EDISI 9, JULI 2014 I 16 HALAMAN D i p u b l i k a s i k a n o l e h D i v i s i K o m u n i k a s i P T Va l e I n d o n e s i a T b k
- Tidak Diperjualbelikan -
Safety > Hal 11
Fungsi Lampu Hazard KREASI > HAL 8
KOMUNITAS > HAL 15 MATANO PLAYER GYM
Flanel
MEMBUAT BONEKA JARI
SOSOK > HAL 5 Brigita Olivia
DUTA SANITASI PROVINSI SULAWESI SELATAN 2013
MENINGKATKAN KAPASITAS, MENGUATKAN LEMBAGA
Laporan Utama > Hal 3
Mencari Lembaga Keuangan yang Pas Wawasan > Hal 7
Mengenal Raptor Oleh: Weldi Purwanto
Karyamu > Hal 9
Cerpen: Sahabatku,
Pencerahku
Pemda Menyapa > Hal 12
Empat Tahun Berturut-turut Kota Malili Raih Adipura
Kepala Dinas Koperindag Luwu Timur, Ir. Zakaria, M.Si saat verifikasi dan peninjauan lapangan.
2
EDITORIAL
Pembaca yang budiman.
Beberapa waktu ini, Tim Koordinasi PTPM (Program Terpadu Pengembangan Masyarakat) sedang serius melakukan studi bagi terbentuknya lembaga keuangan yang pas buat masyarakat rentan di pedesaan. Lembaga ini diharapkan mampu menjadi motor penggerak ekonomi masyarakat, dan ditargetkan sudah terbentuk tahun ini. Bicara tentang lembaga keuangan di pedesaan, Verbeek teringat Grameen Bank di Bangladesh yang digagas Muhammad Yunus. Grameen dalam bahasa Bangla berarti “desa” atau “pedesaan”. Dari semula melayani sejumlah kelompok masyarakat, Grameen Bank kini punya 2.226 kantor cabang dan beroperasi di lebih dari 71.000 desa di Bangladesh. Jumlah peminjam kreditnya mencapai 6,6 juta orang, 97% di antaranya adalah perempuan. Berkat prestasinya itu, Muhammad Yunus dan Grameen Bank dianugerahi Nobel Perdamaian. Hadiah itu diberikan, kata The Nobel Foundation, “Untuk pembangunan sosial dan ekonomi yang dilakukan dari bawah.” Kredit Grameen Bank diberikan tanpa agunan dan hanya boleh digunakan untuk aktivitas produktif (income generating). Penerima kredit diawasi dan dibimbing secara ketat oleh pihak bank. Tiap kelompok penerima kredit terdiri atas lima orang. Mereka saling bantu dan mengawasi proses income generating tersebut. Hanya dua orang dari mereka yang diperkenankan meminta kredit, dan peminta tidak bermasalah dalam pengembalian kredit. Dua anggota lainnya dalam kelompok boleh ikut meminjam dana kredit tersebut. Jika income generating sukses, anggota kelima bisa mengajukan kredit kepada bank. Grameen Bank membuktikan bahwa kaum miskin memiliki kemampuan mengelola ekonomi bila diarahkan dengan benar. Baik itu dalam wadah perbankan atau koperasi. Verbeek kali ini menyuguhkan laporan utama tentang kemungkinan berdirinya lembaga keuangan bagi masyarakat rentan di Luwu Timur. Pembaca, sudah sembilan edisi Verbeek hadir di hadapan Anda. Dari semua edisi tersebut, redaksi senantiasa berusaha menyajikan yang terbaik untuk Anda. Satu pekerjaan rumah yang masih belum selesai adalah Verbeek terbit tepat waktu. Apalagi tabloid ini sudah ditargetkan terbit bulanan. Semoga target ini memacu kami untuk segera menyelesaikan pekerjaan rumah tersebut. Selamat membaca.
VERBEEK
I EDISI 9 , JULI 2014
Kilas Peristiwa dan Info Sekolah
Ketika membaca sebuah koran atau tabloid, saya mencari berita peristiwa yang terjadi di sekitar kita. Misalnya kebakaran, gempa, pencurian, atau berita-berita lain yang penting untuk diketahui. Tidak hanya beritanya tapi juga pelajaran apa yang bisa ambil dari peristiwa tersebut. Ketika ada kejadian kecelakaan lalu-lintas, saya berharap tabloid Verbeek juga menuliskan kiat mencegah kecelakaan. Tulisan seperti itu pasti berguna bagi pembaca. Selain itu, sebagai ibu yang punya anak usia sekolah, saya ingin mendapat informasi seputar sekolahsekolah di Luwu Timur. Misalnya ada SD di Sorowako yang mendapat juara nasional dalam bidang tertentu atau sekolah di Malili yang punya kegiatan menarik bagi siswanya. Sekolah lain yang belum berprestasi jadi terpacu untuk mendapat prestasi. Suhaenah, Sorowako.
Terima kasih telah memberi masukan kepada tabloid Verbeek. Kami secara rutin memuat informasi seputar keselamatan–termasuk kiat menghadapi bencana alam dan kiat berkendara aman–dalam rubrik “Safety”. Saran Ibu Suhaenah yang menarik sekali seputar info sekolah akan menjadi pertimbangan kami.
Kontribusi Foto
Halo Verbeek, Sebagai Fasilitator Kabupaten yang terlibat dalam PTPM, saya memiliki dokumentasi kegiatan PTPM dalam jumlah yang cukup banyak. Apakah saya bisa mengirimkan foto-foto dokumentasi tersebut untuk dimuat di tabloid Verbeek? Kemana saya harus mengirimnya? Bisa diberikan info detail karena mungkin ada juga pembaca Verbeek yang ingin memberikan kontribusi berita atau foto. Andi Narwis, Malili
Halo Pak Andi Narwis, Redaksi Verbeek menerima kontribusi berupa berita, tulisan feature, maupun foto. Untuk siswa sekolah, kami juga menerima kontribusi berupa puisi atau cerita pendek. Silakan kirim melalui email ke alamat tabloid.verbeek@ gmail.com. Terima kasih.
Inspirasi Pendidikan
Salam, Saya sudah beberapa kali membaca tabloid Verbeek dan menurut saya tabloid ini perlu menambahkan tulisan seputar ide-ide pembelajaran yang bisa dipakai guru maupun orangtua di rumah. Saat ini metode belajar sudah begitu berkembang sehingga banyak ide pembelajaran mandiri yang bisa diterapkan untuk melengkapi materi ajar yang didapat di sekolah. Selain itu, bisa juga Verbeek memuat profil guru di sekolah tertentu yang punya dedikasi tinggi sebagai inspirasi bagi tenaga pengajar yang lain. Ketika menghadirkan konten yang menarik, tulisan-tulisan di Verbeek tidak hanya dibaca satu kali tapi akan dijadikan kliping oleh pembacanya. Faishol Husni, Sorowako
Topik Olahraga
Saya baru dua kali membaca Verbeek. Isinya cukup baik menurut saya. Anak dan istri saya juga senang membacanya karena ada tulisan yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Namun saya saran agar Verbeek ke depan dapat mengulas topik-topik olahraga. Misalnya sepakbola, tenis, atau bersepeda yang merupakan olahraga favorit masyarakat Sorowako dan Luwu Timur. Isinya bisa apa saja, misalnya profil klub atau pemain sepak bola, sepeda-sepeda terbaru, dan sebagainya. Djarot, Sorowako
Terima kasih idenya. Usulan Anda cukup menarik. Ke depan, mungkin bisa kami pertimbangkan dan sesuaikan dengan skala prioritas pemberitaan dan bujet halaman kami saat ini.
Terima kasih atas saran Pak Husni kepada Verbeek. Usulan menarik tentang metode belajar mandiri dan profil tenaga pengajar akan kami pertimbangkan karena siswa sekolah, guru, dan orangtua murid merupakan salah satu target pembaca utama Verbeek.
Informasi Oleh-oleh
Sebelumnya saya ucapkan terimakasih atas kerja keras redaksi untuk selalu menghadirkan berita dan info seputar Sorowako. Sebagai kota dengan penduduk majemuk yang datang silih berganti mungkin bisa memuat berita tentang oleh-oleh khas sorowako yang bisa menjadi alternatif para pendatang saat mudik. Beberapa teman kesulitan mendapat informasi untuk memperoleh oleh-oleh. Bisa juga diulas dan dikemas jadi tulisan mulai dari produksi hingga hasil akhirnya. Semoga tabloid Verbeek bisa rutin terbit dan selalu memberi kontribusi positif bagi para pembacanya. Yuni Fitriyani Natsir, Sorowako
Terima kasih atas saran dan doa dari Ibu Yuni kepada Verbeek. Usulan ibu mengenai oleh-oleh pernah kami turunkan dalam liputan mengenai usaha keripik pisang di Sorowako dan terasi kering di Malili. Kami akan melaporkan usaha-usaha serupa pada edisi-edisi mendatang.
Kirimkan kritik dan saran Anda untuk tabloid Verbeek melalui email ke:
[email protected] atau kirimkan surat ke alamat redaksi. Tabloid Verbeek
@tabloidverbeek
Redaksi
Redaksi
Pelindung: Dewan Direksi PT Vale I Penasihat: Basrie Kamba (Director of Communications & External Affairs) Penanggungjawab: Teuku Mufizar Mahmud (GM Communications) I Redaktur Pelaksana: Sihanto B. Bela I Editor: Busman Dahlan Shirat, Sohra, La Ode M. Ichman, Miftahuddin Hadilang, Andi Zulkarnain, Baso Haris I Redaksi: Rohman Hidayat Yuliawan, Nala Dipa Alamsyah, Nuki Adiati Fotografer: Doni Setiadi I Desain & Layout: Maman Ashari Hasan Tjokke Alamat Redaksi: Kantor Departemen Communications & External Affairs, Jl. Ternate No. 44 Sorowako, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan - 92984.
EDISI 9 , JULI 2014
I
LAPORAN UTAMA
VERBEEK
3
Mencari Lembaga Keuangan yang Pas
Asesmen Lembaga Keuangan. Salah satu penerima dana stimulan pada Program Pemberdayaan Masyarakat Pedesaan (P2PM) di Kantor Desa Kerto Raharjo, Tomoni Timur (kiri). Tim Koordinasi Kabupaten melakukan kunjungan ke Kantor Desa Kerto Raharjo - Tomoni Timur dan Kantor Desa Puncak Indah-Malili (kanan).
Usaha bersama dan keberpihakan pada masyarakat miskin menjadi kata kuncinya.
M
encapai kemandirian ekonomi menjadi target Program Terpadu Pengembangan Masyarakat (PTPM) melalui Program Mitra Desa Mandiri (PMDM). Salah satu upaya yang kini dikedepankan adalah penguatan lembaga keuangan berbasis masyarakat, seperti koperasi. Untuk itu, Tim Koordinasi PTPM melakukan serangkaian kegiatan yang muaranya adalah rekomendasi terkait lembaga keuangan yang dinilai paling cocok dengan kebutuhan masyarakat Luwu Timur. Khususnya di empat wilayah terdampak operasi PT Vale. Data Luwu Timur dalam Angka 2013, jumlah koperasi di 11 kecamatan mencapai 245 unit, terdiri atas koperasi unit desa (KUD) dan koperasi non-KUD. Modal seluruh koperasi dalam bentuk simpanan, cadangan, dan sisa hasil usaha (SHU) mencapai Rp29,64 miliar. Data ini menunjukkan, masyarakat menaruh kepercayaan besar terhadap lembaga keuangan non-bank. Menggali informasi Tahap pertama yang dilakukan Tim Koordinasi PTPM adalah menggali informasi. Pertengahan Juni lalu, Tim bertemu dengan Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pembangunan Desa (BPMPD), diwakili oleh Kepala Bidang Kelembagaan, Partisipasi Masyarakat, dan Usaha Ekonomi, Shine Desmety. Tim menggali informasi seputar perilaku masyarakat dalam mengelola permodalan.
