ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
SKRIPSI
PEMANFAATAN PERASAN BIJI PEPAYA (Carica papaya) UNTUK MENCEGAH INFESTASI Argulus PADA IKAN MASKOKI (Carassius auratus)
Oleh :
DERIVA DWI KALSASIN SURABAYA – JAWA TIMUR
FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2014
Skripsi
PEMANFAATAN PERASAN BIJI PEPAYA (Carica papaya) UNTUK MENCEGAH INFESTASI Argulus PADA IKAN MASKOKI (Carassius auratus)
DERIVA DWI KALSASIN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
PEMANFAATAN PERASAN BIJI PEPAYA (Carica papaya) UNTUK MENCEGAH INFESTASI Argulus PADA IKAN MASKOKI (Carassius auratus)
Oleh : DERIVA DWI KALSASIN NIM. 141011094
Menyetujui, Komisi Pembimbing
Skripsi
Pembimbing Pertama
Pembimbing Kedua
Dr. Kismiyati, Ir., M.Si. Ir., M.Si. NIP. 19590808 198603 2 002 198603 2 001
Dr. Gunanti Mahasri,
NIP. 19600912
PEMANFAATAN PERASAN BIJI PEPAYA (Carica papaya) UNTUK MENCEGAH INFESTASI Argulus PADA IKAN MASKOKI (Carassius auratus)
DERIVA DWI KALSASIN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
SKRIPSI
PEMANFAATAN PERASAN BIJI PEPAYA (Carica papaya) UNTUK MENCEGAH INFESTASI Argulus PADA IKAN MASKOKI (Carassius auratus)
Oleh : DERIVA DWI KALSASIN NIM : 141011094
Telah diujikan pada Tanggal : 6 Agustus 2014
KOMISI PENGUJI SKRIPSI Ketua : Prof. Dr. Hj. Sri Subekti, DEA., drh. Anggota : Wahju Tjahjaningsih, Ir., M.Si. Dr. Kusnoto, drh, M.Si. Dr. Kismiyati, Ir., M.Si. Dr. Gunanti Mahasri, Ir., M.Si..
Surabaya, 6 Agustus 2014 Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga Dekan,
Prof. Dr. Hj. Sri Subekti, DEA., drh. NIP.19520517 197803 2 001
Skripsi
PEMANFAATAN PERASAN BIJI PEPAYA (Carica papaya) UNTUK MENCEGAH INFESTASI Argulus PADA IKAN MASKOKI (Carassius auratus)
DERIVA DWI KALSASIN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Yang bertanda tangan di bawah ini : N a m a : N I M : Tempat, tanggal lahir : Alamat : Judul Skripsi :
Pembimbing
Deriva Dwi Kalsasin 141011094 Surabaya, 27 September 1992 Griya Kebraon Barat VII BF25, Surabaya PEMANFAATAN PERASAN BIJI PEPAYA (Carica papaya) UNTUK MENCEGAH INFESTASI Argulus PADA IKAN MASKOKI (Carassius auratus) : 1. Dr. Kismiyati, Ir., M.Si 2. Dr. Gunanti Mahasri, Ir.,M.Si
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa hasil tulisan laporan Skripsi yang saya buat adalah murni hasil karya saya sendiri (bukan plagiat) yang berasal dari Dana Penelitian : Pribadi. Di dalam skripsi / karya tulis ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan atau gagasan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya, serta kami bersedia : 1. Dipublikasikan dalam Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga; 2. Memberikan ijin untuk mengganti susunan penulis pada hasil tulisan skripsi / karya tulis saya ini sesuai dengan peranan pembimbing skripsi; 3. Diberikan sanksi akademik yang berlaku di Universitas Airlangga, termasuk pencabutan gelar kesarjanaan yang telah saya peroleh (sebagaimana diatur di dalam Pedoman Pendidikan Unair 2010/2011 Bab. XI pasal 38 – 42), apabila dikemudian hari terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain yang seolaholah hasil pemikiran saya sendiri Demikian surat pernyataan yang saya buat ini tanpa ada unsur paksaan dari siapapun dan dipergunakan sebagaimana mestinya. Surabaya, 18 Agustus 2014 Yang membuat pernyataan,
Deriva Dwi Kalsasin NIM. 141011094
Skripsi
PEMANFAATAN PERASAN BIJI PEPAYA (Carica papaya) UNTUK MENCEGAH INFESTASI Argulus PADA IKAN MASKOKI (Carassius auratus)
DERIVA DWI KALSASIN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
RINGKASAN DERIVA DWI KALSASIN. Pemanfaatan Perasan Biji Pepaya (Carica papaya) Untuk Mencegah Infestasi Argulus Pada Ikan Maskoki (Carassius auratus). Dosen Pembimbing Dr. Kismiyati, Ir., M.Si. dan Dr. Gunanti Mahasri, Ir., M.Si.
Salah satu kendala budidaya ikan hias adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit. Pada ikan maskoki, parasit yang sering ditemukan adalah Argulus. Genus Argulus adalah parasit dari kelas Crustacea yang penyebarannya ditemukan di seluruh dunia (Taylor et al., 2005). Predileksi Argulus pada permukaan tubuh, sirip atau insang (Kismiyati dan Mahasri, 2012). Keberadaan parasit ini menyebabkan ikan menggosok-gosokkan tubuhnya pada benda keras yang ada disekitarnya. Parasit ini menghisap darah inang sehingga menyebabkan ikan kurus dan pertumbuhannya terhambat. Selain itu Argulus menyebabkan lesi pada kulit, sirip, kepala dan permukaan tubuh dan menyebabkan kematian ikan (Noaman et al., 2010). Pencegahan terhadap Argulus dapat menggunakan bahan alami, namun kurangnya informasi dan tidak adanya produk dari bahan alami menjadikan konsumen memilih menggunakan bahan kimia. Penggunaan bahan kimia memiliki dampak negatif yang besar sehingga diperlukan bahan substitusi untuk pencegahan parasit Argulus yang lebih ramah lingkungan, salah satunya adalah biji pepaya. Biji pepaya mengandung bahan aktif alkaloid karpain. Alkaloid karpain adalah salah satu bahan aktif dari biji pepaya yang juga bersifat sebagai insektisida nabati (Kurnia dkk., 2012). Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap dengan perlakuan yaitu kontrol, 40 ppt, 45 ppt, 50 ppt dan 55 ppt dan diulang sebanyak lima kali. Parameter utama dalam penelitian ini adalah jumlah infestasi Argulus pada ikan maskoki. Data kemudian dianalisis menggunakan Analisis Variansi (ANAVA). Hasil penelitian menunjukkan perasan biji pepaya dapat mencegah infestasi Argulus pada ikan maskoki. Perlakuan A (kontrol) dengan rata-rata infestasi Argulus sebesar 10 ekor, perlakuan B (40 ppt) sebesar 8,2 ekor, perlakuan C (45 ppt) sebesar 7,4 ekor, perlakuan D (50 ppt) sebesar 6 ekor dan perlakuan E (55 ppt) sebesar 5,2 ekor. Konsentrasi optimal perasan biji pepaya untuk mencegah infestasi Argulus pada ikan maskoki adalah 50 ppt yang dapat mencegah infestasi Argulus sebesar 42%.
Skripsi
PEMANFAATAN PERASAN BIJI PEPAYA (Carica papaya) UNTUK MENCEGAH INFESTASI Argulus PADA IKAN MASKOKI (Carassius auratus)
DERIVA DWI KALSASIN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
SUMMARY
DERIVA DWI KALSASIN. Utilization of Papaya Seeds (Carica papaya) to Prevent Infestastion Argulus in Goldfish (Carassius auratus). Academic Advisor Dr. Kismiyati, Ir., M.Si and Dr. Gunanti Mahasri, Ir., M.Si.
One problem in ornamental fish culture is desease cause by parasite. Parasite can found in goldfish is Argulus. Genus Argulus is parasite from Crustacean class and can found in entire world. Argulus predilection is on the body surface, fins or gills. This parasite make fish rub her body to hard object all around. This parasite suck blood from the host. It can make fish thin and stunted growth. Besidede that Argulus cause lesion in skin, fin, head, body surface and causing death to fish. Prevention of Argulus can use traditional medicine, however less information and noone product from traditional medicine make consumen choose to use chemicals. Chemical use have many negative impact, so friendly substitution material is needed. That is papaya seeds. Papaya seeds contain alkaloid carpaine. Alkaloid carpaine is one of the active ingredients in papaya seeds are also edible as insecticide. Design of experiment using Completely Randomized Design with control treatment, 40 ppt, 45 ppt, 50 ppt and 55 ppt and five repetation. The main parameters in this study is the number od Argulus infestation in goldfish. Data then analyzed using Analysis of Variance (ANOVA). The result showed papaya seeds can prevent Argulus infestation in goldfish. Treatment A (control) with an average of 10 Argulus infestation, treatment B (40 ppt) as 8.2, treatment C (45 ppt) as 7.4, treatment D (50 ppt) as 6 and treatment E (55 ppt) as 5.2. Optimal concentration from papaya seeds is 50 ppt can prevent Argulus infestation 42%.
Skripsi
PEMANFAATAN PERASAN BIJI PEPAYA (Carica papaya) UNTUK MENCEGAH INFESTASI Argulus PADA IKAN MASKOKI (Carassius auratus)
DERIVA DWI KALSASIN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Pemanfaatan Perasan Biji Pepaya (Carica papaya) untuk Mencegah Infestasi Argulus pada Ikan Maskoki (Carassius auratus). Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan pada Program Studi S-1 Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga. Penulis berharap semoga Karya Ilmiah ini bermanfaat dan dapat memberikan informasi kepada semua pihak, khususnya bagi Mahasiswa Program Studi Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga Surabaya guna kemajuan serta perkembangan ilmu di bidang perikanan. Dalam menyelesaikan laporan ini, penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Ibu Dr. Kismiyati, Ir., M.Si sebagai Pembimbing Utama dan Dr. Gunanti Mahasri, Ir., M.Si sebagai Pembimbing Serta skripsi yang memberikan banyak bimbingan, saran dan ilmunya sejak penyusunan usulan hingga laporan skripsi; 2. Bapak Abdul Manan, S. Pi., M. Si. sebagai Dosen Pembimbing Akademik yang telah memberikan saran dan motivasi dalam perkuliahan; 3. Bapak Agustono, Ir., M.Kes sebagai Koordinator Skripsi yang memberikan arahan untuk kelancaran skripsi ini;
Skripsi
PEMANFAATAN PERASAN BIJI PEPAYA (Carica papaya) UNTUK MENCEGAH INFESTASI Argulus PADA IKAN MASKOKI (Carassius auratus)
DERIVA DWI KALSASIN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
4. Ibu Prof. Dr. Sri Subekti, drh., DEA., Ibu Wahju Tjahjaningsih, Ir., M.Si dan Bapak Dr. Kusnoto, S.Kh. drh sebagai Dosen Penguji yang memberikan saran dan evaluasi demi perbaikan skripsi; 5. Bapak Sigit Sumartono, SH., Bapak Sudarto dan Irma Hidayah, A.Md., Ak. yang membantu dalam perijinan dan penggunaan sarana prasarana untuk penelitian serta Anita Erna Faricha, A.Md. yang membantu memperoleh informasi dan literatur penyusunan skripsi; 6. Keluarga tercinta, Ibu Naning Utami, Ayah Aris Yuniarto, mas Iqbal (alm) dan mas Rizky yang memberikan doa, dukungan, motivasi dan semangat tiada henti; 7. Teman
terbaik
sekaligus
saudara
seperjuangan
Gantheng,
Ade,
Rahmawati, Sari, Devy, Nabila, Disty, Dewi, Seta, Aida, Ike, Dyo, Ardhito, Slamet dan keluarga besar Piranha 2010; 8. Semua pihak yang telah membantu sehingga skripsi ini bisa terselesaikan.
