PEMANTAUAN PERIKANAN BERBASIS MASYARAKAT: Pengumpulan Data
Augustina Situmorang Pusat Penelitian Kependudukan- LIPI
Kegiatan Pemantauan Perikanan Berbasis Masyarakat z z
Studi awal lokasi pendaratan ikan Survai lokasi pendaratan ikan – –
z
Wawancara dengan nelayan ditempat pendaratan Membuat catatan harian pewawancara
Survai kapasitas masyarakat nelayan –
–
Wawancara dengan rumah tangga nelayan terpilih Inventarisasi perahu/kapal nelayan
1
Study Awal Lokasi Pendaratan Ikan (1) z
Tujuan: untuk menentukan (lampiran 1) – – – – – –
Perkiraan jumlah rumah tangga di Desa Perkiraan jumlah rumah tangga nelayan Perkiraan jumlah nelayan Jumlah tauke/juragan, pengumpul Peta pemukiman berdasarkan pekerjaan Nama-nama lokasi pendaratan ikan dan skala pendaratan
Study Awal Lokasi Pendaratan Ikan (2) –
–
–
Distribusi persentasi hasil tangkap berdasarkan musim penangkapan pada lokasi-lokasi pendaratan Mendapatkan informasi mengenai hambatanhambatan potensial dalam melakukan wawancara terhadap keluarga nelayan Membuat keputusan bersama masyarakat setempat untuk menentukan lokasi-lokasi pendaratan ikan yang akan ditetapkan untuk survai selanjutnya (2-3 lokasi/desa).
2
Study Awal Lokasi Pendaratan Ikan (3) z
Cara memperoleh data/informasi: – –
z
Data monografi Desa Wawancara dengan perangkat desa, tokoh masyarakat dan beberapa nelayan setempat
Dilakukan hanya sekali, di awal program pemantauan
Survai Lokasi Pendaratan Ikan (1) z z z
Tujuan: untuk mengetahui produksi perikanan di suatu lokasi pendaratan ikan Lokasi penelitian: Lokasi pendaratan ikan yang telah ditentukan bersama Lama penelitian: –
–
Setiap bulan, sedikitnya 3 hari berturut-turut (meskipun tidak ada nelayan yang melaut) dan sedikitnya 8 jam per hari Sebaiknya dimulai pada pertengahan bulan (tgl 14,15,16) atau sesuai dengan kebiasaan masyarakat setempat
3
Survai Lokasi Pendaratan Ikan (2) z
z
Waktu penelitian: disesuaikan dengan waktu/jamjam tertentu dimana nelayan biasanya membawa hasil tangkap ke tempat pendaratan (penelitian sebaiknya dimulai sesaat sebelum waktu nelayan mendarat) Responden: seorang nelayan di suatu kapal yang dapat memberikan keterangan mengenai tangkapan ikan, usaha penangkapan dan harga jual ke TPI, tauke, pengumpul atau lainnya
Survai Lokasi Pendaratan Ikan (3) z
Data/Informasi yang dikumpulkan –
–
Umum: tanggal, pencatat, nama desa, kode lokasi, nama responden (pendatang atau bukan), jumlah awak kapal, nama perahu/no registrasi, waktu yang digunakan untuk menangkap ikan (tdk termasuk perjalanan) dan lokasi pendaratan (lampiran 2) Daftar hasil ikan, alat tangkap, jumlah dan harga per daerah penangkapan/kapal z
z z
–
Ikan yang didaratkan dan dijual pada lokasi pendaratan yang disurvai (dari lokasi penangkapan di wilayah penelitian dan dari lokasi penangkapan diluar wilayah penelitian) Ikan yang dijual di tengah laut (jika ada) Ikan yang dibawa pulang untuk dikonsumsi (jika ada)
Setiap daerah penangkapan ikan perlu dicatat: nama lokasi penangkapan, alat tangkap yang digunakan, jumlah alat tangkap, nama/jenis ikan per alat tangkap, berat total, harga ikan, proses ikan (hidup atau mati), jumlah ikan yang tertangkap dan unit ikan yang tertangkap.
4
Catatan Harian Pewawancara z
z
Tujuan: Untuk membantu analisis data sehingga dapat dipastikan bahwa data tersebut memang akurat dan peggunaan dari data tersebut dilakukan secara optimal. Informasi yang dicatat (lampiran 3): –
z
Tanggal, pencatat, nama desa/wilayah manajemen terumbu karang, waktu/Jam mulai, waktu/jam berakhir, lamanya waktu yang digunakan pewawancara, tipe cuaca, kondisi laut/ombak, kode lokasi pendaratan, kegiatan perikanan, komentar.
Cara memperoleh informasi: – –
Observasi/pengamatan Evaluasi hasil wawancara dengan nelayan di tempat pendaratan
Survai Kapasitas Masyarakat Nelayan (1) z
z z
Tujuan: Untuk memperkirakan potensi usaha penangkapan ikan yang dilakukan setiap masyarakat untuk tiap musim Lokasi penelitian: tempat tinggal/rumah nelayan Lama penelitian: –
z
Dilakukan sekali dalam setiap musim penangkapan ikan, selama 3 hari berturut-turut
Responden: –
Kepala/anggota dari rumah tangga nelayan di wilayah penelitian yang telah dipilih secara acak dengan sistematika tertentu (sistimatic random sampling).