Pada 2009, BPMPD menggelontorkan dana bergulir atau dana stimulan dalam Program Pemberdayaan Masyarakat Pedesaan (P2MP). Sebanyak 99 desa di Luwu Timur masing-masing mendapatkan dana Rp350 juta. “Dana tersebut merupakan pinjaman modal usaha bagi kelompok masyarakat miskin. Tapi dalam praktik, pengembalian dana tersebut umumnya macet. Terutama karena memang tidak ada kesadaran dalam benak masyarakat bahwa dana tersebut adalah dana pinjaman. Mereka menganggap uang dari pemerintah itu sudah pasti hibah,” kata Desmety. Sebagai bagian dari proses assessment, Tim menggali informasi seputar motif, perilaku, dan kebiasaan-kebiasa-
an yang dianut masyarakat desa. Dengan demikian, rekomendasi lembaga keuangan yang dikeluarkan sesuai dengan karakter masyarakat. Informasi juga didapat melalui koperasi yang terbilang sukses. Salah satunya Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Berkat di Malili. Koperasi ini berdiri 2006 dan kini punya 300 anggota lebih. Meskipun memiliki anggota banyak, KSP Berkat belum dapat menjaring kalangan petani dan pedagang kecil secara maksimal. Mereka kebanyakan keberatan dengan besaran simpanan wajib sebesar Rp3 juta dan simpanan pokok Rp400.000. Tim Koordinasi juga menemukan fakta, masyarakat berkoperasi semata-mata hanya untuk mengajukan pinjaman. Ke-
Tim Koordinasi Kabupaten Tim Koordinasi Kabupaten terdiri Shine Desmety (kiri), Ruri Febrianto, Faizol Husni dan Agus Suheri(kanan) melakukan diskusi tentang perilaku, motif, dan kebiasaan yang dianut masyarakat desa.
tika mereka tak lagi memerlukan dana, mereka menarik diri dari keanggotaan. Padahal manfaat koperasi sangat besar. Temuan-temuan tersebut menjadi bahan untuk merumuskan sistem pengelolaan keuangan nantinya.
Beroperasi 2014 Tim Koordinasi juga melakukan survei ke pasar-pasar tradisional. Mereka mewawancarai pedagang dan pengelola pasar untuk mendengar seberapa besar kebutuhan mereka terhadap lembaga keuangan selain bank. Sebagian dari mereka menyatakan tak segan mengajukan pinjaman ke bank, dan sebagian lagi ragu-ragu. Alasan kelompok yang ragu-ragu adalah rumitnya prosedur pengajuan kredit dan lamanya proses pencairan dana. Karena itulah, masyarakat cenderung mengajukan kredit ke perusahaan-perusahaan leasing dengan agunan. Persyaratan yang ringan menjadi alasan utama, meski bunga pinjamannya terbilang besar. Hal ini mengindikasikan masyarakat sebenarnya memerlukan bantuan modal. Tim Koordinasi juga akan mengadakan diskusi kelompok dengan melibatkan pemerintah daerah, para fasilitator PTPM, dan tokoh-tokoh masyarakat. Diskusi kelompok tersebut diharapkan dapat menghasilkan prototipe lembaga keuangan yang sesuai dengan karakter dan kebutuhan masyarakat di Luwu Timur. Fase berikutnya adalah pengurusan perizinan dan persiapan teknis hingga lembaga keuangan tersebut beroperasi. Tim menargetkan tahun ini lembaga keuangan tersebut sudah terbentuk. [ ]
4
LAPORAN UTAMA
VERBEEK
I EDISI 9 , JULI 2014
Meningkatkan Kapasitas, Menguatkan Lembaga Pengembangan koperasi memerlukan kerja sama antara pegiat koperasi, pemerintah dan badan usaha.
K
operasi merupakan lembaga keuangan non-bank terbanyak di Luwu Timur. Namun perannya dalam mendorong roda perekonomian masih terasa lambat, bahkan cenderung stagnan. Kurangnya pemahaman seputar visi dan misi koperasi, lemahnya manajemen pengelolaan koperasi, serta kurangnya pengurus dan anggota dalam memahami sistem dan mekanisme perkoperasian menjadi penyebabnya. Untuk itu, akhir Februari 2014 lalu diadakan pelatihan perkoperasian. Pengurus dari 16 koperasi di Nuha, Towuti, Wasuponda dan Malili menjadi peserta kegiatan empat hari tersebut. Fasilitator mendorong sesama peserta melakukan curah pendapat, diskusi, dan simulasi. Pelatihan dimaksudkan untuk meningkatkan kapasitas lembaga dan pengurus koperasi. Juga untuk menajamkan visi dan misi lembaga, tata kelola administrasi, manajemen keuangan, manajemen SDM, pengembangan usaha dan permodalan, serta mengubah pola pikir pelaku perkoperasian. Hadir dalam acara Kepala Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan (Koperindag) Lutim dan staf Lembaga Pendidikan Koperasi (Lapenkop), sebuah lembaga di bawah Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin). “Untuk mengembangkan lembaga koperasi yang andal harus melalui proses dan kerja keras yang memerlukan keseriusan. Mengikuti pelatihan dan menerapkan pembelajaran yang sudah didapat merupakan bagian dari proses tersebut,” kata Ir. Zakaria, M.Si, Kepala Dinas Koperindag Lutim.
Peninjauan Lapangan Sebagai kelanjutan dari kegiatan pelatihan, Tim Fasilitator Perkoperasian dari konsultan A+ CSR Indonesia mengadakan peninjauan lapangan terhadap kinerja koperasi sepanjang Mei lalu. Koperasi yang ditinjau diambil secara acak, dengan prioritas koperasi-koperasi di wilayah terdampak operasi PT Vale dan telah mengikuti pelatihan perkoperasian. Delapan koperasi yang ditinjau masuk dalam kategori koperasi produsen dengan usaha pembuatan pupuk kompos, koperasi jasa di bidang perdagangan bahan bakar minyak, dan koperasi simpan pinjam. Dilihat sepintas, pemaham-
"Untuk mengembangkan lembaga koperasi yang andal harus melalui proses dan kerja keras yang memerlukan keseriusan,” Ir. Zakaria, M.Si (Kepala Dinas Koperindag Lutim)
Pelatihan dan Verifikasi koperasi di wilayah terdampak. Kepala Dinas Koperindag Luwu timur, Ir Zakaria Msi memberikan materi dalam pelatihan perkoperasian, bertempat di Otuno room (27/02/2014) (atas). Tim Fasilitator perkoperasian dari konsultan A+ melakukan verifikasi dan peninjauan lapangan (bawah).
an seputar aturan main koperasi belum dipahami para pengurus dan anggota. Misalnya, ketika koperasi mensyaratkan jumlah anggota minimal sebanyak 20 orang, masih ada koperasi yang beranggotakan kurang dari jumlah tersebut. Proses pembentukan koperasi pun tidak sepenuhnya dilalui secara benar. Antara lain karena tidak dilandasi kesamaan kepentingan dan kebutuhan anggotanya. Pilihan jenis usaha juga tanpa studi kelayakan. Pemahaman tentang Rapat Anggota Tahunan (RAT) sebagai forum tertinggi dirasa lemah. Terbukti, hanya dua koperasi yang sudah melaksanakan RAT. Ope-
rasional bisnis juga perlu banyak perbaikan. Koperasi-koperasi produsen masih terlalu mengandalkan operasional bisnis pada permintaan perusahaan untuk memasok produk dengan kuota produksi dan rentang waktu yang sangat terbatas. Koperasi jasa menggantungkan keberlanjutan operasionalnya pada nelayan dan pengecer yang bukan anggota dalam penyediaan BBM. Koperasi-koperasi simpan pinjam melakukan operasional bisnis secara rutin, namun dengan perputaran modal yang kecil. Kemampuan koperasi memberikan pinjaman yang minim dan rendahnya kesadaran anggota untuk menyimpan dan mengangsur pinjaman, masih menjadi kendala koperasi untuk menggerakkan roda bisnis. Untuk bisa maju dan berkembang, siapapun atau apapun perlu memiliki daya saing. Tak terkecuali koperasi. Hasil pemantauan lapangan menunjukkan, produk koperasi produsen ternyata memiliki produk pengganti yang dihasilkan badan usaha lain. Dengan kondisi tersebut, koperasi tidak punya nilai tawar yang tinggi atas produk maupun jasa yang dihasilkannya. Apalagi koperasi-koperasi produsen tidak memiliki keunikan layanan produk atau jasa. Meskipun sudah sesuai dengan keinginan konsumen, produk dan jasa yang dihasilkan masih terkonsentrasi pada
satu atau dua jenis saja. Sementara koperasi simpan pinjam masih terbatas pada produk simpan pinjam yang konvensional.
Berbenah Hasil peninjauan lapangan Tim Fasilitator Perkoperasian tersebut mejadi bahan berharga untuk perbaikan. Pembenahan dalam lingkup internal koperasi harus dilakukan, mulai dari administrasi, kelembagaan, hingga skema bisnis dan peningkatan daya saing. Peninjauan lapangan juga memberi masukan kepada pemerintah daerah dan pihak-pihak lain dalam memajukan koperasi. Pemerintah desa dapat melakukan kegiatan sosialisasi terkait mekanisme pendirian dan strategi pengembangan koperasi. Juga melakukan verifikasi atau pemeringkatan koperasi untuk memantau tingkat kesehatan koperasi. Strategi intervensi, seperti pelatihan dan asistensi, perlu dilakukan secara berkala. Selain itu, peran dunia usaha dipandang krusial. Perusahaan dapat bermitra dengan koperasi melalui kerja sama penyediaan barang dan jasa melalui tender secara transparan dan kredibel. Semakin maju dan berkembang suatu koperasi, semakin berkembang pula ekonomi masyarakat. Kemampuan ekonomi yang membaik, tentu berujung pada kemandirian. [ ]
EDISI 9 , JULI 2014
I
SOSOK
VERBEEK
5
Brigita Olivia:
Peduli Lingkungan, Peduli Masa Depan Menjadi seorang duta merupakan kebanggaan. Namun sekaligus tanggung jawab yang disandang seumur hidup.
S
iang itu, selepas jam sekolah, hujan turun cukup deras. Lewat pengeras suara, Brigita memanggil teman-temannya yang tergabung dalam Relawan Peduli Lingkungan (RPL) untuk berkumpul dan mengerjakan aktivitas mereka seperti biasa, yaitu memungut sampah yang tercecer di koridor sekolah. Hujan tidak menjadi halangan untuk berhenti peduli. Begitulah sebagian kecil keseharian Gita, sapaan akrab si Duta Sanitasi Provinsi Sulawesi Selatan 2013. Kepeduliannya terhadap kebersihan lingkungan dan pentingnya menjaga sumber air telah membuat dia punya banyak teman dari seluruh Indonesia. Dia juga punya banyak gagasan positif untuk dibagikan kepada sesama. Sanitasi, bagi penghobi menulis dan menggambar ini, merupakan salah satu hal terpenting dalam hidup. Ada lelucon begini: Ketika seseorang sudah terlalu banyak bepergian ke luar negeri hingga sulit membedakan satu negara dengan negara lain, bagaimana cara mudah mengetahui kita sudah sampai di Indonesia? Mudah saja. Masuklah ke toilet umum. Jika toilet tersebut kotor dan tidak nyaman, itu artinya kita sedang berada di Indonesia. Brigita angkat bicara tentang lelucon tersebut dan berbagai hal lain yang menarik perhatiannya. Berikut petikan wawancara dengan Verbeek. Gita pernah mendengar lelucon tentang toilet di Indonesia itu? Iya, saya pernah mendengarnya. Rasanya negara kita ini dipandang rendah sekali. Tapi mungkin memang seperti itu kenyataannya. Kesadaran untuk menjaga kebersihan masih sangat kurang. Ambil contoh toilet umum di SPBU yang kebanyakan kotor dan bau. Kalau setiap orang mau peduli, rasanya tidak sulit menjaga kebersihan toilet umum dan tempat-tempat lain.
Apa tugas Gita sebagai Duta Sanitasi? Kami para Duta Sanitasi diharapkan menjadi role model atau panutan bagi teman-teman dan masyarakat untuk selalu menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan. Duta Sanitasi juga harus punya program kerja dan menjadi penyuluh muda yang aktif.
Apa program kerja Gita? Saya dibantu guru pembimbing mengumpulkan sukarelawan lalu membuat komunitas Relawan Peduli Lingkungan atau disingkat RPL. Bersama temanteman, kami melakukan aksi bersih-bersih di sekolah dan lingkungan sekitar. Kegiatan itu kami lakukan hampir setiap hari, di jam istirahat atau pulang sekolah. Kami juga membantu petugas kebersihan membuang sampah. Karena tidak mungkin saya bekerja sendiri, saya sangat terbantu oleh teman-teman RPL.
Brigita Olivia berkumpul bersama teman-teman Relawan Peduli Lingkungan sebelum mereka melakukan pemungutan sampah.
