(Edisi Khusus Dies Natalis) Vol : XX, No : 3, Agustus 2013
Pemahaman Dan Kemampuan Peserta Didik Menjawab Pertanyaan Evaluasi Pelajaran Sejarah Soal Esai Siswa Kelas XI Di SMA YPE Semarang R. Soelistijanto FPIPS IKIP Veteran Semarang Email :
[email protected] ABSTRAK Latarbelakang penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan siswa SMA YPE dalam menangkap mata pelajaran sejarah dan menjawab pertanyaan essays mata pelajaran sejarah yang diajarkan di SMA YPE (Yayasan Pendidikan Ekonomi). Permasalahan pada penelitian ini adalah anggapan bahwa mata pelajaran sejarah adalah membosankan dan menghafal. Penelitian dilakukan dengan metode kualitatif dengan alat peneltian adalah pertanyaan (Questionaire) terbuka. Siswa bebas menjawab pertanyaan yang diajukan. Peneliti melakukan pertanyaan dan pengenalan ilmu sejarah pada siswa untuk mengetahui pemahaman siswa pada mata pelajaran sejarah sebelum kegiatan penelitian. Teknik analisis data menggunakan model analisis interaktif (Reduksi Data, Sajian Data, dan Verifikasi/Penarikan Kesimpulan) seperti yang diukembangkan Miles dan Huberman. Hasil penelitian siswa dapat memahami 4 w dalam sejarah yaitu memahami sejarah sebagai ilmu, menjelaskan peristiwa sejarah (who (siapa), what (apa), where (dimana), when (kapan)) secara baik dan kronologhis sebagai pemahaman dan pengetahuan yang terstruktur dan sebagai penjelasan sejarah (History Explanation). Kata Kunci : Ilmu Sejarah, Konsep, Struktur Pemahaman, Penjelasan Sejarah (History Explanation) PENDAHULUAN Pembelajaran di sekolah merupakan rangkaian kesatuan kegiatan belajar dan mengajar secara terstruktur, baik di tingkat pendidikan dasar, menengah dan atas. Selain proses sajian bahan ajar yang diberikan oleh guru, pada tahapan proses pembelajaran umumnya juga dilakukan evaluasi dengan berbagai teknik evaluasi yang dapat dilakukan masing-masing guru bidang studi. Seperti halnya juga untuk mata pelajaran sejarah yang merupakan salah satu mata pelajaran untuk peserta didik tingkat SMA yang tersaji dengan tahapan proses pembelajaran terstruktur. Tindakan evaluasi pembelajaran dapat dilakukan pada awal pelajaran (pre test). Pada tahapan waktu tertentu evaluasi pembelajaran dapat dilakukan melalui jenis test harian (formatif), tengah semsester (mid test) dan test akhir semester. Berdasarkan pengamatan empiris selama ini mata pelajaran sejarah seringkali kurang mendapat perhatian seksama dari peserta didik, sehingga hasil evaluasi tersebut sering juga kurang memuaskan. Dalam hal ini termasuk cara kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan atau soal-soal ulangan harian maupun tes-tes berkala. Pada umumnya diketahui masih menampakkan kelemahan-kelemahan atau hasilnya kurang memuaskan. MAJALAH ILMIAH PAWIYATAN
87
(Edisi Khusus Dies Natalis) Vol : XX, No : 3, Agustus 2013
Berdasarkan latarbelakang tersebut maka dirasa perlu dan menarik untuk melakukan penelitian mengenai tanggapan dan kemampuan pserta didik dalam menjawab pertanyaan evaluasi, khususnya pertanyaan soal-soal esai pada mata pelajaran sejarah bagi peserta didik kelas X dan XI IPA-IPS di SMA YPE Semarang. Berkait dengan latarbelakang masalah penelitian ini adalah bagaimanakah guru mengajar mata pelajaran sejarah, bagaimanakah kemampuan siswa SMA YPE dalam memahami mata pelajaran sejarah, bagaimanakah kemampuan siswa SMA YPE menjawab soal esai mata pelajaran sejarah.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan peserta didik dalam menjawab soal-soal esai pada mata pelajaran sejarah, menemukan kelemahan-jelemahan atau hambatan yang dihadapi, upaya pemecahan terhadap kemampuan peserta didik dalam menjawab soal-soal esai dalam evaluasi mata pelajaran sejarah kelas X dan XI IPA-IPS di SMA YPE Semarang. Manfaat Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat positif yaitu Dapat menyajikan (mendeskripsikan) kemampuan peserta didik dalam menjawab soal-soal esai pada evaluasi mata pelajaran sejarah, khususnya bagi peserta didik kelas X dan XI IPA-IPS di SMA YPE Semarang, dapat menemukan kelemahan dan hambatan untuk menyumbangkan solusi atau upaya pemecahannya dalam rangka untuk meperbeaiki kerlemahan-kelemahan kemampuan