Pelatihan Internasional untuk para Penatua dan Pewajib
Musim Gugur 2016
Subyek Umum:
Kembali ke Ortodoksi Gereja
Living Stream Ministry Anaheim, California
© 2016 Living Stream Ministry
All rights reserved. No part of this work may be reproduced or transmitted in any form or by any means—graphic, electronic, or mechanical, including photocopying, recording, or information storage and retrieval systems— without written permission from the publisher.
Edisi Pertama, Oktober 2016.
Translation from English Original title: Returning to the Orthodoxy of the Church (Indonesian Translation)
Living Stream Ministry 2431 W. La Palma Avenue Anaheim, California 92801 Dicetak di Indonesia
2
DAFTAR ISI Isi Halaman Prakata
4 KEMBALI KE ORTODOKSI GEREJA
Berita Satu:
Visi tentang Kristus yang Mulia sebagai Anak Manusia yang Berjalan di Tengah-tengah Kaki-kaki Pelita Emas
5
Berita Dua:
Gereja di Efesus
17
Berita Tiga:
Gereja di Smirna
28
Berita Empat:
Gereja di Pergamus
37
Berita Lima:
Gereja di Tiatira
50
Berita Enam:
Gereja di Sardis
58
Berita Tujuh:
Gereja di Filadelfia
67
Berita Delapan:
Gereja di Laodikia
78
Berita Sembilan:
Yerusalem Baru—Perampungan Visi Sentral Ekonomi Allah dan Puncak Tertinggi dari Wahyu Ilahi melalui Para Pemenang, Yang Kembali ke Ortodoksi Gereja
89
3
PRAKATA Garis besar-garis besar dan kutipan-kutipan ini disiapkan untuk Pelatihan Internasional untuk para Penatua dan Pewajib yang diadakan tanggal 6 sampai 8 Oktober 2016, di Gold Coast, Australia.
4
KEMBALI KE ORTODOKSI GEREJA (Kamis — Sidang Pertama Pagi) Berita Satu
Visi tentang Kristus yang Mulia sebagai Anak Manusia yang Berjalan di Tengah-tengah Kaki-kaki Pelita Emas Pembacaan Alkitab: Why. 1:10—2:1
I. Jika kita ingin melihat visi tentang Kristus yang mulia dan tentang tujuh gereja di dalam Wahyu 1—3, kita harus memperhatikan hal-hal berikut ini: A. Kita harus mengambil kedudukan seorang hamba—1:1: 1. Paulus mengatakan bahwa dia adalah seorang “budak Kristus Yesus” (Rm. 1:1); dia memakai istilah ini mengindikasikan bahwa dia bukanlah rasul yang ditunjuk oleh dirinya sendiri atau yang disewa oleh Tuhan; melainkan, dia adalah rasul yang dibeli untuk melayani Allah dan meministrikan Kristus kepada umat-Nya, bukan dalam hayat alamiah melainkan dalam hayat yang telah dilahirkan kembali. 2. Kita perlu rela melayani orang lain sebagai seorang hamba, bahkan sebagai seorang budak, bukan memerintah atas orang lain—Mat. 20:24-28; 25:14; 2 Kor. 4:5; Gal. 6:17; Kel. 21:1-6; Yes. 50:4-5. 3. Dahulu Kristus telah melayani kita (Mrk. 10:45), sekarang Dia masih melayani kita (Luk. 22:26-27), dan kelak Dia akan melayani kita (12:37; Why. 7:17); jika kita akan melayani orang lain bersama Kristus, kita perlu mengizinkan Dia melayani kita terlebih dahulu. B. Kita harus melatih roh insani kita sebagai organ bagi kita untuk melihat, menyadari, dan merespons pergerakan Allah; hanya roh yang dapat memberi respons kepada Roh—1:10; 4:5; 5:6; Mzm. 119:17-18. C. Kita harus memiliki telinga untuk mendengar apa yang dikatakan Roh itu kepada gereja-gereja: 1. Penglihatan bergantung pada pendengaran; Yohanes pertama-tama mendengar suara itu (Why. 1:10) dan kemudian melihat visi itu (ay. 11-12); jika telinga kita berat dan tidak dapat mendengar, maka kita tidak dapat melihat—Yes. 6:9-10. 2. Tuhan selalu ingin membuka telinga kita untuk mendengarkan suara-Nya (Ayb. 33:14-16; Yes. 50:4-5; Kel. 21:6) sehingga kita bisa melihat hal-hal menurut ekonomiNya.
5
3. Telinga yang berat perlu disunat—Yer. 6:10; Kis. 7:51. 4. Telinga orang-orang dosa perlu dibasuh dengan darah yang menebus dan diurapi dengan Roh itu—14:14, 17, 28. 5. Untuk melayani Tuhan sebagai imam-imam, telinga kita harus dibasuh dengan darah yang menebus—Kel. 29:20; Im. 8:23-24. II. Kitab Wahyu adalah wahyu yang unik dan ultima dari Yesus Kristus—1:1a: A. Yohanes diasingkan ke pulau Patmos karena dia setia kepada firman Allah dan karena dia adalah bagi kesaksian Yesus; di bawah lingkungan yang sedemikian, Kristus yang mulia mewahyukan diri-Nya sendiri kepada Yohanes dan memberikan wahyu-wahyu yang baru kepadanya—ay. 9. B. Di mata Yohanes, bumi telah menyusut, tetapi langit terbuka kepadanya; ini mengingatkan kita kepada Yusuf yang di penjara, Musa yang di padang gurun, Daud yang di dalam kesusahan, dan Paulus yang dirantai; mereka semua menerima wahyu-wahyu yang segar. C. Yohanes maju di jalur yang telah mereka tempuh; dia menerima visi-visi yang belum pernah dia terima sebelumnya dan hingga dia mengenal Tuhan yang ditakhtakan yang belum pernah dia kenal sebelumnya; sayang sekali anak-anak Allah seringkali menyalahpahami “Patmos” yang ditetapkan Allah. III. Kristus sebagai Anak Manusia adalah Imam Besar, “yang mengenakan jubah yang panjangnya sampai ke kaki, dan dada-Nya berlilitkan ikat pinggang dari emas” (ay. 13), untuk mengasuh gereja-gereja dalam keinsanian-Nya dan merawat mereka dalam keilahian-Nya: A. Anak Manusia berada dalam keinsanian-Nya, ikat pinggang emas menandakan keilahian-Nya, dan dada adalah tanda kasih: 1. Tadinya Kristus mengenakan ikat pinggang pada pinggang-Nya, dikuatkan bagi pekerjaan ilahi (Kel. 28:4; Dan. 10:5) untuk menghasilkan gereja-gereja, tetapi sekarang Dia mengenakan ikat pinggang pada dada-Nya, memperhatikan gereja-gereja yang telah Dia hasilkan oleh kasih-Nya. 2. Ikat pinggang emas menandakan keilahian Kristus sebagai energi ilahi-Nya, dan dada menandakan bahwa energi emas ini dijalankan dan dimotivasi oleh dan dengan kasih-Nya untuk merawat gereja-gereja.
6
B. Kristus memperhatikan gereja-gereja dalam keinsanian-Nya sebagai Anak Manusia untuk mengasuh mereka—Why. 1:13a: 1. Dia mengurus pelita-pelita pada kaki-kaki pelita agar menjadi tepat, dan mengasuh kita agar kita bisa gembira, senang, dan nyaman—Kel. 30:7; 27:20-21; cf. Mzm. 42:5, 11: a. Hadirat Tuhan memberikan atmosfir yang lembut dan hangat untuk mengasuh diri kita, memberikan perhentian, kenyamanan, kesembuhan, pembasuhan dan dorongan kepada kita. b. Kita dapat menikmati atmosfir yang mengasuh dari hadirat Tuhan di dalam gereja untuk menerima suplai hayat yang merawat—Ef. 5:29; cf. 1 Tim. 4:6; Ef. 4:11. 2. Dia merapikan sumbu-sumbu dari pelita-pelita pada kaki pelita, memangkas semua hal negatif yang mengganggu bersinarnya kita—Kel. 25:38: a. Bagian gosong dari sumbu itu menandakan hal-hal yang bukan menurut tujuan Allah yang perlu dipangkas, seperti daging kita, manusia alamiah kita, ego kita, dan ciptaan lama kita. b. Dia merapikan semua perbedaan di antara gerejagereja (segala perbuatan salah, segala kekurangan, segala kegagalan, dan segala cacat), sehingga mereka bisa menjadi sama dalam esens, penampilan dan ekspresi—cf. 1 Kor. 1:10; 2 Kor. 12:18; Flp. 2:2. C. Kristus memperhatikan gereja-gereja dalam keilahian-Nya dengan kasih ilahi-Nya, yang ditandai oleh ikat pinggang emas pada dada-Nya, untuk merawat gereja-gereja—Why. 1:13b: 1. Dia merawat kita dengan diri-Nya sendiri sebagai Kristus yang almuhit di dalam ministri penuh-Nya dalam tiga tahap sehingga kita bisa bertumbuh dan matang dalam hayat ilahi untuk menjadi para pemenang-Nya untuk menggenapkan ekonomi kekal-Nya. 2. Sebagai Kristus yang berjalan, Dia mengenal kondisi setiap gereja, dan sebagai Roh yang berbicara, Dia merapikan dan mengisi kaki-kaki pelita dengan minyak yang segar, suplai Roh itu—2:1, 7. 3. Untuk berpartisipasi dalam pergerakan-Nya dan menikmati perawatan-Nya, kita harus berada di dalam gereja-gereja. IV. Kepurbaan surgawi Tuhan digambarkan oleh kepala dan rambut-Nya yang putih bagaikan bulu wol putih, seperti salju—1:14; Dan. 7:9; Ayb. 15:10; cf. Kid. 5:11:
7
A. Tuhan Yesus adalah Allah (Yoh. 20:28-29); Dia melampaui waktu, dan Dia meliputi waktu—Mi. 5;2; Yes. 57:15. B. Rambut putih menandakan pengalaman, kemuliaan, daya tahan, juga kekudusan—Ams. 16:31; 20:29. C. Yesaya menyinggung tentang janji Allah untuk membasuh dosa manusia hingga menjadi seperti bulu wol dan putih seperti salju (1:18); bila kita mempertimbangkan betapa dosadosa kita telah dibasuh dan bahwa kita ini putih seperti kepala dan rambut Tuhan, maka kita tidak dapat tidak mengagumi kebesaran kasih karunia Tuhan! V. Tujuh mata Tuhan itu seperti nyala api untuk mengawasi, mengamati, menyelidiki, dan menghakimi melalui menerangi dan menginfus—Why. 1:14; 5:6; Dan. 10:6: A. Mata Kristus adalah bagi pergerakan dan operasi Allah di bumi karena tujuh adalah angka kelengkapan di dalam pergerakan Allah. B. Mata Tuhan itu seperti nyala api terutama adalah untuk penghakiman-Nya—7:9-10; Why. 2:18; 19:11-12. C. “Kepada takhta penghakiman Kristus / Aku selalu memandang; / Semoga semua penghidupanku dan pekerjaanku / Tahan pembakaran pada hari itu”—bait 5 (TL.) dari kidung yang ditulis oleh Watchman Nee; lihat Watchman Nee—Pelihat Wahyu Ilahi Zaman Ini, (Inggris hal. 75). VI. Kaki Tuhan seperti perunggu yang bersinar, seperti telah dibakar di dalam tungku, yang menandakan bahwa Dia berjalan dengan sempurna dan cemerlang itu melayakkan Dia untuk menjalankan penghakiman ilahi—Why. 1:15; Yeh. 1:7; Dan. 10:6; cf. Kel. 30:18; 38:8; Bil. 21:8-9. VII. Suara Tuhan bagaikan desau air bah (Why. 1:15; cf. 14:2), yang adalah suara yang riuh, bunyi dari suara Allah yang Mahakuasa (Yeh. 1:24; 43:2) dalam keseriusan dan kekhidmatannya—cf. Why. 10:3. VIII. Kristus adalah Pemegang para utusan cemerlang dari gereja-gereja—1:16a, 20: A. Para utusan ini adalah orang-orang rohani di dalam gerejagereja, yaitu orang-orang yang memikul tanggung jawab kesaksian Yesus. B. Para utusan, yang memiliki sifat surgawi dan yang berada di dalam posisi surgawi seperti bintang-bintang, adalah orangorang yang memiliki berita yang segar dari Tuhan bagi umatNya—2:1a. C. Pengharapan dan kebahagiaan para utusan ini ada di surga; mereka memiliki persekutuan yang intim dengan Kristus;
8
mereka juga memiliki kuasa dan otoritas Tuhan, karena mereka berada di tangan kanan Tuhan Yesus—cf. Mzm. 16:13; 73:25-26. D. Jika kita rela menundukkan diri kita secara total ke tangan Tuhan, mempedulikan hal-hal dari Kristus Yesus, dan dengan gembira memikul tanggung jawab demi Dia, maka kita bukan hanya akan menerima pahala Tuhan, tetapi Tuhan juga akan memakai kita untuk menggenapkan pekerjaan-Nya yang besar—1 Kor. 15:58; 16:10; cf. Kej. 15:1; Flp. 2:19-21. IX. Dari mulut Kristus keluar sebilah pedang tajam bermata dua, yang adalah firman-Nya yang membedakan, menghakimi, dan membunuh untuk menanggulangi orang-orang dan hal-hal yang negatif—Why. 1:16b; Ibr. 4:12; Ef. 6:17. X. Wajah Kristus seperti matahari yang bersinar dalam kuasanya (Dan. 10:6) untuk penerangan yang menghakimi guna mendatangkan kerajaan—Why. 1:`6c; Mat. 17:2; cf. Mal. 4:2; Hak. 5:31; Mat. 13:43. XI. Kristus adalah Sang Pertama dan Sang Terakhir, meyakinkan kita bahwa Dia tidak akan pernah meninggalkan pekerjaan-Nya sebelum selesai, dan Sang hidup agar gereja-gereja sebagai ekspresi Tubuh-Nya itu hidup, segar, dan kuat—Why. 1:17-18a: A. Melalui mengenal Tuhan sebagai Allah yang hidup selamalamanya ini, kita dapat diyakinkan bahwa hadirat-Nya di dalam roh kita itu sepanjang waktu; tidak ada yang dapat meneguhkan kita melebihi jaminan hadirat Tuhan—2 Tim. 4:22; cf. Kej. 39:23. B. Kata-kata Aku hidup selama-lamanya harus menjadi kekuatan dan pengharapan kita (Why. 1:18a); Allah yang hidup, yang diserukan oleh Abraham, yang dilayani oleh Daniel, yang disandari oleh Müller, dan yang dikenal oleh Watchman Nee dan Witness Lee adalah Allah yang memiliki kita dan yang kita layani; kita harus menyembah Dia dan memuji nama-Nya dengan sukacita! XII. Kristus memiliki kunci maut dan Hades (Hades)—Why. 1:18b: A. Maut adalah pengumpul dan Hades adalah penjaga, tetapi Kristus telah meniadakan maut di atas salib dan mengalahkan Hades di dalam kebangkitan-Nya—2 Tim. 1:10; Kis. 2:24.
9
B. Asalkan kita memberi Tuhan tumpuan, kesempatan dan jalan untuk bergerak dan bertindak di antara kita melalui berlatih untuk menyangkal diri, memikul salib, dan kehilangan hayat jiwa kita, maka maut dan Hades akan berada di bawah kendali-Nya—Mat. 16:18, 21-26. Kutipan Berita Ministri: BELAJAR BAGAIMANA MERAWAT ORANG Anggota kelompok vital harus belajar bagaimana merawat orang untuk melanjutkan pengasuhan mereka kepada orang. Mengasuh tanpa merawat adalah sia-sia. Ketika seorang ibu ingin memberi makan anaknya yang nakal, dia pertama-tama akan membuat anaknya gembira dengan mengasuhnya. Tetapi tanpa merawatnya, pengasuhannya tidak bermakna. Setelah mengasuh anak itu, sang ibu merawatnya dengan memberi makan. Ini adalah cara Kristus sebagai Kepala memelihara gereja. Dia merawat kita setelah mengasuh kita. Wahyu 1 mengindikasikan kepada kita bagaimana Kristus memperhatikan gereja-gereja. Wahyu adalah kitab tanda-tanda. Tanda adalah simbol dengan perlambangan rohani. Tanda pertama dalam Kitab Wahyu mengindikasikan kepada kita mengenai Kristus dalam keinsanian-Nya sebagai Imam Besar, dan tanda terakhir adalah Yerusalem Baru. Sebagai Anak Manusia, Kristus sebagai Imam Besar sedang memelihara semua gereja sebagai kaki pelita (1:12-13). Di satu pihak, Dia mengasuh gerejagereja dalam keinsanian-Nya; di pihak lain, Dia merawat gereja-gereja dalam keilahian-Nya. Anggota-anggota kelompok vital harus belajar kedua hal ini. Ketika kita mengunjungi orang, mengundang mereka ke rumah kita, atau mengontaki mereka sebelum dan sesudah sidang, kita harus menjadi satu dengan Kristus untuk mengasuh dan merawat mereka. MAKNA DARI MENGASUH DAN MERAWAT ORANG Mengasuh orang adalah membuat mereka gembira dan membuat mereka merasa senang dan nyaman. Kita harus memiliki wajah yang menyenangkan ketika mengontaki mereka. Kita harus gembira dan sukacita. Kita tidak seharusnya mengontaki seseorang dengan raut wajah yang menyedihkan. Kita harus mengindikasikan kepada orang bahwa kita murni sukacita dan gembira. Kalau tidak demikian, maka kita tidak akan dapat mengasuh mereka, untuk membuat mereka sukacita. Kemudian kita harus melanjutkan untuk merawat mereka. Kita tidak merawat orang ketika kita berbicara tentang pernikahan, masa pacaran, politik, situasi dunia, atau pendidikan. Merawat orang adalah memberi makan mereka dengan Kristus yang almuhit dalam tiga tahap ministriNya yang penuh. Ketika kita berbicara kepada orang tentang Kristus, kita tidak seharusnya berbicara kepada mereka dalam suatu cara yang tidak dapat dipahami dengan bahasa yang mereka tidak mengerti. Kita harus menemukan suatu cara untuk menyajikan Kristus kepada setiap orang.
10
Jika seseorang ingin orang-orang makan daging sapi, dia harus menemukan suatu cara yang tepat untuk memasak daging itu yang membuat orang ingin sekali memakannya. Demikian juga halnya dengan kita, kita harus “memasak” Kristus yang almuhit. Ada banyak cara untuk memasak hal yang sama. Saya telah memasak Kristus di negara ini selama lebih dari tiga puluh tiga tahun dengan kira-kira tiga ribu berita. Untuk merawat orang dengan Kristus, kita pertama-tama harus menuntut Kristus, mengalami Kristus, mendapatkan Kristus, menikmati Kristus, dan berbagian dalam Kristus. Dalam Kitab Filipi, khususnya dalam pasal dua dan tiga, Paulus menggunakan ungkapan dan pernyataan yang berbeda untuk menggambarkan bagaimana dia menuntut dan mengejar Kristus untuk mendapatkan Kristus. Dia memberi tahu kita bahwa kita harus melakukan segala sesuatu tanpa bersungut-sungut dan berbantah-bantahan. Saudari yang sedang menuntut Kristus harus belajar untuk tidak bersungut-sungut, dan saudara harus belajar untuk tidak berbantah-bantahan. Jika Anda bersungut-sungut dan berbantahbantahan, Anda akan membuat suatu pelanggaran terhadap Kristus yang diam di batin, yang adalah perwujudan dari Allah Tritunggal, sebab Allah ini sedang bekerja di dalam Anda agar Anda dapat mengerjakan keselamatan Anda (2:12-14). Keselamatan kita adalah kita mendapatkan dan mengalami Kristus. Mendapatkan Kristus adalah mengerjakan keselamatan organik kita setiap hari. OLEH HAYAT ILAHI DAN MISTIKAL DALAM KEBANGKITAN Mengasuh orang dan merawat orang keduanya harus dengan hayat ilahi dan mistikal dalam kebangkitan, bukan oleh hayat alamiah dalam ciptaan lama. Ketika sesuatu yang ilahi sedang bekerja di dalam seseorang, orang ini menjadi sangat mistikal. Ketika saya masih muda, saya bekerja selama lebih dari tujuh setengah tahun pada sebuah perusahaan yang besar. Tiba-tiba, saya berhenti dari pekerjaan saya sehingga saya dapat memberitakan Kristus dengan seluruh waktu saya. Mereka bertanya bagaimana saya dapat menjalani hidup. Jawaban saya adalah Tuhan Yesus akan menyediakan bagi saya. Saya menjadi mistikal bagi teman sekelas dan rekan-rekan dan juga anggota keluarga saya. Mereka tidak dapat mengerti mengapa saya berhenti bekerja untuk melayani Tuhan dengan seluruh waktu saya. Saya menjadi suatu misteri bagi mereka. Kita harus mengasuh orang dengan hayat yang ilahi dan mistikal dalam kebangkitan. Dalam kebangkitan berarti bahwa tidak ada sesuatu yang alamiah dalam hal kita memperhatikan orang. Segala sesuatu yang berasal dari hayat alamiah kita tidak seharusnya dipakai. Hayat kita harus dalam kebangkitan. Dengan perkataan lain, hayat alamiah kita harus disalibkan dan dibangkitkan untuk menjadi hayat insani dalam kebangkitan. Orang muda harus belajar bagaimana berjerih lelah di dalam Injil di kampus bukan dengan hayat alamiahnya tetapi dengan Allah di dalam mereka sebagai hayat mereka. Inilah hayat ilahi, dan hayat ilahi ini membuat kita menjadi suatu misteri. Orang yang dikontaki oleh Anda
11
mungkin akan bertanya dari mana Anda lulus sekolah dan gelar apa yang Anda sandang. Anda mungkin mengatakan bahwa Anda menyandang gelar sarjana biokimia dari Universitas Harvard. Mereka mungkin bertanya,” apa yang sedang Anda lakukan di sini?” Ketika Anda mengatakan bahwa Anda sedang belajar untuk memberitakan Kristus, mereka tidak akan dapat mengerti orang macam apakah Anda itu. Mereka akan berpikir, ”Orang ini telah lulus dari universitas yang terkenal dengan gelar yang hebat. Seluruh dunia memerlukan dia. Dia dapat saja mendapatkan pekerjaan yang luar biasa. Lalu mengapa dia datang ke sini untuk memberitakan Kristus?” Ini membuat Anda menjadi seorang yang mistikal. Anda telah mendapat pendidikan yang tinggi, tetapi Anda sekarang melakukan suatu pekerjaan yang kelihatannya tidak tinggi tetapi sangat mistikal. Anda telah menjadi seorang yang ilahi dan mistikal dalam kebangkitan. Kita harus menyadari bahwa Roh pemberi-hayat yang telah diperkuat tujuh kali ganda hanya menghargai hal-hal yang ada dalam kebangkitan. Jika Anda melakukan suatu pekerjaan tidak dalam kebangkitan, Roh pemberi-hayat tidak akan pernah menghargai hal itu. Karenanya pekerjaan Anda akan ada dalam kesia-siaan tanpa ada hasil. Sebagian besar pekerjaan di dalam Kekristenan hari ini tidak di dalam kebangkitan. Sebagian besar orang Kristen bekerja dalam hayat alamiahnya, bukan dengan hayat ilahi dan mistikal dalam kebangkitan. Apapun yang alamiah adalah milik ciptaan lama. Kontak kita terhadap orang lain tidak seharusnya ada dalam ciptaan lama tetapi dalam kebangkitan. Hanya dengan jalan inilah kita dapat mengasuh dan merawat orang dengan Kristus, Sang almuhit itu. TELADAN KRISTUS MENGASUH DAN MERAWAT GEREJAGEREJA DALAM MEMELIHARA GEREJA-GEREJA Kristus adalah teladan yang terbaik dalam mengasuh dan merawat gereja-gereja, seperti terlihat dalam Wahyu 1. Dalam ayat 12 dan 13, Yohanes mengatakan, ”Lalu aku berpaling untuk melihat suara yang berbicara kepadaku. Setelah aku berpaling, tampaklah kepadaku tujuh kaki pelita dari emas. Di tengah-tengah kaki pelita itu ada seorang serupa Anak Manusia, berpakaian jubah yang panjangnya sampai di kaki, dan dadanya berlilitkan ikat pinggang dari emas.” Ini mengindikasikan bahwa Kristus sedang memelihara kaki pelita dengan menjadi Anak Manusia yang berpakaian jubah yang panjang. Jubah ini adalah jubah imam (Kel. 28:33-35), yang mengindikasikan bahwa Kristus adalah Imam Besar kita. Dada-Nya juga berlilitkan ikat pinggang dari emas. Ikat pinggang ini sebatang emas yang panjang. Ikat pinggang dan emas bukan dua hal yang terpisah. Ikat pinggang adalah emas tersebut. Ikat pinggang emas adalah sebatang emas yang panjang yang menjadi ikat pinggang. Anak Manusia ada dalam keinsanian-Nya, dan ikat pinggang emas ini melambangkan keilahian-Nya. Ikat pinggang ini dililitkan di dada-Nya, dan dada ini adalah suatu lambang kasih.
12
Para imam dalam Perjanjian Lama memakai ikat pinggang untuk pelayanan mereka (Kel. 28:4). Dalam Daniel 10:5 Kristus juga mengikat pinggang-Nya, dengan emas murni. Diikat pada pinggang adalah diperkuat untuk bekerja. Kristus telah menyelesaikan pekerjaan ilahi-Nya dalam menghasilkan gereja-gereja. Sekarang dengan kasih-Nya Dia sedang memelihara gereja-gereja yang telah Dia hasilkan. Inilah alasannya mengapa Dia diikat didada-Nya. Hari ini Kristus adalah Imam Besar kita yang memelihara gereja-gereja-Nya yang dibangun oleh jerih lelah-Nya. Tetapi sekarang Dia memelihara gereja-gereja bukan dengan ikat pinggang yang diikat di pinggang tetapi yang dililitkan di dada-Nya, yang melambangkan kasih. Saya mengharapkan kita semua dapat menyadari bahwa dalam hari-hari ini bahkan di antara kita, Kristus sedang mengenakan ikat pinggang emas pada dada-Nya. Ikat pinggang emas adalah suatu tanda, perlambangan keinsanian Kristus menjadi tenaga-Nya. Tenaga Kristus secara keseluruhan adalah keilahian-Nya. Sebatang emas sekarang adalah sebuah ikat pinggang. Keseluruhan Kristus dalam keilahian-Nya telah menjadi ikat pinggang. Ikat pinggang emas melambangkan keilahian Kristus menjadi tenagaNya, dan dada-Nya melambangkan tenaga emas yang terlaksana dan dimotivasi oleh kasih-Nya. Tenaga ilahi-Nya terlaksana oleh dan dengan kasih-Nya untuk merawat gereja-gereja. Memelihara Gereja-gereja dalam Keinsanian-Nya Kristus memelihara gereja-gereja sebagai kaki pelita dalam keinsanian-Nya sebagai “Anak Manusia” untuk mengasuh mereka (Why. 1:13a). Kristus sebagai Imam Besar kita pertama-tama memelihara gerejagereja yang telah Dia dirikan dalam keinsanian-Nya untuk mengasuh gereja-gereja, untuk membuat gereja-gereja sukacita, gembira, dan nyaman. Dengan Membereskan Pelita-pelita Dia melakukan hal ini dengan membereskan pelita-pelita dari kaki pelita. Imam Besar dalam Perjanjian Lama membereskan pelita-pelita dari kaki pelita setiap pagi (Kel. 30:7). Membereskan pelita-pelita adalah membuat pelita-pelita tersebut tepat. Memotong Sumbu Pelita Kristus memelihara kaki pelita dengan memotong sumbu pelita-pelita dari kaki pelita emas, seperti yang dilakukan imam dalam Perjanjian Lama (Kel. 25:38). Ketika sumbu terbakar, sumbu tersebut menjadi hangus dan gosong, sehingga imam harus memotong bagian yang hangus dan gosong dari sumbu itu. Inilah yang dimaksud memotong sumbu sehingga pelita itu dapat bersinar lebih baik lagi. Bagian sumbu yang hangus, yang padam, melambangkan hal-hal yang tidak seturut dengan tujuan Allah yang perlu dipotong, seperti daging kita, manusia alamiah kita, ego kita, dan ciptaan lama kita. Semua kaki pelita adalah organik. Mereka adalah kaki pelita yang hidup. Kapan kala setiap gereja adalah
13
kaki pelita yang hidup, tiap gereja memiliki banyak perasaan. Suatu gereja dengan sumbu yang hangus tidak akan merasa nyaman. Kira-kira delapan tahun yang lalu, tidak ada perasaan sukacita atau kegembiraan dalam gereja di Anaheim. Ini karena sumbu yang telah mati, hangus, dan gosong. Namun, suatu hari Kristus sebagai Imam Besar kita datang untuk membereskan pelita-pelita dari kaki pelita, gereja di Anaheim, dengan memotong sumbu, untuk memotong semua sumbu yang hangus dan gosong. Inilah pengasuhan, untuk membuat gereja di Anaheim sukacita, gembira, dan nyaman. Tidak ada perbandingan antara situasi gereja di Anaheim delapan tahun lalu dan situasi pada hari ini. Delapan tahun yang lalu gereja di Anaheim penuh dengan sumbu yang hangus, gosong, tanpa sinar. Kaum beriman merasa tidak sukacita, tidak gembira, dan tidak nyaman. Tetapi suatu hari Tuhan Yesus sebagai Imam Besar dalam keinsanian-Nya datang untuk memotong hal-hal negatif. Kemudian kita menjadi sukacita, gembira, dan nyaman. Inilah pemeliharaan Kristus terhadap gereja dalam keinsanian-Nya untuk membereskan pelita-pelita gereja. Saya bersyukur kepada Tuhan bahwa hari ini dalam pemulihan-Nya, Dia adalah Imam Besar dalam keinsanian. Ibrani 4 mengatakan “sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, dia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa” (ay. 15). Kristus kita adalah sama seperti apa adanya kita. Dia telah dicobai dalam segala hal seperti kita, sehingga Dia dapat dengan mudah dijamah dengan perasaan lemah kita. Ini berarti bahwa Dia selalu bersimpati dengan kelemahan kita dalam keinsanian-Nya. Dia adalah Imam Besar dalam keinsanian-Nya yang memelihara kita melalui mengasuh kita setiap waktu. Memelihara Gereja-gereja dalam Keilahian-Nya Kristus sebagai Imam Besar memelihara gereja-gereja sebagai kaki pelita dalam keilahian-Nya dengan kasih ilahi-Nya, yang dilambangkan dengan ikat pinggang emas yang dililitkan di dada-Nya, untuk merawat gereja-gereja (Why. 1:13b). Kristus bukan hanya insani tetapi juga ilahi. Dia adalah Anak Manusia yang mengenakan ikat pinggang emas, yang melambangkan keilahian-Nya sebagai tenaga ilahi-Nya. Keilahian-Nya sebagai tenaga ilahi merawat gereja-gereja dalam banyak cara. Wahyu 2 dan 3 mewahyukan perhatian Kristus terhadap kaki pelita. Di satu pihak, Dia memotong sumbu pelita-pelita gereja, memotong semua pelanggaran, kekurangan, kegagalan, dan cacat yang disebut dalam tujuh surat kiriman kepada tujuh gereja. Kristus melakukan pekerjaan pemotongan terbaik dalam keinsanian-Nya untuk mengasuh gereja-gereja. Di pihak lain, dalam tiap-tiap surat kiriman, kita melihat perawatan Kristus. Dalam surat kiriman yang pertama kepada gereja di Efesus, Kristus berkata, “Siapa yang menang, dia akan Kuberi makan dari pohon kehidupan yang ada di Taman Firdaus Allah” (2:7). Kita dapat berkata bahwa ini adalah nubuat yang mengacu kepada zaman kerajaan, di mana
14
para pemenang akan menikmati Kristus sebagai pohon hayat di dalam Taman Firdaus Allah. Tetapi jika kita tidak menikmati Kristus sebagai pohon hayat dalam kehidupan gereja pada hari ini, pasti kita tidak akan berbagian dalam pohon hayat di dalam zaman kerajaan. Berdasarkan pengalaman saya, hari ini gereja di Anaheim adalah suatu taman firdaus bagi saya. Dalam taman firdaus ini saya banyak makan Kristus sebagai pohon hayat setiap hari. Jika saya tidak makan Kristus di sini pada hari ini, saya tidak akan makan Dia dalam zaman kerajaan. Saya harus terlebih dulu makan Dia di sini. Dalam surat kiriman yang kedua kepada Smirna, sebuah gereja yang dianiaya dan menderita, Kristus berkata bahwa Dia akan mengaruniakan mahkota hayat bagi mereka yang menang (ay. 10). Mahkota melambangkan kemenangan. Jika kita bukan seorang pemenang hari ini, yang mengalahkan aniaya dan penderitaan, bagaimana kita dapat menjadi pemenang dalam kerajaan? Kemenangan kita pada hari ini adalah dari Kristus yang menjadi hayat kita. Jika kita tidak memiliki kenikmatan seperti itu hari ini, bagaimana kita dapat mengenakan mahkota hayat dalam zaman akan datang? Surat kiriman yang ketiga adalah kepada gereja di Pergamus. Pergamus adalah gereja yang telah kawin dengan dunia. Tuhan akan memberikan manna tersembunyi bagi para pemenang dalam gereja di Pergamus (ay. 17). Dalam Perjanjian Lama, satu bagian manna disimpan di dalam buli-buli emas, dan buli-buli emas itu tersembunyi di dalam tabut (Kel. 16:32-34; Ibr. 9:4). Hari ini kita harus menikmati Kristus yang tersembunyi dalam sifat ilahi emas Allah. Kemudian kita akan menikmati Kristus sebagai manna yang tersembunyi pada zaman yang akan datang. Tuhan juga akan memberikan kita sebuah batu putih yang di atasnya tertulis nama baru, yang melambangkan kita telah menjadi orang yang telah ditransformasi untuk menjadi bahan bangunan bagi pembangunan Allah. Tuhan berjanji kepada para pemenang dalam gereja di Tiatira bahwa mereka akan dikaruniakan kuasa atas bangsa-bangsa, untuk meraja (Why. 2:26). Pertama-tama kita perlu meraja pada hari ini. Menurut Roma 5:17 kita harus menerima kasih karunia yang berlimpah dari Tuhan untuk meraja di dalam hayat pada hari ini. Jika kita tidak meraja hari ini di dalam hayat, bagaimana kita dapat menjadi raja pada zaman yang akan datang untuk memerintah bangsa-bangsa? Dalam surat kiriman-Nya yang kelima, Tuhan berkata kepada gereja di Sardis bahwa mereka mati dan sekarat. Dia berjanji kepada para pemenang bahwa mereka akan dikenakan pakaian putih (Why. 3:5). Pakaian putih melambangkan penempuhan jalan dan hidup yang tidak dicemari oleh kematian. Cara para pemenang berjalan di dalam zaman ini akan menjadi hadiah bagi mereka pada zaman yang akan datang. Kita harus menjadi hidup sehingga kita dapat memiliki pakaian putih itu. Tuhan berkata kepada gereja di Filadelfia untuk memegang apa yang ada padanya (ay. 11). Mereka yang menang dan memegang apa yang ada pada mereka dalam pemulihan Tuhan akan dibangun ke dalam Yerusalem
15
Baru, Bait Allah, sebagai sokoguru (ay. 12). Dalam surat kiriman yang ketujuh, Tuhan menasihati gereja di Laodikia untuk membeli daripadaNya emas, pakaian putih, dan minyak untuk mengolesi mata untuk diselamatkan dari kemerosotan keadaan suam-suam kuku (ay. 18). Dia berjanji untuk makan bersama mereka yang membukakan pintu bagi Dia (ay. 20). Kita dapat melihat bahwa ini adalah perawatan Kristus dalam keilahian-Nya yang dilaksanakan dengan dan oleh kasih-Nya. Dengan Ministri-Nya yang Ilahi dan Mistikal oleh Kasih dalam Tiga Tahap-Nya Dia juga adalah Imam Besar dengan keilahian-Nya sebagai “tenaga ikat pinggang” untuk merawat kita oleh diri-Nya sendiri sebagai Kristus yang almuhit dalam tiga tahap ministri-Nya yang penuh. Supaya Gereja-gereja Dapat Bertumbuh dan Matang dalam Hayat Ilahi-Nya Perawatan-Nya kepada gereja-gereja dalam keilahian-Nya adalah supaya gereja-gereja dapat bertumbuh dan matang dalam hayat ilahi-Nya dan menjadi para pemenang dalam intensifikasi tujuh kali ganda-Nya. Kristus kita hari ini adalah Imam Besar kita. Dalam keinsanian-Nya Dia mudah dijamah dengan perasaan kelemahan kita. Dia bersimpati terhadap kelemahan kita karena Dia telah dicobai dalam segala hal sama seperti kita. Dia sedang mengasuh kita di dalam keinsanian-Nya. Sementara itu, Dia sedang merawat kita dalam keilahian-Nya dengan segala aspek positif diri-Nya yang diwahyukan dalam ketujuh surat kiriman kepada tujuh gereja dalam Wahyu 2 dan 3. Dia sedang memelihara gereja-gereja dalam pemulihan dengan dua cara tersebut. Dalam keinsanian-Nya Dia sedang mengasuh kita untuk menjadikan kita tepat sehingga kita dapat sukacita, gembira, dan nyaman. Dalam keilahian-Nya Dia sedang merawat kita sehingga kita dapat bertumbuh dan matang dalam hayat ilahi untuk menjadi pemenang-Nya untuk merampungkan ekonomi kekal-Nya. (The Vital Groups, hal. 102-109)
16
KEMBALI KE ORTODOKSI GEREJA (Kamis — Sidang Kedua Pagi) Berita Dua
Gereja di Efesus Pembacaan Alkitab: Why. 2:1-7
I. Dalam hubungannya dengan tujuh gereja, yang diwakili oleh tujuh kaki pelita, kita harus memahami tiga hal: A. Ketujuh gereja ini adalah gereja-gereja yang riil yang eksis pada waktu itu. B. Ketujuh gereja ini mewakili tujuh lapis sejarah gereja. C. Kondisi dari gereja-gereja ini eksis secara bersamaan di dalam tujuh lapis sejarah gereja. II. Wahyu 2 dan 3 memperlihatkan apa yang perlu kita lakukan untuk kembali ke ortodoksi gereja—apa yang benar-benar menyenangkan Tuhan, apa yang Tuhan hakimi, dan apa jalan Tuhan yang sesungguhnya bagi gereja: A. Jika seseorang benar-benar ingin berjalan di jalan Tuhan, maka dia harus membaca Wahyu 2 dan 3; hari ini gereja punya banyak masalah, maka Kitab Wahyu memberi tahu kita apa yang harus dilakukan; jika Anda tidak mencari jalan itu di dalam kedua pasal ini, Anda tidak tahu bagaimana menjadi seorang Kristen. B. Ketujuh surat rasul kepada ketujuh gereja itu dimulai dengan Tuhan dan diakhiri dengan panggilan kepada para pemenang; para pemenang adalah orang-orang yang normal dan biasa; mereka yang tidak abnormal selama zaman yang abnormal ini adalah para pemenang. C. Hari ini manusia jatuh, gagal, dan merosot terus menerus, tetapi para pemenang dipulihkan kepada kehendak Allah dan kembali ke ortodoksi gereja. III. Ada empat poin utama di dalam surat rasuli Tuhan kepada gereja di Efesus—kasih, hayat, terang, dan kaki pelita— 2:1-7: A. Kita tidak boleh meninggalkan Tuhan sebagai kasih kita yang pertama, dan kita harus melakukan pekerjaan-pekerjaan yang pertama; “tetapi jika tidak, maka Aku akan datang kepadamu dan akan menyingkirkan kaki pelitamu dari tempatnya, jika kamu tidak bertobat”—ay. 4-5: 1. Meninggalkan kasih yang pertama adalah sumber dan penyebab utama kegagalan gereja di sepanjang zaman.