Surabaya, Agustus 2014
Penulis
Skripsi
PEMANFAATAN PERASAN BIJI PEPAYA (Carica papaya) UNTUK MENCEGAH INFESTASI Argulus PADA IKAN MASKOKI (Carassius auratus)
DERIVA DWI KALSASIN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
DAFTAR ISI
Halaman RINGKASAN .....................................................................................
iv
SUMMARY ........................................................................................
v
KATA PENGANTAR ........................................................................
vi
DAFTAR ISI .......................................................................................
viii
DAFTAR TABEL ...............................................................................
ix
DAFTAR GAMBAR ..........................................................................
x
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................
xi
I
PENDAHULUAN .......................................................................
1
1.1 Latar Balakang .......................................................................
1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................
3
1.3 Tujuan ....................................................................................
4
1.4 Manfaat ..................................................................................
4
TINJAUAN PUSTAKA ..............................................................
5
2.1 Ikan Maskoki (Carassius auratus) ......................................... 2.1.1 Klasifikasi dan Morfologi ............................................. 2.1.2 Habitat dam Kebiasaan Makan ....................................
5 5 6
2.2 Argulus .................................................................................... 2.2.1 Klasifikasi dan Morfologi ............................................. 2.2.2 Daur Hidup Argulus ..................................................... 2.2.3 Sistem Saraf Argulus .................................................... 2.2.4 Gejala Klnis dan Patogenesis Infestasi Argulus ...........
7 7 8 9 9
2.3 Pepaya (Carica papaya) ......................................................... 2.3.1 Klasifikasi dan Morfologi Pepaya ............................... 2.3.2 Bahan Aktif dan Mekanisme Kerja Biji Pepaya terhadap Argulus ...........................................................
10 10
2.4 Pencegahan Argulus ................................................................
12
II
Skripsi
PEMANFAATAN PERASAN BIJI PEPAYA (Carica papaya) UNTUK MENCEGAH INFESTASI Argulus PADA IKAN MASKOKI (Carassius auratus)
11
DERIVA DWI KALSASIN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
III KERANGKA KONSEPTUAL PENELITIAN DAN HIPOTESIS ..................................................................................
13
3.1 Kerangka Konseptual Penelitian ............................................ 3.2 Hipotesis ................................................................................
13 15
IV METODOLOGI PENELITIAN ...................................................
16
4.1 Tempat dan Waktu Penelitian ................................................
16
4.2 Materi Penelitian .................................................................... 4.2.1 Alat Penelitian .............................................................. 4.2.2 Bahan Penelitian ..........................................................
16 16 16
4.3 Metode Penelitian .................................................................. 4.3.1 Penelitian Pendahuluan ................................................ 4.3.2 Rancangan Penelitian ...................................................
16 17 17
4.4 Prosedur Kerja ....................................................................... 4.4.1 Persiapan Alat .............................................................. 4.4.2 Aklimatisasi Ikan .......................................................... 4.4.3 Perhitungan Konsentrasi Perasan Biji Pepaya ............. 4.4.4 Pembuatan Perasan Biji Pepaya ................................... 4.4.5 Pelaksanaan Penelitian .................................................
18 18 18 19 19 19
4.5 Parameter Penelitian .............................................................. 4.5.1 Parameter Utama ........................................................... 4.5.2 Parameter Pendukung ...................................................
20 20 20
4.6 Analisis Data ...........................................................................
20
HASIL DAN PEMBAHASAN .....................................................
22
5.1 Hasil ........................................................................................ 5.1.1 Infestasi Argulus pada Ikan Maskoki ............................ 5.1.2 Pengamatan Tingkah Laku Ikan Maskoki ................... 5.1.3 Kualitas Air ...................................................................
22 22 24 25
5.2 Pembahasan.............................................................................
26
VI KESIMPULAN DAN SARAN .....................................................
31
6.1 Kesimpulan ............................................................................
31
6.2 Saran ......................................................................................
31
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................
32
LAMPIRAN ........................................................................................
36
V
Skripsi
PEMANFAATAN PERASAN BIJI PEPAYA (Carica papaya) UNTUK MENCEGAH INFESTASI Argulus PADA IKAN MASKOKI (Carassius auratus)
DERIVA DWI KALSASIN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman 4.1 Hasil Penelitian Pendahuluan ........................................................ 17
Skripsi
5.1 Rata-rata Jumlah Infestasi Argulus pada Ikan Maskoki setelah Perlakuan . .........................................................................
22
5.2 Perubahan tingkah laku ikan sebelum, selama dan setelah perlakuan ......................................................................................
24
5.3 Rata-rata kualitas air sebelum dan Sesudah Perlakuan .................
25
PEMANFAATAN PERASAN BIJI PEPAYA (Carica papaya) UNTUK MENCEGAH INFESTASI Argulus PADA IKAN MASKOKI (Carassius auratus)
DERIVA DWI KALSASIN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Skripsi
Halaman
2.1 Morfologi Carassius auratus ........................................................
5
2.2 Morfologi Argulus .........................................................................
8
2.3 Daur hidup Argulus . ......................................................................
9
2.4 Morfologi buah dan biji pepaya ....................................................
11
3.1 Kerangka konseptual penelitian ....................................................
14
4.1 Diagram alir penelitian ...................................................................
21
5.1 Grafik Infestasi Argulus tiap Perlakuan ........................................
23
PEMANFAATAN PERASAN BIJI PEPAYA (Carica papaya) UNTUK MENCEGAH INFESTASI Argulus PADA IKAN MASKOKI (Carassius auratus)
DERIVA DWI KALSASIN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman 1 Jumlah Argulus yang menginfestasi ............................................... 36
Skripsi
2 Data Kualitas Air . ...........................................................................
37
3 Hasil uji ANAVA dan uji Jarak Berganda Duncan infestasi Argulus pada ikan maskoki ............................................................
38
PEMANFAATAN PERASAN BIJI PEPAYA (Carica papaya) UNTUK MENCEGAH INFESTASI Argulus PADA IKAN MASKOKI (Carassius auratus)
DERIVA DWI KALSASIN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Ikan maskoki merupakan salah satu komoditas ekspor ikan hias air tawar.
Ekspor ikan maskoki tidak sebanyak jenis ikan hias air tawar yang lain, tetapi hampir setiap eksportir menyertakan ikan maskoki dalam pengirimannya (Beauty dkk., 2012). Ikan maskoki termasuk ikan hias dengan banyak penggemar karena strain yang beragam (Syaifudin dkk., 2004). Terdapat sedikitnya 14 strain ikan maskoki, antara lain: wakin, faintail, oranda, lionhead, sisik mutiara, mata balon, nirwana, kaliko, mata teleskop, pompom, blackmoor, ekor merah dan shubunkin (FBAS, 2002). Budidaya ikan hias menjadi salah satu pilihan untuk menjalankan bisnis di bidang perikanan. Pemilihan bisnis tersebut didukung oleh produksi ikan maskoki yang mencapai 6.732.000 ekor per tahunnya (Nevada, 2011). Selain produksi, harga jual ikan maskoki cukup menjanjikan. Harga ikan maskoki dibedakan menjadi tiga kelas pasar. Kelas pasar lokal ikan Maskoki ukuran 4 inci dijual dengan harga Rp 2.000 per ekor, kelas penghobi harga Rp 200.000-Rp 500.000 per ekor, sedangkan untuk kelas kontes harga mencapai Rp 2.000.000-Rp 3.000.000 per ekor (DJPB, 2014). Dalam budidaya ikan hias, salah satu kendala adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit. Pada ikan maskoki, parasit yang sering ditemukan adalah Argulus. Genus Argulus adalah parasit dari kelas Crustacea yang penyebarannya ditemukan di seluruh dunia (Taylor et al., 2005). A. japonicus ditemukan
Skripsi
PEMANFAATAN PERASAN BIJI PEPAYA (Carica papaya) UNTUK MENCEGAH INFESTASI Argulus PADA IKAN MASKOKI (Carassius auratus)
DERIVA DWI KALSASIN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
menginfestasi ikan hias Platy Koral (Xyphophorus maculatus) dengan prevalensi sebesar 50% (Nurfatimah, 2001). Argulus sp. ditemukan di tambak di Lamongan dengan prevalensi 60%, di Karamba Jaring Apung Probolinggo sebesar 50% (Musyaffak, 2010) dan tambak di Tulungagung dengan prevalensi 66% (Amzi dkk., 2013). Argulus ditemukan di Inggris dengan prevalensi 29% yang menyebabkan kerugian ekonomi melalui penurunan jumlah peminat karena mengurangi estetika tubuh dan mengurangi nilai penangkapan ikan (Taylor et al., 2006). Predileksi Argulus pada permukaan tubuh, sirip atau insang (Kismiyati dan Mahasri, 2012). Keberadaan parasit ini menyebabkan ikan menggosok-gosokkan tubuhnya pada benda keras yang ada di sekitarnya. Parasit ini menghisap darah inang sehingga menyebabkan ikan kurus dan pertumbuhannya terhambat. Selain itu Argulus menyebabkan lesi pada kulit, sirip, kepala dan permukaan tubuh dan menyebabkan kematian ikan (Noaman et al., 2010). Pencegahan terhadap Argulus dapat menggunakan bahan alami, namun kurangnya informasi dan tidak adanya produk dari bahan alami menjadikan konsumen memilih menggunakan bahan kimia. Menurut Tam (2005) penggunaan bahan kimia ini tidak sesuai untuk ikan budidaya maupun ikan liar karena dapat merusak lingkungan dan biota yang ada di dalamnya. Selain itu, penggunaan bahan kimia dapat menyebabkan resistensi dan meninggalkan residu pada ikan. Penggunaan bahan kimia memiliki dampak negatif yang besar sehingga diperlukan bahan substitusi untuk pencegahan parasit Argulus yang lebih ramah lingkungan, salah satunya adalah biji pepaya. Kumar et al. (2012) menyatakan
Skripsi
PEMANFAATAN PERASAN BIJI PEPAYA (Carica papaya) UNTUK MENCEGAH INFESTASI Argulus PADA IKAN MASKOKI (Carassius auratus)
DERIVA DWI KALSASIN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
bahwa pemanfaatan bahan alami untuk pengendalian parasit ikan jarang dilaporkan, akan tetapi penggunaan bahan alami efektif sebagai antibiotik dan pestisida. Biji pepaya termasuk limbah pertanian yang dapat dimanfaatkan sebagai obat tradisional. Kelebihan biji pepaya sebagai obat adalah tidak menimbulkan efek samping, mudah didapat dan harga terjangkau. Pemanfaatan biji pepaya yaitu dengan membuat perasan biji pepaya karena mudah, murah dan cepat. Biji pepaya mengandung alkaloid karpain (Khrisna et al., 2008) yang juga bersifat sebagai insektisida nabati (Kurnia dkk., 2012). Studi tentang aktivitas anti parasit biji pepaya terhadap Argulus belum pernah dilakukan. Diduga pada biji pepaya matang memiliki kandungan alkaloid yang lebih tinggi. Adanya zat aktif pada biji pepaya mendorong untuk dilakukan penelitian tentang potensi perasan biji pepaya (Carica papaya) untuk mencegah Argulus pada ikan maskoki (Carassius auratus).
