Pemanfaatan Taman Bacaan Masyarakat dalam Meningkatkan Minat Membaca di Kalangan Remaja
Oleh : Drs. Anwar Bakkai, M.Pd (Pamong Belajar BPPAUDNI Regional III)
Pendidikan merupakan salah satu pilar terpenting dalam meningkatkan kualitas manusia dalam rangka menunjang pelaksanaan pembangunan nasional yang berkelanjutan dan berorientasi pada terciptanya masyarakat yang memiliki kualitas dalam mengelola sumber daya alam.
Untuk menunjang fungsi pendidikan dalam meningkatkan kualitas manusia, maka peran Taman Bacaan Masyarakat Masyarakat sangat dibutuhkan sebagai pelayan dalam menyediakan bahan pustaka yang dibutuhkan oleh masyarakat pengguna, dengan demikian Taman Bacaan Masyarakat memiliki peran sangat besar dalam upaya meningkatkan kecerdasan masyarakat serta sekaligus kwalitas manusia pada umumnya. Dengan demikian Taman Bacaan Masyarakat diharapkan akan memberikan motivasi warga masyarakat khususnya di lingkungan yang jauh dari akses pendidikan.
Membaca adalah suatu cara untuk mendapatkan informasi dari sesuatu yang ditulis oleh seseorang. Semakin banyak membaca, semakin banyak pula
informasi yang kita dapatkan, walaupun terkadang informasi itu kita dapatkan secara tidak langsung. Banyak orang mengatakan bahwa buku merupakan Gudang Ilmu. Mengapa demikian? Karena buku itu sendiri dapat membuka wawasan yang sangat luas. Tidak hanya informasi yang ada dalam negeri, melainkan informasi tentang dunia, bahkan alam semesta.
Minat baca masyarakat Indonesia masih relatif rendah karena aktivitas ini belum menjadi kebutuhan hidup dan belum menjadi budaya bangsa. Indokator biro pusat statistik menyebutkan bahwa hanya 18,94 % penduduk Indonesia diatas usia 10 tahun yang mendapatkan informasi dengan membaca, terpaut jauh dengan yang mendapat informasi dari televisi yang mencapai 90,27%, demikian menurut siaran pers yang diterima Parent’s Guide.
Sedihnya, umumnya perilaku malas membaca itu didominasi oleh usia pelajar atau masih produktif. Rendahnya minat baca dikalangan pelajar sepertinya harus menjadi perhatian khusus masyarakat Indonesia.Oleh karena itu, masyarakat Indonesia dituntut lebih kreatif untuk mendongkrak minat baca dikalangan pelajar atau remaja putus sekolah.
Padahal, sudah tidak ada orang yang bisa meragukan manfaat membaca. Membaca akan menumbuhkan rasa ingin tahu, mengembangkan daya imajinasi serta meningkatkan kreatifitas, selain juga akan membantu memahami pola dan metodologi penyusunan logika. Hal-hal tersebut akan sangat membantu para pelajar dimasa depannya.
Sementara itu, dalam pergaulan, manfaat membaca buku akan membantu mereka untuk belajar mengekspresikan diri secara jelas dan penuh percaya diri. Selain itu, mereka juga akan siap dalam menghadapi kehidupan nyata serta belajar untuk menyikapi situasi dan lingkungan baru yang asing bagi mereka. Di negara-negara maju diseluruh dunia, budaya membaca didorong pada anak-anak usia dini. Orangtua dan pemerintah memahami bahwa kebiasaan membaca yang sehat sangat penting bagi generasi muda untuk bersaing di pasar global dimasa depan. Menurut data statistik pengunjung perpunas pada 2011, hanya 38100 orang yang datang berkunjung.Dari jumlah tersebut, hanya 2221 pengunjung yang berasal dari kalangan pelajar Indonesia.Tentu saja ini menjadi gambaran yang tidak terlalu menggembirakan mengenai minat baca dinegeri ini.
Sangat disayangkan, pada zaman modern sekarang ini , jarang kita temukan remaja yang gemar membaca. Kebanyakan dari mereka lebih memilih untuk bermain game, pergi ke warnet untuk bermain social media, nongkrong bersama teman-teman, atau sekedar jalan-jalan yang tidak berguna bersama teman keluar rumah. sehingga pada kenyataannya, minat baca remaja sekarang ini sangatlah rendah. Banyak sekali faktor yang menjadi penyebab rendahnya minat baca remaja. Salah satunya adalah karena semakin berkembangnya teknologi. Untuk itu, perlu dilakukan berbagai cara dalam menanggulangi masalah ini. Hal ini dapat dilakukan melalui lingkungan sekolah maupun oleh pelajar itu sendiri.
Rendahnya minat baca dikalangan remaja khususnya remaja yang duduk dibangku sekolah dan remaja putus sekolah dan masyarakat Indonesia pada umumnya, berpengaruh buruk terhadap kualitas pendidikan. Wajar, sudah lebih setengah abad bangsa Indonesia merdeka, permasalahan kualitas pendidikan masih berada dalam potret yang buram.Kualitas pendidikan bangsa Indonesia masih tertinggal dari negara-negara tetangganya.
Kurangnya kegemaran membaca di kalangan remaja terjadi karena remaja terbiasa disodorkan oleh informasi instan yang biasa diperoleh dari siaran TV dan media elektronik lainnya. Disamping itu, remaja menganggap membaca adalah hal yang membosankan. Padahal dengan membaca cakrawala intelektual kita bisa terbuka dan menjadikan kita lebih tanggap akan lingkungan sekitar.