Bagaimana awal keikutsertaan Gita dalam pemilihan Duta Sanitasi? Tahun lalu, pihak sekolah mengumumkan kita akan ikut seleksi Duta Sanitasi yang diadakan oleh Kementerian Pekerjaan Umum. Siapapun yang tertarik boleh mengumpulkan berkas-berkas dan sertifikat prestasi untuk diseleksi oleh Dinas Pekerjaan Umum. Dari YPS terpilih dua orang, saya salah satunya. Lalu saya mengikuti karantina di Makassar selama satu bulan sebagai persiapan sebelum berangkat ke Jakarta. Saya bisa ikut karantina dan berangkat ke Jakarta bersama enam teman lain se-Provinsi Sulawesi Selatan berkat poster yang saya buat. Judulnya “Tidak Ada Air, Tidak Bagus”. Peserta seleksi yang tidak menjadi Duta Sanitasi Nasional, otomatis menjadi Duta Sanitasi Provinsi. Meskipun akhirnya saya cukup menjadi Duta Sanitasi Provinsi, selama karantina di Makassar dan sepanjang perlombaan di Jakarta, banyak pengalaman baru yang saya dapatkan.
Apa saja pengalaman baru itu? Di Makassar, kami diajar menari tradisional Mappadendang untuk ditampilkan sebagai pertunjukan dari daerah masing-masing. Saya, yang awalnya sama sekali tidak bisa menari, jadi bisa. Kami juga dibekali keterampilan public speaking, karena sebagai duta tugas utama kami adalah memberi edukasi. Kami juga diajari cara membuat video pendek, membatik, mendapat ide-ide mendaur ulang sampah, dan melakukan praktik kerja lapangan. Bagi saya, mengikuti seleksi Duta Sanitasi bukan untuk mencari kemenangan, tapi mencari keterampilan. Ada praktik kerja lapangan juga? Iya, kami secara berkelompok terjun ke sebuah kampung di Jakarta. Di sana, kami bertemu langsung dengan masyarakat dan memberi penyuluhan seputar sanitasi. Seru sekali. Apalagi kelompok saya berhasil masuk peringkat lima besar dalam penilaian PKL. Sekembalinya ke Sorowako, pelajaran apa yang Gita terapkan dalam keseharian? Saya belajar untuk menunjukkan kepedulian lewat aksi nyata. Setiap kali saya melihat sampah, saya pasti langsung pungut dan buang ke tempat sampah. Ternyata banyak juga teman-teman mengikuti aksi saya. Hal-hal yang kelihatan kecil seperti itu punya dampak besar kalau kita lakukan bersama secara terus-menerus.
Mengapa Gita begitu peduli terhadap lingkungan? Sanitasi itu kaitannya dengan kebersihan dan menjaga sumber air bersih. Menjaga kebersihan artinya menjaga kesehatan. Menjaga air artinya menjaga masa depan. Ketika kita menjaga kebersihan dan sumber air, artinya kita memastikan masa depan yang sehat. Itu sangat penting.
Bagaimana menanamkan kebiasaan bersih? Pendidikan dan kebiasaan. Kalau seorang anak sejak kecil dididik dan dibiasakan untuk menjaga kebersihan, sampai dewasa akan terbawa dan dia akan mengajarkan hal yang sama kepada anaknya. Begitu seterusnya. Karena itu, Duta Sanitasi dipilih dari anak-anak supaya kebiasaan bersih itu masih bisa ditanamkan dan generasi penerus akan menjadi generasi yang peduli sanitasi.
BIODATA Nama Lengkap : Brigita Maria Olivia Putri Suciadi Tanggal Lahir : 18 Oktober 1999 Pendidikan : Kelas VIII SMP YPS Singkole, Sorowako Ayah : Abraham Sutjiadi Ibu : Wenda Azikin Saudara : Angelina Wiyani (24), Vincent Aditya (20), Fransiscus Ivandi (12), Catherine Benita (8)
Sehari-hari, kamu pribadi seperti apa sebenarnya? Saya ini sebenarnya pendiam. Awalnya sulit juga harus menjadi seorang duta karena harus banyak bicara di depan umum. Tapi saya pikir-pikir ada untungnya juga saya pendiam karena saya terbiasa langsung bertindak, tidak banyak bicara. Kalau mau pungut sampah ya pungut saja, enggak perlu ngomong-ngomong. Menjadi Duta Sanitasi pasti bangga. Adakah hal yang memberatkan? Bangga sudah pasti. Tapi tanggung jawab saya besar sekali, mungkin itu yang agak memberatkan. Kadang saya suka iseng pura-pura lempar kertas ke lantai. Kalau anak-anak lain mungkin enggak masalah, tapi saya langsung dimarahi banyak orang karena buang sampah sembarangan… hahahaha. Apa harapan Gita terhadap perilaku hidup bersih di Indonesia? Yang jelas saya berharap sekali orang Indonesia bisa taat peraturan dan enggak malu-maluin. Semoga lelucon tentang toilet di Indonesia suatu saat tidak akan ada lagi. [ ]
6
WAWASAN V E R B E E K
EDISI 9 JULI 2014
Cerita dari Asrama STOVIA Dari ruang anatomi STOVIA, Soetomo dan kawan-kawannya membuat langkah bersejarah. Kelak dikenang sebagai pelopor pergerakan nasional.
iwansuwandy.files.wordpress.com
Murid STOVIA berpraktek di masyarakat
Murid STOVIA dan para dosennya.
Setiap murid STOVIA mendapatkan uang saku sebesar fl15, dan setiap tiga tahun ditambah fl2,50 sampai maksimum uang saku jadi fl20. Pada masa Dr E.A. Koch menjadi Direktur STOVIA (1917-1918), uang tunjangan murid per bulan dinaikkan menjadi fl30 untuk VA, fl32,50 untuk kelas 1 sampai kelas 4 GA, dan fl35 untuk kelas yang lebih tinggi. Dr Koch juga sangat perhatian pada murid-muridnya. Misalnya, dia menemui murid-murid luar Jawa yang tidak bisa pulang kampung waktu liburan karena masalah biaya. Melihat kenyataan demikian, Dr Koch berinisiatif kepada Direktur Jawatan Pendidikan agar siswa STOVIA bisa pulang setahun sekali naik KPM (Koninklijke Paketvaart Maatschappij) atau Perusahaan Pelayaran Kerajaan atas biaya pemerintah, disamakan kedudukannya dengan pegawai negeri. Dengan uang saku di tangan, para murid dapat membeli stelan baju baru pada penjahit “Kong Boen” di Pasar Senen, membeli perlengkapan mandi, semir sepatu. Dengan makin bertambahnya uang saku, dalil “pakaian untuk menjadi lelaki sejati” berlaku untuk para klepek, antara lain dengan mengoleksi kemeja, dasi, dan kaos kaki. Dengan uang saku yang lumayan dan kiriman dari orangtua, beberapa murid STOVIA in de kost di rumah-rumah penduduk sekitar sekolah seperti di Kwini, Senen, Kampung Ketapang, Kampung Besar, Kepuh, dan lain-lain. Diceritakan, dengan membayar fl10 per bulan, para murid in de kost di rumah Mas Guno, Pak Wongso, Abang Alie, atau Ema Gemmoek. Di asrama sendiri terdapat ruang rekreasi yang cukup luas, untuk mengobrol dengan teman sambil minum dan mengudap makanan kecil yang disediakan di buffet. Selain itu terdapat fasilitas main catur, biliar, baca di tempat koran atau majalah. Di asrama terdapat beberapa perkumpulan sebagai sarana hiburan dan olahraga para murid seperti perkumpulan senam dan anggar, sepakbola, musik, pencak Sumatera, tenis, atau musik Hawaii.
wikimedia.org
Asrama STOVIA Ketika Soetomo masuk STOVIA— sebelumnya bernama Sekolah Dokter Djawa— sudah tersedia asrama bagi para murid. Sebelumnya, asrama Sekolah Dokter Djawa bersebelahan dengan tempat belajar di Rumah Sakit Militer Weltevreden (dekat Jatinegara, Jakarta). Ketika namanya berubah menjadi STOVIA, asrama pindah ke Hospitaalweg (Jalan Rumah Sakit), resmi dibuka pada 1 Maret 1902. Asrama STOVIA terdiri atas empat ruangan besar, dilengkapi kamar mandi dan WC yang dapat menampung 180 orang murid. Semua pintu dan jendela terbuka ke halaman. Di pekarangan berdiri tiga bangunan, satu bangunan untuk praktikum fisika dan kimia, satu bangunan untuk senam, dan satu lagi yang terbesar digunakan untuk tempat rekreasi. Di kiri dan kanannya terdapat 20 kamar tidur bagi muridmurid yang satu atau dua tahun lagi lulus jadi dokter. Sejak tahun 1913 STOVIA menyelenggarakan pendidikan untuk mencapai gelar Indische Arts selama 10 tahun, di mana 3 tahun sebagai bagian
wikimedia.org
S
etiap tanggal 20 Mei, kita memperingati Hari Kebangkitan Nasional. Inilah hari yang merujuk pada berdirinya suatu organisasi yang dimotori para mahasiswa STOVIA (School tot Opleiding van Indische Artsen) atau Sekolah Pendidikan Dokter Hindia pada 1908. Sekolah ini di masa HindiaBelanda amat prestisius, termasuk bagi Soetomo, salah seorang pendiri Boedi Oetomo. Bagaimana kehidupan murid-murid STOVIA yang “keren” itu di asrama? Verbeek coba mengupasnya. Soetomo masuk STOVIA ketika berusia 15 tahun, tepatnya pada 10 Januari 1903. Teman angkatannya berjumlah 13 orang, di antaranya akan menjadi rekan-rekan pendiri Boedi Oetomo. Dua tahun pertama di sekolah ini ditandai Soetomo dengan semangat belajar yang buruk dan kesukaannya berkelahi. Untung saja dia cepat sadar bahwa sang ayah menaruh harapan besar kepada dirinya.
persiapan atau voorbereidende afdeling (VA), dan 7 tahun untuk bagian kedokteran atau geneeskundige afdeling (GA). Murid-murid yang disebut ẻlẻve (para murid menyebutnya klepek), dari tiap kelas dikumpulkan dalam satu kelompok dan ditempatkan pada ruang tidur tertentu. Pembagiannya sebagai berikut: Ruang A diperuntukkan bagi kelas 1 dan 2 voorbereidende afdeling, sedang Ruang B untuk kelas 3 voorbereidende afdeling dan kelas 1 geneeskundige afdeling dan seterusnya. Murid yang naik kelas berpindah ruang tidurnya, mulai dari ruangan A, kemudian B, C, dan D, sampai akhirnya menikmati kamar sendiri. Seorang pengawas (suppoost) biasanya menerima murid baru dan menempatkannya di ujung selatan ruang A. Seorang murid yang telah masuk asrama diberi satu tempat tidur yang sudah ditempeli nama siswa bersangkutan. Tempat tidur itu namanya “krib”, dibuat dari kerangka besi, di mana di tengahnya terdapat kain terpal yang diikatkan ke bingkai besi. Ini untuk memudahkan krib dijemur seminggu sekali tiap hari Sabtu. Selain itu, krib dilengkapi sebuah bantal dan sehelai selimut prajurit bergaris-garis. Tiap murid juga diberi fasilitas sebuah kursi dan setengah lemari bertingkat. Selama tinggal di asrama, muridmurid akan mendapatkan nomor yang melekat pada dirinya. Mereka yang baru datang di asrama karena masih dianggap hijau (groentjes), belum tahu apa-apa, akan diinisiasi oleh seniornya (oudjes). Maksudnya adalah mengajari yang muda berkenalan dan menyesuaikan diri dengan kehidupan dan rumah tangga asrama. Setelah acara perploncoan selesai, hubungan yang akrab terjadi antara senior dan junior, seperti membantu kesulitan dalam pelajaran, ikut serta dalam kegiatan seni dan olahraga, dan diajarkan menggunakan waktu dan uang sebaik-baiknya. Tata tertib dan disiplin di sekolah dan asrama dijaga dengan baik. Waktu sekolah dimulai jam 7.00-12.30, dengan lima mata pelajaran, di mana tiap pelajaran berlangsung 50 menit diselingi waktu istirahat 10 menit. Pengaturan waktu dilakukan dengan baik. Sehabis makan siang klepek beristirahat, sore hari digunakan olahraga atau jalan-jalan. Malam hari pukul 19.30 siswa harus kembali ke kelas, untuk belajar individu sampai jam 22.00, kecuali untuk kelas yang lebih tinggi lebih lama lagi. Ketika lampu gas dimatikan (kemudian diganti lampu listrik), semua murid diwajibkan tidur. Biasanya supoost akan memeriksa keadaan ruang tidur. Biarpun ada tata tertib, tetap saja ada upaya untuk melanggarnya, misalnya keluar asrama waktu malam untuk mengisi perut yang lapar atau hanya sekadar memenuhi keinginan melanggar disiplin.
Suasana rumah sakit di masa Hindia-Belanda.