peserta didik dalam menjawab soal-soal esai untuk mata pelajaran sejarah, khususnya bagi kelas X dan XI IPA-IPS di SMA YPE Semarang. Merupakan perwujudan Tri Dharma Perguruan Tinggi IKIP Veteran Semarang di bidang penelitian. PEMBAHASAN Terdapat beberapa teori belajar misalnya Kognitisme.Belajar adalah proses mental yang aktif untuk mencapai, mengingat, dan menggunakan pengetahuan. Teori Gestalt memandang belajar adalah proses yang didasarkan pemahaman (insight) Teori lain yaitu Teori konstruktivisme menyatakan bahwa individu harus secara aktif membangun pengetahuan dan ketrampilannya dan informasi yang ada diperoleh dalam proses membangun kerangka pengetahuan oleh pelajaran dari luar dirinya. Pelajaran sejarah adalah ilmu pengetahuan tentang peristiwa yang dialami manusia pada masa silam. Perisatiwa kehidupan manusia seperti kebudayaan, kerajaan, pemerintahan dan aktifitas manusia seperti perang, penjajahan, perjuangan juga pemikiran manusia seperti ide-ide pada masa silam adalah materi ilmu pengetahuan sejarah. Mata pelajaran sejarah diajarkan di SMA sebagai bagian/unsure dari pendidikan di SMA. Penididkan adalah peningkatan kecerdasan dan harkat martabat bangsa berdasar pada Tuhan Yang Maha Esa. Melalui mata pelajaran sejarah dapat ditingkatkan kecerdasan para siswa tentang masa silam bangsa Indonesia dan meningkatkan perilaku sebagai harkat martabat bangsa Indonesia berdasar pada Tuhan Yang Maha Esa. MAJALAH ILMIAH PAWIYATAN
88
(Edisi Khusus Dies Natalis) Vol : XX, No : 3, Agustus 2013
Sebagai ilmu pengetahuan, sejarah adalah bagian dari ilmu pengetahuan social yaitu mempelajari manusia dan masyarakat dalam kehidupan masyarakat/social. Melalui pemahaman dan kemampuan belajar sejarah para siswa dapat memiliki kecerdasan dan kemandirian dalam kehidupan social. Lorenz, J.G. Droyzen seorang filsuf ilmu sejarah Belanda berpendapat bahwa menulis sejarah adalah persoalan kontinuitas. Pendapat ini digunakan pula oleh John Huizinga. Bagi Huizinga, sejarah adalah cerita mengenai masa lalu. Tugas sejarawan adalah menyusun bersama secara teratur. Cara sejarawan menyusun adalah dengan merekonstruksi kembali ke masa lalu, menghubungkan fakta yang satu dengan fakta yang lainnya, sehingga terbentuklah sebuah cerita. Sejarawan adalah arsitek bangunan itu, dan menjadikan pembaca sejarah tergugah, merasa dan mengalami. Penelitian ini menggunakan teori-teori belajar namun sangat mengutamakan model pembelajaran konstruktivistik. Model Pembelajaran konstruktivistik, menyajikan konsepkonsep pada para siswa. Melalui penyajian ini siswa membangun sendiri pemahaman mereka tentang materi yang diajarkan. Pada
pelaksanaan
penelitian
dilakukan
model
pembelajaran
konstruktivistik
menggunakan metode ceramah pada para siswa. Para siswa kemudian diberi lembar pertanyaan untuk dijawab. Peneliti memanta para siswa menjawab dan member komentar serta mengadakan atau diskusi dengan para siswa. Melalui model pembelajaran konstruktivistik menggunakan metode ceramah diskusi dapat menjadikan para siswa mengerti dan memahami mata pelajaran sejarah serta mampu menjawab soal pertanyaan esai. Metode Penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif. Metode penelitian kualitatif ini sering disebut metode naturalistic karena penelitian dilakukan pada kondisi alamiah (natural setting).Lokasi penelitian adalah SMA YPE Semarang. Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi, tetapi oleh Spradley dinamakan “social situation” atau situasi social yang terdiri atas tiga elemen yaitu: tempat (place), pelaku (actors), dan aktivitas (activity) yang berinteraksi secara sinergis. Sumber data adalah peserta didik dan Guru IPS/Sejarah di kelas II SMA YPE Semarang dan pustaka yang relevan. Data penelitian ini diperoleh melalui: observasi, pemberian angket berdasar pedoman pertanyaan, dan studi dokumen. Menurut Sugiyono (2006), analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan, dan setelah selesai di lapangan. Pada analisis sebelum di lapangan, peneliti mengumpulkan data-data. Data tentang mata pelajaran sejarah yaitu materi mata pelajaran sejarah. Data pelaksanaan belajar mengajar mata pelajaran sejarah di SMA YPE.
