PEMANFAATAN PENINGGALAN SEJARAH KRATON SURAKARTA SEBAGAI MATERI PENGEMBANGAN MATA PELAJARAN IPS SEKOLAH DASAR (Studi Kasus di Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Banjarsari Surakarta) Sarafuddin abstract This study aims to determine: (1) The content / material taught social studies at the State Elementary School District of Banjarsari; (2) the way teachers develop the content / materials in social studies at State Elementary School District of Banjarsari, and (3) The values paedagogis of Kraton Surakarta historical heritage which can be used as material development of social studies at the State Elementary School District of Banjarsari. This research was conducted at the State Elementary School District of Banjarsari and in Kasunanan, Mangkunegaran and Museum Radyapustoko. Form of research is descriptive qualitative single case study strategy spikes. Source of data derived from informants, places and events as well as documents. Data collection was carried depth interviews with teachers, principals, and employees Kasunanan, Mangkunegaran and Museum Radyapustoko and other informants who really know the historical heritage Kraton Surakarta. Observations carried out on learning activities in the classroom social studies, Kasunanan, Mangkunegaran and Museum Radyapustoko. Analysis of documents related to historical relics and documents Kraton Surakarta curriculum and learning tools, especially social studies teacher. Sampling is purposive sampling, time sampling and sampling snowbal. To obtain the validity of data used triangulation data / sources and methods. The data analysis technique used is interactive analysis, the analysis process that moves between the three components include data reduction, data presentation and verification / drawing conclusions that interact with the data collection cycle. The conclusion of this study: (1) The content / material elementary school social studies is still a general knowledge about the development of Hindu-Buddhist kingdom and the kingdom of Islam, so the historical heritage Kraton Surakarta not been included as study material; (2) In developing the content / learning material social studies, teachers still use other sources, while the historical heritage Kraton Surakarta not be the object of the assignment, and (3) Historical evidence Kraton Surakarta has left some value paedagogis both from a religious / religious, politically, economically, and culturally so worthy to serve as the development of social studies materials can even be used as study material. Keywords: The historical heritage, development of learning materials, subjects IPS.
216
Sarafuddin
Widya Wacana Vol. 11 Nomor 2, Agustus 2016
Mangkunegaran selama 3 tahun terakhir
Pendahuluan Pembelajaran mata pelajaran IPS
(2011-2014) sangat jarang SD di Surakarta
di sekolah dasar jarang sekali materinya
khususnya kecamatan Banjarsari yang mau
diambil dari peristiwa masa lalu daerah
berkunjung. Kemudian dalam pembelajaran
setempat dan di berbagai tempat sering
di kelas juga jarang ditemui guru yang
terlalu jauh dari siswa, baik dari segi waktu
melakukan
maupun tempat. Atas dasar materi yang
pelajaran IPS bersumber dari peninggalan
menjadi kajian itu, sering terjadi kesalahan
sejarah di Surakarta. Pada saat guru sedang
persepsi bila pengembangan materi mata
melakukan kegiatan pembelajaran di kelas,
pelajaran IPS bersumber dari peninggalan
kadang-kadang
sejarah sebab yang dipelajari adalah benda-
memperhatikan
benda
menghafal
dengan temannya. Kondisi ini terjadi salah
sederetan fakta sejarah yang berisi nama
satunya disebabkan oleh aspek guru kurang
tokoh,
tahun-tahun
kreatif untuk melakukan pengembangan
peristiwa yang kadang-kadang sulit dikenali
materi dengan menggunakan strategi dan
dan menjenuhkan. Oleh karena itu perlu ada
metode yang tepat dan menyenangkan
strategi
sehingga dapat menarik perhatian siswa
kuno,
orang
harus
tempat-tempat
baru
agar
dan
persepsi
ini
dapat
pengembangan
ada
siswa
bahkan
mata
yang
tidak
bermain-main
dihilangkan. Di sisi lain, sangat dimaklumi
terhadap
bahwa tugas seorang guru tidaklah mudah,
disampaikan. Kota Surakarta dan sekitarnya
karena
melakukan
memiliki peninggalan sejarah yang sangat
pengembangan materi pelajaran dengan
membanggakan, seperti yang tersimpan di
memanfaatkan
Kraton Kasunanan, Mangkunegaran dan
usaha
untuk
potensi
lokal
sering
materi
materi
pembelajaran
Radyopustoko.
mengalami kesulitan dalam berbagai aspek.
Museum
Untuk mengatasi kesulitan itu, perlu adanya
peninggalan sejarah ini, melalui benda dan
kebijakan kurikulum, ketersediaan waktu,
ajaran
dan dukungan dana baik dari pemerintah
menunjukkan
maupun sekolah.
monumental
yang
Ketiga
yang
ditinggalkan betapa bangsa
tempat
mampu
besar dan
karya tingginya
Dari hasil survey di beberapa
kebudayaan serta peradaban yang telah
sekolah dasar wilayah kecamatan Banjarsari
tercapai pada masanya. Dengan demikian
pada bulan Maret 2015 dan dari data
ketiganya padat nilai paedagogis yang dapat
pengunjung kraton, baik Kasunanan maupun Sarafuddin
Widya Wacana Vol. 11 Nomor 2, Agustus 2016
217
diambil
untuk
menambah
khasanah
pembelajaran mata pelajaran IPS.
metode tertentu yang dapat dipercaya. Riwayat masa lampau sebagai objek studi
Permasalahan yang terjadi, bahwa
sejarah
akan
berkaitan
suatu
dari pengamatan kegiatan pembelajaran
peristiwa
sejarah pada SD Negeri di kecamatan
menyangkut segala bentuk dan aspeknya.
Banjarsari dan dokumen tamu di tiga tempat
Dalam penuturan sejarah, peristiwa tersebut
penyimpanan peninggalan sejarah itu, belum
diurutkan sesuai periodesasi atau waktunya
ada yang memanfaatkan peninggalan sejarah
secara kronologis. Analisis sejarah tentang
Surakarta
Kasunanan,
suatu gejala dan suatu peristiwa atau
Mangkunegaran dan Meseum Radyopustoko
kejadian akan didapatkan sebuah gambaran
sebagai
mata
tentang hal tersebut pada masa yang akan
pelajaran IPS. Dari realita ini muncul
datang, sehingga sedikit banyak akan dapat
pertanyaan
memperhitungkan
yaitu
materi
Kraton
pengembangan
bagaimana
isi/materi
mata
kehidupan
dengan manusia
yang
kecenderungannya
di
pelajaran IPS yang diajarkan di sekolah
masa yang akan datang. Dengan demikian,
dasar?,
guru
sejarah mempunyai manfaat yang sangat
mengembangkan isi/materi mata pelajaran
besar terhadap pembaharuan pengetahuan
IPS?, dan nilai-nilai paedagogis apa saja dari
masa kini tentang suatu peristiwa dan
peninggalan sejarah kraton Surakarta yang
perkembangan
dapat
lampau. Sedangkan menurut Gottschalk
bagaimana
dijadikan
cara
sebagai
materi
pengembangan mata pelajaran IPS?.
masyarakat
pada
masa
(1975: 27) bahwa sejarah adalah masa lampau umat manusia. Akan tetapi tidak
Kajian Teori
semua masa lampau umat manusia dapat
A. Sejarah
direkonstruksi secara utuh seperti apa
Menurut Kuntowijoyo (2001: 18)
adanya, sebab rekonstruksi masa lampau
bahwa sejarah adalah rekonstruksi masa
dipengaruhi oleh jiwa jaman saat sejarawan
lalu. Lebih lanjut, Sutiyah (1991: 30)
itu hidup.
menyatakan bahwa sejarah dapat diartikan
Suhendra
Suparno
(1995:
1)
sebagai riwayat tentang masa lampau atau
menyatakan bahwa sejarah berpijak pada
suatu
yang
fakta masa lampau yang dianalisis untuk
menyelidiki dan menuturkan riwayat masa
memahami masa kini dan diproyeksikan
lampau tersebut sesuai dengan metode-
untuk kehidupan masa depan. Sementara
218
bidang
Sarafuddin
ilmu
pengetahuan
Widya Wacana Vol. 11 Nomor 2, Agustus 2016
Roeslan Abdoelgani (1963: 19) menyataan
imajinatif
seolah-olah
bahwa ilmu sejarah ibarat penglihatan tiga
pengalaman dari manusia lain.
mengalami
dimensi, pertama penglihatan pada masa silam, kedua masa kini dan ketiga pada masa depan.
Menyelidiki
masa
terlepas dari kenyataan
B. Nilai Sejarah
tidak
Pendapat I Gde Widja (1989: 8) tentang
kejadian masa
nilai sejarah adalah nilai-nilai masa lampau yang telah
silam
sekarang yang sedang dialami bersama dan
teruji
oleh
zaman.
