRAN .........................................................................................
xiv
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................
1
A. LATAR BELAKANG ....................................................................................
1
B. IDENTIFIKASI MASALAH .........................................................................
15
C. PEMBATASAN MASALAH .......................................................................
16
D. PERUMUSAN MASALAH ..........................................................................
17
E. TUJUAN PENELITIAN ...............................................................................
18
F. MANFAAT PENELITIAN ............................................................................ commit to user
19
xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN PENGAJUAN HIPOTESIS ........................................................................................
20
A. Kajian Teori .................................................................................
20
1. Belajar ....................................................................................
20
a. Teori Belajar Ausubel.....................................................
20
b. Teori Belajar Piaget....................................................... .
21
c. Teori Belajar Vygotsky................................................. ..
22
Pembelajaran .........................................................................
23
2.
3. Pembalajaran antara Model, Pendekatan,Strategi, Metode dan Teknik . .............................................................
24
4. Aqidah Tauhid .......................................................................
26
a. Pengertian Aqidah Tauhid ......................................... ....
26
b. Hubungan antara Aqidah Tauhid dengan Ilmu Pengetahuan Alam .................................................... 5. Ilmu Pengetahuan Alam Fisika ...................................
27 22
6. Gaya dan Hukum Newton .............................. ....................
28
a. Gaya ....................................................................... ........
29
b. Hukum Newton ........................................................ ......
30
7. Pembelajaran Kooperatif .....................................................
32
a. Pembelajaran Kooperatif Jigsaw ................................. ..
33
b. Pembelajaran Kooperatig STAD ................................. ..
34
8. Motivasi Belajar ...................................................................
34
9. Karakter ................................................................................... commit to user
35
xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
10. Nilai Nilai Karakter ..............................................................
37
11. Prestasi Belajar ......................................................................
39
12. Penelitian yang relevan .........................................................
40
13. Kerangka berfikir ..................................................................
41
14. Hipotesa ................................................................................
43
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .......................................................
44
A. Tempat Dan Waktu Penelitian ....................................................
44
B. Populasi Dan Sampel...................................................................
44
C. Metode Penelitian ........................................................................
45
D.
Rancangan Penelitian .................................................................
46
F. Variabel Penelitian ......................................................................
48
F. Teknik Pengumpulan Data ..........................................................
50
1. Tes .........................................................................................
50
2. Angket ....................................................................................
51
3. Dokumentasi ...........................................................................
51
G. Instrumen Penelitian ....................................................................
51
1. Instrumen Pelaksanaan Pembelajaran ...................................
51
2. Instrumen Pengumpulan data ................................................
52
H. Uji Coba Instrumen .....................................................................
52
1. Uji Validitas ............................................................................
52
2. Uji Reabilitas ..........................................................................
53
3. Daya Pembeda ........................................................................
54
4. Tingkat Kesukaran .................................................................. commit to user
55
xiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
I. Teknis Analisis Data .....................................................................
56
1. Uji prasarat Analisis ................................................................
56
a. Uji Normalitas .................................................................
56
b. Uji Homogenitas .............................................................
57
2. Uji Hipotesis ..........................................................................
58
a. Anava ......................................................................... .
58
b. Komputasi...................................................................... 60
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..............................
44
A. Deskripsi Data..............................................................................
44
B. Uji Prasyarat Analisis..................................................................
44
1. Uji Normalitas .........................................................................
44
2. Uji Homogenitas .....................................................................
44
C. Pengujian Hipotesis .....................................................................
44
1. Uji ANAVA ............................................................................
44
2. Uji Lanjut ANAVA.................................................................
44
D. Pembahasan .................................................................................
44
1. Hipotesis Pertama ...................................................................
44
2. Hipotesis Kedua ......................................................................
44
3. Hipotesis Ketiga ......................................................................
44
4. Hipotesis Keempat ..................................................................
44
5. Hipotesis Kelima .....................................................................
44
6. Hipotesis Keenam ................................................................... commit to user
44
xv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
7. Hipotesis Ketujuh....................................................................
44
E. Kelemahan dan Keterbatasan .....................................................
44
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ..................................
44
A. Kesimpulan .................................................................................
44
B. Implikasi ......................................................................................
44
C. Saran ..........................................................................................
44
DAFTAR PUSTAKA................................................................... ..
68
LAMPIRAN................................................................... .................
68
commit to user
xvi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL Tabel 3.1. Desain Faktorial .......................................................................................
52
Tabel 3.1. Desain Faktorial .......................................................................................
52
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1. Desain Faktorial ...................................................................................
52
Gambar 3.1. Desain Faktorial ...................................................................................
52
Gambar 3.1. Desain Faktorial ...................................................................................
52
Gambar 3.1. Desain Faktorial ...................................................................................
52
Gambar 3.1. Desain Faktorial ...................................................................................
52
commit to user
xvii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Silabus ................................................................................................
52
Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelalajaran (RPP) Jigsaw ......................
52
Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelalajaran (RPP) STAD ........................
52
Lampiran 4. Lembar Kerja Siswa (LKS) ................................................................
52
Lampiran 5. Data Pembagian Kelompok Jigsaw (VIII D) ....................................
52
Lampiran 6. Data Pembagian Kelompok STAD (VIII C) .....................................
52
Lampiran 7. Kisi-Kisi Instrumentasi Prestasi ........................................................
52
Lampiran 8. Instrumentasi Prestasi .........................................................................
52
Lampiran 9. Lembar Jawaban Tes Prestasi ............................................................
52
Lampiran 10. Kunci Jawaban Tes Prestasi .............................................................
52
Lampiran 11. Kisi-Kisi Angket Motivasi Belajar ...................................................
52
commit to user Lampiran 12. Angket Motivasi Belajar....................................................................
52
xviii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Lampiran 13. Kisi-Kisi Angket Karakter Siswa ....................................................
52
Lampiran 14. Angket Karakter Siswa ......................................................................
52
Lampiran 15. Kisi-Kisi Angket Motivasi Belajar ...................................................
52
Lampiran 16. Uji Validitas, Reliabilitas, Daya Pembeda dan Taraf Kesukaran ...
52
Lampiran 17. Data Induk Penelitian .......................................................................
52
Lampiran 18. Uji Normalitas dan Uji Homogenitas ...............................................
52
Lampiran 19. Uji ANAVA Tiga Jalan .....................................................................
52
Lampiran 20. Uji Lanjut ANAVA ..........................................................................
52
Lampiran 21. Analisis Rata-Rata ............................................................................
52
Lampiran 22. Foto Dokumentasi Pembelajaran Metode Jigsaw ............................
52
Lampiran 23. Foto Dokumentasi Pembelajaran Metode STAD ............................
52
Lampiran 24. Surat Ijin Penelitian ..........................................................................
52
Lampiran 25. Surat Keterngan Pelaksanaan Uji Coba Instrumentasi ...................
52
Lampiran 26. Surat Keterangan Pelaksanaa Penelitian .........................................
52
commit to user
xix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
xx
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
IMPLEMENTASI AQIDAH TAUHID DALAM PEMBELAJARAN IPA FISIKA DENGAN METODE KOOPERATIF JIGSAW DAN STAD DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN KARAKTER SISWA (Studi Kasus Pada Materi Fisika Bab Gaya dan Hukum Newton Kelas VIII di SMP Al-Islam 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012)
TESIS Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Magister Program Studi Pendidikan Sains Minat Utama Pendidikan Fisika
Oleh RACHMAD ABDULLAH
S831002027
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Lembar Persetujuan IMPLEMENTASI AQIDAH TAUHID DALAM PEMBELAJARAN IPA FISIKA DENGAN METODE KOOPERATIF JIGSAW DAN STAD DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN KARAKTER SISWA (Studi Kasus Pada Materi Fisika Bab Gaya dan Hukum Newton Kelas VIII di SMP Al-Islam 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012)
PROPOSAL PENELITIAN Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Pendidikan Sains Minat Utama Fisika OLEH :
RACHMAD ABDULLAH NIM: S8301002027
Telah disetujui oleh Tim Pembimbing Jabatan
Nama
Tanda-Tangan Tanggal
Pembimbing 1
Prof. Dr. H. Widha Sunarno, M.Pd. ………… NIP19520116 198003 1 001
………..
Pembimbing 2
Drs. Cari, M.A., Ph.D. NIP 19520915 197603 2 001
...……..
…………
Mengetahui Ketua Program Studi Pendidikan Sains
Prof. Dr. H. Widha Sunarno, M.Pd. NIP. 19520116 commit to198003 user 1 001
i
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang, Robb semesta alam yaang telah mencurahkan tolong dan karunianya atas penulis sehingga telah selesai tesis penelitian ini dengan judul : “ IMPLEMENTASI
AQIDAH TAUHID DALAM PEMBELAJARAN IPA FISIKA DENGAN METODE KOOPERATIF JIGSAW DAN STAD DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN KARAKTER SISWA“ (Studi Kasus Pada Materi Fisika Bab Gaya dan Hukum Newton Kelas VIII di SMP Al-Islam 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012), untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk melakukan penelitian tesis pada Program Studi Pendidikan Sains, Fakultas Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tesis ini dapat terwujud berkat bimbingan dan arahan dari pembimbing dan bantuan dari banyak pihak. Dengan demikian diucapkan terimakasih
yang
sebesar-besarnya kepada: 1.
Prof. Dr. H. Widha Sunarno, M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Sains, Fakultas Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan arahan dan bimbingan yang sangat berharga dan sekaligus menjadi pembimbing I penyusunan tesis ini.
2.
Drs. Cari, M.A., Ph.D. selaku dosen pengajar pada Fakultas Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan arahan, bimbingan dan koreksi dalam penyusunan tesis penelitian ini dan sekaligus menjadi pembimbing II.
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id
3.
digilib.uns.ac.id
Para Dosen Pengampu Program Studi Sains, Fakultas Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan pendalaman ilmu kepada penulis.
4.
Ayah, Ibu, kakak, istri dan putriku tercinta Aisya Neiska Azzahra, yang selalu memberi dukungan moral, material dan spiritual dari awal perkuliahan hingga selesainya proposal ini.
5.
Para karyawan Program Studi Pendidikan Sains, Fakultas Pascasarjana yang selalu memberi bantuan demi kelancaran penyelesaian proposal ini.
6.
Kepala Sekolah SMP Al Islam 1 Surakarta yang telah memberikan dorongan dan motivasi yang kuat kepada penulis sehingga dapat menempuh kuliah S2 Program Pascasarjana di UNS ini.
7.
Ratnawati Kiding, S.Pd., Aminudin Furqon, Wulan Setianingsih, S.Si., Farihatul Faizah Laila, S.Pd, Ratna Wahyudati, S.Kom. serta seluruh guru dan karyawan SMP Al Islam 1 Surakarta yang tidak mungkin disebut satu persatu, penulis ucapkan syukron Jazakumullahu khairan jaza ” atas segala dukungan dan bantuannya selama ini.
8.
Teman-teman Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sains, Fakultas Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah banyak melakukan sharing, diskusi, bertukar informasi dan pengalaman.
9.
Sahabat penulis dimanapun mereka berada yang berbaik hati dan tanpa pamrih kepada penulis, yang memberikan dukungan, pertolongan dan kerjasama yang kuat, terimakasih semuanya. commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu terlaksananya penyusunan tesis ini.
Tiada gading yang tak retak, tidak ada yang sempurna kecuali Allah ‘Azza Wa Jalla Yang Maha Esa dan Maha Kuasa, oleh karenanya kritik, saran dan masukan yang konstruktif dari semua pihak sangat diharapkan penulis untuk perbaikan yang akan datang. Akhirnya, semoga karya tesis penelitian ini bermanfaat dalam memberikan kontribusinya bagi dunia pendidikan. Amien
Surakarta, November 2011
Penulis
commit to user
iv
1 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Tujuan pembelajaran IPA Fisika tingkat SMP Program Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) yang pertama sebagaimana yang tersebut dalam Standar Kelulusan (SKL) adalah untuk meningkatkan keyakinan (aqidah) terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa (tauhid) berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaanNya (Mendiknas, 2006). Demikian pula disebutkan bahwa tujuan Pendidikan Nasional adalah agar berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Pendidikan Berkaratkter, 2010). Sebagaimana juga yang telah diamanatkan dalam UUD 1945 pada pasal 31 ayat 3 dinyatakan bahwa “Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa”. Tujuan pendidikan untuk mencetak peserta didik yang beriman dan bertaqwa kepada Allah ‘Azza Wa Jalla dengan disertai akhlak mulia juga selaras dengan Standar kelulusan (SKL) pendidikan Agama Islam, yaitu meningkatkan pengenalan dan keyakinan terhadap aspek-aspek rukun iman mulai dari iman kepada Allah sampai kepada iman pada Qadha dan Qadar serta Asmaul Husna (Pendidikan Berkarakter, 2010).
commit to user 1
perpustakaan.uns.ac.id
2 digilib.uns.ac.id
Manusia yang telah dijadikan Allah sebagai khalifah di muka bumi memikul amanah dan tanggungjawab yang besar untuk memakmurkan bumi dengan segala potensi yang ada di dalamnya sebagai wujud ibadah kepadaNya (Abul A’la Almaududy, 1984) baik potensi berupa sumber daya manusia maupun sumber daya alam untuk mewujudkan keadilan dan kesejahteraan bagi umat manusia serta mencapai kebahagian hidup di dunia dan di akhirat berdasarkan hukum aturan Penciptanya (Baiquni,1997). Dari kutipan di atas, sangat dibutuhkan suatu ilmu pengetahuan alam (sains) yang dapat dikembangkan menjadi alat untuk mengelola kekayaan alam berupa teknologi modern. Keunggulan teknologi akan menurunkan biaya produksi, meningkatkan kandungan nilai tambah, memperluas keragaman produk, dan meningkatkan mutu produk (Buku Panduan RSBI, 2010) yang semuanya itu hanyalah sarana untuk beribadah kepadaNya. Akan tetapi kenyataan yang ada dengan kehebatan sains dan kecanggihan berbagai teknologi modern dengan segala jenis dan macamnya baik dalam bidang informasi, komunikasi, tranportasi, industri, pendidikan, kesehatan dan lain sebagainya tidak mampu mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia secara umum dan dalam bidang pendidikan khususnya, belum mampu mewujudkan peserta didik yang beriman dan bertaqwa kepada Allah Yang Maha Esa dengan segala bentuk kebaikan akhlak yang mulia dan karakter yang kuat tanpa mengabaikan prestasi belajar yang optimal. Salah satu kesalahan terbesar atas segala akibat buruk yang menimpa kehidupan bangsa dan negara ini termasuk dalam bidang pendidikan diantaranya adalah didasarkan pada konsep pemahaman yang sederhana bahwa commit to user
3 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
jika suatu bangsa dan negara apabila dapat mengembangkan ilmu pengetahuan (sains) dan teknologi akan menjadi negara maju sehingga dapat mensejahterakan rakyat dan negaranya (Persiapan Olimpiade, 2009). Demikianlah konsepsi pemahaman awal yang dibangun tanpa memperhatikan pengaruh keimanan dan ketaqwaan kepada Allah Yang Maha Esa dengan makna yang sebenar-benarnya dan seluas-luasnya terhadap terwujudnya keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Faktor lain yang menjadi akar permasalahan ini adalah konsep pemikiran sekulerisme yang memisahkan antara agama dan negara sehingga berdampak pada kehancuran bangsa dan negara itu sendiri. Dimana konsep ini menjelaskan bahwa apa yang menjadi hak Allah maka berikanlah dan apa yang menjadi hak para kaisar atau penguasa maka berikanlah. Sedangkan hak-hak Allah hanya dibatasi pada tempat-tempat ibadah masjid dan gereja atau sejenisnya tanpa menyentuh segala sisi kehidupan manusia yang lainnya baik sisi kehidupan politik, pemerintahan, ekonomi, sosial, budaya dan kemasyarakatan (Abu Basheer, 1999). Sehingga keimanan dan ketaqwaan kepada Allah Tuhan Yang Maha Esa hanya sebatas ritual ibadah yang sifatnya indivudualistik. Sementara apa yang menjadi hak para kaesar atau penguasa adalah hak mengatur dan berkuasa atas seluruh aspek kehidupan manusia dalam bermasyarakat dan bernegara. Oleh karena bagaimanapun juga, Soekarno sebagai founding father negara Indonesia telah sejak awal berpegang pada prinsip sekulerisme Barat sebagaimana yang dinyatakan dalam bukunya (Soekarno, 2005), “Islam dipisahkan dari negara, agar commit to user
4 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
supaya Islam menjadi merdeka dan negarapun menjadi merdeka. Agar supaya Islam berjalan sendiri. Agar supaya Islam subur dan negarapun subur pula”. Ideologi sekulerisme dari Barat yang merebak dalam segala sektor kehidupan manusia dalam bermasyarakat dan bernegara di Indonesia, telah memberikan pengaruh besar pula dalam bidang pendidikan ketika Islam dipisahkan dari kehidupan. Dalam struktur kurikulum Pendidikan Nasional, berbagai mata pelajaran dirancang sedemikian rupa sehingga terdapat pemisahan antara mata pelajaran agama dengan mata pelajaran lainnya (separated subject matter). Hal ini tidaklah sesuai dengan Islam yang memandang bahwa keduanya adalah satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan karena semua bersumber dari Allah, Tuhan Yang Maha Esa. Al-Ghozali dalam Nanang Gojali (2004:102) berkata, ”Segala macam ilmu pengetahuan, baik yang terdahulu maupun yang terkemudian, baik yang telah diketahui maupun belum, semuanya bersumber dari Al-Qur’anul Karim”. Demikian pula yang diungkapkan oleh Syaifuddin Sabda (2006) sebagai berikut:
“… lembaga-lembaga pendidikan Islam telah memiliki kurikulum yang memuat sejumlah ilmu pengetahuan yang cukup lengkap, meliputi ilmu-ilmu keagamaan (syar’iyyah) dan ilmu-ilmu alamiah (kauniyyah). Mata pelajaran-mata pelajaran yang terdapat dalam kurikulum lembaga-lembaga pendidikan Islam sejak awal periode awal pendidikan Islam hingga masa kejayaannya (masa klasik) itu dipandang sebagai satu kesatuan yang terpadu (monisme), dalam arti tidak ada pemisahan antara pengetahuan umum dan keagamaan”. commit to user
5 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Dari penjelasan di atas sangat terang menunjukkan tidak adanya pemisahan antara ilmu Islam dengan ilmu umum lainnya. Pada satu sisi, suatu hal yang sangat memprihatinkan adalah bahwa porsi pendidikan agama hanya diberikan 2 jam pelajaran saja dalam setiap pekannya (SKL SMP, 2007), sehingga dengan waktu yang teramat sedikit ini tampak secara nyata tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pembentukan kepribadian siswa yang berkarakter kuat, berkakhlak mulia, tinggi adab, etika, sopan santun dan tata krama. Di sisi lain pelajaran IPA seperti Fisika, Biologi dan Kimia sangat kurang dalam mengarahkan ilmu pengetahuan alam ini untuk lebih mengenal Tuhan Yang Maha Pencipta dengan segala keteraturan ciptaanNya. Akibatnya adalah siswa tidak mampu memahami dan menghayati bahwa ilmu alam yang mereka pelajari adalah sarana besar mengenal Allah Yang Maha Esa yang dengannya akan semakin menambah kuat keimanannya dan semakin tinggi ketaatannya. Dan lebih dari itu akan memberikan efek positif terhadap pembentukan akhlak mulia dan berkarakter kuat tanpa mengabaikan prestasi belajar siswa. Sedangkan ilmuwan terbesar abad modern, Albert Einstein sendiri mengatakan,”Science without religion is blind and religion without science is lame”. Ilmu Pengetahuan sains tanpa agama akan menjadi buta dan agama tanpa ilmu pengetahuan sains akan lumpuh. Begitulah hubungan erat antara agama dan ilmu pengetahuan alam yang mengantarkan manusia untuk lebih mengenal Penciptanya melalui fenomena detail semesta alam ini dan memahamkan pula dari pernyataan di atas bahwa sains commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
6 digilib.uns.ac.id
dan teknologi tanpa dilandasi agama adalah kebutaan, buta penglihatan, buta mata hati dan buta pula nurani serta langkah perbuatannya . Di masa modern ini, tidak dapat dipungkiri bahwa peradabaan tertinggi dalam bidang sains dan teknologi berada di negara-negara barat seperti di benua Amerika dan Eropa. Akan tetapi tidaklah boleh dilupakan bahwa sesungguhnya kejayaan mereka tidak lepas dari kontribusi yang begitu besar dari para ilmuwan Islam terhadap mereka melalui karya-karya sains dan teknologi yang tak ternilai harganya. Ibnu Hayyan (721-815), Ibnu Al-Haytham (965-1040), Ibnu Shina/Avechina (980-1037), Al-Farabi (870-950), Al-Bairuni (973-1048), AlQindi (800-873), Al-Khawarizmi (840), Al-Battani (858-929), Ar-Razi (865-925) dan sederet nama Ilmuwan Islam lainnya telah membuka jalan bagi barat dalam mengembangkan sains dan teknologi Barat. Professor Fuat Sezgin dari Universitas Frankfurt dalam bukunya Geschichte des Arabischen Schrifftums sebanyak 20 jilid menemukan bahwa tidak sedikit karya ilmuwan Muslim yang dibajak dengan jalan menyalin ke dalam bahasa latin dan kemudian dibubuhi nama penyalin itu sendiri sebagai ganti nama penulis aslinya (Baiquni, 1997). Perkembangan yang terjadi di negara-negara barat sangat pesat baik di bidang pendidikan sains dan teknologi atau lainnya dalam era globalisasi sedangkan dalam waktu yang sama umat Islam tertinggal dalam bidang ini karena hilangnya warisan berharga karya ilmuwan Islam. Oleh karenanya, untuk mengejar ketertinggalan dalam bidang sains dan teknologi ini tidaklah mengherankan apabila menggunakan sumber-sumber ilmu pengetahuan dalam literatur karya-karya ilmuwan Barat yang sebagian besarnya berbahasa Inggris. commit to user
7 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Untuk itulah mengapa program Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) salah satu tuntutannya agar menggunakan bahasa asing khususnya bahasa Inggris sehingga dengan memenuhi dan melaksanakan 8 standar pendidikan nasional ditambah adopsi dan adaptasi yang mengacu pada standar pendidikan salah satu Negara anggota
Organization for Economic and Cooperatif Development
(OECD) dapat memiliki daya saing di forum internasional (Buku Panduan RSBI, 2010). Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN 20/2003) Pasal 50 ayat (3) yang dinyatakan bahwa“pemerintah dan/atau pemerintah daerah menyelenggarakan sekurangkurangnya satu satuan pendidikan pada semua jenjang pendidikan untuk dikembangkan menjadi satuan pendidikan bertaraf internasional”. Sedangkan SMP Bertaraf Internasional (disingkat menjadi SMP-BI) dapat dijelaskan sebagai suatu sekolah (SMP) yang telah memenuhi IKKM (Indikator Kinerja Kunci Minimal) dan IKKT (Indikator Kinerja Kunci Tambahan) atau memenuhi SNP (Standar Nasional Pendidikan) plus ciri-ciri keinternasionalan dari delapan SNP tersebut yang terdiri dari entrepreunership, ICT dan bahasa asing (Inggris) sebagai bahasa pengantar. Sebagai suatu sistem pendidikan, setiap sekolah harus memenuhi berbagai komponen yang sekaligus menjadi sasaran untuk pencapaian tujuan pendidikan itu sendiri yaitu terdiri: komponen akreditasi, komponen kurikulum, komponen proses pembelajaran, komponen penilaian, komponen pendidik, komponen tenaga kependidikan, komponen sarana dan prasarana, dan komponen pengelolaan serta komponen pembiayaan pendidikan. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
8 digilib.uns.ac.id
Dalam konsep Sekolah RSBI, tujuan utama pembelajarannya adalah untuk meningkatkan keyakinan (aqidah) terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa (tauhid) berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaanNya. Sedangkan yang menjadi penekanan utama adalah pada bidang Matematika dan Ilmu Pengatahuan Alam yang merupakan basic science and technology modern yang ada dalam abad ini. Sedangkan Bahasa Inggris dan Teknologi Informasi dan Komunikasi hanyalah sebagai pendukung utama dalam mengambangkan sains dan teknologi. Dari keterangan di atas sangatlah jelas bahwa iman dan taqwa (Imtaq) serta Ilmu Pengehuan dan Teknologi (Iptek) adalah satu kesatuan yang sangat berkaitan erat, yaitu imtaq dapat dinyatakan sebagai visinya sedangkan iptek sebagai misinya. Dengan kata lain bahwa Ilmu pengetahuan alam yang berupa sains dan teknologi dengan segala kecanggihan alat yang dihasilkan hanyalah sebagai sarana bagi manusia untuk mengabdikan diri kepada Allah Yang Maha Esa. Inilah makna dari aqidah iman kepada Allah, yaitu seluruh manusia diciptakan hanya untuk mentauhidkan dengan jalan tunduk, patuh dan taat beribadah hanya kepadaNya. Aqidah Tauhid dalam makna iman kepada Allah dalam ibadah, yaitu segala sesuatu yang dicintai dan diridhoi Allah baik berupa perkataan maupun perbuatan baik yang bersifat tampak (kejujuran, bersungguh-sungguh, ketaatan, rendah hati, pengabdian, ketundukan, menghargai, bersikap lemah lembut, kasih sayang dan lainnya) maupun yang batin (keyakinan, rasa cinta, berharap, optimis, berserah diri, ikhlash dan lain sebagainya) (Ibnu Taimiyah, 790) akan memberikan commit to user
9 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pengaruh terhadap motivasi belajar dalam meraih prestasi yang optimal maupun pembentukan akhlak mulia, kepribadian yang tinggi dan karakter yang kuat. Oleh karenanya apabila segala pengetahuan alam disampaikan untuk mengenalkan peserta didik kepada keagungan, kebesaran dan kekuasaan Allah Yang Maha Esa, tentunya akan dapat meningkatkan keimanan dan ketaatan kepadaNya dengan disertai tingginya motivasi belajar dalam meraih prestasi dan karakter yang kuat pada diri siswa sehingga memiliki keahlian di bidang sains dan dapat memanfaatkannya dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam aplikasi teknologi. Akan tetapi pada sisi lain seiring berjalannya waktu dan berlalunya masa, tujuan dari pembelajaran IPA Fisika belum dapat tercapai dengan optimal. Oleh karena masih banyak didapati peserta didik belum mampu untuk menghayati, memikirkan dan merenungkan keindahan dan keteraturan alam ciptaan Allah Yang Maha Esa sehingga berdampak pada masih rendahnya motivasi belajar siswa maupun karakter kepribadian akhlak serta kurangnya peningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepadaNya. Diantara penyebab terbesarnya adalah dampak ideologi sekulerisme di bidang pendidikan yang memisahkan antara pelajaran agama (Islam) dan Ilmu Pengetahuan Alam sebagaimana yang telah berjalan selama ini memberikan akibat buruk yang sangat besar bagi penanaman iman dan taqwa terhadap peserta didik berikut karakter akhlak yang mulia pada diri mereka. Apa yang telah menjadi kesan selama ini adalah bahwa IPA Fisika adalah sesuatu sedangkan Pendidikan Agama Islam (PAI) adalah sesuatu yang lain, seakan-akan keduanya terdapat jurang pemisah yang sangat dalam atau commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
10 digilib.uns.ac.id
tersekat oleh tembok yang sangat tinggi menjulang dimana keduanya seakan-akan tidak ada kaitannya sama sekali dan tidak akan pernah bertemu untuk selamanya. Akibatnya penanaman keimanan kepada Allah Yang Maha Esa melalui penghujaman aqidah tauhid dalam hati dan jiwa peserta didik hanya melalui pendidikan agama (Islam) saja tanpa melalui ilmu pengetahuan alam Fisika. Selain itu penekanannya hanya pada aspek kognitif (ilmu) saja tanpa memberikan pengaruh terhadap aspek afektif (iman) dan psikomotorik (amal perbuatan). Padahal iman kepada Allah Yang Maha Kuasa dalam ibadah dengan jalan mentauhidkanNya haruslah dalam aspek hati, lisan dan amal perbuatan. Sedangkan ketiga aspek tersebut adalah satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan antara satu dengan lainnya. Penyebab lainnya pada sisi standar proses dan metode pembelajaran adalah bahwa secara umum penyampaian materi pelajaran fisika disampaikan dengan model pembelajaran konvensional ceramah tanpa media pembelajaran yang lebih menekankan pada aspek kognitif (ilmu) yang sifatnya teoritis sehingga kurang berpengaruh terhadap aspek afektif (iman) dan psikomotorik (amal). Metode Pembelajaran konvensional ceramah ini memiliki banyak kekurangan disamping terdapat kelebihannya. Diantaranya adalah banyak siswa yang mempunyai kemampuan menghafal materi yang diterima dengan baik, tetapi mereka tidak memahami secara mendalam apa yang mereka hafalkan. Sebagian besar siswa belum mampu menghubungkan materi yang dipelajari dengan pengetahuan yang digunakan atau dimanfaatkan (Hetty, 2003). Oleh karenanya, tidak mengherankan apabila masih banyak didapati peserta didik yang memiliki commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
11 digilib.uns.ac.id
kemampuan dan kecerdasan intelektual tinggi pada siswa prestasi akan tetapi dari sisi akhlak, moral dan etika masih rendah. Sedangkan pada siswa yang prestasinya menengah dan rendah, berdasarkan hasil pengamatan dan pengalaman masih banyak siswa yang tidak memperhatikan penjelasan guru, beberapa siswa bercanda, berbicara sendiri, bermain dengan teman sebangku dan lain sebagainya sehingga mengganggu proses pembelajaran. Selain itu juga adanya kesan bahwa fisika adalah suatu pelajaran yang sulit, rumit banyak rumus sehingga tampak menakutkan karena pembahasan terfokus pada materi pemahaman, rumus, perhitungan dan contoh soal tanpa menjelaskan esensi dan manfaat aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari maupun terapan teknologi modern. Dengan demikian, metode pembelajaran konvensional ceramah merupakan salah satu faktor penyebab kurangnya motivasi belajar siswa sehingga tidak optimalnya prestasi siswa dan dan tidak pula mampu membentuk karakter yang kuat pada siswa. Ilmu Pengetahuan Fisika merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan alam yang dihasilkan melalui observasi terhadap fenomena alam. Semua apa yang terjadi di alam dapat di jelaskan dalam Fisika (Physics for Junior High School, 2009). Alam semesta yang merupakan ciptaan Allah Yang Maha Kuasa baik yang ada di langit maupun di bumi, semuanya menunjukkan tanda-tanda kekuasaan, kebesaran, keagungan dan keesaan Allah Azza Wa Jalla. Diantara materi Fisika yang mengarahkan kepada tujuan tersebut adalah bab Gaya dan Hukum Newton. Tidak ada sesuatupun benda yang bergerak di alam semesta ini kecuali pasti ada gaya dan energi yang bekerja padanya, baik itu gaya sentuh seperti gerak commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
12 digilib.uns.ac.id
tubuh manusia, hewan, tumbuhan, gaya pegas, gaya mekanik pada mesin ataupun gaya tak sentuh seperti gaya gravitasi pada gerak planet, gaya magnet pada peristiwa aurora dan gaya listrik pada petir dan kilat. Semua persitiwa yang melibatkan gaya dengan segala macamnya tersebut, telah menunjukkan adanya sistem yang sangat teratur dengan sempurna dalam keseimbangan. Tentu saja keseimbangan dan keteraturan yang sempurna ini menunjukkan adanya Pencipta dan tidak akan mungkin bagi orang yang sehat akalnya menyatakan terjadi dengan sendirinya. Sedangkan dalam membahas hukum Newton I, II dan III,akan dijelaskan bahwa Sir Isaac Newton yang mempercayai keberadaan Pencipta hanyalah menemukan diantara hukum alam saja yang merupakan ciptaan Allah ‘Azza Wa Jalla, sedangkan ilmu pengetahuan lainnya yang maha luas di jagad raya ini tak tertemukan sebagaimana yang diungkapkannya dalam buku John Gibrin (1999) sebagai berikut: ”... Saya tidak tahu akan terlihat apa oleh dunia, tetapi bagiku saya hanya seperti seorang anak yang bermain di pesisir pantai, dan terkadang mengalihkan diriku untuk mencari keong yang lebih halus atau kerang yang lebih cantik dari yang biasanya, sedangkan samudra besar kebenaran terletak di depanku tak tertemukan”.