Pada analisis di lapangan, peneliti
melakukan analisis data Trianggulasi; 1) Data collection, Pada tahap ini peneliti malakukan MAJALAH ILMIAH PAWIYATAN
89
(Edisi Khusus Dies Natalis) Vol : XX, No : 3, Agustus 2013
pengumpulan data. Peneliti mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada responden. Pertanyaan pertama berhubungan dengan pertanyaan kedua. Jawaban pertanyaan pertama akan dianalisa dan digali lebih dalam pada pertanyaan ke dua. Jawaban pertanyaanpertanyaan yang diajukan dikumpulkan. 2)Data Reduction,Data yang dikumpulkan memiliki jumlah amat banyak. Perlu dilakukan langkah reduksi data. Peneliti melakukan analisa terhadap jawaban-jawaban yang dikumpulkan. 3) Data Display, hasil melakukan reduksi data kemudian didisplaykan. Display dilakukan dengan membuat uraian naratif. Peneliti harus tahu apa yang didisplaykan. 4) Conclusion, pada tahap ini dilakukan pengambilan kesimpulan. Apabila kesimpulan pada awal penelitian kemudian didukung data-data valid di lapangan maka berhasil diperoleh kesimpulan. Apabila tidak diperoleh kesimpulan maka peneliti melakukan verifikasi. SMA YPE merupakan salah satu sekolah SMA swasta di Kotamadya Semarang. SMA YPE terletak di kelurahan Sukorejo kecamatan Gunungpati. Bangunan sekolah terletak di jalan Dewi Sartika Timur. Memiliki murid dari kelas X, kela XI dan kelas XII. Kegiatan belajar mengajar berlangsung di gedung sekolah. Kegiatan belajar mengajar dilakukan di gedung yang sama dengan SMK YPE dan SMP YPE Semarang.
Guru-guru yang mengajar terdiri
dari guru PNS dan guru Yayasan YPE Semarang. Guru mata pelajaran sejarah memiliki latar belakang sarjana pendidikan Ekonomi alumni IKIP Veteran Semarang. Kegiatan
belajar
dan
mengajar
mata
pelajaran
sejarah
dilakukan
dengan
menggunakan buku LKS untuk para siswa dan buku mata pelajaran untuk guru. Penyampaian materi dilakukan dengan berpijak pada kurikulum. Kegiatan belajar mengajar untuk mata pelajaran sejarah dilakukan dengan sungguh-sungguh. Penyampaian materi mata pelajaran sejarah disertai dengan pelaksanaan test evaluasi belajar. Test vealuasi belajar yang diberikan diantaranya menggunakan test esai. Hasil test evaluasi belajar yang dilakukan menggunakan test evaluasi belajar soal-soal esai kurang memuaskan menurut guru mata pelajaran sejarah. Penelitian ini dilakukan dengan memberi daftar pertanyaan yang bersifat pertanyaan terbuka pada murid-murid SMA YPE Semarang. Pertanyaan disusun sebagai pertanyaan berdasar materi pengetahuan sejarah yang berurutan dari pertanyaan yang bersifat mendasar hingga pengetahuan yang bersifat kompleks. Melalui pertanyaan yang merupakan penjabaran pengetahuan sejarah dimaksudkan mencapai pengetahuan mata pelajaran sejarah yang terstruktur. Diharapkan murid menjadi memiliki pengetahuan yang konstruktif tentang mata pelajaran sejarah. Para siswa yang menjadi objek penelitian ini adalahan siswa kelas X dan XI. Mereka dikumpulkan bersama di dalam sebuah kelas. Kepada para siswa diberikan daftar pertanyaan untuk di jawab. Peneliti memberi pengarahan tentang maksud pertanyaan-
MAJALAH ILMIAH PAWIYATAN
90
(Edisi Khusus Dies Natalis) Vol : XX, No : 3, Agustus 2013
pertanyaan yang diajukan. Para siswa kemudian mengerjakan soal-soal yang diajukan sambil diawasi oleh peneliti. Peneliti menjelaskan pada para siswa tentang peristiwa-peristiwa pada masa lampau yang pernah terjadi dalam kehidupan masyarakat. Peristiwa-peristiwa pada masa lampau tersebut dipelajari oleh Ilmu Sejarah. Melalui penjelasan ini para siswa dapat mengerti dan menguraikan bahwa sejarah adalah ilmu tentang masa lampau. Pendapat mereka tentang Ilmu Sejarah sebagaimana dinyatakan; “Yaitu menjelaskan dengan apa permasalahan pertama sampai akhir, yaitu sejarah asalah sebagai ilmu yang mengingat masa lampau” “Pendapatku yaitu sangat penting karena I kita dapat mengetahui masa lampau yang menyedihkan maupun senang”(Tri Edi S X). Ini menunjukkan bahwa pada siswa kelas X jenjang pendidikan SMA dapat mengerti bahwa Ilmu Sejarah adalah ilmu yang mempelajari masa lampau. Akan tetapi, belum menjelaskan keterangan penjelas dengan memberi contoh. Penjelasan yang diberikan merupakan penekanan dari penjelasan peneliti tentang ilmu sejarah. Kepada anak-anak SLTA yang sudah mulai bernalar itu, sejarah harus diberikan secara kritis (Kuntowidjoyo, 1995; 4). Dapat kiranya dikatakan bahwa pada jenjang pendidikan SMA semenjak kelas X mata pelajaran sejarah dapat diberikan secara kritis. Dengan mampu membedakan masa lampau antara yang menyenangkan dengan yang menyedihkan dapat menimbulkan sikap bijaksana yaitu belajar dari pengalaman dan meniru tindakan kepahlawanan. Sikap ini merupakan awal pembangunan karakter. Timbul pertanyaan bagaimana dengan guru mereka dalam menjelaskan Ilmu Sejarah. Peneliti telah mengadakan penjajagan dengan Guru Mata Pelajaran Sejarah tentang Ilmu Sejarah. Peneliti katakan bahwa Ilmu Sejarah adalah ilmu yang mempelajari peristiwa pada masa lampau. Pada penjelasaannya dapat menunjukkan adanya perubahan yang terjadi pada masa lampau yang membawa pengaruh pada masa sekarang. Penjelasan sejarah memerlukan penjelasan yang panjang karena rentang waktu sejarah sangat panjang maka penjelasan sejarah disampaikan dengan menggunakan periodisasi. Periodisasi dilakukan dengan tetap berpijak pada dimensi waktu, tempat, dan ruang seperti; Masa Praesejarah, Masa Indonesia Kuno, Masa Islam, Masa Penetrasi Kekuasaan Asing, Masa Kolonialisme, Masa Pergerakan Nasional, Masa Penjajahan Jepang, Masa Kemerdekaan dan Mempertahankan Kemerdekaan, Masa RIS,
Masa Demokrasi Parlementer, Masa
Demokrasi Terpimpin, Masa Orde Baru, Masa Reformasi. Penjelasan sejarah dapat membahas aspek-aspek dalam kehidupan manusia seperti Ideologi, Politik, Ekonomi, Sosial, Budaya, Militer dan Kepercayaan.