17
2. Kitab Kolose memberi tahu kita bahwa Kristus kita harus memiliki tempat yang pertama dalam segala sesuatu; Dia harus memiliki keutamaan—1:18b. 3. Memulihkan kasih yang pertama adalah menganggap Tuhan Yesus sebagai yang pertama dalam segala sesuatu; jika kita membuat Kristus menjadi segala sesuatu di dalam kehidupan kita, ini berarti kita telah mengalahkan kehilangan kasih yang pertama—cf. Mzm. 73:25. 4. Mengalahkan kehilangan kasih yang pertama adalah didesak oleh kasih Kristus bukan hanya untuk hidup bagi Tuhan melainkan juga hidup kepada Tuhan—2 Kor. 5:9, 14-15: a. Hidup kepada Tuhan berarti kita ditetapkan untuk mendapat kehormatan dengan diperkenan kepadaNya melalui secara mutlak berada di bawah kendali, arahan, dan pemerintahan-Nya dan bahwa kita hanya mempedulikan arah dan sasaran-Nya. b. Hidup kepada Tuhan berarti kita berada di bawah arahan dan kendali Tuhan dan bahwa kita memenuhi tuntutan-tuntutan-Nya, memuaskan kedambaankedambaan-Nya dan melengkapi apa yang Dia inginkan. 5. Kegagalan Israel adalah karena mereka meninggalkan Allah, sumber air-air hidup (Yer. 2:13), dan kemerosotan gereja adalah meninggalkan kasih yang pertama; sebenarnya, meninggalkan kasih yang pertama ini adalah meninggalkan Kristus, tidak mengambil Dia sebagai yang pertama dalam segala sesuatu. 6. Kasih yang pertama adalah memiliki Allah, Kristus, Tuhan, Tuan kita, sebagai Yang pertama dalam segala sesuatu—dalam hal-hal besar maupun dalam hal-hal kecil; kita perlu memohon pengampunan Tuhan untuk segala hal di mana kita tidak memberi Dia keutamaan. 7. “Pekerjaan-pekerjaan yang pertama” adalah pekerjaanpekerjaan yang dihasilkan dari “kasih yang pertama”— Why. 2:4-5: a. Bila kita berdiri di hadapan takhta penghakiman Kristus (2 Kor. 5:10), kita tentunya tidak akan dipuji karena besarnya atau volume pekerjaan kita; yang akan Tuhan selidiki adalah berapa banyak dari apa yang kita lakukan itu berasal dari kasih kita kepadaNya. b. Hanya pekerjaan-pekerjaan yang dimotivasi oleh kasihlah yang adalah emas, perak, dan batu-batu
18
berharga (1 Kor. 3:12); bila orang-orang kudus dipenuhi dengan kasih yang pertama bagi Tuhan, maka segala sesuatu yang mereka lakukan berasal dari kasih mereka terhadap Tuhan dan adalah “jerih lelah kasih”—1 Tes. 1:3. c. Sangat mungkin bagi kita, seperti bangsa Israel, menyembah dan melayani Allah, namun kita melakukannya dengan penuh dukacita, sama sekali tidak bergembira bahwa kita dituntut untuk melakukan hal-hal ini—Mal. 3:14. 8. Tuhan menyingkirkan kaki pelita gereja itu bukan berarti bahwa mulai sekarang tidak ada lagi aktifitas-aktifitas atau pergerakan-pergerakan luaran; melainkan berarti bahwa gereja itu tidak lagi dapat menjadi kesaksian Allah yang setia: a. Jika kita meninggalkan kasih pertama kepada Tuhan dan tidak bertobat dan melakukan pekerjaanpekerjaan yang pertama, sangat mungkin kita masih berdiri di atas tumpuan lokalitas, tetapi kita telah kehilangan realitas dan kesaksian Allah Tritunggal seperti yang dilambangkan oleh kaki pelita emas itu. b. Penyingkiran kaki pelita berarti bahwa di hadapan Allah, posisi gereja itu telah hilang dan bahwa ia telah kehilangan kesaksiannya, yaitu kesaksian Yesus; ia telah kehilangan posisinya dan didiskualifikasi dari menjadi gereja kesaksian Tuhan. B. Jika kita memiliki kasih yang pertama terhadap Tuhan, kita akan membenci pekerjaan-pekerjaan para pengikut Nikolaus, yang juga dibenci oleh Tuhan—Why. 2:4, 6: 1. Kata Yunani untuk pengikut Nikolaus tersusun dari dua kata, yang kata yang pertama berarti “menaklukkan” atau “menang atas” dan yang kata yang kedua berarti “orangorang umum,” “orang-orang sekuler,” atau “kaum awam.” 2. Karena itu para pengikut Nikolaus pasti mengacu kepada sekelompok orang yang menganggap diri mereka sendiri lebih tinggi daripada kaum beriman umum; ini tidak diragukan lagi adalah hierarki yang diadopsi dan didirikan oleh aliran Katolik dan aliran Protestan; Tuhan membenci pekerjaan-pekerjaan, perilaku-perilaku, dari para pengikut Nikolaus ini, dan kita harus membenci apa yang Tuhan benci. 3. Di dalam kehidupan gereja yang tepat tidak boleh ada kaum paderi ataupun kaum awam; semua orang beriman harus menjadi imam-imam Allah (1:6; 5:10; 1 Ptr. 2:5, 9);
19
karena kelas pengantara ini menghancurkan keimaman yang universal di dalam ekonomi Allah, dan Tuhan membencinya. C. Di dalam kehidupan gereja yang baik, teratur, dan formal seperti gereja di Efesus, kita perlu mempertahankan makan Kristus sebagai pohon hayat—Why. 2:7: 1. Jika kita memberikan keutamaan kepada Kristus dalam segala sesuatu dan menikmati Dia sebagai pohon hayat setiap hari, maka kita akan menjadi orang-orang Kristen yang menakjubkan, yang menang, dan kehidupan gereja akan menjadi firdaus bagi kita. 2. Maksud Allah yang semula adalah bahwa manusia harus makan pohon hayat (Kej. 2:9, 16); karena kejatuhan, jalan ke pohon hayat telah ditutup bagi manusia (3:22-24); melalui penebusan Kristus, jalan bagi manusia untuk menjamah pohon hayat, yang adalah diri Allah sendiri di dalam Kristus sebagai hayat bagi manusia, telah dibuka kembali—Ibr. 10:19-20. 3. Tetapi di dalam kemerosotan gereja, agama merayap masuk dengan pengetahuannya untuk menyimpangkan kaum beriman Kristus dari makan Dia sebagai pohon hayat; maka, Tuhan berjanji untuk memberi para pemenang itu makan diri-Nya sendiri sebagai pohon hayat di dalam Firdaus Allah (Yerusalem Baru) sebagai pahala; ini adalah insentif bagi mereka untuk meninggalkan agama dengan pengetahuannya dan kembali kepada kenikmatan akan diri-Nya sendiri. 4. Janji Tuhan ini memulihkan gereja kepada maksud Allah yang semula menurut ekonomi-Nya; yang Tuhan inginkan agar dilakukan oleh para pemenang adalah apa yang harus dilakukan seluruh gereja di dalam ekonomi Allah; karena kemerosotan gereja, maka Tuhan datang memanggil para pemenang untuk menggantikan gereja dalam menggenapkan ekonomi Allah. 5. Makan pohon hayat, yaitu menikmati Kristus sebagai suplai hayat kita, haruslah menjadi perkara utama di dalam kehidupan gereja: a. Isi dari kehidupan gereja bergantung pada kenikmatan akan Kristus; semakin banyak kita menikmati Dia, semakin kaya isi kehidupan gereja, tetapi menikmati Kristus ini menuntut kita mengasihi Dia dengan kasih yang pertama. b. Jika kita meninggalkan kasih pertama kita terhadap Tuhan, kita akan kehilangan kenikmatan akan
20
Kristus dan kehilangan kesaksian Yesus; konsekuensinya, kaki pelita itu akan disingkirkan dari kita. c. Tiga hal ini—mengasihi Tuhan, menikmati Tuhan, dan menjadi kesaksian Tuhan—berjalan bersamasama. D. Kasih berhubungan dengan hayat, dan hayat berhubungan dengan terang; kasih, hayat, dan terang adalah satu trinitas: 1. Jika kita membuat Kristus menjadi yang pertama dalam segala sesuatu, maka kita akan memiliki kasih yang pertama; jika kita memiliki kasih ini, maka kita memiliki hayat, dan kita akan menikmati Tuhan; jika kita memiliki hayat, maka hayat ini akan menjadi terang bagi kita— Yoh. 1:4; Flp. 2:15-16. 2. Terang dari kaki pelita, gereja, yang bersinar secara korporat itu berlawanan dengan cara individualis di malam gelap zaman gereja—cf. 2:5b. E. Jika kita menikmati Kristus sebagai kasih, hayat, dan terang kita, kita akan memelihara kesaksian Yesus sebagai penyinaran kaki pelita di lokalitas kita—cf. 12:17b. F. Kita perlu mengingat empat kata ini yang dimulai dengan huruf (l)—love, life, light, and lampstand (kasih, hayat, terang, dan kaki pelita): 1. Kita harus memberikan keutamaan kepada Tuhan Yesus dalam setiap hal dan dalam segala sesuatu untuk memulihkan kasih yang pertama. 2. Kemudian kita akan menikmati Dia sebagai pohon hayat, dan hayat ini segera menjadi terang hayat—Yoh. 8:12. 3. Kemudian kita akan bersinar di dalam kehidupan seharihari kita dan secara korporat sebagai kaki pelita; jika tidak, kaki pelita ini akan disingkirkan dari kita secara individual dan dari gereja secara korporat. 4. Jika hari ini kita mengambil Kristus sebagai yang pertama dalam segala sesuatu, kita akan memiliki kasih, kita akan menikmati Dia sebagai hayat, kita akan bersinar dengan Dia sebagai terang, dan kita akan menjadi kaki pelita yang bersinar sebagai kesaksian Yesus; pada akhirnya ini akan menjadi pahala kita bukan hanya di zaman ini tetapi bahkan di zaman yang akan datang; di dalam Kerajaan Seribu Tahun, kita akan menikmati Kristus sebagai pahala kita di dalam Firdaus Allah. Kutipan Berita Ministri:
21
MENANG ATAS MENINGGALKAN KASIH YANG PERTAMA Tuhan menyuruh kita menang atas segala macam agama, dan dalam ketujuh surat kiriman itu Dia juga menyuruh kita menang atas beberapa perkara lain. Perkara pertama yang harus kita kalahkan adalah meninggalkan, kehilangan, dan melupakan kasih yang pertama (Why. 2:45a). Banyak orang di Katolikisme mutlak bagi Gereja Katolik tetapi tidak mengasihi Tuhan atau firman kudus-Nya. Mereka tidak berkata, "Alkitab mengatakan, . . ." Sebaliknya, mereka mengatakan, "Paus berkata, . . ." atau "Gereja berkata, . . ." Ketika mereka berkata, "Gereja", yang mereka maksudkan adalah Gereja Katolik. Itulah sebabnya Tuhan Yesus dalam Wahyu 2 mengatakan, bahwa Izebel menyebut dirinya nabiah dan mengajar serta menyesatkan hamba-hambaNya (ay. 20). Itu mengindikasikan, bahwa Gereja Roma Katolik adalah yang melantik dirinya sendiri sebagai nabiah, dan yang menganggap dirinya menerima otoritas dari Allah untuk berbicara bagi Allah. Orang-orang yang benarbenar loyal terhadap Katolik, hanya menghargai apa yang dikatakan Paus, apa yang dikatakan Gereja. Mereka tidak menghiraukan apa yang dikatakan Alkitab. ltu mengindikasikan, bahwa mereka tidak memiliki kasih terhadap Tuhan. Jika kita mengasihi seseorang, kita pasti ingin mendengarkan suaranya, perkataannya. Sebaliknya, jika kita tidak mengasihi seseorang, kita tidak akan mau mendengarkan suaranya, perkataannya. Sejumlah orang Katolik bersikap demikian terhadap Tuhan. Mereka memiliki nama Kristus, tetapi mereka tidak memiliki kasih sayang pribadi atau elemen mengasihi dalam batin mereka terhadap Kristus. Demikian pula halnya dengan lalang dalam Protestanisme, yang tidak beroleh selamat. Mereka tidak memiliki elemen kasih terhadap Tuhan secara pribadi. Saya harus bersaksi, bahwa saya mengasihi Tuhan. Saya menerima Tuhan pada tahun 1925. Sejak saat itu, dalam tahun-tahun selanjutnya, saya merasakan Tuhan begitu mesra bagiku dan bahwa saya begitu dekat dengan-Nya. Saya tidak mempedulikan agama apa pun. Saya hanya memperhatikan Sang kekasih, ini, Sang hidup ini. Setiap kali saya menyeru nama-Nya, saya merasa gembira. Ketika kita bangun pagi, perkara pertama yang seharusnya kita lakukan adalah mengatakan, "O, Tuhan Yesus. O, Tuhan Yesus." Lebih baik lagi jika kita tambahkan, "Aku cinta pada-Mu." Kita seharusnya berkata, "O, Tuhan Yesus, aku cinta pada-Mu. O, Tuhan Yesus, aku cinta pada-Mu." Betapa mesranya, betapa manisnya dan betapa penuh kasihnya hal ini! Allah kita, Kristus kita, Tuhan kita, bukan hanya patut dikasihi, tetapi juga sangat patut disayangi. Dia penuh dengan kasih sayang. Allah telah "jatuh cinta" kepada kita, umat pilihan dan tebusan-Nya. Jika Anda berkata, "O Tuhan Yesus, aku cinta pada-Mu," Anda akan segera jatuh cinta kepada-Nya. Cukup sering saya tidak mau melakukan suatu perkara, bukan hanya karena perkara itu tidak benar, atau karena saya takut kepada Allah, melainkan karena saya mengasihi-Nya. Saya berkata, “Tuhan Yesus, aku cinta pada-Mu, maka aku tidak dapat melakukan hal
22
ini." Saya benar-benar tidak dapat melakukan hal-hal tertentu, karena saya mengasihi-Nya. Kita perlu menang atas kehilangan kasih yang pertama. Gereja di Efesus adalah gereja yang baik. Gereja di Efesus adalah gereja yang menurut aturan (teratur) dan memiliki bentuk luaran (Why. 2:2-3). Tentu saja, kita akan menyukai gereja semacam itu, tetapi gereja yang teratur semacam itu telah meninggalkan kasih yang pertama (ay. 4). Kata Yunani yang diterjemahkan "semula" sama dengan kata yang diterjemahkan "terbaik" dalam Lukas 15:22. Kasih kita yang semula terhadap Tuhan haruslah kasih yang terbaik bagi-Nya. Ketika anak yang hilang dalam Lukas 15 kembali ke rumah, sang ayah menyuruh pelayan membawakan jubah yang terbaik. Yang terbaik adalah yang semula. Kini saya ingin mengajak Anda memikirkan kasih yang pertama. Banyak orang Kristen mengira, bahwa kasih yang pertama adalah kasih yang kita tujukan kepada Tuhan Yesus ketika kita beroleh selamat. Saya tidak mengatakan itu salah, tetapi itu tidak memadai. Kasih yang pertama, yang juga merupakan kasih yang terbaik, jauh melebihi kasih ketika kita beroleh selamat. Kasih yang pertama adalah kasih yang merupakan diri Allah sendiri. Dalam Alkitab, kita diberi tahu bahwa Allah adalah kasih (1 Yoh. 4:8,16). Di alam semesta, hanya Allah yang adalah kasih. Tuhan menyuruh suami mengasihi istrinya. Tetapi mustahil para suami dapat mengasihi istri mereka dalam diri mereka sendiri, karena mereka bukanlah kasih. Hanya ada satu Persona yang adalah kasih—Allah. Allah bukan hanya yang terbaik, tetapi juga yang pertama. Di alam semesta, Allahlah yang pertama. Kejadian 1:1 mengatakan, "Pada mulanya Allah . . ." ltulah pembukaan Alkitab. Allah adalah permulaan. Allah adalah yang pertama. Surat Kolose memberi tahu kita, bahwa Kristus kita harus mendapatkan tempat pertama. Dia harus memiliki keutamaan (1:18b). Kristus harus menjadi yang pertama. Apa yang dimaksud dengan memulihkan kasih yang pertama? Memulihkan kasih yang pertama adalah menaruh Tuhan Yesus sebagai yang pertama dalam segala sesuatu. Jika kita membuat Kristus menjadi yang utama dalam hidup kita, itu berarti kita telah menang atas kehilangan kasih yang pertama. Kita perlu memperhatikan keadaan kita. Apakah Kristus adalah yang utama dalam segala sesuatu kita? Hal pertama yang harus kita kalahkan adalah kehilangan Kristus sebagai kasih yang pertama, kasih yang terbaik dan kasih yang sejati. Kegagalan bani Israel adalah mereka meninggalkan Allah, sumber air hidup, dan kemerosotan gereja adalah karena meninggalkan Kristus, tidak menjadikan Dia sebagai yang pertama dalam segala hal. Kristus harus menjadi yang pertama, tidak hanya dalam perkara besar, tetapi juga dalam perkara kecil. Ketika saudara-saudara membeli dasi, mereka seharusnya mengutamakan Kristus. Jika saya memakai sebuah dasi yang bergaya duniawi, saya tidak akan dapat berbicara bagi Tuhan dalam pelayanan saya. Bahkan karena hati nuraniku, saya tidak
23
dapat memakai beberapa macam dasi. Para saudari seharusnya mengutamakan Kristus dalam hal memotong rambut mereka. Jika para saudari mengutamakan Kristus dalam hal memotong rambut mereka, berarti mereka menganggap Dia sebagai kasih mereka yang semula. Para saudari yang memotong rambutnya secara duniawi, tidak memiliki Kristus sebagai kasih mereka yang semula. Mereka tidak mengutamakan Dia. Kita seharusnya mengutamakan Kristus dalam hal berpakaian, dan dalam hal kita memotong rambut. Ketika kita mengutamakan Kristus dalam segala hal, itu berarti kita memulihkan kasih pertama yang telah hilang. Ada orang mengira, kasih yang pertama adalah kasih kita kepada Tuhan ketika kita baru beroleh selamat dan baru menempuh kehidupan kristiani kita. Tetapi ketika saya beroleh selamat, walaupun saya sangat berterima kasih kepada Tuhan, saya tidak memiliki hati yang begitu menggebu-gebu untuk mengasihi Kristus seperti yang saya lakukan hari ini. Enam puluh tahun lebih yang lalu saya beroleh selamat dan saya mengasihi Tuhan Yesus, tetapi tidak seperti kasih saya hari ini. Jadi, kasih yang pertama seharusnya adalah memiliki Allah, Kristus, Tuhan, Tuan kita, sebagai Yang pertama dalam segala hal. Sering kali ketika saya sedang mengenakan pakaian, saya berbicara kepada Tuhan, 'Tuhan, sukakah Engkau akan kemeja ini? Sukakah Engkau akan sepatu ini?" Percakapan itu sangat mesra terhadap Tuhan, sebagai kasih yang pertama. Memulihkan kasih yang pertama adalah mengutamakan Dia dalam perkara yang besar, juga dalam perkara yang kecil. Para suami seharusnya mengutamakan Kristus dalam pembicaraan mereka kepada istri-istri mereka. Kita perlu mohon Tuhan mengampuni kita atas segala hal yang di dalamnya kita tidak mengutamakan Dia. Jika kita mengasihi Tuhan Yesus sedemikian rupa dan sampai tingkat yang demikian, kita tidak akan tinggal dalam ketiga "isme" itu. Kita tidak mungkin tetap tinggal dalam agama apa pun. Kita akan mengasihi semua orang Kristen, tetapi kita akan membenci "agama" apa pun. Kita harus mengasihi semua orang Kristen, tetapi kita harus membenci agama-agama tempat mereka berada. Karena Tuhan membenci "isme"-"isme" itu, kita juga seharusnya membenci mereka. Kita harus membenci apa yang dibenci Tuhan (lihat Why. 2:6). Tuhan menyuruh membiarkan gandum dan lalang bertumbuh bersama sampai musim menuai. Kemudian, ketika Dia kembali, hal pertama yang akan dilakukan-Nya adalah mengutus malaikat-malaikat untuk mengikat lalang berberkas-berkas, dan melemparkannya ke lautan api. Anak-anak kerajaan, gandum itu, membentuk kerajaan; sedangkan anak-anak si jahat, lalang itu, membentuk penampilan luaran kerajaan, yaitu kekristenan hari ini. Tuhan membenci penampilan luaran itu, karena itu kita harus menang atasnya. Kita juga perlu menang dalam hal memakai dasi, dalam hal memotong rambut, dan dalam segala perkara kecil. Dalam segala perkara, kita harus mengutamakan Kristus. Jika kita berbuat demikian, kehidupan kristiani kita akan berbeda dan perasaan kita pun akan berbeda. Sepanjang hari kita akan bersukacita di dalam Tuhan. Ketika kita bersukacita di dalam
24
dan bersama Tuhan, segalanya akan menyenangkan. Sebaliknya, ketika kita tidak bersukacita di dalam Tuhan dan bersama Tuhan, segalanya tidak menyenangkan. Kenikmatan atas Tuhan sebagai anugerah, menyertai mereka yang mengasihi-Nya (Ef. 6:24). Jadi, perkara pertama yang harus kita kalahkan adalah meninggalkan kasih yang pertama. Meninggalkan kasih yang pertama adalah sumber dan penyebab utama dari kegagalan gereja di sepanjang zaman. MEMPERTAHANKAN MAKAN KRISTUS SEBAGAI POHON HAYAT Dalam gereja yang begitu baik, teratur, dan memiliki bentuk seperti gereja di Efesus, pertama-tama kita perlu menang atas perkara kehilangan kasih yang pertama. Perkara kedua yang kita perlukan adalah mempertahankan makan Kristus sebagai pohon hayat. Dalam surat kiriman kepada orang Efesus, Tuhan berkata, "Siapa yang menang, dia akan Kuberi makan dari pohon kehidupan yang ada di Taman Firdaus Allah" (Why. 2:7). Tuhan Yesus menyuruh kita menang atas perkara meninggalkan kasih yang pertama dan mempertahankan makan Kristus sebagai pohon hayat. Jika kita mengutamakan Kristus dalam segala hal dan menikmati Dia sebagai pohon hayat setiap hari, kita akan menjadi orang Kristen yang hebat dan menang. Bila kita menikmati Kristus sebagai pohon hayat, kita memiliki Taman Firdaus Allah. Pohon hayat mula-mula terlihat dalam Kitab Kejadian, di taman Eden. Taman Eden itu adalah taman firdaus Allah pada saat itu. Hari ini, taman firdaus kita adalah kehidupan gereja. Sejak tahun 1932 sampai sekarang, saya sudah menempuh kehidupan gereja selama enam puluh tahun lebih, maka saya memiliki banyak pengalaman mengenal kehidupan gereja. Jika Anda tidak mengutamakan Tuhan atau menikmati Tuhan selama satu bulan saja, maka kehidupan gereja akan menjadi tempat yang tidak menyenangkan bagi Anda. Mungkin, Anda tidak sampai mengatakan demikian, tetapi di dalam batin Anda, Anda akan menganggap kehidupan gereja tidak begitu baik. Jika demikian, gereja tidak lagi merupakan taman firdaus bagi Anda. Tetapi bila Anda menang atas perkara hilangnya kasih yang pertama dan Anda mempertahankan makan Kristus, yaitu mempertahankan kenikmatan Anda atas diri Tuhan, maka kehidupan gereja segera menjadi taman firdaus bagi Anda. Jadi, perasaan dan sikap kita terhadap gereja tergantung pada keadaan kita. Jika kita mengutamakan Tuhan dalam segala hal, dan menikmati Dia sebagai pohon hayat sepanjang hari, saat itu juga gereja, bagaimanapun keadaannya, akan menjadi taman firdaus bagi kita. Itulah sebabnya Tuhan berkata, bahwa kita harus makan pohon hayat dalam Taman Firdaus Allah. Memang, Taman Firdaus Allah dalam Wahyu 2:7 sebenarnya mengacu kepada Yerusalem Baru dalam Kerajaan Seribu Tahun. Jika kita menikmati Tuhan dalam zaman ini, kita akan diberi pahala berupa makan pohon hayat, diri Kristus sendiri, dalam Yerusalem Baru, sebagai Taman Firdaus Allah dalam Kerajaan Seribu Tahun. Kita perlu senantiasa
25
menikmati suplai hayat Kristus dalam kehidupan gereja saat ini, sehingga kita dapat diberi pahala berupa kenikmatan atas Kristus sebagai pohon hayat dalam Taman Firdaus Allah, Yerusalem Baru, dalam Kerajaan Seribu Tahun. Dalam Yerusalem Baru, dalam kesegarannya sebagai Taman Firdaus Allah, kita akan berbagian sepenuhnya dalam kenikmatan atas suplai hayat yang kaya dari Kristus sebagai perwujudan Allah Tritunggal yang telah melalui proses dan rampung. MEMANCARKAN TERANG ILAHI SEBAGAI KAKI PELITA Kita perlu menang atas perkara meninggalkan kasih yang pertama, mempertahankan makan Kristus sebagai pohon hayat, dan memancarkan terang ilahi sebagai kaki pelita (Why. 2:5b). Kasih berhubungan dengan hayat dan hayat berhubungan dengan terang. Kasih, hayat, dan terang adalah tiga hal yang saling berhubungan (trinitas). Jika Anda menjadikan Kristus yang pertama dalam segala hal, Anda memiliki kasih. Jika Anda memiliki kasih ini, Anda memiliki hayat, dan Anda akan menikmati Tuhan. Jika Anda memiliki hayat ini, hayat ini menjadi terang bagi Anda. Dalam kegelapan malam zaman gereja, terang kaki pelita, gereja, memancar secara korporat, bukan secara individual. MEMELIHARA KESAKSIAN YESUS SEBAGAI PENYINARAN KAKI PELITA DI TEMPAT MEREKA Jika kita menikmati Kristus sebagai kasih kita, hayat kita dan terang kita, kita akan memelihara kesaksian Yesus sebagai penyinaran kaki pelita di tempat kita (Why. 12:17b). Kita akan bersaksi tentang persona Kristus sebagai Allah dan sebagai manusia, tentang kehidupan insani Kristus, penyaliban Kristus, kebangkitan Kristus, kenaikan Kristus, turunnya Kristus, dan penampakan Kristus yang kedua. Penyinaran terang adalah suatu kesaksian. Dalam setiap aspek hidup kita sehari-hari, kita harus memancarkan Kristus. Penyinaran ini adalah penyinaran kaki pelita. Kita perlu ingat keempat kata ini, yaitu kasih, hayat, terang dan kaki pelita. Keempatnya harus dimulai dengan kasih. Kita harus mengutamakan Tuhan Yesus dalam segala hal dan dalam segala cara untuk memulihkan kasih yang pertama. Kemudian kita akan menikmati Dia sebagai pohon hayat, dan hayat ini akan langsung menjadi terang hayat (Yoh. 8:12). Lalu, kita akan bersinar dalam hidup sehari-hari kita dan bahkan bersinar secara korporat sebagai kaki pelita. Kalau tidak, kaki pelita akan diambil dari kita secara individual dan dari gereja secara korporat. Tuhan mengingatkan gereja di Efesus agar bertobat dan memulihkan kasih yang pertama untuk kenikmatan atas diri-Nya. Kalau tidak, kaki pelita itu akan diambil dari mereka. Kita memerlukan kasih, hayat, terang, dan kaki pelita. Kemudian, kita akan diberi pahala oleh Tuhan dengan apa adanya kita dan hidup di dalam-Nya. Dalam Alkitab, prinsipnya adalah pahala kita selalu merupakan apa adanya kita. Apa adanya kita akan menjadi pahala kita. Jika kita mengasihi orang lain, kasih kita kepada orang lain itu akan menjadi
26
pahala bagi kita. Jika kita menghormati orang tua kita, penghormatan kita terhadap mereka itu akan menjadi pahala kita. Jika kita tidak hidup menampilkan Kristus dan berperilaku di dalam Kristus, dalam kehidupan gereja, tidak akan ada pahala bagi kita dalam kehidupan gereja. Sebaliknya, karena kita tidak hidup menampilkan Kristus, kita mungkin merasa pahit terhadap para penatua dan terhadap semua orang kudus. Jika kita hidup menampilkan Kristus, dan berperilaku di dalam Kristus, penghidupan dan perilaku itu akan menjadi pahala kita. Kemudian kita akan gembira dalam kehidupan gereja. Jika hari ini kita mengutamakan Kristus dalam segala hal, kita akan memiliki kasih, kita akan menikmati Dia sebagai hayat, kita akan memancarkan Dia sebagai terang, dan kita akan menjadi kaki dian yang bersinar sebagai kesaksian Yesus. Hal itu akhirnya akan menjadi pahala kita, bukan hanya dalam zaman ini, tetapi juga dalam zaman yang akan datang. Dalam Kerajaan Seribu Tahun, kita akan menikmati Kristus sebagai pahala kita dalam Taman Firdaus Allah. (The Overcomers, hal 30-36)
27
KEMBALI KE ORTODOKSI GEREJA (Kamis — Sidang Malam) Berita Tiga
Gereja di Smirna Pembacaan Alkitab: Why. 2:8-11; 1:18; 22:13
I. Gereja di Smirna adalah gereja yang berada di bawah penderitaan penganiayaan (Why. 2:8-11): A. Di dalam Bahasa Yunani Smirna berarti “mur,” satu rempahrempah yang manis, yang figurnya, menandakan penderitaan; gereja di Smirna adalah gereja yang menderita—ay. 10: 1. Gereja yang teraniaya ini menderita di dalam kemanisan dan keharuman Kristus. 2. Gereja ini berada di dalam kesusahan dalam Yesus dan berada di dalam persekutuan dengan penderitaanpenderitaan-Nya—1:9; Flp. 3:10. 3. Gereja di Smirna menderita seperti diri Kristus sendiri dan karenanya menjadi kelanjutan penderitaan-Nya— Kol. 1:24: a. Penderitaan-penderitaan Kristus ada dua kategori: penderitaan-penderitaan bagi penggenapan penebusan, yang telah dilengkapi oleh Kristus sendiri, dan penderitaan-penderitaan untuk menghasilkan dan membangun gereja, yang perlu dipenuhi oleh para rasul dan kaum beriman. b. “Penderitaan-penderitaan Kristus. . . bagi Tubuh-Nya, yang adalah gereja” (ay. 24) harus dilengkapi oleh para pengikut-Nya baik secara individual maupun secara kolektif. c. Di dalam gereja di Smirna, kita melihat kelanjutan kolektif dari penderitaan-penderitaan Yesus. d. Karena gereja ini adalah kelanjutan dari penderitaan Yesus, maka gereja ini benar-benar adalah kesaksian Yesus—Why. 1:2, 9; 19:10. B. Gereja di Smirna menderita “fitnah dari mereka yang menyebut dirinya orang-orang Yahudi, tetapi yang sebenarnya tidak demikian, melainkan adalah sinagoga Satan”—2:9: 1. Para agamawan Yahudi memfitnah gereja yang menderita ini melalui mengkritiknya dengan jahat; mereka dengan keras kepala bersikukuh memelihara sistem agama Yahudi mereka, yang berisikan keimaman Lewi, ritualritual persembahan kurban, dan bait materi, yang
28
semuanya adalah lambang-lambang yang telah digenapkan dan digantikan oleh Kristus. 2. Karena gereja yang berada di bawah perjanjian yang baru di dalam ekonomi Allah tidak berbagian dalam praktek agama mereka, para agamawan Yahudi itu mengkritiknya dengan fitnah. 3. Dalam prinsipnya, hari inipun sama, orang-orang yang agamawi memfitnah gereja-gereja dalam pemulihan Tuhan yang mencari Tuhan dan mengikut Dia di dalam roh dan di dalam hayat dan yang tidak mempedulikan sistem agama. 4. Menurut firman Tuhan di dalam Yohanes 15:1, 4-5, dan 18-24, pokok anggur dan ranting-rantingnya itu ditentang oleh dunia agama (agama Yahudi); Kekristenan hari ini adalah dunia agama, sistem agama yang bukan hanya menentang Kristus, pokok anggur yang benar itu, tetapi juga menentang gereja, ranting-ranting dari pokok anggur itu—cf. Gal. 1:4. C. Penganiayaan yang diderita oleh gereja dimulai sejak sinagoga agamawi orang-orang Yahudi dipicu oleh Satan, si seteru, dan dirampungkan oleh Kekaisaran Romawi yang dipakai oleh iblis, si pemfitnah; penganiayaan terhadap gereja yang menderita ini adalah kerjasama antara agama setani dengan politik-politik yang bersifat iblis—Why. 2:9-10. D. Kepada gereja yang menderita ini, Tuhan Yesus berkata, “Aku tahu kesusahanmu”—ay. 9: 1. Kesusahan itu berharga bagi gereja karena kesusahan itu menguji hayat gereja itu. 2. Tujuan Tuhan dalam mengizinkan gereja menderita kesusahan ini bukan hanya adalah untuk mempersaksikan bahwa hayat kebangkitan-Nya mengalahkan maut tetapi juga untuk membuat gereja dapat menikmati segala kekayaan hayat-Nya—Yoh. 11:25; Why. 1:18; Ef. 3:8. II. Dalam berbicara kepada gereja di Smirna, Tuhan mengatakan bahwa Dia adalah “Yang Awal dan yang Akhir, yang telah mati dan hidup kembali”—Why. 2:8: A. Fakta bahwa Kristus adalah yang Awal dan yang Akhir ini berarti bahwa Dia tidak pernah berubah: 1. Di dalam penderitaan, gereja harus mengenal bahwa Tuhan adalah yang Awal dan yang Akhir, yaitu Dia yang kekal ada, dan tidak berubah. 2. Apa pun lingkungan penganiayaan itu, Tuhan tetap sama; tidak ada satu hal pun yang dapat mendahului Dia dan
29
tidak ada sesuatu pun yang tetap eksis setelah Dia; segala sesuatu berada di dalam batas-batas kendali-Nya. B. Pengumuman Tuhan di dalam ayat 8 ini menyiratkan penciptaan—yang Awal—dan penyelesaian—yang Akhir— dan ini juga menyiratkan inkarnasi, penghidupan insani, ketersaliban, dan kebangkitan Kristus: 1. Ini adalah satu pengumuman untuk menguatkan gereja di Smirna yang menderita, yang sedang mengalami dan menderita martir. 2. Satu-satunya hal yang dapat menopang orang-orang kudus dalam penderitaan martir mereka adalah melihat Dia yang menciptakan dan yang akan menyelesaikan seluruh alam semesta ini dan yang telah berinkarnasi, hidup di bumi, tersalib, dan bangkit; visi yang demikian ini menopang para martir untuk berdiri di dalam penderitaan-penderitaan mereka—ay. 10. 3. Semua gereja lokal perlu percaya bahwa Tuhan Yesus adalah yang Pertama dan yang Terakhir, yang Awal dan yang Akhir; Dia akan menggenapkan apa yang telah Dia mulai di dalam pemulihan-Nya—22:13. C. Sebagai Dia yang telah mati dan hidup kembali, Kristus adalah Dia yang hidup—2:8; 1:18: 1. Tuhan Yesus telah menderita kematian dan hidup kembali; Dia telah masuk ke dalam kematian, tetapi kematian tidak dapat menahan Dia, karena Dia adalah kebangkitan itu—Kis. 2:24; Yoh. 11:25. 2. “Aku telah mati, namun lihatlah, Aku hidup sampai selama-lamanya”—Why. 1:18: a. Kebangkitan adalah hayat yang melalui kematian dan tetap hidup. b. Kebangkitan Kristus adalah perpanjangan hari-hariNya; Dia akan tetap eksis sampai selama-lamanya di dalam kebangkitan-Nya. 3. Kristus yang bangkit, yaitu Dia yang hidup itu, hidup di dalam kita dan di antara kita; karena itu, semua gereja haruslah hidup sama seperti Dia itu hidup, penuh dengan hayat dan mengalahkan maut—1 Tim. 3:15. 4. Tuhan hidup selama-lamanya adalah kesaksian-Nya; semakin kita hidup, maka semakin kita adalah kesaksian dari Yesus yang hidup itu—Why. 1:2, 9; 19:10. 5. Supaya kita dapat menjadi hidup, kita bukan hanya harus memiliki hayat tetapi juga memiliki suplai hayat; sebagai Dia yang hidup, Kristus memperhatikan gereja-gereja melalui memberikan diri-Nya sendiri kepada kita bukan
30
hanya sebagai hayat tetapi juga sebagai suplai hayat— Yoh. 4:10, 14; 6:48, 51; Why. 2:7, 17; 3:20. D. Sebagai Dia yang telah mati dan hidup kembali, Kristus memiliki kunci maut dan kunci Hades—1:18: 1. Tuhan Yesus mengalahkah maut dan menghancurkan Iblis, maka kunci maut dan kunci Hades sekarang ada di tangan-Nya, dan Dia menang atas kuburan—Ibr. 2:14; Why. 1:18. 2. Di dalam kebangkitan-Nya, Tuhan Yesus mengambil otoritas maut dan otoritas Hades; maut tunduk kepadaNya dan Hades berada di bawah kendali-Nya—ay. 18. 3. Di dalam kehidupan gereja hari ini, kita tidak lagi tunduk kepada maut dan Hades, karena Kristus telah menghapuskan maut dan mengalahkan Hades di dalam kebangkitan-Nya—Ibr. 2:14. 4. Kristus bukan hanya telah mengalahkan maut—Dia juga telah meniadakannya; 2 Timotius 1:10 mewahyukan bahwa Kristus meniadakan maut, dan membuatnya tidak berefek, melalui kematian-Nya yang menghancurkan iblis dan kebangkitan-Nya yang menelan maut—Ibr. 2:14; 1 Kor. 15:52-54. III. “Setialah sampai mati dan Aku akan kepadamu mahkota hayat”—Why. 2:10:
memberikan
A. “Setialah sampai mati”: 1. Tuhan ngotot bahwa hayat semua orang yang melayani Dia adalah milik Dia; inilah sebabnya mengapa kita harus setia bahkan sampai mati. 2. Setia sampai mati adalah perkara sikap dan waktu: a. Tentang sikap kita, kita harus setia walaupun harus menghadapi kematian—12:11. b. Tentang waktu, kita harus setia sampai mati. B. “Aku akan memberikan kepadamu mahkota hayat”: 1. Mahkota hayat, sebagai pahala bagi orang-orang yang setiap sampai mati dalam menang atas penganiayaan, menunjukkan kekuatan yang menang yang adalah kuasa hayat kebangkitan (Flp. 3:10); ini juga menunjukkan bahwa para pemenang ini telah mencapai kebangkitan yang ekstra dari antara orang mati (ay. 11), kebangkitan yang luar biasa. 2. Bukan hanya pohon hayat tetapi mahkota hayat juga akan menjadi pahala bagi gereja yang menderita—Why. 2:7, 10: a. Makan pohon hayat itu batini bagi suplai, dan mahkota hayat itu lahiriah bagi kemuliaan.
