LANDASAN PEMBANGUNAN PERDESAAN IE
A. Fauzi
Institut Pertanian Bogor
A.
Pendahuluan
Manusia mungkin mcruprkan spesies yang pa11ng sukes dalam sejaran kehiclupan di buJL Dimulai dari hanya beberapa individual p:rda sekitar r;buanianun yanq lalu, kemudlan mencrgri I miliar prda trhun 1800 dan 6 miliar pada arval rahun 2000.'Iingkat konsumsi drn lingkup teL'rologi p"" telah be'kembang paralel bahkan melebihi keceparan permmbuhan p.na"a"r. i," *"airi. Manusla behLan relah nenrransformasi separuh dari iahaD di muka buni ini Lrntuk mernenuhi kebutuhan kcnsunsi dan produki
Memamki milennlrrr ketiga
Lcbumtran
drn
perkembangan
pcmb.mgunan ekonomi dunia juga semaki.n pesrt. Bankrn selama seratus
i+""
U.t"trrg^" i"i
p"radaban manusia t:lah mencxPai k.maiuan ekononi
yang ridd( pern"h bisa dibayangkan.ken dicapai di mala-nasa vang lalu. Total G!(? (G/r' W/,'rl Product) global telali nencapai lebih dari US$ 55 rriliun pada talun 2005, suatu peningkemn delapan kali lipat sejat tahun 1950. Peningkatm penumbuhan ekonomi ini irarus djbayar dengan ekstraLsi
sumbo'sumber dayr alar:r dan menguhan poh pcmbangunan wilavah rural pedesaan. 'lhnsformri ini dalan deraiar rcnenru teleh menvebabkan fenomena yang disebur sebagai in?o,.iih ttuEl tti"g atau pemiskinan wilayah'wilayah perdesaan, bahkan tel.rl mcnyebabkn "jebakan kemiskinan' di wilayah ivilaph perdesaan. \(right (200'1) secara rinci menyampaikan hal ini dalam bukunyaberju drl A Short Hrstorl ofI'rograr dnrana i:rmenicburkan bahwa peradaban modern tehh menbarva kita hePada l',8?is /'4 atau jebakan kennjuan. wrighr nlensilustrasikan bagarmana rbLrah desa vmg i-.a" di 1"]'"" y*g 'ubur di tePi sunsai kemudian buubah rmnjadi sbuaii kota kecil. Akib:rt pcrubalan ini masyarak.rt kemudlan menggerus sumber
daya alam yang ada sampai ridak ada ruang untulc meningkatlcn produkri dan menyerap flukruasi yang dirimbulkan oleh am. Akhirnyr untuk bisa rarlrze mereka mengambil "kredir baru' (dL' /,,,) dari sumber daya alam,
sehingga menimbullan deEsit sunber daya alam berupa erosi, kegagalan panen, kelaparan drn sebrgainya (Fauzi, 2007).
B.
Landasan
Sebagai sebuah negrra agraris, Indonesia memiliki cor.rk pembangunan yaog cukup berbeda dengan negara-negra indrrtri. Perdesaan selain menjacli kekuatan sumber pangan juga menFdi kekuaan sumber sosial dan ekonomi lokal yang peranannya ridak bisa dlabaikan. Tiga modal pembangunan yakni modal manLrsia, modal ahni, dan modal sosial, scbagian besardrri komponcn rerucbur berada di rvilayah perdesaan. Dergan dernikian Pernbangunan Nasional lndonesia yang kokoh harus bermuan dari pembangunan perdesaan
yang kuar Ada beberapa hal yang menjadikxn landasan penbangunan perdesaan sebagai suatu yang ridak re.pisahkan dari pcmbanSunan nasion,l secara keseluruhan.
8.1. Landasan Filosofis Robert S. Mc Namara ketika remberikan sanbutan
pada World Developmenr Reporr tanun 1978, nenscmukekan adanya hal yang hil:rng dalam pembangunan nasioral di berbagai neg a. la melihar bahwa msk; dunia rclah nengelami perkembangan ymg progresilselama serengah abad teraknn khususnya dl negara'negara berkembrng, namun lebih 800 juta rakyar masih terjeba! dalam kemnkinan absolui yang dicirjkan dengar malnurisi, penyakir, dr)gginya angla kemxdxn bayi dan rendahnya ringkat harapan hidup. Salah saru penyebrb yans kenludiaD diidendfikasi adalah rcrcerainya sektor perdesaan dengan pembangunan perkotaar (arbaz) dan rerjadinya disilusi rerhadap haril-basil pembansunan png mengabaikan p€ran perdeean (Chambers, 1983). .
