Vol. 02. No. 1, Nopember 2014
PELESTARIAN MOTIF BATIK BATANG - PEKALONGAN : UNTUK MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DALAM KURUN 5 TAHUN (2009-2014) Emilda Evi Yuli Wijayanti (10140003) Mahasiswa Pendidikan Sejarah IKIP Veteran Semarang Abstrak Batik adalah salah satu busana tradisional di Indonesia yang menggambarkan salah satu karya agung bangsa kita. Proses pembuatannya mengandung makna kesabaran yang cukup tinggi. Begitu pun dalam hal pemakaian, batik tidak boleh sembarangan, ada caranya, digunakan untuk apa, dan harus disesuaikan motifnya. Kain batik yang ada di daerah-daerah seluruh Indonesia mempunyai atau dicirikan dengan motif yang berbeda-beda. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (a)Untuk mengetahui corak motif batik Batang dan Pekalongan. (b) Untuk mengetahui bagaimana peran motif batik dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat Batang dan Pekalongan. (c) Untuk mengetahui bagaimana upaya pelestarian motif batik. (d) Untuk mengetahui kendala di dalam pembuatan batik. Jenis Penelitian ini adalah kualitatif penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk katakata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa Batik Batang dan Pekalongan memiliki corak motif yang berbeda misalnya dari pewarnaan sendiri, batik Pekalongan memiliki pewarnaan yang warna-warni dan menarik, sedangkan di Batang memiliki warna yang agak gelap seperti warna laseman dan slogan, batik Batang memang kurang dikenal oleh masyarakat karena warnanya yang kurang menarik. Contoh batik tulis tiga negeri seperti batik motif hias tambal, motif materos, motif pelo ati, motif kotak-kitir, motif lancur yang coraknya berbeda dengan daeah lain. Dengan adanya home Industri batik di Batang dan Pekalongan kehidupan masyarakat menjadi lebih sejahtera, karena pekerjaan membatik bisa mencukupi kebutuhan keluarga dan bisa mensekolahkan anak-anak, dan juga bagi penerus usaha batik bisa mencukupi kebutuhan keluarga dari kebutuhan primer maupun sekunder. Terutama di dalam pembuatanya batik banyak mengalami kendala saat musim hujan, karena pengeringan lebih bagus menggunakan sinar matahari.Di dalam usaha turun temurun usaha batik juga mengalami kendala seperti adannya persaingan batik yang sekarang mengalami kemajuan dan persaingan dengan pengusaha batik, menggunakan alat modern, dan pabrik-pabrik batik yang semakin canggih yang dapat memproduksi batik secara besar-besaran. Kata Kunci : Pelestarian Motif batik batang-pekalongan meningkatkan kesejahteraan. PENDAHULUAN Batik adalah salah satu busana tradisional di Indonesia yang menggambarkan salah satu karya agung bangsa kita. Proses pembuatannya mengandung makna kesabaran yang cukup tinggi. Begitu pun dalam hal pemakaian, batik tidak boleh sembarangan, ada caranya, digunakan untuk apa, dan harus disesuaikan motifnya. ( Aziz Sa’du. A. 2010). Didaerah-daerah tertentu terdapat usaha atau industri batik yang masih bersifat tradisional dan bersifat kerajinan tetap atau sambilan.Hasil kerajinan batik tradisional tersebut mempunyai gaya,corak,motif,dan pewarna khas yang kuat,contohnya batik Yogyakarta,batik Surakarta,batik Cirebon,dan batik Pekalongan.Batik-batik dari daerah tersebut,apabila kita cermati tampak adanya perbedaan,baik pada corak,motif,maupun pewarnaanya. (Setiati D 2008:15).
