Seminar Nasional Ilmu Komputer (SNIK 2015) - Semarang, 10 Oktober 2015 ISBN: 978-602-1034-19-4
PEMBANGUNAN E-COMMERCE BATIKCAKRA.COM SEBAGAI USAHA MENINGKATKAN KAPASITAS PENJUALAN UKM BATIK CAKRA Rini Anggrainingsih 1 , Muhammad Rizky Wijaya 2 , Abdul Aziz3
1,2,3 Informatics Departements Faculty of MIPA, UNS Email: 1
[email protected], 2
[email protected], 3
[email protected]
ABSTRAK Batik Cakra merupakan Usaha Kecil Menengah (UKM) dibidang industri batik yang memproduksi berbagai macam model fashion batik untuk pria wanita serta sprei dan Gorden, dengan memiliki 10 Karyawan tetap dan 30 karyawan kontrak yang sudah berpengalaman dalam melakukan produksi garmen dan mengoper asikan sekitar 40 mesin garmen. Customer Batik Cakra adalah perusahaan retail yang berasal dari berbagai kota di Indonesia bahkan beberapa barang berkualitas tinggi di ekspor sampai negara Australia dan Karibia. Walaupun demikian metode pemasaran belum optimal, karena biaya iklan cukup mahal. Informasi produk hanya diketahui dari mulut ke mulut secara personal melalui rekan dan customer Batik Cakra. E-commerce diperlukan sebagai sarana pemasaran dan sekaligus sebagai media transaksi jual beli (e-commerce) berbasis web yang dapat diakses tanpa batasan jarak dan waktu, sehingga diharapkan dapat memperluas akses pemasaran dan meningkatkan kapasitas penjualan. Ecommerce Batikcakra.com dimodelkan dengan diagram UML (Unified Modeling Languange) dan diimplementasikan menggunakan konsep MVC (Model View Controller) dengan framework CodeIgniter dan database MySQL. Kata Kunci: E-commerce, Model View Controller, Framework CodeIgniter
1. PENDAHULUAN Batik Cakra merupakan Usaha Kecil Menengah (UKM) dibidang industri batik yang memproduksi berbagai macam model fashion batik untuk pria wanita serta sprei dan Gorden, dengan memiliki 10 Karyawan tetap dan 30 karyawan kontrak yang sudah berpengalaman dalam melakukan produksi garmen dan mengoperasikan sekitar 40 mesin garmen. Customer batik cakra adalah perusahaan retail yang berasal dari berbagai kota di Indonesia bahkan beberapa barang be rkualitas tinggi di ekspor sampai negara Australia dan Karibia. Dari wawancara telah diketahui bahwa adanya keterbatasan budget dan kekurangtahuan pemilik mengenai perkembangan teknologi. Selama ini pemasaran yang dilakukan belum melalui media iklan apapun baik media elektronik maupun cetak dan hanya mengandalkan informasi dari mulut ke mulut kenalan dan kolega pemilik usaha, padahal seandainya informasi mengenai kedua mitra ini diperluas misalnya dengan media online yang relatif tidak mahal akan semakin banyak orang tahu mengenai potensi mitra dan tertarik melakukan pesanan yang pada gilirannya akan meningkatkan kapasitas produksi dan penjualan mitra sehingga mempercepat pertumbuhan ekonomi wilayah sumber dengan semakin banyaknya tenaga kerja yang terserap. Pertumbuhan pesat pangsa pasar e-commerce di Indonesia tidak diragukan lagi. Dengan jumlah pengguna internet yang mencapai angka 82 juta orang atau sekitar 30% dari total penduduk di Indonesia, pasar ecommerce menjadi tambang emas yang sangat menggoda bagi sebagian orang yang bisa melihat potensi ke depannya. Pertumbuhan ini didukung dengan data dari Menkominfo yang menyebutkan bahwa nilai transaksi e-commerce pada tahun 2013 mencapai angka Rp130 triliun [1]. Berdasarkan data yang dilansir dari e-marketer pada Maret 2013 lalu, orang Indonesia yang berbelanja secara online pada tahun tersebut berjumlah 4,6 juta dengan konsumsi mencapai USD 1,8 milyar. Jumlahnya ini meningkat pada