rL,or lJ:a vrnB .',8, 1. .,i .-b,g,i p,.yeLr.,b I,eg.gJ.n peng,ntu.r, kemiskinan di perdesan adalah adenya Urban Trap aat je\tken ptkol:an dimana hampjr sebasirn suJnber drya ehononis dialokasikan ke rvitayah perkotaan yang menyebabkan timbulnya mlgnsi dari desa ke kola dan kerikl kaum perdesaan rersebur ridak memiliki *;l/ lane mencukupi maka lapun akan rcrjebak di perkotnn yang o,enyebabkan timbulnlz masalah sosirl lainnya. Berbeda dengan kaum urban, masyarakat perdesaan yug sebagian besar bergerak di sekror penanian neniliki lenonena yang disebur scbagai I
barning thtir aun bidge" , ztiryt ketlka mereka bermigrasi ke kota maka pada hakekatnya mereka "membakar jembatannla sendiri" artinya srrlir bagi merel.,a unruk kembali ke sekror perdcsaan. Mengapa? Kerika mereka memutuskrn untuk bermigrasi ke kota maka mereka relah menjual asct yang rnereka milik di perdesaan yang kemrdin ketikr mereka gagal menemukao kehidupan yang layak di perkoraan, aset ini tidak b;se .limiliki kemh,li "
Feromemuban trapiniscbagian besaL karena dipicu oleh pcmbangunan yang bersifar l)idsed arxo bias rerhadrp perkoraan karena konsentLasl "tban pembangunan cenderung diarahkan pada witaiah perkocaan. Infrastruktur pembangunan mis,lnya cenderuns berada di perkotaan, sehingga terjadi ketimpangan infrasmktur anrara perkoraan dan perdesaan. Bias terhadap pembangunan perkonan juga tcrlihat dari arah lebijakan pembanguan lndonesir dimana pada P!.LITA lll disulnkan konsep NUDS I (National Urban Dcrdopnert Stnrasr,) yag kcmudian dilanju*an dengan prognm NUDS iI pada tahun 2000. NUDS I d.rn NUDS II memang memfokuskan pada perlxikan kehidupan perkoraan untuk rnencapri apa yag disebur sebagai kon yang berkelanjJtar G"rtainable d4. Namun denikian, dampah jangka panjang pembangunan yans beroreintasi pada rvilayah zrlaz ini akan berdamprk pada kereninggelan dreral perdesaan. Sal:lh saru dampak n)'ara dxri p€mbangunan yang cencierung urb:rn graul arau utbar spnul yalrli rerkonsenffasinya kawasan kawsan kumuh di perkotaan yang menimbulkan nasalah sosi:1dan ckonomi yans cukLrp kompleks. Diantara rnasalah sosial ekonomi rersel,ut antara lain adahn terganggunya kegiann pertanian yang diakib:tka;r oletr lragmenasi lihanJahan pemnian, kerusatan el-oslstem, kebisingan dan per'cemaran udara, deplesi sumbcr cnergi, sena berhrmignya ruang publik
biated adalah cimbulnya
yans mctrimbulkan disintergrasi sosial (Dek€I, 1997). Dekd (1997) juga meLihat bahwa ada damp ak Eskn Mri urbansprauldan penggunaan alrernatif
iainnF seperti peJranian. Urban
sprau,l
*a
neningkarkan pajak aras lahan
(fiska| yeng bdrkibar p3dr mcn ingkxrnya biaya untuk pcman faaren pertaniar. Akibatnya sektor penanian akan nakin te-1inglirkan dan menyebabkan sLrburbanisasi perkotaan dan sprarvl ke wiiayah-wilayah lang
produkrifuntuk
fragnentasi lahan akibx uthan rpraal juga diperkuat oleh Galster er (2001) ,l1, se.ta dalam konrek Indonesia oleh Susmrono (1998) nisalnya nelihar bahwa terjadi tumpang tindih atas penangnan lahan diJakrrta. Ia rnelihar bahwa ,,dtrl di l*attx inj d.rpat dikurangi dengan memperkuat sektor perdesaaan, s.higga xil tVtaal dtpar dicegah sccara dini dari
sumber awalnya rrkni mencesah rerjadinya migrasi dari sektor perdesaan ke perkotaan. Hal ini hxnya bisa dilakukn jika wilayah perdesian memilild bxsis sosial yang kuat
Sclain itLr, pembangunai ;,ang arban 6kel juga akan berdanpak terhadap penurunan kualaar ekologis air Pembangunan kora besar-besaran dan penutupan kawasan rerbuka ternyata tclah menurunLan kemampuan ktwxtn catchmert ara sungai-sungai untuk memperoleh cadangan airnva Cadangan air yang semakin nenipis dengan kualnas yrng buruk renru saja akan menimbulken permasal:han besar bagi penduduk yang populasinva scmakin meningkat. Pembangunan Perkoman juga cendertng mengikis laphan tanrh, sehingp menimbulkrn ringkar sedimentasi yang tittggi vang mcmbawa mnah ymg mengandung nutrien ringgi kc anh mtrara. I.lal ini tenm saja nenimbulkan dnglct k.rusian yang cukuP besar. Urban biavdjtga.bist mengarah kepade pembangunan bertanggung jawab dan menirr,bullan degradri lahan karena terhadap sumber-sumber lalan produktif akan mcnurunkan produkrif wataupun lmaad dtri bahan parigan pade lanl
korayang tidak over-'kPLoirasi lahan penanian
bae
yng
s.tma
peningkatan. Sebagai contoh di
populasi yang berkembang nenglami Amerika dikeuhui jika laju kehilangm Lahan perranian y:rrs tet3di saal ini berlangsung terus, maka negara akan kehilangan 55 juta acres da.i sisa 375 jdraacres, rtau t5 persennya. Padanal populasi US diproyeksikan berkembang lcbih dari 40 percen drri 283 juta nenjadi 404 juta Sama halnya dengan di Indonesia, sebagaimana tehh dirrailqn pada bagian sebelumnya bah.va lalun pe.tanian lndonesia juga mengalami konversi lang cuktrp signifikan sebagd ak.ibar dari pembangunan yang bersifat urban bias. Lahan pertanian di wileyal perdesean hanla tersisa 7 jun hektare sebagai akibat dari kon"ersi. Di sisi lain pelnbanguna t ya4 ufian biated ittgt menimbulkan ketimpangan terhadap nilai lahan (/anl raar) antan hhm putanian densm iahan ind$ai dan pemukjnan. Ketimpangan land rent ifi selain akan mempercePlt Lonversi lahan pertanian jugr akan nengarah padasemakin tidak menarihya sektor penania-n dan perdesaan unruk dijad;kar sebagi pusat penumbuhan
drri
el{)no,n:
rrriorrl. (lU.
