eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vo.1., No.1 (2012)
Pemaknaan dan Penerapan Jurnalistik oleh Pelajar SMA Partisipan Rubrik “My School Page” di Majalah Hai Yhusanti Pratiwi1, Henny Sri Mulyani2, Gumgum Gumilar3 Jurusan Ilmu Jurnalistik Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran Corresponding Author :
[email protected]
ABSTRACT YHUSANTI PRATIWI SAYOGO, 210110060327, 2012. This research is titled “The Meaning and Implementatin of Journalism in the Participating Students of ‘My School Page’ in HaiMagazine”. It was supervised by Dra. Hj. Henny Sri Mulyani, M.Si. as the primary supervisor and Gumgum Gumilar, S.Sos., M.Si. as the associate supervisor. Journalism Studies Department, Faculty of Communication Sciences, Padjadjaran University.This research was aimed to figure out how the participating students in Hai Magazine’s My School Page constructed journalism through their journalistic activities. The data of this research is obtained through phenomenology analysis of indepth interviews and literature study. The subjects of this research are the actively participating students in Hai Magazine’s My School Page.This research has shown that the participating students in Hai Magazine’s My School Page conducted their journalistic activities through externalisation, objectivation, and internalisation. The research has discovered three findings. Firstly, in the process of externalisation, the attempts of the informants to enter the realm of journalism were influenced by the people around them. Secondly, in the process of objectivation, the informants produced journalistic works through the process of interaction by conducting journalistic activities. Lastly, in the process of internalisation, the self-concept and meaning were formed through the conducted journalistic activities.This research concluded that the participating students in Hai Magazine’s My School Page have had a certain view on journalism as an activity with the purpose of gathering, processing, and disseminating information, including views, to the parties involved in it with their abilities. Being journalism practitioners, to the participating students, was a way to know and experience the work of mass media. The participating students also viewed Hai Magazine’s My School Page as a bridging to the school as well as a means of learning journalism in both theoretical and direct practices. The researcher therefore suggests that more researches are conducted with the use of students as research subjects instead of objects or respondents in journalism-related issues. Keywords: The Meaning and Implementatin of Journalism
1
Penulis Pembimbing Utama 3 Pembimbing Pendamping 2
Yhusanti Pratiwi - Pemaknaan dan Penerapan Jurnalistik oleh Pelajar SMA... Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
Page 1 of 16
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vo.1., No.1 (2012)
Latar Belakang Masalah Informasi sudah menjadi salah satu kebutuhan masyarakat termasuk di kalangan remaja. Untuk pemenuhan kebutuhan tersebut hadirlah beberapa media massa yang ditujukan khusus pada segmentasi tersebut, salah satunya adalah majalah remaja. Seperti media cetak lainnya, majalah remaja dimotori oleh wartawan dalam pemenuhan kebutuhan redaksi. Jika dilihat dari sisi bahasan dari majalah tersebut umumnya usia pembaca jauh dibawah usia wartawannya, lalu bagaimana jika pelajar dengan usia yang relatif sama berbagi informasi kepada pembaca lewat sebuah media massa? “Saya suka nulis, saya juga pengen tulisan itu dibaca dan jadi sumber informasi yang bermanfaat buat orang-orang. Lewat rubrik ini saya dapat pengalaman baru dan bisa merasakan kerja jurnalistik termasuk tekanan deadline. Setelah tulisan saya naik cetak ada beberapa teman memanggil saya wartawan sekolah, bahkan beberapa acara sekolah meminta saya untuk meliput. Mungkin karena teman-teman saya yang lain suka iseng menambahkan nama saya jadi Achlan Hai, jadinya serasa wartawan beneran” (Achlan Pahlevi, Pelajar asal Makassar, 16 Maret 2011) Wartawan dalam sebuah media massa merupakan motor yang menunjang dari keberlangsungan media tersebut. Wartawan pada umumnya adalah orang-orang yang sudah menyiapkan diri memasuki ranah jurnalistik dengan bekal keilmuan tertentu. Wartawan menghimpun informasi yang ada dari beberapa sumber maupun narasumber yang kemudian disebarluaskan melalui media yang menaunginya. “Jurnalis mengumpulkan dan menyajikan informasi secara tertulis atau lisan dalam bentuk berita, feature atau dokumantasi. Jurnalis bisa jadi staf organisasi berita tapi bisa juga jurnalis lepas (freelance), menulis berita untuk siapapun yang membayarnya.” (Peter Henshall & David Ingram, 2000 : 21) Keterlibatan wartawan lepas dalam sebuah media merupakan salah satu fenomena tersendiri. Banyak media yang menggunakan wartawan lepas untuk memenuhi kebutuhan redaksi mereka, hal ini juga terjadi di Majalah Hai yang merupakan majalah gaya hidup bagi remaja pria. Keberadaan wartawan lepas juga dibahas dalam Pengantar Junalistik, Seputar Organisasi, Produk dan Kode etik yang ditulis oleh Kustadi Suhandang, dalam buku tersebut Suhandang menambahkan satu kriteria lain yaitu sukarelawan atau jurnalis informan. Kriteria ini menunjukan adanya elemen lain yang ikut dalam tata kerja redaksi.
