PEMBANGUNAN MANAJEMEN BANDWIDTH BERDASARKAN SESSION DAN APLIKASI YANG DIGUNAKAN PADA DEPARTEMEN FISIKA IPB
SITI FATIMAH
PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER PROGRAM DIPLOMA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014
PEMBANGUNAN MANAJEMEN BANDWIDTH BERDASARKAN SESSION DAN APLIKASI YANG DIGUNAKAN PADA DEPARTEMEN FISIKA IPB
SITI FATIMAH
Laporan Tugas Akhir sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Ahli Madya pada Program Diploma Keahlian Teknik Komputer
PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER PROGRAM DIPLOMA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014
Judul Tugas Akhir : Pembangunan Manajemen Bandwidth Berdasarkan Session dan dan Aplikasi yang Digunakan pada Departemen Fisika IPB Nama : Siti Fatimah NIM : J3D111072
Disetujui oleh
Mahfuddin Zuhri, MSi Pembimbing
Diketahui oleh
Dr Ir Bagus Priyo Purwanto, MAgr Direktur
Tanggal lulus:
Shelvie Nidya Neyman, SKom MSi Koordinator Program Keahlian
PEMBANGUNAN MANAJEMEN BANDWIDTH BERDASARKAN SESSION DAN APLIKASI YANG DIGUNAKAN PADA DEPARTEMEN FISIKA IPB Siti Fatimah1, Mahfuddin Zuhri2 Abstract: Necessity of Information and communication of data services an institution, is certainly different from one user to another. However, is desire to get the same best QoS (Quality of Service). So that, bandwidth management very need to be done to regulate necessity of each user's internet service and keep traffic running fluently, and the way is provide bandwidth allocations based on need. The method used consists of several stages, planning stage, assessment stage, trial stage and analysist stage. Setting of bandwidth management system is done to produce a controlled bandwidth according to allocated by the administrator. Based existing term and conditions of institution, that bandwidth manajemen appropriate for use is bandwidth management by queue tree techniques. This technique will not only set the bandwidth usage by ip address of the user, but also based on the hirarcical usage, application and session are used too. Keywords: Application layer, Bandwidth management, Quality of service, Queue tree, Session layer Abstrak: Kebutuhan informasi dan komunikasi layanan data dalam sebuah instansi, tentulah berbeda antara pengguna satu dengan lainnya. Namun, satu hal yang pasti sama ialah keinginan pengguna untuk mendapatkan QoS (Quality of Service) yang terbaik. Oleh karena itu, manajemen bandwidth sangat diperlukan untuk mengatur kebutuhan setiap pengguna layanan internet dan menjaga agar lalu lintas data tetap berjalan lancar, caranya adalah dengan memberi alokasi bandwidth berdasarkan kebutuhan. Metode penelitian yang digunakan terdiri dari beberapa tahapan, yaitu tahapan perencanaan, tahapan pengkajian, tahapan uji coba dan tahapan analisis. Pengaturan sistem manajemen bandwidth dilakukan untuk menghasilkan bandwidth yang terkontrol sesuai dengan alokasi yang diberikan oleh administrator. Berdasarkan kondisi dan ketentuan yang diberikan instansi, manajemen bandwidth yang sesuai untuk diterapkan adalah manajemen bandwidth dengan teknik queue tree. Teknik ini akan mengatur penggunaan bandwidth tidak hanya berdasarkan alamat ip pengguna tapi, juga dapat diatur secara hirarki (berjenjang), serta diatur berdasarkan aplikasi dan session yang digunakan. Kata kunci: Lapisan aplikasi, Lapisan sesi, Manajemen bandwidth, Quality of service, Queue tree
PENDAHULUAN Manajemen bandwidth yang dimaksud adalah manajemen bandwidth pada jaringan internet Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam IPB. Manajemen bandwidth dibangun berdasarkan prioritas alamat ip, session serta aplikasi yang digunakan pada jaringan internet Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam IPB. Session atau sesi yang dimaksud adalah catatan aktivitas yang merupakan penghubung antara web browser (pengguna) dengan web server (penyedia) layanan internet. Aplikasi yang dimaksud adalah bagian dari Layer 7 pada OSI layer yang berinteraksi langsung dengan pengguna.