20061.
Biaya lain yang hanrs dibayar rkibat pembangunnyang u-tban
biad
adaLah terhadap keseimbangen e|osistem. Flor.r dan fauna .rl.rn menjadi subjek yang rerancan berkurang atau bahkan hilang keberadaannya akibar pembangunan yang cenderung urbaa biael. Di Florida sebagai contoh dikcohui lebih hurang sebanyah 68 spesies flora dan fauna yang terdafrar di
kawxan ini dan 99 yang rerdaftar di negara bagian iainnya, ternyata rerancam punah akibar ekspansi pernbangunen kota 30 ulun yang lalu. Lebih dari 40 pcrsen habitat alam di negara bagian sudah dikonversi mcnjadi pemanfaatan pemukiman dan peftanian. Berkurangnya ateu bahkan hilangnya llora dan fauna ini tidak bisa dianggap remeh, karena studl menbuktikan bahva secan tidak disadari bagairnanapun akan berpengaruh terhadap keseinbangan ala'r. Ekspans; suburban di Californla tehh mengonversi kondisi kawasar rersebut dari salah sartr keajaiban ekologi dunia nenjadi ru orkls 25 biodirersiy botqotsHr1 ini rnenggambarkan betapa tingginya ringkrt rasio antara tunbuhan unikdan cndemiksena spesies hewan dcngan komunit* dan ekosistem yang ada yarg kemudian dimanfaatkan oieh akrivitas dan penbangunan manusia. Tiaged; lingkungan seperti ini dapar diremul-an dl kon-kota kira di seluruh negeri. Selain dari fenornena urtan biarl, Chambers (1983) melihrt bahwa dalam memandang pembangunan perdesaan dan perkotaan ade beberapabirs lain yang b;asmya dmbu|
P;nama adala! biat spasiat. Pemhangtnan ekonorai yang raenguban ruang cenderung menguntungkan wihyan pakotaan. Pelaymrn terhadap w.ilayah kota diuntungk3n oleh biaya per unit yang murah (rmnspo(asi, lomunikri dan sebagainya), sehingga nenimbulkan dnpariras yang bes:u dengan
wilayri
perdesaan. Studi Edrvard Henevald mcngenai pembangunan
di
wilayah Srrmatera misalnya menemukan bahwa sckolah sckolah yang terletak pada jrlur rransportasi ke perkoraan rnemillkiguru yang Ieblh banyek daipada sekolah yang terletaksatu klometer di iuar jatur tersebur. Ahibarnya terjadi pemiskinan pendidikrn yans dJam jangla prnjang berimplika:i luas bagi pengembangan wjla;ah perdesaan dan dampalnya scora nasiona,l. r-edua b;as proyek (oroTarr 6izr). Bcrbagai proyck pcmbadgunan sepeni proyek infrastuktur (jalan, Fmbar r, runlah sakjd lebih serilg banFh rerjadi di wilayah urban. Denikian juga ketlka ada proyek perdesaan, inipun dd"k terlepas dari proyek bias karenr sering menggunakan 1'totorypingyarg:Ldt di rvilayah urban.
Ketiga bias musim @r eLM bix). Kebanyakan negara berkembang sepeni Indonesia bcrada di rvilayJr nopis dengu musim kemaraLr clan penghujan yang sering el-srim. Bagi masyarakar perdesaan kesuhan h;dup biasanya terjadi pad.r musim penghujao yang kenudiar dirandai dengan ringginya harga, pekerjaao rcLbatas, penyahit dan scbagairya. Nimun, iusrru pada musim inilah perharian ke rvilayah perdesaan berkunng karcna akses
ffi
i,l.'n menirdi sanerr rcrbrr, D"nFn drm:rrirn p'ri"Je rerLrruI b'gi hrrru-n iL' rru adJah -r,v,,,kat perd" -in d'r;r ' me 'rc m"rnbtrrthk"n periode dimana niereka diabaikan.
