No. 5 - September 2009
Pemanfaatan Minyak Atsiri, Alternatif Teknologi Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman Buah Yang Ramah Lingkungan
(ekspor). Salah satu kendala utama tersebut adalah adanya serangan hama dan penyakit tanaman Buah merupakan salah satu produk pertanian misalnya layu fusarium dan penyakit darah pada yang memiliki kontribusi besar dalam kehidupan masyarakat terutama dalam hubungannya dengan pisang, burik pada buah manggis, lalat buah pada kesehatan dan perekonomian. Dari sisi kesehatan, hampir seluruh buah, penggerek buah/batang dan sebagainya. buah merupakan sumber penting vitamin (A, C, E) Saat ini, usaha yang banyak dilakukan dan mineral (Ca), dan unsur kesehatan lain yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan manusia. untuk menekan serangan organisme pengganggu Selain itu, usahatani ataupun agribisnis di bidang tanaman (OPT) adalah dengan mengaplikasikan perbuahan juga memberikan kontribusi nyata pestisida. Keuntungan cara ini adalah cepat dalam meningkatkan kesejahteraan para pelaku menunjukkan hasil berupa kematian OPT, mudah usaha tersebut. Walaupun demikian, dalam proses cara aplikasinya, dan mudah mendapatkan bahan produksi buah tersebut juga terdapat beberapa pestisida di pasar, sementara itu, efek samping kendala yang sering dihadapi dan dapat menjadi penggunaan pestisida yang membahayakan hambatan untuk menghasilkan produk yang seperti pencemaran lingkungan, keamanan bagi secara kuantitas dan kualitas optimal, sehingga konsumen, terbunuhnya organisme bukan sasaran, dapat menghambat dalam aspek pemasaran/ dan terjadinya resistensi dari organisme target tidak perdagangan terutama untuk pasar luar negeri atau kurang menjadi pertimbangan. PENDAHULUAN
34
iptek hortikultura
Seiring dengan bertambahnya pengetahuan dan semakin kritisnya efek penggunaan pestisida maka saat ini mulai banyak tuntutan terhadap proses produksi pertanian, termasuk buah, untuk mulai mempertimbangkan keamanan bagi konsumen dan lingkungan. Lembagalembaga penelitian banyak mengarahkan kegiatan penelitian untuk menghasilkan teknologi produksi buah yang bersifat ramah lingkungan termasuk mempertimbangkan keamanan bagi konsumen. Beberapa komponen teknologi pengendalian OPT telah ditemukan antara lain varietas tahan, musuh alami, dan beberapa jenis pestisida nabati yang aman bagi lingkungan dan konsumen. Komponen pengendalian tersebut selanjutnya akan dirakit menjadi suatu paket pengendalian yang dikenal sebagai paket pengendalian hama terpadu (PHT). Untuk memperkaya komponen pengendalian yang telah ada masih dilakukan upaya untuk menemukan komponen lainnya yang mempunyai potensi sebagai agen pengendali yang aman. Salah satu teknologi alternatif yang memiliki potensi sebagai agen pengendali aman adalah pemanfaatan minyak atsiri yang diekstrak dari berbagai tumbuhan.
sehingga berpengaruh terhadap perilaku organisme di sekitar tumbuhan tersebut. Perilaku tersebut dapat bersifat negatif bagi tumbuhan, artinya organisme tertentu akan menyukai hidup pada tumbuhan yang mengeluarkan aroma tertentu atau bersifat positif yang menyebabkan organisme tertentu tidak menyukai atau hidup di sekitar tumbuhan tersebut.
