REDAKSI SUARA STMKG JAN 2017 Diterbitkan oleh : Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (STMKG) JL Perhubungan I No. 5 Komplek Meteo DEPHUB, Bintaro, Pondok Betung, Tangerang Selatan – 15221, Telp: 021-73691623 Fax: 021-73692676 E-mail:
[email protected] PELINDUNG Dr. Suko Prayitno Adi, M.Si PENANGGUNG JAWAB Drs. Mangasa Naibaho, MT PENGARAH Dr. Agus Safril, ST, M.MT Drs. Suyatim, M.Si Drs. Ibnu Purwana, M.Sc Drs. Agus Tri Susanto, M.Si PIMPINAN REDAKSI Dr. Deni Septiadi, M.Si REDAKSI PELAKSANA Feizal Amri Permana REDAKTUR Ambinari Rachmi Putri Desak Made Pera Rosita Dewi Faizal Wempy Indah Fajerianti Yesi Ratnasari FOTOGRAFER Djulhaeraty Abdul Wahab ARTISTIK DAN LAYOUT Debinur Permatasari Citra Umari Roi Jujur Sihombing PUBLIKASI DAN PERCETAKAN M. Apdillah Akbar Tiven Sandro
suara stmkg
2
DAFTAR
ISI
BERITA UTAMA IKAMEGA Goes to Campus Bertempat di Kampus STMKG untuk pertama kalinya Ikatan Alumni Meteorologi Geofisika mengadakan pertemuan alumni yang dikemas dalam sebuah kegiatan bertajuk IKAMEGA Back To Campus.
4
KALEIDOSKOP
Semoga Menjadi Acara Rutin Setiap Tahun
6
Seluruh taruna/i dan pembina melaksanakan kegiatan Buka Bersama di Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (STMKG). Bukan hanya oleh Kerohanian Islam,
SOSOK Komandan Resimen Korps STMKG 2016/2017 Senior Taruna Ahmad Muhlis, Komandan Resimen Korps Taruna STMKG Periode 2016/2017. Senior kelahiran Blitar, 18 Agustus 1994 ini sebagai Komandan Resimen memiliki suatu visi yang sungguh mulia yaitu mengaktualisasi resimen korps taruna STMKG yang ber-AKSELERASI (Aktif, Semangat, Ulet, Respect, dan Inspiratif), tak heran jika di zaman kepemimpinan beliau resimen semakin maju dan berintegritas.
33
Artikel Pilihan....................................................................................................................................24 Pojok Taruna.....................................................................................................................................31 Sosok................................................................................................................................................33
3
Suara stmkg
BerIta utama IKAMEGA Back To Campus
Bersama Membangun STMKG Sabtu, 24 September 2016 bertempat di Kampus STMKG untuk pertama kalinya Ikatan Alumni Meteorologi Geofisika mengadakan pertemuan alumni yang dikemas dalam sebuah kegiatan bertajuk IKAMEGA Back To Campus. Pada kegiatan perdana IKAMEGA ini , panitia pelaksana berhasil mengumpulkan 60 orang alumni dari lulusan tahun 1973 hingga lulusan tahun 2015. Acara yang berlangsung meriah ini dilaksanakan dari pukul 09.00 pagi hingga pukul 17.00. Acara diawali dengan hiburan musik dari taruna taruni STMKG yang diiringi oleh Dr. Suwandi, kemudian dilanjutkan dengan acara seminar. Beberapa pejabat turut memberi sambutan dalam kegiatan ini seperti Sekretaris Utama BMKG, ketua IKAMEGA dan ketua pelaksana kegiatan. Acara puncak dilaksanakan pada sore harinya dengan dibuka oleh tarian dari taruna-taruni STMKG kontingen SUMBAGSEL lalu dilanjutkan dengan kegia-
suara stmkg
tan penandatanganan AD/ART IKAMEGA, kemudian pemotongan tumpeng. Setelah itu acara dilanjutkan dengan talkshow yang diisi oleh Dr. Denny Septiadi. Dalam sesi talkshow ini banyak sekali gagasan-gagasan yang disampaikan oleh anggota IKAMEGA yang bertujuan untuk memajukan IKAMEGA kedepannya. Setelah sesi talkshow selesai, kegiatan dilanjutkan dengan penyampaian saran-saran untuk IKAMEGA oleh Dr. Agus Syafril. Kegiatan diakhiri dengan berfoto di photobooth yang telah disediakan oleh panitia dan hiburan musik oleh taruna-taruni STMKG. Rencana terdekat yang akan dilakukan IKAMEGA adalah merapikan administrasi keanggotaan IKAMEGA di seluruh Indonesia. Interview: Sejarah IKAMEGA IKAMEGA yang merupakan singkatan dari Ikatan Alumni Meteorologi dan Geofisika adalah sebuah organisasi ikatan alumni yang beranggotakan orang-orang yang pernah mengikuti pendidikan di BLMG, AMG maupun STMKG. IKAMEGA telah berdiri sejak lama yang dipelopori oleh alumni AMG (Akademi Meteorologi dan Geofisika) yang kemudian berganti nama menjadi STMKG (Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika), setiap angkatan yang telah lulus membentuk masing-masing ikatan alumni yang bertujuan untuk menyalin silaturrahmi
4
antar alumni. Masing-masing angkatan kemudian saling berkoordinasi membentuk sebuah wadah alumni yang kemudian dinamakan IKAMEGA. Sebelumnya IKAMEGA ini merupakan organisasi non resmi yang kepengurusannya tidak begitu aktif, kemudian pada tanggal 12 Desember 2014 diadakan rapat luar biasa presidium IKAMEGA yang berlanjut pada Kongres I, II, dan III yang dilaksanakan pada tahun 2015. Hasil dari kongres tersebut adalah berupa susunan anggaran dasar dan rumah tangga(AD-ART) yang kemudian disahkan pada tahun 2016 di STMKG dalam kegiatan “IKAMEGA Back To Campus”. Kegiatan tersebut sekaligus meresmikan IKAMEGA sebagai organisasi resmi ikatan alumni STMKG.
Tujuan didirikannya organisasi IKAMEGA ini adalah untuk menjalin silaturrahmi serta sebagai sarana komunikasi antar alumni yang telah menyebar di seluruh Indonesia, untuk saling berbagi informasi dan sebagai tempat menyalurkan aspirasi alumni yang telah bekerja di stasiun-stasiun BMKG. Melalui IKAMEGA, alumni yang telah bekeja di lingkungan BMKG dapat saling berbagi dan membantu satu sama lain. Meski namanya adalah ikatan alumni meteorologi dan geofisika, ikatan alumni ini tidak hanya beranggotakan alumni jurusan meteorologi dan geofisika saja tetapi juga mencakup alumni klimatologi dan instrumentasi yang merupakan dua jurusan terbaru di STMKG. Dinamai IKAMEGA karena dulu AMG hanya memiliki jurusan meteorologi, geofisika, dan radio teknik yang
IKAMEGA, kartu anggota ini akan terus diperbaharui agar dapat sekaligus digunakan sebagai kartu ATM. Kegiatan IKAMEGA yang sering dilakukan setiap tahun adalah acara halal-bihalal yang bertujuan untuk mempertemukan para alumni yang telah tersebar di berbagai daerah. Dr. Widada Sulisya DEA menyatakan bahwa kedepannya IKAMEGA akan membentuk kepengurusan alumni di tiap daerah agar alumni di tiap daerah tetap bisa saling berkomunikasi satu sama lain serta untuk mempermudah administrasi keanggotaan IKAMEGA. Program IKAMEGA yang telah disusun sebelumnya diharapkan dapat berjalan terus menerus untuk menjaga keeksistensian organisasi ini. Rencana selanjutnya IKAMEGA akan mendirikan ruang kesekretariatan yang berlokasi di lingkungan STMKG. Kesektariatan dibangun dilingkungan STMKG untuk memudahkan komunikasi dengan STMKG karena IKAMEGA juga bertujuan untuk dapat memberikan kontribusi pemikiran maupun kegiatan yang dapat mendukung kemajuan STMKG. IKAMEGA juga diharapkan dapat lebih berperan dalam kemajuan keilmuaan meteorologi, klimatologi, dan geofisika sehingga dapat memberi sumbangsih untuk BMKG . Guswanto selaku ketua hariaan IKAMEGA menyatakan bahwa hal-hal yang perlu dibangkitkan dalam organisasi ini adalah rasa jiwa korsa, jika rasa jiwa korsa telah muncul maka akan timbul semangat kebersamaan untuk membangun cita-cita bersama. Pesan Dr.Widada Sulistya DEA untuk para alumni yang kini telah bekerja di berbagai daerah adalah agar jangan berhenti belajar terutama belajar mengenai ilmu pengetahuan dan teknologi MKG (Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika) serta belajar berkomunikasi dengan lingkungan sosial.Para alumni diharapkan agar dapat membangun personal building yang unggul agar dapat bersaing secara nasional bahkan internasional. Beliau juga berpesan kepada para alumni agar mempersiapkan diri untuk menjadi pimpinan BMKG, karena pemimpin akan berganti seiring berjalannya waktu sehingga diperlukan pengganti yang bisa memimpin BMKG agar semakin maju kedepannya. (HN)
merupakan cikal bakal jurusan instrumentasi sekarang ini. Menurut penuturan Dr.Widada Sulistya DEA selaku Pembina IKAMEGA yang juga merupakan Sekretaris Utama BMKG, IKAMEGA tidak akan berganti nama karena nama IKAMEGA sudah terlanjur familiar dan telah disepakati oleh alumni alumni sebelumnya yang mana setiap alumni dari keempat jurusan itu telah terdaftar secara langsung menjadi anggota IKAMEGA. Anggota IKAMEGA akan mendapat sebuah kartu anggota yang terus dikembangkan dari tahun ketahun. Menurut penuturan Drs. Subardjo dipl.Seis yang menjabat sebagai ketua IKAMEGA, selain sebagai identitas keanggotaan
5
Suara stmkg
KALEIDOSKOP Rabu, 29 Juni 2016
Semoga Menjadi Acara Rutin Setiap Tahun-
Rabu (29/06/16), seluruh taruna/i dan pembina melaksanakan kegiatan Buka Bersama di Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (STMKG). Bukan hanya oleh Kerohanian Islam, kegiatan ini ditujukan untuk semua Kerohanian sebagai bagian dari rangkaian kegiatan Kuliah Budi Pekerti. Kerohanian Islam melaksanakan kajian gabungan di Lapangan Apel Besar, Kerohanian Kristen dan Katolik melaksanakan ibadah gabungan di Ruang Kuliah Umum, dan Kerohanian Hindu melaksanakan peribadatan di Pura Rempoa. Kuliah budi pekerti dari Kerohanian Islam mengangkat tema Ukhuwah (Persaudaraan) yang disampaikan oleh Taruna Angga Trisna Yudha. Kuliah budi pekerti dari Kerohanian Kristen dan Katolik diisi dengan menyan-
yikan puji-pujian oleh Taruni Astrid dan Taruni Virginia. Sedangkan Kerohanian Hindu melaksanakan peribadatan dan persembahan. Setelah melaksanakan kegiatan Budi Pekerti, semua taruna/i diarahkan menuju Lapangan Apel Besar untuk mengikuti acara Buka Bersama. Secara utuh, kegiatan ini memiliki tema, “Membangun Persatuan dalam Perbedaan untuk Membentuk Moral dan Karakter Generasi Muda Berkualitas.” Sebelum waktu berbuka puasa, ada sedikit penyampaian oleh Ketua STMKG, Bapak Dr. Suko Prayitno Adi, M.Si, “Kegiatan Buka Puasa Bersama ini merupakan kegiatan yang pertama kali dilaksanakan di STMKG yang melibatkan semua kerohanian secara serempak, semoga dapat menjadi agenda rutin setiap tahunnya.” Tiba waktu magrib artinya saat berbuka puasa telah datang, semua warga STMKG berbuka puasa. Taruna/i muslim diarahkan menuju masjid untuk shalat magrib berjamaah. Selepas itu, semua taruna/i makan bersama sekaligus menutup rangkaian kegiatan akbar ini. Tetap jalin kekeluargaan, Salam Harmony in Diversity!
Kamis, 21 Juli 2016
BMKG Cepat, Tepat, Akurat, Luas, dan Mudah Dipahami
Sekitar seribu taruna/i Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (STMKG) melaksanakan upacara bendera dalam rangka memperingati Hari Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (MKG) Nasional ke69 Tahun 2016. Upacara yang dimulai pada pukul 07.00 WIB ini bertempat di lapangan apel besar kampus STMKG yang beralamatkan di Jalan Perhubungan I No. 5 Pondok Betung, Tangerang Selatan. Kepala Bagian Administrasi Akademik, Umum, dan Ketarunaan, Hendro Nugroho, S.T, M.Si. menjadi inspektur upacara pada pagi yang cerah tersebut. Penampilan Marching Band Bahana STMKG yang membawakan mars STMKG menjadi pembuka dalam upacara. Amanat tersebut diisi dengan pembacaan sambutan Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Dr. Andi Eka Sakya, M.Eng. yang dibacakan oleh inspektur upacara. Peringatan Hari Meteorologi, Kli-
suara stmkg
matologi, dan Geofisika Nasional ke-69 Tahun 2016 mengangkat tema “Percepatan Otomatisasi Layanan MKG untuk Antisipasi Mitigasi Bencana Kebumian”. Tema ini diangkat seiring dengan banyaknya perhatian masyarakat terhadap dampak bencana kebumian, mulai dari banjir, tanah longsor, angin kencang, gelombang laut, kekringan, gempa bumi dan tsunami, gunung meletus, dan bencana asap. Dalam sambutannya, Kepala BMKG mengingatkan seluruh jajaran BMKG, baik pusat maupun daerah, untuk meningkatkan kesiapan dan kesiaagaan dalam memantau, menganalisis, dan menyampaikan informasi kepada masyarakat. Beliau juga menyampaikan apresiasi kepada Aparatur Sipil Negara yang telah berprestasi di lingkungan BMKG. Penampilan Marching Band Bahana STMKG yang membawakan Mars BMKG dan pembacaan doa menjadi penutup dalam upacara yang berjalan khidmat tersebut. “Mari kita wujudkan BMKG yang semakin handal, tanggap, dan terpercaya serta mampu dalam mendukung keselamatan masyarakat, keberhasilan pembangunan nasional, dan perannya di Internasional” kutipan Kepala BMKG, Dr. Andi Eka Sakya, M.Eng. dalam Pesan Layanan Masyarakat dari BMKG dalam rangka Hari Meterologi, Klimatologi dan Geofisika ke69.
6
KALEIDOSKOP Kamis, 21 Juli 2016
Persembahan Marching Band Bahana STMKG dalam Memeriahkan HUT BMKG
Peringatan Hari Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Nasional ke-69 turut dimeriahkan oleh penampilan Marching Band Bahana STMKG di BMKG Pusat pada 23 Juli 2016. Membawakan lagu persembahan berupa Mars STMKG, Mars BMKG, Dancing Queen, Ondel-ondel, dan masih banyak lagi, MB Bahana STMKG-begitu sebutannya, berhasil memukau seluruh atensi jajaran pejabat dan pegawai di BMKG pusat.
Bukan tanpa perjuangan, anggota MB Bahana STMKG telah berlatih keras meski bulan puasa saat itu. Tidak hanya penampilan di tempat, anggota MB Bahana STMKG melakukan parade sekaligus mengiringi para pejabat dan pegawai BMKG Pusat yang melakukan jalan santai. Memberikan suatu penampilan yang menarik dan berkelas untuk dilihat, ditonton, dan dinikmati dalam penampilan dan pementasan seni marching band bukanlah suatu pekerjaan mudah. Perlu persiapan yang matang dan maksimal. Yang menetukan kualitas penampilan bukan hanya pakaian yang seragam, tetapi juga keterpaduan sajian lagu, musik gerak, dan langkah, dan yang paling utama adalah kekompakan. Selamat kepada MB Bahana STMKG yang telah berhasil memberikan penampilan terbaik. Lanjutkan!
Jumat, 22 Juli 2016
Berbagi Waktu Dengan Alam
Wanasetya, organisasi pecinta alam STMKG, mengadakan kegiatan rutin tahunan pendakian massal pada 22-24 Juli 2016. Kegiatan ini dilakukan di Gunung Gede, perbatasan Kabupaten Bogor, Kota Sukabumi, dan Cianjur. Kegiatan yang bertemakan “Berbagi Waktu dengan Alam” ini diikuti oleh 94 orang taruna/i dan didampingi oleh 2 orang Pembina STMKG. Kegiatan inidilakukan untuk memberikan pengalaman kepada taruni STMKG yang bukan anggota Wanasetya agar dapat membangun rasa empati kepada alam sekitar, sekaligus proses pelantikan pra-anggota menjadi anggota muda Pendakian Massal 2016. Kegiatan ini dimulai pada Jumat, 22 Juli 2016 yang dibuka dengan penyampaian dari ketua Pendakian Massal, Taruna Mohamad Ma’rufbada. Berangkat meng-
gunakan 3 bus dan 1 elf menuju kawasan Gunung Putri di Kabupaten Cianjur, peserta tiba pada Sabtu, 23 Juli dan langsung melanjutkan perjalanan ke Camping Ground Alun-Alun Surya Kencana. Setelah tiba di Surya Kencana, peserta pendakian mendirikan tenda dan makan siang sekaligus menghilangkan rasa lelah. Keesokan harinya, peserta melanjutkan perjalanan ke Puncak Gunung Gede dan turun melalui Desa Cibodas di Kabupaten Bogor. Kegiatan ditutup pada Minggu, 24 Juli 2016 di STMKG dengan pemberian kesan pesan peserta. “Alhamdulillah, terimakasih atas pertualangan bersama dalam pendakian ini. Semoga mendapat hikmah dalam perjalanan kemarin dan dapat menyambung tali silaturahim lebih baik lagi. Semoga masih berkesempatan mendaki lagi next time”, begitu kesan dari salah satu peserta. Kemudian dilanjutkan dengan arahan dari ketua Panitia Pendakian Massal, Taruna Mohammad Ma’rufbada, “Melalui pendakian massal ini, semoga kita dapat mengenal diri sendiri dengan lebih baik, karena di alam-lah kita dapat menemukan kepingan jati diri untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi.” Sampai jumpa lagi di Pendakian Massal tahun berikutnya!
