PEMANFAATAN SISTEM lNFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PEMETAAN KELAS HUTAN Dr AREAL RUTAN PRODUKSI HTI PT. MUSI RUTAN PERSADA SUMATERA SELATAN
Oleh:
SUI-URMAN E01495089
JURUSAN MANAJEMEN HUT AN FAKULTAS KERUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2000
" ........ Katakanlah : " AdakalT sallla ora1lg-orang yang mengeta1l1li deng1111 orang-ora1lg yang tidalc mengetal111i? SeSll1lgg111mya orang yang beralcallah yang dapat meneri111a pelajarall. Sllrat Az Zll1nar ayat 9
" ........ Allah menillggikall orang yang beriman di antara kal11ll dall orang-orang yang diberi i11ll11 pellgetallllan beberapa derajat ........ " SlIrat Al Mlljaadalah ayat 11
A~ ifffliak iffl. aa~ fteM~ ~ l?~
dau 1&c teuMa. ~k cC4u adik~. ~4 ~ d4u ~ 4i!ut4ffl4Utt ~U9- aa~ d~u.
RINGKASAN
Suhirman (E01495089). Pemanfaatan Sistem Infonnasi Oeografis untuk Pemetaan Kelas
Hutan di Areal Hutan Produksi HTI PT. Musi Hutan Persada, Sumatera Selatan. Di bawah bimbingan Dra. Nining Puspaningsih, MS. dan Ir. Soedari Bardjoprajitno, MSc.
Pemanfaatan
Sistem Infonnasi Oeografis (SIO) untuk menunjang kegiatan
pengelolaan Butan Tanaman Industri (HTI) pada umurnnya dan kegiatan perencanaan pemanenan khususnya mulai dikembangkan, di antaranya untuk pembuatan peta sebagai acuan/pedoman kegiatan di lapangan. Pembuatan peta dengan menggunakan SIG atan disebut pemetaan secara digital (terkomputerisasi) mempunyai kelebihan jika dibandingkan pemetaan secara manual.
Kelebihan tersebut adalah lebih cepat dalam pembuatannya, lebih mudah
dalarn melakukan pe'rbaikan dan pembaharuan serta mempunyai kemampuan untuk menghasilkan produk peta sesuai dengan keperluan konsumen/pemakai. Peta yang diperlukan dalarn pengelolaan BTl di antaranya adalah peta kelas hutan di areal hutan produksi. Dalam kegiatan magang ini pemetaan kelas hutan di areal hutan produksi dilaksanakan di BTl PT. Musi Hutan Persada Sumatera Selatan, tepatnya di areal unit 2 (Merbau) & 3 (Oemawang) Suporting Unit I Subanjeriji selama 4 bulan terhitung mulai bulan
\
Maret 1999 sampai dengan Juni 1999. Bahan-bahan yang diperJukan dalam kegiatan ini adalah berupa data lapangan yaitu titik ikat atau titik kontrol dan peta-peta yang menunjang. Peta-peta tersebut antara lain: peta areal kerja poligon olallan unit 2 & 3 BTl PT. MHP skala 1 : 10.000 talllin 1998. peta vegetasi HTI PT. MHP (PT. Aerovisi) skala 1 : 250.000 tahun 1997, peta sungai BTl PT. MHP skala 1 : 250.000 tahun 1997, peta tata guna hutan Propinsi Sumatera Selatan skala 1 : 500.000 tallUn 1996 (Departemen Kehutanan), peta penggunaan lahan saat ini dan status hutan lembar 1012 skala 1 : 250.000 tahun 1988 (Bakosurtanal) dan peta rekonstruksi jalan HTI PT. MHP skala 1 : 10.000 tahun 1999. Sedangkan alat yang digunakan dalam kegiatan ini adalah OPS (Global Positioning System), meja digitizer calcamp 9600 dan seperangkat alat komputer beserta software S10 yaitu Arc/lllfo versi 3.52,
ArclView versi 3.1, Map Info versi 4.5 untuk pengolahan data serta printer Ulltuk mencetak peta. Dalam pembuatan peta kelas hutan di areal hutan produksi ada dua tahapan utama yaitu pembuatan pangkalan data S10 dan pembuatan peta kelas hutan. Pembuatan pallgkalan
data SIG dimulai dengan membangun database yang mengidentifikasi layer-layer yang akan digunakan, data atribut yang diperlukan, mengorganisasi layer data, menentukan parameter penyimpanan setiap dari data atribut dan memastikan registrasi koordinat.
Layer yang
digunakan adalah layer vegetasi dengan data atribut jenis tanaman, tahun tanam, tahun tebang, kelas umur; layer jalan dengan data atribut nomer registrasi jalan, dan layer batas unit dengan data atribut nama blok. Setelah membangun database, pembuatan data peta dimulai dengan memasukkan data yang terdiri dari data spasial dan data non spasial (data atribut). Data spasial dimasukkan dengan cara mendigitasi peta-peta yang telah dikumpulkan dengan menu ADS (Arc Digitizing System) pada Arc/Info dan data atribut dimasukkan dengan keyboard dengan menu tables. Tahapan selanjutnya setelah data dimasukkan adalah membuat peta kelas hutan di areal hutan produksi. Talmpan ini ada dua kegiatan yaitu analisis spasial dan tabuler serta pembuatan produk dengan software ArclView. Analisis spasial yang digunakan adalah identity yaitu menggabungkan data atribut antara coverage vegetasi dengan coveage batas unit. Untuk menghitung luas dari setiap poligon digunakan analisis tabuler. Dari analisis spasial dan tabuler dapat diketahui sebaran kelas hutan di areal hutan produksi unit 2 & 3 HTI PT. MHP yaitu sebagai berikut : keIas umur satu (KU-I) dengan luas 149.08 ha, keIas umur dua (KU-II) dengan luas 1661.36 ha, keIas umur tiga (KU-III) dengan luas 3411.48 ha, kelas umur empat (KU-IV) dengan luas 393.94 ha, kelas umur lima (KU-V) dengan luas 1152.03 ha, kelas umur enam (KU-VI) dengan luas 1340.82 ha, kelas umur tujuh (KU-VII) dengan luas 1218.72 ha, kelas UmUT delapan (KU-VlIl) dengan luas 5380.2 ha, kelas umur sembilan (KU-IX) dengan luas 10 157.44 ha, kelas tegakan sengon dengan luas 1657.3 I ha, hutan alam dengan luas 28.98 ha, hutan karet dengan luas 1378.67 ha, semak belukar dengan luas 368.11 ha, lahan reboisasi dengan luas 312.75 ha, serta lebung dengan luas 1659.38 ha. Dengan data seperti di atas dapat disusun rencana kegiatan penebangan yang didasarkan atas umur dari tegakan pokok. Kelas nmur satu (KU-I) ditebang pada tahun 2007, KU-II ditebang pada tahun 2006, KU-IlI ditebang pada tahun 2005, KU-IV ditebang pada tahun 2004, KU-V ditebang pada tahun 2003, KU-VI ditebang pada tahun 2002, KU-VII ditebang pada tahun 2001, KU-Vlll ditebang pada talmn 2000 dan pada tahun 1999 menebang tanaman yang masuk kelas umur IX. Berkaitan dengan kegiatan perencanaan pemanenan, peta kelas hutan akan bermanfaat sebagai pedoman dalam kegiatan di lapangan. Kegiatan perencanaan pemanenan tersebut
adalah kegiatan inventarisasi hutan dan verifikasi.
Peta kelas hutan akan memberikan
infonnasi mengenai lokasiltempat akan dilakukan kegaiatan perencanaan pemanenan. Misalnya pada tahun 2002 nanti HTI PT. MHP akan melakukan kegiatan inventarisasi pada
\\
tanaman yang masuk dalam KU-V (pada kondisi tahun 1999). Sistem Infonnasi Geografis dengan perangkat lunale Arc/lnfo, ArclView dan Map Info sangat membantn dalam pemetaan kelas hutan ini. Basil yang diperoleh lebih rapi, lebih menarik dan lebih mudah karena fasilitas yang 11lenduleung pada ketiga software di atas. Kita bisa membuat legenda dengan wa11l8, bentnk, dan ukuran sesuai dengan keinginan kita dengan cepat dan 11ludah. Dari kegiatan magang ini dapat disi11lpulkan bahwa di areal unit 2 & 3 BTl PT. MHP terdapat 4 jenis pengglmaan lahan dan 2 kelas penutnpan lahan. Kelas Penggunaan lahan terdiri dari : kelas tanaman pokok (Acacia mangium), kelas tegakan sengon, kelas lahan reboisasi, kelas hutan alam, kelas hutan karet. Sedangkan kelas penutnpan lahan terdiri dari semak belukar dan ke1as lebung.
Sebagai saran dari kegiatan magang im adalah agar
dilakulean penanaman tanaman pokok (Acacia mangium) setiap tahunnya sehingga terbentnk hutan tanarnan yang nonnal, dilakukan penelitian tentang kualitas lallan, kualitas tegakan dan stndi kesesuaian lahan untnk 11lendukung pengelolaan HT1. Di samping itn pemanfaatan sistem infonnasi geografis agar lebih ditingkatkan dalam kegiatan perencanaan pemanenan, bukan sekedar SIG sebagai pembuat peta.
PEMANFAATAN SISTI':M INFORMASI GEOGRAFIS lINTlIK I'E1VIET.-\.-\!\ KEL.-\S I-WTAN 01 .-\REAL HliTAN I'RODUKSI HTI PT. ~'J I'SI IWT ..\!\ I'ERSADA. SllMATERA SELA TAN
Skri"si ,\'ehagai sa/ah sarli .'yarallil1!ll/i mcmpel'o/eh ge/{{I' Sm:ilfll({ A"ellll/oHlIn pat/a Falill/f(f ....· A"ehtffal1({J1 Ins/illil Pertullial1
Bogol'
Oleh: Sl']-IlRM.-\i\ E0149:5089
,1liRl'SAN M.-\N.-\J EM EN H UT.-\f'\ FAI-:liLT.-\S KEHl'TANAi\ INSTITl'T I'ERTANIAN BOGOR 2000
\
LEMBARPENGESAHAN
Judul
;\ama \011101"
Pokok
PEMANFAA TAi\ SlSTEM lNFORMASl GEOGRAFlS llNTlIK PEMETAAi\ KELAS Hl'TAi\ Dl AREAL l-WL-\\ PRODUKSl HTl PT. MliSl Hl'T.-\'\ PERSAD.-\ Sl'iviA TERA SELA T.-\\ SlIHlRM.-\i\ EOI-l95089
Disetujui Oleh :
Dosen Pemhimhing I.
(Do·•.
'~""i"g'ih."
Dosen Pemhimhing II.
">
.r--~
eo
5.)
\IP: 131918662
Tanggal Lulns : 10 Fehl"ual"i 2000
•
_ __
-
(It·. Soedal"i Hanljopnljitno. i\lSc.) '\ I P : 130 256 399
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan pada tanggal 1 Juni 1975 di Sukoharjo sebagai anak keempat dati enam bersaudara. Ayah bemama Panut Isdi Supadmo dan Ibu bernama Semi. Pada tahun 1988 penulis menye1esaikan pendidikan Sekolah Dasar di SD ==~=-.dl
Kecamatan Tawangasmi, Sukoharjo. Pendidikan selanjutnya pada SMP Negeri 2
Sukoharjo dan berhasil diselesaikan pada tahun 1991. Kemudian pada tahun 1994 penulis menyelesaikan pendidikan menengah atas di SMA Negeri 1 Sukollaljo. Penulis melanjutkan pendidikan Perguruan Tinggi di 1nstitut Pertanian Bogor melalui Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeli (UMPTN) pada tahun 1995.
Penulis mengambil
jurusan Manajemen Butan pada Faku1tas Kehutanan dan tahun 1998 penu1is memilih Program Studi Manajemen Butan. Sebagai salah satu syarat untuk mempero1eh gelar Sarjana Kehutanan, penulis me1akukan kegiatan magang di HT1 PT. Musi Hutan Persada Sumatera Selatan mular·bulan Maret 1999 sampai bulan Juni 1999. Kemudian dari kegiatan magang, penulis menyusun karya ilmiah dengan judul " Pemanfaatan Sistem lnformasi Geografis untuk Pemetaan Kelas Rutan di Areal Rutan Produl<si RTI PT. Musi Hutan Persada Sumatera Selatan" di bawah bimbingan Ora. Nining Puspaningsih, MS. dan Ir. Soedmi Bardjoprajitno, MSc.