Yhusanti Pratiwi - Pemaknaan dan Penerapan Jurnalistik oleh Pelajar SMA... Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
Page 2 of 16
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vo.1., No.1 (2012)
Diantara para wartawan yang secara formal bertugas meliput suatu peristiwa dalam rangka mengumpulkan bahan pemberitaannya, dalam proses pengadaan bahan baku produk jurnalistik dikenal pula para sukarelawan atau yang lazim disebut jurnalis informal. Mereka melakukan kegiatan jurnalis tanpa ada ikatan dengan surat kabar atau media massa tertantu bahkan tanpa pamrih apapun kecuali refleksi psikologisnya yang selalu ingin memberitahukan apa yang mereka lihat, dengar atau alami. (Suhandang, 2004 : 63) Dalam Majalah Hai, selain terdapat wartawan lepas yang membantu redaksi dalam menyusun informasi di berbagai bidang terdapat pula sekumpulan pelajar yang mengatasnamakan diri mereka sebagai pers abu-abu atau pelajar wartawan. Kerja para pelajar yang menjadi wartawan ini berbeda dengan wartawan lepas yang ada di media tersebut. Mereka memiliki rubrik tersendiri yang bernama “My School Page” (MSP) dan hanya bisa ditulis oleh pelajar partisipan tersebut. Bila mengacu pada definisi yang dibuat oleh Kustadi Suhandang dalam buku Pengantar Jurnalistik maka para perlajar wartawan tersebut masuk pada katagori sukarelawan atau jurnalis informan. Keberadaan mereka dalam media tersebut memiliki loyalitas yang cukup tinggi bila dilihat dari banyaknya karya jurnalistik yang diterima oleh redaksi. Karya-karya tersebut berasal dari pelajar baik yang karyanya belum pernah dimuat maupun yang karyanya sudah beberapa kali dimuat dalam rubrik tersebut. Keterlibatan pelajar dalam Majalah Hai mulai ada pada tahun 1986 dalam bentuk agenda pelajar.
Keterlibatan pelajar dalam media tersebut membuat Hai
mengklaim dirinya sebagai pencetus wartawan putih abu-abu atau yang sekarang lebih dikenal dengan reporter MSP. Di tahun 1986, Majalah Hai juga mulai melirik ke kehidupan remaja dari masalah sekolah, teknologi, dan televisi. Dan dari sinilah kata “tawuran” dan pers putih abu-abu muncul pertama kali. Rubrik tentang sekolah kemudian melengkapi sajian sebelumnya, seperti teknologi. Hai secara reguler juga memberikan pelatihan jurnalistik bagi para pelajar. (Litbang Majalah Hai : 2002)
Perjalanan pelajar partisipan dalam majalah Hai sempat mati suri dan kembali hadir di tahun 2004 dengan nama Koran SMA. Sayangnya seperti pendahulunya, eksistensi Koran SMA juga menghilang ditahun 2008 hingga pada 2010 lahirlah rubrik My School Page yang hingga kini menaungi lebih dari 50 pelajar partisipan di beberapa kota di Indonesia seperti Jakarta, Bandung, Surabaya dan Makasar. Yhusanti Pratiwi - Pemaknaan dan Penerapan Jurnalistik oleh Pelajar SMA... Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
Page 3 of 16
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vo.1., No.1 (2012)
“Awalnya sih Hai pengen berbagi keseruan yang ada dibalik dapur redaksi sama para pembaca kita, akhirnya lahir lah rubrik My School Page. Nah, karena pembaca Hai kebanyakan anak SMA, akhirnya dipilih anak-anak SMA untuk ngerasain gimana serunya jadi reporter dimajalah ini.” (Wawancara Rahmat Budiman, Penanggung jawab rubrik “My School Page” 20 Januari 2011) Judul - judul seperti “Techno di Sekolah : Cuma Jadi pajangan”, “Ekskul Bikin Eksis Ekskul Langka Bikin Tampil Beda” dan “Syarat Jadi Panitia Mos : Harus Ikut Jambore” merupakan beberapa contoh informasi seputar dunia sekolah yang kemas oleh para pelajar partisipan di Rubrik “My School Page”. Para pelajar tersebut menggunakan sudut pandang mereka sebagai seorang siswa dalam mengkonstruksi hal-hal diseputar dunia menjadi sebuah karya jurnalistik. Isi informasi materi diatas tentu akan berbeda jika dilihat dari sudut pandang wartawan yang posisinya bukan lagi pelajar. Hal ini dipengaruhi dari pengalaman yang mereka alami sehari-hari sehingga perbedaan tidak hanya perlihat dari hasil karya tapi juga dari cara mereka mendapatkan informasi tersebut. Selain membahas mengenai seputar dunia sekolah, para pelajar partisipan dalam rubrik “My School Page” juga membahas hal-hal umum yang masih berkaitan dengan dunia remaja, hal ini dapat dilihat dalam beberapa judul yaitu “Ngelirik Pasar Malam : Dunia Fantasi Mini”, “Hang Out Makasar : Pantai Indah Jadi Andalan” serta “Barang Bagus, Harga Murah, Dompet Sehat”. Isi informasi yang ada tentunya dikemas dari kacamata para remaja yang masih duduk di bangku SMA ini, informasi-informasi tersebut selalu memiliki hubungan dengan dunia disekitar mereka walaupun bukan dalam lingkungan sekolah. Sistem kerja yang diterapkan dalam rubrik “My School Page” dirancang selayaknya sistem pada sebuah media tersendiri. Para pelajar partisipan ini berkelompok dari berbagai sekolah asal dalam satu wilayah, menentukan bahan liputan yang akan diangkat melalui sebuah rapat redaksi. Rapat umumnya dipimpin oleh seorang Project Officer (PO) dan disupervisi oleh pengasuh rubrik tersebut. Pelajar partisipan dalam rubrik “My School Page” menyusun informasi sesuai dengan tema yang disepakati melalui proses pencarian data dilapangan lewat observasi dan wawancara. Informasi yang mereka dapat diolah menjadi sebuah karya jurnalistik
Yhusanti Pratiwi - Pemaknaan dan Penerapan Jurnalistik oleh Pelajar SMA... Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