Mengingat pentingnya membaca dalam kehidupan sehari-hari khususnya bagi para pelajar, maka tingginya minat baca bagi para pelajar, wajib dipupuk karena membaca amat menentukan bagi prestasi seorang pelajar. Bagaimana prestasi belajar siswa akan tinggi jika para siswa enggan membaca baik buku– buku yang berhubungan denganpelajaran ataupun buku–buku lainnya yang menunjang?.
1. Rumusan Masalah 1. Bagaimanakah
manfaat
perkembangan minat baca ?
Taman
Bacaan
Masyarakat
terhadap
2. Apakah Taman Bacaan Masyarakat mampu meningkatkan minat baca di kalangan remaja ?
2. Tujuan 1. Mengetahui
manfaat
Taman
Bacaan
Masyarakat
terhadap
perkembangan minat baca 2. Mengetahui
efektivitas
Taman
Bacaan
Masyarakat
dalam
meningkatkan minat baca di kalangan remaja
3. Manfaat Sebagai bahan informasi bagi semua pihak dalam rangka meningkatkan kegemaran membaca di kalangan remaja.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Taman Baca Masyarakat Menurut Sutarno NS (2008: 129) Taman Bacaan Masyarakat adalah tempat yang sengaja di buat pemerintah, perorangan atau swakelola dan swadaya masyarakat untuk menyediakan bahan bacaan dan menumbuhkan minat baca kepada masyarakat yang berada di sekitar Taman Bacaan Masyarakat (TBM). Taman Bacaan Masyarakat (TBM) merupakan suatu tempat yang sengaja di buat dan dikelola oleh masyarakat, perorangan, lembaga dan pemerintah untuk menumbuhkan minat baca kepada masyarakat yang ada dilingkungan taman bacaan tersebut dan taman bacaan masyarakat termasuk dalam kategori perpustakaan umum. Menurut Sinaga, Dian (Sinaga, Dian: 2005) perbandingan Taman Bacaan Masyarakat dengan perpustakan ditinjau dari sifatnya adalah Taman Bacaan Masyarakat sifatnya lebih in formal dan cakupan tidak terlalu luar ketimbang perpustakaan sedangkan perpustakan sifatnya lebih formal dan cakupannya lebih luas. Taman Bacaan Masyarakat merupakan tempat yang memberi kemudahan bagi siapapun untuk mengakese ilmu pengetahuan lewat buku, sebab Taman Bacaan Masyarakat dapat dijangkau oleh semua kalangan masyarakat tanpa harus mengikuti aturan yang ketat seperti halnya perpustakaan intansi.
B. Fungsi dan Tujuan serta Manfaat Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Untuk memenuhi peranannya sebagai sumber belajar yang dapat memfasilitasi pembelajaran seumur hidup, TBM mempunyai fungsi sebagai tempat belajar dan mencari informasi yang dibutuhkan masyarakat, baik mengenai masalah yang langsung berhubungan dengan masalah pendidikan maupun tidak berhubungan dengan pendidikan.
Menurut Buku pedoman Pengelolaan Taman Bacaan Masyarakat dalam artikel (Possa: 12), fungsi Taman Bacaan Masyarakat (TBM) adalah; (1) sarana pembelajaran bagi masyarakat untuk belajar mandiri, dan sebagai penunjang kurikulum program Pendidikan Luar Sekolah, (2) sumber informasi yang bersumber dari buku dan bahan bacaan Iainnya yang sesuai dengan kebutuhan warga belajar dan masyarakat setempat, (3) sumber penelitian dengan menyedikan buku-buku dan bahan bacaan Iainnya dalam studi kepustakaan, (4) sumber rujukan yang (5) sumber hiburan (rekreatif) yang menyediakan bahan bacaan yang sifatnya rekreatif untuk memamfaatkan waktu senggang untuk memperoleh pengetahuan/informasi baru yang menarik dan
bermanfaat.
Menurut Buku pedoman Pengelolaan Taman bacaan Masyarakat (2006: 2), fungsi taman bacaan masyarakat adalah :
1. Sarana pembelajaran bagi masyarakat untuk belajar mandiri, dan sebagai penunjang kurikulum program Pendidikan Luar Sekolah, khususnya program keaksaraan.
2. Sumber informasi yang bersumber dari buku dan bahan bacaan Iainnya yang sesuai dengan kebutuhan warga belajar dan masyarakat setempat.
3. Sumber penelitian dengan menyedikan buku-buku dan bahan bacaan Iainnya dalam studi
kepustakaan.
4. Sumber rujukan yang menyediakan bahan referensi bagi pembelajaran dan kegiatan akademik
Iainnya.
5. Sumber hiburan (rekreatif) yang menyediakan bahan-bahan bacaan yang sifatnya rekreatif untuk memamfaatkan waktu senggang untuk memperoleh pengetahuan/informasi
baru
yang
menarik
dan
bermanfaat.
Dari uraian diatas TBM menjalankan beberapa fungsi. Fungsi tersebut terdiri dari fungsi pembelajaran, hiburan dan informasi. TBM melaksanakan kegiatan pelayanannya bervariasi. Ada banyak nama yang digunakan TBM, misalnya Rumah baca, pondok baca, perahu baca, Warung baca, namun pada hakikatnya kesemua lembaga atau organisasi tersebut , melakukan fungsi yang sama dengan TBM.