tahun 2014 dengan mencapai angka 5,9 juta orang dengan nilai konsumsi me ncapai USD 2,6 milyar dan diprediksi akan naik pada 2016 dengan jumlah online shoppers mencapai 8,7 juta orang [2]. Berdasarkan paparan tersebut, e-commerce diperlukan sebagai sarana pemasaran dan sekaligus sebagai media transaksi jual beli (e-commerce) berbasis web yang dapat diakses tanpa batasan jarak dan waktu, sehingga diharapkan dapat memperluas akses pemasaran dan meningkatkan kapasitas penjualan batik cakra. E-commerce mengacu pada penggunaan internet dan web untuk transaksi bisnis. E-commerce merupakan sistem yang memungkinkan terjadinya transaksi komersial antar organisasi dan individu secara digital melalui internet dan web [3]. E-commerce memiliki beberapa komponen standar yang dimiliki dan tidak dimiliki transaksi bisnis yang dilakukan secara offline, yaitu [4]: 1) Produk: banyak jenis produk yang bisa dijual melalui internet seperti komputer, buku, musik, pakaian, mainan, dan lain-lain. 2) Tempat menjual produk (a place to sell): tempat menjual adalah internet yang berarti harus memiliki domain dan hosting. 3) Cara menerima pesanan: email, telepon, sms, dan lain-lain. 4) Cara pembayaran: cash, cek, bankdraft, kartu kredit, internet payment (misalnya paypal).
7
Seminar Nasional Ilmu Komputer (SNIK 2015) - Semarang, 10 Oktober 2015 ISBN: 978-602-1034-19-4 5) 6)
Metode pengiriman: pengiriman bisa dilakukan melalui paket, salesman, atau di-download jika produk yang dijual memungkinkan untuk itu (misalnya software). Customer service: email, formulir on-line, FAQ, telepon, chatting, dan lain-lain.
Proses transaksi perdagangan antar pembeli dan penjual dapat dilakukan dengan e-commerce melalui tahap-tahap sebagai berikut [5]. 1) Show. Penjual menunjukkan produk atau layanannya di situs yang dimiliki, lengkap dengan detail spesifikasi produk dan harganya. 2) Register. Konsumen melakukan register untuk memasukkan data-data identitas, alamat pengiriman dan informasi login. 3) Order. Setelah konsumen memilih produk yang diinginkan, konsumen pun selanjutnya melakukan order pembelian. 4) Payment. Konsumen melakukan pembayaran. 5) Verification. Verifikasi data konsumen sepeti data-data pembayaran (No rekening atau kartu kredit). 6) Deliver. Produk yang dipesan pembeli kemudian dikirimkan oleh penjual ke konsumen. E-commerce merupakan salah satu jenis dari sistem informasi yang mengakomodir pengelolaan transaksi perdagangan. Sistem informasi merupakan suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan. Komponen-komponen sistem informasi antara lain [6]: 1) Blok masukan, input mewakili data yang masuk ke dalam sistem informasi. 2) Blok model, kombinasi prosedur, logika, dan model matematika yang memanipulasi data dengan cara tertentu untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan. 3) Blok keluaran, merupakan produk dari sistem informasi yang berupa informasi yang berkualitas yang berguna untuk pemakai sistem. 4) Blok teknologi, blok ini terdiri dari tiga bagian utama yakni brainware, software dan hardware 5) Blok basis data, kumpulan data yang saling berhubungan yang tersimpan di hardware komputer dan digunakan oleh software untuk memanipulasinya. 7) Blok kendali, agar sistem berjalan dengan lancar sesuai yang diinginkan maka perlu adanya pengendali-pengendali didalamnya. Siklus hidup pengembangan sistem Informasi meliputi tahapan tahapan berikut [7]. 1) Planning Pada tahap ini ditentukan secara detail kenapa sistem perlu dibangun, sistem seperti apa yang perlu dibangun, analisis kelayakan dan estimasi besaran proyek. 