Pelaksanaan Praktek Kerja... (Rischa Ananda S)
PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI DALAM PENDIDIKAN SISTEM GANDA DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 2 DEPOK SLEMAN
ARTIKEL JURNAL
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh Rischa Ananda Suhartana NIM 09101244001
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA MARET 2016
1
2.
Jurnal Administrasi Pendidikan Edisi Januari Tahun 2016
Pelaksanaan Praktek Kerja... (Rischa Ananda S)
3
PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI DALAM PENDIDIKAN SISTEM GANDA DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 2 DEPOK SLEMAN Oleh: Rischa Ananda Suhartana, Manajemen Pendidikan/
[email protected] Abstrak Penelitian bertujuan mengetahui pelaksanaan prakerin dari tujuan awal prakerin jurusan Geologi Pertambangan. Penelitian deskriptif kualitatif, desain penelitian konklusif. Informan kepala sekolah, wks. humas, kaur. prakerin, kaur. BKK, kepala jurusan, guru, siswa, alumni GP. Setting penelitian jurusan GP, SMK N 2 Depok Sleman. Teknik pengumpulan data, wawancara, observasi, studi dokumentasi. Keabsahan data triangulasi sumber dan metode. Teknik analisis data kualitatif, analysis interactive model. Pendeskripsian pelaksanaan prakerin jurusan GP didapatkan tujuan awal prakerin dengan pelaksanaan lapangan sesuai. Tujuan awal meliputi keahlian profesional meliputi pengetahuan, keterampilan, etos kerja, link and match, meliputi keterampilan dan kemampuan intelektual, relevansi mutu program pendidikan, perluasan pelatihan pendidikan, efisiensi pelatihan pendidikan, meliputi efisiensi pembelajaran dan fasilitas, terakhir pengakuan penghargaan terhadap pengalaman, meliputi bentuk penghargaan setelah prakerin. Setiap aspek memiliki jangka waktu, baik pendek, menengah, panjang. Pendek, mempersiapkan siswa sebelum prakerin, menengah mensinkronkan tujuan sekolah dengan DU/DI disesuaikan perkembangan pendidikan dan keadaan tambang, panjang meningkatkan kualitas jurusan dan sertifikat. Kata kunci: praktek kerja industri, pendidikan sistem ganda
IMPLEMENTATION OF INDUSTRY WORK PRACTICES IN THE OF DUAL EDUCATION SYSTEM IN VOCATIONAL HIGH SCHOOL 2 DEPOK SLEMAN By: Rischa Ananda Suhartana, Educational Management/
[email protected] Abstract This study is intended to determine the implementation of industrial work practices to see from the objectives at the beginning of the industry work practices in the department of mining geology. This study is a qualitative descriptive and type of conclusive research designs. The informant in this study is a headmaster, vice headmaster of public relation, industrial work practice, BKK, head of department of mining geology, teacher of mining geology, student and alumni of mining geology. This research was conducted in the majors mining geology of Vocational Senior High School 2 Depok Sleman. This study used the technique data collection of interview, observation and documentation. Validity of the data obtainted through triangulation of sources and methods. The data analysis technique used is qualitative analysis intetactive the model. The description on the implementation of industry work practices in the industy majors of mining geology implementation in the business world and the industry showed that the original purpose of industry work practices with the implementation on the ground is appropriate.It defined the objectives include professional expertise includes knowledge, skills and work ethic, then the link and match covers skills and intellectual ability, the relevance, and quality of educational programs and the expansion of training and education, then the efficiency of training and education, including learning efficiency and facilities, the latter is acknowledging and rewarding experience, covering form of recognition after the implementation of the industrial working practices. Every aspect has a different time period, both short term, medium, and long term. Short term activites include preparing students before the practice of industrial work in progress, medium term such as school goals synchronize with business and industry that are tailored to the development of education and the state of the mine, long term such as improving the quality department and the certificate of industrial work practices. Keywords: the working practices of the industy, the dual education system
4.
Jurnal Administrasi Pendidikan Edisi Januari Tahun 2016
satunya
PENDAHULUAN
pemerintah
mengeluarkan
berbagai
Di zaman yang perkembangannya semakin
kebijakan untuk mengatasi tantangan globalisasi
pesat, banyak hal yang harus berkembang dalam
yaitu dengan mengeluarkan kebijakan sistem
segala
pendidikan nasional dalam rangka peningkatan
aspek
kehidupan.