Murid-murid dari Sumatera mendirikan perkumpulan semacam koperasi bernama “Sumatraansch Commensalenhuis Stovia” (SCS) pada Januari 1918. Koperasi ini mengusahan berbagai barang keperluan mulai dari pakaian, buku, atau sepeda dengan cara dicicil. murid-murid asal Jawa mendirikan “Langen Siswo”, perkumpulan seni tari Jawa. “Di asrama ini, tepatnya di Ruang Anatomi, pemuda R. Soetomo dan kawan-kawannya sesama murid STOVIA berhasil membuat langkah bersejarah membentuk organisasi Boedi Oetomo pada 20 Mei 1908. Organisasi ini kelak akan dikenang sebagai pelopor pergerakan nasional yang berjuang untuk kemajuan tanah airnya,” ujar sejarawan Wasmi Alhazari kepada Verbeek di Jakarta. Lebih jauh Wasmi mengatakan, “Sejak bulan Juli 1920 sekolah pindah ke gedung STOVIA baru di Jalan Salemba No. 6. Ternyata perpindahan ini membawa pengaruh pada situasi asrama. Disiplin dalam asrama dan kehidupan sehari-hari tidak lagi diawasi dengan ketat, dan demikian pula dengan kewajiban belajar sendiri di malam hari. Ada kebebasan keluar-masuk asrama, juga menonton bioskop tidak terbatas hanya hari Sabtu atau libur lagi.” [ ] *Tulisan mengenai suasana asrama STOVIA terutama bersumber pada artikel A. de Waart, “Vijf-en-zeventig Jaren Medisch Onderwijs te Weltevreden, 1851-1926”, dalam Ontwikkeling van het Geneeskundige Onderwijs te Weltevreden, Batavia: G.Kolff & Co, 1926.
WAWASAN
7
V E R B E E K
EDISI 9
JULI 2014
Mengenal Raptor Oleh Weldi Purwanto* Raptor bisa dijadikan bio indicator. Suatu wilayah terkontaminasi zat kimia atau tidak, dapat ditilik dari keberadaan raptor di wilayah itu.
Dari sisi fungsi ekologisnya, elang sebagai top predator punya fungsi utama penyeimbang rantai kehidupan. Contoh kecil, banyaknya populasi hama, ular, dan tikus di satu wilayah merupakan indikator sudah tidak ada atau hilangnya elang di kawasan tersebut. Elang juga bisa dijadikan bio indicator. Suatu wilayah sudah terkontaminasi zat kimia atau belum, bahkan kebersihan air, dapat ditilik dari keberadaan elang di wilayah tersebut. Jika suatu wilayah sudah terkontaminasi zat kimia, elang akan pergi dari wilayah tersebut. Raptor di Indonesia saat ini, menurut Asman Adi Purwanto dari RAIN (Raptor Indonesia), terdapat 70-80 spesies. Di Sorowako dengan Danau Matano-nya, teramati 12 jenis raptor, tersebar dengan fungsi dan area masing masing. Satu di antaranya elang-alap kawah/Falco peregrinus/Peregrine Falcon. Menurut Francesco Gemi dari Wildlife Conservation Society (WCS) Indonesia, elang ini adalah raptor migrasi musiman dari Siberia. Hal ini menunjukkan kondisi alam Sorowako dan Danau Matano masih menjadi tempat yang aman dan nyaman buat para raptor. Mari kita jaga lingkungan agar para raptor ini tetap menjaga langit Sorowako dan kejernihan Danau Matano. [ ]
Weldi Purwanto
R
Elang alap ekor totol (Accipiter trinotatus)
Weldi Purwanto
aptor adalah sebutan untuk jenis burung pemangsa yang menjadikan hewan lain seperti reptil, unggas, bahkan mamalia sebagai makanan utamanya. Raptor ada yang berburu di siang hari, ada yang berburu di gelap malam; ada yang menjadi pemburu di hutan yang rapat, ada pula yang memiliki kemampuan jelajah sangat tinggi. Dilihat dari jenis makanannya, raptor merupakan top predator dalam suatu rantai makanan. Raptor memiliki ciri khusus sebagai burung predator. Pada umumnya raptor memiliki cakar panjang, kokoh, dan tajam, berfungsi untuk mencengkeram hewan buruannya. Paruhnya pun demikian, sangat kokoh. Ujungnya melengkung dan tajam, berfungsi sebagai alat cabik hewan buruan sebelum dimakan. Yang paling terkenal dari raptor adalah matanya. Dengan design sangat unik, mata raptor mampu melihat hewan buruan dari jarak sangat jauh. Inilah modal utama raptor dalam mengintai buruannya, selain kemampuan menyerang dengan sangat cepat dan tanpa suara kepak sayap. Dengan penampilan sangat gagah dan tenang, raptor merupakan hewan yang paling banyak dipakai sebagai lambang, baik lambang organisasi, kesatuan angkatan bersenjata, bahkan negara, termasuk Indonesia. Burung Garuda merupakan bentuk imajinatif elang jawa, salah satu elang endemik Indonesia dan kini terancam punah akibat hilangnya hutan habitat mereka. Data Raptor Indonesia (RAIN) 20052011, jumlah elang jawa tinggal sekitar 325 pasang.
Elang Sulawesi (Spizaetus lanceolatus).
Burung Raptor di sekitar Matano
*Penulis adalah karyawan PT Vale, penulis buku "Pesona Burung Danau Matano".
Weldi Purwanto
Elang ular Sulawesi (Spilornis rufipectus).
Nama Burung
Nama Latin
Nama Inggris
Status
Elang ular Sulawesi
Spilornis rufipectus
Sulawesi SerpentEagle
Endemik
Elang bondol
Haliasture indus
Brahminy Kite
Alap-alap sapi
Falco moluccensis
Spotted Kestrel
Elang tiram
Pandion haliaetus
Osprey
Elang laut perut putih
Haliaeetus leucogaster
White-bellied Seaeagle
Elang hitam
Ictinaetus malayensis
Black Eagle
Elang Sulawesi
Spizaetus lanceolatus
Sulawesi HawkEagle
Elang alap kawah
Falco peregrinus
Peregrine Falcon
Elang tikus
Elanus caeruleus
Black-winged Kite
Elang alap ekor totol
Accipiter trinotatus
Spot-tailed Goshawk
Endemik
Elang-alap kepala-kelabu
Accipiter griseiceps
Sulawesi Goshawk
Endemik
Elang ikan kecil
Ichthyophaga humilis
Lesser Fish-eagle
Endemik
KREASI
8
V E R B E E K
EDISI 9 JULI 2014
Membuat Boneka Jari
3. Jahit jadi satu bagian pinggir flanel pertama dan kedua menggunakan benang oranye. Boneka jari berbentuk rubah siap dimainkan!
Ikuti langkah mudah berikut ini dan bersiaplah untuk bermain bersama si kecil.
B
oneka jari yang mungil dan menggemaskan punya banyak manfaat saat dimainkan oleh anak usia prasekolah dan TK. Boneka-boneka kecil itu membantu anak mengembangkan kemampuan bahasa dan berkomunikasi, keahlian mendengarkan, mengekspresikan gagasan, dan mengasah imajinasi. Di luar semua itu, bermain adalah hal yang menyenangkan bagi anak. Keceriaan akan bertambah ketika Anda dan si kecil membuat sendiri tokoh-tokoh boneka yang ingin dimainkan. Anda tidak terlalu mahir menjahit? Jangan khawatir. Boneka jari sederhana ini bisa dibuat dengan mudah oleh penjahit pemula. Bahkan anak juga bisa ikut berkreasi sepanjang Anda tetap mengawasi proses pembuatannya yang melibatkan gunting serta jarum jahit.
Boneka Rubah
Boneka Burung Hantu Boneka Landak Alat dan Bahan: 1. Kain flanel abu-abu ukuran 9 x 10 cm. 2. Kain flanel abu-abu muda ukuran 4 x 4 cm. 3. Jarum sulam. 4. Benang sulam abu-abu, abu-abu muda, hitam. 5. Gunting.
Alat dan Bahan: 1. Kain flanel coklat ukuran 9 x 10 cm. 2. Kain flanel oranye ukuran 3 x 7 cm. 3. Kain flanel putih ukuran 2 x 4 cm. 4. Jarum sulam. 5. Benang sulam hitam, coklat, oranye. 6. Gunting.
Alat dan Bahan:
1. Kain flanel oranye ukuran 9 x 10 cm. 2. Kain flanel putih ukuran 2 x 5 cm. 3. Kain flanel hitam ukuran 2 x 2 cm. 4. Jarum sulam. 5. Benang sulam oranye, putih, hitam. 6. Gunting.
Cara Membuat:
1. Gunting kain flanel menjadi bentuk-bentuk seperti pada foto di atas. 2. Mulai jahit bagian wajah. Gunakan benang putih untuk menjahit pipi rubah, benang hitam untuk hidung, mulut, dan mata. Pada lembaran kain flanel kedua, jahit bagian ekor rubah.
Cara Membuat:
Cara Membuat:
1. Gunting kain flanel menjadi bentuk-bentuk seperti pada foto di atas. 2. Mulai jahit bagian wajah, lalu kreasikan mata dan hidung dengan benang sulam. Jahit telinga di flanel kedua seperti pada foto di bawah.
1. Gunting kain flanel menjadi bentuk-bentuk seperti pada foto di atas. 2. Kreasikan bagian mata, paruh, sayap, dan cakar burung seperti pada foto di bawah.
3. Jahit jadi satu bagian pinggir flanel pertama dan kedua menggunakan benang hitam. 3. Satukan bagian depan dan belakang dengan jahitan berjarak 0,5 cm dari pinggir. 4. Kreasikan “duri” landak di pinggiran flanel.
Selamat bermain dengan si kecil! [ ] Disadur dari: handmadecharlotte[dot]com
KARYAMU
9
V E R B E E K
EDISI 9
JULI 2014
XII pun berhamburan keluar kelas. Dalam perjalanan pulang, terbayang Rina sahabatku yang menderita penyakit berat namun masih rajin belajar. “Kok aku yang sehat begini malas belajar?” tanyaku dalam hati. ***
Sahabatku, Pencerahku i bawah sebatang pohon di depan kelasku, aku duduk memikirkan nilai-nilai tryout-ku yang rendah. Dengan nilai-nilai seperti itu, aku mungkin tidak bakal lulus ujian. Bel tanda masuk kelas berdentang. Aku tersadar dari lamunanku. Segera aku berjalan menuju kelas. Dari jendela kelas kulihat sahabatku Rina sedang menekuni buku-bukunya. Aku menghampiri dia dan menanyakan nilai tryout-nya. Ternyata nilai tryout Rina juga rendah. Namun berbeda dengan aku, dia justru semakin tekun belajar. Dia ulangi terus pelajaran dan soal-soal latihan yang diberikan guru. Tiba-tiba Rina memijat-mijat kepalanya dan wajahnya menjadi sangat pucat. Dia tutup semua buku yang ada di depannya. “Ya ampun, wajahmu pucat sekali, Rin. Kamu sakit? “Nggak apa-apa kok.” “Muka pucat begitu kamu bilang nggak apa-apa?!” “Ah, cuma sakit kepala biasa, nanti juga sembuh.” “Kalau kamu sakit bilang dong, nanti aku temani kamu minta izin agar bisa pulang duluan. Mungkin kamu butuh istirahat di rumah.” “Iya, mungkin ini pengaruh aku tidak minum obat sebelum ke sekolah, Mir.” “Memangnya kamu sakit apa, Rin?” Dengan bibir yang pucat, Rina menceritakan tentang apa yang dia alami selama ini. Baru aku tahu Rina sahabatku itu menderita penyakit yang parah, namun dia tidak tahu apa nama penyakitnya. Yang jelas, penyakit yang dideritanya menyerang bagian kepala. Sebelum aku tahu Rina sakit, dia sering menanyakan bagaimana cara mencegah kerontokan rambut. Ternyata itu gejala penyakit yang di kepalanya. Rina anaknya baik, sabar, dan rajin. Dia tidak pernah mengeluh tentang penyakitnya. Dia selalu berusaha agar orang melihat dirinya sehat-sehat saja. Dia tak ingin orang lain iba karena penyakitnya. “Mirda, kok Bu Susila belum masuk juga, ya?”
