Pemanfaatan Sisa Potongan Kayu untuk Lantai Komposit
PEMANFAATAN SISA POTONGAN KAYU OLAHAN UNTUK PRODUK PAPAN LANTAI KOMPOSIT Oleh: Fakhri, Haji Gussyafri, Syafruddin
ABSTRAK Saat ini, ketersediaan komersial timberand menurunkan harga lebih mahal, diperlukan upaya untuk mengoptimalkan pemanfaatan ofwood. Salah satu upaya untuk mengoptimalkan pemanfaatan kayu dapat dilakukan dengan memanfaatkan sisa kayu gergajian yang memiliki potongan-potongan kecil dan pendek menjadi bentuk veneer untuk pembuatan papan lantai komposit. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghitung efisiensi harga pelaksanaan dan produk papan lantai komposit dari bahan limbah kayu olahan, produk yang dihasilkan ofthe lantai papan yang dapat menampilkan kesan visual yang menawan. Membuat papan lantai yang terbuat dari tiga model: Model 1 dalam bentuk balok komposit laminasi terbuat dari limbah kayu olahan komposit, dan kemudian iris menjadi beberapa lapisan papan lantai, model 2 dalam bentuk tiga lapisan papan silang kombinasi antara lapisan; model 3 dalam bentuk lembaran papan tebal (sebagai lapisan bawah) dan pada lapisan atas veneerare diatur persimpangan. Hasil yang diperoleh dengan mengoptimalkan pemanfaatan limbah kayu olahan dari segi teknis dan harga pengolahan yang lebih optimal menggunakan model 3. Kata kunci: papan lantai, limbah kayu sisa, kayu lamina komposit ABSTRACT Currently, the availability of commercial timberand the price decreases the more expensive, efforts are needed to optimize the utilization ofwood. One of the efforts to optimize use of wood can be done by utilizing the rest of sawn timber which has a small and short pieces into a form of veneer for the manufacture of composite floor boards. The purpose of this study is to calculate the efficiency of implementation and product prices of composite floor boards from wood waste material processed, the resulting product ofthe floor boards that can display a charming visual impression. Making the floor boards made of three models: model 1 in the form of composite laminated beams made from composite wood waste processed, and then sliced into several layers of floor boards; model 2 in the form of three layers of combined board cross between layers; model 3 in the form of a thick sheet board (as bottom layer) and on the top layer of veneerare arranged crossing. The results obtained by optimizing the utilization of wood waste processed in terms of technical and price more optimal processing using model 3. Keywords: floor boards, residual wood waste, wood composite laminated 1. PENDAHULUAN Kebutuhan masyarakat terhadap bahan kayu gergajian setiap tahun terus meningkat, namun ketersediaan pasokannya di pasaran
justru semakin berkurang karena semakin menipisnya pasokan kayu dari hutan alam. Menurut Susetyowati dan Subiyanto (1998). Kelangkaan bahan baku kayu dan harga yang
Fakhri, Haji Gussyafri, Syafruddin, Jurusan Teknik Sipil, , Universitas Riau
Page 79