1.2
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut: 1) Apakah perasan biji pepaya (Carica papaya) dapat mencegah infestasi Argulus pada ikan maskoki (Carassius auratus)? 2) Berapa konsentrasi optimal perasan biji pepaya (Carica papaya) untuk mencegah infestasi Argulus pada ikan maskoki (Carassius auratus)?
Skripsi
PEMANFAATAN PERASAN BIJI PEPAYA (Carica papaya) UNTUK MENCEGAH INFESTASI Argulus PADA IKAN MASKOKI (Carassius auratus)
DERIVA DWI KALSASIN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
1.3
Tujuan Tujuan dilakukan penelitian adalah untuk:
1) Mengetahui manfaat perasan biji pepaya untuk mencegah infestasi Argulus pada ikan maskoki (Carassius auratus). 2) Mengetahui konsentrasi optimal perasan biji pepaya (Carica papaya) untuk mencegah infestasi Argulus pada ikan maskoki (Carassius auratus).
1.4
Manfaat Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi dan pengetahuan
tentang manfaat perasan biji pepaya (Carica papaya) untuk mencegah infestasi Argulus pada ikan maskoki (Carassius auratus). Selain itu, dapat menjadi acuan dalam pengembangan bahan alami dalam proses pengobatan ikan.
Skripsi
PEMANFAATAN PERASAN BIJI PEPAYA (Carica papaya) UNTUK MENCEGAH INFESTASI Argulus PADA IKAN MASKOKI (Carassius auratus)
DERIVA DWI KALSASIN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Ikan Maskoki (Carassius auratus)
2.1.1 Klasifikasi dan Morfologi Klasifikasi ikan maskoki menurut Saanin (1984) adalah sebagai berikut: Filum Kelas Ordo Familia Genus Spesies
: Chordata : Ostheichthyes : Ostariophysoidei : Cyprinidae : Carassius : Carassius auratus
Panjang tubuh ikan maskoki berkisar 2-31 cm dengan tipe mulut terminal (Al-Noor, 2010). Ikan genus Carassius ini bermata besar yang sedikit menonjol keluar, mempunyai sirip lengkap dan tanpa sungut di sekitar mulut (Gambar 2.1).
Gambar 2.1 Morfologi Carassius auratus. Sumber: Bright et al. (2013) Tipe sirip ekor ikan maskoki yaitu homocercal. Jari-jari sirip lemah mengeras pada sirip dorsal adalah 2-3 buah dan jari-jari sirip lemah 7-18 buah. Jari-jari sirip lemah mengeras pada sirip anal adalah dua buah dan jari-jari sirip melemah lima buah. Jari-jari sirip lemah mengeras pada sirip pectoral satu buah
Skripsi
PEMANFAATAN PERASAN BIJI PEPAYA (Carica papaya) UNTUK MENCEGAH INFESTASI Argulus PADA IKAN MASKOKI (Carassius auratus)
DERIVA DWI KALSASIN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
dan jari-jari sirip lemah 13-16 buah. Jari-jari sirip lemah mengeras pada sirip ventral adalah dua buah dan jari-jari sirip lemah delapan buah (Saanin, 1984).
2.1.2 Habitat dan Kebiasaan Makan Ikan maskoki merupakan spesies asli Asia (Tarkan et al., 2010) yaitu berasal dari China. Ikan maskoki termasuk ikan air tawar yang hidup di aliran air sedang. Ikan tersebut dapat hidup di sungai, danau, waduk maupun kolam buatan. Ikan maskoki dapat hidup baik pada suhu 23-29 ºC, pH 6-8.3, DO 4-7 mg/l dan amoniak 1,5-4,5 mg/l (Latha and Lipton, 2007). Ikan maskoki termasuk omnivora dengan jenis pakan berupa algae, Daphnia sp., diatoms, protozoa, Rotifer, Tubifex sp. dan vegetasi (Paulet, 2003; Syaifudin dkk., 2004; Al-Noor, 2010). Ikan maskoki makan sesuai dengan bukaan mulut. Ikan maskoki memiliki kebiasaan makan yang berlebihan. Pemberian pakan dapat mencapai 4-6 kali dalam sehari. Pakan mudah dicerna sehingga menghasilkan feses dalam beberapa jam setelah pemberian pakan. Pemberian pelet yang berlebihan menyebabkan air kolam pemeliharaan cepat kotor sehingga memicu pertumbuhan parasit.
Skripsi
PEMANFAATAN PERASAN BIJI PEPAYA (Carica papaya) UNTUK MENCEGAH INFESTASI Argulus PADA IKAN MASKOKI (Carassius auratus)
DERIVA DWI KALSASIN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
2.2 Argulus 2.2.1 Klasifikasi dan Morfologi Menurut Kabata (1984) klasifikasi Argulus sebagai berikut: Filum Kelas Ordo Familia Genus Spesies
: Arthropoda : Crustacea : Branchiura : Arguilidae : Argulus : Argulus indicus, Argulus japonicus
Menurut Mousavi et al. (2011), Argulus memiliki panjang tubuh 4-12 mm dengan bentuk pipih dorsoventral yang ditutupi oleh karapas dan sepasang mata majemuk (Steckler and Yanong, 2012). Bagian anterior Argulus terdapat sepasang antena, maxillae pertama dan kedua yang berfungsi untuk melekatkan diri pada inang, stylet yang berfungsi untuk menusuk inang dan proboscis yang berfungsi untuk menghisap darah. Pada bagian thorax Argulus terbagi menjadi empat segmen. Masing-masing segmen memiliki sepasang kaki renang dan segmen keempat tergabung dengan karapas. Thorax Argulus betina berfungsi untuk menyimpan telur. Bagian posterior terdapat abdomen dengan bentuk bilobus segmen. Abdomen pada Argulus jantan terdapat testis, sedangkan pada Argulus betina terdapat seminal receptacle (Hoffman, 1977). Morfologi Argulus dapat dilihat pada Gambar 2.2.
Skripsi
PEMANFAATAN PERASAN BIJI PEPAYA (Carica papaya) UNTUK MENCEGAH INFESTASI Argulus PADA IKAN MASKOKI (Carassius auratus)
DERIVA DWI KALSASIN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Gambar 2.2 Morfologi Argulus. Sumber: Tam (2005). Keterangan: V, tampak Ventral; D, tampak dorsal; A, Abdomen; An, Antena pertama; Ant, Antena kedua; C, Karapas; CE, Mata; L, kaki renang; Max, Maxillae pertama; Maxl, Maxillae kedua; P, Proboscis; Ps, Stylet; T, Thorax; TS, Testis.
2.2.2 Daur Hidup Argulus Daur hidup Argulus adalah langsung, yaitu hanya membutuhkan satu inang dalam daur hidupnya. Menurut Steckler and Yanong (2012), Branchiura memiliki daur hidup rata-rata 30-60 hari, bergantung pada spesies parasit dan suhu lingkungan. Setelah Argulus jantan dan betina kopulasi, Argulus betina akan meninggalkan inang dan meletakkan telurnya pada benda yang keras. Argulus betina yang telah meletakkan telurnya akan kembali melekat pada inang. Telur Argulus menetas dalam 17 hari pada suhu 23 ºC dan 30 hari pada suhu 20 ºC (Kismiyati dan Mahasri, 2012). Telur yang menetas menjadi nimfa dan harus menemukan inang dalam waktu 2-3 hari atau akan mati. Nimfa berkembang menjadi stadium juvenil (Kismiyati dan Mahasri, 2012), kemudian berkembang menjadi Argulus dewasa dalam waktu 30-40 hari setelah menetas (Steckler and Yanong, 2012). Daur hidup Argulus dapat dilihat pada Gambar 2.3.
Skripsi
PEMANFAATAN PERASAN BIJI PEPAYA (Carica papaya) UNTUK MENCEGAH INFESTASI Argulus PADA IKAN MASKOKI (Carassius auratus)
DERIVA DWI KALSASIN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Gambar 2.3 Daur hidup Argulus. Sumber: Bandilla (2007). Keterangan: 1. Telur Argulus yang melekat pada batu, 2. Nimfa Argulus, 3. Argulus menginfestasi ikan, 4. Argulus betina dewasa, 5. Argulus jantan dewasa.
2.2.3 Sistem Saraf Argulus Sistem saraf Argulus adalah tangga tali yang saraf pusatnya berhubungan dengan alat indera (Chapman (1997) dalam Puspitasari dkk. (2012)). Saraf tersebut terdiri dari enam rantai ganglia otak dorsal dan ventral. Saraf dari ganglia pertama berhubungan dengan sucker. Saraf dari ganglia kedua berhubungan dengan maxillae kedua dan innervating di lateral karapas. Saraf dari ganglia ketiga, empat dan lima berhubungan dengan kaki renang sedangkan sepasang ganglia keenam berhubungan dengan organ reproduksi (Wilson, 1902).
2.2.4 Gejala Klinis dan Patogenesis Infestasi Argulus Ikan yang terinfestasi Argulus akan memproduksi lendir berlebih, keadaan ikan yang melemah, menggosok-gosokkan tubuh pada permukaan kasar dan melompat dari air (Kismiyati dkk., 2011). Infestasi Argulus tidak menyebabkan kematian pada ikan. Kematian ikan terjadi akibat infeksi sekunder yang disebabkan infestasi Argulus. Ikan yang terinfestasi Argulus kemungkinan besar akan mendapat infeksi sekunder oleh jamur dan bakteri (Kismiyati dan Mahasri, 2012). Stylet akan menimbulkan bekas luka yang digunakan sebagai pintu masuk
Skripsi
PEMANFAATAN PERASAN BIJI PEPAYA (Carica papaya) UNTUK MENCEGAH INFESTASI Argulus PADA IKAN MASKOKI (Carassius auratus)
DERIVA DWI KALSASIN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
jamur atau bakteri. Bakteri yang sering menginfeksi akibat infestasi Argulus yaitu Aeromonas atau Pseudomonas (Yilidz and Kumantas, 2002).