Newton memberikan penjelasan tentang keterbatasan pengetahuan manusia dalam mengungkapkan hakikat kebenaran yang sesungguhnya. Dan apa yang diketemukannya terhadap fenomena alam tentang gerak benda hanyalah penemuan yang lebih baik daripada yang sebelumnya. Hukum Newton I menyatakan bahwa suatu benda akan tetap diam atau commit user dalam keadaan awalnya selama bergerak dengan kecepatan konstan akanto tetap
perpustakaan.uns.ac.id
13 digilib.uns.ac.id
tidak ada gaya yang bekerja padanya. Implementasi aqidah tauhid dalam hal ini dapat dijelaskan dengan sebuah contoh bahwa bulan sebagai satelit bumi bergerak dengan kecepatan yang konstan sejak awal penciptaan hingga sekarang dan akan datang sampai hari kiamat selama tidak ada gaya lain yang menyebabkan bulan bergerak dipercepat atau diperlambat. Fenomena alam ini sangatlah jelas menunjukkan keberadaan Pencipta sebagai wujud ke-Esa-anNya. Demikian pula hukum Newton II yang menjelaskan bahwa besarnya gaya yang bekerja pada suatu benda akan sebanding dengan besarnya masa dan percepatan geraknya. Implementasi aqidah tauhid dalam hukum Newton II ini diantara contohnya bahwa air hujan jatuh dari awan ke permukaan bumi dalam gerak yang dipercepat dengan masa air tertentu menunjukkan adanya gaya gravitasi bumi. Tentu saja keberadaan gaya gravitasi Bumi pasti ada yang menciptakannya dan tidak akan mungkin terjadi dengan sendirinya. Sehingga jelas bahwa fenomena air hujan ini menunjukkan tanda kekuasaan Allah Yang Maha Esa dimana manusia wajibuntuk mentauhidkan dalam ibadah kepadaNya. Hukum Newton III menjelasakan bahwa bila suatu benda dikenai gaya aksi maka benda terebut akan memberikan gaya reaksi dengan besar yang sama akan tetapi arahnya berlawanan. Implementasi aqidah tauhid dalam hukum Newton III ini contohnya adalah bahwa manusia telah mampu membuat roket yang saat peluncurannya menggunakan konsep gaya aksi dan reaksi untuk menembus atmosfer bumi hingga jauh melintasi penjuru langit angkasa. Maka Maha Suci Allah yang telah mengajarkan ilmu kepada manusia dengan apa yang tidak dia ketahui sebelumnya. Allah Yang Maha Esa telah memberikan isyarat commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
14 digilib.uns.ac.id
kepada manusia untuk menembus langit dengan kekuatan gaya ini dalam firmanNya dalam Al Qur’an surat Ar Rahman ayat 33, “Hai jama’ah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya melainkan dengan kekuatan”. (Q.S. Arrahman: 33)
Dalam ayat di atas Allah memanggil jama’ah jin maupun manusia dan memberikan pengetahuan tentang kemungkinan menembus penjuru langit dan bumi dengan kekuatan. Di masa modern dengan kecanggihan teknologinya, manusia kini telah mampu menembus atmosfer bumi untuk menuju ke langit. Ketika menjelaskan tentang gaya dan Hukum Newton dengan segala contoh aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari maupun terapan bidang teknologi, akan dijelaskan bahwa tidak ada sesuatupun ciptaan Allah yang batil. Akan tetapi semua ciptaan Allah pasti haq, terdapat manfaat dan faedahnya bagi kehidupan manusia. Oleh karenanya dalam penelitian ini implementasi aqidah tauhid dalam pembelajaran fisika diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dalam meraih prestasi sekaligus meningkatkan karakter kepribadian siswa sehingga memiliki akhak mulia, perilaku yang baik dan etika yang beradab. Fenomena alam telah mengajarkan kepada manusia bahwa dalam mencapai sebuah tujuan bersama, haruslah ada sebuah kerja tim dalam sebuah sistem dan masing-masing bagian dengan heterogenitasnya dalam sistem tersebut melaksanakan tugas yang sama atau berbeda satu dengan lain. Sebuah tanaman commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
15 digilib.uns.ac.id
pohon akan tetap bertahan hidup apabila masing-masing bagiannya bekerja melaksanakan tugasnya dengan baik. Akar menyerap air dan unsur hara dengan fenomena kapilaritas akan naik menuju batang, cabang dan ranting hingga masuk ke dalam dedaunan. Batang, cabang dan ranting melakukan fungsinya demikian juga daun berfotosintesa dengan bantuan sinar matahari dan karbondioksida akan menghasilkan oksigen dan energi. Demikian pula pada alat teknologi apapun adalah sama, yaitu masing-masing berkerja berdasakan fungsi dan tugasnya dalam sebuah sistem untuk mewujudkan tujuan bersama. Komputer dengan processor, keybord, monitor, mouse dan cable akan saling melengkapi agar dapat beroperasi demikian pula pada handphone, Televisi, Radio dan lain-lain. Prinsip dasar dalam mencapai tujuan bersama adalah koopertif (kerjasa sama) dan bukan kompetitif (persaingan). Oleh karenanya, dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif Jigsaw dan Student Team Achievement Division (STAD) yang akan diteliti metode kooperatif manakah dari keduanya yang akan memberikan hasil lebih baik dalam meningkatkan motivasi belajar siswa dan karakternya sekaligus prestasi belajar dalam rangka mewujudkan tujuan bersama. Urgensi dari pembelajaran kooperatif adalah melatih dan membiasakan para siswa bekerja dalam sebuah tim dengan fungsi, tugas dan peranannya masing-masing. Hal ini sangat sesuai dengan sifat sains dan teknologi itu sendiri dimana para ilmuwan, insinyur, para teknisi di laboratorium penelitian maupun di perusahaan mendasarkan pada teamwork (kerjasama) dalam menyelesaikan pekerjaan mereka. Dalam Science for All Americans, Project 2061 (American commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
16 digilib.uns.ac.id
Association for the Advancement of Science, 1989) menyebutkan bahwa,” Suggests that the teaching of science and technology should be consistent with the nature of scientific inquiry and that an essential part of scientific inquiry is collaboration”. Hal ini memberikan arti betapa sains dan teknologi yang konsisten dengan pengamatan terhadap fenomena alam melalui penyelidikan ilmiah, maka pembelajaran sains dan teknologi haruslah sesuai dengan dunia atau alam penelitian ilmiah. Sedangkan hal terpokok dalam penyelidikan ilmiah adalah kolaborasi, yaitu suatu bentuk kerjasama. Inilah kiranya sebagai metode pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam terbaik dimana belajar sains semestinya dengan cara bagaiamana sains itu sendiri diketemukan. Bukan saja dengan teori belaka dalam menguasai materi Fisika secara konseptual di dalam kelas tanpa ada praktek dalam sebuah group atau kelompok kecil di laboratorium atau di alam luar sebagaimana yang paling banyak terjadi di negeri ini.
Metode pembelajaran kooperatif Jigsaw secara singkat digambarkan para siswa bekerja dalam tim yang heterogen. Emily Lin, asisten Profesor pada Departemen kurikulum dan instruksi di Universitas Nevada dalam memberikan penejelasan pada tulisannya, Cooperative Learning in the Science Classroom:
“Cooperative learning processes lessen individual competitiveness and foster cooperative small problem-solving group behavior (Cooper 1990; Johnson, Johnson, and Holubec 1998; Joyce, Showers, and Rolheiser-Bennett 1987; Marzano, Gaddy, and Dean 2000; Millis 1995; Slavin 1991; Stahl and VanSickle 1992)”. Dalam pembelajaran kooperatif learning para siswa saling berkompetisi dalam tim itu sendiri dan saling bekerjasama untuk membantu perkembangan commit to user
17 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
anggota tim yang sama dalam sebuah lingkungan kelompok kecil. Para siswa tersebut diberikan tugas untuk membaca beberapa bab atau unit, dan diberikan lembar ahli yang terdiri atas topik-topik yang berbeda yang harus menjadi fokus perhatian masing-masing anggota tim saat mereka membaca. Setelah semua anak selesai membaca, siswa-siswa dari tim yang berbeda yang mempunyai fokus topik yang sama bertemu dalam kelompok ahli untuk mendiskusikan topik mereka sekitar tiga puluh menit. Para ahli tersebut kemudian kembali menjadi tim mereka secara bergantian mengajari teman satu timnya mengenai topik mereka. Yang terkahir adalah para siswa menerima penilaian yang mencakup seluruh topik dan skor kuis akan menjadi skor tim. Skor-skor yang dikontribusikan kepada para siswa kepada timnya didasarkan pada sistem skor perkembangan individual, dan para siswa yang timnya meraih skor tertinggi akan menerima sertifikat (Slavin,2010). Dari kutipan di atas, metode pembelajaran STAD merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, dan merupakan model yang paling baik untuk permulaan bagi para guru yang baru menggunakan pendekatan kooperatif (Slavin, 2005). STAD terdiri atas lima komponen utamapresentasi kelas, tim, kuis, skor kemajuan individual, rekognisi tim. Siswa dalam suatu kelas tertentu dipecah menjadi kelompok dengan anggota 4-5 orang, setiap kelompok haruslah heterogen berdasarkan kemampuan tinggi, sedang dan rendah atau yang lainnya. Anggota tim menggunakan lembar kegiatan atau perangkat pembelajaran yang lain untuk menuntaskan materi pelajarannya dan kemudian commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
18 digilib.uns.ac.id
saling membantu satu sama lain untuk memahami bahan pelajaran melalui diskusi dan kuis. Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan, pemerintah melalui Direktorat Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Pendidikan Sekolah Menengah Pertama mulai tahun 2007 mengembangkan sekolah yang sudah memenuhi Standar Nasional (SSN) menjadi Sekolah Bertaraf Internasional (SBI). Pengembangan SBI dilakukan secara menyeluruh, meliputi kurikulum, buku ajar, kamus, pedoman pembelajaran, rencana pembelajaran, media pembelajaran, dan pedoman penilaian. Pembelajaran IPA merupakan kunci utama hasil belajar IPA. Pembelajaran IPA mengembangkan proses inkuiri, di mana siswa aktif melakukan observasi, investigasi, dan eksperimentasi. Diharapkan siswa mengembangkan keterampilan proses sains, penguasaan berbagai konsep-prinsip-hukum IPA, dan sikap ilmiah sehingga timbul apresiasinya terhadap kelestarian alam sebagai ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Pembelajaran memanfaatkan fenomena alam di lingkungan sekitar siswa dilanjutkan dengan pemanfaatan ICT untuk menambah informasi dan memvisualisasikan proses-proses alam yang kompleks agar mudah dipahami siswa. Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) SBI disusun berdasarkan Standar Isi Nasional Pendidikan IPA dan hasil kajian dari berbagai standar isi internasional, di samping pengalaman para praktisi. SK dan KD tersebut merupakan standar minimum yang dapat ditambah oleh sekolah dalam menyusun Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). SK dan KD untuk mata commit to user
19 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pelajaran fisika, biologi, dan kimia didistribusikan secara merata dalam setiap semester agar pembelajaran IPA dapat dilakukan secara terpadu (Depdiknas, 2007). Standar kelulusan yang didasarkan pada pembagian Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) menuntut tuntasnya hasil belajar siswa. Dalam pembelajaran IPA program RSBI memiliki Kriteria Ketuntatasan Minimum (KKM) 7,5. Oleh karenanya diharapkan setiap siswa dapat mengoptimalkan prestasi belajar IPA Fisika dalam setiap Kompetensi Dasar yang telah ditetapkan. Prestasi belajar merupakan suatu puncak proses belajar, yang dipengaruhi oleh proses-proses penerimaan, keaktifan, pra pengolahan, pengolahan, penyimpanan serta pemanggilan untuk pembangkit pesan dan pengalaman (Dimyati & Mudjiono, 2006). Prestasi belajar dapat dipandang sebagai suatu kemampuan yang dimiliki oleh siswa sehingga dapat diukur dan hasil pengukurannya berupa skor atau angka yang merupakan gambaran dari hasil proses pembelajaran. Seseorang dikatakan belajar apabila dalam diri orang itu terjadi suatu proses kegiatan yang menyebabkan suatu perubahan tingkah laku sehingga terbentuklah karakter yang kuat. Untuk mengoptimalkan prestasi siswa, salah satu faktor yang berpengaruh besar adalah motivasi belajar siswa. Secara umum motivasi dapat diartikan sebagai
semangat
yang
memberikan
dorongan
kuat
disertai
dengan
kecenderungan dan kesungguhan untuk mencapai suatu tujuan yang diinginkan. Oleh karenanya, apabila siswa memiliki motivasi yang tinggi umumnya akan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
20 digilib.uns.ac.id
lebih baik hasil prestasi belajarnya dibandingkan dengan siswa yang motivasi belajarnya rendah. Karakter yang kuat merupakan program Pendidikan Nasional dengan tujuan untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan di sekolah yang mengarah pada pencapaian karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang, sesuai standar kompetensi lulusan. Pendidikan karakter yang telah dicanangkan dapat diintegrasikan dalam pembelajaran pada setiap mata pelajaran. Materi pembelajaran yang berkaitan dengan norma atau nilai-nilai pada setiap mata pelajaran perlu dikembangkan, dieksplisitkan dan dikaitkan dengan konteks kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, pembelajaran nilai-nilai karakter tidak hanya pada tataran kognitif, tetapi menyentuh pada internalisasi, dan pengamalan nyata dalam kehidupan peserta didik sehari-hari di masyarakat. Melalui program ini diharapkan lulusan SMP memiliki keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berkarakter mulia, kompetensi akademik yang utuh dan terpadu, sekaligus memiliki kepribadian yang baik sesuai norma-norma dan budaya Indonesia (Panduan Pendidikan berkarakter, 2010). SMP Al-Islam 1 Surakarta telah ditetapkan sebagai Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) pada tahun 2008 sebagai angkatan ke-3. Sebagai sebuah instansi sekolah menengah pertama yang berdasarkan Islam, ditetapkanlah visi RSBI SMP Al-Islam 1 Surakarta, yaitu Excellent in Imtaq & Strengh in Iptek. Visi ini memberikan pengertian bahwa diharapkan siswa SMP Al-Islam 1 Surakarta dapat menjadi generasi Islam yang unggul dalam keimanan dan commit to user
21 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
ketaqwaan kepada Allah ‘Azza Wa Jalla dengan penghujaman aqidah tauhid yang kuat dalam hati sehingga terbentuk karakter akhlak yang mulia baik berupa perkataan yang bagus maupun perbuatan atau perilaku yang mulia tanpa mengabaikan usaha meraih motivasi belajar yang optimal. Selain itu juga diharapkan menjadi generasi Islam yang kuat dalam ilmu pengetahuan alam (sains), luas wawasan keilmuan dan dapat mengembangkan teknologi berdasarkan pengetahuan dan pemahaman yang dimiliki. Fisika merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan alam yang diajarkan di Program RSBI maupun Reguler SMP Al –Islam 1 Surakarta yang dalam satu pekannya sebanyak 3 jam pelajaran. Dalam perjalanannya masih banyak permasalahan yang muncul. Diantaranya adalah berdasarkan hasil Ulangan Harian Bab Atom, Ion dan Molekul, yaitu target Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) mata pelajaran IPA 6,8 belum dapat tercapai 100 %. Tabel 1.1. Hasil Ulangan Harian Atom, Ion dan Molekul No
Kelas
NT
NR
Rata Rata
KKM
Non KKM
Jumlah
1
VIIIA
10
4,7
7,8
19
9
28
2
VIIIB
10
5.4
8,7
32
6
38
3
VIIIC
10
2,7
5,9
9
29
38
4
VIIID
10
3,3
6,7
20
18
38
5
Total
-
-
7,3
80
62
142
Dari tabel 1.1, hasil ulangan harian yang dilaksanakan antara tanggal 17 s/d 28 Juli 2011, menunjukkan bahwa masih terdapat 62 siswa yang belum tuntas KKM yang mencapai 43,6 %. Diantara faktor faktor penyebabnya adalah metode commit to user
22 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
penyampaian materi di atas masih menggunakan metode ceramah dimana guru menjelaskan materi sedangkan siswa lebih banyak hanya mendengar dan memperhatikan untuk berusaha memahami materi. Selain itu secara umum perkembangan siswa dalam pembentukan karaktek yang kuat dengan akhlak mulia dan kepribadian yang baik seperti kemampuan saling bekerjasama dalam sebuah tim, jauh dari rasa egois-individualistis, saling menghormati dan saling pengertian masih dan lain sebagainya masih tergolong rendah. Di saat yang sama pemahaman aqidah tauhid tentang keimanan dan ketaqwaan kepada Allah yang disampaikan dalam pembelajaran IPA Fisika juga masih kurang. Demikian pula selama ini, materi IPA Fisika lebih banyak disampaikan dengan model pembelajaran konvensional ceramah. Oleh karenanya dengan latar belakang permasalah yang komplek di atas, penulis bermaksud melakukan penelitian di SMP Al-Islam 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012 semester Gasal dengan materi Gaya dan hukum Newton. Melalui implementasi aqidah tauhid dalam pembelajara IPA Fisika dengan metode pembelajaran kooperatif Jigsaw dan STAD diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajar dalam meraih prestasi yang optimal dan sekaligus meningkatkan karakter siswa yang kuat.
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas maka diidentifikasi permasalahan pembelajaran IPA Fisika di SMP Al-Islam 1 Surakarta program RSBI maupun Reguler sebagai berikut: commit to user
23 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
1. Tujuan pembelajaran IPA Fisika belum optimal dalam usaha meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan keyakinan (aqidah) terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa (tauhid) berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaanNya sehingga belum berdampak pada peningkatan motivasi belajar dan karakter siswa. 2. Permasalahan
masih
adanya
paradigma
berpikir
sekulerisme
yang
mengesankan bahwa tidak ada hubungan antara pelajaran IPA Fisika dengan Pendidikan Agama Islam (PAI) karena adanya pemisahan kelompok mata pelajaran (separated subject matter). Padahal Islam memandang tidak ada pemisahan antara keduanya bahkan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dan semuanya bersumber dari Allah ‘Azza Wa Jalla. 3. Penanaman iman dan taqwa kepada Allah dengan pelajaran aqidah tauhid hanya disampai melalui Pendidikan Agama Islam (PAI) saja dan itupun lebih banyak sebatas pada aspek kognitif (ilmu) dan secara umum belum sampai pada aspek afektif (iman) maupun psikomotorik (amal). 4. Permasalahan belum optimalnya prestasi belajar siswa diindikasikan kuat karena pembelajaran IPA Fisika hampir tidak pernah mengarahkan materi pembahasan terhadap pengenalan tanda-tanda kebesaran dan keesaan Allah ‘Azza Wa Jalla di alam semesta melalui aqidah tauhid sehingga siswa semakin mengenal Sang Pencipta, meningkatkan semangat belajar dan membentuk karakter yang kuat. 5. Permasalahan belum optimalnya prestasi belajar diindikasikan kuat juga karena model pembelajaran yang diterapkan adalah konvensional ceramah yang masih commit to user
24 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
menekankan pada aspek kognitif yang lebih banyak bersifat teoritis dari pada aspek afektif dan psikomotorik yang bersifat praktek. Sehingga memberi kesan pada siswa bahwa fisika adalah sesuatu yang sulit, rumit dan menakutkan disamping itu juga tanpa memahami esensi dan manfaat aplikasi pelajaran IPA Fisika dalam kehidupan sehari-hari maupun terapan teknologi modern. 6. Permasalahan belum meningkatnya prestasi belajar siswa program RSBI diindikasikan juga karena kesulitan yang dialami siswa dalam memahami dan penguasaan materi karena dalam pembelajaran IPA Fisika menggunakan bahasa Inggris. Selain itu juga perhitungan matematis yang berkatitan dengan rumus dan contoh soal. 7. Permasalahan belum meningkatnya prestasi belajar siswa diindikasikan juga karena masih rendahnya motivasi belajar pada siswa sehingga semangat yang kuat, keinginan yang tinggi disertai kesungguhan kerja keras tampak belum melekat pada siswa. 8. Permasalahan karakter kepribadian siswa yang masih rendah diindikasikan karena belum adanya implementasi aqidah tauhid terhadap siswa yang mengarahkan kepada keimanan dan ketaqwaan kepada Allah ‘Azza Wa Jalla berdasarkan keindahan dan keteraturan ciptaanNya di alam semesta dalam pembelajaran IPA Fisika.
C. Pembatasan Masalah Karena keterbatasan kemampuan, waktu, biaya dan lain sebagainya, maka pada penelitian ini permasalah yang ada dibatasi sebagaimana berikut: commit to user
25 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
1. Implementasi Aqidah tauhid dalam pembelajaran IPA Fisika dengan menghubungkan, mengaitkan dan menggabungkan konsep IPA Fisika materi Gaya dan hukum Newton dengan ayat-ayat Al-Qur’an yang bertujuan untuk peningkatan iman kepada Allah ‘Azza Wa Jalla (aqidah) dan pemahaman tauhid (mengesakan) kepadaNya sehingga dapat meningkatkan karekter akhlak dalam ibadah dengan patuh dan taat kepadaNya. 2. Model Pembelajaran IPA Fisika yang digunakan adalah metode pembelajaran kooperatif Jigsaw yang terbagi dalam kelompok asal (home group) dan kelompok ahli (expert group). Selain Jigsaw juga menggunakan metode STAD. 3. Motivasi belajar siswa hanya dibatasi pada motivasi belajar yang mencakup semangat untuk memahami materi, ketekunan dalam belajar, sikap keterbukaan dan kemauan untuk mencapai keberhasilan. 4. Karakter siswa dibatasi pada nilai karakter dalam hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri dan orang lain dengan berdasarkan hasil pengisian angket tentang karakter kepribadian dan akhlak mulia. 5. Prestasi belajar dibatasi pada aspek kognitif berdasarkan hasil tes tertulis materi Gaya dan hukum Newton. 6. Bahan Pembelajaran yang digunakan adalah Silabus, RPP, instrumen prestasi, Buku paket BSE IPA, LKS, alat peraga meja, kursi, buku dan bolpoint dengan disertai pula angket motivasi belajar dan angket karakter siswa.
D. Perumusan Masalah commit to user
26 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah dan pembatasan masalah, maka permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: 1. Apakah ada pengaruh implementasi aqidah tauhid dalam pembelajaran IPA Fisika dengan metode kooperatif Jigsaw dan STAD terhadap prestasi belajar siswa? 2. Apakah ada pengaruh motivasi belajar tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar siswa ? 3. Apakah ada pengaruh karakter tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar siswa? 4. Apakah ada interaksi antara metode kooperatif Jigsaw dan STAD dengan motivasi belajar terhadap prestasi belajar siswa? 5. Apakah ada interaksi antara metode kooperatif Jigsaw dan STAD dengan karakter siswa terhadap prestasi belajar siswa? 6. Apakah ada interaksi motivasi belajar dengan karakter siswa terhadap prestasi belajar siswa? 7. Apakah ada interaksi antara metode kooperatif Jigsaw dan STAD, motivasi belajar dan karakter siswa terhadap prestasi belajar siswa?
E. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah yang telah ditetapkan, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Pengaruh implementasi aqidah tauhid dalam pembelajaran IPA Fisika dengan metode kooperatif Jigsaw dan STAD terhadap prestasi belajar siswa. commit to user
27 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2. Pengaruh motivasi belajar tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar siswa. 3. Pengaruh karakter tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar siswa. 4. Interaksi antara metode kooperatif Jigsaw dan STAD dengan motivasi belajar terhadap prestasi belajar siswa. 5. Interaksi antara metode kooperatif Jigsaw dan STAD dengan karakter siswa terhadap prestasi belajar siswa. 6. Interaksi motivasi belajar dengan karakter siswa terhadap prestasi belajar siswa. 7. Interaksi antara metode kooperatif Jigsaw dan STAD, motivasi belajar dan karakter siswa terhadap prestasi belajar siswa.
F. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagi berikut: 1. Manfaat Teoritis a. Untuk menjadi salah satu dasar kebijakan sekolah SMP RSBI bahwa model pembelajaran kooperatif di pandang sebagai salah satu alternatif motedo pemebelajaran selain metode konvensional ceramah. b. Sebagai kontribusi bagi hasanah ilmu pengetahuan dalam bidang Pendidikan Sains khusunya IPA Fisika. c. Sebagai kontribusi bagi dunia pendidikan tentang arti pentingnya mengimplementasikan pendidikan Islam tentang aqidah tauhid dalam meningkatkan motivasi belajar dan membentuk karaktek akhlak mulia. commit to user
28 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2. Manfaat Praktis a. Untuk memberikan pandangan tentang Qur’anic Science agar dimasukkan ke dalam kurikulum Sekolah yang berbasis pendidikan Islam. b. Untuk memberikan pandangan bahwa sesungguhnya tujuan keberadaan manusia dan alam semesta hanyalah untuk beribadah kepada Allah sehingga menjadikan sains dan teknologi hanya sebagai sarana untuk menyembahNya. c. Sebagai bahan referensi bagi para pendidik dalam melakukan penelitian tentang pendidikan Sains dan Islam.
commit to user
29 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESA
A. Kajian Teori 1. Belajar Belajar dalam kamus bahasa Indonesia secara etimologis memiliki arti ”berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu”. Dengan demikian dapat diartikan bahwa belajar adalah suatu proses dari aktivitas tertentu untuk mendapatkan pengetahuan. Makna yang hampir sama dijelaskan Ratna Willis bahwa belajar adalah suatu proses memperoleh ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan yang didapatkan
melalui
suatu
proses
yang
menunjukkan
terjadinya
suatu
kegiatan/berubahnya suatu kegiatan sebagai akibat terjadinya suatu reaksi terhadap suatu keadaan (Ratna Willis, 1988) Sedangkan menurut Hilgard dalam Wina Sanjaya (2008), “belajar adalah proses mental
yang terjadi dalam diri seseorang, sehingga menyebabkan
munculnya perubahan perilaku”. Jadi belajar merupakan proses yang dapat menyebabkan perubahan tingkah laku karena adanya proses internal yang terjadi dalam diri pembelajar. Menurut Slameto (2003) ”belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”. Interaksi dengan lingkungan siswa belajar dalam hal ini bisa berarti interaksi dengan siswa lainnya atau dengan media pembelajaran. commit to user 20 29
30 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
a. Teori belajar Ausubel Menurut Ausubel dalam Ratna
Wilis Dahar (1989), belajar dapat
diklasifikasikan ke dalam dua dimensi. Dimensi pertama berhubungan dengan cara informasi atau materi disajikan pada siswa, melalui penemuan atau penerimaan. Belajar penerimaan menyajikan materi dalam bentuk final, dan belajar penemuan mengharuskan siswa untuk menemukan sendiri sebagian atau seluruh materi yang diajarkan. Dimensi kedua berkaitan dengan bagaimana cara siswa dapat mengaitkan informasi atau materi pelajaran pada struktur kognitif yang telah dimilikinya, ini berarti belajar bermakna. Akan tetapi jika siswa hanya mencoba-coba menghafal informasi baru tanpa menghubungkan dengan konsepkonsep yang telah ada dalam struktur kognitifnya, maka dalam hal ini terjadi belajar hafalan.
Jadi Inti dari teori belajar bermakna Ausubel adalah proses
belajar akan mendatangkan hasil atau bermakna kalau guru dalam menyajikan materi pelajaran yang baru dapat menghubungkannya dengan konsep yang relevan yang sudah ada dalam struktur kognisi siswa. Sebagaimana yang telah dijelaskan, menurut Ausubel pula dalam Ratna Willis (1988), belajar dapat diklasifikasikan ke dalam dua dimensi yaitu cara informasi atau materi pelajaran yang disajikan pada siswa, melalui penerimaan atau penemuan. Dimensi yang kedua menyangkut bagaimana siswa mengkaitkan informasi pada struktur kognitif yang ada. Struktur kognitif ialah fakta- fakta, konsep- konsep dan generalisasi- generalisasi yang telah dipelajari dan diingatkan oleh siswa. Pada tingkat pertama belajar, informasi dapat mengkomunikasikan pada siswa baik dalam bentuk belajar penerimaan yang menyajikan informasi commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
31 digilib.uns.ac.id
dalam bentuk final maupun dalam bentuk penemuan yang mengharuskan siswa untuk menemukan sendiri sebagian atau seluruh materi yang diajarkan. Pada tingkat kedua siswa menghubungkan atau mengkaitkan informasi itu pada pengetahuan (konsep-konsep) yang telah dimilikinya, dalam hal ini terjadi belajar bermakna.
b. Teori belajar Piaget Menurut Piaget dalam Suparno (2005), ”Setiap pengetahuan dapat merupakan pengetahuan fisis, matematis-logis, atau sosial. Dan yang terpenting dari pengetahuan itu adalah pembentukannya, yaitu tindakan atau kegiatan anak terhadap suatu benda dan interaksi dengan orang lain. Pengetahuan fisis yang akurat diperoleh langsung dari tindakan orang itu sendiri terhadap obyek, sedang pengetahuan sosial yang berupa aturan, hukum, moral, nilai dan lain-lain dibentuk dari interaksi seseorang dengan orang lain, dan pengetahuan matematis-logis dibentuk dengan berpikir tentang pengalaman akan suatu objek atau kejadian tertentu”. Fisika merupakan gabungan dari pengetahuan fisis, matematis-logis dan sosial, sehingga membangun pengetahuannya
merupakan gabungan antara
berpikir tentang pengalaman suatu objek, tindakan langsung terhadap obyek dan interaksi dengan orang lain. Ahli konstruktivisme Psikologis Personal (Piaget) berpendapat bahwa seorang anak itu pelan-pelan membentuk skema (intellectual scheme) yang merupakan adaptasi dengan lingkungan. Skema ini berkembang secara berangsur-angsur semenjak anak sampai dewasa melalui proses adaptasi, asimilasi, akomodasi dan equilibrium (keseimbangan). Dalam membentuk commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
32 digilib.uns.ac.id
pengetahuan lewat skema-skema itu, seseorang anak dapat mengerjakan sendiri tanpa bantuan orang lain, sehingga Piaget lebih menekankan bagaimana individu secara mandiri mengkonstruksi pengetahuan dari interaksinya dengan pengalaman dan obyek yang dihadapi. Menurut Piaget bahwa perkembangan kognitif individu meliputi empat tahap yaitu (1) Sensory motor, (2) Pre operational, (3) Concrete operational dan (4) Formal operational. Tahap sensory motor (umur 0-2 tahun), ciri pokok berdasarkan tindakan dan langkah demi langkah, tahap pre operational (umur 2-7 tahun), ciri pokok perkembangan penggunaan simbol bahasa dan konsep intuitif, tahap concrete operational (umur 7-11 tahun) ciri pokok perkembangan pemakaian aturan jelas/logis, reversible dan kekekalan, tahap operasi formal (11 tahun keatas) ciri pokok perkembangan hipotetis, abstrak dedukatif, induktif, logis dan probabilities. Setiap tahap-tahap perkembangan kognitif mempunyai beberapa sifat yaitu: Pada tahap formal operational, kemampuan skema kognitifnya terbatas. Anak suka meniru perilaku orang lain (khususnya orang tua dan guru) yang pernah ia lihat ketika orang itu merespon perilaku orang, keadaan dan kejadian yang dihadapi pada masa lampau. Anak mampu menggunakan kata-kata yang benar dan mampu mengekspresikan kalimat-kalimat pendek secara efektif. Pada tahap operasional kongret, anak sudah mulai memahami aspek-aspek kumulatif materi, mempunyai kemampuan memahami cara mengkombinasikan beberapa golongan benda yang bervariasi tingkatannya, anak sudah mampu berpikir sistematis mengenai bendabenda dan peristiwa-peristiwa yang konkret. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
33 digilib.uns.ac.id
Pada tahap opersional formal, anak menginjak usia remaja, tahap ini anak memiliki kemampuan mengkoordinasikan dua ragam kemampuan kognitif baik secara simultan (serentak) maupun berurutan. Mampu berpikir untuk memecahkan masalah menggunakan anggapan dasar yang relevan dengan lingkungan yang ia respon, mampu menggunakan prinsip-prinsip abstrak. Usia diatas operasional formal adalah anak berada di tingkat pendidikan SMP. Belajar akan lebih berhasil apabila disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif peserta didik. Peserta didik hendaknya diberi kesempatan untuk melakukan eksperimen dengan obyek fisik, yang ditunjang oleh interaksi dengan teman sebaya dan dibantu oleh pertanyaan dari guru.
c. Teori belajar Vygotsky Menurut teori kostruktivisme pengetahuan dibentuk secara aktif oleh seseorang yang sedang belajar. Seseorang tidak akan menyerap pengetahuan dengan pasif. Dalam membangun suatu pengetahuan baru, siswa akan menyesuaikan informasi baru atau pengetahuan yang disampaikan guru dengan pengetahuan atau pengalaman yang telah dimiliki melalui interaksi sosial dengan siswa lain atau dengan gurunya. Menurut Suparno (2007) dalam pembelajaran fisika ada dua aliran kontruktivisme yang banyak digunakan dan digabungkan, yaitu kontruktivisme personal (Piaget) dan konstruktivisme sosial (Vygotsky). Kontruktivisme sosial (Vygotsky ) menekankan pentingnya interaksi sosial dengan orang lain terlebih dengan orang yang punya pengetahuan. Dalam interaksinya dengan mereka maka para siswa ditantang untuk mengonstruksi commit to user
34 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pengetahuan yang sudah dimiliki sebelumnya disesuaikan dengan kostruksi para ahli. Menurut ahli sosiokulturalis Cobb dalam Suparno (2007), kegiatan seseorang dalam mengerti sesuatu dipengaruhi oleh partisipasinya dalam praktek sosial dan kultural yang ada, seperti situasi sekolah,
masyarakat, teman-teman. Situasi
sekolah jelas sangat membantu siswa dalam mendalami ilmu pengetahuan, kelengkapan sarana dan prasarana sekolah suasana lingkungan belajar yang sejuk sangat mendukung siswa dalam membentuk pengetahuan mereka. Teman-teman siswa pun juga punya peran yang besar dalam perkembangan pengetahuan siswa, belajar bersama dalam kelompok membahas suatu topik fisika akan membantu siswa membangun pengetahuan yang lebih menyakinkan, mereka dapat saling melengkapi gagasan mereka masing-masing dan belajar dari pendapat teman. Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan STAD dapat membantu siswa dalam memahami suatu konsep sesuai dengan konstruktivisme sosial, dimana para siswa dapat berinteraksi dengan guru maupun dengan teman-temannya membahas tentang permasalahan yang sedang dibahas. Dengan menggunakan hipermedia antara lain internet, komputer, handycam, modul/LKS, fasilitas dari laboratorium untuk mendapat pengetahuan fisis, matematis-logis, dan sosial.
