PENGARUH SOSIAL (Pertemuan 1 dan 2)
Psikologi Sosial II Fakultas Psikologi Universitas Pembangunan Jaya (VAM)
KELOMPOK DAN KERUMUNAN • Mengapa Psikologi mempelajari Kelompok? Kelompok yang dimaksud terdiri dari individu Individu cenderungan untuk selalu bersama orang lain Walaupun individu sedang sendiri pun, kognisi/pikirannya berisi tentang sesuatu yang mengarah pada hal-hal di luar dirinya Dengan kata lain, eksistensi individu akan dipengaruhi dan mempengaruhi situasi / orang lain.
Eksistensi individu akan dipengaruhi dan mempengaruhi situasi / orang lain
Saling Mempengaruhi
Menggabungkan diri
Tujuan
KELOMPOK Peran & Norma Interaksi
2 orang/lebih
Interdependence
Variasi Kelompok Sosial (Stangor, 2004) TABLE 1.1 Varieties of Social Group Group
Definition
Reference Group
Suatu kelompok individu yang kita cari dan identifikasikan dengan diri kita karena rasa suka dan keinginan untuk bergabung di dalamnya
Working Group
Kelompok yang terdiri dari antara 3 – 12 individu Team Jury, Kelompok yang aktif berusaha untuk meraih goal tertentu Peneliti
Social Category
Sebuah kelompok sosial yang besar dan permanent, orang-orang yang sama kondisinya seperti gender, agama, kebangsaan dan cacat fisik.
Laki-laki / perempuan, Orang Eropa, Orang Asia, Kelompok Manula
Kelompok sosial besar yang dibentuk oleh individu berdasarkan kondisi geografis satu sama lain dan membagi beliefs dan values seperti bahasa, agama.
Budaya Barat, Masyarakat Eropa, Tibet
Jumlah individu tertentu yang datang bersama dalam suatu tempat umum untuk maksudmaksud umum pula
Orang berbelanja di pasar, Kerumunan karena kecelakaan dll.
Culture
Crowd
Examples Pertemanan, Kolega, kelompok olahraga
KELOMPOK • A collection of persons who are perceived to be bonded together in a coherent unit to some degree. • Two or more people who share a common definition and evaluation of themselves and behave in accordance with such a definition • Sebuah kelompok adalah dua individu atau lebih yang berinteraksi tatap muka (face to face interaction), yang masing-masing menyadari keanggotaannya dalam kelompok, masing-masing menyadari keberadaan orang lain yang juga anggota kelompok dan masing-masing menyadari saling ketergantungan secara positif dalam mencapai tujuan bersama. (Johnson & Johnson, 1987)
• Perceived ENTATIVITY : The extent to which a group is being perceived as being coherent entity (Campbell, 1958) • Determined What Makes a group is (really) a Group. People line at a bank (score entativity = 2.40) People live in the same neighborhood (4.78) Sport Team
(8,27)
• This rating is influenced by: to the degree to which group members interacted with one another
Type groups usually identified by their members • Intimacy group – Keluarga – Kerabat
• Task oriented group – Panitia / Komite – Kelompok Kerja
• Weak social relationship or Associations – RT/RW – Kelompok mancing
Groups Function How precisely do groups affect their members ?
• ROLES: Sets of behaviors that individuals occupying specific positions within a group are expected to perform. • STATUS : Position or rank within a group. • NORMS : Rules within a group indicating how its members should or should not behaves. • COHESIVENESS: All forces (factors) that cause groups members to remain in that groups.
HOW GROUPS AFFECT INDIVIDUAL PERFORMANCE • Social facilitation: Effects upon performance resulting from the presence of others • Drive theory of social facilitation: A Theory suggesting that the mere presence of others is arousing and increases the tendency to perform dominant responses.
