PEMBANGUNAN, PSIKOLOGI, DAN MASALAH SOSIAL
SEMINAR INTERNASIONAL SERUMPUN MELAYU V (8-9 Juni 2011) Pelaksana Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Unhas Makassar atas kerjasama Universitas Hasanuddin Indonesia dengan Universiti Kebangsaan Malaysia
Pembangunan, Psikologi dan Masalah Sosial
Pengantar
Penerbit
Pertama-tama isinkan saya atas nama pimpinan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Hasanuddin menyampaikan selamat datang di Makassar untuk memenuhi undangan panitia. Penerbitan proceeding makalah bagi sebuah seminar, khususnya kalangan akademik di Indonesia merupakan hal yang sangat penting. Oleh karena itu saya selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Hasanuddin menyambut baik inisiatif panitia untuk mengelompokkan makalah yang diterima dan menerbitkannya dalam bentuk proceeding seminar. Dengan berbagai pertimbangan tekhnis, penerbitan ini dibagi ke dalam empat judul (seri) masing-masing 1) Kebahasaan, Sastra dan Pendidikan, 2) Sejarah, Budaya dan Arkeologi, 3) Politik dan Ekonomi, dan 4) Pembangunan, Psikologi dan Masalah Sosial. Tiap-tiap judul berisikan kurang lebih 40 makalah (kertas kerja), dengan jumlah halaman antara 430 sampai dengan 535 halaman setiap judul. Seminar ini dilaksanakan atas kerjasama Unhas Indonesia dan UKM Malaysia. Pelaksanaannya sekali dalam dua tahun secara bergantian. Ini merupakan kali kelima. Jika pada tahun ini (2011) dilaksanakan di Universitas Hasanuddin, dalam hal ini di Fakultas Ilmu Budaya, maka dua tahun kemudian, menurut rencana akan diselenggarakan di Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM). Pada kesempatan ini, selaku pimpinan, kami ingin menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga penerbitan ini dapat terwujud. Ucapan terima kasih terkhusus kami sampaikan kepada tim editor yang berupaya maksimal untuk mewujudkan
i
Masalah Sosial
kekurangan, tak ada gading • i , selain akan menjadi •iankan interaksi peserta seminar docaapcankafak di saat sesi pirsnaavi makalah berlangsung. Akhirnya kepada p a n pemakalah, peneliti dan peserta saya ucapkan terima kasih atas kehadiiaunya pada seminar ini.
Makassar, 7 Juni 2011
Prof. Burhanuddin Arafah, Ph.Di
'*
Dekan
ii
^
f
-
Pembangunan, Psikologi dan Masalah Sosial
Sambutan Tidak ada kata yang paling tepat panitia sampaikan kecuali rasa syukur karena di luar dugaan kami jumlah makalah yang masuk ke panitia melebihi prediksi kami sebelumnya. Sebagaimana komitmen kami, semua makalah yang telah kami seleksi bersama dengan tim panitia diterbitkan dalam proceeding ini. Seperti telah disampaikan sebelumnya bahwa Seminar Internasional ini berlangsung dari tanggal 8-9 Juni 2011 dan dilaksanakan atas kersama Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar dengan Universiti Kebangsaan (UKM) Malaysia. Tema utama seminar adalah "Dinamika Hubungan Peradaban Melayu Serumpun Indonesia-Maiaysia dan Peradaban Tionghoa" dengan sub tema antara lain : • • • • • • • • •
Birokrasi dan Kekuasaan dalam Perkembangan Budaya Melayu dan Tionghoa Strategi Pengembangan Bahasa, Sastra dan Budaya (Melayu, Tionghoa, dll) Dinamika Politik Hubungan China (Tionghoa) dan Melayu di Nusantara. Kekuatan Ekonomi Melayu dan Tionghoa pada tahun 2020. Media dan Komunikasi, Psikologi dan Pembangunan Sosial Pembangunan dan Persekitaran Pendidikan, dan Masalah Arkeologi.