\ \
KA TA PENGANT AR
\
Puji s\'ukur Alhamclulillah pcnulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang tdah
mcmbcrikan rahmat. hidayah serta inayah-Nya. schingga penuiis dapat mt::nydcsaikan knrya ilI111all
illi.
Karya ill1l-,iah illi ciislISlIl1 berdasarkan hasil dari kcgiatan magang yang pCllulis
laksallakan mulai bulan Maret sampai Juni 1999 eli HTI 1'1'. Musi Hutan Persada Sumatcra S(:la[~11l 5~1.I:ia!la
Karyn ilmiah ini dislISlIll 1111tuh. lllckngkapi pcrsyaratan Ulltllk Illcndapatkan gdar
\,c-hutanan di Fakultas. Kchutan<1n
institL1t
Pcrtanian Bogor.
Tcrslisunnya kar:
clalam , Ibunda dan Ayahnncla yang tclah mcmbcrikan ciorongan l110ril mallpull spirituil hingga t~rs~k:sainya
karya ilmiah inl
Dra NlI1ing Puspanll1gsih. p~lllbimbillg
~IS,
clan Ir Socci",., Harcljoprajitno. \ISc. sdaku dosen
yang tCklh dcngan sabnr Illclllbcriknil bimbingnn dan dllkllngan kcpada
I_k'mll is ~tntllk pen: cmpu maan ka r:'a i1111 iah iIII
Dircktur Utama. Dircksi. Pilllpinan. Staf Kana\\an dan Pega\\ai HTI 1'1'. MHP baik eli kantor maupull di lapangall yang bal1:·ak llh.:"mbantll pClll1iis sciama kcgiatan magang . .j
Untuk !;akak dan adik \ang tcrcillta ,las Pur. \Ibok D\\i. \Ias Joko ..-\tun. dan Nunik
.;
Rckan-rekankll rimbawan i\INH-32 atns kebcrsnmnan sclnllla ini. Scmogn eli tahun-tahull mcndatang kcbcrsamaan scpcrti .ini akan tcrulang kcmbali.
6
T emall-teman sciama magnng
A:c!t /.:-1£1('0/. l "dlll-l'mhl'l'. .-1 11"lI1g- Jr(~rhil(/l71. A411s-l1Il1S-
.IUIIII'/IJ llenny-Olal", .41'l'/17. l."k"'-d"lr scrta cah UGi\ I \'ang baik-baik terutama
I:'ko.
Suu. Am/.:. (in/;. (-orlle/. Nomu. /:./1/1/ dnn l.fe,\{
7
Serta sctllua pi'hak yang tidnk bisa pellults sebutkan satll-pcrsatl! .
.-\klm ·kata. \\alnupun masih ban\ak tcrdapat kckurangan el"lalll isi dan pcnulisan. n~lmlill penulis bcrharap SC1l1ogn knr: n ilminh illi dapat bcrmanfaat bagi yang memerlukan.
Bogar. Februari 21l1l1l
DAFT.-\R lSI
Halaman I":.·\T.·\ PENG.-\;\1'.-\R O.-\F1'.-\R lSI
II
D.-\FTAI<. T.-\BEL
"
O.-\FTAI<. G.-\~IB.-\R PEND.-\HLLL.-\\ .-\ Latar Bd"kong
B Tujuan i\ Jagang ~'Ianfaat
C
2
\Iogang
II. TINJAlJ.-\;\ PL'ST.-\k.·\
.-\ SistClll !nformasi Gcogratis . B PCllOtagullOan Lohall d;lll Kebs I-Iutan .
8
C PClllctaan Kclas HutJn
t)
III n.-\H.-\;\ DA;\ \IETODI, 10
13 Bahan dan Abt
10
In
C I Pcmbuatall Pangkaian Data
SIStC1l1
lnforl1l;)si G('ogratis.
C.:' Pel11bu"tall Pete I":el", Hutan eli .-\rcal I-itlt"" ProdukSi
.-\. Leta\.. .
19
B. Stotus clan Lues .-\reel
It)
C Topogrofl
21
o
Tan"h .
21
E Vcgcta,i
21
HASIL O.-\N"PHII3:\HS.-\\ .-\ B
\
16
KE.-\D.-\.-\\ U\IUI LOK.-\SI KEGI.-\TX\ \I.-\G.-\;\G
1\'
\
10
Petc l,-ela5 Huwll cil .-\rc"1 Hut"n i'roclukSi J>L'llh:ta~lll
1"clJ::: lilitan Produk:-:I (k'llgan \ knggl1l1akan Sistcill infortl1<1si Gcografi:::
,n
111
\
\'\ KES\\\Pl'l.-\N DAN SAR,'-.:" -\ kl..':'lll1pulan
13 S"",," D,·\FT·\R Pl'ST.·\KA
I\"
\\ OAFT.-\R T-\f3EI. Tck:,
l-bla11lan
Daftal" Titik KOlltrol \ ang DigUl1:.1k:.111 l11ltuk CO\ cragc Jab.n dan Baras Linn
II
DattaI' TlIlk ],olltrol : allg Dlgunakall untuk CO\ cragc \'cgctasi .
II
~'\agang
12
Dnftnr Tltlk KOlltro\ : ant! Digullakan unruk 13('[:.1 Lokasi
13
Data .-\tnbul Poligon \-'cgclasl :- allt! [)lgUll.:lk:.1ll
1-1
Dara Arribur l3arasUnlr i l3lok \ang J)lgunakan .
I~ I~
7 S('b:1rall Kdas HUlall l nit
(C)ema\\ al1g I 1-11'1 1'1' \ IUSI I-luran
Pcrsada q
III
Sebaran K,lns Huwn Lnlt :' (\krbaul I-ITI I'T \Iusi I-luran Persada l'erbcdaal1 Build dan Clean
27 .~Il
v DAFTAR GAMBAR
\I·
No 1
Teks Diagram Proses Pendayagunaan Data Spasial ............... ...... ........
Halaman 13
2
Diagram Alir Pembentukan Data Peta Akhir ......... :.. ... ... ... ... ... ...
17
3
Diagram Alir Pembuatan Peta Ke1as Hutan di Areal Hutan Produksi .
18
4
Peta Tata Guna Hutan Unit 2 & 3 Kelompok Hutan Subanjeriji HT! PT. MHP ......................................................................
20
Peta Penutupan Lahan Unit 2 & 3 Kelompok Hutan Subanjeriji HT! PT. MHP ......................................................................
22
Peta Kelas Hutan Areal Hutan Produksi Unit 2 & 3 Kelompok Hutan Subanjeriji HTI PT. MHP ...................................................
24
Peta Rencana Produksi Unit 2 & 3 Kelompok Hutan Subanjeriji HTI PT. MHP ......................................................................
25
Sebaran Kelas Hutan di Areal Hutan Produksi Unit 2 & 3 HTI PT. Musi Hutan Persada ... ... ... ...... ...... ... ............... ... ...... ... ... .....
28
Rencana Produksi Unit 2 & 3 HTI PT. Musi Hutan Persada ... ...... ...
28
5
6
7
8
9
\\
!. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Dalam pengelolaan hutan seperti hutan tanaman industri, pereneanaan hutan merupakan kegiatan yang penting, karen a sebagai aeuan/pedoman dalam melakukan kegiatan pengelolaan hutan di lapangan, agar penyelenggaraan pengusahaan hutan dapat meneapai hasH yang diharapkan. Pereneanaan hutan yang baik yaitu
yang memperhatikan
dan
memperhitungkan pengaruh, masalah dan kendala yang mungkin terjadi selama proses meneapai tujuan pengelolaan hutan tersebut. Menurut Undang-Undang
Pokok
Kehutanan
No.
41
tahun
1999, kegiatan
pereneanaan hutan terdiri dari inventarisasi hutan, pcngukuhan kawasan hutan, penatagunaan kawasan hutan, pembentukan wilayah pengelolaan hutan, dan penyusunan reneana kehutanan. Salah satu dari kegiatan pereneanaan di atas yaitu reneana penatagunaan kawasan hutan yang me1iputi pembagian areal hutan produksi menjadi kelas-kelas hutim yang lebih keeil. Dalam suatu areal kelja hutan produksi akan dibagi menjadi beberapa kelas hutan yaitu kelas umur satu tahun (KU-I), kelas nmur dua tahun (KU-II), kelas umur tiga tahun (KU-III) dan seterusnya sesuai dengan daur tanaman pokok serta kelas hutan berdasarkan penggunaan dan penutupan lahan yang ada. Pembagian areal kerja hutan menjadi kelas-kelas hutan ini berguna nntuk memudahkan dalam melakukan kegiatan manajemen hutan dan monitoring terhadap kemajuan dari tegakan yang ada. Kegiatan manajel1len hutan bisa berupa perlakuan terhadap tegakan seperti pel1lupukan, prunning, penjarangan dan kapan tegakan tersebut akan ditebangjdipanen. Mengingat pentingnya kegiatan manajel1len hutan sepe11i di atas, maka diperlukan suatu peta untuk pedoman dalam kegiatannya di lapangan.
Pentingnya peta dalam kerja
medan di bidang kehutanan sudah lama disadari, karena peta merupakan media kOl1lunikasi utama di dalam studi sumberdaya hutan (Howard, 1996). Menurut Barns dan Wiradisastra (1997), peta merupakan penyajian seeara gratis dari kumpulan data maupun infonnasi sesuai lokasinya secara dua dimensi. lnfonnasi merupakan bentuk data yang tel all dianalisis, berbeda drui data mentah maupun yang biasanya lebih sering hanya merupakrul hasil penglikuran. Dengan kata lain peta adalah bentuk sajian infonnasi spasial mengenai pennlikaan bumi untuk dapat dipergunakan dalrun pengrunbilan keputusan.
2
Dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih, maka pembuatan peta digital mulai berkembang karena mempunyai kelebihan dibandingkan dengan peta manual. Kelebihan peta digital dibandingkan peta manual diantarannya lebih cepat dalam pembuatannya, lebih mudah dalam melakukan perbaikan dan pembaharuan serta mempunyai kemampuan untuk 'menghasilkan produk yang sesuai dengan pemesan (Barus dan Wiradisastra, 1997). Perkembangan teknologi komputer yang begitu pesat saat ini sangat mendukung untuk pembuatan peta digital.
Pada perkembangannya dibuat suatu paket yang dapat
menangani data-data spasial dan juga data-data non spasial, dan melakukan operasi-operasi spasial. Paket ini dikenal dengan Sistem lnfonnasi Geografis (SIG), dimana perangkat lunak yang ada sekarang ini sangat banyak. Dalam kegiatan magang ini, untuk pemetaan digunakan software Arcllnfo, ArclView dan Map Info.
Fungsi Arcllnfo dalam Sistem Informasi
Geografis meliputi ent~y data, pembaruan, manajemen file, manipulasi, analisis spasial, query dan pelaporan (Dewanti dan Dimyati, 1998). Sedangkan ArclView merupakan software yang dapat mengerjakan dan menganalisis suatu informasi geografis dengan penampilan yang lebih kreatif dan Jllenarik serta pengorganisasian yang lebih mudah. Bahkan mampu menganalisis suatu peta atau infonnasi geografis yang lainnya lebih cepat dan lebih mudah (ESRI, 1992). B. Tujuan Magang
Kegiatan magang ini bertujuan untuk menghasilkan peta kelas butan di areal butan
\ \
produksi Urtit 2 & 3 HTI PT. Musi Hutan Persada.