Jurnal Ilmiah Pendidikan Sejarah IKIP Veteran Semarang
| 32
Vol. 02. No. 1, Nopember 2014
Dalam perkembanganya, kain batik kini juga dikenalkan sebagai kemeja, gaun, gorden, sprei, sarung bantal, taplak meja, hiasan dinding, dan keperluan lain. Cara pembuatanya pun sudah mengalami perkembangan pula.Kini,selain batik yang dibuat dengan cara tradisional, yakni ditulis tangan,ada pula batik yang diproduksi secara besar-besaran di pabrik dengan teknik moden. (Romi Febriyanto Saputro 2007) Meskipun batik identik dengan pakaian adat jawa, kini batik sudah menjadi pakaian nasional bagi masyarakat Indonesia bahkan digemari pula oleh masyarakat Indonesia bahkan digemari pula oleh masyarakat dimanca negara.Kini batik pun tidak lagi sebagai pakaian adat,tetapi sudah mengikuti perkembangan mode busana baik bagi wanita maupun pria.Bahkan beberapa desainerinterior memafaatkannya sebagai perlengkapan rumah tangga. (Setiati D 2008). Motif Batik adalah gambar utama pada kain batik,motif ini mencirikan dan menentukan jenis suatu batik.Kain batik yang ada di daerah-daerah seluruh Indonesia mempunyai atau dicirikan dengan motif yang berbeda-beda. ( Setiati D 2008). Seni kerajinan batik hingga kini tetap berkembang di daerah-daerah tertentu di tanah air.Hal tersebut menunjukkan bahwa jenis identitas budaya nasional yang satu ini mampu bertahan hidup dan bahkan sanggup menjadi kode kultural yang patut diperhitungkan dalam komunitas nasional maupun internasional,meskipun terus menerus di tempa arus globalisasi yang membawa serta liberalisme ekonomi dan persaingan bebas.Modal utama yang memungkinkan pencapaian tersebut adalah daya tahan yang dimiliki seni kerajinan batik itu sendiri yang juga ditopang oleh peningkatan sumber daya manusia pendukungnya untuk terus berpacu dan beradaptasi dengan dinamika perubahan zaman,yang pada intinya berarti peningkatan etos kerja.Sedangkan daya tahan itu sendiri membuktikan bahwa seni kerajinan batik masih terus dibutuhkan. (Departemen Pendidikan Nasional 1999/2000 : 35) Batik Batang sebagai warisan budaya yang dimiliki oleh masyarakat Batang merupakan potensi budaya daerah Batang yang berkembang karena pengaruh-pengaruh dari budaya pada masa keratonan yang masih dilestarikan sampai sekarang. Batik Batang diperkirakan sudah ada sejak masa Sultan Agung (1613 – 1645) atau bahkan sejak masa kerajaan Majapahit. Batik Batang sebagai kain batik yang dibuat dan dipakai di daerah kabupaten Batang memiliki ciri-ciri motif dan warna spesifik batik yang khas Batangan (William Kwan HL: 2010 :28). Batik Batang pada umumnya dapat dikenali dari corak warna sogan ireng-irengan atau coklat kehitam-hitaman yang khas dari daerah Batang. Bapak Kunarudi (60 tahun) mengungkapkan bahwa Batik Batang digolongkan sebagai batik Keratonan karena corak warna sogan dari batik Batang. Batik keratonan
Batang berbeda dengan
batik-batik keratonan dari
daerah
Solo
dan
Jogjakarta. Menurut Bapak Santoso menuturkan bahwa Batik Batang mempunyai corak warna sogan yang lebih gelap dibandingkan dengan corak-corak sogan batik dari daerah lain. Pengenalan pola yang dijelaskan sebelumnya akan diterapkan dalam membangun sebuah aplikasi yang dapat mengklasifikasikan citra batik, sehingga dapat mengenali batik sesuai dengan motifnya dan dapat Jurnal Ilmiah Pendidikan Sejarah IKIP Veteran Semarang
| 33
Vol. 02. No. 1, Nopember 2014
meningkatkan kesejahteraan Masyarakat,yang banyak membutuhkan para pekerja dan mengurangi pengangguran.
KAJIAN PUSTAKA Pengertian Batik Batik adalah hasil karya bangsa Indonesia yang merupakan perpaduan antara seni dan teknologi yang diciptakan oleh leluhur bangsa Indonesia dan hanya di Indonesia inilah batik dapat berkembang hingga sampai pada suatu tingkatan yang tak ada bandingannya baik dalam desain / motif maupun proses.(proyek Balai Pengembangan Dan Penelitian Batik.