Page 4 of 16
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vo.1., No.1 (2012)
berbentuk berita khas dengan gaya bahasa yang mudah dipahami oleh dengan rentang usia yang hampir sama dengan mereka. Hasil tulisan tersebut nantinya akan melalui meja penyuntingan oleh pengasuh rubrik sebelum naik cetak dan disebarluaskan dalam Rubrik “My School Page” di Majalah Hai. Dari serangkaian kegiatan yang mereka lakukan, mereka telah melakukan kegiatan jurnalistik dimana mereka mencari, mengumpulkan, mengolah dan menyebarluaslan informasi melalui media massa. Selayaknya wartawan pada umumnya, kegiatan pelajar partisipan ini juga tergantung pada tengat waktu yang diberikan oleh media tersebut. Mereka diberikan deadline sekitar dua minggu dari masa cetak. “Deadlinenya ketat banget! Waktu itu waktu udah mepet eh bahan yang dicari tentang angkutan ke sekolah belum dapet juga. Sempet kena marah juga sih tapi akhirnya cari jalan tengah. Dengan terpaksa akhirnya tim kami ngerubah sedikit tema yang udah sempet dibuat draftnya. Kalau lewat deadline bisa ngeganggu jadwal yang lain soalnya” (Dinary, Pelajar asal Jakarta, 4 Mei 2011) Informasi yang disusun dalam rubrik “My School Page” merupakan hasil dari pencarian informasi yang disusun oleh masing-masing tim liputan. Para pelajar partisipan ini melakukan tugas jurnalistik dibawah naungan sebuah majalah komersial, hal ini berbeda dengan beberapa pelajar lain yang melakukan kegiatan jurnalistik dengan naungan majalah dinding ataupun majalah sekolah yang bersifat lokal dan tertutup. Hal ini secara langsung maupun tidak langsung dapat mempengaruhi cara pandang mereka dalam merekam suatu peristiwa. Identitas pelajar para wartawan ini tidak hanya digunakan dalam tataran diri mereka saja, namun mereka juga memakai identitas pelajar dalam karya yang mereka buat. “Aryo SMAN 84 Jakarta, Risqi SMAN 1 Leuwiliang, Tada SMAN 6 Jakarta merupakan beberapa contoh penggunaan identitas pelajar yang mereka sandang dalam setiap kepemilikan karya yang dibuat. “Wah yang tadinya udah eksis bisa makin eksis. Kalau dulu eksisnya cuma disekolah sekarang kan bisa eksis juga di sekolah orang lain. Terus kan orang-orang langsung tau gitu kalau ditanya Dinary yang mana? itu tuh Dinary yang SMA 64” (Dinary , Pelajar asal Jakarta, 4 Mei 2011) Berbeda dengan wartawan lepas yang bekerja dengan mendapatkan kompensasi sebagai pengganti jerih payahnya membuat karya, para pelajar partisipan ini tidak mendapat kompensasi berupa honor dalam setiap karyanya. Seperti mengacu pada salah satu Yhusanti Pratiwi - Pemaknaan dan Penerapan Jurnalistik oleh Pelajar SMA... Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
Page 5 of 16
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vo.1., No.1 (2012)
definisi yang dibuat Kustadi Suhandang dalam buku Pengantar Jurnalistik maka para pelajar ini termasuk pada wartawan sukarela yang menyampaikan informasi atas dasar keinginan dasar untuk menyebarkan suatu informasi pada masyarakat. Walaupun seperti itu beberapa reporter mendapatkan keuntungan tersendiri dalam melakukan liputan. “Asik banget deh temen ku jadi nambah, dapet job, bisa masuk ke acara musik gratis udah gitu nama kita nampang di majalah. Kalau lagi ada acara besar kadang anak MSP suka diajak loh! Bahkan beberapa ada yang sampe nonton dan wawancara band luar negeri. Gimana nggak asik tuh? ” (Timi, Pelajar asal Surabaya, 16 Maret 2012) Walaupun tanpa kompensasi berbentuk Materi, terlihat adanya ikatan saat para pelajar partisipan ini menjalankan aktivitas jurnalistik untuk rubrik “My School Page”. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya pelajar partisipan yang kembali menulis di rubrik ini bahkan hingga beberapa kali dengan alasan lain. “Soalnya tertarik banget sama wartawan, lagipula pengen nambah pengalaman dan ilmu tentang news writing langsung dari kantor redaksi. Aku tuh suka banget ngamatin orang dan kejadian-kejadian di sekitar terus coba-coba aku tulis jadi berita.” (Dinary , Pelajar asal Jakarta, 4 Mei 2011) Selain Rubrik “My School Page” dalam Majalah Hai, terdapat beberapa media cetak lainnya yang melibatkan pelajar untuk mengisi lahan redaksional. Harian umum Kompas memfasilitasi pelajar dengan suplemen “Muda”, Surat kabar Media Indonesia membidik pelajar dengan suplemen “Identitas Tanpa Batas” untuk pelajar SMA dan “Tent@ang” (untuk pelajar SMP), contoh lainnya adalah Harian Umum Pikiran Rakyat yang beredar di Jawa Barat dengan suplemen “Belia”. Selain dalam media cetak yang terbit berbayar dan berskala nasional maupun lokal, terdapat pula rubrik serupa di beberapa majalah gratis (free mags) berskala regional seperti pada majalah Provoke! yang terbit secara bulanan. Pelajar yang berpartisipasi dalam rubrik MSP memiliki pengalaman jurnalistik yang lebih dibanding pelajar pada umumnya bahkan dengan pelajar yang menggeluti dunia jurnalistik sekolah seperti pengurus majalah dinding. Pengalaman setiap wartawan dalam memandang dunia jurnalistik pun berbeda-beda terlebih lagi saat ia memasuki sebuah ranah media komersial yang bersifat nasional. Perbedaan pengalaman Pelajar yang berpartisipasi dalam rubrik MSP pun berada dengan para wartawan lepas maupun wartawan tetap yang ada di media tersebut, baik dalam memandang dunia jurnalistik maupun saat membuat suatu karya jurnalistik.