Salah
satunya
perkembangan dalam dunia pendidikan. Upaya
mutu dan pemerataan pendidikan.
yang dilakukan dengan menyiapkan SDM yang profesional pendidikan
melalui dari
penyediaaan
jenjang
layanan
pendidikan
dasar,
Dalam UU. Sisdiknas No. 20 tahun 2003, Bab X, pasal 36 ayat 1 dan 2, mengenai pengembangan
kurikulum.
Pengembangan
menengah hingga pendidikan tinggi. Melalui
kurikulum dilakukan dengan mengacu pada
layanan pendidikan diharapkan lulusan yang
standar nasional pendidikan untuk mewujudkan
dihasilkan dapat memberikan kontribusi terhadap
tujuan pendidikan nasional. Dengan semakin
pembangunan bangsa dan negara diberbagai
pesatnya perkembangan industri dan teknologi
bidang kehidupan.
menuntut pendidikan menjadi tolok ukur yang
Perkembangan teknologi dan kebutuhan
penting, maka pendidikan dituntut menghasilkan
pasar global menuntut agar pendidikan mampu
lulusan yang mampu berkompetensi di kerasnya
mencetak lulusan yang berkompeten di bidangnya
dunia usaha dan dunia industri (DU/DI). Namun,
masing-masing. Dijelaskan dalam Djojonegoro
didalam sistem pendidikan kita masih dirasa
dalam
kurang
Muliati
(2007:
7),
bahwa
sekolah
dalam
menciptakan
merupakan lembaga pendidikan tempat interaksi
berkualitas
oleh
kehidupan dirinya sendiri pasca kelulusan.
sebagian
masyarakat
dan
masyarakat
merupakan pengguna output pendidikan. Secara tidak
langsung
artian
dapat
yang
menopang
Sejak tahun 2003 dan pasar bebas dunia
yang
diperoleh
tahun 2020 dimulai, hal ini akan menimbulkan
pendidikan
dinikmati
persaingan ketat baik barang jadi atau komoditas
Meningkatnya
maupun jasa. Hal ini dijelaskan dalam jurnal
permintaan masyarakat akan pendidikan yang
Administrasi Pendidikan oleh Zainal Arifin
berkualitas
rekonstruksi
(2003), bahwa Indonesia harus meningkatkan
pendidikan yang semaksimal mungkin. Namun,
daya saing baik mutu hasil produksi maupun jasa.
tidak
mampu
Peningkatan dimulai dari penyiapan SDM yang
tersebut.
berkualitas yang merupakan faktor keunggulan
Laksmi Riani dan Djoseno
menghadapi persaingan. Jika tidak bisa bersaing
masyarakat langsung
melalui oleh
masyarakat.
memicu
semua
menjawab
manfaat
dalam
lulusan
lembaga
tantangan
Menurut Asri
adanya
pendidikan globalisasi
Ranupanjooyo (2010: 14), kreativitas merupakan
maka
kemampuan
untuk
menginterpretasikan
menjadi
korban
dunia,
perdagangan bebas. Oleh sebab itu, pemerintah
pengalaman
dan
perlu menyiapkan SDM sesuai dengan kebutuhan
asli. Kreativitas selalu diupayakan pemerintah menjawab
akan
memahami
memecahkan masalah dengan cara yang baru dan
untuk
Indonesia
berbagai
tantangan,
salah
dan permintaan DU/DI. Saat ini, banyak perusahaan membuktikan bahwa lulusan SMK memiliki kendala dengan
Pelaksanaan Praktek Kerja... (Rischa Ananda S)
5
adanya kesenjangan kompetensi pendidikan yang
Pembelajaran di SMK N 2 Depok telah
dimiliki lulusan SMK dengan lulusan perguruan
menganut pembelajaran 3+1 yaitu pembelajaran 3
tinggi. Semakin sedikitnya lowongan pekerjaan
tahun teori dan 1 tahun praktek. Namun,
yang
kurikulum untuk semester 7 ternyata masih
tersedia,
lulusan
bertambah untuk
pendidikan
semakin tetapi
kosong dan hanya mengikuti pembelajaran dari
walaupun masih tersedianya lowongan pekerjaan,
DU/DI sehingga tidak ada kurikulum yang
lulusan
dijadikan
SMK
mencari pekerjaan,
masih
terkendala
dengan
patokan
prakerin. pengembangan
Untuk
kompetensi dalam penempatan bagian kerja. Hal
mempertimbangkan
model
ini dijelaskan oleh Wahyudin (2007: 330) dalam
pembelajaran yang dapat bermanfaat bagi siswa
Fachrudin (2012: 21).
