LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEK
PELATIHAN MODEL PEMBELAJARAN BERPENDEKATAN SCIENTIFIC BAGI GURU-GURU SD DI GUGUS VI KECAMATAN TABANAN
Oleh: Drs. Djoko Waluyo, M.Sc ( NIDN 006075306) Dr. I Wayan Sadra, M.Ed (NIDN 0031125106) Dr. Gede Suweken, M.Sc (NIDN 0011116106)
(Ketua) (Anggota) (Anggota)
Dibiayai dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Universitas Pendidikan Ganessha dengan SPK nomor: 138/UN48.15/LPM/2014 tanggal 13 Februari 2014
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FMIPA UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA SINGARAJA 2014
i
HALAMAN PENGESAHAN 1. Judul : Pelatihan Model Pembelajaran Berpendekatan Scientific bagi Guru-Guru SD di Gugus VI Kecamatan Tabanan 2. Ketua Pelaksana : a. Nama b. NIP. c. Pangkat/Golongan d. Jabatan e. Sedang melakukan pengabdian f. Fakultas g. Jurusan h. Bidang Keahlian 3. Personalia a. Jumlah Anggota Pelaksana b. Jumlah Pembantu Pelaksana 4. Lokasi Kegiatan a. Nama Desa b. Kecamatan c. Kabupaten/Kota d. Propinsi 5. Biaya yang diperlukan : 6. Lama Kegiatan
: Drs. Djoko Waluyo, M.Sc : 195307061980031005 : Pembina Tk I/IVb : Lektor Kepala : tidak : Pendidikan MIPA : Pendidikan Matematika : Pendidikan Matematika dan Statistika : 3 orang : - orang : Tabanan : Tabanan : Tabanan : Bali : Rp. 10.000.000,00 (Sepuluh juta rupiah) : 6 (enam bulan)
ii
Kata Pengantar Puji dan syukur kami` panjatkan karena dengan berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa, maka laporan kegiatan pengabdian masyarakat dengan judul “Pelatihan Model Pembelajaran Berpendekatan Scientific Bagi Guru-Guru Sekolah Dasar di Gugus VI Kecamatan Tabanan” dapat diselesaikan tepat waktu. Di samping itu, keberhasilan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Sehubungan dengan hal tersebut, penulis mengucapkan terima kasih sedalamdalamnya kepada : 1. Ketua UPTD kecamatan Tabanan yang telah banyak memberikan masukan dan bantuan fasilitas untuk lancarnya pelaksanaan kegiatan pengabdian ini. 2. Para Kepala Sekolah di Gugus VI yang telah membantu menugaskan guru untuk mengikuti kegiatan pengabdian ini. 3. Nara sumber yang memberikan pembekalan pada kegiatan pengabdian kepada masyarakat. 4. Teman-teman Jurusan Pendidikan Matematika yang telah banyak membantu sehingga kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dapat berjalan dengan lancar. 5. Semua pihak yang telah banyak memberikan masukan dan bantuan sehingga kegiatan ini dapat berjalan dengan lancar dan tepat waktu. Akhir kata, kami mengharapkan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan khususnya, dan ilmu pengetahuan pada umumnya.