Fungsi
sejarah
adalah
mengabadikan pengalaman-pengalaman masyarakat
sedikit banyak tidak terlepas dari perspektif
di waktu yang lampau, yang sewaktu-waktu bisa
masa depan. Masa lampau harus dipelajari
menjadi bahan pertimbangan bagi masyarakat itu
dengan
dalam
berpijak
pekembangan
pada
situasi
kenyataan sekarang
dan serta
mencanangkan perkiraan dan harapan ke
memecahkan
problema-problema
yang
dihadapinya. Dalam pendapat lain Muhammad Taufik dan Sumijati Atmosudiro (2005: 428) menyatakan nilai sejarah (historic value) sebagai nilai kesejarahan
masa depan, tanpa canangan ke masa depan
yang dimiliki suatu obyek atau peristiwa-peristiwa
sejarah bukan merupakan suatu proses yang
yang penting yang melibatkan obyek tersebut. Nilai
terus
yang
sejarah tersebut dapat diketahui baik dari sumber
membeku, terpencil dari keadaan sekarang
tertulis, seperti prasasti dan karya sastra maupun
dan
berjalan,
masa
tetapi
depan.
keadaan
Sejarah
merekam
sumber tak tertulis misalnya gaya bangunan, seni arca dan unsur-unsur bangunan lainnya. Berdasarkan
kesadaran dari masa lampau, meransang
pendapat tersebut, nilai sejarah adalah nilai-nilai yang
perbuatan nyata pada masa kini dan
memiliki beberapa dimensi evaluatif yang meliputi
membangkitkan aspirasi untuk masa depan.
kualitas tertentu seperti kemanfaatan, kebaikan,
Pendapat Nevins (1962: 14) menyatakan
estetika, kemampuan memuaskan kebutuhan dan
bahwa “History is actuality a bridge connecting the past with the present and pointing the road to the future” Dengan demikian manusia dapat bercermin pada masa silam untuk lebih memahami masa kini dan mampu menentukan arah masa depan
secara
prediktif.
Pendapat
lain
dikemukakan oleh Barzun & Graff (1962: 53) bahwa “history is vicarious experince”, sehingga memungkinkan manusia secara Sarafuddin
kesenangan.
C. Peninggalan Sejarah Peninggalan sejarah adalah bendabenda atau dukemen terlulis yang memuat peristiwa penting dan monumental pada masa lampau yang diwariskan bagi generasi masa kini, ada yang bersifat permanen dan ada yang perlu dikaji dan diteliti lebih lanjut untuk menambah khasanah pengetahuannya. Peninggalan sejarah kraton merupakan salah Widya Wacana Vol. 11 Nomor 2, Agustus 2016
219
satu
jenis
budaya
mempunyai realitas
masyarakat
peran
dalam
masyarakat
sejarah masyarakat sebagai
materi
yang
pengertian
di kalangan masyarakat dan
menunjukkan
bangsa serta umat manusia melalui nilai-
masa lampau dari
nilai sosial budaya yang terkandung dari
dapat
peninggalan sejarah dan purbakala sebagai
dimanfaatkan
pengembangan
mata
warisan budaya masa lalu, dan (6) Objek
pelajaran IPS, apalagi peninggalan sejarah
wisata budaya yang sedikit banyak
juga
ini dekat dengan siswa baik dalam arti letak,
mengandung nilai ekonomi yang mingkin
kultur dan terjangkau dalam waktu dan
dapat menambah pendapatan masyarakat di
biaya. Pemanfaatan peninggalan sejarah ini
daerah sekitarnya.
dalam pembelajaran akan membawa situasi pembelajaran yang penuh makna. Pendapat (1980 :
Uka
D. Materi Pengembangan
Tjandrasasmita
Materi
pengembangan
101) menyatakan bahwa fungsi
(instructional materials) adalah perancangan
peningalan sejarah adalah sebagai berikut:
bahan pelajaran yang diperlukan untuk
(1) Alat atau media yang mencerminkan
pembentukan
cipta, rasa dan karsa leluhur bangsa yang
dan sikap yang harus dikuasai oleh peserta
unsur-unsurnya dapat dijadikan suri tauladan
didik dalam rangka memenuhi standar
bangsa pada waktu kini dan mendatang
kompetensi
dalam
pendidikan yang telah ditetapkan dalam
rangka
membina
dan
pengetahuan,
dan
pencapaian
mengembangkan kebudayaan nasional; (2)
kurikulum
pendidikan
Alat
mencapai
maksud
atau
media
yang
memberikan
keterampilan
nasional.
tersebut,
pendidik
memegang
pembangunan bangsa baik material maupun
pembangunan pendidikan, khususnya yang
spiritual , sehingga tercapai kehormonisan
diselenggarakan secara formal di sekolah.
antara keduanya; (3) Objek pengetahuan di
Kualitas pendidik merupakan salah satu
bidang
kepurbakalaan
faktor penentu terhadap terciptanya proses
khususnya dan ilmu pengetahuan pada
dan hasil pendidikan yang berkualitas.
umunya; (4)
Pendapat E. Mulyasa, 2007: 5 bahwa
kesejarahan
dan
Alat pendidikan visual dan
kepurbakalaan
dalam
utama
Untuk
informasi, aspirasi dan akselerasi dalam
sejarah
peranan
mutu
dalam
perbaikan kualitas pendidikan berpangkal
hubungannya dengan peserta didik; (5) Alat
dan
atau
media
Selanjutnya, Oemar Hamalik (2006: 96-97)
220
Sarafuddin
untuk
memupuk
saling
berujung
pada
guru/pendidik.
Widya Wacana Vol. 11 Nomor 2, Agustus 2016
menyatakan
bahwa
pengembangan
standar kompetensi dan kompetensi dasar.
kurikulum adalah perencanaan kesempatan-
Jika kemampuan yang diharapkan dikuasai
kesempatan belajar yang dimaksudkan untuk
peserta didik berupa menghafal fakta, maka
membawa peserta didik ke arah perubahan-
materi pembelajaran yang diajarkan harus
perubahan yang diinginkan dan menilai
berupa fakta, bukan konsep atau prinsip
hingga mana perubahan-perubahan itu telah
ataupun jenis materi yang lain. Adapun
terjadi pada diri peserta didik.
prinsip konsistensi artinya keajegan, jika
Berpedoman pada Badan Standar Nasional
Pendidikan
(2006:
cara
peserta didik ada 2 jenis, maka materi yang
adalah sebagai
diajarkan juga harus meliputi 2 jenis.
berikut: (1) Melihat cakupan materi, pada
Misalnya kompetensi dasar yang harus
setiap
dikuasai
mengembangkan materi
bahasan
11)
kompetensi dasar yang harus dikuasai
mencakup
aspek
peserta
didik
adalah
sistem
pengetahuan, sikap, dan keterampilan secara
birokrasi pemerintahan kerajaan Islam di
komprehensif; (2) Materi yang disajikan
pesisiran dan pedalaman (untuk siswa SD
minimal mencerminkan substansi materi
kelas V), maka materi yang dikembangkan
yang terkandung dalam standar kompetensi
mencakup ciri-ciri dan perbedaan sistem
dan kompetensi dasar, dan (3) Materi
birokrasi pemerintahan kerajaan Islam di
dimulai dari pengenalan fakta, konsep teori,
pesisiran dan pedalaman. Materi tidak boleh
prinsip hukum, prosedur, nilai/norma sampai
terlalu sedikit dan tidak boleh terlalu
hubungan antar konsep sesuai dengan
banyak. Jika terlalu sedikit, tentunya kurang
standar kompetensi dan kompetensi dasar.
membantu tercapainya standar kompetensi
Upaya
dan kompetensi dasar. Sebaliknya jika
mengembangkan
materi
dapat
bermula pada produksi media. Menurut
terlalu Depdiknas
banyak,
keterlambatan
akan
dalam
pencapaian
kurikulum
April 2015) bahwa prinsip-prinsip yang
keseluruhan
dijadikan
pengembangan
kompetensi dasar. Menurut Abdul Majid
pembelajaran mencakup prinsip relevansi,
(2008: 174) sumber materi pengembangan
konsistensi dan adequacy. Prinsip relevansi
pembelajaran adalah segala bentuk bahan
artinya kesesuaian, materi pembelajaran
yang
hendaknya
guru/pendidik
Sarafuddin
materi
relevan
dengan
pencapaian
standar
digunakan atau
upaya
target
(http://www.dikmenum.go.id, diakses, 27
dasar
terutama
mengakibatkan
pencapaian
kompetensi
untuk
dan
membantu
instuktur
Widya Wacana Vol. 11 Nomor 2, Agustus 2016
dalam 221
melaksanakan kegiatan belajar mengajar di
mata pelajaran atau disiplin ilmu dan ada
kelas.
yang berarti program pengajaran.
E. Pembelajaran IPS
Metode Penelitian
Menurut Sapriya (2014: 19-20) istilah
Ilmu
Pengetahuan
Sosial
(IPS)
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri
Kecamatan
Banjarsari
yang
merupakan nama mata pelajaran di tingkat
dispesifikasikan pada guru-guru kelas IV
Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah
dan V dan isi materi mata pelajaran IPS.
Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas
Penelitian ini juga dilaksanakan di Kraton
(SMA)
di
Kasunanan, Mangkunegaran dan Museum
perguruan tinggi yang identik dengan istilah
Radyapustoko. Tiga tempat peninggalan
“social
sejarah ini yang paling banyak tersimpan
atau
nama
studies”
program
dalam
studi
kurikulum
persekolahan di negara lain khususnya di
peninggalan
negara barat seperti Australia dan Amerika
dimanfaatkan sebagai materi pengembangan
Serikat. Nama IPS atau social studies di
mata pelajaran IPS sebagaimana tuntutan
negara lain itu merupakan istilah hasil
KTSP dan kurikulum 2013.
kesepakatan para ahli/pakar di Indonesia dalam
seminar nasional
tentang Civic
sejarah
yang
dapat
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif yang diharapkan akan
Education tahun 1972 di Tawangmangu,
mampu
menangkap
Solo. IPS sebagai mata pelajaran di sekolah
kualitatif. Data yang dikumpulkan menjadi
pertama kali digunakan dalam kurikulum
kunci terhadap objek yang akan diteliti.