bi, Luiuan KerrL" p'og.am Protmm p'mLanguntn *,.r--" a - ,L p' r" pot'cv no4e' kemudLn mencnr"k"n rui'rrr p'"J"ne'" merela bukrn bryd'r'rrlu l"l""n *.U""*""",. ".,.,rqta' r,ed" ",t". t'b'rtuhrn mrsva''k-t perde r'rn rolirl i".i;;i"rn. -"';, LperF,ria r 'Ln ,z,ri,, 1,,""y, t -'piU tha +.ot tt br r b:gi n'r"v'rn\rr p"rde-;n Bias Kcem:;r r.lLbL
ini o.rdi eilrl,rnvr menrrb rlk,r 'r"gn^ip:dr pembrngunF pen-b'ngtrnrn p.,a*,"i y,"g k.-,ai ' n tt t i-di n'ruadahbnn kna ke dr'a
F:ftor lain yang iuga tldal kala! pentingnva adalai konsern terhadap i :'ock sosial. V"il -'' l "ut 'a' iat tapi'al roni di'k et'3s'i 1l Lh 'rtu ai'n'-r" r:q: p'lir ''irnvr 1'rkni modJ lrm 1ta*ra1 ",i.1,'i *-U""*'-. r. rna'zaa i,ri,"tl. ,,,-a^' t,L ." -"t -"r)r 'ap.ta\ n 'umr-er drlr mrnrli" ,ipt',n. x,r*' - .rodl o;J 4'g" r'l "g pur3srrng penumbuh'n h.i teh! menjrdi acuxn Parr Percncana di berbasi dunia
"ionomi
mengunngi Kecenderuhgan pernbangunan yng tbnn biad cendcmng tek*on -Jd,l - r,' '.ii er'insgr crl,m j-ngk' prn rng;\"n m-mperl"mrh .r.,n"n in5,i L ' di x lr/rh pc '1' ::n K';ka ' Pek '- rrru i :nj mel€-$ naka akan
bo;mplikti
i.noFn
pada penbangunrn
l'no-ne
i dr rr" -rrlr
mako se:ara keseluruhan'
menrdi
''ri 1rIg rerirdi
prd'
r'sio 'J hr r rnr Ole\ \"rer';nrr u:r'r p' Iubrh:n filo ofi' 'cmhrnru-n i,"-'t'.i.u' al'"]u'.," r o ut' rcns b2h le nbJitu 3'id" r ''brtsaisu'rtr e,rtir,. eko.o,n,
d". .o l-l
1.
' q -' "it
k
l' ,'"i.
Jibebani dengrn karalner utban
r'
''r
mdiri l,,nB rioal re 'Ju
B.2. Landasan Historis 'fid.rl< bisa dipungLiri, b:lrwa evoLusi pembangunan sebuah wilavah'
..U"gi." besar bernula Jari perkembingan entitls kota maupun ""g.." .ebuah .lesa. lerl"a. a""g"n perkembangan peredaban di negartnegara neniad; Eropr yang menggunah"n t," ,"S"g"; pus;t peradaban dm desa
.",iS...t.'""-; .J-",",
perkemb:rngan perailaban di Indonesia tnlak rerlepas
deii perkembangn di rvilayal pcrdeuan' Dalarn bukunya mengcn
i
the Intlonesian ktun Reuisited' Nas (2002)
J1'r\-nbrng lorr'kor' lld'nF i:"ndi-idimu'r; d,ri dur lpe pe o* ar, -L i .'erdc:'r bcrL'i PerrJlirn rt11'r1 I r" nqaritntd,n ,-d '.,,' y,nlu.u'; p" ' l'n'.L:dl' lqd'n'wrl 'io ,i.,.t r." ti l' r'r" I'r"ou M pp r':r dib'nb'rnd'ntsnb"' \'non'i J"rt 'nenvebuttrnb
hwa,v
'"
@
pemnian (perdesaan), semenrrri kerajaen'kdaFan p€skir dibansun
atas dasar
ekononri pcsisirdan perdagangan. Disebutkan pul:r bahwa awal perkembangan kou-kota di Indonesia didasarkan pada tenaga kerja bukan komodirai i"ns sebagian besar disuplai dari tenaga kerja pertanian di perdesaan. Oleh karena tenaga kcrja merupakan aset utama dalam pembangunan
ketikr itu, maka diperlukan pemeliharan hubungrn sosial unnrhmemperoleh dan mempenahankan suplai teniga lcrja yang dibutuhkan. \{heady (1983) menyatakan bahwa hirarki desa kota kemud;an menggejala pada abad 1718 dengan dibangunnya pusat-pusar kcrajaan dengn desa sebagai nmber kebutuhan ekonomi dalan benruk sumber daya alam dan tenaea kerja.
Meski serelah kemerdekaan permnrLuhan kota-kota
di
Indonesia semakin pesat dengan berrambahnya penumbuhan penduduk dm kemajuan ekonomi, per:rn desa sebagai penyeimbangan pembargunan tidak bisa diabaikan. Balikan ketika terjadi krisis ekonomi pada tahun 1998, terjadi pross reversal terhad:p migrasi dimana tenaga kerja yang ridak menemukan pekerjaan dan terancm PHK di perkotaan kembali ke wilayah perd*aan dengan mengenbangkan nmber daya yang ada di perdesam (Sanda, 1999).