31
b. Janji mengenai pohon hayat dan mahkota hayat itu terbungkus dengan hayat ilahi (Yoh. 1:4; 10:10; 11:25; 1 Yoh. 5:11-13); hayat ini harus menjadi makanan kita, dan kemudian hayat ini akan menjadi ekspresi kita dan pemuliaan kita sebagai mahkota hayat. Kutipan Berita Ministri: GEREJA DI SMIRNA — HAYAT KEBANGKITAN DAN MAHKOTA HAYAT Di bawah kedaulatan-Nya, Tuhan telah memilih gereja-gereja untuk menggenapkan tujuan-Nya. dia memilih tujuh buah kota di Asia Kecil, yaitu Efesus, Smirna, Pergamus, Tiatira, Sardis, Filadelfia, dan Laodikia. Dalam bahasa Yunani, nama kota-kota itu sangat berarti, bahkan sesuai dengan makna rohani gereja itu. Pernah kita bahas bahwa arti “Efesus” adalah “yang patut didambakan”. Gereja Efesus adalah gereja yang Tuhan sayang dan Tuhan indahkan. “Smirna” dalam bahasa Yunaninya berarti “mur”. Mur adalah semacam rempah-rempah, yang dalam hal tanda mengindikasikan penderitaan. Dalam pelambangan, mur mengindikasikan penderitaan Kristus yang manis. Sebab itu, gereja di Smirna adalah gereja yang menderita, mengindikasikan gereja yang dianiaya oleh kekaisaran Romawi dari akhir abad pertama hingga awal abad keempat. Gereja yang teraniaya ini, menderita dalam kemanisan dan keharuman Kristus. Dengan kata lain, gereja ini berada dalam kesusahan Kristus dan persekutuan dalam penderitaan-Nya. Gereja di Smirna menderita seperti yang diderita oleh Kristus, dan sebagai penerus penderitaan Kristus. Dalam Kolose 1:24, Paulus memberi tahu kita bahwa dia “menggenapkan dalam tubuhku apa yang kurang pada penderitaan Kristus, untuk Tubuh-Nya, yaitu gereja”. Paulus menggenapkan penderitaan Kristus. Meskipun tidak ada yang dapat meneruskan penebusan Kristus, tetapi atas penderitaan Kristus perlu digenapkan oleh pengikut-pengikut-Nya, baik secara perorangan maupun kolektif. Dalam gereja di Smirna kita melihat penerus penderitaan Yesus yang kolektif. Karena gereja ini meneruskan penderitaan Yesus, maka dia sungguhsungguh adalah kesaksian Yesus. Mari kita perhatikan yang berbicara kepada gereja di Smirna. Dalam ayat 8 Tuhan berkata, “Inilah firman dari Yang Awal dan Yang Akhir, yang telah mati dan hidup kembali.” Tuhan memberi tahu kepada gereja yang menderita bahwa dia adalah Yang Awal dan Yang Akhir. Hal ini berarti, berapa pun beratnya penderitaan yang dialami-Nya, penderitaan itu tidak dapat mengakhiri atau mencelakai Dia. Dia adalah Yang Awal juga Yang Akhir. Ketika menderita, gereja harus mengenal bahwa Tuhan adalah Yang Awal dan Yang Akhir, yang ada untuk selama-lamanya dan yang tidak berubah selamanya. Bagaimanapun situasi penganiayaan itu, dia tetap sama; tidak ada sesuatu yang dapat berada di depan-Nya, juga
32
tidak ada sesuatu yang dapat berada di belakang-Nya. Segala sesuatu berada di dalam batas kendali-Nya. Tuhan memberi tahu gereja di Smirna bahwa Dia adalah Yang Awal dan Yang Akhir, dengan maksud mengindikasikan bahwa gereja pasti menang. Gereja tidak dapat digagalkan oleh penderitaan macam apa pun. Gereja sanggup melampaui segala penderitaan dan mencapai garis akhir; karena Tuhan, hayat dan Kepala gereja, adalah Yang Awal dan Yang Akhir. YANG TELAH MATI DAN HIDUP KEMBGALI Dalam ayat ini, Tuhan juga memberi tahu bahwa dia adalah “yang telah mati dan hidup kembali”. “Hidup kembali” berarti “bangkit”. Tuhan telah mengalami penderitaan kematian, tetapi Dia hidup kembali. Dia pernah masuk ke maut, tetapi maut tidak dapat menahan-Nya (Kis. 2:24), karena Dia adalah kebangkitan (Yoh. 11:25). Gereja yang menderita juga perlu mengenal bahwa Dia adalah yang sedemikian, sehingga gereja dapat bertahan terhadap berbagai macam penderitaan. Betapapun beratnya aniaya, gereja akan tetap hidup, karena hayat kebangkitan Kristus yang ada di dalamnya tahan terhadap maut. Yang terberat yang dapat dilakukan penderitaan atau penganiayaan hanya membunuh kita. Tetapi setelah kematian karena aniaya, ada kebangkitan. Seolah-olah Tuhan berkata kepada gereja yang menderita, “Kamu harus tahu, Aku adalah yang dianiaya sampai mati. Tetapi kematian bukanlah yang terakhir, kematian adalah pintu gerbang untuk masuk ke dalam kebangkitan. Ketika Aku masuk ke dalam kematian, aku ada di ambang pintu kebangkitan. Jangan takut terhadap aniaya, atau ngeri terhadap bahaya dibunuh. Sambutlah kematian dan gembiralah, karena begitu kamu masuk ke dalam kematian, kamu akan memasuki gerbang kebangkitan. Ingatlah, Akulah yang telah mati dan hidup kembali.” Apa pun yang kita perlukan, Tuhan mencukupinya. Dia sungguh-sungguh mampu mencukupi keperluan kita. Terhadap gereja yang menderita, Tuhan bukan hanya Yang Awal dan permulaan, Tuhan juga Yang Akhir dan penghabisan. Kapan saja Anda mengalami penganiayaan, Anda harus bangkit dan mendeklarasikan, “Haleluya, aku sedang menuju kendali, menuju akhir. Aku segera mencapai pintu gerbang kebangkitan.” (Pelajaran-Hayat Wahyu, hal. 175-178) DIA ADALAH YANG AWAL DAN YANG AKHIR Dalam Wahyu 1:17 Tuhan Yesus berkata, "Akulah Yang Awal dan Yang Akhir." Kristus bukan hanya Yang Awal dan Yang Akhir tetapi juga Permulaan dan Terakhir. Dia adalah Yang Pertama, Sang permulaan, dan Yang Terakhir, Sang akhir. Ini meyakinkan kita bahwa, setelah memulai kehidupan gereja, Dia pasti akan merampungkannya. Dia tidak pernah meninggalkan pekerjaan-Nya terbengkalai. Semua gereja lokal harus percaya bahwa Tuhan Yesus adalah permulaan dan terakhir. Dia akan merampungkan apa yang telah Dia mulai dalam pemulihan-Nya.
33
DIA ADALAH YANG HIDUP, DAN DIA TELAH MATI DAN HIDUP SELAMA-LAMANYA Dalam Wahyu 1:18 kita melihat bahwa Tuhan adalah "Yang hidup," Dia yang "telah mati" dan yang "hidup selama-lamanya." Tuhan menderita kematian dan hidup lagi. Dia masuk ke maut, tetapi maut tidak dapat menahan-Nya (Kis. 2:24), karena Dia adalah kebangkitan (Yoh. 11:25). Kristus mati, tetapi dalam kebangkitan Dia hidup selamanya. Kebangkitan adalah perpanjangan dari umur Tuhan. Dia akan ada selama-lamanya dalam kebangkitan-Nya. Yesus Kristus hari ini adalah Yang hidup, Dia yang adalah kebangkitan. Agar Kristus mendispensikan hayat, Dia harus menjadi Yang hidup karena orang mati tidak pernah dapat mendispensikan hayat kepada orang lain. Pentingnya Dia menjadi Yang hidup adalah agar Dia hidup di dalam kita. Dia hidup selamanya dan sedang hidup di dalam kita. Karena itu, Dia ingin kita meninggalkan segala jenis kematian dan bangkit untuk menjadi gereja yang hidup. Sang hidup di dalam kita tidak pernah dapat mati. Gerejanya tidak boleh mati atau dimatikan; sebaliknya, gereja-Nya harus hidup sepanjang waktu. Kita harus belajar untuk menikmati Kristus sebagai Yang hidup. Dia hidup selamanya adalah kesaksian-Nya, karena kesaksian Yesus selalu berhubungan dengan perkara yang hidup. Jika sebuah gereja lokal tidak hidup, tidak akan memiliki kesaksian Yesus. Semakin kita hidup, semakin kita adalah kesaksian dari Yesus yang hidup. Kristus yang berjalan di tengah-tengah gereja-gereja, yang adalah Kepala gereja dan yang memiliki gereja-gereja, adalah Yang hidup—penuh hayat. Karena itu, gereja-gereja sebagai Tubuh-Nya juga harus hidup, segar, dan kuat. Kita memiliki Kristus yang hidup yang telah mengalahkan maut. Kristus kita, yang adalah Sang kebangkitan, adalah hidup di dalam kita dan di antara kita. Dia hidup selama-lamanya. Apakah Kristus yang hidup yang kita miliki ada dalam pemulihan! Dalam pemulihan semua gereja harus hidup seperti Kristus, penuh hayat dan mengalahkan maut. Tuhan Yesus adalah Yang hidup. Agar kita hidup, kita tidak saja harus memiliki hayat tetapi juga suplai hayat. Jika kita tidak makan makanan apa pun, kita tidak akan begitu hidup, tetapi jika kita makan makanan bergizi, kita akan hidup dan bahkan energik. Kekuatan kita berasal dari kita makan. Kristus yang hidup memelihara gereja-gereja dengan memberikan kepada kaum beriman diri-Nya sendiri sebagai makanan dan suplai hayat mereka. Karena itu, dalam ketujuh surat-Nya kepada ketujuh gereja, Tuhan sebagai Yang hidup menyajikan tiga janji makan: pohon hayat (Why. 2:7), manna yang tersembunyi (ay. 17), dan pesta yang penuh kekayaan-Nya (3:20). Jika kita mau hidup, kita perlu makan Kristus sebagai pohon hayat dan manna yang tersembunyi dan berpesta denganNya. Itu adalah untuk gereja di Smirna, gereja yang menderita, bahwa Tuhan menyatakan diri-Nya sebagai Dia yang telah mati dan hidup kembali. Gereja yang menderita perlu mengenal-Nya sebagai Dia yang
34
demikian sehingga dia dapat menanggung segala macam penderitaan. Namun, betapa hebatnya penganiayaan, gereja masih akan hidup, sebab hayat kebangkitan Kristus di dalamnya dapat menahan maut. Kebanyakan yang penderitaan atau penganiayaan dapat lakukan adalah untuk membunuh kita. Setelah kematian dari penganiayaan, ada kebangkitan. Tuhan dianiaya hingga mati. Namun, kematian itu bukan akhirnya— itu adalah pintu gerbang kepada kebangkitan. Ketika Dia masuk ke dalam kematian, Dia datang ke ambang pintu kebangkitan. Hal ini mengindikasikan bahwa gereja yang menderita tidak perlu takut dengan penganiayaan atau takut pada kemungkinan dibunuh; sebaliknya, dia harus menyambut kematian dan bergembira, karena begitu dia melewati kematian, dia juga akan berada di ambang pintu kebangkitan. Setiap kali kita mengalami penganiayaan, kita harus bangun dan menyatakan, "Haleluya, saya akan masuk ke dalam pintu gerbang kebangkitan." Bagi gereja, kesusahan adalah ujian hayat. Sejauh mana gereja mengalami dan menikmati hayat kebangkitan Kristus dapat diuji hanya dengan kesusahan. Selain itu, kesusahan juga mendatangkan kekayaan hayat kebangkitan Kristus. Tujuan Tuhan dalam mengizinkan gereja menderita kesusahan tidak hanya untuk bersaksi bahwa hayat kebangkitan-Nya mengalahkan kematian tetapi juga untuk memampukan gereja untuk masuk ke dalam kekayaan hayat-Nya. Hayat kebangkitan Tuhan ada dalam gereja. Kristus, Dia yang adalah kebangkitan, hidup di dalam kita. Karena kita memiliki hayat kebangkitan di dalam kita, tidak ada alasan atau dalih bagi kita untuk gagal. Kita tidak perlu dikalahkan oleh penganiayaan. Sebaliknya, kita harus mengalami penganiayaan ini secara berkemenangan oleh hayat kebangkitan-Nya. DIA MEMILIKI KUNCI MAUT DAN HADES Dalam Wahyu 1:18 Tuhan juga mengatakan, "Aku memegang segala kunci maut dan kerajaan maut." Karena kejatuhan dan dosa manusia, maut datang dan sekarang bekerja di bumi untuk mengumpulkan semua orang berdosa ke Hades. Maut menyerupai pengki yang digunakan untuk mengumpulkan debu dari lantai, dan Hades menyerupai tempat sampah. Apa pun yang dikumpulkan pengki dimasukkan ke dalam tempat sampah. Dengan demikian, maut adalah pengumpul, dan Hades adalah penyekap. Dalam kehidupan gereja hari ini kita tidak lagi tunduk pada maut dan Hades, karena Kristus menghapuskan kematian di kayu salib dan mengalahkan Hades dalam kebangkitan-Nya. Meskipun Hades berusaha sekuatnya menahan Dia, Hades tak berdaya melakukannya (Kis. 2:24). Pada-Nya, maut tidak memiliki sengat dan Hades tidak memiliki kuasa. Kita harus sama seperti Kristus. Dalam kehidupan gereja kunci maut dan Hades ada di tangan-Nya. Tidak mungkin kita menanggulangi maut; kita tidak memiliki kemampuan untuk menamggulanginya. Ketika maut masuk, maut akan membunuh banyak orang. Namun, selama kita memberi Tuhan Yesus tumpuan, kesempatan, dan jalan yang leluasa untuk bergerak dan bertindak di antara kita, maut dan Hades akan berada
35
di bawah kendali-Nya. Namun, ketika Tuhan Yesus tidak memiliki tumpuan dalam gereja, maut segera menjadi berlaku dan Hades menjadi kuat untuk menahan orang-orang mati. Kita harus memuji Tuhan karena Kristus memiliki kunci maut dan Hades. Maut tunduk kepada-Nya, dan Hades berada di bawah kendali-Nya. Kebangkitan Kristus juga adalah kemenangan-Nya atas maut, Iblis, Hades, dan kubur (2:24). Iblis, maut, Hades, dan kubur membentuk satu kelompok. Kristus, Anak Manusia itu, tidak hanya dibenarkan oleh Allah dan terbukti sukses dalam pencapaian-Nya, tetapi Dia menang atas maut, Iblis, Hades, dan kubur, yang semuanya menjadi perhatian dan kesulitan besar bagi kita. Anak Manusia mengalahkan maut dan menghancurkan Iblis (Ibr. 2:14). Kunci maut dan Hades sekarang di tangan-Nya (Why. 1:18), dan Dia menang atas kubur. Kristus yang sedemikian sedang berjalan di tengah-tengah semua gereja lokal dalam pemulihan-Nya, memelihara mereka sebagai kaki pelita emas. (The Conclusion of The New Testament, hal. 4153-4156)
36
KEMBALI KE ORTODOKSI GEREJA (Jumat — Sidang Pertama Pagi) Berita Empat Gereja di Pergamus Pembacaan Alkitab: Why. 2:12-17 I.
Di dalam Bahasa Yunani Pergamus berarti “perkawinan,” menyiratkan persatuan, dan “menara yang kokoh”—Rev. 2:12: A. Sebagai satu tanda, gereja di Pergamus menggambarkan gereja yang masuk ke dalam persatuan perkawinan dengan dunia dan menjadi menara tinggi yang kokoh; kedua makna ini sesuai dengan dua perumpamaan di dalam Matius 13—perumpamaan tentang pohon besar (ay. 31-32) dan perumpamaan tentang ragi— ay. 33: 1. Pohon besar itu sama dengan menara yang tinggi, dan perempuan dengan ragi itu sama dengan gereja yang murtad, yang telah kawin dengan dunia. 2. Di mata Allah, dunia Kristen yang merosot adalah perempuan jahat yang telah mencampurkan hal-hal duniawi, roh-roh najis, penyembahan berhala, dan hal-hal iblis dengan hal-hal baik dari Kristus untuk menghasilkan suatu percampuran yang keji—ay. 33; Why. 17:1-6. 3. Kita harus secara mutlak keluar dari sistem jahat ini dan dipisahkan kepada Allah, dan kembali ke ortodoksi gereja sehingga gereja dapat menjadi kaki pelita emas, sama sekali tidak ada hubungan dengan keduniawian, penyembahan berhala, atau penjenuhan Satan—Why. 1:12. 4. Bila kita diserang dan mengalami penganiayaan, kita tidak boleh putus asa, sebab itu adalah suatu tanda yang kuat bahwa kita berada di jalur yang benar dan kita tidak disimpangkan dari mengikuti langkah-langkah Tuhan—cf. Ibr. 6:19; 13:13. 5. Selama bertahun-tahun kita telah dijaga melalui dianiaya; kita tidak pernah menerima nama baik, karena Satan tidak akan mengizinkan kita memiliki nama baik kecuali kita masuk ke dalam persatuan dengan dia. 6. "Sejarah di antara kita adalah sejarah tentang sepenuhnya keluar dari kekristenan tanpa kompromi. Alangkah memalukannya bila beberapa orang yang disebut para sekerja di antara kita berusaha untuk berkompromi. Mereka mengatakan bahwa di antara denominasi dan gereja lokal ada satu jurang pemisah, dan mereka menganggap diri mereka sebagai jembatan untuk menjembatani jurang pemisah itu. Hal ini adalah penderitaan bagi Saudara Nee, dan hari ini, hal
37
B.
C.
D.
E.
ini adalah penderitaan bagi saya" (The History of the Church and the Local Churches, hal. 112-113). Di dalam Wahyu 2:13a Tuhan berkata tentang gereja di Pergamus, "Aku tahu di mana engkau tinggal, yaitu di tempat takhta Satan"; takhta Satan ada di dunia, tempat di mana dia tinggal dan alam pemerintahannya; karena gereja yang duniawi telah masuk ke dalam persatuan dengan dunia, maka dia tinggal di mana Satan tinggal. Alih-alih tinggal di mana Satan tinggal, kita perlu tinggal di dalam roh kita dan di dalam Kristus, yaitu Dia yang di dalamNya, Satan, penguasa dunia ini tidak punya apa-apa (tidak punya tumpuan, tidak punya kesempatan, tidak punya harapan, dan tidak punya kemungkinan apapun)—Mzm. 91:1; 2 Tim. 4:22; Yoh. 14:30. Karena gereja adalah pasangan Kristus sebagai mempelai perempuan yang suci (2 Kor. 11:2), maka persatuannya dengan dunia dianggap sebagai percabulan rohani di mata Allah: 1. Satan menyadari bahwa menganiaya gereja itu tidak terlalu berhasil; karena itu, si licik itu mengubah strateginya dari menganiaya gereja jadi menyambut gereja; penyambutan terhadap gereja oleh Kekaisaran Romawi telah merusak gereja, karena hal itu menyebabkan gereja menjadi duniawi. 2. Hal-hal duniawi itu berhubungan dengan penyembahan berhala, karena keduniawian selalu berhubungan dengan penyembahan berhala; berhala di dalam hati kita adalah sesuatu di dalam kita yang kita kasihi melebihi Tuhan dan yang menggantikan Tuhan di dalam kehidupan kita—Yeh. 14:3; 1 Yoh. 5:21. 3. Mamon juga berdiri berlawanan dengan Allah; banyak berhala eksis hanya karena mamon; “Kamu tidak dapat melayani Allah dan Mamon”—Mat. 6:24. 4. Gereja haruslah kaki pelita emas, yaitu ekspresi murni Allah Tritunggal, dan tidak boleh ada hubungan dengan dunia, tetapi setelah Kekaisaran Romawi membuat gereja menjadi agama duniawi, gereja menjadi tidak murni, duniawi, dan penyembahan berhala. Di dalam surat rasuli-Nya ke Pergamus, Tuhan menyebutkan “Antipas, saksi-Ku, yang setia kepada-Ku, yang dibunuh di antara kamu, di mana Satan tinggal”—Why. 2:13b: 1. Saksi yang setia ini berdiri melawan semua yang dibawa masuk dan dipraktekkan oleh gereja yang duniawi; maka, dia menjadi martir Tuhan; untuk bersaksi melawan gereja yang duniawi, maka kita memerlukan roh martir: a. Saksi-saksi adalah para martir, yaitu orang-orang yang mengemban kesaksian yang hidup dari Kristus yang bangkit dan naik dalam hayat—Kis. 1:8.
38
b. Kita dapat menjadi para martir bagi Tuhan secara fisik, secara psikologis, atau secara rohani—2 Tim. 4:6; Why. 12:11; Mat. 10:36; cf. 1 Kor. 16:12. 2. Di dalam Bahasa Yunani kata martir itu sama dengan kata saksi; Antipas, sebagai saksi yang setia, mengemban antikesaksian, yaitu kesaksian yang berlawanan segala sesuatu yang menyimpang dari kesaksian Yesus. 3. Melalui anti-kesaksiannya di zaman itulah gereja di Pergamus tetap mempertahankan nama Tuhan, dan tidak menyangkal iman orang Kristen yang tepat—Why. 2:13. II.
Gereja yang duniawi dan merosot bukan hanya memegang pengajaran Bileam tetapi juga pengajaran para pengikut Nikolaus—ay. 14-15: A. Bileam adalah seorang nabi Kafir yang demi upah menarik umat Allah ke dalam percabulan dan penyembahan berhala; di dalam gereja yang duniawi, beberapa orang mulai mengajarkan hal-hal seperti itu (Bil. 25:1-3; 31:16); penyembahan berhala selalu mengakibatkan percabulan (Kis. 15:29); ketika gereja yang duniawi tidak menghiraukan nama, persona Tuhan, ia berpaling kepada penyembahan berhala, yang menghasilkan percabulan. B. Kesalahan Bileam adalah kesalahan mengajarkan doktrin yang salah demi mendapatkan upah, padahal dia tahu bahwa itu bertentangan dengan kebenaran dan melawan umat Allah, dan dengan cara penyalahgunaan yaitu memakai pengaruh karuniakarunia tertentu untuk menyesatkan umat Allah dari penyembahan yang murni terhadap Tuhan kepada penyembahan berhala; menginginkan upah akan menyebabkan orang-orang yang menginginkan itu berbondong-bondong mendesak untuk masuk ke dalam kesesatan Bileam—Bil. 22:7, 21; 31:16; Why. 2:14; lihat 2 Raj. 5:20-27. C. Pengajaran Bileam mengalihkan kaum beriman dari persona Kristus kepada penyembahan berhala dan dari kenikmatan akan Kristus kepada percabulan rohani, sedangkan pengajaran para pengikut Nikolaus menghancurkan fungsi kaum beriman sebagai anggota-anggota Tubuh Kristus; pengajaran yang pertama tidak menghiraukan Kepala, dan pengajaran yang kedua menghancurkan Tubuh; inilah maksud licik si musuh di dalam semua pengajaran agamawi. D. Pertama-tama, para pengikut Nikolaus mempraktekkan hirarki di dalam gereja sebermula; kemudian mereka mengajarkannya di dalam gereja yang merosot; hari ini, di dalam aliran Katolik dan aliran Protestan, hirarki para pengikut Nikolaus ini unggul baik dalam praktek maupun pengajaran.
III. “Siapa yang menang, kepadanya akan Kuberikan dari manna yang tersembunyi; dan Aku akan mengaruniakan kepadanya batu putih, yang di atasnya tertulis nama baru, yang tidak
39
diketahui oleh siapa pun, selain oleh yang menerimanya”— Why. 2:17: A. Kita perlu makan manna yang tersembunyi agar dapat diinkorporasikan ke dalam Yerusalem Baru sebagai tabernakel Allah—Kel. 16:33-34; Yoh. 14:20; Why. 21:2-3: 1. Manna yang disimpan di dalam buli-buli emas adalah pusat dari tabernakel, tempat kediaman Allah di dalam Perjanjian Lama; demikian juga, Kristus yang telah kita makan, cerna, dan asimilasi adalah pusat dari diri kita sebagai bagian dari gereja, tempat kediaman Allah hari ini—Ibr. 9:3-4; 2 Tim. 4:22; Ef. 2:22. 2. Kristus sebagai manna yang tersembunyi adalah pusat dari tabernakel; manna yang tersembunyi ada di dalam buli-buli emas; buli-buli emas ada di dalam tabut, yang dibuat dari kayu penaga yang disalut dengan emas; dan tabut ini ada di dalam Tempat Maha Kudus. 3. Kristus Putra sebagai manna yang tersembunyi ada di dalam Allah Bapa sebagai buli-buli emas; Allah Bapa ada di dalam Kristus Putra sebagai tabut dengan dua sifat-Nya, keilahian dan keinsanian; dan Kristus sebagai Roh yang menghuni hidup di dalam roh kita yang telah dilahirkan kembali sebagai realitas Tempat Maha Kudus. 4. Putra ada di dalam Bapa, kita ada di dalam Putra, Putra ada di dalam kita, dan kita dihuni oleh Roh realitas; inilah inkorporasi dari Allah yang telah melalui proses dengan kaum beriman yang telah dilahirkan kembali—Yoh. 14:16-20. 5. Cara untuk diinkorporasikan ke dalam tabernakel adalah dengan makan manna yang tersembunyi; semakin banyak kita makan Kristus, semakin banyak kita diinkorporasikan ke dalam Yerusalem Baru, tabernakel ultima Allah, sebagai inkorporasi yang universal—6:57; Mat. 4:4. 6. Kita tidak boleh diikatkan kepada dunia; kita harus diinkorporasikan ke dalam Yerusalem Baru melalui makan Kristus sebagai manna yang tersembunyi. B. Menikmati Kristus sebagai manna yang tersembunyi menghasilkan transformasi: 1. Tuhan menjanjikan pemenang itu makan dari manna yang tersembunyi dan memberikan kepadanya batu putih; ini mengindikasikan bahwa jika kita makan manna yang tersembunyi, kita akan ditransformasi menjadi batu putih untuk bangunan Allah. 2. Batu-batu ini akan dibenarkan dan diperkenan oleh Tuhan, seperti yang diindikasikan oleh warna putih, tetapi gereja yang duniawi akan dihukum dan ditolak oleh Dia. 3. Bangunan Alllah, bangunan gereja, bergantung pada transformasi kita, dan transformasi kita dihasilkan dari kenikmatan akan Kristus sebagai suplai hayat kita.