2. Pembelajaran Dalam UUSPN No. 20 tahun 2003 menyatakan “pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar”. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
35 digilib.uns.ac.id
Interaksi antara ketiga komponen utama tersebut melibatkan sarana dan prasarana, seperti metode pembelajaran, media pembelajaran, dan penataan lingkungan tempat belajar, sehingga tercipta situasi pembelajaran yang memungkinkan tercapainya tujuan yang telah direncanakan. Dengan demikian guru memegang peranan sentral dalam perencanaan pembelajaran, proses pembelajaran maupun evaluasinya. Menurut Gagne dalam Wina Sanjaya ( 2008) ”instruction is a set of event that effect leaners in such a way that learning is facilitated”. Pembelajaran ditekankan pada merancang atau mengaransemen berbagai sumber dan fasilitas yang tersedia untuk digunakan atau dimanfaatkan siswa dalam mempelajari sesuatu. Pada awal proses pembelajaran peran guru lebih aktif. Guru memberikan pengetahuan yang dibutuhkan siswa dengan mengemukakan pendapat, bertanya, menjelaskan, dan memberikan atau menyediakan fasilitas untuk memahami materi yang akan dipelajari siswa. Selanjutnya guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif dan berpartisipasi secara nyata, menerapkan apa yang telah dipelajarinya dari guru dengan bertanya, berpendapat, mengerjakan tugas, berlatih dan mencoba. Ketika siswa berperan aktif, peran guru mulai berubah menjadi pasif misalnya dengan cara mengawasi atau membimbing siswa dan memberi feedback. Menurut Sumiati dan Asra (2008) merencanakan pembelajaran meliputi 4 hal, yaitu: tujuan, materi pembelajaran, proses pembelajaran, dan evaluasi. Tujuan dibuat berdasarkan analisis terhadap berbagai tuntutan, kebutuhan, dan harapan, dengan mempertimbangkan faktor-faktor masyarakat, siswa itu sendiri, serta ilmu pengetahuan dan teknologi (budaya). Materi pembelajaran yang dapat commit to user
36 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
mengantarkan siswa mencapai tujuan merupakan pengalaman yang akan diberikan kepada siswa selama mengikuti proses
pembelajaran. Proses
pembelajaran yang akan diciptakan oleh guru agar siswa mencapai tujuan secara efektif dan efisien meliputi kegiatan, strategi, atau metode dalam proses pembelajaran harus disesuaikan dengan perencanaan pembelajaran yang telah disusun dan mengacu kepada tujuan yang hendak dicapai. Hasil belajar ditandai oleh adanya keberhasilan dan kegagalan, yang membawa dampak berupa hadiah dan hukuman. Dengan hadiah akan memberikan rangsangan dan motivasi baru dalam belajar, dengan hukuman akan menghilangkan tingkah laku yang tidak diinginkan. Sedangkan pelaksanaan pembelajaran antara lain dipengaruhi oleh faktor guru yang masing-masing memiliki gaya mengajar yang berbeda-beda, faktor siswa yang masing-masing memiliki keragaman dalam hal kecakapan maupun kepribadian, faktor kurikulum berupa materi pembelajaran yang menimbulkan situasi yang bervariasi
dalam proses pembelajaran, faktor
lingkungan yang meliputi keadaan ruangan dan berbagai situasi fisik di sekitar kelas atau tempat berlangsungnya proses pembelajaran.
3. Pembelajaran antara Model, Pendekatan, Strategi, Metode, & Teknik Terdapat beberapa istilah terkait dengan pembelajaran yang banyak para ahli kesulitan menjelaskan perbedaan antara model, pendekatan, strategi, metode dan teknik pembelajaran. Ada sebagian yang menjelaskan tidak perlu di definisikan secara tegas karena telah terlanjur terjadi kesimpangsiuran dalam commit to user
37 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
definisinya. Akan tetapi ada sebagian yang berusaha memberikan definisi dan hubungannya dengan beberapa istilah tersebut. Menurut Agus Dwianto dapat digambarkan pada gambar 2.1. berikut:
Gambar 2.1. Hubungan antara Model, Pendekatan, Strategi, Metode, & Teknik
Dari gambar 2.1. dapat dijelaskan bahwa Model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh pendidik. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran. Model pembelajaran harus berdasarkan Teori Belajar. Sedangkan Pendekatan Pembelajaran merupakan titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoritis tertentu. commit to user
38 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Strategi Pembelajaran merupakan perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Sedangkan
Metode
Pembalajaran
adalah
cara
yang
digunakan
untuk
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Sebagai contoh terdapat beberapa
metode
pembelajaran
yang
dapat
digunakan
untuk
mengimplementasikan strategi pembelajaran, diantaranya: (1) ceramah; (2) demonstrasi; (3) diskusi; (4) simulasi; (5) laboratorium; (6) pengalaman lapangan; (7) brainstorming; (8) debat, (9) simposium, dan sebagainya. Adapun Teknik Pembelajaran adalah suatu cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. Sebagai contoh penggunaan metode diskusi, perlu digunakan teknik yang berbeda pada kelompok belajar yang siswanya tergolong aktif dengan yang tergolong pasif. Dalam hal ini, pendidik pun dapat berganti-ganti teknik meskipun dalam koridor metode yang sama (Agus, 2010). Akhmad Sudrajad dalam blognya menjelaskan hal yang sama dengan memberi batasan pengertian pendekatan pembelajaran, bahwa pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran yang sifatnya masih sangat umum, didalamnya mewadahi, menginspirasi, menguatkan dan mendasari metode pembelajaran dengan cakupan teoritis tertentu (http//:smacepiring.wordpress.com). Dilihat dari pendekatan pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu: (1) pendekatan pembelajaran commit to user
39 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
yang berorientasi pada siswa (student centered approach) dan (2) pendekatan yang berorientasi atau berpusat pada guru ( teacher centered approach). Menurut Akhmad Sudrajad, model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran. Dalam hal ini sama-sama model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan Jigsaw, tetapi antara materi satu dengan yang lain metodenya bisa berbeda-beda.
4. Aqidah Tauhid Sesungguhnya satu satunya konsekuensi keberadaan manusia sebagai makluk ciptaan Allah ‘Azza Wa Jalla adalah beriman kepadaNya dan mentauhidkanNya dengan melalui tahapan mengenal (ma’rifah) DzatNya, nama namaNya Yang Indah (Asma’ul Husna), sifat sifatNya yang Tinggi (Shifatul ‘Ulya) dan perbuatanNya (Af’alullah) terhadap para hamba. Kemudia diikuti dengan sikap patuh, tunduk, dan taat kepada segala perintahNya serta menjauhi segala laranganNya baik dengan hati, ucapan lisan maupun amal anggota perbuatan badan. Inilah yang disebut Aqidah dalam keimanan kepada Allah sebagai rukun Iman pertama dan sebagai wujud mentauhidkanNya.
a. Pengertian Aqidah Tauhid Secara terminologi aqidah memiliki pengertian tali ikatan. Jika dikatakan i’tiqodtu bihi, berarti “aku ikatkan diriku dengannya” (Fauzan Sholeh, 2005). commit to user
40 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Sedangkan secara etimologi Islam, aqidah mencakup pengertian iman kepada Allah, malaikatNya, kitab-kitabNya, para Rasul, hari kiamat dan taqdir yang baik maupun yang buruk. Inilah yang dimaksud dengan rukun iman yang enam (Abdul Aziz bin Baz, 2003) Sedangkan Tauhid berasal dari kata bahasa Arab, yaitu wahhadayuwahhidu-tauhidun yang artinya mengesakan Allah, yaitu menjadikan Allah sebagai satu-satunya Ilah
yang berhak disembah, memurnikan ibadah dan
ketaatan hanya kepadaNya. Oleh karenanya apabila 2 kata ini digabungkan menjadi sebuah istilah aqidah tauhid, maksudnya adalah pembahasan tentang aqidah yang dibatasi hanya pada sisi keimanan kepada Allah Yang Maha Esa dan mentauhidkan ibadah hanya kepadaNya saja tanpa membahas rukun iman lainnya. Dengan demikian sesungguhnya aqidah tauhid itu sendiri adalah wujud dari keimanan kepada Allah, Tuhan Yang Maha Esa sedangkan realisasi darinya dalam bentuk ketaatan berupa amalan dan perkataan hati, perkataan lisan dan amal perbuatan disebut sebagai ketaqwaan kepadaNya. Iman adalah keyakinan hati, perkataan lisan dan amalan anggota perbuatan badan. Tanpa salah satu dari ketiganya tidak dinyatakan sah keimanannya (Abu Basheer, 1999).
b. Hubungan antara Aqidah Tauhid dan Ilmu Pengetahuan Alam Sesungguhnya tujuan diciptakan manusia bahkan seluruh makhluk yang ada di semesta alam ini hanya untuk ibadah kepada Allah Yang Maha Esa dan tidak berbuat syirik kepadaNya sebagaimana firman Allah, (Q.S. Adzariyat [51] commit to user
41 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
:56), (Q.S. Al-Bayyinah [95] :5). Oleh karena itu, Islam mengarahkan sains sebagai sarana untuk mengenal Allah lalu mentauhidkanNya dengan memikirkan alam. Diceritakan tentang Ibarahim mencari Tuhan dengan merenungkan fenomena alam. “Dan demikianlah Kami perlihatkan kepada Ibrahim tanda-tanda keagungan (Kami yang terdapat) di langit dan bumi dan (Kami memperlihatkannya) agar dia termasuk orang yang yakin. Ketika malam telah gelap, dia melihat sebuah bintang (lalu) dia berkata: "Inilah Tuhanku", tetapi tatkala bintang itu tenggelam dia berkata: "Saya tidak suka kepada yang tenggelam”. Kemudian tatkala ia melihat matahari terbit, dia berkata: "Inilah Tuhanku, ini yang lebih besar." Maka tatkala matahari itu terbenam, dia berkata: "Hai kaumku, sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan. Sesungguhnya aku menghadapkan diriku kepada Rabb yang menciptakan langit dan bumi, dengan cenderung kepada agama yang benar, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan. (QS. Al-An’am:75-79)” Demikian pula yang disebutkan dalam hadits Qudsy:”Sesungguhnya aku telah
menciptakan
hamba-hambaKu dalam keadaan
lurus
(Islam dan
mentauhidkan Allah)”. Akan tetapi akan halnya setan-setan dalam bentuk manusia maupun jin berupaya keras sejak dari dulu sampai sekarang dan akan datang untuk memalingkan manusia dari tauhid yang murni. Mereka memerintahkan kepada manusia agar berbuat syirik kepada Allah dengan berbagai cara dan strategi. Apabila mereka belum berhasil menyesatkan manusia dengan cara ruku’, sujud, berserah diri, takut, berharap dan memohon doa kepada selain Allah, maka mereka menghiasi ibadah kepada selain Allah dengan melalui ketaatan, ketundukan, kepatuhan dan pengikutan kepada selain jalan Allah baik itu dalam bidang politik, ekonomi, sosial kemasyarakat, budaya maupun bidang pendidikan sains dan teknologi (Abu Basheer, 1999). Diantara bentuk pemalingan manusia commit to user dari jalan Allah yang lurus menuju jalan setan yang bengkok dalam bidang sains
perpustakaan.uns.ac.id
42 digilib.uns.ac.id
Biologi adalah ajaran evolusi ala Darwinisme yang menjelaskan bahwa manusia berasal dari sejenis kera dan dengan teknologi kloning manusia. Di bidang astronomi terdapat teori alam semesta keadaan tetap yang menyatakan bahwa alam semesta ada dengan sendirinya dan tetap dari dulu sampai saat ini tanpa ada permulaan dan akhir, tanpa ada Pencipta tidak pula Pengatur (Harun Yahya, 2000). Ini hanya beberapa contoh di bidang sains yang dapat memalingkan manusia dari Sang Pencipta, Allah Yang Maha Kuasa. Sedangkan di bidang teknologi telah banyak manusia yang condong kepada sikap hidup yang materialis-hedonistis dimana segala kemuliaan dan kehormatan ditujukan berdasarkan kepemilikan atas peralatan teknologi baik yang berupa alat komunikasi seperti televisi, komputer dan Handphone dan di bidang transportasi seperti kendaraan, mobil dan lainnya sebagaimana yang banyak terjadi pada siswa di sekolah, orang tua di masyarakat dan negara. Di sisi lain, karena teknologi ibarat sebuah pisau, maka apabila pisau digunakan oleh seorang ibu untuk memasak akan memberikan manfaat. Akan tetapi apabila pisau digunakan oleh para penjahat untuk merampok akan memberikan madharat terhadap kehidupan masyarakat. Dan keberadaan teknologi terutama handphone dan internet di kalangan pelajar, telah memberikan kontribusi bagi degradasi moral dan kehancuran akhlak mereka. Dalam banyak hal, teknologi sering kehilangan arah, tidak lagi berfungsi sebagai sarana yang memberikan kemudahan bagi kehidupan manusia. Inilah dampak negatif teknologi yang dapat mengganggu keseimbangan alam yang berakibat dapat menyengsarakan masyarakat. (Widha Sunarno, 2010). commit to user
43 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
5. Ilmu Pengetahuan Alam Fisika Dalam bahasa arab, fisika dinamakan juga ilmu “thobi’ah” yang dalam bahasa kita sehari-hari dapat disalin menjadi ilmu tabiat atau ilmu watak. Sebab, pada zaman kejayaan umat Islam, ilmu tersebut dikembangkan dalam rangka usaha manusia untuk mengungkapkan sifat serta kelakuan alam di sekitar kita ini pada kondisi-kondisi tertentu, Kelakuan yang diperlihatkan itu menunjukkan watak alam itu sendiri”. (Baiquni, 1997). Pengertian secara umum bahwa Fisika adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari gejala-gejala alam dan interaksi gejala-gejala alam itu (Marthen, 1995). Definisi lain, Fisika merupakan cabang ilmu pengetahuan alam yang mempelajari tentang semua peristiwa dan gejala fisis yang terjadi di alam. Hampir sama dengan definisi tersebut bahwa Ilmu Pengetahuan Fisika merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan alam yang dihasilkan melalui observasi terhadap fenomena alam. Semua apa yang terjadi di alam dapat di jelaskan dalam Fisika (Physics for Junior High School, 2009). Sains Fisika (Physics Science) juga dapat diartikan sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang fenomena alam melalui metode ilmiah dan menyajikannya secara empiris dalam bentuk data numerik. Dalam pengertian lain dalam didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang interaksi antara materi dan radiasi dengan metode ilmiah melalui pembuktian empiris dan eksperimental (Hery Purwanto, 2002).
6. Gaya dan Hukum Newton commit to user
44 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Diantara tanda-tanda kekuasaan Allah ‘Azza wa Jalla di alam semesta yang dapat meningkatkan keyakinan dan keimanan (aqidah) serta menunjukkan keesaanNya (tauhid) adalah tentang keberadaan gaya, baik berupa gaya tarikan maupun dorongan. Allah telah menciptakan gaya di alam semesta ini dan telah diketahui oleh para ilmuwan terdapat gaya listrik, gaya magnet, gaya gravitasi, gaya kuat dan gaya lemah. Pembahasan tentang gaya sesungguhnya tidak akan dapat lepas dari pembahasan tentang energi dan usaha. Allah yang telah menciptakan energi maka Dia pula yang berkuasa pula memusnahkanNya, oleh karenanya tidak ada energi dan kekuatan kecuali hanya dariNya. Manusia tidak akan memiliki daya dan kekuatan apapun di kehidupan dunia ini melainkan apa yang telah dikehendakiNya. “Sesungguhnya Allah Dialah Maha Pemberi rezeki Yang Mempunyai Kekuatan lagi Sangat Kokoh”. (Q.S. Adz-Dzariyat: 58) “Dan mengapa kamu tidak mengucapkan tatkala kamu memasuki kebunmu “Masyaa Allah, laa quwwata illaa billah” (Sungguh atas kehendak Allah semua ini terwujud, tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah). Sekiranya kamu anggap aku lebih sedikit darimu dalam hal harta dan keturunan”. (QS.Al-Kahfi:39) “Zulkarnain berkata: "Apa yang telah dikuasakan oleh Tuhanku kepadaku terhadapnya adalah lebih baik, maka tolonglah aku dengan kekuatan (manusia dan alat-alat), agar aku membuatkan dinding antara kamu dan mereka”. (Q.S. Al-Kahfi:95) commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
45 digilib.uns.ac.id
a. Gaya Ketika manusia berjalan, berlari, berkerja dan lain sebagainya berarti dia telah melakukan gaya dan membutuhkan energi. Demikian pula mobil bergerak, bus berjalan, pesawat terbang di angkasa. Planet planet bergerak mengelilingi Matahri, semuanya telah mengalami gaya dan melakukan usaha. Singkatnya, segala benda yang bergerak sehingga berpindah posisinya terdapat gaya, sama saja apakah berupa tarikan atau dorongan atau keduanya sekaligus. Lalu apakah yang dimaksud dengan gaya?. Gaya adalah tarikan atau dorongan. Dalam bahasa latin berarti Force yand biasa disimbulkan dengan huruf F. Satuan gaya dalam Sistem Internasional (SI) adalah Newton sedangkan dalam satuan cgs adalah dyne. Gaya dapat memberikan pengaruh terhadap suatu benda, yaitu benda akan mengalami perubahan arah, perubah kecepatan dan perubahan bentuk. Gaya dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu gaya sentuh dan gaya tak sentuh. Gaya sentuh terjadi karena ada sentuhan 2 benda atau lebih contohnya gaya gesek, gaya otot, gaya pegas dan gaya mesin. Gaya tak sentuh dapat terjadi tanpa ada sentuhan antar kedua benda contohnya adalah gaya gravitasi, gaya listrik dan gaya magnet. Gaya termasuk besaran vector yang mempunyai nilai dan arah. Bila ada 2 atau lebih gaya bekerja pada sebuah benda, maka hasil perpaduan gaya gaya itu disebut dengan resultan gaya. Gaya dapat digambarkan dengan sebuah anak panah. Panjang anak panah menunjukkan besarnya gaya dan arahnya ditunjukkan oleh arah ujung anak panah. Resultan dua buah gaya yang segaris merupakan gaya yang arahnya sama dengan besarnya jumlah kedua gaya tersebut. Searah FR = F1+F2. commit to user
46 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Resultan dua buah gaya yang arahnya berlawanan adalah gaya yang arahnya sama dengan arah gaya yang lebih besar dan besarnya merupakan selisih gaya tersebut. Berlawanan FR = F1-F2. Resultan dua buah gaya yang arahnya saling tegak lurus adalah gaya yang merupakan penjumlahan vector kedua gaya tersebut yang besarnya kuadrat resultan gaya sama dengan penjumlahan masing masing kuadratnya. Tegak Lurus F2 = F21-F22. Dua buah gaya dikatakan setimbang bila gaya gaya yang bekerja tersebut berlawanan arah dan besarnya sama (resultan dua buah gaya tersebut sama dengan nol). Seimbang Σ F=0. Berdasarkan penjelasan tentang keseimbangan gaya tersebut bila memperhatikan gerakkan planet planet, Matahari, Bumi, Bulan serta milyaran bintang bintang di jagad raya tampak sangat jelas keseimbangan alam semesta yang sangat teratur rapi dan sempurna. Jarak Matahari, Bumi, Bulan, planet planet serta milyaran bintang diatur sedemikian rupa sehingga tidak terjadi benturan atau tabrak antar planet angkasa yang satu dengan yang lain juga dengan matahari karena masing masing bergerak sesuai garis orbitnya. Lintasan gerak planet mengelilingi mataharai berbentuk ellips. Saat jarak terjauh dari matahari disebut perihelium dan jarak terdekat dengan matahari disebut aphehelium. Planet saat berada pada jarak terdekat dengan matahari tidak dapat
ditarik
gaya
gravitasi
matahari
yang
lebih
besar
sehingga
menabraknyakarena adabatas jarak terdekat yang dinamakan rocklimit. Demikian pula orbit peredaran bintang yang berjumlah milyaran dalam sebuah galaksi sangat teratur rapi dan seimbang. Jika seandainya semua itu tidak teratur rapi dan seimbang, maka terjadilah kehancuran yang teramat dahsyat di alam semesta. commit to user
47 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Sungguh semua bukti ilmiah itu menunjukkan keberadaan Allah Yang Maha Esa dan maha Kuasa. Maka benarlah Allah yang berfirman dalam Al-Qur’an tentang gerakan benda-benda langit pada orbitnya, “Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malampun tidak dapat mendahului siang. Dan masingmasing beredar pada garis edarnya.” (QS. Yasin:40)
b. Hukum Newton Seorang ilmuwan Fisika Inggris terkemuka, Sir Isaac Newton (1642-1727) mengemukakan teorinya tentang gerak yang terangkum dalam 3 Hukum Gerak Newton. Hukum Newton I menyatakan: Jika sebuah benda bergerak lurus beraturan atau diam, benda tersebut akan terus bergerak lurus beraturan atau diam, kecuali ada gaya luar yang berkerja padanya. Secara matematis, Hukum Newton I dinyatakan:
Σ F=0
…………………….. (2.1.)
Persamaan tersebut memiliki 2 keadaan, yaitu benda semula diam dan benda awalnya bergerak dengan kecepatan tetap (GLB). Dengan demikian memilki dua pengertian yaitu: pertama, benda mulanya diam dan akan tetap diam selama tidak ada gaya luar yang berkerja padanya. Kedua, benda mulanya bergerak dengan kecepatan tetap akan tetap bergerak dengan kecepatan tetap selama tidak ada gaya yang bekerja padanya. Sehingga Hukum Newton I ini disebut dengan keseimbangan gaya. Dari penjelasan ini, sangat mudah dipahami commit user akibat gaya tarik gravitasi tidak bahwa gerakkan bulan mengelilingi Bumitosebagai
48 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
menyebabkan bulan sampai jatuh menabrak Bumi karena adanya gaya sentrifugal sebagai penyeimbang. Keseimbangan gerak Bulan dan Bumi ini menunjukkan kekuasaan dan keesaan Allah ‘Azza wa Jalla sebagaimana firmanNya: “Dan Dia telah menundukkan (pula) bagimu matahari dan bulan yang terus menerus beredar (dalam orbitnya); dan telah menundukkan bagimu malam dan siang”. (QS. Ibrahim:33) Hukum Newton I juga menggambarkan bahwa suatu benda akan selalu berusaha mempertahankan keadaan gerak atau diamnya. Sifat ini disebut inersia atau kelembaman (kemalasan), sehingga hukum Newton I dikenal juga dengan hukum kelembaman. Sifat inersia benda ini ditentukan oleh masanya. Semakin besar masa benda, kemampuan untuk mempertahankan keadaannya akan semakin besar pula. Hukum Newton II menyatakan bahwa jumlah semua gaya luar yang bekerja pada suatu benda akan mengakibatkan perubahan gerak benda tersebut. Gaya yang diberikan pada sebuah benda sebanding dengan percepatan yang dialami benda tersebut. Secara matematis dituliskan: Σ F= m.a
…………………….. (2.2.)
Sigma Gaya (ΣF) merupakan resultan gaya yang bekerja pada benda dalam satuan N (Newton). Sedangkan m (mass) adalah masa benda dalam satuan kg dan a (acceleration) adalah percepatan gerak benda dalam satuan m/s2. Gerak dalam hal ini ditunjukkan oleh kecepatan. Sehingga kecepatan gerak benda akan berubah jika benda tersebut diberi gaya. Perubahan kecepatan dapat terjadi karena gerak benda dipercepat atau diperlambat, sehingga terdapat percepatan. commit to user
49 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Contohnya air hujan yang bergerak turun dari awan mendung dengan kecepatan yang semakin tinggi menuju ke permukaan Bumi telah melakukan gaya sebagai akibat tarikan gravitasi Bumi. Maka benarlah Allah yang berfirman: “Allah, Dialah yang mengirim angin, lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut yang dikehendaki-Nya, dan menjadikannya bergumpal-gumpal; lalu kamu lihat hujan ke luar dari celah-celahnya, maka apabila hujan itu turun mengenai hamba-hamba-Nya yang dikehendaki-Nya tibatiba mereka menjadi gembira”. (QS. Ar-Rum:48) Hukum Newton III menyatakan bahwa jika benda A memberikan gaya aksi kepada benda B, maka benda B tersebut akan memberikan gaya reaksi kepada benda A yang besar gayanya sama tetapi arahnya berlawanan. Secara matematis dapat dituliskan: Σ Faksi = - Σ F reaksi …………………….. (2.3.) Berdasarkan hukum Newton III di atas, manusia di abad modern ini telah mampu membuat roket luar angkasa yang meluncur hingga menembus atmosfer Bumi. Pada bagian bawah roket terdapat tempat pembakaran bahan oksigen dan hidrogen cair. Gas panas hasil pembakaran memberikan gaya aksi ke bawah dan akibatnya muncul gaya reaksi yang mendorong roket ke atas dengan besar gaya yang sama dan arahnya berlawanan. Secara filosofis pemahaman ini dapat diperluas bahwa manusia berbuat sesuatu berarti telah memberikan gaya aksi. Sebagai konsekuensinya akan muncul gaya reaksi yang diterimanya dengan besar gaya yang sama. Dia akan mendapatkan balasan terhadap apa yang telah dia perbuat sesuai besar kecilnya commit to user
50 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
perbuatan yang dilakukan. Sama saja apakah perbuatan itu suatu kebaikan sehingga akan mendapatkan balasan pahala kebaikan pula ataukah kejelekan sehingga mendapatkan balasan dosa keburukan yang setimpal pula, maka benarlah Allah yang berfirman di dalam Al-Qur’an, “Barang siapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarah pun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya. Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan seberat zarah pun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya pula.”(QS. Az-Zalzalah:7-8). Dalam sains, yang dimaksudkan zarah (bijih gandum) adalah partikel terkecil yang tidak dapat dibagi lagi, diebut atom. Dalam perkembangan sains modern selanjutnya, ternyata terdapatpartikel yang lebih kecil sebagai penyusun atom, yaitu proton, neutron dan elektron. Bagkan banyak sekali ditemukan partikel elementer lain seperti patikel Muon oleh Neddermeyer pada 1937. Selain itu diklasifikasikan keluarga pula partikel elementer yaitu Photon , Lepton (elektron, Muon, Tau, neutrino) dan Hadron (Mesons: Pion, Kaon, Eta. Baryons: Proton, Neutron, Lambda dan Sigma).
7. Pembejalaran Kooperatif Metode Pembelajaran Kooperatif merupakan pembelajaran dalam bentuk kelompok-kelompok kecil yang saling bekerjasama. Pembelajaran Kooperatif menjadi sebuah alternatif model pembelajaran di kelas yang memfasilitasi aktivitas pembelajaran siswa. Di dalamnya terdapat hubungan interaksi antar teman dan dapat mengarahkan kepada sikap yang positif (Johnson & Johnson 1989; Slavin 1990). Dalam jurnal Pendidikan Malaysia, Eurasia Journal of commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
51 digilib.uns.ac.id
Mathematics, Science & Technology Education, 2007, 3 (1), 35-39 yang berjudul “Promoting Cooperative Learning in Science and Mathematics Education: A Malaysian Perspective” disebutkan.
“The use of cooperative learning as an alternative to traditional method is emphasized. Cooperative learning is grounded in the belief that learning is most effective when students are actively involved in sharing ideas and work cooperatively to complete academic tasks.”
Pernyataan di atas menunjukkan metode pembelajaran kooperatif sebagai salah satu alternatif pengganti metode tradisional dipandang lebih baik karena berasumsi bahwa bila siswa aktif dalam proses pembelajaran, maka tujuan belajar tersebut akan dapat tercapai dengan efektif. Ini karena siswa dapat berbagi pendapat dan bekerja sama dalam sebuah tim untuk mencapai target belajar dengan menyelesaikan tugas akademik mereka. Menurut Syaiful Sagala (2003) pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pengajaran/pembelajaran yang didasarkan pada pohon konstruktivisme. Dalam teori konstruktivisme bahwa siswa harus menemukan sendiri dan memecahkan incormasi baru dengan aturan lama dan merevisinya apabila aturan aturan itu tidak sesuai lagi dalam pandangan teori konstruktivisme, strategi memperoleh lebih diutamakan dibandingkan seberapa banyak siswa memperoleh dan mengingat pengetahuan. Bentuk pembelajaran kooperatif menggunakan target sasaran grup, dimana setiap anggota grup berusaha untuk membantu menyelesaikan tugas bersama sampai berhasil. Hasilnya, hubungan saling kebergantungan yang positif to user terbentuk dan berkembang dalam commit kelompok dimana satu anggota mendukung dan
perpustakaan.uns.ac.id
52 digilib.uns.ac.id
memotivasi yang lainnya, menjalin hubungan positif antar teman dan berusaha memberikan penerimaan dan keterbukaan antar satu dengan yang lain. Dalam waktu yang sama rasa tangggungjawab memacu mereka untuk memajukan pembelajaran tiap-tiap individu, sehingga dapat meraih prestasi. Secara pokok, pembelajaran kooperatif diperlukan agar setiap anggota saling memberikan arahan pembagian tugas dan menjadi sumber motivasi bagi yang lain.