2) Analisa Pada tahap ini dilakukan requirement gathering dan pemodelan bisnis untuk mengetahui siapa penggunanya, seperti apa sistem yang akan dibangun, kapan dan di mana sistem akan digunakan. 3) Desain Pada tahapan ini dilakukan perancangan bagaimana sistem akan berkerja dengan menentukan desain program, desain user interface, dan desain database. 4) Implementasi Tahap ini akan dilakukan sistem construction dan testing, documentation and installation. Ada beberapa framework yang bisa digunakan untuk membangun suatu sistem informasi, diantaranya adalah MVC (Model View Controller). Konsep MVC dipilih untuk membangun e-commerce yang memiliki komponen dan memenuhi standar yang dipersyaratkan. MVC merupakan suatu konsep yang cukup terkenal dalam pembangunan aplikasi web. Berawal dari bahasa pemrograman Small Talk, MVC memisahkan pengembangan aplikasi berdasarkan komponen utama yang membangun sebuah aplikasi seperti manipulasi data, user interface, dan bagian yang menjadi kontrol aplikasi [8]. Konsep MVC bias dilihat pada Gambar 1.
8
Seminar Nasional Ilmu Komputer (SNIK 2015) - Semarang, 10 Oktober 2015 ISBN: 978-602-1034-19-4
Gambar 1. Konsep MVC [8]. Keterangan Gambar 1: 1) Ketika datang sebuah user request, maka permintaan tersebut akan ditangani oleh controller. 2) Kemudian controller akan memanggil model jika memang diperlukan operasi database. 3) Hasil dari query model kemudian dikembalikan ke controller. 4) Selanjutnya controller akan memanggil view yang tepat dan sesuai dengan query model. Terdapat tiga jenis komponen yang membangun suatu MVC pattern dalam suatu aplikasi, yaitu: 1) Model. Merupakan data dan aturan-aturan yang berlaku untuk data tersebut, yang akan merepresentasikan konsep dari aplikasi yang akan dikelola. Model biasanya berhubungan langsung dengan database untuk memanipulasi data, menangan i validasi dari bagian controller, namun tidak dapat berhubungan secara langsung dengan bagian view. 2) View. Merepresentasikan data kepada user dalam sebuah format dan layout (template html) yang diatur oleh controller. 3) Controller. Merupakan bagian yang mengatur hubungan antara bagian model dan bagian view. Ciontroller berfungsi untuk menerima request dan data dari user kemudian menentukan apa yang akan diproses oleh aplikasi. Dengan menggunakan konsep MVC suatu aplikasi dapat dikembangkan sesuai dengan kemampuan developer, programmer dapat menangani bagian model dan controller, kemudian designer menangani bagian view, sehingga penggunaan arsitektur MVC dapat meningkatkan maintainability dan organisasi code. 2. METODE Pembangunan e-commerce batik cakra dianalisa dan dirancang menggunakan tool diagram UML (Unified Modeling Language) mengikuti siklus hidup pada proses pembangunan perangkat lunak yang meliputi: 2.1. Perencanaan Pada tahapan ini dilakukan identifikasi business value dan studi kelayakan terhadap pembangunan Ecommerce seperti dijelaskan pada pendahuluan. 2.2. Analisis Kemudian dilakukan analisis kebutuhan dan konsep sistem e-commerce batik cakra. 2.3. Desain Tahap selanjutnya yaitu melakukan program desain dengan diagram UML, mendesain database dan mendesain user interface. 2.4. Implementasi Pada tahap ini dilakukan construction berdasarkan desain yang dibuat, kemudian dilakukan testing dan hosting. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Kebutuhan Sistem Berdasarkan standar e-commerce, kebutuhan fungsional e-commerce batik cakra pada sisi admin adalah seperti yang dijelaskan pada Tabel 1.