1
Program Keahlian Teknik Komputer, Program Diploma IPB Jalan Kumbang No. 14 Bogor, email:
[email protected] 2 Program Keahlian Teknik Komputer, Program Diploma IPB Jalan Kumbang No. 14 Bogor, email:
[email protected]
1
Kelompok pengguna jaringan dibagi menjadi 4, yakni kelompok pengguna dosen, staff, mahasiswa, dan tamu. Tujuan dari pembangunan manajemen bandwidth berdasarkan session dan aplikasi yang digunakan pada jaringan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam IPB adalah terciptanya jaringan yang maksimal dan efisien. Institut Pertanian Bogor sudah menerapkan manajemen bandwidth untuk memaksimalkan penggunaan jaringan internet dengan membagi hak akses terhadap jaringan menjadi 2 kelompok pengguna, kelompok pengguna dosen dan non-dosen, yang terdiri dari staff dan mahasiswa. Pemakaian pada jam sibuk, baik dosen atau non-dosen kecepatan akses internetnya berkurang. Apalagi jika ada yang melakukan download menggunakan aplikasi download manager, hal tersebut menguras pemakaian bandwidth internet dan menyebabkan aktifitas browsing lebih lambat daripada aktifitas download. Ditambah, banyak mahasiswa yang menyiasati penggunaan download manager dengan terlebih dahulu menyiapkan link yang akan di download, sehingga sesi yang digunakan bisa lebih banyak. Manajemen bandwidth ini diharapkan mampu mengatasi permasalahan traffic jaringan dalam ruang lingkup Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan IPB serta diharapkan dapat mencari penjelasan dan jawaban terhadap permasalahan serta memberikan alternatif solusi bagi kemungkinan yang dapat digunakan sebagai pemecahan masalah bandwidth pada jaringan internet Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan IPB. Sebelumnya telah dilakukan uji coba manajemen bandwidth berdasarkan session dan aplikasi yang digunakan pada jaringan internet Departemen Fisika IPB. Berdasarkan hasil yang didapat, manajemen bandwidth tersebut berhasil membatasi penggunaan aplikasi download manager dan memaksimalkan aktifitas browsing pada jaringan Departemen Fisika IPB, serta memberikan prioritas untuk pengguna dosen, staff dan mahasiswa. Uji coba tersebut mencakup jaringan dalam ruang lingkup sebuah departemen saja, yang diasumsikan berjumlah 300 orang pengguna. Selanjutnya, ingin dilakukan manajemen bandwidth dalam ruang lingkup jaringan fakultas yang terdiri dari beberapa departemen dan diasumsikan mencapai 1000 orang pengguna. Selain itu, ditambahkan kelompok pengguna yang tidak termasuk ke dalam daftar pengguna dosen, staff, ataupun mahasiswa. Berdasarkan uji coba yang telah dilakukan, dengan menggunakan queue tree pada MikroTik RouterBoard 1100 bandwidth bisa dibagi berdasarkan prioritas kelompok pengguna, sesi dan aplikasi yang digunakan, sehingga permasalahan pergerakan data pada Departemen Fisika IPB dapat diatur menjadi lebih efisien dan menjadikan pergerakan tersebut berjalan maksimal. Ketika semua kelompok menggunakan internet pada jam-jam sibuk, tidak akan ada lagi pengguna yang memonopoli bandwidth untuk mendownload file-file berukuran besar. Semua kelompok pengguna akan mendapatkan alokasi bandwidth minimal sesibuk apapun pergerakan data, selama bandwidth tersedia.