Sabtu, 6 Agustus 2016
Workshop Relokasi Gempabumi: HypoDD dengan Data Waveform Cross-Correlation Sabtu, 6 Agustus 2016 telah dilaksanakan Workshop Relokasi Gempabumi: HypoDD dengan Data Waveform Cross-Correlation. Materi disampaikan oleh Taruna Dimas Salomo Januarianto Sianipar (Prodi Geofisika Se-
7
mester 8 STMKG, Penerima CTBTO Young Scientist Research Award 2014 ). Acara yang diselenggarakan oleh ITG (Ikatan Taruna Geofisika) STMKG ini diikuti oleh taruna/i prodi Geofisika Tingkat II hingga Ting-
Suara stmkg
KALEIDOSKOP kat IV. Acara berlangsung pada pukul 10.00 WIB hingga pukul 17.00 WIB di ruang A-303 STMKG. Antusiasme peserta sangat tinggi selama acara berlangsung. Materi yang disampaikan antara lain tentang teori relokasi gempabumi secara umum, hingga langkah-langkah untuk melakukan relokasi hiposenter gempabumi dengan data perbedaan waktu tempuh kombinasi katalog dan korelasi-silang waveform. Relokasi hiposenter gempabumi berguna untuk memperbaiki data katalog gempabumi agar menjadi lebih baik dan presisi. Selain itu, data hasil relokasi juga dapat dimanfaatkan untuk mengidentifikasi struktur bawah permukaan, mempelajari proses sumber gempabumi, estimasi bahaya gempabumi, dll. Acara ini diakhiri dengan penyerahan
plakat oleh Taruna Sesar Prabu Dwi Sriyanto selaku ketua ITG kepada pemateri. Semoga acara semacam ini dapat terus dilaksanakan sehingga menambah wawasan bagi taruna-taruni STMKG.
Rabu, 17 Agustus 2016
Peringatan HUT RI ke-71
Hari Ulang Tahun (HUT) Republik Indonesia ke71 (17/08/2016) diperingati dengan upacara bendera di Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (STMKG). Upacara tersebut diikuti oleh pembina dan taruna-taruni STMKG. Rangkaian upacara diawali dengan pembacaan teks proklamasi kemerdekaan Indonesia oleh Komandan Resimen periode 2016/2017 yaitu Taruna Ahmad Muhlis, dilanjutkan dengan pengibaran bendera oleh Pasukan Khusus (PASSUS), dan persembahan lagu oleh Paduan Suara STMKG. Upacara berlangsung khidmat dan spesial karena pada saat pengibaran bendera, PASSUS menampilkan formasi khusus yang tak ditampilkan pada upacara lainnya. Selain itu, pada upacara peringatan Hari Kemerdekaan RI ini, Kepala STMKG Jakarta,Dr. Suko Prayitno Adi, M.Si, bertindak langsung sebagai Pembina
upacara. Beliau menyampaikan sambutan dari Kepala BMKG, Andi Eka Sakya, M.Eng yang berisi tentang amanat untuk meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat terkait informasi cuaca, iklim, kualitas udara, gempabumi & tsunami yang cepat, tepat akurat, luas dan mudah dipahami, sebagai wujud kerja nyata BMKG. Berikut adalah sepenggal kutipan amanat Kepala BMKG yang disampaikan oleh pembina upacara: “Tanpa kita sadari, saat ini BMKG telah mendapatkan kepercayaan yang luar biasa dari pemerintah dan masyarakat atas kinerja yang telah kita berikan. Salah satu bentuk apresiasi pemerintah terhadap BMKG adalah pada tanggal 15 Agustus 2015, saya – mewakili segenap pegawai BMKG – telah menerima penganugerahan Tanda Kehormatan Bintang ‘Jasa Utama’ dari Presiden Republik Indonesia, tidak hanya itu, penghargaan ‘Satya Lencana Wira Karya’ juga diberikan kepada 50 pegawai BMKG yang berprestasi. Saya atas nama pribadi dan lembaga mengucapkan selamat kepada Bapak/Ibu yang mendapatkan penghargaan, semoga ini dapat menjadi semangat insan BMKG untuk terus berkaya dan meningkatkan inovasi dalam rangka layanan kepada masyarakat”.
Selasa, 2 September 2016
Sidang Skripsi Tahun Ajaran 2015/2016
Sidang skripsi yang ditempuh untuk mendapatkan gelar Sarjana Terapan (S.Tr.) di Sekolah Ting-
suara stmkg
gi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (STMKG) dilaksanakan pada tanggal 2 September hingga 19 September 2016. Sidang skripsi tersebut terbagi menjadi beberapa kelompok, 1 kelompok terdiri dari 6 orang untuk penguji yang sama. Setiap hari rata-rata terdapat 2 kelompok yang mengikuti sidang skripsi. Sidang skripsi berlangsung tertutup. Sidang berlangsung di dalam ruangan yang hanya terdiri pembimbing, penguji, dan taruna yang mempresentasikan skripsinya. Setiap peserta kurang lebih menghabiskan waktu 1 jam di dalam ruangan. Perjuangan 4
8
KALEIDOSKOP tahun yang mereka lalui ditentukan pada 1 jam penting tersebut. Setelah mewawancarai beberapa taruna yang telah selesai melakukan sidang, rata-rata yang mereka rasakan saat di dalam ruangan adalah takut, khawatir,
dan was-was namun perasaan tersebut berhasil mereka taklukan. Semua itu demi membuktikan kapasitas diri yang telah ditempa selama pendidikan.
Senin, 5 September 2016
Pelantikan Bintang Kampus
Senin (05/09/16), calon anggota Pasukan Khusus (PASSUS) angkatan IX resmi dilantik menjadi anggota PASSUS. Raut wajah mereka terlihat antusias dalam mengikuti upacara pelantikan ini. Upacara tersebut tersebut berlangsung khidmat. Ketua STMKG, Bapak Dr. Suko Prayitno Adi, M.Si yang berperan sebagai pembina
upacara melakukan prosesi pelantikan secara resmi dengan memasangkan brifet PASSUS kepada sepuluh calon pasukan khusus angkatan XI. Sebelum prosesi pelantikan dilakukan, sepuluh calon anggota PASSUS ini melakukan atraksi berupa parade baris berbaris. Dari penampilan mereka terlihat bahwa persiapan yang telah dilakukan begitu matang. Atraksi yang ditampilkan bervariasi, dimulai dari cara periksa kerapian, formasi baris berbaris, hingga duduk pasus yang diiringi dengan jargon “PASSUS JAYA” yang dilafalkan begitu tegas dan lantang. Pemasangan brifet ini menjadi pertanda bahwa secara resmi sepuluh calon anggota PASSUS angkatan XI menjadi keluarga besar PASSUS STMKG.
Senin, 12 September 2016
Semarak Hari Raya Idul Adha Di Kampus STMKG
Hari raya Idul Adha 1437 H yang bertepatan pada hari Senin, 12 September 2016 disambut haru oleh seluruh umat Muslim di dunia tidak terkecuali oleh taruna-taruni STMKG yang tidak merayakannya bersama keluarga di rumah. Bersama dengan para warga sekitar kompleks perumahan BMKG serta bekerja sama dengan DKM Masjid At-Taqwa diselenggarakan shalat Idul Adha di lapangan apel besar kampus STMKG. Shalat Idul Adha dimulai tepat pada pukul 07.00 yang kemudian dilanjutkan dengan khutbah oleh Ust. Saefulah Al-Bantani S.Ag. Dalam khutbahnya beliau bercerita tentang sejarah awal qurban dimulai dari zaman Nabi Adam, AS. hingga diperingatinya tanggal 10 Dzulhijjah sebagai hari raya Qurban. Ustadz Saefulah Al-Bantani juga mengajak para jamaah untuk senantiasa bersyukur atas nikmat-nikmat yang diberikan oleh-Nya terutama nikmat iman & taqwa. Diakhir khutbahnya, beliau berpesan agar umat Islam selalu bersatu dan jangan sampai terpecah belah. Setelah pelaksanaan shalat Idul Adha, kegiatan dilanjutkan dengan pemotongan hewan qurban di halaman masjid AtTaqwa yang berada dekat dengan kampus STMKG.
9
Pada Idul Adha tahun ini, terdapat sebanyak 10 sapi dan 1 kambing sedekah dari taruna-taruni yang tergabung dalam program ‘Tabaqur (Tabungan Qurban)’ yang diselenggarakan oleh Rohis STMKG. Sebanyak 6 Sapi disalurkan ke masjid-masjid sekitar kampus sedangkan 4 sapi dan 1 kambing disembelih di kampus STMKG pada hari Selasa, 13 September 2016. Kegiatan pemotongan hewan qurban dilaksanakan pada pagi hari oleh panitia tabaqur serta anggota kerohanian Islam (rohis) STMKG. Daging kemudian didistribusikan untuk warga kampus dan beberapa diolah untuk kegiatan syukuran yang dilaksanakakan pada siang harinya. Kegiatan Syukuran dilaksanakan pada siang hari setelah pelaksanaan kegiatan lomba peringatan Dies Natalies STMKG ke-61. Taruna-taruni membawa peralatan makan serta dilakukan pembagian ruangan sebagai tempat untuk makan bersama. Beberapa taruna-taruni bekerja sama mengolah daging hasil sembelihan untuk dijadikan sate dan memasak sop untuk dihidangkan pada acara syukuran ini. Hasil masakan tersebut kemudian dilahap bersama pada siang harinya setelah shalat Zuhur. Kecerian terlihat pada wajah taruna-taruni saat menikmati makan bersama, meski mereka harus merayakan hari raya di tanah rantau.
Suara stmkg
KALEIDOSKOP Kamis, 15 Juli 2016
Setetes Darah Untuk Bangsa
Kamis (15/09/16) Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika(STMKG) mengadakan acara donor darah dalam rangka memperingati HUT PMI ke71 tahun serta rangkaian kegiatan Dies Natalis STMKG yang ke-61. Kegiatan ini merupakan program kerja dari bidang kesehatan Resimen STMKG, bekerjasama dengan Palang Merah Indonesia(PMI). Donor darah ini dilakukan agar taruna-taruni STMKG saling berbagi lewat donor darah.
Untuk mengikuti donor darah maka calon pendonor harus memenuhi kriteria yang telah ditentukan yaitu : berumur minimal 17 tahun, berat badan minimal 45kg, temperatur tubuh normal(36,6oC-37,5oC), tekanan darah diantara 110-160 mmHg, Hemoglobin normal, donor darah maksimal 5 kali dalam setahun dan berjarak minimal 3 bulan, serta tidak terkena penyakit menular. Jika calon pendonor tidak memenuhi persyaratan maka calon pendonor tidak boleh mengikuti donor darah. Acara donor darah dimulai pukul 09.00WIB, puluhan taruna-taruni begitu antusias untuk ikut serta dalam acara donor darah ini. Pertama para calon pendonor melakukan registrasi kepada panitia. Lalu, para calon pendonor mengikuti tes golongan darah, tekanan darah, hemoglobin. Jika dinyatakan memenuhi syarat, calon pendonor dapat mendonorkan darahnya.
Rabu, 14 September 2016
Workshop dan Summer Course Ecosystem-based Disaster Risk Reduction
Pada tanggal 14 hingga 16 September 2016 telah diadakan kegiatan Workshop on Ecosystem-based Disaaster Risk Reduction in Urban Areas di Citeko Bogor Jawa Barat. Kegiatan ini merupakan salah satu bentuk realisasi kerjasama antara Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (STMKG) dan Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada. Peserta utama dari kegiatan workshop ini adalah mahasiswa undergraduate dari dalam dan luar negeri. Demikian juga dengan pembicara yang hadir, juga berasal dari dalam dan luar negri. Untuk peserta dari dalam negeri terdiri atas beberapa orang taruna dan taruni serta beberapa orang dosen STMKG, beberapa dosen dari UGM, dosen dari UNS, dosen dari Universitas di Ternate, LIPI, I3URI, BPBD Semarang dan Ternate, adapun peserta dari luar negeri terdiri dari beberapa orang mahasiswa dan dosen (profesor) yang berasal dari Malaysia, Philipina, Nepal, Bangladesh, India dan Mesir. Kegiatan workshop ini selanjutnya dilanjutkan dengan Summer Course yang berlangsung dari tanggal 19 hingga 28 September 2016 di UGM Yogyakarta. -AI28 Kemudian tanggal 19 hingga 28 September 2016 diadakan Short Summer Course oleh Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada (UGM) di Yogyakarta sebagai kegiatan utama acara dari Summer Course 2016 dengan tema Ecosystem-based Disaster Risk Reduction in Trop-
suara stmkg
ic Region. Kegiatan tersebut adalah kelanjutan acara Workshop Science-Policy Society Dialogue dengan topik yang sama yang telah diadakan di Citeko, Bogor, Jawa Barat pada tanggal 14 hingga 16 September 2016 yang lalu. Summer Course ini dikembangkan dengan kerja sama para peneliti dengan praktisi dari universitas mitra organisasi Center for Natural Resources and Development (CNRD) dengan menggunakan kurikulum standar di seluruh dunia dalam course yang diadakannya. Tujuan utama Summer Course ini adalah untuk menjelaskan hubungan antara ekosistem dengan kejadian bencana kepada para peserta, serta mengajak peserta untuk menganalisis kejadian bencana tersebut dengan menggunakan kerangka teoritis yang menyeluruh dan sajian alat-alat praktis. Eco-DRR ini sendiri adalah manajemen berkelanjutan, konservasi & restorasi ekosistem untuk mengurangi risiko bencana dengan tujuan untuk mencapai pembangunan berkelanjutan dan tangguh. Ekosistem dikelola dengan baik (seperti lahan basah, hutan dan sistem pesisir) yang bertindak sebagai infrastruktur alami guna mengurangi paparan fisik untuk banyak bahaya dan meningkatkan ketahanan sosial-ekonomi masyarakat.
10
KALEIDOSKOP Sebanyak 5 orang taruna taruni Semester VI sebagai perwakilan STMKG menjadi peserta dalam acara tersebut, yakni Richard Mahendra Putra dan Nurzaka Faridatussafura (Prodi Meteorologi), Muhammad Tahmid dan Femmy Marsitha B. (Prodi Klimatologi), serta Rezki Noviana Agus (Prodi Geofisika). Adapun peserta yang lain berasal dari negara-negara Asia lainnya, seperti Malaysia, Nepal, Bangladesh, dan Filipina. Terdapat pula peserta dari Fakultas Geografi dan Fakultas Kehutanan UGM beserta dengan beberapa dosen Universitas di Ternate. Dalam keberlangsungan 10 hari acara ini, tidak hanya course teori di dalam kelas yang diberikan kepada para peserta, tetapi juga kegiatan outdoor dil luar kelas. Peserta diajak untuk berkenalan dengan alam di Yogyakarta dan melihat langsung bagaimana local wisdom masyarakat Yogyakarta dalam mempertahankan mata pencaharian lokal dan mencari persediaan sumber daya alam penting seperti makanan, air, dan bahan bangunan. Serta pengelolaan ekosistem yang tidak hanya
menawarkan kesempatan untuk memperkuat kembali infrastruktur alami dan ketahanan manusia terhadap dampak bahaya, tetapi juga menghasilkan berbagai manfaat sosial, ekonomi, dan lingkungan lainnya untuk beberapa stakeholder. Sehingga, pada gilirannya memberi manfaat kembali ke penurunan risiko bencana setelah menghadapi kejadian-kejadian bencana alam yang menyerang beberapa tahun silam. Pada hari terakhir sebelum acara ditutup, 3 tim terbaik yang dipilih oleh panitia mengadakan final presentation. Selanjutnya pengumuman best participant yang disematkan kepada Richard Mahendra Putra (STMKG-Indonesia) dan Kumetra a/p Achutan (UPM-Malaysia) oleh panitia. Terakhir acara ditutup oleh Pak Ketua Panitia Acara Prof. Dr.rer.nat. Muh. Aris Marfai, M.Sc. dengan harapan semua hal yang telah dipelajari di dalam Short Summer Course ini dibagikan kepada orang-orang sekitar untuk diterapkan bersama-sama sehingga tujuan Eco-DRR tercapai.
Rabu, 21 September 2016
STMKG and STIS on Collaboration : Being a Smart Generation with Data.