(Yogyakarta 1983/1984). Pelestarian budaya batikmenurut kamus besar Bahasa Indonesia ,pelestarian merupakan upaya perlindungan dari kemusnahan atau kerusakan.Sementara itu kata “lestari”diartikan dengan’tetap seperti keadaan semula,dan mempertahankan kelangsungan hidup.Jadi,pelestarian budaya merupakan upaya untuk melindungi budaya bangsa agar dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya dari segala ancaman dan gangguan baik secara langsung maupun tidak langsung. Pelestarian budaya memiliki urgensi yang cukup signifikan bagi kelangsungan hidup sebuah bangsa.Pertama,melestarikan budaya berarti melestarikan identitas bangsa Indonesia. Politik devide et impera telah sukses mencabik-cabik identitas kebangsaan kita. Melestarikan budaya berarti melestarikan kearifan local.Batik merupakan karya seni yang kaya akan kearifan lokal.Mengingat budaya batik dikenal hampir semua suku di Indonesia,ragam hias batik ada yang dibuat hanya untuk memenuhi selera keindahan,tetapi ada pula yang dibuat dengan tujuan lain. Secara etimologi, kata batik berasal dari bahasa Jawa, “amba” yang berarti lebar, luas, kain, dan “titik” yang berarti titik atau matik (kata kerja membuat titik) yang kemudian berkembang menjadi istilah“batik”, yang berarti menghubungkan titik-titik menjadi gambar tertentu pada kain yang luas atau lebar atau“menggambar titik”. Batik jugamempunyai pengertian segala sesuatuyang berhubungan dengan membuattitik-titik tertentu pada kain mori. Batik yang berkembang diluar kraton dikenal dengan batik pesisir. Perkembangan batik di Indonesia sejalan dengan penyebaran agama Islam yang ada di Jawa. Kesejahteraan Masyarakat Menurut Suharto (2009:1) pengertian kesejahteraan sosial sebagai berikutKesejahteraan sosial adalah suatu institusi atau bidang kegiatan yang melibatkan aktivitas terorganisir yang diselenggarakan baik oleh lembaga-lembaga pemerintah maupun swasta yang bertujuan untuk mencegah, mengatasi atau memberikan kontribusi terhadap pemecahan masalah sosial dan peningkatan kualitas hidup individu, kelompok dan masyarakat. Penjelasan diatas mengandung pengertian bahwa masalah kesejahteraan sosial tidak bisa ditangani oleh sepihak dan tanpa teroganisir secara jelas kondisi sosial yang dialami masyarakat. Perubahan sosial yang secara dinamis menyebabkan penanganan masalah sosial ini harus Jurnal Ilmiah Pendidikan Sejarah IKIP Veteran Semarang
| 34
Vol. 02. No. 1, Nopember 2014
direncanakan dengan matang dan berkesinambungan. Karena masalah sosial akan selalu ada dan muncul selama pemerintahan masih berjalan dan kehidupan manusia masih ada. Sejalan dengan itu menurut Adi (2003: 41) kesejahteraan sosial sebagai suatu keadaan yang dirumuskan pada Pasal 2 ayat 1 Undang-Undang Nomor 6 tahun 1974 tentang ketentuan-ketentuan Pokok Kesejahteraan Sosial. Kesejahteraan sosial ialah suatu tata kehidupan dan penghidupan sosial materiil maupun spiritual yang diliputi oleh rasa keselamatan, kesusilaan dan ketentraman lahir batin, yang memungkinkan bagi setiap warga Negara untuk mengadakan usaha pemenuhan kebutuhankebutuhan jasmaniah, rohaniah dan sosial yang sebaik-baiknya bagi diri, keluarga serta masyarakat dengan menjunjung tinggi hak-hak asasi serta kewajiban manusia sesuai dengan Pancasila. Rumusan di atas menggambarkan kesejahteraan sosial sebagai suatu keadaan dimana digambarkan secara ideal adalah suatu tatanan (tata kehidupan) yang meliputi kehidupan material maupun spiritual, dengan tidak menempatkan satu aspek lebih penting dari lainnya, tetapi lebih mencoba melihat pada upaya mendapatkan titik keseimbangan. Titik keseimbangan adalah keseimbangan antara aspek jasmaniah dan rohaniah, ataupun keseimbangan antara aspek material dan spiritual. Dengan adanya pengrajin batik di Batang dan Pekalongan, kesejahteraan masyarakatnya mulai meningkat dan mengurangi banyak pengangguran,dan bagi Ibu-ibu yang membatik tulis dirumah membantu meringankan beban suami dan juga untuk menambah penghasilan rumah tangga.
METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah (Lexy Moleong, 2010). Penelitian ini menggunakan data kualitatif dimana data kualitatif adalah data yang berbentuk kata-kata bukan dalam bentuk angka. Data kualitatif diperolah melalui berbagai macam teknik pengumpulan data misalnya wawancara, analisis dokumen, diskusi terfokus atau observasi yang dituangkan dalam catatan lapangan (transkrip). Bentuk lain data kualitatif adalah gambar yang diperoleh melalui pemotretan. Lokasi Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di kawasan pembuatan Batik yang terletak di desa Kali Pucang Wetan kecamatan Batang,kabupaten Batang. Alasan penelitian dikarenakan disekitar wilayah tersebut banyak memproduksi pembuatan batik home industri dan letaknya tidak jauh dari lokasi rumah.