8.3. Landasan Yuridis konreks 1,uridis, pemlangunrn pedesaan di Indonesia schenarnya memiliki lmdesan nridis yang tuat. Ha1 ini tertuang dalam Undang-Undang No. 17 mliun 2007 rerrang Rencana Perrbangunan Nasional Jangla Panjang Nc;otul (RPJIN) ya.g merupakan penjabaran
Dalm
daLi Undang-Undang Dasar 1945 serta Undang'Undang No. 25 Tahun 2004 tenrafig SiJrem ?erenenrar lemb:rngrrr'.rn Nrsional. Dalm R?j?N; sebagai
salah satu landuan utam.r dilakanalannya renana pcmhuguan naslonal Fngka panFns 2005-2025 adalah adanya ketimpangan pembargunan desr dan kon yang telali berlogsung selama ini. Dalam komponen H RPJPN ncngenai wilay.rh dan tata ruang disebu&an banwa kondisi lara ruang
yang kritis serra konsekuensi dari perubahar srn,kmr ekonomi dan proses indusrrielisd, menyebabkan kegiaran ckononi di ivilxyJr perkoEan masih banyak yang tidak sinergk dcnga,r kegiatan ekonomi yang djke'nb:rngkan di rviiayah perdesaan. Alibatlya, perm hota yang diharapkan dapat mendorong perkembmgan pcrdes:*n jusrru meniberik3n dmpJr yeng merugikan bagi pertumbuhan perdesau.
D:rlrrn UU 17l2007 nri juga disebudixn n,isi pembxngunan Indonesia yang salai satunya adalah rcnrujudry3 penbangunan yang leblh merara
dan berkeadilan dimana salah saru komponen png rnenjadi perhadan utama adalah pembangunan pertanian dalam arti luas yang scbagian besar berada di wilayah perdesaan. Lebih jauh lagi misi pembangunan rersebut kenudim dijrbarkan dalam amn pembangunrn nruional dimana salah satu komponennya adalah mempcrkuat ekonomi domestik dengan orientari dan bcrdala saing global. Ekonomi dornestik ini selain dikembangkan oleh indrsri dornesrik, juga dikenbangkan dari industri-indutri primer yang berada di wllayah perdesaan. Dengan demikian adalah menjadi hal yang kusial untuk mengembangkm nilayah perdesaan ini dalam nngka menopang anh pembangunan dan nemperkuat ekononi domestik tersebut. Secara spesi6k, konrekr penbangunan perdes:an daiam
UU
17 Tahun 2004
dnebutkan sebagai berikut:
"Pernbangunan pedesaan didorong nrelalui pengembangan agroindustri padat pekerja, terurarna bagi kawasan yang berbasiskan pertanian dan kelautan; peningkat.. kapasitas sumber daya manusla di perdesaan khusLrsnya dalam pengelolaan dan peman{artan sumber dara; pengcmbancan jaringan infrasm-rktur pcnunjang kegiatan produksi di kausan pcrdesaan dan kota'kora kecil terdekat dalan upi)€ menciphkan kercrkaitan fisiL; sosiaL dan ckonomi yang saLing
dan saling menguntunekan; pcningkatan akses info.nasi dan pcmasaran, iembaga kcuangan, kcsenpatan kerja, dan kornpLcmenter
teknologi; pengembancan 5ocial cdti.at daD ]ilmdn capital yans belum tcrgaii potcnsinya schhgga kawasan perdesaan tidak semaramta mergendalkan sLrnber daya alam saja; inrcr\cnsi harsa dan kebijakaD terdaganean l,"ng bcrpihak ke produt pcrtanian, terutama terhadap hatga dan upah..." (RPIPN 2005-2025) Landasanytridis yangkemudirn jLrgaperlu diperhatikan adalah orunan dariNJPN tersebutyrngkemudian dituangkan dalam lnu rahunan. Rencna Penbangunm NasionalJangka Menargah (RqM) yang dibagi daiam enprt tahapan (2004 2009; 2010-101.{, 2015-2019, 2A2A-2014). RPJM rahap I Qa04-2a09) y,rng ciituangkm dalam Pcraturan Presiden No. 7 tahun 2005 adala! mojadi landasan y:ridis ljma tahunan bagl pembangunan wilayah perdesaan di lndonesia. Dalam l']eramran Presiden No.7/2005 rersebur disebu&rn baJrrva salah satu agenda pcmbangunan Indonesia ke depan adalah meningkatkan kesejahteraan nasyarakat. Prioritas pembangunan pada aspck ini leb;h di:rrahkan pade rspekpengentsan kemiskinan dan revitalisasi pertanian. Drlm konrcks kedua prioritas ndi, perdesaan nempakan konsern urama dimana kemiskinsn dan peirrnian sebagian masih tcrkonscntnsi pada wll:ryah perdcsaan. Oleh krrenanya secara ldlnus Bal' 25 Peipres No. 7
2005 mcmbaha secan rinci peran pembaogunan perdesaan tersebut. Datam RPJM N.Jional yang kedrra (2010'2014) isu isu seperri disebutkan di aras nasih menjadi isu krusial dalam pemhangunan nasional sebagai kelanjutan p€mbxngunan nasion.l jangka menengah rahap saru.