40
C. Setiap orang beriman yang telah ditransformasi sebagai batu putih mengemban satu nama baru, yang tidak diketahui siapapun kecuali orang yang menerimanya: 1. Nama baru yang sedemikian adalah penafsiran dari pengalaman orang yang telah ditransformasi; maka, hanya dirinya sendiri yang tahu makna dari nama itu. 2. Wahyu 2:17 adalah firman yang dikatakan Tuhan kepada kita; kita tidak boleh menerimanya secara obyektif melainkan menerimanya sebagai biografi kita: a. Kita dapat berdoa, “Tuhan, aku setuju dengan janji-Mu. Mulai sekarang, aku akan makan Engkau secara tersembunyi dan ditransformasi menjadi batu bagi bangunan-Mu.” b. Betapa ajaibnya janji dari Tuhan ini; memang betul, gereja bisa menjadi duniawi, tetapi Tuhan telah berjanji bahwa kita bisa menjadi batu putih bagi bangunan Allah. Kutipan Berita Ministri: GEREJA KAWIN DENGAN DUNIA Dalam surat kepada gereja yang pertama, Tuhan menganjuri gereja di Efesus untuk bertobat dan memulihkan kasihnya yang semula. Kita harus percaya bahwa anjuran-Nya telah diindahkan, karena gereja yang kedua, gereja di Smirna memang sangat mengasihi Tuhan dan menderita aniaya, menjadi gereja yang menderita. Menurut fakta sejarah, selama tiga abad pertama gereja sangat menderita karena pemerintah Romawi berusaha sekuatnya untuk merusak gereja. Kemudian Iblis, musuh itu, sadar bahwa aniaya tidak berhasil, maka si licik itu tidak lagi menganiaya gereja, melainkan menyambut gereja. Pada awal abad keempat, Konstantin Agung menerima agama Kristen dan menjadikannya sebagai agama negara. Sejak saat itu, agama Kristen menjadi gereja Kekaisaran Romawi. Penyambutan Kekaisaran Romawi terhadap gereja justru merusak gereja, karena gereja menjadi duniawi. Kita semua tahu, gereja telah dipanggil keluar dari dunia dan disisihkan bagi Allah. Tetapi, karena disambut oleh Kekaisaran Romawi, gereja kembali lagi ke dalam dunia, dan dalam pandangan Allah gereja “kawin” dengan dunia. Allah melihat perbauran dengan dunia semacam itu sebagai perzinaan rohani. Karena perkawinan ini, gereja kehilangan kemurniannya dan menjadi duniawi. Karena gereja bersatu dengan dunia, banyak hal duniawi dibawa masuk ke dalam gereja. Hal-hal duniawi berhubungan dengan penyembahan berhala, karena keduniawian selalu berhubungan dengan penyembahan berhala. Gereja di Pergamus mula-mula menjadi duniawi, kemudian menyembah berhala; Iblis memenuhinya dengan dunia dan berhala. Akibatnya, gereja menjadi mutlak berbeda dengan yang diharapkan Allah. Allah menginginkan gereja keluar dari dunia, tidak ada hubungan dengan dunia. Gereja harus merupakan kaki pelita emas,
41
ekspresi Allah Tritunggal yang murni, dan tidak ada hubungan apa pun dengan dunia. Tetapi setelah Kekaisaran Romawi membuat gereja menjadi agama duniawi, gereja menjadi campur-baur, duniawi, dan menyembah berhala. Tempat Kediaman Iblis Dalam ayat 13 Tuhan berkata kepada gereja di Pergamus, “Aku tahu di mana engkau tinggal, yaitu di tempat takhta Iblis.” Tempat kediaman Iblis adalah dunia. Karena telah berpadu dengan dunia, dan telah menjadi duniawi, maka gereja ini pun tinggal di dunia, di tempat kediaman Iblis. Tempat Takhta Iblis Gereja di Pergamus juga tinggal di tempat takhta Iblis. Hal ini juga mengacu kepada dunia. Dunia bukan saja tempat kediaman Iblis, bahkan merupakan wilayah kekuasaannya. Sekarang gereja tidak saja bersatu dengan dunia, bahkan bersatu dengan Iblis. Sungguh menakutkan! Kekristenan yang duniawi hari ini tetap bersatu dengan dunia dan masih terus diresapi dengan pikiran, konsepsi, teori, bahkan praktek Iblis. Kita harus nampak betapa seriusnya perkara ini. Iblis, musuh itu sangatlah licik. Penyambutannya lebih hebat daripada penganiayaannya. Mula-mula, Iblis menimbulkan penganiayaan, ketika cara itu gagal, dia mengubah taktiknya, dan ganti menyambut gereja. Kita juga mengalami hal itu pada masa yang lampau. Mula-mula, agama menganiaya kita, kemudian mengganti taktiknya, mencoba memikat kita dan mengajak kita berkompromi. Itulah kelicikan Iblis. Jika kita terjerat olehnya, kita pasti menjadi duniawi, tidak hanya bergabung dengan Iblis, bahkan menjadi satu dengannya. Tuhan menaruh ketujuh surat dalam Kitab Wahyu, supaya kita melihat keadaan yang sebenarnya dari apa yang disebut “kekristenan”, juga melihat apakah sebenarnya gereja itu, dan di mana seharusnya gereja berada. Gereja seharusnya merupakan kaki pelita emas murni yang berada di luar dunia. Gereja tidak seharusnya berhubungan dengan dunia dan tidak memberi tempat sesentimeter pun untuk penyusupan Iblis yang jahat dan licik. Gereja harus terus-menerus berdiri menentang hal tersebut. Kedua arti dari kata Pergamus, kawin dan menara tinggi yang kokoh, berhubungan dengan dua perumpamaan dalam Matius 13, yaitu perumpamaan tentang pohon besar (Mat. 13:31-32) dan perumpamaan ragi (Mat. 13:33). Dalam perumpamaan pohon besar dikatakan, sebutir biji sesawi yang kecil menjadi sebatang pohon. Tidak perlu diragukan, hal itu mengindikasikan kekristenan yang membesar, karena kekristenan benarbenar telah menjadi sebuah pohon yang besar. Dalam perumpamaan ragi dikatakan, seorang perempuan menaruh ragi ke dalam tepung terigu tiga sukat. Ragi mengindikasikan hal-hal kedosaan, keduniawian, setani, milik Satan, milik Iblis. Hal-hal yang jahat ini dimasukkan ke dalam tepung terigu yang baik. Dalam Alkitab, tepung terigu dipakai untuk kurban sajian, yang melambangkan Kristus adalah makanan umat Allah. Pohon besar berpadanan dengan menara yang tinggi, dan perempuan dengan ragi
42
berpadan dengan gereja murtad yang telah menikah dengan dunia. Kita harus jelas akan arti perkara-perkara ini dalam Alkitab. Dalam pandangan Allah, itu adalah perempuan sundal, seorang perempuan jahat yang mencampurkan hal-hal duniawi, yang setani, milik Satan, dan milik Iblis dengan hal-hal baik dari Kristus, sehingga menghasilkan campuran model neraka. Kita harus mutlak meninggalkan pohon besar ini, menjauhkan diri dari menara yang tinggi, keluar dari sistem jahat, tersisih bagi Allah, kemudian kembali kepada kehendak Allah yang semula, yaitu gereja sebagai satu kaki pelita emas murni yang tidak ada hubungan dengan keduniawian, penyembahan berhala, atau penyusupan Iblis. Kita tidak berada di tempat kediaman dan takhta Iblis. Dalam gereja tidak ada kedudukan untuk Iblis, tidak ada tempat untuk Iblis berbuat apa pun. Ketiga surat yang pertama memperlihatkan kepada kita tiga gereja — gereja yang patut didambakan, gereja yang teraniaya, dan gereja yang duniawi. Kita tentu ingin menjadi gereja yang patut didambakan dan menjadi gereja yang teraniaya, dan tidak mau menjadi gereja yang duniawi. Kita harus menolak segala barang yang duniawi. Hati-hatilah! Setelah musuh menganiaya Anda, strateginya mungkin berubah, yaitu menyambut Anda. Jangan menganggap penyambutan itu satu perkara yang baik. Sebaliknya, kita harus takut disambut sebagaimana takut disengat kalajengking. Bagi kita, menderita penganiayaan, tentangan, dan serangan itu sangat baik. Namun, kapan kala orang-orang begitu hangat menyambut kita, itulah saat yang berbahaya. Ketika Anda diserang dan dianiaya, janganlah putus asa, karena itu adalah suatu tanda yang tegas bahwa Anda berada di jalan yang benar, tidak meninggalkan jejak Tuhan. Hati-hatilah dengan sambutan yang hangat. Lebih baik menderita penganiayaan daripada menerima sambutan yang hangat. Surat kepada gereja di Pergamus mengajar kita untuk tidak bersatu dengan dunia dengan cara dan aspek apa pun. Kita harus tidak ada hubungan sama sekali dengan dunia. Selama lima puluh tahun terakhir, kita berkali-kali mendapat sambutan yang hangat secara licik, tetapi syukur kepada Tuhan, kita selalu menolaknya. Akibatnya, bertahun-tahun kita terjaga karena penganiayaan. Kita tidak pernah menerima nama yang baik, karena Iblis tidak membiarkan kita mendapatkan nama baik, kecuali kita bersatu dengan dia. Itulah sebabnya dalam pemulihan Tuhan kita terusmenerus mengalami peperangan, terus-menerus diserang. Setiap saat peperangan berkecamuk, karena pemulihan Tuhan bukan melakukan pekerjaan kekristenan yang biasa. Tidak, kesaksian ini adalah satu peperangan. KESAKSIAN ANTIPAS Kesaksian ini ada pada Antipas. Dalam ayat 13, Tuhan berkata, “Engkau berpegang kepada nama-Ku, dan engkau tidak menyangkal imanmu (kepercayaanmu) kepada-Ku, juga tidak pada zaman Antipas, saksi-Ku, yang setia kepada-Ku, yang dibunuh di hadapan kamu, di mana Iblis tinggal.” Dalam bahasa Yunani, “Antipas” berarti “menentang segalanya”. Antipas, Saksi setia Tuhan ini, menentang segala yang dibawa
43
masuk dan dipraktekkan oleh gereja duniawi. Sebab itu, dia menjadi martir Tuhan. Istilah “martir” dan “saksi” mengacu kepada kata yang sama dalam bahasa Yunani. Sebagai orang yang memberi kesaksian yang berkebalikan, Antipas menentang segala yang menyimpang dari kesaksian Yesus. Dalam zamannya, karena kesaksiannya yang berkebalikan, gereja di Pergamus tetap mempertahankan nama Tuhan, dan tidak menyangkal kepercayaan kristiani yang tepat. Antipas, menjadi pelopor menentang gereja duniawi, membuka jalan bagi kita untuk memerangi gereja yang duniawi hari ini. Segala hakiki, milik, dan pekerjaan gereja duniawi, ditentang oleh Antipas. Berpegang kepada Nama Tuhan Dalam ayat 13 Tuhan berkata, “Engkau berpegang ke-pada nama-Ku.” Nama Tuhan mengacu kepada persona Tuhan; persona adalah realitas nama. Gereja di Pergamus tetap berpegang kepada nama Tuhan, berarti berpegang kepada realitas persona-Nya. Kecenderungan penyimpangan gereja duniawi adalah meninggalkan realitas persona Tuhan. Dalam pemulihan Tuhan, kita harus berperang melawan hal ini, supaya gereja dapat berpegang kepada nama Tuhan, yaitu berpegang kepada realitas persona Tuhan sampai selama-lamanya. Tidak Menyangkal Imannya kepada Tuhan Tuhan berkata pula, “Engkau tidak menyangkal imanmu (kepercayaanmu) kepada-Ku.” Iman (kepercayaan) terhadap Tuhan mengacu kepada segala sesuatu yang harus kita percayai tentang persona dan pekerjaan Tuhan. Ini tidak mengacu kepada iman subyektif dalam kita, melainkan kepercayaan yang obyektif, yaitu perkara yang kita percayai. Karena berpadu dengan dunia, gereja mulai meremehkan nama Tuhan dan menyangkal kepercayaan orang Kristen yang tepat. Setia sampai Mati Antipas setia pada kesaksian yang berlawanan, sampai mati. Karena kesaksiannya menentang keduniawian gereja, dia dibunuh dan menjadi martir. Untuk bersaksi menentang gereja duniawi, kita memerlukan roh martir. Kita perlu setia kepada kesaksian Tuhan, menentang keduniawian gereja sampai mati. (Pelajaran-Hayat Wahyu, hal. 190-196) MANNA YANG TERSEMBUNYI ADALAH BAGIAN ALLAH Makan Yesus dan Menikmati Yesus sebagai Manna yang Tersembunyi Adalah Jalan untuk Mengalahkan Semua Jenis Kemerosotan dalam kehidupan gereja Cara untuk menang atas segala macam kemerosotan dalam kehidupan gereja adalah makan dan menikmati Yesus sebagai manna yang tersembunyi, manna pribadi, untuk hayat batini dan suplai hayat. Di dalam Kristus sebagai tabut, kita dapat menikmati Dia sebagai manna yang tersembunyi, sebagai bagian khusus bagi suplai hayat kita, untuk
44
mengalahkan keduniawian dari gereja yang merosot. Kita harus meninggalkan semua orang dan gangguan untuk memiliki waktu pribadi dengan Tuhan, di mana kita dapat menikmati Dia dengan cara yang tersembunyi. Kita dapat menikmati Kristus secara umum bersama semua orang kudus, tetapi kita masih perlu waktu yang terpisah dari semua orang untuk menikmati Kristus sebagai manna yang tersembunyi. Kita perlu berada di tempat pribadi untuk mengontaki Dia, untuk memuji Dia, dan menikmati Dia dalam Firman kudus. Banyak orang beriman mungkin hanya makan Kristus yang terbuka, yang umum, tetapi kita semua perlu satu waktu untuk makan Kristus yang pribadi, yang tersembunyi. Pengalaman kita akan Kristus seharusnya tidak hanya terbuka di dalam sidang tetapi tersembunyi di dalam Ruang Maha Kudus, bahkan di dalam Kristus sendiri sebagai Tabut, Kesaksian Allah. Hari ini Kristus sebagai tabut ada di dalam roh kita, yang bersatu dengan Ruang Maha Kudus. Di dalam roh kita, kita memiliki Ruang Maha Kudus; dan di dalam Ruang Maha Kudus kita memiliki Kristus, Tabut itu, dan di dalam Kristus kita memiliki buli-buli emas, sifat ilahi. Hari ini sifat ilahi Allah ada di dalam roh kita. Meskipun kita memiliki buli-buli emas, masalahnya adalah seringkali kita jauh dari roh kita. Kita tidak perlu bertengkar atau berkelahi dengan orang lain agar keluar dari roh. Bahkan ketika kita bercanda dengan saudara-saudara, kita berada di luar roh. Juga, menjadi agamawi jauh berbeda dari berada di dalam roh. Dengan menjadi agamawi, kita dibawa ke padang gurun. Buli-buli emas ada di dalam Tabut, dan Tabut ada di dalam Ruang Maha Kudus, dan Ruang Maha Kudus bersatu dengan roh kita. Jika kita terus-menerus menjamah Kristus di dalam roh kita, kita akan menikmati Dia sebagai manna yang tersembunyi. Manna yang terbuka adalah makanan untuk semua orang yang berada di luar tempat kediaman Allah dan mengembara di padang gurun, sedangkan manna yang tersembunyi adalah untuk orang yang tinggal di bagian terdalam dari tempat kediaman Allah, tidak lagi mengembara di dalam jiwa tetapi tinggal di hadirat Allah di dalam roh. Melayankan Allah secara Langsung di Hadirat-Nya Jika ada jarak antara kita dengan Allah, kita mungkin menikmati manna yang terbuka, tetapi kita tidak dapat makan manna yang tersembunyi. Jika kita mau mengambil bagian dari manna yang tersembunyi, tidak boleh ada jarak antara kita dan Allah. Dalam Ruang Maha Kudus kita menikmati sesuatu dari Kristus yang tidak dapat dirasakan oleh semua orang yang jauh dari hadirat-Nya. Perhatikanlah pelayanan di sekitar tabernakel dalam Perjanjian Lama. Orang-orang Lewi bertugas di pelataran luar, dan para imam bertugas di pelataran luar dan juga di Ruang Kudus, di mana mereka mengatur roti sajian, membereskan pelita, dan membakar ukupan. Namun ketika Imam Besar masuk ke dalam Ruang Maha Kudus, hampir tidak ada yang harus dikerjakan. Di sini, di dalam Ruang Maha Kudus, Imam Besar melayani secara langsung di hadapan Allah. Di sini, di dalam Ruang Maha Kudus, orang yang melayani menikmati manna yang tersembunyi. Manna yang
45
tersembunyi adalah bagian dari Kristus yang kita nikmati di hadapan Allah ketika tidak ada jarak antara kita dengan Dia. Semakin jauh kita dari Allah, semakin kurang pelayanan kita terhadap Dia. Semakin dekat kita kepada-Nya, semakin banyak pelayanan kita berikan kepada-Nya. Akhirnya, ketika kita masuk ke hadirat kemuliaan ilahi di dalam Ruang Maha Kudus, semua pelayanan berhenti. Di sini kita hanya memiliki kehadiran Tuhan dan menikmati Kristus yang tersembunyi, manna yang tersembunyi. Di sini kita memiliki persekutuan langsung dengan Tuhan dan mengenal hati-Nya serta maksud-Nya. Di sinilah kita dapat diisi oleh Dia, dengan maksud-Nya, dan dengan semua yang Dia ingin kita lakukan. Dengan cara ini kita menjadi orang yang mengenal hati-Nya dan maksud-Nya. Ketika kita adalah orang yang demikian, komitmen-Nya akan menjadi milik kita. Kita memiliki komitmen Allah karena kita berada di dalam hadirat-Nya. Kita tahu bahwa kita berada di dalam hadirat Allah karena kita menyadari bahwa tidak ada jarak antara kita dan Allah. Manna yang tersembunyi tidak dapat dinikmati oleh mereka yang tinggal di luar Allah; itu hanya dinikmati oleh mereka yang tinggal di dalam Ruang Maha Kudus di hadapan Allah. Orang-orang yang berdiri di sisi Tuhan untuk menjaga kesaksian-Nya akan dapat mengalami Kristus sebagai manna yang tersembunyi. Mereka akan memiliki Kristus sebagai suplai hayat mereka, tetapi rasa suplai itu akan menjadi manna yang tersembunyi, yang tidak diketahui orang lain. Orang lain tidak akan dapat menjamah atau merasakan Kristus yang dialami dan dinikmati oleh para pemenang ini. Jika kita mencari ketenaran atau posisi, kita tidak akan berbagian dalam kenikmatan dari para pemenang; kita tidak akan merasakan, menjamah, atau mengalami manna yang tersembunyi. Jika kita menginginkan ketenaran duniawi dan kawin dengan dunia, kita tidak dapat menikmati Kristus yang tersembunyi di hadapan Allah. Ketika kita menjadi intim dengan Kristus, pada beberapa kesempatan kita begitu dekat dengan Allah sehingga ketika menjamah sifat ilahi dan mengambil bagian darinya, kita melampaui dunia, setiap situasi, ego kita, dan bahkan diri alamiah kita. Setiap orang yang masuk ke dalam Ruang Maha Kudus ada bersama Imam Besar. Kristus, sang Imam Besar kita, ada di Ruang Maha Kudus, dan kita juga harus ada di sana. Kita juga harus menjadi imam di dalam Ruang Maha Kudus di mana buli-buli emas berada. Jika kita mau berada di tempat ini, kita harus melampaui dunia dan setiap jenis situasi. Kita harus melampaui perasaan terganggu oleh orang-orang. Ketika kita melampaui semua situasi, baik atau buruk, menyenangkan atau tidak menyenangkan, kita berada di dalam roh kita menjamah Tabut dan buli-buli emas. Jika kita mau mengambil bagian dari manna yang tersembunyi, kita harus terus-menerus berada di dalam roh kita menjamah sifat ilahi. Makan manna yang tersembunyi adalah sesuatu yang mutlak di luar dunia. Sementara gereja duniawi merosot ke dalam persatuan dengan dunia, kita naik dari Mesir ke padang gurun, dari padang gurun ke negeri yang baik, dari negeri yang baik ke tabernakel, dari pelataran luar ke
46
Ruang Kudus, dan dari Ruang Kudus ke Ruang Maha Kudus. Setelah kita masuk ke dalam Ruang Maha Kudus, kita masih harus menyelam ke dalam Tabut, menjamah buli-buli emas, dan menikmati Kristus sebagai manna yang tersembunyi di sana. Semakin duniawi gereja jadinya, semakin kita harus masuk ke dalam Ruang Maha Kudus untuk makan manna yang tersembunyi. Jika kita mau menikmatinya, kita harus tinggal dalam keintiman yang mendalam dari hadirat Allah. Kita harus berada dalam sifat ilahi-Nya di mana tidak ada hal-hal duniawi atau yang mengganggu dan di sana ada persekutuan yang intim antara kita dengan Allah. Beberapa orang dari kita yang telah memiliki pengalaman akan Kristus yang tersembunyi ini mengatakan, "Tuhan, aku tidak peduli dengan dunia. Aku hanya peduli kepada-Mu, Tuhan, bukan untuk hubungan atau persahabatan insani. Tuhan, aku bersedia untuk membuang setiap ikatan. Tuhan, sekarang aku benar-benar bebas, dan aku mengasihi Engkau dari kedalaman diriku. Aku mengasihi-Mu tanpa apa pun yang menghalangiku." Ketika kita mengatakan ini kepada Tuhan, kita berada dalam buli-buli emas, di dalam keintiman dari sifat ilahi, mengambil bagian dari Kristus yang tersembunyi. Suatu Peringatan di Hadapan Allah Manna yang disimpan dalam buli-buli emas adalah pusat dari tabernakel, tempat kediaman Allah dalam Perjanjian Lama. Demikian juga, Kristus yang telah kita makan, cerna, dan asimilasi adalah pusat dari diri kita sebagai bagian dari gereja, tempat kediaman Allah hari ini (2 Tim. 4:22; Ef. 2:22). Kristus yang kita makan sebagai manna yang terbuka secara spontan menjadi manna yang tersembunyi melalui dicerna dan diasimilasi ke dalam batin kita. Titik fokus dari bangunan Allah hari ini adalah Kristus yang dimakan, dicerna, dan diasimilasi oleh umat-Nya. Manna yang terbuka, manna yang tergeletak di tanah setiap pagi, adalah untuk kenikmatan umat Allah secara umum. Namun, segomer manna ditempatkan di dalam buli-buli (Kel. 16:33) itu tersembunyi dan bukan untuk gereja secara umum. Jumlah manna yang disimpan dalam buli-buli di hadapan Yehova adalah satu gomer, sama dengan jumlah yang dikumpulkan dan dimakan oleh umat itu (ay. 16-18). Dalam pengalaman rohani, ini mengindikasikan bahwa jumlah Kristus yang kita makan adalah jumlah yang kita dapat simpan. Sewaktu kita mengambil bagian atas Kristus hari demi hari, kita juga menyimpan Dia. Jumlah Kristus yang kita simpan bergantung pada jumlah Kristus yang kita makan. Semakin banyak kita makan Kristus, semakin kita menyimpan-Nya. Fakta bahwa Kristus yang kita makan adalah Kristus yang kita simpan mengindikasikan bahwa apa pun Kristus yang kita makan akan menjadi satu peringatan bagi generasi yang akan datang. Kristus yang kita makan dan nikmati akan menjadi satu peringatan kekal, karena Kristus yang sedemikian akan menjadi susunan kita, memampukan kita membangun dan bahkan menjadi tempat kediaman Allah di alam semesta. Tidak ada dari apa adanya kita, apa yang kita miliki, atau apa yang dapat kita lakukan yang layak diingat. Hanya Kristus yang telah menjadi susunan
47
kita layak untuk menjadi peringatan kekal. Segala sesuatu yang lain dapat berubah, tetapi pengalaman kita akan Kristus akan tetap untuk selamalamanya. Ketika beberapa orang Kristen ada dalam kekekalan, mereka mungkin tidak memiliki banyak Kristus untuk diingat. Karena mereka tidak makan banyak Kristus hari ini, mereka tidak akan memiliki banyak dari Dia untuk diingat dalam kekekalan. Namun, jika kita benar bersama Tuhan hari demi hari dan memakan-Nya secara konsisten, kita akan memiliki banyak untuk dikatakan tentang Dia dalam kekekalan. Kita akan mengingat saat-saat indah yang kita miliki dalam kehidupan gereja ketika makan Kristus dan menikmati Dia. Apa pun Kristus yang kita nikmati dalam gereja hari ini akan menjadi peringatan kekal. Peringatan ini akan disimpan di hadirat Allah, bahkan di dalam diri-Nya. Manna yang tersembunyi ini adalah satu peringatan akan Kristus sebagai suplai untuk umat Allah guna membangun tempat kediaman Allah. (The Conclusion of the New Testament, hal. 4178-4182) Makan Manna yang Tersembunyi untuk Diinkorporasikan Menjadi Tabernakel Allah yang bertujuan memiliki satu ekonomi, dan di dalam ekonomiNya dia bermaksud untuk memiliki satu inkorporasi universal. Kata inkorporasi mengacu kepada orang yang tinggal di dalam satu sama lain, saling huni. Allah dalam Trinitas Ilahi-Nya adalah satu inkorpoasi melalui saling berhuni dan dengan bekerja bersama sebagai satu; ketiga dari Trinitas merupakan satu inkorporasi dengan apa adanya Mereka dan dengan apa yang Mereka kerjakan (Yoh. 14:10-11). Allah Tritunggal dalam kekekalan yang lampau mengadakan rapat (Kis. 2:23) untuk membuat keputusan bahwa yang kedua di antara Mereka harus menjadi manusia dan melewati proses kehidupan insani, kematian, dan kebangkitan sehingga semua orang beriman Allah yang ditebus dan dilahirkan kembali akan diinkorporasikan ke dalam inkorporasi Allah untuk menjadi inkorporasi ilahi-insani yang diperbesar. Allah Tritunggal yang telah melalui proses dan rampung serta kaum beriman yang telah ditebus dan dilahirkan kembali menjadi satu inkorporasi ilahi-insani yang universal dan diperbesar dalam kebangkitan Kristus (Yoh. 14:20), merampungkan Yerusalem Baru sebagai tabernakel Allah (Why. 21:2-3). Tabernakel dalam Perjanjian Lama adalah satu tanda dari inkorporasi universal, dan makan manna yang tersembunyi adalah diinkorporasikan menjadi tabernakel. Kristus sebagai manna yang tersembunyi adalah pusat dari tabernakel. Manna yang tersembunyi ada dalam buli-buli emas; buli-buli emas ada di dalam Tabut, yang terbuat dari kayu penaga yang dilapisi emas; dan Tabut ini berada di dalam Ruang Maha Kudus. Manna yang tersembunyi, yang melambangkan Kristus, ada dalam buli-buli emas, yang mengacu kepada Allah. Manna dalam buli-buli emas mengindikasikan bahwa Kristus ada di dalam Bapa. Tabut ada di dalam Ruang Maha Kudus, dan Ruang Maha
48
Kudus adalah roh kita. Hari ini roh kita yang dihuni oleh Roh Kudus adalah Ruang Maha Kudus. Dari sini kita dapat melihat bahwa Kristus sebagai manna yang tersembunyi ada di dalam Allah Bapa sebagai bulibuli emas; bahwa Bapa ada di dalam Kristus sebagai Tabut dengan dua sifat-Nya, keilahian dan keinsanian; dan bahwa Kristus ini sebagai Roh yang berhuni hidup di dalam roh kelahiran kembali kita untuk menjadi realitas dari Ruang Maha Kudus. Ini berarti bahwa Putra ada di dalam Bapa, Bapa ada di dalam Putra, dan Putra sebagai Roh adalah realitas dari Ruang Maha Kudus. Ini mengindikasikan dan sesuai dengan empat di dalam dalam Yohanes 14:16-20. Ayat 20 mengatakan, "Pada waktu itulah kamu akan tahu bahwa Aku di dalam Bapa-Ku dan kamu di dalam Aku dan Aku di dalam kamu," dan ayat 17 mengatakan, "yaitu Roh Kebenaran ... akan diam di dalam kamu." Putra ada di dalam Bapa, kita ada di dalam Putra, Putra ada di dalam kita, dan kita dihuni oleh Roh realitas. Ini adalah inkorporasi dari Allah yang telah melalui proses dengan kaum beriman yang telah dilahirkan kembali. Jalan untuk diinkorporasikan menjadi tabernakel adalah makan manna yang tersembunyi. Semakin banyak kita makan Kristus, semakin kita diinkorporasikan ke dalam Allah Tritunggal sebagai inkorporasi universal. Dengan makan manna yang tersembunyi, kita diinkorporasikan menjadi tabernakel. Tabernakel dalam Perjanjian Lama adalah lambang dari Yerusalem Baru, yang disebut tabernakel Allah. Sebagai tabernakel Allah, Yerusalem Baru adalah inkorporasi universal. Inkorporasi universal ini adalah tujuan kekal Allah. Yerusalem Baru adalah tabernakel Allah, dan pusat dari tabernakel ini adalah Kristus sebagai manna yang tersembunyi untuk kita makan. Jalan untuk berada di dalam Yerusalem Baru adalah makan Kristus. Semakin banyak kita makan Kristus, semakin kita diinkorporasikan ke dalam inkorporasi universal ini. Dunia akan binasa dalam telaga api. Kita perlu bertanya apakah kita bagian dari dunia atau bagian dari Yerusalem Baru sebagai tabernakel Allah, inkorporasi universal itu. Tuhan berjanji kepada para pemenang dalam gereja di Pergamus bahwa jika mereka makan Dia, mereka akan diinkorporasikan ke dalam inkorporasi universal, Yerusalem Baru yang rampung. Kita jangan bersatu dengan dunia; kita harus diinkorporasikan ke dalam Yerusalem Baru melalui makan Kristus sebagai manna yang tersembunyi. Cara untuk diinkorporasikan ke dalam inkorporasi unik ini adalah menikmati Kristus, makan Dia, dan mengambil bagian dari Dia. Ketika kita makan Dia, kita hidup oleh Dia dalam inkorporasi ini, yang hari ini adalah Tubuh Kristus yang korporat dan yang merampungkan Yerusalem Baru. (The Conclusion of The New Testament, hal. 4186-4187)
49
KEMBALI KE ORTODOKSI GEREJA (Jumat — Sidang Kedua Pagi) Berita Lima
Gereja di Tiatira Pembacaan Alkitab: Why. 2:18-29; 22:16; 2 Ptr. 1:19
I.
Sebagai satu tanda, gereja di Tiatira menggambarkan Gereja Roma Katolik, yang sepenuhnya terbentuk sebagai gereja yang murtad melalui mendirikan sistem kepausan di akhir abad keenam—Why. 2:18.
II.
Gereja di Tiatira bertoleransi terhadap perempuan Izebel, yang menyebut dirinya nabiah—ay. 20: A. Izebel, istri kafir Ahab, adalah lambang gereja yang murtad; Gereja Roma Katolik menjadi sama seperti perempuan ini, membawa banyak praktek penyembahan berhala ke dalam gereja—1 Raj. 16:31; 19:1-2; 21:23, 25-26; 2 Raj. 9:7. B. Tiga perempuan dalam Matius 13, Wahyu 2, dan Wahyu 17 adalah persona yang sama: 1. Di dalam Matius 13:33 ada seorang perempuan yang membawa ragi (menandakan hal-hal yang jahat, bidah, dan menyembah berhala) dan menyembunyikannya di dalam tiga sukat tepung (menandakan Kristus sebagai kurban sajian bagi kepuasan Allah dan manusia). 2. Perempuan ini adalah pelacur besar di dalam Wahyu 17, yang mencampurkan kekejian-kekejian dengan hal-hal ilahi; di dalam 2:20-23 perempuan yang sama ini disebut Izebel. 3. Tiga perempuan ini semuanya mengacu kepada Gereja Roma Katolik, yang menambahkan ragi ke dalam tepung halus, yang adalah pelacur yang menunggang binatang itu, dan yang adalah Izebel yang merusak kekristenan. C. Di dalam Wahyu 2:20 Tuhan mengindikasikan bahwa gereja yang murtad adalah perempuan yang menunjuk dirinya sendiri nabiah dan mengajar serta menyesatkan hamba-hamba Tuhan: 1. Gereja yang murtad menganggap dirinya diberi otoritas oleh Allah untuk berbicara bagi Allah; dia menuntut supaya orangorang mendengarkan dia, bukan mendengarkan Allah. 2. Menurut prinsip di dalam Perjanjian Baru, Tuhan tidak pernah mengizinkan seorang perempuan mengajar dengan otoritas—1 Tim. 2:12: a. Demikian juga, gereja itu sendiri tidak boleh mengajar, karena di mata Tuhan, gereja berada di posisi seorang perempuan; hanya Tuhan sendiri yang adalah laki-laki, hanya Dia yang berhak untuk mengajar dan berhak untuk mengatakan ya atau tidak, benar atau salah.
50
b. Gereja Roma Katolik adalah perempuan yang mengajar; gereja yang murtad itu sendiri yang mengajar, dan menyebabkan umatnya mendengarkan dia, bukan mendengarkan Firman kudus Allah, dan para penganutnya terbius oleh pengajarannya yang bidah dan agamawi. III. Menurut Wahyu 2:24, gereja yang murtad mengajarkan “seluk beluk Satan”: A. Seluk beluk berarti “kedalaman-kedalaman,” seperti di dalam Efesus 3:18, dan ini secara kiasan menunjukkan hal-hal yang misterius. B. Gereja yang murtad memiliki banyak misteri atau doktrin yang dalam; ini adalah seluk-beluk Satan, pengajaran-pengajaran misterius dari Satan, dan filsafat setani: 1. Gereja yang murtad mengajarkan misteri-misteri setani; pikiran Satan yang dalam, konsep Satan, telah menjenuhi gereja yang murtad. 2. Gereja yang murtad telah menjadi perwujudan Satan: a. Gereja yang tepat adalah Tubuh Kristus (1:22-23), tetapi gereja yang murtad adalah perwujudan Satan. b. Kristus menghuni gereja, tetapi Satan menghuni gereja yang murtad secara licik melalui pengajaran tentang seluk beluk Satan. c. Gereja yang murtad mengajarkan misteri-misteri tetapi bukan misteri-misteri yang diwahyukan di dalam Perjanjian Baru mengenai ekonomi Allah—Kol. 2:2; Ef. 3:3-5, 9; 5:32. d. Agama sinagoga, dunia yang berada di bawah takhta Satan, dan filsafat tentang misteri-misteri setani, semuanya dipakai oleh Satan untuk merusak dan menghancurkan gereja—Why. 2:9, 13, 24. C. “Siapa saja yang memiliki hati bagi Tuhan dan bagi pemulihanNya harus sepenuhnya mengenal gereja yang murtad ini” (Lifestudy of Revelation, hal. 165). IV. “Inilah firman Putra Allah, yang mata-Nya bagaikan nyala api dan kaki-Nya bagaikan perunggu yang mengkilap”—ay. 18: A. Gereja Roma Katolik yang murtad dengan tegas menekankan Kristus sebagai anak Maria; karena itu, di sini Tuhan, menyanggah bidah yang murtad itu, dengan mengatakan bahwa Dia adalah Putra Allah: 1. Kristus sebagai Putra Allah menyiratkan ekspresi Allah, hasil atau berasal dari Allah—Yoh. 1:18: a. Mengenai eksistensi Allah, Kristus adalah Allah yang lengkap sebagai perwujudan Allah; mengenai hasil Allah, yaitu asalnya Dia, Kristus adalah Putra Allah.
51
b. Kristus sebagai perwujudan Allah berhubungan dengan eksistensi-Nya, sedangkan Kristus sebagai Putra Allah berhubungan dengan ekspresi Allah. 2. Tujuan Injil Yohanes adalah untuk mempersaksikan bahwa Yesus adalah Kristus dan Putra Allah—20:31: a. Kristus adalah sebutan Tuhan menurut jabatan-Nya, misiNya, dan Putra Allah adalah sebutan-Nya menurut persona-Nya—Mat. 16:16. b. Persona-Nya adalah perkara hayat Allah, dan misi-Nya adalah perkara pekerjaan Allah; Dia adalah Putra Allah untuk menjadi Kristus Allah. B. Dalam menanggulangi gereja yang murtad, yaitu gereja di Tiatira, Tuhan mengacukan diri-Nya sendiri sebagai Dia yang memiliki mata bagaikan nyala api dan kaki bagaikan perunggu yang mengkilap: 1. Gereja yang murtad memerlukan penghakiman dari mataNya yang menyelidiki dan kaki-Nya yang menginjak-injak. 2. “Semua gereja akan mengetahui bahwa Akulah yang menyelidiki batin dan hati orang”—Why. 2:23. V.