Jurnal Ilmiah Pendidikan Sejarah IKIP Veteran Semarang
| 35
Vol. 02. No. 1, Nopember 2014
Subjek Penelitian Subyek dalam penelitian ini orang-orang yang terlibat dalam pembuatan home industri batik ada 6 orang,diantarannya 2 pengusaha batik,2 pekerja batik dan 2 orang konsumen batik. 1. Pengusaha batik adalah orang yang mempunyai wirausaha dan mempunyai keahlian dalam pembuatan batik. 2. Pekerja batik adalah orang yang bekerja dalam pembuatan batik. 3. Konsumen adalah orang yang membeli batik. Sumber Data 1. Sumber lisan di dapat dari hasil wawancara yang dilakukan oleh 2 pihak yaitu pewawancara dan terwawancara,sumber lisan dalam penelitian ini adalah observasi dan interviu kepada 2 orang pengusaha batik,2 orang pekerja batik dan 2 orang konsumen batik. 2. Sumber tertulis ini berupa buku yang relevan,arsip nasional,dokumen, gambar dll. Sumber tertulis ini digunakan penulis agar dapat menambah informasi,dokumen yang digunakan dalam pembuatan skripsi ini al:buku tentang batik dan gambar berupa foto. 3. Sumber lapangan hasil observasi dan pengamatan lapangan yang dapat digunakan untuk menambah data yang diperlukan dalam penelitian berupa dokumentasi,catatan lapangan,observasi ini di lakukan ditempat pembuatan batik dan saya mendatangi langsung tempat lokasi tersebut yang letaknya tidak jauh dari rumah saya. Metode Analisis data Analisis data adalah sebuah kegiatan yang dimulai dengan menyusun urutan data, mengatur atau mengorganisasikannya kedalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar. HASIL PENELITIAN Corak motif Batik Batang-Pekalongan 1. Motif Batik Tiga Negeri dinamakan tiga negeri karena batik ini mengunakan tiga unsur warna yaitu warna soga, biru dan merah, bentuk motif tiga negeri antara lain : a) Motif hias tambal adalah motif kotak-kotak yang dipenggal menjadi yang membentuk segitiga dan dipenuhi berbagai corak batik dan dipadu motif Bunga dan daun daunan yang tersusun menjadi hiasan batik.Menurut Ibu Miftahutiin motif tambal umumnya adalah untuk penebusan dosa tapi menurut museum batik pekalongan adalah untuk orang sakit.(Wawancara 3 juli 2014) b) Ragam batik Materos adalah nama motif ukel kecil-kecil yang dibuat telaten dan luwes, Menurut ibu Miftahutin materos adalah penggambaran tanaman merambat kecil-kecil yang tersusun rapi dan saling terkait seperti gambaran kehidupan yang mengandung arti pasaduluran atau jalinan persatuan yang tak pernah putus. Bisa juga diartikan harapan kehidupan yang makmur ditengah kekerabatan yang terjalin dan tak pernah putus. c) Corak motif batik Pelo Ati yaitu bentuk burung yang menyerupai bentuk ayam dilihat dari bentuk badan dan jambul, penggambaran bentuk burung terpenggal pada bagian kepala sesuai Jurnal Ilmiah Pendidikan Sejarah IKIP Veteran Semarang
| 36
Vol. 02. No. 1, Nopember 2014
dengan kepercayaan masyarakat Kalipucang Wetan,dimana kaidah agama islam menganjurkan agar penggambaran makhluk hidup tidak di gambarkan secara utuh. Dinamakan pelo ati karena ada wujud pelo ati yang menjadi bagian tubuh burung dan terletak ditengah sebagai tubuh burung tersebut keseluruhan bagian tubuh juga diisi cecekan yang berwarna lebih muda dibanding dengan warna dasar tubuh, warna burung yaitu merah atau biasa disebut bangbangan.Bentuk ekor terlihat menempel memanjang tiga perempat bagian tubuh,motif pelo ati berada di atas motif liris yang kemudian seolah menjadi latar dari motif pelo ati, motif ini biasannya di gunakan untuk acara pengajian atau acara hajatan. Menurut Ibu Khunifah motif batik pelo ati menggunakan pewarnaan tiga negeri yang bermakna tiga prinsip hidup yang dipegang oleh masyarakat Kalipucang Wetan yaitu Ushulidin, fiqih dan Tasawuf. (Wawancara 9 juli 2014) Batik Batang dan Pekalongan memiliki corak motif yang berbeda misalnya dari pewarnaan sendiri, batik Pekalongan memiliki pewarnaan yang warna-warni dan menarik, sedangkan di Batang memiliki warna yang agak gelap seperti warna laseman dan slogan, batik Batang memang kurang dikenal oleh masyarakat karena warnanya yang kurang menarik. Dan dari motif Batang banyak ragamnya, di daerah saya sendiri misalnya banyak pengrajin batik tulis Tiga Negeri yang memiliki corak khas dengan daerah lain. Berikut bentuk gambar motif dan corak batik tulis Batang Tiga negeri: Gambar 1. Motif batik tulis Batang tiga negeri
Gambar : motif hias tambal.
Gambar : motif materos
Gambar : motif pelo ati.