“Cooperation Learning is usually defined as the activity of the members of a larger group in which more encompassing task or a more complex problem is broken down into parts, which can be mastered individually or in smaller teams In the end, partial solutions are exchanged and summarized to a final solution”.(Aronson’s et al. 113:1978)
Jadi, dalam pembelajaran kooperatif aktivitas utamanya setiap anggota kelompok menyelesaikan tugas atau persoalan yang komplek yang sudah dibagibagi menjadi bagian tugas yang lebih kecil. Setelah selesai, hasilnya akan ditukar dan disimpulkan sebagai sebuah solusi final. Secara umum terdapat 4 macam model pembelajaran kooperatif yang dikemukakan oleh Arends (2001), yaitu; (1) Student Teams Achievement Division (STAD), (2) Group Investigation, (3) Jigsaw, dan (4) Structural Approach. Ciriciri model pembelajaran kooperatif adalah; (1) belajar bersama dengan teman, (2) selama proses belajar terjadi tatap muka antar teman, (3) saling mendengarkan pendapat di antara anggota kelompok, (4) belajar dari teman sendiri dalam kelompok, (5) belajar dalam kelompok kecil, (6) produktif berbicara atau saling mengemukakan pendapat, (7) keputusan tergantung pada mahasiswa sendiri, (8) user ciri-ciri tersebut, Johnson dan mahasiswa aktif (Stahl, 1994). commit Senada to dengan
53 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Johnson (1984) serta Hilke (1990) mengemukakan ciri-ciri pembelajaran kooperatif adalah; (1) terdapat saling ketergantungan yang positif di antar anggota kelompok, (2) dapat dipertanggungjawabkan secara individu, (3) heterogen, (4) berbagi kepemimpinan, (5) berbagi tanggung jawab, (6) menekankan pada tugas dan kebersamaan, (7) membentuk keterampilan sosial, (8) peran guru/dosen mengamati proses belajar mahasiswa, (9) efektivitas belajar tergantung pada kelompok. Proses belajar terjadi dalam kelompok-kelompok kecil (3-4 orang anggota), bersifat heterogen tanpa memperhatikan perbedaan kemampuan akademik, jender, suku, maupun lainnya.
7.1. Pembelajaran Kooperatif Jigsaw Metode Pembelajaran kooperatif Jigsaw dikembangkan oleh Elliot Aronson dan rekan-rekannya (1978). Metode orisinilnya, secara singkat digambarkan para siswa bekerja dalam tim yang heterogen, seperti dalam STAD dan TGT. Dalam model pembelajaran kooperatif Jigsaw, setiap peserta didik menjadi anggota kelompok asal (home group) dan kelompok ahli (expert group). Peserta didik dalam kelompok ahli bertanggungjawab terhadap penguasaan materi yang menjadi bagian yang harus dipelajari dan berkewajiban mengajarkan kepada peserta didik lain dalam kelompoknya (Arend, 1997). Para peserta didik tersebut diberikan tugas untuk membaca beberapa bab atau unit, dan diberikan lembar ahli yang terdiri atas topik-topik yang berbeda yang harus menjadi fokus perhatian masing-masing anggota tim saat mereka membaca. Setelah semua anak selesai membaca, peserta didik dari tim yang berbeda yang mempunyai fokus topik yang commit to user
54 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
sama bertemu dalam kelompok ahli untuk mendiskusikan topik mereka sekitar tiga puluh menit. Para ahli tersebut kemudian kembali menjadi tim mereka secara bergantian mengajari teman satu timnya mengenai topik mereka. Yang terkahir adalah para peserta didik menerima penilaian yang mencakup seluruh topik dan skor kuis akan menjadi skor tim. Skor-skor yang dikontribusikan kepada para peserta didik kepada timnya didasarkan pada sistem skor perkembangan individual, dan para peserta didik yang timnya meraih skor tertinggi akan menerima sertifikat (Slavin,2010).
7.2.
Pembelajaran Kooperatif STAD
Students Team Achievment Divisions (STAD) yang dikembangkan oleh Robert Slavin E, di Universitas John Hopkins AS merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, dan merupakan model yang paling baik untuk permulaan bagi para guru yang baru menggunakan pendekatan kooperatif (Slavin, 2005). STAD terdiri atas lima komponen utama-presentasi kelas, tim, kuis, skor kemajuan individual, rekognisi tim. Materi dalam STAD pertama-tama diperkenalkan dalam presentas di dalam kelas. Ini merupakan pengajaran langsung seperti yang sering kali dilakukan atau diskusi pelajaran yang dipimpin oleh guru, tetapi bisa juga memasukkan presentasi audiovisual. Bedanya presentasi kelas dengan pengajaran biasa hanyalah bahwa presentasi tersebut haruslah benar-benar berfokus pada unit STAD. Dengan cara ini, para siswa akan menyadari bahwa mereka harus benar-benar memberi perhatian penuh commit to user
55 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
selama presentasi kelas, karena dengan demikian akan sangat membantu mereka mengerjakan kuis-kuis, dan skor mereka menentukan skor tim mereka. Oleh karenanya model pembelajaran STAD menitik beratkan pada pencapaian kemampuan penguasaan materi secara bersama sama. Slavin (1994) menyatakan bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep-konsep yang sulit apabila siswa dapat saling mendiskusikan masalah-masalah itu dengan temannya.
8. Motivasi Belajar Motivasi adalah suatu semangat atau gairah untuk mencapai sesuatu. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer, motivasi diartikan sebagai keinginan atau dorongan yang timbul pada diri seseorang baik secara sadar maupun tidak sadar untuk melakukan sesuatu perbuatan dengan tujuan tertentu. Menurut Alisuf Sabri, motivasi adalah segala sesuatu yang menjadi pendorong tingkah laku yang menuntut atau mendorong orang untuk memenuhi suatu kebutuhan. Motivasi yang kuat dalam diri siswa akan meningkatkan minat, kemauan dan semangat yang tinggi dalam belajar, oleh karena antara motivasi dan prestasi belajar mempunyai hubungan yang erat. Sebagaimana yang dikatakan oleh Sardiman A.M dalam bukunya Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar bahwa : “Dalam kegiatan belajar, maka motivasi menimbulkan kegiatan belajar, menjamin commit to user
56 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
kelangsungan dari kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai.” 1. Motivasi terbagi menjadi dua bentuk, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik, siswa yang didorong oleh motivasi intrinsik akan belajar karena ingin mencapai tujuan yang terkandung dalam perbuatan belajar tersebut seperti menambah wawasan dan pengetahuan, sedangkan siswa yang didorong oleh motivasi ekstrinsik dia belajar bukan untuk menambah wawasan dan pengetahuannya, akan tetapi untuk mencapai tujuan tujuan diluar perbuatan belajar tersebut. Siswa yang didorong motivasi intrinsik mempunyai tujuan antara lain: ingin menjadi orang yang terdidik, berpengetahuan, ahli dalam bidang studi tertentu dan sebagainya. Tanpa belajar seseorang tidaklah mungkin menjadi ahli dalam bidang tertentu (Wongkeban, 2008) (on line). Motivasi memegang peranan penting dalam memberikan gairah atau semangat belajar. Dengan adanya motivasi belajar (khususnya belajar Fisika), dalam diri siswa akan timbul dorongan mental untuk melakukan aktivitas belajar Fisika guna mencapai tujuan tertentu. Dalam penelitian ini, tinjauan motivasi dibatasi dengan motivasi belajar yang mencakup semangat untuk memahami materi, ketekunan dalam belajar, sikap keterbukaan dan kemauan untuk mencapai keberhasilan.
9. Karakter commit to user
57 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Berdasarkan fungsi dan tujuan pendidikan nasional, jelas bahwa pendidikan di setiap jenjang, termasuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) harus diselenggarakan secara sistematis guna mencapai tujuan tersebut. Hal tersebut berkaitan dengan pembentukan karakter peserta didik sehingga mampu bersaing, beretika, bermoral, sopan
santun
dan
berinteraksi dengan
masyarakat.
Berdasarkan penelitian di Harvard University Amerika Serikat (Ali Ibrahim Akbar, 2000), ternyata kesuksesan seseorang tidak ditentukan semata-mata oleh pengetahuan dan kemampuan teknis (hard skill) saja, tetapi lebih oleh kemampuan mengelola diri dan orang lain (soft skill). Penelitian ini mengungkapkan, kesuksesan hanya ditentukan sekitar 20 persen oleh hard skill dan sisanya 80 persen oleh soft skill. Bahkan orang-orang tersukses di dunia bisa berhasil dikarenakan lebih banyak didukung kemampuan soft skill daripada hard skill. Hal ini mengisyaratkan bahwa mutu pendidikan karakter peserta didik sangat penting untuk ditingkatkan. Karakter berasal dari bahasa Yunani yang berarti “to mark” atau menandai dan memfokuskan bagaimana mengaplikasikan nilai kebaikan dalam bentuk tindakan atau tingkah laku, sehingga orang yang tidak jujur, kejam, rakus dan perilaku jelek lainnya dikatakan orang berkarakter jelek. Sebaliknya, orang yang perilakunya sesuai dengan kaidah moral disebut dengan berkarakter mulia. Pengertian karakter sebagaimana yang disebutkan oleh Kementerian Pendidikan Nasional Ditjen Mandikdasmen Direktorat Pembinaan SMP adalah perilaku yang dilandasi
oleh
nilai-nilai
berdasarkan
norma
agama,
kebudayaan,
hukum/konstitusi, adat istiadat, dan estetika (Pendidikan Karakter di SMP, 2010). commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
58 digilib.uns.ac.id
Sedangkan pengertian pendidikan karakter adalah upaya yang terencana untuk menjadikan peserta didik mengenal, peduli dan menginternalisasi nilai-nilai sehingga peserta didik berperilaku sebagai insan kamil. Menurut David Elkind & Freddy Sweet (2004), pendidikan karakter dimaknai sebagai berikut: “character education is the deliberate effort to help people understand, care about, and act upon core ethical values. When we think about the kind of character we want for our children, it is clear that we want them to be able to judge what is right, care deeply about what is right, and then do what they believe to be right, even in the face of pressure from without and temptation from within”. Menurut T. Ramli (2003), pendidikan karakter memiliki esensi dan makna yang sama dengan pendidikan moral dan pendidikan akhlak. Tujuannya adalah membentuk pribadi anak, supaya menjadi manusia yang baik, warga masyarakat, dan warga negara yang baik Dalam dimensi agama Islam, karakter berkaitan dengan akhlak. Secara etimologis, kata akhlak berasal dari bahasa Arab al-akhlaq yang merupakan bentuk jamak dari kata khuluq yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku, atau tabiat (Hamzah Ya’qub, 1988: 11). Sinonim dari kata akhlak ini adalah etika, moral, dan karakter. Sedangkan secara terminologis, akhlak berarti keadaan gerak jiwa yang mendorong ke arah melakukan perbuatan dengan tidak menghajatkan pikiran. Inilah pendapat yang dikemukakan oleh Ibnu Maskawaih. Sedang al-Ghazali mendefinisikan akhlak sebagai suatu sifat yang tetap pada jiwa yang daripadanya timbul perbuatan-perbuatan dengan mudah, dengan tidak membutuhkan kepada pikiran (Rahmat Djatnika, 1996: 27). Akhlak merupakan commit user yang memiliki kedudukan yang salah satu dari tiga kerangka dasar ajarantoIslam
59 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
sangat penting, di samping dua kerangka dasar lainnya, aqidah dan syariah. Allah menjadikan Nabi Muhammad sebagai teladan yang terbaik yang harus dicontoh sikap dan perilakunya. Terkait dengan ini Allah ‘Azza Wa Jalla berfirman: “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS. al-Ahzab (21): 21). Nabi Muhammad Saw. dalam salah satu sabdanya mengisyaratkan bahwa kehadirannya di muka bumi ini membawa misi pokok untuk menyempurnakan akhlak manusia yang mulia. Nabi Muhammad Saw. bersabda: “Aku hanya diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia”. (HR. Ahmad). Dalil-dalil di atas menunjukkan bahwa akhlak Islam bukan hanya hasil pemikiran dan tidak berarti lepas dari realitas hidup, melainkan merupakan persoalan yang terkait dengan akal, ruh, hati, jiwa, realitas, dan tujuan yang digariskan oleh akhlaq qur’aniah (Ainain, 1980: 186). Dengan demikian akhlak karimah merupakan sistem perilaku yang diwajibkan dalam agama Islam melalui nash al-Quran dan Hadits.
10. Nilai-Nilai Karakter Dalam buku Panduan Pendidikan Karakter oleh Mendikdasmen menjelaskan bahwa berdasarkan kajian nilai-nilai agama, norma-norma sosial, peraturan/hukum, etika akademik, dan prinsip-prinsip HAM, telah teridentifikasi butir-butir nilai yang dikelompokkan menjadi lima nilai utama, yaitu nilai-nilai perilaku manusia dalam hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, commit to user
60 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
sesama manusia, dan lingkungan serta kebangsaan. Berikut adalah daftar nilainilai utama yang dimaksud dan diskripsi ringkasnya. a. Nilai karakter dalam hubungannya dengan Tuhan 1. Religius, yaitu hati, perkataan, dan tindakan seseorang yang diupayakan selalu berdasarkan pada nilai-nilai Ketuhanan dan/atau ajaran agamanya.
b. Nilai karakter dalam hubungannya dengan diri sendiri 1) Jujur, yaitu perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan, baik terhadap diri dan pihak lain 2) Bertanggung
jawab,
yaitu
sikap
dan
perilaku
seseorang
untuk
melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagaimana yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan YME. 3) Bergaya hidup sehat, yaitu segala upaya untuk menerapkan kebiasaan yang baik dalam menciptakan hidup yang sehat dan menghindarkan kebiasaan buruk yang dapat mengganggu kesehatan. 4) Disiplin, tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.
commit to user
61 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
5) Kerja keras, yaitu perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan
guna menyelesaikan tugas
(belajar/pekerjaan) dengan sebaik-baiknya. 6) Percaya diri, yaitu sikap yakin akan kemampuan diri sendiri terhadap pemenuhan tercapainya setiap keinginan dan harapannya. 7) Berjiwa wirausaha, yaitu sikap dan perilaku yang mandiri dan pandai atau berbakat mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru, memasarkannya, serta mengatur permodalan operasinya. 8) Berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif, yaitu berpikir dan melakukan sesuatu secara kenyataan atau logika untuk menghasilkan cara atau hasil baru dan termutakhir dari apa yang telah dimiliki. 9) Mandiri, yaitu sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas. 10) Ingin tahu, yaitu sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari apa yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar. 11) Cinta ilmu, yaitu cara berpikir, bersikap dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan,
kepedulian,
dan
penghargaan
pengetahuan. c. Nilai karakter dalam hubungannya dengan sesama
commit to user
yang
tinggi
terhadap
perpustakaan.uns.ac.id
62 digilib.uns.ac.id
1) Sadar akan hak dan kewajiban diri dan orang lain, yaitu sikap tahu dan mengerti serta melaksanakan apa yang menjadi milik/hak diri sendiri dan orang lain serta tugas/kewajiban diri sendiri serta orang lain. 2) Patuh pada aturan-aturan sosial, yaitu sikap menurut dan taat terhadap aturan-aturan berkenaan dengan masyarakat dan kepentingan umum. 3) Menghargai karya dan prestasi orang lain, yaitu sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui dan menghormati keberhasilan orang lain. 4) Santun, yaitu sifat yang halus dan baik dari sudut pandang tata bahasa maupun tata perilakunya ke semua orang. 5) Demokratis, yaitu cara berfikir, bersikap dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain. d. Nilai karakter dalam hubungannya dengan lingkungan 1) Peduli sosial dan lingkungan, yaitu sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi dan selalu ingin memberi bantuan bagi orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.
e. Nilai kebangsaan Cara berpikir, bertindak, dan wawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya. commit to user
63 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
1) Nasionalis, yaitu cara berfikir, bersikap dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan
yang tinggi terhadap bahasa,
lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsanya. 2) Menghargai keberagaman, yaitu sikap memberikan respek/ hormat terhadap berbagai macam hal baik yang berbentuk
fisik, sifat, adat,
budaya, suku, dan agama.
11. Prestasi Belajar Prestasi belajar secara etimologi terdiri dari dua kata yaitu prestasi dan belajar. Menurut kamus bahasa Indonesia dijelaskan bahwa prestasi adalah hasil yang telah dicapai (Poerwadarminta, 1989: 784). Winkel mengartikan:” prestasi adalah bukti keberhasilan usaha yang dapat dicapai”. (Winkel,1993:73). “Prestasi dikatakan juga merupakan hasil yang telah dicapai oleh peserta didik daam belajar” (Muhibbin Syah, 1995:76). Prestasi menunjukkan adanya tingkat keberhasilan akibat melakukan aktivitas, sedangkan belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan demi perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan. Jadi prestasi belajar merupakan indikator sebagai tingkat keberhasilan seorang siswa atau anak didik yang meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik setelah mengikuti proses belajar mengajar. Menurut Alex Sobur (1986:61), anak-anak yang memiliki tingkah laku berprestasi pada umumnya akan menunjukkan empat macam tingkah laku yang commit to user
64 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dapat membedakan mereka dari anak-anak lain (1) Dalam berbagai macam situasi, mereka akan menunjukkan usaha yang kuat untuk selalu dapat menyelesaikan setiap persoalan yang dihadapinya dengan tuntas. Mereka cenderung untuk selalu berhasil dengan baik dalam menyelesaikan tugasnya, (2) Mereka umumnya mempunyai rasa kompetisi terhadap diri serndiri. Mereka akan selalu berusaha meningkatkan prestasinya melebihi prestasi terakhir yang pernah dicapainya, (3) Mereka juga senantiasa bersaing dengan teman-temannya dalam berprestasi. Dengan kata lain dalam mencapai suatu prestasi mereka bersaing dengan teman dan bersaing dengan diri sendiri, (4) Mereka berusaha untuk memperlihatkan hasil yang telah dicapainya pada guru ataupun orangtua. Umumnya mereka merasa senang bila mendapat pujian atau semacamnya dari orang lain.
B. Penelitian yang Relevan Sebagai bahan perbandingan, perlu dikemukakan penelitian-penelitian terdahulu yang ada hubungannya dengan penelitian yang dilakukan, agar dapat memberikan gambaran yang jelas. 1. Penelitian yang dilakukan oleh Sumarsono (2005) tentang Pembelajaran kooperatif Model STAD (Student Team Achievement Divisions) dan Model Jigsaw terhadap prestasi belajar Fisika ditinjau dari Aktivitas Belajar Siswa. Dari analisis disimpulkan bahwa : a) Terdapat perbedaan prestasi belajar siswa yang signifikan antara siswa yang memperoleh pelajaran fisika dengan model pembelajaran Jigsaw dengan model pembelajaran STAD. b) Terdapat perbedaan commit to user
65 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
yang signifikan pada prestasi belajar siswa yang memiliki aktivitas belajar rendah. c) Terdapat pengaruh interaksi antara model pembelajaran kooperatif STAD dan Jigsaw dengan aktifitas belajar siswa terhadap prestasi belajar siswa. Dengan hasil tersebut , maka pada penelitian ini akan menggunakan model pembelajaran kooperatif yang sama, sedangkan variabel bebasnya yaitu motivasi belajar dan karakter siswa. 2. Penelitian yang dilakukan oleh Tulus Junanto (2008) tentang pengaruh Pembelajaran STAD dan Think Pair Share (TPS) terhadap prestasi belajar ditinjau dari sikap ilmiah. Hasil analisis menunjukkan
bahwa: 1) prestasi belajar
mahasiswa dengan menggunakan pembelajaran kooperatif type STAD lebih baik daripada TPS baik pada aspek kognitif maupun aspek afektif, 2) mahasiswa yang memiliki sikap ilmiah tinggi memperoleh prestasi belajar lebih baik dari pada mahasiswa yang memiliki sikap ilmiah rendah baik pada aspek kognitif maupun aspek afektif. 3) Ada interaksi antara metode pembelajaran STAD dan TPS dengan sikap ilmiah, metode pembelajaran STAD dan TPS memberi efek yang berbeda terhadap prestasi belajar pada kelompok mahasiswa yang mempunyai sikap ilmiah yang berbeda. Pada penelitian Tulus Junanto yang dibandingkan adalah pembelajaran kooperatif tipe STAD dan TPS , sedangkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti membandingkan pembelajaran kooperatif tipe STAD dan Jigsaw. Pada penelitian Tulus Junanto menggunakan variabel moderator sikap ilmiah, sedang yang peneliti lakukan menggunakan variabel moderator motivasi belajar dan karakter siswa. Persamaan dengan yang peneliti lakukan yaitu samasama membandingkan variabel moderator terhadap variabel terikat. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
66 digilib.uns.ac.id
3. Penelitian yang dilakukan oleh Suharno (2009) tentang Jigsaw dan TGT yang ditinjau dari orientasi kepribadiaan kooperatif. Dari analisis berhasil menunjukkan adanya perbedaan prestasi belajar antara pembelajaran kooperatif model Jigsaw dan TGT. Dan tidak adanya perbedaan prestasi belajar siswa tingkatan orientasi kepribadian kooperatif tinggi,sedang dan rendah. Tidak terdapat interaksi antara pembelajaran kooperatif model Jigsaw dan TGT. Perbedaan penelitian ini adalah pada model pembelajaran. Penelitian yang dilakukan oleh Suharno model pembelajaran menggunakan Jigsaw dan TGT, sedang penelitian ini menggunakan tipe STAD dan Jigsaw. Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Suharno menggunakan variabel moderator orientasi kepribadian kooperatif, sedang dalam penelitian ini menggunakan variabel moderator motivasi belajar dan karakter siswa. 4. Dalam jurnal Pendidikan Malaysia, Eurasia Journal of Mathematics, Science & Technology Education, 2007, 3 (1), 35-39 yang berjudul “Promoting Cooperative Learning in Science and Mathematics Education: A Malaysian Perspective” disebutkan bahwa metode pembelajaran kooperatif sebagai salah satu alternatif pengganti metode tradisional dipandang lebih baik karena berasumsi bahwa bila siswa aktif dalam proses pembelajaran, maka tujuan belajar tersebut akan dapat tercapai dengan efektif. Ini karena siswa dapat berbagi pendapat dan bekerja sama dalam sebuah tim untuk mencapai target belajar dengan menyelesaikan tugas akademik mereka. 5. Dalam Jurnal Science for All Americans, Project 2061 (American Association for the Advancement of Science, 1989) menjelaskan tentang pentingnya metode commit to user
67 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pembelajaran kooperatif yang didasarkan pada kolaborasi yang konsisten terhadap penyelidikan ilmiah. Ini mengrahkan kepada pemahaman bahwa metode pembelajaran kooperatif akan mengena karena sesuai sifat metode ilmiah yang dapat meningkatkan prestasi siswa.
C. Kerangka Berfikir Berdasarkan latar belakang masalah dan kajian teori yang telah diuraikan sebelumnya, maka berikut ini adalah kerangka berfikir untuk mengetahui jawaban sementara dari penelitian yang akan dilakukan. Penelitian tentang implementasi aqidah tauhid dalam pembelajaran IPA Fisika dengan menggunakan metode kooperatif Jigsaw dan STAD yang ditinjau dari sisi Motivasi Belajar dan karakter Siswa ini cukup banyak cakupannya. Oleh karenanya agar lebih sistematis, dalam penelitianm materi Gaya dan Hukum Newton yang akan dilakukandapat ditetapkan kerangka berfikir sebagai berikut:
Muncul Permasalahan Pembelajaran Siswa Kelas VIII di SMP Al-Islam 1 Surakarta -
Pemisahan mata pelajaran Agama Islam dan IPA Fisika sehingga keimanan aqidah tauhid belum terimplementasikan dalam meningkatkan motivasi dan karakter siswa.
-
Penerapan model pembelajaran yang kurang tepat, siswa memiliki pemahaman konsep Fisika yang rendah.
Solusi Permasalahan
commit to user
Kajian Teori
68 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Implementasi aqidah tauhid dalam pembelajaran IPA Fisika dengan metode kooperatif Jigsaw dan STAD ditinjau dari motivasi belajar dan karakter siswa
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Metode Kooperatif JIGSAW
Metode kooperatif STAD
Motivasi Belajar Meningkat
Terbentuk Karakter Siswa
Prestasi Belajar Fisika Meningkat tuntas KKM Gambar 2.2. Kerangka Berfikir
Kerangka berfikir penelitian di atas menunjukkan bahwa diantara persoalan yang dihadapi dalam pendidikan sains adalah pemisahan mata pelajaran Agama Islam dan IPA Fisika yang berakibat bahwa siswa tidak diarahkan untuk mengenal, memahami, menghayati keteraturan ciptaan Allah ‘Azza Wa Jalla di alam semesta ini sehingga keimanan aqidah tauhid belum terimplementasikan dalam rangka meningkatkan motivasi dan karakter siswa. Dimana dalam penelitian ini memberikan prediksi bahwa motivasi tinggi dan karakter yang kuat pada siswa dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Selain permasalahan di atas juga berkaitan dengan metode pebelajaran. Penerapan model pembelajaran yang kurang tepat, siswa akan memiliki pemahaman konsep Fisika yang rendah, hal ini commit to user
69 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
disebabkan bahwa selama menggunakan metode tradisional ceramah kurang begitu memahamkan siswa dalam penguasaan materi IPA. Oleh
karenanya, sebagai
salah
satu
solusi alternatifnya adalah
diimplementasikan aqidah tauhid dalam pembelajaran IPA Fisika dengan metode kooperatif Jigsaw dan STAD ditinjau dari motivasi belajar dan karakter siswa dengan harapan prestasi belajar meningkat. Dari penjelasan ini dapat dipersingkat bahwa dengan implementasi aqidah tauhid dalam pembelajaran IPA Fisika akan mengenalkan para siswa kepada kekuasaan Allah Robb alam semesta sehingga meningkatkan motivasi belajar tinggi dan karakter akhlak yang mulia dengan melalui pembelajaran kooperatif diskusi kelompok saling berbagi pendapat hingga pada akhirnya dapat tercapai prestasi belajar IPA Fisika yang optimal.
D. Hipotesis
2. Ada pengaruh implementasi aqidah tauhid dalam pembelajaran IPA Fisika dengan metode kooperatif Jigsaw dan STAD terhadap prestasi belajar siswa. 3. Ada pengaruh motivasi belajar tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar siswa. 4. Ada pengaruh karakter tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar siswa. 5. Ada interaksi antara metode kooperatif Jigsaw dan STAD dengan motivasi belajar terhadap prestasi belajar siswa. commit to user
70 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
6. Ada interaksi antara metode kooperatif Jigsaw dan STAD dengan karakter siswa terhadap prestasi belajar siswa. 7. Ada interaksi motivasi belajar dengan karakter siswa terhadap prestasi belajar siswa. 8. Ada interaksi antara metode kooperatif Jigsaw dan STAD, motivasi belajar dan karakter siswa terhadap prestasi belajar siswa.
commit to user
68 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan di SMP Al-Islam 1 Surakarta dengan alamat: Jl. Mr. Muh. Yamin No. 125 Kelurahan Tipes, Kecamatan Serengan, Surakarta. Penelitian telah dilakukan pada tahun pelajaran 2011/2012 semester Gasal mulai bulan Juli 2011 dengan jadwal kegiatan penelitian tercantum pada tabel 3.1 berikut: Tabel 3.1. Jadwal Penelitian
3 1.
2.
3.
Tahap Persiapan Pengajuan judul Penyusunan proposal Seminar proposal Pembimbingan proposal Permohonan perijinan Tahap Pelaksanaan Penyusunan instrument Uji coba instrument Pelaksanaan penelitian Tahap Penyelesaian Pengolahan data Penyusunan laporan
4
5
6
√ √
√
√
7
8
Bulan 9 10
11
12
1 √
2 √
√ √ √ √ √
√ √ √
√ √ √ √
√ √
B. Populasi dan Sampel Populasi adalah sekumpulan individu dengan ciri-ciri yang telah ditetapkan. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (1998:115). “ Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian”. commit to user 68
69 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP AlIslam 1 tahun pelajaran 2010/2011. Jumlah seluruh kelas VIII sebanyak 8 kelas dengan jumlah seluruh populasi adalah 310. Pertimbangan atas pemilihan populasi di kelas VIII adalah: 1). Peneliti adalah pengajar IPA Fiska kelas VIII, 2) Peneliti memahami keadaan dan kemampuan secara umum dari kelas VIII A hingga VIII D. 3). Berdasarkan hasil ulangan harian bab Atom, Ion dan Molekul untuk kelas VIII C dan kelas VIII D adalah kelas berdistribusi normal dan homogen. Sampel merupakan bagian dari populasi yang bisa dikatakan sebagai wakil dari seluruh populasi. Menurut Suharsimi Arikunto (1998:117),” Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang akan diteliti”. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan teknic cluster random sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah kelas VIII C dengan metode STAD sedangkan VIII D dengan metode Jigsaw.
C. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen dan studi literatur dengan mengambil 2 kelompok secara acak, yaitu normal dan homogen. Kedua kelompok ini diberi perlakuan yang berbeda dari sisi model pembelajarannya. Kedua kelompok diberikan impementasi aqidah tauhid dalam pembelajaran IPA Fisika dan dengan tinjauan yang sama yaitu motivasi belajar dan karakter siswa. Model pembelajaran Kooperatif Jigsaw diterapkan terhadap commit to user
70 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
kelas VIII C yang berjumlah 38 siswa. Sedangkan metode kooperatif STAD diberlakukan terhadap kelas VIII D yang juga berjumlah 38 siswa.
D. Rancangan Penelitian Dalam penelitian ini, karena menggunakan penelitian eksperimental maka menggunakan rancangan desain faktorial 2x2x2 yang terdiri dari 3 variabel bebas dan terdiri dari 2 level. Rancangan desain factorial di tunjukkan pada tabel 3.1. Tabel. 3.2. Rancangan desain Penelitian
Karakter siswa (C)
Motivasi Belajar (B)
MODEL PEMBELAJARAN
JIGSAW (A1)
STAD (A2)
Tinggi (B 1)
A1B1
A2B1
Rendah (B 2)
A1B2
A2B2
Tinggi (C1)
A1C1
A2C1
Rendah (C2)
A1C2
A2C2
Berdasarkan
tabel
3.2.
implementasi
Aqidah
Tauhid
yang
ditransformasikan ke dalam pembelajaran IPA Fisika diberi simbul A. Untuk commit to user
71 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
metode kooperatif Jigsaw sebagai eksperimen 1 diberi simbul A1 dan untuk metode kooperatif STAD sebagai eksperimen 2 diberi simbul A2. Motivasi Belajar siswa dalam pembelajaran IPA Fisika diberi simbul B dengan rincian motivasi belajar tinggi diberi simbul B1 dan motivasi belajar rendah diberi simbul B2. Karakter siswa dalam pembelajaran IPA Fisika diberi simbul C dengan rincian karakter siswa tinggi diberi simbul C1 dan karakter siswa rendah diberi simbul C2. Pada kolom ke-tiga dan baris ke-empat yang bersimbul A1B1C1 menunjukkan arti prestasi belajar siswa melalui implementasi aqidah tauhid dalam pembelajaran IPA Fisika dengan metode kooperatif Jigsaw dengan motivasi tinggi dan karakter siswa tinggi. Pada kolom ke-empat dan baris ke-empat yang bersimbul A1B2C1 menunjukkan arti prestasi belajar siswa melalui implementasi aqidah tauhid dalam pembelajaran IPA Fisika dengan metode kooperatif Jigsaw dengan motivasi rendah dan karakter siswa tinggi. Pada kolom ke-lima dan baris ke-empat yang bersimbul A2B1C1 menunjukkan arti prestasi belajar siswa melalui implementasi aqidah tauhid dalam pembelajaran
IPA Fisika dengan metode kooperatif STAD dengan motivasi
tinggi dan karakter siswa tinggi. Pada kolom ke-enam dan baris ke-empat yang bersimbul A2B2C1 menunjukkan arti prestasi belajar siswa melalui implementasi aqidah tauhid dalam commit to user
72 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pembelajaran
IPA Fisika dengan metode kooperatif STAD dengan motivasi
rendah dan karakter siswa tinggi. Pada kolom ke-tiga dan baris ke-kelima yang bersimbul A1B1C2 menunjukkan arti prestasi belajar siswa melalui implementasi aqidah tauhid dalam pembelajaran
IPA Fisika dengan metode kooperatif Jigsaw dengan motivasi
tinggi dan karakter siswa rendah. Pada kolom ke-empat dan baris ke-kelima yang bersimbul A1B2C2 menunjukkan arti prestasi belajar siswa melalui implementasi aqidah tauhid dalam pembelajaran
IPA Fisika dengan metode kooperatif Jigsaw dengan motivasi
rendah dan karakter siswa rendah. Pada kolom ke-lima dan baris ke-kelima yang bersimbul A2B1C2 menunjukkan arti prestasi belajar siswa melalui implementasi aqidah tauhid dalam pembelajaran IPA Fisika dengan metode kooperatif STAD dengan motivasi tinggi dan karakter siswa rendah. Pada kolom ke-enam dan baris ke-kelima yang bersimbul A2B2C2 menunjukkan arti prestasi belajar siswa melalui implementasi aqidah tauhid dalam pembelajaran
IPA Fisika dengan metode kooperatif STAD dengan motivasi
rendah dan karakter siswa rendah.