Di dalam Wahyu 2:26-28 kita memiliki janji Tuhan kepada orang yang menang: A. “Kepadanya akan Kukaruniakan otoritas atas bangsa-bangsa; dan dia akan menggembalakan mereka dengan tongkat besi”—ay. 26b-27a: 1. Memerintah dengan Kristus atas bangsa-bangsa di dalam kerajaan milenium adalah pahala untuk para pemenang— 20:4, 6. 2. Janji dari Tuhan ini dengan tegas menyiratkan bahwa mereka yang tidak menjawab panggilan-Nya untuk menang atas Kekristenan yang merosot tidak akan berpartisipasi dalam pemerintahan kerajaan milenium. 3. Di dalam kerajaan milenium, penguasa itu adalah gembala— 2:27. 4. Di dalam Mazmur 2:9 Allah telah memberikan otoritas kepada Kristus untuk memerintah atas bangsa-bangsa; di dalam Wahyu 2:26, Kristus memberikan otoritas yang sama kepada para pemenang-Nya. B. “Kepadanya akan Kukaruniakan bintang fajar”—ay. 28: 1. Mengenai lambang-lambang Kristus, Alkitab memulai dengan Dia sebagai terang dan berakhir dengan Dia sebagai bintang fajar yang cemerlang—Kej. 1:3; Why. 22:16: a. Bintang fajar muncul di jam yang paling gelap, setelah tengah malam dan menjelang fajar menyingsing. b. Ini mengindikasikan bahwa Kristus akan muncul sebagai bintang fajar yang cemerlang di zaman yang paling gelap, menjelang penutupan zaman ini.
52
2. Sebagai bintang fajar yang cemerlang, Kristus akan muncul secara pribadi kepada para pemenang, yang berjaga-jaga, bersiap sedia, dan menantikan Dia: a. Dia akan secara rahasia memberikan diri-Nya sendiri sebagai bintang fajar kepada orang-orang yang mengasihi Dia dan yang berjaga-jaga dan menantikan Dia sehingga mereka bisa memiliki prioritas untuk mengecap kesegaran hadirat-Nya pada kedatangan-Nya kembali setelah lama tidak hadir. b. Ini akan mendorong mereka untuk sungguh-sungguh mencari kehadiran Tuhan dan berjaga-jaga sehingga mereka akan dapat berdiri di hadapan-Nya di dalam bagian rahasia dari kedatangan-Nya—Luk. 21:36; Mat. 24:43. c. Kita harus membuat diri kita sendiri siap sedia bagi penampakan Tuhan yang rahasia sebagai bintang fajar. 3. Menurut 2 Petrus 1:19, jika kita memperhatikan firman nubuat, maka fajar akan menyingsing di dalam kita, dan bintang fajar akan terbit di dalam hati kita: a. Memperhatikan firman nubuat adalah menaruh perhatian kepada Firman yang hidup dan masuk ke dalam Firman hingga bintang fajar terbit di dalam kita dan sesuatu dari surga bersinar atas kita. b. Kita perlu datang kepada Firman yang teguh ini dan membuka seluruh diri kita kepada Firman hingga Kristus sebagai bintang fajar terbit di dalam kita dan bersinar atas kita. Kutipan Berita Ministri: SELUK-BELUK IBLIS Ayat 24 mengatakan, “Tetapi kepada kamu, yaitu orang-orang lain di Tiatira, yang tidak mengikuti ajaran itu dan tidak menyelidiki apa yang mereka sebut seluk-beluk Iblis, kepada kamu Aku berkata: Aku tidak mau menanggungkan beban lain kepadamu.” “Seluk-beluk” dalam bahasa aslinya berarti “kedalaman”, seperti yang tercantum dalam Efesus 3:18. Di sini, secara kiasan mengacu kepada hal-hal yang misterius. Gereja di Tiatira mempunyai banyak misteri atau doktrin yang dalam. Jemaah Iblis (2:9) berlawanan dengan gereja yang menderita; takhta Iblis (2:13) berpautan dengan gereja yang duniawi; dan seluk beluk Iblis ada di dalam gereja yang murtad. Agama dengan jemaah, dunia yang di bawah takhta Iblis, dan filsafat misteri Iblis, semuanya digunakan Iblis untuk merusak dan membusukkan gereja. Kita telah nampak bahwa gereja pernah menderita aniaya oleh jemaah Iblis; kita juga nampak bahwa kemudian gereja menjadi duniawi, tinggal di tempat kediaman Iblis, di tempat takhtanya berdiri; semua ini adalah
53
kelicikan musuh, semuanya berasal dari Iblis. Tetapi di sini, dalam gereja yang keempat, ada sesuatu yang lebih serius daripada semua itu. Yang ada di sini bukan hanya soal jemaah Iblis, tempat kediaman Iblis, atau takhta Iblis, bahkan Iblis telah masuk ke dalam gereja dan telah memenuhi gereja dengan dirinya. Dalam gereja ini ada seluk-beluk Iblis, ajaran-ajaran misteri Iblis. Itulah filsafat setani. Gereja ini mengajarkan misteri setani. Hal itu mengindikasikan bahwa pikiran dan konsepsi Iblis yang misteri telah meresapi gereja ini. Iblis selalu bertindak dengan licik. Kali pertama dia menghampiri manusia, dia datang dalam wujud ular yang menarik. Namun, itu bukan ular biasa — itu Iblis. Iblis selalu memakai wujud yang menarik. Tidak ada yang mengira bahwa Iblis dapat memakai “gereja” sebagai penampilan luarnya. Tetapi dalam surat kepada gereja di Tiatira, kita nampak, demikianlah keadaan sesungguhnya dari dunia kekristenan. Dunia kekristenan telah menjadi alat Iblis. Walaupun padanya masih ada nama Kristus, sebenarnya Iblis sendiri yang ada di dalamnya. Kita semua harus nampak hal ini. Seluk-beluk Iblis, sebagai filsafat setani, benar-benar licik. Dalam gereja ini, ada banyak hal yang disebut misteri. Semua misteri yang diajarkan oleh gereja yang jahat ini adalah filsafat setani. Salah satu filsafat mereka adalah: jika Anda tidak menambahkan sesuatu kepada kebenaran dalam Alkitab, orang akan sulit menerimanya. Dengan hikmatNya, Tuhan mengumpamakan hal itu dengan ragi yang dimasukkan ke dalam tepung yang halus, supaya rotinya mudah dimakan. Gereja ini mengatakan, jika tidak ada hari Natal, orang-orang akan sulit menerima kebenaran tentang kelahiran Kristus. Itu adalah ragi yang dicampurkan ke dalam tepung yang halus. Itu sungguh licik dan jahat. Kalau Anda menganggap mengatakan wanita yang jahat ini penjelmaan Iblis adalah keterlaluan, saya mohon Anda perhatikan Wahyu 17:4-5. Ayat 4 mengatakan, “Perempuan itu memakai kain ungu dan kain kirmizi yang dihiasi dengan emas, permata dan mutiara, dan di tangannya ada suatu cawan emas penuh dengan segala kekejian dan kenajisan percabulannya.” Perempuan yang jahat ini memang memiliki penampilan yang baik: berhias dengan emas, permata, dan mutiara, bahan-bahan yang dipergunakan untuk membangun Yerusalem Baru. Kalau Yerusalem Baru murni dibangun dengan ketiga bahan berharga ini, perempuan jahat ini hanya berhias dengan bahan-bahan ini. Berhias berarti memakai hiasan di permukaan, menarik secara luaran, memiliki penampilan yang menyenangkan dan enak dipandang untuk menyembunyikan sesuatu yang jahat atau jelek. Penampilan luarnya memang menarik, tetapi di dalamnya menjijikkan. Perempuan ini juga memegang cawan emas yang penuh dengan kekejian dan kenajisan percabulannya. Dalam perlambangan, emas melambangkan sifat ilahi Allah. Secara luaran, perempuan ini memegang barang milik Allah, tetapi sesungguhnya, di dalamnya penuh dengan kekejian. Dalam Alkitab, kekejian terutama mengacu kepada dua hal — penyembahan berhala dan percabulan. Kedua hal tersebut adalah kekejian di pandangan Allah. Nampaknya, wanita ini sangat menarik, karena dihiasi dengan emas, batu permata, dan mutiara, serta memegang
54
cawan emas. Kalau Anda tidak memiliki daya pandang yang menembus ke dalam, Anda akan tertipu. Tetapi kita harus memiliki daya pandang yang menembus ke dalam, dapat melihat sampai ke dalamnya. Ketika kita melihat wanita itu secara batiniah, kita akan tahu bahwa dia penuh dengan kekejian dan kenajisan. Ayat 5 mengatakan, “Pada dahinya tertulis suatu nama, suatu rahasia, Babel besar, ibu dari wanita-wanita pelacur dan dari kekejian bumi.” Tuhan menilik hati manusia dan tahu yang ada di dalam mereka. dia memiliki daya pandang yang menembus ke dalam dan melihat bagian batin wanita jahat ini. Tuhan menyebutnya, “Ibu dari wanita-wanita pelacur,” yang berarti dia adalah sumber dari semua percabulan rohani. Maka, cocoklah dia disebut penjelmaan Iblis. Kita perlu daya pandang yang menembus ke dalam untuk melihat dia sampai ke dalamnya, menembus penampilan luarnya. Itulah sebabnya kita perlu memiliki pedang tajam bermata dua, firman dalam Alkitab. Kita bersyukur kepada Tuhan atas anugerah-Nya yang berdaulat. Karena anugerah-Nya berdaulat, dia dapat menyelamatkan kita dalam segala macam lingkungan. Banyak orang diselamatkan dalam lingkungan jahat gereja yang murtad. Anda tidak dapat berkata bahwa gereja ini tidak memberitakan Alkitab. Di China, banyak orang kafir mengenal nama Allah, nama Yesus, dan beberapa ayat Alkitab melalui ajaran gereja ini. Namun, hal yang jahat ialah: setelah ditolong oleh gereja ini, orang-orang tersebut terhalangi, tidak dapat terus mengenal Tuhan dengan baik. Ada orang yang oleh kasih karunia Tuhan yang berdaulat telah beroleh selamat dalam gereja yang murtad ini, tetapi dalam waktu yang sama orang tersebut juga menyukai hal-hal yang jahat itu. Banyak di antara mereka yang berkata, “Kalau ini jahat, bagaimana mungkin aku dapat beroleh selamat melaluinya?” Maka, walaupun banyak orang yang berlatar belakang gereja ini, sekarang telah menempuh kehidupan gereja, namun di lubuk mereka, ada yang masih bersimpati kepada perempuan jahat itu. Mereka tidak membencinya seperti Tuhan membencinya. Bacalah surat kepada Tiatira sekali lagi. Tuhan tidak bersimpati kepada Izebel, karena perempuan jahat itu telah sepenuhnya dijenuhi oleh Iblis, si jahat itu. Iblis ada dalam setiap bagian perempuan jahat itu. Kita harus tidak ada hubungan apa pun dengan gereja yang murtad ini. dia bukan lagi Tubuh Kristus, bukan lagi gereja Allah; dia adalah penjelmaan Iblis, licik dan jahat. Kalau Anda ingin melihat lebih banyak tentang gereja ini, bacalah buku Saudara Watchman Nee, Ortodoksi Gereja. Orang yang memiliki hati bagi Tuhan dan bagi pemulihan-Nya, harus mengenal jelas gereja ini. Begitu kita mengenalnya, kita tidak akan menghargai apa pun yang berkaitan dengannya. Sebaliknya, kita harus menyatakan bahwa dia adalah pelacur besar, Babel besar, dan kita harus meninggalkannya. Nanti akan kita lihat, Kitab Wahyu mengindikasikan pelacur besar ini memiliki anak-anak perempuan. Kita harus diterangi jelas-jelas tentang gereja ini. Begitu kita diterangi, kita akan tahu, di mana seharusnya kita berada. Kita ada di dalam pemulihan Tuhan. Kita ada di dalam Tubuh
55
Kristus, gereja Allah, dan kita tidak bersangkut-paut dengan Izebel, perempuan jahat, pelacur, Babel besar. Kita pun tidak ada hubungan dengan anak-anaknya. Dalam surat ini Tuhan mengindikasikan bahwa dia akan menghakimi Izebel. Dalam 17:16 dikatakan bahwa selama kesusahan besar, Tuhan akan mengizinkan Antikristus membunuh dan membinasakan gereja ini. Pada saat itu, Babel agamawi akan roboh. Tetapi sebelum itu, gereja ini akan terus ada sesuai dengan nubuat. Ayat 25 mengindikasikan bahwa gereja ini akan tetap ada sampai kedatangan kembali Tuhan. (PelajaranHayat Wahyu, hal. 221-226) KRISTUS SEBAGAI BINTANG FAJAR UNTUK DIBERIKAN KEPADA PARA PEMENANG Wahyu 2:28 memberi tahu kita bahwa Kristus akan memberikan bintang fajar kepada para pemenang. Perjanjian Baru mewahyukan bahwa Kristus, yang dilambangkan oleh benda-benda penerang di langit, sang terang, adalah bintang fajar yang gilang gemilang (22:16). Mengenai lambang Kristus, seluruh Alkitab dimulai dengan Dia sebagai terang (Kej. 1:3) dan berakhir dengan Dia sebagai bintang fajar, benda penerang. Bintang fajar muncul di saat yang paling gelap, setelah tengah malam dan sebelum fajar. Hal ini mengindikasikan bahwa Kristus akan muncul sebagai bintang fajar yang gemilang di saat yang paling gelap, sebelum penutupan zaman ini. Penampakan-Nya sebagai bintang fajar (Why. 2:28) dan penampakanNya sebagai Surya kebenaran (Mal. 4:2) tidak akan pada waktu yang bersamaan. Yang pertama terjadi sebelum fajar, dan yang terakhir terjadi setelah fajar menyingsing. Sebagai Surya kebenaran setelah fajar menyingsing, Dia akan menampakkan diri secara terbuka kepada semua orang di bumi. Sebagai bintang fajar yang gemilang sebelum fajar menyingsing, Dia akan menampakkan diri secara pribadi kepada para pemenang yang berjaga-jaga, bersiap sedia, dan menantikan Dia. Sementara orang-orang sedang tidur nyenyak di malam hari, Dia secara rahasia akan memberikan diri-Nya sebagai bintang fajar kepada mereka yang mengasihi Dia dan yang berjaga-jaga dan menantikan Dia (Why. 2:28), sehingga mereka dapat mendapat prioritas untuk merasakan kesegaran hadirat-Nya pada kedatangan-Nya kembali setelah sekian lama tidak ada. Hal ini akan mendorong mereka untuk sungguh-sungguh mencari hadirat Tuhan dan berjaga-jaga sehingga mereka dapat berdiri di hadapan-Nya pada bagian rahasia kedatangan-Nya, ketika Dia akan datang seperti pencuri (Luk. 21:36; Mat. 24:43). Kristus sebagai bintang fajar akan diberikan kepada para pemenang sebagai pahala pertama mereka, pahala yang paling awal (Why. 2:26-29). Kita harus mempersiapkan diri kita untuk penampakan rahasia Tuhan sebagai bintang fajar. "Bintang terbit dari Yakub" (Bil. 24:17) dan bintang yang muncul pada saat kelahiran Tuhan (Mat. 2:7, 9-10) rampung pada bintang fajar dalam Wahyu 2:28. Tidak ada bintang yang seterang bintang fajar. Pada saat
56
yang paling gelap, di dalam para pemenang ada satu bintang yang bersinar. Para pemenang akan memiliki dan menikmati terang yang khusus, Kristus sebagai bintang fajar. Pada awal Perjanjian Baru, bintang itu ada di luar agama (Mat. 2:1-6), tetapi pada akhir Perjanjian Baru, bintang itu ada di dalam gereja. Jika kita mau melihat bintang itu saat ini, tidak perlu kita melihat ke langit, seperti yang orang majus lakukan. Hari ini bintang itu ada di dalam gereja dan di antara gereja-gereja. Yesus Kristus, yang adalah bintang fajar itu, hari ini berjalan di antara gereja-gereja lokal. Untuk melihat bintang itu, kita harus datang ke gereja-gereja lokal. Jika kita untuk agama, kita tidak akan dapat melihat Kristus sebagai bintang itu. Tetapi jika kita berada dalam gereja lokal sejati, kita akan melihat bintang itu. Ketika kita berada di dalam agama, kita merasakan berada di dalam kegelapan, tetapi ketika Tuhan membawa kita ke dalam gereja-gereja, kita melihat bintang yang terang. Bintang surgawi itu hari ini ada di dalam gereja-gereja lokal. Menurut 2 Petrus 1:19, bintang fajar berhubungan dengan Alkitab. Petrus memberi tahu kita untuk memperhatikan firman nubuat. Jika kita memperhatikan firman nubuat, fajar akan menyingsing di dalam kita, dan bintang fajar akan terbit di dalam hati kita. Memperhatikan firman nubuat adalah memperhatikan Firman yang hidup. Ini tidak hanya membaca Firman; ini adalah masuk ke dalam Firman sampai sesuatu muncul di dalam diri kita. Kita dapat menyebutnya fajar, atau bintang fajar. Dalam 2 Petrus 1:19 istilah "bintang fajar" dalam bahasa Yunani adalah phosphorus, zat yang mengandung terang. Sepotong fosfor dapat bersinar dalam kegelapan. Kristus adalah fosfor sejati yang bersinar dalam kegelapan hari ini. Namun, Firman tidak dapat bersinar atas kita kecuali kita memperhatikannya. Kita harus memperhatikan sampai sesuatu mulai bersinar di dalam kita. Bersinarnya ini yang akan menjadi "fosfor" ilahi di dalam hati kita. Kemudian kita akan memiliki bintang fajar. Kita akan menjadi seperti orang-orang bijak, dan sesuatu dari surga akan bersinar atas kita. Kita harus datang kepada Firman yang pasti dan membuka seluruh diri kita kepada Firman—mulut kita, mata kita, pikiran kita, roh kita, dan hati kita—sampai Kristus kita sebagai bintang fajar terbit di dalam kita dan bersinar atas kita. (The Conclusion of The New Testament, hal. 4190-4192)
57
KEMBALI KE ORTODOKSI GEREJA (Jumat — Sidang Malam) Berita Enam
Gereja di Sardis Pembacaan Alkitab: Why. 3:1-6
I.
Sebagai satu tanda, gereja di Sardis menggambarkan gereja Protestan, dari zaman Reformasi sampai kedatangan Kristus kali kedua—Why. 3:1: A. Ketika gereja, dalam kejatuhannya yang terus menerus, sampai ke tahap Izebel, Allah tidak dapat mentolerirnya lagi (2:18, 20); gereja di Sardis adalah reaksi Allah terhadap Tiatira. B. Sardis muncul karena Tuhan telah melihat kondisi Tiatira; di dalam Bahasa Yunani Sardis berarti "yang tersisa", “orang-orang yang tersisa,” atau “restorasi.”
II.
“Aku tahu segala pekerjaanmu: Engkau dikatakan hidup, padahal engkau mati”—ay. 1: A. Banyak orang menganggap gereja Protestan yang direformasi itu hidup, tetapi Tuhan mengatakan bahwa dia mati; dia telah kehilangan vitalitas hayat dan hanya hidup dalam namanya saja. B. Kebangunan-kebangunan rohani yang sering muncul di dalam sejarah denominasi-denominasi Protestan adalah bukti bahwa mereka itu mati. C. Kita tentunya tidak mau berada di dalam kondisi gereja di Sardis, kita ingin hidup dan aktif dalam memberitakan Injil, dalam merawat orang-orang baru, dalam menyempurnakan orang-orang kudus, dan dalam bernubuat untuk membangun Tubuh Kristus— Yoh. 15:16; Mat. 24:45; Ef. 4:12; 1 Kor. 14:1, 3-5, 12.
III. “Inilah firman Dia, yang memiliki ketujuh Roh Allah dan ketujuh bintang itu”—Why. 3:1: A. Ketujuh Roh itu memampukan gereja untuk hidup dengan kuat, dan ketujuh bintang itu memampukan gereja untuk bersinar dengan kuat—1:4, 16a, 20. B. Gereja reformasi yang mati memerlukan Roh Allah yang diintensifkan tujuh kali ganda dan para pemimpin yang bersinar—3:1. C. Roh yang diintensifkan tujuh kali ganda tidak pernah dapat digantikan oleh huruf-huruf pengetahuan yang mati—2 Kor. 3:6. D. Tujuh Roh itu berhubungan dengan tujuh bintang (Why. 3:1): 1. Sebuah bintang adalah seorang utusan di dalam satu gereja, seorang pemimpin di dalam satu gereja lokal; utusan yang sedemikian haruslah bersatu dengan tujuh Roh Allah.
58
2. Bintang-bintang adalah orang-orang yang bercahaya di dalam kegelapan dan memalingkan orang dari jalan yang salah kepada jalan yang benar—Dan. 12:3. 3. Wahyu 1:20 dan 3:1 memperlihatkan bahwa bintang-bintang itu bukan hanya berhubungan dengan Roh itu melainkan juga dengan gereja-gereja; jika kita ingin memiliki bintang yang hidup atau bintang-bintang yang hidup, maka kita perlu Roh itu dan gereja. IV. “Sebab tidak satu pun dari pekerjaanmu Aku dapati selesai di hadapan Allah-Ku”—ay. 2: A. Di pandangan Allah, tidak ada yang selesai di dalam gereja-gereja yang disebut reformasi; segala sesuatunya ada awalnya tetapi tidak ada akhirnya. B. Apa yang dimulai di dalam Reformasi itu tidak ada yang pernah diselesaikan oleh gereja-gereja Protestan; karena itu, gereja di Filadelfia (ay. 7-13), yang menandakan gereja dalam pemulihan, diperlukan untuk menyelesaikannya. C. Reformasi tidak membawa gereja kembali ke kondisi yang semula; reformasi hanya membuat gereja yang duniawi menjadi gereja-gereja negara—cf. Mat. 16:18; 18:17; 1 Kor. 1: 2; Ef. 1: 2223; Why. 1:11. D. Tuhan adalah Tuhan yang menyelesaikan; karena itu, Dia meminta penyelesaian—Flp. 1:6. V.
“Karena jikalau engkau tidak berjaga-jaga, Aku akan datang seperti pencuri dan engkau tidak tahu kapan saatnya Aku tiba-tiba datang kepadamu”—Why. 3:3: A. Ayat ini mengindikasikan bahwa Kristus adalah Dia yang akan datang sebagai pencuri untuk mencuri harta-Nya, yaitu para pencari-Nya yang mustika. B. Karena banyak orang beriman itu mati secara rohani, mereka tidak akan menyadari tentang kedatangan Tuhan seperti pencuri dalam penampakan-Nya yang rahasia bagi para pencari-Nya. C. Hanya orang-orang yang matang dalam hayat dan telah ditransformasi jiwanyalah yang akan cukup berharga untuk dicuri oleh Tuhan—ay. 3. D. Kita harus dipersiapkan secara menyeluruh bagi waktu kedatangan Tuhan yang rahasia; karena itu, kita harus siap sedia dan berjaga-jaga—Luk. 21:36; Mat. 24: 42-44.
VI. “Tetapi di Sardis ada beberapa orang yang tidak mencemarkan pakaiannya; mereka akan berjalan dengan Aku dalam pakaian putih, karena mereka layak untuk itu”—Why. 3:4: A. Pakaian di dalam Alkitab menandakan apa adanya kita saat kita berjalan dan hidup—ay. 4.
59
B. Mencemarkan pakaian berarti menodainya dengan maut; pakaian yang cemar mengindikasikan adanya maut atau tidak adanya hayat: 1. Di hadapan Allah, maut itu lebih cemar daripada dosa—Im. 11:24-25; Bil. 6:6-7, 9. 2. Di dalam Wahyu 3:4 pencemaran itu menunjukkan segala sesuatu dari sifat maut. 3. Pencemaran di Sardis bukanlah pencemaran dosa melainkan pencemaran maut. C. Orang-orang yang tidak mencemarkan pakaian mereka akan berjalan dengan Tuhan dalam pakaian putih—ay. 4: 1. Putih bukan hanya menandakan kemurnian melainkan juga perkenanan—7:9. 2. Pakaian putih di dalam Wahyu 3:4 menandakan berjalan dan penghidupan yang tidak dinodai oleh maut dan yang akan diperkenan oleh Tuhan; ini adalah syarat untuk berjalan dengan Tuhan, khususnya di dalam kerajaan yang akan datang. 3. Berjalan dalam pakaian putih adalah memiliki penghidupan yang tidak dinodai oleh maut dan diperkenan dalam hayat oleh Tuhan. VII. “Siapa yang menang, kepadanya akan dikenakan pakaian putih yang demikian”—3:5a: A. Menang di sini adalah menang atas kematian gereja-gereja Protestan, yaitu, menang atas aliran Protestan yang mati. B. Kristus adalah pakaian putih untuk dikenakan para pemenang: 1. Pakaian putih mengacu pada kondisi yang hidup; kondisi yang hidup berarti mengenakan pakaian putih. 2. Jika kita mati secara rohani, maka kita kotor; orang yang mati demikian adalah orang yang paling kotor; dan juga jika kita mati, maka kita telanjang—16:15. 3. Kita memerlukan pakaian yang hidup itu menutupi kita; pakaian yang hidup ini adalah Kristus itu sendiri yang tergarap ke dalam kita oleh Roh pemberi-hayat; satu-satunya jalan untuk memiliki pakaian ini adalah dengan berpaling kepada roh dan hidup di dalam roh perbauran—Gal. 4:19; Ef. 3:16; 1 Kor. 6:17; Rm. 8:4. 4. Dikenakan pakaian putih, seperti yang dijanjikan di dalam Wahyu 3:5, akan menjadi pahala bagi para pemenang di dalam kerajaan milenium; berjalannya mereka di zaman ini akan menjadi pahala bagi mereka di zaman akan datang. C. Setiap orang Kristen memerlukan dua pakaian—Luk. 15:22; Mat. 22:12: 1. Pakaian yang pertama adalah pakaian keselamatan, menandakan Kristus sebagai keadilbenaran kita secara obyektif:
60
a. Di dalam Lukas 15:22, ketika anak yang hilang itu pulang, hal pertama yang dilakukan bapanya adalah mengenakan jubah yang terbaik kepadanya. b. Dengan mengenakan jubah yang terbaik itu, dia dibenarkan dan diperkenan; ini berarti bahwa dia telah dibenarkan di dalam Kristus dan bahwa Kristus menjadi tutu pembenarnya. c. Dia ditutupi dengan Kristus sebagai keadilbenarannya; maka, pakaian pembenaran adalah untuk keselamatan. 2. Selain pakaian pembenaran ini, kita memerlukan pakaian lainnya untuk membuat kita diperkenan dan disenangi Tuhan—Mat. 22:12; Why. 3:5a: a. Ini adalah pakaian perkenanan agar kita diterima, menandakan Kristus yang kita perhidupkan sebagai keadilbenaran kita yang subyektif—Flp. 1:21; 3:9: (1) “Lenan halus, cerah dan bersih” di dalam Wahyu 19:8 menunjukkan pakaian kedua ini. (2) Menurut perlambangan, permaisuri di dalam Mazmur 45 memiliki dua pakaian: satu untuk keselamatan dan yang kedua adalah agar ia dapat bersama Raja di dalam pemerintahan-Nya—ay. 8,13-14. b. Kita telah diselamatkan dan dibenarkan dan memiliki pakaian yang pertama—Kristus sebagai keadilbenaran kita yang obyektif—bagi keselamatan kita; sekarang kita perlu maju untuk mengalami Kristus sebagai keadilbenaran kita yang subyektif sehingga kita bisa memiliki pakaian yang kedua—Flp. 3:9. c. Kristus sebagai keadilbenaran kita yang obyektif telah dikenakan ke atas kita, sedangkan Kristus sebagai keadilbenaran kita yang subyektif itu keluar dari dalam kita. d. Pakaian putih di dalam Wahyu 3:5 mengacu pada pakaian yang kedua, yang diperlukan agar kita dapat menerima pahala dan masuk ke dalam kerajaan untuk berjalan dengan Tuhan, yaitu, memerintah dengan Dia—2 Tim. 2:11-12. D. Kita semua harus menang atas situasi yang mati di dalam agama, menaklukkan segala jenis maut, dan mengenakan pakaian putih—Why. 3:4-5a. Kutipan Berita Ministri: KEADAAN GEREJA Dikatakan Hidup, Padahal Mati Kepada malaikat gereja di Sardis Tuhan berkata, “Aku tahu segala pekerjaanmu: Engkau dikatakan hidup, padahal engkau mati! Bangunlah,
61
dan kuatkanlah apa yang masih tinggal yang sudah hampir mati, sebab tidak satu pun dari pekerjaanmu Aku dapati sempurna di hadapan AllahKu.” Kedua ayat ini menyajikan satu gambaran yang penuh dari apa yang disebut gereja Protestan. Banyak orang mengira bahwa gereja yang telah direformasi ini hidup, tetapi Tuhan berkata bahwa dia itu mati. Sebab itu, dalam keadaannya yang mati, dia memerlukan Roh yang hidup dan bintang yang bercahaya terang. Perkara-perkara yang Masih Tinggal yang Sudah Hampir Mati Dalam ayat 2 Tuhan berkata, “Bangunlah, dan kuatkanlah apa yang masih tinggal yang sudah hampir mati.” Apa yang masih tinggal” adalah hal-hal yang pernah hilang, kemudian dipulihkan oleh pergerakan Reformasi, misalnya dibenarkan oleh iman, Alkitab yang terbuka, dan sebagainya. Meskipun hal-hal itu telah dipulihkan, tetapi keadaannya sudah hampir mati. Karena itu, perlu dibangkitkan. Inilah keadaan sesungguhnya dari gereja Protestan. Tidak Ada Pekerjaan yang Sempurna Tuhan juga berkata, “Tidak satu pun dari pekerjaanmu Aku dapati sempurna di hadapan Allah-Ku.” Perkara yang dirintis oleh pergerakan Reformasi tidak ada satu pun “yang sempurna”. Sebab itu, gereja di Filadelfia perlu menyempurnakannya. Dalam pandangan Allah, dalam gereja-gereja Reformasi tidak ada satu pun pekerjaan yang sempurna. Jangan Anda mengira hal dibenarkan oleh iman di antara mereka telah tuntas. Jika Anda mempunyai pandangan yang dalam, Anda akan nampak bahwa dibenarkan oleh iman yang dipulihkan oleh Martin Luther sangatlah dangkal; karena Luther tidak terlalu banyak menjamah hal dibenarkan ini berdasarkan hayat, melainkan kebanyakan hanya secara doktrin, secara dangkal. Kita bersyukur kepada Tuhan karena hamba Allah yang besar ini, namun dia belum sempurna. Tidak satu pun dari pekerjaan yang ditanganinya itu tuntas. Perkara-perkara yang dipulihkan pada zaman Luther adalah perkara-perkara yang telah mati dan hampir mati. Inilah sebabnya begitu banyak gereja Protestan sering mengadakan kebangunan rohani. Butir penting pada gereja yang kelima ini adalah: mati dan hampir mati. Dikatakan hidup, padahal mati. Banyak di antara kita dapat bersaksi, sewaktu kita diselamatkan, kita cukup hidup. Tetapi setelah masuk ke dalam suatu denominasi, kita seolah ditaruh di tempat pendingin, dan beberapa bulan kemudian, kita menjadi dingin dan akhirnya mati. Gereja yang direformasi ini membuat orang menjadi mati. PARA PEMENANG —BEBERAPA ORANG DI SARDIS Tidak Mencemarkan Pakaiannya dengan Maut Dalam ayat 4 Tuhan berkata, “Tetapi di Sardis ada beberapa orang yang tidak mencemarkan pakaiannya.” Dalam Alkitab, pakaian melambangkan apa adanya diri kita dalam kelakuan dan kehidupan kita. Mencemarkan pakaian di sini khususnya berarti mengotori pakaian
62
dengan noda maut. Di hadapan Allah, maut lebih najis daripada dosa (Im. 11:24-25; Bil. 6:6-7, 9). Dalam ayat ini, pencemaran mengacu kepada sesuatu yang berasal dari maut. Pencemaran di Sardis bukan pencemaran karena dosa, melainkan pencemaran karena maut. Maut lebih najis daripada dosa. Menurut Perjanjian Lama, jika seseorang berbuat dosa, dia dapat diampuni melalui mempersembahkan kurban penghapus dosa (Im. 4:27-31). Namun, seseorang yang menjamah orang mati harus menunggu tujuh hari baru dapat tahir (Bil. 19:11, 16). Ini mengindikasikan bahwa pencemaran oleh maut lebih serius daripada pencemaran oleh dosa. Sayang, umat Kristen hari ini tidak memiliki kesadaran akan maut ini. Jika Anda pergi ke Las Vegas dan berjudi di kasino, Anda akan merasa telah berbuat dosa. Tetapi jika Anda datang ke dalam sidang dengan cara yang mati, Anda mungkin tidak merasakan keseriusannya. Tetapi dalam pandangan Allah, situasi yang penuh maut itu lebih serius daripada berjudi di kasino di Las Vegas. Walaupun umat Kristen mengecam dosa, namun mereka tidak mengecam maut. Mereka duduk di tempat sidang seperti mayat, namun tidak merasa ada sesuatu yang tidak benar. Saya tidak suka dekat-dekat dengan sesuatu yang mati. Sewaktu ibu saya meninggal, sekalipun kami semua mengasihinya, namun tidak seorang pun di antara kami yang berani menemani mayatnya semalam-malaman. Jika istri Anda menjadi kotor karena mengerjakan sesuatu bagi Anda, Anda bahkan lebih mengasihinya. Tetapi jika dia mati, Anda tidak ingin dekat-dekat dengan jenazahnya. Tuhan membenci maut. Namun, kebanyakan umat Kristen dalam gereja-gereja Reformasi tidak mempunyai konsepsi yang demikian terhadap maut ini. Mereka mungkin berkata, “Apa salahnya gereja-gereja denominasi?” Mereka tidak hanya salah, bahkan penuh dengan maut. Maut merupakan problem terbesar. Betapa bahayanya hal itu! Maut merupakan bau busuk bagi Allah, dan dia tidak dapat menoleransinya. Gereja-gereja lokal harus membenci maut. Saya lebih suka melihat orang-orang di dalam gereja-gereja melakukan kesalahan daripada melihat mereka mati. Sering kali saya bertanya kepada saudara dan saudari yang tidak menunaikan fungsi mereka di dalam sidang-sidang. Jawab mereka, “Aku takut melakukan kesalahan.” Mendengar itu saya berkata, “Semakin banyak kesalahan yang kalian perbuat, semakin baik. Anak-anak yang hidup tentu melakukan banyak kesalahan. Tetapi anakanak yang mati tidak pernah melakukan kesalahan sedikit pun.” Jika Anda hanya duduk di tempat sidang tanpa melakukan apa-apa, Anda memang tidak akan pernah berbuat salah. Namun sekalipun Anda benar, keadaan Anda sesungguhnya mati. Lebih baik hidup sekalipun salah daripada benar namun mati. Mungkin saja saya melakukan kesalahan, tetapi setiap orang mengetahui betapa hidupnya saya. Manakah yang lebih Anda sukai, benar namun mati atau melakukan kekeliruan namun hidup? Berjalan dengan Tuhan dalam Pakaian Putih Tentang orang-orang yang tidak mencemarkan pakaiannya, Tuhan berkata bahwa, “mereka akan berjalan dengan Aku dalam pakaian putih,
63
karena mereka layak untuk itu” (ayat 4). Putih bukan hanya melambangkan kemurnian, melainkan juga melambangkan diperkenan. Di sini, pakaian putih melambangkan perilaku dan kehidupan yang tidak tercemar oleh maut, melainkan yang diperkenan oleh Tuhan. Inilah syarat berjalan dengan Tuhan, terutama dalam kerajaan yang akan datang. JANJI KEPADA PEMENANG Jika Anda membaca konteks Wahyu 2 dan 3, Anda akan nampak bahwa setiap kali Tuhan memberikan suatu janji dalam ketujuh surat ini, selalu dengan tegas mengacu kepada kerajaan yang akan datang, tidak pernah ditujukan kepada kekekalan, yaitu nasib kekal kita, melainkan selalu ditujukan kepada masa depan kita dalam kerajaan yang akan datang. Inilah prinsip dasar dan yang menentukan dalam memahami seluruh janji dalam ketujuh surat ini. Dalam ayat 4 Tuhan berjanji bahwa mereka yang hidup, yang tidak mencemarkan pakaian mereka, akan berjalan denganNya dalam pakaian putih. Kapankah hal ini terjadi? Pada hari pernikahan Kristus yang akan berlangsung selama seribu tahun. Berjalan dengan Tuhan dalam pakaian putih berarti berjalan dengan-Nya selama seribu tahun itu. Dalam prinsipnya, ini juga harus diterapkan dalam hidup kita hari ini, yaitu selalu berjalan dengan Tuhan. Dalam ayat 5 Tuhan berkata, “Siapa yang menang, kepadanya akan dikenakan pakaian putih yang demikian; Aku tidak akan menghapus namanya dari kitab kehidupan, melainkan Aku akan mengaku namanya di hadapan Bapa-Ku dan di hadapan para malaikat-Nya.” Menang di sini mengacu kepada menang atas keadaan gereja di Sardis yang mati, yaitu menang atas Sardis yang mati. Keseluruhan ayat 5 adalah janji Tuhan kepada para pemenang. Janji ini akan tergenapkan pada Kerajaan Seribu Tahun setelah Tuhan datang kembali. Mengenakan Pakaian Putih, Berjalan dengan Tuhan Pertama, Tuhan berjanji kepada para pemenang bahwa mereka akan “mengenakan pakaian putih”. Mengenakan pakaian putih dalam janji ini adalah pahala yang diberikan kepada para pemenang dalam Kerajaan Seribu Tahun. Perilaku mereka dalam zaman ini akan menjadi pahala bagi mereka dalam zaman yang akan datang. Setiap orang beriman memerlukan dua pakaian: yang pertama adalah pakaian pembenaran untuk keselamatan kita yang melambangkan Kristus sebagai kebenaran obyektif kita. Dalam Lukas 15, ketika anak yang hilang itu kembali ke rumah, bapanya mengambil sehelai jubah yang terindah yang disediakan baginya. Perkara pertama yang dilakukan ayah itu ialah mengenakan jubah terindah itu kepadanya. Dengan mengenakan jubah itu, anak yang hilang itu dibenarkan di hadapan bapanya. Tadinya, dia telah menjadi seorang pengemis yang kasihan, tidak lagi layak hidup bersama bapanya. Tetapi saat dia mengenakan jubah itu, dia dibenarkan dan diperkenan. Ini berarti dia dibenarkan dalam Kristus dan Kristus menjadi jubah kebenarannya. Jadi, pakaian pembenaran adalah untuk keselamatan.