D
Oleh Reskiana Yasin*
Rupanya dari tadi Rina menunggu Bu Susila, salah seorang guru matematika kelas XII. Tak terasa satu jam telah berlalu, tapi Bu Susila belum juga datang. Ternyata Bu Susila sedang sakit sehingga tidak bisa hadir ke sekolah. Tak lama kemudian bel tanda pulang berbunyi, dan semua siswa kelas
Pertanyaanku itu setika mendatangkan pencerahan di benakku. Rasanya aku ingin cepat-cepat sampai di rumah untuk menyelesaikan semua pekerjaan rumah seperti biasa aku lakukan—menyapu, memasak, dan mencuci piring—dan kemudian tenggelam dalam buku pelajaran. Aku meyakinkan diriku bahwa aku pasti lulus ujian kalau aku rajin belajar. “Barang siapa mau berjalan pasti akan sampai ke tujuan”. Aku ingat kata-kata bijak itu. Ibu tentu heran atas perubahan sikapku beberapa hari ini. Tak terasa hari berlalu, tiba saatnya pelaksanaan ujian. Hari pertama ujian aku jantungku berdetak keras ketika pengawas mulai membagikan soal, namun ketika aku mulai mengerjakan soal-soalnya, aku mulai tenang karena aku dapat mengerjakannya dengan baik. Begitu pula di hari kedua dan ketiga. Setelah ujian selesai, kekhawatiran kembali menghinggapiku mendengar pengumuman kelulusan. Alhamdulillah…. semua siswa kelas XII IPS Madrasah Aliyah Darunnajah Timampu dinyatakan Lulus. Aku terharu mendengarkan pengumuman itu, apalagi aku lulus dengan nilai memuaskan. Hari itu aku bisa tersenyum bahagia berkat sahabatku, Rina. Rin, kamulah pencerah kesuksesanku.
* Penulis adalah murid kelas XII IPS Madrasah Aliyah Darunnajah Timampu.
10
JENDELA
VERBEEK
I EDISI 9 , JULI 2014
Ajaran Maccaé ri Luwu tentang Hidup dan Pemimpin (Bagian 1)
B
ulan Oktober nanti, Presiden dan Wakil Presiden Indonesia terpilih akan mulai memegang masa kepemiminan hingga lima tahun mendatang. Rakyat Indonesia menginginkan negara kita semakin baik, sejajar dengan negara-negara lain, mengingat tantangan di depan semakin besar. Selain demokrasi yang sekarang kita anut dalam sistem politik bernegara, Nusantara kaya dengan ajaran mengenai kepemimpinan. Jika diperhatikan, banyak ajaran yang masih relevan dengan keadaan sekarang. Misalnya tentang kejujuran dan penegakan hukum. Jika ajaran-ajaran itu dipraktikkan, tak diragukan lagi, akan terbangun negara kesejahteraan seperti diidam-idamkan oleh para bapak bangsa. Pada edisi ini Verbeek menyajikan ajaran hidup dan bernegara dari Maccaé ri Luwu, cerdik-cendekia dari Luwu. Pada edisi depan, disajikan lebih detail mengenai syarat-syarat ideal bagi pemimpin dan aparat negara. Sumber tulisan, kutipan, dan pembahasan diambil dari tulisan Anwar Ibrahim “Negara Kesejahteraan dalam Pemikiran Maccaé ri Luwu”, seperti dimuat dalam buku Iwan Sumantri (ed), Kedatuan Luwu. Petuah Maccaé ri Luwu Dikisahkan, seorang calon Datu Soppeng, La Baso To Akkarangeng sebelum dilantik menjadi Datu Soppeng, berkunjung ke kediaman Maccaé ri Luwu guna memperoleh pengajaran mengenai berbagai aspek kehidupan, terutama dalam mengatur masyarakat dan kerajaan. Pemikiran Maccaé ri Luwu ini dipelajari, dihayati, dan dipraktikkan terutama oleh raja dan kaum bangsawan Luwu dan Soppeng. Ajaran-ajaran Maccaé ri Luwu itu disampaikan lewat dialog dirinya dengan La Baso To Akkarangeng. Jika dicermati, ajaran Maccaé ri Luwu banyak bersumber pada Sureq I La Galigo dan pappéjeppu, ilmu makrifat Bugis yang dipengaruhi ajaran mistik Islam. Menurut Anwar Ibrahim, Maccaé ri Luwu juga mempelajari pemikiran to acca (orang terpelajar) lain sebelum dia. Misalnya pemikiran La Méllong Kajaolaliddo (1508-1583) dari Bone, yang berkembang sekitar 50 tahun sebelum Maccaé ri Luwu lahir, dan Puang ri Maggalatung dari Wajo.
Ati Macinnong Menurut Maccaé Ri Luwu, kehidupan manusia dan kekuasaan akan mendatangkan manfaat jika bersumber pada hati nurani (ati macinnong). Nurani merupakan sumber utama jiwa manusia yang mendorong perbuatan dan perilaku baik. Ati macinnong merupakan hakikat seorang manusia, se-
mentara panca-indera hanyalah tamu dalam tubuh kita. Ati macinnong yang telah menjadikan panca-indera bekerja. Karena itu, mata semestinya tidak digunakan untuk sembarang melihat, telinga tidak untuk sembarang mendengar, lidah tidak untuk sembarang bicara, membaui tidak sembarang membaui, dan bergerak tidak sembarang bergerak—Makkita tekkémata-mata, maréngkalinga tekkéculing-culing, makkeda tekkélessuk-lessuk, marémmau tekké-émmauémmau, kédo teccakédo-kédo. Diajarkan, “Sebelum manusia (La Ugi) lahir melihat cahaya dunia, telah ada cahaya yang dibawa serta, barulah dia lahir bersama kembarannya yang bernama I Campugi (plasenta)—Ri wettu tellessukna La Ugi mita tajang, engka mémeng tona tajang natiwi, nainappani lessuk silessureng sibawa selessurenna ri asenngé I Campugi.” Tajang, cahaya, yang diletakkan dalam hati nurani manusia itu dianggap bagian dari cahaya Sang Pencipta, tajanna pawinruk-é, berfungsi sebagai penjaga dan pemelihara hati nurani manusia. Ini yang membuat ati macinnong tetap cemerlang dan suci. Ati macinnong tidak akan pernah bisa berdusta dan tersesat. Hati nurani yang diterangi tajanna pawinruk-é dapat menerima firman, sadda, Sang Pencipta. Sementara pikiran manusia bisa tersesat. Diungkapkan secara puitis: “Menyuruk aku ke hutan belantara, akal pikiran tersesat, hati nurani menemukan jalan kebenaran—Sellukkak ri alek kabo, pusa nawa-nawa, ati mallolongang.” Sadda dari Sang Pencipta itulah pedoman hidup manusia di dunia. Manusia yang memiliki jiwa baik, madécéng kalawing ati, akan memelihara diri, perkataan, dan perbuatannya. Manusia demikian memiliki maingek, kesadaran. Seluruh perbuatannya dilakukan dengan pertimbangan hati nurani, pétannga mappong ri ati macinnonngé. Kesadaran, maingek, ini diperlukan agar manusia dapat menjaga dan menerapkan lima pegangan hidup, lima akkatenningeng, yaitu: ada tongeng (kata-kata yang benar), lempuk (kejujuran), getteng (keteguhan atau konsistensi), sipakatau (saling menghargai sesama manusia), dan mappésona ri déwata seuwaé (berserah diri pada Sang Pencipta). Manusia sadar adalah manusia yang senantiasa melakukan dialog dengan hati-nuraninya. Pada hati nuranilah dapat ditemukan cahaya Sang Pencipta, sumber segala kebenaran. Namun, cahaya dalam hati nurani manusia dapat terlumuri noda akibat menuruti nafsunafsi, cinna. Cinna yang tidak terkendali akan membawa manusia kehilangan hakikat kemanusiaannya, berubah menjadi boneka berwajah manusia, rapang-ra-
http://id.wikipedia.org/wi ki/Sureq_Galigo
Kebudayaan Nusantara kaya ajaran bagi calon pemimpin. Banyak yang masih relevan hingga sekarang.
Sureq I La Galigo, salah sumber ajaran Maccaé ri Luwu.
pang tau, atau turun martabat menjadi sekedar binatang, olokolok. Manusia yang terlalu mengikuti keinginan dan kepentingannya, tau turuk cinnaé, tidak bakal menemukan kebenaran sejati. Persis di sini sumber segala angkara murka yang merusak tatanan kehidupan manusia beradab.
Kejujuran Mengenai apa yang disebut kejujuran, lempuk, Maccaé ri Luwu menyatakan sebagai menempatkan segala sesuatu pada tempat yang seharusnya, sitinaja. Dikatakan, “Diataskannya yang di atas, dibawahkannya yang di bawah, didepankannya yang di depan, dikirikannya yang di kiri, dikanankannya yang di kanan, dibelakangkannya yang di belakang, diluarkannya yang di luar, dan didalamkannya yang di dalam— Napariwawoi ri wawoé, napariawai ri awaé, naparioloi ri oloé, napariabeoi ri abéoé, napariataui ri ataué, naparimunriwi ri munrié, naparisaliwenngi ri saliwenngé, naparilalenngi ri lalenngé.” Sekalipun kata-kata adil tidak pernah eksplisit disebutkan Maccaé ri Luwu, hakikat keadilan dapat ditemukan pada keseluruhan pandangannya. Ditegaskan pula ada lima sifat yang akan mencegah timbulnya penyesalan dalam kehidupan, yaitu: (1) Berpikir panjang (nawa-nawa malampék) sebelum melakukan suatu perbuatan atau mengucapkan suatu perkataan. (2) Menggunakan pertimbangan matang (tanngak). (3) Menggunakan akal dan kemampuan menentukan pilihan (pangilé). (4) Selalu memelihara martabat dan harga diri (sirik-é). (5) Selalu berhati-hati (tikek-é). Menurut Maccaé ri Luwu, perilaku benar dan kata-kata benar, tempatnya pada orang yang berpikir panjang. Perbuatan yang patut dan tepat, tempatnya pada orang yang menggunakan pertimbangan matang. Perkataan baik dan tidak serampangan, tempatnya pada orang pintar. Perilaku jelek dan perkataan buruk tempatnya pada orang yang sesat. Dan, perilaku salah serta perkataan salah, tempatnya pada orang dungu. Mengurus Negara Setelah mendedahkan perihal hakikat dan prinsip-prinsip hidup manusia di dunia, Maccaé ri Luwu menguraikan bagaimana seharusnya negara dikelola. Dia menyatakan, penciptaan kesejah-
teraan rakyat sangat terkait dengan perilaku masyarakat, perilaku raja, pejabat, dan aparat negara. Kesejahteraan rakyat dan negara terjadi bila raja (pemimpin) mengayomi dan memayungi rakyatnya, sehingga: (1) Rakyat dapat memperluas jaringan kekerabatan, merimbunkan pepohonan (palorong wélareng, pakdaung raung kaju). (2) Rakyat memiliki harapan hidup (usia) lebih panjang (malampék sungek). (3) Rakyat dapat beranak-pinak dan mengembangbiakkan hewan-hewan berkembangbiak (pasawé tau, pabbija olokolok). (4) Rakyat dapat mempersubur tanaman buah-buahan dan meningkatkan hasil panen (pasawé bua-bua ajukkajung, mapato laopolé sangiaserri). (5) Adanya persatuan jiwa dan semangat seluruh rakyat. Bagi seorang pemimpin, Maccaé ri Luwu mengemukakan perlunya berhati-hati terhadap empat jenis manusia, sehingga kepada mereka perlu “dibentangkan tali pelurus yang tegas”, ripagettengi beccik. Mereka adalah (1) orang yang memiliki kekuatan dan kekuasaan, to mawatanngé; (2) orang culas, to majékkoé; (3) orang pintar, to maccaé; dan (4) orang dungu, to benngoé. Keempat jenis manusia ini dapat mempengaruhi penegakan hukum. Orang yang memiliki kekuasaan dapat menggunakan kekuasaannya pada penegak hukum, pabbicara; orang culas dapat memutarbalikkan fakta dan kesaksian dengan keculasannya; orang pintar dapat menyusun argumentasi dan pembenaran atas perbuatan-perbuatannya yang salah; sedang orang dungu dapat menimbulkan rasa kasihan, sehingga ditinggalkanlah prinsip asitinajang, kewajaran. Pemikiran Maccaé ri Luwu yang moralistik religius menempatkan kesejahteraan rakyat sebagai tujuan kehidupan bernegara dan bermasyarakat. Karena itu, segenap perilaku manusia, terutama perilaku pemimpin dan pejabat negara haruslah sejalan dengan penegakan panngadereng, norma-norma dan hukum yang berlaku. Panngadereng merupakan perwujudan tajang (cahaya) dan sadda (firman) Pawinruk -é, Sang Pencipta. [ ] * Disarikan dari tulisan Anwar Ibrahim “Negara Kesejahteraan dalam Pemikiran Maccaé Ri Luwu”, dalam buku Kedatuan Luwu, Iwan Sumantri (ed), tt.
EDISI 9 , JULI 2014
I
DOKTER MENJAWAB
VERBEEK
www.dnab erita.com
Kenali dan Waspadai MERS Oleh dr. Kristiawan Basuki (Occupational Health Specialist RS Inco) Meski kasus MERS belum ditemukan di Indonesia, kita tetap perlu waspada. Pasalnya, banyak warga Indonesia pergi ke Arab Saudi untuk beribadah maupun bekerja di negara Timur Tengah.