Ada beberapa alasan mengapa tema ini yang disodorkan oleh panitia. Selain karena rumusan dan rekomendasi seminar serumpun sebelumnya, juga karena masalah peradaban Melayu dalam kaitannya dengan Tionghoa telah menjadi isu dan kajian aktual dalam dua tahun terakhir ini. Namun demikian Tionghoa yang dimaksudkan dalam tema ini lebih khusus ditujukan kepada Tionghoa (China) yang ada dalam dunia Melayu. Oleh karena seminar ini dilaksanakan dalam konteks internasional, maka makalah yang kami terima terdiri atas tiga bahasa yakni bahasa Indonesia, bahasa Melayu, dan bahasa Inggris. Makalah yang dinyatakan diterima kemudian kami kategorisasi menurut bidang dan keterkaitan bidang untuk penerbitan ini. Proceeding ini terdiri atas 4 (empat) seri masing-masing, 1) Kebahasaan, Sastra dan Pendidikan, 2) Sejarah, Budaya dan Arkeologi, 3) Politik dan Ekonomi, dan 4) Pembangunan, Psikologi dan Masalah Sosial. Pada kesempatan ini panitia tak lupa menyampaikan terima atas dukungan berbagai pihak sekaligus permohonan maaf jika sekiranya dalam pel&sanaan acara
iii
Pembangunan, Psikologi dan Masalah Sosial
ini terdapat hal-hal yang kurang berkenan, sejak penerimaan abstrak sampai pada pelaksanaan seminar. Semoga pelaksanaan seminar ini dapat menghasilkan beberapa rekomendasi dan pemikiran-pemikiran yang produktif dan berharap pelaksanaan kegiatan serupa dapat lebih ditingkatkan pada kesempatan yang akan datang. Akhirnya panitia menyampaikan penghargaan kepada semua pihak yang telah menyukseskan seminar ini terutama kepada Pimpinan Universitas Hasanuddin, Panitia Serumpun (V) dari pihak UKM dan para pihak yang memberikan dukungan* hingga terselenggaranya acara ini. Ucapan terima kasih terkhusus kami tujukan pula kepada semua pemakalah, peneliti dan peserta yang telah berpartisipasi dalam seminar ini. Selamat Berseminar! Makassar, 8 Juni 2011
Prof. Abd. Rasyid Asba, MA Ketua Panitia
iv
Pembangunan, Psikologi, dan Masalah Sosial
Daftar Isi S e r i : Pembangunan, Psikologi, dan Masalah Sosial PENGANTAR PENERBIT
i
SAMBUTAN
iii
CATATAN EDITOR
v
DAFTAR ISI
vii
1
Pemahaman Tahap Hubungan Organisasi-Publik Dari Persepsi Graduan Sains Sosial Dan Kemanusiaan Universiti Kebangsaan Malaysia Oleh: Chang Peng Kee, Faridah Ibrahim, Fauziah Ahmad, Nurhayati Basri, Kho Suet Nie.
2
Penglihatan Awam, Persekitaran Sosial, dan Pembangunan Mapan Oleh: Asmah Ahmad, Zaini Sakawi, Mokhtar Jaafar.
11
3
Pemanfaatan Perambatan Gelombang Ultrasonik Pada Material (Studi Pantau Malaysia dan Indonesia) Oleh: Kifaya.
19
4
Konsep Dan Pelaksanaan Perancangan Bandar Selamat di Malaysia Oleh : Jamaluddin Mustaffa, Kamaruddin Ngah, Mohd Hilmi Hamzah.
31
5
Peningkatan Produktiviti Padi Melalui Pengelolaan Tanaman Terpadu Oleh: Muh. Syakir, Abd Hair Awang.
41
6
Globalisasi Industri Perikanan: Dampak Terhadap Nelayan Lokal Pesisiran Pantai Kota Makassar, Oleh: Sudarmono, Junaenah Sulehan, Noor Rahamah Hj. Abu Bakar. Impak Aktiviti Di Kawasan CHINA TOWN Terhadap Persekitaran: Satu Kajian Perbandingan Di Sekitar Kuala Lumpur, Malaysia Oleh: Shaharuddin Ahmad, Noraziah Ali.
51
Pembangunan Dan Permasalahan Tanah Di Kabupaten Bulukumba Sulawesi Selatan Indonesia Oleh: Asnarti Said Culla, Abdul Rahman Embong.