C. Manfaat Magang Manfaat dari magang ini adalall memberikan infonnasi tentang kondisi tegakan eli areal Unit 2 (Merbau) dan Unit 3 (Gemawang) sehingga dapat digunakan dalam mempertimbangkan pengelolaan hutan umumnya dan perencanaan pemanenan pada khususnya di HTI PT. Musi Hutan Persada.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A.Sistem Informasi Geografis (SIG). A.I Pengertian Sistem lnformasi Geografis ada1ah kwnpu1an yang teroganisir dari perangkat keras komputer, perangkat lunak, data geografi dan personi1 yang didesain untuk memperoleh, menyimpan, memperbaiki, memanipu1asi, mengana1isis dan menampilkan semua bentuk infonnasi yang bereferensi geografi (Departemen Pekerjaan Umum, 1992). Burrough (1986) mcncrangkan bahwa Sistem lnfonnasi Geografis sebagai suatu perangkat alat untuk mengumpulkan, menyimpan, menggali kemba1i, mentransformasi dan menyajikan data spasial dari aspek-aspek permukaan bruni.
Kemudian Aronoff (1989)
mendefinisikan Sistem Informasi Geografis sebagai suatu sistem berdasarkan komputer yang mempunyai kemampmin untuk menangani data yang bereferensi geografi yang mencakup a) pemasukan b) manajemen data (penyimpanan data dan pemanggilan kembali), 'c) manipulasi dan analisis dan d) pengembangall produk dan pencetakan. Howard (1996), menyatakan Sistem Informasi Geografis meliputi kegiatan-kegiatan yang pengelompokmmya terstruktur dengan komputer dan prosedur kerjmlya meliputi masukml, penyimpanml dan manipulasi, presentasi dan pemanggilan data kembali yang berdasarkml dml berkaitan secara spasial. Sistem Illformasi Geografis menangani data spasial dalmn koordinat x, y dml z dan atribut non
\
spasial data tersebut. A.2 Komponen Dtama Sistem Informasi Geografis Menurnt
Barns dan Wiradisastra (1997), komponen utaITIa Sistern Informasi
Geografis dapat dibagi ke dalmn 4 maCaIll yaitu : perangkat keras, perangkat lunak dan organisasi (manajemen) serta pemakai (adakalanya komponen data dibuat terpisah secara tegas). Kombinasi yang benar antara keempat komponen utarna ini akan menentukan kesuksesan suatu proyek pengembangan sistem informasi geografi da1am suatu organisasi. Sedangkan menurut Widjojo (1993), Sistem Informasi Geografis mempunyai lima komponen subsistem yaitu : proses pemasukan data, pengkodean data, manipulasi dan analisis data, pemanggilan data kembali , serta penyajian data.
4
\
A.2.1 Komponen Perangkat Keras Komponen dasar perangkat keras untuk SIG sesuai dengan fungsinya antara lain adalah a) peralatan untuk pemasukan data, misalnya digitizer, penyiarn dan disket, b) peralatan untuk menyimpan dan pengolahan seperti komputer dan perlengkapannya yaitu : monitor, keyboard, unit pusat pengolahan, harddisk, floppy disk, dan c) peralatan untuk meneetak hasil seperti printer dan plotter (Barns dan Wiradisastra 1997). A.2.2 Komponen Perangkat Lunak Komponen perangkat lunak yang tepat dari suatu SIG sebenarnya bersifat relatif, dan sangat ditentukan oleh tujuan dibentuknya SrG tersebut.
Seeara umum harnpir semua
perangkat lunak SIG mernpunyai komponen yang fungsinya seperti di atas (Barus dan Wiradisastra, 1997). Semakin berkembangnya teknologi, sekarang banyak software yang dipakai untuk SIG seperti : Arc/Info, Map Info, Ilwis, Idrisi, Genesis, dan lain-lain. A.2.3 Masukan Data Data pada Sistem Infonnasi Geografis dapat berupa geografis yaitu data spasial dan data non spasial (data atribut). Data spasial berupa titik, garis maupun luasan yang dalam penyimpanannya pada Sistem Infonnasi Geografis berbasis
vektor atau raster. Raster
rnenyimpan data spasial dengan sistem GRID (baris dan kolom) tersusun dalarn sel-sel berbentuk bujur sangkar dengan ukuran tertentu sesuai kebutuhan. Tiap-tiap sel merupakan identifikasi suatu lokasi dan nilai dari fen omena geografis tertentu. Sedangkan data vektor menyimpan data spasial setepat mungkin dalarn posisi, bentuk, ukuran dan kontinuitasnya. Struktur data vektor tersusun dalam sistem koordinat kartesian dengan memisahkan karakteristik dari masing-masing kenampakannya dalarn sistem penarnaan yang berbeda (Departerneu Kehutanan dan Perkebunan, 1999). Data non spasial adalah data yang berfungsi menjelaskan berbagai sifat yang terletak pada data spasial. Ciri atribut ini adakalanya bersifat multidimensi, di mana satu obyek mernpunyai banyak identitas. Misalnya untuk suatu lereng tertentu pada posisi tertentu, maka dapat mernpunyai banyak identitas. Contoh obyek lain dapat berupa suatu komunitas vegetasi pohon (hutan). Atributnya dapat tennasuk komposisi spesies, rata-rata tinggi, penutnpan tajuk dan waktu terakhir ditebang. Data non spasial ini sering diistilahkan dengan data atribut, dimana dalarn fungsinya tidak menunjukkan posisinya tapi penjelasan identitas (Barns dan Wiradisastra, 1997).
5
Sistem masukan data adalah prosedur pemasukan data ke dalam sistem. Dalam input ini data geografis dikodekan dan diubah dalam format digital sehingga dapat disimpan dan dimanipulasi. Berbagai jenis data yang diperoleh sebagai masukan SIG antara lain survey lapangan, interpretasi citra, penginderaan jauh, peta, tabel grafik maupun data dalam bentuk digital (Burrough, 1986). Metode pemasukan data dalam Sistem lnfonnasi Geografis tergantung pada sumbersumber data, yang dapat dibagi menjadi beberapa metode antara lain: (1) dengan digitasi manual atau semi manual, (2) dengan keyboard (prosedur koordinat geometri), (3) dengan digitasi fotogrametrik, (4) dengan scanner, (5) dengan digitasi melalui layar, (6) dengan konversi data digital lain, (7) dengan papan komputer (key entry) dan (8) dengan bantuan sistem sateHt posisi global (OPS-Global Positioning System). Menurut Suharyadi (1991), data grafis dapat diolah dengan komputer jika terlebih dahulu dikonversi ke dalam bentuk digital. Proses pengkodean data grafis ke dalam bentuk data digital disebut pengkodean (Encoding). Proses konversi data gratis ke dalain bentuk data digital dibagi menjadi dua, yaitu : a) Cara manual digitasi, yaitu menelusuri balas suatu poligon yang biasanya diwujudkan dalam bentukvektor. b) Raster scanning (penyiaman raster), menghasilkan file dalam bentuk raster (pixel). A.2.4 Manajemcn, Penyimpanan dan Pemanggilan Data Komponen manajemen data dalam Sistem Informasi Oeografis termasuk fungsi untuk menyimpan data dan menggali data. Penyimpanan data ini juga mencakup beberapa teknik memperbaiki dan memperbaharui data spasial dan atribut. Fungsi-fungsi yang urnurn terdapat di sini adnlah pemasllkan, perbaikan, penghilangan dan pemanggilan kembali data ( Baros dan Wiradisastra, 1997) Langkah-langkah penting dalam sllbsistem penyimpanan adalah pembagian data ke dalam unit-unit kerja, teknik kontrol
untuk pengolahan unit ketja, pemberian kode data
diskriptif yang berkaitan dengan masukan grafik, pengujian dan koreksi, pengecilan data di mana data terkode dapat disederhanakan dan dimampatkan, pengembangan arsip data komputer, arsip organisasi, metode adres dan akses, dan kaitan data grafik dengan data atribut. Di dalam subsistem ini, dua fungsi pentingnya bempa penamaan (labelling) dan
\
penyambungan tepi (edge matching). Penamaan menerangkan atribut (misalnya : isi) dari
6
\
poligon dan sifat-sifat garis dan titik, dan sebutan unhlk pengembangan dan pengujian legenda peta yang sesuai terhadap pengolahan data. Hal ini membantu untuk menjamin bahwa namanama secara topologi berkaitan dengan grafik secara keseluruhan. Penamaan data masukan dilakukan pada saat yang tepat sewaktu proses pemasukan data. A.2.5 Manipulasi dan Analisis Data Menurut Barus dan Wiradisash·a (1997), fungsi manipulasi dan analisis merupakan eiri utama sistem pemetaan grafis yang menentukan infonnasi yang dapat dibangkitkan dari S10.
Daftar kemampuan yang dibutuhkan sebaiknya didefinisikan sebagai bagian dari
keperluan sistem. Hal yang sering tidak diantipasi adalah pemahaman bahwa S]O tidak hanya akan mengotomatisasikan aktivitas tertentu, tetapijuga akan merubah eara kerja organisasi. Howard (1996), menyatakan subsistem analisis dan pemanggilan kembali meJiputi perolehan data dari penyimpanan komputer dan menyajikan operasi analisis penting untuk memenuhi tujuan pengoperasian. Hal ini meliputi pemanggilan kembali data, pengukuran luas, penghitungan jarak linear, perujukan data titik, tumpangsusun serangkaian data pada yang lain, perbandingan beberapa rangkaian data dan analisis statistik data spasial. A.2.6 Keluaran Sistem Informasi Geografis Subsistem keluaran infonnasi, setelah analisis data, membeIikan tayangan grafts dalam bentuk peta dari seluruh data (atau sebagian data), dan memberikan hasil tumpangsusun serangkaian data, tennasuk koreksi data dan daftar tabel pengukuran, analisis perbandingan atau analisis statistik. Keluaran Sistem Infonnasi Oeografis secara bertahap diarahkan pada fungsi statistik dan pemetaan tennasuk di dalamnya pemilihan algoritma secara tepat terhadap struktur data. Selama keluaran dan tayangan, diperlukan fasilitas-fasilitas edit dan pembuatan simbol.
Fungsi tayangan S]O sama alau seperti halnya yang digunakan selama proses
masukan data dan pengelolaan data dasar untuk titik, garis, dan bidang poligon. Berbagai macam simbol diperlukan unhuk titik, garis, huruf, dan bidang poligon (Howard, 1996). Karena peta selalu merupakan alat penting dalam kegiatan kehutanan, perlu diperhatikan bahwa keluaran grafts sebuah sistem infonnasi geografis cenderung memiliki manfaat penting uutuk pengelolaan hulan. A.3 Perangkat Lunak Arc-Info dan Arc-View Menurut Dewanti dan Dimyati (1998), ArcfInfo merupakan piranti lunak yang disuplai oleh ESRl (Enviromental System Research Institute) California yang didesain untuk dioperasikan pada komputer mini 32 bit. Sistem ini menyajikan banyak fungsi dari Sistem
7
\
Infonnasi Geografis, dan khususnya pada model data relasional serta !opologi untuk tujuan entry, analisis, dan manajemen data serta komunikatif dengan pemakai.
Arcflnfo adalah suatu Sistem Infonnasi Geografis berbasis vektor. Sebagai Sistem Infonnasi Geografis Arcflnfo dapat menampung data mengenai obyek-obyek spasial beserta atributnya (keruangannya) dalam pangkalan
data sebagai abstraksi dari obyek-obyek
geografis, serta memanipulasinya sesuai sudut pandang dan kepentingan pemakai. Arcflnfo berisi sejumlah subsistem atau program yang masing-masing mempunyai sekumpulan perintah dan fungsi logika sendiri-sendiri.
Arc menangani di mana feature
berada, sedangkan Info menangani diskripsi feature dan bagaimana setiap feature tersebut dihubungkan satu dengan yang lainnya. Arc merupakan program utama di Iingkungan Arcfinfo dan berisi perintah yang merupakan langkah awal dari subsistem lainnya dan juga mempunyai kemampuan yang ekstensif untuk mengkonversi data dari dan keluar Arcfinfo. Sedangkan ArcfView merupakan software yang dapat mengerjakan dan'menganalisis suatu infonnasi geografis dengan penarnpilan yang lebih kreatif dan menarik serta pengorganisasian yang lebih mudah. Bahkan mampu menganalisis suatu peta atau infonnasi geografis yang lain dengan lebih cepat dan lebih mudah (ESRI, 1992).