Batik tulis Tiga negeri pewarnaanya tidak begitu menarik tetapi memiliki kelebihan apabila kita cuci warna dari batik tiga negeri malah semakin baru walaupun usianya sudah sampai 20 tahun,tetapi warnannya masih cerah, berikut gambar batik tulis tiga negeri yang usiannya sudah 20 tahun tetapi warnannya yang masih cerah dan bahannya tidak mudah sobek. d) Motif kotak kitir ini bermotif geometrik, bentuk kotak atau persegi empat dengan ukuran yang sama namun penataannya kurang rapi, seperti jubin atau lantai seperti bentuk kincir menjadi tanahan dari batik, kotak kitir yang sekaligus menjadi nama motif batik ini, motif ini diterapkan pada kain sarung kain jarik dan selendang dan menggunakan tehnik pewarnaan tiga negeri yaitu warna merah, biru, dan coklat atau soga.
Jurnal Ilmiah Pendidikan Sejarah IKIP Veteran Semarang
| 37
Vol. 02. No. 1, Nopember 2014
e) Motif lancur karena motif ini banyak gambar daun pandan panjang dan sedikit melengkung dengan luwes, menyerupai bulu pada ekor ayam jantan yang panjang yang biasa disebut lancur ayam jago, digambarkan saling terkait satu dengan lainnya. Gambar 2. Motif batik tulis Batang tiga negeri
Gambar : motif batik kotak-kitir.
Gambar : motif lancur.
Batik tulis tiga negeri membutuhkan proses lama karena cara membatiknya yang bolakbalik, berbeda dengan motif tulis pekalongan yang yang hanya atasnya yang dicanting,. Menurut Ibu Miftakhutin
yang dikenal dengan sebutan Ibu Utin (guru PNS juga
pengrajin batik tulis tiga negeri). Batik tulis tiga negeri memang memiliki perbedaan dengan batik tulis pekalongan, karena struktur membatiknya bolak-balik, dan membutuhkan waktu yang lama, dan ini yang membuat harga nilai jual yang tinggi.(Wawancara 2 juli 2014) 2. Motif Batik Pekalongan. Pekalongan memiliki beragam warna dan corak yang menarik, karena masyarakat pekalongan menyukai pewarnaan yang cerah, karena menurut Bapak Aji warna cerah melambangkan hati yang penuh keimanan dan perasaan yang gembira agar yang memakai batik Pekalongan merasa senang dan nyaman.(Wawancara 4 juli 2014).Motif Batik Pekalongan antara lain : 1) Motif Kombinasi Kawung. Motif ini berbentuk lingkaran memanjang yang tertata rapi dan dikombinasikan dengan bunga-bunga dan motif isen-isen yang saling melengkapi kombinasi motif kawung dan hasilnya sangat bagus dan cocok digunakan untuk acara-acara resmi seperti rapat atau acara pernikahan. 2) Motif Parang Seliris Motif ini di padu dengan motif kotak-kotak yang melambangkan saling melekat satu dengan yang lain dan cocok digunakan untuk acara resmi. 3) Motif Bunga Hias Motif Bunga hias ini adalah bentuk bunga dihiasi dengan motif lain seperti bunga merambat atau bentuk lingkaran yang geometris, bentuk ini bisa digunakan untuk acara resmi atau bisa untuk acara lain.
Jurnal Ilmiah Pendidikan Sejarah IKIP Veteran Semarang
| 38
Vol. 02. No. 1, Nopember 2014
Gambar 3. Berikut Bentuk Motif dan Corak Batik Tulis Pekalongan
Kesejahteraan masyarakat dalam bidang ekonomi dengan adanya home industri batik BatangPekalongan Dengan adanya home Industri batik di Batang dan Pekalongan kehidupan masyarakat menjadi lebih sejahtera, karena masyarakat merasa pekerjaan membatik bisa mencukupi kebutuhan keluarga dan bisa mensekolahkan anak-anak. Dalam istilah umum, sejahtera menunjuk keadaan yang baik, kondisi manusia dimana orangorangnya dalam keadaan makmur , dalam keadaan sehat dan damai. Dalam ekonomi sejahtera dihubungkan dengan keuntungan benda. Sejahtera memiliki arti khusus resmi atau terikat. Dalam kebijakan sosial menunjuk kejangkauan pelayanan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Dari Pengusaha batik sendiri kesejahteraan mereka terjamin, dan bisa memenuhi kebutuhan keluarga, menyekolahkan sampai ke perguruan tinggi serta bisa memenuhi kebutuhan sekunder.Dan bagi pekerja Batik mereka bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari serta bisa mensekolahkan anak-anak mereka sedangkan bagi konsumen batik bisa menambah penghasilan serta membantu kebutuhan keluarga. Masyarakat Batang dan Pekalongan kebanyakan bermata pencaharian sebagai