8,4.
Landasan Tcoritis
Pembangunan pad:r hakekatnya adalah perubahan progresif yang berkelanjunn G'Btah.d pngd'i"r changd :nltk men,pcrtahankan kepentingan individu maupun komunias melalui pengembangan, intensiGkasi dan peny€suaian terhadap penanfaatan sumber
perspektifruang yang berbeda. Pembengunan juga lebih n,enfokuskan pada eqai4t dari p da eryaliry. Kedua konsep hi sangar berinplikasi ber beda dalan kontcks pembangunan klususnya pcmbrngunan perdesaan. Aroog r4aa1;ry &n ,4rt4, dapar dijelaskan seperti ini. ,4,a/tt s€muanya menr'liki separu, semenmrx 34,trr scparu se.lap oreng pas dipakai. Dergan demikian dalan konteks pembangun:n ridak semua orans hxrus menerimr birang .lan Fs arau "kuc pembangLrnan' dengo ukrnn yang sarni, neun iebih bagaimana kue pernbengunan tersebur, sekecil apapun sesuai clengan kapasitas orang drn masyarakat tersebut.
Pembangunan berbasrs perdesan mcrupakan alternarif unok mengurangi Cempak dan tang dirimbulkan akibat pembangunan yang
cendcr$g urban biard stpert\ disebutkan
di ats.
Oleh
krrenanya
perubalnn paradigma terhad:rp pembangunan nasion:i juga harus diikuti dengan peLubalan orientasi rerhedap pcnbangunan ekonomi dan wilayah perdesaan. Pembalan paradigmr ini seben:rrnya bukan monopoli negara bcrkembang semata. Bahkan konsep teori pembrngunan ekonomi pun kini ridak lagi dimonopoli oleh konsep pembangunan yang dianur berdasar teori pertunbuhan (Grautb Ihaory) scmar:r. Sebagaimana umrm dihctahui teori pcrrumbuhan selanla inimenjadi sentral dari orientasi pera pcrcncrnx. Beberapa mrdzhab atau prndangan dari teori ini cukup berkembang dan diadopsi di neg:rra-negara maju dan
berkembang. Teori RostowKuznet vang menckankan pada tahapan Grag') .1,,1 r.-ta'"sunan qemprt m"ndomin: ineg'rJ-neBrrr maiu kerika merela a,'ii"*'p"','f,rn Ierrns Duair ke 2 Teori ini k"mudirn banvak
U,r'"'r.;'
..n"s,J,rni t"',ik,' kr,(n" m"'8$'r n'rk'n lJttt lnu''mgc ol dnlopu'nt r,,h,]p,n p".b.ngu."n yrng Inie, . T." rni rugr Jidr:rlan P:d' 'oa'rttn d- iid,l di*"L^ p;da p'ngu1r'n h porer' v'ns ku'r' Dunir iug: s-mpat +on rolou \uar menprdoos, reoriosrumb ti"" t"o.ta"to'1^ gAid t-rkan prd; renagr keri r tir. r-,i p..U,,"e.""r ini rn'k 'r k rn Penrirrtsnvr m"dal J'n "'. cdiLi nrenp kenrudr:n ini *b*ai sumb* ,.,'uiSut ,n Model penh:rgunrn k mu l;an 1""*,g,*i M(cra nesrrJ ml u d'n b-rl"rbug v'ng 'ogr "a-y, mendasar tidak seluruhni terbuktl. Tcoii neolJas;kal jugr memiliki kelenrhm rno'g-"i keri,r"k n nPulnnya mcnjawab p*an telarologi :ebagai sumber .,-ni-S"1.". Kel.-"han i"l kcnudirn diiawab oleh Romer du Lucr vang i.-' .r'". --*"-""r.""r rcorr lc,r' r buhu'ndoocnou' Fnd^oa or' 3'aa I ,,1-'ru""" -""""*,it - pe',n ri.e'drn L"Loolourvrng n'n-l toerrunbrrh"r +onomi ;,r p.-b,-g"",. 1- 'J M'U nemriqi i'6rh'" 'bJFri a.".r;ft "sei p"-Uaigunan. reori pcnunbuhan bmr pun ridal terlepa dui k"k"-rs- t;.;-" ,if.iabstr:Isi rlm komplckir* natenatk vang ketnudian nernbrt,si pada *gek aplikasinya (Shafcr.tzl 2004)' M*y",l",i "k- bebe.apa densiensi dari konsep pembmgunar di d- le'."hry. pembagun-i vang beaifar nbn biaa':f' bel:kang tiobul "ras Jl',Lor'om p^r''b-grn'' rntuQ r'ero nb-ngkr o mrkiran di ,.',,p" l.o,i JLe "rir b. :. lah ru 1re, L: r Jr\"mbJg\"n ao l'h 1' 1r'g ntnirdi clipeiopori oleh Shafer dlk mengenei Connuniry Eononitt vang dm negra a*- p.^l-g""- perdesm di bcbenpe negra seperi di China pcrde's be'rrcmb,-s l"&nny'. t o44tr't 'a,ant d ' rugr p"r ro"n rn'n r me u.