TINJAUAN PUSTAKA Istilah manajemen bandwidth atau traffic control dapat didefinisikan sebagai pengalokasian yang tepat dari suatu bandwidth untuk mendukung kebutuhan atau keperluan aplikasi tertentu dengan menerapkan sistem antrian dan mekanisme paket data yang diterima (received) dan dikirim (transmitted) pada suatu perangkat jaringan (Brown 2006). Mikrotik dikenal luas sebagai router. Router itu sendiri adalah perangkat yang digunakan untuk menghubungkan beberapa jaringan. Mikrotik merupakan router yang memiliki fitur sangat lengkap, mudah dikonfigurasi dan harganya murah. Jika difungsikan sebagai gateway pada jaringan LAN, router mikrotik mampu membagi bandwidth internet kepada komputer pengguna, sehingga tidak ada pengguna yang merasa lambat mengakses internet karena adanya monopoli pengguna lain yang mendownload file-file besar (Rendra 2013).
2
Management bandwith dapat dilakukan dengan 2 cara, shaper dan scheduler. Manajemen bandwidth secara shaper menggunakan teknik HTB atau PCQ, sedangkan manajemen bandwidth secara scheduler menggunakan teknik FIFO, RED, atau SFQ (Riyadi 2011). Scheduler adalah pengaturan queue menggunakan algoritma reschedul dan mendrop paket yang tidak muat didalam queue, sedangkan shaper merupakan pengaturan yang bertujuan membatasi kecepatan akses. Hierarchical Token Bucket (HTB) memungkinkan kita untuk membuat struktur queue berjenjang dan menentukan hubungan antarqueue. Hampir tidak ada limit hirarki pada teknik HTB, sehingga pengaturan bandwidth dapat disesuaikan dengan kebutuhan. Selain itu, teknik HTB juga bisa mengelompokkan beberapa client di dalam satu parent. Jika dibutuhkan client tertentu bisa meminjam bandwidth dari client yang lain dalam grup yang sama. Setiap child juga bisa memiliki setting yang berbeda. Per Connection Queuing (PCQ) menggunakan flow identifiers (dst-address, dst-port, srcaddress atau src-port) untuk memisahkan trafik menjadi sub-stream. PCQ juga digunakan untuk mengoptimalkan QoS dengan jumlah client banyak, dimana hampir semua client memiliki limitasi yang sama. Satu rule PCQ bisa menangani banyak client sekaligus. PCQ with Queue Tree yaitu PCQ dengan classifier src-address dan Queue Tree (interface based) pada NATed network tidak bekerja untuk uplink traffic, karena interface queue untuk uplink terletak setelah src-nat -> all srcaddress menjadi sama.
METODE KAJIAN Metode yang digunakan mengacu pada metode penelitian yang dikemukakan oleh Dharminto3, yakni: a. Perencanaan Perencanaan meliputi, penentuan tujuan yang ingin dicapai dan merencanakan strategi umum untuk memperoleh dan menganalisa data. b. Penkajian Tahap ini menyajikan lagi latar belakang, permasalahan, tujuan penelitian, hipotesis serta metode atau prosedur analisis dan pengumpulan data. Tahap ini merupakan tahap penyusunan usulan suatu proyek penelitian. c. Uji Coba Merupakan proses penerjemahan tujuan-tujuan studi ke dalam bentuk pertanyaan untuk mendapatkan jawaban yang berupa informasi yang dibutuhkan. Merupakan proses cobacoba (trial and error) yang membutuhkan waktu yang cukup lama. d. Analisis dan Laporan Menyajikan tabel dalam bentuk frekuensi distribusi, tabulasi silang atau dapat pula berupa daftar yang memerlukan metode statistik yang kompleks kemudian melakukan interpretasi/penafsiran dari penemuan-penemuan itu, atas dasar teori yang telah diketahui. TAHAPAN KAJIAN Perencanaan QoS (Quality of Service) sebuah jaringan internet sangat diperlukan untuk menunjang Institut Pertanian Bogor yang salah satu kegiatannya adalah melakukan penyempurnaan struktur organisasi dan kinerja personalia serta perbaikan sistem manajemen kegiatan. Strategi yang digunakan untuk memperoleh dan menganalisis data pertama, melakukan wawancara untuk mengetahui permasalahan yang terjadi, kemudian melakukan studi literatur untuk mengetahui seluk-beluk serta mendapatkan informasi yang mendukung. 3
Dharminto. 2007. Metode Penelitian [Monograf]. Semarang (ID): Program Master Ilmu Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro.