75
7
8
vii
1
63
Pembangunan, Psikologi, dan Masalah Sosial 31 Pemerolehan Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Pertama Anak Usia Prasekolah di Kota Makassar Oleh: Nurhayati & 32 Penyesuaian dan Gaya Daya Tindak Pelajar Sabah Dan Sarawak Di Universiti Kebangsaan Malaysia, Bangi Oleh. Nasrudin Subhi, Lee Chui Pei, SalinaNen dan, Nazirah Hassan 33 Pembangunan Tenaga Nuklear di Malaysia: Antara Isu Keperluan dan Keselamatan? Oleh : Haliza Abdul Rahman 34 Model Pengelolaan Sumber Daya Hutan Mangrove Berkelanjutan Berbasis Masyarakat Lokal di Provinsi Sulawesi Selatan Oleh: Amal dan Nur Anny Suryaningsih Taufieq 35 Potensi Ledakan Populasi Hama Belalang Kembara (locusia sp) di Provinsi Sulawesi Selatan Oleh: Rosmini Maru dan Abdul Mollah Jaya 36 Pengaruh Sokongan Sosial dan Strategi Daya Tindak Agama Terhadap Kualiri Hidup Kesihatan Pesakit Buah Pinggang Tahap Akhir di Malaysia Oleh: Norhayati Ibrahim, Asmawati Desa, dan Norella Kong 37 Perubahan Guna Tanah dan Amapaian Sedimen di Sub Lembangan Sungai jenderam Selangor Malaysia Oleh: Uca Sideng, Sharifah Mastura, Mohd Ekhwan Toriman, dan Othman Jafaar 38 Kolaborasi Agama dan Sains: Paradigma Ke Arah Pendidikan Mapan Oleh: Nazirah Hassan, Mostafa Kamal Mokhtar, Norshaffika Izzaty Zaiedy Nor, Salina Nen, Nasruddin Subhi, dan Mohd Suhaimi Mohammad 39 Penyalahgunaan Dadah dan Tingkah Laku Agresif: Ke Arah Memperkasa Sahsiah dan Jatidiri Remaja Beresiko Oleh: Fauziah Ibrahim, Norulhuda Sarnon, dan Mohd Suhaimi Mohammad 40 Aktiviti dan Pengaruh Komunikasi Pemimpin Pendapat di Sulawesi Selatan Oleh: Haidir Fitra Siagian dan Mohd Yusof Abdullah 41 Merapi Pasca Letusan Dari Pandangan Seorang Hidrologis Oleh: Mohd Ekhwan Hj Toriman 42 Tadbir Urus Global Alam Sekitar: Analisis Ke Atas Peratifikasian Protokol Kyoto Oleh Malaysia Oleh: Razali Ab Malik dan Muhammad Agus YusofF x
Pembangunan, Psikologi, dan Masalah Sosial PEMEROLEHAN BAHASA INDONESIA SEBAGAI BAHASA PERTAMA ANAK USIA PRASEKOLAH DI KOTA MAKASSAR Nurhayati S. •
Dosen Jurusan Sastra Indonesia Fak. Sastra Unhas.
Abstrak Pemerolehan bahasa anak adalah suatu proses yang digunakan anak untuk dapat berbahasa. Dalam proses permerolehan bahasa anak tersebut dipengaruhi oleh lingkungannya. Hal ini sesuai dengan teori behavioristik yang dikemukakan oleh B.F. Skinner. Selain ada teori nativistik dalam pemerolehan bahasa. Dalam teori nativistik ini dijelaskan bahwa anak telah diperlengkapi oleh Tuhan suatu alat pemerolehan yang disebut LAD (Language Aquisition Device). LAD ini adalah suatu kemampuan yang diberikan kepada anak agar anak dapat memilah-milah suara manusia dengan suara lainnya, kemampuan mengorganisasikan atas kejadia-kejadian kebahasaan di sekelilingnya, kemampuan mengatur masukan yang sudah diklasifikasi dan sambil jalan mengatur klasifikasi itu untuk menjadi sempurna. Hasil pemerolehan bahasa itu, anak membentuk bahasanya sendiri. Pemerolehan bahasa anak di Kota Makassar dari kegiatan sehari-hari anak (bermain, jajan, makan dan minum, saat mau tidur, dan bangun pagi, dan jalan-jalan). Dari hasil pemerolehan bahasa itu, menghasilkan bahasa anak dengan keunikannya tersendiri. Keunikan bahasa anak terjadi akibat keadaan fisik anak belum stabil atau belum sempurna, misalnya penggantian fonem pada kata yang diucapkan, misalnya kata lari menjadi lali, masuk mejadi macuk serta pola pikir anak yang belum mamadai akibat belum banyak masukan dan belum banyak pengalaman, misalnya kalimat yang diucapkannya pendek-pendek, misalnya makan ma (saya mau makan Ma), mimmi (saya mau minum), pemendekan kata, misalnya jangan kamu menjadi jangkol. Selain itu, ciri khas yang menandai bahasa anak di Kota Makassar masuknya unsur-unsur bahasa itu ke dalam kosakata bahasa anak, misalnya kata bedeng, padeng, na, ji, maki, moko, dll. Kata kunci: Bahasa anak, teori behavioristik, teori