PEMANFAATAN MEDIASI DAN METODE ADR LAINNYA DALAM PENYELESAIAN SENGKETA BISNIS DI INDONESIA Le Meridien Hotel Jakarta, 8 Oktober 2014 Dr. Frans H. Winarta (ICC Indonesia)
1
Pendahuluan
Proses penyelesaian sengketa konvensional di Pengadilan terkadang menimbulkan masalah baru, karena hasilnya win-lose kemudian prosesnya unresponsive, time consuming dan hasilnya bisa saja tidak dapat dieksekusi karena satu dan lain hal. Di lain pihak, proses penyelesaian sengketa di luar Pengadilan bersifat closed door, flexible dan confidential. Selain itu proses tersebut mengadopsi pendekatan win-win solution, sehingga hubungan bisnis dapat dipelihara dan dilanjutkan dengan normal. Penyelesaian sengketa di luar pengadilan ini dinamakan Amicable Dispute Resolution (“ADR”). 2
Definisi ADR
Menurut Carita Wallgren: “A structured negotiation process during which the parties in dispute are assisted by one or more third person(s), the ‘Neutral’, and that is focused on enabling the parties to reach a result whereby they can put an end to their differences on a voluntary basis.” “Suatu proses negosiasi terstruktur dimana para pihak yang bersengketa dibantu oleh satu atau lebih orang ketiga, pihak ‘Netral’, dan difokuskan untuk memungkinkan para pihak mencapai hasil dimana mereka dapat mengkahiri perbedaan mereka secara sukarela.” 3
Karakter dan Keuntungan ADR FLEXIBILITY Secara umum, ADR dapat dilakukan dengan sesuai dengan cara yang disepakati oleh para pihak. Baik secara informal dalam bentuk diskusi, atau terstruktur seperti persidangan privat.
PARTY AUTONOMY Para pihak memiliki kebebasan untuk memilih, antara lain, hukum yang berlaku, pihak ketiga yang netral, tempat dan waktu yang mereka kehendaki, dan menentukan biaya pihak ketiga tersebut.
CONFIDENTIAL AND PRIVATE Proses ADR sifatnya tertutup untuk umum dan rahasia. Jadi, pada umumnya, yang mengetahui permasalahan antara para pihak hanya terbatas pada pihak ketiga yang netral dan para pihak saja.
4
Karakter dan Keuntungan ADR
EFFICIENT PROCESS ADR proses beracaranya lebih cepat dan efisien karena tidak terhambat oleh hal-hal prosedural dan administratif seperti di pengadilan umum.
WIN-WIN SOLUTION Apabila di pengadilan umum hasilnya adalah win-lose, di ADR hasilnya adalah win-win karena solusinya tercapai berdasarkan kesepakatan para pihak, dan dilaksanakan para pihak karena ditentukan bersama (party autonomy). 5
Jenis-Jenis ADR Negosiasi 2) Mediasi 3) Konsiliasi 4) Penentuan Oleh Ahli 1)
1)
Negosiasi Menurut Christopher W. Moore negosiasi adalah: “Negotiation is a bargaining relationship between parties who have a perceived or actual conflict of interest. The participants voluntarily join in a temporary relationship designed to educate each other about their needs and interests, to exchange specific resources, or to resolve one or more intangible issues such as the form their relationship will in take in the future or the procedure by which problems are to be solved. Negotiation is a more intentional and structured dispute resolution process than informal discussion and problem solving.” “Negosiasi adalah hubungan tawar-menawar di antara para pihak yang memiliki konflik kepentingan yang dirasakan ataupun yang nyata. Para peserta secara sukarela bergabung dalam hubungan sementara yang didisain untuk saling memberitahukan kebutuhan dan kepentingan mereka, bertukar sumber daya tertentu, atau menyelesaikan satu atau lebih isu yang tersirat seperti bentuk hubungan mereka di masa depan atau prosedur untuk menyelesaikan masalah. Negosiasi adalah proses penyelesaian sengketa yang lebih bertujuan dan terstruktur daripada diskusi atau penyelesaian masalah informal.” 6
2)
MEDIASI
Menurut Ruth Charlton, mediasi didefinisikan sebagai berikut: “Mediation is a process by which the parties to a dispute, with the assistance of a neutral third party (the mediator), identify the issues in dispute, develop options around these issues, consider alternatives and endeavour to reach an agreement which encompasses the underlying needs and interests of the parties.” “Mediasi adalah suatu proses dimana para pihak yang bersengketa, dengan bantuan pihak ketiga yang netral (mediator), mengidentifikasi isu-isu dalam sengketa, mengembangkan pilihan-pilihan terkait isu-isu ini, mempertimbangkan alternatif dan berusaha untuk mencapai kesepakatan yang mencakup kebutuhan dan kepentingan para pihak.” 7