MAJALAH ILMIAH PAWIYATAN
91
(Edisi Khusus Dies Natalis) Vol : XX, No : 3, Agustus 2013
Dari jawaban guru mapel sejarah ilmu sejarah adalah ; “Ilmu sejarah adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari proses perubahan kehidupan manusia dan lingkungannya melalui dimensi waktu dan tempat yang disusun menurut sistematika dan metode pengkajian ilmiah. Aspek kajiannya berupa proses perubahan dari aktivitas manusia dan lingkungannya pada masa lalu, sejak manusia belum mengenal tulisan sampai perkembangan mutakhir sekarang ini yang mencakup aspek paleksosbud keagamaan, kepercayaan, geografi dll” (Istiqomah, Guru Mapel Sejarah). Penjelasan guru mapel tentang ilmu sejarah seharusnya menyatakan bahwa sejarah adalah ilmu yang mempelajari peristiwa pada masa lampau dengan member contoh. Dalam pembahasannya dapat mengemukaan tentang adanya perubahan. Penjelasan sejarah manusia dapat disampaikan periodisasi yang masing-masing memiliki dimensi waktu dan tempat dan kronologis. Penjelasan tentang peristiwa sejarah dapat mengemukaan berbagai dimensi dalam kehidupan manusia misalnya ideology, politik, social, budaya, ekonomi dan kepercayaan. Peneliti memberi paparan kepada para siswa bahwa Ilmu Sejarah memiliki sifat kronologis yaitu penjelasan yang runut berdasarkan urutan kejadian peristiwa dari awal sampai akhir. Para siswa setelah mendapat pengarahan dari peneliti dapat memahami bahwa sejarah adalah kronologis sebagaimana tampak pada jawaban; “Menjelaskan secara runtut, menurut pembelajaran yang berlaku”. “Pendapat saya mencerititakan sebuah sejarah harus rinci, detail dan pelan-pelan karena inti dari ilmu sejarah tidak sedikit tapi banyak dan terkadang membuat diri kita sendiri menjadi bingung”(Widya X). “Kronologis dalam sejarah erarti peristiwa-peristiwa sejarah yang telah diklasifikasikan dan disusun berdasarkan urutan waktu ke peristiwa-peristiwa tersebut”. “Menceritakan dengan jelas dan tepat” (Adi Krisna S.B XI IPA). Jawaban yang diberikan menunjukkan bahwa siswa SMA kelas X dapat mengerti bahwa sejarah dalam penjelasannya memiliki sifat kronologis demikian pula dengan siswa kelas XI namun belum memberi contoh seperti pada jawaban pertanyaan pertama. Nampaknya pada para siswa belum dibiasakan menjawab dengan esai dan memberi contoh maka perlu dibiasakan pada siswa untuk memberi penjelasan disertai dengan memberi contoh. Pada siswa kelas XI terdapat kerancuan tentang klsifikasi sejarah. Peristiwa sejarah dapat diklasifikasi dalam jenis penulisan sejarah yang masing-masing bersifat kronologis. Klasifikasi penulisan sejarah bukan sifat sejarah yang kronologis. Jadi pada siswa Kelas X dan XI telah dapat mengerti bahwa sejarah bersifat kronologis dengan memberi penjelasan bahwa kronologis adalah sesuai dengan urutan waktu kejadian/peristiwa dan
bahwa
sejarah dapat diklasifikasikan menjadi jenis-jenis sejarah namun belum dapat menemukan hubungan diantara keduanya. Untuk dapat menumbuhkan pemahaman siswa tentang sejarah yang kronologis dan klasifikasi sejarah serta hubungan diantara keduanya perlu MAJALAH ILMIAH PAWIYATAN
92
(Edisi Khusus Dies Natalis) Vol : XX, No : 3, Agustus 2013
dipaparkan bahwa sejarah adalah bersifat kronologis pada setiap penjelasannya termasuk pada klasifikasi sejarah. Dari kerancuan siswa tentang klasifikasi sejarah dan kronologis timbul pertanyaan tentang bagaimana guru mengajar; “Menjelaskan sejarah yang bersifat kronologis, melalui penyusunan dalam periodeperiode waktu, tentu saja ada perbedaan pendapat di dalam menetapkan satu periode sebab dasarnya tidak sama. Yang jelas kalau mengadakan periodesasi, tiap-tiap periode harus merupakan satu kesatuan, ada suatu dasar yang mengikat hingga terdapat kontinuitas”. (Istiqomah, Guru Mapel Sejarah). Guru telah memberi paparan tentang sejarah yang kronologis secara baik namun belum spesifik karena memberi penjelasan berpijak pada periode waktu yang lebih mengarah pada penjelasan sejarah yang berujud periodisasi. Siswa perlu paparan yang lebih mendasar yaitu pemberian paparan sejarah dari sebuah tema yang kronologis. Peneliti memberi paparan kepada para siswa bahwa sejarah adalah ilmu yang memiliki obyek peristiwa-peristiwa pada masa lampau pada kehidupan masyarakat. Para siswa dapat mengerti dan menyatakan bahwa sejarah adalah ilmu yang