E. Variabel Penelitian Variabel-variabel dalam penelitian ini melibatkan 3 variabel bebas dan satu variabel terikat sebagai berikut: 1. Variabel Bebas Pertama
commit to user
73 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Metode Pembelajaran berperan sebagai variabel bebas pertama yang terdiri dari metode kooperatif Jigsaw dan metode kooperatif STAD. a. Metode Kooperatif Jigsaw 1). Peranan
: Variabel aktif yang dimanipulasi
2). Simbol
: A1
3). Definisi Operasional : Metode Kooperatif Jigsaw adalah metode pembelajaran koopratif dalam bentuk kelompok-kelompok kecil yang saling bekerjasama. Setiap kelompok terdiri 4-6 anggota dan setiap kelompok mendapatkan tugas untuk menguasai materi subab berbeda dengan mendiskusikan bersama anggota kelompok. Setelah selesai dibentuk kelompok baru dimana setiap kelompok terdiri dari anggota yang telah mempelajari sub bab yang berbeda. b. Metode Kooperatif STAD 1). Peranan
: Variabel aktif yang dimanipulasi
2). Simbol
: A2
3). Definisi Operasional : Metode Kooperatif STAD adalah metode pembelajaran dalam bentuk kelompok-kelompok yang saling bekerja sama. STAD terdiri atas lima komponen utama-presentasi kelas, tim, kuis, skor kemajuan individual, rekognisi tim. 2. Variabel Bebas Kedua commit to user
74 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Variabel motivasi belajar siswa sebagai variabel bebas kedua. Variabel ini merupakan variabel atribut, yaitu variabel yang diukur tetapi tidak dimanipulasi secara eksperimental. Variabel ini dalam penelitian dijadikan sebagai variabel moderator sehingga dapat dilihat interaksinya dengan variabel yang lain dalam mempengaruhi varibel terikat. a. Skala Pengukuran
: Ordinal, yang terdiri dari tinggi dan rendah
b. Simbol
: Motivasi Tinggi (B1), Motivasi Rendah (B2)
c. Definisi Operasional :Semangat
yang
disertai
kesungguhan,
kecenderungan dan merasa senang dan tertarik untuk belajar IPA Fisika. d. Skala Pengukuran
: Selalu (4), seringkali (3), jarang sekali (2) dan
tidak pernah (1). 3. Variabel Bebas Ketiga Variabel peningkatan
karakter siswa
sebagai variabel bebas
ketiga. Variabel ini merupakan variabel atribut, yaitu variabel yang diukur tetapi tidak dimanipulasi secara eksperimental. Variabel ini dalam penelitian dijadikan sebagai variabel moderator sehingga dapat dilihat inetraksinya dengan variabel yang lain dalam mempengaruhi variabel terikat. a. Skala Pengukuran
: Ordinal, yang terdiri dari tinggi dan rendah
b. Simbol
: Karakter tinggi (C1), karakter rendah (C2)
c. Definisi Operasional : Karakter siswa
adalah sifat-sifat yang melekat
pada siswa berupa akhlak, tingkah laku, perbuatan, kepribadian, rasa tanggung jawab, amanah, kerjasa sama, kejujuran, kesopanan, beretika, adab baik berupa hati, perkataan maupun amal perbuatan dan sebagainya. commit to user
75 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
d. Skala Pengukuran
: Selalu (4), seringkali (3), jarang sekali (2) dan
tidak pernah (1). 4. Variabel Prestasi belajar IPA Fisika Variabel terikat berupa prestasi belajar IPA Fisika SMP Al-Islam 1 Surakarta kelas VIII Program RSBI dan Reguler tahun pelajaran 2011/2012 materi Gaya dan Hukum Newton. a. Peranan
: Variabel Terikat
b. Skala Pengukuran
: Interval
c. Simbol
:Y
d. Definisi operasional : hasil pengukuran terhadap hasil belajar siswa pada aspek kognitif dan afektif setelah proses belajar melalui implementasi aqidah tauhid dalam pembelajaran IPA Fisika materi Gaya dan Hukum Newton.
F. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: tes prestasi belajar, angket dan dokumentasi 1. Tes Tes prestasi belajar bertujuan untuk mengukur hasil yang telah dicapai oleh siswa dalam belajar. Metode yang digunkan untuk pengumpulan data prestasi ini adalah dengan tes tertulis berbentuk obyektif dengan empat pilihan jawaban. 2. Angket
commit to user
76 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Angket yang digunakan adalah angket tertutup untuk mengukur karakter kepribadian siswa sebelum diberikan materi pelajaran. Angket tertutup merupakan angket yang jawabannya telah ditentukan dengan pilihan jawaban. Jawabannya pendek dan cara menjawabnya dengan dilingkari atau disilang. Daftar pertayaan disusun disertai alternatif jawaban, responden diminta untuk memilih salah satu jawaban dari alternatif jawaban yang sudah disediakan. 3. Dokumentasi Dokumentasi adalah pengumpulan data yang bersifat dokumenter atau catatan yang sudah ada. Teknik ini digunakan untuk mengetahui keadaan sekolah dan identitas nama siswa dan kemampuan siswa dalam bentuk hasil tes.
G. Instrumen Penelitian Instrumentasi penelitian terdiri dari 2, yaitu instrument pelaksanaan pembelajaran dan instrument pengambilan data. 1. Instrumen Pelaksanaan pembelajaran Instrumen yang akan digunakan dalam pelaksanaan ini berupa Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar kerja Siswa (LKS)
yang
mencakup
materi
Impelemtasi
Aqidah
Tauhid
dalam
pembelajaran IPA Fisika yang berkaitan dengan materi gaya dan hukum Newton. 2. Instrumen Pengumpulan Data commit to user
77 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Instrumen ini untuk pengambilan data yang terdiri dari tiga instumen, yaitu instrument untuk mengetahui prestasi belajar, instrument untuk mengukur motivasi belajar dan instrument untuk mengetahui Karakter siswa.
H. Uji Coba Instrumen Dalam penelitian, data mempunyai kedudukan yang paling tinggi karena data merupakan penggambaran variabel yang diteliti dan berfungsi sebagai alat pembuktian hipotesis. Benar tidaknya data, sangat menentukan bermutu tidaknya hasil penelitian. Sedang benar tidaknya data, tergantung dari baik tidaknya instrumen pengumpulan data. Instrumen yang baik memenuhi 5 kriteria, yaitu: (1) validitas, yaitu sejauh mana data yang ditampung pada suatu tes atau kuesioner akan mengukur yang ingin diukur, (2) reliabilitas, yaitu sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten apabila alat ukur digunakan berulang kali, (3) sensitivitas, yaitu kemampuan suatu instrumen untuk melakukan diskriminasi, (4) objektivitas, yaitu data yang diisikan pada kuesioner terbebas dari penilaian yang subjektif, dan (5) fisibilitas, yaitu berkenaan dengan teknis pengisian kuesioner serta penggunaan sumber daya dan waktu. Sebelum digunakan, instrumen penelitian ini akan diuji dengan uji validitas dan uji reliabilitas yang diujicobakan kepada responden populasi siswa kelas VIII G dan VIII H pada SMP Muhammadiyah 1 Surakarta. commit to user
78 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
1. Uji Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Uji validitas instrumen dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh instrumen penelitian mampu mencerminkan isi sesuai dengan hal dan sifat yang diukur. Artinya, setiap butir instrumen telah benar-benar menggambarkan keseluruhan isi atau sifat bangun konsep yang menjadi dasar penyusunan instrumen. Pengujian ini digunakan rumus korelasi product moment yang dinyatakan sebagai berikut:
rXY =
N SXY - (SX )(SY ) { N SX 2 - (SX ) 2 }{N SY 2 - ( SY ) 2 }
................................. (3.1)
Koefisen korelasi (r xy) tiap item angket pada persamaa (3.1.) dipengaruhi oleh skor item (X), skor total item (Y) dan jumlah responden (N). Untuk mengetahui validitas dari tiap-tiap item, maka rxy yang telah diperoleh dikonsultasikan dengan r tabel dengan N = 38 dengan taraf signifikansi 5%, yaitu 0,320, berarti setiap item angket dikatakan valid apabila rxy > 0,320. Hasil analisis validias uji coba tes prestasi belajar kognitif siswa berdasarkan perbedaan metode pembelajaran, motivasi belajar dan karakter siswa dapat di lihat pada lampiran 22. Dari hasil analisis tersebut dapat dibuatkan rangkuman sebagai berikut :
commit to user
79 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel. 3.3. Hasil Uji Validitas
No
Jenis
Jumlah
Instrumen
Item
Jumlah Item Valid
Nomor
Jumlah Item Tidak Valid
Nomor
1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13 1
Motivasi Belajar
,14,15,16,17,18,19,20, 40
38
21,22,23,24,25,27,28,29,
2
26, 39
4
4,16,25,39
4
6,16,20,35
30,31,32,33,34,35,36,37, 38,40 1,2,3,5,6,7,8,9,10,11,12,13,1
2
Karakter Siswa
40
36
4,15,17,18,19,20,21,22, 23,24,26,27,28,29,30,31, 32,33,34,35,36,37, 38,40 1,2,3,4,5,7,8,9,10,11,12,
3
Prestasi Belajar
40
36
13,14,15,17,18,19,21,22, 23,24,25,26,27,28,29,30, 31,32,33,34,36,37,38,39, 40
Tabel 3.4. Klasifikasi validitas soal berdasarkan nilai Alpha Nilai Alpha
Klasifikasi Validitas
0,91 – 1,00
Sangat Tinggi
0,71 – 0,90
Tinggi
0,41 – 0,70
Cukup
0,21 – 0,40
Rendah
Negatif – 0,20
Sangat Rendah
commit to user
80 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2. Uji Reliabilitas Instrumen penelitian yang berupa tes dinyatakan reliable atau ajeg jika tes tersebut diujicobakan berulang-ulang diperoleh hasil yang relatif sama. Adapun untuk menguji reliabilitas tes digunakan persamaan Kuder dan Richardson (K - R 20) sebagai berikut:
æ n öæ S 2 - Spq ö ÷÷ r11 = ç ÷ç S2 è n - 1 øçè ø
............................................................. (3.2)
Reliabilitas tes secara keseluruhan (r11) pada persamaan (3.2) dipengaruhi oleh proporsi subyek yang menjawab item benar (p), proporsi subyek yang menjawab item salah (q = 1-p), jumlah hasil perkalian antara p danq ( Spq ), banyaknya item (n), dan standar deviasi dari tes (St). Untuk mengetahui reliabilitas dari tiap-tiap item, maka r11 yang telah diperoleh dikonsultasikan dengan r
tabel
dengan N = 38
dengan taraf signifikansi 5%, yaitu 0,320, berarti setiap item angket dikatakan reliabilitas apabila r xy > r tabel atau rxy > 0,320. Analisis reliabilitas uji coba tes instrumentasi prestasi belajar kognitif siswa, motivasi belajar dan karakter siswa dapat dilihat pada lampiran 3.14. Analisis reliabilitas uji coba terhadap instrumen prestasi belajar berdasarkan tingkat reliabilitasnya pada tabel 3.5. adalah sangat reliabel karena nilai r11 = 0,905 lebih besar daripada r
tabel
yang sebesar 0,320. Demikian pula hasil analisis
uji reliabilitas terhadap motivasi belajar juga sangat reliabel diamana nilai r11 = commit to user
81 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
0,938 jauh lebih besar daripada r
tabel
yang sebesar 0,320. Analisis uji reliabilitas
terhadap karakter siswa juga sangat reliabel. Data menunjukkan bahwa nilai r11 = 0,939 jauh lebih besar daripada r tabel yang sebesar 0,320.
Tabel 3.5. Tingkat Reliabilitas soal berdasarkan nilai Alpha Nilai Reliabilitas
Tingkat Reliabilitas
0,80 £ r11 £ 1,00
Sangat Tinggi
0,60 £ r11 <0,80
Tinggi
0,40 £ r11 <0,60
Cukup
0,20 £ r11 <0,40
Rendah
0,00 £ r11 <0,20
Sangat Rendah
3. Tingkat Kesukaran Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha memecahkannya. Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena diluar jangkauannya. Untuk mengukur taraf kesukaran soal digunakan rumus: P=
B Js
................................................................................. (3.3)
Indeks kesukaran (P) pada persamaan (3.3) dipengaruhi oleh banyaknya siswa yang dapat menjawab benar (B) dan jumlah responden (Js). Indeks kesukaran butir soal, diklasifikasikan klasifikasi sebagai soal sukar jika 0,00 £ P < 0,30, soal commit to user sedang jika dan soal mudah jika 0,70 £ P £ 1,00. Soal yang dianggap baik
82 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
adalah soal yang memiliki indeks kesukaran 0,30 £ P < 0,70. Analisis derajat kesukaran soal uji coba hanya diberlakukan pada instrumen prestasi belajar kognitif siswa saja.
Tabel 3.6. Intrepetasi indeks kusukaran soal Nilai P
Interpretasi
0,80 – 1,00
Sangat Mudah
0,61 – 0,80
Mudah
0,41 – 0,60
Sedang
0,21 – 0,40
Sukar
0,00 – 0,20
Sangat sukar
Hasil analisis derajat kesukaran uji coba instrumentasi prestasi belajar kognitif siswa dapat dilihat pada lampiran 22. Hasil uji coba instrument derajat keuskaran berdasar yang memenuhi kriteria valid dapat dilihat pada tabel 3.7. Tabel 3.7. Hasil Uji Derajat kesukaran N
Jenis
o
Instrumen
1
Prestasi
Kategori
Jumlah
Mudah
Sedang
Sukar
8,12,15
1,2,3,4,5,6,7,9,10,11,13,14,16,17,18,
20,34
Belajar
40
19,21,22,23,24,25,26,27,28,29,30,31, 32,33,35,36,37,38,39
4. Daya Pembeda Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Persamaan untuk mengetahui daya pembeda: commit to user
83 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
D=
BA BB = PA - PB .............................................................. (3.4) JA JB
Daya pembeda atau indeks diskriminasi (D) pada persamaan (3.4) dipengaruhi banyaknya peserta kelompok atas (JA), banyaknya peserta kelompok bawah (JB), banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar (BA), banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar (P A), dan proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar (PB). Adapun klasifikasi daya pembeda soal dapat dilihat pada tabel 3.8. sebagai berikut : Tabel 3.8. Intrepetasi daya pembeda soal Nilai D
Interpretasi
0,80 – 1,00
Sangat baik
0,60 – 0,79
Baik
0,40 – 0,59
Cukup baik
0,20 – 0,39
Jelek
Negatif – 0,19
Sangat jelek
Analisis daya pembeda soal yang telah diuji cobakan dalam penelitian ini hanya terdapat satu jenis saja, yaitu instrumentasi prestasi kognitif siswa. Sedangkan untuk angket motivasi belajar dan angket karakter siswa tidak ada analisis daya pembeda soal karena jawaban berdasarkan relaita dan kenyataan yang dialami siswa dimana antara satu siswa dengan siswa lain tidaklah sama jawabannya dan juga bukan berdasarkan penguasaan konsep yang mengarah pada benar atau salah suatu jawaban. Analisis daya pembeda, hasilnya dapat dilihat pada tabel 3.9. berdasarkan soal yang memenuhi kategori jelek, cukup dan baik. Tabel 3.9. Hasil Uji Daya pembeda
commit to user
84 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
No
1
Kategori
Jenis Instrumen Prestasi Belajar
Jelek
Cukup
Baik 1,2,3,4,7,8,10,11,12,13,14,15,17,18,19,
6,16,20
5,9,22,34,35
21,23,24,25,26,27,28,29,30,31,32,33,36,37, 38,39, 40
I. Teknik Analisis Data 1. Uji Prasarat Analisis a. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data masing-masing variabel berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji normalitas Lilliefors, dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1) Menetapkan Hipotesis H0 = populasi berdistribusi tidak normal Ha = populasi berdistribusi normal 2) Mengubah bilangan hasil pengamatan Xi menjadi bilangan baku (Zi ) dengan Zi =
Xi - X SD
menggunakan rumus ................................................................................ (3.5)
Xi = data hasil pengamatan X = rata-rata hasil pengamatan
SD = simpangan baku 3) Statistik uji L = Maks│F(zi) – S(zi)│ Dengan menggunakan distribusi normal baku dihitung peluang F(Zi) = P(Z commit to user
85 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
£ Zi);
Z~(0,1)
S(zi) = proporsi cacah z ≤zi terhadap seluruh zi 4) Menentukan taraf signifikansi a dan pada penelitian ini a = 0,05 5) Daerah kritik (Dk) Dk = {L│L > L a ; n} dengan n adalah ukuran sampel. Dk dikonsultasikan dengan tabel Liliefors. 6) Keputusan Uji H0 diterima jika L obs Ï Dk H0 ditolak jika L obs Î Dk (Budiyono, 2004) b. Uji Homogenitas Uji homogenitas dimaksudkan untuk mengetahui sampel berasal dari populasi yang homogen. Dalam penelitian ini analisis yang digunakan untuk menguji homogenitas adalah dengan metode Bartlett yang dirumuskan sebagai berikut: X2 =
(
2,303 f log RKG - Sf j log s 2j c
)
................................................. (3.6)
X2 = harga uji Barlett k
= banyaknya sampel
nj = banyaknya nilai sampel (ukuran) ke-j fj
= nj-1 = derajat kebebasan untuk s 2j ; j =1,2,…,k
f
=N – k =
k
åf j =1
c
=1 +
j
= derajat kebebasan untuk RKG
SSS j 1 æç 1 1ö ; RKG = ; S - ÷÷commit torataan user kuadrat galat = ç 3( k - 1) è f j f ø Sf j
86 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
(SX ) ( = n 2
SSj = SX 2j -
j
nj
j
- 1) s 2j
Kriteria uji: dk = 1 ; a = 0,05 2 2 jika X hit berarti sampel berasal dari populasi yang homogen £ XP-Value tab
-
2 2 jika X hit berarti sampel berasal dari populasi yang tidak homogen. > XP-Value tab
-
(Budiyono,2004:176) 2. Uji Hipotesis a. Anava Pengujian hipotesis untuk mengolah data yang berupa angka sehingga dapat ditarik suatu keputusan logis dengan analisis Varians. Tujuan analisis variansi tiga jalan pada penelitian ini adalah untuk menguji signifikansi efek tiga variabel bebas A (pengaruh model pembelajaran STAD dan Jigsaw dengan implementasi Aqidah Tauhid), B (motivasi
belajar), dan C
(karakter siswa) terhadap variabel terikat yaitu prestasi belajar siswa. Hipotesis-hipotesis dalam penelitian ini adalah : 1) Pengaruh implementasi Aqidah Tauhid dalam pembelajaran fisika dengan tipe Jigsaw dan STAD. H0A:
Tidak ada pengaruh implementasi Aqidah Tauhid dalam pembelajaran fisika dengan tipe Jigsaw dan STAD terhadap prestasi belajar siswa. commit to user
87 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
H1A :
Ada
pengaruh
implementasi
Aqidah
Tauhid
dalam
pembelajaran fisika dengan tipe Jigsaw dan STAD terhadap prestasi belajar siswa. 2) Pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar siswa H0B :
Tidak ada pengaruh motivasi belajar kategori tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar siswa.
H1B :
Ada pengaruh motivasi belajar kategori tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar siswa.
3) Pengaruh karakter siswa terhadap prestasi belajar siswa H0C : Tidak ada pengaruh karakter siswa kategori tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar siswa. H1C: Ada pengaruh karakter siswa kategori tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar siswa. 4) Interaksi antara Jigsaw dan STAD dengan motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar siswa. H0AB : Tidak ada interaksi antara model Jigsaw dan STAD dengan motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar siswa. H1AB :
Ada interaksi antara Jigsaw dan STAD dengan motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar siswa.
5). Interaksi antara Jigsaw dan STAD dengan karakter siswa terhadap prestasi belajar siswa. H0AC :
Tidak ada interaksi antara Jigsaw dan STAD dengan karakter siswa terhadap prestasi belajar siswa. commit to user
88 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
H1AC :
Ada interaksi antara model Jigsaw dan STAD dengan karakter siswa terhadap prestasi belajar.
6). Interaksi antara karakter siswa dan motivasi siswa terhadap prestasi belajar siswa. H0BC :
Tidak ada interaksi antara karakter siswa dan motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar siswa.
H1BC :
ada interaksi antara karakter siswa dan motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar siswa.
7). Interaksi antara model Jigsaw dan STAD,karakter siswa dan motivasi siswa terhadap prestasi belajar siswa. H0ABC :
Tidak ada interaksi antara model Jigsaw dan STAD, karakter siswa dan motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar siswa.
H1ABC : Ada interaksi antara model Jigsaw dan STAD, karakter siswa dan motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar siswa. b. Komputasi 1) Komponen jumlah kuadrat
G2 (1) = pqr (2) =
å SS
ijk
i , jk
(3) =
å Ai2 qr commit to user
89 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
(4) =
å B 2j pr
å Ck2 (5) = pq
(6) =
(7) =
(8) =
å( ABij ) 2 r å( ACik ) 2 q å( BC jk ) 2 p
(9) = å( ABC ijk ) 2 nh =
pqr 1 å i , j nijk
2) Jumlah Kuadrat (Sum Square) JKA
= n h {(3) – (1)}
JKB
= n h {(4) – (1)}
JKC
= n h {(5) – (1)}
JKAB = n h {(6) – (3) – (4) + (1)} JKAC = n h {(7) – (3) – (5) + (1)} JKBC = n h {(8) – (4) – (5) + (1)} JKABC= n h {(9) – (6) – (7) – (8) + (3) + (4) + (5) – (1)} JKG
= (2)
commit to user 3) Derajat Kebebasan (Degree of Freedom)
90 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dkA
= (p – 1)
dkB
= (q – 1)
dkC
= (r – 1)
dkAB = (p – 1) (q – 1) dkAC = (p – 1) (r – 1) dkBC = (q – 1) (r – 1) dkABC = (p – 1) (q – 1) (r – 1) dkG
= N – pqr
4) Rerata Kuadrat (Mean Square) RKA =
JKA dkA
RKB =
JKB dkB
RKC =
JKC dkC
RKAB=
JKAB dkAB
RKAC=
JKAC dkAC
RKBC=
JKBC dkBC
RKABC=
RKG =
JKABC dkABC
JKG dkG
5) Statistik Uji
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
Fa
=
RKA RKG
Fb
=
RKB RKG
Fc
=
RKC RKG
Fab =
RKAB RKG
Fac =
RKAC RKG
Fbc =
RKBC RKG
Fabc =
RKABC RKG
6) Daerah Kritik Untuk Fa adalah DK = { F│F > Fα;p-1;N-pqr} Untuk Fb adalah DK = {F│F > Fα;q-1;N-pqr} Untuk Fc adalah DK = {F│F > Fα;r-1;N-pqr} Untuk Fab adalah DK = {F│F > Fα;(p-1)(q-1);N-pqr} Untuk Fac adalah DK = {F│F > Fα;(p-1)(r-1);N-pqr} Untuk Fbc adalah DK = {F│F > Fα;(q-1)(r-1);N-pqr} Untuk Fabc adalah DK = {F│F > Fα;(p-1)(q-1)(r-1);N-pqr}
7) Keputusan Uji H0A ditolak jika Fa ≥ Fα;p-1;N-pqr H0B ditolak jika Fb ≥ Fα;q-1;N-pqr commit to user
91 digilib.uns.ac.id
92 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
H0C ditolak jika Fb ≥ Fα;r-1;N-pqr H0AB ditolak jika F ab ≥ Fα;(p-1)(q-1);N-pqr H0AC ditolak jika Fab ≥ Fα;(p-1)(r-1);N-pqr H0BC ditolak jika Fab ≥ Fα;(q-1)(r-1);N-pqr H0ABC ditolak jika Fab ≥ Fα;(p-1)(q-1)(r-1);N-pqr 8) Rangkuman ANAVA tiga jalan. Tabel 3.4. Rangkuman ANAVA tiga jalan JK Sumber
(var
dk
variansi
Sum
(df)
Square)
RK (var Mean Square)
Rasi
Harga
o
Kritis
A
JKA
(p-1)
JKA/(p-1)
FA
B
JK B
(q-1)
JK B/(q-1)
FB
C
JKC
(r-1)
JKC/(r-1)
FC
A >< B
JKAB
(p-1)(q-
JKAB/(p-
1)
1)(q-1)
A >< C
JKAC
(p-1)(r-
JKAC/(p-1)(r-
1)
1)
B >< C
JK BC
(q-1)((r-
JK BC/(q-1)(r-
1)
1)
(p-1)(qA >
Galat
JKABC
JKG
1)
F AB
F AC F BC
Fα(t
F A>Fα
5%)
F A
Fα(t
F B>Fα atau
5%)
F B
Fα(t
F C>Fα atau
5%)
F C
(r-1)
(r-1)
N-pqr
JKG/N-pqr
F ABC
atau
Fα(t
F AB>Fα atau
5%)
F AB
Fα(t
F AC>Fα atau
5%)
F AC
Fα(t
F BC>Fα atau
5%)
F BC
JKABC/(p1)(q-1)
Komparasi
Fα(t 5%)
F ABC>Fα atau F ABC
Menentukan kaidah pengujian Hipotesis dengan Uji ANAVA Tiga Jalan: 1) Uji Hipotesis 1: commit userH (signifikan) dan H diterima Jika F hitung ³ F tabel, makatotolak 0A 1A
93 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
artinya ada pengaruh antara tipe Jigsaw dan STAD dengan implementasi aqidah tauhid terhadap prestasi belajar siswa. Bila F hitung £ F tabel, maka terima H0A (tidak signifikan) dan H1A ditolak artinya tidak ada pengaruh antara tipe Jigsaw dan STAD menggunakan hypermedia terhadap prestasi belajar siswa. 2) Uji Hipotesis 2: Jika F hitung ³ F tabel, maka tolak H0B (signifikan) dan H1B diterima artinya ada pengaruh antara motivasi belajar katagori tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar siswa. Bila, F hitung £ F tabel, maka diterima H0B(tidak signifikan) dan H1B ditolak artinya tidak ada pengaruh antara motivasi belajar katagori tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar siswa . 3) Uji Hipotesis 3: Jika F hitung ³ F tabel, maka tolak H0C(signifikan) dan H1C diterima artinya ada pengaruh antara karakter siswa katagori tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar siswa. Bila, F hitung £ F tabel, maka diterima H0C(tidak signifikan) dan H1C ditolak artinya tidak ada pengaruh antara karakter siswa katagori tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar siswa . 4) Uji Hipotesis 4: Jika
F hitung ³ F tabel, maka tolak H0AB (signifikan) dan H1AB
diterima artinya ada interaksi antara tipe Jigsaw dan STAD commit to user
94 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan motivasi belajar kategori tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar siswa.Bila, F hitung £ F tabel, maka diterima H0AB(tidak signifikan) dan H1AB ditolak artinya tidak ada interaksi antara tipe Jigsaw dan STAD dengan motivasi belajar tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar siswa. 5) Uji Hipotesis 5: Jika
F hitung ³ F tabel, maka tolak H0AC (signifikan) dan H1AC
diterima artinya ada interaksi antara tipe Jigsaw dan STAD dengan karakter siswa kategori tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar siswa. Bila, F hitung £ F tabel, maka diterima H0AB(tidak signifikan) dan H1AB ditolak artinya tidak ada interaksi antara tipe Jigsaw dan
dengan karakter siswa katagori tinggi dan rendah
terhadap prestasi belajar siswa. 6) Uji Hipotesis 6: Jika
F hitung ³ F tabel, maka tolak H0BC (signifikan) dan H1BC
diterima artinya ada interaksi antara motivasi belajar dan karakter siswa terhadap prestasi belajar siswa. Bila, F hitung £ F tabel, maka diterima H0BC(tidak signifikan) dan H1BC ditolak artinya tidak ada interaksi antara motivasi belajar dan karakter siswa terhadap prestasi belajar siswa.
7) Uji Hipotesis 7 : commit to user
95 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Jika F hitung ³ F tabel, maka tolak H0ABC (signifikan) dan H1ABC diterima artinya ada interaksi antara model Jigsaw dan STAD, motivasi belajar dan karakter siswa terhadap prestasi belajar siswa. Bila, F hitung £ F tabel, maka diterima H0ABC (tidak signifikan) dan H1ABC ditolak
artinya tidak ada interaksi antara antara model Jigsaw dan STAD, motivasi belajar dan karakter siswa terhadap prestasi belajar siswa.
b. Uji Lanjut Anava Uji lanjut anava merupakan tindak lanjut dari analisis varian, apabila hasil dari analisis varian menunjukkan bahwa hipotesis nol ditolak. Tujuan dari uji lanjut anava ini adalah untuk melakukan pengecekan terhadap rerata setiap pasangan kolom, baris dan pasangan sel sehingga diketahui pada bagian mana sajakah terhadap rerata yang berbeda. Dalam penelitian ini digunakan uji lanjut anava metode komparasi ganda dengan menggunakan Tukey pada software MINITAB 15.
commit to user
96 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Penelitian tentang implementasi Aqidah Tauhid dalam pembelajaran IPA Fisika dengan menggunakan metode kooperatif Jigsaw dan STAD ini telah dilakukan pada bulan Agustus 2011 terhadap kelas VIII C dan VIII D di SMP Al Islam 1 Surakarta. Analisis data dilakukan dengan software Microsoft Exel dan pengolah data statistik MINITAB 15. Oleh karenanya, dalam bab ini dilaporkan hasil penelitian dan pembahasan yang meliputi deskripsi data, uji prasyarat analisis, pengujian hipotesis, pembahasan serta kelemahan dan keterbatasan penelitian sebagai berikut.
A. Deskripsi Data Data dalam penelitian ini meliputi data hasil uji coba kesetaraan, data tes prestasi belajar Fisika, data motivasi belajar dan data karakter siswa. Data prestasi belajar dalam bentuk tes tertulis yang terdiri dari 40 soal pilihan ganda. Sedangkan data motivasi belajar dan data karakter siswa diberikan kepada setiap siswa dalam bentuk angket tertutup dengan jumlah pertanyaan 40 soal.