M
ERS-CoV (Middle East Respiratory Syndrome-Corona Virus) atau Sindroma Pernapasan Timur Tengah akibat Virus Corona telah dilaporkan di beberapa negara. Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), hingga 8 Mei 2014 di seluruh dunia tercatat lebih dari 536 kasus. Sebanyak 145 penderita di antaranya meninggal dunia. Penularan dari manusia ke manusia terjadi di rumah sakit, rumah tangga, maupun di tempat kerja. Sayangnya, informasi mengenai cara penularan yang bersifat sporadis ini masih sangat terbatas.
WHO terus bekerja untuk menetapkan dampak kesehatan masyarakat akibat virus baru ini. Lembaga ini menganjurkan pengetesan terhadap infeksi virus MERS pada setiap pasien penderita radang paru yang tidak jelas penyebabnya, dan memiliki riwayat bepergian ke Semenanjung Arab atau negara-negara Timur Tengah lainnya dalam 14 hari terakhir sebelum jatuh sakit.
Apa Itu MERS CoV? Pada manusia, virus corona menimbulkan penyakit pernapasan mulai dari yang ringan seperti pilek-selesma sampai SARS (Sindroma Pernapasan Akut). Virus ini menyebar dari manusia ke manusia lain melalui percikan cairan saluran napas saat si penderita batuk, bersin, atau berbicara. Penularan juga
bisa akibat percikan semacam itu dan menempel pada benda-benda yang kemudian dipegang atau disentuh orang lain. MERS CoV sebelumnya dikenal sebagai “virus corona jenis baru”, pertama kali diidentifikasi pada tubuh manusia tahun 2012. Virus MERS telah menimbulkan penyakit terhadap lebih dari 500 orang, dengan angka kematian sekitar 30%. Sebagian besar kasus bersumber dari Timur Tengah.
Bagaimana Cara Penyebarannya? Bagaimana persisnya penyebaran MERS-CoV belum diketahui hingga kini, namun virus ini menular dari manusia ke manusia. Diduga pula kemungkinan adanya hewan penjamu (host), semisal kelelawar atau unta. Manusia berpotensi terinfeksi virus ini melalui kontak langsung dengan hewan atau lingkungan yang tercemar. Apa Gejala Terinfeksi MERS-CoV? Gejala mulai muncul 10 hari setelah seseorang terpapar virus. Pasien yang mengalami gejala pernapasan berat perlu dirawat di rumah sakit. Beberapa penderita menunjukkan gejala terkait sistem pencernaan, seperti diare dan nyeri perut. Sejumlah kondisi serius seperti gangguan pembekuan darah, gagal ginjal, dan peradangan selaput jantung (perikarditis) juga diduga disebabkan oleh virus baru ini. Umumnya orang yang terinfeksi virus ini telah mengidap masalah kesehatan lain. Hampir sepertiga kasus yang terdeteksi berakhir dengan kematian.
Fungsi Lampu Hazard
L
ampu hazard atau lampu tanda darurat adalah mode pada kendaraan bermotor yang dapat diaktifkan untuk membuat lampu sein kiri dan kanan berkedip secara bersamaan. Lampu hazard dapat diaktifkan dengan menekan tombol hazard yang umumnya bergambar segitiga merah. Fungsi utamanya adalah penanda keadaan darurat yang dialami oleh pengemudi. Pada keadaan darurat apa saja pengemudi boleh menyalakan lampu hazard? Antara lain: (1) ketika kendaraan mengalami malfungsi yang menyebabkan kendaraan berjalan lebih lambat ketimbang arus lalu lintas normal atau bahkan berhenti, (2) ketika terjadi situasi darurat di dalam mobil yang menyebabkan mobil harus segera menepi atau berhenti,(3) untuk memberi sinyal kendaraan di belakangnya ketika ada gangguan pada jalan di arah depan (misalnya kecelakaan, tanah longsor, dll), dan (4) ketika kendaraan terpak-
sa melintas di luar jalan yang seharusnya. Selain itu lampu hazard juga akan menyala secara otomatis, disertai bunyi klakson yang berulang-ulang, ketika mobil dibuka secara paksa. Demikian juga, lampu hazard akan menyala ketika pintu mobil dibuka (menyala dua kali) atau terkunci (menyala sekali). Pada beberapa model mobil, lampu hazard akan menyala secara otomatis saat pintu mobil terbuka, namun kedipannya lebih lambat jika dibandingkan saat lampu diaktifkan dengan menekan tombol. Fungsi ini sebetulnya berpotensi bentrok dengan fungsi lampu hazard yang seharusnya. Para pengguna jalan di Luwu Timur tentu kerap mendapati lampu hazard yang dinyalakan terus-menerus oleh pengemudi angkutan umum atau rombongan bermobil. Juga saat cuaca hujan atau berkabut. Banyak pengemudi
yang mengira praktik ini benar. Padahal merujuk perundang-undangan, langkah ini salah kaprah. Divisi Humas Mabes Polri telah merilis informasi tentang penggunaan lampu darurat ini, termasuk aturan perundang-undangan, fungsi, dan waktu yang tepat untuk mengaktifkannya. Dalam UU No. 22 Tahun 2009 tentang LLAJ Pasal 121 Ayat 1 dinyatakan, “Setiap pengemudi kendaraan bermotor wajib memasang segitiga pengaman, lampu isyarat peringatan bahaya, atau isyarat lain pada saat berhenti atau parkir dalam keadaan darurat di jalan.” Yang dimaksud dengan “isyarat lain” adalah lampu darurat dan senter. “Keadaan darurat” diartikan sebagai kendaraan dalam keadaan mogok, mengalami kecelakaan lalu lintas, atau sedang mengganti ban.
11
Bagaimana Diagnosis dan Pengobatannya? MERS-CoV didiagnosis dengan melakukan tes sampel saluran pernapasan. Belum ada pengobatan spesifik untuk penyakit ini.
Bisakah Penyakit Ini Dicegah? Belum ada vaksin untuk melindungi manusia dari infeksi MERS-CoV. Jaga kebersihan untuk menekan risiko tertular atau menularkan: * Cuci tangan secara teratur. * Hindari meraba wajah. * Jaga jarak dari orang yang batuk, bersin, atau terlihat sakit. * Kenakan masker atau tutup mulut dan hidung saat batuk/bersin. * Hindari kontak langsung yang tak perlu dengan hewan hidup.
Perlu Waspada Saat Bepergian? MERS-CoV sejauh ini baru ditemukan di kawasan Timur Tengah, walaupun beberapa negara di kawasan lain (Afrika, Asia, Eropa, dan Amerika Utara) mulai melaporkan kasus penularan pada orang-orang yang sebelumnya mengunjungi Timur Tengah. Pastikan untuk selalu memantau kesehatan Anda jika berkunjung ke Semenanjung Arab atau negara-negara tetangganya. Bila Anda merasakan demam dan gejala pernapasan (misalnya batuk-batuk) dalam jangka 10 hari setelah meninggalkan Timur Tengah, segeralah memeriksakan diri ke dokter. Pastikan untuk memberitahu dokter Anda mengenai riwayat lawatan Anda, khususnya jika sebelumnya berkunjung ke Timur Tengah. [ ]
SAFETY
Polri juga menggarisbawahi penggunaan lampu hazard yang tidak pada tempatnya alias salah kaprah. Yang pertama, penggunaan lampu hazard saat hujan yang malahan akan membuat bingung pengemudi kendaraan lain di belakang lantaran saat lampu hazard menyala maka lampu sein tidak berfungsi. Dalam kondisi ini, seharusnya pengemudi cukup menyalakan lampu utama dan lebih berhati-hati dalam mengemudi. Begitu juga saat cuaca berkabut, pengemudi cukup menyalakan lampu kabut (fog lamp) atau lampu utama. Salah kaprah kedua adalah penggunaan lampu hazard untuk memberi isyarat melaju lurus saat di persimpangan. Ini tidak perlu, karena tanpa menghidupkan lampu sein berarti pengemudi sudah mengisyaratkan akan bergerak lurus. Ketiga, saat memasuki lorong atau terowongan yang gelap. Alih-alih menyalakan lampu hazard, nyalakan saja lampu senja atau lampu utama sehingga lampu merah di bagian belakang akan menyala dan menjadi isyarat ada mobil di depan. Dengan mengetahui hal-hal tersebut di atas, diharapkan para pengguna jalan dapat lebih cerdas dalam mengemudi. Tidak mengikuti kebiasaan yang lumrah namun salah.. [ ] *Dari berbagai sumber
12
PEMDA MENYAPA
VERBEEK
I EDISI 9 , JULI 2014
Lutim Kurangi Rumah Tidak Layak Huni Pada 2014 pemda membenahi 615 rumah tidak layak huni.
K
Dok. Humas Pemda Luwu Timur
emiskinan di Luwu Timur merupakan permasalahan yang mendesak dan memerlukan penanganan yang sistematik, terpadu, dan menyeluruh. Data backlog rumah dan rumah tidak layak huni Kabupaten Luwu Timur tahun 2012, terdapat 55.734 unit rumah dan 9.399 unit tidak layak huni. Untuk mengurangi beban masyarakat, Pemerintah Kabupaten Luwu Timur melalui Dinas Tata Ruang dan Permukiman meluncurkan Program Bantuan Sosial Bedah Rumah (BSBR). Program ini berbasis pemberdayaan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) yang terdata di setiap desa. Pelaksanaan program mengacu pada Peraturan Bupati Luwu Timur No. 13 Tahun 2013 tentang Pedoman Pelaksanaan Bantuan Stimulan Bedah Rumah Bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah. Alokasi anggaran ditetapkan berdasarkan Peraturan Bupati Luwu Timur No. 27 Tahun 2012 tentang Tata Cara Penganggaran, Pelaksanaan dan Penatausahaan, Pertanggungjawaban dan Pelaporan serta Monitoring dan Evaluasi Hibah dan Bantuan Sosial yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Dalam pelaksanaan program, dila-
Pemerintah Luwu Timur melalui Dinas Tata Ruang dan Permukiman meluncurkan Program Bantuan Sosial Bedah Rumah (BSBR) tampak Andi Habil Unru, SE., Camat Malili, dan Kepala Desa Manurung berfoto bersama di Desa Manurung, Kecamatan Malili.
kukan penajaman pada beberapa aspek: penetapan sasaran, perancangan dan keterpaduan program, pengawasan dan evaluasi, serta efektivitas anggaran. Ini dimaksudkan agar perhatian dan
sumber-sumber daya dapat difokuskan dalam sasaran prioritas sehingga pencapaian menjadi lebih efektif. Data tahun 2013, sebanyak 619 rumah di 11 kecamatan telah berha-
sil dibedah dengan dana APBD. Program ini menghabiskan anggaran Rp3.095.000.000, dengan rincian 5 rumah setiap desa dan alokasi berjumlah Rp5.000.000 per penerima bantuan. Tahun 2014, program kembali dilanjutkan dengan jumlah penerima manfaat 615 KK dengan alokasi dana Rp4.612.500.000. Dana bantuan ditingkatkan senilai Rp7.500.000 per penerima bantuan. Program BSBR bagi MBR merupakan wujud kepedulian sosial dan dilaksanakan langsung oleh masyarakat sendiri. Dengan program ini, budaya gotong royong dan kearifan lokal serta kepedulian sosial yang mulai terkikis kembali dihidupkan. Bupati Luwu Timur A. Hatta Marakarma menghimbau, program bedah rumah tidak layak huni hendaknya melibatkan unsur tetangga, pemerintah desa, Babinsa (bintara pembina desa), dan Babinkamtibmas (badan pembinaan keamanan dan ketertiban masyarakat). Bantuan stimulan ini diharapkan mampu mendorong MBR membangun dan meningkatkan kualitas rumah dengan memiliki rumah layak huni yang memenuhi persyaratan kecukupan luas, kualitas, dan kesehatan. Kini jumlah rumah tidak layak huni di Kabupaten Luwu Timur tahun 2014 turun menjadi 8.540 unit. [Humas Pemda Luwu Timur]
Empat Tahun Berturut-turut Kota Malili Raih Adipura
T
ahun ini Kota Malili mencatatkan diri lagi sebagai salah satu kota terbersih dan peduli lingkungan se-Indonesia, seiring diterimanya Piala Adipura untuk ke empat kalinya. Piala Adipura diterima oleh Bupati Luwu Timur H Andi Hatta Marakarma dari Wakil Gubernur Sulawesi Selatan, H Agus Arifin Nu'mang pada Upacara Peringatan Hari Lingkungan Hidup di area Kantor Gubernur Provinsi Sulawesi Selatan, Senin (09/06) di Makassar. Selain Luwu Timur, penghargaan Adipura juga diterima enam daerah lainnya di Sulawesi Selatan, yakni Kabupaten Maros, Pangkep, Bantaeng, Selayar, Sidrap dan Pinrang. Dalam acara penerimaan Adipura tersebut, Bupati Luwu Timur didampingi Ketua DPRD, Sukman Sadike dan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah (Bapedalda) Luwu Timur, Rosmiyati Alwi. "Terima kasih atas partisipasi pemerintah dan seluruh komponen masyarakat, utamanya masyarakat Malili atas keberhasilannya mempertahankan Adipura ke-4," ungkap Hatta. Menurut Hatta, penghargaan ini tidak mungkin diraih tanpa adanya semangat kebersamaan, kegotongroyongan, dan rasa kepedulian terhadap lingkungan. Setelah diterima Bupati, Piala Adipura diarak dari Kota Palopo menuju Kabupaten Luwu Timur pada hari Rabu, 11 Juni lalu. Tiba di wilayah Luwu Ti-
Wakil Bupati saat Menerima Adipura ke-4 dari Wapres RI Boediono di Istana Wapres Jakarta (kiri). Piala Adipura yang ke-4 untuk Malili (kanan).