3
Pengkajian Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan, permasalahan pada jaringan IPB adalah mekanisme pergerakan data yang tidak dapat dipenuhi secara aman, nyaman, efektif dan efisien. Banyak faktor yang menyebabkan hal tersebut terjadi, tetapi secara sederhana dapat dikatakan permasalahan terjadi karena adanya ketidakseimbangan antara pola pergerakan dan prasarana transfer data. Sebelumnya telah diterapkan manajemen bandwidth berdasarkan hak akses pengguna. Kali ini coba dilakukan manajemen bandwidth berdasarkan prioritas alamat ip, sesi serta aplikasi yang digunakan. Uji Coba Tahapan ini dimulai dengan membuat daftar pertanyaan untuk mendapatkan jawaban berupa informasi yang dibutuhkan, setelah daftar pertanyaan dibuat, proses pengujicobaan dilakukan sampai mendapatkan hasil yang diinginkan. Tahapan uji coba yang dilakukan adalah sebagai berikut: a. Merancang topologi, ip address, dan alokasi bandwidth, b. Mempersiapkan perangkat yang dibutuhkan, c. Konfigurasi pada MikroTik RouterBoard 1100, d. Konfigurasi pada Cisco Switch Catalyst 2950, e. Pengujian pada Client a.
Rancang Topologi, IP Address, dan Alokasi Bandwidth Lampiran 1 memperlihatkan rancangan topologi, ip address dan alokasi bandwidth.
b.
Perangkat yang Dibutuhkan Kebutuhan Perangkat Keras 5 Perangkat Komputer: - Prosessor Intel Pentium 4 - RAM minimal 1GB 7 buah kabel RJ45 Mikrotik RouterBoard 1100 Cisco Switch Catalyst 2950 Kebutuhan Perangkat Lunak Mikrotik WinBox v.2.2.18
c.
Konfigurasi Mikrotik RouterBoard 1100 Konfigurasi yang dilakukan untuk membangun manajemen bandwidth berdasarkan prioritas alamat ip, sesi serta aplikasi pada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam IPB adalah: 1. Konfigurasi Interface Interface yang digunakan 2 buah. a. Interface 1 “publik” untuk menghubungkan MikroTik dengan jaringan IPB. b. Interface 2 “lokal-fmipa” untuk menghubungkan MikroTik dengan pengguna Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam IP. Sisa interface yang tidak digunakan dinon-aktif, untuk meningkatkan keamanan MikroTik dari serangan port scanning. 2.
Konfigurasi Subinterface Subinterface yang digunakan 16 buah dan ditempatkan pada interface lokal-fmipa.. a. Subinterface “dosen-fisika” untuk menghubungkan MikroTik dengan pengguna Dosen Departemen Fisika IPB.
4
Subinterface “staff-fisika” untuk menghubungkan MikroTik dengan pengguna Staff Departemen Fisika IPB. c. Subinterface “mahasiswa-fisika” untuk menghubungkan MikroTik dengan pengguna Mahasiswa Departemen Fisika IPB. d. Subinterface “tamu-fisika” untuk menghubungkan MikroTik dengan pengguna Tamu Departemen Fisika IPB. e. Subinterface “dosen-matematika” untuk menghubungkan MikroTik dengan pengguna Dosen Departemen Matematika IPB. f. Subinterface “staff-matematika” untuk menghubungkan MikroTik dengan pengguna Staff Departemen Matematika IPB. g. Subinterface “mahasiswa-matematika” untuk menghubungkan MikroTik dengan pengguna Mahasiswa Departemen Matematika IPB. h. Subinterface “tamu-matematika” untuk menghubungkan MikroTik dengan pengguna Tamu Departemen Matematika IPB. i. Subinterface “dosen-ilkom” untuk menghubungkan MikroTik dengan pengguna Dosen Departemen Ilmu Komputer IPB. j. Subinterface “staff-ilkom” untuk menghubungkan MikroTik dengan pengguna Staff Departemen Ilmu Komputer IPB. k. Subinterface “mahasiswa-ilkom” untuk menghubungkan MikroTik dengan pengguna Mahasiswa Departemen Ilmu Komputer IPB. l. Subinterface “tamu-ilkom” untuk menghubungkan MikroTik dengan pengguna Tamu Departemen Ilmu Komputer IPB. m. Subinterface “dosen-statistika” untuk menghubungkan MikroTik dengan pengguna Dosen Departemen Statistika IPB. n. Subinterface “staff-statistika” untuk menghubungkan MikroTik dengan pengguna Staff Departemen Statistika IPB. o. Subinterface “mahasiswa-statistika” untuk menghubungkan MikroTik dengan pengguna Mahasiswa Departemen Statistika IPB. p. Subinterface “tamu-statistika” untuk menghubungkan MikroTik dengan pengguna Tamu Departemen Statistika IPB. b.