5
Survai Kapasitas Masyarakat Nelayan (2) –
Contoh cara pemilihan sampling/rumah tangga yang akan diwawancarai: z
z z
z
Catat semua rumah tangga nelayan secara berurutan (misalnya didesa penelitian ada 120 rumah tangga nelayan, urutkan dari 1 sampai 120) Tentukan jumlah rumah tangga yang akan diwawancarai (misalnya 10 kk per hari x 3 hari = 30 kk). Tentukan interval/jarak rumah tangga yang akan di wawancarai dengan cara membagi jumlah rumah tangga nelayan dengan jumlah rumah tangga yang akan diwawancarai (120 rumah tangga : 30 = 4) Tentukan nomor rumah tangga pertama yang akan dipilih dengan mengambil secara acak satu dari empat gulungan kertas yang berisi no 1, no.2, no.3, no.4 (sesuai dengan interval) lalu pilih rumah tangga berikutnya dengan jarak/interval 4 sampai mencapai 30 rumah tangga. (misalnya rumah tangga pertama adalah KK no 2, maka rumah tangga selanjutnya adalah kk no 6 (2+4), kk no 10 (6+4)….dst)
Survai Kapasitas Masyarakat Nelayan (3) Catatan: Cara pemilihan rumah tangga yang dipilih untuk diwawancarai perlu dikomunikasikan kepada masyarakat, untuk menghindari adanya kecurigaan bahwa hanya kelompok/orang-orang ‘tertentu’ saja yang dipilih.
6
Survai Kapasitas Masyarakat Nelayan (4) z
Informasi yang dikumpulkan (lampiran 4): –
–
Umum: tanggal, pencatat, musim, nama desa/wilayah, nama dusun, nama nelayan/responden, umur, jumlah anggota rumah tangga responden. Statistik untuk Desa: jumlah rumah tangga di desa, jumlah keluarga nelayan, jumlah kapal, jumlah rumpon, jumlah bubu, jumlah pukat trawl, jumlah bagan/kelong, sumber mata pencaharian lain di desa (nelayan dan non-nelayan) dan kontribusinya (kecil, sedang, besar)---- informasi ini dapat dilihat di monografi desa atau wawancara dengan perangkat desa
Survai Kapasitas Masyarakat Nelayan (5) z
Informasi yang dikumpulkan: –
Statistik untuk rumah tangga nelayan yang diwawancara: jenis perahu yang dimiliki (bermotor/tdk bermotor), beroperasi atau tidak, jenis dan jumlah alat tangkap, frekwensi penangkapan ikan dalam satu musim, lamanya kegiatan penangkapan sekali melaut, hasil tangkapan (berat dan jumlah) dibandingkan dengan tahun lalu, harga hasil tangkapan dibanding tahun lalu, peta lokasi penangkapan dan lokasi pendaratan, jumlah nelayan pendatang (jumlah perahu pendatang di dalam perariran desa, jumlah perahu pendatang di luar perariran desa, jenis alat tangkap utama yang digunakan pendatang dan jenis ikan yang dicari pendatang)
7
Inventarisasi Kapal z z z z
z z
Tujuan: Untuk mengetahui jumlah dan kemampuan/kapasitas teknologi armada tangkap di desa/wilayah penelitian. Lokasi penelitian: lokasi-lokasi dimana kapal-kapal ditambatkan atau diikat. Masa penelitian: sekali setiap musim penangkapan Waktu penelitian: pada saat kapal-kapal telah kembali dari penangkapan (sesuaikan dengan waktu pendaratan nelayan di wilayah penelitian. Cara memperoleh informasi: Pengamatan dan wawancara dengan perangkat desa atau tokoh nelayan setempat. Infomasi/data yang dikumpulkan (lampiran 5): Tanggal, nama desa/wilayah, pencatat, nomor registrasi/pemilik kapal, jenis kapal, aktif/tidak aktif, model, mesin, kekuatan mesin, tempat bersandar, kondisi kapal.
Kiat-kiat melakukan wawancara z
z z z z z
z
Pewawancara sebaiknya orang yang menguasai bahasa/dialek lokal dan dapat diterima oleh semua kelompok masyarakat, khususnya di daerah yang pengelompokan masyarakatnya sangat kuat. Pada waktu memulai wawancara, memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan wawancara dengan menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti Menggunakan bahasa sehari-hari yang mudah dimengerti. Menunjukkan perhatian dan ketertarikan terhadap informasi yang diberikan responden. Tunjukkan bahwa setiap informasi yang diberikan adalah penting. Hindari sikap menggurui, meskipun adakalanya informasi yang diberikan responden kurang tepat. Hindari pertanyaan yang bersifat menggiring (leading questions) misalnya: “Pak, ini hasil tangkapan sehari ini ya?” sebaiknya gunakan pertanyaan yang netral, misalnya: “Pak, ini hasil tangkapan berapa lama?” Ber’empati’ dengan orang yang diwawancarai. Misalnya bila responden ingin berkeluh kesal mengenai kesulitan yang dialaminya, sebaiknya pewawancara meluangkan sedikit waktu untuk mendengarnya, tapi jangan pernah berjanji bahwa anda bisa membantu menyelesaikan permasalahannya.
8