memiliki pokok bahasan tentang kehidupan/peristiwa-peristiwa pada masa lampau namun belum mengerti bahwa sejarah adalah ilmu; “Dalam mengajar sejarah, guru saya mengenalkan peristiwaperistiwa pada zaman sejarah dan bentuk-bentuk manusia zaman dulu dan fosil-fosil zaman dahulu kala dan cara mencari makan dan bentuk-bentuk senjata yang dipakainya. Dan bentuk-bentuk kerajaan dan suku-suku yang dipakainya. Oleh karena itu zaman sejarah banyak manusia yang hidupnya berubah satu sama lain, Ibu Guru saya menerangkan peristiwa itu sampai inti permasalahan” “Yang dipelajari dalam sejarah adalah mengetahui kehidupan pada zaman dulu dan masa sejarah dan cara mereka, berkehidupan cara mencari makan dan alat-alat yang digunakan dalam mencari makan tersebut dan sampai masa yang dihadapi dalam kehidupan yang dilaluinya”(Lamiyono X). Dari jawaban yang diberikan dapat dikatakan bahwa para siswa dapat mengerti dan memahami bahwa yang dibahas dalam sejarah adalah peristiwa-peristiwa dan kehidupankehidupan yang pernah terjadi pada masa lampau dari suatu masyarakat dan memberi contoh. Ini merupakan pemahaman siswa terhadap mata pelajaran sejarah. Sebenarnya dapat ditingkatkan menjadi pemahaman tentang ilmu di atas pemahaman sebagai mata pelajaran karena pokok bahasan dalam mata pelajaran merupakan obyek dalam Ilmu yang menjadikan suatu pengetahuan adalah ilmu selain metode. Timbul pertanyaan bagaimanakah guru menjelaskan mata pelajaran sejarah “Cerita sejarah yang banyak peristiwa pada masa lampau, merupakan suatu cerita atau narasi yang disusun berdasarkan kesan dan tafsiran terhadap peristiwa masa lampau. Sementara itu, MAJALAH ILMIAH PAWIYATAN
93
(Edisi Khusus Dies Natalis) Vol : XX, No : 3, Agustus 2013
tafsiran antara orang satu dan orang lain pada peristiwa yang sama bias jadi berbedabeda”(Istiqomah Guru Mapel Sejarah). Guru perlu menjelaskan bahwa sejarah adalah peristiwa pada masa lampau yang diceritakan dengan menggunakan metode sehingga sejarah tidak hanya merupakan cerita atau narasi yang memiliki konotasi dongeng karena dalam menceritakan menggunakan metode sehingga merupakan paparan ilmiah. Sejarah adalah paparan ilmiah bukan dongeng atau tafsiran. Para siswa dapat mengerti dan memahami sejarah sebagai mata pelajaran yang mengajarkan peristiwa pada masa lampau. “Bagi saya pelajaran sejarah sangat menyenangkan karena pelajaran sejarah mengenai zaman dulu sampai hingga sekarang. Oleh karena itu saya suka mempelajari pada zaman sejarah. Perubahan zaman dulu itu bumi masih belum sempurna banyak kehidupan yang tidak stabil. Perubahan hewan dulunya lehernya pendek menjadi panjang contohnya jerapah” (Lamiyono, Kelas XI,). Ini menunjukkan pada sebagian siswa mata pelajaran sejarah dapat menjadi mata pelajaran yang dapat dimengerti dan dipahami dan menyenangkan. Ada siswa yang mampu memahai teori evolusi dan perlu mendapat perhatian. Bagaimanakah guru dalam mengajar; “Dalam mengajar sejarah saya harus ada komitmen bagaimana? 1. Guru membawa pegangan dari penerbit kemudian anak harus membawa juga satu buku literature yang sudah ditentukan. 2. Siswa diberi motivasi kemudian diajak cerita dari awal mengenang di (sejarahnya dia) kemudian anak disuruh baca literature akhirnya anak bercerita lagi dst.” (Istiqomah Guru Mapel Sejarah). Guru mata pelajaran sejarah perlu memberi pengertian dan pemahaman tentang obyek Ilmu sejarah yang diajarkan sebagai mata pelajaran sejarah sesuai kaidah ilmu sejarah yaitu bahwa obyek sejarah adalah aktivitas manusia pada masa lampau. Peneliti
menggunakan
pendekatan
Konstruktivistik
dengan
terlebih
dahulu
mengenalkan who, what, where, when dalam penjelsan sejarah baru kemudian membahas sejarah Indonesia. Para siswa setelah dikenalkan dasar penjelasan sejarah yang berdasar pada Who, What, When dan Where menjadi senang dan dapat menyusun jawaban esai tentang perkembangan peradaban Hindu dan Budha di Indonesia dengan berdasar pada Who, What, When, dan Where walau belum sempurna dan sistematis sebagai suatu penjelasan sejarah. “Seharusnya menjelaskan peristiwa sejarah dengan who, what, where, how, why dengan lebih rinci”(Adi Krisna FB, Kelas XI). “Kerajaan Hindu dan Budha berkembang di Indonesia
melalui
perdagangan,
perpindahan
penduduk,
kepercayaan
masyarakat
setempat” (Adi Krisna FB, Kelas XI).