9
Seminar Nasional Ilmu Komputer (SNIK 2015) - Semarang, 10 Oktober 2015 ISBN: 978-602-1034-19-4 Tabel 1. Kebutuhan fungsional untuk admin Kode Deskripsi F1, F2, F3 Menambah, menghapus, mengedit Produk F4, F5, F6 Menambah, menghapus, mengedit Kategori F7, F8 Menghapus, mengedit data user F9, F10, F11 Menambah, menghapus, mengedit Bank F12 Search produk F13 Mengubah setting F14 Mengubah pages F15, F16, F17 Melihat, search, approve transaksi Sedang kebutuhan fungsional pada sisi user seperti yang ditunjukkan pada Tabel 2. Tabel Kode F18, F19, F20 F21, F22 F23 F24 F25 F26 F27
2. Kebutuhan fungsional untuk user Deskripsi Menambah, menghapus, mengedit chart Melihat history , konfirmasi order Melihat rekening bank tujuan Melihat detail produk Melihat kategori Mendaftar sebagai user Check Out
3.2. Analisis dan Design Analisis dan desain pembangunan e-commerce batik cakra dimodelkan dengan Unified Modelling Language (UML) diagram. UML merupakan bahasa standar yang dapat digunakan untuk memodelkan, memvisualisasikan, dan mendokumentasikan artefak semua proses yang dibutuhkan dari suatu sistem perangkat lunak. Setelah melakukan requirement gathering, didapatkan identifikasi bisnis dari ecommerce batik cakra modelkan dengan diagram use case seperti ditunjukkan pada Gambar 2.
Gambar 2. Usecase diagram e-commerce batik cakra.
10
Seminar Nasional Ilmu Komputer (SNIK 2015) - Semarang, 10 Oktober 2015 ISBN: 978-602-1034-19-4 Berdasarkan identifikasi bisnis yang telah dilakukan, kemudian d ilakukan pemodelan bisnis proses dan bisnis realisasi dari e-commerce. Tahap selanjutnya yaitu dilakukan desain program yang digambarkan dengan class diagram. Class diagram merepresentasikan hubungan relationship antar class yang dimodelkan dari e-commerce batik cakra. Class diagram ini akan digunakan sebagai dasar dalam melakukan proses konstruksi program (coding). Mengingat keterbatasan halaman, pada makalah ini hanya ditampilkan sebagian dari class diagram yang dirancang. Sebagian dari class diagram yang dirancang ditunjukkan pada Gambar 3.
Gambar 3. Class diagram e-commerce batik cakra. Proses selanjutnya yang perlu dilakukan adalah mendesain data model, desain data digambarkan dengan Entity Relationship Diagram (ERD) dan skema diagram. Skema database ditunjukkan pada Gambar 4.
Gambar 4. Skema database batik cakra. Pada perancangan user interface, struktur menu dibagi menjadi dua bagian yakni struktur menu untuk admin dan struktur menu untuk user (pengunjung). Struktur menu untuk admin ditunjukkan pada Gambar 5.
11
Seminar Nasional Ilmu Komputer (SNIK 2015) - Semarang, 10 Oktober 2015 ISBN: 978-602-1034-19-4
Gambar 5. Struktur menu untuk admin e-commerce batik cakra. Sedangkan struktur menu untuk user atau pengunjung ditunjukkan pada Gambar 6.