Singaraja, September 2014 Tim P2M
iii
DAFTAR ISI halaman i
JUDUL HALAMAN PENGESAHAN
ii
KATA PENGANTAR
iii
DAFTAR ISI
iv
BAB I PENDAHULUAN
1
1.1 Analisis Situasi
1
1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah
3
1.3 Tujuan Kegiatan
4
1.4 Manfaat Kegiatan
4
BAB II METODA PELAKSANAAN
5
2.1 Metode kegiatan
5
2.2 Rancangan Evaluasi
5
2.3 Khalayak Sasaran
5
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN
7
3.1 Hasil Pelaksanaan dan Kegiatan
7
3.2 Pembahasan
8
IV KESIMPULAN DAN SARAN
9
4.1 Kesimpulan
9
4.2 Saran-saran
9
DAFTAR PUSTAKA
10
LAMPIRAN-LAMPIRAN
iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 ANALISIS SITUASI
Kemajuan IPTEK yang mengalami kecepatan dan percepatan luar biasa, memberi tekanan pada perilaku manusia untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan hidupnya. Di bidang pendidikan, hal ini memunculkan kesadaran baru untuk merevitalisasi kinerja guru dalam rangka menyiapkan peserta didik dan generasi muda masa depan yang mampu merespon kemajuan IPTEK, serta kebutuhan dan tuntutan masyarakat. Aneka perubahan era globalisasi,agaknya menjadi cirri khas yang berjalan paling konsisten. Manusia modern menantang, mencipta, sekaligus berpotensi diterpa oleh arus perubahan. Perubahan peradaban ini menuntut pertaruhan dan respon manusia yang kuat agar siap menghadapi tekanan internal dan eksternal,serta menunjukkan eksistensi diri dalam alur peradaban. Sehubungan dengan tekanan/tantangan internal dan ekternal tersebut, pemerintah mulai tahun 2013 melakukan perubahan kurikulum yakni dengan mengimplementasikan kurikulum 2013. Dengan diberlakukannya kurikulum tersebut diharapkan manusia Indonesia dapat mengatasi segala tantangan internal, maupun tantangan eksternal dan yang terpenting adalah adanya penyempurnaan pola pikir. Pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan masa depan hanya dapat terwujud apabila terjadi pergeseran atau perubahan pola pikir. Pergeseran itu meliputi proses pembelajaran diantaranya dari berpusat pada guru menjadi berpusat pada siswa, dari isolasi menuju lingkungan jejaring, dari abstrak menuju konteks dunia nyata, dari alat tunggal menuju alat multimedia, dari hubungan satu arah bergeser menuju kooperatif dan dari pasif menuju aktif menyelidiki. Sejalan dengan itu, perlu dilakukan penyempurnaan pola pikir dan penggunaan pendekatan baru dalam pembelajaran.
Proses pembelajaran dapat dipadankan dengan suatu proses ilmiah. Karena itu kurikulum 2013 mengamanatkan esensi pendekatan scientific (ilmiah) dalam
pembelajaran.
Pendekatan
ilimiah
diyakini
sebagai
titian
emas
perkembangan dan pengembangan sikap, keterampilan dan pengetahuan peserta didik. Dalam pendekatan atau proses kerja yang memenuhi kriteria ilmiah, para ilmuan
lebih
mengedepankan
penalaran
induktif
(inductive
reasoning).
Pembelajaran berbasis pendekatan ilmiah itu lebih efektif hasilnya dibandingkan dengan pembelajaran tradisional. Para pakar pendidikan seringkali menegaskan bahwa guru merupakan sumber daya manausia yang sangat menentukan keberhasilan program pendidikan. Apapun yang telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan tidak mungkin ada tanpa peningkatan kualitas performansi gurunya (Anom, 1998). Oleh karenanya dalam menjawab tantangan di zaman globalisasi, peningkatan kualitas performansi guru mutlak harus dilakukan secar terus menerus dalam rangka peningkatan mutu pendidikan. Hal ini mengisyaratkan betapa pentingnya keberadaan seorang guru yang mampu mengelola proses belajar mengajar secar profesional di sekolah. Keberadaan guru di hadapan siswa atau ditengah-tengah masyarakat sangat diharapkan sebagai salah satu unsur yang tidak hanya dapat dijadikan teladan, tetapi juga dapat senantiasa mengikuti derap perkembangan zaman. Seorang guru dituntut senantiasa dapat memberi jawaban yang memuaskan atas pertanyaan yang diajukan siswanya dan memberikan jalan keluar. Oleh karena itu dituntut dapat menyesuaikan diri dengan segala proses perubahan yang terjadi pada saat dan kurun waktu, baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan masyarakat. Rencana pelaksanaan kurikulum 2013 merupakan tantangan tersendiri yang dihadapi oleh kalangan guru di gugus VI kecamatan Tabanan. Kurikulum tersebut