MAJALAH ILMIAH PAWIYATAN
94
(Edisi Khusus Dies Natalis) Vol : XX, No : 3, Agustus 2013
“Kerajaan Hindu-Budha masuk mulanya Kerajaan Hindu Budha mengalami masa puncaknya tetapi akhirnya Kerajaan Hindu-Budha banyak yang runtuh setelah masuknya Kerajaan Islam yang dibawa pedagang Gujarat”(Yuwono Danu Mukti, Kelas XI). “Dalam saya membuat peserta didik mengerti sejarah. Anak dibuat senang terlebih dahulu terhadap materi yang akan dibahas atau dibicarakan, kadangkala anak dibuat diskusi diberi salah satu bahasan dan diberi contoh contoh yang bisa dan nyata sedangkan yang kurang nyata hanya sifatnya dimengerti saja. Kemudian kadangkala diajak study yang sifatnya di luar sekolah mengunjungi tempat-tempat yang berbau sejarah dll”(Istiqomah Guru Mapel Sejarah). Dari jawaban para siswa dapat dikatakan bahwa para siswa dapat mengerti bahwa penjelasan sejarah adalah paparan sejarah berdasar pada who, what, when, where dan memahami dengan mampu melakukan penjelasan sejarah tentang perkembangan peradaban Hindu dan Budha di Indonesia. Kemampuan membuat paparan sejarah berdasarkan who, what, when, dan where merupakan tanda kemampuan siswa menjawab soal esai dengan baik. Melalui pendekatan konstruktivistik, setelah dijelaskan tentang who,what,where dan where dalam paparan sejarah siswa mampu membangun paparan sejarah Indonesia Guru dalam mengajak siswa menjelaskan sejarah Indonesia telah melakukan apersepsi melalui pembangkitan minat. Hal ini baik namun perlu ditambah dengan teknis pembuatan penjelasan sejarah yaitu dengan mengenalkan who,what,where dan when. Para siswa pada dasarnya dapat mengerti arti kata sebab dalam sejarah sebagai dasar terjadinya suatu peristiwa sejarah dalam arti kata umum. Mereka belum mengerti penjabaran sebab sebagai dasar peristiwa sejarah. Hal ini menunjukkan bahwa mereka telah kritis namun untuk sebab sebagai peristiwa sejarah adalah bahasan lebih lanjut di Perguruan Tinggi. Peneliti kemudian menjelaskan sebab sebagai kajian sejarah yaitu sebagai yang mendasari atau mengakibatkan terjadinya peristiwa sejarah secara konstruktivistik yaitu menjelaskan arti sebab kemudian menjelaskan sebab sebagai dasar atau yang mengakibatkan terjadinya peristiwa sejarah. “sebuah peristiwa terjadi karena ada sebab akibat begitu pula dengan sejarah. Sejarah akan terjadi bila ada sebab akibatnya”(Wulan Sari Kelas XI IPA). “Peristiwa sejarah berdasarkan sebab adalah peristiwa dimana terjadinya dan mengapa terjadi peristiwa itu” (Endro Kelas XI IPS). Namun ada pula yang telah mengerti sebab dan mampu membuat penjelasan sejarah. “Peristiwa dan sebab sejarah adalah asal usul peristiwa sebab hal-hal sejarah terjadi”. “Pendapat saya tentang peristiwa sejarah adalah kejadian pada masa lampau dan bisa saya ketahui dan pahami pada saat ini sampai sekarang”
MAJALAH ILMIAH PAWIYATAN
95
(Edisi Khusus Dies Natalis) Vol : XX, No : 3, Agustus 2013
“Penyebaran Agama Hindu dan Budha menurut saya karena pada masa lampau Kerajaan Hindu dan Budha banyak yang berdagang dan sehingga menyebar di Indonesia” ( Risky Nugroho XI IPS). Dari jawaban siswa dapat dikatakan bahwa sebagian siswa dapat mengerti Why dalam sejarah dan mampu memberi contoh. Kemampuan siswa SMA dalam penelitian ini menjawab dan menunjukkan why dalam paparan sejarah Indonesia memberi pengetahuan kepada kita bahwa why dapat diajarkan di SMA. Bagaimanakah guru dalam mengajarkan akibat dalam sejarah; a. Dalam mengajar sejarah saya juga sedikit menyinggung tentang sebab, kalau ada sebab berarti ada akibatnya, misalnya saja sebab terjadinya candi Borobudur, nah berarti ada atau kita melihat awalnya yang melalui kisah ceritanya terjadnya candi Borobudur, sehingga dalam kemasan kalimat itulah berupa cerita narasi atau diskusi yang menggambarkan adanya candi tersebut maka sebab dan akibatnyapun tetap saja ikut dalam sejarah sehingga kesimpulannya dalam mengajarkan sebab adalah ya. b. Saya dalam menjelaskan sebab dalam sejarah bisa dimunculkan dulu