nativistik, kosakata bahasa anak. PENDAHULUAN Pemerolehan bahasa anak adalah suatu proses yang digunakan anak untuk dapat berbahasa. Dalam proses permerolehan bahasa anak tersebut dipengaruhi oleh lingkungannya. Anak yang tinggal di kota-kota besar akan berbeda proses pemerolehannya dengan anak yang berada di desa-desa terpencil. Demikian pula anak yang dibesarkan dalam keluarga terpelajar akan berbeda proses pemerolehannya dengan anak yang dibesarkan dalam keluarga tidak berpendidikan. Ada beberapa teori pemerolehan bahasa, di antaranya teori behavioristik yang dikemukakan oleh B.F. Skinner. Selain itu, ada teori nativistik, teori peniruan, dan teori penguatan. Dalam teori nativistik ini dijelaskan bahwa anak lahir telah diperlengkapi oleh Tuhan suatu alat pemerolehan yang disebut LAD (Language Aquisition Device). LAD ini adalah suatu kemampuan yang diberikan oleh kepada anak agar anak dapat memilah-milah suara manusia dengan suara lainnya, kemampuan mengorganisasikan atas kejadian-kejadian kebahasaan di sekelilingnya, kemampuan mengatur masukan yang sudah diklasifikasi dan 377
v
Pembangunan, Psikologi, dan Masalah Sosial
sambil jalan mengatur klasifikasi itu untuk menjadi sempurna. Hasil pemerolehan bahasa itu, anak membentuk bahasanya sendiri. Teori peniruan adalah teori yang melihat pemerolehan bahasa itu sebagai hasil penuruan anak dalam memperoleh bahasa. Tingkah laku yang dilihat disekitarnya termasuk bahasa yang didengarnya akan ditirunya. Ketika orang di sekitar mengajaknya berbicara, maka kata-kata yang didengarnya akan ditirunya. Mesikipun tidak persis sama dengan bahasa yang ditirunya. Adapun teori penguatan adalah teori pemerolehan bahasa dengan adanya penguatan dari orang-orang disekitarnya. Selain faktor lingkungan, bahasa anak juga dipengaruhi oleh budaya dan bahasa yang ada di sekitar anak. Apabila bahasa yang disekitarnya itu adalah bahasa Makassar maka anak tersebut memperoleh bahasa Makassar. Anak di Inggris akan tahu bahasa Inggris. Demikian pula anak-anak di Arab akan mengetahui bahasa Arab. Bahasa anak usia prasekolah (AUPS) usia 2-4 tahun di Kota Makassar menarik untuk dibahas. Selain proses pemerolehannya, juga bahasanya memiliki keunikan tersendiri. I. MASALAH Masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah: 1. Bagaimana proses pemerolehan bahasa Indonesia sebagai bahasa pertama anak usia balita di Kota Makassar? 2. Bagaimana bentuk-bentuk bahasa anak usia prasekolah di Kota Makassar? 3. Bagaimanakah keunikan bahasa anak usia prasekolah di Kota Makassar? II. TINJAUAN PUSTAKA 1. Teori Pemerolehan Bahasa a. Teori Behavioristik Teori ini meyoroti aspek perilaku kebahasaan yang beralangsung, bisa diamati, dan hubungan antara rangsangan dan reaksi terjadi- B.F. Skinner sebagai Bapak teori ini mengatakan bahwa perilaku kebahasaan sama dengan dengan perilaku yang lain yang dikontrol oleh konsekwensinya. b. Teori Nativisme Chomsky orang pertama mengemukakan teori nativisme. Ia berpendapat bahwa setiap manusia normal lahir di dunia ini telah diperlengkapi oleh suatu alat yang disebut dengan LA D (Language Aqusition Device). LAD mempunyai kemampuan untuk mengklasifikasi data atau dengan kata lain bahwa dengan LAD anak dapat memproses data bahasa yang masuk dan kemudian membuat aturan-aturan gramatika tersendiri. Dari sinilah lahir bahasa anak yang mempunyai keunikan tersendiri. Bahasa anak yang diperoleh dari orang dewasa yang berada disekitarnya, namun bahasa anak mempunyai sistem tersendiri. Anak dalam upayanya agar dapat berbahasa seperti orang dewasa selalu membuat hipotesishipotesis dan menguji hipotesis dengan ucapan dan pemahannya. Kemudian sedikit demi sedikit bahasa anak berkembang. Selanjurnya hipotesis yang dibuatnya tersebut selalu direvisi dan disesuaikan dengan kenyataan komunikasi yang dialami oleh anak serta perkembangan fisiknya.