Yhusanti Pratiwi - Pemaknaan dan Penerapan Jurnalistik oleh Pelajar SMA... Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
Page 6 of 16
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vo.1., No.1 (2012)
Kehadiran pelajar partisipan dalam sebuah majalah komersial merupakan hal yang unik, hal ini merupakan sebuah fenomena yang harus diungkap dalam sebuah analisis fenomenologi. Analisis fenomenologis adalah mengkonstruksi dunia kehidupan manusia sebenarnya dalam bentuk yang mereka sendiri alami. Sebagai disiplin ilmu fenomenologi memepelajari struktur pengalaman dan kesadaran. Secara harafiah fenomenologi adalah studi yang mempelajari fenomena seperti penampakan, segala hal yang muncul dalam pengalaman kita, cara kita mengalami sesuati dan cara yang kita miliki dalam pengalaman kita. Kenyataannya fokus penelitian fenomenologi lebih luas dari sekedar fenomena, yakni pengalaman sadar dari sudut pandang orang pertama. (Kuswarno 2009 : 22) Pengemasan informasi yang dilakukan oleh media massa, termasuk media massa dengan segmentasi remaja umumnya dilakukan oleh wartawan media tersebut. Wartawan adalah makhluk sosial, bagian dari masyarakat yang menciptakan sebuah kenyataan atau realitas. Realitas muncul akibat adanya tindakan sosial. Realitas yang ditulis oleh para wartawan tersebut merupakan konstruksi yang dibuat wartawan berdasarkan realitas kehidupan remaja yang diamati wartawan. Budaya populer remaja yang wartawan ditemukan itulah yang dikonstruksikan dalam media massa. Realita mengenai remaja dalam media massa perlu ditelaah lebih lanjut. Karena pengemasan informasi dengan segmentasi remaja tidaklah mudah. Menurut Leta Hallingworth yang dikutip oleh Sulaeman dalam bukunya Psikologi Remaja, DimensiDimensi Perkembangan yang memandang adolesense (masa remaja) sebagai periode ketika sangat penting bagi orang muda untuk membina kayakinan tentang identitasnya. Remaja dituntut untuk menemukan Otherself dirinya yang meliputi semua pengalaman yang membentuk kesadaran seseorang tentang keberadaannya, ide-idenya dan sikapsikapnya yang telah berkembang sejak masa kanak-kanak. Sesuai dengan beberapa fungsi media massa yaitu memberi informasi (to inform) dan menghibur (to entertain), kehadiran media massa remaja dapat menimbulkan dampak positif. Remaja dapat memperoleh informasi terutama seputar kehidupan remaja, serta bisa menjadi sarana hiburan lewat media massa yang dikonsumsinya. Peranan media massa sebagai fungsi informasi tidak dapat dipungkiri sangat diperlukan bagi remaja. Karena ternyata media dapat menjadi media alternatif bagi remaja atau murid-murid sekolah sebagai agen sosialisasi dan mediasi dengan peristiwa yang terjadi di lingkunagnnya. Hal inin dapat dilihat Yhusanti Pratiwi - Pemaknaan dan Penerapan Jurnalistik oleh Pelajar SMA... Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
Page 7 of 16
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vo.1., No.1 (2012)
dari hasil penelitian yang dilakukan oleh steven cheffe, L Scott Ward dan Leonard Tipton dalam nukunya “Mass Communication dan dpolitical socialization”. Hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa sampel yang terdiri dari murid-murid sekolah menengah kelas bawah dan tinggi di Wisconsin telah menyatakan media massa sebagai sumber-sumber informasi dan sumber pendapat pribadi yang paling penting mengenai peristiwa aktual dibandingkan dengan sumber-sumber alternatif lainnya seperti orang tua, teman dan guru (Wright, 1985:185) (Skripsi : Mariana RA Siregar KIA 95048 Pengungkapan Realitas Kehidupan Remaja Di Lingkungan Sekolah Dalam Media Massa Remaja) Realitas sosial menurut Berger dan Luckman adalah suatu kualitas yang terdapat dalam fenomena-fenomena yang kita akui memiliki keberadaan yang tidak tergantung pada kehendak kita (Peter Berger dan Thomas Luckmann, 1990 : 1) Pelajar yang masih dalam usia remaja juga merupakan individu yang utuh dan tentu mempunyai alasan yang menjadikannya motif dalam melakukan setiap kegiatan. Motif tersebut kemudian mendorong para pelajar tersebut untuk melakukan kegiatan jurnalistik untuk pemenuhan kebutuhan rubrik “My School Page” yang ada di Majalah Hai. Istilah motif dalam Bahasa Inggris berasal dari motion yang bersumber dari kata dalam bahasa latin movere yang artinya bergerak. Jadi motif adalah daya gerak yang mencakup dorongan alasan dan kemauan yang timbul dari dalam diri seseorang yang menyebabkan ia berbuat sesuatu (Effendi 1989:105) Dilibatkannya pelajar dalam pengerjaan media massa bersegmentasi usia pelajar (remaja) merupakan sesuatu yang menarik dan tidak banyak dilakukan oleh media. Para pelajar tentunya punya cara tersendiri terhadap suatu realitas dan memiliki alasan tertentu mengapa mereka ingin menumpahkan pandangannya melalui sebuah media. Berger (dalam Poloma 2000 : 302) menegaskan realitas kehidupan sehari-hari memiliki dimensi-dimensi subjektif dan objektif. Manusia merupakan instrumen dalam menciptakan realitas sosial yang objektif melalui proses eksternalisasi, sebagaimana ia mempengaruhinya melalui proses internalisasi (yang mencerminkan realitas subjektif). Dalam mode yang diakletis dimana terdapat tesa, antitesa dan sintesa, Berger malihat masyarakat sebagai produk masyarakat. Selanjutnya kita akan menjelajahi berbagai implikasi dimensi realitas subjektif dan objektif maupun proses diakletis dan objektivasi, internalisasi dan eksternaliasasi.