3.
Konfigurasi IP Address Pada kolom interface, tulisan cetak miring menunjukkan bahwa interface tersebut tidak sedang terhubung dengan perangkat apapun. Lampiran 2 memperlihatkan ip address yang terdaftar pada router mikrotik.
4.
Konfigurasi Default Gateway Default gateway merupakan router yang berfungsi sebagai gerbang bagi router MikroTik untuk menuju ke internet, dalam hal ini jaringan IPB dianggap sebagai gateway untuk menuju ke internet. “reachable” menunjukkan jaringan tersebut aktif dan dapat dijangkau oleh router MikroTik. Lampiran 3 memperlihatkan default gateway pada router mikrotik.
5.
Konfigurasi NAT Masquerade NAT (Network Address Translation) Masquerade difungsikan agar IP Address private yang ada di Router MikroTik secara otomatis diubah menjadi IP Address public. Lampiran 4 memperlihatkan NAT yang dipasang pada interface keluar router mikrotik.
6.
Konfigurasi DHCP Server
5
DHCP Server ini difungsikan agar router MikroTik secara otomatis membagikan konfigurasi IP Address kepada pengguna sehingga tidak perlu lagi mengkonfigurasikan IP Address, subnetmask, default gateway, dan DNS Server pada setiap PC sebelum mengakses internet. DNS Server yang digunakan adalah DNS Server jaringan IPB. Lampiran 5 memperlihatkan DHCP Server yang terdaftar pada router mikrotik. 7.
Konfigurasi DHCP Static Server DHCP Static Server memungkinkan sebuah komputer mendapatkan IP yang sama setiap kali terhubung ke internet, IP tersebut juga tidak akan dipinjamkan lagi kepada pengguna jaringan yang lain. Lampiran 6 memperlihatkan DHCP Static Server yang terdaftar pada router mikrotik.
8.
Menguji koneksi ke internet dari komputer client Ketika pengguna terhubung langsung ke jaringan melalui router MikroTik, dengan sebelumnya melakukan request DHCP, secara otomatis pengguna akan mendapatkan IP Address, subnetmask, gateway, dan DNS Server. Lampiran 7 memperlihatkan print screen pengujian pembagian DHCP pada client Departemen Fisika IPB.
9.
Konfigurasi Connection Mark Connection Mark difungsikan untuk menandai paket yang pertama kali akan dikeluarkan oleh komputer pengguna menuju ke jaringan internet, serta menentukan connection byte, yaitu bandwidth minimal sampai maksimal yang didapatkan sebagai pengguna dalam satuan byte. Lampiran 8 memperlihatkan connection mark yang digunakan pada router mikrotik.