378
Pembangunan, Psikologi, dan Masalah Sosial Selanjutnya Mc. Neil (dalam Baradja, 1990:34) mengemukkan 4 ciri khusus LAD: 1. Kemampuan memilah-milah antara suara manusia dengan suara yang lain. 2. Kemampuan untuk mengorganisasi kejadian-kejadian atas kelompokkelompok tertentu yang sambil jalan pengklasifikikasian ini disempurnakan. 3. Kemampuan untuk mengatur masukan yang sudah diklasifikasikan menjadi aliran-aliran bahasa. 4. Kemampuan mengadakan evaluasi yang terus-menerus dalam rangka pembuatan sitem baru yang paling sederhana. Penggambarannya dapat dilihat sebagai berikut: CurpusSpeech
->
LAD
->
Grammatical
System Berdasarkan gambar di atas dapat dijelaskan bahwa bahasa yang diterima anak melalui LAD seterusnya membentuk sistem tatabahasa. c. Teori Penguatan Penguatan sangat memengaruhi pemerolehan bahasa anak. Penguatan bahasa yang diperoleh anak dua macam, yakni penguatan positif dan penguatan negative. Apabila anak mengucapkan kalimat yang grammatikal disertai dengan penguatan positif, maka anak akan mendapat pengalaman bahasa yang benar. Misalnya, anak mengucapkan: Ma, minum cucu. Jika Ibunya (atau orang di sekitarnya) menjawab mau minum susu, maka anak memperoleh bahasa yang benar. Namun, bila meniru ucapan si anak Oh, mimi cucu Nak? Anak aka mendapat penguatan negatif. Kedua penguatan tersebut sangat penting bagi anak, baik penguatan positif maupun penguatan negativf. Kedua penguatan tersebut sangat membantu anak dalam memperoleh bahasa. Hal ini menyadarkan anak akan kebenaran atau kesalahan bahasa yang diproduksinya. d. Teori Peniruan Peniruan juga sangat memegang peranan penting dalam pemerolehan bahasa si anak. Bahasa yang diperoleh anak dari lingkungannya pada umumnya adalah hasil peniruan dari bahasa di sekelilingnya, dalam bahasa orang dewasa. Hal ini sesuai dengan argumen Chomsky (1965) tentang masukan keluaran yang diistilakan stimulus respons. Peniruan merupaka jalan untuk memperaktekkan apa yang kita dapat dari proses belajar. Hal tersebut sesuai dengan poendapat Crystal (1987:234) bahwa pemerolehan bahasa adalah suatu proses panjang yang dilalui oleh anak. Secara umum anak memperoleh bahasa dengan jalan mendengarkan. Para pakar (Bloom, Hoof, dan Lightbown 1974, Erwin Trip 1964, dan Slobin, 1979). Mengatakan bahwa anak tidak menirukan pola bahasa yang jauh dari jangkauannya. Namun, anak akan meniru pola-pola yang 379
Pembangunan, Psikologi, dan Masalah Sosial d. Tahap Menyerupai Telegram Pada tahap ini perkembangan bahasa anak meningkat pesat, terutama karena dibantu oleh orang-orang terdekatnya seperti ibunya. Ibu sangat berperan dalam penguasaan bahasa anak. Ibu banyak menawarkan kesempatan kepada anak untuk berbicara (Purwo, 1990:115). Pola bahasa dalam tahap ini dapat dilihat contoh berikut: Ani lapar Makan Main-main Keadaan Bahasa Usia Anak Prasekolah Pada tahun-tahun usia prasekolah anak menggunakan bahasa sederhana. Kata-kata yag diucapkannya bermakna konkret dan mengacu pada benda, kejadian, dan benda, serta orang yang disekita anak. Pada usia 4 sampai denagn 5 tahun anak telah memiliki kosakata 50 kata (Crystal, 1987:44). Adapun kata yang dimaksud adalah: Mama Pisang Bayi Bola Hai Botol Mata Susu Bebek Suka
ayah makan kue wow gelembung apel burung katak malam kotak
pintu cahaya minum bonekabuku oh jam nasi kaos kaki bangun da.. da.. tidak hidung api halo sepatu jus perahu benjol jeruk kuda ayo
apa ini sabun pintu panas kertas buah mobil saya
Pengembangan transformasi terjadi pola dalam tahap ini. Transformasi yang terjadi adalah: a. Membalikkan unsur-unsur pembentuk kalimat Contoh: Pergi kak saya. Makan saya. b. Menambahkan atau Menyipkan Unsur Negatif Ke Dalam Ujaran Contoh: Saya tidak mau makan. Saya tidak mau pergi. c. Mengubah kalimat Pernyataan Menjadi Kalimat Pertanyaan. Datangkasaya = Datangka saya?