menuntut sejumlah perubahan pola pikir guru khususnya terkait
pembelajaran pada jenjang sekolah dasar. Di sisi lain, para guru nampaknya belum dipersiapkan untuk menghadapi hal tersebut baik oleh pemerintah daerah maupun pemerintah pusat. 2
Desa Gubug dan Desa Sudimara terletak di kecamaatan Tabanan. Di Desa Gubug ada 2 sekolah dasar (SD) negeri yakni SD 3 dan SD 5, sedangkan di Desa Sudimara ada 5 (lima) SD Negeri yakni SD 1, SD 2, SD 3, SD 4, SD 6. Ketujuh SD tersebut tergabung menjadi satu gugus yaitu GUGUS VI Kecamatan Tabanan. Adapun potensi sumber daya guru pada gugus tersebut adalah 1 orang sudah S2, 49 orang S1, 9 orang sedang studi S1 dan 3 orang DII PGSD. Dari sejumlah guru tersebut 65 % sudah sertifikasi dan hanya 8 orang yang ditugaskan untuk mengikuti pelatihan implementasi kurikulum. Kepala SD Inti di Gugus VI secara otomatis menjadi ketua KKG di gugus tersebut. Ketua KKG saat ini adalah Bapak I Nyoman Marya, S.Pd, M.Pd. Beliau adalah kepala SD 1 Sudimara. Berdasarkan diskusi dan wawancara dengan Bapak I Nyoman Marya, S.Pd, M.Pd. ditemukan beberapa hal sebagai berikut. a. Pembelajaran di SD- SD gugus VI masih didominasi guru b. Pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran masih non ilmiah c. Guru-guru masih banyak yang kesulitan dalam merancang pembelajaran berdasarkan standar proses sesuai amanat kurikulu 2013 yakni pendekatan scientific (ilmiah). Pada minggu ke 4 bulan Agustus ketua gugus VI kecamatan Tabanan mengontak kami selaku tim P2M tahun sebelumnya via telpon untuk mengatasi kelemahan guru tersebut dan ketua gugus menyatakan bahwa mereka sangat mengharapkan untuk dapat diberikan penataran atau pelatihan pembelajaran dengan pendekatan ilmiah serta telah menyatakan kesanggupannya untuk menyediakan tempat maupun fasilitas-fasilitas yang diperlukan dalam pelatihan tersebut.
1. 2 IDENTIFIKASI DAN PERUMUSAN MASALAH Berdasarkan analisis situasi di atas, maka permasalahan dalam dari kegiatan pengabdian pada masyarakat ini adalah 3
1. Pembelajaran masih dominan ceramah 2. Guru kurang memahami dalam merancang dan menerapkan pembelajaran dengan pendekatan ilmiah 1.3 TUJUAN KEGIATAN Tujuan utama dari kegiatan ini adalah meningkatkan kemampuan guru- guru SD gugus VI kecamatan Tabanan dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran berpendekatan Scientific.
1.4
MANFAAT KEGIATAN Hasil kegiatan pengabdian pada masyarakat ini akan memberikan kontribusi
positif terhadap usaha peningkatan kualitas pendidikan. Secara eksplisit kontribusi hasil kegiatan pengabdian masyarakat ini dapat dijabarkan sebagai berikut. 1. Para guru SD peserta pelatihan mendapatkan wawasan baru terkait pembelajaran berpendekatan ilmiah, diharapkan pula bahwa pengalaman itu dapat ditularkan kepada guru sejawat. 2. Pemerintah kabupaten Tabanan, khususnya Dinas Pendidikan dan Kebudayaan bahwa program ini dapat membantu merealisasikan salah satu program yang telah disusun dalam rencana pembangunan pendidikan di Tabanan, khususnya pada jenjang SD 3. Undiksha, program ini sangat bermanfaat dalam menjalin kerjasama yang mutualistis antara LPTK dengan kalangan masyarakat luas, sehinnga tenaga dan bergagai potenssi yang ada dapat disumbangkan kepada kalayak luas khususnya yang berkenan dengan sektor pendidikan.
4
BAB II METODE PELAKSANAAN
2.1. METODE KEGIATAN Metode dan strategi yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan ini adalah sebagai berikut. 1. Informasi, tanya jawab, dan diskusi Dalam pelatihan ini diawali dengan penyampaian informasi yang berkaitan dengan pembelajaran berpendekatan ilmiah yang dibutuhkan oleh guru-guru SD gugus VI di kecamatan Tabanan kemudian dilanjutkan dengan tanya jawab dan diskusi. 2. Latihan individu/kelompok Dalam merealisasikan pembelajaran berpendekatan ilmiah, para peserta diberikan tugas merancang pembelajaran. 3.Praktek Setelah selesai merancang selanjutnya guru ditugaskan untuk praktek di kelas dengan bimbingan instruktur.
2.2 RANCANGAN EVALUASI Evaluasi kegiatan dilaksanakan pada awal kegiatan, pada saat pelatihan, dan setelah pelatihan. Berikut diuraikan rancangan evaluasi pelatihan yang dilakukan.