buruh batik dan pekerjaan ini dikembangkan melalui pembuatan batik, masyarakat di kota Batang khususnya di daerah kali pucang Wetan para Ibu-ibu mengembangkan batik tulis Tiga Negeri yang dapat meningkatkan perekonomian keluarga,karena para pengrajin batik tiga negeri di buat sendiri dan kalau sudah jadi dijual sendiri tanpa perantara dan tidak ada kuli maupun bosnya seumpama dipekerjakan orang lain dua atau tiga orang hanya tetangga atau saudarannya sendiri, dan para pembeli batik tulis tiga negeri akan datang langsung kerumah pengrajin dan bisa menawar sendiri harga batik tersebut. Menurut Ibu Inah walaupun saya bekerja sebagai pengrajin batik walaupun gaji saya tidak begitu besar tetapi saya bersyukur dan alhamdulillah saya bisa membantu dan meringankan beban suami saya yang bekerja sebagai kuli jahit dan kadang berjualan bubur yang tidak mesti pendapatanya, tapi saya merasa tidak kekurangan . Karena pekerjaan membatik ini dilakukan di rumah, jadi saya juga bisa sambil menjaga anak-anak saya.(Wawancara 6 juli 2014). Jurnal Ilmiah Pendidikan Sejarah IKIP Veteran Semarang
| 39
Vol. 02. No. 1, Nopember 2014
Para Ibu-ibu pengrajin batik tiga negeri sudah tiga tahun ini membentuk program KUB (Kelompok Usaha Bersama) yaitu bentuk kerja sama untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dikalangan pembatik di Desa Kalipucang Wetan, usaha ini dikembangkan para Ibu-ibu sebagai pengrajin batik. Menurut Ibu Miftakhutin KUB sendiri yaitu program usaha simpan pinjam untuk tambahan dana usaha batik atau keperluan lain, yang tidak dipungut bunga sama sekali karena dana ini diperoleh dari para pengrajin batik yaitu dari hasil penjualan batik yang dipotong 5% dari hasil penjualan dan dana tersebut boleh dipinjam yang ikut anggota KUB saja,dan ada 20 orang yang ikut anggota KUB.(Wawancara 5 juli2014) Di Pekalongan daerah yang paling banyak penghasil batik adalah daeran Buaran, daerah ini dekat dengan kota, dan sebagian besar masyarakat bekerja sebagai buruh batik dari yang laki-laki dan perempuan, biasannya laki-laki bekerja sebagai pengecap, melorot batik dan membuat batik printing, sedangkan yang perempuan bagian menjahit kain batik yang sudah jadi, menyeterika pakaian yang sudah jadi dan memberi merk atau bandrol.Dan walaupun gaji mereka tidak sama karena sesuai dengan pekerjaan tetapi pekerjaan ini bisa mencukupi kehidupan keluarga dan mereka sudah bekerja sudah batik sudah bertahun-tahun. Menurut Bapak Suwirno, saya sudah bekerja sebagai buruh batik waktu saya masih bujang dan sampai sekarang kurang lebih sudah 16 tahunan, dan saya bersyukur dengan pekerjaan ini saya sudah merasa cukup, dan tidak ada sistem PHK dipabrik-pabrik, dan anak-anak saya juga bisa sekolah semua. Dan kebutuhan keluarga saya juga sudah terpenuhi.(Wawancara 28 juni 2014) Di daerah pekalongan banyak pengrajin batik printing (Sablon), pengerjaan batik ini tidak memakan waktu lama tidak seperti batik tulis yang prosesnya lebih lama, dan hargannya juga tidak terlalu mahal, dan masyarakat kalangan bawah bisa membeli sedangkan batik tulis yang bisa membeli hanya dari kalangan atas karena hargannya yang cukup mahal.
Upaya pelestarian motif batik Batang dan Pekalongan. Batik perlu kita lestarikan karena merupakan peninggalan nenek moyang kita, agar budaya kita tidak diakui oleh negara lain. Setiap tempat atau daerah memang memiliki jenis motif batik yang berbeda-beda dengan ini kita jadi memiliki aneka ragam jenis batik, agar anak cucu kita tidak meninggalkan dan lebih mencintai batik kita harus mengajari mereka bagaimana indahnya bentuk seni batik yang bisa meningkatkan kesejahteraan dan bisa menambah ragam budaya Indonesia, dan negara kita bisa terkenal dengan batiknya. Dari pengusaha batik secara turun-temurun juga dapat melestarikan motif karena mereka bisa mengkombinasikan batik dari zaman dulu dan mengembangkan dengan tekhnik modern seperti menggambar menggunakan teknologi melalui komputer karena sekarang batik mengikuti perkembangan zaman lalu perkembangan batik dikembangkan dengan cara berdirinnya pabrik-pabrik batik.