Taman bacaan masyarakat tergolong dalam kategori perpustakaan umum, jadi Tujuan perpustakaan umum menurut Sulistyo-Basuki dalam buku (2006: 22) adalah (1) Sebagai sarana pembelajaran masyarakat (2) sarana hiburan (rekreasi) dan pemanfaatan waktu secara efektif dengan memanfaatkan bahan– bahan bacaan dan merupakan sumber informasi lain sehingga warga masyarakat dapat memperoleh pengetahuan dan informasi baru guna meningkatkan kehidupan
mereka (3) sarana informasi berupa buku, multi media lain, atau bacaan lain yang sesuai dengan kebutuhan warga belajar dan masyarakat setempat.
Menurut Buku pedoman Pengelolaan Taman bacaan Masyarakat 2006:1), manfaat taman bacaan masyarakat : 1. Menumbuhkan minat, kecintaan dan kegemaran membaca. 2. Memperkaya pengalaman belajar bagi warga. 3. Menumbuhkan kegiatan belajar mandiri 4. Mempercepat proses penguasaan proses penguasaan teknik 5. Membantu pengembangan kecakapan membaca 6. Menambah wawasan tentang perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. 7. Melatih tanggungjawab melalui ketaatan terhadap aturan-aturan yang ditetapkan 8. Membantu kelancaran penyelesaian tugas.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa manfaat taman bacaan masyarakat adalah menumbuhkan minat baca dan kecintaan membaca untuk memperkaya pengalaman belajar bagi warga dan menambah wawasan tentang ilmu pengetahuan dan teknologi. Selain memberikan kemudahan mendapatkan bahan bacaan yang dibutuhkan masyarakat, TBM juga melakukan berbagai kegiatan untuk menumbuhkembangkan minat dan kegemaran membaca. Apabila melaksanakan fungsinya dengan baik.
C. Perbedaan Perputakaan dengan Taman Bacaan Masyarakat Jika dilihat dari segi fungsinya, perpustakaan dan TBM memang sama. Dan banyak orang yang mengartikan TBM adalah perpustakaan dan tidak sedikit juga mereka salah memahami dan sulit membedakan diantara keduanya karena dari segi fungsinya yang sama tersebut.
Perpustakaan sendiri merupakan suatu instansi resmi dari pemerintah yang ada anggarannya secara khusus. Berbeda dengan TBM, menurut Gola Gong ketua Umum Forum Taman Baca Masyarakat seluruh Indonesia dalam acara seminar yang dilakukan di yogyakarta, beliau menyampaikan TBM adalah suatu lembaga non formal in formal, dikelola dengan dana swadaya dan biasanya tidak diberlakukan peraturan – peraturan khusus seperti diperpustakaan. Sebagai contoh mungkin untuk masuk ke perpustakaan harus dalam keadaan rapih, sopan, formal, tidak boleh berisik dan tidak sedikit perpustakaan yang terkesan kaku. Lain halnya dengan TBM, lembaga ini memang bisa dikatakan adalah lembaga swasta, karena penanganannya tidak harus dilakukan oleh pegawai negeri atau seseorang yang ahli dalam bidang perpustakaan, siapapun yang mau bisa mendirikan dan mengelola TBM.
Setidaknya TBM didalam lingkup masyarakat yang kecil sudah mulai mampu mengenalkan masyarakat terhadap bahan bacaan yang masyarakat awam mengidentikkan TBM sebagai suatu perpustakaan. Dengan demikian tinggal bagaimana perpustakaan lebih menarik simpati masyarakat secara luas untuk menggunakan fasilitas yang disediakannya. Akan lebih efektif bila terjalin suatu
kerjasama yang erat antar perpustakaan umum atau perpustakaan formal lainnya dengan Taman Baca Masyarakat, sehingga apa yang dibutuhkan masyarakat akan terpenuhi dengan adanya sistem kerjasama ini. Apabila suatu TBM tidak mempunyai koleksi yang dibutuhkan masyarakat maka akan dirujuk kepada perpustakaan yang biasanya memang memuat informasi yang lebih banyak. Hal ini dapat dianalogikan dengan suatu puskesmas, apabila ia menemui pasien yang tidak bisa diobati, maka akan dirujuk kepada rumah sakit yang lebih besar dan lengkap pengobatannya. Tentunya TBM dan Perpustakaan merupakan lembaga yang berbeda dan perlu saling melengkapi satu sama lain. Adapun perbedaan hanya untuk memberikan warna diantara keduanya. Perpustakaan hendaknya lebih memasyarkat dan layanan yang diberikan kepada pemustaka bukan hanya layanan prima, akan tetapi layanan ikhlas. Banyak TBM yang lebih eksis, karena pelayanan yang dilakukannya didasari dengan keikhlasan dan rasa keterpanggilan, bukan
tugas.
Sepatutnya
hal
yang
demikianpun
dapat
ditumbuhkan
diperpustakaan. Adapun mengenai sistem teknis TBM memang perlu banyak berdiskusi dan meminta saran serta kerjasama dari perpustakaan untuk dapat menerapkan sistem yang lebih baik, walaupun tidak sama dengan perpustakaan yang harus sesuai dengan peraturan – peraturan yang berlaku.
D. Membaca Membaca adalah kegiatan seseorang dengan menggunakan pengamatan melalui mata untuk menterjemahkan dan menginterprestasikan tanda atau lambang di atas kertas atau bahan lainnya. Jadi membaca merupakan proses ingatan, penilaian, pemikiran, penghayalan, pengorganisasian pemikiran dan
pemecahan masalah. Membaca merupakan alat untuk belajar dan untuk memperoleh kesenangan, informasi yang terkandung dalam suatu bacaan sehingga mendapat pengetahuan dan pengalaman untuk memenuhi kebutuhan manusia atau seseorang.