1. Deskripsi Data Kemampuan Kognitif berdasarkan Metode JIGSAW dan Metode STAD Implementasi Aqidah Tauhid dalam pembelajaran IPA Fisika diterapkan terhadap siswa kelas VIII C dan VIII D dengan pemberitahuan terlebih dahulu commit to user
97 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
sebelumnya bahwa para siswa dalam mempelajari materi Gaya dan Hukum Newton adalah dengan metode yang sama dengan pertemuan sebelumnya pada bab Atom, Ion dan Molekul, yaitu metode Jigsaw untuk kelas VIII D dan metode STAD untuk kelas VIIIC. Dengan demikian para siswa dapat memahami dan mempersiapkan segala sesuatunya dengan lebih baik berdasarkan evaluasi pengalaman belajar dan hasil nilai ulangan harian sebelumnya yang telah diumumkan. Data hasil belajar Fisika hanya di batasi dalam bentuk hasil tes kognitif siswa pada Bab Gaya dan Hukum Newton. Data dianalisis menggunakan analisis of variance (ANAVA) tiga jalan dengan isi sel tidak sama yang kemudian dilakukan uji lanjut anava metode komparasi ganda dengan Tukey yang ada pada MINITAB 15. Berikut ini ditunjukkan hasil tes prestasi belajar kognitif antara metode jigsaw dan STAD yang meliputi jumlah siswa dalam kelas masing-masing (N), Standar Deviasi (SD), nilai rata-rata (X), nilai minimal (MIN) dan maksimal (MAK). Tabel 4.1. Data prestasi belajar Fisika kognitif metode Jigsaw dan STAD
JIGSAW (Kelas VIII D)
STAD (Kelas VIII C)
N
38
N
38
SD
10.8498
SD
9.3543
X
74.8947
X
65.8947
MIN
50
MIN
50
MAX
94
MAX
83
commit to user
98 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Pada tabel 4.1. menunjukkan penguasaan materi bab Gaya dan Hukum Newton pada ranah kognitif dengan jumlah siswa 38 anak. Tampak pada tabel di atas bahwa nilai maksimum dengan metode Jigsaw adalah 94 dan dengan metode STAD adalah 83. Dari sini dapat disimpulkan juga bahwa metode Jigsaw lebih baik daripada metode STAD dengan memberikan nilai minimum yang sama, yaitu 50. Hal ini diperkuat lagi dengan nilai rata rata dari kelas VIII D dan VIII C melalui metode Jigsaw dan STAD masing-masing sebesar 74.8947 dan 65.8947 dengan standar deviasi 10.8498 dan 9.3543. Sedangkan distribusi frekuensi dan histogram dari hasil nilai tes prestasi yang diberlakukan metode pembelajaran Jigsaw dan STAD ditampilkan sebagai berikut. Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Prestasi Kognitif Pada Metode Jigsaw Interval
Nilai
Frekuensi
% frekuensi
Tengah
0
(%)
50
-
57
53,5
3
7,89
58
-
65
61,5
3
7,89
66
-
73
69,5
10
26,32
74
-
81
77,5
13
34,21
82
-
89
85,5
5
13,16
90
-
97
93,5
4
10,53
38
100,00
Jumlah
commit to user
99 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Prestasi Kognitif Pada Metode STAD Interval
Tengah Interval
Frekuensi
frekuensi (%)
50
-
55
52,5
5
13,16
56
-
61
58,5
10
26,32
62
-
67
64,5
5
13,16
68
-
73
70,5
9
23,68
74
-
79
76,5
6
15,79
80
-
85
82,5
3
7,89
38
100,00
Jumlah
Dari distrubusi frekuensi prestasi kognitif metode jigsaw pada tabel 4.2. menunjukkan bahwa dari 38 siswa kelas VIII D, terdapat 27 siswa yang telah melampaui KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) dan terdapat 11 siswa yang nilainya masih berada di bawah KKM dengan nilai KKM sebesar 68. Dapat dijelaskan pula dari tabel di atas bahwa nilai tertinggi antara rentang 90-97 terdapat 4 siswa, antara rentang nilai 82-89 terdapat 5 siswa, rentang nilai 74-81 terdapat 13 siswa dan ini yang terbanyak berada di atas KKM. Sedangkan rentang nilai 66-73 terdapat 10 siswa, rentang nilai antara 58-65 terdapat 3 siswa serta yang paling rendah nilainya antara rentang 50-57 sebanyak 3 siswa. Sedangkan dari tabel 4.3. distrubusi frekuensi prestasi kognitif metode STAD menunjukkan bahwa dari 38 siswa kelas VIII C, hanya terdapat 18 siswa yang telah melampaui KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) dan terdapat 20 siswa yang nilainya masih berada di bawah KKM dengan nilai KKM sebesar 68. Dari tabel diatas juga dapat diketahui bahwa nilai tertinggi antara rentang 80-85 commit to user terdapat 3 siswa, antara rentang nilai 74-79 terdapat 6 siswa, rentang nilai 68-73
100 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
terdapat 9 siswa. Sedangkan rentang nilai 62-67 terdapat 5 siswa, rentang nilai antara 56-61 terdapat 10 siswa serta yang paling rendah nilainya antara rentang 50-55 sebanyak 5 siswa. Dari tabel distribusi frekuensi baik metode Jigsaw maupun STAD dapat ditampilkan histrogramnya sebagai berikut. Histogram of Jigsaw Normal 14
Mean StDev N
12
74,89 10,85 38
Frequency
10 8 6 4 2 0
53,5
61,5
69,5
77,5
85,5
93,5
Jigsaw
Gambar 4.1. Histogram Kemampuan Kognitif Pada Metode Jigsaw Histogram of STAD Normal Mean StDev N
10
65,95 9,303 38
Frequency
8
6
4
2
0
52,5
58,5
64,5
70,5
76,5
82,5
STAD
Gambar 4.2. Histogram Kemampuan Kognitif Pada Metode STAD
commit to user
101 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Pada gambar 4.1. menunjukkan bahwa distribusi frekuensi nilai tes kognitif metode Jigsaw pada siswa kelas VIII D sebanyak 38. Gambar di atas juga menunjukkan data berdistribusi normal dengan nilai mean 74.89 dan Standar Deviasi 10.85.
Grafik menunjukkan puncaknya berada di tengah dengan
frekuensi 13 siswa yang memilik nilai rentang 74-81 dengan nilai tengah 77,5. Kemudian puncak kedua memiliki frekuensi sebanyak 10 siswa yang memiliki rentang nilai antara 66-73 dengan nilai tengah 69,5. Sedangkan pada gambar 4.2. menunjukkan bahwa distribusi frekuensi nilai tes kognitif siswa dengan metode STAD pada kelas VIII C sebanyak 38 adalah berdistribusi normal dengan nilai mean 65.95 dan Standar Deviasi 9.303. Grafik menunjukkan puncaknya berada di tengah meskipun tampak disebelah kanan dan kiri lebih tinggi daripada bagian tengahnya. Ini menunjukkan bahwa frekuensi siswa yang memiliki nilai antara rentang nilai 56-61, yaitu sebanyak 10 siswa dan rentang nilai 68-73, yaitu 9 siswa lebih banyak daripada jumlah siswa yang memiliki nilai antara rentang 62-72 yang hanya berjumlah 5 siswa. Bila dibandingkan dengan histrogram pada metode Jigsaw, lebih tampak berdistribusi normal daripada metode STAD ini.
2. Deskripsi Data Prestasi Fisika Kognitif berdasarkan Motivasi Belajar Berikut ini disajikan data prestasi belajar kognitif Fisika pada siswa berdasarkan motivasi belajar tinggi dan rendah pada seluruh siswa dengan metode Jigsaw maupun STAD. commit to user
102 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 4.4. Data prestasi Fisika kognitif Motivasi Belajar Tinggi dan Rendah
MOTIVASI Data
Motivasi Tinggi
Motivasi Rendah
N
39
37
SD
10.09
8.38
X
76.21
64.32
MIN
50
50
MAX
94
78
Pada tabel 4.4. menunjukkan penguasaan materi bab Gaya dan Hukum Newton ranah kognitif pada 2 kelas dengan jumlah total siswa 76 anak yang ditinjau dari motivasi belajar tinggi dan rendah. Jumlah siswa bermotivasi tinggi sebanyak 39 siswa dan bermotivasi rendah sebanyk 37 siswa. Tampak pada tabel 4.4. bahwa nilai maksimum siswa bermotivasi belajar tinggi adalah 94 dan siswa bermotivasi rendah adalah bernilai 78 dengan nilai minimal yang sama, yaitu 50. Sedangkan untuk nilai rerata siswa bermotivasi tinggi adalah 76.21 dan 64,32 untuk nilai rerata siswa bermotivasi rendah. Dari sini dapat disimpulkan bahwa siswa bermotivasi belajar tinggi lebih baik prestasi belajarnya daripada siswa bermotivasi belajar rendah. Sedangkan distribusi frekuensi dari hasil nilai tes prestasi kognitif siswa bermotivasi tinggi dan rendah ditampilkan sebagai berikut : commit to user
103 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Kognitif pada Motivasi Belajar Tinggi Interval
Tengah
Frekuensi
% frekuensi
Interval
0
(%)
50
-
57
53,5
1
2,56
58
-
65
61,5
3
7,69
66
-
73
69,5
11
28,21
74
-
81
77,5
13
33,33
82
-
89
85,5
7
17,95
90
-
97
93,5
4
10,26
39
100,00
Jumlah
Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Kognitif pada Motivasi Belajar Rendah Interval
Nilai
Frekuensi
Tengah
% frekuensi (%)
50
-
54
52,0
5
13,51
55
-
59
57,0
8
21,62
60
-
64
62,0
6
16,22
65
-
69
67,0
8
21,62
70
-
74
72,0
3
8,11
75
-
79
77,0
7
18,92
37
100,00
Jumlah
Dari distrubusi frekuensi prestasi kognitif motivasi tinggi pada tabel 4.5. menunjukkan bahwa dari gabungan 2 kelas VIII C dan VIII D, dari 39 siswa bermotivasi tinggi, terdapat 33 siswa yang telah melampaui KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) dan hanya terdapat 6 siswa yang nilainya masih berada di commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
104 digilib.uns.ac.id
bawah KKM dengan nilai KKM sebesar 68. Dari tabel diatas juga dapat diketahui bahwa nilai tertinggi antara rentang 90-97 terdapat 4 siswa, antara rentang nilai 82-89 terdapat 7 siswa, rentang nilai 74-81 terdapat 13 siswa. Sedangkan rentang nilai 66-73 terdapat 11 siswa, rentang nilai antara 58-65 terdapat 3 siswa serta yang paling rendah nilainya antara rentang 50-57 sebanyak 1 siswa. Sedangkan untuk distrubusi frekuensi prestasi kognitif motivasi rendah pada tabel 4.6. menunjukkan bahwa dari gabungan 2 kelas VIII C dan VIII D, dari 37 siswa bermotivasi tinggi, hanya terdapat 16 siswa yang telah melampaui KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) dan terdapat 21 siswa yang nilainya masih berada di bawah KKM dengan nilai KKM sebesar 68. Dari tabel diatas juga dapat diketahui bahwa nilai tertinggi antara rentang 75-79 terdapat 7 siswa, antara rentang nilai 70-74 terdapat 3 siswa, rentang nilai 65-69 terdapat 8 siswa. Sedangkan rentang nilai 60-64 terdapat 6 siswa, rentang nilai antara 55-59 terdapat 8 siswa serta yang paling rendah nilainya antara rentang 50-54 sebanyak 5 siswa. Apabila dibandingkan antara tabel 4.5. siswa bermotivasi tinggi dengan tabel 4.6. siswa bermotivasi rendah meskipun keduanya berdistribusi normal, akan tetapi siswa bermotivasi tinggi lebih baik hasil prestasi belajarnya daripada siswa bermotivasi rendah. Karena dari jumlah siswa yang telah tuntas KKM pada siswa bermotivasi tinggi, yaitu 33 lebih banyak daripada siswa bermotivasi rendah, yaitu hanya 16 siswa. Sedangkan jumlah siswa yang tidak tuntas KKM pada siswa bermotivasi tinggi jauh lebih sedikit daripada siswa bermotivasi rendah, yaitu masing masing sebanyak 6 dan 21 siswa. Secara umum, hal ini juga ditunjukkan commit to user
105 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pada distribusi frekuensi pada interval dan nilai tengah untuk siswa motivasi tinggi lebih besar daripada siswa bermotivasi belajar rendah. Untuk lebih memahaminya, berikut ini ditunjukkan perbandingan grafik histogram dari masing masing distribusi frekuensi sebagai berikut:
Histogram of MB T Normal
14
Mean StDev N
12
76,21 10,09 39
Frequency
10 8 6 4 2 0
53,5
61,5
69,5
77,5
85,5
93,5
MB T
Gambar 4.3. Histogram Kemampuan Kognitif Pada Motivasi Belajar Tinggi
commit to user
106 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Histogram of MB R Normal
9
Mean StDev N
8
64,32 8,380 37
Frequency
7 6 5 4 3 2 1 0
52
57
62
67
72
77
MB R
Gambar 4.4. Histogram Kemampuan Kognitif Motivasi Belajar Rendah
Pada gambar 4.3. menunjukkan bahwa distribusi frekuensi nilai tes kognitif pada siswa bermotivasi tinggi dengan jumlah 39 siswa. Memiliki mean 76.21 dan Standar Deviasi 10.09. Grafik menunjukkan puncaknya berada di tengah yang berarti terdapat 13 siswa terbanyak memiliki rentang nilai 74-81. Sedangkan pada gambar 4.4. menunjukkan bahwa distribusi frekuensi nilai tes kognitif pada siswa bermotivasi rendah dengan jumlah 37 siswa. Memiliki mean 64.32 dan Standar Deviasi 8.380. Grafik menunjukkan puncaknya berada di dua posisi dengan tinggi yang sama, yaitu siswa yang memiliki rentang nilai antara 55-59 dan 65-69 adalah sebanyak 8 siswa. Adapun grafik pada bagian commit to user tengah tampak lebih rendah daripada sebalah kanan dan kirinya. Artinya bahwa
107 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
siswa yang rentang nilainya antara 60-64 hanya sebanyak 6 siswa, dimana lebih sedikit dibandingkan 8 siswa terbanyak yang menempati dua puncak grafik.
3. Deskripsi Data Prestasi Fisika Kognitif berdasarkan Karakter Siswa Berikut ini disajikan data prestasi belajar kognitif Fisika pada siswa berdasarkan karakter siswa tinggi dan rendah pada seluruh siswa dengan metode Jigsaw maupun STAD.
Tabel 4.7. Data prestasi Fisika kognitif karakter siswa tinggi dan rendah
KARAKTER
Data
Karakter Tinggi
Karakter Rendah
N
42
34
SD
9.17
11.75
X
73.81
66.24
MIN
53
50
MAX
92
94
Pada tabel 4.7. menunjukkan penguasaan materi bab Gaya dan Hukum Newton ranah kognitif pada 2 kelas dengan jumlah total siswa 76 anak yang ditinjau dari karakter siswa tinggi dan rendah. Jumlah siswa karakter tinggi sebanyak 42 siswa dan karakter rendah sebanyk 34 siswa. Tampak pada tabel 4.6. bahwa nilai maksimum siswa karakter tinggi adalah 92 dan siswa karakter rendah commit tomasing-masing user adalah bernilai 94 dengan nilai minimal 53 dan 50. Sedangkan
108 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
untuk nilai rerata siswa karakter tinggi adalah 73.81 dan 66,24 untuk nilai rerata siswa karakter rendah. Dari sini dapat disimpulkan secara nilai rerata bahwa siswa karakter tinggi lebih baik prestasi belajarnya daripada siswa karakter rendah, meskipun dari nilai maksimal menunjukkan bahwa siswa berkarakter rendah mencapai 94 yang lebih tinggi daripada siswa berkarakter tinggi. Dengan demikian, dapat pula dikatakan bahwa tidak semua siswa berkarakter rendah lebih jelek daripada siswa berkarakter tinggi meskipun juga kebanyak yang terjadi sebalaiknya, yaitu siswa berkarakter tinggi lebih baik prestasi belajarnya daripada siswa berkarakter rendah. Sedangkan distribusi frekuensi dari hasil nilai tes prestasi kognitif siswa karakter tinggi dan rendah ditampilkan sebagai berikut :
Tabel 4.8. Distribusi Frekuensi Kognitif pada Karakter Tinggi Interval
Nilai
Frekuensi
% frekuensi
Tengah
0
(%)
53
-
59
56,0
3
7,14
60
-
66
63,0
3
7,14
67
-
73
70,0
14
33,33
74
-
80
77,0
11
26,19
81
-
87
84,0
8
19,05
88
-
94
91,0
3
7,14
42
100,00
Jumlah
commit to user
109 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 4.9. Distribusi Frekuensi Kognitif pada Karakter Rendah Interval
Tengah
Frekuensi
% frekuensi
Interval
0
(%)
50
-
57
53,5
8
23,53
58
-
65
61,5
9
26,47
66
-
73
69,5
8
23,53
74
-
81
77,5
6
17,65
82
-
89
85,5
1
2,94
90
-
97
93,5
2
5,88
34
100,00
Jumlah
Dari distrubusi frekuensi prestasi kognitif karakter tinggi pada tabel 4.8. menunjukkan bahwa dari gabungan 2 kelas VIII C dan VIII D, dari 42 siswa karakter tinggi, terdapat 32 siswa yang telah melampaui KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) dan hanya terdapat 10 siswa yang nilainya masih berada di bawah KKM dengan nilai KKM sebesar 68. Dari tabel diatas juga dapat diketahui bahwa nilai tertinggi antara rentang 88-94 terdapat 3 siswa, antara rentang nilai 81-87 terdapat 8 siswa, rentang nilai 74-80 terdapat 11 siswa. Sedangkan rentang nilai 67-73 terdapat 14 siswa, rentang nilai antara 60-66 terdapat 3 siswa serta yang paling rendah nilainya antara rentang 53-59 sebanyak 3 siswa. Sedangkan untuk distrubusi frekuensi prestasi kognitif karakter rendah pada tabel 4.9. menunjukkan bahwa dari gabungan 2 kelas VIII C dan VIII D, dari 34 siswa karakter rendah, hanya terdapat 16 siswa yang telah melampaui KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) dan terdapat 18 siswa yang nilainya masih berada commit to user68. Dari tabel diatas juga dapat di bawah KKM dengan nilai KKM sebesar
110 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
diketahui bahwa nilai tertinggi antara rentang 90-97 terdapat 2 siswa, antara rentang nilai 82-89 terdapat 1 siswa, rentang nilai 74-81 terdapat 6 siswa. Sedangkan rentang nilai 66-73 terdapat 8 siswa, rentang nilai antara 58-65 terdapat 9 siswa serta yang paling rendah nilainya antara rentang 50-57 sebanyak 8 siswa. Apabila dibandingkan antara tabel 4.8. siswa karakter tinggi dengan tabel 4.9. siswa karakter rendah meskipun keduanya berdistribusi normal, akan tetapi siswa karakter tinggi lebih baik hasil prestasi belajarnya daripada siswa karakter rendah. Karena dari jumlah siswa yang telah tuntas KKM pada siswa karakter tinggi, yaitu 32 lebih banyak daripada siswa karakter rendah, yaitu hanya 16 siswa. Sedangkan jumlah siswa yang tidak tuntas KKM pada siswa karakter tinggi jauh lebih sedikit daripada siswa karakter rendah, yaitu masing masing sebanyak 10 dan 18 siswa. Secara umum, hal ini juga ditunjukkan pada distribusi frekuensi pada interval dan nilai tengah untuk siswa karakter tinggi lebih besar daripada siswa karakter belajar rendah. Untuk lebih memahaminya, berikut ini ditunjukkan perbandingan grafik histogram dari masing masing distribusi frekuensi sebagai berikut:
commit to user
111 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Histogram of KS T Normal 14 12
Mean StDev N
73,81 9,166 42
Mean StDev N
66,24 11,75 34
Frequency
10 8 6 4 2 0
56
63
70
77
84
91
KS T
Gambar 4.5. Histogram Kemampuan Kognitif Karakter Tinggi
Histogram of KS R Normal 9 8
Frequency
7 6 5 4 3 2 1 0
53,5
61,5
69,5
77,5
85,5
93,5
KS R
Gambar 4.6. Histogram Kemampuan Kognitif Karakter Rendah
commit to user
112 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Pada gambar 4.5. menunjukkan bahwa distribusi frekuensi nilai tes kognitif pada siswa berkarakter tinggi dengan jumlah 42 siswa bersifat normal. Memiliki mean 73.81 dan Standar Deviasi 9.166. Grafik menunjukkan puncaknya berada di tengah, tepatnya rentang nilai interval ke-3 yang berarti terdapat 14 siswa terbanyak memiliki rentang nilai 67-73. Sedangkan pada gambar 4.6. menunjukkan bahwa distribusi frekuensi nilai tes kognitif pada siswa berkarakter rendah dengan jumlah 34 siswa bersifat normal. Memiliki mean 66.24 dan Standar Deviasi 11.75. Grafik menunjukkan puncaknya cenderung berada di sebelah kiri dari puncak kurva normal, yaitu siswa yang memiliki rentang nilai antara 58-65 9 siswa. Artinya, siswa berkarakter rendah cenderung lebih kecil prestasi belajarnya dibandingkan siswa berkarakter tinggi.
4. Deskripsi Data Kognitif Fisika berdasarkan Metode dan Motivasi Belajar Berikut ini disajikan data prestasi belajar kemampuan kognitif Fisika pada siswa berdasarkan metode pembelajaran dan motivasi belajar tinggi dan rendah pada masing masing kelas VIII D dengan metode Jigsaw dan kelas VIIIC dengan metode STAD.
commit to user
113 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 4.9. Data kognitif Motivasi Belajar pada metode Jigsaw dan STAD DATA
MOTIVASI SISWA JIGSAW (VIII D)
STAD (VIII C)
Motivasi
Motivasi
Tinggi dan
Motivasi
Motivasi
Tinggi dan
Tinggi
Rendah
Rendah
Tinggi
Rendah
Rendah
N
22
16
38
17
21
38
SD
7.67
8.50
9.29
9.38
8.16
9.42
X
81.14
66.31
95.036
69.82
62.81
90.76
MIN
67
50
76
50
50
73
MAX
94
78
103
83
75
104
Tabel 4.9. menunjukkan penguasaan konsep materi saat proses pembelajaran dengan metode Jigsaw maupun STAD yang dipengaruhi oleh tinggi dan rendahnya motivasi belajar. Berdasarkan hasil di atas dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Kelompok siswa yang menggunakan metode Jigsaw telah dipengaruhi oleh motivasi belajar. Pada metode Jigsaw, terdapat 22 siswa bermotivasi tinggi dengan standar deviasi 7.67 dan 16 siswa bermotivasi rendah dengan standar deviasi 8.50. Nilai maksimal siswa bermotivasi belajar tinggi 94 dan 78 untuk siswa bermotivasi rendah. Adapun nilai minimal siswa bermotivasi belajar tinggi 67 dan untuk siswa bermotivasi rendah adalah 50. Sedangkan rata-rata nilai prestasi kognitif pada siswa bermotivasi tinggi (X = 81,14) lebih baik dibandingkan dengan siswa bermotivasi rendah (X = 66,31) dengan selisih 14,83 yang menunjukkan tingkat perbedaan yang signifikan. commit to user
114 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2. Kelompok siswa yang menggunakan metode STAD telah dipengaruhi oleh motivasi belajar. Pada metode STAD, terdapat 17 siswa bermotivasi tinggi dengan standar deviasi 9.38 dan 21 siswa bermotivasi rendah dengan standar deviasi 8.16. Nilai maksimal siswa bermotivasi belajar tinggi 83 dan 75 untuk siswa bermotivasi rendah. Adapun nilai minimal siswa bermotivasi belajar tinggi maupun bermotivasi rendah adalah sama, yaitu 50. Sedangkan rata-rata nilai prestasi kognitif pada siswa bermotivasi tinggi (X = 69,82) lebih baik dibandingkan dengan siswa bermotivasi rendah (X = 62,81) dengan selisih 7,01 yang menunjukkan tingkat perbedaan yang tidak signifikan. Untuk distribusi frekuensi dari hasil nilai tes prestasi kognitif siswa pengaruh motivasi terhadap metode Jigsaw dan STAD ditampilkan sebagai berikut :
Tabel 4.10. Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar pada Metode Jigsaw (8 D) Interval
Tengah
Frekuensi
% frekuensi
Interval
0
(%)
76
-
82
79,0
3
7,89
83
-
89
86,0
8
21,05
90
-
96
93,0
13
34,21
97
-
103
100,0
7
18,42
104
-
110
107,0
5
13,16
111
-
117
114,0
2
5,26
38
100,00
Jumlah
commit to user
115 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 4.11. Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar pada Metode STAD (8 C) Interval
Tengah
Frekuensi
% frekuensi
Interval
0
(%)
73
-
79
76,0
6
15,79
80
-
86
83,0
6
15,79
87
-
93
90,0
13
34,21
94
-
100
97,0
7
18,42
101
-
107
104,0
5
13,16
108
-
114
111,0
1
2,63
38
100,00
Jumlah
Dari distrubusi frekuensi prestasi kognitif prestasi belajar terhadap metode Jigsaw pada tabel 4.10. menunjukkan bahwa dari 38 siswa kelas VIII D yang memiliki kategori bermotivasi tinggi sebanyak 16 siswa dan 22 siswa kategori siswa bermotivasi rendah dengan skor rerata gabungan 92,8974, artinya termasuk kategori motivasi belajar tinggi jika skor ≥ rata-rata skor gabungan dan motivasi belajar rendah jika skor < rata-rata skor gabungan. Dari tabel diatas juga dapat diketahui bahwa skor tertinggi antara rentang 111-117 terdapat 2 siswa, antara rentang skor 104-110 terdapat 5 siswa, rentang skor 97-103 terdapat 7 siswa. Sedangkan rentang skor 90-96 terdapat 13 siswa, rentang skor antara 83-89 terdapat 8 siswa serta yang paling rendah skornya antara rentang 76-82 sebanyak 3 siswa.
commit to user
116 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Sedangkan untuk distrubusi frekuensi prestasi kognitif prestasi belajar terhadap metode STAD pada tabel 4.11. menunjukkan bahwa dari 38 siswa kelas VIII C yang memiliki kategori bermotivasi tinggi sebanyak 21 siswa dan 17 siswa kategori siswa bermotivasi rendah dengan skor rerata gabungan 90,7632, artinya termasuk kategori motivasi belajar tinggi jika skor ≥ rata-rata skor gabungan dan motivasi belajar rendah jika skor < rata-rata skor gabungan. Dari tabel diatas juga dapat diketahui bahwa skor tertinggi antara rentang 108-114 terdapat 1 siswa, antara rentang skor 101-107 terdapat 5 siswa, rentang skor 94-100 terdapat 7 siswa. Sedangkan rentang skor 87-93 terdapat 13 siswa, rentang skor antara 80-86 terdapat 6 siswa serta yang paling rendah skornya antara rentang 73-79 sebanyak 6 siswa. Apabila dibandingkan antara tabel 4.10. motivasi belajar pada Jigsaw dengan tabel 4.11. motivasi belajar STAD keduanya adalah berdistribusi normal, akan tetapi pengaruh motivasi terhadap metode Jigsaw lebih baik hasil prestasi belajarnya daripada siswa yang menggunakan metode STAD berdasarkan skor rerata gabungan masing-masing sebesar 95.036 dan 90.76 meskipun jumlah siswa bermotivasi tinggi pada STAD lebih banyak dibandingkan motivasi tinggi pada Jigsaw, yaitu 21 dan 16. Berikut ini ditunjukkan perbandingan grafik histogram dari masing masing distribusi frekuensi motivasi pada Jigsaw dan STAD sebagai berikut:
commit to user
117 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Histogram of MB Jigsaw Normal
14
Mean StDev N
12
95,03 9,287 38
Frequency
10 8 6 4 2 0
79
86
93 100 MB Jigsaw
107
114
Gambar 4.7. Histogram Motivasi Belajar pada Metode Jigsaw (8D)
Histogram of MB STAD Normal
14
Mean StDev N
12
Frequency
10 8 6 4 2 0
76
83
90 97 MB STAD
104
111
Gambar 4.8. Histogram Motivasi Belajar pada Metode STAD (8 C)
commit to user
90,76 9,419 38
118 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Pada gambar 4.7. menunjukkan bahwa distribusi frekuensi nilai tes kognitif pada siswa berkarakter tinggi dengan jumlah 38 siswa bersifat normal. Memiliki mean 95.03 dan Standar Deviasi 9.287. Grafik menunjukkan puncaknya berada di tengah, tepatnya rentang nilai interval ke-3 yang berarti terdapat 13 siswa terbanyak memiliki rentang nilai 90-96. Sedangkan pada gambar 4.8. menunjukkan bahwa distribusi frekuensi nilai tes kognitif pada siswa berkarakter tinggi dengan jumlah 38 siswa bersifat normal. Memiliki mean 90.76 dan Standar Deviasi 9.419. Grafik menunjukkan puncaknya berada di tengah, tepatnya rentang nilai interval ke-3 yang berarti terdapat 13 siswa terbanyak memiliki rentang nilai 87-83.
5. Deskripsi Data Kognitif Fisika berdasarkan Metode dan Karakter Siswa Berikut ini disajikan data prestasi belajar kemampuan kognitif Fisika pada siswa berdasarkan metode pembelajaran dan karakter belajar tinggi dan rendah pada masing masing kelas VIII D dengan metode Jigsaw dan kelas VIIIC dengan metode STAD.
commit to user
119 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 4.12. Data kognitif Karakter Siswa pada metode Jigsaw dan STAD
DATA
KARAKTER SISWA JIGSAW (VIII D)
STAD (VIII C)
Karakter
Karakter
Tinggi dan
Karakter
Karakter
Tinggi dan
Tinggi
Rendah
Rendah
Tinggi
Rendah
Rendah
N
24
14
38
18
20
38
SD
8.90
13.46
6.65
8.42
8.55
6.23
X
76.54
72.07
91.21
70.17
73.08
90.32
MIN
58
50
72
53
50
78
MAX
92
94
103
83
78
104
Tabel 4.12. menunjukkan penguasaan konsep materi saat proses pembelajaran dengan metode Jigsaw maupun STAD yang dipengaruhi oleh tinggi dan rendahnya karakter siswa. Berdasarkan hasil di atas dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Kelompok siswa yang menggunakan metode Jigsaw telah dipengaruhi oleh karakter siswa. Pada metode Jigsaw, terdapat 24 siswa berkarakter tinggi dengan standar deviasi 8.90 dan 14 siswa berkarakter rendah dengan standar deviasi 13.46. Nilai maksimal siswa berkarakter tinggi 92 dan 94 untuk siswa berkarakter rendah. Adapun nilai minimal siswa berkarakter belajar tinggi 58 dan
untuk siswa berkarakter rendah adalah 50. Sedangkan rata-rata nilai
prestasi kognitif pada siswa berkarakter tinggi (X = 76,54) lebih baik dibandingkan dengan siswa berkarakter rendah (X = 72,07) dengan selisih 4,47 commityang to user yang menunjukkan tingkat perbedaan cukup signifikan.