dalam hubungannnya dengan DU/DI karena
Dalam UU. No. 32 tahun 2003 tentang
melihat kenyataan yang ada lapangan pekerjaan
otonomi daerah, pendidikan merupakan aspek
saat ini semakin kecil dengan perbandingan
yang
yaitu
pencari kerja yang semakin banyak, maka
diberikannya otomasi untuk mengembangkan
kurikulum semester 7 perlu dirancang untuk
pendidikan di lembaga pendidikannya pada
kemajuan prakerin mendatang. Hal tersebut
penyelenggara kurikulumnya. Untuk mengatasi
didapatkan
permasalahan, upaya yang dilakukan SMK untuk
dilaksanakan pada saat observasi pendahuluan
tetap menghasilkan lulusan yang dapat bersaing
Kamis, 14 November 2013.
masuk
dalam
otonomi
daerah
dari
hasil
wawancara
yang
di DU/DI, dengan diselenggarakannya hubungan
Dalam Keputusan Mendikbud Nomor
kerjasama antara SMK dan DU/DI yakni praktek
0490/1992 tentang kerjasama SMK dengan Dunia
kerja industri atau sering disebut prakerin.
Usaha
Sekolah mampu mengidentifikasi strategi yang
bertujuan meningkatkan kesesuaian program
harus digunakan dalam pengembangan kualitas
SMK dengan kebutuhan dunia kerja yang
sekolah
diusahakan saling menguntungkan. Hal
serta
dapat
dimanfaatkan
untuk
dan
Dunia
Industri
(DU/DI)
yang
ini
mengetahui berbagai jenis usaha yang ada dan
didukung oleh Permendiknas No. 22 tahun 2006
pekerjaan yang di butuhkan oleh dunia kerja.
tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan
Dengan otonomi daerah, sekolah tetap
Menengah, bahwa SMK/MAK diselenggarakan
mengembangkan kurikulum kaitannya prakerin,
dalam bentuk Pendidikan Sistem Ganda (PSG)
sehingga prakerin di SMK N 2 Depok tidak diam
yang didalamnya memuat kebijakan tentang
sebatas pelaksanaan prakerin, tetapi siswa yang
prakerin. Kebijakan tetap berlangsung walaupun
prakerin dapat terserap menjadi tenaga kerja di
terjadi perubahan sistem pemerintahan dari
tempat prakerin. Namun belum semua daerah
sentralisasi ke desentralisasi termasuk dalam
yang menerapkan kebijakan otonomi daerah
pengelolaan pendidikan. Semua berjalan dengan
tersebut, sehingga dalam menempuh kerjasama
kreatifitas
dengan
mengembangkan pelaksanaan PSG.
DU/DI
diwilayah
yang
belum
menerapkan otonomi daerah sedikit kesulitan.
sekolah
bahkan
jurusan
dalam
6.
Jurnal Administrasi Pendidikan Edisi Januari Tahun 2016
SMK N 2 Depok Sleman yang dulunya
SMK N 2 Depok Sleman bahwa ada kendala-
bernama STM Pembangunan Yogyakarta ini,
kendala dalam pelaksanaan prakerin yaitu.
menerapkan
dengan
1. Dalam observasi hari Kamis, 14 November
program PSG yaitu pembelajaran yang menganut
2013, dijelaskan dalam kurikulum semester 7
3+1 yang artinya pendidikan 3 tahun teoritik di
ternyata masih kosong dan hanya terisi
kelas, ditambah 1 tahun pembelajaran terjun di
kegiatan prakerin saja sehingga pembelajaran
DU/DI yang telah terjalin oleh sekolah yang
yang harus dilakukan tidak terinci dengan jelas
disebut dengan program prakerin. Jurusan yang
dan hanya disesuaikan dengan tempat prakerin
paling menonjolkan prakerin dengan DU/DI
serta pembimbing lapangannya, sehingga tidak
adalah jurusan Geologi Pertambangan (GP).