381
Pembangunan, Psikologi, dan Masalah Sosial
III.PEMBAHASAN 1. Proses Pemerolehan Bahasa Anak Usia Prasekolah di Kota Makassar Saat pengamatan, proses pemerolehan bahasa anak usia prasekolah dilakukan pada saat melakukan aktivitas, seperti bermain, makan, minum, bangun pagi, belanja. Dalam aktivitas tersebut pemerolehan yang terjadi: a. Pemerolehan pada Saat Bermain Pada saat bermain adalah saat yang paling disenangi anak. Bermain bersama teman atau bermain bersama keluarga. Kosakata yang diperoleh seperti nama permainan, bentuk permainan, cara memainkan permainan: Nama permainan, misalnya: pesawat: kosakata yang diperoleh: mesin, baling-baling, terbang, sayap. Cara memainkan: diputar, dikunci, ditarik, didorong. Bentuk permain, misalnya: panjang, bundar. Perhatikan contoh berikut: Dua orang anak terlibat aktivitas bermain, perhatikan percakapan mereka: Ani : "Ini bonekaku." (memperlihatkan permainan barunya kepada Umarah) Umarah :" Apanamana bonekanu." Ani : "Barbi" Umarah : "Pinjamkana" Ani : "Teaja" Dari percakapan di atas terdapat kata barbi dan teaja. Kedua kata Merupakan kata yang diperoleh oleh anak. b. Saat Jajan Saat jajan adalah saat yang paling menyenangkan bagi anak. Penjual memberikan perolehan bahasa pada anak baik dari segi morfologi dan sintaksis. Penjual memberikan masukan nama jajan, misalnya bakpao, bakso,mi, kerupuk, es, nasi kuning. Demikian pula anak memperoleh kalimat, misalnya: Mau beli apaki? Enakkikue ini. Perhatikan contoh percakapan penjual dengan anak berikut: Hendra : "Bellikaq!" Penjual : "Belli apakiq?" Hendra : "Astor" Penjual : "Habiski, Astormo Hendra : "lye afermo" Dari percakapan di atas anak memperoleh kosa kata nama makanan yaitu astor. Saat makan dan Minum Makan dan minum merupakan aktivitas yang tidak bisa dihindari. Kata makan dan minum diperoleh anak dalam kegiatan ini. Menyusul nama makanan dan minuman, misalnya: gado-gado, coto, putu cangkir, nasi, ikan, es, teh, teh kotak, susu, ayam. Sayur, dan lain-lain, jus, blender, piring, gelas, cangkir. Perhatikan percakapan ibu dan anak berikut:
382
Pembangunan, Psikologi, dan Masalah Sosial Ita :"Makamma!" Ibu: "Ini,!" Ita : Ikang apani? Ibu: ikan goreng. Percakapan di atas memperlihat anak memperoleh kalimat telegrafis dari ibunya: misalnya sang ibu mengatakan Ini yang seharusnya Ibu mengatakan Ini makananmu. d. Tangkap Ikan-ikan Pada musim hujan, anak-anak di Makassar mempunyai kegiatan rutin yakni menangkap ikan-ikan. Kosakata yang diperoleh dalam kegiatan ini adalah nama ikan: ikan bitte, ikan koki, ikan janggo, ikan lele. e. Saat Bangun Tidur Pemerolehan bahasa anak usia prasekolah ketika bagun tidur sangat bergantung pada ibunya. Kosakata yang diperoleh: bangun, cepat, sarapan, mandi, gosok gigi. Perhatiakn percakapan berikut: Ibu : "Iccang Bangummaki, Nak!" Iccang : "Ma kueku?" Ibu : "Adaji, mandimi dulu dan gosok gigi pakai odol." Iccang : "Sebentarpi ma" Dari percakapan di atas ada kata odol yag diperoleh anak. f. Saat Jalan-jalan Jalan-jalan saat yang menyenangkan bagi anak, sering ibu atau anggota keluarga yang lain mengajak AUPS berjalan-jalan, misalnya ke matt. Pada saat banyak barang yang dilhatnya. Dengan demikian banyak kosakata yang diperolehnya, seperti eskalator, mol, pizza, hamburger, ayam kentaky, dll. Bentuk-bentuk Perolehan Bahasa Anak Usia Prasekolah Untuk bentuk bahasa pada AUPS akan dilihat pada bentuk wacana yang diucapkannya. a. Perolehan Sintaksis 1) Kalimat Satu Kata AUPS berbahasa sering sekali singkat. Ada hanya berupa satu kata. Perhatikan contoh berikut: Penjual : Belli apakiq? Hendra : Wafer. Kata wafer dalam kalimat yang diucapkan Hendra tersebut hanya berupa Objek. Meskipun AUPS hanya mengucapkan wafer tetapi kalimat tersebut lengkap. Hal ini bisa dibuktikan dalam konteks wacana. Menurut Alwi, (1993:473) dan Tallei (1988:11) bahwa konteks wacana berbagai unsur seperti: situasi, pembicara, pendengar, waktu, dan, tempat adegan dan topik, bentuk amanat, kode, dan saluran. Jadi, kata wafer yang diucapkan AUPS selengkapnya adalah: Saya mau beli wafer.