Rabu (21/09/2016) merupakan hari dimana Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (STMKG) berkunjung ke Sekolah Tinggi Ilmu Statistik (STIS) yang berlokasi di Jalan Otto Iskandardinata No. 64C, Kampung Melayu, Jatinegara, Jakarta Timur. Pertemuan ini diprakasai oleh organisasi dari masing-masing pihak yaitu IPJ (Iptek dan Jurnalistik STMKG) serta FORKAS (Forum Informasi dan Kajian Stastistik STIS). Acara dimulai dengan Sambutan dari Dosen Pembimbing FORKAS STIS yaitu Ibu Erni Tri Astuti S.Stat, MMath, Ph.D in Statistic. Dilanjutkan dengan pembukaan dari Ketua FORKAS (Malik Faizal Azis) serta Wakil Ketua SEMA STIS (Bahrul Lathief) dan Ketua IPJ (Feizal Amri Permana) Pertemuan ini mengangkat tema tentang Open Data Policy, dimana pada materinya dibagi menjadi
tiga bagian yaitu bagian pertama tentang ”Keterbukaan Data”, dilanjutkan dengan materi “Ketersediaan Data” dan diakhiri dengan materi “Kolaborasi BPS dan BMKG”. Banyak hal yang dibahas pada forum diskusi terbuka ini teruma tentang kolaborasi antara STMKG dan STIS dalam hal “Data” serta bagaimana kerja sama antara STMKG dan STIS. Dalam acara ini juga terdapat sesi diskusi antara STMKG dan STIS setelah penyampaian materi yang dibawakan oleh kedua pihak secara bergantian. Dilanjutkan kembali dengan pembacaan Notula dari Pihak STMKG dimana dalam pertemuan ini menghasilkan kesimpulan bahwa masing-masing lembaga memiliki system dalam Keterbukaan Data yang dapat di akses di masing-masing website yaitu untuk BMKG:www.dataonline.bmkg.go.id/home sedangkan untuk BPS dapat diakses di www.bps.go.id . Berkaitan dengan fokus antara STMKG dan STIS yang sama yaitu tentang “Data” diharapkan kedepannya dapat terjalin hubungan kerja sama yang lebih luas lagi. Acara ini ditutup dengan agenda Penyerahan Kenang-kenangan, makan siang bersama, doa bersama serta foto bersama. –BRMC
Rabu, 25 September 2016
RETREAT DAN JALINAN KASIH PKSTMKG JALINAN KASIH Persekutuan Oikumene Kristen dan Katolik Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika mengadakan acara Jalinan Kasih di Panti Asuhan Yayasan
11
Bhakti Luhur Jakarta pada Senin, 12 September 2016. Kegiatan ini merupakan agenda rutin tahunan dari PKSTMKG yang dilaksanakan serangkaian dengan kegiatan RETREAT PKSTMKG. Jalinan Kasih PKSTM-
Suara stmkg
KALEIDOSKOP khidmat, dan menyenangkan. Mulai dari hari Jumat, para taruna/i mengikuti kegiatan pembagian kelompok yang disertai pembuatan yel-yel, dilanjutkan ibadat oikumene, games, sesi materi, dan ibadat malam Taize. Berikutnya pada hari Sabtu, kegiatan dilanjutkan dengan olahraga pagi, ibadat pagi, sesi materi, dan games seru yang memupuk kekompakan. Tak lupa pada Sabtu malam diadakan acara PKSTMKG Got Talent yang dimeriahkan dengan penampilan KG diikuti oleh perwakilan taruna dan taruni PKSTMKG para taruna dengan pujian lagu dan tari, drama musidari tingkat 1 hingga tingkat 4. Kegiatan jalinan kasih ini kal, hingga parodi. Sebagai puncak acara hari Sabtu merupakah kegiatan sosial PKSTMKG sebagai salah satu sarana untuk saling menyalurkan kegembiraan dan sukacita kepada saudara saudari yang berkebutuhan khusus. Yayasan Bhakti Luhur sendiri merupakan yayasan sosial yang bergerak secara khas salah satunya untuk membantu anak – anak yang berkebutuhan khusus baik fisik maupun mental. Kegiatan jalinan kasih dilaksanakan dengan bernyanyi bersama, sambutan dari perwakilan STMKG dan perwakilan Yayasan, berdoa bersama, penyerahan sembako dan uang tunai dan ditudiadakan refleksi malam yang dilengkapi dengan ketup dengan foto bersama. giatan pembasuhan kaki dan pengakuan dosa yang sungguh khidmat dan penuh haru di mana para taRETREAT Kegiatan Retreat PKSTMKG 2016 dilaksanakan runa saling mengampuni dan berdamai dengan diri di Puncak Kana, Cibadak, Sukaresmi, Kabupaten Cian- sendiri. Selanjutnya acara ditutup dengan pembagian jur, Jawa Barat pada hari Jumat s/d Minggu, 23 s/d 25 hadiah pemenang games dan Got Talent. Keesokan September 2016. Retreat PKSTMKG 2016 diikuti oleh harinya diadakan ibadah Misa dan penutupan kegiaseluruh anggota PKSTMKG dari tingkat 1 hingga tingkat tan Retreat selanjutnya dilakukan sesi foto dengan 4 yang berjumlah 206 taruna taruni. Kegiatan ini dipimp- mengenakan seragam kaos Retreat PKSTMKG 2016. in pembicara Rm. Alfonsius Widhi, SX yang merupakan Melalui kegiatan Retreat ini, para taruna taruni PKSTseorang Imam dan juga seorang motivator. Hadir pula MKG diharapkan dapat memperbaharui hidup dengan sebagai pendamping peserta Retreat, Pembina Kero- lebih mengenal diri sendiri, bisa berdamai dengan diri hanian Kristen yaitu Bapak Reynhard Syatauw dan sendiri, bisa mengampuni sesama, dan lebih merajuga Pembina Kerohanian Katolik Bapak Paulus Agus sakan kehadiran Tuhan dalam setiap aspek kehidupan Winarso yang mendampingi taruna taruni selama kegia- sehari – hari. tan Retreat berlangsung. Kegiatan Retreat merupakan agenda rutin tahunan PKSTMKG dengan tujuan untuk meningkatkan wawasan spiritual dan penyegaran iman serta mempererat tali persaudaraan antar taruna/i PKSTMKG. Pada tahun ini, kegiatan Retreat mengusung tema “Fan tastic Four (Family, Friends, Foes, and Affections)”. Artinya adalah terdapat empat aspek penting dalam kehidupan kita yaitu keluarga, teman, musuh, dan cinta. Kegiatan Retreat STMKG berlangsung lancar, Kamis, 29 September 2016
Earthquakes Precursor with Geomagnetic Kamis, 29 September 2016 Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (STMKG) mengadakan kuliah umum dengan tajuk Open Lecture Earthquake Precursor with Geomagnetic Data. Berlangsung di Gedung Rapat Rektorat STMKG pada 08.30 WIB sampai 12.00 WIB. Acara ini dihadiri kurang lebih 30 peserta dari taruna-taruni dan dosen baik dari STMKG dan BMKG serta peneliti dari LIPI. Pemateri yang mengisi adalah professor bidang precursor gempabumi tingkat dunia, yaitu Pro-
suara stmkg
12
KALEIDOSKOP fessor Dr. Katsumi Hattori dari Chiba University Jepang. Pemateri yang akrab dipanggil Prof Hattori ini sedang mengadakan kunjungan kerja dengan BMKG di salah satu stasiun observasi Pelabuhan Ratu, Sukabumi. Sembari mengisi kunjungan kerja, Beliau menyempatkan diri untuk memberikan kuliah umum khususnya untuk taruna-taruni jurusan Geofisika. Acara dibuka oleh Ketua STMKG Bapak Dr. Suko Prayitno Adi, M.Si kemudian dilanjutkan dengan pemberian materi oleh Prof Hattori. Antusiasme peserta pada acara ini sangat tinggi, dikarenakan pemateri tersebut adalah seseorang yang selalu berkontribusi dalam menulis artikel ilmiah yang banyak dijadikan rujukan dalam tugas skripsi ataupun makalah taruna-taruni STMKG. Precursor adalah suatu penanda dimana kejadian gempa bisa diprediksi lebih awal melalui fenome-
na-fenomena tertentu. Precursor gempa melalui data geomagnet sedang menjadi riset yang paling diminati baik untuk BMKG dan taruna-taruni geofisika untuk semester akhir. Precursor ini melihat anomali ataupun keanehan yang terjadi pada data geomagnetic yang terekam pada stasiun pengamatan geomagnetic. Dengan menggunakan beberapa metode tertentu maka diperoleh azimuth (arah) dari anomali dan kemudian data tersebut divalidasi untuk memperkuat bahwa yang terjadi adalah benar berupa precursor. Pada akhir acara tersebut, terdapat satu pesan yang sangat menarik dari beliau untuk peserta yang hadir, bahwa “Jika kalian fokus dan serius dengan riset ini, maka kalian akan menyelamatkan banyak nyawa manusia di dunia ini, dan kalian akan mendapatkan hadiah nobel”.
Senin, 10 Oktober 2016
Upacara Kenaikan Tingkat dan Pelantikan Taruna STMKG Tahun Akademik 2016/2017
Senin, 10 Oktober 2016 merupakan hari pertama taruna-taruni Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (STMKG) pada semester ganjil tahun akademik 2016/2017. Kegiatan diawali dengan pelaksanaan upacara bendera. Namun tidak seperti biasanya, dikarenakan inspektur upacara dipimpin langsung oleh Kepala BMKG, yaitu Dr. Andi Eka Sakya,M.Eng. Pada kesempatan ini, Beliau melakukan peresmian kenaikan tingkat taruna, dimana taruna tingkat
I menjadi tingkat II, taruna tingkat II menjadi tingkat III, dan taruna tingkat III menjadi tingkat IV. Selain itu, Beliau juga melantik Calon Taruna tahun 2016 menjadi taruna tingkat I yang sebelumnya telah melakukan penyematan. Sehingga Calon Taruna tersebut telah resmi menjadi bagian dari keluarga besar STMKG. Bapak Dr. Andi Eka Sakya, M.Eng, memberikan sambutan untuk mengawali pembelajaran pada tahun ajaran baru 2016/2017 dengan penuh semangat. Beliau juga berpesan kepada taruna-taruni STMKG agar belajar dengan baik dan penuh integritas dalam menghadapi tahun ajaran yang baru ini, sehingga kedepannya dapat menjadi penerus dan memajukan instansi BMKG. Kejujuran merupakan hal yang ditekankan oleh Beliau, baik dalam melakukan setiap kegiatan pembelajaran maupun dalam segala hal yang taruna-taruni lakukan.
Sabtu, 15 Oktober 2016
PTK EXPO 2016
Perguruan Tinggi Kedinasan EXPO atau yang lebih sering disebut dengan PTK EXPO adalah sebuah
13
kegiatan tahunan dari Forum Mahasiswa Kedinasan Indoseia (FMKI) yang merupakan sarana untuk memperkenalkan kepada masyarakat khususnya bagi para pelajar Indonesia secara khusus para pelajar di Jabodetabek tentang perguruan – perguruan tinggi kedinasan di Indonesia. Kegiatan ini diadakan dengan tujuan agar masyarakat lebih mengenal PTK di Indonesia, dan semakin tertarik untuk menjadi bagian dari salah satu PTK yang ada di Indonesia. Kegiatan PTK EXPO diadakan pada hari sabtu, 15 Oktober 2016 di kampus Akademi Imigrasi atau yang sekarang telah berganti nama menjadi Politeknik
Suara stmkg
KALEIDOSKOP Imigrasi di jalan raya gandul, Cinere, kota depok, Jawa Barat. Kegiatan ini di diikuti oleh sedikitnya 12 PTK se Indonesia dan beberapa SMA sekitar Jabodetabek dan masyarakat yang tertarik untuk hadir secara personal. PTK yang turut serta dan berpartisipasi dalam kegiatan PTK EXPO 2016 ini antara lain adalah, Akademi Imigrasi (AIM), Politeknik Ilmu Permasyarakatan (POLTEKIP), Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (STMKG), Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia (STPI), Akademi Pimpinan Perusahaan (APP), Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial (STKS), Sekolah Tinggi Transportasi Darat (STTD), Sekolah Tinggi Teknik Nuklir (STTN), Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil (STTT), Sekolah Tinggi Perikana (STP), Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP), Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN), dan Sekolah Tinggi Sandi Negara (STSN). Kegiatan yang dilaksanakan pada PTK EXPO kali ini diawali dengan Upacara pembukaan PTK EXPO 2016, kemudian pameran stand dari masing – masing PTK, presentasi dan perkenalan dari masing – masing PTK kepada pelajar – pelajar SMA, lomba, foto bersama dan berbagai kegiatan menarik lainnya. Kegiatan ini berlangsung dari pagi hingga sore hari dan ditutup dengan
pengumuman dan penyerahan piala juara lomba fotografi, story telling, speech dan stand terbaik. Kegiatan PTK EXPO ini sangat besar manfaatnya. Selain lebih mengenalkan PTK – PTK di Indonesia kepada masyarakat, juga lebih menambah ketertarikan dan semangat para pelajar untuk mau berkompetisi demi menjadi seorang abdi negara dimasa depan. Harapannya kegiatan PTK EXPO ini tidak hanya diselenggarakan di wilayah jabodetabek atau di pulau jawa saja, melainkan semakin berekspansi sehingga dapat pula dijangkau dan dinikmati oleh seluruh pelajar di Indonesia terutama di kota – kota besar di Indonesia.
Kamis, 20 Oktober 2016
Wisuda Sarjana Terapan STMKG Ke-III Tahun 2016
Kamis (20/10/2016) merupakan hari bersejarah bagi taruna dan taruni Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (STMKG). Kegiatan ini merupakan upacara wisuda Sarjana Terapan Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (STMKG) angkatan keIII tahun 2016. Acara dimulai pada pagi hari 09.00 WIB, di Auditorium Utama BMKG Pusat, Kemayoran, Jakarta. Rangkaian kegiatan upacara wisuda berlangsung lancar dan tanpa hambatan berarti. Taruna-taruni Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (STMKG) beserta para tamu undangan dan orang tua atau wali dari taruna dan taruni mengikuti upacara wisuda dengan khidmat. Upacara wisuda dipimpin oleh komandan resimen korps taruna STMKG, yaitu Taruna Achmad Muchlis. Bertindak sebagai pembina sekaligus pewisuda dalam upacara wisuda tersebut adalah Dr. Andi Eka Sakya, M.Eng selaku Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Prosesi penyematan medali dan
suara stmkg
pemberian sertifikat tanda kelulusan dilakukan oleh Kepala BMKG dan didampingi oleh Dr. Suko Prayitno Adi, M.Si. selaku Ketua STMKG, beserta jajaran pejabat BMKG, yaitu Sekretaris Utama BMKG, Deputi 1, Deputi 2, Deputi 3 dan Deputi 4, dan juga beserta Kepala Program Studi Meteorologi, Klimatologi, Geofisika dan Instrumentasi. Prosesi penyematan medali dan pemberian sertifikat tanda kelulusan dilakukan dengan diiringi nyanyian dari paduan suara STMKG. Upacara wisuda berlangsung dalam waktu sekitar 1 jam 30 menit. Setelah prosesi upacara berakhir, dilakukan sesi foto para wisudawan STMKG bersama Dr. Andi Eka Sakya, M.Eng dan Dr. Suko Prayitno Adi, M.Si. beserta pejabat BMKG dan kepala program studi dan para pendamping. Wisuda diakhiri dengan prosesi pengambilan foto pelemparan pet seluruh wisudawan, Sarjana Terapan STMKG, sebagai tanda bukti kelulusan. (AKS)
14
KALEIDOSKOP Senin, 24 Oktober 2016
STMKG RAIH JUARA DALAM LOMBA PENELITIAN TRANSPORTASI TINGKAT NASIONAL
Tim Prodi Instrumentasi Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika berhasil meraih juara dua dalam Lomba Penelitian Transportasi Tingkat Nasional Tahun 2016. Acara tersebut merupakan kegiatan tahunan yang diselenggarakan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Perhubungan RI. Pada lomba tersebut, STMKG diwakili oleh Sorfian dengan anggota tim Sugiarto dan dosen pembimbing bapak Joko Prabowo. Pada final regional yang diselenggarakan di
Fakultas Teknik Universitas Tanjung Pura Pontianak pada tanggal 14 September 2016, tim STMKG berhasil menjadi juara 1 menyisihkan peserta dari ATKP Makassar dan berhak melaju ke final nasional di Jakarta. Mengangkat tema “Rancang Bangun Protipe Sistem Peringatan Dini Wind Shear Tail Wind dan Cross Wind untuk Keselamatan Take Off dan Landing Pesawat Terbang”, penelitian tersebut mendapatkan respon positif dari dewan juri. Final nasional berlangsung di Fakultas Teknik Universitas Indonesia pada tanggal 24 Oktober 2016 mempertemukan juara dari 10 regional di Indonesia. Berbekal perangkat keras dan perangkat lunak hasil rancangan sendiri, tim STMKG menempati juara 2 nasional dalam lomba tersebut. Juara satu, dua, dan tiga tersebut nantinya berhak menerima penghargaan Adi Cipta Tata Wahana Nusantara Award 2016 dari Menteri Perhubungan dan sejumlah hadiah lainnya.