ada
Hubungan jurusan GP dengan DU/DI ini telah
pembelajaran. Walaupun kurikulum semester
meluas bukan hanya lingkup daerah Yogyakarta
7 kosong, semester 8 kurikulum terisi yang
dan sekitarnya, tetapi hingga luar provinsi, luar
digunakan untuk siswa setelah prakerin, tetapi
pulau, bahkan luar negeri. Hubungan ini tidak
tidak semua siswa mengikuti pembelajaran
lepas dengan peran alumni jurusan GP yang
semester 8 di sekolah karena terkadang siswa
membantu
prakerin
prakerin lebih dari waktu yang ditentukan
khususnya di luar Jawa. Hal ini dari hasil
untuk prakerin karena diperpanjang oleh pihak
wawancara dengan guru GP pada saat observasi
DU/DI
pendahuluan pada Kamis, 14 November 2013.
pembelajaran untuk semester 8.
kebijakan
mencarikan
pemerintah
tempat
patokan
yang
sehingga
jelas
tidak
tentang
dapat
tujuan
mengikuti
Dengan adanya kebijakan PSG, jurusan
2. Dalam observasi hari Jumat, 15 November
memberikan bekal keterampilan, pengetahun, dan
2013, dijelaskan penempatan siswa prakerin
kemampuan tambahan kepada siswa saat mereka
sedikit terganjal tentang perbedaan gender
ditempatkan di DU/DI,
antara
sekaligus sambil
siswa
laki-laki
dan
perempuan.
mencarikan tempat atau link untuk siswa dapat
Walaupun pihak sekolah telah berusaha
bekerja atau pun dapat menambah pemikiran
menjelaskan kepada pihak dunia usaha dan
siswa untuk membuka usaha yang serupa. Selama
dunia industri (DU/DI), bahwa perlakukan dan
siswa
terus
kemampuan yang dimilki siswa laki-laki dan
mengontrol siswa melalui perusahaan yang
perempuan sama, namun banyak DU/DI
menjadi mitra kerjasama jurusan tentang pola
khususnya DU/DI di daerah luar Jawa masih
tingkah laku dan perkembangan siswa yang
enggan menerima siswa prakerin perempuan
dihasilkan dari pembelajaran yang didapatkan di
dikarenakan banyak masalah yang ditakutkan
sekolah dan di DU/DI.
terjadi
menjalani
prakerin,
jurusan
Berdasarkan hasil observasi pendahuluan
seperti
pelecehan
seksual
karena
kehidupan yang keras di tempat prakerin
yang dilakukan peneliti pada saat observasi
seperti
di
pendahuluan selama empat hari di jurusan GP di
perbedaan pendidikan
hutan.
Walaupun
gender
selama
di
sekolah,
tidak
ada
mendapatkan namun
siswa
Pelaksanaan Praktek Kerja... (Rischa Ananda S)
7
perempuan sering dianggap sebelah mata oleh
secara tidak langsung karena pengawasan
perusahaan
untuk
hanya melalui telepon kepada pembimbing
perempuan
menjadi
mau
menerima
siswa
siswa
prakerin
di
lapangannya maupun siswa sehingga tidak
perusahaannya karena banyak pertimbangan
meninjau langsung ketika prakerin di tempat
dan untuk menghindari banyak resiko. Selain
prakerin
itu, pekerjaan untuk siswa perempuan setelah
Namun peninjauan untuk tempat prakerin di
lulus banyak diambil oleh siswa laki-laki
luar Jawa dilakukan secara komulatif atau
untuk pekerjaan berat dan diambil oleh lulusan
dipilih salah satu untuk peninjauan dari
perguruan tinggi (PT) untuk pekerjaan yang
sekolah dengan mengirimkan satu atau dua
sesuai untuk siswa perempuan, sehingga siswa
orang saja. Untuk di daerah sekitar Yogyakarta
perempuan lebih banyak pesaing dari lulusan
atau lingkup Jogja-Jawa Tengah, siswa masih
PT yang membanting harga untuk menerima
dikunjungi oleh guru pembimbing.
dikarenakan
jauh
dari
sekolah.