Berdasarkan pembahasan diatas, maka membaca dapat dipahami sebagai ;
1. Membaca adalah memahami bahasa tulisan, 2. Membaca adalah suatu proses mental yang rumit, dan 3. Membaca adalah berfikir (pemahaman bacaan adalah rekonstruksi, interpretasi dan evaluasi arti isi tulisan).
Budaya baca merupakan persyaratan yang sangat penting dan mendasar yang harus dimiliki oleh setiap warga negara apabila kita ingin menjadi bangsa yang maju. Melalui budaya baca, mutu pendidikan dapat ditingkatkan sehingga pada gilirannya dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Melalui budaya baca pulalah pendidikan seumur hidup (long life education) dapat diwujudkan.
Karena
dengan
kebiasaan
membaca
seseorang
dapat
mengembangkan dirinya sendiri secara terus-menerus sepanjang hidupnya. Dalam era informasi sekarang ini, mustahil kemajuan dapat dicapai oleh suatu bangsa, jika bangsa itu tidak memiliki budaya baca.
Secara singkat manfaat membaca bagi individu yang bersangkutan sebagai berikut :
1. Dapat merupakan cara untuk mendalami suatu masalah dengan mempelajari sesuatu persoalan hingga dapat menambah pengetahuan yang berhubungan dengan peningkatan kecakapan. 2. Untuk dapat menambah pengetahuan umum tentang sesuatu persoalan. 3. Untuk mencari nilai-nilai hidup sebagai kepentingan pendidikan diri sendiri. 4. Untuk mengisi waktu luang dangan mengamati seni sastra ataupun ceritacerita fiksi yang bermutu.
Manfaat bagi perkembangan masyarakat antara lain :
1. Meningkatkan pengetahuan umum masyarakat; 2. Meningkatkan kecerdasan masyarakat sehingga mempunyai kemampuan yang lebih besar untuk mengembangkan diri; 3. Dapat digunakan sebagai media penerangan serta pengarahan terhadap perkembangan masyarakat; 4. Menumbuhkan sikap kritis sehingga mempu mengadakan koreksi mengenai adanya hal-hal yang merugikan masyarakat; 5. Sebagai media penyampaian gagasan-gagasan baru yang berguna untuk meningkatkan perkembangan masyarakat.
E. Minat Membaca Menurut Liliawati (Sandjaja, 2005 )mengartikan minat membaca adalah suatu perhatian yang kuat dan memdalam disertai dengan perasaan senang tarhadap kegiaan membaca sehingga dapat mengarakan seseorang untuk membaca dengan kemauannya sendiri.
Menurut Sinambela (sandjaja,2005) mengartikan minat membaca sebagai sikap positif dan adanya rasa keterikatan dalam diri terhadap aktivitas membaca dan tertarik terhadap buku bacaan Menurut Ginting (2005) mendefinisikan minat membaca adalah bentukbentuk prilaku yang terarah guna melakukan kegiatan membaca sebagai tingkat kesenangan
yang
kuat
dalam
melakukan
kegiatan
membaca
karena
menyenangkan dan memberikan nilai. Sementara cole, 1963; Eliot dkk, 2000; Sugiarto. mengartikan Minat membaca merupakan karakteristik tetap dari proses pembelajaran sepanjang hayat (life-long learning) yang berkontribusi pada perkembangan, seperti memecahkan persoalan, memahami karakter orang lain, meenimbulkan rasa aman, hubungan interpersonal yang baik serta penghargaan yang bertambah terhadap aktivitas keseharian. Minat baca dapat diartikan sebagai kecenderungan hati yang tinggi kepada sesuatu sumber bacaan tertentu. Sedangkan budaya baca adalah suatu sikap dan tindakan atau perbuatan untuk membaca yang dilakukan secara teratur dan berkelanjutan. Seseorang yang mempunyai budaya baca adalah orang yang telah
terbiasa dalam waktu yang lama di dalam hidupnya selalu menggunakan sebagian waktunya untuk membaca.
Budaya baca merupakan merupakan persyaratan yang sangat penting dan mendasar yang harus dimiliki oleh setiap warga negara apabila ingin menjadi bangsa yang maju. Melalui budaya baca, mutu pendidikan dapat ditingkatkan sehingga pada gilirannya dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Melalui budaya baca pulalah pendidikan seumur hidup (life long education) dapat diwujudkan, karena dengan kebiasaan membaca seseorang dapat mengembangkan dirinya sendiri secara terus menerus sepanjang hidupnya. Dalam era informasi sekarang ini, mustahil kemajuan dapat dicapai oleh suatu bangsa jika bangsa itu tidak memiliki budaya baca.
Oleh karena itu, untuk mencapai tujuan mencerdaskan bangsa secara cepat dan merata perlu dibina kebiasaan membaca masyarakat. Karena kegiatan membaca merupakan kegiatan belajar dan merupakan kegiatan integral dari kegiatan pendidikan, maka tanggung jawab pengembangannya adalah pada keluarga, masyarakat dan pemerintah. Pihak-pihak yang ikut bertanggungjawab dalam segi pendidikan yaitu orang tua, guru, pengarang, penerbit, toko buku dan pemerintah. Dalam situasi sekarang dimana kemauan dan kemampuan beli masyarakat masih rendah, maka peranan pemerintah akan sangat menentukan berhasil tidaknya mengembangkan kegiatan dan minat baca. Untuk kepentingan tersebut tidak perlu setiap individu di dalam masyarakat harus memiliki/membeli setiap buku yang diterbitkan. Yang diharapkan adalah tumbuhnya muinat baca
dan adanya kesempatan bagi setiap individu dalam masyarakat untuk dapat membaca dan memngembangkan kebiasaan membaca. Kesempatan ini dapat diusahakan oleh pemerintah dengan penyelenggaraan perpustakaan.