mur, piala Adipura diarak mengitari beberapa wilayah kecamatan mulai dari Burau, Wotu, Angkona dan berakhir di Kota Malili. Sebelumnya, pada Kamis (05/06), piala Adipura tersebut diserahkan oleh Wakil Presiden RI Boediono kepada
Wakil Bupati Luwu Timur Thoriq Husler saat peringatan Hari Lingkungan Hidup (KLH) se-dunia tahun 2014 yang berlangsung di Istana Wakil Presiden Republik Indonesia di Jakarta. Tahun 2014 ini, program Adipura melakukan evaluasi terhadap kinerja
kebersihan dan keteduhan lingkungan perkotaan terhadap 373 kabupaten/ kota. jumlah penerima penghargaan Adipura Kencana 15 kota, Adipura 86 kota, Piagam Adipura 32 kota dan Plakat Adipura untuk sarana dan prasarana terbaik 32 kota. [Humas Pemda Luwu Timur]
EDISI 9 , JULI 2014
I
PEMDA MENYAPA
VERBEEK
13
Kecamatan Towuti:
Puskesmas Wawondula Basmi Sarang Nyamuk Tim Pemberantasan Penyakit Menular Puskesmas Wawondula melakukan penyuluhan dan inspeksi lingkungan tempat tinggal warga untuk menanggulangi penyakit demam berdarah dengue.
Dok. Puskesmas Wawondula
P
enyakit demam berdarah dengue (DBD) masih menjadi ancaman warga di lima desa di Kecamatan Towuti, yakni di Desa Wawondula, Baruga, Langkea Raya, Lioka, dan Asuli. Penyakit endemis dan musiman ini, tahun lalu telah menyebabkan 51 warga positif DBD. Hingga semester pertama 2014, terdapat 15 kasus. Melihat situasi ini, Puskesmas Wawondula pada 9-13 Juni 2014 kembali menggelar program pembasmian dan pencegahan DBD. Program ini, menurut Nasrah dari Tim Pemberantasan Penyakit MenularDemam Berdarah Dengue (P2M-DBD) Puskesmas Wawondula, dilakukan dengan fokus pencegahan dengan dua metode. Pertama, penyuluhan warga, dilanjutkan dengan pemberantasan sarang nyamuk. Kedua, penyelidikan epidemiologi dengan mengadakan survei ke lokasi guna mendeteksi risiko perkembangan nyamuk DBD. Dalam kegiatan ini, tim P2M-DBD Puskesmas Wawondula bekerja sama dengan aparat desa dan kader Posyan-
Tim Pemberantasan Penyakit Menular, Puskesmas Wawondula, melakukan inspeksi lingkungan tempat tinggal warga.
du. Tim mengingatkan pentingnya melakukan “Gerakan 3M”—menutupmenguras bak mandi-menimbun wadah kosong berisi air. Empat Kali Setahun Program pemberantasan DBD dilakukan empat kali setahun. Namun, frekuensi program itu masih sulit membendung serangan penyakit DBD di lima desa di Towuti. Pasalnya, kata
Nasrah, kesadaran warga terhadap kebersihan lingkungan masih minim. "Kalau program ada, warga baru kembali ingat pentingnya menjaga kebersihan,” ungkap Nasrah. Ke depan, Puskesmas Wawondula berencana menerapkan program promosi dan preventif pencegahan DBD yang lebih efektif. “Misalnya dengan mengimbau agar masyarakat lebih sering melaksanakan gotong-royong
membersihkan lingkungan,” ujar Nasrah. Selama ini, warga penderita DBD yang membutuhkan pengobatan di Puskesmas Wawondula tidak dikenakan biaya. “Gratis berobat memang merupakan pelayanan kami. Namun bila penyakit itu karena minimnya kesadaran sanitasi yang bersih di warga, pengobatan tersebut tidak efisien,” tambah Nasrah. [ ]
Kecamatan Nuha:
Membangun Pemerintahan Desa Semakin Baik
Dok. Kecamatan Nha Andi Tabacina Kepala BP-MPD, memberikan pengarahan kepada peserta pada acara Pelatihan Manajemen Pemerintahan Bagi Aparatur Desa/Kelurahan Se-kecamatan, bertempat di Aula kantor Camat Nuha (3-4Juni2014).
Kecamatan Nuha menggelar pelatihan manajerial untuk meningkatkan kompetensi aparatur desa/kelurahannya.
“
Dengan pelatihan ini saya semakin paham cara menyusun dan merancang laporan pertanggungjawaban alokasi dana desa,” ujar Jusniah, Sekretaris Desa Nikkel. Jusniah adalah satu dari 20 peserta Pelatihan Manajerial Aparatur Desa/Kelurahan se-Kecamatan Nuha yang digelar Kantor Camat Nuha pada 3-4 Juni 2014 silam. Kegiat-
an dihadiri para sekretaris dan bendahara desa di lingkup Kecamatan Nuha. Sebelum mengikuti pelatihan, Jusniah mengaku merasa kurang sistematis ketika menyusun laporan Alokasi Dana Desa (ADD). Padahal laporan ADD merupakan salah satu dokumen penting administrasi desa yang perlu dilaporkan secara berkala kepada kantor kecamatan sebagai bentuk pertanggungjawaban penggunaan dana desa. Pelatihan dengan tema “Start dari Persepsi yang Sama” ini diisi dengan
materi-materi praktis keadministrasian dan pengelolaan organisasi aparat desa. Selain teknik pengelolaan ADD dan Surat Pertanggungjawaban (SPJ) Desa, diberikan materi teknik penyusunan Anggaran Penerimaan dan Belanja Desa (APBDes) dan materi pengelolaan administrasi umum seperti surat-menyurat, pola koordinasi, dan pelaporan. Narasumber berasal dari Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (BPMPD) beserta kepala bidangnya. Selain materi keadministrasian, peserta dibekali materi anti-korupsi dan gratifikasi yang disampaikan oleh Kejaksaan Negeri Kabupaten Luwu Timur. Camat Nuha, Kamal Rasyid, membawakan materi budaya kerja dengan presentasi berjudul “Etos Kerja”.
UU Desa Menurut Andi Tabacina, Kepala BPMPD, pelatihan merupakan persiapan Kecamatan Nuha beserta lembagalembaga pemerintahan di bawahnya, khususnya desa-desa/kelurahan, menyambut UU Desa atau UU No. 6 Tahun 2014 yang akan diberlakukan 2015 mendatang. UU Desa mendorong partisipasi aktif aparatur dan masyarakat desa untuk mengembangkan potensi dan aset desa guna kesejahteraan bersama. Sekaligus
membentuk pemerintahan desa yang profesional, efisien, terbuka, serta bertanggung jawab. “Pelatihan ini sangat mendukung peningkatan kompetensi aparatur desa agar roda pemerintahan ke depan berjalan lebih efisien dan efektif. Apalagi munculnya UU Desa menuntut aparatur desa memiliki tanggung jawab dan peran yang lebih besar,” ujar Tabacina. Sesuai UU Desa, setiap desa/kelurahan akan menerima menerima bantuan melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara senilai Rp400 juta-Rp1,5 miliar. Kecamatan Nuha menjadi kecamatan pertama di Luwu Timur yang mengadakan pelatihan manajerial bagi jajarannya. Rencananya, pelatihan serupa digelar di kecamatan-kecamatan lain. “Di Luwu Timur ada sebanyak 127 desa dan kelurahan, tentu membutuhkan pelatihan seperti ini,” ujar Camat Nuha Kamal Rasyid. Kegiatan ini merupakan bagian dari implementasi PMDM (Program Mitra Desa Mandiri) PT Vale, dan Kecamatan Nuha sebagai salah satu daerah pemberdayaannya. “Saya berharap pelatihan manajerial aparat desa semakin sering dilakukan. Kalau bisa tidak hanya Sekdes dan bendahara desa yang menjadi peserta, tapi seluruh staf kantor desa,” ujar Jusniah. [ ]
14
KEMITRAAN
VERBEEK
I EDISI 9 , JULI 2014
Peluncuruan Buku Cerita Rakyat, bertempat di Gedung Simpurusiang, Malili (20/05/2014) - searah jarum jam: Siswi SMP-SMA pada acara peluncuran Buku cerita rakyat. Datu Luwu ke-40, Andi Maradang Mackulau memberikan sambutan Peluncuran Buku cerita rakyat, Peluncuran Buku di lanjutkan dengan bincang budaya menghadirkan nara sumber Prof. Dr Andi Ima Kesuma Guru Besar Ilmu Sejarah dan Kepariwisataan, UNM dan Musly Anwar Tim Penyusun Cerita rakyat Cinta Sawerigading dan cerita rakyat tana luwu lainnya,.Datu Luwu ke-40, Andi Maradang Mackulau sesaaat menerima secara simbolis dari penyusun buku cerita rakyat, Musly Anwar didampingi GM Community Relations PT Vale Indonesia Tbk Busman Dahlan Shirat dan Asisten 1 Pemkab Luwu Timur Syahidin Halun. Penutupan acara peluncuran di tandai dengan foto bersama .
Dua Buku Cerita Rakyat Diluncurkan Menjaga tradisi, melestarikan kearifan lokal.