1975. Namun, pengertian IPS di tingkat
Penelitian diarahkan pada kondisi yang asli
sekolah itu sendiri mempunyai perbedaan
di mana dan kapan subjek penelitian berada.
makna, disesuaikan dengan karakteristik dan
Artinya, sasaran penelitian harus pada
kebutuhan peserta didik khususnya antara
kondisi
IPS untuk SD dengan IPS untuk SMP dan
setting). Kondisi objek sama sekali tidak
IPS untuk SMA. Pengertian IPS di sekolah
dijamah oleh perlakuan (treatment) yang
tersebut ada yang berarti nama mata
dikendalikan secara ketat atau sepenuhnya
pelajaran yang berdiri sendiri, ada yang
oleh peneliti seperti halnya di dalam
berarti gabungan (integrated) dari sejumlah
penelitian eksperimental (Sutopo, 2006: 37).
aslinya
Sedangkan 222
Sarafuddin
berbagai
secara
strategi
informasi
alami
penelitian
(natural
yang
Widya Wacana Vol. 11 Nomor 2, Agustus 2016
digunakan
adalah
studi
kasus
tunggal
metode. Sementara teknik analisis data
terpancang. Kasus tunggal karena sasaran
dilakukan
penelitian
pengumpulan data secara interaktif dengan
ini
pada
satu
kasus
yaitu
pemanfaatan peninggalan sejarah Kraton
secara
bersama
dengan
model siklus.
Surakarta sebagai materi pengayaan mata pelajaran IPS di SD Negeri Kecamatan
Hasil Penelitian
Banjarsari. Terpancang karena masalah
1. Deskripsi
sudah ditentukan terlebih dahulu sebelum
a. Kondisi Umum SD
kegiatan penelitian ini dilakukan.
Berdasarkan data yang diperoleh
Data penelitian ini bersumber dari
bahwa secara keseluruhan di Kota Surakarta
tempat dan peristiwa yaitu guru, kepala
terdapat 290 Sekolah Dasar baik negeri
sekolah,
Kraton
maupun swasta dan 1 Madrasah Ibtidaiyah
Meseum
Negeri (MIN), terdiri dari 194 Sekolah
Radyapustoko serta informan lain yang
Dasar Negeri dan 96 Sekolah Dasar Swasta.
benar-benar mengetahui peninggalan sejarah
Sesuai
Kraton
Kecamatan
siswa,
Kasunanan,
dan
pegawai
Mangkunegaran,
Surakarta.
pengumpulan
data
Sedangkan
lokasi
penelitian
yaitu
Banjarsari
ditemukan
data
wawancara
bahwa di wilayah tersebut terdapat 58
mendalam, observasi, dan analisis dokumen.
Sekolah Dasar Negeri, 28 Sekolah Dasar
Kemudian teknik cuplikan/sampling yang
Swasta,
digunakan
Negeri(Data Dinas Dikpora Kota Surakarta
adalah
adalah
teknik
dengan
purposive
sampling,
karena sampel dipilih sesuai dengan tujuan,
dan
1
Madrasah
Ibtidaiyah
tahun 2012/2013).
yaitu untuk mendapatkan informasi yang
Dalam
pembelajaran
di
SD
di
dibutuhkan dalam memjawab permasalahan.
Kecamatan Banjarsari dua kurikulum yang
Di samping itu juga digunakan time
dipergunakan, yaitu Kurikulum Tingkat
sampling, karena dipilih waktu yang khusus,
Satuan Pelajaran (KTSP) dan Kurikulum
yaitu saat kegiatan pembelajaran di kelas
2013. Perangkat pembelajaran guru yang
berlangsung, karena kegiatan pembelajaran
berupa silabus dan Rencana Pelaksanaan
di SD Negeri di Kecamatan Banjarsari
Pembelajaran (RPP) telah disusun dengan
dilaksanakan di kelas. Selanjutnya, dalam
baik,
upaya memperoleh validitas data dilakukan
sekolah
dengan
komponen-komponen yang harus ada semua
Sarafuddin
trianggulasi
data/sumber
dan
artinya yang
sesuai
dengan
ketentuan
bersangkutan,
terutama
Widya Wacana Vol. 11 Nomor 2, Agustus 2016
223
terencana
dengan
baik.
Metode
seperti
peninggalan
sejarah
kerajaan
pembelajaran yang mengarah pada student
Sriwijaya, Samudera Pasai, dan Kutai. Ke
centre pun tampak jelas di dalam RPP guru.
depan, cara-cara seperti ini dihawatirkan
Sebagian besar media pendukung kegiatan
siswa tidak mengenal dan bahkan tidak
pembelajaran di Sekolah Dasar khususnya
faham tentang peninggalan sejarah yang
Sekolah
Kecamatan
monumental di daeranya. Oleh karena itu,
Banjarsari cukup memadai. Hal ini terlihat
sangat perlu bila guru dapat memanfaatkan
di beberapa Sekolah Dasar Negeri sudah
peninggalan
mengarah pada pembelajaran dengan IT, ada
sebagai materi pengayaan pembelajaran IPS,
beberapan ruang belajar telah terpasang
khususnya pada aspek materi pembelajaran
LCD dan jaringan komputer. Demikian pula
sejarah. Lama kelamaan harapan pemerintah
untuk mata pelajaran IPS pada aspek materi
untuk memunculkan kearifan lokal dalam
sejarah telah tersedia gambar pahlawan,
setiap bentuk pembelajaran bisa terwujud.
Dasar
Negeri
di
sejarah
kraton
Surakarta
dokumenan/CD kerajaan Islam dan miniatur kerajaan Hindu-Budha, sementara untuk
b. Pembelajaran Mata Pelajaran IPS
mata pelajaran olah raga telah tersedia alat-
Sebagaimana
termuat
dalam
alat olah raga seperti matras, bola volly,
kurikulum baik KTSP maupun kurikulum
lembing, cakram, tongkat estapet dan kaset
2013, mata pelajaran IPS diajarkan di
tape
mata
seluruh kelas dan materi pembelajaran
pelajaran IPA telah tersedia seperangkat
sejarah diajarkan di kelas 4 dan 5. Melalui
alat-alat
materi
recorder.
Sedangkan
praktikum
untuk
dan
buku-buku
penunjang pembelajaran.
yaitu
dari
sejarah
dapat
dimungkinkan bagi guru untuk melakukan
Di samping itu, ada hal yang untuk dikaji
pembelajaran
keseluruhan
materi
pengayaan materi dengan memanfaatkan peninggalan
sejarah
kraton
Surakarta.
pembelajaran IPS, lebih-lebih pada aspek
Secara umum kegiatan pembelajaran dibagi
materi
memanfaat
ke dalam dua tahap yaitu tahap persiapan
Surakarta
dan kegiatan pembelajaran. Terkait dengan
sebagai materi pengembangan atau materi
pembelajaran IPS aspek materi sejarah di
pengayaannya.
Guru
banyak
Sekolah Dasar, tahap persiapan berupa
menyampaikan
materi
berkaitan
perangkat pembelajaran yang terdiri dari
sejarah
peninggalan
belum
sejarah
kraton
lebih yang
dengan peninggalan sejarah daerah lain 224
Sarafuddin
silabus
dan
Rencana
Pelaksanaan
Widya Wacana Vol. 11 Nomor 2, Agustus 2016
Pembelajaran (RPP) telah disiapkan guru.
materi yang dibahas di kelas 5 seperti dalam
Hanya
materi
tema 7: sejarah peradaban Indonesia adalah:
memanfaatkan
(a) kerajaan Islam di Indonesia (subtema 1),
peninggalan sejarah kraton Surakarta dalam
(b) peninggalan-peninggalan kerajaan Islam
silabus dan RPP secara administratif pada
di
mata pelajaran IPS tersebut belum ada.
melestarikan peninggalan kerajaan-kerajaan
Akan tetapi untuk mengantisipasinya, guru
Islam di Indonesia (subtema 3).
saja
untuk
pembelajaran
pengayaan
dengan
Indonesia
(subtema
2),
dan
(c)
mata pelajaran IPS telah mempersiapkan materi yang akan disampaikan kepada siswa
c. Peninggalan Sejarah Di Surakarta
dan disamping itu juga telah dipersiapkan
1)
metode dan media pembelajaran serta materi
Radyopustoko
pengayaanya yang relevan. Materi
Benda-benda
Koleksi
Museum
koleksi
Museum
Benda-benda
pembelajaran
IPS
yang
Radyopustoko
ditempatkan/ditata
berpedoman pada KTSP di kelas 4 adalah:
beberapa
(a) berbagai bentuk peninggalan sejarah di
ruangam memiliki koleksi yang sejenis.
lingkungan
setempat,
jenis-jenis
Misalnya Ruang A tempat koleksi wayang,
peninggalan
sejarah,
menjaga
Ruang B tempat koleksi senjata, Ruang C
kelestarian peninggalan sejarah. Sementara
tempat koleksi peralatan rumah tangga,
materi yang dibahas untuk kelas 5 adalah:
Ruang D tempat koleksi Tosan AJI, Ruang
(a) kerajaan Hindu di Indonesia dan
E tempat dikoleksi naskah lama baik tulisan
peninggalannya, (b) kerajaan Budha di
tangan (carikan) maupun cetakan, baik
Indonesia dan peninggalannya, dan (c)
berbahasa Jawa, Indonesia maupun Belanda,
kerajaan
Ruang F tempat koleksi aneka barang dari
Islam
peninggalannya.