Tujuan pembinaan minat baca adalah untuk menciptakan masyarakat membaca (reading sosiety), masyarakat belajar (learning society) dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang ditandai dengan tercipta sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas sebagai piranti pembangunan nasional menuju masyarakat madani. Sasaran pembinaan yang dituju adalah masyarakat secara keseluruhan dalam berbagai lapisan yang ada meliputi segala usia, jenis kelamin, jenis dan jenjang pendidikan, jenis pekerjaan atau profesi, dan sebagainya.
Menurut Frans M. Parera, kebijakan pembinaan minat baca masyarakat diarahkan melalui lima jalur, yaitu :
Pembinaan melalui jalur rumah tangga dan keluarga,
Pembinaan melalui jalur masyarakat dan lingkungan (luar sekolah),
Pembinaan melalui jalur pendidikan (sekolah),
Pembinaan melalui jalur instansional (perkantoran), dan
Pembinaan melalui jalur instansi secara fungsional (perpustakaan nasional, perpustakaan provinsi dan perpustakaan kabupaten/kota).
Selanjutnya dalam menetapkan pola pembinaan minat dan kebiasaan membaca tidak lagi memikirkan keluarga, masyarakat dan pemerintah, akan tetapi memfokuskan perhatian pada pembinaan secara khusus terhadap individu-
individu dan sasaran utama adalah anak balita dan remaja, mulai anak usia 1 (satu) tahun sampai 18 (delapanbelas) tahun. Pola pembinaan minat dan kebiasaan membaca dapat dilihat dari gambar berikut.
Gambar Pola Pembinaan Minat dan Kebiasaan Membaca Upaya untuk meningkatkan minat dan kegemaran membaca ini harus terus dilakukan, khususnya dimulai dari anak-anak. Misalnya di lingkungan sekolah promosi
membaca
hendaknya
dilakukan
secara
terus
menerus
dan
berkesinambungan mulai dari tingkat sekolah dasar sampai ke perguruan tinggi. Untuk meningkatkan minat baca di sekolah ada dua permasalahan yang mendasar harus diperhatikan yaitu:
1. Penyediaan dan Pembinaan Perpustakaan Sekolah yang Baik dan Lengkap. Secara umum kondisi perpustakaan sekolah saat ini masih belum memuaskan, banyak yang harus dibenahi. Negara kita adalah negara dengan penduduk besar dengan jumlah sekolah lebih dari 200.000 sekolah dari SD Kebiasaan membaca Taman Bacaan Perpusta kaan hingga SLTA (data Depdikbud
tahun 1996/1997 jumlah sekolah adalah sebesar 220.066 sekolah). Pembenahan perpustakaan sekolah sebanyak itu tentu memerlukan biaya yang tidak sedikit. Oleh karena itu pembenahan tersebut harus dilakukan secara bertahap.
Beberapa hal yang perlu dilakukan antara lain adalah:
Pembenahan ruang perpustakaan.
Pembinaan koleksi perpustakaan yang terdiri dari buku pelajaran pokok, buku pelajaran pelengkap, buku bacaan, dan buku sumber.
Tenaga pengelola perpustakaan sekolah (pustakawan).
2. Kegiatan-Kegiatan untuk Meningkatkan Minat Baca Disamping pembinaan perpustakaan sekolah, hal yang tidak kalah pentingnya untuk dilakukan dalam rangka meningkatkan minat baca adalah kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan minat membaca. Kegiatan tersebut dapat dikembangkan, dan sangat bergantung kepada kreativitas dan inisiatif tenaga pendidik di sekolah.
Beberapa kegiatan yang dianjurkan adalah:
Agar guru pustakawan menerbitkan daftar buku anak-anak
Mengundang pustakawan dan para guru agar bekerjasama dalam merencanakan kegiatan promosi minat baca.
Mengorganisasi lomba minat baca di sekolah.
Memilih siswa teladan yang telah membaca buku terbanyak.
Melaksanakan program wajib baca di sekolah.
Menjalin kerjasama antar perpustakaan sekolah.
Memberikan tugas baca setiap minggu dan melaporkan hasil bacaannya.
Menceritakan orang-orang yang sukses sebagai hasil membaca.
Menugaskan siswa untuk membuat abstrak dari buku-buku yang dibaca.
Menugaskan siswa belajar ke perpustakaan apabila guru tidak hadir.
Menerbitkan majalah/buletin sekolah.
Mengajarkan teknik membaca kepada siswa.
Memberikan waktu khusus kepada siswa untuk membaca.
Menyelenggarakan pameran buku secara periodik.
Dan lain-lain.
Dari penjelasan di atas terlihat dengan jelas hubungan antara minat baca dengan koleksi atau bahan bacaan. Untuk meningkatkan minat baca masyarakat, maka diperlukan perpustakaan sebagai sarana yang menyediakan berbagai bahan bacaan yang diperlukan oleh masyarakat.
Gambar di bawah ini menjelaskan hubungan antara selera, minat baca dan koleksi (bahan bacaan) sehingga tercipta budaya baca.