Zajonc’s drive Theory
Presence of Others
Arousal
If correct
Social facilitation
If incorrect
Social Inhibition
Increase in performing dominant response
If dominant responses are correct in The present situation
Presence of others (either as an audience or as Co-actors
Heightened Arousal
Performance is enhanced
Enhanced tendency to perform dominant responses
If dominant responses are incorrect in The present situation
Performance is reduced
How does the presence of others influence task performance? • Evaluation Apprehension: Concern over being evaluated by others. Such concern can increase arousal and so contribute to social facilitation • Distraction-conflict theory: A theory suggesting that social facilitation stems from the conflict produced when individuals attempt, simultaneously, to pay attention to other persons and to the task being performed.
• Additive Task: Task for which the group product is the sum or combination of the efforts of individual members. • Social Loafing: Reduction in motivation and effort when individuals work collectively in a group compared to when the work individually or as independent coactors • Collective effort Model: An explanation of social loafing suggesting that perceived links between individuals effort and their outcomes are weaker when they work together with others in a group. This, in turn, produces tendencies toward social loafing.
Apa Penyebab Pemalasan Sosial? 1. Output Equity : setiap orang yakin bahwa orang lain melakukan hal yang sama dalam kelompok (Jackson & Harkins, 1985) 2. Evaluation apprehension : kehadiran orang lain dalam kelompok merangsang situasi anonim untuk orang yang tidak termotivasi/ tidak tertarik/ atau tugas yang membosankan (Kerr & Bruun, 1981) 3. Matching to standard : tidak adanya standar / individu-kelompok pengawas yang mengimbangi performance level dalam tugas (Goethals & Darley, 1987; Harkins & Szymanski, 1987)
The Discontinuity Effect : Why Groups are more competitive than Individuals Ada kecenderungan bahwa kelompok lebih bersifat kompetitif dibandingkan individu 1) People tend to distrust other groups more than other persons 2) Easy to convince people that it is appropriate if a groups was selfish than individuals 3) Individuals setting the are easily identifiable, than if they are in group (anonimity)
KONFORMITAS, KESEPAKATAN DAN KEPATUHAN 3 Macam Respon dari Pengaruh Sosial: –Conformity –Compliance –Obedience
Conformity • Suatu bentuk social influence dimana individu mengubah sikap dan tingkah lakunya agar sesuai dengan norma sosial • Faktor yang Mempengaruhi Konformitas: – Cohesiveness (daya tarik) – Besar kelompok – Tipe dari norma sosial: deskriptif atau injungtif (sudah jelas konsekuensinya)
Penyebab munculnya konformitas: – Karena ingin disukai oleh orang lain --normative social influence – Karena ingin mendapatkan kebenaran informational social influence Normative Social Influence: Pengaruh sosial yang didasari pada keinginan untuk disukai atau diterima oleh orang lain Informational Social Influence: Pengaruh sosial yang didasari pada keinginan individu untuk merasa benar (untuk mendapatkan persepsi yang akurat mengenai lingkungan sosialnya)
Penyebab tidak munculnya konformitas: • Adanya kebutuhan untuk menjadi unik (the need to be unique atau the need for individuation) • Adanya keinginan untuk mempertahankan kontrol terhadap hidupnya.
Konformitas dan Minoritas Bagaimana pengaruh kelompok minoritas terhadap pembentukan konformitas? • Kelompok minoritas bisa mempengaruhi terbentuknya konformitas, asalkan: – Anggota kelompok minoritas konsisten – Anggota kelompok minoritas tidak kaku dan dogmatik – Sesuai dengan situasi saat itu.
Decission Making in Group • Decission making: Processes involved in combing and integrating available information in order to choose one of several possible courses of action • Social Decision Schemes: Rules relating the initial distribution of member’s views to final group decisions.
• Group Polarization: The tendency of a group members, as a results of group discussion, to shift toward more extreme positions than those they initially held • Groupthink: The tendency of the members of highly cohesive groups to assume that their decisions can’t be wrong, that all members must support the group’s decision strongly, and that information contrary to it should be ignored.
• Devil’s advocate technique: A technique for improving the quality of group decision in which one group member is assigned the task of disagreeing with and criticizing whatever plan or decision is under consideration • Authentic dissent: A technique for improving the quality of group decisions in which one or more group members actively disgree with the group’s initial preference without being assigned this role.