Tabel 01. Rancangan evaluasi Pelatihan Pembelajaran Berpendekatan Scientific bagi guru-guru SD Gugus VI di Kecamatan Tabanan NO KRETERIA
INDIKATOR
TOLOK UKUR
1
Kesiapan materi pelatihan
Semua tersedia
5
materi
pelatihan
telah 100%
2
Kemampuan guru dalam Jumlah merancang
peserta
dan merancang
dan
mampu
dalam
85%
melaksanakan
melaksanakan
pembelajaran dengan pendekatan
pembelajaran
tematik
2.3 KHALAYAK SASARAN ANTARA YANG STRATEGIS Sebagaimana telah diuraikan di atas bahwa muara dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah dasar. Terkait dengan hal ini, khalayak sasaran yang strategis dan tepat untuk dilibatkan dalam kegiatan ini adalah guru-guru SD. Dalam kegiatan pengabdian periode ini sebagai khalayak sasaran ditetapkan guru – guru SD gugus VI yang masing-masing sekolah diwakili oleh guru kelas (IV-VI), sehingga total guru yang dilibatkan adalah 21 orang.
6
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil Pelaksanaan Kegiatan Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilaksanakan dalam waktu satu hari, yakni tanggal 19 Oktober 2014 dari pukul 8.00 sampai dengan pukul 15.30 bertempat di gedung SD 3 Dajan Peken dan dibuka oleh Ketua UPTD kecamatan Tabanan. Pelaksanaan dilakukan dalam dua tahap yakni, pertama diberikan penjelasan tentang kurikulum 2013, dan tahap kedua diberikan merancang pembelajaran dengan pendekatan Scientific yang disajikan lewat diskusi dan tanya jawab dan dilanjutkan dengan latihan pembuatan RPP. Pada tahap pertama, peserta pelatihan dapat memahami materi kurikulum 2013 dengan baik, yaitu dapat memahami apa yang mereka harus siapkan agra dapat melalikan proses pembelajaran dengan baik sesuai tuntutan kurikulum 2013 Pada tahap kedua, peserta mendapatkan informasi tentang pendekatan scientifc, peserta pelatihan sangat antusias menanyakan bagaimana mengaitkan topiktopik matematika sehingga bisa menggunakan pendekatan scientific dalam pembelajaran, yang mana hal tersebut selama ini menjadi masalah bagi mereka di SD. Melalui diskusi dan tanya jawab, para peserta pelatihan mampu menjawab tugastugas yang diberikan oleh nara sumber. Dari hasil pretest hanya 45 % peserta yang menjawab benar dari 4 soal yang diberikan oleh nara sumber dan pada tes akhir/postest ada peningkatan, yakni 80% dari peserta pemantapan menjawab dengan benar. Dari hasil angket diperoleh hasil yakni para peserta pelatihan merespon positif kegiatan pelatihan tersebut dan mengharapkan diadakan lagi untuk penyegaran materi Geometri Ruang dan pecahan, pembelajaran tematik, dan PTK. Dengan demikian pelaksanaan
pengabdian masyarakat ini menunjukkan
bahwa kegiatan ini telah berhasil terlihat dari antusias peserta mengikuti pelatihan, tugas dan respon para peserta pemantapan. 7
3.2 Pembahasan Pemahaman terhadap pendekatan scientific oleh para peserta adalah hal yang sangat esensial karena penguasaan terhadap pendekatan scientific sangat diperlukan agar dapat mengaitkannya dengan materi ajar matematika karena sangat mendukung profesi dari para guru untuk menjadi pendidik yang profesional. Menyadari hal tersebut, maka pemahaman dan penguasaan guru terhadap pendekatan scientific dan materi matematika mutlak harus dimiliki guru. Pelatihan ini dari segi guru sangat positif, hal ini terbukti dari kesungguhan peserta mengikuti pelatihan dari awal sampai akhir kegiatan. Peserta dapat memahami materi pelatihan, ini ditunjukkan dengan adanya dengan kemampuan guru dalam menyussun RPP berpendekatan scientific. Para peserta sangat mengharapkan kegiatan semacam ini dapat berlangsung secara terprogram khususnya pelatihan pendalaman materi untuk topik geometri ruang dan pecahan demikian juga pembelajaran tematik. Dari
permasalahan-permasalahan
yang
diajukan
peserta
pelatihan,
merupakan suatu bukti bahwa mereka sangat mengharapkan bantuan pemecahan masalah yang mereka hadapi di lapangan. Oleh karena itu pihak akademik sangat diharapkan untuk bisa menularkan teori-teori baru/konsep-konsep baru untuk mengatasi permasalahan yang ditemukan oleh para guru di lapangan dewasa ini. Atas dasar itulah mereka berharap Universitas Pendidikan Ganesha sebagai salah satu LPTK tetap konsen membantu guru-guru dalam meningkatkan kualitas pendidikan.