Jumat, 28 Oktober 2016
PERINGATAN HARI SUMPAH PEMUDA STMKG TAHUN 2016
28 Oktober 1928 merupakan tanggal bersejarah bagi bangsa Indonesia, dimana para pemuda Indonesia bersatu, berkumpul menyuarakan semangat pemuda yang dituangkan dalam Sumpah Pemuda. Upacara memperingati hari Sumpah Pemuda dilakukan dengan khidmad dan baik, dimana inspektur upacara hari ini adalah Dr. Suko Prayitno Adi, M.Si yang tidak lain adalah Ketua STMKG Beliau menyampaikan amanat yang diberikan oleh Menteri Pemuda dan Olahraga yaitu H. Imam Nahrawi, S.Ag. Bapak Imam berpesan kepada kita semua pemuda di Indonesia agar dapat terus megembangkan potensi yang ada dalam diri kita agara dapat memajukan dan mengharumkan nama bangsa di dunia. Saat
ini sudah banyak pemuda yang berhasil mengharumkan nama bangsa Indonesia di dunia seperti Owi/ Butet yang memenangkan medali emas olimpiade di cabang Badminton pada tahun 2016 ini, dan juga Rio Haryanto yang menjadi atlet Indonesia pertama yang dapat mengikuti ajang balapan terbesar di dunia yaitu Formula One. Masih banyak pemuda berprestasi lainnya yang sudah membanggakan bangsa Indonesia. Untuk itu kita harus menjadi penerus dan pelopor bagi bangsa Indonesia agar menjadi bangsa yang maju. Seperti kata Bung Karno “Beri aku sepuluh pemuda, maka kita akan guncangkan dunia”. Pernyataan ini mempunyai arti bahwa Pemuda mempunyai peran penting bagi suatu bangsa maupun dunia Setelah upacara selesai, ada acara tambahan dari organisasi Wanasetya yang menampilkan aksi wall climbing dan rafting sebagai bentuk penghargaan pada jasa para pendahulu kita yang sudah memproklamirkan sumpah pemuda. Rasa bangga dan kagumlah yang membangkitkan keinginan mereka untuk memberikan penampilan terbai dari ketinggian. Selamat Hari Sumpah Pemuda! (S21)
Senin, 31 Oktober 2016
UPACARA PELANTIKAN ANGGOTA MARCHING BAND BAHANA STMKG ANGKATAN IX Senin (31/10/2016) menjadi hari bermakna bagi anggota Marching Band khususnya angkatan IX karena pada hari itu mereka secara resmi dilantik menjadi anggota Korps Marching Band Bahana Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisiska (STMKG), Angkatan ke IX. Proses upacara pelantikan dilaksanakan di lapangan
15
apel besar STMKG yang dihadiri oleh seluruh pembina dan seluruh taruna STMKG. Anggota MB angkatan ke IX terdiri dari 106 taruna-taruni STMKG angkatan 2015. Pelantikan di lakukan dengan menyematkan briefet tanda anggota kepada perwakilan calon anggota MB angkata IX oleh bapak ketua STMKG yaitu Bapak Dr. Suko Prayitno Adi, M.Si.
Suara stmkg
KALEIDOSKOP Untuk menjadi seorang anggota Marching Band bukanlah hal yang mudah. Perlu perjuangan, pengorbanan dan rasa kebersamaan yang harus dimiliki oleh setiap anggota. Pelantikan ini bukanlah sebuah akhir, tetapi sebaliknya, ini merupakan awal bagi anggota Marching Band angkatan IX untuk berkreasi mengharumkan nama baik STMKG. Lanjutkan perjuangan senior-senior sebelumnya dan jadikan Marching Band Bahana STMKG menjadi lebih baik ke depannya. (AKS)
Selasa, 1 November 2016
GUEST LECTURE BIDANG GEOFISIKA: SCALING LAWS OF DIKES INTRUSIONS AND DIKE-INDUCED SEISMICITY
Selasa (01/11/16), Taruna-taruni semester V, VII, dan para dosen program studi Geofisika STMKG mengikuti Guest Lecture dengan judul “Scaling Laws of Dikes Intrusions and Dike-Induced Seismicity” di Ruang Rapat Utama STMKG. Pembicara dalam kegiatan ini adalah Dr. Luigi Passareli, Ph.D dari GFZ Postdam, Jerman. Dimulai dengan sambutan dari Ketua STMKG, Bapak Dr. Suko Prayitno Adi, M.Si, kegiatan ini berlangsung pada pukul 09.00 hingga pukul 12.00. Dr. Luigi Passareli adalah researcher bidang seismologi dan vulkanologi di GFZ Postdam Jerman yang sekarang dalam masa tugas di Indonesia untuk menyelesaikan proyek penelitian terkait Aktivitas Gempabumi di Halmahera kerjasama antara BMKG dan GFZ.
Dalam seminar ini Dr. Luigi memaparkan tentang dike intrusion pada zona rifting yang menginduksi seismisitas (tegangan tektonik). Dijelaskan bahwa distribusi frekuensi dike intrusion sama dengan kejadian gempabumi dimana dike menginduksi atau men-trigger seismisitas pada batuan. Seismisitas karena dike induce ini menunjukkan skala yang berbeda jika dibandingkan dengan seismisitas karena tektonik. Kegiatan ini diakhiri dengan sesi tanya jawab dan diskusi dilanjutkan foto bersama. Tidak hanya menambah pengetahuan, kegiatan-kegiatan semacam ini sangat bagus untuk terus dilaksanakan agar taruna/i semakin up-to-date akan bahan penelitian terbarukan, terutama untuk areal Indoneia. Salam Geofisika. Jaya STMKG!
Sabtu, 5 November 2016
PERTANDINGAN PERSAHABATAN STMKG VS POLTEKIP(AKIP)
Sabtu (05/12/16), Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (STMKG) mengadakan pertandingan persahabatan dengan Akademi Ilmu Pemasyarakatan (AKIP), yang sekarang berubah menjadi Politeknik Ilmu Pemasyarakatan (POLTEKIP). Pertand-
suara stmkg
ingan ini dilaksanakan untuk memupuk dan mempererat rasa persahabatan antar Sekolah Tinggi Kedinasan serta saling bertukar pengalaman. Kegiatan pertandingan persahabatan antara STMKG dengan POLTEKIP ini merupakan pertandingan persahabatan pertama yang dilaksanakan. Pertandingan ini dilakukan di Kampus STMKG. Adapun 7 cabang olahraga yang dipertandingkan adalah Basket Putra, Futsal, Tenis Meja, Bridge, Catur, Tenis Lapangan, Badminton. Kegiatan dibuka dengan sambutan dan pengarahan singkat oleh Komandan Resimen STMKG, Taruna Ahmad Muhlis, yang dilakukan di Lapangan Apel STMKG. Setelah sambutan, para pemain menuju ke tempat pertand-
16
KALEIDOSKOP ingan masing-masing sesuai cabang olahraga yang diikuti untuk mempersiapkan diri. Ke-tujuh pertandingan dimulai pada pukul 15.30 WIB. Setiap peserta bermain secara maksimal di pertandingan yang mereka ikuti. Mereka sangat berantusias dan bersemangat. Meskipun bertanding, mereka semua tetap menjaga sportifitas dan menjaga rasa persahabatan yang merupakan salah satu
tujuan dari diadakannya pertandingan persahabatan. Berikut adalah hasil pertandingan tersebut: Futsal : STMKG 5 : 2 POLTEKIP Badminton : STMKG 2 : 2 POLTEKIP Catur : STMKG 7 : 0 POLTEKIP Tenis Meja : STMKG 5 : 2 POLTEKIP Basket Putra : STMKG 26 : 22 POLTEKIP
Kamis, 10 November 2016
UPACARA PERINGATAN HARI PAHLAWAN
Kamis, 10 November 2016, tepat pukul 07.00 seluruh taruna dan taruni Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (STMKG) melaksanakan upacara bendera dalam rangka memperingati Hari Pahlawan. Prosesi upacara berlangsung sangat khidmat dan tertib. Upacara dipimpin langsung oleh Bapak Dr. Suko Prayitno Adi, M.Si selaku Ketua STMKG. Peringatan Hari Pahlawan tahun ini mengusung tema “Satu Langkah Untuk
Negeri” dimana dalam pelaksanaannya diharapkan dapat menumbuhkan kembali semangat kepahlawanan dalam melanjutkan perjuangan pahlawan terdahulu untuk membangun negeri. Dalam amanatnya, Beliau menyampaikan pesan sambutan dari Menteri Sosial Republik Indonesia, Kofifah Indar Parawansa, bahwa peringatan hari pahlawan harus mampu menggali apinya, bukan abunya. Dengan meminjam ungkapan Bung Karno, semangat kepahlawanan itu adalah semangat rela berjuang, berjuang mati-matian dengan penuh idealisme dengan mengutamakan kepentingan umum di atas kepentingan pribadi. Semangat Kepahlawanan tidak cukup hanya dengan mempertahankan patriotisme defensif, namun juga membutuhkan patriotisme yang lebih positif dan progresif.
Rabu, 16 November 2016
Taruna STMKG ‘Unjuk Gigi’ di Simposium Internasional Humanosfer 2016
(16/11/2016) Taruna-taruni STMKG kembali ‘unjuk gigi’ dalam bidang publikasi ilmiah. Bertempat di IPB International Convention Center, The 6th International Symposium For Sustainable Humanosphere (ISSH) dan Humanosphere Science School (HSS) tahun 2016 digelar oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Research Institute for Sustainable Humanosphere (RISH) - Kyoto University – Jepang, dan Kyoto University. Acara ini diselenggarakan dalam waktu 2 hari yaitu 15 dan 16 november 2016. Benar saja acara ini disebut science school karena materi yang disampaikan oleh keynote speaker adalah solusi dari isu-isu terkini yang sangat menarik, di antaranya seperti materi dunia masa depan tanpa baterai, inovasi rancangan bangunan tahan gempa di Jepang, mitigasi gempa di Indonesia, dan lainnya. Adapun materi yang disampaikan oleh taru-
17
na-taruni STMKG dalam diskusi panel adalah penelitian terkait ilmu bumi (earth science). Kontribusi taruna-taruni STMKG dalam acara ini tak terlepas dari koordinasi yang baik antara STMKG dan Stasiun Klimatologi Klas I Dramaga Bogor terkait akomodasi taruna-taruni selama di Bogor. Tidak berhenti pada acara ini saja, dalam waktu dekat (19/11/2016) taruna-taruni STMKG kembali akan berkiprah di Seminar Nasional Fisika dan Aplikasinya (SENFA) Bandung dan International Conference on Science and Applied Science (Engineering and Educational Science) Solo. (ARP)
Suara stmkg
KALEIDOSKOP Sabtu, 19 November 2016
TARUNA STMKG SEMARAKKAN SEMINAR NASIONAL FISIKA DAN APLIKASINYA (SENFA) 2016
Kegiatan seminar nasional pada tanggal 19 November 2016 di Universitas Padjajaran, Jatinangor, Jawa Barat dibuka dengan mendengarkan seminar dari Prof. Dr. Ir. I Gusti Nyoman Wiratmaja Puja, M.sc tentang sumber daya energi terbarukan. Sebagai Direktur Jendral Minyak dan Gas Bumi Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memaparkan bahwa Indonesia sudah saatnya untuk mengembangkan energi terbarukan yang mudah ditemui dan tersedia sepanjang tahun di wilayah Indonesia, seperti sinar matahari, arus sungai, dan angin. Indonesia harus bisa mandiri secara energi jika ingin menjadikan negara kita tidak bergantung pada ekspor minyak. Setiap harinya, Indonesia harus membeli minyak untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga karena persediaan minyak Indonesia adalah nol. Dalam seminar ini, Bapak Wirat mengajak generasi muda untuk mengembangkan penelitian guna memanfaatkan sumber daya alam yang tersedia secara melimpah di Indonesia secara maksimal. Dilanjutkan dengan penanggulangan isu krisis listrik yang dialami oleh sebagian besar wilayah di Indonesia, terutama di daerah timur Indonesia. Pemerintah melalui Dr. Ir. Yudi Utomo Imardjoko (Direktur Utama PT Industri Nuklir Indonesia, INUKI) mengembangkan limbah unsur thorium yang dapat digunakan sebagai sumber energi litrik yang jika dilihat dari segi ekonomi lebih murah daripada solar. Selain itu, pengolahan thorium dari awal sampai akhir dapat dilakukan di Indonesia oleh masyarakat Indonesia dan untuk Indonesia. Hal ini telah mendapat persetujuan dari Bapak presiden kita, Jokowi. Selanjutnya, seminar dilanjutkan dengan pemaparan beberapa karya ilmiah yang telah dikem-
bangkan mahasiswa Universitas Padjajaran oleh Dr. Fitrilawati, M.Sc. Sebagai dosen senior, beliau membimbing beberapa penelitian ilmiah di bidang fisika. Beliau giat berusaha mengajak para mahasiswa untuk lebih bersemangat melakukan penelitian ilmiah. Penelitian – penelitian tersebut diharapkan dapat dikembangkan lebih lanjut agar menjadi inovasi yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia. Taruna STMKG sangat terkesan dengan informasi terbaru tentang banyaknya energi alternatif terbarukan yang sedang digarap ataupun dikembangkan oleh pemerintah. Tidak ketinggalan juga mengenai penelitian-penelitian ilmih yang dilakukan mahasiswa dalam bidang fisika, termasuk yang dilakukan oleh Taruna STMKG. Dari berbagai informasi yang didapat, diharapkan Taruna STMKG dapat melihat peluang untuk mengembangkan ilmu yang telah didapat selama kuliah guna mengembangkan teknologi yang sudah ada, terutama dalam bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika. Perlu dilakukan pengembangan teknologi guna meningkatkan kinerja pelayanan BMKG kepada masyarakat. Seteleh mendengarkan beberapa seminar dari para ahli, giliran peserta SENFA 2016 termasuk taruna STMKG mempresentasikan hasil tulisan mereka di depan moderator dan peserta lainnya. Selama kegiatan berlangsung, taruna STMKG mempresentasikan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya dan menyimak presentasi dari peserta lain. Presentasi tersebut dalam ruang lingkup fisika energi, astrofisika, fisika material, fisika instrumentasi, fisika teoritik dan komputasi, fisika bumi, fisika medik dan biofisika, fisika lingkungan, fisika pendidikan, dan semua ruang lingkup materi yang relevan. Hal ini sangat bermanfaat karena dapat meningkatkan rasa pecaya diri taruna STMKG, menambah wawasan dalam cabang ilmu fisika, dapat bertemu dengan orang – orang yang memiliki semangat memajukan bangsa Indonesia sehingga dapat menularkan semangat terus belajar mempelajari hal – hal yang dapat bermanfaat bagi bangsa Indonesia.