Jurnal Ilmiah Pendidikan Sejarah IKIP Veteran Semarang
| 40
Vol. 02. No. 1, Nopember 2014
Melestarikan motif batik dengan cara mengenalkan pada anak-anak maupun masyarakat yang belum mengetahui jenis-jenis motif batik. Dengan cara itu anak-anak maupun masyarakat dapat mempelajari dan mengembangkan motif batik dan mengkreasikan motif-motif yang akan diciptakan sehingga motif batik dapat berkembang dengan memodifikasi antara motif batik zaman dulu dengan motif batik modern, jadi perpaduan dapat memunculkan motif-motif terbaru. Menurut Ibu Miftakhutin mengutarakan bahwa batik apabila tidak dilestarikan bisa punah dan hilang karena tanpa mengajari pada anak-anak atau penerus maka mereka tidak akan tahu tentang batik karena saya sebagai guru juga tahu bagaimana perkembangan anak-anak zaman sekarang yang sudah mengenal alat-alat yang sudah modern bisa membuat mereka malas belajar cara pembuatan batik yang dengan cara tradisional.(Wawancara 2 juli 2014) Menurut Ibu Wulan Utoyo, selaku pemilik batik Bulan Gemilang, Batik yang kita miliki sangat luar biasa indahnya dan merupakan seni keindahan. Dari hobi saya suka menggambar dan kecintaan saya pada batik,maka saya menciptakan seni batik yang dicintai masyarakat. Akhirnya saya membuka galeri serta bisa membuka lapangan pekerjaan, dan sangat sayang sekali apabila nanti anak cucu kita tidak mau lagi melestarikan batik. Dan di tempat saya kebanyakan yang bekerja adalah Ibu-ibu dan sedikit anak remaja karena mereka lebih menyukai pekerjaan di pabrik-pabrik dan di luar kota. (Wawancara 29 juni 2014) Dengan adannya museum batik di Pekalongan bisa melestarikan, serta bisa mengenalkan jenis batik karena disana banyak aneka jenis batik yang di museumkan dari jaman dulu sampai sekarang, jadi di sana kita bisa mengenal motif dan corak batik peninggalan nenek moyang kita. Dan museum batik di pekalongan juga sudah diresmikan oleh Bapak Presiden dari tahun 2006, dan ini membuktikan bahwa pemerintah juga mendukung dengan adannya museum batik bisa melestarikan budaya batik Indonesia. Kendala yang ada dalam pembuatan dan pemasaran batik Batang-Pekalongan . Di dalam pembuatan batik Batang-Pekalongan banyak mengalami kendala seperti di saat musim hujan, adalah masa yang sangat sulit untuk mengeringkan Batik, karena pengeringan lebih bagus menggunakan sinar matahari. Selain musim hujan menjadikan kendala, tempat pengeringan juga harus luas karena apabila tidak ada tempat mengeringkan juga sulit, karena apabila tidak punya tempat bisa mengeringkan dilapangan. Dan apabila tidak ada lapangan maka membuat jemuran dari bambu jadi tidak memakan tempat yang luas. Dan dari pengusaha batik yang diturunkan turun-temurun juga mengalami kendala seperti adannya persaingan batik yang sekarang mengalami kemajuan dan persaingan dengan pengusaha batik yang sudah maju, yang sudah menggunakan alat modern dan adannya pabrik-pabrik batik yang sudah semakin canggih dan dapat memproduksi batik secara besar-besaran. Menurut Bapak Aji pemilik batik Isna, kendala dalam pembuatan batik adalah pada waktu musim hujan karena apabila di musim hujan ini saya mengeringkan dengan alat pengering, tetapi Jurnal Ilmiah Pendidikan Sejarah IKIP Veteran Semarang
| 41
Vol. 02. No. 1, Nopember 2014
warna yang dihasilkan kurang bagus dan berbeda dengan menggunakan sinar matahari pewarnaanya bisa menjadi rata dan hasilnya bagus, walaupun musim hujan saya tetap memproduksi batik karena saya sudah banyak pelanggan.(Wawancara 28 juni 2014) Pemasaran suatu produk juga bisa menjadi kendala karena meyakinkan konsumen untuk tertarik pada sebuah produk yang sudah di produksi, dan juga harus produsen harus pandai memasarkan pada konsumen, dan harus bisa memastikan produk yang di buat benar-benar bagus. Menurut Ibu Wulan Utoyo pemasaran dilakukan lewat pameran atau iven-iven yang diselenggarakan di kota-kota besar atau di sebuah mol dan dengan cara ini saya memasarkan dan mengenalkan produk saya. (Wawancara 18 juni 2014) Selain musim hujan adalah sebagai kendala di dalam pembuatan batik ada juga kendala dalami pemasaran batik tulis tiga negeri, karena batik tulis tiga negeri hargannya yang cukup mahal menjadikan kendala dalam pemasaran karena yang membeli adalah golongan orang atas, dan orangorang kalangan bawah yang sulit untuk membeli kain batik tulis. Menurut Ibu Khunifah pengrajin batik tulis tiga negeri, batik tulis tiga negeri memang terkenal dengan harganya yang mahal dan membuat orang enggan untuk membelinya dan sedikit peminatnya, tetapi walaupun harganya mahal tetapi batik yang saya buat ini pasti ada yang membelinya, dan juga karena motif batik tiga negeri yang terlalu rumit dan membuatnya lebih lama karena membatik bolakbalik kadang ada yang terlewati kalau sudah jadi baru kelihatan ada motif yang warnanya tidak rata.(Wawancara 9 juli 2014) Dan kendala bagi konsumen apabila mencari barang yang diinginkan tetapi tidak ada dan konsumen merasa kecewa karena banyaknya bentuk- bentuk motif yang sudah sudah berubah maupun dari bentuk pakaian, dan konsumen harus memesan dulu barang yang diinginkan dan menunggu barang yang sudah jadi.