A.4 A plikasi Sistem Informasi Geografis dalam Bidang Kehutanan Menurut Machfudh dalam Sinaga (1998), penerapan Sistem Infonnasi Geografis dalam kegiatan kehutanan khususnya pemanfaatan lahan adalah seperti pengelompokan lallan baik dari segi pengkelasan secara ekologis, pengkelasan berdasarkan fimgsi, pembagian hutan berdasarkan keperJuan pengusahaan hutan, perhitungan ekonomi pembangunan jalan hutan dan lain-lain. Menurut Sutisna (1996), dalam bidang kehutanan Sistem Infonnasi Geografis marnpu memberikan kontribusi pada perencanaan hutan (perhitungan areal efektif, penataan areal kerja, analisa kemampuan dan kesesuaian lahan), pembukaan wilayah hutan, dan perlindungan hutan. Pembaharuan peta dan pengukuran areal keIja hutan dapat dilaksanakan relatif cepat dengan bantuan teknologi SIG dibanding dengan cara pemetaan tradisional. Percepatan pemetaan dan pembaharuannya secara periodik diperlukan untuk tindakan preventif dan antisipasi terhadap kecendenmgan perubahan hutan menjadi kategori non hutan (defores/asf)
8
\
dan degradasi hutan, yakni dengan membandingkan (overlay) multimedia spasial yang ada (Ditjen INTAG, 1993). B. Penatagunaan Lahan dan Kelas Hutan
Menurut FAO dalam Simon (1987) bahwa luasan lahan dibagi menjadi tiga yaitu: areal hutan, areal non hutan dan areal berhutan lainnya. Kemudian areal hutan dibagi lagi menjadi hutan alam dan hutan buatan. Hutau alam dan hutan buatan dapat diklasiflkasi lagi menjadi kelas hutan berdasarkan jenis tanaman. Areal non hutan dibagi menjadi lahan pertanian dan lahan Iaill1lya sepelti tanall tandus, lahan kosong dan padang rumput alamiah, rawa dan daerah lainnya. Sedangkan areal berhutan lainnya terdiri dati savana, lahan hutan terbuka, padang rumput, hutan kerdil dan semak. Kelas hutan adalah himpunan dari lahan-Iahan hutan di dalam pengusallaan hutan yang karena kesamaan sifat-sifatnya ditetapkan untuk maeam penggunaan yang sama, seperti : lahan hutan untuk produksi, lahan hutan untuk perlindungan, lapangan dengan tujuan istimewa dan lain-lain. (Departemen Kehutanan, 1997). Berdasarkan fungsinya hutan dibagi menjadi 3 yaitu: hutan lindung, hutan produksi, hutan konservasi. Hutan lindung yaitu kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok sebagai perlindungan sistem penyangga kehidupan untuk mengatur tata air, meneegah banjir, mengendalikan erosi, dan memelihara kesuburan tanah. Hutan produksi ialall kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok memproduksi hasil hutan. Hutan konservasi ialall kawasan hutan dengan ciri khas tertentu, yang mempunyai fllngsi pokok pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta ekosistenmya.
Hlltan
konservasi dibagi lagi menjadi tiga kawasan yaitu kawasan hutan suaka alam, kawasan hutan pelestarian alam, dan taman bum. Kawasan hutan suaka alam adalah hlltan dengan eiti khas tertentu yang mempunyai fungsi pokok sebagai kawasan pengawetan keanekaragaman tumbllhan dan satwa selta ekosistemnya, yang juga belfungsi sebagai wilayall sistem penyangga kehidupan. Kawasan hutan pelestalian alam adalah hutan dengan eiti khas tertentu yang mempunyai fungsi pokok perlindungan sistem penyangga kehidupan pengawetan keanekaragaman jenis tunlbuhan dan satwa, serta pemanfaatan seeara lestati sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya. Taman buru adalah kawasan hutan yang ditetapkan sebagai tempat wisata berburu (Undang - Undang No 41 tahun 1999). Kemudian untuk hutan produksi akan dibagi lagi menjadi kelas-kelas hntan yang didasarkan atas parameter umur. Umur satu tallun (Kelas Umur I!KU-l), umur dua tahun (Kelas Umur 2!KU-Il) dan setemsnya sesuai dengan daur tegakan tanaman pokok yang ada di areal hutan produksi tersebut.
9
\
C. Pemetaan Kelas Hutan
Menurut Departemen Kehutanan dan Perkebunan (1999), peta adalah gambaran dari petIDukaan bumi pada suatu bidang datar yang dibuat secara kartografis menurut proyeksi tertentu dengan menyajikan unsur-unsur alam dan buatan serta informasi yang diinginkan. Sedangkan mennrut Barns dan Wiradisasatra (1997), peta merupakan penyajian secara grafis dari kumpulan data maupun informasi sesuai lokasinya secara dna dimensi. Lebih lanjut dikatakan bahwa peta adalah bentuk sajian infonnasi spasial mengenai permukaan bumi untuk dapat dipergunakan dalam pengambilan kepntusan. Pemetaan adalah penyajian infonnasi yang terdapat di muka bumi dalam bentnk peta secara keruangan (Howard, 1996) dan menurut Barns dan Wiradisastra· (1997), pemetaan adalah penampilan infonnasi secara keruangan (spasial). Lebih lanjut Departemen Kehutanan dan Perkebnnan (1999), mendefinisikan pemetaan, yaitu suatu proses penggambaran infonnasi yang ada di pennukaan bumi mulai dari pengambilan data secara terestris maupun penginderaan jauh, pengolahan data dengan metode dan acuan tertentu serta penyajiian data berupa peta secara manual maupun digital. Sebuah peta hutan berisi tentang distribusi jenis tegakan yang berbeda, yang memiliki arah dalam pengelolaan dan berisi informasi tentang komposisi spesies pohon, kelas umur atau kelas ketinggian, liputan tajuk dan lain-lain (Howard, 1996).
\ III.
BAHAN DAN METODE
A. Tempat dan Waktu Kegiatan Magang Kegiatan magang ini dilaksanakan di HTI PT. Musi Hutan Persada Sumatera Selatan tepatuya di areal hutan produksi Supporting Unit I Subanjeriji. Waktu kegiatan dimulai dari bulan Maret 1999 sampai dengan bulan Juli 1999. B. Bahan dan Alat Bahan yang diperlukan adalah berupa data lapangan berupa data titik ikatltitik kontrol, peta-peta yang meliputi peta areal kerja poligon olahan unit 2 (Merbau) & 3 (Gemayrang) skala 1 : 10.000 tahun 1998, peta vegetasi HTI PT. Musi Hutan Persada (PT. Aerovisi) skala I : 250.000 tahun 1997, peta sungai PT. Musi Hutan Persada skala 1 : 250.000 tahun 1997, peta tata guna hutan Propinsi Sumatera Selatan skala 1 : 500.000 tahun 1996 (Departemen Kehutanan), peta penggunaan lahan saat ini dan status hutan lembar 1012 skala 1 : 250.000 tahun 1988 (Bakosurtanal) dan peta konstruksi jalan PT. Musi Hutan Persada tahun 1999. Sedangkan alat yang digunakan adalah GPS (Global Positioningt ), meja digitizer Caicomp 9600 dan seperangkat alat komputer beserta software yaitu Arc-Info versi 3.52 dan
Arc-View versi 3.1 serta Map Info untuk pengolahan data. C. Metodel Tahapan Kegiatan Secara garis besar ada dua tahapan dalam kegiatan magang ini yaitu : pembuatan pangkalan data SIG dan pembuatan peta kelas hutan di areal hutan produksi. C.l Pembuatan Pangkalan Data Sistem Informasi Geografis C.l.l Membangun Database Langkah-Iangkah yang dilakukan untuk membangun database adalah mendeterminasi apa isi database.
Disain data base terdiri dari tiga tahap yaitu : mengidentifikasi feature
geografi, atribut dan layer yang diperlukan, mengorganisasi layer data, menentukan parameter penyimpanan dari setiap data atribut, dan memastikan registrasi koordinat. Dalam pembuatan peta ini layer yang digunakan terdiri dari layer vegetasi areal hutan produksi unit 2 (Merbau) dan unit 3 (Gemawang) yang disimpan dengan nama VEGT23, kemudian layer konstruksi jalan yang disimpan dengan nama JLNSUI, dan layer batas unit yang disimpan dengan nama BTSUNIT. Untuk data atribut yang diperlukan yaitu kelas umur
\
11
untuk setiap poligon dalam layer vegetasi, jenis tanaman, tahnn tanam dan tahnn tebang yang disirnpan dengan nama KLSHUT.DAT.
Data atribut nntuk konstruksi jalan disimpan
dengan nama JALAN.DAT yang terdiri dari nomor registrasi jalan. Sedangkan data atribut untuk poligon batas unit yaitu disimpan dengan nama BATAS.DAT.
C.1.2 Pembuatan Data Peta C.1.2.1 Pemasukan Data Data yang dimasukkan terdiri dari data spasial dan data non spasialldata atribut.
C.1.2.1.l Data Spasia\ C.1.2.1.1.1 Digitasi . Setelah data dikumpulkan, maka tahap selanjutnya yaitu memasukkan data ke dalam komputer lewat meja digitizer (digitizing). Dalam software Arc-Info fasilitas yang digunakan untuk proses digitasi yaitu ADS (Arc Digitizing System). Peta Vegetasi unit 2 dan 3 HTI PT. Musi Hutan Persada, peta rekontruksi jalan dan coverage batas unit masing-masing didigitasi. Untuk peta lokasi kegiatan magang digitasi dilakukan dengan software Map Info. Seb~lum
melakukan digitasi tahap yang juga penting yaitu menentukan titik kontrol di
lembaran peta yang akan didigitasi. Untuk software Arc/Info menggunakan minimal 4 titik kontrol. Dalam pembuatan peta kelas hutan di areal hutan produksi ini titik ikat yang digunakan dapat dilihat pada tabel I, 2 dan 3 di bawah ini. Pengambilan koordinat titik kontrol di lapangan menggnnakan alat GPS (Global Positioning System). Tabe! I. Daftar Titik Kontrol yang Digunakan untuk Coverage Jalan dan Batas UnitIBlok No Titik Kontrol Koordinat Titik Kontrol Latitude (oLS) Longitude (oBT) -3.7074 103.9720 1 103.9869 2 -3.7462 103.9104 -3.7041 3 -3.7477 103.9946 4
. Tabe12. Daftar Titik Kontrol yang Digunakan untuk Coverage Vegetasi No Titik Kontrol I
2 3 4
Koordinat Titik Kontrol Longitude (oBT) Latitude7'LS) -3.750 103.875 -3.750 104.000 103.875 -3.625 -3.625 104.000
12
Tabel 3. Daftar Titik Kontrol yang Digunakan untuk Peta Lokasi Magang No Titik Kontrol
Koordinat Titik Kontrol Latitude COLS) Lom:itude (oBT) -3.500 104.000 -3.625 104.000 -3.750 104.000 -3.750 103.875
1 2 3 4
\ \
C.1.2.1.1.2 Mendayagunakan Data Spasial
Setelah proses digitasi tahap selanjutnya yaitu memastikan bahwa hasil digitasi sudah benar
atau belum. Tahapan
yang harns
dilakukan yaitu:
membangun topologi,
mengidentiflkasi kesalahan, mengoreksi kesalahan dan membangun kembali topologi. C.1.2.1.1.2.1 Membangun Topologi
Pembangunan topologi berguna untuk membuat tabel atribut feature standar dan mengidentiflkasi kesalahan pada data hasil digitasi serta memudahkan dalarn proses editing selanjutnya.