semakin mahal, diperlukan upaya optimalisasi pemanfaatan kayu. Kenyataannya di lokasi pengolahan kayu masih banyak ditemui sisa potongan kayu berupa papan yang relatif tipis dan pendek yang masih banyak dan tidak dimanfaatkan, sisa kayu gergajian tersebut pada umumnya ditumpuk atau untuk kayu bakar. Salah satu upaya mengoptimalkan pemanfaatan kayu dapat dilakukan dengan cara memanfaatkan kayu sisa gergajian yang mempunyai potongan kecil-kecil dan pendekpendek menjadi produk kayu laminasi. Dengan demikian, maka dilakukan penelitian mengoptimalkan potensi limbah kayu untuk pembuatan papan lantai komposit menggunakan teknik laminasi. Produk papan lantai yang dihasilkan berupa papan komposit yang direkatkan dengan perekat kayu termoset urea formaldehyde, yang disusun sedemikian berdasarkan warna dan arah serat kayu sehingga produk dapat menampilkan kesan visual yang menawan. Tujuan penelitian adalah untuk menghitung efisiensi teknis pelaksanaan pembuatan papan lantai komposit menggunakan teknik laminasi serta menghitung aggaran biaya (harga upah dan bahan) pada pembuatan papan komposit dari limbah kayu gergajian. Kayu laminasi (glue laminated timber) merupakan lapisan-lapisan kayu gergajian (lumbers) yang dilekatkan dengan bahan resin tertentu sehingga semua lapisan seratnya sejajar pada arah memanjang. Kayu laminasi memiliki beberapa kelebihan dibanding kayu gegajian yang solid, yakni; ukuran dapat dibuat lebih tinggi, lebih lebar, dapat difabrikasi dengan mudah, pengeringan awal tiap lapisan kayu dapat mengurangi perubahan bentuk, serta reduksi kekuatan akibat adanya cacat cacat kayu (misalnya mata kayu) menjadi lebih acak di sepanjang volume balok (Blass dkk., 1995)
perekat kayu digunakan resin urea formaldehyde setting dingin. Teknis pembuatan papan lantai dibuat tiga model. Secara teknis, pelaksanaan penelitian dilakukan pada skala laboratorium untuk masing-masing dibuat ukuran lebar 1 M2. Model 1 berupa lembaran-lembaran papan yang disusun sedemikian dengan susunan perpaduan warna kayu yang bervariasi agar menampilkan kesan dekoratif, antar lapisan tersebut direkatkan pada sisi bidang lebarnya menjadi balok ukuran tebal 10 Cm, tinggi 35 Cm dan panjang 200 Cm, selanjutnya balok tersebut dibelah menjadi papan dengan ketebalan pembelahan 2 Cm (Gambar 1). 2 C m
Gambar 1. Papan Lantai Model 1
Model 2 adalah dengan cara membuat papan lantai dari tiga lapisan yang mana lapisan atas dan bawah setebal 5 mm dan lapisan bagian dalam dibuat setebal 10 mm, lapisan bagian atas disusun menjadi variasi warna kayu yang dipilih sehingga menampilkan permukaan yang dekoratif (Gambar 2).
Gambar 2. Papan Lantai Model 2 2. METODE PENELITIAN Bahan baku berupa sisa potongan kayu gergajian berupa papan relatif pendek dan tipis (ketebalan antara 0,5 sampai 1 Cm), bahan Page 80
Model 3 berupa susunan papan lembaran potongan kecil Ukuran 50 x 50 mm atau kelipatannya yang disusun dengan papan JURNAL APTEK Vol. 3 No. 1 Januari 2010
Pemanfaatan Sisa Potongan Kayu untuk Lantai Komposit
lembaran yang lebih tebal (2 Cm) dari bahan papan ketebalan 1,5 Cm (terlihat pada Gambar 3), pada bagian atas dibuat dari potongan papan kecil-kecil yang dibuat variasi warna permukaan yang dekoratif.