120 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2. Kelompok siswa yang menggunakan metode STAD telah dipengaruhi oleh
berkarakter siswa. Pada metode STAD, terdapat 18 siswa berkarakter tinggi dengan standar deviasi 8.42 dan 20 siswa berkarakter rendah dengan standar deviasi 8.55. Nilai maksimal siswa berkarakter belajar tinggi 83 dan 78 untuk siswa berkarakter rendah. Adapun nilai minimal siswa berkarakter belajar tinggi adalah 53 dan berkarakter rendah adalah 50. Sedangkan rata-rata nilai prestasi kognitif pada siswa berkarakter tinggi (X = 70,08) lebih jelek dibandingkan dengan siswa berkarakter rendah (X = 73,08) dengan selisih 3,00 yang menunjukkan tingkat perbedaan yang tidak signifikan. Hasil ini menunjukkan keadaan yang tidak wajar dimana siswa berkarakter rendah lebih baik prestasi belajarnya daripada siswa berkarakter tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa tidak setiap siswa yang berkarakter rendah lebih buruk daripada siswa berkarakter tinggi. Untuk distribusi frekuensi dari hasil nilai tes prestasi kognitif siswa pengaruh karakter terhadap metode Jigsaw dan STAD ditampilkan sebagai berikut : Tabel 4.13. Distribusi Frekuensi Karakter Siswa pada Metode Jigsaw (8 D) Interval
Tengah
Frekuensi
% frekuensi
Interval
0
(%)
72
-
77
74,5
1
2,63
78
-
83
80,5
2
5,26
84
-
89
86,5
11
28,95
90
-
95
92,5
12
31,58
96
-
101
98,5
10
26,32
102
-
107
104,5
2
5,26
commit to user
121 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Jumlah
38
100,00
Dari distrubusi frekuensi prestasi kognitif prestasi belajar terhadap metode Jigsaw pada tabel 4.13. menunjukkan bahwa dari 38 siswa kelas VIII D yang memiliki kategori berkarakter tinggi sebanyak 24 siswa dan 14 siswa kategori siswa berkarakter rendah dengan skor rerata gabungan 90,7632, artinya termasuk kategori siswa berkarakter tinggi jika skor ≥ rata-rata skor gabungan dan siswa berkarakter rendah jika skor < rata-rata skor gabungan. Dari tabel diatas juga dapat diketahui bahwa skor tertinggi antara rentang 102-107 terdapat 2 siswa, antara rentang skor 96-101 terdapat 10 siswa, rentang skor 90-95 terdapat 12 siswa. Sedangkan rentang skor 84-89 terdapat 11 siswa, rentang skor antara 78-83 terdapat 2 siswa serta yang paling rendah skornya antara rentang 72-77 hanya 1 siswa.
commit to user
122 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 4.14. Distribusi Frekuensi Karakter Siswa pada Metode STAD (8 C) Interval
Tengah
Frekuensi
% frekuensi
Interval
0
(%)
78
-
82
80,0
4
10,53
83
-
87
85,0
10
26,32
88
-
92
90,0
10
26,32
93
-
97
95,0
10
26,32
98
-
102
100,0
2
5,26
103
-
107
105,0
2
5,26
38
100,00
Jumlah
Sedangkan untuk distrubusi frekuensi prestasi kognitif prestasi belajar terhadap metode STAD pada tabel 4.11. menunjukkan bahwa dari 38 siswa kelas VIII C yang memiliki kategori berkarakter tinggi sebanyak 18 siswa dan 20 siswa kategori siswa berkarakter rendah dengan skor rerata gabungan 90,7632, artinya termasuk kategori motivasi belajar tinggi jika skor ≥ rata-rata skor gabungan dan motivasi belajar rendah jika skor < rata-rata skor gabungan. Dari tabel diatas juga dapat diketahui bahwa skor tertinggi antara rentang 103-107 terdapat 2 siswa, antara rentang skor 98-102 terdapat 2 siswa, rentang skor 93-97 terdapat 10 siswa. commit to user
123 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Sedangkan rentang skor 88-92 terdapat 10 siswa, rentang skor antara 83-87 terdapat 10 siswa serta yang paling rendah skornya antara rentang 78-82 sebanyak 4 siswa. Apabila dibandingkan antara tabel 4.14. karakter siswa pada Jigsaw dengan tabel 4.15. karakter siswa STAD keduanya adalah berdistribusi normal, akan tetapi pengaruh karakter siswa terhadap metode Jigsaw lebih baik hasil prestasi belajarnya daripada siswa yang menggunakan metode STAD berdasarkan skor rerata gabungan masing-masing sebesar 91.21 dan 90.32 dengan selisih 0.89, suatu selisih yang teramat kecil sekaligus menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan. Berikut ini ditunjukkan perbandingan grafik histogram dari masing masing distribusi frekuensi karakter siswa pada Jigsaw dan STAD sebagai berikut:
commit to user
124 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Histogram of KS Jigsaw Normal 14
Mean StDev N
12
Frequency
10 8 6 4 2 0
74,5
80,5
86,5 92,5 KS Jigsaw
98,5
104,5
Gambar 4.9. Histogram Karakter Siswa pada Metode JIGSAW (8 D)
commit to user
91,21 6,650 38
125 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Histogram of KS STAD Normal Mean StDev N
12
90,32 6,226 38
Frequency
10 8 6 4 2 0
80
85
90
95
100
105
KS STA D
Gambar 4.10. Histogram Karakter Siswa pada Metode JIGSAW (8 D)
Pada gambar 4.9. menunjukkan bahwa distribusi frekuensi nilai tes kognitif pada siswa berkarakter tinggi dengan jumlah 38 siswa bersifat normal. Memiliki mean 91.21 dan Standar Deviasi 6.650. Grafik menunjukkan puncaknya berada di tengah, tepatnya rentang nilai interval ke-4 yang berarti terdapat 12 siswa terbanyak memiliki rentang nilai 90-95. Sedangkan pada gambar 4.10. menunjukkan bahwa distribusi frekuensi nilai tes kognitif pada siswa berkarakter tinggi dengan jumlah 38 siswa bersifat normal. Memiliki mean 90.32 dan Standar Deviasi 6.226. Grafik menunjukkan terdapat 3puncaknya yang berada di tengah, tepatnya rentang nilai interval ke-2,3 commit to user
126 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dan 4 yang berarti bahwa kebanyakan siswa mendapatkan nilai dengan rentang antara 83-87, 88-92 dan 93-97.
6. Deskripsi Data Kemampuan Kognitif Fisika berdasarkan Motivasi Belajar dan Karakter Siswa Data prestasi kognitif siswa yang dipengaruhi oleh motivasi tinggi maupun rendah dan karakter siswa tinggi maupun rendah ditunjukkan oleh Tabel 4.15. sebagai berikut:
Tabel 4.15. Prestasi kognitif dengan motivasi belajar dan karakter siswa
MOTIVASI BELAJAR TINGGI
Karakter Tinggi
RENDAH
N = 23
N = 19
SD = 7,83
SD = 7,09
X = 78,65
X = 67,95
MIN = 61,00
MIN = 53,00
MAX = 92,00
MAX = 78,00
N = 16
N = 18
SD = 12,08
SD = 8,08
X = 72,69
X = 60,50
MIN = 50,00
MIN = 50,00
MAX = 94,00
MAX = 75,00
KARAKTER SISWA
Karakter Rendah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
127 digilib.uns.ac.id
Tabel 4.15 menunjukkan penguasaan konsep materi saat proses pembelajaran yang dipengaruhi oleh motivasi belajar dan karakter siswa. Berdasarkan hasil di atas dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Kelompok siswa baik yang menggunakan metode Jigsaw maupun STAD telah dipengaruhi oleh motivasi belajar dan karakter siswa. Pada karakter siswa tinggi, rata-rata nilai prestasi kognitif pada siswa bermotivasi tinggi (X = 78,65) lebih baik dibandingkan dengan siswa bermotivasi rendah (X = 67,95). 2. Kelompok siswa baik yang menggunakan metode Jigsaw maupun STAD telah dipengaruhi oleh motivasi belajar dan karakter siswa. Pada karakter siswa rendah, rata-rata nilai prestasi kognitif pada siswa bermotivasi tinggi (X = 72,69) lebih baik dibandingkan dengan siswa bermotivasi rendah (X = 60,50). 3. Kelompok siswa baik yang menggunakan metode Jigsaw maupun STAD telah dipengaruhi oleh motivasi belajar dan karakter siswa. Pada siswa bermotivasi belajar tinggi, rata-rata nilai prestasi kognitif pada siswa berkarakter tinggi (X = 78,65) lebih baik dibandingkan dengan siswa berkarakter rendah (X = 72,69). 4. Kelompok siswa baik yang menggunakan metode Jigsaw maupun STAD telah dipengaruhi oleh motivasi belajar dan karakter siswa. Pada siswa bermotivasi belajar rendah, rata-rata nilai prestasi kognitif pada siswa berkarakter tinggi (X = 67,95) lebih baik dibandingkan dengan siswa berkarakter rendah (X = 60,50).
7. Deskripsi Data Kemampuan Kognitif Fisika berdasarkan Metode Pembelajaran, Motivasi Belajar dan Karakter Siswa commit to user
128 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Data prestasi kognitif siswa dipengaruhi oleh metode pembelajaran, motivasi belajar dan karakter siswa ditunjukkan dalam tabel 4.16. untuk setiap sel sebagai berikut:
Tabel 4.16. Prestasi kognitif dengan motivasi belajar dan karakter siswa
METODE PEMBELAJARAN
JIGSAW
STAD
N = 14
N= 9
SD = 6,09
SD = 7,89
X = 81,86
X = 73,67
BELAJAR
MIN = 72,00
MIN = 61,00
TINGGI
MAX = 92,00
MAX = 83,00
N=8
N= 8
SD = 10,28
SD = 9,46
X = 79,88
X = 65,50
MIN = 67,00
MIN = 50,00
MOTIVASI
Karakter Tinggi
Karakter Rendah
commit to user
129 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
MAX = 94,00
Karakter Tinggi
MAX = 78,00
N = 10
N=9
SD = 6,59
SD = 7,79
X = 69,10
X = 66,67
MIN = 58,00
MIN = 53,00
MAX = 78,00
MAX = 75,00
MOTIVASI BELAJAR N=6
N = 12
SD = 9,85
SD = 7,46
X = 61,67
X = 59,72
MIN = 50,00
MIN = 50,00
MAX = 75,00
MAX = 75,00
RENDAH
Karakter Rendah
Tabel 4.16 di atas menunjukkan penguasaan konsep materi siswa selama pembelajaran IPA Fisika telah dipengaruhi oleh metode pembelajaran, motivasi belajar dan karakter siswa. Berdasarkan hasil di atas dapat dijelaskan sebagai berikut: 1.
Pada motivasi tinggi dan karakter tinggi, rerata nilai prestasi kognitif metode Jigsaw (X = 81,86) lebih baik dibandingkan dengan STAD (X = 73,67).
2.
Pada motivasi tinggi dan karakter rendah, rerata nilai prestasi kognitif metode Jigsaw (X = 79,88) lebih baik dibandingkan dengan STAD (X = 65,50).
3.
Pada motivasi rendah dan karakter tinggi, rerata nilai prestasi kognitif metode Jigsaw (X = 69,10) lebih baik dibandingkan dengan STAD (X = 66,67).
4.
Pada motivasi rendah dan karakter rendah, rerata nilai prestasi kognitif metode Jigsaw (X = 61,67) lebih baik dibandingkan STAD (X = 59,72). commit to user
130 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
5.
Pada metode Jigsaw dan motivasi tinggi, rerata nilai prestasi kognitif siswa berkarakter tinggi (X = 81,86) lebih baik dibandingkan dengan siswa berkarakter rendah (X = 79,88).
6.
Pada metode STAD dan motivasi tinggi, rerata nilai prestasi kognitif siswa berkarakter tinggi (X = 73,67) lebih baik dibandingkan dengan siswa berkarakter rendah (X = 65,50).
7.
Pada metode Jigsaw dan motivasi rendah, rerata nilai prestasi kognitif siswa berkarakter tinggi (X = 69,10) lebih baik dibandingkan dengan siswa berkarakter rendah (X = 61,67).
8.
Pada metode STAD dan motivasi rendah, rerata nilai prestasi kognitif siswa berkarakter tinggi (X = 66,67) lebih baik dibandingkan dengan siswa berkarakter rendah (X = 59,72).
9.
Pada metode Jigsaw dan karakter tinggi, rerata nilai prestasi kognitif siswa bermotivasi tinggi (X = 81,86) lebih baik dibandingkan dengan siswa bermotivasi rendah rendah (X = 69,10).
10. Pada metode Jigsaw dan karakter rendah, rerata nilai prestasi kognitif siswa bermotivasi tinggi (X = 79,88) lebih baik dibandingkan dengan siswa bermotivasi rendah rendah (X = 61,67). 11. Pada metode STAD dan karakter tinggi, rerata nilai prestasi kognitif siswa bermotivasi tinggi (X = 73,67) lebih baik dibandingkan dengan siswa bermotivasi rendah rendah (X = 66,67).
commit to user
131 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
12. Pada metode STAD dan karakter rendah, rerata nilai prestasi kognitif siswa bermotivasi tinggi (X = 65,50) lebih baik dibandingkan dengan siswa bermotivasi rendah rendah (X = 59,72).
B. Uji Prasyarat Analisis Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen dan studi literatur dengan mengambil 2 kelompok secara acak, yaitu normal dan homogen. Kedua kelompok ini diberi perlakuan yang berbeda dari sisi model pembelajarannya. Kedua kelompok diberikan impementasi aqidah tauhid dalam pembelajaran IPA Fisika dan dengan tinjauan yang sama yaitu motivasi belajar dan karakter siswa. Model pembelajaran Kooperatif Jigsaw diterapkan terhadap kelas VIII C yang berjumlah 38 siswa. Sedangkan metode kooperatif STAD diberlakukan terhadap kelas VIII D yang juga berjumlah 38 siswa. Uji prasyarat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis variansi (ANAVA) tiga jalan, maka prasyarat analisis yang diperlukan adalah bahwa populasi harus berdistribusi normal dan variansi populasiya homogen. Berikut ini adalah uji normalitas dan uji homogenitas dengan menggunakan software pengolah data Minitab 15.
commit to user
132 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
1. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui distribusi data setiap variabel apakah normal ataukah tidak. Uji normalitas yang dilakukan adalah sebagai berikut: H0
: sampel dari populasi berdistribusi Tidak Normal
H1
: sampel dari populasi berdistribusi Normal
Setelah dilakukan pengolahan dan dengan software Minitab 15, diperoleh keputusan Ho ditolak jika sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau P-Value ≥ dari Alpha = 0,05. Kesimpulan hasil uji normalitas data prestasi kognitif ditunjukkan Tabel 4.17. sebagai berikut:
Tabel 4.17. Hasil Uji Normalitas data prestasi kognitif Uji Normalitas No
P-Value
Keputusan
Kesimpulan
> 0,150
H0 : ditolak
Normal
> 0,150
H0 : ditolak
Normal
> 0,150
H0 : ditolak
Normal
> 0,150
H0 : ditolak
Normal
> 0,150
H0 : ditolak
Normal
> 0,150
H0 : ditolak
Normal
Alpha = 0,05 Siswa yang diberi metode 1. Jigsaw Siswa yang diberi metode 2. STAD Siswa yang bermotivasi 3. Tinggi Siswa yang bermotivasi 4. Rendah Siswa yang berkarakter 5. Tinggi
6.
Siswa yang berkarakter
commit to user
133 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Rendah Siswa yang diberi metode Jigsaw dengan motivasi 7.
> 0,150
H0 : ditolak
Normal
> 0,150
H0 : ditolak
Normal
> 0,150
H0 : ditolak
Normal
> 0,150
H0 : ditolak
Normal
> 0,150
H0 : ditolak
Normal
> 0,150
H0 : ditolak
Normal
> 0,150
H0 : ditolak
Normal
tinggi dan berkarakter tinggi Siswa yang diberi metode Jigsaw dengan motivasi 8. tinggi dan berkarakter rendah Siswa yang diberi metode Jigsaw dengan motivasi 9. rendah dan berkarakter tinggi Siswa yang diberi metode Jigsaw dengan motivasi 10. rendah dan berkarakter rendah Siswa yang diberi metode STAD dengan motivasi 11. tinggi dan berkarakter tinggi Siswa yang diberi metode STAD dengan motivasi 12. tinggi dan berkarakter rendah Siswa yang diberi metode 13. STAD dengan motivasi
commit to user
134 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
rendah dan berkarakter tinggi Siswa yang diberi metode STAD dengan motivasi 14.
> 0,150
H0 : ditolak
Normal
rendah dan berkarakter rendah
2. Uji Homogenitas Uji Homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah sample berasal dari populasi yang homogen atau tidak. Uji himogenitas pada penelitian ini dilakukan dengan bantuan software pengolah data MINITAB 15 dengan analisa terhadap kemampuan awal yang diberlakukan metode STAD untuk kelas VIII C dan metode JIGSAW untuk kelas VIIID dengan hipotesis: H0
: sample berasal dari populasi yang tidak homogen
H1
: sample berasal dari populasi yang homogen
Jika P-Value ≥ dari Alpha = 0,05 maka ditolak dan jika P-Value < dari Alpha = 0,05 maka Ho diterima. Kesimpulan hasil uji homogenitas data prestasi kognitif ditunjukkan Tabel 4.18. sebagai berikut: Tabel 4.18. Hasil Uji Homogenitas data prestasi kognitif No
Faktor
P-Value
Jenis Tes
Keputusan
Kesimpulan
Metode
> 0,150
F- Test
H0 : ditolak
Normal
Pembelajaran
> 0,150
Levene’s
H0 : ditolak
Normal
> 0,150
F- Test
H0 : ditolak
Normal
H0 : ditolak
Normal
1.
2. Motivasi Belajar
> 0,150 commit Levene’s to user
135 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3.
4.
> 0,150
F- Test
H0 : ditolak
Normal
> 0,150
Levene’s
H0 : ditolak
Normal
> 0,150
Barlett’s
H0 : ditolak
Normal
> 0,150
Levene’s
H0 : ditolak
Normal
Karakter Siswa
Uji Lanjut
C. Pengujian Hipotesis
1. Uji Anava Data-data yang diperoleh dari hasil penelitian yang berupa nilai prestasi belajar, angket motivasi belajar dan angket karakter siswa dianalisis dengan analisis variansi ANAVA 3 jalan 2 x 2 x 2 dengan isi tidak sel sama, dengan bantuan software minitab 15 menggunakan GLM (general linier Model), diteruskan uji lanjut untuk H0 yang ditolak. Ringkasan hasil uji perhitungan dengan ANAVA dapat disajikan dalam table 4.19. sebagai berikut.
Tabel 4.19. Data Hasil Pengujian Hipotesis NO
SOURCE
P-Value
1.
Metode Pembelajaran
0,001
2.
Motivasi Belajar
0,000
3.
Karakter Siswa
0,002
4.
Metode Pembelajaran* Motivasi Belajar
0,017
5.
Metode Pembelajaran* Karakter Siswa
0,468
6.
Motivasi Belajar* Karaktercommit Siswa to user
0,594
136 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
7.
Metode Pembelajaran* Motivasi Belajar* Karakter Siswa
0,365
Hasil analisis ANAVA terhadap metode pembelajaran, motivasi belajar dan karakter siswa dapat dinyatakan bahwa: 1. Jika P-Value ≥ dari Alpha = 0,05 maka Ho: Diterima. Artinya bahwa keputusan tidak ada pengaruh: diterima. Dengan demikian keputusannya adalah tidak ada pengaruh. 2. Jika P-Value < dari Alpha = 0,05 maka H0 : Ditolak. Artinya bahwa keputusan tidak ada pengaruh: ditolak. Dengan demikian keputusannya adalah ada pengaruh. 3. Jika P-Value ≥ dari Alpha = 0,05 maka Ho: Diterima. Artinya bahwa keputusan tidak ada hubungan: diterima. Dengan demikian keputusannya adalah tidak ada hubungan. 4. Jika P-Value < dari Alpha = 0,05 maka H0
:
Ditolak. Artinya bahwa
keputusan tidak ada hubungan: ditolak. Dengan demikian keputusannya adalah ada hubungan.
Berdasarkan hasil Analisis ANAVA sebagaimana yang ditunjukkan pada tabel di atas dapat disimpulkan hipotesis terhadap prestasi belajar IPA Fisika ranah kognitif sebagai berikut: 1. Nilai p-Value = 0,001. Karena P-value < 0,05 maka Ho ditolak. Keputusan ujinya adalah
ada pengaruh
implementasi aqidah
tauhid
dalam
pembelajaran IPA Fisika dengan metode kooperatif Jigsaw dan STAD commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
137 digilib.uns.ac.id
terhadap prestasi belajar siswa pada Materi Fisika Bab Gaya dan Hukum Newton Kelas VIII di SMP Al-Islam 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012. 2. Nilai p-Value = 0,000. Karena P-value < 0,05 maka Ho ditolak. Keputusan ujinya adalah ada pengaruh motivasi belajar tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar siswa pada Materi Fisika Bab Gaya dan Hukum Newton Kelas VIII di SMP Al-Islam 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012. 3. Nilai p-Value = 0,002. Karena P-value < 0,05 maka Ho ditolak. Keputusan ujinya adalah ada pengaruh karakter tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar siswa pada Materi Fisika Bab Gaya dan Hukum Newton Kelas VIII di SMP Al-Islam 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012. 4. Nilai p-Value = 0,017. Karena P-value < 0,05 maka Ho ditolak. Keputusan ujinya adalah ada interaksi antara metode kooperatif Jigsaw dan STAD dengan motivasi belajar terhadap prestasi belajar siswa pada Materi Fisika Bab Gaya dan Hukum Newton Kelas VIII di SMP Al-Islam 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012. 5. Nilai p-Value = 0,468. Karena P-value > 0,05 maka Ho diterima. Keputusan ujinya adalah tidak ada interaksi antara metode kooperatif Jigsaw dan STAD dengan karakter siswa terhadap prestasi belajar siswa pada Materi Fisika Bab Gaya dan Hukum Newton Kelas VIII di SMP AlIslam 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012. 6. Nilai p-Value = 0,594. Karena P-value > 0,05 maka Ho diterima. Keputusan ujinya adalah tidak ada interaksi motivasi belajar dengan commit to user
138 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
karakter siswa terhadap prestasi belajar siswa pada Materi Fisika Bab Gaya dan Hukum Newton Kelas VIII di SMP Al-Islam 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012. 7. Nilai p-Value = 0,365. Karena P-value > 0,05 maka Ho diterima. Keputusan ujinya adalah tidak ada interaksi antara metode kooperatif Jigsaw dan STAD, motivasi belajar dan karakter siswa terhadap prestasi belajar siswa pada Materi Fisika Bab Gaya dan Hukum Newton Kelas VIII di SMP Al-Islam 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012.
2. Uji Lanjut ANAVA Dari hasil analisis variansi tiga jalan dengan sel tidak sama dengan prosedur General Linier Model (GLM) maka yang perlu diuji lanjut adalah jika hasil analisis menunjukkan bahwa p-Value < 0,05 maka hipotesis H0 : ditolak, artinya tidak ada interaksi dan H1 : diterima, artinya ada interaksi. Berdasarkan hasil analisis di atas yang perlu dilakukan uji lanjut adalah: 1. Pengaruh pengaruh implementasi aqidah tauhid dalam pembelajaran IPA Fisika dengan metode kooperatif Jigsaw dan STAD terhadap prestasi belajar siswa pada Materi Fisika Bab Gaya dan Hukum Newton Kelas VIII di SMP Al-Islam 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012. 2. Pengaruh motivasi belajar tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar
siswa
pada Materi Fisika Bab Gaya dan Hukum Newton Kelas VIII di SMP Al-Islam 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012. commit to user
139 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3. pengaruh karakter tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar siswa pada Materi Fisika Bab Gaya dan Hukum Newton Kelas VIII di SMP Al-Islam 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012. 4. ada interaksi antara metode kooperatif Jigsaw dan STAD dengan motivasi belajar terhadap prestasi belajar siswa pada Materi Fisika Bab Gaya dan Hukum Newton Kelas VIII di SMP Al-Islam 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012.
Oleh karenanya, untuk memastikan pengaruh yang lebih kuat, berikutnya dilakukan uji lanjut dengan Tukey. Dari perhitungan dengan prosedur analysis of variance (Analisis Rata-rata) maupun interaction plot (plot interaksi) diperoleh dengan hasil analisis. Ringkasan hasil analisis tersebut dapat ditunjukkan pada tabel 4.19.sebagai berikut:
Tabel 4.20. Hasil Analisa Rerata Prestasi kognitif NO
LEVEL
N
MEAN
SD
JIGSAW
38
74.8947
10.8498
STAD
38
65.8947
9.3543
39
76.21
10.09
37
64.32
8.38
Prestasi Kognitif 1
Prestasi Kognitif 2 Motivasi Tinggi Motivasi Rendah
commit to user
140 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Prestasi Kognitif Karakter Tinggi
39
73.81
9.17
Karakter Rendah
37
66.24
11.75
3
Hasil uji lanjut dapat juga ditunjukkan pada grafik sebagai berikut:
Perbedaan Rata-rata K.Kognitif Antara A1 dengan A2 Alpha = 0,05
75,0
72,73
Mean
72,5
70,42
70,0
68,11
67,5
65,0 1
2 Metode
Gambar 4.11. Analisis Rata-rata Antara A1 (Jigsaw) dengan A2 (STAD)
commit to user
141 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Dari gambar 4.11. terlihat bahwa terdapat perbedaan prestasi belajar yang signifikan antara pembelajaran dengan metode kooperatif Jigsaw (1) dan pembelajaran dengan kooperatif STAD (2). Siswa yang diberikan pembelajara dengan metode kooperatif jigsaw mempunyai rerata prestasi yang lebih baik dibanding dengan siswa yang diberikan pembelajaran metode kooperatif STAD, engan nilai rerata masing-masing yaitu 74,8946 dan 65,8947. Sedangkan garis hijau (tengah) menunjukkan rerata gabungan hasil prestasi belajar kognitif Jigsaw dan STAD, yaitu sebesar 70,42. Garis vertikal warna biru di sebelah kanan dan kiri lebih tinggi dari garis warna merah menunjukkan arti signifikan.
Perbedaan Rata-rata K.Kognitif Antara B1 dengan B2 Alpha = 0,05
78 76 74 72,92 Mean
72 70,42
70 68
67,92
66 64 62 1
2 Mt vs Blj
Gambar 4.12. Analisis Rata-rata Antara B1 (Motivasi Belajar Pada Jigsaw) dengan B2 (Motivasi Belajar Pada STAD)
commit to user
142 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Dari gambar 4.12. terlihat bahwa terdapat perbedaan prestasi belajar yang signifikan antara siswa bermotivasi tinggi (1) dan siswa bermotivasi rendah (2). Siswa yang mempunyai motivasi belajar tingggi mempunyai rerata prestasi yang lebih baik dibanding dengan siswa yang memiliki motivasi belajar rendah dengan nilai rerata masing-masing yaitu 76,21 dan 64,32. Sedangkan garis hijau (tengah) menunjukkan rerata gabungan hasil prestasi belajar kognitif Jigsaw dan STAD, yaitu sebesar 70,42. Garis vertikal warna biru di sebelah kanan dan kiri lebih tinggi dari garis warna merah menunjukkan arti signifikan.
Perbedaan Rata-rata K.Kognitif Antara C1 dengan C2 Alpha = 0,05 75,0 73,45
Mean
72,5
70,42
70,0
67,5
67,39
65,0 1
2 Karakt er Sis
Gambar 4.13. Analisis Rata-rata antara C1 (Karakter Siswa Pada Jigsaw) dengan C2 (Karakter Siswa Pada STAD)
commit to user
143 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Dari gambar 4.13. terlihat bahwa terdapat perbedaan prestasi belajar yang signifikan antara siswa berkarakter tinggi (1) dan siswa berkarakter rendah (2). Siswa yang mempunyai karakter tingggi mempunyai rerata prestasi 73,81 adalah lebih baik daripada siswa yang memiliki karakter rendah dengan rerata nilai 66,24. Garis hijau (tengah) menunjukkan rerata gabungan hasil prestasi belajar kognitif Jigsaw dan STAD, yaitu sebesar 70,42. Garis vertikal warna biru di sebelah kanan dan kiri lebih tinggi dari garis warna merah menunjukkan arti signifikan.
Interaction Plot for Kognitif Data Means 1
2 80 75
Metode
Metode 1 2
70 65 Mtv s Blj 1 2
80 75 Mtvs Blj
70 65 1
2
Gambar 4.14. Grafik Interaksi antara A (Metode Pembelajaran) dan B (Motivasi belajar)
commit to user
144 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Dari grafik 4.14 pada garis merah kanan atas terlihat bahwa siswa yang diberi pembelajaran dengan pembelajaran Jigsaw akan selalu mempunyai prestasi yang lebih baik walaupun motivasi belajarnya rendah. Siswa yang diberi pembelajaran dengan metode STAD akan mempunyai prestasi yang lebih baik jika motivasi berprestasionya tinggi, tetapi jika motivasi berprestasinya rendah akan mempunyai prestasi yang kurang baik.
D. Pembahasan
1. Hipotesis Pertama Hipotesis pertama adalah bahwa ada pengaruh implementasi aqidah tauhid dalam pembelajaran IPA Fisika dengan metode kooperatif Jigsaw dan STAD terhadap prestasi belajar siswa. Berdasarkan hasil analisis didapatkan bahwa nilai p-Value = 0,001. Karena P-value < 0,05 maka Ho ditolak. Keputusan ujinya adalah ada pengaruh implementasi aqidah tauhid dalam pembelajaran IPA Fisika dengan metode kooperatif Jigsaw dan STAD terhadap prestasi belajar siswa pada Materi Fisika Bab Gaya dan Hukum Newton Kelas VIII di SMP Al-Islam 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012. Dari hasil analisis tersebut juga dapat dinyatakan bahwa ada perbedaan pengaruh implementasi aqidah tauhid dalam commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
145 digilib.uns.ac.id
pembelajaran IPA Fisika dengan metode kooperatif Jigsaw dan STAD terhadap prestasi belajar siswa pada aspek kognitifnya. Dari hasil uji lanjut dapat diketahui bahwa rerata hasil prestasi kognitif siswa kelas VIII D dan VIIIC dengan mengimplementasikan aqidah tauhid yang diperlakukan melalui metode Jigsaw, yaitu 74,8946 lebih baik daripada yang diperlakukan menggunakan metode STAD dengan rerata nilai 65,8947. Diantara fakta yang menyebabkan demikian adalah kenyataan bahwa dalam mengimplementasikan aqidah tauhid dalam pembelajaran IPA Fisika materi Gaya dan Hukum Newton, yaitu dengan asumsi dasar bahwa segala sesuatu yang ada pasti ada yang mengadakan atau menciptakannya. Ini sesuatu hal yang sangat mudah diterima oleh setiap orang dengan akal sehatnya dan dengan sedikit saja berfikir dan merenungkan. Demikian pula adanya gerakan gaya baik itu berupa dorongan ataupun tarikan dalam fenomena alam ini tentu saja ada yang menciptakannya dan sangat tidak mungkin terjadi begitu saja secara kebetulan tanpa peran Dzat Yang Maha Esa dan Maha Kuasa. Dalam menerapkan aqidah tauhid dalam pembelajaran IPA Fisika dengan metode Jigsaw pada kelas VIIID lebih mengena dan berpengaruh besar pada siswa daripada yang menggunakan metode STAD pada kelas VIII C. Diantara alasannya adalah bahwa dalam metode pembelajaran Jigsaw tim ahli berdiskusi, mempelajari, memahami dan merenungi fenomena alam yang terkaitan dengan Gaya seperti yang tersebut dalam AlQur’an. Zulkarnain berkata: "Apa yang telah dikuasakan oleh Tuhanku kepadaku terhadapnya adalah lebih baik, maka tolonglah aku dengan kekuatan (manusia dan alat-alat), agar aku membuatkan dinding antara kamu dan mereka”. (Q.S. commit to user
146 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Al-Kahfi:95) demikian pula perkataan Sir Isaac Newton,”Sistem matahari dan planet yang sempurna hanya bisa bertahan di bawah kendali dan dominasi suatu Dzat yang Maha Kuasa dan Maha Bisaksana”. Juga pernyataan keterbatasannya dalam menguak kebenaran semesta alam ini yang ia ibaratkan seperti samudra, ”Saya tidak tahu akan terlihat apa oleh dunia, tetapi bagiku saya hanya seperti seorang anak yang bermain di pesisir pantai, dan terkadang mengalihkan diriku untuk mencari keong yang lebih halus atau kerang yang lebih cantik dari yang biasanya, sedangkan samudra besar kebenaran terletak di depanku tak tertemukan”. Dalam metode Jigsaw, siswa dalam tim ahli sesuai topik masing masing mempelajari, memahami dan menghayati sendiri dengan pemikirannya masing masing. Kemudian hasil dari perenungan individu anak diugkapkan dalam forum diskusi sehingga setiap siswa memiliki persepsinya sendiri dalam memahami tanda kekuasaan Allah di alam semesta yang pada akhirnya lebih berpengaruh dalam hati dan jiwa siswa. Selain itu juga karena sharing dan berbagai hasil pemikiran dan perenungan setiap siswa sehingga lebih menambah kuat pemahamannya. Hal ini berbeda dengan siswa yang diterapkan dengan metode STAD dimana guru memberikan penjelasan dan bersama siswa untuk memikirkan dan merenungkan tanda kekuasaan Allah melalui ciptaanNya tentang fenomena gaya di semesta alam ini. Meskipun juga berpengaruh pada siswa, tetapi masih kurang bila dibandingkan dengan siswa pada metode Jigsaw karena bukan dari hasil pemikiran dan perenungannya sendiri. commit to user
147 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Selain penjelasan di atas, yang menjadi sebab bahwa metode Jigsaw lebih baik daripada metode STAD karena juga hasil penelitian lain. Berdasarkan penelitian Tesis oleh Anna Lusiana Kuswardhani memberikan kesimpulan bahwa metode pembelajaran Jigsaw lebih baik daripada STAD dengan masing masing nilai rerata 61 dan 54. Demikian pula hasil penelitian Tesis oleh Sutriwaji memberikan kesimpulan bahwa metode pembelajaran Jigsaw lebih baik daripada STAD dengan masing masing nilai rerata 70,2 dan 64,6.