Gambar 6. Struktur menu untuk user/pengunjung e-commerce batik cakra. 3.3. Implementasi Pada tahapan ini dilakukan konstruksi program berdasarkan hasil analisa dan desain pada tahapan sebelumnya. Hasil implementasi konstruksi program ditunjukkan pada Gambar 7 dan Gambar 8, yaitu tampilan utama batikcakra.com atau biasa disebut homepage. Terdapat 4 bagian pada homepage tersebut, yaitu: bagian header dan navigasi, bagian kategori dan slider, bagian produk dan bagian footer. Bagian kategori dan slider merupakan bagian utama e-commerce sebagai tempat untuk menampilkan barang/produk yanag dijual. Terdapat beberapa kategori, tiap kategori berisi beberapa produk dengan kriteria yang mirip. Kategori juga mempermudah pencarian barang karena lebih spesifik dalam pengelompokannya. Tampilan user interface untuk admin e-commerce batik cakra dibuat berdasarkan fungsional requirement dan struktur menu admin yang dibuat pada tahapan analisan dan perancangan, yang meliputi; mengelola produk dan kategori, mengelola data user, mengelola transaksi order, dan mengelola data bank. Pada makalah hanya ditunjukkan tampilan halaman utama, menu mengelola produk dan kategori dan tampilan menu mengelola order karena keterbatasan halaman. Tampilan halaman utama e-commerce batik ditunjukkan pada Gambar 7.
12
Seminar Nasional Ilmu Komputer (SNIK 2015) - Semarang, 10 Oktober 2015 ISBN: 978-602-1034-19-4
Gambar 7. Tampilan halaman utama batikcakra.com. Tampilan menu mengelola produk dan kategori dan menu mengelola order ditunjukkan pada Gambar 8.
Gambar 8. Tampilan menu mengelola produk dan kategori dan menu mengelola order pada admin ecommerce batikcakra.com. 3.4. Pengujian Untuk menjamin kualitas, dilakukan pengujian sebelum sistem diserahkan. Pengujian pada faktor correctness dilakukan dengan metode blackbox dan didapatkan bahwa semua fungsional menu telah dapat berfungsi dengan baik. Selanjutnya dilakukan pengujian terhadap kecepatan e-commerce batikcakra.com setelah di-hosting dengan menggunakan fitur dari http://analyze.websiteoptimization. com/wso dan modem dengan kecepatan relative kecil 56Kbps atau setara dengan 7Kilobyte per second, didapatkan hasil tiap objek mendapat load rata–rata 0.2 obyek per detik. Tampilan hasil pengujian ditunjukkan pada Gambar 9.
13
Seminar Nasional Ilmu Komputer (SNIK 2015) - Semarang, 10 Oktober 2015 ISBN: 978-602-1034-19-4
Gambar 9. Tampilan hasil pengujian kecepatan e-commerce batikcakra.com. 4. SIMPULAN Berdasarkan proses yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa telah berhasil dibangun e-commerce batik cakra dengan url: http://www.batikcakra.com yang telah memenuhi standar kebutuhan fungsional yang disyaratkan dengan kecepatan download rata-rata 0,2 obyek per detik. 5. REFERENSI [1] Wyndo, M. 2014. Data Statistik Mengenai Pertumbuhan Pangsa Pasar E-commerce di Indonesia Saat Ini. (online), (http://startupbisnis.com/data-statistik-mengenai-pertumbuhan-pangsa-pasare-commerce-di-indonesia-saat-ini/, diakses 16 September 2014). [2] Sagara, K. 2015. Manisnya Pasar E-Commerce di Indonesia. (online), (http://feednik.com/manisnyapasar-e-commerce-di-indonesia, diakses 07 Juni 2015). [3] Laudon dan Laudon. 2013. Management Information System, Prentice Hall, New York [4] Hidayat dan Taufik. 2008. Panduan Membuat Toko Online dengan OSCommerce, Mediakita, Jakarta. [5] Suyanto, M. 2003. Strategi Periklanan pada e-Commerce Perusahaan Top Dunia, Andi, Yogyakarta. [6] Jogiyanto, H. M. 2005. Analisa dan Desain Sistem Informasi: Pendekatan. Terstruktur Teori dan Praktik Aplikasi Bisnis, ANDI, Yogyakarta. [7] Dennis, A., et. al. 2013. Systems Analysis and Design with UML 4th Edition, John Wiley and Sons. [8] Prawira, D. 2010. MVC (Model View Control). (Online), diakses 05 Oktober 2014).
14