Yhusanti Pratiwi - Pemaknaan dan Penerapan Jurnalistik oleh Pelajar SMA... Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
Page 8 of 16
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vo.1., No.1 (2012)
Melalui penelitian ini peneliti ingin mengetahui bagaimana Pelajar partisipan dalam dalam rubrik “My School Page” di Majalah Hai memaknai dan melaksanakan kegiatan jurnalistik. Seperti apa mereka memaknai sebuah kenyataan sosial sehingga memutuskan untuk mengangkat hal itu dan bagaimana mereka memandang dunia Jurnalistik derta melaksakan kegiatan yang ada didalamnya..
Pembahasan Subjek penelitian ini adalah pelajar yang memiliki pengalaman mengerjakan rubrik “My School Page” pada Majalah Hai. Berdasarkan teknik pengambilan sample purposive peneliti menemukan tujuh orang informan yang tersebar di Jakarta Bandung dan Surabaya , mereka adalah Dinary, Ray, Cemara, Ivan, Timi, Ina dan Bila. Prosedur pengambilan tujuh informan dijalankan dengan prinsip snow ball (bola salju) yang menggambarkan bahwa setiap entitas kelas yang diamati dapat diwakilkan dalam sebuah sample yang representatif. Sama halnya dengan membuat bola salju, semakin jauh bola digelindingkan maka akan semakin besar bola yang terbentuk. Setiap entitas kelas dapat menjadi bagian bola salju yang diciptakan. Menjadi seorang pelaku jurnalistik tidaklah mudah terlebih lagi jika individu tersebut masih duduk dibangku sekolah. Diperlukan kreativitas dan wawasan yang baik untuk bisa mencari, mengolah, dan mempublikasikan suatu informasi kepada khalayak namun tetap melaksanakan tugas mereka sebagai pelajar. Banyak orang yang menyangka kalau keterlibatan pelajar sebagai pelaku dalam kegiatan jurnalistik hanya sebatas pada kegiatan majalah dinding maupun majalah sekolah namun sebenarnya terdapat beberapa media massa yang melibatkan pelajar sebagai pelaku kegiatan jurnalistik dan memiliki tugas selayaknya wartawan. Dalam perspektif konstruksi sosial yang diperkenalkan oleh Peter L. Berger dan Thomas Luckman (1966), bahwa pada pelajar yang berpartisipasi dalam rubrik “My School Page”, selama ini mereka telah melewati tiga proses dalam berinteraksi sehingga membentuk sebuah pola pikir yang baru. Tiga proses tersebut yaitu, proses eksternalisasi, objektivasi, dan internalisasi. Peter Berger menegaskan realitas kehidupan sehari-hari memiliki dimensidimensi subjektif dan objektif. Manusia merupakan instrumen dalam menciptakan realitas sosial yang objektif melalui proses eksternalisasi, sebagai mana ia
Yhusanti Pratiwi - Pemaknaan dan Penerapan Jurnalistik oleh Pelajar SMA... Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
Page 9 of 16
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vo.1., No.1 (2012)
mempengaruhinya melalui proses internalisasi (yang mencerminkan realitas subjektif). Dalam mode yang diakletis dimana terdapat tesa, antitesa dan sintesa. Berger melihat masyarakat sebagai produk masyarakat. Selanjutnya kita akan menjelajahi berbagai implikasi dimensi realitas subjektif dan objektif maupun proses diakletis dan Objektivasi, internalisasi dan eksternaliasasi. (Paloma, 2000:302). Dalam proses sosial tersebut tergambar bahwa pelajar yang berpartisipasi dalam rubrik “My School Page” melalui tindakan dan interaksinya dengan indivdu-individu yang berada di sekitarnya telah menciptakan suatu realitas yang baru. Mereka terjun dalam sebuah kegiatan jurnalistik pada sebuah media massa formal, dalam hal ini adalah Majalah Hai Dalam proses eksternalisasi, Pelajar yang berpartisipasi dalam rubrik ‘My School Page” menyesuaikan diri dengan lingkungan media massa juga dengan pelajar lain yang berasal dari sekolah dan kota yang berbeda. Dalam tahap eksternalisasi ini, pelajar mencoba untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan sosiokulturalnya sebagai salah satu produk dilingkungan tersebut. Dalam proses ini pelajar mengenal jurnalistik melalui berbagai cara bisa dari lingkungan sekitar dan kebanyakan informan mendapatkan pengetahuan akan gegiatan jurnalistik dari media yang mereka konsumsi. Mendapatkan informasi mengenai jurnalistik dari media massa berarti media tersebut telah menjalankan salah satu fungsi pers yaitu to inform atau menginformasikan suatu hal sehingga membuat individu yang tadinya tidak tahu menjadi tahu. Mc Quail juga membahas mengenai media massa sebagai sebuah pengantar pengetahuan yang dapat memainkan peran sebuah institusi lain. Dalam hal ini media massa yang dibaca oleh pelajar menggantikan fungsi institusi pendidikan dalam memberikan informasi dan membentuk pemikiran pelajar terhadap sebuah kegiatan jurnalistik. Media massa memiliki fungsi pengantar (pembawa) bagi segenap macam pengetahuan. Jadi media massa memainkan peran institusi lainnya. (Mc Quail, 2005) Informan mengenal kegiatan jurnalistik dari berbagai sumber yang ada bisa dari media yang dikonsumsinya, orang-orang terdekat yang ada disekitar mereka maupun kegiatan yang mereka lakukan. Informan penelitian ini bisa saja mengenal kegiatan jurnalistik melalui lebih dari satu cara karena perkenalan mereka tentang kegiatan