Sabtu, 26 November 2016
STMKG-BMKG DALAM EGSA FAIR UGM 2016 Sabtu 26 November 2016, puluhan pemakalah dari berbagai universitas dan sekolah kedinasan mengikuti Environmental Geographic Student Association (EGSA) Fair UGM 2016. Kegiatan tahunan tersebut mengangkat tema “Kontribusi untuk Pengelolaan Sumber daya Alam Indonesia yang Lebih Baik”. Pemotongan pita oleh Ketua Departeman Geografi Lingkungan, Ibu Rika Harini, S.Si., M.P. membuka acara tersebut. Presentasi oleh pemakalah Call for Pa-
suara stmkg
18
KALEIDOSKOP per dibagi menjadi 3 panel berdasarkan 5 sub tema yaitu mitigasi bencana, regulasi dan pembangunan berkelanjutan, teknologi, informasi dan energi terbarukan, kajian kesehatan, sosial dan budaya, serta perubahan iklim dan ketahanan pangan. Sesi pertama adalah presentasi oleh pemakalah sampai dengan pukul 12.30 WIB dan dilanjutkan dengan ishoma kemudian sesi kedua presentasi dimulai pukul 13.20 WIB. Serangkaian acara presentasi dilaksanakan di Gedung Fakultas Geografi UGM. Taruna-taruni Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (STMKG) turut menjadi bagian dari 32 pemakalah dalam EGSA FAIR UGM 2016. Taruna-taruni memapakarkan hasil penelitiannya tentang perubahan iklim dan ketahanan pangan serta teknologi, informasi, dan energi terbarukan. Kegiatan tersebut sangat bermanfaat karena semua pemakalah termasuk taruna-taruni STMKG mampu berdiskusi dan bertukar pikiran tentang topik pembahasan yang sedang dipresenta-
sikan. “Saya mengapresiasi anak-anak BMKG, semoga antara STMKG dengan Fakultas Geografi maupun Fakultas pertanian UGM dapat bekerjasama”, ujar Bayu Dwi Apri Nugroho, STP., M.Agro., Ph.D., salah satu dewan juri. Acara yang berakhir sekitar pukul 15.00 WIB ditutup dengan Closing Summary, penyerahan plakat kepada dewan juri dan foto bersama. Selain kegiatan presentasi Call for Paper oleh 32 pemakalah, EGSA Fair UGM 2016 juga menampilkan Expo yang terdiri dari stand-stand institusi/kelompok yang membahas tentang lingkungan, salah satunya BMKG yang pada kegiatan Expo ini diwakili oleh Stasiun Geofisika Yogyakarta. Kegiatan Expo EGSA Fair UGM 2016 memberikan banyak pengetahuan baru terutama tentang perubahan iklim yang kini sedang kita hadapi bersama. Rangkaian acara EGSA Fair UGM 2016 akan berlanjut hingga Minggu, 27 November 2016 yaitu Seminar Nasional yang dihadiri oleh beberapa pembicara yang berasal dari pakar ITB, UGM, serta Deputi Klimatologi BMKG, Drs. R. Mulyono Rahadi Prabowo, M.Sc. Seminar Nasional tersebut mengangkat tema “Climaction: Indonesia Penyelamat Iklim Dunia”. Diharapkan dengan diadakannya EGSA Fair UGM ini dapat memberikan kontribusi untuk pengelolaan sumber daya alam Indonesia yang lebih baik.(ADVA)
Selasa, 29 November 2016
UPACARA PERINGATAN HARI KORPRI KE – 45
Selasa 29 November 2016, seluruh taruna-taruni Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (STMKG) melaksanakan upacara bendera dalam rangka memperingati hari Korps Pegawai Republik Indonesia (KORPRI) ke–45. Upacara berlangsung degan tertib dan khidmad. Upacara dipimpin oleh bapak Wisnu Karya Sanjaya, S.Si, M.Si, Kepala Sub Bagian Administrasi Umum. Peringatan hari ulang tahun KORPRI ke –45 tahun 2016 mengangkat tema “Bersama KORPRI Meneguhkan Netralitas dan Meningkatkan Profesionalisme Aparatuir Sipil Negara”. Dalam amanatnya beliau menyampaikan sambutan dari presiden republik Indonesia Bapak Joko Widodo selaku penasihat nasional KORPRI yaitu bahwa kita semua sebagai aparatur sipil negara harus menjadi barisan terdepan dalam memajukan bangsa dan negara. KORPRI sebagai wadah bagi pegawai Republik Indonesia selalu berupaya terus-menerus dalam menegakkan fungsinya sebagai penegak dan pemersatu
19
bangsa. KORPRI harus menjaga netralitas dan hanya berkomitmen tegak lurus terhadap kepentingan bangsa dan negara. KORPRI siap bertransformasi menjadi bagian nyata dari pemerintahan, mewujudkan jiwa korps sebagai pemersatu bangsa, memberikan perlindungan hukum, serta mengembangkan kesejahteraan anggota. Diakhir sambutannya beliau mengucapkan “Selamat hari ulang tahun KORPRI ke- 45, KORPRI maju terus!” Upacara KORPRI dirangkaikan dengan pembacaan Panca Prasetya KORPRI yang diikuti semua peserta upacara dan menyanyikan lagu mars KORPRI yang dibawakan oleh paduan suara STKMG. Selain di STMKG peringatan hari KORPRI juga dilaksanakan di Monumen Nasional (Monas), Gambir, Jakarta Pusat. Inspektur upacara yang dilaksanakan di Monas dipimpin langsung oleh Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo. Ribuan pegawai negeri sipil mengenakan batik biru khas KORPRI. setiap instansi mengirim perwakilan untuk memakai pakaian adat daerah yg telah ditentukan , bmkg yg diwakili oleh STMKG memakai pakaian adat minang. (AD)
Suara stmkg
KALEIDOSKOP Selasa, 13 Desember 2016
UPACARA PEMBUKAAN PEKAN OLAHRAGA (POR) STMKG TAHUN 2016
Selasa (13/12/16) pukul 07.00 WIB, dilaksanakan Upacara Pembukaan Pekan Olahraga (POR) STMKG Tahun 2016. Upacara berlangsung dengan khidmad dan tertib. Upacara dipimpin langsung oleh inspektur upacara, Bapak Dr. Suko Prayitno Adi, M.Si., selaku Ketua STMKG. Pembukaan Pekan Olahraga STMKG ditandai dengan pelepasan balon oleh inspektur upacara. Dalam amanatnya, Beliau menyampaikan salah satu tujuan kegiatan POR yaitu untuk mempersiapkan taruna-taruni terbaik pada Olimpiade Perguruan Tinggi Kedinasan (OPTK) dan event lainnya. Beliau juga menyampaikan bahwa kegiatan POR sangat bermanfaat untuk kesehatan dan kebugaran taruna-taruni, dengan badan yang sehat tentu pikiran akan menjadi sehat dan dengan pikiran yang sehat tentu segala aktivitas yang dilak-
sanakan dapat berjalan dengan baik. Beliau berpesan agar kegiatan POR dilaksanakan dengan penuh sportivitas. Kegiatan ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya sebagai ajang untuk saling mengakrabkan diri antar taruna-taruni STMKG. Dalam amanatnya, beliau juga berharap agar kegiatan POR tahun ini dapat berjalan dengan baik. Pekan Olahraga STMKG dilaksanakan mulai tanggal 13 Desember 2016 sampai dengan 20 Januari 2017. Berbagai cabang olahraga yang akan meramaikan kegiatan ini adalah futsal, basket, voli, sepak takraw, bulutangkis, atletik, catur, tenis meja, dan scrabble. Pekan Olahraga STMKG diharapkan menjadi wadah bagi taruna-taruni untuk berkompetisi secara adil dan sehat, serta dapat menunjukkan kemampuannya pada cabang-cabang olahraga yang ada dalam kegiatan ini. Satu hal yang harus dipegang teguh taruna-taruni hingga POR berakhir, yaitu: “Dalam setiap perlombaan pasti ada menang dan kalah, jangan jadikan POR menjadi suatu perlombaan yang menyebabkan permusuhan, namun jadikan ajang ini untuk bertanding secara sportif dan mempererat persaudaraan”. (AD)
Rabu, 17 Desember 2016
DAUROH MARKHALAH STMKG 2016 Islam”oleh ustad Ari Wibowo, Kemudian dilanjutkan oleh Kegiatan Perang Air yang diikuti peserta Ikhwan. Pada jam 03.00 dinihari, para peserta menunaikan salat Tahajud, jam 04.15 salat Subuh berjamaah, pada jam 04.45 Mentoring Bersama, lalu pada jam 06.30 diadakan kegiatan outbond hingga pukul 10.00. Dilanjutkan materi motivasi dan pesan-pesan alumni Rohis STMKG. Ba’da Dzuhur diadakan lomba cerdas cermat Islam. Ba’da Ashar, kegiatan Dauroh ditutup dengan pengumuman pemenang-pemenang Rabu, 17 Desember 2016, Rohis STMKG Men- lomba dan penyerahan hadiah. gadakan kegiatan Dauroh Markhalah dengan tema “Me- -wasfiqordowinata Generasi yang istiqomah dengan Al-Qur’an dan Hadist” di Masjid Bahrul Ulum, Komplek Puspitek Serpong, Tangerang Selatan. Diikuti oleh 126 ikhwan dan 73 akhwat. Kegiatan ini berlangsung selama 2 hari. Kegiatan ini dibuka dengan sambutan Bapak Sugeng Pribadi selaku Pembina Rohis STMKG . Setelah pembukaan, materi pertama “ Persaudaraan dalam Islam sesuai AlQur’an dan As-sunnah” oleh Ustad Yusuf. Ba’da Sholat Dzuhur, dilanjutkan materi kedua “Menjadi Muslim Prestatif” oleh Ustad Siswanto. Ba’da Ashar diadakan perlombaan kesenian islam. Setelah salat Magrib dilanjutkan kegiatan mentoring bersama dan salat Isya berjamaah. Ba’da Isya materi ketiga “Pemuda Gaul Ala
suara stmkg
20
KALEIDOSKOP Kamis, 22 Desember 2016
UPACARA PERINGATAN HARI IBU KE 88
Dalam rangka peringatan Hari Ibu ke-88 , pada tanggal 22 Desember 2016 pukul 07.30 WIB, STMKG Jakarta melaksanakan upacara bendera yang dilaksanakan di Lapangan Apel Besar STMKG. Pelaksanaan upacara kali ini berbeda dengan upacara-upacara yang lain, dimana yang menjadi petugas upacara adalah para taruni STMKG. Komandan upacara kali ini adalah Taruni Virginia Rumimpunu. Para petugas upacara menjalankan tugasnya dengan baik, begitu juga dengan peserta upacara yang mengikuti upacara dengan semangat dan khidmat. Upacara ini dipimpin oleh Bapak Dr. Suko Prayitno Adi, M.Si., selaku Ketua Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika. Beliau menyampaikan
sambutan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak terkait Peringatan Hari Ibu ke-88 Tahun 2016. Inti dari sambutan menteri adalah untuk menghentikan kekerasan dan perdagangan anak dan perempuan. Walaupun banyak keberhasilan dan kemajuan yang dicapai perempuan Indonesia hingga saat ini, tidak dipungkiri bahwa kondisi perempuan dan juga anak sebagai kelompok masyarakat yang rentan dari berbagai kekerasan, eksploitasi dan perlakuan diskriminatif lainnya. Dalam sambutannya, menteri sendiri menghimbau bahwa kekerasan terhadap anak dan perempuan harus segera dihentikan dengan cara melibatkan seluruh lapisan masyarakat. -aliarahminasution-
Sabtu, 28 Januari 2017
Pekan Olahraga (POR) STMKG 2017 Pekan Olahraga STMKG atau yang akrab disapa dengan POR resmi berakhir dengan diadakanya upacara penutupan yang dilakukan pada Senin, 23 Januari 2017 dimana upacara dipimpin oleh ketua STMKG Dr. Suko Prayitno Adi, M.Si . Pekan olahraga STMKG merupakan ajang tahunan yang paling ditunggu-tunggu oleh taruna dan taruni STMKG untuk menunjukkan bakat dan kemampuannya dalam bidang olahraga. POR pada tahun ini berjalan dengan sangat baik tanpa ada halangan berarti sepanjang kegiatan. Sportivitas antara senior dengan junior sangat baik sehingga POR dapat berjalan denga lancar. Euforia dari POR ini pun sangat meriah dengan dukungan dari setiap kelas yang datang menyaksikan kelasnya bertanding. POR ini juga merupakan ajang untuk meningkatkan bibit atlet-atlet STMKG untuk ajang OPTK kedepannya. Berikut adalah hasil POR STMKG tahun 2016: Futsal Juara 1: Meteorologi 5C Juara 2: Meteorologi 5A Juara 3: Meteorologi 1D Top Score: Taruna Ikhsan Dafitra Basket Taruna Juara 1: Klimatologi 7 Juara 2: Meteorologi 5B Juara 3: Instrumentasi 3A Basket Taruni Juara 1: Meteorologi 7C Juara 2: Meteorologi 7A Juara 3: Instrumentasi 1A
21
Volly Taruna Juara 1: Meteorologi 7B Juara 2: Geofisika 7 Juara 3: Meteorologi 7D
Bulutangkis Juara 1: Geofisika 7 Juara 2: Meteorologi 5B Juara 3: Klimatologi 5
Catur Taruna Juara 1: Klimatologi 5 Juara 2: Klimatologi 7 Juara 3: Meteorologi 5D
Volly Taruni Juara 1: Meteorologi 7C Juara 2: Instrumentasi 5A Juara 3: Meteorologi 7B
Atletik Taruna Juara 1: Meteorologi 7C Juara 2: Klimatologi 7 Juara 3: Meteorologi 5A
Catur Taruni Juara 1: Meteorologi 7D Juara 2: Instrumentasi 3C Juara 3: Klimatologi 3A
Tenis Meja Juara 1: Meteorologi 7D Juara 2: Instrumentasi 5B Juara 3: Klimatologi 3A
Atletik Taruni Juara 1: Meteorologi 5C Juara 2: Meteorologi 1A Juara 3: Geofisika 1
Scrabble Juara 1: Klimatologi 5 Juara 2: Meteorologi 7D Juara 3: Meteorologi 5D
Bridge Juara 1: Klimatologi 1 Juara 2: Instrumentasi 7A Juara 3: Geofisika 1
Suara stmkg
POSTER
suara stmkg
22
23
Suara stmkg
ARTIKEL PILIHAN Suhu Laut Berubah, Bencana di Depan Mata! Oleh: Mahagnyana Stasiun Meteorologi Maritim Paotere Makassar
“Salah satu aspek penting dalam dunia meteorologi selain fenomena atmosfer adalah suhu permukaan laut. Suhu permukaan laut memengaruhi kondisi cuaca di atmosfer. Namun saat suhu rata permukaan laut berubah, bencana global menghadang di depan mata”. Saat ini saya lagi asyik mengamati dan mempelajari hal-hal seputar dunia kelautan. Di tengah-tengah saya mempelajari suhu permukaan laut, saya teringat beberapa tahun lalu, ada badai besar yang menyerang Filipina yaitu Badai Haiyan. Badai tropis kategori 5 ini meluluh lantakkan Filipina dengan korban jiwa sedikitnya 10.000 orang. Lalu apa hubungannya dengan suhu pernukaan laut? Pertama-tama mari kita mengenal apa itu suhu permukaan laut. Suhu permukaan laut digunakan untuk mendeskripsikan pemetaan suhu laut baik secara global maupun secara regional. Mungkin akan timbul pertanyaan mengapa hanya permukaan saja yang diukur sedangkan suhu laut mengalami perbedaan pada tiap kedalamannya? Untuk menjawab pertanyaan ini, kita perlu mengaitkannya dengan dampak pada makhluk hidup di Bumi. Suhu permukaan laut, jika dibandingkan dengan suhu yang lebih dalam, akan memiliki suhu yang lebih hangat karena terkena pancaran sinar matahari secara langsung. Semakin dalam lautan, maka akan semakin rendah suhunya hingga mencapai kedalaman 1000 meter akan mengalami suhu relatif konstan yaitu antara 2-4 derajat celcius. Hal ini lah yang menyebabkan permukaan laut menjadi hal yang penting untuk dipelajari. Dalam sudut pandang meteorologi, suhu permukaan laut menjadi hal yang sangat penting. Suhu laut diamati dan dilaporkan setiap 3 jam dalam pengamatan sinoptik. Laut menjadi penggerak dari kejadian-kejadian yang terjadi pada atmosfer. Suhu laut dingin akan mengurangi jumlah penguapan sehingga turunnya intensitas hujan seperti yang terjadi pada masa El Nino dominan. El Nino adalah kejadian menghangatnya suhu di Samudera Pasifik khususnya bagian timur dan tengah atau sekitar peru namun mendinginnya suhu lautan Indonesia dibanding suhu normalnya. Hal ini tentunya mengakibatkan penurunan penguapan yang terjadi di lautan Indonesia. Saat penguapan menurun maka peluang terciptanya awanawan penghasil hujan akan rendah sehingga berdampak pada penurunan intensitas hujan di Indonesia. Suhu lautan pada saat El Nino Bulan Juli hingga September hanya hanya sekitar 26-30 derajat celcius. Sebaliknya, suhu laut yang hangat akan mendorong terjadinya penguapan yang besar. Penguapan yang besar dapat memicu terbentuknya awan-awan konvektif seperti Cb da Cu. Hal ini lah yang terjadi pada musim-musim penghujan. Rata-rata suhu permukaan laut pada musim-musim penghujan ini adalah 28-33 derajat celcius. Selain itu, terjadinya badai-badai tropis berskala besar juga seringkali diawali dengan anomali suhu laut, yaitu tingginya suhu laut dalam jangka waktu yang lama. Salah satu contoh selain Badai Haiyan adalah Badai Katrina yang melanda Bahama hingga Teluk Meksiko. Badai Katrina adalah badai kategori 5 dengan kecepatana angin maksimum mencapai 280 km/jam. Badai ini bermula ketika suhu lautan di sekitar kepulauan bahama mencapai 85 derajat fahrenheit atau sekitar 29 derajat celcius. Suhu ini sangat tinggi bagi lautan di sekitar pulau bahama karena daerah ini terletak pada lintang 25 di utara ekuator. Suhu yang tinggi ini memicu turunnya tekanan udara hingga ke level 906 milibar. Saat tekanan udara jatuh dengan begitu ekstrim, maka disitulah peluang terjadinya badai-badai kuat muncul. Suhu laut telah meningkat sebesar 0,5 derajat celcius sejak seabad terakhir. Hal ini merupakan dampak nyata dari terjadinya pemanasan global. Jika kita kembali pada masalah El Nino dan La Nina diatas, perbedaan suhu rata-rata antara El Nino dan La Nina di Indonesia hanya sekitar 2-3 derajat celcius saja. Namun dampak bisa mengakibatkan kekeringan yang panjang. Perbedaan kecil saja pada suhu rata-rata laut bisa mengakibatkan masalah yang besar; Saat suhu laut naik, maka kelembaban akan mengalami kenaikan juga. Saat hal ini terjadi peluang munculnya badai akan bertambah. Ada kecenderungan badai-badai dengan kekuatan besar makin sering terjadi. Sejak tahun 1970-an, badai besar yang melanda daerah atlantik dan pasifik telah mengalami peningkatan baik durasi maupun intensitas. Terumbu Karang dalam Masalah Perubahan suhu laut ini selain berdampak pada makhluk hidup di permukaan Bumi seperti peningkatan durasi dan intensitas badai, juga berdampak pada makhluk hidup di laut. Kenaikan suhu permukaan laut ini dapat dilihat dari satu tanda kecil. Fenomena bleaching yang terjadi pada terumbu karang adalah salah satu indkatornya. Bleaching adalah suatu kejadian dimana karang-karang menjadi pucat. Pemucatan ini terjadi akibat zooxanthellae atau alga yang
suara stmkg
24
bersimbiosis dengan karang terlepas ke perairan. Fenomena bleaching sebenarnya merupakan awal dari masalah di dalam ekosistem bawah laut. Terjadinya bleaching berkepanjangan akan mengakibatkan karang-karang mati. Setelah karang-karang mati, ikan-ikan akan kehilangan habitatnya dalam mencari makanan dan bersarang. Hal ini tentu akan mengurangi populasi ikan-ikan tertentu yang hidup di karang-karang lautan. Populasi udang dan cumi juga terancam karena hewan ini hidup juga di karang-karang tersebut. Bukan hanya ikan kecil yang terancam populasinya. Ikan-ikan predator yang biasa mencari mangsa di sekitar karang akan kesulitan mencari ikan-ikan yang lebih kecil karena populasi ikan kecil yang berkurang. Hal ini tentu juga akan memutus rantai makanan. Akibatnya terjadilah penurunan populasi ikan yang akan berdampak juga pada kesejahteraan nelayan. Kenaikan suhu permukaan laut ini tentunya berdampak luas pada kehidupan makhluk hidup di lautan dan permukaan bumi. Permasalahan iklim ini sangatlah kompleks sehinga dampaknya begitu terasa di berbagai sektor kehidupan. Sejatinya permasalahan lingkungan ini telah diprediksi oleh banyak ilmuwan sejak lama. Jika kita tidak mengubah pola hidup kita, niscaya akan terjadi lebih banyak bencana di kemudian hari.