2. Hipotesis Kedua Hipotesis Kedua adalah bahwa ada pengaruh motivasi belajar tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar siswa. Berdasarkan hasil analisis didapatkan bahwa nilai p-Value = 0,000. Karena P-value < 0,05 maka Ho ditolak. Keputusan ujinya adalah ada pengaruh motivasi belajar tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar siswa pada Materi Fisika Bab Gaya dan Hukum Newton Kelas VIII di SMP Al-Islam 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012. Dari hasil analisis tersebut juga dapat dinyatakan bahwa ada perbedaan pengaruh antara motivasi tinggi dengan motivasi rendah terhadap prestasi belajar siswa pada aspek kognitifnya. Dari hasil uji lanjut dapat diketahui bahwa rerata hasil prestasi kognitif siswa kelas VIII D dan VIIIC yang memiliki motivasi tinggi, yaitu 76,21 lebih baik daripada yang yang memiliki motivasi rendah dengan rerata nilai 64,32. Selisih dari nilai rerata keduanya adalah 11,89 yang menunjukkan perbedaan commit to user
148 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
signifikan antara hasil prestasi belajar kognitif siswa yang memiliki motivasi tinggi dan rendah. Hal ini sesuai dengan dasar teori tentang motivasi yang memberikan definisi motivasi sebagai suatu semangat atau gairah untuk mencapai tujuan atau keinginan tertentu. Motivasi yang kuat dalam diri siswa akan meningkatkan minat, kemauan dan semangat yang tinggi dalam belajar, oleh karena itu, antara motivasi dan prestasi belajar mempunyai hubungan yang angat erat. Sebagaimana yang dikatakan oleh Sardiman A.M (2001) bahwa : “Dalam kegiatan belajar, maka motivasi menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai”. Dengan demikian apa yang telah diprediksikan dalam hipotesa tentang pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar kognitif siswa telah terbukti dan teruji kebenarannya.
3. Hipotesis Ketiga Hipotesis ketiga adalah bahwa ada pengaruh karakter tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar siswa. Berdasarkan hasil analisis didapatkan bahwa nilai p-Value = 0,002. Karena P-value < 0,05 maka Ho ditolak. Keputusan ujinya adalah ada pengaruh karakter tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar siswa pada Materi Fisika Bab Gaya dan Hukum Newton Kelas VIII di SMP Al-Islam 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012. Dari hasil analisis tersebut juga dapat dinyatakan bahwa ada perbedaan pengaruh antara karakter siswa tinggi dengan karakter siswa rendah terhadap prestasi belajar siswa pada aspek kognitifnya. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
149 digilib.uns.ac.id
Dari hasil uji lanjut dapat diketahui bahwa rerata hasil prestasi kognitif siswa kelas VIII D dan VIIIC yang memiliki karakter siswa tinggi, yaitu 73,81 lebih baik daripada yang yang memiliki karakter siswa rendah dengan rerata nilai 66,24.
Selisih antara kedua nilai rerata ini sebesar 7,57 yang menunjukkan
perbedaan yang cukup signifikan antara siswa yang berkarakter tinggi dengan siswa yang berkarakter rendah. Dengan demikian, ini telah menjadi bukti bahwa karakter seseorang memiliki pengaruh terhadap prestasi belajar yang hendak diraih. Sesuai dengan penjelasan pada dasar teori pula bahwa karkater seseorang merupakan suatu bentuk sifat, tingkah laku, perbuatan, adab, nilai nilai etika, tabi’at, watak atau kepribadian yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu tanpa harus difikirkan karena telah menjadi karakter
yang terbentuk
dalam jiwa seseorang lalu tercermin dalam sikap perilakunya. Hal ini juga sesuai dengan hasil penelitian di Harvard University Amerika Serikat (Ali Ibrahim Akbar, 2000), bahwa ternyata kesuksesan seseorang tidak ditentukan semata-mata oleh pengetahuan dan kemampuan teknis (hard skill) saja, tetapi lebih oleh kemampuan mengelola diri dan orang lain (soft skill). Penelitian ini mengungkapkan, kesuksesan hanya ditentukan sekitar 20 persen oleh hard skill dan sisanya 80 persen oleh soft skill. Bahkan orang-orang tersukses di dunia bisa berhasil dikarenakan lebih banyak didukung kemampuan soft skill daripada hard skill. Hal ini mengisyaratkan bahwa soft skill itu juga sangat berkaitan erat dengan mutu pendidikan karakter siswa yang harus ditingkatkan. Secara umum dapat diketahui dengan mudah berdasarkan dengan pengalaman pula bahwa orang yang baik akhlaknya, terpuji kepribadian, moral dan karakternya akan menimbulkan commit to user
150 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
sikap yang positif pula seperti rajin belajar, tekun memperhatikan dan melaksanakan tugas disertai rasa tanggung jawab. Sedangkan seorang yang memilki karakter rendah seperti tidak berkata jujur, tidak disiplin dan sejenisnya akan memberikan dampak yang tidak terpuji pula yang diantaranya adalah prestasi belajar siswa.
4. Hipotesis Keempat Hipotesis keempat adalah bahwa ada interaksi antara metode kooperatif Jigsaw dan STAD dengan motivasi belajar terhadap prestasi belajar siswa. Berdasarkan hasil analisis didapatkan bahwa nilai Nilai p-Value = 0,017. Karena P-value < 0,05 maka Ho ditolak. Keputusan ujinya adalah ada interaksi antara metode kooperatif Jigsaw dan STAD dengan motivasi belajar terhadap prestasi belajar siswa pada Materi Fisika Bab Gaya dan Hukum Newton Kelas VIII di SMP Al-Islam 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012. Dari hasil analisis tersebut juga dapat dinyatakan bahwa ada interaksi hubungan antara metode kooperatif Jigsaw dan STAD dengan motivasi belajar terhadap prestasi belajar siswa pada aspek kognitifnya. Dari tabel 4.9. data kognitif motivasi belajar pada metode Jigsaw dan STAD dapat dketahui bahwa rerata hasil prestasi kognitif siswa kelas VIII D yang diberikan metode pembelajaran Jigsaw terdapat perbedaan nilai rerata antara siswa yang bermotivasi tinggi, yaitu 81,14 dengan siswa bermotivasi rendah, yaitu 66,31 dengan selisih yang sangat signifikan sebesar 14,83. Demikian pula pada kelas VIII C dengan menggunakan metode STAD terdapat perbedaan hasil nilai commit to user
151 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
rerata kognitif antara siswa yang bermotivasi tinggi, yaitu 69,82 dengan siswa yang bermotivasi rendah, yaitu 62,81 dengan selisih yang cukup kecil sebesar 7,01. Meskipun demikian tetap saja dapat disimpulkan bahwa ada interaksi antara metode pembelajaran dengan motivasi balajar siswa.
5. Hipotesis Kelima Hipotesis kelima adalah bahwa ada interaksi antara metode kooperatif Jigsaw dan STAD dengan karakter siswa terhadap prestasi belajar siswa. Berdasarkan hasil analisis didapatkan bahwa nilai p-Value = 0,468. Karena Pvalue > 0,05 maka Ho diterima. Keputusan ujinya adalah tidak ada interaksi antara metode kooperatif Jigsaw dan STAD dengan karakter siswa terhadap prestasi belajar siswa pada Materi Fisika Bab Gaya dan Hukum Newton Kelas VIII di SMP Al-Islam 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012. Dari hasil analisis tersebut juga dapat dinyatakan bahwa tidak ada interaksi hubungan antara metode kooperatif Jigsaw dan STAD dengan karakter siswa terhadap prestasi belajar siswa pada aspek kognitifnya. Dari tabel 4.12. data kognitif karakter siswa pada metode Jigsaw dan STAD dapat diketahui bahwa rerata hasil prestasi kognitif siswa kelas VIII D yang diberikan metode pembelajaran Jigsaw terdapat perbedaan nilai rerata yang tidak signifikan antara siswa yang berkarakter tinggi, yaitu 76,54 dengan siswa berkarakter rendah, yaitu 72,07 dengan selisih yang kecil sebesar 4,47. Demikian pula pada kelas VIII C dengan menggunakan metode STAD terdapat perbedaan commit to user
152 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
hasil nilai rerata kognitif antara siswa yang berkarakter tinggi, yaitu 70,17 dengan siswa yang berkarakter rendah, yaitu 73,08 dengan selisih yang cukup kecil sebesar 2,91. Bahkan yang tampak tidak wajar adalah bahwa nilai rerata siswa yang berkarakter rendah lebih baik daripada siswa berkarakter tinggi meskipun diberi perlakuan yang sama dengan metode pembelajaran STAD. Hal ini sangat jelas menunjukkan tidak ada interaksi antara metode pembelajaran dengan karakter siswa. Adapun perbedaan selisih yang kecil dan terbalik tersebut bukan karena perbedaan karakter siswa, akan tetapi lebih disebabkan karena perbedaan motivasi belajar siswa yang tinggi dan rendah.
6. Hipotesis Keenam Hipotesis keenam adalah bahwa ada interaksi motivasi belajar dengan karakter siswa terhadap prestasi belajar siswa. Berdasarkan hasil analisis didapatkan bahwa nilai p-Value = 0,594. Karena P-value > 0,05 maka Ho diterima. Keputusan ujinya adalah tidak ada interaksi motivasi belajar dengan karakter siswa terhadap prestasi belajar siswa pada Materi Fisika Bab Gaya dan Hukum Newton Kelas VIII di SMP Al-Islam 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012. Dari hasil analisis tersebut juga dapat dinyatakan bahwa tidak ada interaksi hubungan antara motivasi belajar dengan karakter siswa terhadap prestasi belajar siswa pada aspek kognitifnya. commit to user
153 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Berdasarkan pengalaman pula bahwa tidaklah selalu siswa yang memilki karakter tinggi akan memilki motivasi yang tinggi pula. Bahkan dapat terjadi sebaliknya dimana siswa yang berkarakter rendah memiliki motivasi yang tinggi. Dan terdapat fakta lainnya juga bahwa siswa berkarakter tinggi dapat memiliki motivasi yang rendah demikian pula siswa yang berkarakter rendah akan memiliki motivasi yang rendah. Berdasarkan data penelitian ini diperoleh realita bahwa pada siswa kelas VIII D dengan metode Jigsaw, terdapat siswa motivasi tinggi dan berkarakter tinggi (B1-C1) sebanyak 14 siswa. Siswa motivasi tinggi dan berkarakter rendah (B1-C2) sebanyak 8 siswa. Siswa motivasi rendah dan berkarakter tinggi (B2-C1) sebanyak 10 siswa. Dan siswa motivasi rendah dan berkarakter rendah (B2-C2) sebanyak 6 siswa. Adapun untuk siswa dengan metode STAD adalah sebagai berikut: Terdapat siswa motivasi tinggi dan berkarakter tinggi (B1-C1) sebanyak 9 siswa. Siswa motivasi tinggi dan berkarakter rendah (B1-C2) sebanyak 12 siswa. Siswa motivasi rendah dan berkarakter tinggi (B2-C1) sebanyak 9 siswa. Dan siswa motivasi rendah dan berkarakter rendah (B2-C2) sebanyak 8 siswa. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak ada interaksi antara motivasi belajar dengan karakter siswa terhadap nilai prestasi kognitif siswa. 7. Hipotesis Ketujuh Hipotesis ketiga adalah bahwa ada interaksi antara metode kooperatif Jigsaw dan STAD, motivasi belajar dan karakter siswa terhadap prestasi belajar siswa. Berdasarkan hasil analisis didapatkan bahwa nilai p-Value = 0,365. Karena P-value > 0,05 maka Ho diterima. Keputusan ujinya adalah tidak ada interaksi commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
154 digilib.uns.ac.id
antara metode kooperatif Jigsaw dan STAD, motivasi belajar dan karakter siswa terhadap prestasi belajar siswa pada Materi Fisika Bab Gaya dan Hukum Newton Kelas VIII di SMP Al-Islam 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012. Dari hasil analisis tersebut juga dapat dinyatakan bahwa tidak ada interaksi hubungan antara metode pembelajaran, motivasi belajar dan karakter siswa terhadap prestasi belajar siswa pada aspek kognitifnya. Tidak adanya interaksi antara metode pembelajaran, motivasi belajar dan karakter siswa menunjukkan bahwa Metode Jigsaw lebih baik daripada metode STAD, siswa bermotivasi tinggi lebih baik daripada siswa bermotivasi rendah, dan siswa berkarakter tinggi lebih baik daripada siswa berkarakter berdasarkan hasil prestasi kognitif belajar IPA Fisika. Dapat juga dijelaskan bahwa tidak adanya interaksi antara metode pembelajaran dengan motivasi belajar siswa memberikan pengertian metode pembelajaran apapun yang diterapkan tidak akan memberikan perubahan motivasi belajar. Penggunaan metode kooperatif Jigsaw belum tentu memberikan pengaruh terhadap tinggi rendahnya motivasi belajar siswa daripada metode kooperatif STAD demikian pula sebaliknya, karena memang tidak ada interaksi antara metode pembelajaran dengan motivasi belajar. Akan tetapi dapat dipahami bahwa yang dapat memberikan pengaruh tinggi rendahnya motivasi belajar siswa adalah implementasi aqidah tauhid dalam pembelajaran IPA Fisika. Hal berdasarkan fakta hasil ulangan harian bab Atom, ion dan Molekul dengan hasil rerata untuk kelas VIII C dan VIII D adalah 63 tanpa menggunakan implementasi aqidah tauhid di dalamnya. Sedangkan hasil rerata untuk dua kelas yang sama dengan commit to user
155 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
menggunakan
implementasi
aqidah
tauhid
dalam
pembelajaran
Fisika
menghasilkan nilai 70. Suatu angka yang lebih besar daripada sebelumnya. Bukti lain juga berdasarkan pengamatan dan pengalaman bahwa siswa akan lebih semangat atau termotivasi dan tampak meningkat keimanannya ketika dijelaskan tanda kekuasaan Allah yang ada di alam semesta melalui materi Gaya dan Hukum Newton dibandingkan tanpa mengimplementasikan aqidah tauhid dalam proses pembelajarannya. Demikian pula untuk hubungan antara metode pembelajaran dengan karakter siswa yang tidak ada interaksi antara dua variabel ini menunjukkan bahwa dengan metode kooperatif Jigsaw maupun STAD tidak memberikan dampak terhadap perubahan karakter siswa. Untuk hal ini adalah sama dengan penjelasan sebelumnya bahwa yang memberikan pengaruh terhadap perubahan karakter meskipun tidak terlalu signifikan karena prosesnya yang sebentar adalah implementasi aqidah tauhid dalam pembelajaran IPA Fisika dan bukan karena menggunakan metode kooperatif jigsaw maupun STAD. Hal ini dapat dijelaskan bahwa penanaman aqidah dalam diri para siswa akan mampu menguatkan keimanan kepada Allah sehingga akan semakin bertambah ketaatannya dan akan terbentuk akhlak yang mulia. Hal ini sangat sesuai dengan tujuan pembelajaran IPA Fisika yang pertama sebagaimana yang tersebut dalam Standar Kelulusan (SKL), yaitu untuk meningkatkan keyakinan (aqidah) terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa (tauhid) berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaanNya (Mendiknas, 2006). Demikian pula sesuai dengan tujuan pendidikan untuk mencetak peserta didik yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT commit to user
156 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan disertai akhlak mulia juga selaras dengan Standar kelulusan (SKL) pendidikan Agama Islam, yaitu Meningkatkan pengenalan dan keyakinan terhadap aspek-aspek rukun iman mulai dari iman kepada Allah sampai kepada iman pada Qadha dan Qadar serta Asmaul Husna (Pendidikan Berkarakter, 2010). Dengan demikian bahwa implementasi aqidah tauhid dalam pembelajaran IPA Fisika dengan proses waktu yang lama sangat diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dan sekaligus meningkatkan karakter akhlak, moral dan adab pada siswa dalam kehidupan individu, keluarga, bermasyarakat dan bernegara.
pada kelas VIII C dan kelas VIII D SMP Al Islam 1 Surakarta tahun ajaran 2011/2012.
E. Kelemahan dan Keterbatasan 1. Pada penelitian ini ada beberapa kelemahan dan keterbasan antara lain pada saat peneliti memberlakukan pembelajaran Jigsaw, teknik pembagian kelompok tidak benar-benar baik meskipun telah diurutkan rangking nilai prestasi hasil ulangan harian, yaitu rangking atas, tengah dan bawah lalu setiap kelompok diberikan siswa dari setiap rangking. Pembagian kelompok ini tetap saja belum terbaik karena pada kenyataaanya rangking teratas tidak bertemu dengan siswa dalam rangking terendah dan terbawah sehingga saat pembentukan
kelompok ahli,
terdapat
perbedaan
kemampuan
dalam
menjelaskan materi kepada anggota kelompok lain. Ketika dari kelompok ahli commit to user
157 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
meskipun menguasai materi akan tetapi kemampuan menjelaskannya rendah, maka hasilnya tidak maksimal. 2. Pada saat pelaksaan pembelajaran STAD, terdapat kelompok yang tidak sama antara kemampuan memahami materi dan menjelaskan kepada anggota teman. Berbeda dengan metode Jigsaw yang masih ada pertukaran anggota kelompok dari tim ahli ke tim asal, sedangkan pada STAD tidak terjadi seperti itu. 3. Pada pelaksanaan metode pembelajaran Jigsaw dan STAD dilakukan pembagian kelompok yang heterogen dimana siswa lelaki dicampur dengan siswa putrid dalam setiap kelompok antara 3 samapi 4. Pada kenyataannya factor psikologis siswa untuk melakukan sharing, diskusi dan bertukar pendapat cukup terhambat sehingga mengakibatkan berjalannya diskusi tidak optimal.
commit to user
45 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis yang dikemukakan pada bab IV, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Ada pengaruh implementasi aqidah tauhid dalam pembelajaran IPA Fisika dengan metode kooperatif Jigsaw dan STAD terhadap prestasi belajar kognitif siswa pada Materi Fisika Bab Gaya dan Hukum Newton Kelas VIII di SMP Al-Islam 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012. Pembelajaran IPA Fisika dengan metode kooperatif Jigsaw terhadap siswa kelas VIII D lebih baik daripada metode kooperatif STAD terhadap prestasi belajar siswa kelas VIII C karena nilai rerata yang diperlakukan melalui metode Jigsaw, yaitu 74,8946 lebih tinggi metode STAD dengan rerata nilai 65,8947. 2. Ada pengaruh motivasi belajar tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar kognitif siswa pada Materi Fisika Bab Gaya dan Hukum Newton Kelas VIII di SMP Al-Islam 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012. Dari hasil analisis disimpulkan bahwa ada perbedaan pengaruh antara motivasi tinggi dengan motivasi rendah terhadap prestasi belajar siswa pada aspek kognitifnya dimana motivasi tinggi lebih besar pengaruhnya daripada motivasi rendah. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
46 digilib.uns.ac.id
3. Ada pengaruh karakter tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar kognitif siswa pada Materi Fisika Bab Gaya dan Hukum Newton Kelas VIII di SMP Al-Islam 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012. Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan pengaruh antara karakter siswa tinggi dengan karakter siswa rendah terhadap prestasi belajar siswa pada aspek kognitifnya dimana karakter siswa tinggi lebih besar pengaruhnya daripada karakter rendah. 4. Ada interaksi antara metode kooperatif Jigsaw dan STAD dengan motivasi belajar terhadap prestasi belajar kognitif siswa pada Materi Fisika Bab Gaya dan Hukum Newton Kelas VIII di SMP Al-Islam 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012. Dari hasil analisis data kognitif motivasi belajar pada metode Jigsaw dan STAD dapat diketahui bahwa rerata hasil prestasi kognitif siswa kelas VIII D yang diberikan metode pembelajaran Jigsaw maupun STAD terdapat perbedaan nilai rerata antara siswa yang bermotivasi tinggi dengan siswa bermotivasi rendah, dimana siswa bermotivasi tinggi dalam belajar lebih tinggi pula nilainya daripada siswa bermotivasi belajar rendah pada aspek kognitifnya. 5. Tidak ada interaksi antara metode kooperatif Jigsaw dan STAD dengan karakter siswa terhadap prestasi belajar kognitif siswa pada Materi Fisika Bab Gaya dan Hukum Newton Kelas VIII di SMP Al-Islam 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012. Dari hasil analisis data kognitif karakter siswa pada metode Jigsaw dan STAD dapat diketahui bahwa rerata hasil prestasi kognitif siswa kelas VIII D yang diberikan metode pembelajaran Jigsaw commit to user
47 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
maupun STAD hampir tidak terdapat perbedaan nilai rerata antara siswa yang berkarakter tinggi dengan siswa berkarakter rendah. 6. Tidak ada tidak ada interaksi antara motivasi belajar dengan karakter siswa terhadap prestasi belajar kognitif siswa pada Materi Fisika Bab Gaya dan Hukum Newton Kelas VIII di SMP Al-Islam 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012. Berdasarkan analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa tidak selalu siswa yang memilki karakter tinggi akan memilki motivasi yang tinggi pula. Bahkan dapat terjadi sebaliknya dimana siswa yang berkarakter rendah memiliki motivasi yang tinggi. Dan terdapat fakta lainnya juga bahwa siswa berkarakter tinggi dapat memiliki motivasi yang rendah demikian pula siswa yang berkarakter rendah akan memiliki motivasi yang rendah. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak ada interaksi antara motivasi belajar dengan karakter siswa terhadap nilai prestasi kognitif siswa. 7. Tidak ada interaksi antara metode kooperatif Jigsaw dan STAD, motivasi belajar dan karakter siswa terhadap prestasi belajar kognitif siswa pada Materi Fisika Bab Gaya dan Hukum Newton Kelas VIII di SMP Al-Islam 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012. Tidak adanya interaksi antara metode pembelajaran, motivasi belajar dan karakter siswa menunjukkan bahwa Metode Jigsaw lebih baik daripada metode STAD, siswa bermotivasi tinggi lebih baik daripada siswa bermotivasi rendah, dan siswa berkarakter tinggi lebih baik daripada siswa berkarakter berdasarkan hasil prestasi kognitif.
commit to user
48 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
B. Implikasi 1. Teoritis Implikasi teoritis dari kesimpulan penelitian ini dalah untuk memperdalam ilmu pengetahuan dan mempeluas wawasan ilmu pendidikan sains tentang faktor faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya prestasi belajar siswa dengan mengimplementasikan aqidah Tauhid dalam pembelajaran Fisika melalui metode Jigsaw dan STAD pada materi Gaya dan Hukum Newton.
2. Praktis Implikasi praktis yang dapat dikemukakan berdasarkan kesimpulan penelitian ini antara lain: a. Mengimplementasikan Aqidah tauhid dalam pembelajaran IPA Fisika bertujuan untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah ‘Azza Wa Jalla yang memberikan pengaruh positif terhadap motivasi belajar maupun karakter siswa. b. Pembelajaran IPA Fisika dengan metode kooperatif Jigsaw lebih baik daripada metode kooperatif STAD terhadap prestasi kognitif belajar siswa. c. Pembelajaran IPA Fisika dengan keadaan siswa memiliki motivasi belajar yang tinggi akan lebih baik daripada siswa yang memiliki motivasi rendah terhadap prestasi belajar siswa pada aspek kognitifnya. commit to user
49 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
d. Pembelajaran IPA Fisika dengan keadaan siswa berkarakter tinggi lebih baik daripada siswa berkarakter rendah terhadap prestasi belajar siswa pada aspek kognitifnya.
C. Saran Berdasarkan kesimpulan dan implikasi dapat diberikan beberapa saran dan masukan yang konstruktif untuk memperbaiki penelitian dimasa datang, yaitu: 1. Saran untuk pada guru Kepada para guru yang akan menggunakan metode pembelajaran Jigsaw, hendaknya benar-benar memperhatikan dengan cermat teknik pembagian kelompok diskusi dimana setiap kelompok ahli maupun kelompok asal harus ada wakil dari siswa yang tinggi prestasinya berdasarkan nilai ulangan harian sebelumnya maupun menurut rangking kelas sebelumnya. Hal ini disebabkan karena tanpa melakukan hal tersebut jalannya diskusi kelompok akan tidak baik dimana akan ada kelompok yang tidak memahami sepenuhnya akibat penguasaan konsep setiap siswa dalam kelompok diskusi yang rendah prestasinya tidak baik. Sedangkan untuk metode kooperatif STAD, hendaknya memberi kesempatan kepada setiap kelompok siswa untuk melakukan demontsrasi alat di depan kelas atau menggunakan media presentasi seperti power point presentation, animasi dan video atau lainnya untuk mendukung dan memperkuat pemahaman siswa. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
50 digilib.uns.ac.id
2. Saran untuk para peneliti Kepada para peneliti yang akan melakukan penelitian pendidikan menggunakan metode pembelajaran Jigsaw dan STAD, hendaknya memberlakukan metode tersebut pada bab materi sebelumnya. Karena penulis sendiri telah melakukannya dan mendapatkan pengalaman penting sehingga hal-hal yang tidak terduga dapat diantisipasi dan berbagai kejadian yang tidak diharapkan dapt diminimalisir. Selain itu juga, dapat melakukan perluasan tentang bab materi lain, dengan tinjauan terhadap variable lain dan dapat juga diperluas kepada aspek afektif maupun psikomotorik. 3. Saran untuk pengelola pendidikan Kepada para pengelola pendidikan di berbagai sekolah, hendaknya memberikan dukungan kepada guru dalam memperbaiki kualitas pembelajaran dengan segala model/metode yang bervariasi baik dalam bentuk moral, spiritual maupun material pengadaan alat instrumentasi eksperimen seperti LCD, Software pembelajaran, alat praktikum di Laboratorium dan sejenisnya. Tujuannya adalah meningkatkan pelayanan pendidikan terhadap siswa dan masyarakat sehingga akan memberikan dampak yang positif dalam pengembangan pendidikan bagi bangsa dan Negara kelak. 4. Saran untuk siswa Kepada para siswa yang telah, sedang atau akan mengalami proses pembelajaran dengan metode pembelajaran kooperatif Jigsaw atau STAD, commit to user
51 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
hendaknya bersungguh-sungguh dalam mengikuti ketentuan ketentuan yang telah ditetapkan bersama oleh guru demi mendapatkan nilai yang maksimal serta meraih prestasi yang optimal dengan cara-cara berikut: a. Memahami dengan baik Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar setiap bab lalu berusuha mencapai indikator-indokatornya. b. Memahami penjelasan materi pelajaran baik yang disampaikan oleh guru maupun teman-teman dalam kelompok diskusi dan aktif sharing pengetahuan, memberanikan diri mengngkapkan pendapat, mengkritisi dan lain-lain.
commit to user
52 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
DAFTAR PUSTAKA
Abu Baseer.1999.Nadzaratul Islam ilal kauny. www.abubaseer.bizland.com _________.2000. Shifatul kufry bith Thowaghiti. www.abubaseer.bizland.com Abul Mudzir.2001. Keajaiban-keajaiban makhluk dalam pandangan AlImam Ibnul Qoyyim. Jakarta: Darul Haq Achmad Baiquni. 1997. Al-Quran dan Ilmu Kealamaan. Yogyakarta: Dana Bhakti Prima Yasa. Al-Maududy, Abul A’la. 1984. Khilafah dan Kerajaan. Mizan: Bandung Budi Yuwono.2005. Ilmuwan Islam Pelopor Sains Modern seri 2. Jakarta: Pustaka Qolami Budiyono. 2004. Statistika Untuk Penelitian. Surakarta: UNS Press. Dirjen Dikdasmen. 2004. Ilmu Pengetahuan Alam Kelas VIII. Jakarta: Proyek Peningkatan Mutu SLTP. Effandi Zakaria and Zanaton Iksan. 2007. Promoting Cooperative Learning in Science and Mathematics Education: A Malaysian Perspective. Eurasia Journal of Mathematics, Science & Technology Education. Selangor: Universiti Kebangsaan Fauzan Sholeh.1999. Aqidah Tauhid. Jilid 1. Jakarta: Darul Haq Gibrin John.1999. Fisika Modern. Jakarta: Penerbit Erlangga Halliday, Resnick, Jearl Walker.2008. Principles of Physics. International Student Version: John Wiley & Sons, Inc. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
53 digilib.uns.ac.id
Ibnu Baz, Abdul Aziz.1998. Al-Aqidah Ash-Shahihah wa Nawaqidhul Islam. Riyadh: Dar El-Qosim Soekarno. 2005. Di Bawah Bendera Revolusi. Jakarta: Yayasan Bung Karno. Cetakan ke-5. Joyce, B. Marsha Weil. 2009. Models of Teaching. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Kementerian Pendidikan Nasional. 2010. Panduan Pendidikan Karakter di Sekolah Menengah Pertama. Jakarta: Ditjen Mandikdasmen Lin Emily.2006. Cooperative Learning in the Science Classroom. Las Vegas: Nevada University Marthen Kanginan. 2006. Fisika SMA. Jakarta: Erlangga. Mendel Sach.1988. Einstein versus Bohr: The continuing controversies in physics. Department of Physics and Astronomy State University of New York Musyawarah Kerja Kepala Sekolah SMP. 2010. Buku Panduan RSBI SMP. Semarang: Dinas Pendidikan Jawa Tengah Nana Sudjana. 2005. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo. Paul Suparno. 1997. Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta: Kanisius. Poerwadarminta. 1986. Kamus Umum Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Rahmat Abdullah.2011. Teori Absolutivitas, Matahari Mengelilingi Bumi. Solo: Pustaka Arafah Ratna Willis Dahar. 1989. Teori- Teori Belajar. Jakarta: Erlangga. commit to user
54 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Saeful Karim. 2009. Belajar IPA : Membuka Cakrawala Alam Sekitar . Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Asdi Aksara. Slavin, Robert E..2010.Cooperative Learning. Bandung:Nusa Media Slavin, Robert E.1995.Cooperative Learning, Theory, Research and Practice. Boston:Schuster Company Sugiyarto Teguh. 2009. Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Depdiknas Suharno.2009.Pembelajaran Kooperatif model Jigsaw dan TGT Ditinjau dari Orientasi Kepribadiaan Kooperatif. Surakarta: Pendidikan Sains Pascasarjana UNS Suharsimi Arikunto. 1993. Dasar- dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bina Aksara. _________________.2002.Manajemen Penelitian.Jakarta: Rineka Cipta Sumarsono.2005. Penerapan Pembelajaran kooperatif Model STAD (Student Team Achievement divisions) dan Model Jigsaw terhadap Prestasi belajar Fisika pada Pokok Bahasan tegangan dan Arus Bolak-Balik di tinjau dari Aktivitas Belajar Siswa. Surakarta: Pendidikan Sains Pascasarjana UNS Tanner Kimberly, et.al. 2003. Approaches to Cell Bioogy Teaching: Cooperative Learning in the Science Classroom-Beyond Students Working in Groups. Cell Biology Education. Vol.2,1-5, Spring. Newark: University of Delaware.
commit to user
55 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tulus Junanto. 2008. Pengaruh Pembelajaran STAD dan Think Pair Share (TPS) Terhadap Prestasi Belajar ditinjau dari sikap Ilmiah. Surakarta: Pendidikan Sains Pascasarjana UNS Widha Sunarno. 2010. Filsafat Pendidikan Sains. Modul Kuliah. Surakarta: Pendidikan Sains Pascasarjana UNS Wina Sanjaya. 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Yahya Harun. 2000. Keruntuhan Teori Evolusi. www.harunyahya.com ___________. 2001. Kesempurnaan Penciptaan Atom. www.harunyahya.com
commit to user