pekerjaan yang sebenarnya mampu untuk
4. Dalam observasi hari Sabtu, 16 November
dilakukan lulusan SMK. Dari perbedaan
2013, dalam pencarian tempat prakerin atau
gender, permasalahan meluas yaitu datang dari
perluasan jaringan prakerin, masih diberikan
orang tua siswa. Masih ada orang tua siswa
tanggung jawabnya
yang
yang
padahal humas jurusan hanya dibebankan pada
mengeluh apabila siswa prakerin di tempat
satu orang. Belum adanya bantuan pencarian
yang jauh dari rumah bahkan yang harus
maupun pelebaran tempat prakerin dari guru,
menginap seperti di luar kota atau pulau. Hal
karyawan maupun kepala jurusan sehingga
ini, sedikit menghambat dalam penempatam
sedikit mengalami masalah dan kerepotan
siswa, karena orang tua seharusnya telah
dalam mengurusi siswa yang memerlukan
menyadari resiko yang akan didapat sebelum
bantuan rekomendasi atau pencarian dalam
memasukkan anak mereka ke jurusan GP yang
pemilihan tempat prakerin. Siswa banyak yang
termasuk
Diawal
meminta pendapat dan rekomendasi dari
penerimaan siswa, jurusan telah memberitahu
humas jurusan saja dikarenakan merasa yang
resiko yang akan dihadapi dengan masuk di
dapat membantu hanya humas jurusan. Hal
jurusan
tidak
tersebut karena pihak lain seperti guru,
mendengarkan, bersikukuh memasukkan anak
karyawan, maupun kepala jurusan kurang
mereka dengan segala alasan.
membuka
khsusnya
siswa
jurusan
GP,
perempuan
yang
banyak
berat.
orang
tua
3. Dalam observasi hari Sabtu, 16 November
diri
pada humas jurusan,
dalam
membantu
atau
memberikan pendapat kepada siswa .
2013, untuk peninjauan dan pengawasan dari
5. Dalam observasi hari Senin, 18 November
sekolah, diserahkan oleh guru pembimbing,
2013, berkurangnya institusi pasangan yang
tetapi untuk tempat prakerin yang jauh seperti
menjadi
di
perusahaan yang berada di luar Jawa seperti
luar
kota
mendampingi
guru selama
pembimbing prakerin
yang
ditiadakan
perusahaan
tempat
prakerin
pertambangan,
khususnya
akibat
adanya
8.
Jurnal Administrasi Pendidikan Edisi Januari Tahun 2016
kebijakan pemerintah dalam Peraturan Menteri
hubungan kerjasama jurusan dengan dunia kerja
Pertambangan No. 14 tahun 2011 tentang
dan
pelarangan penjualan hasil bumi berupa
Pendidikan mulai memikirkan lulusannya untuk
barang mentah sehingga barang mentah harus
dapat bersaing di dunia kerja. Selain itu dalam
terlebih
pengembangan
dahulu
diolah
menjadi
barang
industri,
sehinggga
didalam
Manajemen
bidang
organisasi
kebijakan
lebih
pengembangan organisasi yang dilakukan di
mendapatkan hasil yang lebih banyak dengan
SMK N 2 Depok Sleman serta dalam mata kuliah
penjualan hasil bumi dengan bentuk setengah
Public Relations atau hubungan masyarakat
jadi bukan barang mentah langsung. Walaupun
(humas) yaitu dengan hubungan DU/DI dengan
telah diberi jangka waktu dua tahun untuk
pihak sekolah agar terjalin dengan harmonis.
menjalankan
perusahaan
kebijakan
tersebut,
dengan
garapan
setengah jadi baru dapat dijual. Maksud dari diharapkan
pendidikan
Prodi
kaitannya
tetapi
kenyataan banyak perusahaan yang belum
METODE PENELITIAN
mampu mengolah barang mentah menjadi
Pendekatan Penelitian
barang setengah jadi baik dari segi tenaga
Penelitian
ini
merupakan
penelitian
maupun peralatan pengolahan yang disebut
deskriptif kualitatif dengan menggunakan desain
senelser. Akibatnya banyak perusahaan yang
penelitian konklusif dengan tujuan memiliki
mengalami kemunduran dan memilih untuk
pernyataan yang jelas mengenai masalah yang
gulung tikar. Untuk itu jangankan menerima
diteliti.
siswa prakerin, banyak pekerja diberhentikan
Waktu dan Tempat Penelitian
karena perusahan mengalami kemunduran. Padahal
perusahaan
mengantisipasi
Depok Sleman Yogyakarta, jurusan Geologi
kemunduran itu dengan bergabung dengan
Pertambangan. Waktu penelitian yaitu Oktober
perusahaan lain untuk membuat senelser,
2013 sampai Oktober 2014, dihitung sejak
tetapi
dimulainya proses pembuatan proposal penelitian.
banyak
dapat
Tempat penelitian dilakukan di SMK N 2
perusahaan
yang
enggan
bergabung dan lebih memilih bangkrut.