Yhusanti Pratiwi - Pemaknaan dan Penerapan Jurnalistik oleh Pelajar SMA... Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
Page 10 of 16
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vo.1., No.1 (2012)
jurnalistik dapat dilakukan dengan beberapa tahapan. Perkenalan mereka dengan kegiatan jurnalistik memacu sebagian informan untuk melakukan kegiatan jurnalistik sebelum berpartisipasi dalam rubrik MSP. Kebanyakan informan pernah memiliki pengalaman melakukan kegiatan jurnalistik sebelum berpartisipasi dalam rubrik “My School Page” di Majalah Hai. Majalah sekolah maupun mading adalah wadah yang paling umum untuk informan pertama kali menjajal kegiatan jurnalistik. Eksternalisasi adalah bagian penting dalam kehidupan individu dan menjadi bagian dari dunia sosiokulturalnya. Proses eksternalisasi merupakan sebuah proses yang sangat mendasar, karena dalam suatu pola perilaku interaksi antara pelajar yang berpartisipasi dalam rubrik “My School Page” dengan produk sosial dimasyarakatnya. Sedangkan pada proses objektivasi, dimana pelajar yang berpartisipasi dalam rubrik “My School Page” tidak semuanya memiliki pengalaman jurnalistik sebelum berpartisipasi dalam rubrik ini. Kebanyakan dari mereka menjadikan rasa penasaran akan proses produksi karya jurnalistik dan alur kerja dalam sebuah media sebagai alasan berpartisipasi dalam rubrik “My School Page”. Kegiatan jurnalistik yang mereka lakukan bagi pemenuhan karya jurnalistik dalam rubrik ini dilakukan secara sadar sesuai dengan urutannya yaitu dimulai dari perencanaan (rapat redaksi), peliputan, penulisan hingga melewati tahap penyuntingan. Hal tersebut terlihat dari proses interaksi mereka dengan redaksi majalah Hai dan dengan sesama pelajar yang berpartisipasi dalam rubrik ini juga dengan orang-orang yang ada disekitarnya termasuk dengan keluarga, teman dan pihak sekolah. Pengalaman dari kegiatan atau peristwa yang dilakukan maupun dirasakan oleh seseorang, begitupun dengan informan dalam penelitian ini. Pengalaman dalam dunia jurnalistik tidak hanya sebatas pada kegiatan melakukan namun juga sebagai penikmat namun objek yang terbibat dalam kegiatan jurnalistik. Kebanyakan informan dalam penelitian ini mengaku pernah terlibat dalam proses kerja media disekolahnya baik berupa majalah Dinding maupun majalah sekolah. Pelajar yang berpartisipasi dalam rubrik “My School Page” memiliki pengalaman pribadi saat melakukan tugas jurnalistik. Pengalaman tersebut dapat mempengaruhi pemaknaan mereka terhadap jurnalistik dan semua yang ada didalamnya. Salah satu pengalaman yang cukup mengena bagi informan adalah dapat mengisi rubrik “My School Page” dengan tulisan sendiri, seorang diri. Dinary dan Timi
Yhusanti Pratiwi - Pemaknaan dan Penerapan Jurnalistik oleh Pelajar SMA... Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
Page 11 of 16
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vo.1., No.1 (2012)
merupakan beberapa informan yang pernah menjadi penulis tunggal dalam rubrik MSP. Mereka memiliki pengalaman tersendiri saat melakukan kegiatan jurnalistik untuk pemenuhan rubrik MSP. Pelajar memiliki tugas utama yaitu belajar di sekolah, namun pelajar yang berpartisipasi dalam rubrik My School Page memiliki kegiatan lain di luar kegiatan utama mereka yaitu melakukan kegiatan jurnalistik. sebagai pelajar yang memiliki kegiatan lain, tentunya mengundang reaksi dari beberapa pihak dan pihak-pihak yang terdekat dari mereka adalah orang tua atau keluarga serta puihak sekolah dalam hal ini mencakup guru dan teman-teman mereka.Tanggapan yang ada dari orang-orang yang ada disekitar para informan penelitian ini ternyata tidak semuanya memandang positif dalam memandang informan dan kegiatan jurnalistiknya. Seperti yang dirasakan oleh Ivan yang harus mengurangi kegiatannya dalam rubrik ini tanggapan yang negatif timbul menyangkut pengaturan waktu dan terganggunya kegiatan akademis. Dalam proses objektivasi ini sebuah interaksi sosial sangat berpengaruh, dimana interaksi sosial yang terjadi dalam dunia intersubjektif yang dilembagakan atau mengalami proses institusionalisasi (pelembagaan). Jadi, pelajar yang melakukan kegiatan jurnalistik melihat individu disekitarnya maupun pelajar lainnya serta redaksi majalah Hai dalam melakukan kegiatan jurnalistik. Dengan melihat cara kerja yang ada, maka para pelajar ini dapat melaksanakan kegiatan jurnalistik yang mereka laksanakan guna memenuhi kebutuha karya jurnalistik bagi rubrik “My School Page” di Majalah Hai. Semenatara itu, dilihat dari proses internalisasi, yaitu proses yang mana individu mengidentifikasikan dirinya dengan lembaga-lembaga sosial atau organisasi sosial tempat individu menjadi anggotanya. Dalam artian, walaupun pelajar yang berpartisipasi dalam rubrik “My School Page” tidak menjadi wartawan secara formal namun mereka tetap melakukan kegiatan jurnalistik dan mengidentifikasi dirinya sebagai pelaku jurnalistik lengkap dengan konsekuensi yang mereka temui dan pengaruhnya terhadap kegiatan akademis mereka sebagai pelajar. Sebagian besar informan mengapresiasi wartawan dari apa yang mereka lihat sebagai sosok yang mereka kagumi. Umumnya mereka melihat wartawan dari cara kerja yang mereka lihat maupun dari karya jurnalistik yang mereka konsumsi melalui media massa. Informan yang mengidolakan wartawan dan memandang wartawan sebagai
Yhusanti Pratiwi - Pemaknaan dan Penerapan Jurnalistik oleh Pelajar SMA... Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
Page 12 of 16
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vo.1., No.1 (2012)
sosok yang hebat, sebagai sosok yang dikagumi karena kemampuan mereka serta sebagai individu yang memproduksi berita dari informasi yang ada. Dalam pembentukan diri masing pelajar yang berpartisipasi dalam rubrik “My school Page” memiliki pola yang tidak terlalu berbeda. Pembentukan diri mereka saat ini dipengaruhi oleh orang lain (significant others) dan kelompok rujukan mereka Pelajar mempersepsi diri mereka melalui cara menempatkan diri mereka seakan-akan orang lain melihat mereka, tahapan ini oleh charles Horton Cooley disebut dengan looking-glass self . Mereka membayangkan bagaimana orang lain menilai apa yang mereka lakukan, dalam hal ini adalah saat mereka melakukan kegiatan jurnalistik dan pada saat yang sama mereka merasakan penilaian orang lain itu dalam diri mereka. Rasa bangga yang timbul saat pelajar mendapatkan pujian dari orang lain atas karya yang mereka buat merupakan contoh konsep diri positif yang melekat pada diri mereka. Rasa bangga tersebut terdapat dari kegiatan mereka yang berbeda dari pelajar pada umumnya maupun wartawan pada umumnya. Pelajar melihat melakukan dua kegiatan sekaligus yaitu sekolah dan berkegiatan jurnalistik sebagai sesuatu yang diapresiasi hal ini sama saat mereka mengapresiasi wartawan sebagai seseorang yang mampu menyampaikan informasi kepada khalayaknya. Rasa bangga yang muncul dari persepsi mereka akan diri sendiri mempengaruhi beberapa aspek kahiduan seperti nubuat yang dipenuhi sendiri, cara mereka membuka diri, percaya diri hingga selektibitas merakan terhadap suatu hal yang harus mereka pilih. Setelah melakukan kegiatan jurnalistik untuk pemenuhan kebutuhan rubrik MSP, para Informan memiliki pemaknaan tersendiri terhadap rubrik MSP. Pemaknaan tersebut mereka dapatkan dari pengalaman baik sebagai pembaca maupun sebagai pelajar yang berpartisipasi dalam rubrik tersebut. Pelajar memaknai rubrik “My School Page” sebagai wadah aspirasi pelajar dan sarana belajar jurnalistik. Mereka pun menyadari adanya konsekuensi-konsekuensi yang ada seperti adanya deadline dan tidak adanya honor yang mereka terima. Kegiatan jurnalistik yang dilakukan oleh pelajar merupakan kegiatan diluar akademis dan kegiatan yang mereka lakukan berdampak pada kegatan akademis yang mereka jalani namun dalam penelitian ini kebanyakan pelajar yang menjadi informan tidak tertarik melanjutkan pendidikan akademis untuk
Yhusanti Pratiwi - Pemaknaan dan Penerapan Jurnalistik oleh Pelajar SMA... Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
Page 13 of 16
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vo.1., No.1 (2012)
mendalami dunia jurnalistik dengan alasan adanya ketertarikan lain, faktor orang tua dan menganggap jurnalistik sebagai bisang yang bisa dipelajari dimana saja. Mengacu dari ketiga proses dari kontrusksi realitas sosial tersebut; eksternalisasi, objektivasi, dan internalisasi, maka Berger dan Luckman (dalam Bungin, 2007) menggambarkan bahwa setiap realitas sosial terbentuk dan dikonstruksikan oleh manusia itu sendiri. Dimana pelajar yang berpartisipasi dalam rubrik “My School Page” telah merekonstruksi kembali apa yang telah mereka alami.