2.3
Pepaya (Carica papaya L.)
2.3.1 Klasifikasi dan Morfologi Pepaya Menurut Ikeyi et al. (2013), sistematika tumbuhan pepaya (Carica papaya L.) berdasarkan taksonominya adalah sebagai berikut: Divisi Kelas Ordo Familia Genus Spesies
: Magnoliophyta : Magnoliopsida : Brassicales : Caricaceae : Carica : Carica papaya
Pepaya adalah tanaman asli dari daerah tropis Amerika. Pohon pepaya dapat tumbuh pada ketinggian 0-1000 meter dpl dengan daun berbentuk menjari. Pepaya memiliki varietas antara lain: pepaya Semangko, pepaya Dampit, pepaya Arum Bogor, pepaya Carysa (pepaya Hawai), pepaya Sari Gading, pepaya Sari Rona dan pepaya California (pepaya Callina) (Budiyanti dan Sunyoto, 2011). Buah pepaya berbentuk lonjong yang terdapat rongga didalamnya. Rongga tersebut berisi biji pepaya. Biji pepaya termasuk limbah pertanian, terdapat dibagian rongga buah pepaya. Berbentuk bulat keriput yang dibungkus oleh kulit ari yang transparan seperti agar. Biji pepaya pada buah yang belum matang berwarna putih, sedangkan biji pepaya matang berwarna hitam dengan tekstur yang lunak. Bentuk biji pepaya dapat dilihat pada Gambar 2.4.
Skripsi
PEMANFAATAN PERASAN BIJI PEPAYA (Carica papaya) UNTUK MENCEGAH INFESTASI Argulus PADA IKAN MASKOKI (Carassius auratus)
DERIVA DWI KALSASIN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Gambar 2.4 Morfologi buah dan biji pepaya. Sumber: Milind and Gurditta (2011)
2.3.2 Bahan Aktif dan Mekanisme Kerja Biji Pepaya Terhadap Argulus Biji
pepaya
mengandung
protein
kasar,
minyak
pepaya,
karpain,
benzilisothiosianat, benzilglukosinolat, glukotropakolin, benzilthiourea, caricin dan enzym myrosin (Khrisna et al., 2008; Boshra and Tajul, 2013; Saran and Choudhary, 2013). Beberapa senyawa diketahui memiliki kelarutan yang baik dalam air, senyawa tersebut adalah thiourea, karpain, karbohidrat dan protein (Whindhalz et al. (1989) dalam Nur (2002)). Pada biji pepaya terdapat senyawa yang dapat digunakan sebagai insektisida yaitu karpain. Karpain merupakan salah satu alkaloid yang memiliki
rasa yang pahit dan dapat menurunkan kerja organ tubuh. Roberts and Wink (1998) menyebutkan bahwa alkaloid bekerja melumpuhkan sistem saraf. Selain itu biji pepaya juga mengandung senyawa fitokimia seperti alkaloid, flavanoid, tanin dan saponin (Lusiana dkk., 2012).
Karpain dilaporkan menyebabkan penekanan sistem saraf pusat (Nur, 2002). Saraf Argulus berhubungan dengan sucker yang berfungsi untuk menempel. Akibatya saraf tidak dapat mengantar impuls saraf sampai ke sucker dan Argulus tidak dapat menempel.
Skripsi
PEMANFAATAN PERASAN BIJI PEPAYA (Carica papaya) UNTUK MENCEGAH INFESTASI Argulus PADA IKAN MASKOKI (Carassius auratus)
DERIVA DWI KALSASIN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
2.4
Pencegahan Argulus Pencegahan Argulus dilakukan untuk mencegah timbulnya argulosis
sehingga tidak terjadi penurunan nilai ekonomis pada ikan. Pencegahan Argulus dapat menggunakan bahan alami maupun bahan kimia. Penggunaan bahan alami sebagai pencegahan Argulus masih sangat sedikit, bahkan belum diperdagangkan. Kurangnya informasi dan tidak adanya produk menjadikan konsumen memilih bahan kimia sebagai pengendali Argulus. Metode pengobatan untuk ektoparasit adalah dipping (perendaman dalam larutan insektisida) (Soeharsono, 2005). Metode ini merupakan metode yang efektif karena ektoparasit yang hidup di permukaan tubuh inang. Namun, insektisida dapat menyebabkan pencemaran lingkungan. Metode dipping dapat menggunakan biji pepaya karena bahan aktif dari biji pepaya dapat menghambat perkembangbiakan Argulus. Menurut Kismiyati dan Mahasri (2012), pengendalian Argulus dapat menggunakan Gammexane, Benzene hexachloride (BHC) efektif digunakan namun sangat bersifat racun serta tidak mudah terdegradasi. Dapat juga menggunakan Pyrethrum dengan dosis 20-100 ppm selama 10-20 menit atau Dipterex 100 ppm selama satu jam. Penggunaan bahan kimia tersebut bersifat toksik dan tidak lagi memberikan pengaruh pada Argulus (Taylor et al., 2005). Hal ini dapat menimbulkan kerugian baik pembudidaya maupun ikan.
Skripsi
PEMANFAATAN PERASAN BIJI PEPAYA (Carica papaya) UNTUK MENCEGAH INFESTASI Argulus PADA IKAN MASKOKI (Carassius auratus)
DERIVA DWI KALSASIN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS
3.1 Kerangka Konseptual Salah satu parasit yang menyerang ikan maskoki yaitu Argulus. Argulus menginfestasi kepala, sirip dan permukaan tubuh ikan (Nagasawa et al., 2010). Keberadaan parasit ini dapat menimbulkan kerugian bagi pembudidaya dan menyebabkan ikan kurus, pergerakan ikan abnormal, produksi lendir yang berlebih dan lesi pada permukaan tubuh dan sirip (Mousavi et al., 2011). Akibat yang
ditimbulkan
Argulus
berdampak
pada
keindahan
ikan
sehingga
mempengaruhi nilai ekonomis ikan tersebut. Pencegahan parasit Argulus perlu dilakukan untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan. Pencegahan Argulus pada ikan maskoki dapat dilakukan menggunakan bahan kimia maupun bahan alami. Bahan kimia yang digunakan adalah insektisida sisntesis yang bersifat spesifik. Insektisida dapat menyebabkan resistensi pada ikan dan tidak mudah larut dalam air, oleh karena itu bahan kimia dapat digantikan oleh bahan alami yaitu biji pepaya. Biji pepaya termasuk limbah pertanian yang dapat digunakan sebagai insektisida alami, karena lebih aman, murah dan mudah didapat. Biji pepaya mengandung karpain (Boshra and Tajul, 2013) yang merupakan salah satu golongan alkaloid pyroline. Roberts and Wink (1998), menyatakan bahwa alkaloid bekerja melumpuhkan sistem saraf. Saraf berhubungan dengan sucker yang berfungsi untuk menempel. Saraf yang lumpuh tidak dapat mengantar impuls saraf sampai ke sucker sehingga sucker tidak berfungsi dan Argulus tidak
Skripsi
PEMANFAATAN PERASAN BIJI PEPAYA (Carica papaya) UNTUK MENCEGAH INFESTASI Argulus PADA IKAN MASKOKI (Carassius auratus)
DERIVA DWI KALSASIN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
menempel pada ikan maskoki. Bagan kerangka konseptual penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.1. Ikan Maskoki Ikan kurus, pergerakan abnormal, lendir berlebih, lesi pada permukaan tubuh dan sirip
Infestasi Argulus
Pencegahan infestasi Argulus
Bahan Kimia Spesifik, resistensi, tidak larut air
Bahan Alami
Insektisida
Kematian
Perasan Biji Pepaya
Murah, Mudah, tidak toksik
Karpain Tidak dapat menyampaikan impuls ke organ
Melumpuhkan Sistem Saraf Argulus
Impuls saraf tidak tersampaikan ke alat indera yaitu Sucker
sucker tidak berfungsi
Argulus tidak menempel Gambar 3.1 Kerangka konseptual penelitian. Keterangan Gambar : = Konsep penelitian yang dikerjakan = Konsep penelitian yang tidak dikerjakan
Skripsi
PEMANFAATAN PERASAN BIJI PEPAYA (Carica papaya) UNTUK MENCEGAH INFESTASI Argulus PADA IKAN MASKOKI (Carassius auratus)
DERIVA DWI KALSASIN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
3.2 Hipotesis 1) Perasan biji pepaya (Carica papaya) dapat mencegah infestasi Argulus pada ikan maskoki (Carasius auratus). 2) Terdapat konsentrasi optimal dari perasan biji pepaya (Carica papaya) untuk mencegah infestasi Argulus pada ikan maskoki (Carasius auratus).
Skripsi
PEMANFAATAN PERASAN BIJI PEPAYA (Carica papaya) UNTUK MENCEGAH INFESTASI Argulus PADA IKAN MASKOKI (Carassius auratus)
DERIVA DWI KALSASIN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
IV METODOLOGI
4.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei-Juni 2014 di laboratorium pendidikan Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga Surabaya.
4.2 Materi Penelitian 4.2.1 Alat Penelitian Alat yang digunakan dalam penelitian terdiri dari akuarium utama berukuran 40x30x30 cm untuk pemeliharaan, 25 akuarium perlakuan berukuran 15x15x30 cm, gelas ukur 500 ml, kertas pH, DO meter, termometer, timbangan digital, jaring, kertas saring, seperangkat alat aerasi, blender, dan spuit.
4.2.2 Bahan Penelitian Bahan yang digunakan dalam penelitian terdiri dari 25 ekor benih ikan maskoki dengan ukuran 3-5 cm, dua kilogram biji pepaya, Argulus sebanyak 250 ekor, air PDAM yang telah diendapkan dan sabun cuci.
4.3 Metode Penelitian Metode Penelitian yang akan digunakan adalah metode eksperimen laboratorium dengan menggunakan hewan coba ikan maskoki sebagai objek penelitian. Penelitian eksperimen dilakukan secara sengaja dengan cara memberikan perlakuan tertentu terhadap subjek penelitian dalam kondisi terkendali (Jaedun, 2011).
Skripsi
PEMANFAATAN PERASAN BIJI PEPAYA (Carica papaya) UNTUK MENCEGAH INFESTASI Argulus PADA IKAN MASKOKI (Carassius auratus)
DERIVA DWI KALSASIN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Variabel yang digunakan dalam penelitian antara lain: variabel kontrol yaitu kualitas air dan jumlah Argulus pada masing-masing ikan maskoki, variabel bebas yaitu konsentrasi perasan biji pepaya, serta variabel terikat yaitu jumlah Argulus yang tidak menempel pada ikan maskoki.