Gambar 3. Papan Lantai Model 3 Bahan baku dikeringkan sampai kadar air keseimbangan (kadar lengas kayu ± 15%). Perakitan papan lantai komposit dilakukan dengan teknik laminasi dengan pelaburan perekat urea formaldehyda konsentrasi 50 gram/ft2 setting dingin pada tekanan kempa 0,8 sampai 1 MPa selama masa pengerasan perekat 10 jam. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil survey bahan baku sisa kayu olahan di empat lokasi sawmill sekitar perbatasan kota Pekanbaru diperoleh harga sisa kayu olahan untuk satu pick up masingmasing di lokasi Desa Teratak Buluh Rp. 450.000,- di Jalan Garuda Sakti KM 5 harga per pick up Rp. 400.000,- di Jalan Kubang Raya KM 7 sebesarRp. 425.000,- dan Jalan Kubang Raya KM 3 harga sisa potongan kayu per pick up Rp. 400.000,-. Hasil pelaksanaan pembuatan papan lantai dari bahan sisa kayu memungkinkan untuk membuat konfigurasi model berdasarkan
variasi jenis kayu, warna, serat dengan memanfaatkan potongan kayu yang kecil, secara visual hasil produk papan lantai dapat menampilkan kesan warna dekoratif ( Gambar 4). Produksi papan lantai Model 1 (papan disusun menjadi balok laminasi) secara teknis metode penggergajian balok laminasi menjadi ukuran tebal papan lantai yang diinginkan dapat dilakukan dengan peralatan mesin sawmill ukuran besar yang biasa digunakan di kilang kayu log. Namun, hasil produk papan lantai yang dihasilkan mempunyai banyak kelemahannya, disamping tidak efisien, mutu hasil produk kurang terjamin. Hasil pembelahan balok menjadi papan-papan lantai diperoleh terdapat beberapa bagian lapisan kayu yang tidak menyatu atau terdapat bagian bagian yang cacat perekatannya, lebih sulit membuat berbagai variasi motif. Selain mutu hasil perekatan yang kurang, pelaksanaan penyusunan papan papan menjadi balok membutuhkan waktu yang relatif lama karena papan papan dilaburkan perekat di kedua sisinya setinggi balok yang dibuat, selain itu hasil produk kurang menjamin kualitas perekatannya di semua bidang karena memungkinkan adanya bagian bidang perekatan yang kurang menyatu mengakibatkan papan lantai mudah terlepas antar bagiannya. Hasil pelaksanaan pembuatan papan lantai untuk Model 2 secara teknis lebih mudah dibandingkan dengan Model 1, karena dibuat tiga lapisan, sehingga antar bidang papan saling mengunci, namun masih memerlukan jumlah perekat yang banyak karena mempunyai dua bidang perekatan.
Fakhri, Haji Gussyafri, Syafruddin, Jurusan Teknik Sipil, , Universitas Riau
Page 81
Gambar 4. Produk Papan Lantai Komposit Sisa Kayu Gergajian Teknis pelaksanaan Model 3 berupa susunan papan lembaran potongan sisa kayu olahan yang disusun di atas papan lembaran yang lebih tebal (1,5 Cm) diperoleh dari segi teknis dan waktu ternyata lebih efisien dibandingkan Model 1 dan Model 2. Analisa biaya pembuatan tiga model produk papan lantai yang telah dibuat dari sisa kayu olahan, maka dapat dihasilkan bahwa Model 3 lebih efisien dibandingkan dua model lainya. Hasil perhitungan analisa biaya pebuatan papan lantai untuk 1 m2 produk papan lantai Model 1 diperoleh sebagaimana tercantum pada Tabel 1. Tabel 1. Analisa Harga 1 m2 Produk Papan Lantai (Model 1) Nama Harga No Jumlah Bahan (Rp) 3 1 Sisa kayu 0,03 m 22.680 2
Perekat Urea
756 gr
26.460
3
Tepung
189 gr
2.950
Page 82
4
Hardener
3,78 gr
4.536
5
Upah
0,5 hari
25.000
TOTAL
81.700