beberapa pertanyaan kepada siswa, sehingga siswa berfikir, satu pertanyaan dimunculkan dengan kalimat apa, mengapa, sebabnya dan akhirnya ditarik suatu kesimpulan sehingga anak bisa memahami dan mengerti”(Istiqomah Guru Mapel Sejarah). Guru dalam memberikan paparan sejarah perlu menjelaskan why secara paparan sejarah yaitu perlu menjelaskan why yaitu sebagai peristiwa yang menjadi latarbelakang terjadinya sebuah peristiwa sejarah. Pada umumnya para siswa memahami arti kata akibat namun belum mampu menjabarkan dalam membuat penjelasan peristiwa sejarah. Peneliti menggunakan pendekatan konstruktivistik yaitu, mula-mula menjelaskan arti kata akibat kemudian memaparkan kausalitas dalam sejarah. Pendekatan ini mampu merangsang siswa membangun pemahaman sendiri tentang akibat dalam sejarah. Namun ada yang telah mampu member penjelasan tentang akibat dalam sejarah walau belum sempurna. “Akibatnya saya tau dan jelas tentang peristiwa sejarah dan saya ingin tahu bagi lebih dalam tentang ilmu sejarah” “Pendapat saya, saya bias lebih mudah memahami ilmu sejarah dengan lebih baik” “Masyarakat Indonesia akibat Hindu dan Budha Kini banyak masyarakat yang menduduki Agama Hindu dan Budha”(Risky Nugroho,XI IPS). Jawaban para siswa menunjukkan bahwa sebagian dari mereka mengerti dan memahami akibat dalam arti yang umum. “a. Ya, saya dalam mengajar materi sejarah juga menggunakan akibat karena kalau ada sebab berarti ada akibat. MAJALAH ILMIAH PAWIYATAN
96
(Edisi Khusus Dies Natalis) Vol : XX, No : 3, Agustus 2013
b. Dalam menjelaskan akibat suatu peristiwa sejarah sebagai bukti atau fakta sehingga anak berakibat lebih tau dan faham dan mengerti”(Istiqomah Guru Mapel Sejarah). Pada umumnya siswa senang dengan metode mengajar menggunakan media yaitu media gambar. “Iya, guru mengajar menggunakan gambar-gambar tentang peninggalan, manusia purba dan lain-lain pada masa lampau jaman dulu”. “Senang, karena kita bias mengetahui kehidupan umat manusia dimasa lampau dan mengetahui apa yang dialaminya”. (Ika Mawarni, XI IPS). Para siswa tampak menjadi senang dengan pembelajaran menggunakan media seperti gambar fosil, peta sejarah dan gambar pahlawan. Timbul pertanyaan bagaimana guru dalam mengajar mata pelajaran sejarah; a. Dalam pembelajaran sejarah kadang menggunakan alat atau bahan atau media supaya anak juga lebih mengerti dan jelas di samping setelah membaca dan mengunjungi tempat-tempat tertentu. b. Menggunakan peta dan media dalam mengajar sejarah bisa di dalam ruangan, luar ruangan atau di perpustakaan.” (Istiqomah Guru Mapel Sejarah). Ini menunjukkan bahwa penggunaan media menentukan minat belajar siswa. Perhatian keluarga di rumah juga sangat membantu membangkitkan semangat belajar siswa. Tampak dari jawaban siswa; “Belajar di rumah sangat senang” “Banyak dukungan dari orang tua” (Hilda Karlina Pratiwi, XI IPS). Kondisi kelas sangat mempengaruhi bagi semangat belajar siswa. “cukup menyenangkan” “Bisa karena kelasnya cukup nyaman” (Fitria Apriliani, XI IPS) Melalui penjelasan pengertian ilmu sejarah, sifat sejarah yang kronologis dan penjelasan sejarah berdasar pada what, who, when, where para siswa dapat dibangkitkan minat dan kemampuan untuk mengerti dan memahami mata pelajaran serta dapat menjawab soal esai dengan dasar yang baik sehingga mampu membangun pemahaman tentang sejarah Indonesia dan mampu membuat paparan sejarah Indonesia dari pertanyaan dalam bentuk esai. KESIMPULAN 1. Penjelasan sejarah merupakan dasar bagi kemampuan menjawab pertanyaan esai pada mata pelajaran sejarah. Penjelasan sejarah berdasar pada Who, What, When dan Where. Bentuk penjelasan sejarah ini dapat dikenalkan dan dilaksanakan pada siswa SMA sebagaimana yang telah dilakukan pada penelitian di SMA YPE. Sebab merupakan pertanyaan penting dalam kajian sejarah. Sebab juga merupakan pertanyaan yang perlu MAJALAH ILMIAH PAWIYATAN
97
(Edisi Khusus Dies Natalis) Vol : XX, No : 3, Agustus 2013