3)
KONSILIASI Menurut Margaret L. Moses pada prinsipnya konsiliasi serupa dengan mediasi namun dengan sedikit perbedaan: “What is the difference between conciliation and mediation? Often, the terms are used interchangeably. Technically, however, there is a difference. A conciliator listens to the two parties, hears their different positions, and then sets forth a proposed settlement agreement, representing what she believes to be a fair compromise of the dispute. If the proposal does not resolve the dispute, the conciliator may offer another proposal. Although mediators try to get the parties to come up with a settlement agreement themselves, they may also, at the parties’ request, make a specific proposal, similar to what conciliators would do.” “Apa perbedaan antara konsiliasi dan mediasi? Sering kali, istilah-istilah tersebut digunakan bergantian. Namun secara teknis, ada perbedaan. Konsiliator mendengarkan kedua belah pihak, mendengarkan posisi mereka masing-masing, dan kemudian menetapkan usulan kesepakatan perdamaian, yang mewakili apa yang dianggapnya kompromi yang adil bagi sengketa tersebut. Jika usulan tidak menyelesaikan sengketa, konsiliator dapat menawarkan usulan lain. Walaupun mediator mengusahakan agar para pihak membuat kesepakatan perdamainan mereka sendiri, mediator dapat juga, atas permintaan para pihak, membuat usulan tertentu, mirip dengan apa yang dilakukan konsiliator.” 8
4) PENENTUAN OLEH AHLI, menurut Ashwinie Kumar Bansal: “Expert determination is a non-binding and flexible ADR process in which the parties agree to appoint an independent third party, who is expert in a particular field, to adjudicate on a dispute within the field of his expertise. The parties may settle the dispute based on Expert determination. The decision of the expert is not binding on the parties but it opens a door for an amicable settlement.” “Penentuan oleh ahli adalah proses ADR yang tidak mengikat dan fleksibel dimana para pihak sepakat untuk menunjuk pihak ketiga yang independen, yang merupakan ahli dalam bidang tertentu, untuk mengadili sengketa dalam bidang keahliannya. Para pihak dapat menyelesaikan sengketa berdasarkan penentuan oleh ahli. Keputusan ahli tidak mengikat para pihak tapi membuka jalan bagi perdamaian”
9
MEDIASI
MEDIASI, menurut ICC Mediation Guidance Notes: “… mediation is a flexible settlement technique, conducted privately and confidentially, in which a mediator acts as a neutral facilitator to help the parties try to arrive at a negotiated settlement of their dispute. The parties have control over both the decision to settle and the terms of any settlement agreement.” “… mediasi adalah teknik penyelesaian yang fleksibel, yang dilakukan secara pribadi dan rahasia, dimana seorang mediator bertindak sebagai fasilitator yang netral untuk membantu para pihak mencapai penyelesaian sengketa mereka. Para Pihak memiliki kendali atas putusan untuk berdamai dan ketentuan kesepakatan perdamaian.”
10
Tujuan Mediasi Tujuan mediasi adalah untuk menyelesaikan sengketa para pihak secara damai dengan dibantu oleh pihak ketiga yang netral yang bertindak sebagai fasilitator. Mediasi juga bertujuan untuk menghindari/ mencegah terjadinya sengketa di Pengadilan. Dalam mediasi, para pihak dapat merundingkan suatu perbedaan pendapat untuk mencari suatu kesepakatan baru, seperti merubah perjanjian untuk mengakomodir kebutuhan para pihak, yang mana kesepakatan-kesepakatan tersebut mencegah terjadinya sengketa. 11
Karakter Mediasi Confidentiality Proses dan substansi mediasi dijamin kerahasiaannya. Para pihak dapat terlibat secara bebas dalam diskusi informal sesuai dengan keperluan mereka demi mencapai penyelesaian terbaik. Dalam mediasi pernyataan para pihak tidak dapat dijadikan bukti di dalam proses peradilan (baik arbitrase maupun pengadilan umum).
Voluntariness Pada prinsipnya, dimulai dan berlangsungnya mediasi, pencapaian hasil dan penegakkan hasil mediasi, semuanya bergantung pada kesukarelaan para pihak.
Self-determination Proses mediasi didasarkan pada konsep kebebasan para pihak (party autonomy) yang memungkinkan para pihak untuk mempertahankan hampir semua kekuasaan atas penyelesaian perselisihan mereka.