64
Namun, di samping ini, kita memerlukan pakaian lain yang membuat kita diperkenan Tuhan. “Kain lenan halus yang berkilau-kilauan dan putih bersih” dalam Wahyu 19:8 mengindikasikan jubah yang kedua. Menurut perlambangan, permaisuri dalam Mazmur 45 mempunyai dua macam pakaian, satu untuk keselamatan dan yang lain untuk dikenakan bersamasama raja dalam pemerintahan-Nya. Setelah beroleh selamat, kita perlu menjadi matang dan mengalahkan semua gangguan dan halangan. Kita harus berlari dalam perlombaan dan mencapai tujuan. Sewaktu kita berlari dalam perlombaan, banyak perkara akan menghalangi kita mencapai sasaran. Kita harus mengalahkan semua penghalang itu. Ya, kita telah beroleh selamat, dibenarkan, dan telah memiliki jubah pertama, tetapi kita masih harus menjadi matang dan mencapai apa yang telah ditentukan bagi kita. Jika kita berbuat demikian, maka kita akan menerima pahala. Ini bukan perkara Kristus sebagai kebenaran obyektif, melainkan mengalami Kristus sebagai kebenaran subyektif. Kristus sebagai kebenaran obyektif telah kita kenakan, sedangkan Kristus sebagai kebenaran subyektif diperhidupkan dari kita. Kita harus memperhidupkan Kristus sebagai pakaian kita yang kedua. Pakaian ini adalah untuk pahala. Pakaian putih yang tercantum dalam ayat 5 mengacu kepada pakaian kedua. Bila kita memiliki pakaian yang kedua ini, kita akan diperkenan Tuhan dan akan menerima pahala. (PelajaranHayat Wahyu, hal. 232-251) Sebagai Dia yang Akan Datang seperti Pencuri Wahyu 3:3 mengatakan, "Karena jikalau engkau tidak berjaga-jaga, Aku akan datang seperti pencuri dan engkau tidak tahu kapan saatnya Aku tiba-tiba datang kepadamu." Ayat ini mengindikasikan bahwa Kristus adalah Dia yang akan datang seperti pencuri untuk mencuri harta mustika-Nya, para pencari-Nya yang mustika. Pencuri datang untuk mencuri barang berharga di waktu yang tidak diketahui. Karena banyak orang beriman yang mati secara rohani, mereka tidak akan menyadari Tuhan datang seperti pencuri dalam penampakan rahasia-Nya bagi para pencari-Nya. Karena itu, ada keperluan untuk berjaga-jaga. Wahyu dalam Perjanjian Baru mengenai kedatangan Tuhan kali kedua bukanlah menurut pemahaman alamiah kita. Menurut pikiran alamiah kita, Tuhan akan tiba-tiba turun dari takhta di surga ke bumi. Namun, menurut Firman Allah yang murni, kedatangan kembali Tuhan adalah sebuah proses. Kedatangan kembali-Nya akan dimulai dari takhta dan akan melewati satu proses sampai Dia turun untuk berperang di Harmagedon. Tuhan akan turun dari takhta ke angkasa di mana Dia akan merampungkan banyak hal: pengangkatan sebagian besar orang kudus, penghakiman di takhta penghakiman, dan pernikahan Anak Domba. Setelah semua ini dirampungkan di angkasa, Tuhan akan turun ke bumi. Pengangkatan awal para pemenang, termasuk anak laki-laki (ps. 12) dan buah sulung (ps. 14), akan terjadi pada awal proses kedatangan Tuhan kembali. Dengan kata lain, ketika mereka diangkat, proses kedatangan kembali Tuhan dimulai.
65
Kristus akan datang kembali secara rahasia seperti pencuri (3:3b; 16:15). Tidak ada pencuri memberi tahu Anda dulu waktu kedatangannya. Dalam kedatangan rahasia-Nya seperti pencuri, Kristus akan datang untuk mencuri hal-hal yang berharga. Tidak ada pencuri yang mencuri halhal yang tak berharga. Pencuri datang hanya untuk mencuri barang yang berharga. Kita perlu menjadi berharga di mata Tuhan. Kita harus berharga dengan menjadi matang sehingga Dia akan datang dan membawa kita secara rahasia. Hanya mereka yang matang dalam hayat dan ditransformasi jiwanya akan berharga untuk Tuhan curi. Selama kita tidak ditransformasi, kita yakin bahwa Pencuri tidak akan pernah mendatangi kita. Waktu kedatangan rahasia-Nya tidak diketahui. Kita semua harus bertanya kepada diri sendiri apakah kita berharga dan apakah kita layak dicuri oleh Kristus dalam kedatangan rahasia-Nya. Tiba-tiba, beberapa orang beriman yang adalah para pemenang awal akan diambil oleh kedatangan Tuhan seperti pencuri (Mat. 24:43). Tidak ada yang tahu waktu awal proses kedatangan kembali Tuhan dan pengangkatan para pemenang awal. Ketika waktunya tiba, tidak ada waktu bagi kita untuk mempersiapkan diri. Kita harus sepenuhnya dipersiapkan sebelum waktu itu. Karena itu, kita harus siap sedia dan berjaga-jaga. Dalam Matius 24:40 dan 41, Tuhan berbicara tentang kedatangan rahasia-Nya, "Pada waktu itu kalau ada dua orang di ladang, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan; kalau ada dua orang perempuan sedang memutar batu giling, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan." Tuhan Yesus sangat bijaksana, menggunakan dua orang saudara yang berada di ladang dan dua orang saudari yang sedang memutar batu kilangan sebagai ilustrasi. Kelihatannya dua saudara ini sama dan dua saudari ini sama. Tetapi tibatiba salah seorang saudara dan salah seorang saudari diangkat. Setelah memberikan ilustrasi ini, Tuhan berkata, "Karena itu, berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu pada hari mana Tuhanmu datang. Tetapi ketahuilah ini: Jika tuan rumah tahu pada waktu mana pada malam hari pencuri akan datang, sudahlah pasti dia berjaga-jaga, dan tidak akan membiarkan rumahnya dibongkar. Karena itu, hendaklah kamu juga siap sedia, karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu duga" (ay. 42-44). Sewaktu kita sedang bekerja, tidak memiliki kesadaran bahwa Kristus akan datang, sebagian dari kita akan terangkat. Karena Dia datang seperti pencuri, kita harus berjaga-jaga. The Conclusion of The New Testament, hal. 4194-4195)
66
KEMBALI KE ORTODOKSI GEREJA (Sabtu — Sidang Pertama Pagi) Berita Tujuh
Gereja di Filadelfia Pembacaan Alkitab: Why. 3:7-13; 1 Yoh. 3:14
I.
Sebagai satu tanda, gereja di Filadelfia menggambarkan gereja kasih persaudaraan, pemulihan kehidupan gereja yang tepat, mulai dari awal abad kesembilan belas sampai penampakan Tuhan kali kedua—Why. 3:7: A. Sama seperti gereja reformasi, yang digambarkan oleh gereja di Sardis, adalah reaksi terhadap Gereja Katolik yang murtad, yang digambarkan oleh gereja di Tiatira, demikian juga gereja kasih persaudaraan adalah reaksi terhadap gereja reformasi yang mati—ay. 1; 2:18. B. Reaksi ini akan berlanjut sebagai anti-kesaksian terhadap aliran Katolik yang murtad dan aliran Protestan yang merosot hingga Tuhan datang kembali—3:11.
II.
Di dalam Bahasa Yunani Filadelfia berarti “kasih persaudaraan”—ay. 7: A. Bagian-bagian kata Yunani untuk Filadelfia berarti “memiliki kasih sayang untuk” dan “saudara,” maka, perasaan sayang persaudaraan, yaitu kasih bercirikan kesukaan dan kesenangan—2 Ptr. 1:7. B. Di dalam kesalehan, yang adalah ekspresi Allah, kasih ini perlu disuplaikan untuk persaudaraan (1 Ptr. 2:17; 3:8; Gal. 6:10), untuk kesaksian kita terhadap dunia (Yoh. 13:34-35), dan untuk menghasilkan buah—15:16-17. C. Gereja di Filadelfia secara nubuat menggambarkan gereja kasih persaudaraan, yaitu, kehidupan gereja yang tepat—Why. 3:7: 1. Gereja kasih persaudaraan adalah reaksi terhadap gereja reformasi yang mati. 2. Gereja kasih persaudaraan dimulai di awal abad kesembilan belas, ketika saudara-saudara dibangkitkan di Inggirs untuk mempraktekkan kehidupan gereja di luar sistem sekte-sekte dan perpecahan-perpecahan, dan ini akan berlanjut hingga Tuhan datang kembali—ay. 11. D. “Kita tahu bahwa kita sudah berpindah dari maut ke dalam hayat karena kita mengasihi saudara-saudara. Dia yang tidak mengasihi tetap tinggal di dalam maut”—1 Yoh. 3:14: 1. Berpindah dari maut ke dalam hayat adalah berpindah dari sumber, esens, elemen, dan ruang lingkup maut ke dalam sumber, esens, elemen, dan ruang lingkup hayat; ini terjadi di dalam kita saat kelahiran kembali kita—Yoh. 3:3, 5-6; 5:24.
67
2. Kasih (kasih Allah) terhadap saudara-saudara adalah bukti kuat bahwa kita telah berpindah dari maut ke dalam hayat— 1 Yoh. 3:14: a. Iman di dalam Tuhan adalah jalan bagi kita untuk berpindah dari maut ke dalam hayat; kasih terhadap saudara-saudara adalah bukti bahwa kita telah berpindah dari maut ke dalam hayat. b. Memiliki iman adalah menerima hayat kekal (Yoh. 3:15); mengasihi adalah hidup oleh hayat kekal yang telah kita terima—1 Yoh. 5:13; 4:7. c. Kasih yang tak terutarakan ini hanya dapat dihasilkan dari iman yang asli: (1) Seseorang mengasihi tanpa alasan selain fakta bahwa orang lain itu adalah seorang saudara. (2) Ada perasaan dan cita rasa yang tak terutarakan terhadap satu sama lain; perasaan dan cita rasa ini adalah bukti bahwa kita telah berpindah dari maut ke dalam hayat. 3. Tidak mengasihi saudara adalah bukti bahwa orang itu tidak hidup oleh esens dan elemen kasih ilahi dan tidak tinggal di dalam ruang lingkup kasih ini—3:14b. 4. “Dengan inilah kita mengenal kasih, yaitu bahwa Dia telah menyerahkan nyawa-Nya demi kita; jadi kita pun wajib menyerahkan nyawa kita demi saudara-saudara”—ay. 16: a. Kasih untuk saudara-saudara adalah kerelaan untuk mengesampingkan diri kita untuk melayani mereka—Gal. 5:13. b. Mengasihi saudara-saudara adalah rela menyangkal diri bagi penyempurnaan orang lain dan memiliki hati yang rela menyerahkan nyawanya bagi saudara-saudaranya. III. “Inilah firman dari Yang Kudus, Yang Benar, yang memegang kunci Daud; apabila Dia membuka, tidak ada yang dapat menutup; apabila Dia menutup, tidak ada yang dapat membuka”—Why. 3:7: A. Bagi gereja kasih persaudaraan, Tuhan adalah Yang kudus, Yang benar, yang oleh-Nya dan dengan-Nya gereja yang dipulihkan itu dapat menjadi kudus, terpisah dari dunia, dan benar, setia, kepada Allah. B. Bagi gereja kasih persaudaraan, Tuhan juga adalah Dia yang memegang kunci Daud, yaitu kunci kerajaan, dengan otoritas untuk membuka dan menutup—ay. 7; Yes. 22:22: 1. Ini adalah kunci gudang harta rumah Allah, yang dilambangkan oleh rumah Daud, bagi pembangunan kerajaan Allah—39:2; 2 Sam. 7:16: a. Gereja adalah rumah Allah dan kerajaan Allah—1 Tim. 3:15; Mat. 16:18-19; Rm. 14:17.
68
b. Kunci Daud adalah untuk menjaga semua harta kekayaan rumah Allah, yang adalah segala kekayaan Kristus bagi kenikmatan kita—Ef. 3:8. 2. Kunci Daud membuka seluruh alam semesta bagi Allah—Yes. 22:22; Rev. 3:7: a. Sebagai Daud yang lebih besar, Kristus telah membangun rumah Allah, bait yang riil, dan Dia telah mendirikan kerajaan Allah, yaitu wilayah kekuasaan yang di dalamnya Dia menjalankan otoritas yang penuh untuk mewakili Allah; karena itu, Dia memegang kunci Daud— Mat. 1:1; 12:3-8; 16:18-19. b. Fakta bahwa Kristus memegang kunci Daud menandakan bahwa Dia adalah pusat ekonomi Allah; Dia adalah Yang mengekspresikan Allah dan mewakili Allah, Dia yang memegang kunci untuk membuka segala sesuatu di dalam wilayah kekuasaan Allah—Kol. 1:15-18. IV. “Lihatlah, Aku telah membuka pintu bagimu, yang tidak dapat ditutup oleh seorang pun. Aku tahu bahwa kekuatanmu tidak seberapa, namun engkau menuruti firman-Ku dan engkau tidak menyangkal nama-Ku”—Why. 3:8: A. Sebagai Dia yang memegang kunci Daud dan yang membuka dan tidak ada seorang pun yang dapat menutup, Tuhan telah memberikan kepada gereja yang dipulihkan “pintu yang terbuka yang tidak dapat ditutup oleh seorangpun”: 1. Selama bertahun-tahun pemulihan Tuhan telah mengalami Tuhan sebagai Dia yang demikian. 2. Sejak pemulihan kehidupan gereja yang tepat yang dimulai di awal abad kesembilan belas, sebuah pintu selalu terbuka lebar untuk pemulihan Tuhan. 3. Meskipun banyak penentang telah bangkit melawan pemulihan Tuhan dan telah mencoba untuk menutup pintu itu, tetapi Kristus adalah Dia yang memegang kunci Daud, dan apa yang Dia buka, tidak dapat ditutup oleh seorangpun. B. Salah satu bagian yang luar biasa dari gereja di Filadelfia adalah ia memelihara firman Tuhan—ay. 8: 1. Menurut sejarah, tidak ada orang Kristen lain yang memelihara firman Tuhan seketat gereja di Filadelfia. 2. Gereja di Filadelfia, gereja yang dipulihkan, tidak mempedulikan tradisi; ia mempedulikan perkataan Allah—cf. Mat. 15:6b. C. Gereja di Filadelfia memelihara firman Tuhan dengan kekuatan tidak seberapa yang dimilikinya—Why. 3:8: 1. Kita tidak seharusnya menganggap gereja di Filadelfia itu kuat, penuh kuasa, dan unggul; Tuhan berkata bahwa dia memiliki “kekuatan tidak seberapa.”
69
2. Yang menyenangkan Tuhan bukanlah karena kita kuat melainkan karena kita memakai kekuatan kita yang tidak seberapa untuk melakukan yang terbaik yang dapat kita lakukan. 3. Meskipun jumlah kasih karunia yang telah kita terima mungkin terbatas dalam kapasitasnya, asalkan kita memakainya, mencurahkannya untuk sebisa mungkin memelihara firman Tuhan, maka Dia akan senang—Rm. 12: 6; Ef. 4: 7; 1 Ptr. 4:10. D. Di dalam Wahyu 3:8 Tuhan mengatakan bahwa gereja di Filadelfia tidak menyangkal nama-Nya: 1. Firman Tuhan adalah ekspresi-Nya, dan nama Tuhan adalah diri Tuhan itu sendiri. 2. Gereja yang dipulihkan bukan hanya telah kembali sepenuhnya kepada firman Tuhan melainkan juga telah meninggalkan semua nama selain nama Tuhan Yesus Kristus. 3. Gereja yang dipulihkan itu mutlak milik Tuhan, tidak ada hubungan apapun dengan denominasi apapun (nama apapun). E. Penyimpangan dari firman kepada ajaran-ajaran bidah dan meninggikan begitu banyak nama selain nama Kristus adalah tanda yang paling menyolok dari kekristenan yang merosot (2:1415, 20). F. Kembali ke firman yang murni dari semua ajaran bidah dan tradisi, serta meninggikan nama Tuhan melalui meninggalkan setiap nama lain adalah kesaksian yang paling menginspirasi di dalam gereja yang dipulihkan—3:8. Kutipan Berita Ministri: KEADAAN GEREJA Kekuatannya Tidak Seberapa Dalam 3:8 kita nampak keadaan gereja di Filadelfia. Pertama, gereja ini mempunyai kekuatan yang tidak seberapa. (Dalam bahasa aslinya, memiliki sedikit kekuatan). Sering kali kita terlalu melebih-lebihkan gereja di Filadelfia, mengira gereja ini kuat dan unggul. Namun, sebenarnya tidaklah demikian. Sebagian orang beranggapan, ketika Tuhan membangkitkan para saudara di Inggris lebih dari seratus lima puluh tahun yang lalu, setiap orang di antara mereka pastilah seperti Daud. Sementara kita membanggakan gereja di Filadelfia, Tuhan berkata, “Kamu memiliki sedikit kekuatan.” Yang menyenangkan Tuhan bukan kekuatan kita, melainkan kita menggunakan sedikit kekuatan itu untuk melakukan yang semaksimal mungkin. Janganlah berusaha menjadi kuat. Orang yang merasa dirinya kuat tidak begitu menyenangkan Tuhan seperti orang yang berbuat semaksimal mungkin dengan kekuatannya yang tidak sedikit. Anda tidak mungkin melampaui apa yang telah Tuhan
70
berikan kepada Anda. Gunakan saja apa yang telah Anda terima dari-Nya. Jangan merampas kasih karunia Tuhan. Tidak seorang pun di antara kita dapat mengatakan bahwa dia tidak menerima sesuatu pun dari Tuhan. Bahkan yang terkecil di antara kita pun telah menerima sejumlah kasih karunia dari-Nya. Anda wajib menggunakan kasih karunia itu, dan memakainya dengan sebaik-baiknya. Jika Anda berbuat demikian, Tuhan akan menghargai Anda serta berkata, “Bagus. Kamu memang memiliki sedikit kekuatan, namun kamu melakukan firman-Ku dengan kekuatan yang engkau miliki.” Jangan berusaha menjadi raksasa. Tuhan tidak senang raksasa; dia lebih suka orang kecil yang hanya memiliki sedikit anugerah. Sekalipun kapasitas kasih karunia itu terbatas, asal kita memakainya, mengeluarkannya sebanyak dan semampu kita untuk menuruti firman Tuhan, dia akan berkenan. Menuruti Firman Tuhan Dalam ayat 8 Tuhan berkata bahwa gereja di Filadelfia menuruti firman-Nya. Salah satu ciri khusus dari gereja di Filadelfia adalah dia menuruti firman Tuhan. Menurut sejarah, tidak ada orang Kristen lainnya yang menuruti firman Tuhan seketat yang dilakukan gereja di Filadelfia. Demikian pula, bersandar anugerah-Nya, kita hari ini juga menuruti firman Tuhan. Meskipun banyak yang menyalahkan kita, mengatakan kita adalah bidah, namun kita sangat menghargai firman Tuhan. Kita menuruti firman Allah, bukan secara tradisional, melainkan sesuai dengan firman yang murni. Hal ini menyinggung mereka yang ingin berpegang pada berbagai tradisi nenek moyang mereka. Gereja di Filadelfia tidak mempedulikan tradisi, dia hanya memperhatikan firman Allah. Tidak Menyangkal Nama Tuhan Dalam ayat 8 Tuhan juga berkata bahwa gereja di Filadelfia tidak menyangkal nama-Nya. Sejak para saudara dibangkitkan di Inggris pada awal abad 18; mereka tidak mengambil nama lain selain nama Tuhan. Firman adalah pengutaraan Tuhan, dan nama adalah diri Tuhan sendiri. Walaupun gereja Reformasi sedikit banyak sudah dipulihkan kepada firman Tuhan, namun mereka menyangkal nama Tuhan dengan menjadikan diri mereka denominasi-denominasi, mengambil nama-nama lain, misalnya: gereja Anglikan, gereja Prebisterian, ... dan sebagainya. Gereja yang dipulihkan bukan hanya secara keseluruhan kembali kepada firman Tuhan, juga telah meninggalkan segala nama selain nama Tuhan Yesus Kristus. Gereja yang dipulihkan mutlak kepunyaan Tuhan, tidak ada sangkut-pautnya dengan sebutan apa pun. Menyimpang dari firman Tuhan adalah murtad, membuat gereja menjadi denominasi dengan mengambil nama apa pun selain nama Tuhan adalah perzinaan rohani. Sebagai perawan suci yang dipertunangkan kepada Kristus (2 Kor. 11:2), gereja tidak seharusnya memiliki nama lain, selain nama Suaminya. Semua nama lain adalah kekejian bagi Allah. Dalam kehidupan gereja yang dipulihkan, tidak ada ajaran Bileam (2:14), tidak ada ajaran Nikolaus (2:15), tidak ada ajaran Izebel (2:20), juga tidak ada seluk-beluk Iblis (2:24);
71
hanya ada firman murni Tuhan. Gereja yang dipulihkan tidak mempunyai predikat (sebutan) denominasi, hanya mempunyai nama Tuhan Yesus Kristus yang unik ini. Penyimpangan dari firman Tuhan kepada berbagai bidah dan meninggikan banyak nama selain nama Kristus adalah tanda yang paling mencolok dari kekristenan yang merosot. Kembali kepada firman yang murni dari segala bidah dan tradisi dan meninggikan nama Tuhan dengan meninggalkan semua nama lain merupakan kesaksian yang paling menjamah orang dalam gereja yang dipulihkan. Inilah sebabnya, gereja dalam pemulihan Tuhan memiliki wahyu dan penyertaan Tuhan, bahkan dengan lincah mengekpresikan Tuhan, penuh dengan terang dan kelimpahan hayat. Karena kita memiliki nama yang almuhit, nama di atas segala nama, maka kita tidak perlu nama Lutheran, Methodis, Baptis, Episkopal, Presbiterian, atau nama-nama lainnya. Kita hanya memiliki satu nama, nama Juruselamat kita, Tuhan Yesus Kristus, Putra Allah. Mengambil suatu nama adalah satu perkara yang serius. Misalkan Anda adalah Nyonya Smith. Jika kemudian Anda mengambil nama Nyonya Jones, berarti Anda telah melakukan perzinaan. Gereja seharusnya hanya mempunyai satu suami, hanya satu nama, yaitu nama Yesus Kristus. Beberapa teman di denominasi pernah bertanya kepada saya, “Mengapa Anda menyebut diri Anda gereja? Dan mengapa Anda menyebut kami bukan gereja?” Jawab saya, “Kalian sendiri menyebut diri kalian sebagai Presbiterian. Jangan menyalahkan saya. Kalian sendiri yang menetapkan begitu. Jika kalian adalah gereja, mengapa kalian menetapkan diri kalian begitu? Kalau Anda Nyonya Smith, mengapa Anda menyebut diri Anda Nyonya Jones? Kemudian ketika saya memanggil Anda Nyonya Jones dan menyebut diri saya Nyonya Smith, Anda merasa cemburu. Jangan menyalahkan saya, karena Anda sendiri yang menyebut diri Anda Nyonya Jones.” Setelah itu, semua mulut mereka terkatup. Jangan mengira nama itu perkara kecil. Kita diselamatkan dalam nama Tuhan. Selain nama-Nya, kita tidak seharusnya mengambil nama lain. George Whitefield, yang sezaman dengan John Wesley, pernah mengatakan bahwa selain nama Yesus Kristus, dia tidak mempunyai nama lain. Meskipun George Whitefield adalah orang Inggris, dia meninggalkan nama gereja negara Inggris, dia bukan milik nama gereja negara itu lagi. Gereja di Filadelfia tidak menyangkal nama Tuhan, dia tidak mempunyai nama lain selain nama-Nya. Kadang-kadang, ada orang yang berdebat dengan kita, “Kami tidak pernah menyangkal nama Tuhan.” Jawab kita, “Memang Anda tidak menyangkal nama-Nya, tetapi Anda telah mengambil nama lain di samping nama-Nya, dan bahkan meninggikan nama itu melebihi namaNya. Sekarang Anda mempunyai dua nama. Mengapa Anda tidak membuang nama lain yang telah Anda ambil itu? Jika Anda mau membuang nama lain itu, tentulah kita dapat menjadi satu. Semua nama lain itu mendatangkan perpecahan belaka. Anda menyebut diri Anda Presbiterian. Saya membenci nama itu karena hal itu akan membuat saya berzina. Karena Anda menyukainya dan saya membencinya, dan Anda
72
tetap berpegang padanya, lalu bagaimanakah kita dapat menjadi satu? Tetapi jika Anda mau membuang nama itu, kita segera akan menjadi satu di dalam nama yang unik, yaitu Tuhan Yesus Kristus.” Sebagian orang berkata bahwa nama yang di luar itu, yaitu nama bangunan gereja itu hanyalah sebuah tanda di luar, dan sebenarnya mereka tidak bermaksud mempertahankannya. Jika mereka memang tidak bermaksud mempertahankannya, mereka harus membuktikan kejujuran mereka dengan meninggalkan tanda itu. Tetapi mereka berkata, hal itu sangat sulit dilakukan, karena majelis “gereja” akan menghalangi mereka. Terhadap orang-orang yang demikian saya berkata, “Kalau begitu Anda harus bertanggung jawab atas perpecahan ini.” Pintu yang Terbuka Dalam ayat 8 Tuhan berkata, “Lihatlah, Aku telah membuka pintu bagimu, yang tidak dapat ditutup oleh seorang pun.” Sebagai yang memegang kunci Daud dan yang membuka pintu yang tidak dapat ditutup oleh seorang pun. Tuhan telah membukakan pintu kepada gereja yang dipulihkan, yang tidak dapat ditutup oleh seorang pun. Sejak pemulihan kehidupan gereja yang tepat dimulai pada awal abad 19, sampai sekarang, pemulihan Tuhan selalu memiliki pintu yang terbuka. Semakin organisasi kekristenan berupaya menutup pintu, pintu malah terbuka lebih lebar. Hari ini, meskipun banyak tentangan, pintu ini tetap terbuka di seluruh dunia. Kuncinya ada di dalam tangan Kepala gereja, tidak di dalam tangan penentang. Haleluya! Kita mempunyai sebuah pintu yang terbuka! Selama lima puluh tahun yang silam, denominasi berupaya sekuat tenaga untuk menutup pintu ini. Namun semakin mereka berusaha menutupnya, Tuhan semakin membukanya. Tidak seorang pun dapat menyangkal adanya pintu yang terbuka bagi pemulihan Tuhan hari ini. Tuhan memiliki kunci itu. Asal kita berada di pemulihan, pintu selalu terbuka bagi kita. (Pelajaran-Hayat Wahyu, hal. 254-260) KRISTUS SEBAGAI YANG KUDUS, YANG BENAR, YANG MEMEGANG KUNCI DAUD, YANG MEMBUKA DAN TIDAK ADA YANG DAPAT MENUTUP, DAN YANG MENUTUP DAN TIDAK ADA YANG DAPAT MEMBUKA Wahyu 3:7 menyajikan Kristus sebagai "Yang Kudus, Yang Benar, yang memegang kunci Daud; apabila dia membuka, tidak ada yang dapat menutup; apabila dia menutup, tidak ada yang dapat membuka." Untuk gereja di Filadelfia, gereja kasih persaudaraan, Tuhan adalah "Yang Kudus, Yang benar" yang oleh dan dengan-Nya gereja dapat menjadi kudus, terpisah dari dunia, dan benar, setia, kepada Allah. Untuk mendispensikan hayat kepada orang lain, Dia harus kudus dan Dia harus benar. Jika kita tidak kudus atau benar, kita tidak pernah dapat mendispensikan hayat kepada orang lain. Ketika kita memasuki Alkitab dan melihat semua butir dari diri Kristus, kita dapat melihat bahwa mereka adalah untuk penyaluran ilahi.