Gambar Proses Terciptanya Budaya Baca
Menurut Suprihati, seperti yang dikuti oleh Idris Kamah, ada beberapa strategi yang harus dilakukan untuk pengembangan minat baca masyarakat, yaitu ;
1. Mendorong dan memfasilitasi tumbuh-kembangnya perpustakaan dan taman bacaan, 2. Pembinaan dan pengembangan perpustakaan dan minat baca masyarakat dilaksanakan secara komprehensif, efektif dan efisien sengan pemanfaatan perkembangan teknologi, 3. Pembinaan dan pengembangan minat baca masyarakat dilaksanakan secara terencana, bertahap dan berkesinambungan, 4. Pembinaan dan pengembangan perpustakaan dan minat baca dengan pemanfaatan sumber daya yang ada, 5. Pembinaan dan pengembangan Selera Koleksi Bacaan Budaya Baca Minat Baca Kebiasaan Membaca perpustakaan dan minat baca dilaksanakan secara terpadu/kerjasama dengan pemerintah daerah dan instansi terkait, 6. Pemberdayaan masyarakat dengan memperkuat infrastruktur, sedangkan pemerintah sebagai katalisator/ penggerak, 7. Melaksanakan evaluasi pemberdayaan perpustakaan sebagai sarana pengembangan minat baca masyarakat secara terkoordinasi antara pemerintah pusat, provisi, kabupaten/kota, 8. Mendorong terbentuk dan terbinanya gerakan pemasyarakatan minat baca di pemerintah daerah provinsi, kabupaten/kota, dan
9. Mendorong berkembangnya profesi di bidang perbukuan dan sarana bacaan lainnya.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Baca Ada beberapa faktor yang mampu mendorong bangkitnya minat baca masyarakat. Faktor-faktor tersebut adalah;
1. Rasa ingin tahu yang tinggi atas fakta, teori, prinsip, pengetahuan dan informasi, 2. Keadaan lingkungan fisik yang memadai, dalam arti tersedianya bahan bacaan yang menarik, berkualitas dan beragam, 3. Keadaan lingkungan sosial yang kondusif, maksudnya adanya iklim yang selalu dimanfaatkan dalam waktu tertentu untuk membaca, 4. Rasa haus informasi, rasa ingin tahu, terutama yang aktual, dan 5. Berprinsip hidup bahwa membaca merupakan kebutuhan rohani.
Minat baca merupakan potensi yang sudah ada di dalam diri setiap orang yang terdapat dalam otak manusia sejak masa kosepsinya (pembuahan) dalam rahim ibu. Potensi itu akan tumbuh dan berkembang setelah dilahirkan ke dunia, tergantung dari faktor dorongan yang tersedia, situasi dan kondisi, lingkungan kehidupan dari sistem yang berlaku. Dari berbagai definisi minat membaca diatas dapat disimpulkan, bahwa minat membaca merupakan aktivitas yang dilakukan dengan penuh ketekunan dan cenderung menetap dalam rangka membangun pola komunikasi dengan diri sendiri agar pembaca dapa menemukan makna tulisan dan memperoleh infomasi
sebagai proses transmisi pemikiran untuk mengembangkan intelektualitas dan pembelajaran sepanjang hayat. F. Minat Membaca di Kalangan Remaja Saat ini minat membaca di kalangan remaja sangatlah kurang, hal itu dapat terlihat dari aktivitas remaja saat ini yang lebih senang menghabiskan waktu dengan main game, balapan liar maupun yang lainnya ketimbang harus membaca buku. Kurangnya kegemaran membaca adalah menurunnya keinginan untuk menambah pengetahuan lewat jendela dunia berupa bacaan sebagai sumber informasi. Rendahnya minat baca dikalangan siswa khususnya siswa kelas X SMA dan masyarakat Indonesia pada umumnya, berpengaruh buruk terhadap kualitas pendidikan. Wajar, sudah lebih setengah abad bangsa Indonesia merdeka, permasalahan kualitas pendidikan masih berada dalam potret yang buram. Kualitas pendidikan bangsa Indonesia masih tertinggal dari negara-negara tetangganya. Kurangnya kegemaran membaca di kalangan siswa terjadi karena siswa terbiasa dicekoki oleh informasi instan yang biasa diperoleh dari siaran TV dan media elektronik lainnya. Disamping itu, remaja menganggap membaca adalah hal yang membosankan. Padahal dengan membaca cakrawala intelektual kita bisa terbuka dan menjadikan kita lebih tanggap akan lingkungan sekitar. Mengingat pentingnya membaca dalam kehidupan sehari-hari khususnya bagi para pelajar, maka tingginya minat baca bagi para pelajar, wajib dipupuk
karena membaca amat menentukan bagi prestasi seorang pelajar. Bagaimana prestasi belajar siswa akan tinggi jika para siswa enggan membaca baik buku– buku yang berhubungan denganpelajaran ataupun buku–buku lainnya yang menunjang?. Buku adalah harta terpendam
yang dapat
mencerdaskan bangsa,
bagaimana bangsa kita bisa cerdas jika setiap pelajarnya enggan untuk membacanya. Tinggi rendahnya minat baca suatu bangsa amat menentukan kualitas sumber daya manusia, sedangkan kualitas sumber daya manusia sangat menentukan perkembangan suatu bangsa. Meskipun hampir di setiap sekolah memiliki perpustakaan, namun selama ini perpustakaan hanya dianggap tempat menyimpan buku. Hanya sedikit pelajar yang memiliki kesadaran untuk berkunjung ke perpustakaan pada saat waktu luang. Sebagian besarnya menggunakan waktu luang untuk kongkow-kongkow atau sekedar mengobrol kanan, kiri, kalaupun ada yang berkunjung ke perpustakaan itu hanya pada saat–saat tertentu saja, misalnya pada saat ada tugas dari para guru. Ada juga para siswa yang berkunjung ke perpustakaan hanya untuk membaca cerita roman, para siswa tidak memiliki kesadaran akan arti penting membaca.