4.3.1 Penelitian pendahuluan Penelitian pendahuluan bertujuan untuk menentukan save concentration yiatu konsentrasi perasan biji pepaya yang aman untuk ikan dan menyebabkan Argulus tidak menginfestasi. Pada penelitian pendahuluan konsentrasi yang digunakan kontrol, 10 ppt, 20 ppt, 40 ppt, 60 ppt, 80 ppt dan 90 ppt. Hasil penelitian pendahuluan ditemukan konsentrasi di mana Argulus yang menempel dengan persentase paling sedikit dan ikan dapat bertahan hidup yaitu konsentrasi 60 ppt. Berikut (Tabel 4.1) hasil dan perlakuan dalam penelitian pendahuluan. Tabel 4.1 Hasil Penelitian Pendahuluan Jumlah infestasi Argulus (%) Konsentrasi Jumlah dalam waktu (menit) No (ppt) Argulus 15 30 45 60 1. 0 (kontrol) 5 100 100 100 100 2. 10 5 80 80 100 100 3. 20 5 60 80 100 100 4. 40 5 60 80 100 100 5. 60 5 60 60 60 20 6. 80 5 60 60 7. 90 5 60 60 -
Keterangan Ikan hidup Ikan hidup Ikan hidup Ikan hidup Ikan hidup Ikan mati Ikan mati
4.3.2 Rancangan Penelitian Penelitian dilakukan dengan Rancangan Acak Lengkap yang dipergunakan bila media dan bahan percobaan seragam atau dapat dianggap seragam (Kusriningrum, 2012). Penelitian ini terdiri dari lima perlakuan dan lima kali
Skripsi
PEMANFAATAN PERASAN BIJI PEPAYA (Carica papaya) UNTUK MENCEGAH INFESTASI Argulus PADA IKAN MASKOKI (Carassius auratus)
DERIVA DWI KALSASIN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
ulangan. Dalam rancangan ini terdapat satu sumber keragaman yaitu konsentrasi perasan biji pepaya. Sebagai perlakuan adalah konsentrasi perasan biji pepaya yang berbeda, yaitu: 1) Perlakuan A perasan sebagai kontrol (tanpa perasan biji pepaya), 2) Perlakuan B perasan biji pepaya dengan konsentrasi 40 ppt, 3) Perlakuan C perasan biji pepaya dengan konsentrasi 45 ppt, 4) Perlakuan D perasan biji pepaya dengan konsentrasi 50 ppt, 5) Perlakuan E perasan biji pepaya dengan konsentrasi 55 ppt. Penentuan konsentrasi yang digunakan berdasarkan hasil penelitian pendahuluan, dimana ikan dapat bertahan hidup pada perasan biji pepaya konsentrasi 60 ppt.
4.4 Prosedur Kerja 4.4.1 Persiapan Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah akuarium, blender dan gelas ukur. Alat tersebut dibersihkan dari kotoran maupun debu. Akuarium, blender dan gelas ukur dicuci menggunakan sabun kemudian dibilas dengan air hingga bersih dan dikeringkan. Akuarium yang telah kering diisi air bersih dan dipasang selang aerasi. Akuarium didiamkan selama 24 jam baru dapat digunakan untuk aklimatisasi ikan sehat.
4.4.2 Aklimatisasi Ikan Ikan maskoki yang digunakan dalam penelitian diaklimatisasi terlebih dahulu dalam akuarium pemeliharaan. Ikan diberi pakan dua kali sehari sebanyak
Skripsi
PEMANFAATAN PERASAN BIJI PEPAYA (Carica papaya) UNTUK MENCEGAH INFESTASI Argulus PADA IKAN MASKOKI (Carassius auratus)
DERIVA DWI KALSASIN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
5% dari biomas. Aklimatisasi dilakukan selama 24 jam sebelum perlakuan agar ikan tidak stres.
4.4.3 Perhitungan Konsentrasi Perasan Biji Pepaya Perlakuan yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak lima perlakuan dengan lima kali ulangan. Konsentrasi perasan biji pepaya yang digunakan yaitu kontrol, 40 ppt, 45 ppt, 50 ppt, dan 55 ppt. Volume air yang digunakan adalah satu liter. Perhitungan perasan biji pepaya adalah sebagai berikut: 1) Perlakuan A berisi 1000 ml air, 2) Perlakuan B berisi 40 ml perasan biji pepaya ditambah 960 ml air, 3) Perlakuan C berisi 45 ml perasan biji pepaya ditambah 955 ml air, 4) Perlakuan D berisi 50 ml perasan biji pepaya ditambah 950 ml air, 5) Perlakuan E berisi 55 ml perasan biji pepaya ditambah 945 ml air.
4.4.4 Pembuatan Perasan Biji Pepaya Biji pepaya yang digunakan berwarna hitam, berasal dari buah pepaya matang (kulit berwarna hijau kekuningan, lunak dan daging berwarna merah oranye). Biji pepaya sebanyak dua kilogram yang masih segar diblender hingga bentuknya menyerupai bubur. Bubur biji pepaya kemudian diperas menggunakan kain bersih dan kertas saring. Air perasan biji pepaya yang diperoleh 850 ml dengan konsentrasi 100% yang mengandung senyawa karpain.
4.4.5 Pelaksanaan Penelitian Prosedur penelitian pemanfaatan biji pepaya untuk mencegah infestasi Argulus pada ikan maskoki dilakukan sesuai prosedur infestasi buatan (Kismiyati,
Skripsi
PEMANFAATAN PERASAN BIJI PEPAYA (Carica papaya) UNTUK MENCEGAH INFESTASI Argulus PADA IKAN MASKOKI (Carassius auratus)
DERIVA DWI KALSASIN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
2009). Akuarium diisi air perasan biji pepaya sesuai dengan konsentrasi yang telah ditentukan. Satu ikan maskoki dimasukkan ke dalam akuarium yang berisi air perasan biji pepaya yang telah dilarutkan ke dalam air. Langkah selanjutnya yaitu memasukkan Argulus yang telah dipuasakan selama 24 jam sebanyak 10 ekor ke masing-masing akuarium. Pengamatan dilakukan selama 60 menit berdasarkan penelitian pendahuluan. Selama perlakuan ikan tidak diberi pakan. Diagram alir penelitian dapat dilihat pada Gambar 4.1.
4.5 Parameter Penelitian 4.5.1 Parameter Utama Parameter utama dalam penelitian ini adalah jumlah infestasi Argulus pada ikan maskoki. Argulus dihitung sesudah perlakuan sehingga diketahui jumlah Argulus yang menempel.
4.5.2 Parameter Penunjang Parameter penunjang dalam penelitian ini adalah kualitas air dan tingkah laku ikan. Pengamatan tingkah laku dan pengukuran kualitas air dilakukan sebelum dan sesudah perlakuan. Pengukuran parameter kualitas air antara lain pH, DO dan suhu air. Sedangkan pengamatan tingkah laku adalah pergerakan dan metabolisme ikan. Data parameter penunjang digunakan sebagai data penunjang parameter utama dalam menganalisis hasil penelitian.
4.6 Analisis Data Penelitian perasan biji pepaya (Carica papaya) untuk mencegah infestasi Argulus pada ikan maskoki (Carasius auratus auratus) menghasilkan data berupa
Skripsi
PEMANFAATAN PERASAN BIJI PEPAYA (Carica papaya) UNTUK MENCEGAH INFESTASI Argulus PADA IKAN MASKOKI (Carassius auratus)
DERIVA DWI KALSASIN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
jumlah infestasi Argulus yang dianalisis menggunakan analisis variansi (ANAVA). Apabila terdapat pengaruh pada pemberian perlakuan, maka dilakukan uji lanjutan menggunakan uji Jarak Berganda Duncan (Duncan’s Multiple Range Test) untuk mengetahui perbedaan antara perlakuan satu dengan perlakuan yang lain (Kusriningrum, 2008). Persiapan
Aklimatisasi ikan maskoki
Argulus dipuasakan
Pembuatan perasan biji pepaya
Perlakuan
A
B
C
D
E
Kontrol (tanpa perasan biji pepaya) dengan satu ikan maskoki
Perasan biji pepaya konsentrasi 40 ppt dengan satu ikan maskoki
Perasan biji pepaya konsentrasi 45 ppt dengan satu ikan maskoki
Perasan biji pepaya konsentrasi 50 ppt dengan satu ikan maskoki
Perasan biji pepaya konsentrasi 55 ppt dengan satu ikan maskoki
A A A A 1 2 3 4
A 5
B B B B 1 2 3 4
B 5
C C C C 1 2 3 4
C 5
D D D D 1 2 3 4
D 5
E E E E 1 2 3 4
Pengamatan kualitas air (pH, DO, suhu) dan tingkah laku ikan
Pengamatan jumlah infestasi Argulus
Analisis data Gambar 4.1 Diagram alir penelitian.
Skripsi
PEMANFAATAN PERASAN BIJI PEPAYA (Carica papaya) UNTUK MENCEGAH INFESTASI Argulus PADA IKAN MASKOKI (Carassius auratus)
DERIVA DWI KALSASIN
E 5
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1
Hasil Penelitian ini menghasilkan data utama yaitu jumlah infestasi Argulus pada
ikan maskoki. Infestasi Argulus merupakan data utama yang dianalisis dengan uji Analisis Variansi (ANAVA) satu arah dengan selang kepercayaan 95%. Hasil uji menunjukkan perbedaan yang sangat nyata antara perlakuan terhadap hasil pengamatan (p>0,05) (Lampiran 3). Dengan demikian H1 diterima kemudian dilanjutkan dengan uji Jarak Berganda Duncan 5% untuk mengetahui pengaruh antar perlakuan. Data penunjang pada penelitian ini adalah kualitas air antara lain DO, pH dan suhu.
5.1.1 Infestasi Argulus Pada Ikan Maskoki Infestasi Argulus dinyatakan dengan jumlah Argulus yang menempel pada permukaan tubuh ikan maskoki. Infestasi Argulus dihitung setelah melakukan perendaman dengan perasan biji pepaya. Rata-rata jumlah infestasi Argulus dapat dilihat pada Tabel 5.1.
Tabel 5.1 Rata-rata jumlah infestasi Argulus pada ikan maskoki setelah perlakuan Perlakuan Rata-rata infestasi Argulus ± SD A 10a ± 0 B 8,4b ± 0,54 C 7,4c ± 0,54 D 5,8d ± 0,83 E 5,2d ± 0,44 Keterangan: a, b, c, d: huruf kecil pada baris yang berbeda menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antar perlakuan; SD: Standar deviasi; A, B, C, D, E: Konsentrasi perasan biji pepaya (kontrol, 40 ppt, 45 ppt, 50 ppt, 55 ppt).