KESIMPULAN Kota Batang dan Pekalongan merupakan banyak pengrajin batik dan di daerah Batang sendiri terkenal dengan batik Batangan, nama tersebut diambil karena berasal dari kota Batang, dan pewarnaanya cenderung agak gelap atau (warna tua) seperti warna soga, karena warna ini cenderung kalem dan tidak terlalu mencolok, sedangkan kota Pekalongan pewarnaanya warna-warni dan menarik, dan ini yang membedakan antara batik batang dan Pekalongan, dan bagi yang menyukai warna yang kalem bisa memilih batik Batang begitu pula bagi yang menyukai warna-warni bisa memilih batik Pekalongan. Berdasarkan rumusan, hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa dengan adanya home industri batik dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan didalam kurun 5 tahun ini memiliki peningkatan, dan dapat mengurangi pengangguran, dan bagi Ibu rumah tangga bisa membantu meringankan beban suami, salah satunya bisa membantu anaknya untuk
Jurnal Ilmiah Pendidikan Sejarah IKIP Veteran Semarang
| 42
Vol. 02. No. 1, Nopember 2014
bersekolah, dan para pekerja batik pun tidak merasa bosan atau berpindah tempat pekerjaan mereka sampai bertahun-tahun bekerja di home industri batik. Dengan meningkatknya kesejahteraan masyarakat bekerja di home industri banyak pengusaha membutuhkan pekerja baru di bidang membatik. Karena pekerjaan ini tidak begitu dibutuhkan dengan ijazah sekolah,dari yang tidak punya ijazah atau yang berijazah bisa bekerja dibidang batik. 1. Batik Tulis Tiga Negeri. Batik Tulis Tiga Negeri merupakan produksi desa kalipucang wetan dikabupaten batang, yang sudah turun-temurun yang tidak lagi diketahui penciptanya, dimana corak dan motifnya mendapat pengaruh sistem kepercayaan atau agama. 2. Batik Tulis Bulan Gemilang. Batik Bulan Gemilang adalah batik tulis yang pewarnaanya warna-warni,walaupun terletak didaerah Batang tetapi pemilik batik ini berasal dari daerah Pekalongan, dimana motif dan pewarnaanya banyak mengandung unsur flora seperti bentuk bunga dan abstrak. 3. Batik Isna Pekalongan. Batik Isna adalah batik yang cara pembuatannya menggunakan printing (sablon), dan memiliki corak yang warna-warni,dimana batik printing prosesnya lebih cepat dari pada batik tulis.
DAFTAR PUSTAKA
Album seni Budaya Album Of Art And Culture Batik Pesisir, Departemen Pendidikan Nasional 1999/2000 Arikunto, Suharsini. 2010. Prosedur Penelitian suatu pendekatan Praktik. Jakarta: Rineke Cipta Azis Sa’du A 2010. Buku Panduan mengenal dan membuat batik. Batik Ragam Hias Semen, Penyusunan Pecinta Batik Indonesia sekar jagad. Edisi ke 3, Pelestarian Batik 2003 Mayoretno Bambang (dkk) 2005. Pemasyarakatan Teknologi Batik untuk pakaian Tradisional Jepang Moeleong, J. Lexy. 2002. Metodologi Penelitian Suatu Pendekatan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Prizilia, Aquamila Bulan. 2013. Pengembangan Elemen Visual Ragam Hias Batik Rahayu Dwi Ningsih (Yayasan Kadin Indonesia) 2007. Pesona Batik Warisan Budaya yang mampu menembus Ruang dan waktu. Riyanto Didik SE 1997, Proses Batik Tulis, cap, printing. Romi Febriyanto Saputro2007 (Indonesia membatik maka Indonesia ada) Setiati D 2008..Membatik. Sugiyono 2009. Metodologi penelitian kualitatif dan R&D.Bandung : Alfabet Zuriicha Amalia 2013 (Ina Lucia,Penerapan Batik ke dalam Asitekstur menggunakan metode Analogi), Prestasi digital Surabaya ITS. http://id.wikipedia.org/wiki/Masyarakat
Jurnal Ilmiah Pendidikan Sejarah IKIP Veteran Semarang
| 43