dijawab dalam penjelasan sejarah. Hanya sedikit siswa yang mampu menjelaskan sebab dan mencontohkan dalam penjelasan sejarah. Sebab (why) dalam
peristiwa sejarah
merupakan bahasan di tingkat Perguruan Tinggi. Namun terhadap siswa yang mampu menjawab sebab dan mencontohkan dalam penjelasan sejarah perlu di beri perhatian dan kesempatan menuangkan buah pikirannya agar ide yang dimilikinnya tetap berkembang. 2. Akibat merupakan penjelasan/paparan yang penting dalam penjelasan sejarah. Sedikit siswa yang mampu menjelaskan dan member contoh tentang akibat dalam penjelasan sejarah. Namun terhadap siswa yang mampu menjelaskan dan member contoh tentang akibat dalam penjelasan sejarah melalui penjelasan sejarah perlu mendapat perhatian dan dibina agar kemampuannya tetap berkembang. 3. Para dan siswa pada tingkat SMA melalui penelitian ini telah mampu mengerti dan memahami bahwa Ilmu sejarah adalah ilmu yang mempelajari tentang peristiwa yang terjadi di masa lampau, memiliki sifat kronologis, dalam penjelasannya mengandung What, When, Where, Who. Para siswa pada tingkat SMA juga mampu menguaraikan dan menjelaskan. Ini menunjukkan bahwa siswa tingkat SMA telah mencapai tingkat kritis yaitu mampu mengerti dan memahami ilmu sejarah dan mampu membuat penjelasan sejarah yang nampak pada penelitian di SMA YPE. Mampu memberi paparan peristiwa sejarah dan memberi contoh merupakan dasar sikap memahami sejarah sebagai pengalaman berharga. Pemahaman ini mampu membimbing para siswa menentukan dan bersikap kepahlawanan yang merupakan awal pembentukan karakter patriotic. 4. Melalui penelitian ini yang menggunakan pendekatan konstruktivistik telah terjadi perubahan pada diri Siswa SMA YPE yaitu menjadi mengenal Kronologis dan penjelasan sejarah berdasar Who, What, When, dan Where sehingga mampu membangun pemahaman tentang sejarah Indonesia dan mampu menjawab pertanyaan esai dalam bentuk paparan sejarah. Siswa dapat membangun sendiri pemahaman tentang mata pelajaran sejarah. Siswa mengenali bahwa sejarah mempelajari peristiwa pada masa lampau kemudian mampu mengerti dan memahami bahwa sejarah senantiasa membahas peristiwa-peristiwa pada masa lampau. Melalui model pembelajaran konstruktivistik mata pelajaran sejarah dapat menjadi mata pelajaran yang dimengerti dan dipahami. 5. Guru haruskan senantiasa mengembangkan kemampuan sehingga dapat membantu siswa mencari tahu hal-hal dalam mata pelajaran sejarah. Siswa memiliki karakter dan kemampuan yang berbeda-beda. Tugas guru mengentaskan seluruh siswa yang berarti harus dapat memberi perhatian pada masing-masing siswa agar dapat mencapai
MAJALAH ILMIAH PAWIYATAN
98
(Edisi Khusus Dies Natalis) Vol : XX, No : 3, Agustus 2013
ketuntasan belajar. Perlu dilakukan penelitian tentang pengentasan ketuntasan siswa dengan karakter dan kemampuan masing-masing siswa. 6. Pembelajaran mata pelajaran sejarah menggunakan media sangat membantu. Para siswa senang dengan pelajaran sejarah yang menggunakan media. Para siswa menjadi mengenal materi mata pelajaran sejarah. 7. Dukungan keluarga bagi semangat belajar sangat penting. Para siswa menjadi bersemangat dalam belajar. Semangat akan menunjang keseriusan dalam belajar. 8. Kondisi kelas sangat membantu dalam semangat belajar. Kondisi kelas yang menyegarkan dan menyenangkan akan membuat siswa senang dan dapat menangkap pelajaran. DAFTAR PUSTAKA
Agus Suprijono. 2011. Cooperative Learning:Teori & Aplikasi Paikem. Pustaka Pelajar : Yogyakarta. H. Baharuddin & Esa Nur Wahyuni. 2009. Teori Belajar & Pembelajaran. Ar-Ruzz Media: Yogjakarta. Kuntowijoyo.1995. Pengantar Ilmu Sejarah. Bentang: Yogjakarta. ----------------- 2008. Penjelasan Sejarah (Historical Explanation). Tiara Wacana: Yogjakarta. Sugiyono. 2009. Memahami Penelitian Kualitatif: Dilengkapi contoh proposal dan laporan penelitian. CV Alfabeta: Bandung. Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik: Konsep, Landasan Teoritis-Praktis dan Implementasinya. Prestasi Pustaka: Jakarta
MAJALAH ILMIAH PAWIYATAN
99