Skripsi
PEMANFAATAN PERASAN BIJI PEPAYA (Carica papaya) UNTUK MENCEGAH INFESTASI Argulus PADA IKAN MASKOKI (Carassius auratus)
DERIVA DWI KALSASIN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Pada Tabel 5.1 menunjukkan bahwa perasan biji pepaya berpengaruh terhadap infestasi Argulus pada ikan Maskoki. Perlakuan A (kontrol) berbeda nyata dengan perlakuan B (40 ppt), C (45 ppt), D (50 ppt) dan E (55 ppt). Perlakuan B (40 ppt) berbeda nyata dengan perlakuan C (45 ppt), D (50 ppt) dan E (55 ppt). Perlakuan C (45 ppt) berbeda nyata dengan perlakuan D (50 ppt) dan E (55 ppt). Sedangkan, perlakuan D (50 ppt) tidak berbeda nyata dengan perlakuan E (55 ppt). Grafik persentase infestasi Argulus dapat dilihat pada Gambar 5.1
120% 100% Persentase Jumlah Argulus
100% 84% 80%
74% 58%
60%
52% 42%
Argulus yang menginfestasi
48%
40% 26%
Argulus yang tidak menginfestasi
16%
20%
0% 0% A
B
C perlakuan
D
E
Gambar 5.1 Grafik persentase infestasi Argulus terhadap lima perlakuan yang berbeda. Keterangan: A. perlakuan kontrol, B. Perasan biji pepaya 40 ppt, C. Perasan biji pepaya 45 ppt, D. Perasan biji pepaya 50 ppt, E. Perasan biji pepaya 55 ppt. Berdasarkan grafik pada Gambar 5.1, konsentrasi optimal perasan biji pepaya pada perlakuan D yaitu 50 ppt karena mampu mencegah rata-rata infestasi Argulus dengan jumlah paling sedikit. Dari 10 Argulus yang akan diinfestasikan, perlakuan D dapat menyebabkan 42% Argulus tidak menginfestasi.
Skripsi
PEMANFAATAN PERASAN BIJI PEPAYA (Carica papaya) UNTUK MENCEGAH INFESTASI Argulus PADA IKAN MASKOKI (Carassius auratus)
DERIVA DWI KALSASIN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
5.1.2 Pengamatan Tingkah Laku Ikan Maskoki Pengamatan tingkah laku ikan dilakukan sebelum, selama dan setelah perlakuan. Tingkah laku yang diamati adalah pergerakan dan metabolisme ikan. Perubahan tingkah laku pada ikan maskoki menunjukkan gejala klinis yang disebabkan oleh Argulus, yaitu memproduksi lendir berlebih, keadaan ikan yang melemah dan menggosok-gosokkan tubuh pada permukaan kasar (Kismiyati dkk., 2011). Perubahan tingkah laku ikan dapat dilihat pada Tabel 5.2.
Tabel 5.2 Perubahan tingkah laku ikan sebelum, selama dan setelah perlakuan Tingkah Laku Ikan No Perlakuan Sebelum Selama Perlakuan Setelah perlakuan Perlakuan Ikan menggosokgosokkan tubuhnya ke Berenang aktif, dinding akuarium, A 1 warna tubuh ikan berada di dasar Berenang aktif (kontrol) cerah, akuarium dan produksi lendir berlebih Ikan menggosokBerenang aktif, gosokkan tubuhnya ke 2 B (40 ppt) warna tubuh Berenang aktif akuarium, produksi cerah, lendir berlebih Ikan cenderung di Berenang aktif, dasar akuarium, ikan 3 C (45 ppt) warna tubuh Berenang aktif mengeluarkan feses cerah, dan lendir Pergerakan ikan pasif, Berenang aktif, ikan mengeluarkan 4 D (50 ppt) warna tubuh Berenang aktif feses, produksi lendir cerah, berlebih Pergerakan ikan pasif, Berenang aktif, ikan mengeluarkan 5 E (55 ppt) warna tubuh Berenang aktif feses, produksi lendir cerah, berlebih
Skripsi
PEMANFAATAN PERASAN BIJI PEPAYA (Carica papaya) UNTUK MENCEGAH INFESTASI Argulus PADA IKAN MASKOKI (Carassius auratus)
DERIVA DWI KALSASIN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Selama perlakuan terdapat perubahan tingkah laku pada ikan maskoki. Setelah perlakuan, ikan maskoki dimasukkan kembali ke akuarium yang berisi air bersih. Ikan maskoki kembali berenang aktif seperti sebelum dilakukan perlakuan.
5.1.3 Kualitas Air Kualitas air yang diukur antara lain oksigen terlarut (DO), derajat keasaman (pH) dan suhu. Kualitas air diukur sebelum dan setelah perlakuan. Data rata-rata kualitas air dapat dilihat pada Tabel 5.3.
Tabel 5.3 Rata-rata kualitas air sebelum dan sesudah perlakuan Perlakuan Parameter A B C D E Kualitas Air (kontrol) (40 ppt) (45 ppt) (50 ppt) (55 ppt) Sebelum Perlakuan DO (mg/L) 8 8 8 8 8 Suhu (ᵒC) 29 29 29 29 29 pH 7,4 7 6,8 7,2 7,4 Sesudah Perlakuan (mg/L) 8 5,6 5,6 5,6 6,8 Suhu (ᵒC) 29 30 30 30 30 pH 7,4 5,8 5,8 5,2 5
Hasil pengamatan kualitas air pada perlakuan A tidak berbeda antara sebelum dan sesudah perlakuan. Pengamatan DO dan pH perlakuan B, C, D dan E mengalami penurunan setelah perlakuan. Sedangkan, suhu perlakuan B, C, D dan E meningkat setelah perlakuan.
Skripsi
PEMANFAATAN PERASAN BIJI PEPAYA (Carica papaya) UNTUK MENCEGAH INFESTASI Argulus PADA IKAN MASKOKI (Carassius auratus)
DERIVA DWI KALSASIN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
5. 2 Pembahasan Penentuan konsentrasi dalam penelitian pemanfaatan perasan biji pepaya untuk mencegah infestasi Argulus pada ikan maskoki berdasarkan penelitian pendahuluan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang nyata antara perlakuan. Hasil tersebut membuktikan bahwa perasan biji pepaya konsentrasi kontrol, 40 ppt, 45 ppt, 50 ppt dan 55 ppt dapat mencegah infestasi Argulus dengan lama perendaman satu jam. Metode pencegahan yang digunakan adalah dipping yaitu merendam ikan dalam perasan biji pepaya. Dipping merupakan metode yang efektif untuk mencegah infestasi Argulus karena senyawa karpain larut dalam air (Whindhalz et al. (1989) dalam Nur (2002)) sehingga senyawa karpain dapat kontak langsung dengan parasit yang ada di permukaan tubuh ikan. Dalam penelitian ini menggunakan ikan maskoki berukuran 3-5 cm. Ikan maskoki dengan lama pemeliharaan satu bulan mencapai panjang tubuh 3-5 cm (Bappenas, 2000). Infestasi Argulus 10 ekor pada masing-masing ikan maskoki ukuran 3-5 cm termasuk infestasi berat. Nugraha (2008) menyatakan derajat infeksi Argulus sp. sebanyak 3,12 parasit/ekor pada ikan maskoki umur dua bulan termasuk kategori berat. Perasan biji pepaya dapat mencegah infestasi Argulus pada ikan maskoki karena terdapat karpain, benzilisothiosianat, benzilglukosinolat, glukotropakolin, benzilthiourea, caricin dan enzym myrosin (Boshra and Tajul, 2013). Dari semua bahan aktif yang dimiliki oleh biji pepaya, karpain yang dapat digunakan sebagai
Skripsi
PEMANFAATAN PERASAN BIJI PEPAYA (Carica papaya) UNTUK MENCEGAH INFESTASI Argulus PADA IKAN MASKOKI (Carassius auratus)
DERIVA DWI KALSASIN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
insektisida nabati (Kurnia dkk, 2012). Karpain pada biji pepaya merupakan golongan alkaloid dengan kadar 1000-1500 ppm (Duke, 1992). Pada Gambar 5.1 grafik persentase infestasi Argulus menunjukkan bahwa pada perlakuan A, infestasi Argulus pada ikan maskoki dengan persentase infestasi paling tinggi yaitu 100% karena perlakuan A merupakan perlakuan kontrol. Pada perlakuan kontrol tidak ada penambahan perasan biji pepaya sehingga tidak terdapat senyawa karpain yang mempengaruhi Argulus. Perlakuan B berbeda nyata dengan perlakuan C, D dan E. Pada perlakuan B persentase infestasi Argulus sebesar 84% sedangkan perlakuan C sebesar 74%. Perlakuan C dapat dikatakan lebih optimal dari perlakuan B karena kemampuan perasan biji pepaya mencegah infestasi Argulus sebesar 26%. Diduga pada perlakuan B dan C kerja dari senyawa karpain belum bekerja optimal sehingga infestasi Argulus tinggi. Perlakuan D tidak berbeda nyata dengan perlakuan E. Persentase infestasi Argulus pada perlakuan D mendekati perlakuan E dibandingkan dengan perlakuan lainnya (A, B, dan C), yaitu masing-masing 58% dan 52%. Kedua perlakuan tersebut dapat dikatakan sebagai konsentrasi optimal karena mampu mencegah infestasi Argulus sebesar 42% dan 48%. Kemampuan perasan biji pepaya mencegah infestasi Argulus pada dua perlakuan tersebut merupakan yang paling besar dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Hal tersebut karena diduga pada kedua konsentrasi tersebut, senyawa karpain dapat bekerja secara optimal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi 55 ppt mampu mencegah infestasi Argulus paling banyak yaitu 5,2 ekor. Dengan demikian semakin besar konsentrasi perasan biji pepaya yang diberikan maka semakin sedikit infestasi
Skripsi
PEMANFAATAN PERASAN BIJI PEPAYA (Carica papaya) UNTUK MENCEGAH INFESTASI Argulus PADA IKAN MASKOKI (Carassius auratus)