Perhitungan analisa biaya untuk 1 m2 papan lantai Model 2 sebagaimana terlihat pada Tabel 2. Tabel 2. Analisa Harga 1 m2 Produk Papan Lantai Model 2 Nama Harga NO Jumlah Bahan (Rp) 0,022 1 Sisa kayu 17.496 m3 2
Perekat Urea
475,2 gr
16.632
3
Tepung
118,8 gr
1.855
4
Hardener
2,376 gr
2.851
5
Upah
0,5 hari
25.000
TOTAL
63.800
JURNAL APTEK Vol. 3 No. 1 Januari 2010
Alfian, AnalisaSensitivitasVariabelBerisikoJalanTolKandis-Dumai
Perhitungan analisa biaya untuk 1 m2 papan lantai Model 3 terlhat pada Tabel berikut: Tabel 3. Analisa Harga 1 m2 Produk Papan Lantai Model 3 Nama Harga No Jumlah Bahan (Rp) Papan 1,5 x 1 1 lembar 22.000 20 x 400 Cm 2 Sisa kayu 0,003m3 2.400 Tepung 3 57,6 gr 900 terigu 4 Hardener 1,152 gr 1.400 5
Perekat urea
230,4 gr
8.064
6
Upah
0,5 hari
25.000
Total
59.764
Hasil pembuatan produk papan lantai Model 3 secara teknis dapat dibuat dengan harga Rp. 59.764,-, (skala laboratorium) jika dibandingkan dengan harga bahan papan lantai di pasaran (di atas Rp. 100.000,-/) setiap meter persegi luas, maka produk papan lantai yang dibuat sangat menjanjikan untuk dikembangkan pada skala industri. Produk papan lantai Model 3 lebih efisien karena dalam pembuatannya selain menggunakan sisa kayu olahan sebagai bahan baku utama, juga menggunakan papan jadi ukuran tebal 2 Cm tebalnya sebagai landasan papan lantai, dan sisa kayu olahan sebagai vinir-vinir kecil yang kemudian ditempel diatas landasan papan lantai. Hal ini dapat memaksimalkan penggunaan kayu sebagai bahan baku utama dalam pembuatan papan lantai, karena hampir semua ukuran kayu terpakai, sehingga dapat meminimalisir jumlah kayu yang terbuang. 4. KESIMPULAN Hasil penelitian pemanfaatan sisa kayu olahan untuk produk papan lantai komposit dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Pemanfatan sisa kayu olahan secara teknis dapat dioptimalkan untuk produksi papan lantai komposit.
2. Pembuatan papan lantai dari sisa kayu olahan sebagai vinir, dan papan yang lebih tebal sebagai landasan, lebih efisien dari pada pembuatan papan lantai yang semuanya menggunakan sisa kayu olahan sebagai bahan baku utama. 3. Pemanfaatan sisa kayu olahan untuk produk papan lantai lebih optimal difungsikan sebagai bahan pelapis permukaan atau sebagai veneer ukuran luasan yang kecil-kecil sehingga dapat disusun berbagai variasi motif tertentu. Pemanfaatan sisa kayu olahan tersebut juga dapat dimanfaatkan untuk produl panil lainnya seperti panil pintu, komponen meja dan sebagainya. 5. DAFTAR PUSTAKA Blass, H.J., Aune, B.S Choo, R. Gorlacher, D.R. Griffiths, B.O. Hilso, P. Racher dan G. Steck (Eds.), 1995, Timber Engineering Step I, First Edition, Centrum Hout, The Nedherlands. Fakhri, 2007. Buku Ajar Konstruksi Kayu. Pusat Pengembangan Pendidikan Universitas Riau. Pekanbaru. Prayitno, T.A., 1996, Perekatan Kayu, Fakultas Kehutanan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Safi’i. 2006. Uji Kekuatan dan Kekakuan Balok Laminasi Kayu Kelapa. Skripsi UNRI. Pekanbaru. Susetyowati, A.F.E dan B. Subiyanto, 1998, Masa Depan dan Tantangan Litbang Teknologi Pemanfaatan Kayu, Seminar Nasional I MAPEKI, Fakultas Kehutanan IPB, Bogor. Tsoumis, G., 1991, Science and Techmology of Wood, Vannostrand Reinhold, New York.
Fakhri, Haji Gussyafri, Syafruddin, Jurusan Teknik Sipil, , Universitas Riau
Page 83
Page 84
JURNAL APTEK Vol. 3 No. 1 Januari 2010