G. Penyebab rendahnya minat membaca di kalangan remaja Beberapa faktor penyebab kurangnya kegemaran membaca di kalangan remaja adalah : a) Faktor Lingkungan
Lingkungan
adalah
faktor
utama
dalampembentukan
kepribadian
seseorang, jika lingkungan sekitar kita berisikanorang-orang yang memiliki
hobi
kongkow-kongkow,
tidak
suka
membaca
sedikit
banyakakan mempengaruhi diri kita. b) Teknologi yang semakin canggih Banyaknya media hiburan seperti TV, komputer, hand phone, VCD, tape recorder,dan lain–lain. Hal ini banyak menyita waktu dan orang lebih memilih menikmatihiburan dibandingkan dengan membaca buku . c) Kurangnya Kesadaran Meskipun kedua faktor di atas tidak ada, hobi membaca tidak akan tercipta jika kita tidak menanamkan kesadaran akan manfaat membaca. Namun sebaliknya, meskipun kedua faktor di atas ada , jika masing-masing individu menanamkan rasa kesadaran akan pentingnya membaca, tentusaja hobi membaca akan muncul dalam diri kita dan membaca akan menjadikebutuhan bagi diri kita. d) Kurangnya Motivasi Motivasi dari berbagai pihak amat dibutuhkan terutama dari dewan guru dan orang tua murid . e) Suasana Perpustakaan yang kurang nyaman
H. Peran Taman Bacaan Mayarakat (TBM) terhadap Minat Membaca Remaja Sebagaimana telah disebutkan diatas tentang manfaat TBM, maka seyogyanya dengan kehadiran TBM dapat mengurangi rendahnya minat baca dikalangan remaja, sebab TBM member suasana yang nyaman dan tidak membosankan sehingga memberikan daya tarik tersendiri bagi para remaja. Adanya TBM diharapkan dapat membawa remaja untuk senantiasa bersifat kreatif sebab dengan membaca akan menumbuhkan pengetahuan dan kreatifitas di kalangan remaja. Sebab perkembangan minat baca anak tidak hanya ditentukan oleh keinginan dan sikapnya terhadap bahan-bahan bacaan, banyak faktor yang mempengaruhinya, baik itu faktor intrinsik di dalam diri anak dan di luar perpustakaan. Selain itu juga banyak faktor yang mendukung dan menghambat pengembangan minat baca anak. Oleh karena itu, faktor pendukung perlu diperkuat sehingga dapat lebih membantu merangsang peningkatan minat baca remaja dan itu bisa dilakukan lewat TBM.
1. Faktor Intrinsik Upaya pembinaan dan peningkatan minat baca secara sistematis merupakan salah satu tugas dan tanggung jawab perpustakaan di samping aspekaspek lainnya. Dalam melaksanakan pembinaan dan peningkatan minat baca banyak kendala-kendala yang terasa dari dalam perpustakaan sendiri yang disebut sebagai faktor intrinsik.
2. Faktor Ekstrinsik Selain faktor-faktor intrinsik, faktor-faktor ekstrinsik juga mempengaruhi pembinaan dan peningkatan minat baca. Yang dimaksud dengan faktor-faktor ekstrinsik adalah faktor-faktor yang berada di luar perpustakaan, namun mempengarui pembinaan dan pengembagan minat baca yang menjadi salah satu tugas dan tanggung jawab perpustakaan.
BAB III PEMBAHASAN
Secara umum minat baca mempunyai tujuan mewujudkan suatu sistem penumbuhan dan pengembangan nilai ilmu yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, serta mengembangkan masyarakat baca (Reading society) lewat pelayanan masyarakat perpustakaan dengan penekanan pada penciptaan lingkungan baca untuk semua jenis bacaan. Di lingkungan sekolah juga demikian, dengan adanya fasilitas perpustakaan yang memadai akan menumbuhkan minat baca siswa sehingga tercipta pula masyarakat baca di lingkungan sekolah.
1. Tujuan dari pengembangan minat baca ini antara lain untuk : Mendorong minat dan kebiasaan membaca agar tercipta masyarakat yang berbudaya membaca. 2. Meningkatkan layanan perpustakaan. 3. Menciptakan masyarakat informasi yang siap berperan serta dalam semua aspek pembangunan. 4. Memiliki pengetahuan yang terkini, bukan yang sudah “basi”. 5. Meningkatkan kemampuan berpikir. 6. Mengisi waktu luang.
Minat baca dapat ditumbuhkan dan dikembangkan melalui pemnfaatan Taman Bacaan Mayarakat, sehingga menjadi kebiasaan melalui penguasaan teknik
membaca yang tepat. Teknik membaca yang tepat dapat membuat membaca lebih efisien, efektif, serta menarik.
Menumbuhkan minat baca di kalangan remaja dapat dilakukan melalui beberapa hal diantaranya :
1. Memberikan pemahaman akan pentingnya membaca Cara ini menekankan pada siswa bahwa membaca memiliki banyak manfaat. Karena dari membaca pengetahuan semakin luas dan akan banyak hal baru yang akan kita dapat . 2. Motivasi dari berbagai pihak Guru sebagai fasilitator wajib memberikan motivasi kepada para siswanya, dengan cara memberikan berbagai tugas yang sumbernya dapat diperoleh di perpustakaan, dengan begitu siswa akan sering berkunjung ke perpustakaan. Bukan hanya dewan guru saja yang wajib memberi motivasi tapi juga orang tua siswa, karena motivasi merupakan energi penting didalam meraih keberhasilan, dan merupakan bentuk aktualisasi yang pada umumnya diwujudkan dalam perbuatan nyata. 3. Membuat suasana Taman Bacaan menjadi nyaman . Suasana Taman Bacaan yang nyaman membuat para remaja betah untuk berlama-lama di Taman Bacaan dan hal ini akan mendorong remaja untuk berkunjung ke Taman Bacaan serta membaca buku–buku yang ada.