-Lr'ocnci"k:,ar rre n.,ir tu e' d"n ronp -h"rrl re h'd'p pc'ub'ha .. y",\,- ;-""s " -^.,".gt'' oel 'o 'J norm'r'mb"r o'v: ' umb"r a-" "^, --",i,, ndn h;,1" &pitaD dan iuga rpek pasu drn penganbilar keputuan di*gkat lolal Konsep pembmgunan pada tatoran ini b*d saia *"'".",ingr- p.a. p-,tnbuhan &onomi nmun juga kualir* pembdgunan d"vr Jrlrng u 'ber d-1 Jrn' l'r l:ng\urg'n d.""'".i.p.,J,i'-" k,:rit"n I'l J Ja,t u'J"t' larg dap"r nenj:dr krtJ: 'tor ,-,i "itt"i "'Liekon"'nL. -5(s ".-bupun.r tu ko'rt.ur' r". r I n L'o'iak:r p n':rgrn: oo l" ra odr t berkcnbmg lebih pcser seiak dipublikasikrnnva teori pemb gunan perdesan oleh Da'; du Na""' p"a" tJrun igg2 Dcaron d$ Nelsoo oleh sebagien r.r,A/{tiangsap relah rle,'g.^l'""6k." "p" v""g dnebtt xbtgti Genetal Ihury -u', 1 rb' "ur"nprrJ' a url mkorek"rn*"loi'i"r.,,,,.*o,i ,ni l)..,roLdsNcl or 'o: ri r'e-11'r 1 "1' 1"r'c i-rJ rreJ"rg-n pembangunan perdesau, Yrkni
:
'Alokasi fisik,
sosiaL
dan sumber daya nanusia dalam pola spasial yans
nenyediakan kenurskinan.kemunskhan unmL 1) menyediakan pendapatan untuk sciuruh anggota keluatga, 2) pendidikan, kewirausahaan, tenagr kerja, kervarga negaraan,3) rkses terhadap peLayanan kesehatan, 4) pengembangan ekotomi .esional dan ekononi nasyankat (comnu q ecoroni.t yang secara nasional marnpu mcmbangkitkan kesenpatan ekonomi baru, 5) kepeminpinan dan struktur organisasi yang tepat yang menjanin ekonomi d.in kesehatan sosial, 6) linckunean dan sumber dara ala'n yang sehat.
D.finisi di aras menang rnencoba mengakon,odasi honsep yang lebih pemban gunan perdesan yang juga ntenekalkan pentingnya menlangkut luas peran con,ru itt 4o ont.r. Hal ini disadxri bc l olch Deaton dan Nelson (1992) bahwa pembanguu.rn perdesa.in hanx nelintasi berbagai subjek
(n"\i?h
,hjtt
nreal seperri pengangguran, opah, pendapetan, kesehatan,
dan isu-isu lingkungan h;dup.
l'engenian pembangunar perdesaan yang i
cenderung menekankan apa yang disebut sebasri .lenan.l:i le analrsn. Pendekatrn lni yang dipicu oleh moCel pen,bangunan png disebut sebagai modcl Glicknm yang lebih mengandaikan faktor pennintaar dari sektor di
lurr perdcsaan dan juga bclanja publik serra mnsfer ekononi ke perdesaan clengan harapar melahirkan elek sz a (nahi?ltu e/irt) pada ekonorni perdesean baih dari selctor basis maupun sektor nonbasis. Pendekaran ini kemudian dirasalan meniliki kelerndan karen:r perharian lebih dierahkan pada bagaimrna mcningkarkan ketertarikan sektor perdesaar yrng bisa nengernbangkan potensi ekspor, sere ketcrtarikan orang aau badan usaha unruk berinvesnsi di perdesnn sehlngg diperoleh elck pengganda yang Pada periodc L 9 8 Orn lall ir per kembangan baru dibidang pemt'angunan perdesarn dengrn pendekamn yang lebih rnenekankan pdt "suppQ titu". Pendekatan ini lebih menel:nkan pada invesrasi sumber daya manLri:r di pcrdcsaan, sehinggr merek.r bisa mcngcmbangkan sumber dayaloLalyang ada dan bis.r leblh produktifkarena rnereka lebih mengetahui tcntang bagimana nengelola sumber daF lang rnereka milild. Dengan demikian pendekatan ini lebih membultr aLs.s pad:r pengetahuan (harlalgr) kernlbang akses pada
sumbcr daya fisik scmrta.
Perkembmgrn dinamika di bidang pembangunan perdesaan kernudian diperkuat lagi oleh lahirnya pembangunan perdesaan terinregr:si vang dipelopori oleh Murdoch (2000) dan van der PLog it ,l (2000), (Gustztav' zoo5l. L"a.k t"" y""g mereka sebutsebagai paradigmr batu pembangunan **l duekpnent't lebih menel"ankan pada perdesun (zaa
?,'"'is. "f iL, 'o losenot' 'endogenolt' d"uelopn"art d'ngtn i"a;r-,"i y,rg'*,-',L,trlrrn.uk o ial budav' ekon^mi poliriL drn nilai-nilai ekologis. Menurut Love ,t/. (1998) ciri dasar dari pembangunan perdran png beaiirt rdog uu An$: . Prinsip kunci yxkni sumber daya yang spesifik di suatu vilava! perdcsan oen brnsunan
vrne b.'