A
lkisah, di Negeri Luwu tinggallah seorang ibu dan anak perempuan. Awalnya mereka hidup rukun. Namun ketika si anak beranjak dewasa, sang ibu jadi kerap marah kepada si anak dan bahkan tega mengusirnya. Tak tahan dengan perlakuan ibu, si anak lari dan menangis terisak di sebuah batu besar di tepi sungai. Tiba-tiba batu itu terbuka dan meminta si anak gadis untuk masuk ke dalamnya agar aman. Maka masuklah anak itu ke dalam batu. Hanya ujung rambut panjangnya saja yang masih menjuntai keluar. Sang ibu menyesali perbuatannya. Dia hanya bisa meratapi kepergian si anak sambil memeluk batu dan menciumi rambut si anak. Begitulah inti cerita “Batu Tikumbakumba”, cerita rakyat asal Luwu. Selain kisah itu, banyak kisah lain yang diceritakan turun-temurun. Pertanyaan: benarkah generasi sekarang mengenal baik cerita-cerita rakyat yang merupakan kekayaan Nusantara? Jangan-jangan mereka hanya paham kisah kepahlawanan Manusia Laba-laba atau lebih terkesima canggihnya robotrobot animasi dalam film produksi Hollywood. Melestarikan cerita rakyat perlu mendapat dukungan. Salah satu upaya pe-
lestariannya adalah menuangkan kisahkisah lisan dalam bentuk tulisan. PT Vale bersama Pemerintah Kabupaten Luwu Timur meluncurkan dua buku cerita rakyat berjudul Batu Tikumba-kumba dan Kisah-kisah Lain dari Tana Luwu—disusun oleh Tim Komunikasi PT Vale—dan Pelayaran Cinta Sawerigading dan Cerita Rakyat Tana Luwu Lainnya yang disusun Musly Anwar dkk. Acara peluncuran berlangsung di gedung Simpurusiang, Malili, 20 Mei lalu. Menggali Kearifan Lokal Pembuatan buku cerita rakyat Luwu merupakan bagian dari kegiatan Program Terpadu Pengembangan Masyarakat (PTPM) PT Vale. GM Community Relations PT Vale, Busman Dahlan Shirat, mengatakan, “Kenyataan bahwa masih banyak budaya lokal yang belum tertuang ke dalam bacaan menjadi kegelisahan Tim PTPM. Mengangkat budaya tutur ke dalam bentuk tulis merupakan upaya untuk menggali kearifan lokal.” Penerbitan kedua buku cerita rakyat tersebut bukan pertama kali dilakukan oleh PT Vale. Pada 2008, perusahaan meluncurkan buku semacam dengan judul Putri Loeha dan Payung Saktinya. Asisten I Pemkab Luwu Timur, Syahidin Halun, membacakan sambutan Bupati Luwu Timur, menyatakan, peluncuran buku ini merupakan upaya strategis un-
tuk menjaga adat, nilai budaya, moral, etika, dan kebiasaan masyarakat Luwu. “Buku ini merupakan bukti komitmen untuk menjaga kebudayaan agar tidak tergerus zaman.” Kedua buku cerita rakyat tersebut diluncurkan oleh Datu Luwu ke-40, Andi Maradang Mackulau. “Budaya Luwu sangat tinggi, sangat mulia. Tidak berhenti pada cerita rakyat tapi tampak dalam sikap kemanusiaannya,” kata Datu Luwu. Untuk cerita rakyat, kata Datu Luwu, ada sudut pandang lain yang dilihat oleh orang Luwu. “Kisah Batu Tikumba-kumba, misalnya, kalau kita cermati itu adalah kebalikan dari kisah Malin Kundang. Ada logika lain yang bisa kita petik.” Dalam seremoni peluncuran, Musly Anwar menyerahkan buku secara simbolis kepada Datu Luwu. Selanjutnya Bupati Lutim menyerahkan buku kepada Kepala Dinas Pendidikan Luwu Timur agar buku dapat terdistribusikan ke seluruh sekolah di Luwu Timur dari SD hingga SMA. Warisan Dunia Seremoni pagi itu dilanjutkan dengan bincang budaya yang menghadirkan Prof. Dr Andi Ima Kesuma, Guru Besar Ilmu Sejarah dan Kepariwisataan Universitas Negeri Makassar. “Bicara tentang Luwu tidak bisa lepas dari kitab I La Galigo, kitab epik terpanjang di dunia,” kata Prof. Ima. Keindahan tema dan susun-
an bahasa dalam naskah tersebut bisa disejajarkan dengan karya agung dunia lainnya. Hal ini menggambarkan orang Luwu, jauh sebelum kedatangan Islam, Luwu telah memiliki budaya menulis dan membaca. Kekayaan kultural Tana Luwu dibuktikan, salah satunya, dengan banyaknya cerita rakyat yang berkembang di masyarakat dan diyakini sebagai suatu peristiwa yang pernah terjadi. Baik melalui cerita lisan dari masyarakat maupun secara tertulis seperti kitab I La Galigo. Didasari pemikiran tingginya budaya Tana Luwu, Prof. Ima menyampaikan gagasan sudah saatnya Luwu, khususnya Malili, didaftarkan ke dalam situs World Heritage (Warisan Dunia). Untuk dapat dimasukkan ke dalam daftar Warisan Dunia, sebuah situs harus memiliki nilai yang luar biasa secara mendunia dan memenuhi setidaknya satu dari sepuluh kriteria seleksi. Salah satu kriteria yang disyaratkan adalah situs harus nyata terkait dengan peristiwa atau tradisi hidup, terkait dengan ide-ide atau dengan keyakinan, dan terkait dengan karya seni dan sastra yang signifikan secara universal. Namun sebelum dunia memberi penghargaan tertinggi terhadap Luwu dan kekayaan budayanya, alangkah baiknya jika kita terlebih dulu melestarikan budaya tempat kita berpijak. [ ]
EDISI 9 , JULI 2014
I
KOMUNITAS
VERBEEK
15
Matano Player Gym Menjadi sehat dengan cara menyenangkan.
D
entuman musik pop-disko terdengar riuh. Sesekali ditingkahi sorakan atau tawa ceria. Hampir 30 wanita memadati “studio senam” dadakan itu tiga kali dalam sepekan. Mereka menggoyangkan tubuh dari kepala hingga kaki, mengikuti gerakan instruktur yang tampak tak kenal lelah. Selama 1,5 jam mereka melakukan gerakan-gerakan yang menguras keringat. Sebagian orang mungkin bergumam, “Melihatnya saja saya capek!” tapi ternyata yang melakoni justru riang gembira. Begitulah pemandangan ketika anggota Matano Player (MP) Gym sedang beraksi. Setiap Senin, Rabu, dan Jumat—bahkan terkadang di hari Minggu—mereka mempraktikkan senam aerobik, body language, hingga zumba. Keberadaan komunitas MP Gym berawal dari inisiatif Suryani, seorang dokter gigi yang pernah berpraktik di Puskesmas Nuha. Ketika menjadi mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Suryani bergabung dengan sanggar senam aerobik dan menemukan kecintaan terhadap olahraga senam berirama cepat itu. Dia mempraktikkan gerakan-gerakan aerobik dan kemudian menciptakan koreografi sendiri. Sekembali ke Sorowako, tempat kelahirannya, Suryani dipercaya mengampu program Kesehatan Olahraga di Puskesmas Nuha. Dia lantas membentuk kelompok kecil beranggotakan pegawai Puskesmas dan teman-teman dekat untuk berlatih senam aerobik. “Awalnya kami latihan di Puskesmas. Lalu semakin banyak orang yang tertarik dan meminta saya untuk mencari tempat yang lebih besar,” kenang Dokter Cuya, begitu dia disapa. Meski belum bisa dibilang ideal, Suryani menemukan tempat latihan dengan kapasitas 35 orang akhir 2012, tiga tahun setelah kelompok senamnya berdiri. “Studio” yang mereka tempati itu bernama Matano Player. Karena itulah komunitasnya disebut Matano Player Gym. Karena tempat latihan Matano Player Gym dipergunakan juga sebagai sasana taekwondo, maka mereka harus menyesuaikan jadwal kegiatan dengan jadwal latihan atlet taekwondo Sorowako. Mengatasi gangguan kesehatan Anggota MP Gym wanita berusia 2540 tahun; hampir semuanya ibu rumah tangga. Berkegiatan di luar rumah 3 kali seminggu mulai pukul 4 sore menjadi sarana rekreasi bagi para ibu tersebut. Namun mereka juga merasakan manfaat kesehatan. “Sebelum menikah, saya sudah ikut kelompok senam ini, lalu saya istirahat selama hamil. Sekarang anak saya sudah agak besar, saya bergabung lagi. Sebagai ibu-ibu yang perlu stamina besar mengurus anak dan rumah, saya merasakan betul manfaat senam. Saya
merasa badan saya selalu segar dan bagus, juga untuk menjaga berat badan karena olahraga itu membakar kalori,” kata Ira Pallawarukka, ibu satu anak berusia 2 tahun. Masalah berat badan memang kerap menjadi keluhan, terutama bagi wanita. “Tapi saya selalu berpesan kepada ibuibu di sini agar tidak berolahraga karena mau langsing. Olahraga itu tujuannya supaya badan sehat. Kalau memang bisa langsing, itu bonus,” kata Suryani yang juga instruktur senam jantung sehat di Lapangan Camp Site, Sorowako, setiap Minggu pagi. Hastianti, seorang staf laboratorium sudah lebih dari satu tahun menjadi anggota MP Gym. “Dulu berat badan saya tidak pernah lebih dari 46 kg, padahal sudah punya anak satu. Saya kepingin sekali agak gemuk supaya kelihatan segar. Lalu saya ikut senam. Satu tahun terakhir, berat badan saya naik jadi 50 kg, karena senam ini membuat nafsu makan saya bertambah.” Selain menjaga stamina dan berat badan, Suryani mengatakan, beberapa anggotanya merasakan berkurangnya
keluhan sakit kepala, susah tidur, bahkan menurunkan gejala penyakit asma. “Mungkin itu terkait dengan salah satu manfaat olahraga yang memang sudah terbukti bisa mengurangi stres. Kalau pikiran dan hati senang, kan, badan otomatis jadi lebih sehat,” ujarnya. Karena begitu banyak manfaat yang dipetik dari senam, Suryani menginginkan semakin banyak wanita yang bergabung dalam komunitas MP Gym.
Menyesuaikan usia Setelah 30 menit melakukan gerakan senam aerobik yang cepat mengikuti irama musik disko, para ibu beristiahat sejenak sebelum masuk ke sesi berikutnya, yaitu senam body language atau biasa disebut BL. Body Language mengutamakan gerakan-gerakan untuk kelenturan dan pembentukan otot tubuh. BL juga mengajarkan cara pernapasan yang baik. Karena rentang usia anggota MP Gym terbilang besar, Suryani menyesuaikan gerakan senam dengan usia anggotanya. “Untuk aerobik dan BL relatif aman, karena pada dasarnya kedua jenis senam itu bisa dilakukan oleh semua kalangan. Saya hanya perlu melihat kapan ibu-ibu ini cocok diberi gerakan high impact dan kapan saya harus mencontohkan gerakan low impact.
Tidak mungkin mereka yang berusia di atas 35 tahun diberi gerakan cepat alias high impact terus,” kata Dokter Cuya. Sementara senam zumba yang tergolong dance fitness atau latihan kombinasi antara senam dan tari, tidak bisa senantiasa dilakukan. Pertimbangannya, zumba melibatkan banyak gerakan rumit dan cepat seperti melompat dan berputar. Bagi mereka yang berusia 40 tahun atau kondisi tubuh sedang tidak fit, agak sulit mengikuti gerakan zumba. “Karena itu, zumba hanya sesekali saja kami lakukan. Dalam satu minggu mungkin hanya satu kali atau justru tidak sama sekali. Itu sesuai permintaan atau jika memang sudah agak lama tidak kami lakukan. Zumba menjadi variasi supaya tidak bosan,” kata Suryani, yang mempelajari koreografi senam secara otodidak dari tayangan olahraga di televisi, website kesehatan, atau menonton video di Youtube. Dentuman musik masih terdengar dari “studio” Matano Player. Sebagian tampak sangat fasih mengolah tubuhnya: Menggerakkan kaki maju-mundur, mengayunkan tangan, menggoyangkan kepala dan pinggul. Sebagian lain terlihat canggung dan kerap terlambat berganti gerakan. Namun wajah mereka semua memancarkan semangat dan keceriaan. [ ]
16
EVENT V E R B E E K
EDISI 9 JULI 2014
Berbagi Wawasan, Mengelola Pusat Persemaian PT Vale mengadakan pelatihan persemaian untuk pengelolaan nursery Malili.
S
erombongan orang tampak berdiskusi di nursery Malili, Sabtu siang di bulan Mei silam. Rombongan itu adalah peserta Nursery Basic Training. Mereka berasal dari entitas pemerintahan Kabupaten Luwu Timur, seperti staf Dinas Kehutanan, Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) LaronaMalili, Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan (BP4K), Bapedalda, dan Dinas Tata Ruang & Wilayah, ditambah peserta dari SMK Pertambangan Malili dan staf nursery PT Vale. Pusat persemaian seluas 0,39 hektar itu dibangun PT Vale untuk mendukung program penghijauan lingkungan Kabupaten Luwu Timur. Beberapa bulan ke depan, pengelolaan nursery Malili akan diserahkan kepada Pemkab Luwu Timur. Karena itu, untuk membekali pengelolaan dan pengoperasian nursery yang berlokasi di Puncak Indah, kompleks perkantoran pemerintahan Kabupaten Luwu Timur tersebut, PT Vale mengadakan pelatihan. Nursery Malili mulai dibangun Juli 2013 dan rampung April 2014. Sebelumnya, awal 2013, Pemerintah Ka-
bupaten Luwu Timur melalui Dinas Kehutanan menerima bantuan bibit melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) dari Kementerian Kehutanan sebanyak 50 ribu bibit untuk program penghijauan lingkungan. Atas dasar tersebut, PT Vale membantu membangun fasilitas persemaian permanen ini. Selama dua hari pelatihan, peserta diberikan materi mencakup media tumbuh, tanaman, teknik perbanyakan tanaman, pembentukan dan pemeliharaan kebun pangkas untuk produksi bibit tanaman, teknik pemupukan dan penyiraman, prosedur dan pengoperasian fasilitas nursery, dan pemeliharaan fasilitas. Pemateri pelatihan berasal dari konsultan pengelolaan pusat persemaian, PT Mitra Atedaselaras. Pelatihan dibuka oleh Kepala Dinas Kehutanan Luwu Timur, Zainuddin. “Dukungan PT Vale mengantarkan Luwu Timur sebagai kabupaten pertama di Indonesia yang memiliki dan mengelola nursery permanen dengan fasilitas standar,” ujar Zainuddin. Manager of Mine Rehabilitation PT Vale, Aris Prio Ambodo, menyampaikan harapannya agar nursery Malili memberikan manfaat maksimal kepada Pemerintah Kabupaten Luwu Timur dan masyarakat. [ ]