Subjek Penelitian
Untuk itu, peneliti merasa dalam melihat
Subjek penelitian adalah kepala sekolah,
pelaksanaan prakerin di SMK N 2 Depok
wks. humas dan hubungan industri, kaur.
dipilihnya jurusan Geologi Pertambangan (GP)
prakerin, kaur. BKK, kepala jurusan GP, guru
sudah tepat, karena melihat lulusan yang telah
GP, siswa, dan alumni GP.
dihasilkan oleh jurusan GP ini banyak yang
Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen
berhasil untuk menempati salah satu bagian di
Data dipergunakan untuk mendeskripsikan
dunia usaha dan dunia industri (DU/DI) yang
mengenai pelaksanaan prakerin dengan melihat
menjalin kerja sama dalam pelaksanaan prakerin.
dari tujuan awal dengan pelaksanaannya. Data
Penelitian ini bermanfaat secara teoritik sebagai
reverensi
dalam
mengembangkan
diperoleh
melalui
hasil
wawancara
yang
Pelaksanaan Praktek Kerja... (Rischa Ananda S)
ditujukan kepada subjek penelitian diperkuat oleh
mempersiapkan
hasil observasi dan studi dokumentasi.
sedangkan aspek relevansi dan mutu program
Teknik Analisis Data
pendidikan merupakan jangka menengah karena
Keabsahan
data
diperoleh
siswa
sebelum
9
prakerin,
melalui
kegiatan dilakukan dengan mengetahui dan
triangulasi sumber dan metode. Teknik analisis
memperbaharui informasi tentang perkembangan
data yang dipakai kualitatif dengan analysis
pendidikan dan keadaan DU/DI khususnya
interactive model dari Miles dan Huberman
tambang, kemudian aspek perluasan pelatihan
dalam Sugiyono (2009: 246), yaitu pengumpulan
dan pendidikan yaitu kegiatan jangka panjang
data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan
karena dimanfaatkan untuk prakerin berikutnya.
kesimpulan.
Selanjutnya
efisiensi
pelatihan
dan
pendidikan meliputi aspek efisiensi pembelajaran HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pendeskripsian
prakerin
berjalan dengan baik. Kegiatan termasuk jangka
dengan melihat tujuan awal prakerin di jurusan
pendek karena kegiatan untuk mempersiapkan
GP melalui pemaparan kisi-kisi pengambilan data
siswa
yang meliputi keahlian profesional, link and
pengakuan
dan
match, efisiensi pelatihan dan pendidikan, dan
pengalaman
diwujudkan
pengakuan
terhadap
sertifikat kepada siswa setelah melaksanakan
pengalaman. Dari beberapa hal yang termuat
prakerin. Kegiatan termasuk jangka panjang
didalam tujuan awal prakerin dapat dirinci
karena
menjadi beberapa aspek untuk setiap halnya. Hal
dipergunakan siswa selamanya untuk memasuki
yang pertama yaitu keahlian profesional meliputi
DU/DI sesuai keinginan dan kemampuan mereka.
dan
pelaksanaan
dan fasilitas. Dalam pelaksanaannya semua
penghargaan
pengetahuan, keterampilan, dan etos kerja. Dalam pelaksanaannya
di
lapangan,
semua
melaksanakan
bentuk
Hasil
prakerin.
Selanjutnya
penghargaan dengan
penghargaan
terhadap pemberian
tersebut
pendeskripsian
dapat
mengenai
aspek
pelaksanaan prakerin berguna untuk kelanjutan
tersebut telah berjalan sesuai rencana. Kegiatan
pelaksanaan prakerin berikutnya disesuaikan
tersebut dipersiapkan untuk siswa sebelum
dengan jangka waktu kegiatan masing-masing.
pelaksanaan prakerin, sehingga kegiatan tersebut
Disamping itu, dijadikan pertimbangan guna
merupakan kegiatan jangka pendek.
perbaikan pembelajaran dan pelatihan untuk
Selanjutnya link and match meliputi keterampilan
dan
kemampuan
persiapan kegiatan prakerin selanjutnya.
intelektual,
relevansi dan mutu program pendidikan, serta
SIMPULAN DAN SARAN
perluasan pelatihan dan pendidikan. Pelaksanaan
Simpulan
di lapangan, semua aspek berjalan dengan lancar,
1. Dalam
aspek
pertama
yaitu
keahlian
namun kegiatan tersebut bermacam jangka waktu
profesional tergambar dari pengetahuan,
kegiatannya, seperti keterampilan dan intelektual
keterampilan, dan etos kerja, sudah sesuai
merupakan jangka pendek karena termasuk
pelaksanaannya dengan tujuan awal prakerin.