CUACA EKSTREM DI MUSIM PANCAROBA Oleh: Ganis Dyah Limaran (Stasiun Meteorologi Banyuwangi)
Letak geografis Indonesia yang berada di daerah tropis, berada di antara Benua Asia dan Benua Australia, serta diantara Samudra Pasifik dan Samudra Hindia menyebabkan Indonesia mengalami 2 musim yang bergantian selama enam bulan sekali. Pergantian musim disebabkan karena perpindahan dan perubahan arah angin dari kedua benua tersebut. Angin musim ini biasanya kita sebut dengan istilah Angin Munson. Angin Munson Timur berasal dari Benua Australia yang bersifat kering dan juga Angin Munson Barat dari Benua Asia yang bersifat basah, membawa cukup banyak uap air yang dapat menyebabkan hujan di Indonesia. Secara normal, Indonesia akan mengalami musim pancaroba setiap tahunnya pada Maret sampai April, serta September sampai Oktober. Dimana pada tanggal-tanggal ini terjadi peralihan musim antara musim kemarau menuju penghujan ataupun sebaliknya. Terjadinya peralihan musim di Indonesia dari musim penghujan ke musim kemarau memiliki peran yang signifikan dari perubahan kondisi atmosfer sehingga memicu perubahan cuaca ekstrem. Pengertian dari cuaca ekstrem adalah kondisi atau fenomena fisis atmosfer di suatu tempat pada waktu tertentu, berskala jangka waktu pendek, serta bersifat ekstrem. Cuaca ekstrem adalah kondisi cuaca yang tidak normal. Cuaca yang normal dapat diartikan sebagai kondisi atmosfer (cuaca) rata – rata di suatu tempat. Pada saat musim pancaroba posisi matahari berada di sekitar khatulistiwa atau di daerah tropis. Hal ini memberikan efek pemanasan di khatulistiwa yang menyebabkan suhu di daerah khatulistiwa lebih tinggi dari daerah sekitarnya, seperti Benua Asia yang berada di bumi bagian utara serta Benua Australia yang berada di bumi bagian selatan. Karena perbedaan suhu antara Indonesia dengan daerah di sekitarnya menyebabkan perbedaan tekanan diantara keduanya. Pada saat itulah Indonesia memiliki tekanan yang lebih rendah dari Benua Australia dan Benua Asia. Angin berhembus dari tekanan yang lebih tinggi menuju tekanan lebih rendah, begitu pula dengan Angin Munson. Karena tekanan di Indonesia lebih rendah dari tekanan di Benua Asia dan Benua Australia, menyebabkan angin berhembus dari Benua Asia ( Angin Munson Barat) serta dari Benua Australia ( Angin Munson Timur ) menuju Indonesia dalam satu waktu. Tiupan kedua angin munson ini menyebabkan Indonesia mengalami kondisi cuaca yang berubah2 setiap waktu. Karena sifat kedua Angin Munson yang berbeda, yang satu kering dan yang satu basah dimana keduanya sama – sama menuju ke Indonesia pada musim pancaroba. Sehingga kerap kali terjadi angin yang arahnya tidak beraturan dan dengan kecepatan tinggi yang menyerang beberapa tempat di Indonesia. Hal ini dapat menimbulkan cuaca ekstrem dan bencana alam yang dapat merusak lingkungan. Pada saat musim pancaroba banyak sekali bencana yang harus kita waspadai. Diantaranya suhu menjadi lebih panas, terjadi hujan tiba- tiba dalam waktu relatif singkat, terjadi angin puting beliung, ataupun angin kencang lainnya, tanah lonsor, kemudian terjadi banjir, dan masih banyak lagi. Tetapi dari beberapa bencana yang telah disebutkan tadi paling banyak terjadi adalah angin puting beliung. Puting beliung merupakan angin yang berputar secara vertikal atau tegak lurus dengan kecepatan 63 km/jam setara 18 m/s ( 36 knots ) dalam kurun waktu kurang lebih 5 menit sampai 10 menit. Angin ini bergerak berputar dari
25
Suara stmkg
ARTIKEL PILIHAN suatu tempat ke tempat lain dan dapat menimbulkan kerusakan. Di Indonesia penyebutan dari angin puting beliung berbeda – beda tiap wilayah. Seperti di Sumatera Utara menyebutnya Angin Bahorok, kemudian ada lagi yang menyebutnya Leysus, Badai, Angin Topan, Tornado, Angin Ribut, dan juga Twister. Angin Puting Beliung biasanya terjadi pada siang hari atau sore hari, ditandai dengan awan hitam yang tumbuh vertical, biasanya disebut Cumulonimbus. Pada saat terjadi angin puting beliung udara menjadi kering dan suhunya menjadi panas. Terjadinya puting beliung disebabkan karena bercampurnya massa udara panas dengan massa udara dingin. Massa udara dingin turun (down draft) sedangkan massa udara panas naik (up draft). Massa udara panas berputar dan membentuk pusaran kolom udara yang sangat kuat (funnel cloud). Setelah itu langit menjadi gelap dan puting beliung siap merusak. Terdapat beberapa tahap dalam pembentukan angin puting beliung. Yang pertama sebelum puting beliung berkembang, terjadi perubahan arah angin, dan kenaikan kecepatan angin. Yang kedua kenaikan udara bersamaan dengan updraft, udara berputar dari horizontal ke vertikal. Kemudian di sebuah area perputaran yang memiliki kedalaman 2 - 6 mil. Yang terkuat, banyak angin puting beliung terbentuk di dalam area rotasi. Setelah itu dasar awan rendah sebagai pusat tornado menjadi sebuah perputaran dinding awan. Area ini dekat dengan area bebas hujan. Terakhir, hanya beberapa saat kemudian puting beliung berkembang dan memulai untuk menimbulkan kerusakan. Pada saat musim pancaroba juga sering terasa suhu udara menjadi lebih panas. Kondisi udara yang panas ini disebabkan oleh posisi matahari yang berada di sekitar garis khatulistiwa. Disebabkan oleh posisi matahari yang dari belahan bumi selatan menuju belahan bumi utara sehingga melintasi garis khatulistiwa. Karna hal inilah Indonesia akan mengalami suhu yang meningkat pada musim pancaroba. Istilah equinox yang telah kita dengarkan beberapa waktu yang lalu terjadi karena posisi matahari berada di atas khatulistiwa, dan terjadi pada saat musim pancaroba, tapi tidak usah khawatir. Peningkatan suhu ini bersifat sementara dan tidak berbahaya. Terbentuknya awan Cumulonimbus (Cb) pada siang hari menyebabkan terjadi hujan tiba-tiba dalam waktu sebentar dan biasanya dalam intensitas ringan sampai sedang. Hal ini disebabkan oleh adanya pertumbuhan awan konvektif yang tumbuh vertikal penyebab hujan (Cumulonimbus). Peningkatan suhu menyebabkan terjadinya penguapan, yang mana uap air yang terangkat ke atas disebut dengan parcel udara. Karena suhu tinggi maka daerah sekitarnya akan bersuhu rendah yg menyebabkan pengisian kekosongan daerah yang bersuhu lebih rendah (up draft). Lalu parcel tersebut naik ke atas dan berubah menjadi awan. Biasanya awan ini berbentuk seperti bunga kol atau memiliki landasan saat sudah mencapai tropopause, berwarna hitam yang dapat menyebabkan hujan disertai petir dan angin kencang.
SERIUSKAH INDONESIA MENGHADAPI PERUBAHAAN IKLIM? Oleh: Presli Panusunan Simanjuntak (Stasiun Klimatologi Koba)
Perubahaan Iklim nyata adanya dan menjadi isu global yang menakutkan bagi kelangsungan kehidupan makhluk hidup di bumi. Menurut data IPCC (Intergovernmental Panel on Climate Change), suhu rata-rata global menujukan peningkatan singnifikan mencapai 0.74 ± 0.18 °C (1.33 ± 0.32 °F) selama seratus tahun terakhir. Citra Satelit juga menujukkan terjadinya perubahaan “peta es” di daerah kutub utara (lihat Gambar 1). Hal ini membuat dunia internasional duduk bersama-sama mengambil langkah konkrit. Sebut saja Kyoto Protocol, sebuah kesepakatan untuk mengurangi gas rumah kaca dan menekan laju perubahaan iklim.
Gambar 1. Citra Satelit Kutub Utara tahun 1979 dan 2003 (sumber: google) Indonesia sendiri juga rentan terhadap dampak perubahaan iklim. Sebagai negara kepulauan, kenaikan permukaan air laut yang disebabkan mencairnya sebagian es didaerah kutub akan mengurangi garis pantai dan bahkan sebagian pulau-pulau kecil di Indonesia akan hilang akibat naiknya permukaan air laut. Pergeseran musim dan anomali cuaca yang disebabkan oleh perubahaan iklim juga akan menggangu sektor agraris di
suara stmkg
26
Indonesia seperti musim kemarau panjang atau hujan berkepanjangan yang dapat mengganggu stabilitas ketahanan pangan nasional. Kebakaran Hutan Akhir-akhir ini, kebakaran hutan menjadi masalah serius yang dihadapi negeri ini. Manajemen mitigasi bencana yang buruk baik pemerintah pusat dan pemerintah daerah menyebabkan masalah ini lamban untuk diatasi. Hal ini sangat disesalkan karena efek buruk dari asap yang dihasilkan sangat membahayakan kesehatan seperti ISPA, iritasi mata dan kulit dan sebagainya. Sebenarnya bukan hanya sekadar efek jangka pendek saja yang harus kita khawatirkan. Asap dari kebakaran hutan akan melepaskan Gas Rumah Kaca (GRK) seperti gas karbondioksida (CO2). Semakin lama penanggulangannya, akan semakin banyak gas karbondioksida (CO2) yang dilepaskan ke atmosfer. Blueprint Energi Indonesia Sesuai Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2006 tentang Blueprint Pengelolaan Energi Nasional Tahun 20062025 . Sasaran Kebijakan Energi Nasional pada Tahun 2025 salah satunya adalah terwujudnya energi (primer) mix yang optimal pada tahun 2025 yang terdiri atas :
Dari data di atas, jika kita teliti penggunaan bahan bakar fosil masih menjadi pilihan utama pada kebijakan energi kita (diatas 60%). Seperti yang kita ketahui, penggunaan bahan bakar fosil notabene menghasilkan Gas Rumah Kaca (GRK). Penggunaan batubara secara masif selain menghasilkan gas buangan CO2 juga berdampak pada eksploitasi daerah hijau yang digunakan untuk daerah pertambangan secara masif pula. Ini sama saja halnya dengan menimbun gas buangan CO2 di atmosfer karena di satu sisi kita memproduksi lebih banyak lagi CO2, di sisi lain kita juga mengurangi lahan hijau yang merupakan tempat daur ulang CO2. Melihat kedua fakta di atas, sudah seharusnya kita mempertanyakan lagi keseriusan Indonesia dalam menghadapi isu perubahaan iklim. Jika Indonesia ingin lebih serius dalam menanggapi perubahaan iklim seharusnya Indonesia bisa lebih cepat dan tanggap dalam mengatasi kebakaran hutan. Bukan hanya melihat efek jangka pendek akan tetapi juga memperhatikan efek jangka panjang kebakaran hutan. Lebih lanjut, Pemerintah harus dapat mencegah terjadinya hal ini agar tidak terulang pada tahun-tahun berikutnya. Pemerintah juga harus menyusun ulang kebijakan pengelolaan energi nasional jangka panjang. Memang bisa dipahami jika pemilihan energi fosil batubara sebagai sumber energi utama bernilai ekonomis. Akan tetapi, dampak negatif penggunaan batubara terhadap lingkungan, terlebih menyangkut pemanasan global, tidak boleh dikesampingkan. Penggunaan energi alternatif ramah lingkungan (green energy) harus dikembangkan.
PENTINGNYA INFORMASI CUACA UNTUK PELAYARAN Oleh : Anendha Destantyo Nugroho (Stasiun Meteorologi Maritim Paotere Makassar)
Indonesia merupakan salah satu Negara Maritim terbesar di dunia dengan jumlah pulau sekitar 17.500 pulau sehingga luas wilayah Indonesia 2/3 merupakan wilayah lautan. “Nenek Moyangku Seorang Pelaut” bukan hanya merupakan slogan belaka, memang, laut dalam hal ini menjadi suatu yang sangat penting sejak zaman dahulu sampai zaman sekarang. Dengan mengoptimalkan potensi laut menjadikan bangsa Indonesia maju karena Indonesia mempunyai potensi yang sangat besar untuk mengembangkan laut. Laut akan memberikan manfaat yang sangat vital bagi pertumbuham dan perkembangan perekonomian Indonesia atau perdagangan pada khususnya. Melihat bagaimana kejayaan masa lampau diperoleh karena mengoptimalkan potensi laut sebagai sarana dalam suksesnya perekonomian dan ketahanan politik suatu negara, maka menjadi suatu hal yang wajar bila sekarang ini Indonesia harus lebih mengembangkan laut demi tercapianya tujuan nasional. Indonesia menyandang predikat
27
Suara stmkg
ARTIKEL PILIHAN “Negara Maritim” atau negara kepulauan. Konsekwensi sifat maritim itu sendiri lebih mengarah pada terwujudnya aktifitas pelayaran di wilayah Indonesia. Dalam kalimat ini bahwa Indonesia sebagai negara kepulauan dalam membangun perekonomian akan senantiasa dilandasi oleh aktivitas pelayaran. Pentingnya pelayaran bagi Indonesia tentunya disebabkan oleh keadaan geografisnya, posisi Indonesia yang strategis berada dalam jalur persilangan dunia, membuat Indonesia mempunyai potensi yang sangat besar untuk mengembangkan laut. Laut akan memberikan manfaat yang sangat vital bagi pertumbuham dan perkembangan perekonomian Indonesia atau perdaganagan pada khususnya. Sebagai negara kepulauan dimana sebagian wilayah Indonesia adalah perairan dan terdiri dari ribuan pulau maka moda transportasi laut yaitu kapal masih merupakan moda wahana laut yang paling baik dibandingkan moda transportasi udara ataupun moda transportasi darat Untuk menghubungkan antar pulau serta mengamankan pulau-pulau terluar NKRI tersebut moda transportasi laut mempunyai kelebihan dibandingkan dengan moda transportasi udara maupun darat baik ditinjau dari faktor teknis maupun ekonomisnya. Cuaca yang buruk tidak dapat dihentikan tapi hanya dapat diminimalisir akibatnya, sedangkan Cuaca Ekstrim adalah kejadian cuaca yang tidak normal, tidak lazim yang dapat mengakibatkan kerugian terutama keselamatan jiwa dan harta., pada umumnya cuaca ekstrim didasarkan pada kondisi indikator atau parameter cuaca yang nilainya melebihi nilai rata-rata yang sudah ditentukan, misalnya angin dengan kecepatan diatas 25 knots atau 45 km/jam, kondisi suhu udara yang mencapai 3º C atau lebih di atas nilai normal setempat, jarak pandang mendatar kurang dari 1000 meter, tinggi gelombang laut signifikan dengan ketinggian lebih besar dari atau sama dengan (≥) 2 meter. Kondisi yang berpotensi terjadinya cuaca buruk di wilayah laut bisa terjadi apabila adanya kecepatan angin yang sangat kencang mengakibatkan pergerakan kapal terganggu, penyebab yang lain terdapat awan Cumolonimbus (Cb) yang bisa menimbulkan kilat dan Guntur serta hujan lebat. Pada dasarnya hujan didefinisikan sebagai partikel-partikel air yang jatuh ke permukaan bumi berbentuk kepingan dengan diameter 0.5 mm atau kurang. Hujan lebat dengan butiran partikel yang rapat dapat mengurangi jarak pandang. Apalagi jika hujan lebat tersebut terjadi sepanjang hari dan bila terjadi hujan lebat dapat menyebabkan berkurangnya jarak pandang mendatar dari kapal. Dalam pelayaran, jarak pandang diperlukan untuk mempertahankan arah kapal. Jarak pandang (visibility) berarti jarak terjauh terhadap suatu objek yang masih dapat dilihat dengan mata telanjang (tanpa alat bantu apapun). Jarak pandang yang sempit bisa berbahaya bagi kapal karena mengakibatkan nahkoda tidak bisa melihat keadaan di sekitarnya. Karena itulah banyak kecelakaan tabrakan kapal yang terjadi karena jarak pandang yang rendah. Informasi cuaca untuk Pelayaran merupakan cuaca yang diperuntukan khusus untuk dunia pelayaran, baik untuk saat akan berlayar, berlabuh maupun selama pelayaran. Pada umumnya informasi unsur cuaca yang dibutuhkan untuk pelayaran adalah keadaan hujan, keadaan angin, jarak pandang, dan tinggi gelombang. Yang paling ditakuti bagi pelayaran adalah tinggi gelombang baik untuk jenis kapal nelayan maupun jenis kapal yang besar. Informasi cuaca yang diperlukan untuk pelayaran antara lain intensitas hujan, arah dan kecepatan angin, tinggi gelombang baik tinggi gelombang rata-rata maupun tinggi gelombang tertinggi dan jarak pandang mendatar. Pengukuran unsur-unsur cuaca di laut biasanya menggunakan weather buoy . Pada saat diperkirakan kondisi cuaca akan memburuk, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) stasiun meteorogi maritim yang berwenang akan mengeluarkan peringatan dini (warning) yang nantinya dikirimkan ke kapal-kapal yang sedang berlayar. Warning berisikan informasi prakiraan cuaca buruk yang akan terjadi dalam 24 jam ke depan. Unsur ini dimanfaatkan untuk keselamatan selama dalam pelayaran. Angin dimanfaatkan oleh kapal nelayan, kapal layar dan jenis kapal tongkang untuk menambah atau mengurangi kecepatan. Selain itu arah dan kecepatan angin dapat juga dimanfaatkan untuk mempertahankan posisi saat berlayar. Angin kencang berkaitan dengan tinggi gelombang, jika anginnya kencang maka gelombangnya juga akan tinggi. Dengan adanya informasi cuaca untuk pelayaran dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), maka nakhoda dan juga para ABK atau anak buah kapal memiliki informasi yang jelas mengenai kondisi cuaca dan juga kondisi dari laut yang nantinya akan mereka hadapi, apakah menghadapi gelombang yang sedang, tinggi, ataupun kondisi cuaca lainnya.