(b) dan
di
(c)
Indonesia
Sedangkan
dan materi
perunggu,
ruangan
baik
dan
dalam
arca,
patung,
maupun
kurikulum 2013, materi yang dibahas di
Rajamala) dikoleksi
kelas
5:
sebanyak 14 buah dan jangkar besi sebanyak
pahlawanku adalah: (a) perjuangan para
1 buah. Pada ruang G ini pula dikoleksi
pahlawan (subtema 1), (b) pahlawanku
aneka barang dari kayu, perlengkapan rumah
kebanggaanku (subtema 2), dan (c) sikap
tangga, aneka ragam mata uang dari
kepahlawanan
berbagai negara, sangkar burung, Ruang H
Sarafuddin
sebagaimana
(subtema
dalam
3).
tema
Kemudian
Ruang
prasasti
pembelajaran IPS yang berpedoman pada
4
gamelan,
masing-masing
G
(Ruang
patung dari
Widya Wacana Vol. 11 Nomor 2, Agustus 2016
kayu
225
tempat koleksi miniatur Makam, Masjid dan
mengingatkan
kembali
bahwa
bangsa
Songgobuwono serta berbagai arca dewa
Indonesia adalah bangsa yang memiliki
dan dewi, dan Ruang I tempat koleksi
budaya adi luhung.
lumpang batu, prasasti, barbagai arca dewa,
Selanjutnya, motif atribut dewa-dewi
lingga, burung garuda, jaladwara, relief
dikelilingi motif lidah api modhang atau
relung arca, mahluk cebol, kemuncak candi.
cemungkiran
2) Istana Mangkunegaran
yang bersinar emas, seolah-olah simbol
Bangunan
Mangkunegaran
dewa dewi tersebut dikelilingi praba yang
terdiri tiga bangunan utama, yaitu: (1)
salah satu atributnya dipasang di singup ini
Pendopo Ageng, bangunan yang berbentuk
dan menempati 8 arah mata angin, yaitu
joglo dengan empat soko guru; (2) Dalam
dewi Sri, Sang Hyang Ladra,
Pringgitan, tempat untuk menerima tamu
Sang Hyang Bhrama, Sang Hyang Yama,
resmi dan tempat pementasan wayang kulit.
Sang Hyang Guru, Sang Hyang Kala dan
Bangunan bentuk joglo Kepuan tanpa
Sang Hyang Endra. Para dewa ini dlengkapi
perangkap sehingga beratap tanpa emper
dengan senjata, yaitu cakra, trisula, braja,
terletak di sebelah timur dalam Probosuyoso
padupan, danda, mustaka, nagapasa, dan
yang menghadap ke selatan; (3) Dalam
hangkus. Di Dalem Ageng dikoleksi benda-
Ageng atau Sentong, digunakan untuk
benda bersejarah, baik berupa senjata,
menyimpan koleksi benda-benda bersejarah
pakaian, foto Mangkunegoro, manik-manik
yang
adat.
dan perhiaisan, kelengkapan tarian dan
Bangunan ini berbentuk limasan tanpa
pakaiannya, terutama untuk tari menyambut
plafon. Berbagai ragam hias yang terdapat di
tamu agung (tari bedoyo)dan benda pusaka
pendopo yaitu: (1) Relief tutup keong
lainnya. Sayangnya benda yang dikoleksi di
bangsal tosan; (2) Praba, pahatan tiang
ruang ini tidak boleh diambil gambarnya. Di
pendopo, dan (3) Kumudawati, hiasan
sebelah barat
singup. Kumudawati
corak
anekaragam topeng, arca dan bangunan
mandong yang terdapat pada kain ikat
dengan fungsi beraneka ragam, seperti ruang
kepala busana tradisional untuk pria. Tujuan
keluarga, ruang tamu agung dan ruang
pembuatan
makan.
digunakan
Istana
dengan warna emas perada
untuk
upacara
mempunyai
kumudawati
adalah
:
(a)
mengangkat secara nyata budaya Jawa yang
Dalem
dewi Uma,
Ageng dikoleksi
3) Kraton Kasunanan
sudah mulai terpengaruh budaya barat, (b) 226
Sarafuddin
Widya Wacana Vol. 11 Nomor 2, Agustus 2016
KratonKasunananterletak di wilayah
negara, tempat kedudukan parentah jobo,
Kecamatan Serengan dan Kecamatan Pasar
tempat kediaman kaum bangsawan di bawah
Kliwon. Kompleks Masjid Agung termasuk
wewenang patih atau ”perdana menteri”. Di
dalam
sekitar
wilayah
Kelurahan
Kauman
ibu
kota
adalah
lingkaran
Kecamatan Serengan, sedangkan Baluwarti
Negaragung, ibu kota besar atau ibu kota
termasuk
dalam
dalam arti luas.
Baluwarti
Kecamatan
wilayah
Kelurahan
Pasar
Kliwon.
Bagian
paling
depan
karaton
Wilayah Karaton Surakarta dimulai dari
Surakarta adalah pintu gerbang utara. Di
gapura Gladag ke selatan sampai dengan
depan pintu gerbang I atau Gapura Gladag
Gapurendra yaitu pintu masuk alun-alun
menuju alun-alun terdapat dua buah patung
kidul dari arah selatan. Wilayah karaton
raksasa, yang dibuat pada tahun Jawa 1860
termasuk juga Masjid Agung di sebelah
atau 1930 Masehi. Bahannya diambil dari
barat
pesisir
alun-alun
utara
dan
kompleks
Pandansimping
Klaten.
Bagian-
perkampungan Baluwarti yang berada di
bagian Kraton Kasunanan adalah pintu
dalam tembok atau Beteng Baluwarti.
gerbang,
Karaton
Surakarta
merupakan
alun-alun,
pohon
beringin,
sasanasumewa, sitiinggil, kori brajanala,
pindahan dari karaton di Kartosuro, di mana
kori
bangunan karaton Surakarta mengikuti pola
panggung sanggobuwono, pralataran, dan
karaton lama, letaknya membujur dari arah
sasono hondrowino.
utara
ke
selatan,
termasuk
kamandhungan,
kori
srimanganti,
Kori
Kamandungan dan Prabasuyasa. Alun-alun
2. Sajian Data
Manguntur
Panangkilan
a. Isi/materi mata pelajaran IPS yang
mengikuti Nagarakertagama. Selain itu ada
diajarkan di SD Negeri Kecamatan
tembok trancangan untuk memagari alun-
Banjarsari.
dan
Wismaya
alun, aling-aling di Sri Manganti, Gapura,
Sebagaimana telah diuraikan di
dan Candi Bentar, semuanya mengikuti pola
atas bahwa pembelajaran IPS di sekolah
jaman Majapahit atau sebelumnya (Darsiti
dasar Kecamatan Banjarsari berpedoman
Soeratman, 2000: 90-91). Di tengah-tengah
pada dua kurikulum yaitu KTSP dan
terdapat Kraton yaitu tempat kediaman raja,
kurikulum 2013, termasuk aspek materi
ruang yang diistimewakan dengan parentah
sejarah di kelas 4 dan 5. Informasi ini
jero-nya. Di sekitar istana : ibu kota atau
diperoleh
Sarafuddin
dari
dokumen
berupa
Widya Wacana Vol. 11 Nomor 2, Agustus 2016
buku 227
pegangan guru, buku pegangan siswa, dan
prasasti,
buku catatan siswa. Materi pembelajaran
gedung, rumah, monumen, masjid, gereja,
IPS yang berpedoman pada KTSP, materi
makam, benteng, dan candi. Jenis-jenis
yang dibahas di kelas 4 adalah: (a) berbagai
peninggalan sejarah seperti candi di jawa
bentuk peninggalan sejarah di lingkungan
timur dan candi di jawa tengah. Upaya untuk
setempat,
menjaga kelestarian peninggalan sejarah
sejarah,
(b) dan
jenis-jenis (c)
peninggalan
menjaga
kelestarian
yaitu
karya
sastra,
menjaga
istana,
keutuhan
keraton,
benda-benda
peninggalan sejarah. Sementara materi yang
peninggalan sejarah, tidak mencorat-coret
dibahas untuk kelas 5 adalah: (a) kerajaan
dan
Hindu di Indonesia dan peninggalannya, (b)
peninggalan sejarah, tidak mengambil dan
kerajaan
memperjualbelikan
Budha
di
Indonesia
dan
membuat
kotor
benda-benda
benda-benda
peninggalannya, dan (c) kerajaan Islam di
peninggalan sejarah sebagai barang antic,
Indonesia dan peninggalannya. Sedangkan
dan melakukan pemugaran dengan tidak
materi pembelajaran IPS yang berpedoman
meninggalkan bentuk aslinya. Selanjutnya,
pada kurikulum 2013, materi yang dibahas
materi yang dibahas untuk kelas 5 yang
di kelas 4 sebagaimana dalam tema 5:
masih berpedoman pada KTSP adalah
pahlawanku adalah: (a) perjuangan para
Kerajaan
pahlawan (subtema 1), (b) pahlawanku
peninggalannya seperti Kerajaan Kutai,
kebanggaanku (subtema 2), dan (c) sikap
Kerajaan Tarumanegara, Kerajaan Mataram
kepahlawanan
Hindu (Dinasti Sanjaya), Kerajaan Medang
(subtema
3).