4. Ketersediaan buku-buku yang berkualitas di Taman Bacaan Buku-buku yang berkualitas dan mudah di telaah akan mendorong para remaja untuk gemar membaca dan menjadikan membaca sebagai kebutuhan. 5. Adanya kesamaan Visi dan Misi dari pemerintah dalam rangka meningkatkan minat baca masyarakat pada umumnya dan khusus pelajar 6. Selain sekolah sebagai institusi yang mengajarkan membaca, peran ibu dinilai amat berpengaruh. Seorang ibu biasanya memiliki waktu jauh lebih banyak dibandingkan ayah. Anak juga lebih dekat dengan ibu. Ibu punya kekuatan luar biasa untuk membentuk anak. Kalau ibu menggunakan peranannya dalam konteks memberikan contoh yang baik bagi anaknya, seperti membaca maka anak akan menjadi pembaca. 7. Mengenalkan buku/bacaan terhadap anak sejak kecil, serta membiasakan diri untuk mengajak anak mengunjungi toko buku dan perpustakaan. 8. Guru atau dosen lebih sering memberi tugas yang membuat anak didik harus mencari informasi di perpustakaan. 9. Saling membacakan secara bergantian dalam suatu kelompok dapat memberikan nuansa berbeda pada materi yang dibacanya, kemudian dilanjutkan dengan membahas inti bacaanya. 10. Mengundang penulis, nara sumber atau tokoh yang berhubungan dengan buku yang dibaca. Sehingga dapat memotivasi untuk juga berkarya tulis.
11. Melakukan kunjungan ke tempat-tempat objek tulisan, sehingga dapat mencocokkan apa yang dilihat dan dibaca. 12. Membiasakan saling memberikan buku sebagai hadiah. 13. Meminjamkan buku satu sama lain 14. Membuat anggaran khusus belanja buku 15. Pengadaan lomba-lomba membaca dan menulis, menggambar dengan memberikan penghargaan, menjadi pendorong untuk menggairahkan minat baca. 16. Mempagelarkan karya-karya tulis dalam suatu pementasan, dimaksudkan untuk mengembangkan budaya baca melalui seni seperti tari, nyanyi, musik, puisi dan lain-lain. Taman Bacaan Masyarakat memiliki peran yang sangat vital dalam meningkatkan minat baca dikalangan remaja, sehingga seyogyanya di tiap Desa/ Kelurahan atau bahkan di tiapa perumahan dapat didirikan Taman Bacaan Masyarakat yang akan membuat Remaja bisa urung jika ingin berbuat kejahatan karena penegtahuan yang diperoleh di Taman Baxa
BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan uraian-uraian yang telah dijelaskan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Tingginya minat baca sangat dibutuhkan oleh setiap orang, terutama bagi kalangan remaja. Oleh karena itu dibutuhkan berbagai cara untuk meningkatkan minat baca di kalangan remaja ini salah satunya melalui Taman Bacaan Masyarkat 2. Keberadaan Taman Bacaan Masyarakat (TBM) memiliki peran yang sangat besar dalam menarik dan menumbuh kembangkan minat membaca di kalangan remaja. B. Saran Berdasarkan pembahasan tersebut, maka saran penulis yaitu: 1. Perlunya ditumbuhkembangkan minat membaca di kalangan remaja, agar generasi harapan bangsa bisa lebih unggul dimasa mendatang. 2. Perlunya dijaga dan dilestrikan Taman Bacaan Masyarakat sebagai salah satu sarana dalam mengembangkan minat baca dikalang remaja
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2014.”Kumpulan Artikel.html”.Pengertian dan Faktor-Faktor Membaca Menurut Para Ahli.Diakses Pada Tanggal 10 November 2015. Anonim.2012.” http://edukasi.kompasiana.com”.Meningkatkan Minat Baca di Kalangan Pelajar.Diakses Pada Tanggal 7 November 2015. Anonim.2010.http://ekookdamezs.blogspot.com.Faktor-Faktor yang mempengaruhi minat membaca.Diakses Pada Tanggal 8 November 2015. Anonim.2010.”http://achazon7.blogspot.com”.Rendahnya Minat Kalangan Remaja.Diakses Pada Tanggal 8 November 2015
Baca
di
A.M.Sardiman.2003.Interakasi dan Motivasi Belajar Mengajar.Jakarta:Raja Grafindo Persada. Manihai,Roy.2015.”Aroxx.html”.Pengertian Minat Baca Menurut Para Ahli.Diakses Pada Tanggal 10 November 2015. Nata,Eka.2011.” Moving Mind's Blog.htm”. Kurangnya Kegemaran Membaca di Kalngan Remaja SMA Khususnya Kelas X.Diakses pada tanggal 10 November 2015. Nandarthulo.2011.”nandarblogspot.html”.Makalah Rendahnya Minat Membaca.Diakses pada tanggal 10 November 2015. Suryabrata,Sumadi.2002.Psikologi Pendidikan.Jakarta: Raja Grafindo Persada.