12
Karakter Mediasi Neutrality & Impartiality Mediator dalam mediasi bersifat netral dan imparsial. Artinya mediator tidak memiliki kepentingan terhadap hasil dari sengketa dan tidak bias terhadap salah satu pihak. Mediator tidak boleh memaksakan perdamaian atau mengarahkan para pihak untuk mencapai solusi tertentu. Terserah para pihak untuk mencapai kesepakatan dan keputusan bersama mereka sendiri, dan peran mediator hanya untuk memfasilitasi proses ini.
Efficiency Mediasi proses beracaranya lebih cepat dan efisien karena menghindari kelambatan hal-hal prosedural dan administratif seperti di pengadilan umum.
Flexibility Sejalan dengan Self-determination (party autonomy), Flexibility pada prinsipnya memberikan kebebasan yang luas kepada para pihak untuk merujuk pada mediasi, menentukan pihak ketiga yang akan bertanggung jawab atas prosesnya, menentukan prosedur yang akan diikuti, memutuskan apakah akan mengambil bagian dalam proses secara langsung atau diwakili dan, akhirnya, untuk memutuskan hasil dari mediasi.
13
Perbedaan Arbitrase dengan Mediasi No.
ARBITRASE
MEDIASI
1.
Arbiter mengontrol hasilnya
Para pihak mengontrol hasilnya
2.
Arbiter diberikan kekuasaan untuk memutuskan. Keputusan arbiter adalah final dan mengikat
Mediator tidak memiliki kekuasaan untuk memutuskan. Penyelesaian dicapai hanya dengan kesepakatan para pihak
3.
Extensive Discovery (penemuan yang luas) seringkali diperlukan
Pertukaran informasi sifatnya sukarela dan sering terbatas. Para pihak saling bertukar informasi untuk membantu mencapai penyelesaian
4.
Arbiter mendengarkan fakta-fakta dan bukti-bukti dan membuat penilaian
Mediator membantu para pihak menentukan dan memahami isu-isu dan kepentingan masing-masing pihak
5.
Para pihak memaparkan argumentasi mereka dan memberikan kesaksian di bawah sumpah
Para pihak dapat mengutarakan atau menceritakan fakta yang terkait dengan perkara (walaupun bukan fakta hukum)
14
Perbedaan Arbitrase dengan Mediasi No.
ARBITRASE
MEDIASI
6.
Prosesnya formal. Kuasa mengontrol partisipasi pihak
hukum
Prosesnya informal. Para pihak merupakan peserta yang aktif
7.
Para pihak tidak dapat melakukan komunikasi pribadi dengan arbiter
Mediator dapat melakukan baik rapat gabungan dengan para pihak ataupun rapat pribadi dengan masing-masing pihak
8.
Keputusan didasarkan pada bukti, dan hukum yang berlaku
fakta,
Hasil didasarkan pada kebutuhan para pihak
9.
Hasilnya adalah menang atau kalah. Hubungan para pihak seringkali menjadi hilang
Hasilnya saling memuaskan. Hubungan para pihak dapat dipertahankan atau bahkan diciptakan
11. Tertutup (tapi di luar negeri putusan arbitrase terkadang tersedia untuk umum)
Tertutup dan rahasia
15
Kewajiban Kuasa Hukum dalam Mediasi 1. 2. 3.
4. 5. 6. 7.
Sebelum Mediasi: Menjelaskan proses mediasi termasuk peran netral mediator Membantu klien untuk mengidentifikasikan kebutuhan, kepentingan dan permasalahan mereka (termasuk permasalahan hukum) Membantu klien dalam memikirkan opsi-opsi penyelesaian yang lebih luas dibandingkan upaya hukum yang ada di pengadilan. Memastikan klien memiliki informasi mengenai kelayakan tiap opsi sebelum mediasi dimulai Mendiskusikan cara-cara untuk mencapai hasil yang diinginkan atau prioritas klien Mendiskusikan kemungkinan reaksi pihak lawan dan cara untuk mengatasi keberatan yang diajukan Menjelaskan sifat dari “sans prejudice” dan kerahasiaan mediasi Menjelaskan bahwa mediator tidak akan memberikan keputusan dan bahwa penyelesaian berada di tangan para pihak
16
Kewajiban Kuasa Hukum dalam Mediasi
1. 2. 3.
4. 5.
Dalam Mediasi: Membantu klien sepanjang proses mediasi Bekerjasama dengan mediator Berpartisipasi dalam mediasi tanpa permusuhan Bersikap dengan itikad baik dan menasihatkan klien untuk bersikap dengan itikad baik Membantu klien menyusun proposal, mempelajari kewajaran dari proposal yang diajukan oleh pihak lawan dan membantu menyusun syarat-syarat perdamaian 17