Kemudian
Hindu
di
Indonesia
materi yang dibahas di kelas 5 seperti dalam
Kamulan,
Kerajaan
tema 7: sejarah peradaban Indonesia adalah:
Singasari,
dan
(a) kerajaan Islam di Indonesia (subtema 1),
Peninggalan sejarah kerajaan Hindu adalah
(b) peninggalan-peninggalan kerajaan Islam
cadi
di
Kerajaan
Indonesia
(subtema
2),
dan
(c)
dan
karya Budha
Kediri,
dan
Kerajaan
sastra di
Kerajaan Majapahit.
(kesusastraan). Indonesia
dan
melestarikan peninggalan kerajaan-kerajaan
peninggalannya adalah Kerajaan Sriwijaya
Islam di Indonesia (subtema 3).
dan Kerajaan Mataram Budha (Dinasti
Materi yang dibahas di kelas 4
Sailendra). Peninggalan Sejarah Kerajaan
yang berpedoman pada KTSP sebagai
Budha adalah candi. Kerajaan Islam di
berikut;
Indonesia
Berbagai
bentuk
peninggalan
sejarah di lingkungan setempat seperti 228
Sarafuddin
dan
peninggalannya
adalah
Kerajaan Samudra Pasai, Kerajaan Aceh, Widya Wacana Vol. 11 Nomor 2, Agustus 2016
Kerajaan
Demak,
Kerajaan
Banten,
tujuan
dan
kompetensi
direncanakan.
Tidore. Peninggalan sejarah Kerajaan Islam
mencakup beberapa aspek, yaitu aspek
seperti
kognitif (pengetahuan), afektif (sikap) dan
pesantren/pondok,
ibadah
(masjid),
makam,
seni
ukir
(kaligrafi), dan karya sastra.
yang
telah
Kerajaan Makasar, Kerajaan Ternate dan
tempat
Tujuan
yang
dimaksud
psikomotorik (ketrampilan). Menurut Oemar Hamalik (2006:152-153) bahwa kriteria
Sedangkan materi pembelajaran
dalam mengembangkan materi pembelajaran
IPS yang berpedoman pada kurikulum 2013,
adalah:
materi yang dibahas di kelas 4 sebagaimana
dikembangkan, (b) tujuan pembelajaran
dalam
adalah
yang ingin dicapai, (c) kegiatan yang akan
perjuangan para pahlawan (subtema 1),
dilakukan peserta didik, (d) sumber bahan
Pahlawanku kebanggaanku (subtema 2), dan
yang relevan dengan kebutuhan penyediaan
Sikap
3).
materi pembelajaran, (e) penguasaan yang
Selanjutnya, materi yang dibahas di kelas 5
baik dari guru atau pengajar atas semua
seperti dalam tema 7: sejarah peradaban
materi yang akan disajikan, (f) ketersediaan
Indonesia
adalah
unsur
Indonesia
(subtema
tema
5:
pahlawanku
kepahlawanan
(subtema
Kerajaan 1),
Islam
di
(a)
kompetensi
penunjang,
(g)
yang
waktu
akan
untuk
peninggalan-
membahas materi, (h) dana, suasana dan
peninggalan kerajaan Islam di Indonesia
lingkungan yang mendukung penyajian
(subtema 2), dan melestarikan peninggalan
materi pembelajaran, dan (i) antisipasi yang
kerajaan-kerajaan
perlu
Islam
di
Indonesia
(subtema 3).
dilakukan
agar
peserta
didik
terangsang untuk mempelajari materi itu. Dalam
upaya
mengembangkan
b. Cara guru mengembangkan isi/materi
isi/materi pembelajaran IPS pada tahun
mata pelajaran IPS di SD Negeri
ajaran 2015/2016, guru memilih salah satu
Kecamatan Banjarsari
pokok materi yang sesuai dengan kearifan
Materi
bukan
lokal Surakarta, baik yang diajarkan di kelas
sekedar uraian yang tertera pada buku-buku
4 dan 5 berpedoman pada KTSP maupun
sumber atau sumber tertulis lainnya, tetapi
materi yang diajarkan di kelas 4 dan 5
harus memiliki kriteria tertentu. Berdasarkan
berpedoman pada kurikulum 2013. Materi
kriteria itu pengajar dapat memilih materi
yang diajarkan di kelas 4 dan 5 menurut
mana yang akan disajikan untuk mencapai
KTSP yaitu “ Berbagai bentuk peninggalan
Sarafuddin
pembelajaran
Widya Wacana Vol. 11 Nomor 2, Agustus 2016
229
sejarah
di
setempat”
dan
membuat kliping, melakukan observasi dan
Indonesia
dan
wawancara tokoh terkait dengan situs dan
materi
benda-benda peninggalan sejarah yang ada
pembelajaran IPS yang dibahas di kelas 4
di Surakarta. Walaupun tugas itu hanya
dan 5 yang berpedoman pada kurikulum
sebatas situs peninggalan sejarah, namun
2013
5:
informasi yang diperoleh akan lebih akurat
pahlawanku dan tema 7: sejarah peradaban
karena dilengkapi dengan sumber-sumber
Indonesia, yaitu ”Perjuangan para pahlawan
tertulis, sehingga hasilnya dapat dijadikan
(subtema 1)” dan ”Peninggalan-peninggalan
bahan belajar oleh siswa. Dengan demikian,
kerajaan Islam di Indonesia (subtema 2)”.
melalui tugas itu siswa telah berhasil
Menurut
memperdalam
dan
Kecamatan Banjarsari bahwa pokok materi
pembelajaran
serta
ini sangat penting untuk dikembangkan
selanjutnya timbul rasa empati, keinginan
karena siswa paling tidak harus memiliki
untuk melestarikan dan mengambil nilai dari
pengetahuan dan pemahaman terhadap situs-
apa yang diperoleh di lapangan. Melalui
situs dan peninggalan sejarah yang ada di
cara seperti itu paling tidak guru dalam
daerahnya, di samping itu dapat melatih
upaya
siswa dalam membuat tugas-tugas yang
pembelajaran pada siswa,
berkaitan dengan kesejarahan. Untuk itu
kognitif, afektif dan psikomotorik dapat
siswa perlu diajak berkunjung ke situs-situs
tercapai.
”Kerajaan
lingkungan Islam
peninggalannya”.
di
Sedangkan
sebagaimana
sebagian
dalam
besar
tema
guru
SD
di
sejarah yang ada di Surakarta, kemudian
menanamkan
Pemberian
memperkaya
materi
menghayati
untuk
3
aspek
tujuan
yaitu aspek
tugas
dilengkapi dengan mewawancarai tokoh
mengembangkan
masyarakat yang mengetahui sejarah situs
memanfaatkan sesuatu yang ada di sekitar
sejarah tersebut. Obyek yang dikunjungi
siswa merupakan langkah yang diajurkan
adalah tempat-tempat
yang menyimpan
dalam pembelajaran saat ini, karena selain
situs-situs
seperti
sumber
sejarah
Museum
belajar
materi
untuk
bervariatif
dengan
(materi
Radyopustoko, Kraton Kasunan, dan Istana
pembelajaran tidak hanya bersumber dari
Mangkunegaran.
guru atau buku referensi) juga dapat
Dalam mengembangkan isi/materi
membawa
siswa
berpikir
realistis.
mata pelajaran IPS di sekolah dasar, guru
Sebagaimana pendapat Mulyasa (2007: 157)
dapat memberikan tugas pada siswa untuk
bahwa pemberdayaan lingkungan sebagai
230
Sarafuddin
Widya Wacana Vol. 11 Nomor 2, Agustus 2016
bahan mengembangkan materi pembelajaran
mendalam melalui tugas pengayaan dari
dapat membuat pembelajaran lebih realistik,
guru tanpa dirugikan oleh siswa yang sedang
mendorong guru atau pengajar lebih kreatif,
dan lambat. Sedangkan siswa yang sedang
kemampuan peserta didik dikembangkan
dan lambat tersebut akan tetap terlayani dan
lebih optimal dan sumber belajar menjadi
dapat mencapai batas ketuntasan belajarnya.
lebih luas. Selain itu, pemberian tugas pada siswa
dalam
memperkaya
materi
bila
c. Nilai-nilai paedagogis dari peninggalan sejarah Kraton Surakarta yang dapat
dikaitkan dengan sistem belajar tuntas,
dijadikan
sebenarnya bukan diberikan pada mahasiswa
pengembangan mata pelajaran IPS di
secara umum, tetapi akan lebih tepat apabila
SD Negeri Kecamatan Banjarsari
diberikan pada mahasiswa yang masuk
sebagai
Peristiwa
sejarah
kerajaan
Surakarta
dilakukan karena disadari ataupun tidak
merupakan kerajaan besar pada masanya.
bahwa dalam suatu kelompok atau kelas
Hal ini dapat terlihat dari begitu banyak
kemampuan kognitif siswa bervariasi yaitu
peninggalan sejarahnya yang tersimpan di
ada siswa yang cepat, sedang dan lambat
Museum Radyopustoko, Kraton Kasunan,
dalam
dan
Dalam
kegiatan
Istana
berpengaruh
di
dalam kategori belajar cepat. Hal ini
belajar.