8
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan Penguasaan dan kemampuan guru dalam merancang dan menerapkan pendekatan scientific di kelas awalnya dirasakan masih kurang, khususnya dalam hal ini jika guru diminta menyajikan materi ajar matematika dengan pendekatan scientific, demikian juga dalam penyusunan RPP berpendekatan scientific. Dengan pelatihan dan pendampingan ini, guru mampu merancang RPP berpendekatan scientific, menyusun instrument penilaian sesuai kurikulum 2013 serta melaksanakan pembelajaran dengan pendekatan scientific Oleh karena itu kerjasama antar SD di kecamatan Tabanan dan LPM diharapkan terus berlanjut pada masa yang akan datang.
4.2 Saran- saran Berdasarkan hasil P2M dalam bentuk pelatihan pendekatan scientific yang telah dilaksanakan, guru-guru merespon positif, maka ke depan Undiksha melalui LPM perlu terus menggalang kegiatan-kegiatan untuk mendukung kemajuan di bidang pendidikan. Kepada guru-guru peserta pelatihan, agar pemahaman dan pengetahuan yang didapat dalam pelatihan ada manfaatnya, disarankan agar pendekatan scientific dicobakan di kelas sehingga siswanya menjadi kreatif dan pengetahuanya ilmiah.
9
DAFTAR PUSTAKA Anom, Ida Bagus, 1998. Upaya pengikatan Profesionalisme Guru IPA pada Era Globalisasi Suatu Tantangan Perubahan. Makalah. Disampaikan dalam Seminar Profil Guru MIPA dalam Meningkatkan Sumber Daya Manusia yang Berwawasan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi serta Iman dan Taqwa di MIPA STKIP Singaraja tanggal 19 Januari 1998. Bali: Depdikbud. Depdiknas. 2004. Standar Kompetensi Guru Pertama/Sekolah Mengengah Atas. ................. 2005. Jakarta: Dikti.
Pemula
Sekolah
Lanjutan
Pengembanagn Sistem Assesmen Berbasis Kompetensi.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2012. Kebijakan Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Badan PSDMPK-PMP. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.2013. Materi Diklat Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 Sekolah Dasar. Jakarta: Badan PSDMPKPMP. Sumarna Surapranata. 2006. Kualifikasi, Kompetensi dan Sertifikasi Pendidik. Makalh. Disampaikan dalam Seminar Nasional pendidikan di IKIP Negeri Singaraja tanggal 1 Februari 2006. Jakarta: Dikti Depdiknas. Subagia, I Wayan. 2006. Pengembangan Kompetensi Pedagogik dalam Kurikulum Pendidikan Guru Pemula. Makalah. Disampaikan pada Seminar Pengembanangan Kurikulum Pendidikan MIPA Menyongsong Sertifikasi Guru di FPMIPA IKIP Negeri Singaraja, 22 April 2006. Singaraja: FPMIPA IKIP Negeri Singaraja.
10
LAMPIRAN - LAMPIRAN
11
Lampiran 01 JADWAL KEGIATAN Pelatihan Pembelajaran Berpendekatan Scientific bagi Guru SD di Kecamatan Tabanan NO
WAKTU
KEGIATAN
KETERANGAN
1
7.30 – 8.00
Presensi Peserta
Panitia
2
8.00-8.30
Pembukaan Pemantapan
Ka UPTD
3
8.30-9.00
Kudapan
Panitia
3
9.00- 11.00
Penyajian Materi
Narasumber : Dr. Gde Suweken, M.Sc
4
11.00-12.00
Tanya Jawab
Narasumber
5
12.00-13.00
Istirahat
Panitia
6
13.00-14.30
Diskusi dan Latihan
Narasumber
7
14.30-15.00
Penutupan
Ka UPTD
12
Lampiran 02 Dokumentasi Kegiatan P2M
13