. Jurnal Administrasi Pendidikan Edisi Januari Tahun 2016 10
Di lapangan, siswa mampu menerapkan ilmu
dengan tujuan awal yang telah disusun
yang didapatkan dari guru saat di sekolah.
diawal
Ilmu tersebut dijadikan bekal praktek di
pelatihan seperti praktek sesuai dengan porsi,
lapangan.
dalam
siswa dapat memilih tempat prakerin sesuai
mengguanakan peralatan bengkel dengan
dengan kemampuan, dan telah terlaksana.
terampil terwujud saat prakerin dilaksanakan.
Siswa dapat menggunakan bahan habis pakai
Siswa dapat mengikuti alur kerja di tempat
dan peralatan sesuai standar, siswa juga dapat
prakerin serta dapat melaksanakan tugas
memanfaatkan
dengan baik dan tepat waktu. Dalam aspek
tempat prakerin untuk memperoleh ilmu
ini, tujuan untuk jangka pendek, namun
yang lebih banyak, juga telah dilaksanakan
diluar prakerin dapat bermanfaat jangka
Aspek ini, tujuan untuk jangka pendek.
Keterampilan
siswa
panjang bagi siswa saat bekerja di DU/DI.
program.
Dengan
pendamping
mengadakan
lapangan
di
4. Aspek keempat, pengakuan dan penghargaan
2. Aspek kedua yaitu link and match meliputi
terhadap pengalaman diwujudkan dalam
keterampilan dan kemampuan intelektual,
bentuk sertifikat yang diberikan setelah siswa
relevansi dan mutu program pendidikan,
melaksanakan prakerin. Bentuk nilai jual dari
serta perluasan pelatihan dan pendidikan,
hasil prakerin sesuai tujuan awal telah
sudah sesuai dengan tujuan pada awal
terlaksana, didapatkan hasil prakerin yang
prakerin.
kesepadanan
telah banyak menghasilkan siswa yang dapat
dalam kegiatan prakerin ini telah terlaksana
memasuki tempat prakerin. Untuk itu, siswa
dengan baik. Siswa dapat mengetahui seluk
sudah dapat langsung menempati salah satu
beluk tentang prakerin dengan mengetahui
tempat di perusahaan tersebut, akan tetapi
terlebih dahulu seluk beluk tempat prakerin,
tidak semua dapat memasuki DU/DI setelah
siswa dapat menggunakan peralatan bengkel
prakerin berakhir dikarenakan kebanyakan
sesuai dengan peraturan yang diperbolehkan
siswa menolak untuk langsung memasuki
dan dilarang. Ini telah dilaksanakan dengan
DU/DI
baik oleh siswa. Selain itu, untuk menaikkan
melanjutkan ke Perguruan Tinggi. Aspek ini,
mutu program pendidikan dengan adanya
tujuan
kegiatan prakerin tercapai. Perluasan jaringan
panjang, karena manfaat dari hasil prakerin
kerjasama dalam kelanjutannya prakerin
yaitu bentuk sertifikat dapat dipergunakan
mendatang, dan penjaringan alumni yang
siswa selamanya, saat untuk memasuki
semakin erat dan luas juga terlaksana. Aspek
DU/DI sesuai kualifikasi kemampuannya.
Keterpaduan
dan
dengan
alasan
dilakukan
memilih
untuk
jangka
untuk
waktu
ini, tujuan untuk jangka pendek, menengah
Saran Penelitian
dan jangka panjang.
1. Pelaksanaan mengenai keahlian profesional,
3. Aspek ketiga yaitu efisiensi pelatihan dan pendidikan,
yang
meliputi
efisiensi
pembelajaran dan fasilitas sudah sesuai
sudah sesuai penerapannya di lapangan, namun
perlu
melaksanakan
ditingkatkan
lagi
pembelajaran
dalam guna
Pelaksanaan Praktek Kerja... (Rischa Ananda S) 11
mempersiapkan
siswa
maksimal
daerah saja atau hanya melalui telepon atau
sebelum prakerin. Dengan perkembangan
melalui email. Untuk itu, alangkah baiknya
teknologi
pertambangan,
apabila alumni yang telah bekerja di DU/DI
pembelajaran diharapkan diperluas bukan
diperbantukan untuk merangkap menjadi
hanya segi teoritik dalam kurikulum, namun
pengawas lapangan ditempat mereka bekerja
pembelajaran dari luar seperti pengembangan
yang menjadi tempat prakerin siswa. Untuk
kreatifitas siswa dalam membuat inovasi alat
itu siswa dapat terkendali dengan baik dan
atau sistem dapat dipergunakan di tempat
sekolah tidak perlu kuatir. Konsekuensinya,
prakerin yang semakin berkembang.