Simpulan
Diperoleh simpulan bahwa pelajar yang berpartisipasi dalam rubrik “My School Page” di majalah Hai telah memiliki pandangan mengenai jurnalistik sebagai kegiatan yang bertujuan mencari, mengolah dan menyebarkan informasi termasuk pandangan kepada pelaku-pelaku yang terlibat didalamnya dengan kemampuan yang mereka miliki. Pandangan ini mereka dapatkan dari berbagai sumber antara lain lingkungan mereka, media massa hingga kegiatan yang mereka lakukan. Pelajar menyesuaikan diri dengan lingkungan dan kegiatan jurnalistik yang dilakukannya lewat pengamatan dan pemaknaan akan jurnalistik dan wartawan dari orang-orang disekitar, lingkungan maupun media massa yang mereka konsumsi
Karya yang dihasilkan oleh pelajar yang berpartisipasi dalam rubrik “My School Page” di majalah Hai merupakan sebuah karya jurnalistik karena melewati tahapan proses kegiatan jurnalistik seperti pada media massa pada umumnya yaitu : rapat redaksi, penentuan tim liputan, liputan yang meliputi pengamatan dan wawancara, mengolah informasi yang didapat dalam liputan menjadi sebuah karya jurnalistik berbentuk berita khas dan melewati penyuntingan hingga akhirnya dinyatakan layak diterbitkan. Pelajar yang berpartisipasi dalam rubrik “My School Page” di majalah Haimengangkat tema-tema mengenai kehidupan sekolah dan kehidupan remaja sebagai tema yang mereka angkat dalam karya yang diterbitkan, Hal tersebut memudahkan mereka dalam melakukan pengeumpulan informasi walaupun begitu mereka menyadari pentingnya pemilihan sumber informasi berdasarkan kredibilitas yang dimiliki.
Yhusanti Pratiwi - Pemaknaan dan Penerapan Jurnalistik oleh Pelajar SMA... Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
Page 14 of 16
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vo.1., No.1 (2012)
Pelajar yang berpartisipasi dalam Rubrik “My School Page” mengidentifikasi dirinya tidak hanya sebagai pelajar tapi juga sebagai pelaku jurnalistik namun tidak memposisikan diri mereka layaknya wartawan yang bakerja untuk media massa tersebut. Dengan adanya pujian yang mereka terima atas apa yang telah pereka lakukan, pelajar memiliki konsep diri positif karena ia memiliki rasa bangga terhadap apa yagn telah ia lakukan dan jalani. Rubrik “My School Page” di Majalah Hai bagi para pelajar dapat menjadi wadah yang menampung aspirasi remaja terlebih lagi pelajar termasuk menjadi jembatan kepada sekolah serta dapat menjadi sarana belajar jurnalistik baik secara teori maupun praktek langsung. Konsekuensi yang ada dibalik kegiatan jurnalistik dilakukan disadari oleh pelajar yang berpartisipasi dalam rubrik “My School Page” di majalah Hai seperti kepatuhan pada tenggat waktu atau deadline serta tidak adanya kompensasi berupa honor untuk setiap karya jurnalistik yang dihasilkan. Para pelajar juga merasakan adanya pengaruh dari kegiatan jurnalistik yang mereka laksanakan terhadap kegaiatan akademis yang merupakan kegiatan utama mereka sebagai seorang pelajar.
Yhusanti Pratiwi - Pemaknaan dan Penerapan Jurnalistik oleh Pelajar SMA... Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
Page 15 of 16
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vo.1., No.1 (2012)
DAFTAR PUSTAKA Berger, Peter L. & Thomas Luckmann. 1990. Tafsir sosial atas kenyataan: Risalah tentang sosiologi pengetahuan. Jakarta : LP3ES Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1999 Effendy, Onong Uchjana. 1989. Kamus Komunikasi. Bandung : CV Mandar Maju, Bandung ____________________. 2003. Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi. Bandung. PT Citra Aditya Bakti. Kuswarno, Engkus. 2009. Metodologi Penelitian Komunikasi : Fenomenologi Konsepsi, Pedoman dan Contoh Penelitian. Bandung : Widya Padjadjaran Mc Quail, Dennis. 2005.Teori Komunikasi Massa : Suatu Pengantar. Jakarta : Erlangga Moleong, Lexy J. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosdakarya Poloma, Margareth M. 2000 Sosiologi Kontemporer. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada Suhandang, Kustadi. 2004 Pengantar Junalistik, Seputar organisasi, produk dan kode etik. Bandung : Nuansa Sulaeman, Dadang &Oemar Hamalik. 1995.Psikologi Remaja, Dimensi-Dimensi Perkembangan. Bandung : Mandar Maju Sumadiria, AS Haris. 2008.Jurnalistik Indonesia, Menulis Berita dan Feature, Panduan Praktis JurnalisProfesional. Bandung. Simbiosa
Sumber Lainnya Skripsi : Mariana RA Siregar (KIA 95048). Pengungkapan Realitas Kehidupan Remaja Di Lingkungan Sekolah Dalam Media Massa Remaja Majalah HAI Edisi Januari 2011/XXXV/01/ Litbang Majalah HAI. 2002.Company Profile Majalah HAI
Yhusanti Pratiwi - Pemaknaan dan Penerapan Jurnalistik oleh Pelajar SMA... Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
Page 16 of 16