73
Bagi gereja di Filadelfia, Tuhan juga Yang memegang "kunci Daud" (ay. 7), kunci kerajaan, dengan otoritas untuk membuka dan menutup. Di sini kita perlu memperhatikan arti dari istilah kunci Daud. Menurut Kejadian 1, ketika Allah menciptakan manusia, Dia memberinya kuasa atas semua makhluk. Hal ini mengindikasikan bahwa maksud Allah terhadap manusia adalah untuk berkuasa yang mewakili Allah di bumi. Namun karena kejatuhan, manusia kehilangan kuasa ini dan tidak pernah sepenuhnya memulihkannya. Manusia tidak mendapatkan kembali kekuasaan di bumi untuk mewakili Allah. Dalam kehidupan Adam, Habel, Enos, Henokh, dan Nuh kita tidak melihat kuasa ini. Kita juga tidak melihatnya dalam kehidupan Abraham, Ishak, dan Yakub. Kita tidak melihat kuasa ini sampai umat pilihan Allah, bani Israel, masuk ke dalam negeri yang baik dan membangun Bait. Kelihatannya, Bait ini dibangun oleh Salomo; sebenarnya, Bait dibangun oleh Daud, karena dia berada di balik pembangunan Bait itu. Dalam Kejadian 1:26 Allah menciptakan manusia menurut gambar-Nya sendiri supaya manusia dapat mengekspresikan Dia dan dengan kuasa-Nya supaya manusia dapat mewakili Dia. Bait berhubungan dengan gambar Allah, karena sebagai rumah Allah, Bait adalah ekspresi-Nya. Bait dibangun di dalam kota. Bait melambangkan ekspresi Allah, dan kota melambangkan kekuasaan Allah. Gambar dan kekuasaan yang diwahyukan dalam Kejadian 1, setidaknya sampai tingkat tertentu, digenapi di dalam Bait dan kota. Di dalam Bait kita memiliki hadirat Allah untuk ekspresi-Nya, dan di dalam kota kita memiliki kekuasaan Allah. Raja Allah ada di dalam kota yang mewakiliNya saat dia memerintah di bumi. Ini adalah latar belakang yang diperlukan untuk memahami apakah kunci Daud itu. Kunci yang dipegang oleh Daud adalah kunci dari seluruh kekuasaan Allah. Kekuasaan Allah meliputi seluruh alam semesta, khususnya umat manusia. Kekuasaan ini memiliki kunci yang dipegang oleh orang yang berperang bagi kerajaan dan yang membuat persiapan untuk Bait. Nama orang ini adalah Daud. Daud mewakili Allah dalam mendirikan Kerajaan Allah di bumi. Karena itu, dia memegang kunci kekuasaan Allah di alam semesta. Namun, Daud hanya lambang, bukan realitas. Daud yang sejati adalah Kristus, Daud yang lebih besar (Mat. 12:1-8). Dialah yang membangun Bait Allah, gereja, dan mendirikan Kerajaan Allah (16:18-19). Karena itu, dalam gereja hari ini, yang adalah satu rumah dan satu kerajaan, kita memiliki ekspresi dan perwakilan Allah. Sebagai Daud yang lebih besar, Kristus telah membangun rumah Allah, Bait sejati, dan Dia telah mendirikan Kerajaan Allah, kekuasaan yang di dalamnya Dia melaksanakan otoritas penuh untuk mewakili Allah. Dengan demikian, Dia memegang kunci Daud, yang mewakili Allah dan yang membuka seluruh alam semesta bagi Allah. Ini melambangkan bahwa Kristus adalah pusat ekonomi Allah. Dialah yang mengekspresikan dan mewakili Allah, memegang kunci untuk membuka segala sesuatu dalam kekuasaan Allah. Wahyu 3:7 juga mengatakan bahwa Kristus “apabila dia membuka, tidak ada yang dapat menutup; apabila dia menutup, tidak ada yang dapat
74
membuka.” Dia membuka dan menutup karena kunci alam semesta, kunci ekonomi Allah, ada di tangan-Nya. Tuhan memakai kunci ini untuk menanggulangi gereja. Yesaya 22:22-24 adalah satu nubuat tentang Kristus sebagai Yang memegang kunci Daud. Subyek penting dalam Yesaya 22 adalah rumah Allah. Dalam pasal ini dinubuatkan bahwa Kristus tidak hanya akan menjadi Yang memegang kunci Daud tetapi juga gantungan. Jika kita mempertimbangkan konteks Yesaya 22 dan membaca konteks perkataan mengenai Kristus sebagai Yang memegang kunci Daud dalam Wahyu 3, kita akan menyadari bahwa Kristus memegang kunci Daud adalah bagi rumah Allah, bangunan Allah. Surat kiriman kepada gereja di Filadelfia melanjutkan berbicara mengenai Yerusalem Baru (ay. 12). Para pemenang di Filadelfia akan menjadi tiang dalam Bait Allah, dan Bait Allah pada akhirnya akan diperbesar menjadi Yerusalem Baru. Menurut Wahyu 21:22, tidak ada Bait dalam Yerusalem Baru, sebab dalam kekekalan Bait akan diperbesar menjadi satu kota, yang memiliki tiga dimensi yang sama (ay. 16), akan menjadi perbesaran Ruang Maha Kudus. Inilah perampungan akhir rumah Allah. Kristus memegang kunci Daud, berperang bagi Allah, membangun Bait, dan mendirikan Kerajaan Allah, semuanya adalah untuk bangunan Allah. Kristus, dengan memegang kunci Daud, membuka dan menutup, bukan agar kita dapat menjadi kudus atau rohani, tetapi agar kita dapat dibangunkan. Kekudusan dan kerohanian adalah untuk memampukan kita menjadi tiang di dalam Bait Allah. Pada akhirnya, kita akan menyandang nama Yerusalem Baru. Dalam Wahyu 3:12 Tuhan berkata, "dan padanya akan Kutuliskan nama Allah-Ku, nama kota Allah-Ku, yaitu Yerusalem baru, yang turun dari surga dari Allah-Ku, dan nama-Ku yang baru." Tujuan Allah adalah untuk menjadikan kita bagian dari Yerusalem Baru. Allah mendambakan sebuah gereja yang terbangun. Dia menginginkan Betel hari ini, rumah Allah, yang akan rampung dalam Yerusalem Baru. Yesaya 22:22-24 mencatat perkataan Yehova mengenai Elyakim, yang melambangkan Kristus: "Aku akan menaruh kunci rumah Daud ke atas bahunya: apabila dia membuka, tidak ada yang dapat menutup; apabila dia menutup, tidak ada yang dapat membuka. Aku akan memberikan dia kedudukan yang teguh seperti gantungan yang dipasang kuat-kuat pada tembok yang kokoh; maka dia akan menjadi kursi kemuliaan bagi kaum keluarganya. Dan padanya akan digantungkan segala tanggungan kaum keluarganya, tunas dan taruk, beserta segala perkakas yang kecil, dari piring pasu sampai periuk belanga." Kristus yang almuhit, seperti dilambangkan oleh Elyakim, adalah Dia yang di atas bahunya, kunci (perbendaharaan dari—39:2) rumah Allah (dilambangkan oleh rumah Daud bagi pembangunan Kerajaan Allah—2 Sam. 7:16) ditaruh (Why. 3:7). Gereja adalah rumah Allah (1 Tim. 3:15.) dan Kerajaan Allah (Mat. 16:1819; Rm. 14:17). Kunci yang ditaruh di bahu Kristus adalah kunci untuk menjaga semua harta dari rumah Allah, yang adalah semua kekayaan
75
Kristus untuk kenikmatan kita. Kristus adalah Dia yang dapat membuka dan menutup pintu ke gudang kekayaan Allah, yang diwujudkan di dalam Dia (Kol. 2:9). Kristus telah dipasang oleh Allah sebagai gantungan, atau paku, ke tempat yang kokoh (Yes. 22:23a), yang melambangkan langit tingkat ketiga (2 Kor. 12:2b), di mana Kristus ditinggikan oleh Allah setelah kebangkitan-Nya (Kis. 2:33; 5:31). Karena Bapa ada di langit tingkat ketiga (Mat. 6:9), ditinggikan ke langit tingkat ketiga adalah ditinggikan sampai ke Allah Bapa (lih. Luk. 15:18). Kristus hari ini ada di surga sebagai gantungan yang dipasang ke dalam Allah. Dalam Yesaya 22:24 kemuliaan adalah kata keterangan pengganti untuk tunas dan taruk dan perkakas. Jadi, kemuliaan rumah Bapa yang menggantung pada Kristus sebagai gantungan adalah anak-anak Allah sebagai tunas dan taruk (keturunan) dari Allah, dan anak-anak Allah ini adalah perkakas Kristus, yang menggantung pada-Nya sebagai gantungan, penopang, agar diisi oleh Dia dan meministrikan Dia kepada orang lain. Anak-anak Allah sebagai tunas dan taruk adalah kemuliaan di dalam rumah Allah, dan mereka juga adalah perkakas. Yang berbicara kepada gereja di Filadelfia memegang kunci Daud untuk menanggulangi kita supaya kita dapat ditransformasi dan dibangun. Setelah kita dibangun, Dia akan menjadi gantungan bagi kita, dan kita akan menjadi perkakas yang tergantung pada-Nya. Pertama, Kristus memegang kunci Daud, dan akhirnya Dia memegang kita. Kristus menggunakan kunci untuk membuka pintu penjara kita. Sebelum kita masuk ke dalam kehidupan gereja, kita semua dipenjara. Tetapi Kristus, Dia yang memegang kunci Daud, membuka penjara kita dan membebaskan kita. Menurut pengalaman kita, semua pintu yang dibukakan untuk kita oleh Kristus adalah pintu penjara. Meskipun para penentang berusaha sebisa mungkin untuk memenjarakan kita, kita dilepaskan oleh kunci yang dipegang di tangan Kristus. Sebagai Daud hari ini, Dia memiliki kunci untuk membuka apa pun yang Allah ingin buka. Sekali Dia membuka pintu dan kita dibebaskan, kita masuk ke dalam rumah Allah di mana kita menjadi rumah tangga dengan banyak bejana yang dimiliki oleh Kristus sebagai gantungan. Kristus adalah gantungan di dalam rumah Allah, dan oleh gantungan ini, kita semua terangkat dari bumi. Pertama, Kristus menggunakan kunci untuk melepaskan kita dari penjara. Setelah kita dilepaskan dan telah masuk ke dalam rumah Allah, Dia menjadi gantungan yang menahan kita dari tanah. Tujuan Dia melakukan hal ini adalah agar kita dapat ditransformasi menjadi tiang di dalam rumah Allah. Pada akhirnya, kita, tiang-tiang itu, akan menjadi bagian dari Yerusalem Baru. Kristus menuliskan nama Yerusalem Baru kepada kita berarti kita telah ditransformasi menjadi bagian dari Yerusalem Baru. Inilah kehidupan gereja, dan inilah Bait Allah. Di dalam bait ini, Kristus kita adalah gantungan besar yang menahan kita dari tanah bagi bangunan Allah. Sebagai Dia yang memegang kunci Daud dan yang apabila membuka, tidak ada yang dapat menutup, Tuhan telah memberikan satu pintu yang
76
terbuka, yang tidak dapat ditutup, kepada gereja yang dipulihkan. Selama bertahun-tahun, pemulihan Tuhan telah mengalami Tuhan sebagai Dia yang sedemikian. Sejak pemulihan kehidupan gereja yang tepat dimulai pada awal abad sembilan belas, satu pintu selalu terbuka lebar bagi pemulihan Tuhan. Sejak awal pemulihan kehidupan gereja yang tepat, Iblis, musuh Allah, berusaha sekuatnya untuk menutup pintu itu. Semakin Kekristenan yang terorganisir mencoba untuk menutup pintu, semakin terbuka lebar pintu itu. Meskipun ada banyak penentangan, hari ini pintu terbuka di seluruh dunia. Kuncinya ada di tangan Kepala gereja; kunci ini bukan ada di tangan para penentang. Tidak peduli berapa banyak penentang terhadap pemulihan-Nya, pintu semakin terbuka bagi pemulihan, dan kunci itu ada di tangan-Nya. Selama kita berada dalam pemulihan-Nya, pintu akan selalu terbuka untuk kita. Meskipun banyak penentang bangkit melawan pemulihan-Nya dan berusaha sekuatnya untuk menutup pintu, Kristus tetap adalah Dia yang memegang kunci Daud. Apa yang Dia buka tidak akan ada yang menutup, dan apa yang Dia tutup tidak akan ada yang membuka. Hari ini kita harus memuji Tuhan untuk pintu yang terbuka di seluruh dunia. Filadelfia berarti "kasih persaudaraan." Dalam gereja-gereja lokal kita memerlukan Filadelfia; kita perlu saling mengasihi. Kita saling mengasihi karena kita mengasihi Tuhan. Kita memerlukan kasih persaudaraan, sebab di dalam kasih ini kita memiliki pintu yang terbuka. Di dalam gereja lokal yang menang, pintu selalu terbuka lebar, karena para saudara saling mengasihi. Selama saudara-saudari saling mengasihi, pintu tidak pernah dapat ditutup. Semakin kita saling mengasihi, semakin pintu akan terbuka. Jika kita mengundang orang lain untuk datang ke sidang-sidang gereja, kita hanya perlu membiarkan mereka melihat kasih dengan keesaan dan keharmonisan yang kita miliki. Ini saja akan meyakinkan mereka. Jalan untuk membuka pintu adalah saling mengasihi. Pintu yang terbuka diletakkan di depan Filadelfia. Jika kita mau memiliki pintu yang terbuka, kita harus saling mengasihi. Hal ini akan meyakinkan dunia. (The Conclusion of The New Testament, hal. 4199-4204)
77
KEMBALI KE ORTODOKSI GEREJA (Sabtu — Sidang Kedua Pagi) Berita Delapan
Gereja di Laodikia Pembacaan Alkitab: Why. 3:14-22
I.
Di dalam Bahasa Yunani Laodikia berarti “opini, keputusan rakyat jelata” atau “opini, keputusan kaum awam”—Why. 3:14: A. Begitu Filadelfia gagal, ia menjadi Laodikia; satu-satunya peringatan untuk gereja di Filadelfia adalah agar mereka memegang teguh apa yang mereka miliki supaya tidak seorang pun mengambil mahkota mereka: 1. Mereka tidak boleh bosan melakukan hal-hal yang sama dalam jangka waktu yang panjang dan tidak boleh meminta suatu perubahan; mereka tidak boleh mempertimbangkan untuk melakukan sesuatu yang baru setelah bertahun-tahun melakukan hal-hal yang sama—yaitu memelihara firman Tuhan dan tidak menyangkal nama-Nya—ay. 8, 11. 2. Apa yang telah mereka lakukan itu benar dan diberkati oleh Tuhan; karena itu, mereka harus terus melanjutkannya; mereka harus memegang teguh apa yang telah mereka miliki dan tidak melepaskannya! B. Laodikia adalah Filadelfia yang berubah sifat; jika kasih persaudaraan hilang, opini mayoritas adalah opini yang diterima; asalkan mayoritas menyukainya, maka tidak apa-apa: 1. Jika kasih persaudaraan hilang, hubungan dan kesadaran Tubuh hilang. 2. Persekutuan hayat juga akan putus, dan yang tersisa hanyalah opini manusia.
II.
“Aku tahu segala pekerjaanmu: Engkau tidak dingin dan tidak panas. Alangkah baiknya jika engkau dingin atau panas! Jadi karena engkau suam-suam kuku, dan tidak dingin atau panas, Aku akan memuntahkan engkau dari mulut-Ku. Karena engkau berkata: Aku kaya dan aku telah memperkaya diriku dan aku tidak kekurangan apa-apa, dan karena engkau tidak tahu bahwa engkau melarat, dan malang, miskin, buta dan telanjang”—vv. 15-17: A. Di mata Tuhan, ciri-ciri dari Laodikia adalah suam-suam kuku dan kesombongan rohani: 1. Kesombongan rohani berasal dari sejarah; ada yang pernah kaya, dan mereka mengira bahwa mereka masih kaya; mereka masih ingat sejarah mereka, tetapi mereka telah kehilangan kehidupan mereka yang dahulu.
78
B.
C.
D.
E.
F.
2. Tuhan pernah merahmati mereka, dan mereka ingat akan sejarah mereka, tetapi sekarang mereka telah kehilangan realitas itu. 3. Mereka ingat bahwa mereka pernah kaya dan telah memperkaya diri dan tidak kekurangan apa-apa, tetapi sekarang mereka miskin dan buta. Jika kita ingin terus di jalan Filadelfia dan menghindari jadi Laodikia, kita harus ingat untuk merendahkan diri di hadapan Allah—Mat. 5:3; 19:23-24; Yes. 57:15: 1. “Kasih tidak memegahkan diri dan tidak sombong … Kasih tidak berkesudahan”—1 Kor. 13:4b, 8a. 2. Kita harus ingat bahwa kita tidak memiliki apa-apa jika kita tidak menerimanya dari Tuhan—4:7; cf. 2:12; Yoh. 3:27; 1 Ptr. 4:10. 3. Orang-orang yang hidup di hadapan Tuhan tidak akan sadar akan kekayaan mereka sendiri. Laodikia berarti mengenal segala sesuatu tetapi, dalam realitasnya, tidak bergairah dalam apapun juga; dikatakan bahwa ia memiliki segala sesuatu, tetapi ia tidak dapat mengorbankan hidupnya bagi apa pun; ia ingat akan kemuliaannya yang dahulu, tetapi lupa akan kondisinya hari ini di hadapan Allah; dahulu, ia adalah Filadelfia, tetapi hari ini ia adalah Laodikia. Ketika seseorang menjadi sombong, meninggalkan jalan hayat, dan mengabaikan realitas, maka ketika mengenang sejarahnya dan kekayaannya sendiri, satu-satunya hal yang tersisa adalah opini banyak orang: 1. Di antara orang-orang yang demikian hanya ada diskusi dan mufakat; kelihatannya seperti masyarakat demokratis tetapi tidak mirip dengan hubungan di dalam Tubuh. 2. Jika Anda tidak mengenal ikatan, otoritas, dan hayat Tubuh, maka Anda tidak akan mengenal kasih persaudaraan. Orang-orang yang mengikuti Tuhan tidak memiliki kesombongan; Tuhan akan memuntahkan orang-orang yang sombong dari mulut-Nya: 1. Kiranya Tuhan merahmati kita; ini adalah satu peringatan kepada kita semua: kita tidak boleh sombong dalam pembicaraan kita. 2. Seseorang harus hidup di hadapan Tuhan terus menerus sebelum dia dapat menahan diri dari perkataan-perkataan yang sombong; hanya mereka yang hidup di hadapan Allah terus-meneruslah yang tidak akan menganggap diri mereka sendiri kaya; hanya merekalah yang tidak akan sombong. Menjadi panas bagi Tuhan dan gereja berarti mendidih; dimuntahkan dari mulut Tuhan karena suam-suam kuku berarti ditolak oleh Tuhan dan kehilangan kenikmatan akan semua apa adanya Tuhan bagi gereja.
79
G. Di mata Tuhan, gereja yang dipulihkan yang merosot itu memiliki lima ciri berikut ini: 1. Ia melarat karena ia sombong karena kaya dalam pengetahuan doktrin yang sia-sia, tetapi dalam realitasnya ia sangat miskin dalam pengalaman akan segala kekayaan Kristus. 2. Ia malang karena ia telanjang, buta, dan penuh rasa malu dan kegelapan. 3. Ia miskin karena ia miskin dalam pengalaman akan Kristus dan dalam realitas rohani ekonomi Allah. 4. Ia buta karena ia kekurangan pandangan rohani yang benar dalam hal-hal rohani yang asli. 5. Ia telanjang karena ia tidak hidup oleh Kristus atau memperhidupkan Kristus sebagai keadilbenarannya yang subyektif, sebagai pakaian yang kedua dalam berjalan sehariharinya—Mzm. 45:2-3, 10, 14-15; Mat. 22:11-12; Flp. 3:8-9; Why. 19:8. III. “Maka Aku menasihatkan engkau, supaya engkau membeli dari Aku emas yang telah dimurnikan dalam api, agar engkau menjadi kaya, dan juga pakaian putih, supaya engkau memakainya, agar jangan kelihatan ketelanjanganmu yang memalukan; dan lagi salep mata untuk mengurapi matamu, supaya engkau dapat melihat. Siapa yang Kukasihi, dia Kutegur dan Kuhajar; sebab itu, bersungguh-sungguhlah dan bertobatlah!”—3:18-19: A. Di dalam Alkitab, iman kita yang beroperasi dan bekerja ini (Gal. 5:6) seperti emas (1 Ptr. 1:7), dan sifat ilahi Allah, yang adalah keilahian Kristus, dilambangkan oleh emas (Kel. 25:11); oleh iman, kita berbagian dalam sifat ilahi Allah (2 Ptr. 1:1, 4-5): 1. Gereja yang dipulihkan yang merosot ini memiliki pengenalan akan doktrin-doktrin mengenai Kristus, tetapi tidak memiliki banyak iman yang hidup, untuk berbagian dalam elemen ilahi Kristus. 2. Ia harus membayar harga untuk mendapatkan iman emas itu melalui pengujian api agar ia bisa berpartisipasi dalam emas yang riil, yaitu Kristus itu sendiri sebagai elemen hayat bagi TubuhNya. 3. Jadi, ia dapat menjadi kaki pelita emas yang murni (Why. 1:20) bagi bangunan Yerusalem Baru emas—21:18. B. Pakaian putih menandakan perilaku yang diperkenan oleh Tuhan, perilaku yang demikian adalah diri Tuhan sendiri diperhidupkan dari dalam gereja, dan ini diperlukan oleh gereja yang dipulihkan yang merosot untuk menutupi ketelanjangannya. C. Salep mata yang diperlukan untuk mengurapi mata mereka itu tentunya adalah Roh pengurapan (1 Yoh. 2:27), yang adalah diri Tuhan sendiri sebagai Roh pemberi-hayat (1 Kor. 15:45); gereja yang
80
dipulihkan yang merosot ini memerlukan salep mata seperti ini untuk menyembuhkan kebutaannya—cf. Ayb. 42:5-6: 1. Di dalam Perjanjian Baru, melihat Allah sama dengan mendapatkan Allah; mendapatkan Allah adalah menerima Allah dalam elemen-Nya, dalam hayat-Nya, dan dalam sifat-Nya agar kita bisa disusun dengan Allah—cf. Mat. 5:8. 2. Melihat Allah akan mentransformasi kita (2 Kor. 3:16, 18; cf. 1 Yoh. 3:2), karena dalam melihat Allah, kita menerima elemen-Nya ke dalam kita, dan elemen lama kita akan dibuang; proses metabolis ini adalah transformasi—Rm. 12:2. 3. Melihat Allah adalah untuk ditransformasi menjadi gambar mulia Kristus, Manusia-Allah, agar kita bisa mengekspresikan Allah dalam hayat-Nya dan mewakili Dia dalam otoritas-Nya. 4. Semakin banyak kita melihat Allah, mengenal Allah, dan mengasihi Allah, semakin banyak kita membenci diri kita sendiri dan semakin banyak kita menyangkal diri kita sendiri—Ayub 42:5-6; Mat. 16:24; Luk. 9:23; 14:26. D. Pengetahuan yang mati dan sia-sia dan formalitas doktrinal telah membuat gereja yang dipulihkan yang merosot menjadi suam-suam kuku; ia perlu bertobat dari suam-suam kukunya dan menjadi bergairah, mendidih, menyala-nyala, agar dengan demikian ia bisa mendapatkan kembali kenikmatan akan realitas Kristus. IV. “Lihat, Aku berdiri di depan pintu dan mengetuk; jikalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk menemui dia dan makan bersama-sama dengan dia, dan dia bersama-sama dengan Aku”—Why. 3:20: A. Pintu ini bukanlah pintu hati invidual, melainkan pintu gereja: 1. Tuhan sebagai Kepala gereja berdiri di luar pintu gereja yang merosot dan mengetuk pintunya. 2. Kita harus menyadari dan berpegang pada satu prinsip: hadirat Allah adalah patokan untuk setiap perkara; tidak peduli apapun yang kita lakukan, kita harus memperhatikan apakah kita memiliki hadirat Allah atau tidak—Kel. 33:11, 14; 2 Kor. 2:10; Mzm. 27:8; 105:4. B. Pintu ini adalah pintu gereja, tetapi pintu ini dibuka oleh kaum beriman individual: 1. Gereja di Laodikia memiliki pengetahuan tetapi tidak memiliki hadirat Tuhan. 2. Tuhan sedang menanggulangi seluruh gereja, tetapi menerima penanggulangan Tuhan agar dapat berpesta akan Tuhan haruslah menjadi perkara yang pribadi dan subyektif. V.
“Siapa yang menang, dia akan Kududukkan bersama-sama dengan Aku di atas takhta-Ku, sebagaimana Aku pun telah menang dan duduk bersama-sama dengan Bapa-Ku di atas takhta-Nya. Siapa bertelinga, hendaklah dia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada gereja-gereja”—Why. 3:21-22:
81
A. Di sini menang adalah menang atas suam-suam kuku dan kesombongan gereja yang dipulihkan yang merosot, dan membayar harga untuk membeli barang-barang yang diperlukan, serta membuka pintu sehingga Tuhan dapat masuk; Kristus sebagai Pemenang yang unik ini mencakup semua pemenang. B. Duduk bersama-sama dengan Tuhan di atas takhta-Nya adalah pahala bagi pemenang, sehingga dia bisa berpartisipasi dalam otoritas Tuhan dan menjadi sesama raja bersama Dia dalam memerintah atas seluruh bumi di dalam kerajaan milenium yang akan datang. C. Kita perlu melihat bahwa ketujuh surat rasuli di dalam Wahyu 2 dan 3 ini ditulis sebagai satu kitab kepada ketujuh gereja; suratsurat rasuli ini ditujukan oleh Tuhan kepada ketujuh gereja itu secara terpisah (2:1, 8, 12, 18; 3:1, 7, 14), tetapi surat-surat ini bukan dikirimkan sebagai tujuh kitab melainkan sebagai satu kitab. D. Meskipun isi dari ketujuh surat rasuli ini berbeda, tetapi di akhir setiap suratnya ada kata penutup yang sama: “Siapa bertelinga, hendaklah dia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada gereja-gereja”—2:7, 11, 17, 29; 3:6, 13, 22: 1. Ini berarti bahwa setiap surat ini ditulis kepada semua gereja, dan ini mengindikasikan bahwa dalam semua hal positif Tuhan Yesus, gereja-gereja itu haruslah sama; di dalam perkataan Tuhan kepada ketujuh gereja itu, hal-hal positif itu diperintahkan, diperkuat, dianjurkan, dan ditinggikan oleh Tuhan agar berlimpah. 2. Ketujuh gereja itu secara abnormal berbeda hanya dalam halhal negatifnya saja, yaitu hal-hal yang ditegur, dihakimi, dikutuk, dan dikoreksi oleh Tuhan agar dieliminasi. E. Jika gereja yang suam-suam kuku melupakan semua pengetahuannya yang mati dan mendengar perkataan Roh yang hidup dan menyala itu, ia akan dilepaskan dari kondisinya yang merosot. Kutipan Berita Ministri: GEREJA KETUJUH—LAODIKIA Lima dari tujuh gereja ditegur. Satu tidak menerima teguran, dan satu hanya menerima pujian. Satu yang hanya menerima pujian adalah Filadelfia. Katolikisme, Protestanisme, dan Filadelfia semuanya akan tetap tinggal sampay Tuhan Yesus datang kembali. Gereja terakhir, yang ketujuh, Laodikia, juga akan berlanjut sampai Tuhan Yesus datang kembali. Karena Sardis berasal dari Tiatira dan Filadelfia berasal dari Sardis, Laodikea secara alami berasal dari Filadelfia. Satu melahirkan yang lain.
82
Laodikia Adalah Hasil dari Kemerosotan Filadelfia Hari ini, di sinilah letak permasalahannya. Setelah Filadelfia gagal, menjadi Laodikia. Jangan berpikir bahwa Protestanisme adalah Laodikia. Ini sama sekali salah kalau berpikir dengan cara ini. Protestan adalah Sardis, bukan Laodikia. Protestan hanya dapat menjadi Sardis hari ini; tidak dapat menjadi Laodikia. Tidak ada pembaca Alkitab yang harus begitu bodoh berpikir bahwa Protestanisme adalah Laodikia. Tidak, Protestanisme adalah Sardis. Setelah Filadelfia jatuh, menjadi Laodikia. Sardis berasal dari Tiatira, dan itu adalah salah satu langkah lebih Tiatira. Filadelfia berasal dari Sardis, dan itu adalah salah satu langkah lebih Sardis. Namun, Laodikia berasal dari Fildelfia, tetapi ini adalah satu langkah lebih Filadelfia. Keempat gereja ini akan tetap ada sampai Tuhan Yesus datang kembali. Laodikia adalah Filadelfia yang merosot. Ketika kasih persaudaraan hilang, Filadelfia segera berubah menjadi pendapat banyak orang. Ini adalah arti dari kata Laodikia. Laodikia adalah kota yang namanya berasal dari seorang pangeran Roma, Entiochus. Dia memiliki istri yang bernama Laodios. Dia mengambil nama istrinya, membuang os dan menambahkan kia menjadi Laodikia. Lao dalam bahasa Yunani berarti "banyak orang," dan dikea berarti "pendapat." Begitu Filadelfia merosot, "saudara-saudara" menjadi "banyak orang," dan "kasih persaudaraan " menjadi "pendapat banyak orang." kasih telah merosot menjadi pendapat. kasih persaudaraan adalah sesuatu yang hidup, tetapi pendapat banyak orang adalah sesuatu yang mati. Ketika kasih persaudaraan hilang, hubungan Tubuh hilang. Persekutuan hayat dipotong sama sekali, hanya menyisakan pendapat orang. Pendapat Tuhan hilang, dan satu-satunya hal yang tersisa adalah suara kebanyakan orang, kotak suara, dan mengacungkan tangan. Setelah Filadelfia jatuh, menjadi Laodikia. Suam-suam Kuku dan Sombong Rohani Wahyu 3:15 mengatakan, "Aku tahu segala pekerjaanmu: Engkau tidak dingin dan tidak panas. Alangkah baiknya jika engkau dingin atau panas!" Ini adalah ciri khas Laodikia. Ayat 17 mengatakan, "Karena engkau berkata: Aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku dan aku tidak kekurangan apa-apa, dan karena engkau tidak tahu bahwa engkau melarat, dan malang, miskin, buta dan telanjang." Ini adalah ciri khas Laodikia. Di mata Tuhan, ciri khas Laodikia adalah suam-suam kuku dan sombong rohani. Hal ini cukup buruk untuk itu untuk mengatakan, "Aku kaya," tetapi terus, mengatakan, "dan aku telah memperkayakan diriku." Kedua pernyataan ini cukup jahat, tetapi selanjutnya mengatakan bahwa dia "tidak kekurang apa-apa." Di mata Tuhan itu adalah "melarat, dan malang, miskin, buta dan telanjang." Dari mana kesombongan rohani itu berasal? Itu berasal dari sejarah. Beberapa orang dulunya kaya, dan mereka berpikir bahwa mereka masih kaya. Tuhan pernah
83
membelaskasihani mereka, dan mereka ingat sejarah mereka. Namun, sekarang mereka telah kehilangan realitas itu. Hayat di Masa Lampau Telah Tiada Dalam agama Protestan hari ini, sukar didapati seorang yang menyombongkan kekayaan rohaninya. Di luar negeri, termasuk pendetapendeta mereka, hampir semua mengatakan, ”Kami tidak cukup! Kami tidak memadai!” Anda tidak dapat menjumpai orang sombong di kalangan Sardis. Di sini ada segolongan orang yang dahulunya Filadelfia, yang menuruti firman Allah dan yang tidak menyangkal nama-Nya. Tetapi kini hayat yang semula itu sudah hilang. Hari ini kisah masa lalu masih teringat, tetapi hayat masa lalu telah lenyap! Mereka masih ingat betapa dahulu kaya, tidak kekurangan apa-apa, tetapi sekarang sudah melarat, malang, miskin, buta dan telanjang! Hanya segolongan oranglah yang dapat menyombongkan kekayaan dirinya sendiri, yaitu Filadelfia yang telah jatuh, Filadelfia yang telah kehilangan kuat kuasa dan hayat! Harus Belajar Merendahkan Diri di Hadapan Allah Karena itu, saudara saudari wajib ingat, bila kalian ingin terus menempuh jalan Filadelfia, kalian harus belajar merendahkan diri di hadapan Allah. Adakalanya saya mendengar salah seorang saudara berkata, ”Berkat Allah berada di tengah-tengah kita.” Saya mengakui perkataan ini benar, namun berhati-hatilah ketika kita mengucapkannya. Jika tidak, itu akan berbau Laodikia. Kita kaya, kita tidak kekurangan apa-apa. Saya katakan pada kalian, jika pada suatu hari kalian berdiri di atas posisi demikian, Anda sudah sangat dekat dengan Laodikia. Ingatlah, pada kita tidak ada apa pun yang bukan berasal dari pemberian Tuhan. Mungkin orang-orang di sekeliling penuh dengan kematian, tetapi Anda tidak perlu mengetahui bahwa diri sendiri penuh dengan hayat; Sekalipun orang-orang di sekitar miskin, tetapi Anda tidak perlu mengetahui bahwa diri sendiri kaya. Semoga Allah membelaskasihani kita, agar kita belajar hidup di hadapan Allah; boleh kaya, tapi tidak mengetahui diri sendiri kaya. Wajah Musa walau bercahaya, tetapi dia sendiri tidak mengetahuinya. Inilah hal yang lebih baik! Begitu Anda mengetahui, Anda akan menjadi Laodikia. Begitu Anda mengetahui, Anda akan menjadi suam-suam kuku. Laodikia tahu segalanya, namun tidak ada seorang pun yang panas. Mereka seakan-akan memiliki segalanya, tetapi tidak ada seorang pun yang dapat mengorbankan jiwa. Mereka ingat kemuliaan masa lalu, tetapi lupa akan kondisi hari ini di hadapan Allah. Dahulu adalah Filadelfia, tetapi hari ini telah menjadi Laodikia. WAJIB MEMILIH JALAN GEREJA BAGI DIRI SENDIRI Hari ini saya telah membentangkan keempat gereja ini di hadapan Anda. Sejak agama Roma Katolik, muncul empat macam gereja, dan keempatnya itu akan berlangsung terus hingga kedatangan Tuhan Yesus. Hari ini, setiap anak Allah wajib memilih jalan gereja bagi dirinya sendiri.
84
Apakah aku harus menjadi orang agama Roma Katolik, ataukah aku harus menjadi orang agama Protestan? Apakah aku harus mengikuti kesatuan gereja Roma Katolik ataukah aku harus mengikuti sekte-sekte atau denominasi-denominasi agama Protestan yang beraneka ragam? Atau aku harus menempuh jalan Filadelfia? Atau aku pernah menjadi Filadelfia sebentar, tetapi hari ini aku hanya hidup dalam sejarahku yang lampau sambil menyombongkan kemuliaanku yang lampau, sehingga aku menjadi orang Laodikia? Ingatlah, pada saat orang mulai bersikap congkak, meninggalkan hayat, dan tidak mementingkan realitas, hanya teringat akan sejarahnya di masa lalu dan mengira dirinya kaya, dalam orang semacam ini hanya terdapat opini orang banyak dan hanya merundingkan urusan bersama-sama seolah-olah sangat demokratis, tetapi tanpa hubungan Tubuh. Bila Anda tidak mengenal ikatan, kekuasaan, dan hayat Tubuh, niscaya Anda tidak dapat mengenal kasih persaudaraan. Keempat macam gereja ini akan berlangsung terus, maka hendaklah kita setia terus dalam Filadelfia. Jangan bertanya dengan rasa ingin tahu, bagaimana keadaan agama Roma Katolik? Orang yang selalu ingin tahu sering kali akan dirugikan. Jangan pula meniru-niru perbuatan berbagai sekte agama Protestan, karena itu bukan jalan Allah. Alkitab sangat jelas mengindikasikan kepada kita bahwa segenap pergerakan agama Protestan memang diberkati Allah, tetapi ada banyak pula yang dihukum dan dicela Allah. Maka, kita tidak perlu menyelidiki atau menanyakannya. Kita wajib belajar berdiri di atas posisi Filadelfia, senantiasa menuruti firman Tuhan dan tidak menyangkal nama Tuhan. Berdiri di atas kedudukan persaudaraan, jangan sekali-kali bersikap sombong! Jangan menyombongkan diri, baik di hadapan Roma Katolik, Protestan, maupun di hadapan berbagai sekte. Begitu Anda sombong, Anda akan menjadi Laodikia, bukan lagi Filadelfia! Begitu Anda tinggi hati di hadapan mereka, Anda bukan lagi Filadelfia, melainkan Laodikia. Kalian ingin menempuh jalan yang mana? Semoga Allah memberkati anak-anakNya, semoga saudara-saudara dapat menempuh satu jalan gereja yang tepat dan lurus. Jalan yang ditetapkan Allah bagi gereja adalah cara Philadelphia. Saya mungkin tidak memiliki puluhan ribu kasus untuk membuktikan bahwa yang terbaik dari anak-anak Allah berbicara hal yang sama dan mengambil jalan yang sama. Namun, saya memiliki ratusan kasus untuk membuktikan apa yang saya katakan. Setelah masalah umum Protestan diselesaikan, kita tidak perlu perhatikan masalah kecil. Demikian pula, setelah akibat dari keseluruhan Katolik Roma diselesaikan, kita tidak harus begitu khawatir tentang masalah kecilnya. Gereja Katolik Roma memiliki dua puluh satu organisasi yang berbeda di Tiongkok. Tidak perlu melibatkan diri dengan Gereja Katolik, dan tidak perlu belajar tentang organisasi dari putri-putrinya. Setelah akibat dari keseluruhan Katolik Roma diselesaikan, dua puluh satu organisasi ini tidak lagi masalah. Demikian juga, setelah masalah umum Protestan diselesaikan, kita tidak perlu menanggulangi seribu lima ratus denominasi satu per satu.