Potensi Minyak Atsiri sebagai Agens Pengendali Organisme Pengganggu Tanaman Buah di Indonesia Banyak hasil penelitian di dunia telah menunjukkan bahwa minyak atsiri memiliki potensi sebagai agens pengendali OPT yang menyerang berbagai tanaman. Minyak atsiri yang disukai oleh suatu organisme dapat digunakan sebagai bahan perangkap sehingga serangan organisme tersebut pada tanaman tertentu dapat dikurangi. Sebaliknya, minyak atsiri yang tidak disukai atau tidak cocok bagi suatu organisme dapat digunakan untuk mencegah/menekan kehidupan organisme tersebut di sekitar tanaman tertentu. Dalam aplikasinya, strategi penggunaan minyak atsiri adalah (1) untuk jenis serangga dapat digunakan sebagai bahan penolak atau penarik (sebagai perangkap) dan (2) Minyak Atsiri untuk jenis mikroorganisme (penyakit tanaman) Secara garis besar arti minyak atsiri dapat digunakan sebagai bahan fumigan alami. mengandung 3 hal kunci, yaitu (1) merupakan Minyak atsiri sebagai bahan perangkap senyawa organik, (2) bersifat mudah menguap, dan (3) berasal dari tumbuhan. Tidak semua tumbuhan Salah satu contoh adalah penggunaan metil bisa menghasilkan minyak atsiri. Hanya tumbuhan eugenol yang dapat digunakan sebagai penarik lalat yang mempunyai sel glandula saja yang mampu buah jantan. Dengan terperangkap dan matinya menghasilkan minyak atsiri. Famili tumbuhan lalat buah jantan diharapkan proses perkawinan Lauraceae, Myrtaceae, Rutaceae, Myristicaceae, dengan lalat buah betina dapat ditekan sehingga Astereaceae, Apocynaceae, Umbeliferae, Pinaceae, serangan pada buah oleh lalat buah betina dapat Rosaceae, dan Labiateae dikenal sebagai kelompok menurun. Uji pengendalian hama lalat buah ini tumbuhan penghasil minyak atsiri. Minyak atsiri telah berlangsung selama 3 tahun di kebun mangga sendiri sebenarnya merupakan salah satu produk PT. Trigatra Situbondo Jawa Timur. Setelah metabolisme yang tergolong sebagai metabolit pemasangan perangkap metil eugenol selama 3 sekunder. Biasanya metabolit sekunder dibentuk tahun tersebut, jumlah lalat buah menunjukkan dalam jumlah sedikit dan salah satu fungsinya penurunan sekaligus kerusakan buah mangga adalah sebagai pertahanan tanaman terhadap akibat hama ini dapat ditekan. Syarat penggunaan adanya serangan dari luar seperti serangga atau bahan perangkap ini adalah bahwa pemasangan mikroorganisme. bahan ini harus dilakukan secara konsisten dan Terkait dengan sifat mudah menguap, minyak terus menerus. Hal ini karena efek penurunan atsiri yang dihasilkan tumbuhan akan menyebarkan serangan terlihat setelah minimal 3 tahun bahan aroma-aroma tertentu dari tumbuhan tersebut perangkap tersebut dipasang. 35
No. 5 - September 2009
jeruk di bagian kanopi bawah. Dalam satu hektar jumlah gantungan bahan penolak ini bisa mencapai 100-150 buah. Tampaknya memang terlalu banyak, tetapi bila dibandingkan antara biaya dan hasil yang diperoleh masih sangat menguntungkan. Dalam satu hektar hanya dibutuhkan sekitar 1,5 kg minyak sereh wangi yang harganya per kg Rp. 100.000. Berdasarkan uji coba yang telah dilakukan, pemasangan bahan penolak ini dapat menekan serangan hama penggerek buah jeruk sampai 70%. Kegiatan pengendalian yang dilakukan adalah menggantungkan kapas dan menetesi kapas tersebut dengan minyak sereh wangi 1 kali per minggu mulai dari muncul bunga sampai buah panen (sekitar 5 bulan). Saat ini efektivitas penolakan minyak sereh wangi ini sedang diujicobakan pada kebun mangga di Situbondo seluas 2 ha untuk menekan serangan hama lalat buah mangga. Gambar 1. Model perangkap lalat buah jantan menggunakan metil eugenol sebagai bahan penarik Minyak atsiri sebagai bahan penolak Minyak atsiri sereh wangi merupakan salah satu bahan yang efektif digunakan sebagai bahan penolak untuk hama-hama tertentu, di antaranya adalah penggerek buah jeruk (Citripestis sagitiferella). Minyak atsiri yang diteteskan pada kapas (0,3-0,5 ml) digantungkan pada tanaman
a
Minyak atsiri sebagai fumigan alami Minyak atsiri sebagai fumigan terutama diarahkan untuk pengendalian penyakit tanaman yang menyerang melalui tanah maupun pada penyimpanan. Tahapan penelitian yang telah dilakukan masih dalam pengujian secara invitro di laboratorium. Hasil yang telah dicapai adalah minyak atsiri cengkeh menunjukkan potensi keefektifan yang tinggi dalam mengendalikan cendawan Fusarium oxysporum f.sp. cubense (Foc) yang menyebabkan penyakit layu pada
b
c
Gambar 2. (a) Gejala serangan hama penggerek buah jeruk, (b) pemasangan bahan penolak sereh wangi dalam kontainer gelas plastik, dan (c) buah jeruk besar bebas serangan hama penggerek buah
36
iptek hortikultura
Berdasarkan hasil-hasil tersebut, baik yang telah sampai tahap uji lapangan maupun yang masih dalam kondisi invitro, terlihat bahwa minyak atsiri memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai alternatif pengendalian OPT pada tanaman buah. Bahan baku cukup tersedia, teknik ekstraksi sederhana (metode distilasi uap), cara aplikasi mudah, harga relatif murah, serta aman terhadap konsumen dan lingkungan merupakan nilai unggul/ lebih dari teknologi ini. Dari sisi pemasaran, dengan terbukanya peluang minyak atsiri sebagai bahan untuk pengendalian OPT akan semakin Gambar 3. Pertumbuhan miselium cendawan meningkatkan nilai ekonomi minyak tersebut Foc yang mendapat perlakuan yang berdampak pada kesejahteraan para produsen beberapa minyak atsiri minyak atsiri. Selama ini harga minyak atsiri
(a) (b) (c) (d) Gambar 4. Pertumbuhan miselium cendawan Colletotrichum sp. yang mendapat perlakuan minyak atsiri (a) kayu manis, (b) sereh wangi, (c) jeruk besar, dan (d) kontrol tanaman pisang dan Colletotrichum sp. penyebab penyakit antraknose pada buah mangga, dan pepaya pada penyimpanan. Minyak atsiri kayu manis juga menunjukkan keefektifannya menekan pertumbuhan cendawan Colletotrichum sp. yang menyerang buah pisang. Minyak atsiri sereh wangi efektif menekan perkembangan cendawan Phytophthora sp. yang menyerang tanaman durian. Tahapan berikutnya yang akan dilakukan adalah melakukan uji semi lapangan untuk pengendalian layu Fusarium dan Phytophthora sp. serta uji di kemasan buah untuk pengendalian antraknose sebelum bahan minyak atsiri ini benar-benar digunakan dalam jumlah besar.