10. Konfigurasi Packet Mark Fungsi dari packet mark adalah menandai seluruh paket yang akan keluar dan masuk dari komputer pengguna. Sekaligus menjadi penanda alokasi bandwidth minimal dan maksimal yang didapatkan pengguna untuk melakukan aktifitas yang secara garis besar dibagi lagi menjadi 3, yakni browsing, video dan download. memperlihatkan seluruh packet mark yang dikonfigurasikan pada router MikroTik. Lampiran 9 memperlihatkan packet mark yang digunakan pada router mikrotik. 11. Konfigurasi Queue Type Fungsi dari queue type untuk menentukan kecepatan data per koneksi, sesi yang digunakan, serta bandwidth maksimal. memperlihatkan perhitungan queue type untuk semua pengguna jaringan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam IPB. Lampiran 10 memperlihatkan queue type yang digunakan untuk semua kelompok pengguna pada jaringan FMIPA IPB. 12. Konfigurasi Queue Tree Jaringan lokal mendapat alokasi bandwidth maksimal sebesar 2Mbps dan akan dibagikan berdasarkan prioritas. Lampiran 11 memperlihatkan queue tree yang digunakan untuk jaringan FMIPA IPB. d.
Konfigurasi Cisco Switch Catalyst 2950 Konfigurasi yang dilakukan pada switch, bertujuan untuk membangun jaringan fakultas yang terdiri dari beberapa departemen (banyak network), agar dapat saling terhubung (memiliki broadcast domain dan anggota) serta dapat dikonfigurasikan secara virtual, tidak
6
terbatas pada lokasi fisik. Konfigurasi interface VLAN dibuat sama dengan subinterface yang ada pada router mikrotik, hanya ditambahkan 1 VLAN dengan mode trunking pada interface yang terhubung langsung dengan router mikrotik. e. Pengujian Manajemen Bandwidth Lampiran 12 memperlihatkan hasil pengujian jika pengguna masuk ke jaringan sebagai. Lampiran 13 memperlihatkan hasil pengujian jika pengguna masuk ke jaringan sebagai. Lampiran 14 memperlihatkan hasil pengujian jika pengguna masuk ke jaringan sebagai. Lampiran 15 memperlihatkan hasil pengujian jika pengguna masuk ke jaringan sebagai. Lampiran 16 memperlihatkan hasil pengujian jika pengguna masuk ke jaringan sebagai. Lampiran 17 memperlihatkan hasil pengujian jika pengguna masuk ke jaringan sebagai. Lampiran 18 memperlihatkan hasil pengujian jika pengguna masuk ke jaringan sebagai.
HASIL DAN PEMBAHASAN Prioritas Pengguna dan Aplikasi pada FMIPA IPB Teknik yang digunakan untuk mengatasi permasalahan bandwidth pada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan IPB adalah Queue Tree. Hal tersebut dikarenakan, sebelumnya telah diterapkan manajemen bandwidth berdasarkan pengelompokkan pengguna yakni, dosen dan nondosen (staff dan mahasiswa). Maka manajemen bandwidth berdasarkan session dan aplikasi ini melengkapi manajemen bandwidth yang telah ada. Sebagai pengganti pengelompokkan pengguna (pada kondisi sebenarnya menggunakan server autentikasi dan database), dibuatlah manajemen bandwidth berdasarkan alamat ip, kemudian dilakukan penambahan prioritas untuk pengguna dosen = 1, staff = 2, mahasiswa = 3 dan tamu = 4. Aktifitas yang akan menjadi fokus manajemen bandwidth untuk masing-masing pengguna dibagi menjadi 3, yakni browsing, video, dan download. Pemilihan aktifitas didasarkan pada perilaku pengguna yang cenderung melakukan ketiga hal tersebut ketika terhubung ke jaringan, serta aktifitas tersebut membutuhkan bandwidth yang cukup besar jika dibandingkan dengan aktifitas upload. Aktifitas browsing diberikan prioritas 1, karena membutuhkan lebih banyak alokasi bandwidth saat pertama kali terhubung ke internet. Video prioritas 2, karena membutuhkan lebih banyak alokasi bandwidth saat pertama kali terhubung ke internet dan ketika proses streaming berjalan. Download, yang menjadi permasalahan utama, sekaligus menjadi induk permasalahan penggunaan sesi dan aplikasi serta membutuhkan lebih banyak alokasi bandwidth saat pertama kali terhubung ke internet sampai file selesai terdownload diberikan prioritas 3. Parent pada FMIPA IPB Parent merupakan out-going-interface atau interface yang akan digunakan router untuk menuju ke jaringan internet. Nantinya parent itu sendiri akan berfungsi sebagai out-goinginterface pada Connection Mark. Parent yang digunakan sebanyak 5. Parent “FMIPA IPB” yang terhubung langsung ke internet dan parent “Departemen Fisika”, “Departemen Ilkom”, “Departemen Matematika”, serta parent “Departemen Statistika” yang berada dibawah parent “FMIPA IPB”, fungsinya untuk membatasi bandwidth maksimal pada setiap departemen. Subparent pada FMIPA IPB Subparent merupakan kelompok pengguna jaringan FMIPA secara keseluruhan yang juga terhubung melalui switch. Subparent yang digunakan seperti telah disebutkan diatas bejumlah 16.