Beberapa kesalahan yang teridentiflkasi adalah arc yang tidak berhubungan
dengan arc yang lainnya, poligon yang tidak tertutup, poligon yang tidak mempunyai label atau mempunyai dua label, dan user-JD yang tidak unik. . Dalarn Arf-lnfo fasilitas untuk membangun topologi dengan menggunakan perintah BUILD dan CLEAN. C.1.2.1.1.2.2 Mengidentifikasi kesalahan
Terdapat beberapa kesalahan yang harns diperbaiki yaitu : node error (pseudo node dan dangling node), dan label/error. Node semu (pseudo node) digarnbarkan dengan tanda wajik (.), teljadi dimana garis tunggal yang dihubungkan dengan garis itu sendiri (poligon pulau) atau dimana hanya dua arc yang berpotongan. Dangling node disajikan dalarn bentuk segiempat (0), menyatakan node yang tidak terhubungkan dari arc dangling. Label error dapat berupa poligon yang mempunyai dua atau lebih label dan poligon yang tidak mempunyai label. Dengan perintah NODEERROR dan LABELERROR maka secara otomatis kesa\ahan akan teridentiflkasi. C.1.2.1.1.2.3 Memperbaiki Kesalahan
Tahap ini merupakan tahap penting dalarn pembangunan database, karena jika kesalahan tidak diperbaiki dengan benar, maka perhitungan luas, analisis data peta berikutnya tidak valid. Dibawah ini daftar kasa\ahan dan bagaimana cara memperbaikinya.
\.
13
Tabel 4. Daftar Kesalahan dan Cara Memperbaikinya No. l.
Kesalahan Kekurangan arc
2.
Kekurangan titik label Lebib dari satu label pada poligon
Cara memperbaiki Menambahkannya
Menandai posisi dan memberi label MengidentifIkasi salah satu titik label yang dihapus 4. Gap diantara dua arc atau poligon Menunjukkan arc mana yang diperpanjang yang tidak tertutup atau node mana Lang dipindah 5. Overshoot Menunjukkan arc apakah dibapus atau tidak 6. Nilai User-ID salah Menandai nilai yang benar Sumber: Departemen PekerJaan Umum (1992).
3.
Untuk memperbaiki kesalahan ini dalam Arc/Info dapat dilakukan di dalam menu ARCEDIT.
C.1.2.1.1.2.4 Membangun Kembali Topologi Setelah proses editing dilakukan, maka topologi coverage yang bersangkutan berubah, maka perIu dibangun kembali untuk menyusun kembali hubungan spasial. Setelah itu perIu dicek kembali kesalahan masih ada atau tidak. Di bawah ini diagram yang menyajikan proses keseluruhan dari mendayagunakan data spasial Memballgun Topologi
I
-·.1
I
IdentifIkasi Kesalahan 1
, no
Kesalahan yang perlu diperbaiki
I
~
yes ~ Melaksanakan edit
I
Membangun kembali Topologi
t
I
Menambah data Atribut
Gambar. 1 Diagram Proses Pendayagullaan Data Spasial
I 1...-.-...--
14
C.1.2.1.1.3 Transformasi dan Proyeksi Peta Tahapan ini bertujuan untuk mengakhiri pembangunan database dan untuk menjadikan fungsionalitasnya. Dalam tahapan ini akan dilakukan registrasi dan proyeksi dari koordinat meja digitasi menjadi koordinat bumi riil. Sistem proyeksi yang dipakai dalam
\. \
pembuatan peta ini adalah sistem proyeksi UTM (Universal Transverse mercator). Perintah yang digunakan adalah TRANSFORM dan PROJECT.
Perintah Transform digunakan
untuk registrasi koordinat yaitu merubah koordinat meja digitizer menjadi koordinat bumi. Sedangkan perintall project adalah untuk memproyeksikan koordinat geografis ke dalam sistem koordinat UTM. C.1.2.1.2 Data Non SpasiaIJAtribut Data atribut perlu ditambahkan ke dalam poligon-poligon, sebelnm analisis spasial dilakukan. Atribut ini meliputi jenis penggunaan lahan yang ada, jenis tanaman, tahun tanam, kelas umUf , dan tahun tebang untuk tegakan yang ada di dalam poligon. Untuk memasukkan data atribut ada tiga langkah yaitu : membuat file yang menangani data, menambah nilai atribut ke file data dan menggabungkan file data ke tabel atribut feature geografi. Selanjutnya untuk menggabungkan file data ke tabel atribut feature geografi menggunakan perintah JOINITEM. Tabel 5. Data Atribut Poligon Vegetasi yang Digunakan vegt23utmjd 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 15 16
Kodeclass
J enis Tanaman
KU-l KU-ll KU-IIl KU-IV KU-V KU-VI KU-VII KU-VIII KU-IX TJKL/SENGON HUTANKARET REBOISASI LEBUNG HUTANALAM SEMAK BELUKAR
Acacia manf(ium Acacia manf(ium Acacia manf!ium Acacia manf(ium Acacia manf!ium Acacia manf!ium Acacia manf!ium Acacia manf!ium Acacia manR'ium P. [alcataria H evea brasiliensis Acacia auriculiformis Tidak ada Campuran Alana-alang
Tahun Tanam 199811999 1997/1998 1996/1997 199511996 199411995 199311994 199211993 199111992 1990/1991 0 0 0 0 0 0
Tahun Tebang 2007 2006 2005 2004 2003 2002 2001 2000 1999 0 0 0 0 0 0
\
15
\ Tabe1 6 Data Atribut Batas UnitIB!ok yaug Digunakan Btsunt id Nama B!ok 301 Bandinganyar 302 Subanieriii 303 Toman 2 304 Toman 3 305 Toman 1 201 Merbau 1 202 Merbau 2 203 Merbau 3 Tabe! 7 Data Atribut Konstruksi J alan yang Digunakan jlnutrn id No. registrasiialan 1000 1000 1100 1100 1101 1101 1102 1102 1103 1103 1200 1200 1201 1201 2000 2000 2100 2100 2200 2200 2300 2300 2301 2301 2400 2400 2500 2500 2600 2600 2601 2601 2602 2602 2603 2603 3000 3000 3100 3100 3101 3101 3102 3102 3103 3103 3104 3104 3200 3200 3201 3201 3300 3300 3400 3400 3500 3500 3600 3600 3700 3700 4000 4000
\
16
Tabel 7. (Laniutan) Data Atribut Konstruksi J alan yang Dignnakan Jlnutm id No. registrasi jalan 4100 4100 4200 4200 4300 4300 4301 4301 4336 4336 4338 4338 4339 4339 C.2 Pembuatan Peta Kelas Hutan di Areal Hutan Produksi HTI PT. Musi Hutan Persada .Setelah data spasial dan data atribut dimasukkan, untuk membuat peta kelas hutan di areal hutan produksi ada dua tahapan lagi yaitu : analisis spasial dan statistik serta pembuatan produk. Tahapan kegiatan pembuatan peta kelas hutan di areal hutan produksi selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 3. C.2.1 Analisis Spasial dan Analisis Statistik Dalam pembuatan peta kelas hutan ini analisis spasial yang digunakan yaitu operasi overlay (tumpang tindih) yaitu operasi untuk menggabungkan dua atau lebih feature geografi beserta data atributnya.
Peta vegetasi, peta rekontruksi jalall dan coverage batas unit
ditumpangtindihkan melljadi peta vegkls.
Operasi yang digunakan yaitu dengan perintah
IDENTITY. Sedangkan analisis statistik yang digunakan adalah llntuk menghitung luas dari area poligon yang sudah diketahui. *CALCULATE LUAS = AREA /10000 (ba) C.2.2 Pembuatan Produk Untuk membuat prodllk dari SrG yang berupa peta dengan menggunakan software ArcNiew.
Dengan ArcNiew tampilan akan lebih menarik dan lebih mudah, karena. di
ArcNiew tersedia menu untuk membllat peta seperti pembuatan legenda, pewarnaan dan operasi tabuler untuk menaugani data atribllt.
\
17
Digitasi Coverage
•
Pela
Coverage Oalum Unit Digitizer
~ Pcmbentukan Topologi (Clean dan
Build
t
I~
~
~
I
I
YI
Tic Coverage
~
t I
Ada Kcsalahan
I
"
Coverage lITM (Meter)
Mcmbcntuk Tic coverage
Pcriksa Kcsa!aluin
·1
•
Menetuknn Koordinat Geografis Tic pada Lembor
I I
I
... Periksa Kesn\ahao ~
I
I
Ada Kesalahan ~o
Mcngubah Koordinat Tic Digitizer Mcnjadi Koordinat Geograus
I Yes
Yes~
I
Editing
t
I
I Pcmbentukan Kembali Tapolegi \....-
~
Tic Co....erage Geografis
1
Coverage Digitizer
Editing
Tic Coverage Geografis dan Transfonn ke koordinat Geografis
.I
Pcmbcntukan Kcmbali TopoJogi
~
Proycksi Koordinnl Geogrnfis ke ~ Sistem Koordinat UTM
I Data Peta Akhir
Gambar 2. Diagram Alir Pembenhlkan Data Peta Akhir
Tambah Atribut
I
\
18
Pemasukan Data
I
Data-dnta Spasial
t 2.
COy. Vcgctasi Co\,. Jalan
1.
Co\,. Batas unit
I.
Data-dala Tabular
...
I
Data Atribut
+-+
AnaliSiiSpasial Overlay (Identity)
Atribut Gabungan (Alribut Co\'. Vcgctasi dan Co\,. Balas Unit)
--~~~~~~~------~ Analisis Statistik
* Menghitung Luas Poligon Tanaman * Calculate Luas = Areal! 0000 ArcNiew (Pembua!an Produk)
~ PETA KELAS RUTAN DI AREAL RUTAN PRODUKSI HTI PT. MHP UNIT 2 &3
Gambar 3. Diagram Alir Pembuatan Peta Kelas Hutan di Areal Rutan Produksi
\ IY.·,KE'-\D.-\.-\N
UMU~I
LOKASI KEGIATAN MAGANG
.-\. Letak Arcol HTI PT. \luSI Hutall Pcrsoda tcrlewk pada kclompok hutan Martapura. kclompok hutan Suban.1c1"1jl
dan kclompok hutan Benakat.
Sccara gcogmtis doomh illl
tcrietak antora 10-1" IS - 1(1-1':;0 BT dan -I"'S - -1"20 LS untuk kclompok hlltan Martapura. I II~ '50 - 10-1"15 BT dan .o"~O - -1"00 LS
untuk daerah Subanjeriji dan kclompok hutan
Benabt pacla 111,"10 - 10-1' 1111 I3T.dall ,"Oil -,'-10 LS, SL'cara administr::'lsi pcmerint::dw.n. areal HTI lnl tennasuk dabm Kabupatcn Lahat. Kabupatcl1 i\\usi Ra\\"::ls. Kabupatcil Ogan KOlllcring LIlt!. clan Kabupatcn ivluara Eni1ll. Propmsi SUl11atera Selatan. acllllill!SH~lSl
Scciangkan $L'cara
kchutan::lI1.
~HL'al
HTI
ill1
h.:nn<1suk \\ ilayah l,csatu;;111
PcmongkuollHl1l0n (kPH)ICab'lIlg DIIlOS I,chutonan (CDk) Lahat. CDK ;\, Ius! Ra\\ as. CD 1'- Ogan KOllll.'ring Lilli. cbn CD K i\luGra Enim.
~Jusi
lIir. CDK
DilK1S Kchut
Prapms]
Sdatlll.
SUIl1::1tcr::1
B. Status dan Luas .-\real .-\renl HTI PT, i\\usi Huran Pl.'rsada yang dicndangkan sL'stlai dengall arahan lokasl bcrdasarkan 51( i\1cnhut No. h16ikpts-llftll propinsi .~1I11
Slll11~tt.:r~ Selat~ll
No.
tangg~1
IX Juni It)L)2 lbn
5l)~.X3127t)X/I t~ngg~1
rt.:kol11cnd~si
gubcrnur
17 ivlci It}t) 1 mdiputi iuas kur:lllg kbih
(1(1(1 hd:tar '''ng terlet"k IXlda kclompok hlltan l3en"kat. Subanjcriii. i\1"rt"pura. dan i\iusi
l3all~ U;\SIIl.
Bcrtbsarkal1 hasil pcngukural1 plani11lctrls pacla pl.::ta arahan 1l1cntt.:r1 kdll1tan:lll.
areal I-ITI "lllg llic"c\allgbn scilla' .':.-1-:' ! lit) ha
PT.
C1-1-,(I-I.':. hcktar SU1ll~1~I..'r~1
~ lusi
~
-1-17,1'111 h" (I3ru[O) - IO-1.()()() ha (1,1-1 l3al1\'uasin)
Hlitan PI..'lSJCl;:J. 111cncbpat
berd~s~rkall
~o
t::l111bahal1
~real
HTI sduas
rckolllcnclasl dan ka!l\\ il Dc:partc1l1t.:n Kdlutanan Propinsi
Scbt:ln :.In. 16hXiK\\"L-h 1"7"l)-J.