DERIVA DWI KALSASIN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Argulus pada ikan maskoki. Namun, konsentrasi yang berlebihan dapat menyebabkan kematian pada ikan maskoki. Hal tersebut terbukti pada penelitian pendahuluan yaitu pada konsentrasi di atas 60 ppt menyebabkan ikan mati. Lama perendaman ikan maskoki selama satu jam juga tidak menyebabkan kematian, namun menyebabkan pergerakan ikan melemah. Lama perendaman satu jam merupakan waktu yang cukup untuk infestasi Argulus pada ikan karena waktu infestasi buatan pada Argulus yang dilakukan oleh Kismiyati (2009) adalah 15 menit. Perlakuan D dan E menunjukkan persentase infestasi Argulus paling kecil diantara perlakuan lainnya (A, B dan C) karena pengaruh karpain yang bekerja menekan sistem saraf pusat (Nur, 2002). Duke (1992) juga mengatakan, karpain memiliki aktivitas menekan Central Nervous system (CNS) dengan mengikat ion Na+ pada saraf. Ion Na+ berfungsi untuk mengantarkan impuls saraf hingga terjadi aksi. Saraf Argulus berhubungan dengan sucker yang berfungsi untuk menempel. Saraf yang ditekan tidak dapat mengantar impuls saraf sampai ke sucker mengakibatkan Argulus tidak dapat menginfestasi ikan maskoki. Ikan maskoki pada perlakuan A menunjukkan tingkah laku menggosokgosokan tubuhnya ke dinding akuarium, ikan berada di dasar akuarium dan lendir berlebih. Perlakuan A merupakan perlakuan kontrol, artinya perubahan tingkah laku menunjukkan gejala klinis yang disebabkan oleh Argulus. Perlakuan B menunjukkan tingkah laku ikan menggosok-gosokkan tubuh ke dinding akuarium dan lendir berlebih. Perlakuan C menunjukkan tingkah laku ikan cenderung diam di dasar akuarium, mengeluarkan feses dan lendir. Sedangkan perlakuan D dan E
Skripsi
PEMANFAATAN PERASAN BIJI PEPAYA (Carica papaya) UNTUK MENCEGAH INFESTASI Argulus PADA IKAN MASKOKI (Carassius auratus)
DERIVA DWI KALSASIN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
menunjukkan tingkah laku yang tidak jauh berbeda yaitu pergerakan ikan pasif, lendir berlebih dan mengeluarkan feses. Produksi lendir berlebih terlihat dengan terdapatnya gumpalan putih seperti kabut yang terdapat di bagian ekor dan permukaan tubuh ikan sehingga menyebabkan warna tubuh ikan menjadi pucat. Setelah perlakuan ikan dimasukkan ke akuarium yang berisi air bersih dan ikan berenang aktif. Kualitas air diukur sebelum dan sesudah perlakuan untuk mengetahui perubahan kualitas air akibat perasan biji pepaya. Pengukuran kualitas air pada penelitian yaitu DO, suhu dan pH. Hasil pengukuran suhu air sebelum dan sesudah perlakuan tidak berbeda yaitu 29ᵒC pada perlakuan A. Perlakuan B, C, D dan E yang mengalami perubahan suhu yaitu dari 29ᵒC menjadi 30ᵒC. Menurut Latha and Lipton (2007) ikan mas koki dapat hidup pada suhu 23-29ᵒC. Pengamatan terhadap DO menunjukkan adanya penurunan pada perlakuan B, C, D dan E dari 8 mg/L masing-masing perlakuan menjadi 5,6 mg/L, 5,6 mg/L, 5,6 mg/L dan 6,8 mg/L. Sedangkan perlakuan A tidak mengalami perubahan DO karena perlakuan A merupakan kontrol. Penurunan DO terjadi seiring meningkatnya suhu air. Brown (1987) dalam Effendi (2003) mengatakan peningkatan suhu 1ᵒC akan meningkatkan konsumsi oksigen sekitar 10%. Perubahan DO dapat dikatakan baik karena ikan maskoki dapat hidup dengan rentang DO 4-7 mg/L (Latha and Lipton, 2007). Pengamatan terhadap pH sebelum perlakuan adalah 7. Pada perlakuan A tidak mengalami perubahan pH karena perlakuan A merupakan kontrol. Perlakuan B dan C mengalami penurunan pH menjadi 5,8, sedangkan perlakuan D dan E masing-masing menjadi 5,2 dan 5.
Skripsi
PEMANFAATAN PERASAN BIJI PEPAYA (Carica papaya) UNTUK MENCEGAH INFESTASI Argulus PADA IKAN MASKOKI (Carassius auratus)
DERIVA DWI KALSASIN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Penurunan pH tidak berpengaruh pada ikan karena ikan maskoki dapat tumbuh baik pada rentang pH 6-8,3 (Latha and Lipton, 2007). Hasil pengukuran kualitas air ini dapat sebagai pertimbangan bahwa perasan biji pepaya dapat digunakan sebagai pencegahan infestasi Argulus pada ikan maskoki.
Skripsi
PEMANFAATAN PERASAN BIJI PEPAYA (Carica papaya) UNTUK MENCEGAH INFESTASI Argulus PADA IKAN MASKOKI (Carassius auratus)
DERIVA DWI KALSASIN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Dari penelitian pemanfaatan perasan biji pepaya untuk mencegah infestasi Argulus pada ikan maskoki yang telah dilakukan didapatkan kesimpulan antara lain : 1) Perasan biji pepaya (Carica papaya) dapat mencegah infestasi Argulus
pada ikan maskoki (Carassius auratus) 2) Konsentrasi optimal perasan biji pepaya (Carica papaya) untuk mencegah
infestasi Argulus pada ikan maskoki (Carassius auratus) adalah 50 ppt yang dapat mencegah infestasi Argulus sebesar 42%.
6.2 Saran Pencegahan infestasi Argulus pada ikan maskoki ukuran 3-5 cm dapat menggunakan perasan biji pepaya konsentrasi 50 ppt dengan lama perendaman 60 menit. Penggunaan konsentrasi diatas 60 ppt dan lama perendaman diatas 60 menit dapat menyebabkan ikan mati. Penelitian ini dapat dilanjutkan dengan uji toksisitas dan uji waktu lethal perasan biji pepaya terhadap infestasi Argulus.
Skripsi
PEMANFAATAN PERASAN BIJI PEPAYA (Carica papaya) UNTUK MENCEGAH INFESTASI Argulus PADA IKAN MASKOKI (Carassius auratus)
DERIVA DWI KALSASIN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
DAFTAR PUSTAKA
Al-Noor, S. S. 2010. Population Satus of Gold Fish Carassius auratus in Restored East Hammar Marsh, Sothern Iraq. JKAU: Mar. Sci, 21(1): 65-83. Amzi, H., D. Rini dan N. Kariada. 2013. Identifikasi Ektoparasit pada Ikan Koi (Cyprinus carpio L) di Pasar Ikan Hias Jurnatan Semarang. Unnes Journal of Life Science, 2(2): 64-70. Ardana, I. B. K., I. M. Bakta dan I. M Damriyasa. 2011. Pemakaian Herbal Serbuk Biji Pepaya Matang dalam Pengendalian Infeksi Ascaris suum pada Babi. Jurnal Veteriner, 12 (4): 335-340. Bandilla, M. 2007. Transmission and Host and Mate Location in the Fish Louse Argulus coregoni and its Link with Bacterial Disease in Fish. Dissertation. University of Jyvaskyla. Finland. Hal 10. Bappenas, 2000. Budidaya Ikan Mas (Cyprinus carpio L.). www.ristek.go.id. 5 Juni 2014. 16 hal. Beauty, G., A. Yustati dan R. Grandiosa. 2012. Pengaruh Dosis Mikroorganisme Media Pemeliharaan Terhadap Kelangsungan Hidup dan Pertumbuhan Benih Mas Koki (Carassius auratus) dengan Padat Penebaran Berbeda. Jurnal Perikanan dan Kelautan, 3(3): 1-6. Boshra, V and A. Y Tajul. 2013. Papaya-An Innovative Raw Material for Food and Pharmaceutical Processing Industry. Health and the Environment Journal, 4(1): 68-75. Bright, A. R., N. Sathyan, S. P. Antony, T. J. James, R. Philip. 2013. Phylogeny and Genetic Divergence of Three Phenotypic Variants of the Ornamental Goldfish, Carassius auratus (Linnaeus, 1758) Based on CO1 Gene. International Journal of Research in Zoology 3(1): 4-9. Budiyanti, T. dan Sunyoto. 2011. Vareitas Unggul Baru Pepaya Merah Delima, Si Merah yang Manis. SinarTani Edisi 2-8 Nopember No.3429 Tahun XLII. DJPB (Direktorat Jendral Perikanan Budidaya). 2014. Perikanan Budidaya di Kabupaten Tulungagung Yang Sangat Menjanjikan. http://www.djpb.kkp.go.id/berita. 3hal. Duke, J. A. 1992. Handbook of phytochemical constituents of GRAS herbs and other economic plants. CRC Press. Boca Raton, Fulton. 654 p.
Skripsi
PEMANFAATAN PERASAN BIJI PEPAYA (Carica papaya) UNTUK MENCEGAH INFESTASI Argulus PADA IKAN MASKOKI (Carassius auratus)
DERIVA DWI KALSASIN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air bagi Pengelolaan Sumber daya dan lingkungan perairan. Kanius. Yogyakarta. hal 77. FBAS (Federation of British Aquatic Societies). 2002. National Goldfish Standards and Technical Information. Booklet no 4, 11 th edition. www.fbas.co.uk. 37 p. Hoffman, G. L. 1977. Argulus, a Branchiuran Parasite of Freshwater Fishes. US Fish & Wildlife Publications. US. Paper 137. Ikeyi, A. P., A. O. Ogbonna and F. U. Eze. 2013. Phytochemical Analysis of PawPaw (Carica papaya) Leaves. Int. J.LifeSc. Bt and Pharm. Res., 2(3): 347-351. Jaedun, A. 2011. Metodologi Penelitian Eksperimen. Disampaikan Pada Kegiatan In Service I Pelatihan Penulisan Artikel Ilmiah. LPMP Prov DI. Yogyakarta. 13hal. Kabata, Z. 1984. Parasit Disease Of Fish Culture in The Tropics. London : Taylor and Francis. 263pp. Kismiyati dan Mahasri, G. 2012. Buku Ajar Parasit dan Penyakit Ikan I (Ilmu Penyakit Arthropoda Pada Ikan). Global Persada Press. Surabaya. Kismiyati, R. N. Fatiza dan R. Kusdarwati. 2011. Pengaruh Pemberian Garam (NaCl) terhadap Kerusakan Telur Argulus japonicus. Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan 3 (1): 113-115. Kismiyati. 2009. Infestasi Ektoparasit Argulus japonicus (Crustacea :Argulidae) pada Ikan Mas Koki Carassius auratus (Cypriniformes :Cyprinidae) dan Upaya Pengendalian dengan Ikan Sumatera Puntius tetrazona (Cypriniformes : Cyprinidae). Disertasi. Program Pascasarjana. Universitas Airlangga. Surabaya. Krishna, K. L., M. Paridhavi and J. A. Patel. 2008. Review on Nutritional, medical and pharmacological properties of Papaya (Carica papaya Linn.). Natural Product Radiance, 7(4): 364-373. Kumar, S., R. P Raman, K. Kumar, P. K. Pandey, N. Kumar, S. Mohanty and A. Kumar. 2012. In vitro and in vivo antiparasitic activity of Azadirachtin against Argulus spp. in Carassius auratus (Linn. 1758). Parasitol Res 110 (5):1795-1800. Kurnia, S. I., Kismiyati dan Kusnoto. 2012. Lama Perendaman Ikan Komet (Carassius auratus auratus) Dalam Perasan Daun Pepaya (Carica Papaya) Sebagai Pengendali Argulus. Journal of Aquaculture And Fish Health, 1 (1): 107-112.