7
Packet Mark pada FMIPA IPB Secara keseluruhan ada 48 packet mark yang digunakan untuk menandai paket data yang keluar-masuk queue pada jaringan FMIPA IPB. Sebelum membuat packet mark, ada beberapa parameter yang harus dibuat terlebih dahulu untuk nantinya menjadi penanda pada tiap-tiap paket. Parameter tersebut ialah: 1.
Mark paket video, untuk menandai asal dan tujuan paket video - Lampiran 19 menunjukkan Script 1, untuk mencatat ip dan memasukkan ip tersebut ke sebuah address-list yang bernama youtube. - Lampiran 20 menunjukkan Script 2, untuk mencatat ip dan memasukkan ip tersebut ke sebuah address-list yang bernama youtube dari semua traffic yang mengandung tanda youtube. - Lampiran 21 menunjukkan Script 3, untuk memilih traffic yang mengandung kata youtube, yang tidak lolos script 1 dan 2. - Lampiran 22 menunjukkan Script 4, untuk memilih traffic yang mengandung kata youtube.com, yang tidak lolos script 1, 2, dan 3. - Lampiran 23 menunjukkan Script 5, untuk memilih traffic yang mengandung kata youtube-ui.|.google.com, yang tidak lolos script 1, 2, 3, dan 4. 2. Mark paket download, untuk menandai asal paket download file dengan extensi : - Lampiran 24 menunjukkan konfigurasi download file .exe - Lampiran 25 menunjukkan konfigurasi download file .flv - Lampiran 26 menunjukkan konfigurasi download file .iso - Lampiran 27 menunjukkan konfigurasi download file .mp3 - Lampiran 28 menunjukkan konfigurasi download file .mp4 - Lampiran 29 menunjukkan konfigurasi download file .zip 3. Mark paket browsing, untuk menandai asal paket browsing Lampiran 30 memperlihatkan konfigurasi pake browsing. Limit At pada FMIPA IPB Limit At adalah CIR (Committed Information Rate), merupakan parameter client akan mendapatkan bandwidth, apapun kondisi lainnya, selama bandwidth memang tersedia. Max Limit pada FMIPA IPB Max Limit adalah MIR (Maximum Information Rate), merupakan parameter alokasi bandwidth maksimum yang bisa didapatkan pengguna, jika alokasi bandwidth tidak digunakan oleh pengguna lain. Average Rate pada FMIPA IPB Average Rate merupakan parameter kecepatan rata-rata yang didapatkan pengguna. Apabila average rate telah memenuhi batas max limit, maka indikator disamping “Nama” berubah warna menjadi merah, atau menjadi kuning jika berada diantara besar limit at dan max limit. Byte pada FMIPA IPB Byte merupakan parameter yang menunjukkan besarnya bandwidth yang sudah digunakan oleh semua pengguna untuk setiap aktivitas kelompok. Packet pada FMIPA IPB Packet merupakan parameter yang menunjukkan banyaknya paket yang sudah diterima atau dikirimkan oleh pengguna bergantung kepada in-interface dan out-interface packet mark untuk setiap aktivitas kelompok. f. 1. 2.