sangat
materi
Mangkunegaran. pemerintahan
dan
Dalam
pembelajaran, hanya sebagian kecil siswa
sejarahnya,
Kasunan
dan
yang mampu menguasai sebagian besar
Mangkunegaran pada masa kejayaannya
(90%-100%) materi yang disajikan. Namun
banyak mewariskan nilai-nilai paedagogis
sebagian besar bervariasi antara 50% - 80%
yang cukup signifikan untuk dijadikan
dan sebagian lainnya lebih kecil dari itu,
sebagai materi pengembangan pembelajaran
bahkan seperempat atau sepertiga dari
IPS di sekolah dasar, antara lain: nilai
mereka mendapat nilai 8 dikategorikan
religius/keagamaan, politik, ekonomi, dan
pandai, sepertiga sampai setengah mendapat
budaya.
nilai 6 dikategorikan sedang dan seperempat atau sepertiga mendapat nilai kurang dari 6
1) Nilai Bidang Religi/Keagamaan
dikategorikan bodoh. Oleh karena itu bagi
Surakarta dalam usia 272 tahun
siswa yang cepat akan dapat memperoleh
(tahun
materi pembelajaran yang lebih luas dan
pemerintahan Kasunanan dari Kraton Pajang
Sarafuddin
2016)
semenjak
perpindahan
Widya Wacana Vol. 11 Nomor 2, Agustus 2016
231
di Kartosuro ke Desa Sala (Solo) pada tahun
yang digunakan untuk salat berjamaah
1744
Sunan
dengan ukuran makmum besar terutama
Pakubuwono II akibat dari Geger Pecinan,
ketika sholat Jumat dan sholat Ied. Dalam
memiliki banyak kawasan dengan situs
status sebagai masjid kerajaan, masjid ini
bangunan tua bersejarah termasuk masjid,
juga berfungsi sebagai pendukung seluruh
Geredja Katholik Antonius, tempat ibadah
kepentingan kerajaan yang berkaitan dengan
Tri Dharma Tien Kok Sie, dan Vihara Am
keagamaan, seperti Grebeg dan festival
Po Kian. Selain bangunan tua yang tersebar
Sekaten. Sunan Surakarta berfungsi sebagai
di berbagai lokasi, ada juga yang terkumpul
panatagama (pengatur urusan agama) dan
di
masjid
masa
pemerintahan
sekian lokasi
beberapa
sehingga membentuk
kawasan
kota
sebagai
pelaksanan.
dengan
Seluruh pegawai masjid diangkat menjadi
keanekaragaman latar belakang kehidupan
abdi dalem kraton, dengan gelar seperti
masyarakatnya.
Kasunanan
Kanjeng Raden Tumenggung, Penghulu
Surakarta tentu saja adalah bangunan paling
Tafsiranom untuk penghulu, dan Lurah
pokok dalam konsep penataan ruang Kota
Muadzin untuk juru adzan.
Surakarta. Perencanaan kraton ini mirip
b. Masjid Mangkunegaran
Kraton
tua,
berfungsi
dengan konsep yang digunakan dalam pembangunan
Kraton
Kesultanan
Yogyakarta. Nilai
Pendirian Masjid Mangkunagaran diprakarsai oleh Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunagara I (Raden Mas
religi/keagamaan
dari
Said) di Kadipaten Mangkunagaran sebagai
peninggalan sejarah Kraton Surakarta yang
masjid lambang panatagama dengan luas
sangat fundamental seperti
sekitar 4.200 meter persegi. Sebelumnya
a. Masjid Agung
terletak di wilayah Kauman Pasar Legi,
Masjid Agung Kraton Surakarta
namun pada masa pemerintahan Adipati
(nama resmi bahasa Jawa: Masjid Ageng
Mangkunagara II dipindah ke wilayah
Karaton
Banjarsari
Surakarta
Hadiningrat)
yang
dengan
pertimbangan
letak
dibangun pada masa pemerintahan Sunan
masjid yang strategis dan dekat dengan Pura
Pakubuwono III tahun 1763 dan selesai pada
Mangkunagaran.
tahun 1768 di atas lahan seluas 19.180 meter
dilakukan oleh para abdi dalem Pura
persegi. Masjid ini merupakan masjid
Mangkunagaran, sehingga status masjid
dengan katagori masjid “Jami', yaitu masjid
merupakan Masjid Pura Mangkunagaran.
232
Sarafuddin
Pengelolaan
masjid
Widya Wacana Vol. 11 Nomor 2, Agustus 2016
c. Masjid Laweyan
digunakan oleh Sunan Paku Buwono X
Masjid Laweyan dibangun pada masa pemerintahan Djoko Tingkir sekitar
ketika ziarah ke makam. d. Geredja Katholik Antonius
tahun 1546 dan merupakan masjid pertama
Gereja Katolik Santo Antonius
di Kerajaan Pajang. Awalnya merupakan
Surakarta
merupakan
bangunan
dengan
Surakarta
yang
didirikan
tahun
1905.
seorang biksu sebagai pemimpinnya. Namun
Memiliki
skala
bangunan
yang
besar,
dengan pendekatan secara damai, sehingga
bangunan ini belum pernah berubah bentuk
banyaknya rakyat yang memeluk agama
dan fungsinya hingga hari ini.
Islam, maka bangunan tersebut diubah
e. Tempat Ibadah Tri Dharma Tien Kok Sie
fungsinya
pura
agama
menjadi
Hindu
tertua
di
Seiring
Klenteng yang terletak di Jalan R.E
berjalannya waktu, di sekitar masjid tumbuh
Martadinata no.12 ini pada awalnya berada
sebuah pesantren dengan jumlah santri yang
di Kartasura, sebelum Keraton Kartasura
cukup banyak. Dalam sebuah riwayat
dipindahkan ke Surakarta pada tahun 1744.
diceritakan, konon karena banyaknya santri
Kelenteng ini kemudian juga pindah ke Sala
maka pesantren ini tidak pernah berhenti
dan
memasak nasi untuk makanan para santri
pembangunan Kraton Surakarta. Walaupun
sehingga dari dapur selalu keluar asap,
merupakan tempat ibadah Tri Dharma, tapi
akhirnya
sebutan
wilayah
masjid.
gereja
ini
disebut
sebagai
didirikan
bersamaan
kelenteng
Kampung Belukan (kampung asap). Adapun
"wihara".
pemilik dari masjid ini adalah Kyai Ageng
f. Vihara Am Po Kian
dengan
berubah
menjadi
Henis (kakek dari Susuhunan Paku Buwono
Vihara Am Po Kian didirikan
II). Seperti layaknya sebuah masjid, maka
tanggal 24 Agustus 1875 dan mengalami
masjid Laweyan berfungsi sebagai tempat
pemugaran pada tanggal 14 Agustus 1944.
untuk sholat, pernikahan, talak, rujuk,
Awalnya merupakan bangunan kuil milik
musyawarah, dan makam. Kompleks masjid
seorang biksu untuk beradu kekuatan ilmu
menjadi
kerabat
kebatinan akhirnya bangunan ini dapat
Keraton Pajang, Kartasura dan Kasunanan
dikuasai oleh Kyai Ageng Henis dan diubah
Surakarta. Pada makam terdapat pintu
fungsikan
gerbang samping yang khusus dibuat untuk
kawasan ini pula Kyai Ageng Henis beserta
satu
dengan
makam
menjadi
masjid.
Di
dalam
keluarganya dimakamkan. Pada halaman Sarafuddin
Widya Wacana Vol. 11 Nomor 2, Agustus 2016
233
tengah makam terdapat pendapa tempat
dimainkan oleh Sunan Pakubowono X
menikahkan
kerajaan
terhadap pemerintah Hindia Belanda juga
Kartosuro. Sekarang ini tempat tersebut
sangat Nampak. Selama pemerintahannya
digunakan sebagai tempat persiapan ziarah
yang panjang, dalam menghadapi 10 orang
atau istirahat.
gubernur jenderal dan 13 residen secara silih
raja
pada
masa
berganti,
ia
mampu
menjauhkan
pertentangan yang serius, bahkan tampil
2) Nilai Bidang Politik Nilai paedagogis di bidang politik
seolah-olah
sebagai
teman
pemerintah
dapat dilihat dari banyak bermunculan
Hindia Belanda. Tetapi kewibawaannya
organisasi-organisasi
yang
sebagai raja Jawa di mata rakyat semakin
menyuarakan aspirasi rakyat pribumi yang
meningkat. Loyalitasnya kepada Hindia
telah hidup dalam penindasan penjajah.
Belanda memang tidak meragukan Kontrak
Mereka ingin menghancurkan kekuasaan
Politik yang ditandatanganinya ketika naik
kolonial di Indonesia. Mulai muncul paham-
tahta sebagai Susuhunan di tahun 1893.
paham
Pakubuwono
baru
liberalisme,
pergerakan
seperti
sosialisme,
nasionalisme, dan
X
sadar
sebagai
cucu
demokrasi.
Pakubuwono VI yang di tahun 1831 dibuang
Semangat nasionalisme pada masa ini
Belanda ke Ambon, ia merasa harus
digunakan sebagai paham atau ideologi bagi
meneruskan
organisasi pergerakan, salah satunya Partai
dalam mengusir penjajah.