sekolah harus mencarikan dana tambahan
peralatan
lebih
dan
2. Pelaksanaan mengenai link and match, sudah
untuk sekedar memberikan imbalan kepada
sesuai dalam pelaksanaannya, namun dengan
alumni yang menjadi pengawas, ataupun jika
melihat situasi tambang saat ini yang sedang
dana dirasa membebani sekolah, maka pihak
merosot diakibatkan kebijakan pemerintah
jurusan mendiskusikan dengan alumni untuk
yang wajib mengirimkan bahan setengah jadi
bekerja sukarela sebagai pengawas selama
bukan barang mentah semata, mengakibatkan
prakerin, karena ikatan alumni jurursan GP
banyak perusahaan yang telah lama menjadi
sangat kuat, mengapa tidak dimanfaatkan.
mitra
prakerin
banyak
yang
4.
Pelaksanaan
mengenai
pengakuan
dan
bangkrut atau mengurangi karyawannya.
penghargaan terhadap pengalaman, sudah
Untuk itu, dalam penugasan perluasan dan
sesuai penerapannya di lapangan, namun
penjaringan kerjasama untuk mitra prakerin,
mengantisipasi nilai jual dari hasil prakerin,
lebih baik dibebankan bukan hanya kepada
bukan hanya saat mencari tempat prakerin
satu orang saja. Walaupun seluruh pihak
tetapi saat siswa akan memasuki DU/DI,
membantu,
diserah
permasalahan mendasar mengenai perbedaan
tugaskan jangan hanya diberikan kepada satu
gender. Tujuannya agar siswa GP merasa
orang
tempat
tidak
dengan
membedakan gender terletak pada pihak
dan
DU/DI. Lebih baik sekolah mengetatkan tes
namun
saja,
prakerin
pihak
sehingga
diharapkan
sungguh-sungguh
3.
sekolah,
yang
pencarian dilakukan
karena
tugas
dianak
tirikan
walaupun
yang
kewajiban bukan karena hanya membantu.
fisik bagi seluruh siswa yang akan masuk,
Pelaksanaan mengenai efisiensi pendidikan
dimaksudkan untuk memberikan pandangan
dan pelatihan, sudah sesuai penerapannya di
dan informasi kepada DU/DI saat prakerin
lapangan, namun untuk pengawasan di
bahwa siswa laki-laki dan perempuan disini
lapangan saat prakerin, kebanyakan yang
tidak
terkendali dengan rutin hanya untuk DU/DI
intelektualnya ataupun kemampuan fisiknya.
yang terletak diarea Jogja-Jawa Tengah saja,
Ini dibuktikan dengan dokumentasi saat tes
sedangkan untuk diluar provinsi dan luar
fisik sewaktu mendaftar di jurusan GP ini.
Jawa pengawasan hanya komulatif dari satu
ada
perbedaan
kemampuan
. Jurnal Administrasi Pendidikan Edisi Januari Tahun 2016 12
DAFTAR PUSTAKA Asri Laksmi Riani dan Djoseno Ranupandjoyo. (2010). Modul Praktik Kewirausahaan Program Studi Diploma 3 Perpajakan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret. Surakarta: UNS Press. Fachrudin. (2012). Implementasi Manajemen Hubungan Sekolah Dengan Masyarakat Dalam Pendidikan Sistem Ganda di SMTI Yogyakarta dan SMK N 4 Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta. Jurusan Administrasi Pendidikan: UNY. Permendiknas. No. 22 tahun 2006 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah. Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Zainal Arifin. (2003). Kerjasama Kemitraan Sebagai Basis Peningkatan Relevansi Pendidikan Dengan Dunia Kerja Pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Jurnal Kependidikan Program Studi Administrasi Pendidikan. Hlm. 338- 343. Hasil Kunjungan Internet : A. Muliati AM. (2007). Evaluasi Program Pendidikan Sistem Ganda: Suatu Penelitian Evaluatif berdasarkan Stake’s Countenance Model Mengenai Program Pendidikan Sistem Ganda pada sebuah SMK di Sulawesi Selatan. Hasil kunjungan http://www.damandiri.or.id/file/muliatyunj bab.pdf pada hari Sabtu tanggal 5 Januari 2013 pukul 12.36 WIB.