85
Jalan Tuhan hanya satu, yaitu Filadelfia. Marilah kita menempuh jalan Filadelfia! Tetapi berhati-hatilah, jangan bersikap sombong. Pencobaan terbesar bagi orang yang menempuh jalan Filadelfia ialah kesombongan. Jangan sekali-kali kita dengan sombong berkata, ”Aku lebih baik daripada Anda, kebenaranku jauh lebih jelas daripada Anda! Aku hanya memiliki nama Tuhan, aku tidak seperti Anda!” Begitu kita sombong, kita akan segera jatuh ke dalam Laodikia. Pengikut-pengikut Tuhan tidak sombong. Orang yang sombong akan dimuntahkan oleh Tuhan. Semoga Tuhan membelaskasihani kita dan memperingatkan kita untuk tidak mengucapkan perkataan sombong! Untuk itu kita harus senantiasa hidup di hadapan Allah; hanya dengan senantiasa hidup di hadapan Allah barulah kita tidak melihat kekayaan diri sendiri dan tidak sampai bersikap sombong! (The Collected Works of Watchman Nee, vol. 50, hal. 783-787) JANJI TUHAN KEPADA PARA PEMENANG Makan bersama Tuhan Dalam ayat 20 Tuhan juga berkata bahwa setelah Dia masuk ke dalam orang yang membukakan pintu, Dia akan makan bersamanya dan dia makan bersama Dia. Menurut bahasa Yunani, kata "makan" mengacu kepada menerima makanan utama pada malam hari. Makan malam bukan saja makan satu macam makanan, tetapi makan dengan makanan yang berlimpah. Hal ini boleh jadi menyiratkan kegenapan dari contoh umat Israel makan hasil tanah permai Kanaan yang berlimpah (Yos. 5:10-12). Makan yang dijanjikan di sini bukan hanya untuk waktu yang akan datang, tetapi juga untuk hari ini. Jika Anda seorang pemenang, ketika Tuhan datang di dalam kerajaan-Nya, Anda akan mempunyai hak khusus untuk makan bersama Dia. Namun sebelum hari itu, Anda boleh dan dapat menikmati makan bersama-Nya. Banyak orang Kristen memakai ayat 20 untuk memberitakan Injil secara tidak memadai. Mereka memberi tahu orang-orang berdosa bahwa Kristus sedang mengetuk pintu hati mereka, dan jika mereka mau membuka pintu, dia akan masuk. Itulah yang mereka katakan. Pernahkah Anda mendengar berita yang mengatakan kepada Anda bahwa jika Anda membuka pintu, Kristus akan masuk ke dalam Anda dan makan bersama Anda? Jika kita memperhatikan ketujuh surat dalam Wahyu 2 dan 3, kita akan nampak bahwa Tuhan mementingkan hal makan diri-Nya, menerima diri-Nya sebagai suplai hayat kita, agar kita dapat bertumbuh, diubah, dan menjadi sama seperti Dia. Hal itu mutlak merupakan perkara makan Yesus sebagai pohon hayat, manna, dan sebagai makanan utama dalam sehari. Karena Tuhan mementingkan hal makan diri-Nya, dengan sendirinya Tuhan menolak empat macam ajaran ini: ajaran Bileam (2:14), ajaran Nikolaus (2:15), ajaran Izebel (2:20), dan ajaran seluk-beluk Iblis (2:24). Jika Anda tidak mampu membedakan mata uang palsu dengan mata uang asli, maka lebih baik Anda tidak menerima mata uang apa pun, dan hanya menerima emas murni. Demikian juga, lebih baik tidak
86
menerima semua pengajaran itu, melainkan menerima Kristus yang hidup itu. Dalam Perjanjian Lama, kita nampak tiga tahap tentang makan Kristus: pohon hayat di taman, manna di padang gurun, dan hasil yang kaya dari tanah permai. Kita berada di dalam ketiga tahap ini. Kita diciptakan di taman, kemudian karena kejatuhan, kita berada di Mesir. Setelah kita diselamatkan, kita keluar dari dunia dan kita berjalan kembali kepada Tuhan. Ketika kita sedang berjalan kembali kepada Tuhan, kita berada di padang gurun, dan di tempat itu ada manna. Ingatlah, janji tentang manna tersembunyi diberikan kepada para pemenang dalam gereja yang bersifat duniawi, gereja di Pergamus. Hal itu mengindikasikan bahwa gereja di Pergamus telah kembali ke Mesir. Manna tidak ada di Mesir, manna hanya ada di padang gurun, dan manna yang tersembunyi hanya ada di dalam Ruang Maha Kudus. Gereja di Pergamus menjadi satu gereja yang duniawi, gereja yang berada di Mesir. Di sana tidak ada manna. Jika kita ingin makan manna, baik yang terbuka maupun yang tersembunyi, kita harus keluar dari Mesir. Kita harus lari keluar dari tempat kediaman dan takhta Iblis, pergi ke padang gurun. Di padang gurun kita mula-mula makan manna yang terbuka, lalu maju terus ke dalam Ruang Maha Kudus, mendekati tabut perjanjian, dan makan manna yang tersembunyi. Terakhir, ketujuh surat ini sepertinya membawa kita masuk ke tanah permai, yaitu Kristus. Di sini, di tanah permai, kita berpesta atas Kristus. Setiap tahun ketika umat Israel berhari raya, mereka berhari raya bersama Allah dan Allah pun berjamu bersama mereka. Ini merupakan satu contoh dari janji Tuhan kepada pemenang di Laodikia. Janji Tuhan bahwa dia akan makan bersama mereka yang membukakan pintu bagi-Nya, menyiratkan perkara menikmati kelimpahan hasil bumi tanah Kanaan pada hari raya tahunan. Karena itu, surat kepada gereja di Efesus menyebutkan soal makan pohon hayat, surat kepada gereja di Pergamus menyebutkan soal makan manna yang tersembunyi yang terdapat di luar dunia, dan surat kepada gereja di Laodikia menyinggung tentang menikmati hasil yang limpah dari tanah permai Kanaan pada hari raya tahunan. Saat bani Israel berhari raya, mereka makan bersama Allah, mempersembahkan apa yang mereka makan kepada Allah, dan mempersilakan Allah makan bersama mereka. Demikian pula, Tuhan berkata bahwa Dia akan makan bersama kita dan kita makan bersama Dia. Jika kita memiliki wawasan ini, kita akan mengetahui apa yang harus kita pentingkan hari ini. Kita bukan untuk pengajaran, kita untuk menikmati Kristus sepenuhnya sebagai pohon hayat, manna, dan hasil yang kaya limpah dari tanah permai. Duduk Bersama Tuhan di Atas Takhta-Nya Dalam ayat 21 Tuhan berkata, "Siapa yang menang, dia akan Kududukkan bersama-sama dengan Aku di atas takhta-Ku, sebagaimana Aku pun telah menang dan duduk bersama-sama dengan Bapa-Ku di atas takhta-Nya." Duduk bersama-sama dengan Tuhan di atas takhta-Nya adalah pahala yang diberikan kepada pemenang, agar dia dapat berbagian
87
dalam kekuasaan Tuhan dan meraja bersama Tuhan pada Kerajaan Seribu Tahun yang akan datang, untuk mengatur seluruh bumi. Sekali lagi saya katakan, semua janji dalam ketujuh surat ini menyangkut kerajaan yang akan datang. Perkataan negatif tentang kerugian atau penderitaan ditujukan kepada kerugian yang diderita selama masa kerajaan yang akan datang, sedang perkataan positif tentang memperoleh sesuatu atau menikmati sesuatu, mengacu kepada menikmati Kristus sebagai bagian khusus kita selama masa kerajaan. Kita harus mempunyai wawasan untuk memahami janji-janji itu secara memadai. Namun, dalam prinsipnya, janji-janji itu juga dapat diterapkan pada hari ini dan kita boleh mencicipi semuanya saat ini. Jadi kita tidak perlu menunggu sampai kita masuk ke dalam masa kerajaan baru dapat menikmati semua bagian khusus itu. Hari ini dalam kehidupan gereja kita berhak menikmati kerajaan. Puji Tuhan karena kehidupan gereja! PERKATAAN ROH ITU Gereja yang suam-suam kuku dipenuhi dengan pengetahuan yang dingin, namun kekurangan Roh yang membakar. dia sangat membutuhkan perkataan dari Roh yang hidup; dia tidak membutuhkan pengetahuan yang mati. Jika dia melupakan semua pengetahuan mati yang dimilikinya dan mendengarkan apa yang dikatakan Roh yang hidup itu, dia akan diselamatkan dari keadaannya yang merosot. Ketujuh gereja bukan hanya melambangkan pergerakan maju gereja dalam tujuh zaman pada aspek nubuat, seperti yang telah kita lihat, juga melambangkan tujuh macam gereja dalam sejarah gereja: gereja sebermula, gereja yang menderita, gereja duniawi, gereja yang murtad, gereja Reformasi, gereja yang dipulihkan, dan gereja terpulih yang merosot lagi. Gereja sebermula berlanjut menjadi gereja yang menderita; gereja yang menderita beralih menjadi gereja yang duniawi; gereja yang duniawi menjadi gereja yang murtad. Jadi, keempat gereja pertama, akhirnya menjadi satu macam gereja, yaitu gereja yang murtad. Kemudian, gereja Reformasi, sebagai reaksi terhadap gereja yang murtad, muncul sebagai gereja lain, yaitu gereja yang tidak pulih sepenuhnya. Sebab itu, selanjutnya gereja yang dipulihkan dibangkitkan, sebagai pemulihan kehidupan gereja yang tepat. Ini dapat dipandang sebagai gereja macam ketiga. Karena gereja yang telah dipulihkan merosot lagi, muncullah gereja terpulih yang merosot lagi. Ini dapat dianggap sebagai gereja macam keempat. Keempat macam gereja ini akan tinggal sampai Tuhan kembali. Tidak diragukan lagi, hanya gereja yang dipulihkan yang dapat menggenapkan tujuan kekal Allah, dan hanya dia yang dikehendaki oleh Tuhan. Kita harus menerima pilihan Tuhan. (Pelajaran-Hayat Wahyu, hal. 287-291)
88
KEMBALI KE ORTODOKSI GEREJA (Sabtu— Sidang Malam) Berita Sembilan
Yerusalem Baru—Perampungan Visi Sentral Ekonomi Allah dan Puncak Tertinggi Wahyu Ilahi melalui Para Pemenang, Yang Kembali ke Ortodoksi Gereja Pembacaan Alkitab: Kis. 26:19; Kol. 2:2; 3:4; Ef. 3:4; 4:16; Why. 3:12; 21:2, 9-11
I.
Visi sentral ekonomi Allah adalah pengalaman akan Kristus sebagai hayat untuk menghasilkan dan membangun gereja sebagai Tubuh Kristus—Kis. 26:19; Ef. 3:10; 1 Tim. 1:4; Kol. 3:4; Ef. 1:22-23: A. Kita perlu melihat visi tentang perkara sentral di dalam pemulihan Tuhan hari ini, visi di dalam ministri Paulus yang melengkapi—ay. 17-18a; Kis. 26:19; Kol. 1:25-26: 1. Visi sentral dari ministri Paulus yang melengkapi adalah Allah di dalam kita sebagai isi kita, Kristus sebagai misteri Allah, dan gereja sebagai misteri Kristus—Rm. 9:23-24; 2 Kor. 4:7; Kol. 2:2; Ef. 3:4. 2. Pusat dari pemulihan Tuhan adalah Kristus dan gereja: Kristus sebagai perwujudan Allah—misteri Allah—dan gereja sebagai ekspresi Kristus—misteri Kristus—Kol. 2:9; Ef. 3:19b; 1 Tim. 3:15-16. B. Visi yang mengendalikan di dalam Alkitab adalah Allah Tritunggal menggarapkan diri-Nya sendiri ke dalam umat pilihan dan tebusan-Nya agar dapat menjenuhi seluruh diri mereka dengan Trinitas Ilahi untuk menghasilkan dan membangun gereja sebagai Tubuh Kristus, yang rampung dalam Yerusalem Baru—Ef. 4:4-6; Why. 21:2, 9-10.
II.
Puncak tinggi wahyu ilahi adalah Allah menjadi manusia sehingga manusia bisa menjadi Allah dalam hayat dan sifat tetapi bukan dalam ke-Allahan untuk menghasilkan dan membangun Tubuh organik Kristus bagi penggenapan ekonomi Allah untuk menutup zaman ini dan membawa Kristus kembali untuk mendirikan kerajaan-Nya—Yoh. 1:1214; 1 Yoh. 3:1-2; Rm. 8:3; 12:4-5; Why. 11:15: A. Ekonomi Allah adalah maksud-Nya untuk menyalurkan diri-Nya sendiri dalam Trinitas Ilahi-Nya ke dalam umat pilihan dan tebusan-Nya untuk menjadi hayat dan sifat mereka sehingga mereka dapat menjadi sama dengan Dia bagi ekspresi korporatNya—1 Tim. 1:4; Ef. 1:3-23. B. Ekonomi Allah adalah bahwa Allah menjadi manusia untuk membuat kita menjadi Allah dalam hayat, sifat, dan ekspresi
89
sehingga kita bisa memiliki penghidupan manusia-Allah dan menjadi Tubuh Kristus—Rm. 8:3; 1:3-4; 8:4, 14, 29; 12:4-5. C. Allah menebus kita dengan tujuan membuat kita menjadi Allah dalam hayat dan sifat sehingga Dia dapat memiliki Tubuh Kristus, yang rampung dalam Yerusalem Baru sebagai perbesaran dan ekspresi Allah untuk kekekalan—Ef. 1:7; 4:16; Why. 21:2. D. Hanya melalui Allah menjadi manusia untuk membuat manusia menjadi Allah lah Tubuh Kristus dapat dihasilkan dan dibangun; inilah puncak tinggi wahyu ilahi yang diberikan kepada kita oleh Allah—Rm. 8:3; 1:3-4; 8:14, 16, 29; 12:4-5. III. Yerusalem Baru adalah perampungan visi sentral ekonomi Allah dan puncak tinggi wahyu ilahi—Why. 21:2, 9-11: A. Yerusalem Baru, perampungan ultima Alkitab, melibatkan Allah menjadi manusia dan manusia menjadi Allah dalam hayat dan dalam sifat tetapi bukan dalam ke-Allahan—ay. 2; 3:12: 1. Di dalam Kristus, Allah telah menjadi manusia untuk membuat manusia menjadi Allah dalam hayat-Nya dan sifatNya sehingga Allah yang menebus dan manusia yang ditebus dapat dibaurkan, disusun bersama untuk menjadi satu kesatuan—Yerusalem Baru—21:3, 22. 2. Akhirnya, Allah Tritunggal, yang kekal ini menjadi Yerusalem Baru yang diinkorporasikan dengan kita semua, dan kita juga menjadi Yerusalem Baru melalui proses penyelamatan organik Allah—Rm. 5:10; Why. 3:12. B. Yerusalem Baru adalah manusia-Allah yang korporat— perbesaran, ekspansi, dan ekspresi Allah—Allah yang korporat— Rm. 8:29; Ibr. 2:10-12; Why. 4:3; 21:10-11: 1. Yerusalem Baru adalah komposisi yang terdiri dari keilahian dan keinsanian yang dicampurkan dan dibaurkan bersama sebagai satu kesatuan; semua komponennya memiliki hayat, sifat, dan susunan yang sama, dan karenanya adalah satu persona yang korporat—ay. 2, 10-21. 2. Yerusalem Baru adalah ekspansi dan ekspresi dari Allah Tritunggal yang telah melalui proses dan rampung dengan umat-Nya yang telah dipilih, ditebus, dilahirkan kembali, dikuduskan, diperbarui, ditransformasi, dibangun, diserupakan, dan dimuliakan—ay. 10-11. 3. Yerusalem Baru adalah perbesaran dan ekspansi Allah, ekspresi Allah di dalam kekekalan, yang adalah Allah yang korporat—Kej. 1:1; Yoh. 1:1, 14; 1 Kor. 15:45b; Why. 22:17. C. Yerusalem Baru adalah Sulamit yang riil dan rampung—Sulamit yang korporat, yang mencakup semua umat Allah yang dipilih dan ditebus—Kid. 6:13; Why. 21:2, 9-10; 22:17:
90
1. Sulamit yang ajaib, duplikat dari Salomo, adalah gambaran Yerusalem Baru yang terbesar dan ultima sebagai pasangan Kristus—Kid. 6:13; Why. 21:2, 9-10. 2. Sebagai pasangan Salomo, Sulamit menjadi sama seperti Salomo dalam hayat, sifat, dan gambar, seperti halnya Hawa terhadap Adam—Kej. 2:20-23: a. Ini menandakan bahwa pengasih Kristus menjadi sama seperti Dia dalam hayat, sifat, dan gambar agar sepadan dengan Dia untuk pernikahan mereka—2 Kor. 3:18; Rm. 8:29; Why. 19:7; 21:2. b. Banyak pengasih Kristus itu pada akhirnya akan menjadi duplikat-duplikat Allah dalam hayat dan dalam sifat tetapi bukan dalam ke-Allahan; ini adalah penggenapan dari Allah menjadi manusia sehingga manusia bisa menjadi Allah, yang adalah puncak tinggi wahyu ilahi. 3. Istri Kristus dan Kristus akan diikatkan bersama menjadi Yerusalem Baru bagi ekspresi Allah; ini adalah Sulamit yang telah rampung—22:17. D. Yerusalem Baru adalah kaki pelita emas universal, perampungan ultima kaki-kaki pelita di dalam Kitab Suci—1:12, 20; 21:18b, 2324a; Kel. 25:31-37; 1 Raj 7:49; Za. 4:2: 1. Gereja-gereja sebagai kaki-kaki pelita emas akan rampung dalam Yerusalem Baru, yaitu keseluruhan semua kaki pelita—Why. 1:20; 21:18b, 23. 2. Yerusalem Baru, sebuah gunung emas, adalah kaki pelita universal yang menopang Anak Domba sebagai pelita yang menyinarkan Allah sebagai terang—ay. 18, 23; 22:1, 5. 3. Yerusalem Baru, keseluruhan semua kaki pelita, totalitas kaki-kaki pelita hari ini, adalah kaki pelita emas universal yang rampung untuk menyinarkan kemuliaan Allah di langit baru dan bumi baru untuk kekekalan—21:24. 4. Kaki pelita menandakan Allah Tritunggal yang diwujudkan dan diekspresikan, dan semakin banyak kita mengalami aspek-aspek Allah Tritunggal yang digambarkan di dalam kaki pelita, semakin banyak kita akan berada di dalam realitas kaki pelita emas sebagai perwujudan dan ekspresi Allah Tritunggal dan menjadi Yerusalem Baru sebagai kaki pelita emas yang universal—1:12, 20; 21:18. IV. Di dalam ministri-Nya dalam tahap intensifikasi, Kristus sebagai Roh yang diintensifkan tujuh kali ganda menghasilkan para pemenang, yang kembali ke ortodoksi gereja, menang atas kemerosotan gereja, membangun Tubuh Kristus, dan merampungkan Yerusalem Baru—1:4; 2:7, 11, 17, 26; 3:5, 12, 21: A. Karena kemerosotan gereja, Kristus sebagai Roh pemberi-hayat telah diintensifkan tujuh kali ganda untuk menjadi tujuh Roh—
91
B.
C. D.
E.
Roh pemberi-hayat yang diperkuat tujuh kali ganda—untuk menghasilkan para pemenang—1:4; 4:5; 5:6; 3:13. Dalam menang atas kemerosotan gereja-gereja, para pemenang kembali ke ortodoksi gereja dan menang atas Yudaisme yang setani, aliran Katolik yang penuh roh najis, dan aliran Protestan yang mati dan tanpa Kristus—2:9-10, 24-28; 3:1-5, 20-21. Para pemenang itu menang atas segala sesuatu yang berlawanan dengan Kristus atau yang menggantikan Kristus—1 Yoh. 2:18, 22; Flp. 3:7-11. Para pemenang adalah bagi pembangunan Tubuh Kristus untuk merampungkan Yerusalem Baru—Ef. 4:12, 16; Why. 2:7b; 3:12, 21: 1. Tanpa para pemenang, Tubuh Kristus tidak dapat dibangun, dan jika Tubuh Kristus tidak dibangunkan, Kristus tidak dapat datang kembali untuk mempelai perempuan-Nya— 19:7-9. 2. Pembangunan Tubuh Kristus adalah melalui para pemenang yang dihasilkan oleh Kristus sebagai Roh pemberi-hayat yang diintensifkan tujuh kali ganda—1:4; 4:5; 5:6; 3:1, 12. 3. Pembangunan Tubuh Kristus oleh para pemenang di zaman ini adalah bagi perampungan awal Yerusalem Baru di zaman kerajaan dan pada akhirnya bagi perampungan penuh Yerusalem Baru di langit baru dan bumi baru—2:7; 3:12; 21:2. “Dan padanya [para pemenang] akan Kutuliskan nama Allah-Ku, nama kota Allah-Ku, yaitu Yerusalem Baru, yang turun dari surga dari Allah-Ku, dan nama-Ku yang baru”—3:12b: 1. Bahwa nama Allah, nama Yerusalem Baru, dan nama Tuhan ditulis pada para pemenang mengindikasikan bahwa apa adanya Allah, sifat Yerusalem Baru, dan persona Tuhan, semuanya telah digarapkan ke dalam para pemenang. 2. Disinggungnya Yerusalem Baru sebagai pahala bagi para pemenang mengindikasikan bahwa janji ini akan digenapi di dalam kerajaan milenium; Yerusalem Baru di dalam milenium itu akan menjadi pahala hanya untuk para pemenang.
Kutipan Berita Ministri: MENGALAHKAN KONSEPSI DAN KEBIASAAN KITA UNTUK MELIHAT DAN MELAKSANAKAN VISI SENTRAL ALKITAB Kita mungkin berpikir mengapa kebanyakan orang Kristen tidak melihat visi sentral dalam tulisan-tulisan Paulus ketika mereka membaca Alkitab. Ada empat hal yang menghalangi kita melihat visi sentral. Tiga hal pertama adalah konsepsi alamiah kita, konsepsi agama kita, dan konsepsi tradisional kita. Kita semua di bawah pengaruh tiga jenis konsepsi ini. Untuk merampungkan apa pun, terutama di ruang lingkup
92
rohani atau politik, kita harus menanggulangi masalah konsepsi orang. Masalah kita adalah konsepsi alamiah, agama, dan tradisional, tetapi ini tersembunyi. Kita biasanya tidak berpikir bahwa kita berada di bawah pengaruh konsepsi alamiah, agama, atau tradisional, tetapi kita benarbenar sangat dipengaruhi olehnya. Untuk alasan ini, ketika kita membaca Alkitab, ada penutup, atau selubung, yang menghalangi kita untuk melihat visi sentral. Hal keempat yang menghalangi kita dari melihat visi ini adalah praktik kebiasaan kita. Karena kita masing-masing memiliki konsepsi dan praktik kebiasaan, ketika kita membaca Alkitab, kita mengambil apa yang kita baca tanpa memahami yang sebenarnya. Kita menganggap bahwa kita memahaminya, tetapi kita sebenarnya mengerti sangat sedikit. Kebenaran dan wahyu sejati itu terselubung oleh konsepsi dan kebiasaan kita. Mengindikasikan kekurangan dari konsepsi agama tradisional mungkin menyinggung banyak orang dan membangkitkan penentangan. Namun, ini adalah cara yang Tuhan ambil dalam ministri-Nya di bumi. dia bahkan menyebut orang Farisi yang beragama sebagai "munafik" dan "keturunan ular beludak" (Mat. 23:13; 12:34). Dia berbicara dengan cara ini supaya murid-murid-Nya dapat diselamatkan dari Yudaisme tradisional. Jika Tuhan tidak menyinggung kaum agamawan tradisional, akan semakin banyak orang yang menyambut dan mengikuti Dia. Namun, Dia akhirnya tidak akan memperoleh seorang pun, karena ministri-Nya akan menjadi bagian dari Yudaisme. Dia pertama-tama harus mencela konsepsi agama tradisional. Karena murid-murid-Nya melihat bahwa apa yang diajarkan Tuhan mutlak berbeda dari agama tradisional, ketika pada hari Pentakosta tiba, seratus dua puluh orang mutlak terpisah dari Yudaisme tradisional. Namun demikian, beberapa orang, seperti Yakobus dan Petrus, masih belum jelas. Tuhan akhirnya mengizinkan Yerusalem dihancurkan oleh Titus pada tahun 70 M. karena pengaruh Yudaisme yang terjadi atas gereja, yang merupakan situasi percampuran. Hanya beberapa tahun sebelumnya, orang-orang yang bersama Yakobus di Yerusalem memberi tahu Paulus, "Saudara, lihatlah, beribu-ribu orang Yahudi telah percaya dan mereka semua rajin memelihara hukum Taurat. Tetapi mereka mendengar tentang engkau bahwa engkau mengajar semua orang Yahudi yang tinggal di antara bangsa-bangsa lain untuk melepaskan hukum Musa, sebab engkau mengatakan, supaya mereka jangan menyunatkan anak-anaknya dan jangan hidup menurut adat istiadat kita" (Kis. 21:2021). Kemudian mereka meyakinkan Paulus untuk membuktikan bahwa dia tidak menentang hukum Taurat orang Yahudi dengan cara mengambil nazar di Bait Allah dan membayar biaya untuk empat orang lain yang melakukan hal yang sama. Paulus mungkin melaksanakan ini sesuai dengan prinsip dalam 1 Korintus 9:20—menjadi seorang Yahudi untuk orang Yahudi agar mendapatkan mereka. Namun, Tuhan tidak akan mentolerir ini dan membangkitkan keributan melawan Paulus untuk mencegah selesainya nazarnya. Segera setelah itu Allah mengizinkan penghancuran Bait dan seluruh Yerusalem sehingga gereja dapat
93
dibersihkan dari pengaruh Yudaistik yang usang. Dengan mengizinkan Yerusalem dihancurkan, Allah juga mengizinkan gereja di Yerusalem dihancurkan, dan gereja di Yerusalem belum dipulihkan selama hampir dua ribu tahun. Konsepsi tradisional itu mengerikan. Bahkan kita yang berada dalam pemulihan Tuhan harus waspada untuk menghindari jatuh kembali di bawah pengaruh konsepsi tradisional. Agar pesawat terbang tetap ada di landasan atau jatuh dari langit tidak memerlukan usaha, tetapi perlu daya konstan untuk dapat tetap berada di udara. Sama halnya, mudah untuk tetap tinggal atau jatuh kembali di bawah pengaruh konsepsi agama tradisional, tetapi untuk tetap tinggal di atas hal-hal itu memerlukan latihan konstan. Semua kebenaran yang telah Tuhan pulihkan di antara kita dalam beberapa tahun terakhir telah ada dalam Alkitab. Selama berabad-abad orang Kristen telah menerjemahkan, mempelajari, menguraikan, dan menafsirkan semua ayat ini. Namun, mereka tidak melihat kebenaran karena mereka terselubung oleh konsepsi tradisional. Mengenai bani Israel, Paulus mengatakan, "Tetapi pikiran mereka telah menjadi tumpul, sebab sampai pada hari ini selubung itu masih tetap menyelubungi mereka, jika mereka membaca perjanjian lama ... Bahkan sampai pada hari ini, setiap kali mereka membaca kitab Musa, ada selubung yang menutupi hati mereka" (2 Kor 3:14-15). Mereka memustikakan Perjanjian Lama, tetapi karena selubung yang menutupi hati mereka, mereka tidak melihat apaapa ketika mereka membacanya. Prinsipnya adalah sama dengan banyak orang Kristen hari ini. Pengajaran Kristen tradisional hanya berhubungan dengan sebagian kecil dari penebusan Allah. Apa yang mereka katakan tidak salah, tetapi itu adalah sebagian kecil dari keselamatan penuh Allah. Selain itu, banyak kelompok menggunakan sebutan Kristus tetapi tidak memiliki Kristus dalam realitasnya. Denominasi telah menggantikan Kristus dengan banyak hal lain untuk dinikmati oleh anggotanya. Sebagai contoh, banyak orang Kristen hari ini menikmati Natal lebih daripada mereka menikmati Kristus. Mereka tidak meluangkan waktu untuk memperhatikan Kristus, tetapi mereka menemukan banyak waktu untuk memperhatikan Natal. Ini hanyalah salah satu contoh. Banyak sekali hal yang menggantikan Kristus dalam Kekristenan hari ini. Kebanyakan orang Kristen bahkan tidak berbicara tentang kenikmatan akan Kristus. Mereka meninggalkan Dia di surga sementara mereka menikmati banyak hal berhala di bumi. Gereja Roma Katolik dan denominasi Protestan menghabiskan jutaan dolar untuk mendapatkan anggota, tetapi kebenaran Injil sejati tidak mencapai orang-orang ini. Hari ini Tuhan telah memberi kita kebenaran, tetapi kelihatannya kita tidak dapat mencapai orang-orang yang di dalam agama karena mereka berada di belakang dinding penghalang. Tuhan membangkitkan kita sebagai pemulihan-Nya untuk meninggalkan agama tradisional dan mengikuti Firman-Nya yang murni. Apa yang kita ajarkan dan perhidupkan adalah mutlak berbeda dari agama. Akibatnya, orangorang agama menyerang, menentang, dan menyebarkan desas-desus palsu
94
mengenai kita untuk menjaga anggota mereka di balik dinding penghalang dan untuk merintangi kita. Musuh telah menggunakan strategi ini tidak hanya di Amerika Serikat dalam beberapa tahun terakhir, tetapi juga sejak permulaan di Tiongkok. Iblis juga mencoba secara licik menyusup ke dalam gereja-gereja di dalam pemulihan dan membawa hal-hal asing yang merusak yang secara cerdik tersembunyi dan sulit untuk dibedakan. Hal-hal ini mungkin muncul menjadi bagian dari pemulihan Tuhan, tetapi elemen batin dan sifatnya mutlak berbeda. Ada satu peperangan yang riil. Musuh, Satan, berperang untuk menjaga bumi bagi dirinya sendiri. Ini bukan hal yang kecil. Satu-satunya jalan Tuhan untuk memperoleh bumi adalah memulihkan dan menyebarkan kebenaran. Kebenaran adalah satusatunya obat, suntikan, dan antibiotik. Kita perlu diingatkan akan situasinya dan diingatkan akan kebenaran. Selama kebenaran dilepaskan, banyak masalah akan dipecahkan. Bahkan saudara-saudara yang memimpin di dalam gereja-gereja perlu diingatkan tentang kebenaran karena segala sesuatu dapat menjadi kebiasaan bagi kita, dan kebiasaan kita adalah selubung. Ketika kita melakukan hal-hal yang karena kebiasaan, kita kekurangan wahyu. Kebenaran perlu terukir di dalam kita dengan cara yang tidak dapat dihapus. Ketika Martin Luther melihat pembenaran oleh iman di dalam Firman, dia menekankannya sampai tidak akan pernah dapat terhapus atau hilang lagi. Hari ini di antara kita Tuhan telah memulihkan wahyu utama ministri pelengkap Paulus mengenai Kristus sebagai rahasia Allah dan gereja sebagai rahasia Kristus. Visi ini mencakup Tubuh Kristus, manusia baru, dan kesatuan organik kita dengan Tuhan. Kita harus sangat terkesan dengan kebenaran-kebenaran ini. Pada permulaan pemulihan Tuhan di Tiongkok, beberapa orang kudus melihat visi utama seperti yang saudara Watchman Nee lihat. Ada ratusan sekerja dan ratusan gereja lokal. Namun, Saudara Nee mengatakan kepada saya bahwa dia tidak senang dengan situasi itu karena banyak orang yang mengikuti ministrinya tetapi tidak melihat visi yang dia lihat. Sekarang karena pemulihan Tuhan telah datang ke Amerika Serikat, kekhawatiran terbesar saya adalah apakah banyak orang kudus benarbenar melihat visi utama itu. Jika mereka tidak melihatnya, jerih lelah kita sia-sia. Jumlah tidak berarti apa-apa tanpa visi utama. Meskipun Tuhan memberi makan lima ribu orang, setelah kenaikan-Nya hanya seratus dua puluh orang yang tinggal. Jika kita hanya menyampaikan khotbah yang baik, Tuhan tidak dapat mendapatkan apa yang Dia cari. Perbedaan antara pemulihan Tuhan dan Kekristenan tradisional adalah visi utama. Jika orang-orang kudus tidak melihat visi utama, kita akan menjadi pengulangan Kekristenan tradisional, dan Tuhan akan tertunda dalam melaksanakan pemulihan-Nya dan merampungkan tujuan-Nya. Ini serius. Inilah alasan saya tidak terlalu peduli kepada penyebaran gerejagereja, peningkatan jumlah, atau tanda-tanda berkat jelas lain. Sebaliknya, perhatian utama saya adalah melepaskan firman mengenai
95
visi utama dan memperhatikan situasi riil di semua gereja. Banyak orang kudus harus melihat visi utama secara solid agar Tuhan memiliki jalan. Jika tidak, kita hanyalah pengulangan dan bagian dari Kekristenan tradisional. Kita semua perlu melihat visi utama dalam ministri pelengkap Paulus. Saudara-saudara yang memimpin perlu meluangkan waktu untuk mempelajari empat belas Surat Kiriman Paulus dan persekutuan mengenai visi utama Tuhan. Surat Kiriman Paulus tidak pernah seterbuka seperti hari ini. Tuhan telah memberi kita prinsip-prinsip yang merupakan kunci untuk sepenuhnya membuka Firman-Nya. Sama seperti rumah dibangun sesuai dengan cetak biru yang menempatkan pintu di lokasi tertentu untuk membuka jalan masuk ke dalam rumah, Alkitab ditulis dengan cara yang diatur menurut prinsip-prinsip ilahi tertentu. Untuk membuka kuncinya dan dengan benar menafsirkan dan menjelaskan Alkitab, kita harus mengenal prinsip-prinsip yang benar. Tuhan telah memberi kita prinsip-prinsip ini. Pembukaan Firman Tuhan juga bergantung pada rahmat-Nya. Ketika Firman secara tepat dibukakan, seorang beriman sejati tak akan salah lagi mengakui bahwa ini telah terbuka. Hari ini seluruh Alkitab telah dibuka, dan para pencari yang menerima ministri yang sesuai dengan Firman yang terbuka menerima manfaat dan keuntungan. Pada saat ini Tuhan sedang melakukan pemulihan akhir-Nya. Tidak akan ada yang tersisa untuk dipulihkan. Ini adalah puncak tertinggi dari pemulihan Tuhan. Puncak tertinggi dari Alkitab adalah ministri pelengkap Paulus. Ministri penambalan Yohanes memperkuat dan menegaskan ministri pelengkap Paulus. Kedua ministri seperti sebuah gunung tunggal dengan dua puncak. Cepat atau lambat, Tuhan akan melaksanakan puncak tertinggi pemulihan-Nya. Jika kita mengecewakan Dia, Dia akan dipaksa untuk menunggu dan mendapatkan orang lain yang akan menemukan dan memustikakan apa yang telah kita bicarakan dan terbitkan namun gagal untuk kita apresiasi atau kita alami. Meskipun saya khawatir untuk pemulihan saat ini, saudara-saudara yang memimpin, dan hasil dari ministri saya, saya terhibur mengetahui bahwa jika generasi ini mengecewakan Tuhan, semua kebenaran telah tercetak dan akan tertinggal untuk diambil dan dilaksanakan oleh generasi lain. Selama kebenaran dilepaskan, kebenaran itu tidak akan kembali sia-sia. Prinsip ini ditemukan dalam Yesaya 55:10-11: "Sebab seperti hujan dan salju turun dari langit dan tidak kembali ke situ, melainkan mengairi bumi, mem-buatnya subur dan menumbuhkan tumbuh-tumbuhan, memberikan benih kepada penabur dan roti kepada orang yang mau makan, demikianlah firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku: dia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi dia akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya." Apakah kebenaran ini merampungkan tujuannya hari ini atau kita gagal dan menundanya, suatu hari nanti kebenaran akan menang untuk merampungkan sasarannya.
96
Apa yang Tuhan dan gereja-gereja perlukan hari ini adalah agar kita melaksanakan kebenaran yang telah Tuhan bukakan kepada kita dalam Firman-Nya. Jika tidak, kita hanya dapat melakukan pekerjaan Kristen biasa. Sasaran kita seharusnya bukan melaksanakan hikmat dan kesopanan manusia untuk menghindari masalah. Jika kita melakukan hal ini, kita akan mengaburkan kebenaran. Kesopanan tidak pernah mendapatkan siapa pun. Tidak ada persahabatan yang dibangun di atas kesopanan. Persahabatan sejati dibangun di atas kejujuran. Jika kita berusaha sebisa mungkin untuk menghindari menyinggung orang lain, Kekristenan yang terorganisir mungkin menyambut kita, tetapi kita tidak akan mendapatkan seorang pun bagi pemulihan Tuhan. Paulus dianiaya karena kejujurannya. Saya percaya bahwa dia ditangkap dan mati martir dalam penganiayaan yang pertama di bawah Nero karena dia tidak mau "sopan" untuk menyembunyikan dirinya. Namun, dia mendapatkan banyak orang bagi tujuan Tuhan. Meskipun Kaum Saudara Plymouth dipakai oleh Tuhan untuk memulihkan kebenaran tertentu, mereka menjadi kebiasaan yang mutlak. Cara mereka bersidang dan melakukan hal-hal, seperti memberitakan Injil, bukan lagi hasil dari wahyu atau kegairahan batini mereka tetapi karena praktik-praktik kebiasaan mereka. Hal yang sama dapat terjadi dengan kita. Kita harus bersidang dan berfungsi bukan sekadar karena kebiasaan tetapi karena visi kita adalah satu motivasi batin yang menyebabkan kita segar dan membara di dalam roh. Kita perlu memiliki satu permulaan baru, sebuah pengembangan baru dari hayat batini. Jika kita menjadi kebiasaan, kita akan menjadi seperti bani Israel, yang mengembara di padang gurun selama bertahun-tahun. Kita jangan mengambil sesuatu seadanya seperti kita bersidang dan berfungsi. Untuk menghindari menjadi usang dan jatuh ke dalam praktek kebiasaan, kita harus saling menasihati. Paulus mengatakan dalam Ibrani 3:13, "nasihatilah seorang akan yang lain setiap hari, selama masih dapat dikatakan ‘hari ini.'" (The Collected Works of Witness Lee, 1982, vol. 1, “The Ministry of the New Covenant,” hal. 151-156)
97