PROBLEMA PULAU KECIL DALAM MENANGANI SAMPAH Oleh : Nayla Alvina Rahma (Stasiun Meteorologi Kalianget Madura)
Pada Tanggal 31 Maret 2016, pulau Bawean dilanda banjir yang menyebabkan terendamnya 5 hektar sawah di desa Lebak, Sangkapura. Banjir dipicu oleh hujan deras yang kemudian menyebabkan air sungai meluap dan menggenangi persawahan milik warga. Setelah ditelusuri, daerah ini merupakan daerah yang memang sering terkena banjir. Penyebabnya tidak lain adalah pendangkalan sungai yang tentu saja diakibatkan oleh sampah. Permasalahan sampah di pulau kecil berbeda dengan permasalahan sampah di pulau besar. Keterbatasan lahan merupakan hal utama. Sampah, menjadi akar permasalahan buruknya sanitasi lingkungan di pulau kecil. Kecenderungan masyarakat pulau kecil yang membiarkan sampah organik menyebabkan bau busuk yang dapat mengurangi potensi wisata bahari.
suara stmkg
28
Permasalahan ini terjadi di pulau-pulau kecil di Indonesia, terutama yang berpenghuni. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), banjir adalah peristiwa terbenamnya daratan (yang biasanya kering) karena volume air yang meningkat. Penyebab banjir bermacam-macam, namun yang paling utama adalah hujan. Hal ini terlihat dari statistik terjadinya banjir umumnya terjadi pada setiap musim penghujan. Namun, jika daerah tersebut mempunyai sistem pengairan dan sitem resapan yang baik, maka peluang terjadinya banjir akan kecil. Oleh karenanya dapat disimpulkan bahwa selain disebabkan oleh komponen utama yaitu hujan, banjir juga disebabkan oleh komponen pendukung, diantaranya pendangkalan sungai, tersumbatnya aliran air, dan kurangnya daerah resapan air. Di daerah perkotaan, sampah menjadi kontributor utama dalam hal penyumbatan saluran air seperti gorong-gorong atau got membuat aliran air terhambat sehingga tidak dapat mengalir ke tempat lain. Banjir merupakan masalah salah satu bencana alam yang terjadi di banyak kota di seluruh dunia, bahkan di Ibukota Negara kita pun banjir merupakan masalah yang sampai saat ini belum terselesaikan. Namun, tidak semua banjir merupakan bencana alam. Contohnya untuk banjir di pulau Bawean yang disebabkan oleh menumpuknya sampah akibat masyarakat yang membuang sampah sembarangan, dimana pengertian bencana alam adalah ketika peristiwa tersebut murni terjadi tanpa akibat perbuatan manusia. Mengkhawatirkan bukan jika pulau kecil yang luasnya hanya sekitar 194 km2 dan terletak di tengah laut Jawa terendam banjir ? Memang, di pulau Bawean belum tersedia tempat pemrosesan akhir (TPA), alhasil masyarakat membuang sampah ke selokan, sungai, dan laut. Akibatnya, saluran pembuangan air menjadi tidak lancar sehingga menyebabkan air sungai tidak mengalir dengan baik dan menjadi meluap keluar. Padahal, pengelolaan daerah aliran sungai di pulau-pulau kecil sangat berbeda dengan pulau-pulau besar. Pulau kecil mempunyai sungai-sungai yang pendek, daerah tangkapan air yang kecil sehingga kemampuan meresapkan air hujan ke dalam tanah juga berkurang. Jarak 120 km dari pulau Jawa pun menjadi masalah. Pengelolaan sampah yang dilakukan pemerintah biasanya berada di kota dan memiliki Tempat Pemrosesan Akhir (TPA). Hal ini tidak berlaku di pulau kecil karena keterbatasan sarana dan prasarana serta kurangnya pengawasan dan pengendalian oleh pihak terkait. Padahal untuk pulau kecil, permasalahan yang ada lebih kompleks. Sebelum bandara perintis beroperasi, satu-satunya alat transportasi yang menghubungkan pulau Bawean ke pulau Jawa adalah kapal. Kapal itu pun hanya beroperasi untuk mengangkut penumpang dan suplai kebutuhan masyarakat pulau Bawean. Jika dibayangkan, rasanya tidak mungkin jika kapal-kapal tersebut akan mengangkut sampah yang berasal dari pulau Bawean untuk diolah di pulau Jawa, khususnya kabupaten Gresik. Akibatnya, masyarakat pulau Bawean cenderung menjadikan luasnya lautan sebagai tempat pembuangan sampah. Hal ini juga didukung akibat tidak adanya peringatan tegas dari pemerintah untuk tidak membuang sampah secara sembarangan. Tumpukan sampah yang terapung di laut dan yang terdampar di pantai menimbulkan kesan buruk apalagi jika sampai mengendap di perairan. Sampah lautan yang jumlahnya paling banyak ditemukan adalah jenis plastik. Sampah plastik yang berada di dasar perairan menjadi berat dan akhirnya tenggelam karena pada saat terbawa arus, pasir masuk dan mengisi ruang kosong di dalamnya. Sampah ini tentu saja dapat merusak keindahan bawah laut dan mengganggu kehidupan biota laut. Padahal, potensi wisata bawah laut di pulau Bawean sangatlah besar. Apabila pengertian banjir dipahami oleh masyarakat luas maka potensi terjadinya banjir dapat dikurangi secara signifikan karena manusia memiliki kontribusi yang tidak sedikit akan terjadinya banjir. Lalu, apakah hal yang sebaiknya dilakukan masyarakat Bawean untuk mencegah banjir ? tentu saja pengelolaan sampah yang baik. Namun bagaimana cara mengelola sampah yang baik di lahan yang terbatas ? Salah satu contoh pengelolaan sampah pulau di Indonesia adalah perairan Kepulauan Seribu. Saat ini pengelolaan dilakukan dengan mengangkut sampah yang ada menggunakan kapal khusus sampah dengan mengangkut sampah di laut dan pesisir pulau kemudian membawa ke TPA (Tempat Pemrosesan Akhir) untuk selanjutnya dibakar menggunakan incinerator (Berita Pulau Seribu, 14 Pebruari 2014). Contoh pengelolaan ini dimungkinkan bagi Kepulauan Seribu karena adanya TPA di sejumlah pulau. Untuk itu, disarankan agar nantinya pulau Bawean memiliki TPA terlebih dahulu. Pada prinsipnya pengelolaan sampah haruslah dilakukan sedekat mungkin dengan sumbernya. Pengelolaan sampah besar di tingkat lingkungan terkecil, seperti RT atau RW, dengan membuatnya menjadi kompos dapat mengurangi volume sampah yang diangkut ke TPA, tetapi dalam hal ini pulau Bawean tidak memiliki TPA, sehingga perlu ada strategi pengelolaan sampah yang tepat bagi pulau kecil yang berkelanjutan dan dapat diterima oleh semua lapisan masyarakat khususnya yang tinggal di pulau tersebut. Selain masyarakat, peran pemerintah setempat juga sangat diperlukan, misalnya dengan diadakannya penyuluhan. Dengan adanya penyuluhan, masyarakat diharapkan sadar akan bahaya membuang sampah di laut dan mendapat wawasan cara daur ulang sampah mengingat sampah didominasi oleh sampah plastik. Selain itu, penyediaan komposter juga dirasa perlu. Komposter adalah alat untuk mengubah sampah menjadi kompos. Umumnya sampah yang dapat diubah menjadi kompos adalah sampah organik dan limbah dapur. Langkah terakhir yang bisa menarik minat masyarakat adalah adanya bank sampah. Prinsip kerjanya adalah dengan menukarkan sampah utamanya sampah plastik dengan uang dalam bentuk tabungan. Tabungan ini mungkin nantinya dapat digunakan untuk membayar listrik atau dapat ditukar dengan produk di toko. Namun, semua langkah diatas tidak dapat terlaksana jika masyarakat sendiri belum mempunyai kesadaran diri agar tidak membuang sampah sembarangan. Jadi, mulai sekarang mari rawat bumi kita dengan baik dimulai dari kita sendiri.
29
Suara stmkg
ARTIKEL PILIHAN MUSIM UTARA DI NATUNA
Oleh : Dany Pangestu (Stasiun Meteorologi Klas III Ranai Natuna) Secara geografis, wilayah Pulau Natuna merupakan wilayah yang cukup strategis, berbatasan langsung dengan Laut Cina Selatan terlebih lagi wilayahnya digunakan sebagai jalur lalu lintas perdagangan internasional. Selain strategis secara geografis, Natuna juga strategis akan sumber daya alamnya yang melimpah terutama sumber daya laut di perairan Natuna. Kekayaan tersebut mejadi keberkahan tersendiri bagi masyarakat Natuna khususnya para nelayan. Kondisi topografi di Natuna juga cukup beragam, Di bagian tengah daratan tedapat pegunungan serta bukit-bukit dan dibagian pinggir pulau dikelilingi oleh pantai. Begitu banyaknya keberkahan Pulau Natuna bukan berarti tidak luput dari tantangan alam yang ada. Tantangan alam yang sangat diwaspadai untuk wilayah Pulau Natuna adalah cuaca ekstrem, terutama untuk wilayah perairan. Berdasarkan data klimatologi BMKG, cuaca ekstrem untuk wilayah kepulauan Natuna sering terjadi kisaran bulan Desember hingga akhir Februari. Hal tersebut disebabkan pergerakan semu matahari yang semakin ke selatan yang mengakibatkan perubahan tekanan di Asia bagian utara menjadi tinggi. Jika perbedaan tekanan udara antara belahan bumi utara dengan khatulistiwa semakin besar, maka kecepatan aliran massa udaranya akan menjadi semakain tinggi. Ibaratkan kemiringan corong air yang tingginya berada di belahan bumi bagian utara dan dasarnya berada di daerah khatulistiwa. Sehingga kecepatan angin akan meningkat dari biasanya dari arah utara dan timur laut sehingga menyebabkan naiknya tinggi gelombang di laut cina selatan dan akan berpengaruh juga dengan ketinggian gelombang laut di perairan natuna menjadi tinggi. Pada musim utara, hujan cenderung terjadi akibat adanya gangguan eddy di perairan Natuna dan wilayah Kalimantan barat, adanya siklon tropis di wilayah Filipina dan laut cina selatan atau disertai adanya adveksi massa udara dari daerah lain yang menyebabkan hujan kecenderungan lebih ekstrim pada saat bulan itu. Berdasarkan data BMKG, Natuna memasuki puncak hujan tertinggi yaitu bulan November, Desember dan Januari. Di rentang musim penghujan yang terjadi di Natuna ada musim yang dikenal cukup populer oleh masyarakat Natuna terutama untuk kalangan nelayan yaitu musim utara. Musim utara di Natuna adalah puncak musim hujan dimana kondisinya beda dari bulan bulan hujan lainnya. Musim ini dinamakan musim utara karena angin datang secara kontiniu dari utara melewati wilayah Natuna. Di musim ini hujan lebat disertai angin kencang akan sering terjadi. Curah hujan rata rata bisa mencapai atau lebih 50 mm per harinya. Kecepatan angin di daratan Natuna bisa berkisar 10 km/jam-50 km/jam dan untuk di lautan bisa berkisar 20 km/jam-70 km/jam dan tinggi gelombang laut di perairan Natuna bisa mencapai di atas 3-5 meter. Pada musim tersebut diharapkan agar masyarakat Natuna lebih waspada dalam menggunakan transportasi laut. Nelayan maupun nahkoda hendaknya mematuhi segala peraturan peraturan yang disampaikan oleh syahbandar. Masyarakat pun diminta waspada dengan perkiraan adanya cuaca buruk. Tidak ada salahnya jika peringatan itu diantisipasi sejak dini ibarat pepatah “sedia payung sebelum hujan”. Kita harus mampu belajar dari kejadian yang terjadi di Natuna sebelumnya seperti kapal yang hilang atau terdampar di negera tetangga. Semua pihak harus berkoordinasi dan siap siaga, terutama pemerintah daerah, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Badan Search and Rercue Nasional (BASARNAS), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), dan Syahbandar, baik di pusat maupun daerah. Bagaimanapun kondisi cuacanya entah itu hujan lebat, angin kencang, gelombang laut yang tinggi, memang sulit untuk dihindari. Namun dengan langkah antisipasi yang kita lakukan terlebih dahulu dengan sikap ke ingin tahuan, kehati hatian dan kewaspadaan, minimal kita bisa mengurangi jumlah korban sedikit mungkin. Pemerintah juga sudah menyediakan informasi cuaca seluas luasnya dan selengkap-lengkapnya melalui perantara BMKG kepada publik sehingga publik tidak perlu khawatir lagi untuk mendapatkan informasi tentang cuaca karena informasi tersebut sudah mudah diperoleh dan mudah dipahami. Mengingat kondisi geografis kita, suka atau tidak suka, berada di daerah rawan bencana. Oleh sebab itu, segala informasi sekecil apa pun, termasuk soal kondisi cuaca tak bisa dianggap sepele. Hujan lebat, angin kencang, maupun gelombang tinggi memang fenomena alam yang sudah sering terjadi. Namun, semua itu akan menjadi petaka jika manusia mengabaikannya atau menganggap sepele. Oleh karena itu informasi cuaca yang disampaikan oleh BMKG sangatlah penting. Partisipasi masyarakat terhadap penyebaran informasi cuaca kepada masyarakat yang notabene masih memiliki keterbatasan dalam hal informasi cuaca sangatlah penting.
suara stmkg
30
POJOK TARUNA Mendunialah STMKG! Oleh: Aulia Nisa’ul Khoir (Klimatologi Semester V)
Sebagai taruna Sekolah Tinggi Meteorologi dan Geofisika, tentu saja istilah global warming atau pemanasan global sudah tidak asing lagi di telinga kita. Seakan menjadi magnet, topik yang satu ini sangatlah menarik untuk dibicarakan. Hal itu juga lah yang menjadi latar belakang keberangkatan dua taruna (Ambinari Rachmi Putri dari program studi Meteorologi dan Aulia Nisa’ul Khoir dari program studi Klimatologi) Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika ke Dasmarinas, Filipina pada bulan Januari 2017 silam.