Skripsi
PEMANFAATAN PERASAN BIJI PEPAYA (Carica papaya) UNTUK MENCEGAH INFESTASI Argulus PADA IKAN MASKOKI (Carassius auratus)
DERIVA DWI KALSASIN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Kusriningrum, R.S. 2012. Perancangan Percobaan. Airlangga University Press. Surabaya. Latha, Y. P and A. P Lipton. 2007. Water quality management in gold fish (Carassius auratus) rearing tanks using different filter materials. Indian Hydrobiology, 10 (2): 301-306. Lusiana, K., P. Magatra dan Y. Martono. 2012. Ekstrak Limbah Biji Pepaya (Carica papaya seeds) Anti Penyakit Jantung Koroner. Prosiding Seminar Nasional Sains dan Pendidikan Sains VII UKSW: Pemberdayaan Manusia dan Alam yang Berkelanjutan Melalui Sains, Matematika dan Pendidikan (The Human and Nature Sustainability Empowerment through Science, Mathematic and Education), 3(1):194198. Milind, P and Gurditta. 2011. Basketfull Benefits of Papaya. IRJP, 2 (7): 6-12.
Mousavi, H. E., F. Behtash, M. Rostami-Bashman, S. S. Mirzargar, P. Shayan and H. Rahmati-holasoo. 2011. Study of Argulus spp. infestation rate in Goldfish, Carassius auratus (Linnaeus, 1758) in Iran. HVM Bioflux, 3 (3): 198-204. Musyaffak, M. 2010. Analisa Tingkat Prevalensi dan Derajat Infeksi Parasit Pada Ikan Kerapu Macan (Ephinephilus fuscoguttatus) di Lokasi Budidaya Berbeda. Skripsi. Universitas Trunojoyo. Madura. Nagasawa, K., H. Katahira and K. Mizuno. 2010. New Host and Locality of the Fish Ectoparasite Argulus japonicus (Crustacea, Branchiura, Argulidae) in Japan, with a Note on Its Heavy Infection. Biogeography, 12: 17-20. Nevada,
D. 2011. Menghidupkan Pertumbuhan Bisnis http://forum.kompas.com/ekonomi-umum. 4hal.
Ekspor-Impor.
Noaman, V., Y Chelongar and A. H Shahmoradi. 2010. The First Record of Argulus foliacesus (Crustacea: Branchiura) Infestation on Lionhead Goldfish (Carassius auratus) in Iran. Iranian J Parasitol, 5(2): 71-76. Nugraha, M. A.2008. Derajat Infeksi Argulus sp. pada Ikan Maskoki (Carassius auratus) di Desa Bangoan Kecamatan Kedungwaru Kabupaten Tulungagung. Tesis. Institut Teknologi Sepuluh November. Surabaya. 84 hal.
Skripsi
PEMANFAATAN PERASAN BIJI PEPAYA (Carica papaya) UNTUK MENCEGAH INFESTASI Argulus PADA IKAN MASKOKI (Carassius auratus)
DERIVA DWI KALSASIN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Nur, F. 2002. Hambatan Siklus Estrus Mencit (Mus musculus) setelah Pemberian Perasan Biji Pepaya (Carica papaya). Tesis. Universitas Diponegoro. Semarang. Hal 4-6. Nurfatimah, A. 2001. Inventarisasi Parasit Pada Ikan Hias Koral Platy (Xyphophorus maculatus), Ikan Gupi Kobra (Poecilia reticulata), Ikan Red Nose Tetra (Hemigrammus rhodostomus) dan Ikan Serpe Minor (Hyphessobrycon serpae) yang Dilalulintaskan Melalui Balai Karantina Ikan Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta. Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 69 hal. Paulet, T. G. 2003. The Effect of Diet Type and Feeding Rate on Growth, Morphological Development and Behaviour of Larval and Juvenil Goldfish Carassius auratus (L.). Thesis. Rhodes university. 152 p. Puspitasari, P., Kismiyati dan L. Sulmartiwi. 2012. Perasan Daun Pepaya (Carica papaya L.) Sebagai Pengendali Infestasi Argulus Pada Ikan Komet (Carassius auratus auratus). Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan, 4(1): 48-52. Roberts, M. F and M. Wink. 1998. Alkaloids: Biochemistry, Ecology and Medicinal Applications. Plenum Press. New York. Saanin, H. 1984. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan. Binacipta. Bogor. Saran, P. L and R. Choudhary. 2013. Drug bioavailability and traditional medicaments of commercially available papaya: A review. African Journal of Agriculture Research, 8(25): 3216-3223. Soeharsono. 2005. Zoonosis: Penyakit Menular dari Hewan ke Manusia, volume 2. Kanisius. Yogyakarta. Hal 29. Steckler, N and R. P. E. Yanong. 2012. Argulus (Fish Louse) Infections in Fish. University of Florida. Syaifudin, M., O. Carman dan K. Sumantadinata. 2004. Keragaman Tipe Sirip Pada Keturunan Ikan Maskoki Strain Lion Head. Jurnal Akuakultur Indonesia, 3(3): 1-4. Tam, Q and A. Avenant-Oldewage. 2009. The ultrastructure of the digestive cells of Argulus japonicus, Thiele 1900 (Crustacea: Branchiura). Arthropod Structure & Development 38: 45–53. Tam, Q. 2005. Aspects of The Biology of Argulus. Disertation. Faculty of Science. University of Johannesburg. 104pp.
Skripsi
PEMANFAATAN PERASAN BIJI PEPAYA (Carica papaya) UNTUK MENCEGAH INFESTASI Argulus PADA IKAN MASKOKI (Carassius auratus)
DERIVA DWI KALSASIN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tarkan, A. S., J. Cucherousset, G. Zieba, M. J. Godard and G. H. Copp. 2010. Growth and reproduction of introduced goldfish Carassius auratus in small ponds of southeast England with and without native crucian carp Carassius carassius. J. Appl. Ichthyol. 26 (2):102–108. Taylor, N. G. H., C. Sommerville and R. Wootten. 2005. A Review of Argulus spp. Occuring in UK Freshwater. Environtment Agency. Bristol. 30p. Taylor, N. G. H., C. Sommerville and R. Wootten. 2006. The Epidemiology of Argulus spp. (Crustacea: Branchiura) infections in Stillwater Trout Fisheries. Journal of Fish Diseases, 29: 193-200. Wilson, C. B. 1902. A New Species of Argulus, With a More Complete Account of Two Species Already Described. Prod. U.S National Museum, XXVII (1368): 627-655. Yilidz, K and A. Kumantas. 2002. Argulus foliaceus infection in a Goldfish (Carassius auratus). Israel Journal of Veterinary Medicine 57 (3): 118120.
Skripsi
PEMANFAATAN PERASAN BIJI PEPAYA (Carica papaya) UNTUK MENCEGAH INFESTASI Argulus PADA IKAN MASKOKI (Carassius auratus)
DERIVA DWI KALSASIN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Lampiran 1. Jumlah Argulus yang menginfestasi
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Skripsi
Perlakuan A (kontrol)
B (40 ppt)
C (45 ppt)
D (50 ppt)
E (55 ppt)
Ulangan 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
Argulus (ekor) 10 10 10 10 10 8 8 8 9 9 7 8 7 8 7 6 7 6 5 5 6 5 5 5 5
PEMANFAATAN PERASAN BIJI PEPAYA (Carica papaya) UNTUK MENCEGAH INFESTASI Argulus PADA IKAN MASKOKI (Carassius auratus)
DERIVA DWI KALSASIN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Lampiran 2. Data Kualitas Air
Perlakuan
A (kontrol)
B (40 ppt)
C (45 ppt)
D (50 ppt)
E (55 ppt)
Skripsi
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
Parameter Kualitas Air Sebelum Perlakuan Sesudah Perlakuan DO Suhu DO Suhu pH pH (mg/L) (ᵒC) (mg/L) (ᵒC) 8 29 7 8 29 7 8 29 7 8 29 7 8 30 8 8 30 8 8 29 7 8 29 7 8 30 8 8 30 8 8 29 7 6 30 6 8 30 8 6 30 6 8 29 7 5 31 6 8 29 6 5 31 5 8 30 7 6 30 6 8 29 7 5 31 6 8 29 6 6 30 5 8 30 7 6 29 6 8 29 7 6 30 6 8 29 7 5 31 6 8 30 7 5 30 5 8 29 8 6 30 5 8 29 7 6 31 5 8 29 7 5 31 5 8 30 7 6 30 6 8 30 7 5 30 5 8 29 7 6 31 5 8 29 7 6 30 5 8 30 8 5 30 5 8 29 8 6 30 5
PEMANFAATAN PERASAN BIJI PEPAYA (Carica papaya) UNTUK MENCEGAH INFESTASI Argulus PADA IKAN MASKOKI (Carassius auratus)
DERIVA DWI KALSASIN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Lampiran 3. Hasil uji ANAVA dan uji Jarak Berganda Duncan infestasi Argulus pada ikan maskoki Descriptives Argulus 95% Confidence Interval for Mean N
Mean
Std. Deviation
Std. Error
Lower Bound
Upper Bound
Minimu Maximu m m
A
5 10.0000
.00000 .00000
10.0000
10.0000
10.00
10.00
B
5 8.4000
.54772 .24495
7.7199
9.0801
8.00
9.00
C
5 7.4000
.54772 .24495
6.7199
8.0801
7.00
8.00
D
5 5.8000
.83666 .37417
4.7611
6.8389
5.00
7.00
E
5 5.2000
.44721 .20000
4.6447
5.7553
5.00
6.00
25 7.3600
1.84572 .36914
6.5981
8.1219
5.00
10.00
F
Sig.
Total
ANOVA Argulus Sum of Squares Between Groups
Skripsi
df
(Combined)
75.760
4
18.940 63.133
.000
Linear Term
Contrast
60.963
1
60.963 203.209
.000
Deviation
14.797
3
4.932 16.442
.000
6.000
20
81.760
24
Within Groups Total
Mean Square
PEMANFAATAN PERASAN BIJI PEPAYA (Carica papaya) UNTUK MENCEGAH INFESTASI Argulus PADA IKAN MASKOKI (Carassius auratus)
.300
DERIVA DWI KALSASIN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Duncan
Argulus Duncan perasa n
Subset for alpha = 0.05 N
1
E
5
5.2000
D
5
5.8000
C
5
B
5
A
5
Sig.
2
3
4
7.4000 8.4000 10.0000 .099
1.000
1.000
1.000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
Skripsi
PEMANFAATAN PERASAN BIJI PEPAYA (Carica papaya) UNTUK MENCEGAH INFESTASI Argulus PADA IKAN MASKOKI (Carassius auratus)
DERIVA DWI KALSASIN