Nasional Indonesia yang diketuai oleh Ir. Soekarno.
pendahulunya
Petunjuk bahwa Pakubuwono X mempunyai kecenderungan terlibat dalam
Peninggalan peristiwa sejarah di Surakarta
perjuangan
sangat
mewarnai
kehidupan
aktivitas politik dilaporkan oleh Residen Sollewijn
Gelpke
(1914-1918)
kepada
politik masa itu, seperti apa yang dilakukan
atasannya. Secara teratur ia mendapati
oleh Sultan Agung yang memerintah pada
Pakubuwono X memerlukan terjemahan
tahun 1613-1645 dalam melawan VOC.
berita-berita penting dari De Locomotief,
Selama pemerintahan Sultan Agung terdapat
surat kabar berbahasa Belanda yang terbit di
salah satu perintiwa yang sangat terkenal
Semarang.
adalah penyerangannya terhadap VOC di
Perang
Batavia. Selain apa yang telah diupayakan
Pakubuwono X bersimpati pada Jerman
oleh Sultan Agung, peran peran politik yang
sebagaimana banyak orang Indonesia saat
234
Sarafuddin
Khususnya
Dunia
I,
berita
Gelpke
mengenai mendapati
Widya Wacana Vol. 11 Nomor 2, Agustus 2016
itu, termasuk orang-orang Sarekat Islam.
semakin meningkat. Ia mengobral banyak
Peranannya sebagai imam bagi masyarakat
hadiah tanda mata dengan lambang PB X.
muslim
sangat
Bupati-bupati menerima keris dengan hiasan
diperhitungkan Belanda. Sementara itu,
permata, serta para wedana dan asisten
Residen
wedana memperoleh berbagai arloji emas.
di
Surakarta,
L.Th.
juga
Schneider
berpendapat
bahwa
Pakubuwono
X
(1905-1908)
potensi
patut
subversif
Selanjutnya, peran politik yang
diperhitungkan.
dilakukan oleh Mangkunegara VII yang
Schneider merupakan salah seorang yang
memerintah
pertama
Mangkunegaran. Olah dan ulah kultural-
kali
mencurigai
pengaruh
1916-1944
Kadipaten
perjalanannya ke luar daerah. Walaupun
politik
perjalanan dan kunjungan itu secara teoretis
pemerintah kolonial cemas dan lekas ingin
bersifat
incognito,
Mangkunegoro
di
VII
membuat
kunjungannya
ke
membuat represi politik. kecemasan itu
Ambarawa,
dan
tampak dalam laporan Gubernur Jenderal
Salatiga (antara tahun 1903 dan 1906)
Idenburg pada Th. B. Pleyte. Idenburg
benar-benar
curiga bahwa Mangkunegoro VII sangat
Semarang,
Surabaya,
dapat
disebut
sebagai
kunjungan resmi. Ia juga melawat ke Bali
mendambakan
dan Lombok, serta Lampung.
kepulauan Hindia Belanda. Budi Utomo di
Pada
bulan
Desember
1921,
Solo
dengan
proses
spirit
nasionalisme
dan
orientasi
daerah Priangan, diiringi oleh 52 bangsawan
kepemimpinannya bisa menjadi masalah
dan
di
akut untuk pemunculan isu perlawanan
Semarang, Pekalongan, dan Cirebon, ia
terhadap kolonial. Kecemasan kolonial itu
menetap
dan
membuat ia bersemangat untuk segera dan
Tasikmalaya. Di Garut, ratusan orang
berani membuat desain kebudayaan Jawa
berkumpul menanti kehadirannya, sehingga
agar
merepotkan polisi Belanda. Kemudian pada
tandingan atas represi dari kolonial.
bulan
dalem.
cukup
Februari
Setelah
lama
Garut
ia
demokratis
dan
modern
bawah
sebagai
kembali
Mangkunegoro VII memiliki ide
mengadakan perjalanan ke Madiun, disertai
dan aksi progresif meski rentan mengalami
oleh 58 bangsawan dan abdi
dalem.
benturan dengan kepentingan kolonial dan
Perjalanan itu disebut incognito, tapi justru
Istana Kasunanan. Benturan-benturan itu
benar-benar membuat citra Pakubuwono X
terkadang membuat luka dan konflik dingin
Sarafuddin
1922,
di
singgah
di
di
Pakubuwono X melakukan perjalanan ke
abdi
kultural
demokratisasi
Widya Wacana Vol. 11 Nomor 2, Agustus 2016
235
tapi
tak
bisa
menutup
untuk
samping itu juga dibangunnya stasiun solo
perubahan. Raja Jawa itu telah menjelma
jebres, stasiun solo-kota (sangkrah), stadion
sebagai manusia modern dengan warisan-
sriwedari, kebun binatang jurug, jembatan
warisan politik-kultural tradisional raja-raja
jurug yang melintasi bengawan solo di timur
Jawa pada masa lalu. Warisan-warisan itu
kota, taman balekambang, gapura-gapura di
lalu mendapati interpretasi modern untuk
batas Kota Surakarta, rumah pemotongan
menciptakan
hewan ternak di jagalan, rumah singgah bagi
Jawa
pintu
sebagai
subjek
kebudayaan dan kekuasaan. John Pamberton
tunawisma,
dan
(2003) dalam “On the Subject of Java”
(pembakaran jenazah) bagi warga Tionghoa.
membuat perbandingaan kritis antara dua
Untuk menopang ekonomi rakyat saat itu,
Raja di Surakarta yaitu Kasunanan dan
terdapat beberapa lembaga ekonomi, seperti
Mangkunegaran. Hal tersebut dapat terlihat
pasar
bahwa Pakubuwono X (1893-1938) tampak
Indonesia.
gede,
rumah
pasar
klewer,
perabuan
dan
Bank
ditakdirkan untuk membawa Jawa pergi bersamanya, akan tetapi Mangkunegoro VII tampak
ditakdirkan
untuk
4) Nilai Bidang Budaya
memulihkan
Peninggalan telah
sejarah
mewariskan
Kraton
secara sistematis segala yang hilang dari
Surakarta
nilai-nilai
Jawa.
budaya yang sampai saat ini masih tetap dilestarikan oleh masyarakat. Nilai-nilai budaya itu dapat dapat dilihat di dua istana
3) Nilai Bidang Ekonomi Surakarta merupakan kota yang
kraton yaitu Istana Kraton Kasunanan Dan
sangat strategis dan menjadi perlintasan
Istana
yang menghubungkan bagian barat dan
Kasunanan Surakarta Hadiningrat dibangun
timur pulau Jawa dari jaman kolonial hingga
antara tahun 1744-1746 oleh Susuhunan
sekarang
sangat
Pakubuwono II di Desa Sala. Setelah selesai
menguntungkan bagi pertumbuhan ekonomi
dibangun, nama desa itu diubah menjadi
rakyatnya. Salah satu bukti nyata dari
Surakarta Hadiningrat. Istana ini menjadi
kondisi
yang
saksi bisu penyerahan kedaulatan Kerajaan
dilakukan oleh Sunan Pakubuwon X yaitu
Mataram oleh Sunan Pakubuwono II kepada
memberikan kredit untuk pembangunan
VOC di tahun 1749 dan setelah Perjanjian
rumah bagi warga kurang mampu. Di
Giyanti pada tahun 1755, keraton ini
236
ini
tersebut
Sarafuddin
tentunya
sebagaimana
Puro
Mangkunegaran.
Kraton
Widya Wacana Vol. 11 Nomor 2, Agustus 2016
kemudian
dijadikan
istana
bagi
kombinasi yang sangat baik antara arsitektur
Kasunanan Surakarta sampai dengan tahun
jawa kuno dengan sentuhan eropa. Patung-
1946.
patung ini merupakan hadiah dari Belanda Arsitektur
mempunyai
ciri
kolonial
tradisional
Jawa
dalam
kraton
keselarasan
arsitektur
radikal
resmi
yang
yang dulu memang memiliki hubungan
akulturatif
sangat dekat dengan kasunanan surakarta.
arsitektur
Sebuah menara tinggi di sebelah selatan
dengan
sesungguhnya memadukan
cukup
komposisi
pelataran bernama panggung songgobuwono menjadi
ciri
khas
kraton
ini. Kraton
ornamen yang cukup spesifik sebagaimana
kasunanan surakarta adalah sebuah tempat
yang terpasang di atas Kori Sri Manganti.
yang mempunyai makna spiritual yang
Sebuah ornamen tiga
tinggi.
dimensi
dengan
Menurut
kepercayaan
tradisonal
kualitas pembuatan yang sangat halus serta
jawa, angka 7 merupakan angka yang
finishing yang baik serta material yang
sempurna. Itulah mengapa Candi Borobudur
relatif tak lekang oleh waktu, disusun secara
misalnya, mempunyai 7 tangga dan 7
simetris
gerbang.
menggambarkan
kewibawaan,
keagungan
dan
komposisi kekuatan
pertahanan negeri yang disebut sebagai
Begitu
Kasunanan
pula
Surakarta
dengan
Kraton
Hadiningrat
yang
mempunyai 7 pelataran dan 7 gerbang.
Lambang Kerajaan Jawa yaitu Sri Makutha
Selain
itu
juga,
di
dalam
Raja. Teknik pembuatan seni kriya yang
kompleks kraton terdapat perkampungan
mungkin mirip model seni kriya karya
Kauman yang dulunya merupakan kompleks
perupa masa kini Sapto Hudoyo yang
tempat tinggal para kaum ulama kerajaan
disebut kolase ini, digarap secara sangat
dan kerabatnya dengan ornamen hiasan dan
profesional dan canggih. Cara pembuatan
model rumah gaya campuran eropa-jawa-
Sri Makutha Raja ini mengkomposisikan
tiongkok. Kompleks ini terletak di belakang
benda-benda seni yang masing-masing telah
sebelah
digarap sebagai benda seni yang selesai,
Beberapa nama kampung di kawasan ini
setelah digabung baru kemudian diawetkan
masih menunjukkan jejak tersebut, seperti
dengan teknologi pengawetan tertentu.
pengulon dari kata "penghulu", trayeman,
barat
masjid
agung
keraton.