SU11lah.'ra Scbran
pcnc~dallgall
~
522!()02:'7'!l)l)5
tallgg~ll
tallgg~ll
;.(\ JlIli 1l)l)-1- dan rcko1llcndasi Gub.::rnur
If) Jllni ll)l». schingga
lu~s
lllcnjadi -1-07.22-1-
ho (,-1, 19(1 ha - C,-1.03-1 h,,) Berdas~rkan p~t~l
tara guna hutan t;:tiltl1l I t)l)C1.
;)r~al
hutal1 unit 1 & 3 ke\ompok hutan
Sub'lIljerijl HTI PT. i\IHP terdlfl dai·j hut"n produksi Ictap (lellg"n luas dan hutan ))t\)tillksl pad" Gambe'" -1,
krb~lt;)S ckl1g~l1llttas ~2U7i,5
-1-1S~7,13
h"
(5~.16'\o)
ha (-1-1.X-1-nnL Sc\cngk;)pny;) dalKlt dilihat
+
+
+---,
! + + BlOkTO~V r-! ",
.--/'
( +
+
~IOOOO
BlokTomtmI
+
+
+
+ Peta Lokasi . IAI 'J.!'OO,()oo
Blok Merbau II
+
+
)10000
PETATATAGUNAHUTANUNIT2 &3 KELOMPOKHUTANSUBANJERI~ HTIPT. MlIP
+ N
Sl.Il1Ib-x Polta' L p(ta Tala GUlla Hu1.J.Il f'roPIlt<; St1lI\alem &hw\U Skala! ~OO ()OO Tal",,, 1996 1, J'cla Arooll K,cIja Kclompok Hutan Subanjcll]i
HTI PT. MHP Sklda I lOO.OOOTahnn 1997 3. Pel:! RckOlllllrubl JoIanSUI BTl PT MHP Skala I 10,000 Tabun 1999 Okh: SulrinnanlMahmi.wa MN!! Fahutan IPS
5000
o
LEGENDA
Jalan Hutan 5000 Meters
Batas UnilfBlok
Status Rutan Rutan Produksi Tel Hutan Produksi Tel
C. Topog.rnti .-\rl2~l\
HTI
(kL'kr('ng~1!1 (l ~:\ ll'll)
!.; - ''::'
\
<1
SCb::1g1:1n bnd~11 S('lll~lS ~l)(1,~(l5 ha {71_~-IYll} d::ll1 5lSall~a d~ltar
lilt
sclllas
l)~_()5U
(':~._~-lYn)
ha
0 ) :'I...'lu~\:, .: 1,H,(l kl (.:'.,-:'':''0)
Cllr~llll
Sen;} 5('bagl;:)tl kccil agak
(kckrcllgan
]'I..'til1gg1;]n areal 1111 dari pcrl11ukaan laut sckitar \()-
-J.Ut I 111
D. Tallah BL'llbs~lrkl11 h~151l pl..'llgk;l.!I~1!l 1~lp~lllg~11L .11...'1115 i:lll~lh ell ::11\_';111111
p:lli:l PI..'t:\ 1:11lah SlllnsL'l (Sklb
:lcbb.h
11l5q)t15l1\.
l hls-ol dan
.':'5o(lOO) dan sun;]1
1
Ent15l11
1-:. '"egetasi Fkrdas:Hkal1 cnra lallc!s:ll 5dll:l~
hutan tan;]l11all IIldu5tn
15~
t~hull
1t)l)-I
\
cgdJ.51
dacrah 1m -J.07.224 hcktar tcrdiri d:nl
7(){) Ih:kt:tr (:'7.7-lIl11L hutan ab.m scluas (,h.l)7X lh:kt:n
(lh.-15",,). :lbllg-al::1ng dan b('lukar 75 l)15 hckt:lr (IX.h..J.!!oL
d~lll ka\\aS~ln
ih.:Lt,\!' (':7.17" .. ) ::lllg lL'n..hn cbJ'l Ll'hlill klro.:l Ik')l(.Il1dllk. p...:ladangan. lra!1~IIlJgr;b!' ~HL'~ll tan;Ullall rl'bol:';l~!. ar,.:~ll hUl~l!l
Bl'rda5arkan Llhu!1
IllXS :HL\ll
~,-'lu;l:" 4;~lll
~lll:
(I()
11:1
pda pL'llgg11n;l~l11
lInH ~
lah;ln
I)T I nllll l;1I1 1 \'.
S;lat In)
cLln status
1:1111
SL'll1~lS
pL'!1lllk)ll1~lIl
~lIng:l! dan hllt~lll
1 10
dan
h.~
I
~ll\';11
lam-lam.
Il'mba!' It)I': (Llll;ll)
& .~ k,:ll)1ll1)tlk hUl;m Sub;l1l.l . .TJ,l1 HTI PT \IHI) !L'rdin lbri bL'luk:ll
kl ((lh~"
U,57°"l.
d~l1~H;lll rL'nd~lh ~L'llIa:::
L:ullpllr:lIl I:llbllg
1.-;QQ7 III
h~l
(IX
dan hL']lIk:H
.-;5"11)
~,-'Illas
cbn :llang-;lbng
Illformasl sL'kngkapll:::1 da]Kl( diliklt pacb Gambar 5
251..J.5
x:
h;l (32 l)7"
dl'llgan !tl:1S
0 )
h..J.27 22 lla
hlll:1l1 ((\.-1"0)
22
+
+
+
+
+
-120000
+
+
-4loo0
+ Pcta Lokasi
. Blok Merbau + ill
+
PETA PENUTUPAN LABAN UNIT 2 & 3 KELOMPOKHUTAN SUBANJERIJI BTl PT. MHP N
Sum~Pcta
+
I. Pet:a PongsUllil:lI\ Lnhnn Santini lim S!
LEGENDA
Penutupan Lahan
Batas VnitlBlok
CJAlang-alang
Jatan Rutan
c=JBelukar dan Ladang c=JHutan Dataran
c=JPcrkebunan Karct
c = J Belukar
C:=JLadang
V. BASIL DAN PEMBABASAN
A. Peta Kelas Butan di Areal Butan Produksi Dari Gambar 4 dapat dijelaskan bahwa untuk areal unit 2 dan 3 HTI PT. Musi Hutan Persada terdapat 4 kelas jenis penggunaan lahan dan 2 kelas penutupan laban.
Kelas
penggunaan lahan yaitu kelas tanaman Acacia mangium, kelas laban reboisasi, kelas areal butan karet, kelas butan alam.
Sedangkan kelas penutupan laban terdiri dari lahan semak
belukar dan lebung. Kelas tanaman Acacia mangium dibagi lagi menjadi 9 kelas yaitu kelas umur satu tahun (KU-l), kelas umur dua tahun (KU-ll), ke1as umur tiga tahun (KU-1I1) dan seterusnya sampai kela;; umur sembi Ian tahun (KU-1X). Pembagian menjadi 9 kelas umur ini berdasarkan dari daurlrotasi tebang yang dipakai di HTI PT. MBP yaitu 9 tabun. Kelas umur satu (KU-I) akan dipanen pada tahun 2007, KU-ll ditebang pada tahun 2006, KU-lIl ditebang pada tahun 2005, KU-IV ditebang pada tabun 2004, KU-V ditebang pada t8hun 2003, KU-Vl ditebang pada tabun 2002, KU-VII ditebang pada tahun 2001, KU-VIlI ditebang pada tahun 2000 dan untuk tahun 1999 akan memanen KU-IX. Kelas lahan reboisasi ini mentpakan areal belms tanaman Acacia mangium
\
pada
waktu tel:iadi kebakaran, yang selanjutnya untuk menghindrui tanab kosong maka diadakan reboisasi.
Tanrunan yang ada di areal ini antara lain Acacia auriculifarmis, Sengon
(Paraserianlhes falcalaria) dan tru18man yrulg cepat tumbuh. Kelas meal hutrul karet adalab lahrul milik perusahaan yang disewakan kepada masyarakat setempat agar dikelola dengrul baik sehingga kehidupannya beltambah baik.
Butan alam bempa butan dimana tanaman
yang ada bennacrun-macam/tegakan campuran. Areal semak belukar adalall la11an bekas kebakaran yang tidak segera ditanami, sehingga dengan waktu yang singkat, maka lahan akan segera ditumbuhi tanaman yang tidak ekonomis yang biasanya berupa alang-alang. Hal ini jika tidak segera diatasi, maka akan merugikan perusahaan karena dari data di atas luasnya cukup besar yaitu 368.11 ha(1.2%). Sedangkan lebung merupakrul suatu fenomena alam yang belujud suatu hamparan lahan yang cekung dan biasanya merupakan lahan basah, sehingga SUSall tumbuhnyajika akrul ditanruni.
37~
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
Peta Lol·msi
+
Blok Merbau m
-----'... 370000
PETA KELAS HUTAN AREAL RUTAN PRODUKSI UNIT 2 & 3 KELOMPOK RUTAN SUBANJERIJI HTI PT. MHP N
Swnl>erPela I PotaV.BC~l Urn12&3 HTI PT, ~IHP Skala 1 150000 Tahun 1997 (!Yr, Aerm'"i) 2 Pota RCj;oru;tJUl..'>Ii Ja!anSUI Sl;ala 1 : 10,00(1 Tallon 1999 (PT, Mil!') 3, P~ta;\l\.'lll o.:ol)a ~1"'I1]1ok HutaII SUroUJCf1Jl
1
BTl PT, MEl' Skma I 100,000 TJ.!mn 1991 -',
~,
-~
'''~-''''''~
" " " "'''''''-'n ,,,,;,
5000
+ a
LEGENDA Jalan Hutan 8atas UnitlBlok
Kelas Hutan Hutan Alam Hutan Karet 5000 Meters
c=J c:::==J c=::J
KU-I
c:=:J KU-II (-----.-J KU-VII c:=:J KU-1I1 c:=:J Lebun, c:=:J KU-IV c:=:J Reba;, L::::J KU-IX c::::J Semal c:=:J KU-V c:=:JTegak c:=:J KU-VI c:=:J KU-VII
+
+
+~---,
+
+
+
+
+
+
+
+
Pcta Lokasi J!ilOOl,
1<.""...\1'
+
[I{ +
370000
PETA RENCANA PRODUKSI UNIT 2 & 3 KELOMPOK RUTAN SUBANJEF HTI PT. MHP N
\hcr Pet:.:
'i Ven!
ta vcgctasi UIU.t2 &. 3 Sknla I ,25,000 n 1997 (pT A.roVltJI)
~"
R.ekomtuksiJru«nSU-] Sknla \'10.000
~
1999{PT.MHP)
Kclja SU-] Skala 1 100.000
... \fHP) ~!~ul!ii"'m MNll Fahutan IPB
5000
+ o
LEGENDA 5000 Meters
Batas UnitiBlok
Jalan Hutan
Tahun Tebang
c=J
CJ CJ
Th.1999
B c::::J
Th. 2000
c::::J
Tidak ada data
Th.2oo1 Th.2002 Th.2oo3 Th.2004
26
Tabel 8. Sebaran Kelas Hutan Unit 3 (Gemawang) I-ITI PT. Musi Hutan Persada KU-1J
KU-Ill
KU-IV
Kc1us !-Iutao KU-V KU-VI
'\ 5 \,
5 56.08
-
I 6,28
-
117.31
-
-
Nama TIlok
KU-I Bundinganyor - L: poligoll - Luns {lm)
-
KU-VIJ
KU-VlIl
KU-IX
-
17 442.47
6.1
4 39.07
IX 587.08
79
2371.46
Subanjcriji
- L poligon - Luns (lw) Toman J - L poligon - Luus (ha)
Toman 2 - L poligon - Luns (ha) Toman 3 - L poligon
-
I
3
34.9 J
-
4
9.13
-
I
(,
5
-
I
I
-
23.1
145.46
133.24
-
26.89
3.64
42 666.21
109 2336.88
I
J
I
-
9
57
74.3
4 78.46
~
60.4
45.7
-
285.03
1665.21
4 111.14
5
-
-
-
2 46.32
93
105
1240.6
2 71.61
22 40 l.lJ I
(,
9 170.34
5 72.59
7
207.54
86.03
179 3221.35
8520.48
-
-
-
,2.16
- Luas (ha)
7 149.08
TOTAL - L poligon
7
12
- Luas (ha)
149.08
262.84
-
85.6
2075.J2
Tabel 8 (Ianjutan). Sebaran Kelas Hutan Unit 3 (Gemawang) HTI PT. Musi Hutuan
\
\
Persada Nama I3lok Tcgukan Scngon
L.RdXlisasi
- L poligon
S
- Luus (ha)
59.61
8 298.68
Kclas Huton J-I.Karet H.Alam
Sernak i3c!ukur
Lcbung
l3andingaoy"nf IS
II
I
1207.12
28.98
I 3.35
290.48
-
Subanjcriji
- L poligon
2J
- Luas (118)
1338.3
-
-
-
-
440.28
Toman I - L poligon - Luas (11U)
X 255.9
2 II IS
-
-
-
8
-
! [7.22
-
-
-
-
5 291.26
2 2.92
-
-
-
4 1i.7
I
I
2X. ()X
3..15
47 1150.94
Toman 2 - L: poJigon - LUllS
Om)
Tomun 3 - L: poligon - Luus (hn)
-
-
IS
TOTAl.