Gambar 5. Pertumbuhan miselium cendawan Phytophthora sp. yang mendapat perlakuan beberapa minyak atsiri
37
No. 5 - September 2009
6. Istianto, M. dan Eliza. 2008. Evaluasi Aktivitas Antijamur Beberapa Minyak Atsiri terhadap segmen pasar tertentu, yaitu kosmetik, obatPenyakit Antraknose (Colletotrichum sp.) yang obatan, dan pengolahan pangan. Dengan adanya Menyerang Buah Pisang pada Penyimpanan. tambahan segmen pasar untuk perlindungan Laporan Hasil Penelitian Tahun Anggaran 2007. tanaman budidaya yang membutuhkan produk 10 Hlm. minyak dalam jumlah cukup banyak diharapkan dapat memberikan harga yang menguntungkan 7. __________ dan D. Emilda. 2008. Preliminary Study of Antifungal Activity of Some Essential Oils bagi produsen minyak atsiri.
PUSTAKA 1. Agusta, A. 2000. Minyak Atsiri Tumbuhan Tropika Indonesia. ITB Bandung. 136 Hlm. 2. Dahlan, S., Nasrun, dan S. Erni. 1998. Pengujian Minyak Atsiri Daun Beberapa Jenis Tanaman terhadap Jamur Fusarium oxysporium Penyebab Penyakit Layu Tanaman Cabai (Capsicum annuum) Secara Invitro. Prosiding Seminar Sehari Perhimpunan Fitopatologi Indonesia Komisariat Daerah Sumatera Barat, Riau, dan Jambi di Padang 4 November 1998. Hlm. 131-136. 3. Djatnika, I, C. Hermanto dan Eliza. 2003. Pengendalian Hayati Layu Fusarium pada Tanaman Pisang dan Gliocladium sp. J. Hort. dengan 13(3):205-211. 4. Houbin, C., X. Chunxiang, F. Qirui, H. Guibing, L. Jianguo, W. Zehuai, and A.B. Molina Jr. 2004. Screening of Banana Clones for Resistance to Fusarium Wilt in China. Advancing Banana and 13:165174. 5. Isman, M.B. 2000. Plant Essential Oils for Pest and Disease Management. Crop Protection 19: 603-608.
38
Against Fusarium oxysporum f.sp. cubense causing banana wilt disease. Laporan Hasil Penelitian Tahun Anggaran 2007. 14 Hlm. 8. Murtiningsih, W., Yulianingsih dan I. Muhadjir. 1991. Penyakit Pascapanen pada Buah Pisang Raja Sere, Emas, dan Lampung serta Pengendaliannya. J. Hort. 1(3):35-38.
9. Ploetz, R. 2004. Diseases and Pests: A review of their Importance and Management. Info Musa, The International Journal on Banana and Plantain 13(2):11-16. 10. Singh, J., M.T. Wan, M.B. Isman dan D.J. Moul. 1980. Fungitoxic Activity of Some Essential Oils. Econ. Bot. 34:186-190. 11. Wilson, C.I., J.M. Solar, A. El Ghaouth, dan M.E. Wisniewski. 1997. Rapid Evaluation of Plant Extracts and Essential Oil for Antifungal Activity Against Botrytis cinerea. Plant Dis. 81:204-210.
Istianto, M. Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika Jl. Solok-Aripan Km. 8, Kotak Pos 5 Solok 27301 Sumatera Barat