Hal yang menarik di kraton
sememen, kinongan, modinan, dan gontoran.
kasunanan adalah patung-patung eropa yang
Kemudian di kawasan Surakarta bagian
menghiasi istana sehingga menghasilkan
utara
Sarafuddin
yang
ditata
oleh
pihak
Widya Wacana Vol. 11 Nomor 2, Agustus 2016
istana 237
Mangkunagaran,
juga
jejak
Dalam kitab “Wedhapradangga” yang ditulis
arsitektur yang banyak mendapat sentuhan
R. Ng. Pradjapangrawit disebutkan bahwa
eropa. Bagian utara Kota Surakarta dilewati
gending dan gamelan Kodhok Ngorek
oleh kali pepe yang merupakan anak
merupakan
bengawan
Suryawasesa, penguasa Kerajaan Jenggala,
solo
memiliki
juga
menimbulkan
bencana
mengantisipasi
hal
berkali-kali
karya
dari
Prabu
Untuk
pada tahun 1145. Pada awalnya, gending
dilakukan
Kodhok Ngorek dibuat dengan nada dasar
pembangunan tanggul kali dan pintu air,
(laras) pelog, namun bisa juga slendro.
saluran drainasi, MCK (mandi-cuci-kakus
Adapun lagu-lagu dalam gending Kodhok
yang
Ngorek
pertama
banjir.
hasil
tersebut,
kali
diterapkan),
dan
diberi
nama
Kalapanganjur.
penempatan kantor kelurahan yang selalu
Gending Kodhok Ngorek hingga kini masih
berada pada perempatan jalan. Keseluruhan
dilestarikan oleh empat kerajaan pewaris
dari bangunan tersebut sampai sekarang
tahta wangsa Mataram. Selain Kasunanan
masih terlihat dan merupakan beberapa jejak
Surakarta Hadiningrat, juga Kasultanan
pembangunan yang dilakukan pada masa
Ngayogyakarta Hadiningrat dan Kadipaten
pemerintahan Mangkunegoro IV.
Pakualaman di Yogyakarta, serta Kadipaten
Selain hasil budaya yang berupa
Mangkunegaran di Surakarta.
fisik bangunan juga terdapat hasil budaya yang berbentuk kesenian, seperti Gending
Kesimpulan
Kodhok Ngorek. Gending ini adalah salah
Dari
hasil
penelitian
dapat
satu kekayaan budaya dan seni tradisi yang
disimpulkan bahwa peninggalan sejarah
dimiliki
Surakarta
Kraton
Surakarta
Hadiningrat, khususnya dalam hal seni
sebagai
smateri
musik istana. Gamelan dan gending Kodhok
pelajaran
Ngorek berupa seperangkat gamelan jawa
Kecamatan Banjarsari Surakarta, karena
serta nama lagu yang dibunyikan pada
peninggalan-peninggalan sejarah atau situs-
waktu dan kesempatan tertentu. Gending
situs sejarah yang tersimpan di Kraton
Kodhok Ngorek sebenarnya sudah dikenal
Surakarta merupakan aset negara dan ikut
sejak
mewarnai
oleh
zaman
Kasunanan
raja-raja
jawa
terdahulu,
termasuk pada masa Kesultanan Mataram
IPS
serta
dapat
dimanfaatkan
pengembangan Sekolah
Dasar
memberi
mata Negeri
sumbangan
terhadap sejarah nasional Indonesia.
Islam, Kerajaan Jenggala, dan sebagainya. 238
Sarafuddin
Widya Wacana Vol. 11 Nomor 2, Agustus 2016
Dalam mengembangkan isi/materi
Peninggalan
sejarah
kraton
mata pelajaran IPS di sekolah dasar, guru
Surakarta telah mewariskan beberapa nilai
dapat memberikan tugas kepada siswa
paedagogis,
secara mandiri atau berkelompok masih
religius/keagamaan,
jarang bahkan belum ada yang terkait
maupun kebudayaan, tetapi selama ini
dengan
belum
peninggalan-peninggalan
sejarah
baik
dimanfaatkan
politik,
sebagai
ekonomi
materi
pengembangan
Terkait dengan pemberian tugas pada siswa
sekolah dasar negeri Kecamatan Banjarsari,
dalam aspek materi sejarah di kelas 4 dan 5
bahkan
baik yang merujuk pada KTSP maupun
hamper tidak disinggung. Materi yang
kurikulum 2013 sumber materinya sangat
dibahas dalam pembelajaran baru pada tahap
jauh
siswa.
pengetahuan umum tentang sejarah nasional
Materinya kebanyakan situs dan benda-
dan bahkan lebih cenderung membahas
benda peninggalan sejarah yang ada di
situs-situs dan benda-benda peninggalan
daerah lain, seperti Demak, Cirebon, Jawa
sejarah atau peristiwa sejarah yang ada di
Timur, Bali, Sumatera dan sebagainya.
daerah lain. Dengan demikian isi/materi
Kondisi
akan
mata pelajaran IPS khususnya pada aspek
menimbulkan kesan bahwa peristiwa sejarah
materi sejarah kurang dipahami dengan baik
pada
oleh siswa khususnya maupun guru mata
dari
lingkungan
seperti
masa
ini
lampau
sekitar
tentunya
yang
ada
di
daerah/wilayah sekitar siswa tidak dikenal dan menjadi tuturan hampa serta dengan
dongeng
belaka
yang
pelajaran
aspek
atau situs-situs sejarah kraton Surakarta.
dalam
mata
dari
kegiatan
IPS
di
pembelajaran
pelajaran.
identik tidak
bermakna dalam ranah ilmiah dan ilmu pengetahuan.
Sarafuddin
Widya Wacana Vol. 11 Nomor 2, Agustus 2016
239
DAFTAR PUSTAKA Abdul Majid. 2008. Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan Standar Kompetensi Guru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Anonim. 2006. Instrumen Penilaian Tahap II: Buku Teks Pelajaran Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan. Depadiknas (http://www.dikmenum.go.id, diakses, 27 April 2015). Dwi Ari Listiyani, dkk. 2009. Ilmu Pengetahuan Sosial Untuk SD/MI Kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. E. Mulyasa. 2007. Standar Kompetensi Dan Sertifikasi Guru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. __________, 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan: Sebuah Panduan Praktis. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Gottschalk, Louis. 1975. Mengerti Sejarah (Edisi terjemahan oleh Nugroho Notosusanto). Jakarta: Yayasan Penerbit Universitas Indonesia. I Gde Widja. 1989. Sejarah Lokal Suatu Perspektif dalam Pengajaran Sejarah. Jakarta: Dirjen Dikti Depdikbud. __________, 1989. Dasar-dasar Pengembangan Strategi Serta Metode Pengajaran Sejarah. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kuntowijoyo. 2001. Pengantar Ilmu Sejarah. Jakarta: Yayasan Bentang Budaya. Maryanto, dkk. 2014. Tematik Terpadu Kurikulum 2013 Untuk SD/MI Kelas V (Buku Siswa), Tema 7: Sejarah Peradaban Indonesia. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan Balitbang Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Muhammad Taufik dan Sumijati Atmosudiro. 2005. Jurnal: Humanika, 18(3), April, 2005, Minimalisasi Dampak Negatif Pemanfaatan Candi Borobudur Sebagai Objek Wisata. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Nevins, A. 1962. The Gateway of History. New York: Double Day and Company. Oemar Hamalik. 2006. Manajemen Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. __________, 2006. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Roeslan Abdoelgani. 1963. Penggunaan Ilmu Sejarah. Bandung: Prapanca.
240
Sarafuddin
Widya Wacana Vol. 11 Nomor 2, Agustus 2016
Sapriya. 2014. Pendidikan IPS: Konsep dan Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Sutiyah. 1991. Dasar-dasar IPS (IPS 4101), Buku Pegangan Kuliah FKIP – P.IPS – Sejarah. Surakarta: Universitas Sebelas Maret. Sutoyo dan Leo Agung. 2009. Ilmu Pengetahuan Sosial 4; Untuk Kelas 4 SD dan MI. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Suhendra Suparno. 1995. “Pengajaran Sejarah Sebagai Sarana Memperkuat Jatidiri dan Integritas Bangsa”, Dalam Pengajaran Sejarah, Kumpulan Makalah Simposium. Jakarta: Ditjarahnita. Sutopo, H.B. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif: Dasar Teori dan Penerapannya dalam Penelitian (edisi ke-2). Surakarta: Universitas Sebelas Maret Press. Uka Tjandrasasmita, 1980, “Fungsi Peninggalan Sejarah dan Purbakala dalam Pembangunan Nasional”, Analisis Kebudayaan, No. 1, Jakarta: Depatemen dan Kebudayaan. Yin, Robert K. 2009. Studi Kasus: Desain & Metode (edisi revisi). Jakarta: Rajawali Press.
Sarafuddin
Widya Wacana Vol. 11 Nomor 2, Agustus 2016
241