Analisis Percobaan Berdasarkan percobaan, berikut analisis yang didapatkan: Apabila traffic kosong, alokasi bandwidth yang didapatkan pengguna memenuhi hingga batas maksimal bandwidth pengguna (Dosen, Staff, Mahasiswa, atau Tamu). Apabila traffic sudah memenuhi batas maksimal pada seluruh kelompok paket (browsing, video, atau download) dan batas maksimal pengguna (Dosen, Staff, Mahasiswa, dan Tamu), maka prioritas kelompok paket akan dijalankan dan alokasi bandwidth yang
8
3.
didapatkan akan memenuhi hingga batas minimal bandwidth berdasarkan kelompok paket. Sesi yang diizinkan untuk masing-masing pengguna adalah dosen = 50, staff = 20, mahasiswa = 10, dan tamu = 5. Apabila pengguna melebihi batas sesi yang diizinkan, kecepatan akses internet akan berkurang hingga dibawah batas limit at untuk setiap aktifitas. SIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan Berdasarkan uji coba yang telah dilakukan, dengan menggunakan queue tree pada MikroTik RB 1100 bandwidth bisa dibagi berdasarkan prioritas kelompok pengguna, sesi dan aplikasi yang digunakan, sehingga permasalahan pergerakan data pada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam IPB dapat diatur menjadi lebih efisien dan menjadikan pergerakan tersebut berjalan maksimal. Apabila semua kelompok menggunakan internet pada jam-jam sibuk, tidak akan ada lagi pengguna yang memonopoli bandwidth untuk mendownload file-file berukuran besar. Semua kelompok pengguna jaringan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam IPB akan mendapatkan alokasi bandwidth minimal sesibuk apapun pergerakan data, selama bandwidth tersedia. Pemberian prioritas kepada dosen dan staff diharapkan dapat memenuhi kebutuhan dalam usaha penyempuranaan struktur organisasi dan kinerja personalia serta perbaikan sistem manajemen kegiatan pada Departemen Fisika IPB.
DAFTAR PUSTAKA Brown, Martin A. 2006. Traffic Control [Internet]. (2008/02/16, [diunduh 2014/04/10]); version 1.0.2: http://linux-ip.net/articels/Traffic-Control-HOWTO/ Dharminto. 2007. Metode Penelitian [Monograf]. Semarang (ID): Program Master Ilmu Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro. Riyadi, Valens. 2011. HTB dan PCQ [internet]. (2011/04/09, [diunduh 2014/03/19]); http://mikrotik .co.id Towidjojo, Rendra. 2013. MikroTik Kung Fu Kitab 1. Jakarta (ID): Penerbit Jasakom. Towidjojo, Rendra. 2013. MikroTik Kung Fu Kitab 2. Jakarta (ID): Penerbit Jasakom.
9
Lampiran 1 Rancang Topologi, IP Address, dan Alokasi Bandwidth
10
Lampiran 2 IP Address yang terdaftar pada router mikrotik
Lampiran 3 Default Gateway pada router mikrotik
Lampiran 4 NAT pada router mikrotik
Lampiran 5 DHCP Server pada mikrotik
11
Lampiran 6 DHCP Static Server pada mikrotik
Lampiran 7 DHCP Static Server pada client
12
13
Lampiran 8 Connection mark pengguna jaringan FMIPA IPB
Lampiran 10 Queue type seluruh pengguna jaringan FMIPA IPB Lampiran 11 Queue tree jaringan FMIPA IPB
14
Lampiran 12 Subinterface pada mikrotik yang disesuaikan dengan VLAN pada switch
Lampiran 13 Hasil pengujian mahasiswa departemen fisika
15
Lampiran 14 Hasil pengujian tamu departemen fisika bandwidth rata-rata
Lampiran 15 Hasil pengujian tamu departemen fisika bandwidth maksimal
16
Lampiran Script 1
Lampiran Script 2
17
Lampiran Script 3
Lampiran Script 4
Lampiran Script 5
18
Lampiran paket mark download
Gambar 1 Mark file .exe
Gambar 3 Mark file .iso
Gambar 5 Mark file .mp4
Gambar 2 Mark file .flv
Gambar 4 Mark file .mp3
Gambar 6 Mark file .zip
19
20