383
Pembangunan, Psikologi, dan Masalah Sosial
Dalam kalimat-kalimat, anak memperoleh satu berupa Predikat, misalnya naik, turun., dsb. 2.Perolehan Kalimat dengan Dua Kata Selain AUPS berbahasa dengan kalimat satu kata, juga menggunakan dua kata. Kalimat ini masih tergolong sederhana, berikut contohnya: Ita : Makang keu, ma! Ibu : Iya, mama ambilkan. Kalimat (Makang, Ma!) Sudah lengkap, meskipun hanya berupa Predikat + Objek. Secara lengkap kalimat tersebut adalah: Saya makan kue ma!. Pola kalimat: P + O Contoh lain: Maeng-maenang cantik. (Pola S + P) Oto-otoku. (Pola Objek + Penanda Subjek) Menurut M. Neil (dalam Chair, 1998) pola kalimat yang ada untuk kalimat dua kata: P + O, S + O, O + P, O + O c.Perolehan Kalimat Tiga Kata Bahasa AUPS ada yang sudah mengucapkan kalimat dengan tiga kata. Berikut contoh: lbnu : Makangkak saya basso. Ibu : Enakna itu. Kalimat yang diucapkan lbnu tersebut berupa tiga kata yang terdiri atas Peredikat + Subjek+ objek. Tiga kata ini kalimat sederhana yang sudah mulai lengkap. Pola lainya: Kukasihko layang-layang : (Penanda Subjek + Predikat + Objek) Ambilmi kueku. : (Predikat + Objek + Penanda Subjek). d. Perolehan Kalimat Empat Kata Bentuk kalimat empat kata biasanya diucapkan anak yang berusia empat tahun. Kalimat empat kata ini kadang-kadang ada dobel unsuunsur pembentuk kalimatnya. Perhatikan contoh berikut: 1) Kubikingkangko oto-oto bagus sekalia. 2) Makangkak saya kue banyak. 3) Gambarkankak gunug tinggi. Kalimat (1) terdiri atas: Subjek+Predikat+Objek+Keterangan. Kalimat (2) berpola: Preidikat +Penanda Subjek + Objek +Keterangan. Kalimat (3) berpola : Predikat + Penanda Subjek + Keterangan). b. Perolehan Semantik Perolehan semantik AUPS di Kota Makassar pada umumnya sesuai dengan kosakata yang ada. Hanya pada umur satu sampai dua memperoleh makna kata dari segi bunyi benda itu. Misalnya anjing dia katakan gong-gong, kucing dia katakan meong, ayam dia katakan
384
Pembangunan, Psikologi, dan Masalah Sosial kukuruyuk. Selanjutnya, kosakata yang ada diri anak, misalnya: mata, hidung, telinga, kepala, perut, tangan, kaki, dsb. Perolehan nama melati, mawar, ros diperoleh sendiri-sendiri nanti setelah beberapa lama dapat dia mengerti kalau melati. Mawar, dan ros adalah bunga. Kemudian perolehan kata yang dekat dengan AUPS misalnya, ibu, mama, bapak, kakak, rumah, dsb. Kosakata bahasa daerah banyak mewarnai perolehan bahasa AUPS di Kota Makassar, misalnya : bedeng, makkala, partikel (mi, ki, ta, ko) Keunikan Bahasa Anak Usia Prasekolah di Kota Makassar Keunikan bahasa AUPS ditandai dengan adanya gejalah-gejalah bahasa yang berbeda dengan bahasa pada umumnya (bahasa orang dewasa). Adapun keunikan bahasa AUPS di Kota Makassar dijelaskan berikut ini: a) Sistem Bunyi Adanya perbedaan antara sistem bunyi antara bahasa AUPS dengan bahasa pada umumnya ditandai dengan: 1) Penggantian Fonem Penggantian fonem /r/ menjadi /1/ contoh: durian menjadi dulian, rusak menjadi lusak, lari menjadi lali. Fonem /s/ menjadi /c/ contoh: sayang menjadi sayang, satu menjadi catu. Fonem /j/ menjadi /d/ contoh: juga menjadi duda. 2) Pelesapan Fonem Pelesapan fonem sering dilakukan AUPS di Kota Makassar ketika berbicara. Berikut contoh: Hantam = antang Cubit = ubik Minum = inung 3) Penyandian Fonem Penyadian fonem terdapat bahasa AUPS di Kota Makassar. Berikut contoh: na + ambil = nambil Adanya keunikan bahasa anak karena perbedaan sistem bunyi bahasa orang dewasa karena alat bicara anak belum sempurna. Keadaan ini disebut adanya gangguan mekanisme birbicara (Chaer, 1898:149). b) Bentuk Kata 1) Pemendekan Kata Perbedaan bentuk kata AUPS dengan bahasa pada umumnya adalah adanya pemendekan kata. Contoh: jangan menjadi jang tidak menjadi ndak pergi menjadi P> kau menjadi ko ambil menjadi ambe