- 2:: poligon - l.wlS (1);1)
36
12
I (sun
1 127')
II 1207 12
310
27
Tabel 9. Sebaran Kelas Hutan Unit 2 (Merbau) HTl PT. Musi Hutan Persada KU-I
KU-II
KU-III
KU-IV
Kc1us Hutan KU-VI KU-V
-
4 149.51
55
3 84.7
14
352
-
29 1141.08
5 101.7
I
-
37.96
-
I
20
-
17
107.93
622.3
-
36 1398.52
104
3009.57
N
156.85
KU-VlI
KU-VIII
KU-IX
14
19
54
50
237.72
855.84
980.89
880.27
30
9
758.48
276.85
54 9<17.15
44 756.69
591.7
14 406.55
-
14 230.81
-
S
32
56
28
122
94
186.4
981.69
1268.23
1132.69
2158.85
1636.96
Merbull 2
- L poligon - Lum; Om) Mcrbau 3 - L poligon - Luas (ha)
TOTAl. - L poligon - Luns (ha)
-
29
825.-+2
Tabel 9 (lanjutan). Sebaran Kelas Hutan Unit 2 (Merbau) HTI PT. Musi Hutan Persada Kclas I-[utan
Nama Blok TCQakan Scn 'on
L.Rcboisasi
Mcrabu ! - L po]igon - Luns Ow) Mcrabu 2
- L poligon - Ltl
Ow)
-
-
lLKurct
H.Alum
Scmak Bdukar
Lebun"
3 156.9\
-
7 961.()2
12 88.40
I
-
I
14.64
-
328.38
21 188.08
3 1819
216.96
Mcrbau :3
- L poligon
I
-
-
-
- Luas Ow.)
3.48
-
-
-
TOTAL - L poligon
I
-
II
44
3.48
-
4
- Luas (ha)
171.55
-
364.76
503.44
II
-
LIS
Sebaran Kelas Hutan di Areal Hutan Produksi Unit 2 & 3 HTI PT. MHP 11200 10400
'OlS7,~~
9000
8800 8000
"
7200
;:s '''0 5600
=,
~
~ ~
..J
-,
4800 4000 3200 2400 1600
:l.411
~a
-
11S2ll3 13-4052
~
r"':'--1
800
0
~ ... ~
~
~
~
~
~
-
lZ1S,72
~~~
-n-n-rr- =n-"" -n~ • " ',." . ~ . ... . ... . . ...~ ~ • " .. '~
~
~
~
~
~
~
275 ;:
~
> ~
5
~
~
~
~
~
;;
;;
~
~
w
~
0
~
~
0
~
~
~
1$
"'
~
I
~
;;
~
,:1
1
m
~
oc
~
I
~
~
0:
165C';m-
137867
I
w
Kelas Hutan
---------
Gambar 6. Sebaran Kelas Hutan di Areal Hutan Produksi Unit 2 & 3 HTI PT. Musi Butan Persada Rencana Produksi Unit 2 & 3 HTI PT_ MHP
::
J-------~
------------------
9000
7000
.
~
8000
----~--------------
I --
II , 4000 I
1000
0
----
--
5lS02
lU1."4l
I
--
-
--
-
- r:3J r.- r-@BTI~ff I--r'1
2000
-,---
-
1
5000
3000
--------
---
I
8000 j
• =,"'
lC151'"
-_.- ---------
--------
F
m,
,.g :'Kelas Umur r
,:--
Kelas Umur 11
200<
=
--
2002
2001
"
I.,.,
Kclas Umur!ll
Kelas Umur IV
-
-
'"' I'I I
Kelas Umur V
Kelas Umur VI
Kolas Urnur VlI
Kolas Umur VI!!
Kolas Umur IX
I
_ _ _ _ _ _ _ _ _ ..1
Gambar 7. Rencana Produksi Unit 2 & 3 HTI PT. Musi Butan Persada
29
Dari grafik penyebaran kelas hutan (Gambar 6) dapat dijelaskan bahwa untuk KU-I mempunyai luas sebesar 149.08 ha, KU-I1 seluas 1661.36 ha, KU-lll seluas 3411.48 ha, KUIV seluas 393.94 ha , KU-V seluas 1152.03 ha , KU-VI seluas 1340.82 ha, KU- VII seluas 1218.72 ha, KU-Vlll seluas 5380.2 ha, dan KU-IX seluas 10157.44 ha. Sedangkan untuk hutan karet, hutan alam, tegakan sengon, semak belukar, lebung, dan reboisasi berturut-turut luasnya adalah : 1378.67 ha, 28.98 ha, 1657.31 ha, 368.11 ha,
1654.38 ha, dan 312.75 ha. Kemudian dari grafIk rencana produksi Unit 2 & 3 HTl PT. Musi Hutan Persada (Gambar 7) dapat diketahui luasnya penebangan untuk tiap-tiap tahun.
Penebangan pada
tahun 1999 mencapai luas 10157.44 ha, 5380.2 ha pada tahun 2000, 1218.72 ha pada tal,un 2001, 1340.82 ha pada tahun 2002, tahun 2003 dengan luas 1152.03 ha, tahun 2004 dengan luas 393.94 ha, tahun 2005 dengan luas 3411.48 ha, tahun 2006 dengan luas 1661.36 ha dan pada tahun 2007 akan menebang areal dengan luas 149.08 ha. Dengan data seperti ini akan memberikan
infonnasi
kepada
manaJer
perencanaan
tebang
untuk
mengambil
keputusan/tindakan dalam rangka perencanaan pemanenan yang benar, misalnya dengan adanya data luasan mengenai rencana penebangan, maka seorang manajer penebangan bisa memperkirakan volumenya setelah diketahui potensinya per ha, kebutuhan alat d211 ·~enaga kerja yang diperlukan untuk memanen, sehingga kegiatan pemanenan akan lebih cepat dan efIsien. Selain itu dengan adanya peta kelas hutan di areal hutan produksi, akan bennanfaat untuk kegiatan perencanaan pemanenan. Kegiatan perencanaan pemanenan tersebut adalah kegiatan inventarisasi hutan dan verifikasi petak tebang. Kegiatan inventarisasi hutan adalah kegiatan untuk rnengumpulkan infonnasi mengenai sumberdaya hutan dalam hal ini potensi kayu dalam satuail luasan tei1:entu (ha). Kegiatan ini dilakukan satu tahun sebelum kegiatan penebangan. Peta kelas hutan akan mewberi manfaat dalam hal lokasi mana sajal tegakan mana saja yang akan dilakul<;an kegiatan inventarisasi untuk tal,un tertentu. Misalnya untuk tal,un 2000, maka unit logging departemen perencanaan pemanenan akan melakukan inventarisasi hutan pada tanaman yang berumur 7 talmn atau kelas umur VII pada kondisi saat ini ( tahun 1999). Kemudian peta kelas hutan juga akan bennanfaat untuk melakukan kegiatan verifikasi petak tebang. Verifikasi petak tebang adalall kegiatan untuk mencari luasan sesungguhnya di lapangan yang akan ditebang. Kegiatan verifikasi ini dilakukan sebelum kegiatan penebangan
30
B. Pemetaan Kelas Hutan Produksi dengan Menggunakan Sistem Informasi Geografis
Sistem Infonnasi Geografis dengan perangkat lunak Arcflnfo sangat membantu dalam penanganan data spasial dan data non spasial. Dimulai dengan proses digitasi peta untuk mengubalJ. data analog menjadi data digital. Untuk Arc/Info digitasi menggunakan menu ADS
(Arc Digitizing System) yang dilakukan dengan metode point dimana koordinat akan dihasilkan jika operator menekan tombol kursor (Departemen Kehutanan dan Perkebunan, 1999).
Ketelitian sangat dibutuhkan dalam mendigitasi peta, semakin teliti maka hasil yang
akan dicapai semakin baik. Dalam proses digitasi ini hal yang tidak kalall penting adalalJ. menentukan koordinat titik kontrol agar dalam proses registrasi ke koordinat bwni dapat sesuai benar. Karena jika registrasi tidak baik, maka nanti jika peta ini akan dioverlaikan dengan peta yang lain dengan titik koordinat yang sarna tidak dapat bersesuaian. SetelalJ. proses digitasi, maka untuk membangun hubungan di antara feature maka harns dilakukan pembangunan topologi. Fungsi pembangunan topologi adalall membuat tabel atribut feature (po ligon, garis dan titik), mengidentifikasi kesalahan, dapat membuat perpotongan arc pada feature garis yang terjadi kesalahan overshoot, arc yang menyusun. setiap poligon diidentifikasi, dan titik label disatukan dengan setiap po ligon. Dalam pembangunan topologi ini ada dua perintah yaitu clean dan build. Perbedaan dua perintah ini adalall untuk build mampu memproses poligon, garis dan titik sedangkan clean hanya mampu memproses poligon dan gans.
Selengkapnya dapat dijelaskan perbedaan antara build dan clean pada
Tabcl 10. Tabel 10. Perbedaan BUILD dengan CLEAN BUILD Kemampuan Prosesing: 1. Poligon ya 2. Garis ya 3. Titik ya Membuat perpotonaan tidak Kecepetan pcmrosesan lebih cepat sumber: Departemen PekerJaau Umum (1992)
CLEAN ya ya tidak ya lebih lamb at
Dengan melihat perbedaan antara build dan clean, maka setelah digitasi selesai pembaugunan topologi dilal"ili:an dengan perintalJ. clean.
Hal ini akan berguna untuk
memudahkan dalam proses editing, karena misalnya jika terjadi kesalahan dalam digitasi (overshoot) maka dengan menggunakan clean secara otomatis akan terbentuk node pada
31
persilangan garis lain halnyajika belum dic1ean. Setelah pembangunan topologi, maka hasil digitasi hams diperiksa dan diperbaiki kesalahannya. Untuk memperbaiki hasil digitasi dapat dilakukan pada menu arcedit. Selain dapat memperbaiki kesalahan, arcedit juga bisa menambah arc, menambah dan merubah label. Dalam melakukan editing harus melihat dengan benar peta mastemya agar hubungan topologi benar. Setelah semua kesalahan diperbaiki dengan benar, topologi akan beruball sehingga perlu dilaln!kan pembangunan kembali topologi, kemudian dicek kembali kesalahan tersebut sampai benar. Tahap selanjutnya setelall semua kesalal\all diperiksa, adalah memasukkan data atribut untuk setiap feature sesuai dengan data dari peta unit dan sUlvey lapangan. Dalarn pembuatan peta kelas hutan di areal hutan produksi ini data atribut yang dimasukkan dapat dilihat pada Tabel 5, 6, dan 7. Setelah semua data atribut dimasukkall, maka untuk merelasikan dengan feature geografisnya dilakukan dengan perintah join item.