G"-berd.y. rnanu.i.,
ahm, drn budava) adalah kunci dari per:rbangunan
yang berkelanjutan.
. . . '
Kekuatan dinamis berupa inisiatif lokeL dan kervirausahaan Fungsi wilayah perdcsaan: layanan ckonomi vang beragart Identifikasi masatah perdesaan: keterbatasan kapasiras
Fokus: pengcnbangan k:rpasitas dan mengarasi
nrial
cxclusion
(keterasiogan sosial).
Dari beberapa u.aian di atas, nampak memang behrva teori r-mb- ,g!n,n p''4. ,rn , ' r'rp:'"r h" rl d rri o ken o"ng"r p nr:kir; r y,.g'.,u --.' . !,al' ,:n lip rb"iki c rr'id, rnil l r\"mt'rrg'r yan! t..pal. <-"tteristik yaog diniliki olch suatu daerah oraupun wilaleh oerJ..,,n menr'b-bk"n rrdJ',d- ' rrpurr rFor;v 1g m" 'n5 'k:rr 'e'u'i i."s-r,"-p.,,", ol-hk: -n nr'.r ino ' id,rrp"m'krr'n o' 'Lir''nrrrrrp n
,.-!*"r..."t*an
baru tctap diperlukan drlam meml-'angun wilavah
Daftar Pustaka Chmbe6, R. 1983. Ruril Devclopment: Pusting
rhe Lasr
First P'ason UK
Dearon, BJ. and G.L. Nelson 1992. ConcePtuJ Underpinnings ofPoliclAlalvsis for Rural Developnent. Sodrern loumal ofAgriculiurJ Econornics 24:
pp 87-99.
Dekel,
Cost of Urbar Sprar"l' A Jurisdicrional Conte;rr'" Proceedings, Anerican Plarning Associarion Confercoce, San Diego
G. 1997. "The t99f.
Fauzi,
A. 2007. 'flre Economia of Nrtures
Non Convcxiq': Reorienrasi lembangunan Ekononi Sunber Dava A1m dan Implikrsinvr bagi
Iodonesia. Orui Guru tses* IPB. Bogor
trap
Fakultas Ekonomi d.n Manajemen,
ktciiffe, H. Volrnm, S. Colenu dan J Freihage. 2001. Vrestl'ng Sprawl to the Ground: Defining and Me*uring an Exclusive Concept, Houing Policy Debate, Vol i2 (4).
Galster G., R. Hamon, M.R.
Gti&man, N.J. 1977. Economctric -Aralysn of Regional Sysrem: Lxploration in Model Building and Policy Analysis. New York Academic Pres.
the Conccpt and its operation. Instirute of Economics. Husarian Academic of Science Discussion
Gusztav, N. 2005. Iniegrated Rural Development' Paper No
Ml'DP
2005/6.
ud
T.S. Lyons. 2001.1tre Enterpre.euriJ DneloPnenr Systern: Transforning Busineis Talent d CommunirJ' Economics. Economic Developnenr Quatreiy 15 #L3-20.
Liechtensteir, G.A.,
Lowe, P Ray, C. \frard, N. \flood, D. Woodward, R.1998. Participation in Rural Development: A Revis of European Experience CRE. Univerity of
'Ne
rc*r'e upo- -y.,'.
Murdoch, J. 2000. Networlr
- a New Paradigm of Rural Developrnent? Journal of Rural Studies t612000, 407 -,119.
Nas, P 2002.'nre Indoresid Town R*isned.ISEAS Singapore. Pekerjaan
Umun (PU). 2006. Srarcgi Kebij.lm Arra*ota
Pekerjaan
Romcr,
Umun
Depetrenen
Republik Indonesia.
P 1986. Increaing Retum ard Long Rur Grosth, Journal of Political Econony 94: 1002-1038.
mdD. Macouller 200{. Conmuniry Economics: Linking 1leory md Pracrice. Blachvell Publishing. Auraiia.
Shailer, R., S. Deller,
Solow, R. 1956. A Contibution to dre lheory ofEconomic Grovnh. Quanerly Joumal of Economics 71(l): 65-94.
Susdlono, 1998.'Iiansportation md Lud Use Dyn3mi.s in Nlet.opolitd Jalarra. Bcrkcly Ploning lovoal t2: t26-144 Vm der Ploeg,l.D. Renting, H. Brunori, G. Knickel, K. Mmnion, l. Marden, L Roest, K. Sevilla-Gumd, E. Ventun, F .2000. Ruml Dcvelopnert: From Practices and Policies Torerds Theory, Sociologia RurJis, Vol40, NuDbcr 4, Ocrobe! 2000 pp. 391-408
\flrlght, R. (2004). A Short History of Puhlishers
Progress. New York,
Car.l &
Gruf