385
Pembangunan, Psikologi, dan Masalah Sosial
2) Penggeminasian Fonem Akhir Suku Kata Adanya kata-kata yang digeminasikan fonem akhir suku pertama. Berikut contoh: beli menjadi belli tanya menjadi tanynya minyak menjadi minynyak 3) Akhiran -nya Menjadi -na. Perhatikan contoh berikut: bukunya menjadi bukuna tulisannya menjadi tulisanna 4) Penyesuaian Nasal Bikin + mi bikimmi Kancing+ na kancinna 5) Perubahan bunyi /n/ menjadi /ng/ Makan -> makang Tahun tahung Turun -> turung c) Bentuk Kalimat Keunikan bentuk kalimat AUPS di Kota Makassar berupa: 1) Berpola Menerangkan Diterangkan Pola ini terjadi adanya pengaruh bahasa daerah yakni bahasa Makassar. Perhatikan contoh berikut: Makangkak saya nasi. makang : Predikat kak : Penanda Subjek saya : Subjek nasi : Objek. 2) Mengulang Unsur Subjek Mengulang unsur subjek menrupakan keunikan bahasa AUPS di Kota Makasasar. Perhatikan contoh berikut: Pergikak saya di mol. Pergi : Predikat Kak : Penanda Subjek Saya : Subjek di mol : Keterangan Kencingkak saya di situ. Kencing : Predikat Kak : Penanda Subjek Saya : Subjek Di situ : Keterangan 3) Kalimat Berita Dinyatakan sebagai Kalimat Tanya Sini saeko kutanyako, ada bonekaku, (maksudnya diberitahukan). "Kesini, kau kutanya kau, ada bonekaku" 4) Bahasa Indonesia Dicampur dengan Bahasa Daerah Ambimikanre jawaku T> Ambillah kue saya. Baekna kau rumahna -> Rumahnya baik sekali.
386
Pembangunan, Psikologi, dan Masalah Sosial
IV. PENUTUP 1. Kesimpulan Proses pemerolehan bahasa anak usia prasekolah di Kota makassar meliputi saat mereka bermain, jajan, makan, minum, tangkap ikan, bangun tidur, jalan-jalan. Bentuk perolehan bahasa seperti kalimat dengan satu kata, dua kata, tiga kata, dan empat kata, semantik, dan fonologi. Keunikan bahasa anak ditandai dengan adanya perbedaan antara bahasa pada umumnya atau bahasa orang dewasa, seperti: pelesapan bunyi, penyandian bunyi, geminasi bunyi, pemendekan kata, penyesuaian bunyi nasal. 2. Saran Pemerolehan bahasa anak sebaiknya diperoleh secara alamiah. Jangan memaksakan anak berbahasa seperti orang dewasa.
387
Pembangunan, Psikologi, dan Masalah Sosial
DAFTAR PUSTAKA Alwi, Hasan, dkk. 1993. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta, Departemen Pendidikan dan kebudayaan. Baradja, M.F. 1990. Kapita Selekta Pengajaran bahasa. Malang, Ikip Malang. Brown, Roger. 1973. A. First Language. Cambridge, Harvard University. Chaer, Abdul. 1998. Psikolinguistik: Kajian Teoretik. Jakarta, Rineka Cipta. Crystal, D. 1987. The Cambridge Encyclopedia Leraning and Teaching. London, Cambridge University Press. Kaseng., Sjahruddin. 1986. Pemerolehan Bahasa Anak Usia Prasekolah (Ekabahasa Bugis). Jakarta, Pusat Pembinaan dan Pengambangan Bahasa. Purwo, Bambang Kaswanti. 1990. "Perkembangan Bahasa Anak: Dari Lahir sampai Masa Prasekolah". Jakarta, PELLBA 3, hal 116-117. Neil, Me. 1972. " The Creation of Language". London & Boston, Tallei. 1988. Analisis Wacana. Manado, CV Bina Patra Mana Titone.
388