Dengan item yang sarna maka
antara data atribut dengan feature geografi dapat tergabung dengan cepat dan benaL Dengan demikian jika sewaktu-waktu akan ditarnballkan infonnasi mengenai kondisi terbam dari tegakan maka dengan cepat dan mudah dapat dilakukan. Dengan fasilitas yang dimiliki Arc/Info, kita bisa menyimpan. data peta dan menganalisis dengan mudah dan cepal. Dalam pembuatan peta ini dengan mudah kita bisa menentukan luas masing-masing poligon dengan operasiftabuler yang ada dalarn Arc/Info. Kemudian kita juga bisa memadukan data atribut jalan dellgan data atribut vegetasi sehingga infonnasi yang diperoleh akan lebih lengkap.
Sedangkarl analisis yang digunakan dalarn
pembuatan peta kelas hutan ini yaitu operasi overlay (Identity), di mana
perintah ini
mempunyai arti mengoverlaykan/menumpangtindihkan titik, garis dan poligon pada poligon dan menyimpan semua feature coverage input.
Perintall ini dimaksudkan untuk mengetahui
poJigon-poJigon mana saja yang teffilasuk ke dalarn wilayall areal mUb'blok. Dengan perintah ini maka data atribut coverage l(coverage vegetasi) dar! data atribut coverage 2 (coverage batas unit/blok) akan bergabung. Untuk pembuatan peta, sistem proyeksi yang paling UlTIUlll dipakai adalah sistem proyeksi UTM (Universal Transverse Mercator).
Proyeksi peta adalah sebuah sistem
penyajian muka bUlTIi pada sebuah bidang datar dan memperhatikan bahwa semua lengkung tidak dapat diproyeksikan pada bidang datar tersebut tanpa terjadi pergeseran-pergeseran (Howard, 1996).
Sistem proyeksi Universal Transverse Mercator adalah sistem koordinat
32
bidang yang didasarkan pada sistem proyeksi mercator. Proyeksi dalam sistem ini adalah secant ke pennukaan bumi yang bertujuan untuk menyeimbangkan variasi skala. Sistem UTM ini permukaan bumi dibagi menjadi 60 zona dengan membagi 6 derajat ke arah longitude. Setiap zona dinomori, kemudian dilakukan pembagian quadrilateral setinggi 8 derajad latitude dan diberi dengan kode huruf. Dengan pembagian berdasarkan huruf dan angka ini maka pennukaan bwni dapat dibagi-bagi berdasarkan pembagian ini, sebagai grid kasar. Lokasi di pennukaan bumi didiskripsikan dengan batasan jarak Utara-Selatan dan Timur-Barat, yang diukur dengan satuan meter dari titik awal zona UTM (Barns dan Wiradisastra, 1997). Beberapa hal penting dati sistem koordinat UTM : I. Cara memproyeksikan dilakukan berdasarkan metode proyeksi Gauss-Kringer (proyeksi kerucut yang disesuaikan ) pada zona yang terletak antara dua garis bujur dengan selisih 6 derajat). 2. Titik pangkal masing-masing zona adalah meridian senlral dan katulistiwa. 3. Perhitungan garis lintang dimulai dari katulistiwa pada melidian sentral dan koordinatnya
dinyatakan dalam meter. 0
4. Nomor masing-masing zona bertambah ke arall Timur, jadi garis bujur 180 sampai dengan 174° Z(;;la· 3arat sebagai nomor satu dan garis-gatis bujur 174
0
sampai dengan 180° zona
Till1ur sebagai nomoI' 60.
S. Lingkup proyeksi yang dapat digunakan hanya sampai dengan garis lintang 80 derajad.
6. Angka titik pangkal arah garis bujur adalah 0 meter untuk belahan bumi Utara dan 10 juta meter untuk belahan bumi Selatan. 7. Angka titik pangkal untuk arah horizontal (angka untuk sumbu memanjang) adalall 500 ribu meter bertamball ke arall Timur dari meridian sentral dan berkurang ke arall Barat (Sosrodarsono, 1983). Untuk daerall lokasi pemetaan kelas.hutan ini, yaitu di daerall Palembang tennasuk:
-----
zona 48 yaitu daerall yang terletak diantara 102° BT sampai 108° BT. Dari gambar peta kelas hutan tersebut nampak nilai-nilai grid dalam satuan meter. Sebagai contall nilai grid yaitu (410000 , 390000) menunjukkan posisi letak suatu tempatltitik.
Nilai tersebut merupakan
nilai posisi koordinat kartesius di muka bumi, dimana bwni dengan sistem proyeksi yang digunakan adalah UTM dianggap bumi adalah berupa jating-jaring gatis perpotongan X dan Y (Sinaga, 1998).
Untuk membuat produk dati Sistem Infonnasi Geografi yang berupa peta, dalam kegiatan magang ini
menggunakan software Arc/View, karena dalam Arc/View terdapat
fasilitas yang memudahkan untuk membuat peta. Beberapa fasilitas yang ada yaitu : fasilitas untuk display, membuat legenda; fasilitas queri, fasilitas zoom, pengecilan dan fasilitas multiple display; fasilitas output, fasilitas pewarnaan, simbol dan huruf untuk legenda (Mastra, 1992). Sehingga dengan fasilitas tersebut akan memudahkan kita membuat produk sesuai dengan pesananlkonsumen, misalnya dalam hal wama, skala, dan modifikasi daIi legenda peta yang menatik. Dalam Sistem Infonnasi Geografis penyusunan database dalam bentuk tabuler adalah merupakaIl hal yang penting, sebab data spasial harus dapat dijelaskan dan digambarkan oleh data yang terdapat pada tabel attibu!. Dati pengolahan data atribut yaIlg dipadukan dengan data spasialnya maka dapat dibangkitkan beberapa infonnasi yang terditi daIi : I. Petimeter Ikeliling untuk setiap poligon 2. Area setiap poligon 3. Ke1as codelklasifikasi kelas hutan 4. .lenis tanaman 5. Tahun tebang 6. Tahun tanam 7. Luas poligon 8. Batas hlok/unit Hasil dari pengolahan data spasial dan data atribut yang terpadu dan dapat diinteraktifkan akan menjadi suatu sistem informasi yang dapat membantu semua orang yang membutuhkan.
VI. KESlMI'ULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1.
Di areal kerja hutan produksi Unit 2 & 3 HTl PT. Musi Hutan Persada terdapat 4 kelas jenis penggunaan lahan serta 2 kelas penutupan lahan. Kelas penggunaan lahan terdi!; dari kelas tanaman Acacia mangiulII, kelas lahan reboisasi, kelas lahan hutan karet, kelas hutan alam. Sedangkan kelas penutupan lahan terdili dari semak belukar dan lebung.
2.
PT. Musi Hutan Persada akan merencanakan kegiatan pemanenanipenebangan untuk unit 2 & 3 sebagai berikut: untuk tahun 1999 seluas 10157.44 ha, talmn 2000 seluas 5380 ha, tahun 2001 seluas 1218.72 ha, tahun 2002 seluas 1340.82 ha, talmn 2003 seluas 1152.03 ha, tahun 2004 seluas 393.94 ha, tallUn 2005 seluas 3411.48 ha, tahun 2006 seluas 1661.36 ha, dan untuk tallUn 2007 akan memanen seluas 149.08 ha.
3.
Orui data tersebut (nomer 2) dapat diambil kesill1pulan bahwa kegiatan pengelolaan hutan tanrunan indusl1i (HTI) di PT. Musi Hutan Persada kurrulg baik.
4.
Sistem Infonnasi Geografis sangat membantu untuk kegiatan pemetaan.
Oengrul
beberapa keuntungan yang ada yaitu : kell1udal,an dalrun ll1elakukari perbaikan drul pell1baharuan, dapat menghasilkan produk peta sesuai dengan pemesanlkonsumen, dapat menyill1pan data dalrun bentuk digital sehingga akrul lebih mudall dan cepat untuk ll1emanggil data kembali dan dapat mengintegrasikan antara data spaisal dan data non spasialldata atTibut.
B. Saran
I.
Perlu penanrunrul tanaman pokok (Acacia mangium) tiap tallUnnya agru' tercapai hUtrul tanrunan yang normal sehingga kelestarian hasil dapat tercapai.
2.
Perlu dilakukan
peneliti'!'.~
tentang kualitas lallan (bonita) dan kualitas tegakan (tabel
tegakan) serta studi kelayakan untuk kelas-ke1as hutan di atas sehingga dapat ditentukrul
,
sistem pengelolaannya. 3.
Perlu diadakan sarana dan prasarrula pengelolarul hUtrul yrulg baik seperti batas petak yang pennanen, sehingga akan memudahkan dalrun kegiatrul pengelolaan hutan tanarnan indusl1"i.
4.
Pemanfaatan Sistem Infonnasi Geografis untuk kegiatrul perencanaan pemanenan agar lebih ditingkatkan, bukan sekedru' SIG sebagai pembuat peta tetapi srunpai SIG sebagai pengall1bil keputusan.
DAFTAR PUST AKA
Arronoff, S. 1989. Geography Information System A Management Perspective. Publication, Ottawa. Canada.
WDL
Barus B. dan U.S. Wiradisastra. 1997. Sistem Informasi Geografis : Sarana Manajemen Sumberdaya. Laboratorium Penginderaan Jauh dan Kartografi Jurusan Tanah Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. Bogor. Burrough, P.A. 1986. Principle of Geography Information System for Land Resource Assessment. Claren don Press. Oxford. Departemen Kehutanan, 1997. Manual Perencanaan Kesatuan Pengusahaan Hutan Produksi. KPHP Buku 11. Jakarta. Departemen Kehutanan dan Perkebunan. 1999. Panduan Kehutanan Indonesia. Jakarta. Departemen Pekerjaan Umum. 1992. Pengenalan Sistem Infonnasi Geografis Dengan Metode PC Arc Info. Kompsax International NS P ADCO Bumaka Ripta Kogas Driyap Konsultan. Jakarta. Dewanti, R. dan Muhammad D. 1998. Remote Sensing dan Sistem Informasi Geografis Untuk Perencanaan. Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta. Jakarta. Ditjen. Inventarisasi dan Tata Guna Hutan. 1993. Aplikasi GIS Bidang Kehutanan Sebagai Bagian dari Sistem Infornlasi Sumberdaya Alam Nasiona!. Makalah Seminar dan Pameran Teknik Pemetaan Digital 1993 di Universitas Palcuan Bogor. Jakarta. ESR!. 1992. ArcView User's Guide. 380 New York Street, Redlands. California. ------. 1992. PC ArcfInfo Starter Kit. 380 New York Street Redlands. California Howard J.A. 1996. Pengideraan Jauh Untuk Sumberdaya Hutan : Teori dan Aplikasi. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Mastra, R. 1992. ARCVIEW Sebagai Jen\kla Untuk Melihat Database. S & P Majalah Survey dan Pemetaan. Bakosurtana!. Cibinong. _ PT. Musi Hutan Persada Buku l. 1995. Studi Kelayakan HTI. Propinsi Sumatera Selatan. Jakarta. Simon. 1987. Manuallnventore Hutan. Universit~slndonesia Press. Jakarta Sinaga P.J.P. 1998. Pemanfaatan Sistem Informasi Geografis Untuk Pemetaan Vegetasi Pulau Kalimantan Bagian Barat dan Penyediaan Infonnasi Keruangan Untuk Perencanaan Penggunaan Lahan. Skripsi Mahasiswa Jurusan Manajemen Hutan, Falcultas Kehutanan IPB. Bogor
36
Sosrodarsono. S. 1983. Pengukuan Topografi dan Teknik Pemetaan. PT. Pradnya Paramita. Jakarta. Sllharyadi. 1991. Tutorial Sistem Informasi Geog.-afi. Fakultas Geografi Universitas Gajah Marla. Yog:·akarta.
Sutisna. A. 1996. Sistem Informasi Geogl'afis dan Penyiapan Snmberdaya Manusia Makalah Lokakar,a Nasional Pcnyiapan Menghadapi Era Globalisasi Informasi. Sllmberda\·a Manusia Dalam Bidang Teknologi Pengindcraan Jallh dan SIG. Fahutan IPB. Bogar.
Widjojo. S. 1993. Pengantar Sistem Informasi Geografis. PCl11ctaan Nasional. Cibinong.
Badan Koordinasi Survai dan