AUYS 2017 ASEAN University Youth Summit adalah sebuah acara internasional yang mengusung pemanasan global sebagai salah satu topik yang diangkat. ASEAN University Youth Summit 2017 (AUYS) adalah sebuah pertemuan yang menjadi platform bagi mahasiswa-mahasiswa di kawasan ASEAN untuk saling bertukar ide atau rencana untuk aksi kolektif, serta untuk membangun pemahaman bersama tentang Komunitas ASEAN (AC). AUYS pada tahun ini merupakan penyelenggaraan kegiatan yang ketiga setelah sebelumnya diadakan pertama kali di University Utara Malaysia (UUM) pada tahun 2015 dan Universitas Tekonologi Sumbawa (UTS) pada tahun 2016. Mengusung tema yang berbeda-beda, tema tahun ini adalah “ASEAN Youth: Advocate of Environmental Sustainability” yang berfokus pada keadaan lingkungan di ASEAN, pemanasan global, dan tantangan perubahan iklim. Tuan rumah dari AUYS 2017 yang diselenggarakan pada 9-13 Januari 2017 ini adalah De Las Salle University Dasmarinas. De Las Salle University Dasmarinas ini adalah sebuah universitas di Filipina yang yang terkenal sebagai ‘The Greenest University’ di Filipina. Acara AUYS 2017 dibuka secara langsung oleh rektor De Las Salle University Dasmarinas di Salrial Hall pada 10 Januari. Rektor De Las Salle University menyambut delegasi-delegasi dari perwakilan 10 negara di ASEA, diiringi dengan beberapa penampilan tradisional dari Filipina. Untuk delegasi dari Indonesia sendiri, terdiri dari 38 orang yang sebelumnya telah dinyatakan lolos sebagai delegasi mewakili negara Indonesia, termasuk dua taruna dari STMKG. Kegiatan AUYS 2017 ini diisi dengan serangkaian parrarel sessions, workshop, panel discussion, dan juga open forum, yang tentunya membuat delegasi menjadi lebih paham dan aware terhadap masalah lingkungan dan pemanasan global, khususnya di wilayah ASEAN. Tidak hanya itu, delegasi-delegasi masing-masing negara dapat menyampaikan ide dan inovasi terkait permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat ASEAN, saling bertukar pengetahuan dan pengalaman, termasuk juga aksi nyatanya dalam mengatasi masalah lingkungan dan pemanasan global. Dengan berkumpulnya perwakilan negara se-ASEAN, masalah-masalah mengenai lingkungan dan dampak global warming dari masing-masing negara bisa disampaikan dan berikut dengan ide-ide untuk mengatasinya. Global Warming is Real Global warming bukanlah suatu isu baru, melainkan sudah berkembang sejak awal tahun 2000-an. Secara sederhana yang dimaksud dengan global warming ialah naiknya suhu rata-rata diatas permukaan bumi, baik di darat, laut, ataupun di udara sehingga suhu bumi semakin lama akan semakin panas. Setiap negara di berbagai belahan bumi mulai untuk mencari solusi mengenai masalah ini. Untuk mengurangi kenaikan suhu muka bumi, menurut draft dari hasil Conference of Parties (COP) 21 yang diadakan pada bulan Desember tahun lalu, berhasil mencapai kesepakatan untuk membatasi perubahan iklim hingga 1,5ºC. Dan kewajiban unutk negara-negara anggotanya, termasuk Indonesia untuk melaporkan kemajuan penurunan emisi karbon setiap lima tahun sekali. Pemerintah Indonesia sendiri menyatakan komitmennya untuk mengurangi emisi karbon 29%.
31
Suara stmkg
POJOK TARUNA
Youth as Agent of Change Mengapa harus pemuda? Pemuda adalah agen-agen perubah di negerinya berada. Tapi lebih dari itu, pemuda bak motor gerakan sebuah identitas yang ingin selalu membuat perubahan demi terciptanya cita. Umur dan watak adalah dua unsur penting dalam identitas pemuda sekaligus pembeda dengan golongan lainnya. Jika dilihat dari usia ataupun fisiknya, pemuda mempunyai kekuatan yang lebih besar dan semangat yang membara seperti api yang tak pernah padam bila dibandingkan dengan anak-anak dan lansia. Untuk itu, tentu kita sebagai pemuda tidak boleh tinggal diam saja. Kita harus turut ambil bagian menjadi solusi masalah ini. Hal-hal kecil bisa kita lakukan untuk ikut menjadi bagian dari agen perubahan. Apa saja itu? Dengan membawa kantung belanja sendiri saat berbelanja, tidak menyisakan makanan saat makan, mengurangi konsumsi daging, mengurangi penggunaan lampu pada siang hari, mengurangi penggunaan kertas, memilih menggunakan transportasi umum daripada pribadi dan memperbanyak penghijauan di sekitar kita. Setelah menerapkannya pada diri sendiri, jangan lupa untuk menyalurkan semangat kita pada orang-orang di sekitar kita untuk melakukan hal yang sama. Karena, “The small things that we do for others are things that changing the world little by little”. Dengan komitmen yang kuat, kita, sebagai pemuda, bisa menjadi aktor utama dalam mengurangi global warming.
suara stmkg
32
SOSOK JIWA PRESTASIUS DAN KEPEMIMPINAN PENCETUS PERUBAHAN
Senior Taruna Ahmad Muhlis, Komandan Resimen Korps Taruna STMKG Periode 2016/2017. Senior kelahiran Blitar, 18 Agustus 1994 ini sebagai Komandan Resimen memiliki suatu visi yang sungguh mulia yaitu mengaktualisasi resimen korps taruna STMKG yang ber-AKSELERASI (Aktif, Semangat, Ulet, Respect, dan Inspiratif), tak heran jika di zaman kepemimpinan beliau resimen semakin maju dan berintegritas. Dibesarkan di Blitar, membuat beliau mengenyam pendidikan TK sampai SMA disana. Beliau memulai pendidikan awal di TK Dharmawanita 1, SMP Pakunden 3, SMPN 9 Blitar, dan SMAN 1 Srengat. Setelah lulus SMA, melanjutkan pendidikannya di AMG (sekarang STMKG). Sejak lulus SMA beliau sebenarnya mempunyai tekad untuk dapat meneruskan pendidikanya di salah satu PTN ternama di Indonesia yaitu ITB. Namun temannya mengajaknya untuk juga mengikuti tes AMG (Sekarang STMKG). Walaupun awalnya beliau tidak tahu apa itu AMG, beliau tetap menjalankan tes tersebut. Hal itu berujung dengan diterimanya beliau di kedua perguruan tinggi tersebut. Hal yang sangat membingungkan pada saat itu, karena berkuliah di ITB merupakan impiannya. Namun, disisi lain banyak saran agar beliau memilih AMG, terutama dari orang tuanya. Bulat tekad, akhirnya pun ia memilih AMG sebagai tempat pendidikan tingginya. Satu hal yang membuat ia menerima AMG adalah saran rekannya yang mengatakan “Jika kamu masuk ITB, kamu tidak bisa belajar di AMG, namun jika kamu masuk AMG, kamu bisa meneruskan belajar di ITB”. Sebelum menjabat sebagai Komandan Resimen, senior taruna Ahmad Muhlis pernah ditugaskan menjadi Komandan Kompi B yang kemudian berganti menjadi Komandan Kompi C pada periode 2015/2016. Beliau juga sangat aktif dalam berorganisasi, beliau masuk ke dalam Pasukan Khusus dan juga IPTEK dan Jurnalistik. Walaupun padatnya aktivitas yang dijalani, beliau tetap mampu meraih IPK tertinggi di angkatannya pada pada semester 3. Dia pun berkata bahwa fokus belajar dalam kelas merupakan kunci kesuksesan dalam meraihnya. Matematis merupakan salah satu bidang yang sangat dikuasainya karena menurutnya soal matematis selalu bersifat objektif (memiliki jawaban pasti) sehingga apa yang dikerjakannya dapat dibuktikan. Menurut beliau, menjabat sebagai Komandan Resimen merupakan tanggung jawab yang besar baginya, namun hal itu tidak disikapinya sebagai ‘beban’ melainkan ‘amanah’ yang dipercayakan Pembina dan taruna-taruni STMKG kepadanya yang harus dilaksanakan. Selama menjadi Komandan Resimen banyak sekali peru-
33
PROFIL Nama
: Ahmad Muhlis
Tempat, Tanggal Lahir : Blitar, 18 Agustus 1994
NPT : 13.12.2621 Kelas : Meteorologi VI B Riwayat Organisasi di STMKG: • Pasukan Khusus Angkatan 8 • Iptek dan Jurnalistik 2012 Riwayat Jabatan: • Komandan Kompi D Resimen Korps Taruna STMKG Periode 2015/2016 • Komandan Kompi C Resimen Korps Taruna STMKG Periode 2015/2016 (Peralihan Jabatan dalam satu periode yang sama) • Komandan Resimen Korps Taruna STMKG Periode 2016/2017 Kata Mutiara: “Berpikir santailah dalam menghadapi masalah. Bekerja keraslah dan berikan yang terbaik dalam setiap tanggung jawab yang diemban, karena kerja keras = kerja cerdas. Manusia itu berubah karena memiliki masalah dan tanggung jawab. Jangan takut menerima perubahan. Karena dalam hidup, yang abadi adalah perubahan”.
Suara stmkg
SOSOk bahan-perubahan besar yang terjadi di Resimen karena pada saat Ia menjabat, Resimen baru berumur 2 tahun. Terdapat beberapa fungsi kepengurusan yang perlu disesuaikan setelah meningkatnya ‘Batalyon’ menjadi ‘Resimen’. Senior Taruna Ahmad Muhlis merupakan seorang yang mempunyai banyak ide kreatif. Dalam kepemimpinannya beliau merubah susunan kepengurusan resimen karena menurut beliau kepengurusan yang terdahulu masih kurang efektif. Beliau membuat susunan kepengurusan sesuai dengan susunan pejabat BMKG. Selain itu beliau juga mencetuskan tentang program terbaru dimana program tersebut ialah Kakak-adik asuh. Dimana dengan program ini diharapkan agar hubungan antar tingkatan baik junior maupun senior dapat berjalan dengan baik. Perubahan-perubahan ini merupakan keputusan yang bisa dibilang berani karena baru pertama kali dijalankan, namun beliau yakin dengan program-program tersebut dapat merubah dan memajukan pendidikan di STMKG. Berikut adalah pesan sekaligus harapan beliau untuk STMKG (khususnya Taruna-taruni STMKG): “Kita ini kuliah yang dibiayai negara, ada tunjangan setiap bulan, bahkan untuk senior tingkat 3 dan 4 sudah ada gaji, jadi apa salahnya untuk selalu sesuai jalur, maksudnya jangan neko-neko terhadap apa yang diperintahkan dan dilaksanakan karena merupakan sebuah tanggung jawab kita semua selama menempuh pendidikan di STMKG” (TS/ASP/WQ).
“Menjadi Orang yang Selalu Bermanfaat. Ada Dinanti, Tak Ada Dicari”
Senior Taruna Abdullah Ali. Senior kelahiran Deli Serdang, 23 Juli 1993 ini merupakan Seorang Taruna dengan potensi dan prestasi luar biasa, namun tetap sederhana dan selalu berusaha memberikan manfaat untuk orang lain. Sejalan dengan moto hidup Beliau, yaitu ‘Menjadi Orang yang Bermanfaat, dan Selalu Berusaha.” Segudang pencapaian dan prestasi telah berhasil Beliau raih. Namun, semua itu tidak serta merta Beliau dapatkan. Selalu ada langkah awal untuk memulai suatu hal besar. Motivasi untuk memberikan manfaat dan ingin menjadi ahli di suatu bidang, mendorong Senior asal Blitar ini untuk memulai langkah awalnya menulis karya tulis ilmiah. Beliau bertekat untuk fokus di satu hal saja, yaitu Radar Cuaca dan segala hal yang terkait di dalamnya. Dikarenakan saat ini ranah tersebut masih sedikit pengembangan-pengembangan yang dilakukan di Indonesia, dan Radar Cuaca merupakan salah satu unjung tombak dalam menunjang operasional BMKG. Ya, seperti kata beliau : “Master is better than Multitalent.” Berkat kekonsistenannya, Beliau sukses menghasilkan banyak riset-riset yang dipublikasikan secara nasional maupun Internasional. Mengagumkannya lagi, ternyata Senior Ali merupakan pencetus awal go internasional dari jurusan Meteorologi! Untuk go internasional, banyak kendala yang harus Beliau hadapi. Salah satunya adalah mencari pihak yang mau menjadi sponsor. Seperti yang kita tau, perjalan ke luar negri membutuhan biaya yang tidak sedikit. Maka dari itu sponsor sangat dibutuhkan. Walaupun untuk mendapatkan itu cukup susah, namun Beliau berhasil mendapatkan full travel grant pada seluruh event Internasional yang Beliau ikuti. Selain itu, status yang masih merupakan Taruna, terkadang juga menjadi kendala. Perasaan mind-
suara stmkg
Nama Tempat, tanggal lahir 1993
: Abdullah Ali :
Deli Serdang, 23 Juli
NPT : 13.12.2586 Riwayat pendidikan : • SDN Bendogerit I Blitar • SMPN 1 Blitar • SMAN 1 Blitar • DI Meteorologi AMG Pengalaman Oganisasi : • Wakil Ketua OSIS SMP • Anggota OSIS SMA • Stick Master MB AMG Angkatan VI • Ketua HTMK 2015-2016 • Komandan Kompi A 2016-2017 Prestasi yang pernah diraih : • Wisudawan Terbaik DI Meteorologi Tahun 2012 • Juara Umum Semester 4,5,6 • Presentasi Riset Internasional dalam event 36th Asian Conference on Remote Sensing, 2015, Manila
34
er, takut, cukup menjadi kendala di awal perjuangan. Namun berkat • Presentasi Riset Internasional dalam usaha, kerja keras, dan ridho Allah, semua bisa Beliau atasi dengan event 23rd Internastional Society of baik. Beberapa event yang pernah Beliau ikuti adalah 36th ACRS Photogrametry and Remote Sensing, 2015 di Manila, 23rd ISPRS 2016 di Rep. Ceko, serta 9th ERAD 2016 2016, Republik Ceko yang diselenggarakan di Turki. Dan ERAD 2016 di Turki merupakan • Presentasi Riset Internasional dalam event yang paling berkesan bagi Beliau. Karena di event tersebut Beevent 9th European Radar Conferliau bertemu dengan ahli Radar Cuaca dari berbagai penjuru dunia, ence, 2016, Turkey dan wisata sejarah kebesaran Islam di Turki. Sangking berkesannya, • Publikasi Jurnal Nasional dan ProBeliau tidak bisa mengugkapkannya dengan kata-kata. ceeding Internasional Ketika ditanya apa pentingnya go internasional bagi Beliau, Senior yang merupakan wisudawan terbaik DI Meteorologi tahun 2012 ini National Research Publication : menjawab bahwa yang terpenting dari go internasional adalah man• ANALISA DINAMIKA ATMOSFER faat apa yang bisa kita bawa dari luar. Tidak cukup hanya mempresentasikan penelitian kita di kancah internasioanal, tetapi membanFENOMENA HUJAN ES DI JAKARgun relasi, menyerap semua ilmu, dan mengaplikasikan ilmu yang TA (Jurnal Meteorologi dan Geofisika didapatkan untuk BMKG adalah hal yang terpenting. Dan itu bisa Edisi Maret 2014) didapat dimana saja, lokal, nasional, dan internasional. Walau begitu banyak prestasi yang telah beliau raih, Senior yang berhasil menjadi juara umum 3 semester berturut-turut ini mengaku bahwa bagi Beliau prestasi bukan merupakan hal yang penting, melainkan manfaatlah yang penting. Untuk apa punya prestasi jika tidak bisa memberikan manfaat kepada sesama? Selalu berusaha memberikan manfaat sebanyak-banyaknya, berusaha semaksimal mungkin dalam membantu teman. Begitulah sifat alami Senior Abdullah Ali. Beliau mengaku terkadang merasa sedih ketika tak jarang upaya yang dilakukannya kurang mendapatkan respon. Tetapi Beliau tetap bersyukur, bagi Beliau yang terpenting bukan respon tersebut. Selagi kita bisa memberikan manfaat maka berikanlah, tidak perlu memikirkan apakah manfaat tersebut diterima atau tidak. Diantara begitu banyaknya pencapaian yang telah beliau raih, ternyata Beliau pernah menemui titik jenuh seperti kebanyakan orang. Ketika dirinya dilanda titik jenuh, Beliau berusaha lebih mendekatkan diri kepada Allah, dan mengingat-ingat kembali bahwa yang telah dilakukan hingga saat ini tidaklah mudah, serta diimbangi dengan melakukan hal yang disukai. Olahraga merupakan kesukaan Beliau. Selain aktif mengikuti kegiatan bersifat akademik, Senior Ali juga aktif dalam organisasi. Beliau sudah aktif berorganisasi sejak duduk di bangku SMP, berlanjut hingga di Sekolah Tinggi. Berhasil sukses di bidang akademik dan organisasi. Beliau berhasil membangun keseimbangan yang begitu mengagumkan. Beliau berbaik hati membocorkan kiat-kiat yang harus dilakukan agar bisa menjadi taruna yang berprestasi di bidang akademik, organisasi serta dapat berprestasi di kancah internasional. Yaitu belajar, pantang menyerah, fokus, dan berbagi. Yang paling susah adalah mengawali, sangat berat. Jika kita menyerah saat menghadapi kesulitan saat akan mengawali, maka selesai sudah. Namun jika kita terus mencari solusi untuk menyelesaikan kesulitan tersebut, maka langkah selanjutnya akan terasa lebih mudah. Senior Ali juga memebrikan tips membagi waktu. “JANGAN MENUNDA PERKERJAAN, KARENA MENUNDA PEKERJAAN ADALAH AWAL DARI KEGAGALAN!” Beliau mengaku bahwa kata-kata inilah yang Beliau camkan pada dirinya dalam membagi waktu selama ini. Menjadi orang yang selalu bermanfaat, Keberadaannya dicari dan dinantikan, serta ketiadaannya menjadi kesedihan orang lain merupakan cita-cita terbesar Beliau. Bukan hanya cita-citanya yang sungguh mengagumkan, tetapi juga kepribadian Beliau. Senior yang selalu berusaha keras dan memberi manfaat kepada sesama. Terima kasih kami ucapkan kepada Senior Ali atas semua pelajaran hidup yang telah dibagi diantara begitu banyaknya kesibukan yang sedang Beliau jalani. Semoga kepribadian yang tangguh dan mengagumkan ini tidak pernah luntur dari sosok Senior Abdullah Ali. Serta dapat mewujudkan impian yang belum tercapai. Yaitu menikah dan naik haji. Semangat dan sukses selalu Senior!!!
“Jangan menunda pekerjaan, karena menunda pekerjaan adalah awal dari kegagalan.” Abdullah Ali 35
Suara stmkg